2
Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem refrigerasi uap adalah sistem yang paling banyak digunakan untuk pengkondisian udara. Pengkondisian udara dengan memanfaatkan kubah saturasi dari bahan pendingin awalnya memanfaatkan turbin untuk mendapatkan temperatur rendah. Pemanfaatan turbin dapat dibilang memiliki efisiensi yang rendah, karena tidak sebanding dengan pemeliharaan dan pembiayaan serta kerja yang dihasilkan. Untuk mengatasi hal tersebut dipakai katub trotel atau katub ekspansi untuk mendapatkan temperatur rendah setelah bahan pendingin keluar dari kondensor. Proses refrigerasi uap untuk siklus ideal reversible dimulai dari kompresor dengan proses isentropik, artinya tidak ada kalor yang keluar dan masuk. Kemudian setelah bahan pendingin yang berfase gas memiliki tekanan dan temperatur tinggi akibat proses kompresi, bahan pendingin memasuki kondensor dengan proses isobar untuk membuang kalor sehingga fase bahan pendingin menjadi cair dengan temperatur menurun. Keluar dari kondensor bahan pendingin memasuki katub ekspansi dengan proses isoenthalpi sehingga temperatur dan tekanan menjadi rendah. Komponen terakhir adalah evaporator yang berfungsi sebagai penerima kalor dengan proses isobar sehingga bahan pendingin menjadi gas dan temperatur naik. Evaporator adalah letak dimana ruangan ingin dibuat dingin atau dikondisikan udaranya. Sistem Kompresi Uap Gandeng (Cascade) Sistem cascade sangat efektif jika ingin menginginkan temperatur yang sangat rendah. Pada aplikasinya dapat terdapat 2 sistem kompresi uap dimana evaporator pada kompresi uap pertama yang memiliki terperatur relatif lebih tinggi digunakan untuk menyerap kalor pada kondensor di kompresi uap kedua, sehingga evaporator pada kompresi uap kedua lebih rendah. Sistem cascade memungkinkan penggunaan refrigeran yang berbeda tergantung pada tekanan kerja dan jenis kompresor yang digunakan. Dengan siklus cascade kerja kompresor akan lebih kecil dan jumlah panas yang diserap akan meningkat, sehingga efek COP dari sistem pendingin akan meningkat (Cengel,1998). Sistem Absorber

Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

• Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem refrigerasi uap adalah sistem yang paling banyak digunakan untuk pengkondisian udara. Pengkondisian udara dengan memanfaatkan kubah saturasi dari bahan pendingin awalnya memanfaatkan turbin untuk mendapatkan temperatur rendah. Pemanfaatan turbin dapat dibilang memiliki efisiensi yang rendah, karena tidak sebanding dengan pemeliharaan dan pembiayaan serta kerja yang dihasilkan. Untuk mengatasi hal tersebut dipakai katub trotel atau katub ekspansi untuk mendapatkan temperatur rendah setelah bahan pendingin keluar dari kondensor. Proses refrigerasi uap untuk siklus ideal reversible dimulai dari kompresor dengan proses isentropik, artinya tidak ada kalor yang keluar dan masuk. Kemudian setelah bahan pendingin yang berfase gas memiliki tekanan dan temperatur tinggi akibat proses kompresi, bahan pendingin memasuki kondensor dengan proses isobar untuk membuang kalor sehingga fase bahan pendingin menjadi cair dengan temperatur menurun. Keluar dari kondensor bahan pendingin memasuki katub ekspansi dengan proses isoenthalpi sehingga temperatur dan tekanan menjadi rendah. Komponen terakhir adalah evaporator yang berfungsi sebagai penerima kalor dengan proses isobar sehingga bahan pendingin menjadi gas dan temperatur naik. Evaporator adalah letak dimana ruangan ingin dibuat dingin atau dikondisikan udaranya.• Sistem Kompresi Uap Gandeng (Cascade)Sistem cascade sangat efektif jika ingin menginginkan temperatur yang sangat rendah. Pada aplikasinya dapat terdapat 2 sistem kompresi uap dimana evaporator pada kompresi uap pertama yang memiliki terperatur relatif lebih tinggi digunakan untuk menyerap kalor pada kondensor di kompresi uap kedua, sehingga evaporator pada kompresi uap kedua lebih rendah. Sistem cascade memungkinkan penggunaan refrigeran yang berbeda tergantung pada tekanan kerja dan jenis kompresor yang digunakan. Dengan siklus cascade kerja kompresor akan lebih kecil dan jumlah panas yang diserap akan meningkat, sehingga efek COP dari sistem pendingin akan meningkat (Cengel,1998).• Sistem AbsorberTidak menggunakan kompresor melainkan pompa dan heater, pompa yang digunakan dapat menggunakan magnet pump untuk chemical. Sistem ini menggunakan campuran refrigerant yang berbeda titik didih karena terdapat dua fungsi sebagai refrigerant utama dan pembawa (sirkulasi)• Heat pipeSebuah pipa yang terdiri proses kondenser dan evaporator dan didalamnya terdapat refrigerant. sistem terdapat kapilaritas sebagai proses isentropik• Efek PeltierKebalikan dari efek seeback yang berfungsi sebagai thermocouple, sistem ini mengubah tegangan sebagai pendefferential temperatur, semakin besar perbedaan maka heat source nya makin besar juga.• Thermoacoustic

Citation preview

Page 1: Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

            Sistem refrigerasi uap adalah sistem yang paling banyak digunakan untuk pengkondisian udara. Pengkondisian udara dengan memanfaatkan kubah saturasi dari bahan pendingin awalnya memanfaatkan turbin untuk mendapatkan temperatur rendah. Pemanfaatan turbin dapat dibilang memiliki efisiensi yang rendah, karena tidak sebanding dengan pemeliharaan dan pembiayaan serta kerja yang dihasilkan. Untuk mengatasi hal tersebut dipakai katub trotel atau katub ekspansi untuk mendapatkan temperatur rendah setelah bahan pendingin keluar dari kondensor. Proses refrigerasi uap untuk siklus ideal reversible dimulai dari kompresor dengan proses isentropik, artinya tidak ada kalor yang keluar dan masuk. Kemudian  setelah bahan  pendingin yang berfase gas memiliki tekanan dan temperatur tinggi akibat proses kompresi, bahan pendingin memasuki kondensor dengan proses isobar untuk membuang kalor sehingga fase bahan pendingin menjadi cair dengan temperatur menurun. Keluar dari kondensor bahan pendingin memasuki katub ekspansi dengan proses isoenthalpi sehingga temperatur dan tekanan menjadi rendah. Komponen terakhir adalah evaporator yang berfungsi sebagai penerima kalor dengan proses isobar sehingga bahan pendingin menjadi gas dan temperatur naik. Evaporator adalah letak dimana ruangan ingin dibuat dingin atau dikondisikan udaranya.

 Sistem Kompresi Uap Gandeng (Cascade)

Sistem cascade sangat efektif jika ingin menginginkan temperatur yang sangat rendah. Pada aplikasinya dapat terdapat 2 sistem kompresi uap dimana evaporator pada kompresi uap pertama yang memiliki terperatur relatif lebih tinggi digunakan untuk menyerap kalor pada kondensor di kompresi uap kedua, sehingga evaporator pada kompresi uap kedua lebih rendah. Sistem cascade memungkinkan penggunaan refrigeran yang berbeda tergantung pada tekanan kerja dan jenis kompresor yang digunakan. Dengan siklus cascade kerja kompresor akan lebih kecil dan jumlah panas yang diserap akan meningkat, sehingga efek COP dari sistem pendingin akan meningkat (Cengel,1998).

Sistem Absorber

Tidak menggunakan kompresor melainkan pompa dan heater, pompa yang digunakan dapat menggunakan magnet pump untuk chemical. Sistem ini menggunakan campuran refrigerant yang berbeda titik didih karena terdapat dua fungsi sebagai refrigerant utama dan pembawa (sirkulasi)

Heat pipe

Sebuah pipa yang terdiri proses kondenser dan evaporator dan didalamnya terdapat refrigerant. sistem terdapat kapilaritas sebagai proses isentropik

Efek Peltier

Kebalikan dari efek seeback yang berfungsi sebagai thermocouple, sistem ini mengubah tegangan sebagai pendefferential temperatur, semakin besar perbedaan maka heat source nya makin besar juga.

Page 2: Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

Thermoacoustic