Sistem Respirasi Makalah2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MOKA_PERAWAT

Citation preview

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena dengan ridhoNya kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan Makalah dengan judul Sistem Respirasi.Penulisan Makalah ini kami susun untuk untuk memenuhi tugas PDKBPL.

Dalam makalah ini kami membahas tentang pengertian sistem respirasi, anatomi sistem respirasi, proses apa saja yang terjadi pada saat repirasi dan penyakit yang terjadi pada sistem respirasi.

Semoga makalah yang kami selesaikan ini dapat memberikan manfaat dan menjadi bacaan yang berguna untuk masyarakat luas khususnya masyarakat STIKES Ngudia Husada Madura.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu kami harapkan.

Bangkalan, 7 Oktober 2012

Kelompok 2

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini yang berjudul tentang Siatem Respirasi sudah di konsultasikan, kepada kakak pedamping kami, di refisi dan di setujui pada:

Hari

:

Tanggal: Oktober 2012

Tempat: Kampus STIKES Ngudia Husada Madura

Bangkalan, Oktober 2012

Penyusun

Kelompok 2

Mengetahui:

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR1LEMBAR PENGESAHAN2DAFTAR ISI3BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang41.2.Rumusan masalah51.3.Tujuan5BAB II PEMBAHASAN

2.1.Definisi62.2.Fungsi sistem respirasi72.3.Anatomi sistem respirasi82.4.Mekanisme respirasi192.5.Fisiologi sistem respirasi212.6.Kelainan yang terjadi pada sistem respirasi24BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan473.2.Saran47DAFTAR PUSTAKA48BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangManusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau pernapasan dalam dan yang terjadi didalam paru-paru pernapasan luar. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas.Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas.Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup1. Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang rusuk ,otot interkosta bronkus bronkiol,alveolus dan diafragma.

2. Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dantrakea

3. Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka

4. Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan keparu-paru

5. Kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujung bronkiol.1.2. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan sistem respirasi?

2. Apa fungsi sistem respirasi?3. Sebutkan dan jelaskan anatomi sistem respirasi!4. Bagaimana mekanisme pernapasan atau respirasi?

5. Sebutkan dan jelaskan fisiologi sistem respirasi!

6. Apa saja Gangguan/Kelainan pada sistem respirasi?1.3. TujuanAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang Sistem respirasi "

2. Untuk mengetahui fungsi sistem respirasi

3. Untuk mengetahui anatomi sistem respirasi

4. Untuk mengetahui mekanisme pernapasan atau respirasi

5. Untuk mengetahui gangguan/kelainan pada sistem respirasi

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. DEFINISI

Sistem respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya.Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup udara yang berupa oksigen(O2) dari udara serta menghembuskan nafas dalam bentuk karbon dioksida(CO2) dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.

Inspirasi adalah proses menghirup udara dari atmosfer melalui rongga hidung lalu masuk laring, faring, trakea, bronkus, bronkiolus hingga alveolus dan ditandai dengan mengembangya paru-paru dan rongga dada. Inspirasi terjadi jika otot-otot anatara tulang rusuk melakukan kontraksi sehingga tulang-tulang rusuk dan tulang dada terangkat.Pada saat inspirasi otot diafragma berkontraksi sehingga letaknya agak mendatar.Akibatnya, rongga dada membesar. Membesarnya rongga dada menyebabkan paru-paru ikut membesar, sehingga tekanan udara dalam paru-paru berkurang yang mengakibatkan udara luar masuk.Ekspirasi adalah proses menghembusakan udara dari alveolus, bronkiolus, bronkus, trakea, faring, laring, dan keluar melalui hidung dan ditandai dengan kembalinya paru-paru dan rongga dada ke ukuran semula. Ekspirasi tejadi jika otot-otot anatara tulang rusuk relaksasi sehingga tulang-tulang rusuk dan tulang dada kembali pada kedudukan semula.Pada saat inspirasi otot diafragma mengendur sehingga letaknya agak melengkung.Akibatnya, rongga dada mengecil.Mengecilnya rongga dada menyebabkan paru-paru ikut mengecil, sehingga tekanan udara dalam paru-paru bertambah yang mengakibatkan udara keluar.Respirasi melibatkan proses berikut :

1. Ventilasi pulmonar (pernafasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dari saluran pernafasan dan paru-paru.

2. Respirasi Eksternal adalah difusi O2 dan CO2 antara udara dalam paru dan kapiler pulmonar.3. Respirasi Internal adalah difusi O2 dan CO2 antara sel darah dan sel-sel jaringan.4. Respirasi seluler adalah penggunaann O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan pelepasan produk oksidasi (CO2 dan air) oleh sel-sel tubuh.

2.2. FUNGSI SISTEM RESPIRASIFungsi sistem respirasi adalah untuk mengambil oksigen (O2) darinatmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer.

2.3. ANATOMI SISTEM RESPIRASI Anatomi sitem pernafasan dibagi menjadi 2 yaitu :

A. Sistem pernafasan atas Terdiri dari :a) Rongga hidungb) Tulang hidungc) Tulang sinusd) Faring

e) Laring

B. Sistem pernafasan bawah

Terdiri dari :

a) Trakeab) Bronkus

c) Bronkiolus

d) Alveolus

e) Diafragma, Pleura, dan thoraks

SISTEM PERNAFASAN ATAS1. Rongga Hidung (Cavum natalis)

Rongga hidung merupakan jalan masuk pertama oksigen untuk pernapasan, dan jalan keluar karbon dioksida serta uap air sisa pernapasan.Di dalam rongga hidung terjadi penyaringan udara dari debu-debu yang masuk bersama udara. Udara yang masuk ke dalam rongga hidung juga mengalami proses penghangatan agar sesuai dengan suhu tubuh kita. Demikian juga kelembapan udara diatur agar sesuai dengan kelembapan tubuh kita.Bagian-bagian rongga hidung :1) Septum nasal

Adalah tulang yang membagi hidung menjadi sisi kiri dan sisi kanan rongga nasal. Bagian anterior septum nasal adalah kartilago

2) Tulang hidung

a) Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidungb) Vomer dan lempeng perpendikular tulang etmoid membentuk bagian posterior septum nasalc) Lantai rongga nasal adalah palatum keras yang terbentuk dari tulang maksila dan palatinumd) Langit-langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform tulang etmoid, pada sisi anterior dari tulang frontal dan nasal. Pada sisi posterior dari tulang sphenoide) Konka (turbinatum) nasalis superior, tengah dan inferior menonjol pada sisi medial dinding lateral rongga nasal. Setiap konka dilapisi membrane mukosa (epitel kolumnar bertingkat dan bersilia) yang berisi kelenjar pembuat mucus dan banyak mengandung pembuluh darah.f) Meatus superior, medial dan inferior merupakan jalan udara rongga nasal yang terletak di bawah konka

3) Empat pasang sinus nasal (frontal, etmoid, maksilar dan sfenoid).Adalah kantung tertutup pada bagian frontal, etmoid, maksilar dan sphenoid.Sinus ini dilapisi membrane mukosa.

Sinus berfungsi untuk meringankan tulang kranial, memberi area permukaan tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mucus dan memberi efek resonansi dalam produksi wicara

2. Faring (tekak/tenggorokan)

Faring berbentuk seperti tabung corong yang terletak di belakang rongga hidung dan mulut.Faring berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkoran hingga esophagus.

Faring terbagi menjadi :

a) Nasofaring

Adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka kearah rongga nasal melalui dua naris internal (koana).Nasofaring terletak dibelakang hidung.a. Dua tuba Eustachius (auditorik) menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan udara pada kedua sisi gendang telinga

b. Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak di dekat naris internal. Pembesaran adenoid menghambat aliran udara.

b) Orofaring

Terletak di belakang mulut.Dipisahakan dari nasofaring oleh palatum lunak muskular, suatu perpanjangan palatum keras tulang.

a. Uvula (anggur kecil) adalah sepotong kecil jaringan lunak yang dapat dilihat menjuntai turun dari langit-langit lunak di bagian belakang lidah. Uvula berasal dari kata Latin uva yang berartik anggur. Uvula memiliki otot kecil sendiri, yang disebut musculus uvuae, untuk membantu kontraksi dan perubahan bentuk, sehingga dapat mengisi ruang di bagian belakang tenggorokan. Hal ini membantu menjaga makanan agar tidak menuju jalan yang salah di bagian pernapasan ketika kita menelan.b. Amandel Palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.c) Laringofaring

Terletak di belakang laring.Laringofaring mengelilingi esophagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya.

Fungsi laring Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk menghasilkan suara percakapan3. Laring (pangkal tenggorokan/tekak)

Laring terdapat di antara faring dan trakea.Dinding laring tersusun dari sembilan buah tulang rawan (kartilago).Salah satu tulang rawan tersusun dari dua lempeng kartilago hialin yang menyatu dan membentuk segitiga.Bagian ini disebut jakun.Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara.Epiglotis merupakan kartilago elastis yang berbentuk seperti daun.Epiglotis dapat membuka dan menutup.Pada saat menelan makanan, epiglotis menutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan.Pita suara merupakan selaput lendir yang membentuk dua pasang lipatan dan dapat bergetar menghasilkan suara.

Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring.

Fungsi Laring

Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya udara.

4. Trakea (Batang tenggorokan)Trakea berbentuk seperti pipa dengan panjang 10-12 cm dan diameter 2.5cm yang terletak memanjang di bagian leher dan rongga dada (toraks).Dinding tenggorokan tipis dan kaku.Trakea tersusun oleh cincin tulang rawan dan otot polos.Dinding bagian dalam trakea berlapis sel-sel epitel berambut getar (silia) dan selaput lendir. Trakea bercabang dua, yang satu menuju paru-paru kiri dan yang lain menuju paru-paru kanan. Cabang trakea disebut bronkus.

Fungsi trakea

Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

BronkusBatang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan.Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus.

Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri.Sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas.Cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri, disebut bronkus lobus bawah.Bronkus lobus tengah kerluar dari bronkus lobus bawah.

Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah

Fungsi Bronkus

Fungsi utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.5. Bronkiolus

Adalah percabangan dari bronkus yang lebih halus.Percabangan sesuai dengan jumlah gelambir paru-paru.Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan bercabang 3, sedangkan yang menuju paru-paru kiri bercabang 2.Pada ujung bronkiolus terdapat gelembung yang sangat kecil.Fungsi Bronkiolus

Menyalurkan udara dari bronkus ke alveolus

6. Alveolus

Alveolus adalah percabangan dari bronkiolus.Alveolus berbentuk gelembung dan dikelilingi oleh kapiler darah.Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon.Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.

7. Pulmo (paru-paru)Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat.

Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura.Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris.Pada dinding duktus alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang disebut alveolus.Alveoli menyerupai menyerupai busa atau sarang tawon.Jumlahnya alveoli kurang lebih 300 juta.Dinding alveolus sangat tipis dan elastis.Pada alveolus terjadi difusi atau pertukaran gas pernapasan, yaitu oksigen dan karbon dioksida.

2.4. Mekanisme PernapasanPernapasan merupakan suatu proses yang terjadi dengan sendirinya (secara otomatis). Walaupun kita dalam keadaan tidur, proses pernapasan berjalan terus. Pada saat kita bernapas ada dua proses yang terjadi yaitu inspirasi (proses masuknya udara ke dalam paru-paru) dan ekspirasi (proses keluarnya udara dari paru-paru). Inspirasi dan ekspirasi terjadi antara 15 18 kali setiap menit. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot-otot diafragma dan otot antartulang rusuk.

A Pernapasan DadaTerjadi karena aktivitas otot antartulang rusuk. Bila otot antartulang rusuk berkerut (berkontraksi), maka tulang-tulang rusuk akan terangkat dan volume rongga dada akan membesar. Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan udara di dalam paru-paru.Karena tekanan udara di luar tubuh lebih besar, maka udara dari luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru.Dengan demikian terjadilah inspirasi.

Bila otot-otot antartulang rusuk mengendor (relakasasi), yaitu kembali pada posisi semula, maka tulang-tulang rusuk akan tertekan. Akibatnya, volume rongga dada mengecil.Keadaan ini mengakibatkan naiknya tekanan udara di dalam paru-paru.

B Pernapasan PerutPernapasan perut terjadi karena aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Bila otot diafragma berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar sehingga tekanan udara di paru-paru mengecil.Akibatnya, udara luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan. Dengan demikian, terjadilah inspirasi.

Sebaliknya, bila otot diafragma relaksasi (kembali pada posisi semula), maka kedudukan diafragma melengkung ke atas.Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar.Akibatnya, udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida terdorong ke luar.Dengan demikian terjadilah ekspirasi.

2.5. FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

a. VentilasiVentilasi merupakan proses pertukaran udara antara atmosfer dengan alveoli. Proses ini terdiri dari inspirasi (masuknya udara ke paru-paru) dan ekspirasi (keluarnya udara dari paru-paru). Ventilasi terjadi karena adanya perubahan tekanan intra pulmonal, pada saat inspirasi tekanan intra pulmonal lebih rendah dari tekanan atmosfer sehingga udara dari atmosfer akan terhisap ke dalam paru-paru. Sebaliknya pada saat ekspirasi tekanan intrapulmonal menjadi lebih tinggi dari atmosfer sehingga udara akan tertiup keluar dari paru-paru.Perubahan tekanan intrapulmonal tersebut disebabkan karena perubahan volume thorax akibat kerja dari otot-otot pernafasan dan diafragma. Pada saat inspirasi terjadi kontraksi dari otot-otot insiprasi (muskulus interkostalis eksternus dan diafragma)sehingga terjadi elevasi dari tulang-tulang kostae dan menyebabkan peningkatan volume cavum thorax (rongga dada), secara bersamaan paru-paru ikut menembang, tekanan intra pulmonal menurun dan udara terhirup kedalam paru-paru. Ekspirasi merupakan proses yang pasif dimana setelah terjadi pengembangan cavum thorax akibat kerja otot-otot inspirasi maka setelah otot-otot tersebut relaksasi maka terjadilah ekspirasi

b. Difusi

Difusi dalam respirasi merupakan proses pertukaran gas antara alveoli dengan darah pada kapiler paru. Prosen difusi terjadi karena perbedaan tekanan, gas berdifusi dari tekanan tinggi ketekanan rendah.Salah satunya adlaah tekanan parsial. Difusi terjadi melalui membran respirasi yang merupakan dinding alveolus yang sangat tipis dengan ketebalan rata-rata 0,5 mikron. Saat difusi terjadi pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida secara simultan. Saat inspirasi maka oksigen akan masuk ke dalam kapiler paru dan saat ekspirasi karbondioksida akan dilepaskan kapiler paru ke alveoli untuk dibuang ke atmosfer. Proses pertukaran gas tersebut terjadi karena perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru.

c. Transpor gas

Setelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang membutuhkan melalui darah dan pengangkutan karbondioksida sebagai sisa metabolisme ke kapiler paru. Sekitar 97 98,5% Oksigen ditransportasikan dengan cara berikatan dengan Hb (HbO2/oksihaemoglobin,) sisanya larut dalam plasma. Sekitar 30% karbodioksida ditransportasikan dengan cara berikatan dengan Hb membentuk Carbominohemoglobin dan sisanya larut dalam plasma darah dan berikatan dengan H2O dalam bentuk HCO3 (65% io bikarbonat).

Faktor yang mempengaruhinya : Cardiac Output, Kondisi pembuluh darah, Exercise dan Eritrosit.

Setelah transportasi maka terjadilah difusi gas pada sel/jaringan.Difusi gas pada sel/jaringan terjadi karena tekanan parsial oksigen (PO2) intrasel selalu lebih rendah dari PO2 kapiler karena O2 dalam sel selalu digunakan oleh sel. Sebaliknya tekanan parsial karbondioksida (PCO2) intrasel selalu lebih tinggi karena CO2 selalu diproduksi oleh sel sebagai sisa metabolisme.

2.6. PENYAKIT PADA SISTEM PERNAFASAN

1. Bronkitis Kronik

Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru) yang ditandai oleh pembentukan mukus yang berlebihan dalam bronkus dan bermanifestasi sebagai batuk kronik. Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Bronkitis biasanya terjadi karena infeksi seperti radang tenggorokan, campak, dan batuk rejan. Penyakit ini disebabkan virus dan bakteri.

Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru serta saluran pernapasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari sinusitis kronis, bronkiektasis, alergi, dan pembesaran amandel pada anak-anak.

Tipe bronkitis

Terdapat dua tipe bronkitis, yakni akut dan kronis. Bronkitis akut ditandai dengan batuk berdahak kekuningan dan demam.Bronkitis akut biasanya juga mengenai bagian paru lainnya.

Sementara bronkitis kronis ditandai dengan batuk lama, berdahak banyak, dan terutama terjadi pada saat tidur atau pada pagi hari.Penyakit ini biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas.

Terdapat juga tipe bronkitis yang lain, yaitu bronkitis iritatif bisa disebabkan berbagai jenis debu, asap dari asam kuat, amonia, sejumlah pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida yang biasa terapat pada asap kebakaran hutan. Penyakit ini juga akibat dari polusi udara serta tembakau maupun rokok.

Tanda dan Gejala

Gejala dari bronkitis pada awalnya adalah batuk-batuk tanpa dahak yang akan berubah menjadi berdahak dalam waktu beberapa hari kemudian. Batuk berdahak awalnya berwarna putih dan bisa berubah menjadi kuning sampai kehijauan kadang disertai demam bila disebabkan oleh bakteri.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan selain dilihat dari gejala, juga melalui pemeriksaan fisik, untuk rontgen dada, umumnya masih dalam batas normal atau terdapat gambaran peningkatan corakan bronkovaskular.

Pengobatan

Pengobatannya adalah dengan pemberian antibiotik serta obat simptomatik lainnya.

2. Emfisema ParuEmfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus.Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru.Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya.Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.

Tanda dan Gejala: Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami penderita emfisema.

Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.

3. Asma

Asma adalah suatu keadaan di mana saluran napas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.

Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.

Gejala

Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala.Selama serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat. Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan, letargi dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan.Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita.

Pencegahan dan Solusi

Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan. Agonis reseptor beta-adrenergik (inhaler) merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Penggunaan inhaler yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung.

Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olahraga.

4. Influenza (flu)

Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia.GejalaGejala yang paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum.

Walaupun sering tertukar dengan penyakit mirip influenza lainnya, terutama selesma, influenza merupakan penyakit yang lebih berat dibandingkan dengan selesma dan disebabkan oleh jenis virus yang berbeda Influenza dapat menimbulkan mual, dan muntah, terutama pada anak-anak, namun gejala tersebut lebih sering terdapat pada penyakit gastroenteritis, yang sama sekali tidak berhubungan, yang juga kadangkala secara tidak tepat disebut sebagai "flu perut." Komplikasi

Flu kadangkala dapat menimbulkan pneumonia viral secara langsung maupun menimbulkan pneumonia bakterial sekunder.

Penularan

Biasanya, influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan mana yang paling berperan dalam penyakin ini belum jelas betul.Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, disinfektan, dan deterjen. Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko infeksi karena virus dapat diinaktivasi dengan sabun.

5. BronkiektasisBronkientasis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernapasan yang besar.

Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat.

Secara khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang berukuran sedang, tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering membentuk jaringan parut dan menyempit. Kadang-kadang bronkiektasis terjadi pada bronkus yang lebih besar, seperti yang terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya respon imunologis terhadap jamur Aspergillus).

Penyebab

Bronkiektasis bisa disebabkan oleh:

1. Infeksi pernapasan

2. Penyumbatan bronkus

3. Cedera penghirupan

4. Keadaan genetik

5. Kelainan imunologik

6. Keadaan lain

Mungkin diperlukan untuk menghilangkan adenoit. Prosedur ini disebut suatu adenoidectomy. Dokter anak anda juga dapat merekomendasikan amandel dihapus pada saat yang sama sejak adenoiditis dan tonsiitis sering berjalan beriringan. Pembedahan untuk mengangkat amandel disbut tonsilektomi

Bersama anda dan dokter anak anda dapat mendiskusikan pro dan kontra dari operasi dan menentukan apakah operasi tersebut perlu dilakukan atau tidak.

6. Rinitis

Rhinitis berasal dari kata rhino yang artinya hidung, dan itis yang artinya peradangan. Jadi rhinitis adalahgangguan peradangan pada selaput mukosa/lendir hidung. ETIOLOGI

Penyebab tersering adalah alergen inhalan (dewasa) dan ingestan (anak-anak). Pada anak-anak sering disertai gejala alergi lain, seperti urtikaria dan gangguan pencernaan.

Diperberat oleh faktor non spesifik, seperti asap rokok, bau yang merangsang, perubahan cuaca dan kelembaban yang tinggi.GambarPenyebabAda dua penyebab :1. Rinitis alergi musiman (Hay Fever) umumnya disebabkan kontak dengan allergen dari luar rumah seperti benang sari dari tumbuhan yang menggunakan angin untuk penyerbukannya, debudanpolusiudara atau asap.2. Rinitis alergi yang terjadi terUs menerus (perennial) diakibatkan karena kontak dengan allergen yang sering berada di rumah misalnya kutu debu rumah, debu perabot rumah, bulu binatang peliharaan serta bau-bauan yang menyengat.

Tanda dan Gejala

1. Bersin berulang-ulang sering kali pagi dan malam hari (umumnya bersin lebih dari 6 kali).

2. Hidung mengeluarkan secret cair seperti air (runny nose). Itu sebabnya penderita tidak bisa terlepas dari tisue atau sapu tangan.

3. Terasa cairan menetes ke belakang hidung (post nasal drip) karena hidung tersumbat.

4. Pada keadaan lanjut dapat menyebabkan gejala hidung tersumbat serta batuk parah.

5. Hidung gatal dan juga sering disertai gatal pada mata, telinga dan tenggorok.

6. Badan menjadi lemah dan tak bersemangat.

PengobatanPengobatan yang utama adalah menghindari atau meminimalkan kontak dengan allergen. Misalnya menghindari penyebab terjadinya reaksi rinitis alergi. Contohnya enjaga kebersihan rumah dan menghindari memakai alat atau bahan yang mudah menyimpan debu misalnya karpet. Bila diperkirakan alergi dengan bulu atau protein hewan, menghindari memelihara hewan tersebut. Dapat juga menggunakan filter debu udara di rumah.Untuk menghindari pembengkakan pada hidung, biasanya dokter memberikan terapi medikamentosa baik yang diminum atau dalam bentuk spray hidung untuk mengurangi pembengkakan selaput lender hidung.Pengobatan lainnya adalah imunoterapi yaitu memberi allergen dalam jumlah kecil bertahap dengan harapan tubuh menjadi kurang sensitive sehingga reaksi yang terjadi berkurang. Pengobatan ini ditujukan bila penderita tidak responsive dengan pengobatan medikamentosa, atau mengalami komplikasi misalnya radang sinus dan telinga yang sering kambuh. Atau penderita menolak minum oabt-obatan dalam jangka waktu lama.KOMPLIKASI :Polip hidung, otitis media dan sinusitis paranasal.7. TBC

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja.

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa.Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).

Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

Penularan

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.Gejala sistemik/umum1. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

2. Penurunan nafsu makan dan berat badan.

3. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

4. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.Gejala khusus1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.

3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

5. Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

8. Kanker Paru-Paru Kanker telah menjadi penyakit yang mematikan, bahkan kanker paru-paru merupakan pembunuh pertama dibandingkan kanker lainnya. Sel tumor atau kanker yang tumbuh di paru-paru dialami oleh penderita kanker paru-paru. Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan dapat menyebar ke bagian lain.

Lebih dari 90% kanker paru berawal dari bronkus, hingga kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari:

1. Karsinoma sel skuamus

2. Karsinoma sel kecil

3. Karsinoma sel besar

4. Adenokarsinoma paru

Penyebab: Penyebab utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak zat beracun dan dihisap masuk ke paru-paru dan telah terakumulasi selama puluhan tahun menyebabkan mutasi pada sel saluran napas dan menyebabkan terjadinya sel kanker.

Penyebab lain adalah radiasi radio aktif, bahan kimia beracun, stres atau faktor keturunan.

Gejala: Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah lelah dan berat badan menurun. Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya, gejala umumnya baru terlihat apabila kanker ini sudah tumbuh besar atau telah menyebar.

Pencegahan dan solusi: Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung antioksidan untuk mencegah timbulnya sel kanker.

9. PneumoniaPneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru (parenkim) yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur.

Penyebab: Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.

Gejala: Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit pada dada, dan sesak napas juga disertai demam tinggi.

Pencegahan dan solusi: Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus pertahanan kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci tangan, makan makanan bergizi atau berolahraga secara teratur.

Pengobatan: Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.

10. Edema Paru

Edema parumerupakan kondisi yang disebabkan oleh kelebihan cairan di paru-paru.cairan ini terkumpul dalam kantung-kantung udara di paru-paru banyak, sehingga sulit untuk bernapas. Dalam kebanyakan kasus, masalah jantung menyebabkan edema paru. Tapi cairan dapat menumpuk karena alasan lain, termasuk pneumonia, paparan terhadap racun tertentu dan obat-obatan, dan olahraga atau hidup pada ketinggian tinggi.

Penyebab :Tertimbunnya cairan dalam jaringan interstisial paru dan alveoli akibat peningkatan tekanan hidrostatik ataupun permeabilitas kapiler paru.

Gejala: Sesak napas tiba-tiba, biasanya nocturnal, ortopnu, Keringat dingin, Batuk-batuk produktif (kemerahan), Hemoptisis, Lemah

Tanda penting: Sianosis, DVS meningkat, Stupor, koma, Takipnu, Takikardi, Mengi (wheezing), dan Ronki basah kedua basal paru.

11. Fibrosis sistik

Fibrosis sistik atau fibrosis kistik (bahasa Inggris: cystic fibrosis, mucoviscidosis, CF) adalah radang akibat gangguan pada kanal klorida yang terletak pada lapisan epitelial. PenyebabPenderita penyakit ini mengalami penumpukan fibrosis dan pembentukan kista pada kelenjar pankreas, saluran pernapasan dan pencernaan. Penumpukan mukus menyebabkan bakteri lebih mudah berkembang biak sehingga infeksibakteri, seperti pneumonia dapat terjadi. Penyakit ini bersifat resesif, sehingga apabila kedua orang tua merupakan carier (pembawa) gen penyakit ini, maka satu dari empat anak mereka kemungkinan dapat menderita fibrosis sistik. Penyakit ini timbul karena mutasi pada satu gen yang menyandikan protein pengatur perpindahan klorida dan natrium melalui selaput sel. Akibatnya, terjadi dehidrasi dan pengentalan sekresi yang menyerang hampir seluruh kelenjar endokrin (kelenjar yang mengeluarkan cairan ke dalam saluran tertentu dalam tubuh). Kadar vitamin C yang rendah di dalam plasma darah maupun pada airway surface liquid ASL sering ditemukan pada fibrosis sistik, asma, chronic obstructive pulmonary disease, dan acute respiratory distress syndrome, perokok dan anak-anak yang terpapar asap rokok. Vitamin C memiliki peran yang unik pada cystic fibrosis transmembrane conductance regulator (CFTR). Paparan asam askorbat, dengan senyawa peredam yaitu garam ekstraselular, merupakan stimulasi sekresiklorida transepitelial yang menyebabkan aliran mukus sepanjang permukaan ASL. Konsep ini didukung dengan fakta bahwa dosis vitamin C yang tinggi akan mengakibatkan diare, karena mukus yang berlebih.12. Efusi Pleura

Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura.Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-200 ml.Cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu < 1,5 gr/dl.

Etiologi terjadinya efusi pleura bermacam-macam, yaitu: tuberkulosis paru (merupakan penyebab yang palng sering di Indonesia), penyakit primer pada pleura, penyakit penyakit sistemik dan keganasan baik pada pleura maupun diluar pleura.

Akumulasi cairan pleura dapat terjadi bila:1.Meningkatnya tekanan intravaskuler dari pleura meningkatkan pembentukan cairan pleura melalui pengaruh terhadap hukum Starling.Keadaan ni dapat terjadi pada gagal jantung kanan, gagal jantung kiri dan sindroma vena kava superior.

2.Tekanan intra pleura yang sangat rendah seperti terdapat pada atelektasis, baik karena obstruksi bronkus atau penebalan pleura visceralis

3.Meningkatnya kadar protein dalam cairan pleura dapat menarik lebih banyak cairan masuk ke dalam rongga pleura

4.Hipoproteinemia seperti pada penyakit hati dan ginjal bisa menyebabkan transudasi cairan dari kapiler pleura ke arah rongga pleura

5.Obstruksi dari saluran limfe pada pleum parietalis. Saluran limfe bermuara pada vena untuk sistemik. Peningkatan dari tekanan vena sistemik akan menghambat pengosongan cairan limfe.

13. Laringitis Diagnosa dan Penatalaksanaan Laringitis

Laringitis adalah inflamasi laring yang dapat disebabkan oleh proses infeksi ataupun noninfeksi.

ETIOLOGILaringitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur.Virus merupakan etiologi laringitis yang paling sering, yaitu rhinovirus, virus influenza, virus parainfluenza, adenovirus, coxsackievirus, coronavirus, dan respiratory synsitial virus (RSV).

Sedangkan, beberapa bakteri yang menyebabkan laringitis yaitu :1. Streptokokus grup A

2. Diphtheriae

3. Moraxella Catarrhalis

4. Mycobacterium tuberculosis; laringitis akibat bakteri ini biasanya sulit dibedakan dengan kanker laring karena tidak terdapat tanda, gejala, dan hasil pemeriksaan radiologis yang spesifik

Jamur juga dapat menyebabkan laringitis, yaitu :

1. Histoplasma

2. Blastomyces; biasanya menyebabkan laringitis sebagai komplikasi dari inflamasi sistemik

3. Candida; biasanya menyebabkan laringitis dan esofagitis pada pasien imunosupresi

4. Coccidioides

5. Cryptococcus

Laringitis juga merupakan akibat dari penggunaan suara yang berlebihan, pajanan terhadap polutan eksogen, atau infeksi pada pita suara.Refluks gastroesofageal, bronkitis, dan pneumonia juga dapat menyebabkan laringitis.Selain itu, laringitis berkaitan dengan rinitis alergi.Onset dari laringitis berhubungan dengan perubahan suhu yang tiba-tiba, malnutrisi, atau keadaan menurunnya sistem imun.

TANDA DAN GEJALATanda dan gejala dari laringitis yaitu1. Afonia, yaitu suara serak atau hilang suara

2. Nyeri tenggorokan

3. Batuk karena teriritasi

4. Stridor, biasanya ditemukan pada anak-anak

5. iritasi pada tenggorokan yang menggelitik sehingga memicu keinginan untuk batuk, demam, dan nyeri tenggorokan

6. rhinorrhea

7. kongesti nasal

Pada pemeriksaan dengan laringoskopi, ditemukan tanda laringitis yaitu eritem laring difus, edema, dan pembengkakan vaskular pada pita suara.Pada laringitis kronik, dapat ditemukan nodul dan ulkus pada mukosa.

PATOFISIOLOGILaringitis diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu laringitis akut dan laringitis kronik.Laringitis akut terjadi akibat infeksi bakteri atau virus, penggunaan suara yang berlebih, inhalasi polutan lingkungan. Laringitis akut ditandai dengan afonia atau hilang suara dan batuk menahun. Gejala ini semakin diperparah dengan keadaan lingkungan yang dingin dan kering. Sedangkan, laringitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten.

Laringitis kronik dapat terjadi setelah laringitis akut yang berulang, dan juga dapat diakibatkan oleh penyakit traktus urinarisu atas kronik, merokok, pajanan terhadap iritan yang bersifat konstan, dan konsumsi alkohol berlebih. Tanda dari laringitis kronik ini yaitu nyeri tenggorokan yang tidak signifikan, suara serak, dan terdapat edema pada laring.DIAGNOSADiagnosis laringitis dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Hasil anamnesis yang berkaitan dengan laringitis ini yaitu adanya batuk yang timbul sering di malam hari dan terdengar kasar. Pemeriksaan fisik ini mencakup pemeriksaan telinga, hidung, tenggorokan, dan leher. Pemeriksaan tenggorokan ini dapat menggunakan scope yang kecil. Scope ini dimasukkan melalui hidung hingga terlihat laringnya.Pemeriksaan ini dapat memperoleh informasi mengenai keadaan saraf laringeal yang mengatur pergerakan pita suara. Selain itu, suhu tubuh dapat normal atau naik sedikit. Auskultasi perlu dilakukan untuk menilai suara napas di kedua paru.

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu :

1. Laringoskop, yang menunjukkan adanya pita suara yang membengkak dan kemerahan

2. Kultur eksudat pada kasus laringitis yang lebih berat

3. Biopsi, yang biasanya dilakukan pada pasien laringitis kronik dengan riwayat merokok atau ketergantungan alkohol

4. pemeriksaan laboratorium CBC (complete blood cell count)

5. pemeriksaan foto toraks pada tanda dan gejala yang berat

PENATALAKSANAANLaringitis akut biasanya diatasi dengan :

1. istirahat yang cukup, terutama pada laringitis akibat virus. Istirahat ini juga meliputi pengistirahatan pita suara

2. pemberian antibiotik; antibiotik tidak disarankan kecuali bila penyebab berupa streptokokus grup A dapat ditemukan melalui kultur. Pada kasus ini, antibiotik yang dapat digunakan yaitu penicillin

3. menghindari iritan yang memicu nyeri tenggorokan atau batuk

4. menghindari udara kering

5. konsumsi cairan yang banyak

6. konsumsi asetaminofen atau ibuprofen untuk mengurangi nyeri

7. berhenti merokok dan konsumsi alkohol

8. trakeostomi, jika terjadi edema laring

Sedangkan, penatalaksanaan laringitis kronik bergantung pada mikroorganisme penyebabnya, yang biasanya ditemukan melalui biopsi dan kultur.

KOMPLIKASIKomplikasi yang dapat terjadi yaitu laringitis kronik. Selain itu, dapat terjadi perubahan suara jika gejala suara serak tersebut terjadi selama 2 3 minggu. Perubahan suara ini dapat diakibatkan oleh refluks asam lambung atau pajanan terhadap bahan iritan.Hal tersebut berisiko untuk menimbulkan keganasan pada pita suara.Pada pasien yang berusia lebih tua, laringitis bisa lebih parah dan dapat menimbulkan pneumonia.

Penyakit croup jarang menimbulkan komplikasi, namun beberapa komplikasi yang terjadi berkaitan dengan obstruksi jalan napas, yaitu respiratory distress, hipoksia, atau superinfeksi bakteri. Kortikostreoid dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi. Pemberian epinefrin aerosol menimbulkan efek konstriksi pada mukosa dan dapat mengurangi edema.

Pencegahan

Prognosis dari laringitis ini biasanya baik. Langkah pencegahan laringitis yang dapat dilakukan yaitu :1. Menghindari pasien laringitis

2. Mencuci tangan secara teratur

3. Menghindari keramaian4. Pemberian vaksin H. Influenzae pada anak-anak

5. Tidak menggunakan suara secara berlebihan14.Sinusitis

DefinisiSinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena Alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur. Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis).PenyebabSinusitis bisa bersifat Akut (berlangsung selama 3 minggu atau kurang) maupun kronis (berlangsung selama 3-8 minggu tetapi dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun).Penyebab sinusitis akut:a. Infeksi virusSinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya pilek).b. Bakteri.Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.c. Infeksi jamur.Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut. Aspergillus merupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur.d. Peradangan menahun pada saluran hidung.Pada penderita rinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis vasomotor.e. Penyakit tertentu.Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan dan penderita kelainan sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik).Penyebab sinusitis kronis:a) Asmab) Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika)c) Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir.GejalaGejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari.Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena:a. Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.b. Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.c. Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.d. Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.Gejala lainnya adalah:a) tidak enak badanb) demam. Demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus.c) letih, lesud) batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam harie) hidung meler atau hidung tersumbat.f) Selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau hijau.DiagnosaDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala, foto rontgen sinus dan hasil pemeriksaan fisik. Untuk menentukan luas dan beratnya sinusitis, bisa dilakukan pemeriksaan CT scan. Pada sinusitis maksilaris, dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk mengetahui adanya Abses gigi.

PengobatanSinusitis akutUntuk sinusitis akut biasanya diberikan:a. Dekongestan untuk mengurangi penyumbatanb. Antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteric. Obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri.d. Dekongestan dalam bentuk tetes hidung atau obat semprot hidung hanya boleh dipakai selama waktu yang terbatas (karena pemakaian jangka panjang bisa menyebabkan penyumbatan dan pembengkakan pada saluran hidung).e. Untuk mengurangi penyumbatan, pembengkakan dan peradangan bisa diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid.f. Sinusitis kronisg. Diberikan antibiotik dan dekongestan.h. Untuk mengurangi peradangan biasanya diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid. Jika penyakitnya berat, bisa diberikan steroid per-oral (melalui mulut).Hal-hal berikut bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman:a) Menghirup uap dari sebuah vaporizer atau semangkuk air panasb) Obat semprot hidung yang mengandung larutan garamc) Kompres hangat di daerah sinus yang terkena.Jika tidak dapat diatasi dengan pengobatan tersebut, maka satu-satunya jalan untuk mengobati sinusitis kronis adalah pembedahan.15. Bronkopneumonia

Pengertian.

Bronkopneumonia menurut Ngastiyah, 1997 dan Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo, 1994 merupakan salah satu pembagian dari pneumonia menurut dasar anatomis. Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam, seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing (Ngastiyah, 1997). Menurut Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo, 1994 pneumonia adalah radang pada parenkim paru.Etiologi.1. Bakteri : Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia, dimana pada anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9, Streptokokus dimana pada anak-anak dan bersifat progresif, Stafilokokus, H. Influenza, Klebsiela, M. Tuberkulosis, Mikoplasma pneumonia.

2. Virus : Virus adeno, Virus parainfluenza, Virus influenza, Virus respiratori sinsisial.

3. Jamur : Kandida, Histoplasma, Koksidioides.

4. Protozoa : Pneumokistis karinii.

5. Bahan kimia :

a. Aspirasi makanan/susu/isi lambung

b. Keracunan hidrokarbon (minyak tanah, bensin, dan sebagainya).

Tanda dan GejalaMendadak panas tinggi, nyeri kepala/dada (anak besar), batuk, sesak, takipnea, napas cuping hidung, sianosis, kaku kuduk, distensi perut.

Penatalaksanaan.Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic. Pada penderita yang rawat inap (penyakit berat) harus segera diberi antibiotic. Pemilihan jenis antibiotic didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan dugaan kuman penyebab.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pernafasan adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup udara yang berupa oksigen(O2) dari udara serta menghembuskan nafas dalam bentuk karbon dioksida(CO2) dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.Sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas.

Pada sistem respirasi dapat terjadi kelainan karena beberapa faktor, misalnya virus, bakteri, polusi, merokok, dsb.

3.2. Saran

Dengan adanya makalah ini, kami berharap agar para pembaca dapat mengetahui tentang sistem respirasi. Kami harapkan juga agar para pembaca bisa lebih menjaga sistem pernafasan agar dapat terhindar dari kelainan / penyakit sistem pernafasanKami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Apabila ada kritik maupun saran yang bersifat membangun maka kami dengan senang hati akan menerima. Untuk lebih menyempurnakan pada penulisan makalah yang akan dibuat oleh kami dikemudian waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Sloane, Ethel.2004.Anatomi dan Fiologi Untuk pemula.Jakarta:EGC

Perace, Evelyn C.2006.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta;PT. Gramedia Pustaka Utama

Pratiwi, D.A.,dkk.2007.Biologi untuk SMA kelas XI.Jakarta:ErlanggaA.Price, Sylvia. dan Lorraine M. Wilson. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Priadi,Arif. 2010. Biologi untuk SMA kelas XI. Jakarta:Yudhistira.

Aihiah, siti. 2008. Sistem pernapasan pada manusia. "http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/01/sistem-pernafasan-pada-manusia/ (Diakses tanggal 1 Oktober 2012. Pukul 09:48 pm)Wandy. 2012. Sistem Pernapasan pada Manusia . http://wandylee.wordpress.com/2012/03/20/sistem-pernapasan-pada-manusia/ (Diakses tanggal 1 oktober 2012. Pukul 09:48 pm)Anwar, syaiful. 2010. Sistem respirasi pada manusia. http://artikel-makalahpend.blogspot.com/2010/04/sistem-respirasi-pada-manusia.html (Diakses tanggal 1 oktober 2012. Pukul 10:05 pm)Bayyinatul. 2010 Sistem respirasi pada manuia bagian 1. http://blog.uin-malang.ac.id/bayyinatul/2010/07/09/sistem-respirasi-pada-manusia-bagian-1/ (Diakses tanggal 2 Oktober 2012. Pukul 10:38 pm)Luiana. 2011. Transport 02 dan CO2. http://blog.uad.ac.id/lusiana/2011/12/05/transport-o2-dan-co2/ (Diakses tanggal 3 Oktober 2012. Pukul 05:00 pm)Sofi, litami. 2012. makalah sistem pernapasan. http://listamisoepphie-s.blogspot.com/2012/03/makalah-sistem-pernapasan.html (Diakses tanggal 3 Okteber 2012. Pukul 05:00 pm)Para adenoid adalah kelenjar yang mirip dalam struktur dan fungsi amandel. Amandel terletak di tenggorokan, dan kelenjar gondok yang terletak di nasofaring, yang merupakan bagian dari tenggorokan yang naik ke rongga hidung. Baik adenoid dan amandel adalah jaringan dengan fungsi sistem kekebalan tubuh, mirip dengan kelenjar getah bening. Mereka membantu untuk menjebak dan menyingkirkan bakteri, virus dan mikroorganisme lainnya yang masuk ke dalam tubuh melalui rongga mulut atau rongga hidung. Amandel dan adenoid jauh lebih aktif pada anak-anak, dan mereka juga lebih rentan terhadap infeksi pada orang yang lebih muda. Para adenoid dan amandel yang bermanfaat untuk memiliki, kecuali ketika mereka berulang kali terinfeksi dan menyebabkan masalah kesehatan. Dalam kasus ini, pembedahan untuk mengangkat adenoid atau amandel dapat diindikasikan.

Adenoiditis biasanya terjadi setelah seorang anak memiliki jenis lain dari infeksi pernapasan, seperti flu biasa. Para adenoid menjadi meradang karena infeksi primer, dan kemudian bakteri mulai tumbuh dan menyebabkan infeksi sekunder pada jaringan adenoid. Gejala adenoiditis termasuk dingin seperti gejala, seperti hidung meler dan hidung tersumbat, yang bertahan lebih lama daripada flu biasa biasanya tidak, lebih dari sepuluh hari. Adenoiditis juga dapat menyebabkan obstruksi bernapas melalui hidung, yang mengarah ke mulut bernapas dan mendengkur. Dalam beberapa kasus, adenoiditis dapat menyebabkan sleep apnea, suatu kondisi di mana napas berhenti selama beberapa detik pada suatu waktu di malam hari. Sleep apnea bisa menyebabkan masalah kesehatan lainnya dan kelelahan. Jika seseorang memiliki adenoiditis atau infeksi sinus, debit hidung juga mungkin berubah warna dan kehijauan.

Adenoiditis diobati dengan antibiotik jika diduga bahwa infeksi bakteri yang terlibat. Namun, tidak seperti amandel, kelenjar gondok yang tidak mudah diuji untuk infeksi bakteri karena lokasi yang kurang dapat diakses mereka. Antibiotik biasanya diresepkan tidak sampai pasien memiliki gejala adenoiditis untuk setidaknya 10 hari, jika gejala berlangsung kurang dari seminggu, pembengkakan adenoid itu mungkin hanya karena infeksi virus seperti flu biasa tanpa infeksi bakteri sekunder. Jika gejala berlangsung lebih lama dari 10 hari, antibiotik yang diresepkan.

Dalam beberapa kasus, operasi pengangkatan adenoid adalah tepat. Jika adenoiditis tidak merespon terhadap terapi antibiotik, dan jika adenoiditis menyebabkan masalah pernapasan serius, seperti sleep apnea, pembedahan mungkin cocok. Sebuah adenoidectomy juga mungkin cocok untuk kasus-kasus di mana seorang anak memiliki infeksi kronis telinga tengah, karena dua kondisi yang terkait.Kakak Pendamping 2

Kartika

NIM: 111420110137

Kakak Pendamping 1

Eki Nuzul

NIM: 111420110137

STIKes Ngudia Husada Madura | Sistem respirasi50