Upload
trankiet
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SISTEM MANAJEMEN DATA BASE PEMELIHARAAN JALAN
BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Data Base Management System for Road Maintenance
Based on Geographic Information System
TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Magister Teknik
Disusun oleh:
M E L L Y N I T A S940809107
MAGISTER TEKNIK SIPIL KONSENTRASI
TEKNIK REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
SISTEM MANAJEMEN DATA BASE PEMELIHARAAN JALAN
BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Disusun oleh :
MELLYNITA NIM. S940809107
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Tim Pembimbing :
Jabatan
Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I
Ir. Ary Setyawan, M.Sc(Eng), Ph.D. NIP. 196612041995121001
........................ .................
Pembimbing II
Ir. Agus P. Saido, M.Sc. NIP. 195505011986011001
........................
.................
Mengetahui : Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Prof. Dr. Ir. Sobriyah, MS. NIP. 194804221985032001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SISTEM MANAJEMEN DATA BASE PEMELIHARAAN JALAN
BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Disusun oleh:
M E L L Y N I T A S940809107
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Tesis Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada hari Rabu, tanggal 2 Februari 2011
Dewan Penguji:
Jabatan
Nama Tanda Tangan
Ketua S.A. Kristiawan, S.T., M.Sc.,Ph.D. NIP. 196905011995121001
........................
Sekretaris Prof. Dr. Ir. Sobriyah, M.S. NIP. 194804221985032001
........................
Penguji I Ir. Ary Setyawan, M.Sc(Eng), Ph.D.NIP. 196612041995121001
........................
Penguji II
Ir. Agus P. Saido, M.Sc. NIP. 195505011986011001
........................
Mengetahui:
Direktur Program Ketua Program Studi Pascasarjana Magister Teknik Sipil
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. Prof. Dr. Ir. Sobriyah, M.S. NIP. 195708201985031004 NIP. 194804221985032001
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
N a m a : Mellynita
NIM : S 940809107
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul:
SISTEM MANAJEMEN DATA BASE PEMELIHARAAN JALAN
BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, tertulis dalam tesis
tersebut, diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka,
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari gelar tersebut.
Surakarta, Februari 2011
Yang membuat pernyataan
Mellynita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis
dengan judul Sistem Manajemen Basis Data Pemeliharaan Jalan Berbasis Sistem
Informasi Geografis dapat diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yan sebesar-besarnya
kepada:
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta;
2. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta;
3. Pusat Pembinaan Keahlian Teknik Konstruksi (PUSBIKTEK), Badan Pembinaan
Konstruksi dan Sumber Daya Manusia, Kementrian Pekerjaan Umum yang telah
memberikan beasiswa pendidikan kepada penulis;
4. Prof. Dr. Ir. Sobriyah, M.S., selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret atas saran dan kritiknya;
5. Ir. Ary Setyawan, M.Sc.(Eng.), Ph.D., dan Ir. Agus P. Saido, M.Sc., atas dukungan,
bimbingan, petunjuk dan saran yang diberikan selama penelitian dan penyusunan tesis
ini;
6. S. A. Kristiawan, S.T., M.Sc., Ph.D., atas saran dan kritiknya;
7. Seluruh dosen dan staf, atas ilmu, dukungan dan fasilitas yang diberikan;
8. Bupati Kabupaten Cirebon yang telah mengijinkan penulis mengikuti pendidikan;
9. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Cirebon dan Dinas
Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cirebon yang telah mengurus segala
administrasi kepegawaian selama penulis mengikuti pendidikan,
10. Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Cirebon, Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Cirebon dan Kepolisian
Resor Cirebon atas dukungan data dan informasi yang diberikan;
11. Aries Susanto, S.Sos., dan Tseiraya A. K., suami tercinta dan putri kecilku sang
pelangi hati atas pengertian, kasih sayang, doa, motivasi dan dukungan yang tiada tara;
12. H. Singgih Prayitno dan Hj. Mossi Mekani, orangtua terkasih yang selalu memberikan
kasih sayang, doa dan dukungan atas segala keberhasilan;
13. Ibu mertua Hj. Suningsih, akan kasih sayang dan doanya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
14. Saudara-saudara kandung saya Bayu Pramos, Gerry Sigit, Zicco Hudyoro dan ipar-
ipar saya serta keluarga besar atas bantuan, dukungan dan doanya;
15. Ibu Pemi Nuraheni, Mas Erwan Andreas dan Ginan, atas kesediaannya menampung
saya selama tinggal di Kota Surakarta.
16. Teman-teman mahasiswa MTRPBS angkatan 2009, untuk persahabatan, kebersamaan
dan kerjasamanya;
17. Semua sahabat Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Cirebon yang telah memberikan
bantuan, doa dan dukungannya akan penelitian ini;
18. Dhamayanti S.T. dan Sri Rahayu, S.T., akan waktu dan bantuannya dalam
menyelesaikan penelitian ini;
19. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga bantuan yang telah bapak dan ibu berikan bernilai ibadah dan mendapat
ridha dari Allah SWT. Amin.
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon merupakan pembangunan yang dilaksanakan secara sinergis, efektif dan berkelanjutan. Strategi penanganan jalan di Kabupaten Cirebon diprioritaskan pada jaringan jalan strategis untuk meningkatkan pelayanan jasa distribusi dalam memajukan empat sektor ekonomi andalan yaitu pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata. Salah satu kawasan andalan yang terletak di sentral Kabupaten Cirebon adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga Plumbon yang merupakan wilayah administrasi, industri, pariwisata, perdagangan dan penggerak perekonomian. Guna menunjang pembangunan tersebut maka dibutuhkan suatu Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat menentukan kondisi jaringan jalan kabupaten dengan sistematis dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat basis data teknis jaringan jalan kabupaten berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan yang berkelanjutan berbasis SIG. Tahapan penelitian meliputi penyusunan basis data berupa inventarisasi jaringan jalan kabupaten di Unit Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga Plumbon Kabupaten Cirebon. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan ketersedian data yang ada. Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian survai dengan strategi deskriptif kuantitatif berdasarkan parameter SPM Jalan dalam menentukan pemenuhan SPM Jalan kabupaten yang meliputi aspek aksesibilitas, aspek mobilitas, aspek keselamatan, aspek kondisi jalan dan aspek pelayanan jalan yang berbasis pada Sistem Informasi Geografis. Kelima parameter tersebut menghasilkan peringkat tiap-tiap parameter SPM dan nilai pemenuhan parameter SPM untuk menentukan kategori pemenuhan jalan kabupaten yaitu dengan hasil rekomendasi pemenuhan syarat SPM dari aspek jaringan jalan dan aspek ruas jalan yang disajikan dalam format SIG berupa data spatial maupun tabel atribut data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan SIG telah dapat disusun suatu basis data digital berupa peta dan attribut tabel yang berisi inventarisasi data teknis jaringan jalan kabupaten di Unit Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga Plumbon Kabupaten Cirebon berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Jalan terhadap pengguna jalan. Hasil analisa yang didapat yaitu berupa hasil pemenuhan SPM jaringan jalan yaitu aspek aksesibilitas, mobilitas dan keselamatan yang seluruhnya tidak memenuhi syarat SPM, sedangkan pemenuhan dari SPM ruas jalan terdapat delapan ruas jalan sepanjang 34,86 km (18,56 %) yang memenuhi semua aspek SPM ruas jalan yaitu aspek kondisi jalan, lebar jalan dan pelayanan jalan, 37 ruas jalan sepanjang 111,60 km (59,41 %) yang hanya memenuhi aspek kondisi jalan dan pelayanan jalan dan 13 ruas jalan sepanjang 37,80 km (20,12%) yang hanya memenuhi aspek pelayanan jalan, serta terdapat dua ruas jalan sepanjang 3,60 km (1,92%) yang termasuk dalam kategori tidak Memenuhi Syarat SPM.
Kata Kunci: jalan kabupaten, Sistem Informasi Geografis, pemeliharaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Construction of district roads in Cirebon District are conducted in a synergistic, effective and sustainable development. Road management strategies in the Cirebon District priority on the strategic road network to improve distribution service in advancing the economic mainstay of the four sectors of agriculture, industry, commerce and tourism. One of the key region that is located in the central District of Cirebon is a Technical Implementation Unit Department of Highways (TIUDH) Plumbon which is the administrative region, industry, tourism, trade and economy stimulus. To support such development is required of a Geographic Information System (GIS) that can determine the condition of the district road network systematicly and sustainable. This research aims to create a technical data based of district road network based on sustainable Road Minimum Service Standards (RMSS) and GIS.
Stages of research include the preparation of an inventory database of district road network in the TIUDH Plumbon, Cirebon District. Selection of location was based on the availability of existing data. Research method applied is survey with research descriptive quantitative strategies based on parameters in determining the fulfillment of RMSS that covers aspects of accessibility, mobility, safety, road conditions and road service based on Geographic Information System. All five of these parameters produce ratings for each parameter and value fulfillment of RMSS parameters to determine which category of district compliance with the recommendations of the RMSS eligibility of the road network and road segment aspects that are presented in GIS formats in the form of spatial data and attribute data tables.
The results showed that the GIS has to be compiled a digital database of maps and attribute table containing technical data inventory district road network in the TIUDH Plumbon Cirebon District based on RMSS to road users. Analysis results obtained in the form of RMSS road network that is aspects of accessibility, mobility and safety are entirely ineligible RMSS, while the fulfillment of the RMSS road segment are eight roads along the 34.86 km of roads (18.56%) that meet all aspects of the RMSS with aspects of roads conditions, roads wide and roads services, 37 road segments along 111 , 60 km (59.41%) who only fulfills the conditions of roads and services of roads and 13 road segments along the 37.80 km (20.12%), which meets only aspect of the services roads, and there are two road segments along the 3.60 km (1.92%) included in the category are not eligible to RMSS.
Keywords: district road, Geograghic Information Systems, maintenance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................. iv
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
ABSTRACT .............................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xxiii
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xxvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………… ....... 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………… .......... 2
1.3. Tujuan Penulisan……………………………………………… ........ 3
1.4. Manfaat Penulisan..…………………………………………… ........ 3
1.5. Batasan Masalah ................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka................................................................................ 5
2.1.1. Standar Pelayanan Minimal Jalan ......................................... 5
2.1.2. Sistem Informasi Geografis .................................................. 6
2.2. Landasan Teori .................................................................................. 8
2.2.1. Peran, Pengelompokan, dan Bagian-Bagian Jalan ............... 9
2.2.1.1. Peran Jalan……………………………………..... 9
2.2.1.2. Pengelompokan Jalan Secara Umum…………… 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
2.2.1.3. Pengelompokan Jalan Menurut Fungsi…………. 9
2.2.1.4. Pengelompokan Jalan Umum Menurut Status….. 10
2.2.1.5. Kriteria Jalan Menurut Pelayanan………………. 10 2.2.1.6. Kelas Jalan………………………………………. 11
2.2.2. Bagian-Bagian Jalan ............................................................. 11
2.2.3. Penguasaan, Wewenang Pemerintah, Pemerintah Propinsi,
dan Pemerintah Kabupaten ................................................... 11
2.2.3.1. Penguasaan Atas Jalan………………………….. 11
2.2.3.2. Penyelenggaraan Jalan Berdasarkan
kewenangannya…………………………………. 11
2.2.4. Pembangunan Jalan Umum ................................................... 12
2.2.4.1. Pembangunan jalan secara Umum……………… 12
2.2.4.2. Pembangunan Jalan Nasional…………………… 13
2.2.4.3. Pembangunan.Jalan Propinsi…………………… 13
2.2.4.4. Pembangunan Jalan Kabupaten………………… 13
2.2.4.5. Pembangunan Jalan Kota……………………….. 14
2.2.5. Pengawasan Jalan Umum ..................................................... 14
2.2.5.1. Pengawasan Jalan Secara Umum………………. 14
2.2.5.2. Pengawasan Jalan Provinsi……………………... 14
2.2.5.3. Pengawasan Jalan Kabupaten………………….. 14
2.2.5.4. Pengawasan Jalan Kota………………………… 15
2.2.6. Peran Masyarakat .................................................................. 15
2.2.7. Pemeliharaan Jalan ............................................................... 15
2.2.8. Peningkatan jalan .................................................................. 17
2.2.9. Konstruksi jalan baru ............................................................ 17
2.3. Standar Pelayanan Minimal Jalan ..................................................... 19
2.3.1. Standar Pelayanan Minimal Jaringan Jalan………………… 21
2.3.1.1. Aspek aksesibilitas……………………………... 21
2.3.1.2. Aspek Mobilitas………………………………… 21
2.3.1.3 Aspek Keselamatan……………………………... 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
2.3.2. Standar Pelayanan Minimal Ruas Jalan……………… ........ 22
2.3.2.1. Aspek Kondisi Jalan…………………………… 22
2.3.2.2. Aspek Pelayanan Jalan………………………… 25
2.3.3. Pedoman SPM Jalan Wilayah…………………………….... 25
2.4. Sistem Informasi Geografis………………………………………… 28
2.4.1. Subsistem dalam SIG………………………………………. 28
2.4.2. Pengertian Peta Digital…………………………………… . 30
2.4.3. Aplikasi SIG dalam Bidang Jalan………………………… . 32
2.4.4. Operasi Arc.Toolbox…………………………………………… . 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian…………………………………………………… 36
3.2. Metode Penelitian…………………………………………………… 37
3.3. Tahapan Penelitian…………………………………………………. 37
3.3.1. Teknik Pengumpulan Data………………………………… 38
3.3.1.1. Data Sekunder………………………………….. 38
3.3.1.2. Data Primer……………………………………... 39
3.3.2 Teknik Pengolahan data …………………………………… 40
3.3.2.1. Teknik Pengolahan Data berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal Jalan………………………. 40
3.3.2.2. Teknik Pengolahan Data berdasarkan
Penyusunan Sistem Informasi Geografis ……… 41
3.4. Bagan Alir Penelitian………………………………………………. 43
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Data…………………………………………………………………. 45
4.1.1 Pemerintahan ……………………………………………… 45
4.1.2 Kependudukan…………………………………………….. 45
4.1.2.1. Kabupaten Cirebon……………………………. 45
4.1.2.2. Wilayah Kerja UPTD Bina Marga Plumbon…… 47
4.1.3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)………………… 51
4.1.4. Kecelakaan Lalu Lintas……………………………………. 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
4.1.5. Jaringan Jalan………………………………………………. 56
4.1.6. Lalu Lintas…………………………………………………. 62
4.1.7. Data Road Condition Index (RCI)…………………………. 64
4.1.8. Data Kecepatan Kendaraan………………………………... 68
4.1.9. Peta………………………………………………………… 71
4.1.9.1. Peta Bakosurtanal……………………………… 71
4.1.9.2. Peta Tematik…………………………………… 74
4.2. Tahapan Metode Sistem Informasi Geografis……………………… 76
4.2.1 Bagan Alir SIG…………………………………………….. 76
4.2.2. Transfer Peta………………………………………………. 82
4.2.3. Pengecekan Kondisi Peta Bakosurtanal……………………. 83
4.2.3.1 Transfer Gambar Peta pada Global Mapper…… 83
4.2.3.2 Pengecekan peta pada Google Earth…………… 85
4.2.3.3 Transfer File Google Earth menjadi Shapefile…. 87
4.2.4. Proses Digitasi……………………………………………… 88
4.2.4.1 Digitasi Jalan pada Google Earth………………. 89
4.2.4.2 Digitasi Batas Administrasi pada Google Earth... 90
4.2.5 Membuat Shapefile Baru……………………………………. 91
4.2.6 Membuat Layer Baru……………………………………….. 93
4.2.6.1. Layer Administrasi…………………………........ 93
4.2.6.2. LayerTransportasi………………………………. 94
4.2.6.3. Layer Parameter………………………………… 96
4.2.6.4. Layer Pemenuhan SPM…………………………….. 96
4.2.7. Membuat Geodatabase…………………………………….. 97
4.2.8. Proses Editing Peta…………………………………………. 102
4.2.8.1. Append………………………………………….. 102
4.2.8.2. Merge…………………………………………… 103
4.2.8.3. Split tool/add vertex…………………………….. 104
4.2.9. Membuat Attribute Tabel…………………………………… 106
4.2.9.1. Membuat Field…………………………………. 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
4.2.9.2. Pengisian Kolom Atribute………………………. 107
4.2.9.3. Membuat Hyperlink Peta………………………. 108
4.2.10. Analisa Data pada Layer Parameter SPM…………………. 112
4.2.10.1. Layer Aksesibilitas……………………………… 112
4.2.10.2. Layer Mobilitas…………………………………. 116
4.2.10.3. Layer Keselamatan……………………………… 119
4.2.10.4. Layer Pelayanan Jalan………………………….. 122
4.2.10.5. Layer Lebar Jalan……………………………….. 127
4.2.10.6. Layer Kondisi Jalan…………………………….. 131
4.2.11. Layer Pemenuhan SPM……………………………………. 133
4.3. Analisis Parameter Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Jalan
Kabupaten di UPTDPlumbon………………………………………. 135
4.3.1. Aspek Aksesibilitas………………………………………… 135
4.3.2. Aspek Mobilitas……………………………………………. 138
4.3.3. Aspek Keselamatan………………………………………… 141
4.3.4. Aspek Kondisi Jalan……………………………………….. 144
4.3.5. Aspek Tingkat Pelayanan Jalan…………………………….. 151
4.3.6. Pemenuhan Aspek SPM……………………………………. 154
4.4. Analisa Pemenuhan SPM Jalan Kabupaten Cirebon di UPTD
Plumbon…………………………………………………………….. 159
4.4.1. Rencana Strategis Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
Tahun 2009-2013…………………………………………... 159
4.4.1.1. Visi dan Misi Dinas Bina Marga Kab. Cirebon… 159
4.4.1.2. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja…………. 159
4.4.1.3. Daftar Skala Prioritas Kegiatan………………… 160
4.4.2. Analisa Pemenuhan SPM berdasarkan peringkat parameter
SPM………………………………………………………... 161
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan…………………………………………………............. 170
5.2. Saran………………………………………………………............... 171
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Daftar Pustaka…………………………………………………………… ................ 172
Lampiran…………………………………………………………………… ............ 175
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tiga Sub-sistem Penyusun Sistem Informasi Geografis ...................... 28
Gambar 2.2. Konsep Data Geospatial ...................................................................... 30
Gambar 2.3. Ilustrasi Analisis Merge ....................................................................... 33
Gambar 2.4. Ilustrasi Analisis Dissolve .................................................................... 33
Gambar 2.5. Ilustrasi Analisis Intersect .................................................................... 34
Gambar 2.6. Ilustrasi Analisis Erase ......................................................................... 34
Gambar 2.7. Ilustrasi Analisis Buffer ....................................................................... 35
Gambar 3.2. Peta Perbatasan UPTD Bina Marga Kab. Cirebon ............................... 35
Gambar 3.3. Bagan Alir Penelitian .......................................................................... 43
Gambar 4.1. Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon ........................................... 47
Gambar 4.2. Kepadatan Penduduk UPTD Plumbon ................................................. 51
Gambar 4.3. PDRB Kabupaten Cirebon ................................................................... 53
Gambar 4.4. Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Cirebon ................................... 54
Gambar 4.5. Kecelakaan Lalu Lintas di UPTD Plumbon Tahun 2010 ..................... 55
Gambar 4.6. Kondisi Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon Tahun 2008-2010 ......... 57
Gambar 4.7. Layer Administrasi Batas Kecamatan .................................................. 71
Gambar 4.8. Layer Administrasi Batas Desa……………………………………… 72
Gambar 4.9. Layer Transportasi ............................................................................... 72
Gambar 4.10. Batas Kecamatan di UPTD Plumbon Sebelum Pemekaran Kecamatan ............................................................................................ 73
Gambar 4.11. Ketidaksesuaian Peta Bakosurtanal dengan yang di lapangan ............. 73
Gambar 4.12. Peta Jaringan Jalan Kabupaten Cirebon ............................................... 74
Gambar 4.13. Peta Jaringan Transportasi Kabupaten Cirebon ................................... 75
Gambar 4.14. Peta Batas Administrasi Kabupaten Cirebon ....................................... 76
Gambar 4.15. Bagan Alir SIG ..................................................................................... 77
Gambar 4.16. Select Input MapInfo TAB Files pada Proses Transfer Peta Digital ... 82
Gambar 4.17. Destination pada Proses Transfer Peta Digital ..................................... 83
Gambar 4.18. Open Data File pada Proses Transfer Shapefile ke File Google Earth 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Gambar 4.19. Export Data pada Proses Transfer Shapefile ke File Google Earth .... 84
Gambar 4.20. KLM/KMZ Export Options pada Proses Transfer Shapefile ke File
Google Earth ........................................................................................ 85
Gambar 4.21. Proses Pengecekan peta pada Google Earth ........................................ 85
Gambar 4.22. Proses Pengecekan Jalan Berdasarkan peta Bakosurtanal pada
Google Earth ........................................................................................ 86
Gambar 4.23. Proses Pengecekan Batas Kabupaten Peta Bakosurtanal pada Google
Earth ..................................................................................................... 86
Gambar 4.24. Proses Transfer File Google Earth menjadi Shapefile ......................... 87
Gambar 4.25. Export Data pada Proses Transfer File Google Earth menjadi
Shapefile ............................................................................................... 87
Gambar 4.26. Shapefile Export Options pada Proses Transfer File Google Earth
menjadi Shapefile ................................................................................. 88
Gambar 4.27. Add Path pada Proses Digitasi Jalan Kabupaten di Google Earth ....... 89
Gambar 4.28. Proses Digitasi Jalan Kabupaten di Google Earth ............................... 90
Gambar 4.29. Proses Digitasi Batas UPTD Plumbon di Google Earth ...................... 91
Gambar 4.30 . Open Arc. Gis Proses Membuat Shafefile Baru ................................... 91
Gambar 4.31. Proses Membuat Shafefile Baru ........................................................... 92
Gambar 4.32. Coordinate System Proses Membuat Shafefile Baru ............................ 93
Gambar 4.33. Proses Pembuatan Layer Baru ............................................................. 94
Gambar 4.34. Proses Pembuatan Layer Peringkat SPM ............................................. 97
Gambar 4.35. Rename feature class ............................................................................ 97
Gambar 4.36. Proses Membuat Geodatabase ............................................................. 98
Gambar 4.37. Membuat Dataset pada Geodatabase ................................................... 98
Gambar 4.38. New feature Dataset pada Proses Membuat Geodatabase .................. 99
Gambar 4.39. Topology pada Proses membuat Geodatabase ..................................... 99
Gambar 4.40. Proses membuat Topology ................................................................... 100
Gambar 4.41. Memasukkan Feature class pada Topology ......................................... 100
Gambar 4.42. Mengatur Rule pada Proses membuat Topology .................................. 100
Gambar 4.43. Feature Class yang Error .................................................................... 101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Gambar 4.44. Editing Feature Class yang Error ........................................................ 101
Gambar 4.45. Pengecekan Topology ........................................................................... 102
Gambar 4.46. Proses Editing dengan Append ............................................................. 102
Gambar 4.47. Input Dataset pada Proses Editing dengan Append ............................. 103
Gambar 4.48. Proses Editing pada Jalan Lokal Kabupaten dengan Merge ................ 103
Gambar 4.49. Proses Editing pada Merge ................................................................... 104
Gambar 4.50. Proses Editing dengan Split Tool/Add vertex ....................................... 105
Gambar 4.51. Proses Editing Split tool pada Feature Class Jalan .............................. 105
Gambar 4.52. Snaping pada Proses Editing dengan Split tool/Add vertex ................. 106
Gambar 4.53. Proses Membuat Field .......................................................................... 106
Gambar 4.54. Pemberian Nama dan Type pada Add Field ......................................... 107
Gambar 4.55. Proses Pengisian Field dengan Cara Field Calculator ........................ 107
Gambar 4.56. Proses Pengisian Field dengan Cara Select By Attribute ..................... 108
Gambar 4.57. Proses Membuat Hyperlink Peta .......................................................... 109
Gambar 4.58. Proses Editing dalam Membuat Hyperlink Peta ................................... 109
Gambar 4.59. Penentuan Task dan Target pada Proses Membuat Hyperlink Peta ..... 110
Gambar 4.60. Proses menyimpan dalam Membuat Hyperlink Peta ........................... 110
Gambar 4.61. Pengaturan Document Properties pada Proses Membuat Hyperlink
Peta ....................................................................................................... 111
Gambar 4.62. Proses Menampilkan Hyperlink pada Layer ........................................ 111
Gambar 4.63 Tampilan Hyperlink Foto ..................................................................... 112
Gambar 4.64 Menghitung Aksesibilitas Eksisting ..................................................... 113
Gambar 4.65 Memasukan indeks Aksesibilitas yang dipersyaratkan pada Nilai
Aksesibilitas ......................................................................................... 113
Gambar 4.66 Mencari Nilai Parameter Aksesibilitas ................................................. 114
Gambar 4.67 Attribute yang ter-select ....................................................................... 114
Gambar 4.68 Pemberian Nilai Parameter Aksesibilitas ............................................. 115
Gambar 4.69 Memberi Tanda Symbology .................................................................. 115
Gambar 4.70 Penentuan Color dan Width pada Symbology Layer Aksesibilitas ...... 116
Gambar 4.71 Rename pada Label .............................................................................. 116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
Gambar 4.72 Menghitung PDRB Perkapita ............................................................... 117
Gambar 4.73 Menghitung Mobilitas Eksisting ........................................................... 117
Gambar 4.74. Memasukkan Indeks Mobilitas yang dipersyaratkan pada Nilai
Mobilitas .............................................................................................. 118
Gambar 4.75 Mencari Nilai Parameter Mobilitas ....................................................... 118
Gambar 4.76 Selected Attribute pada Layer Mobilitas 2010 ...................................... 119
Gambar 4.77 Pemberian Nilai Parameter Mobilitas ................................................... 119
Gambar 4.78 Menghitung Kecelakaan (Jiwa) ............................................................ 120
Gambar 4.79 Memasukan indeks Keselamatan yang dipersyaratkan pada Nilai
Keselamatan ......................................................................................... 120
Gambar 4.80 Mencari Nilai Parameter Keselamatan ................................................. 121
Gambar 4.81 Selected Attribute pada Layer Keselamatan 2010 ................................ 121
Gambar 4.82 Pemberian Nilai Parameter Keselamatan .............................................. 122
Gambar 4.83 Selected By Attribute untuk Pengisian Field Kecepatan Minimum ...... 123
Gambar 4.84 Pengisian Field Kecepatan Minimum ................................................... 124
Gambar 4.85 Memasukkan Nilai SPM Pelayanan ...................................................... 124
Gambar 4.86 Pengisian Nilai SPM Pelayanan ............................................................ 125
Gambar 4.87 Pengisian Nilai Parameter Pelayanan ................................................... 125
Gambar 4.88 Memberi Tanda Symbology .................................................................. 126
Gambar 4.89 Penentuan Color dan Width pada Symbology Layer Pelayanan ........... 126
Gambar 4.90 Penggantian Nama Label pada Symbology Layer Pelayanan ............... 126
Gambar 4.91 Select By Attribute pada Layer Lebar jalan ........................................... 128
Gambar 4.92 Pengisian Field “Lebar_Min” .............................................................. 128
Gambar 4.93 Memasukkan Nilai SPM Lebar Jalan ................................................... 129
Gambar 4.94 Pengisian Nilai SPM Lebar Jalan ......................................................... 129
Gambar 4.95 Select By Attribute pada Layer Lebar Jalan ......................................... 130
Gambar 4.96 Pengisian Nilai Parameter pada Layer Lebar Jalan .............................. 130
Gambar 4.97 Memasukkan Nilai SPM Kondisi Jalan ............................................... 132
Gambar 4.98 Select By Attribute pada Layer Kondisi Jalan ...................................... 132
Gambar 4.99 Pengisian Nilai Parameter Kondisi Jalan ............................................. 133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
Gambar 4.100 Pengisian Nilai SPM pada Layer Pemenuhan SPM ............................ 134
Gambar 4.101 Symbology pada layer “Pemenuhan SPM” .......................................... 134
Gambar 4.102 Indeks Aksesibilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon
Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010 ................................................. 137
Gambar 4.103Pemenuhan SPM Aspek Aksesibilitas Jaringan Jalan Kabupaten di
UPTD Plumbon Kab. Cirebon Tahun 2007-2010 ................................ 137
Gambar 4.104 Indeks Mobilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon
Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010 ................................................. 140
Gambar 4.105 Pemenuhan SPM Aspek Mobilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD
PlumbonKab. Cirebon Tahun 2007-2010 ............................................ 140
Gambar 4.106 Indeks Kecelakaan Lalu lintas Jarinngan Jalan Kabupaten di UPTD
Plumbon Kab. Cirebon Tahun 2007-2010 ........................................... 143
Gambar 4.107 Pemenuhan SPM Aspek Keselamatan Jaringan Jalan Kabupaten di
UPTD Plumbon Kab. Cirebon Tahun 2007-2010 ................................ 143
Gambar 4.108 Pemenuhan SPM Aspek Kondisi Jalan di UPTD Plumbon Berdasarkan
Lebar Jalan Tahun 2010 ....................................................................... 150
Gambar 4.109 Pemenuhan SPM Aspek Kondisi Jalan di UPTD Plumbon Berdasarkan
RCI Tahun 2010 ................................................................................... 150
Gambar 4.110Pemenuhan SPM Aspek Pelayanan Jalan di UPTD Plumbon Tahun
2010 ...................................................................................................... 154
Gambar 4.111 Prosentase Pemenuhan SPM Jalan Kabupaten Di UPTD Plumbon
Berdasarkan Panjang Jalan (km) .......................................................... 169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Peta ………………………………………………………….. L-A Peta Batas Kecamatan (Bakosurtanal, 1999)………………… L-A1 Peta Batas Desa (Bakosurtanal, 1999)……………………….. L-A2 Peta Transportasi (Bakosurtanal, 1999)……………………… L-A3 Peta Jaringan Jalan Kabupaten (Bina Marga)………………... L-A4 Peta Rencana Jaringan Transportasi (Bappeda)……………... L-A5 Peta Batas Administrasi dan Transportasi (BPN)…………… L-A6 Peta Administrasi…………………………………………….. L-A7 Peta Transportasi…………………………………………….. L-A8 Peta Aksesibilitas 2010……………………………………..... L-A9 Peta Mobilitas 2010……………………………………….…. L-A10 Peta Keselamatan 2010………………………………………. L-A11 Peta Pelayanan 2010…………………………………………. L-A12 Peta Lebar Jalan 2010………………………………………... L-A13 Peta Kondisi Jalan 2010……………………………………... L-A14 Peta Pemenuhan SPM 2010………………………………….. L-A15
Lampiran B Foto-foto Survey Ruas Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon... L-B
Foto Ruas Jalan Kalitanjung – Sumber……………………… .L-B1 Foto Ruas Jalan Sindangjawa – Mandirancan……………….. L-B2 Foto Ruas Jalan Jamblang – Cikeduk……………………….. L-B3 Foto Ruas Jalan Plumbon – Kenanga………………………... L-B4 Foto Ruas Jalan Tegalsari – Lemahtamba…………………… L-B5 Foto Ruas Jalan Clancang – Pangkalan……………………… L-B6 Foto Ruas Jalan Kecomberan – Sarwadadi………………….. L-B7 Foto Ruas Jalan Pecilon – Kertawinangun…………………... L-B8 Foto Ruas Jalan Cideng – Kertawinangun…………………... L-B9 Foto Ruas Jalan Jalan Pembangunan………………………… L-B10 Foto Ruas Jalan Jalan Wiratama……………………………... L-B11 Foto Ruas Jalan Komp. Ibukota Sumber…………………….. L-B12 Foto Ruas Jalan Kramat – Cisaat……………………………. L-B13 Foto Ruas Jalan Megu – Lurah……………………………… L-B14 Foto Ruas Jalan Tukumudal – Bode………………………… L-B15 Foto Ruas Jalan Tegalsari – Bode…………………………… L-B16 Foto Ruas Jalan Marikangen – Kasugengan…………………. L-B17 Foto Ruas Jalan Sarwadadi – Kubang……………………….. L-B18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
Foto Ruas Jalan Jamblang – Bakung………………………… L-B19 Foto Ruas Jalan Watubelah – Karangsari……………………. L-B20 Foto Ruas Jalan Sidawangi – Matangaji……………………... L-B21 Foto Ruas Jalan Beber – Ciwangi……………………………. L-B22 Foto Ruas Jalan Gesik – Sendang…………………………… L-B23 Foto Ruas Jalan Sendang – Kubang…………………………. L-B24 Foto Ruas Jalan Mandala – Pasawahan……………………… L-B25 Foto Ruas Jalan Komp. Wisata Cikalahang…………………. L-B26 Foto Ruas Jalan Bobos – Cikalahang………………………... L-B27 Foto Ruas Jalan Plumbon – Marikangen…………………….. L-B28 Foto Ruas Jalan Kertawinangun – Kalikoa………………….. L-B29 Foto Ruas Jalan Kedawung – Warungasem…………………. L-B30 Foto Ruas Jalan Plumbon – Pangkalan………………………. L-B31 Foto Ruas Jalan Wanakaya – Cangkring…………………….. L-B32 Foto Ruas Jalan Halimpu – Ciwangi………………………… L-B33 Foto Ruas Jalan Warukawung – Kepuh……………………... L-B34 Foto Ruas Jalan Kenanga – Warukawung…………………... L-B35 Foto Ruas Jalan Tukmudal – Lurah…………………………. L-B36 Foto Ruas Jalan Lurah – Waruroyom……………………….. L-B37 Foto Ruas Jalan Jamblang – Kasugengan…………………… L-B38 Foto Ruas Jalan Kebarepan – Kejuden……………………… L-B39 Foto Ruas Jalan Kedungsana – Pangkalan…………………... L-B40 Foto Ruas Jalan Batembat – Kalibaru……………………….. L-B41 Foto Ruas Jalan Keduanan – Karangwangi………………….. L-B42 Foto Ruas Jalan Sitiwinangun – Danawinangun…………….. L-B43 Foto Ruas Jalan Weru – Sarabahu………………………….... L-B44 Foto Ruas Jalan Panembahan – Trusmi……………………… L-B45 Foto Ruas Jalan Jalan Tembus Ibukota Sumber……………... L-B46 Foto Ruas Jalan Karangmulya – Marikangen………………... L-B47 Foto Ruas Jalan Kalitengah – Trusmi………………………... L-B48 Foto Ruas Jalan Getasan – Waruroyom……………………... L-B49 Foto Ruas Jalan Ciperna – Warungasem…………………….. L-B50 Foto Ruas Jalan Dawuan – Wanakaya………………………. L-B51 Foto Ruas Jalan Setukulon – Megu………………………….. L-B52 Foto Ruas Jalan Trusmi – Kaliwulu…………………………. L-B53 Foto Ruas Jalan Pasalakan Kertasari………………………… L-B54 Foto Ruas Jalan Serang – Beberan…………………………... L-B55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
Foto Ruas Jalan Cempaka – Karangsari……………………... L-B56 Foto Ruas Jalan Purwawinangun – Muara…………………... L-B57 Foto Ruas Jalan Kebarepan – Kedungsana………………….. L-B58 Foto Ruas Jalan Kepongpongan – Cirebongirang………….... L-B59 Foto Ruas Jalan Jalan Tuparev………………………………. L-B60
Lampiran C Tabel Jaringan Jalan dan Administrasi Kabupaten(Bakosurtanal)……………………………………. L-C1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Program penanganan jalan ……………………………………... 17
Tabel 2.2. Kondisi jalan dan kegiatan penanganan jalan…………………... 18
Tabel 2.3. Kelas rencana lalu lintas………………………………………... 18
Tabel 2.4. Nilai IRI berdasarkan pengamatan visual untuk jalan beraspal... 22
Tabel 2.5. Penentuan nilai RCI ………………………………………….… 23
Tabel 2.6. Hubungan antara IRI dengan RCI……………………………… 24
Tabel 2.7. Pedoman SPM Jalan Wilayah…………………………………... 26
Tabel 3.1 Rekapitulasi sumber data dan jenis data sekunder berdasarkan
referensi…………………………………………………………
38
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon 46
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk UPTD Plumbon…. 49
Tabel 4.3. Produk Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha
Kabupaten Cirebon……………………………………………...
52
Tabel 4.4. Data Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Cirebon…………... 54
Tabel 4.5. Data Kecelakaan Lalu Lintas di UPTD Plumbon Tahun 2010… 55
Tabel 4.6. Kondisi Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon tahun 2008 – 2010 56
Tabel 4.7. Jaringan jalan kabupaten menurut kondisi di UPTD Plumbon
tahun 2010………………………………………………………
58
Tabel 4.8. Lalu Lintas Harian Rata-rata UPTD Plumbon…………………. 62
Tabel 4.9. Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon…………………… 65
Tabel 4.10. Data Kecepatan Kendaraan di UPTD Plumbon………………... 68
Tabel 4.11. Pemenuhan SPM jaringan jalan kota di UPTD Plumbon dari
aspek aksesibilitas……………………………………………….
136
Tabel 4.12. Pemenuhan SPM jaringan jalan kota di UPTD Plumbon dari
aspek mobilitas………………………………………………….
139
Tabel 4.13. Pemenuhan SPM Jaringan jalan kabupaten di Kabupaten
Cirebon dari aspek kecelakaan lalu-lintas………………………
142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Tabel 4.14. Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari
aspek kondisi jalan berdasarkan lebar jalan…………………….
144
Tabel 4.15. Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari
aspek kondisi jalan berdasarkan nilai RCI……………………... 147
Tabel 4.16. Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari
aspek tingkat pelayanan…………………………………………
151
Tabel 4.17. Pemenuhan kelima aspek SPM………………………………… 155
Tabel 4.18. Peringkat Parameter SPM dan Nilai Pemenuhan Parameter
SPM……………………………………………………………. 161
Tabel 4.19. Klasifikasi Nilai Pemenuhan SPM Tahun 2010……………….. 163
Tabel 4.20. Kombinasi Nilai Alternatif dari Pemenuhan Nilai SPM Ruas
Jalan…………………………………………………………….
168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvi
DAFTAR SINGKATAN
Bakosurtanal : Badan Koordinasi Survai dan Pemetaaan Nasional Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BPN : Badan Pertanahan Nasional DSP : Daftar Skala Prioritas GE : Google Earth IRI : International Roughness Index JJS : Jaringan Jalan Strategis LU : Layanan Umum MS : Memenuhi Syarat PDRB : Produk Domestik Regional Bruto RCI : Road Conditon Index Renstra : Rencana Strategis SIG : Sistem Informasi Geografis SPM : Standar Pelayanan Minimal TMS : Tidak Memenuhi Syarat UPTD : Unit Pelaksana Teknik Dinas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Sistem
Manajemen Data Base Pemeliharaan Jalan Berbasis Sistem Informasi Geografis. Tesis ini
sebagai salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program Pascasarjana pada
bidang keahlian Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tesis ini mengangkat permasalahan tentang sistem informasi berupa basis data
jaringan jalan kabupaten yang digunakan untuk menentukan pemenuhan Standar
Pelayanan Minimal jalan terhadap pengguna jalan guna menunjang kegiatan rehabilitasi
dan pemeliharaan jalan kabupaten dengan menggunakan aplikasi program Sistem
Informasi Geografis yang sistematis dan berkelanjutan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kebaikan laporan ini. Semoga semua amal sholeh diterima Allah SWT.
dan laporan tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta, Februari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Cirebon secara geografis terletak di antara 108º20’- 108º35’ BT dan
06º35’-06º45’ LS yang memiliki luas wilayah 990,36 km², dengan jarak terjauh Barat-
Timur 54 km dan Utara-Selatan 39 km. Secara administrasi Kabupaten Cirebon
berbatasan dengan beberapa kabupaten, yaitu (Anonim, 2009b):
1) Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Indramayu.
2) Sebelah Barat Laut berbatasan dengan wilayah Kabupaten Majalengka.
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan.
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Brebes (Jawa Tengah).
Pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon merupakan pembangunan
yang dilaksanakan secara sinergis, efektif dan berkelanjutan. Guna menunjang hal
tersebut maka diperlukan strategi penanganan jalan yang tepat sasaran. Penanganan
rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan jalan diprioritaskan pada perwujudan kondisi
jaringan jalan yang mantap guna meningkatkan pelayanan jasa dan distribusi dalam
memajukan empat sektor ekonomi andalan yaitu pertanian, industri, perdagangan dan
pariwisata. Sektor andalan tersebut berada di sentral Kabupaten Cirebon, tepatnya
terletak di wilayah kerja Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon yaitu di Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Plumbon. Pada tahun 2010 ini UPTD Plumbon memiliki panjang
ruas jalan 187,86 km dengan kepadatan penduduk berdasarkan data sensus penduduk
tahun 2009 mencapai 3.563 jiwa/km² (ibid, 2009b).
Peran infrastruktur jalan kabupaten di UPTD Plumbon sangat penting dalam
memberikan dukungan terhadap perkembangan dan perubahan tata guna lahan di
wilayah tersebut. Hal tersebut harus diimbangi dengan pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal Jalan, sehingga akan memudahkan pergerakan sektoral maupun pergerakan
antar zona yang menghubungkan wilayah UPTD Plumbon dengan wilayah di
sekitarnya. Kondisi jaringan dan ruas jalan kabupaten yang ada merupakan prasarana
dasar dalam menentukan tingkat aksesibilitas dan mobilitas yang dapat mendukung
produktivitas kegiatan ekonomi masyarakat.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan dan keputusan sebagai dasar
pemenuhan SPM untuk menciptakan standar pelayanan publik, diantaranya:
1) Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001
tentang Pedoman SPM Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan
Pekerjaan Umum.
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan SPM.
SPM tentang jalan dipertegas dalam Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006
Pasal 112 dan 113. Pada Pasal 112 ayat 1 – ayat 3 dinyatakan bahwa pelayanan jalan
umum ditentukan dengan kriteria yang dituangkan dalam SPM yang terdiri dari standar
pelayanan jaringan jalan dan SPM ruas jalan. SPM jaringan jalan meliputi aksesibilitas,
mobilitas dan keselamatan. SPM ruas jalan meliputi kondisi jalan dan kecepatan.
Keterbatasan data dan informasi terutama yang berbasis Sistem Informasi
Geografis (SIG) yang digunakan sebagai alat atau media untuk mengetahui lokasi
jaringan infrastruktur jalan merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh Dinas
Bina Marga Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian terhadap
pemenuhan SPM jaringan dan ruas jalan kabupaten yang berbasis SIG di wilayah kerja
UPTD Plumbon Kabupaten Cirebon. Penggunaan aplikasi program SIG yang berbasis
spatial (peta) digital ini dapat mempersiapkan sebuah sistem manajemen perencanaan
pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur jalan kabupaten secara lebih efisien, handal
dan efektif yang diharapkan dapat memudahkan dalam pengawasan, evaluasi dan dapat
di-update dari waktu ke waktu secara berkelanjutan.
1.2 Rumusan Masalah 1) Bagaimana aplikasi program SIG dalam menentukan pemenuhan SPM jalan guna
menunjang kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan kabupaten?
2) Bagaimana visualisasi hasil pemenuhan SPM jalan dengan menggunakan aplikasi
program SIG?
1.3 Tujuan Penulisan Setelah selesainya penelitian ini, maka diharapkan telah tersusun :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 1) Sistem Informasi berupa bank data/basis data untuk menentukan pemenuhan SPM
jalan guna menunjang kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan kabupaten
dengan menggunakan aplikasi program SIG terhadap pengguna jalan.
2) Visualisasi pemenuhan SPM jalan dalam dua kategori pemenuhan yaitu yang
memenuhi syarat ataupun yang tidak memenuhi syarat SPM jalan pada setiap ruas
jalan kabupaten dengan menggunakan aplikasi program SIG.
1.4 Manfaat Penulisan Manfaat dari penelitian ini adalah :
1) Manfaat teoritis yaitu untuk memperluas kajian ilmu pengetahuan di bidang teknik
rehabilitasi dan pemeliharaan infrastruktur khususnya tentang jalan kabupaten
dengan aplikasi SIG.
2) Manfaat praktis yaitu hasil program ini dapat diterapkan secara aplikatif oleh Dinas
Bina Marga Kabupaten Cirebon sebagai alat pengendali/alat bantu pengambil
keputusan dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan
kabupaten.
1.5 Batasan Masalah Agar tinjauan studi ini tidak meluas dan menyimpang dari masalah diatas, maka
batasan dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Jalan yang dikaji adalah jalan kabupaten.
2) Lokasi penelitian dipilih wilayah kerja UPTD Plumbon saja sebagai sampel dengan
pertimbangan bahwa wilayah ini merupakan kawasan penggerak perekonomian,
admnistrasi, industri, perdagangan dan pariwisata Kabupaten Cirebon.
3) Prosedur standar teknis pelaksanaan konstruksi dan anggaran dana penanganan
jalan tidak dibahas, pembahasan hanya pada analisis SPM jalan yang berbasis pada
SIG sebagai inventarisasi data dan analisis pemenuhan SPM guna menunjang
kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan kabupaten.
4) Penentuan pemenuhan SPM jalan menggunakan parameter dari SPM jalan yaitu
yang terdiri dari SPM jaringan jalan yaitu aspek aksesibilitas, aspek mobilitas, aspek
keselamatan, dan dari SPM ruas jalan yaitu aspek kondisi jalan dan aspek pelayanan
jalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 SPM Jalan
Hasil penelitian Serunting (2010) menunjukkan bahwa SPM jaringan jalan di
Kota Salatiga pada tahun 2008 mempunyai indeks aksesibilitas = 8,535 sudah
memenuhi persyaratan, indeks mobilitas = 2,901 sudah memenuhi persyaratan, dan
indeks kecelakaan = 0,687. SPM ruas jalan dari aspek kondisi jalan berdasarkan
lebar jalan, yang belum memenuhi persyaratan sebanyak 69 ruas sepanjang 89,340
km (73,69%), sedangkan yang sudah memenuhi persyaratan sebanyak 41 ruas
sepanjang 31,90 km (26,31%). SPM ruas jalan dari aspek kondisi jalan berdasarkan
nilai Road Condition Index (RCI) yang belum memenuhi persyaratan sebanyak 1
ruas sepanjang 1,00 km (0,82%), sedangkan yang sudah memenuhi persyaratan
sebanyak 109 ruas sepanjang 120,24 km (99,81%).
Tujuan diadakannya Pavement Management System (PMS) adalah
menyelenggarakan pemeliharaan jalan secara efisien dan efektif dengan
mengoptimalkan kinerja jaringan jalan agar kondisi jaringan jalan dapat berfungsi
dengan baik. Penelitian mengenai PMS telah banyak dilakukan baik di dalam negeri
maupun di luar negeri. Salah satu tahapan dalam PMS adalah maintenance standard.
Maintenance standard diartikan bahwa pekerjaan pemeliharaan yang tepat haruslah
spesifik dan sesuai dengan hasil penyelidikan. Salah satu upaya untuk menetapkan
maintenance standard adalah dengan SPM. SPM merupakan bentuk pelayanan
publik yang menyangkut kualitas dan kuantitas pelayanan publik yang disediakan
pemerintah sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Konsep utama
dari SPM adalah tolok ukur penyediaan layanan bagi penyedia layanan dan acuan
mengenai kualitas dan kuantitas layanan bagi pengguna layanan (Insani, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian Setiawan (2009), parameter pemenuhan SPM
yang digunakan adalah pemenuhan lebar minimum, pemenuhan nilai kekasaran
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6 perkerasan maksimum International Roughness Index (IRI), dan pemenuhan nilai
kecepatan tempuh minimum (km/jam). Skema alokasi pentahapan dana yang terpilih
adalah 50%, 40% dan 10% dari total kebutuhan dana yang dialokasikan pada tahun
pertama, kedua dan ketiga secara berurutan. Skema alokasi tersebut menghasilkan
kriteria jalan yang sesuai dengan SPM bidang jalan dan menghasilkan pengurangan
waktu tempuh kendaraan. Skema alokasi terpilih mampu menghasilkan penghematan
Biaya Operasional Kendaraan dan biaya waktu perjalanan pada ruas jalan Kota Batu
sebesar Rp 6.541.222.099,00.
Berdasarkan hasil penelitian Senduk (2009), di tingkat jaringan jalan, Provinsi
Sulawesi Utara berada dalam kondisi yang cukup baik di ketiga aspek kriterianya,
yakni aksesibilitas, mobilitas, dan kecelakaan. Namun, khusus untuk Kota Menado,
diperlukan penambahan panjang jalan sepanjang 250,60 km. Jalan menurut tingkat
ruas jalan dengan kewenangan jalan nasional dan provinsi dibutuhkan anggaran
sebesar Rp821.369.810.100,00 untuk pemenuhan SPM Jalan, serta
Rp230.207.711,11 per tahun pada setiap kabupaten/kota untuk penambahan jalan
baru sebagai antisipasi pemenuhan SPM di tingkat jaringan.
PMS yang efektif dapat digunakan oleh pengambil keputusan untuk
pembangunan yang berkelanjutan, penentuan prioritas pemeliharaan jaringan jalan
dari berbagai kelas dan jenis jalan, membantu para engineer untuk mengidentifikasi
penanganan yang paling tepat suatu lokasi jaringan jalan dengan menggunakan
analisa ekonomi, prediksi model dan informasi dari waktu ke waktu. Hal-hal yang
diperlukan dalam PMS adalah data inventory data, condition data, maintenance
standards, economic analysis, budgetary analysis, programming, dan work control
dan feedback (Oliver, 2002).
2.1.2 Sistem Informasi Geografis
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Jamalurrusid (2009) adalah menerapkan
aplikasi program SIG pada jalan lingkungan di Kota Purbolinggo berupa basis data
teknis untuk menentukan prioritas pemeliharaan jalan lingkungan pada 76 ruas jalan.
Parameter yang digunakan yaitu tingkat kebutuhan biaya pekerjaan, tingkat
kerusakan jalan, dan jumlah hunian rumah/pemakai jalan yang tersusun tingkatan
prioritas dengan tiga rekomendasi yaitu mendesak sebanyak 18 ruas jalan, segera
sebanyak 34 ruas jalan, dan ditunda sebanyak 24 ruas jalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta menyusun Sistem Informasi/data base
jaringan jalan raya di kota Surakarta terkini berbasis SIG berupa data base klasifikasi
jalan raya, kondisi eksisting geometrik jalan, jenis perkerasan jalan, dan bangunan
pelengkap jalan dengan basis data drainase dan gorong-gorong, serta jembatan, dan
bangunan. Pengoperasian bangunan tersebut masing-masing dikelola oleh Sub Dinas
: Drainase, Bina Marga dan Cipta Karya. Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan
kegiatan ini adalah: (1) Print out data base jalan dalam bentuk buku A3 dengan
gambar peta ukuran A3 dari hasil intregasi wilayah kota Surakarta. (2) Software data
base jalan berikut data yang tersimpan dalam satu unit komputer (Anonim, 2007b).
Penelitian ini membahas tentang perkembangan aplikasi SIG yang terpadu
dan komprehensif dalam perencanaan dan pengawasan kegiatan pembangunan. Hal
tersebut berupa peningkatan fungsi aplikasi pada perangkat SIG dengan
menambahkan model baru dan tools analysis untuk sistem yang sudah ada dengan
menggunakan toolkit SIG untuk mendapatkan hasil pengambilan keputusan yang
terbaik. Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE) merupakan bagian terpenting
yang digunakan untuk menentukan keberhasilan aplikasi SIG dalam pengambilan
keputusan pada saat proses perencanaan melalui beberapa pertimbangan yaitu
rekomendasi skenario kegiatan pembangunan dan kendalamya serta dampak di masa
yang akan datang. Penelitian ini juga membahas tentang isu-isu pengembangan dan
aplikasi SIG lainnya, khususnya kapasitas data dan infrastruktur geodata pada SIG
(Yaakup, 2004).
Penerapan aplikasi SIG pada studi kasus Rencana Tata Negara Pahang
digunakan untuk penyusunan rencana pengembangan dan pelaksanaan kegiatan
pembangunan di tingkat Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten. Penyusunan rencana
pembangunan tersebut bertujuan untuk tercapainya suatu proses perencanaan yang
sistematis dan berkelanjutan. Tahapan penelitian ini terdiri dari identifikasi
kebutuhan dan tujuan, pelaksanaan dan evaluasi alternatif serta pengawasan
pelaksanaan perencanaan. SIG memiliki fungsi sebagai alat yang efektif dalam
memberikan analisis dan metode kuantitatif untuk analisis perencanaan kota dan
regional, juga dapat memberikan sebuah dasar yang kuat untuk pengambilan
keputusan yang tepat sasaran (Yaakup et al, 2007a).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8 Penerapan sistem infomasi berbasis SIG diperlukan untuk mengatasi
kompleksitas dan ketidakpastian dalam proses perencanaan dalam manajemen
perencanaan kota. Sistem informasi yang tersusun dibuat secara sistematis dan
berkelanjutan yang dapat berfungsi sebagai alat untuk pengembangan proses
perencanaan dan pengawasan kegiatan pembangunan. Perencanaan perkotaan dan
sistem pengawasan yang efektif diperlukan mengakomodasi perencanaan strategis,
manajemen perencanaan serta pemecahan masalah agar mempermudah dalam
pengambilan keputusan. Penggunaan SIG yang berdasarkan analisis data dan
pengendalian pembangunan berguna untuk meningkatkan pemodelan spasial dengan
tujuan pengembangan perencanaan dan pengawasan pembangunan selanjutnya
(Yaakup et al, 2007b).
Penelitian tentang analisis kecelakaan ini bertujuan untuk membantu
pengambilan keputusan dalam menentukan tindakan keselamatan penyebab
kecelakaan lalu lintas. Aplikasi yang dipakai yaitu menggunakan program SIG untuk
menganalisis penyebab kecelakaan dengan metode visualisasi data kecelakaan
sehingga menghasilkan prediksi yang lebih akurat berdasarkan parameter yang
terkait aspek kecelakaan. Batasan masalah penelitian hanya pada daerah Seremban
City Council Negeri Sembilan dan telah melakukan kerja sama dengan The Royal
Malaysian Police dan The Road Safety Council (Yaakup et al, 2009).
2.2 Landasan Teori Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan mengamanatkan bahwa
”hasil penyelenggaraan jalan harus memenuhi SPM yang ditetapkan”. SPM Bidang
Jalan telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah Nomor 534/KPTS/M/2001 (Anonim, 2004b).
Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting
terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan
dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai
keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan
memperkokoh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan
nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran
pembangunan nasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9 2.2.1 Peran, Pengelompokan, dan Bagian-Bagian Jalan
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 (UU 38/2004) Bab III Pasal 5,6,7
tentang Jalan dibahas mengenai, peran, pengelompokan dan bagian-bagian jalan,
sedangkan bahasan lanjutan yang sangat terkait, yaitu pengelompokan jalan umum
berdasar status kepengelolaan dan kelas jalan sesuai dengan pasal 9, 10 dan 11
sebagai berikut (Anonim, 2004b):
2.2.1.1 Pengelompokkan Jalan Menurut Peran
Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam
bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan,
serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jalan sebagai prasarana
distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara. Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan menghubungkan
dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia.
2.2.1.2 Pengelompokan Jalan Secara Umum
Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.
Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status dan kelas. Sedangkan
jalan khusus bukan diperuntukkan bagi lalu lintas umum dalam rangka distribusi
barang dan jasa yang dibutuhkan.
2.2.1.3 Pengelompokan Jalan Menurut Fungsi
Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan sebagai berikut:
1) Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
2) Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata
sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3) Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
4) Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat dan kecepatan rata-rata rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10 2.2.1.4 Pengelompokan Jalan Umum Menurut Status
Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan sebagai berikut:
1) Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan
jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi dan jalan strategis
nasional serta jalan tol.
2) Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar
ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
3) Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota
kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan
lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah
kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
4) Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan
antar pusat permukiman yang berada di dalam kota.
5) Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar
permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
2.2.1.5 Kriteria Jalan Menurut Pelayanan
Pelayanan yang andal adalah pelayanan jalan yang memenuhi SPM, yang
meliputi aspek aksesibilitas (kemudahan pencapaian), mobilitas, keselamatan,
kondisi jalan dan kecepatan tempuh rata-rata, sedangkan yang dimaksud dengan
jalan prima adalah selalu memberikan pelayanan yang optimal.
Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan bersifat menerus yang
memberikan pelayanan lalu lintas tidak terputus walaupun masuk ke dalam kawasan
perkotaan. Pusat-pusat kegiatan adalah kawasan perkotaan yang mempunyai
jangkauan pelayanan nasional, wilayah dan lokal. Kawasan perkotaan adalah
kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11 2.2.1.6 Pengelompokkan Menurut Kelas Jalan
Pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas, jalan dibagi dalam
beberapa kelas jalan. Pembagian kelas jalan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Pengaturan kelas
jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas jalan
bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang dan jalan kecil.
2.2.2 Bagian-Bagian Jalan
Bagian-bagian jalan meliputi:
1) Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan dan ambang
pengamannya.
2) Ruang milik jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar
ruang manfaat jalan.
3) Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang
ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan.
2.2.3 Penguasaan dan Wewenang Pemerintah dalam Penyelenggaraan Jalan
Pasal 13, 14, 15 dan 16 UU 38/2004 membahas tentang penguasaan jalan
umum, wewenang pemerintah pusat, propinsi maupun kabupaten dalam
penyelenggaraan jalan umum tersebut.
2.2.3.1 Penguasaan atas Jalan
Penguasaan atas jalan ada pada negara. Penguasaan oleh negara memberi
wewenang kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk melaksanakan
penyelenggaraan jalan.
2.2.3.2 Penyelenggaraan Jalan berdasarkan kewewenangnya
a. Wewenang Pemerintah
Wewenang pemerintah dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan
jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan nasional. Wewenang penyelenggaraan
jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan nasional meliputi pengaturan,
pembinaan, pembangunan dan pengawasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12 b. Wewenang Pemerintah Provinsi
Wewenang pemerintah provinsi dalam penyelenggaraan jalan meliputi
penyelenggaraan jalan provinsi. Wewenang penyelenggaraan jalan provinsi meliputi
pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan provinsi. Apabila
Pemerintah Provinsi belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya, maka
Pemerintah Provinsi dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada Pemerintah.
c. Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota
Wewenang pemerintah kabupaten dalam penyelenggaraan jalan meliputi
penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa, sebagai berikut:
1) Wewenang pemerintah kota dalam penyelenggaraan jalan meliputi
penyelenggaraan jalan kota.
2) Wewenang penyelenggaraan jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa meliputi
pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan.
3) Apabila Pemerintah kabupaten/kota belum dapat melaksanakan sebagian
wewenangnya, maka pemerintah kabupaten/kota dapat menyerahkan wewenang
tersebut kepada pemerintah provinsi.
2.2.4 Pembangunan Jalan Umum
Pembangunan jalan umum, meliputi pembangunan jalan secara umum,
pembangunan jalan nasional, pembangunan jalan provinsi, pembangunan jalan
kabupaten dan jalan desa, serta pembangunan jalan kota. Pembahasan mengenai
pembangunan jalan terdapat pada pasal 29, 30, 31, 32, 33 dan 34 UU 38/2004.
2.2.4.1 Pembangunan Jalan Secara Umum
Pembangunan jalan secara umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
adalah sebagai berikut:
1) Pengoperasian jalan umum dilakukan setelah dinyatakan memenuhi persyaratan
laik fungsi secara teknis dan administratif.
2) Penyelenggara jalan wajib memprioritaskan pemeliharaan, perawatan dan
pemeriksaan jalan secara berkala untuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan
sesuai dengan SPM yang ditetapkan.
3) Pembiayaan pembangunan jalan umum menjadi tanggung jawab Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13 4) Apabila pemerintah daerah belum mampu membiayai pembangunan jalan yang
menjadi tanggung jawabnya secara keseluruhan, maka Pemerintah dapat
membantu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5) Sebagian wewenang Pemerintah di bidang pembangunan jalan nasional mencakup
perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaannya
dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
6) Pembentukan peraturan perundang-undangan, termasuk kriteria, persyaratan,
standar, prosedur dan manual; penyusunan rencana umum jalan nasional dan
pelaksanaan pengawasan dilakukan dengan memperhatikan masukan dari
masyarakat.
2.2.4.2 Pembangunan Jalan Nasional
Pembangunan jalan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 meliputi:
1) Perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta
pelaksanaan konstruksi jalan nasional.
2) Pengoperasian dan pemeliharaan jalan nasional.
3) Pengembangan dan pengelolaan sistem manajemen jalan nasional.
2.2.4.3 Pembangunan Jalan Propinsi
Pembangunan jalan provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 meliputi:
1) Perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta
pelaksanaan konstruksi jalan provinsi.
2) Pengoperasian dan pemeliharaan jalan provinsidan
3) Pengembangan dan pengelolaan sistem manajemen jalan provinsi.
2.2.4.4 Pembangunan Jalan Kabupaten
Pembangunan jalan kabupaten dan jalan desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 meliputi:
1) Perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta
pelaksanaan konstruksi jalan kabupaten dan jalan desa.
2) Pengoperasian dan pemeliharaan jalan kabupaten dan jalan desa.
3) Pengembangan dan pengelolaan manajemen pemeliharaan jalan kabupaten dan
jalan desa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14 2.2.4.5 Pembangunan Jalan Kota
Pembangunan jalan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 meliputi:
1) Perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta
pelaksanaan konstruksi jalan kota.
2) Pengoperasian dan pemeliharaan jalan kota.
3) Pengembangan dan pengelolaan manajemen pemeliharaan jalan kota.
2.2.5 Pengawasan Jalan Umum
Pengawasan jalan umum meliputi pengawasan jalan secara umum, pengawasan
jalan nasional, pengawasan jalan provinsi, pengawasan jalan kabupaten dan jalan
desa, serta pengawasan jalan kota. Pembahasan mengenai pengewasan jalan umum
tersebut dalam pasal 36, 37, 38, 39 dan 40 UU 38/2004 sebagai berikut:
2.2.5.1 Pengawasan Jalan Secara Umum
1) Pengawasan jalan secara umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 meliputi:
a) Evaluasi dan pengkajian pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan jalan.
b) Pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan.
c) Hasil penyelenggaraan jalan harus memenuhi SPM yang ditetapkan.
2) Pengawasan jalan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 meliputi:
a) Evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan nasional.
b) Pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan nasional.
2.2.5.2 Pengawasan Jalan Provinsi
Pengawasan jalan provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 meliputi:
1) Evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan provinsi.
2) Pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan provinsi.
2.2.5.3 Pengawasan Jalan Kabupaten
Pengawasan jalan kabupaten dan jalan desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 meliputi:
1) Evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa.
2) Pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan kabupaten dan jalan
desa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15 2.2.5.4 Pengawasan Jalan Kota
Pengawasan jalan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 meliputi:
1) Evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan kota.
2) Pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan kota.
2.2.6 Peran Masyarakat
Dalam Bab VII pasal 62 UU 38/2004 dibahas mengenai peran masyarakat
dimana masyarakat berhak:
1) Memberi masukan kepada penyelenggara jalan dalam rangka pengaturan,
pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan.
2) Berperan serta dalam penyelengaraan jalan.
3) Memperoleh manfaat atas penyelenggaraan jalan sesuai dengan SPM yang
ditetapkan.
4) Memperoleh informasi mengenai penyelenggaraan jalan.
5) Memperoleh ganti kerugian yang layak akibat kesalahan dalam pembangunan
jalan.
6) Mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap kerugian akibat pembangunan
jalan.
7) Masyarakat wajib ikut serta menjaga ketertiban dalam pemanfaatan fungsi jalan.
2.2.7 Pemeliharaan Jalan
Pengertian pemeliharaan menurut PP 34 Tahun 2006 tentang jalan adalah
(Anonim, 2006a):
1) Pemeliharaan jalan adalah penanganan jalan yang meliputi perawatan,
rehabilitasi, penunjangan dan peningkatan.
2) Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya terhadap lapis
permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas berkendaraan (Riding
Quality), tanpa meningkatkan kekuatan struktural dan dilakukan sepanjang tahun.
3) Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan terhadap jalan pada
waktu-waktu tertentu (tidak menerus sepanjang tahun) dan sifatnya hanya
fungsional dan tidak meningkatkan kemampuan struktural perkerasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16 4) Peningkatan adalah penanganan jalan guna memperbaiki pelayanan jalan yang
berupa peningkatan struktural dan atau geometriknya agar mencapai tingkat
pelayanan yang direncanakan.
Program pemeliharaan jalan meliputi kegiatan pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala, dan rehabilitasi jalan.
1) Pemeliharaan rutin, merupakan kegiatan merawat serta memperbaiki kerusakan-
kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan mantap. Jalan dengan kondisi
pelayanan mantap adalah ruas-ruas jalan dengan umur rencana yang dapat
diperhitungkan serta mengikuti standar tertentu.
Frekuensi pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan interval penanganan
kurang dari 1 (satu) tahun. Kegiatan pemeliharaan rutin ini dibedakan atas yang
direncanakan secara rutin (cyclic) dan tidak direncanakan yang tergantung pada
kejadian kerusakan (reactive).
2) Pemeliharaan berkala, merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap
kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar penurunan kondisi jalan dapat
dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana.
Frekuensi pemeliharaan yang dilakukan adalah secara periodik dengan interval
penanganan beberapa tahun. Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan baik untuk
menambah nilai struktural ataupun memperbaiki nilai fungsionalnya yang
meliputi kegiatan-kegiatan yang bersifat pencegahan (preventive), pelaburan
(resurfacing), pelapisan tambah (overlay), dan rekonstruksi perkerasan
(rehabilitation).
3) Rehabilitasi jalan, merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan
yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi
kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi
pelayanan mantap. Dengan rehabilitasi, maka penurunan kondisi kemantapan
tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai rencana yang
diperkirakan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan
pada segmen tertentu yang mengakibatkan penurunan yang tidak wajar pada
kemampuan pelayanan jalan pada bagian-bagian tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17 2.2.8 Peningkatan jalan
Peningkatan jalan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kondisi jalan yang
kemampuannya tidak mantap atau kritis, sampai suatu kondisi pelayanan yang
mantap sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan. Kegiatan ini merupakan
kegiatan penanganan jalan yang dapat meningkatkan kemampuan strukturalnya
sesuai dengan umur rencana jalan tersebut.
Program peningkatan jalan meliputi kegiatan peningkatan struktur dan
peningkatan kapasitas.
1) Peningkatan struktur, merupakan kegiatan penanganan untuk dapat
meningkatkan kemampuan ruas-ruas jalan dalam kondisi tidak mantap atau kritis
agar ruas-ruas jalan tersebut sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan.
2) Peningkatan kapasitas, merupakan penanganan jalan dengan pelebaran
perkerasan, baik menambah maupun tidak menambah jumlah lajur.
2.2.9 Konstruksi jalan baru
Konstruksi jalan baru merupakan penanganan jalan dari kondisi belum tersedia
badan jalan sampai kondisi jalan dapat berfungsi.
Tabel 2.1. Program penanganan jalan (Anonim, 2006a)
Program Penanganan Jalan Kegiatan
Pemeliharaan Jalan Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Berkala Rehabilitasi
Peningkatan Jalan Peningkatan Struktur Peningkatan Kapasitas
Konstruksi Jalan Baru Konstruksi Jalan Baru
Masing-masing program berkaitan erat dengan kondisi jalan. Hubungan kondisi
jalan dengan program penanganan jalan dapat dilihat dalam Tabel 2.2 Bina Marga
mengkategorikan 4 (empat) jenis kerusakan jalan, yaitu:
1) Baik yaitu apabila jalan aspal hampir seluruhnya bebas dari kerusakan, hanya
membutuhkan pemeliharaan rutin.
2) Sedang yaitu apabila jalan aspal dengan kerusakan dan melemahnya ketahanan
struktur, membutuhkan pemeliharaan berkala, tanpa harus menghancurkan
struktur dasar yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18 3) Rusak Ringan yaitu apabila jalan aspal dengan kerusakan struktur yang
membutuhkan peningkatan jalan, yang artinya penghancuran dari bagian-bagian
yang rusak.
4) Rusak Berat yaitu apabila jalan aspal dengan kerusakan struktural yang serius,
sehingga perlu pembangunan jalan baru dan pekerjaan drainase.
Tabel 2.2. Kondisi Jalan dan Kegiatan Penanganan Jalan (Anonim, 2005b)
Kondisi Jalan IRI
(m/km) RCI Penanganan
Baik IRI ≤ 4 RCI ≥ 7,60 Pemeliharaan Rutin Sedang 4 ≤ IRI ≤ 8 7,60 ≥ RCI ≥ 5,30 Pemeliharaan Berkala Rusak Ringan 8 ≤ IRI ≤ 12 5,30≥ RCI ≥ 3,53 Peningkatan Jalan Rusak Berat > 12 < 3,53 Rehabilitasi
Secara praktis dalam menentukan tebal pelapisan ulang (overlay) dari
perkerasan jalan yang ada untuk program pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala,
peningkatan struktur dan peningkatan kapasitas tergantung pada besarnya lalu lintas
harian rata-rata (LHR) dan jenis konstruksi perkerasan lama.
Dalam Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota
No.018/T/BNKT/1990 dan Petunjuk Teknik Survei dan Perencanaan Teknik Jalan
Kabupaten No. 013/T/Bt/1995 diberikan tabel kelas rencana lalu lintas sebagaimana
terlihat dalam Tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3. Kelas Rencana Lalu Lintas (Anonim, 1990; 1995a)
KLASIFIKASI JALAN KELAS LALU LINTAS LHR
III 0 < 20 III 1 20 – 50 III 2 50 – 200 III 3 200 – 500 III 4 500 – 2.000 II 5 2.000 – 5.000 II 6 5.000 – 20.000 I 7 20.000 – 50.000 I 8 > 50.000
Catatan mengenai klasifikasi jalan yang diusulkan: - Kelas III : digunakan untuk klasifikasi jalan kabupaten/kota - Kelas II : digunakan untuk klasifikasi jalan provinsi - Kelas I : digunakan untuk klasifikasi jalan nasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19 2.3 Standar Pelayanan Minimal Jalan
Peraturan perundang-undangan yang mengatur SPM bidang jalan untuk
kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan SPM Jalan.
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
3) Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001
tentang Pedoman Penentuan SPM Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan
Permukiman, dan Pekerjaan Umum.
4) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penerapan SPM.
5) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 79 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penyusunan Pencapaian Rencana Pencapaian SPM.
Sebagai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan di daerah
sebagai kewenangannya. Dalam hal ini pemerintah daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
berdasarkan azas otonomi dan tugas perbantuan (Anonim, 2004a).
Urusan yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan
pilihan. Urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah
adalah yang terkait dengan pelayanan dasar (basic service) bagi masyarakat. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Pasal 7 ayat (2) disebutkan
bahwa urusan wajib sebagaimana dimaksud meliputi: pendidikan, kesehatan,
lingkungan hidup, pekerjaan umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan,
perumahan, kepermudaan dan olah raga, penanaman modal, koperasi dan usaha kecil
dan menengah, kependudukan dan catatan sipil, ketenagakerjaan, ketahanan pangan,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga
sejahtera, perhubungan, komunikasi dan informatika, pertanahan, kesatuan bangsa
dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi
keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, pemberdayaan masyarakat desa,
sosial, kebudayaan, statistik, kearsipan dan perpustakaan (Anonim, 2007c).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintahan yang
diprioritaskan oleh pemerintah daerah untuk diselenggarakan yang terkait dengan
upaya mengembangkan potensi unggulan yang menjadi kekhasan daerah. Urusan
pemerintahan diluar urusan wajib dan urusan pilihan yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah, sepanjang menjadi kewenangan daerah yang bersangkutan tetap
harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang bersangkutan.
Dalam Pasal 8 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 disebutkan
bahwa: “urusan wajib sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat (2) berpedoman pada SPM
yang ditetapkan oleh pemerintah dan dilaksanakan secara bertahap”.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Pasal 1 angka 6
menyebutkan bahwa yang dimaksud SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang diperoleh setiap warga
secara minimal. Penyusunan SPM mengacu pada peraturan perundang-undangan
yang mengatur urusan wajib mencakup pelayanan dasar, indikator SPM dan batas
waktu pencapaian SPM. SPM yang telah ditetapkan pemerintah menjadi salah satu
acuan bagi pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan dan penganggaran
penyelenggaraan pemerintahan di daerah (Anonim, 2005a).
SPM bidang jalan telah dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun
2006 Pasal 112 yang meliputi SPM jaringan jalan dan SPM ruas jalan. Pada Pasal
112 ayat (1) – ayat (3) dinyatakan bahwa pelayanan jalan umum ditentukan dengan
kriteria yang dituangkan dalam SPM yang terdiri dari standar pelayanan jaringan
jalan dan SPM ruas jalan. SPM jaringan jalan meliputi aksesibilitas, mobilitas dan
keselamatan. SPM ruas jalan meliputi kondisi jalan dan kecepatan.
Tahun 2001 pernah diterbitkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 tentang Pedoman SPM Bidang Penataan Ruang,
Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum. Dalam Kepmen tersebut
dijelaskan sejumlah indikator SPM tentang jaringan dan ruas jalan yang meliputi
aspek aksesibilitas (km/km2), aspek mobilitas (km/1000 penduduk), aspek
keselamatan (kecelakaan/km/tahun), kondisi jalan (IRI atau RCI), dan kondisi
pelayanan (kecepatan, km/jam). Namun dalam catatan yang diberikan dalam
Kepmen tersebut disebutkan bahwa nilai kualitas SPM yang diberikan berdasarkan
analisis terhadap kajian pada berbagai provinsi. Metode kajian belum sepenuhnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21 mengikuti kaidah penetapan SPM dan belum diperoleh nilai dasar (base line) kualitas
SPM sebagai dasar penilai kinerja. Indikator capaian SPM secara kualitas dan
kuantitas ditunjukkan pada Tabel 2.4.
2.3.1 Standar Pelayanan Minimal Jaringan Jalan
2.3.1.1 Aspek aksesibilitas
Untuk menentukan tingkat aksesibilitas jaringan jalan dilakukan dengan
membandingkan kualitas indeks aksessibilitas yang dipersyaratkan dengan indeks
aksessibilitas jaringan jalan eksisting yang diperoleh dari perbandingan data panjang
jalan dan luas wilayah (km/km2). Persamaaan indeks aksesibilitas
ditunjukkanadalamaPersamaan (2.1).
……………………….(2.1)
2.3.1.2 Aspek mobilitas
Tingkat mobilitas jaringan jalan ditentukan dengan membandingkan kualitas
indeks mobilitas yang dipersyaratkan dengan indeks mobilitas jaringan jalan
eksisting. Indeks mobilitas jaringan jalan yang disyaratkan dihitung berdasarkan data
PDRB per kapita (juta rupiah/kapita/tahun), sedangkan indeks mobilitas jaringan
jalan eksisting diperoleh berdasarkan perbandingan antara jumlah panjang jalan per
1000 jumlah penduduk (km/1000 jumlah penduduk). Persamaan indeks mobilitas
ditunjukkan dalam Persamaaan (2.2).
..(2.2)
2.3.1.3 Aspek keselamatan
Pemenuhan SPM pada jaringan jalan kaitannya dengan tingkat kecelakaan
dilakukan dengan membandingkan kualitas indeks kecelakaan yang dipersyaratkan
dengan indeks kecelakaan jaringan jalan eksisting. Indeks kecelakaan jaringan jalan
yang disyaratkan ditentukan berdasarkan data kepadatan penduduk (jiwa/km²),
sedangkan indeks kecelakaan jaringan jalan eksisitng dihitung dengan
membandingkan jumlah kecelakaan dengan jumlah panjang jalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22 (kecelakaan/km/tahun). Persamaan indeks kecelakaan ditunjukkan dalam
Persamaaan (2.3).
.……….......(2.3)
2.3.2 Standar Pelayanan Minimal Ruas Jalan
2.3.2.1 Aspek kondisi jalan
Kondisi jalan merupakan nilai kerataan permukaan jalan dan dinyatakan
(International Roughness Index) atau RCI (Road Condition Index). IRI adalah
kerataan permukaan jalan yang dinyatakan dengan jumlah perubahan vertikal
permukaan jalan untuk setiap satuan panjang jalan (m/km).
Korelasi antara IRI dengan kondisi perkerasan berdasarkan pengamatan visual
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.4. Korelasi antara RCI dengan kondisi
perkerasan berdasarkan pengamatan visual seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.5.
Sedangkan korelasi IRI dengan RCI ditunjukkan pada Tabel 2.6.
Data kondisi masing-masing ruas jalan berdasarkan nilai dengan IRI/RCI
dibandingkan dengan kualitas standar pelayanan yang disyaratkan berdasarkan lebar
minimum jalan dan volume lalu lintas (LHR).
Tabel 2.4 Nilai IRI Berdasarkan Pengamatan Visual untuk Jalan Beraspal (Anonim, 2005b)
IRI (m/km) Sealed Road
1,5 – 2,5
a. Dapat dilalui kendaraan dengan nyaman pada kecepatan > 120 km/jam. b. Ayunan/goyangan hampir tidak terasa pada kecepatan 80 km/jam,
perkiraan roughnessnya adalah 1,3 – 1,8. c. Tidak ditemui amblas (depression), lubang (potholes), ataupun keriting
(corrugation), amblas <2 mm per 3 m. d. Tipikal jalan beraspal kualitas tinggi perkiraan roughnessnya adalah 1,4
– 2,3. e. Surface treatment berkualitas tinggi perkiraan roughnessnya adalah 2,0 –
2,5.
4,5 – 5,5
a. Dapat dilalui kendaraan dengan nyaman pada kecepatan 100 km/jam - 120 km/jam.
b. Ayunan/goyangan mulai terasa pada kecepatan 80 km/jam. c. Pada perkerasan yang rusak sekali-kali ditemui amblas (depression),
tambalan (patching), lubang (potholes) yaitu lubang 0,5 cm – 15 cm per 3 m atau 1 cm – 2 cm per 5 m dengan frekuensi 1 – 2 lubang per 50 m.
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23 Tabel 2.4 Nilai IRI Berdasarkan Pengamatan Visual Untuk Jalan Beraspal
(Anonim, 2005b) (Lanjutan)
IRI (m/km) Sealed Road
4,5 – 5,5
d. Banyak terdapat lubang dangkal dan pada surface treatment banyak ditemui ravelling.
e. Pada perkerasan yang tidak rusak banyak ditemui keriting (corrugation) atau gelombang yang lebar.
6,0 – 8,0
a. Dapat dilalui kendaraan dengan nyaman pada kecepatan 70 km/jam - 90 km/jam.
b. Ayunan/goyangan sangat terasa. c. Biasanya diikuti oleh kerusakan pada perkerasan, seringkali ditemui
amblas (depression) yang sedang dan tidak rata, tambalan (patching) yaitu 1,5 cm – 2 cm per 3 m atau 2 cm – 4 cm per 5 m dengan frekuensi 3 – 5 buah per 50 m, atau sekali-kali ditemukan lubang (potholes) yaitu lubang dengan frekuensi 1 – 3 lubang per 50 m.
d. Pada perkerasan yang tidak rusak banyak ditemui gelombang atau keriting (corrugation) yang dalam.
9,0 – 10,0
a. Dapat dilalui kendaraan dengan nyaman pada kecepatan 50 km/jam - 60 km/jam.
b. Ayunan/goyangan tajam seringkali dirasakan. c. Disertai kerusakan yang parah: seringkali ditemui amblas (depression)
yang dalam dan tidak rata, tambalan (patching) yaitu 2 cm – 4 cm per 3 m atau 4 cm – 8 cm per 5 m dengan frekuensi 3 – 5 buah per 50 m, atau seringkali ditemukan lubang (potholes) yaitu lubang dengan frekuensi 4 – 6 lubang per 50 m.
11,0 – 13,0
a. Kecepatan kendaraan perlu dikurangi sampai dibawah 50 km/jam. b. Banyak ditemui amblas (depression), lubang (potholes), dan
disintegration yang parah yaitu dengan kedalaman 4 – 8 cm dengan frekuensi <8 – 16 buah per 50 m.
15,0 – 20,0
a. Dapat dilalui kendaraan dengan nyaman pada kecepatan 20 km/jam – 30 km/jam.
b. Seringkali ditemui amblas (depression) melintang yang dalam, dan/atau lubang (potholes) yaitu 4 cm – 8 cm per 1 – 5 m dengan frekuensi 16 – 25 lubang per 50 m yang disertai disintegration yang parah.
c. Tidak mungkin dapat menghindari semua amblas kecuali paling parah.
Tabel 2.5 Penentuan nilai RCI Berdasarkan Pengamatan Visual untuk Jalan Beraspal (Anonim, 2007d)
Jenis Permukaan Kondisi ditinjau secara visual RCI
Jalan tanah dengan drainase jelek dan semua tipe permukaan yang tidak diperhatikan sama sekali
Tidak bisa dilalui 0 – 2
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24 Tabel 2.5 Penentuan nilai RCI Berdasarkan Pengamatan Visual untuk Jalan
Beraspal (Anonim, 2007d) (Lanjutan)
Jenis Permukaan Kondisi ditinjau secara visual RCI
Semua tipe perkerasan yang tidak diperhatikan sejak lama (4 – 5 tahun atau lebih)
Rusak berat, banyak lubang pada seluruh daerah perkerasan
2 – 3
Pemeliharaan berkala (PM) lama, Latasbum lama, batu kerikil
Rusak bergelombang, banyak lubang
3 – 4`
Pemeliharaan berkala (PM) setelah pemakaian 2 tahun, Latasbum lama
Agak rusak, kadang-kadang ada lubang, permukaan tidak rata
4 – 5
Pemeliharaan berkala (PM) baru, Lasbutag setelah pemakaian 2 tahun
Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
5 – 6
Lapis tipis lama dari hotmix, Latasbum baru, Lasbutag baru
Baik 6 – 7
Hotmix setelah 2 tahun, hotmix tipis di atas pemeliharaan berkala (PM)
Sangat baik, umumnya rata 7 – 8
Hotmix baru (Lataston, Laston), peningkatan menggunakan lebih dari 1 lapis
Sangat rata dan teratur 8 - 10
Tabel 2.6 Hubungan antara IRI dengan RCI (Anonim, 2005b)
RCI IRI Kondisi Visual dari Permukaan Perkerasan Jenis Tipikal Permukaan
8 – 10 0 – 3 Sangat mulus dan teratur Campuran panas yang baru digelar
7 – 8 3 – 4 Sangat baik, umumnya mulus Campuran panas setelah beberapa tahun layanan
6 – 7 4 – 6 Baik Lapis tipis yang lama dari campuran panas, NACAS yang baru, Lasbutag yang baru
5 – 6 6 – 8 Cukup, sangat sedikit atau tidak ada lubang, tetapi permukaan tidak teratur
Lapen yang baru, NACAS yang baru, Lasbutag setelah 2 tahun layanan
4 – 5 8 – 10 Jelek, sesekali berlubang, permukaan tidak teratur
Lapen setelah 2 tahun layanan, NACAS yang lama
3 – 4 10 – 12 Pecah, bergelombang, banyak lubang
Lapen yang lama, NACAS yang lama, jalan kerikil yang kurang terpelihara
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25 Tabel 2.6 Hubungan antara IRI dengan RCI (Anonim, 2005b) (Lanjutan)
RCI IRI Kondisi Visual dari Permukaan Perkerasan Jenis Tipikal Permukaan
2 – 3 12 – 16 Sangat pecah-pecah, banyak lubang, dan total bidang perkerasan hancur
Semua jenis perkerasan tanpa layanan untuk waktu yang lama
0 – 2 > 16 Tidak dapat dilalui kecuali 4WD
Semua jenis perkerasan dianggap diabaikan
2.3.2.2 Aspek pelayanan jalan
Berdasarkan data kecepatan tempuh masing-masing ruas jalan yang ditinjau
dalam km/jam, dibandingkan dengan kualitas standar pelayanan yang disyaratkan
sesuai dengan tingkat pelayanannya berdasarkan peran dan fungsi jalan.
2.3.3 Pedoman SPM Jalan Wilayah
Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
534/KPTS/M/2001 tentang Pedoman SPM Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan
Permukiman dan Pekerjaan Umum tentang pedoman SPM jalan wilayah yang
mencakup kuantitas SPM yaitu berupa cakupan dan tingkat pelayanannya serta
kualitas SPM yang berupa indeks SPM dari tiap-tiap aspeknya dalam Tabel 2.7
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Tabel 2.7 Pedoman SPM Jalan Wilayah (Anonim, 2001)
No Bidang Pelayanan Indikator
SPM Keterangan Kuantitas
Kualitas Cakupan Tingkat Pelayanan
A Jaringan Jalan 1 Aspek
Aksesibilitas Tersedianya jaringan jalan yang mudah diakses oleh masyarakat
Seluruh jaringan Kepadatan penduduk (jiwa/km2) a. Sangat tinggi > 5.000 b. 1.000 < Tinggi ≤ 5.000 c. 500 < Sedang ≤ 1.000 d. 100 < Rendah ≤ 500 e. Sangat rendah ≤ 100
Indeks Aksesibilitas a. > 5,00 b. > 1,50 c. > 0,50 d. > 0,15 e. > 0,05
Indeks aksesibilitas = panjang jalan/luas wilayah (km/km2)
2 Aspek Mobilitas
Tersedianya jaringan jalan yang dapat menampung mobilitas masyarakat
Seluruh jaringan PDRB per kapita (Juta Rp/Kapita/tahun) a. Sangat tinggi > 10 b. 5 < Tinggi ≤ 10 c. 2 < Sedang ≤ 5 d. 1 < Rendah ≤ 2 e. Sangat rendah ≤ 1
Indeks Mobilitas a. > 5,00 b. > 2,00 c. > 1,00 d. > 0,50 e. > 0,20
Indeks mobilitas = panjang jalan/1000 penduduk (km/1000 penduduk)
3 Aspek Keselamatan
Tersedianya jaringan jalan yang dapat melayani pemakai jalan dengan aman
Seluruh jaringan Kepadatan penduduk (jiwa/km2) Sangat tinggi > 5.000 a. 1.000 < Tinggi ≤ 5.000 b. 500 < Sedang ≤ 1.000 c. 100 < Rendah ≤ 500 d. Sangat rendah ≤ 100
Indeks Kecelakaan (Zero Accident)
Indeks Kecelakaan = kecelakaan/ km/tahun
Berlanjut 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Tabel 2.7 Pedoman SPM Jalan Wilayah (Anonim, 2001) (Lanjutan)
No Bidang Pelayanan Indikator
SPM Keterangan Kuantitas
Kualitas Cakupan Tingkat Pelayanan
B Ruas Jalan
4 Kondisi Jalan Tersedianya ruas jalan yang dapat memberikan kenyamanan pemakai jalan
Lebar minimum jalan a. 2 x 7 m b. 7 m c. 6 m d. 4,5 m
Volume lalu lintas (LHR) a. LHR > 20.000 b. 8.000 < LHR ≤ 20.000 c. 3.000 < LHR ≤ 8.000 d. LHR ≤ 3.000
Kondisi IRI/RCI a. IRI < 6,0; RCI > 6,5 b. IRI < 6,0; RCI > 6,5 c. IRI < 8,0; RCI > 5,5 d. IRI < 8,0; RCI > 5,5
5 Kondisi Pelayanan
Tersedianya ruas jalan yang dapat memberikan kelancaran pemakai jalan
Seluruh ruas jalan a. Arteri primer b. Kolektor primer c. Lokal primer d. Arteri sekunder e. Kolektor sekunder f. Lokal sekunder
Pengguna Jalan a. Lalin reg jarak jauh b. Lalin reg jarak sedang c. Lalin reg jarak dekat d. Lalin kota jarak jauh e. Lalin kota jarak sedang f. Lalin kota jarak dekat
Kecepatan tempuh min a. > 25 km/jam b. > 20 km/jam c. > 20 km/jam d. > 25 km/jam e. > 20 km/jam f. > 20 km/jam
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28 2.4 Sistim Informasi Geografis
SIG adalah sistem informasi yang berbasis data spasial geografis yang
digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis
(Prahasta, 2001).
2.4.1 Subsistem dalam SIG
Keutamaan SIG dengan menggunakan sistem digital atau komputer antara lain:
(1) memperkecil kesalahan manusia; (2) kemampuan memanggil; (3)
menggabungkan tumpangsusun; dan (4) memperbaharui data dengan memperhatikan
perubahan lingkungan, data statistik dan area yang nampak. SIG memiliki perbedaan
mendasar dari sistem informasi yang lainnya, yaitu kemampuannya untuk
mengintegrasikan setiap data yang berkaitan secara spasial dan data atributnya
(tabel).
Sub-sistem yang mendukung SIG ada sebanyak 3 buah, yaitu geodatabase,
geoprocessing, dan geovisualization yang masing-masing mempumyai fungsi yang
berbeda.
Gambar 2.1 Tiga Sub-sistem Penyusun SIG (Prahasta, 2001).
1) Geodatabase
Geodatabase adalah sistem manajemen database yang berisi kumpulan data–data
spasial yang merepresentasikan informasi geografis, dari model data SIG yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
umum seperti raster, topologi, jaringan dan lainnya. Ada beberapa model data
yang merupakan representasi dari keadaan muka bumi. Sub-sistem ini dijalankan
dalam ArcCatalog. Model representasi permukaan bumi dalam SIG ada dua
macam yaitu model data vektor dan raster.
2) Geoprocessing
Geoprocessing adalah sekumpulan tool pengubah informasi yang dapat
menghasilkan informasi geografis baru dari kumpulan data yang sudah ada. Sub-
sistem ini dijalankan dalam software ArcMap yang dilengkapi dengan
ArcToolBox.
3) Geovisualization
Geovisualization adalah kemampuan dari SIG untuk memperlihatkan data–data
spasial beserta hubungan antar data spasial tersebut yang merupakan representasi
dari permukaan bumi dalam berbagai bentuk digital seperti peta interaktif, tabel
dan grafik, peta dinamis dan skema jaringan. Sub-sistem ini dijalankan dalam
software ArcMap.
Sistem komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan pemasukkan data, pengolahan,
analisis, pemodelan (modelling) dan penayangan data geospatial. Sumber-sumber
data geospatial adalah peta digital, foto udara, citra satelit, tabel statistik dan
dokumen lain yang berhubungan. Data geospatial dibedakan menjadi data grafis
(atau disebut juga data geometris) dan data atribut (data tematik), ditunjukkan pada
Gambar 2.2. Data grafis mempunyai tiga elemen : titik (node), garis (arc) dan luasan
(poligon) dalam bentuk vektor ataupun raster yang mewakili geometri topologi,
ukuran, bentuk, posisi dan arah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 2.2. Konsep Data Geospatial (Prahasta, 2001).
Komponen struktur data terdiri dari dua unsur, yaitu; (1) struktur data spasial
(grafis), dan; (2) struktur data non spasial (tabuler/atribut). Data spasial adalah data
grafis yang berkaitan dengan lokasi, posisi dan area pada koordinat tertentu.
Sedangkan data atribut merupakan data yang menguraikan karakteristik obyek-obyek
geografis dari spasialnya. Data ini dapat berupa data kuantitatif dan data kualitatif.
Data kualitatif misalnya status jalan, peranan jalan dan sebagainya. Sedangkan data
kuantitatif berupa angka satuan atau besaran, jumlah, tingkat atau interval. Data
atribut tersebut disajikan menurut konsep model data relasional.
2.4.2 Pengetian Peta Digital
Beberapa hal penting lainnya mengenai peta dalam SIG antara lain:
1) Referensi Geografis
Referensi geografis merupakan syarat mutlak bagi data spasial di dalam SIG agar
bisa digambarkan dengan tepat. Eddy Prahasta (2001) menyebutkan bahwa
referensi geografis terdiri dari beberapa hal, antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
a) Datum
Datum adalah besaran/konstanta yang bertindak sebagai referensi atau dasar
untuk hitungan besaran-besaran lainnya. Ada beberapa jenis datum antara lain
datum lokal, datum regional dan datum global. Untuk datum global, saat ini
yang digunakan adalah datum WGS 1984.
b) Sistem Proyeksi
Sistem proyeksi adalah konversi matematika yang digunakan untuk membuat
lengkungan bumi menjadi bisa digambarkan pada bidang datar. Setiap
proyeksi peta akan membuat distorsi pada jarak, luasan, bentuk dan arah.
Untuk itulah konversi matematika ini diperlukan agar jarak, luasan, bentuk
dan arah pada dunia nyata sama dengan jarak, luasan, bentuk dan arah pada
peta setelah konversi. Salah satu system proyeksi yang terkenal dan sering
digunakan saat ini adalah UTM (Universal Transverse Mecator). Sistem ini
membagi permukaan bumi dibagi menjadi 60 bagian yang disebut zona
UTM. Setiap zona dibatasi oleh meridian selebar 6 dan memiliki meridian
tengah sendiri. Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zona UTM, mulai dari
zona 46 hingga 54.
c) Sistem Koordinat
Sistem koordinat yang umum digunakan antara lain sistem koordinat
geografis. Sistem ini menggunakan koordinat bujur dan lintang dengan
ekuator dan meridian utama sebagai bidang referensi untuk menentukan
lokasinya di atas permukaan bumi. Sistem koordinat lain yang sering
digunakan adalah sistem koordinat kartesian yang juga digunakan dalam
sistem proyeksi UTM. Setiap zona UTM memiliki sistem koordinat tersendiri
dengan titik nol sejati pada perpotongan antara meridian sentralnya dengan
ekuator. Untuk menghindari nilai negatif, meridian tengah diberi nilai awal
absis (x) 500.000 meter. Untuk menghindari nilai negatif pada zona yang
terletak di bagian selatan ekuator (LS), ekuator diberi nilai awal ordinat (y)
10.000.000 meter, sedangkan untuk zona yang terletak di bagian utara
ekuator (LU) tetap memiliki nilai awal ordinat (y) 0 meter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32 2) Skala
Skala adalah perbandingan antara ukuran di atas peta dengan ukuran sebenarnya
di bumi. Skala disebut besar jika memiliki bilangan pembagi yang kecil dan
sebaliknya. Semakin besar skala, maka ketelitian peta semakin baik.
2.4.3 Aplikasi SIG Dalam Bidang Jalan
Untuk mendukung Perencanaan dan Pengelolaan Jalan, SIG berperan dalam
hal (1) Penanganan Data (Data Handling), (2) Penayangan, (3) Pemutakhiran Data,
(4) Perbandingan antar Set Data dan (5) Permodelan (Modelling).
Dalam bidang Jalan peran utama SIG adalah sebagai alat bantu (tools) dalam
kegiatan perencanaan dan pengelolaan. Informasi yang dihasilkan oleh SIG
merupakan input dalam proses perencanaan dan pengelolaan. Dalam berbagai model
perencanaan dan pengambilan keputusan umumnya tidak seluruh kondisi atau
keadaan lapangan diperlukan melainkan hanya informasi obyek-obyek tertentu yang
dipertimbangkan sebagai faktor dominan dalam menentukan kondisi yang ada.
Untuk dapat memperoleh informasi tersebut perlu dilakukan (1) pengumpulan data
yang relevan untuk disajikan sebagai informasi, (2) proses pengolahan dan
pengelolaan data, serta (3) analisis data dan penyajian informasi. Aplikasi SIG pada
bidang transportasi antara lain:
1) Inventarisasi jaringan jalan
2) Analisis kesesuaian/studi kelayakan
3) Penentuan rute-rute alternatif
4) Analisis jalan rawan kecelakaan
5) Alternatif rute tersingkat
6) Manajemen pemeliharaan. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu
antara lain:
a) meningkatkan kinerja pengelolaan pemeliharaan jalan
b) memperkuat pengendalian biaya dan kontrak
c) mempermudah pengelolaan informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33 2.4.4 Operasi Arc.Toolbox
Pada Arc.Gis sub-sistem untuk menjalankan manipulasi dan analisis
dijalankan dalam Arc.Toolbox pada Arc.Map. Ada lebih dari seratus operasi yang
dapat dijalankan ArcToolbox. Dalam penelitian ini analisis yang dilakukan antara
lain:
1) General – Merge (pada Data Management Tools)
Merge Peta digunakan untuk menggabung peta (dua lembar peta) menjadi satu
lembar peta.
Sumber: Help toolbox Arcmap GIS
Gambar 2.3 Ilustrasi Analisis Merge
2) Generalization – Dissolve (pada Data Management Tools)
Dissolve peta digunakan untuk menyeleksi poligon-poligon tertentu dan
menggabungnya kedalam satu poligon.
Sumber: Help toolbox Arcmap GIS
Gambar 2.4 Ilustrasi Analisis Dissolve
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34 3) Overlay – Intersect (pada Analyst Tools)
Intersect peta digunakan untuk memotong peta tertentu dengan peta lain yang
merupakan irisan wilayah dari peta yang pertama.
Sumber: Help toolbox Arcmap GIS
Gambar 2. 5 Ilustrasi Analisis Intersect
4) Overlay – Erase (pada Analyst Tools)
Erase peta digunakan untuk memotong atau melubangi bagian peta dengan peta
lain yang berpotongan.
Sumber: Help toolbox Arcmap GIS
Gambar 2.6 Ilustrasi Analisis Erase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35 5) Proximity – Buffer (pada Analyst Tools)
Buffer peta digunakan untuk memperbesar poligon feature dengan radius tertentu.
Sumber: Help toolbox Arcmap GIS
Gambar 2.7 Ilustrasi Analisis Buffer
6) Editing Peta
Editing peta dilakukan untuk mempersiapkan peta dasar yang ada agar bisa
digunakan dalam proses penyeleksian, proses perhitungan, updating data dan untuk
membuat layer-layer tematik turunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja UPTD Plumbon, Kabupaten Cirebon.
Penelitian dilakukan hanya pada jaringan jalan kabupaten yang ada di UPTD tersebut
dengan pertimbangan ketersediaan data sekunder yang ada.
Gambar 3.1 Peta Perbatasan UPTD Bina Marga Kabupaten Cirebon (Anonim,2010e)
Pada UPTD Plumbon ini terdapat 60 ruas jalan kabupaten dengan 10 ruas
jalan strategis dan 50 ruas jalan lintas umum.
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37 3.2 Metode Penelitian
Metode pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
penelitian survey dengan strategi deskriptif kuantitatif, dimana penelitian lebih
mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan
mengungkapkan fakta-fakta yang ada.
Pemilihan metode pengolahan data dengan menggunakan SIG karena memiliki
kemampuan yang dapat menjawab kebutuhan sistem informasi yang efisien dan
mampu mengelola data dengan struktur yang kompleks dan berbasis geografis
(keruangan) serta mampu menyimpan, menganalisis, menyajikan data baik data
spatial maupun data attribute (table), mampu menjawab pertanyaan spasial (berapa
jarak, dimana rute terpendek, dimana posisi obyek/jalan tertentu, dan lain-lain) dan
pertanyaan non spasial (berapa panjang, berapa lebar, dan lain-lain) sehingga mampu
memberikan data yang lebih informatif dibandingkan dengan sistem informasi
berbasis komputer lainnya dan akhirnya dapat membantu proses pengambilan
keputusan yang cepat dan tepat.
Parameter yang digunakan untuk menentukan pemenuhan SPM jalan
kabupaten berupa 5 (lima) aspek SPM Jalan yaitu dari SPM jaringan jalan yang
terdiri dari aspek aksesibilitas, aspek mobilitas, aspek keselamatan, dan dari SPM
ruas jalan yang terdiri dari aspek kondisi jalan dan aspek pelayanan jalan. Aspek
kondisi jalan itu sendiri terdiri atas 2 (dua) parameter SPM yaitu kondisi jalan dan
lebar jalan, maka parameter yang nanti akan dibahas dalam penelitian ini menjadi 6
(enam) parameter.
Kelima parameter tersebut menghasilkan analisis data parameter SPM jalan
kabupaten untuk menentukan pemenuhan SPM jalan kabupaten yang akan disajikan
dalam format SIG berupa data spatial maupun data attribute (tabel). Pada akhir
pekerjaan didapatkan hasil pekerjaan dalam format digital (soft copy) dan cetakan
(hard copy) yang meliputi laporan, cetakan peta dasar, peta jalan, dan tabel attribute.
3.3 Tahapan Penelitian Tahapan kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, survey dan
investigasi lapangan, analisis data dengan pembuatan SIG.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38 3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa pengumpulan data sekunder
dan data primer.
3.3.1.1 Data Sekunder
Klasifikasi data sekunder dari instansi berwenang seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Rekapitulasi sumber data dan jenis data sekunder berdasarkan referensi
No. Jenis Data Sumber Data Kegunaan Data
1. Data Inventarisasi Jalan (Anonim, 2008a; 2009a; 2010a):
a. Lebar Jalan Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
Analisis tentang pemenuhan SPM jaringan jalan aspek aksesibilitas dan mobilitas
b. Peran dan fungsi jalan Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
Identifikasi kuantitas tingkat pelayanan untuk lebar minimum jalan sesuai LHR
c. Panjang Jalan
Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
Identifikasi kuantitas tingkat pelayanan untuk kecepatan tempuh minimal sesuai dengan peran dan fungsi jalan
2. Data Kondisi Jalan (ibid, 2008a; 2009a; 2010a):
a. Data Kondisi Jalan dan foto-foto survai
Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
Analisis terhadap pemenuhan SPM ruas jalan aspek kondisi jalan
b. Data LHR
Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
Analisis terhadap pemenuhan SPM ruas jalan aspek kondisi jalan
c. Data Kecepatan
Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
Analisis terhadap pemenuhan SPM ruas jalan aspek pelayanan jalan
3. Data Jumlah Kecelakaan (Anonim, 2010b)
Kantor Polisi Resor Kabupaten Cirebon
Analisis terhadap pemenuhan SPM jaringan jalan aspek kecelakaan
4. Data Luas Wilayah (Anonim,2007a; 2008b; 2009d)
Bappeda Kabupaten Cirebon
Analisis terhadap pemenuhan SPM jaringan jalan aspek aksesibilitas dan mobilitas
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39 Tabel 3.1 Rekapitulasi sumber data dan jenis data sekunder berdasarkan referensi
(Lanjutan)
No. Jenis Data Sumber Data Kegunaan Data
5. Data Sosio Ekonomi (Anonim, 2007a;2008b;2009b):
a. Data jumlah dan penyebaran penduduk
Bappeda Kabupaten Cirebon
Identifikasi kuantitas tingkat pelayanan kepadatan penduduk (jiwa/km²)
b. PDRB Bappeda Kabupaten Cirebon
Identifikasi kuantitas tingkat pelayanan PDRB (Juta Rp/kapita/tahun)
6. Peta, terdiri dari: a. Peta Google Earth Kabupaten
Cirebon
Google Earth Pengecekan up date peta dan proses digitasi pada image Google Earth
b. Peta tematik jaringan jalan Kabupaten Cirebon (Anonim, 2009d)
Bappeda Kabupaten Cirebon
Peta pembanding dalam proses digitasi SIG
c. Peta Jaringan Jalan kabupaten dan Batas UPTD Bina Marga Kabupaten Cirebon (Anonim, 2010b)
Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
Peta pembanding untuk menentukan letak tiap-tiap ruas jalan di UPTD Plumbon dalam proses digitasi SIG
d. Peta Digitasi Kabupaten Cirebon (Anonim, 1999)
Bappeda Kabupaten Cirebon (dari Bakosurtanal)
Peta dasar sebagai database peta SIG
e. Peta Batas Kecamatan (40 Kecamatan) dan Batas Kabupaten Cirebon (Anonim, 2010e)
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Cirebon
Peta pembanding batas kecamatan dan batas kabupaten dalam membantu proses digitasi di GIS
3.3.1.2 Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan dengan cara melaksanakan survai
langsung di lapangan yang bertujuan sebagai kontrol dalam perhitungan data
sekunder. Data primer yang diperoleh yaitu foto-foto survai kondisi eksisting
geometrik jalan kabupaten yang meliputi peninjauan ulang dari data sekunder atau
pengamatan visual langsung kondisi kerataan permukaan dan data lainnya pada
UPTD Plumbon Kabupaten Cirebon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40 3.3.2 Teknik Pengolahan Data
3.3.2.1 Teknik Pengolahan Data berdasarkan SPM Jalan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis terhadap
pemenuhan SPM jaringan dan ruas jalan kabupaten di wilayah UPTD Plumbon.
1. Analisis SPM Jaringan Jalan
a. Aspek aksesibilitas
Untuk menentukan tingkat aksessibilitas jaringan jalan dilakukan dengan
membandingkan kualitas indeks aksessibilitas yang dipersyaratkan dengan indeks
aksessibilitas jaringan jalan eksisting yang diperoleh dari perbandingan data
panjang jalan dan luas wilayah (km/km2). Perhitungan aspek aksesibilitas
menggunakan Persamaan (2.1).
Apabila indeks aksesibilitas jaringan jalan yang ada lebih besar dari yang
disyaratkan maka jaringan jalan tersebut dinyatakan memenuhi SPM. Jika
sebaliknya maka jaringan jalan tersebut dinyatakan tidak memenuhi SPM.
b. Aspek mobilitas
Tingkat mobilitas jaringan jalan ditentukan dengan membandingkan kualitas
indeks mobilitas yang dipersyaratkan dengan indeks mobilitas jaringan jalan
eksisting. Indeks mobilitas jaringan jalan yang disyaratkan dihitung berdasarkan
data PDRB per kapita (juta rupiah/kapita/tahun), sedangkan indeks mobilitas
jaringan jalan eksisting diperoleh berdasarkan perbandingan antara jumlah
panjang jalan per 1000 jumlah penduduk (km/1000 jumlah penduduk).
Perhitungan aspek mobilitas menggunakan Persamaan (2.2).
Apabila indeks mobilitas jaringan jalan yang ada lebih besar dari yang
disyaratkan maka jaringan jalan tersebut dinyatakan memenuhi SPM. Jika
sebaliknya maka jaringan jalan tersebut dinyatakan tidak memenuhi SPM.
c. Aspek keselamatan
Pemenuhan SPM pada jaringan jalan kaitannya dengan tingkat kecelakaan
dilakukan dengan membandingkan kualitas indeks kecelakaan yang
dipersyaratkan dengan indeks kecelakaan jaringan jalan eksisting. Indeks
kecelakaan jaringan jalan yang disyaratkan ditentukan berdasarkan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
kepadatan penduduk (jiwa/km²), sedangkan indeks kecelakaan jaringan jalan
eksisitng dihitung dengan membandingkan jumlah kecelakaan dengan jumlah
panjang jalan (kecelakaan/km/tahun). Perhitungan aspek keselamatan
menggunakan Persamaan (2.3).
Apabila indeks kecelakaan jaringan jalan yang ada lebih besar dari yang
disyaratkan maka jaringan jalan tersebut dinyatakan tidak memenuhi SPM. Jika
sebaliknya maka jaringan jalan tersebut dinyatakan memenuhi SPM karena
indeks kecelakaan lalu lintas dalam Kepmenkimpraswil No. 534/ KPTS/M/2001
pada Tabel 2.7 adalah zero accident..
2. Analisis SPM Ruas Jalan
a. Aspek kondisi jalan
Berdasarkan data kondisi masing-masing ruas jalan yang ditinjau dari nilai
IRI/RCI dibandingkan dengan kualitas standar pelayanan yang disyaratkan
berdasarkan berdasarkan lebar minimum jalan dan volume lalu lintas (LHR)
Apabila indeks kualitas kondisi jalan yang ada lebih besar dari yang disyaratkan
maka ruas jalan tersebut dinyatakan memenuhi SPM. Jika sebaliknya maka ruas
jalan tersebut dinyatakan tidak memenuhi SPM.
b. Aspek pelayanan jalan
Berdasarkan data kecepatan tempuh masing-masing ruas jalan yang ditinjau
dalam km/jam, dibandingkan dengan kualitas standar pelayanan yang disyaratkan
sesuai dengan tingkat pelayanannya berdasarkan peran dan fungsi jalan.
Apabila indeks kualitas kondisi jalan yang ada lebih besar dari yang disyaratkan
maka ruas jalan tersebut dinyatakan memenuhi SPM. Jika sebaliknya maka ruas
jalan tersebut dinyatakan tidak memenuhi SPM.
3.3.2.2 Teknik Pengolahan Data berdasarkan Penyusunan SIG
Peta dasar yang digunakan adalah peta digital yang dikeluarkan oleh Badan
Koordinasi Survai dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) skala 1 : 25.000 dan peta
tematik jaringan jalan di Kabupaten Cirebon. Software yang digunakan adalah
Arc.Gis 9.2 milik Laboratorium Komputer Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Proses penyusunan SIG terdiri dari :
1) Mengolah peta dasar Bakosurtanal yang didapat dari Bappeda Kabupaten
Cirebon yang masih dalam format Map Info dikonversikan ke format Shape File.
2) Membuat layer Shapefile baru pada Arc.Map, untuk Kabupaten Cirebon memiliki
UTM: WGS 1984 UTM Zone 49S.prj.
3) Mengecek updating peta.
4) Pengolahan peta dan attribute-nya pada Arc. Gis
5) Membuat topology untuk mengecek konektifitas.
6) Editing peta dengan menggunakan toolbar editing seperti append, dissolve,
merge dan split tool/add vertec.
7) Membuat data tabel jalan pada attribute tabel masing-masing layer SIG.
8) Membuat layer-layer baru berdasarkan parameter SPM.
9) Membuat analisa data berdasarkan SPM Jalan Kabupaten Cirebon.
10) Membuat fungsi analisis spasial yaitu klasifikasi dan simbologi tampilan peta
Arc. Map dengan 6 (enam) kelas yang berbeda pada masing-masing
parameter/layer.
11) Membuat peringkat parameter dan nilai pemenuhan SPM dari masing-masing
parameter pada attribut tabel.
12) Membuat penjumlahan penilaian pemenuhan SPM dari semua parameter pada
attribut tabel untuk kemudian dilakukan klasifikasi analisis pemenuhan SPM dari
aspek jaringan jalan dan aspek ruas jalan berdasarkan hasil total nilai
penjumlahan pemenuhan SPM tersebut.
13) Membuat klasifikasi pemenuhan SPM.
14) Database SIG Jalan Kabupaten Cirebon direncanakan, dirancang, dan dibuat
menggunakan format shapefile dalam bentuk layer-layer.
15) Pada akhir pekerjaan didapatkan hasil pekerjaan dalam format digital (soft copy)
dan cetakan (hard copy) yang meliputi laporan, cetakan peta dasar, peta jalan,
dan tabel attribute.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43 3.4 Bagan Alir Penelitian Gambar
Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian
Mulai
Pengolahan peta dan penyusunan basis data jalan kabupaten menggunakan SIG
Analisa Data Parameter SPM jalan kabupaten menggunakan SIG SPM jaringan jalan:
1. Aspek Aksesibilitas 2. Aspek Mobilitas 3. Aspek Keselamatan
SPM ruas jalan: 1. Aspek Kondisi Jalan
a. Aspek Kondisi Jalan b. Aspek Lebar Jalan
2. Aspek Pelayanan Jalan
Analisa Pemenuhan SPM jalan kabupaten:
1. Penjumlahan nilai pemenuhan SPM
2. Pengelompokan nilai hasil penjumlahan/total nilai pemenuhan SPM
Data Sekunder : 1. Data inventarisasi jalan 2. Data kondisi jalan & foto-foto survai 3. LHR dan kecepatan waktu tempuh
minimum kendaraan 4. Data jumlah kecelakaan. 5. Data luas wilayah. 5. Data jumlah dan penyebaran penduduk PDRB per kapita. 6 . Data pertumbuhan jumlah penduduk. 7. Data pertumbuhan lalu lintas. 8. Peta Jaringan Jalan Kabupaten 9. Peta Batas UPTD 10. Peta batas kecamatan 11. Peta Digitasi Bakosurtanal
Data Primer : 1. Foto-foto survai
kondisi geometrik dan pengamatan visual langsung kondisi kerataan permukaan ruas jalan kabupaten wilayah UPTD Plumbon
A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian (Lanjutan)
Selesai
Penyajian SIG dalam peta dan attribut tabel
Pemenuhan SPM Jalan Kabupaten
A
Klasifikasi analisis pemenuhan SPM dari aspek jaringan jalan dan aspek ruas jalan berdasarkan hasil total nilai pemenuhan SPM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
4.1.1 Pemerintahan
Kabupaten Cirebon pada tahun 2005 mengalami pemekaran wilayah dari 31
kecamatan menjadi 37 kecamatan, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun
2004 tentang Pembentukan dan Penataan Kecamatan. Pusat pemerintahan Kabupaten
Cirebon di Kecamatan Sumber, yang berada di sebelah selatan Kota Cirebon
(Anonim, 2010c).
Pengaruh pembangunan dan modernisasi yang terjadi telah berdampak pada
pergeseran wilayah administratif, dari 37 kecamatan yang ada tersebut, kini (mulai
tahun 2007) telah menjadi 40 kecamatan yaitu dengan adanya penambahan
Kecamatan Greged (pemekaran dari Kec. Beber sebelah timur), Kecamatan
Suranenggala (pemekaran dari Kec. Kapetakan sebelah selatan), Kecamatan
Jamblang (pemekaran dari Kec. Klangenan sebelah timur). Pemekaran wilayah
administratif ini terjadi sampai ke tingkat desa/kelurahan dengan beberapa
kecamatan mengalami perubahan muatan desanya (Anonim, 2008b).
Berdasarkan tipologi desa, dari 40 kecamatan tersebut dibagi lagi atas 412 desa
dan 12 kelurahan dengan mayoritas merupakan desa persawahan (179 desa), desa
perdagangan dan jasa (188 desa), desa nelayan (15 desa), desa perkebunan (4 desa),
dan desa industri (32 desa) (Anonim, 2006b).
4.1.2 Kependudukan
4.1.2.1 Kabupaten Cirebon
Kabupaten Cirebon adalah salah satu di antara kabupaten–kabupaten di
Propinsi Jawa Barat yang mempunyai jumlah penduduk cukup besar. Penduduk
Kabupaten Cirebon pada tahun 2008 adalah sebanyak 2.144.558 jiwa dan dengan
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
luas wilayah administratif 990,36 km² maka rata-rata kepadatan penduduk di wilayah
Kabupaten Cirebon adalah sebesar 2.165 jiwa (Anonim, 2009b).
Jumlah penduduk Dari tahun ke tahun cenderung terus meningkat. Dalam
kurun waktu tujuh tahun 2002-2008 rata-rata laju pertumbuhan sebesar 1,015% per
tahun. Data penduduk untuk tahun 2009-2010 diestimasi berdasarkan prosentase laju
pertumbuhan rata-rata tersebut. Data estimasi jumlah penduduk tahun 2009 adalah
sebanyak 2.177.311 jiwa sedangkan tahun 2010 sebanyak 2.210.564 jiwa.
Tabel 4.1 di bawah ini menunjukkan jumlah penduduk dan kepadatan
penduduk Kabupaten Cirebon selama 9 tahun terakhir dari tahun 2002-2010.
Kepadatan penduduk diperoleh melalui pembagian jumlah penduduk dengan luas
wilayah.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon (Anonim,
2007a; 2008b; 2009d)
TahunJumlah Penduduk
(jiwa)
Luas Wilayah
(km²)
Kepadatan Penduduk
(jiwa/km²)
2002 1,958,446 990.36 1,978
2003 1,976,947 990.36 1,996
2004 2,009,520 990.36 2,029
2005 2,029,953 990.36 2,050
2006 2,090,805 990.36 2,111
2007 2,107,945 990.36 2,128
2008 2,144,558 990.36 2,165
2009 2,177,311 990.36 2,199
2010 2,210,564 990.36 2,232
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar 4.1 Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon Tahun 2002-2010
4.1.2.2 Wilayah Kerja UPTD Bina Marga Plumbon
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
“Pembentukan Organisasi Dinas Daerah” (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 89, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741) dan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 54 Tahun 2008 tentang “Rincian
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Bina Marga”, (Lembaran Daerah Kabupaten
Cirebon Tahun 2008 Nomor 54 Seri D.12); Wilayah kerja Dinas Bina Marga terdiri
atas 4 UPT Wilayah Kerja, yaitu: Arjawinangun, Plumbon, Sindanglaut dan Ciledug
(Anonim, 2008c).
Pembagian wilayah UPT Wilayah Kerja ini, secara hirarkis merupakan
kepanjangan manajemen pelaksanaan, kiranya wilayah Kabupaten Cirebon yang
cukup luas akan terbagi habis melalui mekanisme pendelegasian kewenangan(ibid,
2008c)..
Data jumlah penduduk yang akan dijadikan acuan dalam analisis SPM ini akan
mengacu pada jumlah penduduk dari beberapa kecamatan yang terdapat dalam
wilayah kerja dari UPTD Plumbon, hal ini dimaksudkan agar analisis SPM yang di
dapat lebih akurat. Data jumlah penduduk di UPTD Plumbon dimulai dari tahun
2007-2010 sesuai adanya pemekaran wilayah administratif pada tahun 2007.
Persebaran penduduk di Kabupaten Cirebon tidak merata, terjadi pemusatan
penduduk di UPTD Plumbon khususnya di Kecamatan Weru, Kedawung, Plered,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tengah Tani dan Plumbon, hal ini disebabkan karena wilayah tersebut merupakan
daerah pusat industri dan kerajinan rumah tangga. Kepadatan penduduk kabupaten
2.156 jiwa per km², kepadatan penduduk paling tinggi terdapat di Kecamatan Weru
yaitu 6.755 jiwa per km² diikuti oleh Kecamatan Kedawung 5.731 jiwa per km²,
Kecamatan Plered 4.430 jiwa per km². Berdasarkan kepadatan penduduk, Kecamatan
Weru merupakan kecamatan terpadat yaitu 6.755 jiwa per km² (Anonim, 2009b).
Tabel 4.2 memperlihatkan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di
wilayah kerja Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon di UPTD Plumbon selama
tahun 2007-2009 yang terdiri atas 15 kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan
penduduk lebih tinggi yaitu dengan contoh yang tersaji pada Tabel 4.2 pada tahun
2008 kepadatan penduduk di UPTD Plumbon mencapai lebih dari 3599,50 jiwa/km²
dibandingkan kepadatan penduduk secara keseluruhan di Kabupaten Cirebon yang
hanya 2165 jiwa/km² yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Hal ini menunjukkan bahwa
wilayah UPTD Plumbon merupakan wilayah yang cukup padat bila dibandingkan
dengan wilayah kerja UPTD lainnya di Kabupaten Cirebon. Data penduduk untuk
tahun 2009-2010 diestimasi berdasarkan prosentase laju pertumbuhan rata-rata
1.015% per tahun. Data estimasi jumlah penduduk di UPTD Plumbon untuk tahun
2009 adalah sebanyak 888.208 jiwa sedangkan tahun 2010 sebanyak 901.531 jiwa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tab
el 4
.2
Jum
lah
Pen
du
du
k d
an K
epad
atan
Pen
du
du
k U
PT
D P
lum
bo
n (
An
on
im,
20
07
a; 2
00
8b
; 2
00
9d
)
No
Nam
a
Kec
am
ata
n
Ju
mla
h P
end
ud
uk
(Jiw
a)
Lu
as
Wil
ay
ah
(Km
²)
Kep
ad
ata
n P
end
ud
uk
(J
iwa
/Km
²)
2007
2008
2009
2010
2007
2008
2009
2010
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
Beb
er
39.5
67
40.5
58
41.1
66
41.7
84
23.2
5
170
1.8
1
1744.4
3
1770.6
0
1797.1
6
2
Tal
un
60.3
98
62.2
19
63.1
52
64.1
00
21.2
1
2847.6
2
2933.4
7
2977.4
8
3022.1
4
3
Su
mber
86.4
47
81.3
98
82.6
19
83.8
58
25.6
5
3370.2
5
3173.4
1
3221.0
1
3269.3
3
4
Du
kupunta
ng
60.3
83
60.8
77
61.7
90
62.7
17
36.4
0
1658.8
7
1672.4
5
1697.5
3
1722.9
9
5
Pal
iman
an
60.0
82
59.4
73
60.3
65
61.2
71
17.1
8
349
7.2
1
3461.7
6
3513.6
8
3566.3
9
6
Plu
mbon
72.6
49
74.9
19
76.0
43
77.1
83
18.1
9
399
3.9
0
4118.6
9
4180.4
7
4243.1
8
7
Dep
ok
58.8
09
59.1
77
60.0
65
60.9
66
15.5
5
378
1.9
3
3805.5
9
3862.6
8
3920.6
2
8
Wer
u
59.6
13
62.3
53
63.2
88
64.2
38
9.1
9
648
6.7
2
6784.8
7
6886.6
5
6989.9
5
9
Ple
red
52.7
64
52.6
57
53.4
47
54.2
49
11.3
4
4652.9
1
4643.4
7
4713.1
3
4783.8
2
10
Ten
gah
tani
38,6
56
41.2
64
41.8
83
42.5
11
8.9
7
4309.4
8
4600.2
2
4669.2
3
4739.2
6
11
Ked
awung
56.4
13
58.8
88
59.7
71
60.6
68
9.5
8
5888.6
2
6146.9
7
6239.1
8
6332.7
7
Ber
lanju
t
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tab
el 4
.2
Jum
lah
Pen
du
du
k d
an K
epad
atan
Pen
du
du
k U
PT
D P
lum
bo
n (
An
on
im,
20
07
a; 2
00
8b
; 2
00
9d
) (L
anju
tan)
No
Nam
a
Kec
am
ata
n
Ju
mla
h P
end
ud
uk
(Jiw
a)
Lu
as
Wil
ay
ah
(Km
²)
Kep
ad
ata
n P
end
ud
uk
(J
iwa
/Km
²)
2007
2008
2009
2010
2007
2008
2009
2010
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Gunungja
ti
76.6
75
72.2
06
73289
74.3
88
20.5
5
3731.1
4
3513.6
7
3566.3
8
3619.8
7
13
Su
ranen
ggal
a 45.0
84
51.9
32
52.7
11
53.5
02
22.0
3
1961.8
8
2357.3
3
2392.6
9
2428.5
8
14
Kla
ngen
an
52.9
17
56.4
98
57.3
45
58.2
06
20.5
7
2572.5
3
2746.6
2
2787.8
2
2829.6
4
15
Jam
bla
ng
38.5
21
40.6
63
41.2
73
41.8
92
17.7
6
2168.9
8
2289.5
8
2323.9
3
2358.7
9
Ju
mla
h
858.9
78
875.0
82
888.2
08
901.5
31
277.4
2
3508.2
6
3599.5
0
3653.5
0
3708.3
0
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar 4.2 Kepadatan Penduduk UPTD Plumbon Tahun 2007-2010
4.1.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam suatu daerah selama satu
periode tertentu atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit produksi di suatu daerah dalam satu periode tertentu.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa
yang dihitung berdasarkan harga yang berlaku setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar
harga konstan merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung berdasarkan harga
tahun tertentu sebagai tahun dasar.
Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan
masyarakat. Angka pendapatan perkapita diperoleh dengan cara membagi PDRB
(Produk Domestik Regional Bruto) dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB
tahun 2005 sebesar 9.760.060,84 juta rupiah, tahun 2004 sebesar 7.828.405,40 juta
rupiah, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 24,68%. Kenaikan ini relatif sangat
tinggi dibanding kenaikan periode sebelumnya (2003-2004), yaitu sebesar 10,33%.
PDRB perkapita tahun 2004 sebesar 3.895.659 rupiah meningkat menjadi 4.808.023
rupiah pada tahun 2005 atau mengalami kenaikan sebesar 23,42% dari tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
sebelumnya, dengan rata-rata kenaikan pertahun sebesar 14,13%. Namun kenaikan ini
belum mencerminkan adanya kenaikan daya beli masyarakat (Anonim, 2009b).
Fungsi PDRB atas dasar harga berlaku adalah untuk melihat pergeseran dan
struktur ekonomi, sedangkan fungsi PDRB atas dasar harga konstan adalah untuk
mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Data PDRB yang diperoleh
dari Bappeda Kabupaten Cirebon mulai tercatat dari tahun 2002 – 2010. Data PDRB
untuk tahun 2010 diestimasi berdasarkan persentase pertumbuhan rata-rata per tahun,
PDRB rata-rata atas dasar harga berlaku sebesar 1,15% per tahun, sedangkan untuk
PDRB atas dasar harga konstan 1,05% per tahun. PDRB menurut lapangan usaha atas
dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan di Kabupaten Cirebon selama sembilan
tahun terakhir dari tahun 2002–2010 ditunjukkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha Kabupaten
Cirebon (Anonim, 2007a; 2008b; 2009d)
Tahun
PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku
(Juta Rp)
PDRB Atas Dasar
Harga Konstan
(Juta Rp)
2002 6,659,901.92 5,442,423.26
2003 7,075,991.31 5,662,484.80
2004 7,828,405.40 5,976,519.17
2005 9,760,060.84 6,278,806.22
2006 11,289,660.24 6,599,685.80
2007 12,927,156.00 7,026,563.00
2008 15,564,718.00 7,371,621.00
2009 17,115,973.00 7,746,385.00
2010 19,612,512.09 8,147,211.05
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar 4.3 PDRB Kabupaten Cirebon Tahun 2002-2010
4.1.4 Kecelakaan Lalu Lintas
Pertumbuhan jumlah dan jenis kendaraan merupakan konsekuensi logis dari
pertumbuhan penduduk dan perkembangan taraf kehidupan masyarakat. Hal ini
mengakibatkan semakin bertambahnya arus pergerakan barang dan manusia dalam
membebani jaringan jalan yang ada.
Ketika lalu lintas yang semakin padat tidak diikuti dengan peningkatan kondisi
dan kapasitas jalan, konflik antar pengguna jalan akan semakin bertambah. Kondisi
tersebut akan memicu kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas semakin
meningkat, walaupun masih banyak faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
kecelakaan seperti tingkat kedisiplinan yang rendah oleh pengguna jalan.
Tabel 4.4 menunjukkan data kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Cirebon yang
terjadi pada tahun 2005–2009 berdasarkan jumlah kejadian dan kerugian yang
ditimbulkannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 4.4 Data Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Cirebon (Anonim, 2010b)
No. Tahun Jumlah
Laka
KorbanKerugian Materi
(Rp)Meninggal
Dunia
Luka
Berat
Luka
Ringan
1 2 3 4 5 6 7
1 2005 76 101 29 69 197,700,000.00
2 2006 70 93 21 58 352,730,000.00
3 2007 132 128 22 76 231,320,000.00
4 2008 137 147 31 72 263,450,000.00
5 2009 235 106 9 228 445,650,000.00
6 2010 345 57 18 524 546,420,000.00
JUMLAH 995 632 130 1027 2,037,270,000.00
Gambar 4.4 Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten CirebonTahun 2005-2010
Tabel 4.5 menunjukkan data kecelakaan lalu lintas di wilayah kerja UPTD
Plumbon yang terdiri atas 11 Polsek yang terjadi pada tahun 2010 berdasarkan jumlah
kejadian dan kerugian yang ditimbulkannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 4.5 Data Kecelakaan Lalu Lintas di UPTD Plumbon Tahun 2010
(Anonim, 2010b)
No. Sektor Jumlah
Laka
Korban Kerugian
Materi
(Rp)Meninggal
Dunia
Luka
Berat
Luka
Ringan
1 2 3 4 5 6 7
1 Beber 3 0 0 4 1,300,000.00
2 Klangenan 9 1 0 12 6,330,000.00
3 Talun 5 0 0 11 16,500,000.00
4 Sumber 9 2 0 11 5,800,000.00
5 Plered 3 0 0 4 3,200,000.00
6 Kedawung 5 0 0 5 4,800,000.00
7 Depok 9 1 0 10 5,300,000.00
8 Weru 5 0 0 6 1,700,000.00
9 Gunung Jati 17 0 0 34 11,800,000.00
10 Palimanan 6 1 0 12 6,400,000.00
11 Dukupuntang 1 0 0 1 300,000.00
Jumlah 72 5 0 110 63,430,000.00
Gambar 4.5 Kecelakaan Lalu Lintas di UPTD Plumbon Tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa di setiap Kantor Polisi Sektor di UPTD Plumbon
terdapat kecelakaan lalu lintas baik yang menimbulkan korban meninggal dunia, luka
ringan maupun luka berat.
4.1.5 Jaringan Jalan
Dari keseluruhan ruas jalan yang ada di UPTD Plumbon terdapat 60 ruas jalan
kabupaten menurut statusnya berdasarkan Surat Keputusan Jalan Kabupaten Cirebon
No. 602/kep.343-BM/2007. Dari ke 60 ruas jalan kabupaten tersebut terdapat 10 ruas
jalan Jaringan Jalan Strategis dan 50 ruas jalan Layanan Umum. Total panjang jaringan
jalan kabupaten yang ada sebesar 187,86 km dengan lebar bervariasi antara 3.00 m
sampai 12.00 m. Secara keseluruhan jenis permukaan jalan menggunakan Aspal
Concrete (AC).
Pada tahun 2009 terjadi penambahan panjang ruas jalan di UPTD Plumbon
dibandingkan tahun 2008 sepanjang 1,2 km. Tabel 4.4 menunjukkan kondisi jalan
kabupaten di UPTD Plumbon tahun 2008 2010. Terjadi peningkatan kondisi jalan pada
kondisi baik di tahun 2010, serta pengurangan kondisi jalan pada kondisi sedang, rusak
ringan dan rusak berat. Dalam Tabel 4.4 terlihat kondisi jalan yang menunjukkan
peningkatan dari kondisi rusak dan rusak berat menjadi sedang dan baik.
Tabel 4.6 Kondisi Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon tahun 2008 – 2010 (Anonim,
2008a; 2009a; 2010a)
Tahun Panjang Jalan (km) Kondisi Jalan (km)
Baik Sedang Rusak Rusak Berat
2008 186.66 53.66 71.15 56.15 5.60
2009 187.86 54.96 70.65 57.65 4.60
2010 187.86 104.99 53.664 19.32 4.61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 4.6 Kondisi Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon Tahun 2008-2010
Berdasarkan data sekunder dan hasil peninjauan lapangan, banyak ruas jalan
pendukung yang masih berstatus jalan poros desa. Jalan Poros Desa pada Kabupaten
Cirebon tersebut menghubungkan pusat-pusat produksi pangan, pertanian, industri,
perdagangan, pariwisata dan lain-lain berjumlah 190 ruas jalan poros desa sepanjang
439,01 km.
Tabel 4.7 memperlihatkan data jaringan jalan kabupaten di UPTD Plumbon
menurut kondisi jalan berdasarkan hasil survai bulan Maret 2010. Foto kondisi jalan
setiap ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon terlampir pada Lampiran B.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tab
el 4
.7
Jari
ngan
jal
an k
abupat
en m
enuru
t kondis
i di
UP
TD
Plu
mbon t
ahun 2
010 (
Anonim
, 2010a)
No
Uru
t
No
Ru
as
Nam
a P
an
gk
al
Ru
as
Na
ma
Uju
ng R
uas
Kla
sifi
kasi
Reh
ab
ilit
asi
/
Pem
elih
ara
an
(Tah
un
Ter
ak
hir
)
Dim
ensi
Jala
n
Kon
dis
i s/
d M
are
t 2010 (
km
)
Leb
ar
(M)
Pa
nja
ng
Ru
as
(km
)
B
S
R
RB
1
2
3
4
5
6
7
5
6
7
8
9
1
14
Kal
itan
jung
Su
mb
er
JJS
2
007
7.0
0-1
1.0
0
4.5
0
2.7
0
1.8
0
- -
2
17
Sin
dan
gja
wa
Man
dir
anca
n
LU
-
4.0
0
3.3
0
1.9
8
1.3
2
- -
3
19
Jam
bla
ng
C
iked
uk
JJS
2
007
4.0
0-4
.50
680
4.0
4
2.7
6
- -
4
20
Plu
mb
on
Ken
ang
a JJ
S
2007
6.0
0
6.4
0
2.8
0
2.7
0
0.9
0
-
5
22
Teg
alsa
ri
Lem
ahta
mb
a JJ
S
2006
,2007
,2010
4.5
0-6
.00
12.2
0
5.4
0
2.2
0
3.2
4
1.3
6
6
23
C
lan
gca
ng
P
ang
kal
an
LU
2
00
6-2
00
7
4.0
0
4.2
0
1.6
8
1.6
8
0.8
4
-
7
37
Kec
om
ber
an
Sar
wad
adi
LU
-
3.0
0
5.0
0
3.0
0
2.0
0
- -
8
53
Pec
ilo
n
Ker
taw
inan
gun
LU
-
4.0
0
1.8
0
1.0
8
0.7
2
- -
9
54
Cid
eng
Ker
taw
inan
gun
LU
2
006
4.5
0
0.8
0
0.4
8
0.3
2
- -
10
56
Jl.
Pem
ban
gunan
L
U
2007
3.0
0
1.2
0
0.6
0
0.6
0
- -
11
6
1
Jl. W
irat
ama
LU
2
00
7, 2
01
0
4.0
0
0.7
0
- -
0.4
2
0.2
8
12
67
Ko
mp
. Ib
uk
ota
Su
mb
er
JJS
2
007
7.0
0-1
2.0
0
4.3
0
4.3
0
- -
-
13
71
Kra
mat
C
isaa
t L
U
2007
3.0
0-4
.50
4.4
0
4.4
0
- -
-
14
72
Meg
u
Lu
rah
JJS
2
007
3.5
0-4
.50
4.6
0
2.7
6
1.8
4
- -
15
73
Tuk
mu
dal
B
od
e L
U
2007
3.5
0
4.8
0
1.2
0
2.8
0
0.8
0
-
16
74
Teg
alsa
ri
Bode
LU
2007
3.5
0
1.7
0
0.6
8
0.6
8
0.3
4
-
17
75
Mar
ikan
gen
K
asug
eng
an
LU
2
007
3.0
0
2.0
0
1.5
0
0.5
0
- -
Ber
lanju
t
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tab
el 4
.7
Jari
ng
an j
alan
kab
up
aten
men
uru
t k
on
dis
i d
i U
PT
D P
lum
bo
n t
ahu
n 2
01
0 (
An
on
im, 2
01
0a)
(L
anju
tan
)
No
Uru
t
No
Ru
as
Na
ma
Pa
ng
ka
l R
uas
Na
ma
Uju
ng R
uas
Kla
sifi
kasi
Reh
ab
ilit
asi
/
Pem
elih
ara
an
(Tah
un
Ter
ak
hir
)
Dim
ensi
Jala
n
Kon
dis
i s/
d M
are
t 2010 (
km
)
Leb
ar
(M)
Pa
nja
ng
Ru
as
(km
)
B
SR
RB
12
3
4
5
6
7
5
6
7
8
9
18
76
Sar
wad
adi
Kub
ang
LU
-
3.0
0
1.9
0
1.1
4
0.7
6
- -
19
79
Jam
bla
ng
B
akung
LU
2
007
,2008
,2009
,2010
3.0
0-4
.50
6.4
0
2.5
6
2.5
6
1.2
8
-
20
83
Wat
ub
elah
K
r. S
ari
LU
2
007
4.0
0
1.2
0
0.5
0
0.1
0
0.6
0
-
21
86
Sid
awan
gi
Mat
ang
aji
LU
2
007
3.0
0
2.8
0
2.8
0
- -
-
22
87
Beb
er
Ciw
ang
i L
U
2007
3.0
0
2.0
0
0.6
0
0.8
0
0.4
0
0.2
0
23
92
Ges
ik
Sen
dan
g
LU
2
007
4.0
0
7.2
0
4.3
2
2.8
8
- -
24
93
Sen
dan
g
Kub
ang
LU
-
4.0
0
4.4
0
1.7
6
1.7
6
0.8
8
-
25
94
Man
dal
a P
asaw
ahan
L
U
- 3
.00
1.0
0
0.6
0
0.4
0
- -
26
95
Ko
mp
. W
isat
a C
ikal
ahan
g
LU
2
007
3.0
0-4
.50
2.3
0
2.3
0
- -
-
27
96
Bo
bo
s C
ikal
ahan
g
LU
2
007
,2009
3.0
0
0.6
0
0.6
0
- -
-
28
101
Plu
mb
on
Mar
ikan
gen
L
U
2007
3.5
0
2.1
0
1.2
6
0.8
4
- -
29
102
Ker
taw
inan
gun
Kal
iko
a L
U
2007
,2008
,2010
3.0
0
2.9
0
2.0
0
- -
0.9
0
30
105
Ked
awu
ng
War
un
g A
sem
JJ
S
2007
4.0
0-4
.50
5.7
0
3.4
2
- -
-
31
106
Plu
mb
on
Pan
gk
alan
L
U
2007
3.5
0
5.6
0
- 4
.00
1.6
0
-
32
107
Wan
akay
a C
angk
rin
g
LU
2
007
3.5
0
4.3
0
1.7
2
1.7
2
0.8
6
-
33
110
Hal
imp
u
Ciw
ang
i L
U
- 3
.00
5.5
0
0.6
0
1.3
0
2.8
0
0.8
0
34
118
War
uk
awun
g
Kep
uh
LU
2
007
3.5
0
1.5
0
0.9
0
0.6
0
- -
Ber
lanju
t
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tab
el 4
.7
Jari
ng
an j
alan
kab
up
aten
men
uru
t k
on
dis
i d
i U
PT
D P
lum
bo
n t
ahu
n 2
01
0 (
An
on
im, 2
01
0a)
(L
anju
tan
)
No
Uru
t
No
Ru
as
Na
ma
Pa
ng
ka
l R
uas
Na
ma
Uju
ng
Ru
as
Kla
sifi
kasi
Reh
ab
ilit
asi
/
Pem
elih
ara
an
(Tah
un
Ter
ak
hir
)
Dim
ensi
Jala
n
Kon
dis
i s/
d M
are
t 2010 (
km
)
Leb
ar
(M)
Pa
nja
ng
Ru
as
(km
)
B
S
R
RB
12
3
4
5
6
7
5
6
7
8
9
35
119
Ken
ang
a W
aruk
awun
g
LU
2
007
3.5
0
4.1
0
2.4
6
1.6
4
- -
36
124
Tuk
mu
dal
L
ura
h
JJS
2
007
3.5
0-6
.00
4.4
0
4.4
0
- -
-
37
125
Lu
rah
War
uro
yo
m
LU
2
007
4.0
0
2.3
0
0.6
9
0.9
2
0.4
6
0.2
3
38
127
Jam
bla
ng
K
asug
eng
an
LU
2
007
4.0
0
0.8
0
0.8
0
- -
-
39
129
Keb
arep
an
Kej
ud
en
LU
2
007
3.0
0
2.6
0
1.3
0
0.7
8
0.5
2
-
40
131
Ked
un
gsa
na
Pan
gk
alan
L
U
- 3
.50
2.7
0
- 0
.90
1.8
0
-
41
133
Bat
embat
K
alib
aru
LU
P
2007
3.0
0
1.2
0
1.2
0
- -
-
42
134
Ked
uan
an
Kr.
Wan
gi
LU
-
3.0
0
3.0
0
1.2
0
1.2
0
0.6
0
-
43
136
Sit
iwin
ang
un
Dan
awin
ang
un
LU
-
3.5
0
1.1
0
0.6
6
0.4
4
- -
44
140
Wer
u
Sar
abah
u
LU
R
2005
,2008
3.0
0-8
.00
3.8
0
3.8
0
- -
-
45
141
Pan
emb
ahan
T
rusm
i L
U
- 4
.00
1.5
0
0.9
0
0.4
0
0.2
0
-
46
142
Jl.
Tem
bus
Ibukota
Sum
ber
JJ
S
- 12.0
0
1.0
0
1.0
0
- -
-
47
143
Kar
ang
mu
lya
Mar
ikan
gen
L
U
2006
3.5
0
2.0
0
1.2
0
0.8
0
- -
48
144
Kal
iten
gah
T
rusm
i L
U
- 3
.00
1.9
0
1.9
0
- -
-
49
145
Get
asan
W
aru
royo
m
LU
2
007
3.5
0
3.3
0
1.9
8
1.3
2
- -
50
1
46
C
iper
na
War
un
gas
em
LU
2
00
6-2
00
7
5.0
0
3.5
0
3.5
0
- -
-
51
147
Daw
uan
W
anak
aya
LU
R
2005
,P20
07
3.0
0
4.5
0
0.9
0
0.4
0
0.2
0
-
Ber
lanju
t
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tab
el 4
.7
Jari
ng
an j
alan
kab
up
aten
men
uru
t k
on
dis
i d
i U
PT
D P
lum
bo
n t
ahu
n 2
01
0 (
An
on
im, 2
01
0a)
(L
anju
tan
)
No
Uru
t
No
Ru
as
Na
ma
Pa
ng
ka
l R
uas
Na
ma
Uju
ng R
uas
Kla
sifi
kasi
Reh
ab
ilit
asi
/
Pem
elih
ara
an
(Tah
un
Ter
ak
hir
)
Dim
ensi
Jala
n
Kon
dis
i s/
d M
are
t 2010 (
km
)
Leb
ar
(M)
Pa
nja
ng
Ru
as
(km
)
BS
RR
B
12
3
4
5
6
7
5
6
7
8
9
52
149
Set
uku
lon
Meg
u
LU
2
007
,2009
3.0
0
1.3
0
1.3
0
- -
-
53
153
Tru
smi
Kal
iwu
lu
LU
2
007
,2008
3.0
0
1.5
0
1.5
0
- -
-
54
158
Pas
alak
an
Ker
tasa
ri
LU
2
007
3.5
0
2.5
0
1.5
0
1.0
0
- -
55
159
Ser
ang
Beb
eran
L
U
- 3
.50
3.0
0
1.8
0
1.2
0
- -
56
161
Cem
pak
a K
aran
gsa
ri
LU
2
007
3.5
0
1.5
0
0.9
0
0.6
0
- -
57
166
Pu
rwaw
inan
gun
Mu
ara
LU
-
3.5
0
1.9
0
0.7
6
0.7
6
0.3
8
-
58
178
Keb
arep
an
Ked
un
gsa
na
LU
-
3.5
0
2.2
0
1.7
6
- -
0.4
4
59
180
Kep
on
gpo
ng
an
Cir
ebong
iran
g
LU
-
4.0
0-1
0.0
0
2.0
0
0.6
0
0.8
0
0.2
0
0.4
0
60
181
JL.
Tup
arev
JJ
S
- 1
2.0
0
2.1
6
1.3
0
0.8
6
- -
187
.86
104
.99
53.6
6
19.3
2
4.6
1
Ket
eran
gan
:
B:
Bai
k
S:
Sed
ang
R:
Rusa
k
R:
Rusa
k B
erat
LU
: L
ayan
an U
mu
m
JJS
: Jar
ingan
Jal
an S
trat
egis
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
4.1.6 Lalu Lintas
Data lalu lintas harian rata-rata pada ruas-ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon
yang diperoleh adalah data LHR pada tahun 2008. Berdasarkan data tersebut dilakukan
prediksi untuk LHR tahun 2010 dengan tingkat pertumbuhan lalu lintas 5 % per tahun.
Data LHR secara terinci dalam satuan mobil penumpang per hari disajikan pada Tabel
4.8.
Pada Tabel 4.8 tersebut terlihat untuk ruas-ruas jalan dengan klasifikasi jalan
Layanan Umun (LU) lalu lintas harian rata-ratanya mencapai di bawah 2000 per hari,
sedang untuk ruas-ruas jalan dengan klasifikasi Jaringan Jalan Strategis (JJS) lalu lintas
harian rata-ratanya mencapai di atas angka 2000 per hari.
Tabel 4.8 Lalu Lintas Harian Rata-rata UPTD Plumbon (Anonim, 2008a; 2010a)
No
Urut
No
Ruas
Nama Pangkal
Ruas
Nama Ujung
Ruas
LHR
Tahun 2008
Estimasi LHR
Tahun 2010
1 2 3 4 5 6
1 14 Kalitanjung Sumber 3274 3628
2 17 Sindangjawa Mandirancan 774 858
3 19 Jamblang Cikeduk 2617 2899
4 20 Plumbon Kenanga 2697 2989
5 22 Tegalsari Lemahtamba 2634 2918
6 23 Clangcang Pangkalan 712 788
7 37 Kecomberan Sarwadadi 715 792
8 53 Pecilon Kertawinangun 1303 1444
9 54 Cideng Kertawinangun 1616 1791
10 56 Jl. Pembangunan 498 552
11 61 Jl. Wiratama 1764 1955
12 67 Komp. Ibukota Sumber 2419 2680
13 71 Kramat Cisaat 780 864
14 72 Megu Lurah 2148 2380
15 73 Tukmudal Bode 1722 1908
16 74 Tegalsari Bode 1755 1945
17 75 Marikangen Kasugengan 1717 1902
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 4.8 Lalu Lintas Harian Rata-rata UPTD Plumbon (Anonim, 2008a; 2010a)
(Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
LHR
Tahun 2008
Estimasi LHR
Tahun 2010
1 2 3 4 5 6
18 76 Sarwadadi Kubang 412 456
19 79 Jamblang Bakung 863 956
20 83 Watubelah Kr. Sari 1240 1374
21 86 Sidawangi Matangaji 628 696
22 87 Beber Ciwangi 221 245
23 92 Gesik Sendang 585 648
24 93 Sendang Kubang 650 720
25 94 Mandala Pasawahan 711 788
26 95 Komp. Wisata Cikalahang 386 428
27 96 Bobos Cikalahang 852 944
28 101 Plumbon Marikangen 632 700
29 102 Kertawinangun Kalikoa 576 638
30 105 Kedawung Warung Asem 2029 2248
31 106 Plumbon Pangkalan 812 900
32 107 Wanakaya Cangkring 343 380
33 110 Halimpu Ciwangi 219 243
34 118 Warukawung Kepuh 1137 1260
35 119 Kenanga Warukawung 1257 1393
36 124 Tukmudal Lurah 1902 2108
37 125 Lurah Waruroyom 1756 1946
38 127 Jamblang Kasugengan 1166 1292
39 129 Kebarepan Kejuden 449 498
40 131 Kedungsana Pangkalan 325 360
41 133 Batembat Kalibaru 858 951
42 134 Keduanan Kr. Wangi 819 908
43 136 Sitiwinangun Danawinangun 1318 1460
44 140 Weru Sarabahu 2072 2296
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 4.8 Lalu Lintas Harian Rata-rata UPTD Plumbon (Anonim, 2008a; 2010a)
(Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
LHR
Tahun 2008
Estimasi LHR
Tahun 2010
1 2 3 4 5 6
45 141 Panembahan Trusmi 1300 1440
46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber 2659 2946
47 143 Karangmulya Marikangen 1206 1336
48 144 Kalitengah Trusmi 719 796
49 145 Getasan Waruroyom 314 348
50 146 Ciperna Warungasem 650 720
51 147 Dawuan Wanakaya 419 464
52 149 Setukulon Megu 1449 1605
53 153 Trusmi Kaliwulu 1289 1428
54 158 Pasalakan Kertasari 805 892
55 159 Serang Beberan 478 530
56 161 Cempaka Karangsari 524 581
57 166 Purwawinangun Muara 556 616
58 178 Kebarepan Kedungsana 387 429
59 180 Kepongpongan Cirebongirang 621 688
60 181 JL. Tuparev 4469 4952
4.1.7 Data Road Condition Index (RCI)
Penilaian RCI mengacu pada Tabel 2.2, melalui asumsi atau pendekatan
berdasarkan pengamatan visual dengan membandingkan dari data sekunder yaitu kondisi
kerusakan dari ruas-ruas jalan kabupaten yang ada di UPTD Plumbon yang dilakukan
untuk menentukan nilai kerataan kondisi jalan yang dinyatakan dalam nilai RCI dengan
mengacu pada Tabel 2.5 seperti ditunjukkan pada Tabel 4.9.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 4.9 Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
Nilai
RCI Keterangan
1 2 3 4 5 6
1 14 Kalitanjung Sumber 8.0 Sangat baik, umumnya rata
2 17 Sindangjawa Mandirancan 9.0 Sangat rata dan teratur
3 19 Jamblang Cikeduk 8.8 Sangat rata dan teratur
4 20 Plumbon Kenanga 8.5 Sangat rata dan teratur
5 22 Tegalsari Lemahtamba 6.9 Baik
6 23 Clangcang Pangkalan 7.3 Sangat baik, umumnya rata
7 37 Kecomberan Sarwadadi 7.1 Sangat baik, umumnya rata
8 53 Pecilon Kertawinangun 7.5 Sangat baik, umumnya rata
9 54 Cideng Kertawinangun 7.0 Baik
10 56 Jl. Pembangunan 7.0 Baik
11 61 Jl. Wiratama 5.0
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
12 67 Komp. Ibukota Sumber 8.5 Sangat rata dan teratur
13 71 Kramat Cisaat 8.9 Sangat rata dan teratur
14 72 Megu Lurah 8.0 Sangat baik, umumnya rata
15 73 Tukmudal Bode 5.9
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
16 74 Tegalsari Bode 5.9
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
17 75 Marikangen Kasugengan 6.5 Baik
18 76 Sarwadadi Kubang 6.5 Baik
19 79 Jamblang Bakung 5.4
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
20 83 Watubelah Kr. Sari 5.4
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel 4.9 Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon (Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
Nilai
RCI Keterangan
1 2 3 4 5 6
21 86 Sidawangi Matangaji 7.0
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
22 87 Beber Ciwangi 5.4
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
23 92 Gesik Sendang 6.9
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
24 93 Sendang Kubang 5.9
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
25 94 Mandala Pasawahan 8.8 Sangat rata dan teratur
26 95 Komp. Wisata Cikalahang 9.3 Sangat rata dan teratur
27 96 Bobos Cikalahang 9.9 Sangat rata dan teratur
28 101 Plumbon Marikangen 8.5 Sangat rata dan teratur
29 102 Kertawinangun Kalikoa 5.0
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
30 105 Kedawung Warung Asem 9.0 Sangat rata dan teratur
31 106 Plumbon Pangkalan 5.4
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
32 107 Wanakaya Cangkring 5.9
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
33 110 Halimpu Ciwangi 5.4
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
34 118 Warukawung Kepuh 6.2 Baik
35 119 Kenanga Warukawung 6.2 Baik
36 124 Tukmudal Lurah 8.5 Sangat rata dan teratur
37 125 Lurah Waruroyom 5.4
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 4.9 Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon (Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
Nilai
RCI Keterangan
1 2 3 4 5 6
38 127 Jamblang Kasugengan 9.3 Sangat rata dan teratur
39 129 Kebarepan Kejuden 5.9
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
40 131 Kedungsana Pangkalan 5.4
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
41 133 Batembat Kalibaru 9.7 Sangat rata dan teratur
42 134 Keduanan Kr. Wangi 8.2 Sangat rata dan teratur
43 136 Sitiwinangun Danawinangun 5.9
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
44 140 Weru Sarabahu 9.2 Sangat rata dan teratur
45 141 Panembahan Trusmi 5.5
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber 8.8 Sangat rata dan teratur
47 143 Karangmulya Marikangen 8.8 Sangat rata dan teratur
48 144 Kalitengah Trusmi 8.7 Sangat rata dan teratur
49 145 Getasan Waruroyom 6.5 Baik
50 146 Ciperna Warungasem 8.8 Sangat rata dan teratur
51 147 Dawuan Wanakaya 5.9
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
52 149 Setukulon Megu 9.9 Sangat rata dan teratur
53 153 Trusmi Kaliwulu 9.8 Sangat rata dan teratur
54 158 Pasalakan Kertasari 7.8 Sangat baik, umumnya rata
55 159 Serang Beberan 5.4
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
56 161 Cempaka Karangsari 5.4
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 4.9 Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon (Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
Nilai
RCI Keterangan
1 2 3 4 5 6
57 166 Purwawinangun Muara 5.4
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
58 178 Kebarepan Kedungsana 5.5
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
59 180 Kepongpongan Cirebongirang 5.4
Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
60 181 JL. Tuparev 8.0 Sangat baik, umumnya rata
4.1.8 Data Kecepatan Kendaraan
Berdasarkan data dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon untuk klasifikasi
jalan kabupaten terdapat ruas-ruas Jalan-jalan Strategis dan jalan Layanan Umum. Pada
ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon, ruas-ruas Jaringan Jalan Strategis mempunyai
kecepatan tempuh minimal lebih dari 40 km/jam. Sedangkan untuk jalan Layanan
Umum mempunyai kecepatan tempuh minimal lebih dari 20 km/jam. Pada ruas Jalan
Layanan Umum di UPTD Plumbon terdapat beberapa ruas jalan kabupaten yang
mengalami kerusakan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.7, kecepatan tempuh
minimalnya adalah lebih dari 15 km/jam. Data kecepatan kendaraan di UPTD Plumbon
diberikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Data Kecepatan Kendaraan di UPTD Plumbon (Anonim, 2010a)
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas Klasifikasi
Kisaran
Kecepatan
(Km/Jam)
1 2 3 4 5 6
1 14 Kalitanjung Sumber JJS > 40
2 17 Sindangjawa Mandirancan LU 30 - 45
3 19 Jamblang Cikeduk JJS > 40
4 20 Plumbon Kenanga JJS > 40
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 4.10 Data Kecepatan Kendaraan di UPTD Plumbon (Anonim, 2010a)
(Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas Klasifikasi
Kisaran
Kecepatan
(Km/Jam)
1 2 3 4 5 6
5 22 Tegalsari Lemahtamba JJS > 40
6 23 Clangcang Pangkalan LU 25 - 35
7 37 Kecomberan Sarwadadi LU 30 - 45
8 53 Pecilon Kertawinangun LU 30 - 45
9 54 Cideng Kertawinangun LU 30 - 45
10 56 Jl. Pembangunan LU 30 - 45
11 61 Jl. Wiratama LU 15 - 20
12 67 Komp. Ibukota Sumber JJS > 40
13 71 Kramat Cisaat LU 30 - 45
14 72 Megu Lurah JJS > 40
15 73 Tukmudal Bode LU 25 - 35
16 74 Tegalsari Bode LU 25 - 35
17 75 Marikangen Kasugengan LU 30 - 45
18 76 Sarwadadi Kubang LU 30 - 45
19 79 Jamblang Bakung LU 25 - 35
20 83 Watubelah Kr. Sari LU 25 - 35
21 86 Sidawangi Matangaji LU 25 - 35
22 87 Beber Ciwangi LU 25 - 35
23 92 Gesik Sendang LU 25 - 35
24 93 Sendang Kubang LU 25 - 35
25 94 Mandala Pasawahan LU 30 - 45
26 95 Komp. Wisata Cikalahang LU 30 - 45
27 96 Bobos Cikalahang LU 30 - 45
28 101 Plumbon Marikangen LU 30 - 45
29 102 Kertawinangun Kalikoa LU 15 - 20
30 105 Kedawung Warung Asem JJS > 40
31 106 Plumbon Pangkalan LU 20 - 25
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 4.10 Data Kecepatan Kendaraan di UPTD Plumbon (Anonim, 2010a)
(Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama Pangkal
Ruas
Nama Ujung
Ruas Klasifikasi
Kisaran
Kecepatan
(Km/Jam)
1 2 3 4 5 6
32 107 Wanakaya Cangkring LU 25 - 35
33 110 Halimpu Ciwangi LU 25 - 35
35 119 Kenanga Warukawung LU 30 - 45
36 124 Tukmudal Lurah JJS > 40
37 125 Lurah Waruroyom LU 30 - 45
38 127 Jamblang Kasugengan LU 30 - 45
39 129 Kebarepan Kejuden LU 30 - 45
40 131 Kedungsana Pangkalan LU > 20
41 133 Batembat Kalibaru LU 30 - 45
42 134 Keduanan Kr. Wangi LU 30 - 45
43 136 Sitiwinangun Danawinangun LU 25 - 35
44 140 Weru Sarabahu LU 25 - 35
45 141 Panembahan Trusmi LU 25 - 35
46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber JJS > 40
47 143 Karangmulya Marikangen LU 30 - 45
48 144 Kalitengah Trusmi LU 30 - 45
49 145 Getasan Waruroyom LU 25 - 35
50 146 Ciperna Warungasem LU 30 - 45
51 147 Dawuan Wanakaya LU 25 - 35
52 149 Setukulon Megu LU 30 - 45
53 153 Trusmi Kaliwulu LU 30 - 45
54 158 Pasalakan Kertasari LU 25 - 35
55 159 Serang Beberan LU 25 - 35
56 161 Cempaka Karangsari LU 25 - 35
57 166 Purwawinangun Muara LU 25 - 35
58 178 Kebarepan Kedungsana LU 25 - 35
59 180 Kepongpongan Cirebongirang LU 25 - 35
60 181 JL. Tuparev JJS > 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Keterangan:
LU : Layanan Umum
JJS : Jaringan Jalan Strategis
4.1.9 Peta
4.1.9.1 Peta Bakosurtanal
Data peta dasar adalah data awal yang digunakan pada penelitian ini sebagai bahan
dasar proses SIG.
Peta dasar yang digunakan adalah peta digital yang dikeluarkan oleh Badan
Koordinasi Survai dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) skala 1 : 25.000 yang
didapatkan dari Bappeda Kabupaten Cirebon. Peta tersebut masih dalam bentuk
Map.Info, sehingga untuk pengolahan peta di Arc.Gis, peta tersebut harus diubah
terlebih dahulu dari .tab ke .shp. Gambar 4.7, Gambar 4.8 dan Gambar 4.9 berikut
merupakan tampilan peta Bakosurtanal. Peta Bakosurtanal berupa peta administrasi
batas kecamatan ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 1, peta administrasi batas desa
ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 2 dan peta transportasi jalan Kabupaten Cirebon
ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 3. Tabel atribut jaringan jalan kabupaten
ditunjukkan pada Lampiran C 1.
Gambar 4.7 Layer Administrasi Batas Kecamatan (Anonim, 1999)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Gambar 4.8 Layer Administrasi Batas Desa (ibid, 1999)
Gambar 4. 9 Layer Transportasi (ibid, 1999)
Peta Bakosurtanal yang didapat dari Bappeda Kabupaten Cirebon itu adalah peta
di tahun 1999. Seperti yang dijelaskan pada awal Bab IV ini pada tahun 2005 dan tahun
2007 Kabupaten Cirebon mengalami pemekaran wilayah. Khususnya di UPTD Plumbon
pada tahun 2007 terjadi pemekaran kecamatan dari 12 kecamatan menjadi 15
kecamatan. Melihat perubahan yang terjadi tersebut maka diperlukan pengecekan peta
untuk menyesuaikan dengan keadaan kondisi saat ini di lapangan. Gambar 4.10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
merupakan memperlihatkan jumlah kecamatan di UPTD Plumbon sebelum pemekaran
kecamatan.
Gambar 4.10 Batas Kecamatan di UPTD Plumbon Sebelum Pemekaran
Kecamatan (ibid, 1999)
Adapun yang menjadi permasalahan lain yaitu adanya ketidaksesuaian jaringan
transportasi pada peta Bakosurtanal dengan yang ada di lapangan. Gambar 4.11
memperlihatkan contoh ruas jalan yang tidak sesuai yaitu letak ruas jalan TOL
Palimanan-Pejagan serta jalan kabupaten lainnya, sehingga diperlukan digitasi ulang
untuk ruas-ruas jalan yang tidak sesuai tersebut.
Gambar 4.11 Ketidaksesuaian Peta Bakosurtanal dengan yang di lapangan (ibid, 1999)
Jumlah kecamatan di UPTD
Plumbon masih berjumlah 12
kecamatan
Letak ruas Jalan TOL
tidak sesuai
Ruas jalan
ini bukan
ruas jalan
kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Mengecek kesesuaian peta dan data dengan kondisi eksisting dan data sekunder
teknis jaringan jalan dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon, melalui metoda
pengecekan di Google Earth (GE). Apabila peta dan data sesuai dengan kondisi
eksisting maka tidak perlu dilakukan updating peta, namun apabila tidak sesuai maka
perlu dilakukan updating peta yaitu dengan digitasi ulang batas administrasi kecamatan
dan ruas-ruas jalan kabupaten yang tidak sesuai ataupun yang belum terdata di peta.
4.1.9.2 Peta Tematik
a. Jaringan Jalan Kabupaten Cirebon
Data peta jaringan jalan yang bersumber dari Dinas Bina Marga Kabupaten
Cirebon digunakan sebagai peta pendukung untuk proses editing dan digitasi batas
kabupaten, digitasi batas kecamatan, digitasi jalan kabupaten. Peta tersebut
menampilkan peta jaringan jalan kabupaten, batas administrasi kabupaten dan batas
UPTD dalam format AutoCad yang masih manual. Gambar 4.12 memperlihatkan peta
jaringan jalan kabupaten yang terbagi dalam empat UPTD Bina Marga di Kabupaten
Cirebon. Peta jaringan jalan dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon ditunjukkan
pada Lampiran A – Peta 4.
Gambar 4.12 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Cirebon (Anonim, 2010e)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
b. Peta Jaringan Transportasi Kabupaten Cirebon
Gambar 4.13 merupakan peta jaringan transportasi kabupaten yang didapatkan dari
Bappeda Kabupaten Cirebon. Peta ini juga merupakan peta pendukung untuk proses
digitasi. Peta jaringan transportasi Kabupaten Cirebon ini ditunjukkan pada Lampiran A
– Peta 5.
Gambar 4.13 Peta Jaringan Transportasi Kabupaten Cirebon (Anonim, 2009c)
c. Peta Batas Administrasi Kabupaten Cirebon
Gambar 4.14 merupakan peta administrasi kabupaten dimana terdapat peta
seluruh kecamatan dalam Kabupaten Cirebon. Gambar batas kecamatan pada sebelah
kanan peta administrasi ini merupakan salah satu contoh dari batas kecamatan yang ada
di UPTD Plumbon. Peta ini bersumber dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Cirebon. Peta ini juga merupakan peta pendukung untuk proses digitasi. Peta batas
administrasi kabupaten dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Cirebon ini
ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Gambar 4.14 Peta Batas Administrasi Kabupaten Cirebon (Anonim, 2010d)
Namun dari semua data peta tematik yang ada tersebut kesemuanya tidak dapat
dijadikan acuan sebagai image untuk proses overlay peta, hanya sebagai peta
pendukung/pembanding saja untuk proses digitasi. Hal ini disebabkan oleh adanya
perbedaan format, sehingga gambar-gambar tersebut tidak sesuai.
Akibat adanya ketidaksesuaian pada peta Bakosurtanal dan keterbatasan peta
tematik sebagai peta overlay, maka GE pun dipilih sebagai image overlay dalam proses
digitasi. Proses digitasi peta Bakosurtanal di GE melalui on line internet terlebih dahulu
yang sebelumnya dilakukan transfer dari .shp ke dalam bentuk GE yaitu .kmz melalui
Global Mapper ataupun langsung dari Arc. Gis, melalui tool “Export to KML/KMZ”.
Peta tematik hanya dijadikan acuan pembanding dalam menentukan batas
wilayah administrasi ataupun penentuan ruas jalan kabupaten.
4.2 Tahapan Metode Sistem Informasi Geografi
4.2.1 Bagan Alir SIG
Berikut tahapan keseluruhan proses pengolahan peta dan attributnya dalam
penelitian ini dengan metode SIG:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
77PENGOLAHAN PETA
Pet
aShapef
ile
(Arc
.Gis
)
Pen
gec
ekan
Up d
ate
Pet
a
Pro
gra
m G
oo
gle
Ea
rth
(On
lin
e In
tern
et)
Dig
itas
i ja
lan
kab
up
aten
dan
bat
as w
ilay
ah d
i G
oogle
Eart
h
Pen
gola
han
Pet
a dan
Att
ribut-
ny
a p
ada
Arc
.Gis
Pem
buat
an S
ha
pef
ile
Bar
u
A
Tra
nsf
er P
eta
(Map.I
nfo
ke
Arc
.Ma
p)
Alt
ern
ati
f 1
Exp
ort
Dat
a P
eta:
(exp
ort
to .
km
l/.k
mz)
lan
gsu
ng
dar
iA
rc.M
ap
Alt
ern
ati
f 2
Exp
ort
Dat
a P
eta:
Tra
nsf
er P
eta
(.sh
p k
e .k
mz)
Pro
gra
m
Glo
bal
Mapper
Tra
nsf
er P
eta
(.km
z k
e .s
hp
)
Pet
a B
akosu
rtan
al
(dal
am b
antu
k M
ap
.In
fo)
Gam
bar
4. 15
Bag
an A
lir
SIG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
78PENGOLAHAN PETA
Ed
itin
gP
eta:
Ap
pen
d, S
pli
t T
oo
l d
an
Mer
ge
Pet
a Jl
n_L
okal
_K
ab
A
BC
Pem
buat
an L
aye
r
Ed
itin
gP
eta
Ap
pen
d, S
pli
t T
oo
l d
an
Mer
ge
Pen
gec
ekan
ko
nek
tifi
tas
den
gan
Topolo
gy
Laye
r
Ad
min
istr
asi
Laye
r
Tra
nsp
ort
asi
Gam
bar
4. 15
Bag
an A
lir
SIG
(L
anju
tan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
79PENGISIANATTRIBUTE TABLE
BC
Laye
r
Par
amet
er
Laye
r
Pem
enu
han
Pen
gis
ian
Att
ribute
Table
pad
a m
asin
g-m
asin
g L
ayer
An
alis
a D
ata
pad
a L
aye
r
Par
amet
er S
PM
Hyp
erli
nk
Foto
pad
a la
yer
Jln
Lo
kal
Kab
Nil
ai p
emen
uh
an S
PM
Mem
enu
hi
Sy
arat
:
Kondis
i Ja
lan
: 6
Leb
ar j
alan
:
5
Pel
ayan
an
: 4
Kes
elam
atan
3
Mo
bil
itas
: 2
Akse
sibil
itas
:
1
Tid
ak M
emen
uhi
Syar
at:
0
La
yer
Akse
sibil
itas
La
yer
Mo
bil
itas
La
yer
Pel
ayan
an
La
yer
Leb
ar
Jala
n
La
yer
Kondis
i Ja
lan
La
yer
Kes
elam
atan
LAYER PARAMETER
Men
ghit
ung
PD
RB
Per
kap
ita
Men
yel
eksi
kec
epat
an
min
imu
m
Men
yel
eksi
tiap
leb
ar
jala
n m
inim
al
Men
gh
itung
Akse
sibil
itas
Ek
sist
ing
Men
ghit
ung
Mo
bil
itas
Ek
sist
ing
Men
ghit
ung
Nil
ai
Pel
ayan
an
Men
ghit
ung
Nil
ai L
ebar
Jala
n
Men
ghit
ung
Nil
ai K
on
dis
i
Jala
n
Men
ghit
ung
Kec
elak
aan
(Jiw
a)
DE
FG
H
I
Gam
bar
4. 15
Bag
an A
lir
SIG
(L
anju
tan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
80LAYER PARAMETER
DE
FG
HI
Mem
asu
kk
an
Nil
ai S
PM
Akse
sib
ilit
as
Mem
asu
kk
an
Nil
ai S
PM
Mo
bil
itas
Men
ghit
ung
Nil
ai S
PM
Pel
ayan
an
Men
ghit
ung
Nil
ai S
PM
Leb
ar J
alan
Men
ghit
ung
Nil
ai S
PM
Kondis
i Ja
lan
Mem
asu
kk
an
Nil
ai S
PM
Kes
elam
atan
Men
cari
Nil
ai
Par
amet
er
Ak
sesi
bil
itas
(Sel
ect
By
Att
rib
ute
)
MS
:
1
TM
S
: 0
Men
cari
Nil
ai
Par
amet
er
Mo
bil
itas
(Sel
ect
By
Att
rib
ute
)
MS
:
2
TM
S
: 0
Men
cari
Nil
ai
Par
amet
er
Pel
ayan
an
(Sel
ect
By
Att
rib
ute
)
MS
:
4
TM
S
: 0
Men
cari
Nil
ai
Par
amet
er
Leb
ar J
alan
(Sel
ect
By
Att
rib
ute
)
MS
:
5
TM
S
: 0
Men
cari
Nil
ai
Par
amet
er
Ko
nd
isi
Jala
n
(Sel
ect
By
Att
rib
ute
)
MS
:
6
TM
S
: 0
Men
cari
Nil
ai
Par
amet
er
Kes
elam
atan
(Sel
ect
By
Att
rib
ute
)
MS
:
3
TM
S
: 0
Mem
bu
at
Sym
bo
log
y
Akse
sibil
itas
Mem
bu
at
Sym
bolo
gy
Mo
bil
itas
Mem
bu
at
Sym
bolo
gy
Pel
ayan
an
Mem
bu
at
Sym
bo
log
y
Leb
ar J
alan
Mem
bu
at
Sym
bolo
gy
Kondis
i Ja
lan
Mem
bu
at
Sym
bolo
gy
Kes
elam
atan
J
Gam
bar
4. 15
Bag
an A
lir
SIG
(L
anju
tan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
81
Gam
bar
4. 15
Bag
an A
lir
SIG
(L
anju
tan)
LAYER PEMENUHAN SPM
Pen
jum
lah
an n
ilai
pem
enu
han
SP
M
Pen
entu
an p
emen
uh
an S
PM
aspek
ruas
jal
an d
ari
pen
gel
om
po
kan
has
il n
ilai
Pen
entu
an p
amen
uh
an S
PM
ru
as
jala
n b
erd
asar
kan
to
tal
nil
ai
Nil
ai1
5 =
M
S (
K/L
/P)
Nil
ai1
1 =
H
any
a M
S (
K/L
)
Nil
ai1
0 =
H
any
a M
S (
K/P
)
Nil
ai
9 =
H
any
a M
S (
L/P
)
Nil
ai
6 =
H
any
a M
S (
K)
Nil
ai
5 =
H
any
a M
S (
L)
Nil
ai
4 =
H
any
a M
S (
P)
Nil
ai
0 =
T
MS
(K
/L/P
) P
emen
uhan
SP
M r
uas
jal
an
kab
upat
en
J
Pen
gel
om
po
kan
nil
ai h
asil
pen
jum
lahan
nil
ai
pem
enu
han
SP
M
Pen
yaj
ian
SIG
dal
am p
eta
dan
Atr
ibu
t T
abel
Kla
sifi
kas
i an
alis
is p
emen
uh
an
SP
M b
erdas
arkan
asp
ek j
arin
gan
dan
asp
ek r
uas
jal
an
Nil
ai S
PM
aspek
Ruas
Jala
n (
K/L
/P):
15
, 10
, 4,
0
Nil
ai S
PM
asp
ek J
arin
gan
Jala
n (
A/M
/S):
0
Ket
eran
gan
:
MS
:
Mem
enu
hi
Sy
arat
TM
S:
Tid
ak M
emen
uh
i S
yar
at
A:
Ak
sesi
bil
itas
M:
Mo
bil
itas
S
: K
esel
amat
an
K :
Kondis
i ja
lan
L
: L
ebar
jal
an
P
: P
elay
anan
jal
an
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
4.2.2 Transfer Peta Digital
Peta yang di dapat dari Bappeda Kabupaten Cirebon adalah peta dalam Map
info (tab) bukan dalam Arc. Map (shapefile) sehingga peta tersebut tidak dapat
dibuka di Arc. Map, maka diperlukan proses transfer peta terlebih dahulu. Cara
transfer peta digital .tab ke .shp adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan software Map info 8.5
2) Open Map info 8.5
3) Klik Tools, pilih Universal Translator, klik Universal Translator
4) Muncul jendela Universal Translator
5) Pilih Source, Format pilih MapInfoTAB, pada File(s) pilih source file yang akan
ditransfer dan klik File(s) sehingga muncul jendela Select Input MapInfo TAB
Files, Klik Open.
Gambar 4.16 Select Input MapInfo TAB Files pada Proses Transfer Peta Digital
6) Pada Destination, Format pilih ESRI Shape, Directory pilih Directory/Folder
yang disiapkan untuk menyimpan file hasil analisis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Gambar 4.17 Destination pada Proses Transfer Peta Digital
7) Klik OK, proses transfer peta pun selesai maka peta tersebut telah dapat dibuka di
Arc. Map.
4.2.3 Pengecekan Kondisi Peta Bakosurtanal
4.2.3.1 Transfer Gambar Peta pada Global Mapper
Cara bagaimana transfer dari Shapefile (.shp) ke GE (.kmz) ini yaitu dengan
cara sebagai berikut:
Shapefile ke Google Earth dalam Global Mapper
1) Menggunakan software Global Mapper
2) Open Global Mapper
3) Klik File, pilih Open Data File dari “Shp Data Cirebon”, pilih “kecamatan”,
pilih “All_kab Cirebon”, ilih “Crbn_Batkab_region”, klik Open.
4) Klik File, pilih Open Data File dari “Shp Data Cirebon”, pilih “kecamatan”,
pilih “All_kab Cirebon”, pilih “Cirebon_Jalan_Kab_Polyline”, klik Open.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Gambar 4.18 Open Data File pada Proses Transfer Shapefile ke File Google Earth
5) Klik File, pilih Export data, pilih Export KML/KMZ.
Gambar 4.19 Export Data pada Proses Transfer Shapefile ke File Google Earth
6) Maka muncul jendela KML/KMZ, pilih Draw a Box, muncul jendela Drag
Box to Select Export Bounds, drag a box pada gambar “Crbn_Batkab_region”
dan jalan “Cirebon_Jalan_Kab_Polyline”, klik OK, Klik OK juga pada jendela
KLM/KMZ Export Options muncul jendela Save as, beri nama pada File
Name, simpan di folder “edit jln kab”, klik Save.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Gambar 4.20 KLM/KMZ Export Options pada Proses Transfer Shapefile ke File
Google Earth
4.2.3.2 Pengecekan peta pada Google Earth
1) Menggunakan software Google Earth Pro dengan mengaktifkannya terlebih
dahulu melalui online internet
2) Open Google Earth Pro
3) Klik File, pilih Open, misal pilih “batas_ kab&jalan_kab”, klik Open
Gambar 4.21 Proses Pengecekan peta pada Google Earth
Hasil pengecekan peta yang didapat adalah masih belum up date-nya batas tiap-
tiap kecamatan, terutama kecamatan yang mengalami pemekaran pada tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
2005 dan 2007. Jalan kabupaten pada peta pun masih belum terdapat jalan-jalan
baru yang dibangun pada tahun 2007, juga terdapat ketidaksesuaian data atribut
pada peta dengan daftar inventarisasi jaringan jalan kabupaten di Kabupaten
Cirebon. Contoh ketidaksesuaian pada letak jalan dari peta Bakosurtanal dengan
peta GE.
Gambar 4.22 Proses Pengecekan Jalan Berdasarkan peta Bakosurtanal pada Google
Earth
Gambar 4.23 Proses Pengecekan Batas Kabupaten Peta Bakosurtanal pada Google
Earth
Berdasarkan ketidaksesuaian peta Bakosurtanal tersebut maka diperlukan
digitasi ulang.
Seharusnya tidak
ada jalan Jalan yang
benar
Bukan jalan
kabupaten
Seharusnya ada jalan
kabupaten
Batas kabupaten
yang benar
Batas kabupaten
yang salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
4.2.3.3 Transfer File Google Earth menjadi Shapefile
Cara mengubah file Google Earth ke dalam file Shapefile adalah sebagai
berikut:
1) Menggunakan software Global Mapper
2) Open Global Mapper
3) Klik File, pilih Open Data File “Jln_Pesalakan_Kertasari” dari “edit jln kab”
Gambar 4.24 Proses Transfer File Google Earth menjadi Shapefile
4) Klik File, pilih Export vector data, pilih Export Shapefile
Gambar 4.25 Export Data pada Proses Transfer File Google Earth menjadi
Shapefile
5) Maka muncul jendela Shapefile Export Options, karena yang akan di export
adalah data jalan maka pilih Export line, klik OK, muncul jendela save as,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
kemudian simpan dalam file “edit jln kab”, beri nama pada File Name, kemudian
klik Save
Gambar 4.26 Shapefile Export Options pada Proses Transfer File Google Earth
menjadi Shapefile
4.2.4 Proses Digitasi
Proses digitasi peta pada GE terdapat dua cara yaitu:
a. Digitasi di GE dengan menggunakan tools yang ada di program Google Earth
Pro melalui on line di internet. Pemilihan alternatif ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya yaitu dapat di zoom dalam skala yang sangat kecil,
sedangkan kekurangannya yaitu selain harus selalu on line internet juga proses
editing antar vertec yang overlay tidak dapat snaping atau melekat pada vertec di
bawahnya. Apabila proses ini selasai maka dilanjutkan dengan menyimpannya
dalam file.
b. Digitasi di Arc. Map yaitu dengan menyimpan foto citra dari GE dalam skala
yang sangat jelas (1:2500) per semua bagian dari wilayah peta kita dengan
membandingkan sebelumnya batas-batas wilayah dari kabupaten dengan peta
pembanding lainnya. Overlay peta GE dengan Peta Bakosurtanal dengan
menyesuaikan sesuai koordinat yang ada pada peta GE. Jika proses overlay
selesai kemudian rectify peta GE tersebut dan mendigitasi pada peta hasil rectify
dengan membuat batas Kabupaten, Kecamatan, UPTD dan ruas-ruas jalan
kabupaten yang ada pada UPTD Plumbon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Proses digitasi pada penelitian ini memilih menggunakan digitasi langsung di GE
karena proses digitasi lebih sederhana tidak perlu overlay dan rectify peta GE
terlebih dahulu.
4.2.4.1 Digitasi Jalan pada Google Earth
Tahapan dalam proses digitasi jalan kabupaten di Google Earth adalah sebagai
berikut:
1) Menggunakan software Google Earth Pro dengan mengaktifkannya terlebih
dahulu melalui online internet.
2) Open Google Earth Pro.
3) Klik Search, ketik “Cirebon, Indonesia” pada Fly to, kemudian klik Begin
search, maka Google Earth akan menampilkan tampilan Kabupaten Cirebon.
4) Contoh digitasi pada Jalan Pesalakan-Kertasari, yaitu dengan menampilkan lokus
jalan tersebut. klik Add Path, muncul jendela New, ketik Name: misal
Jalan_Pesalakan-Kertasari, ganti style/color-nya, mendigitasi dengan cara
men-zoom in tampilan GE pada lokus yang dituju dari pangkal sampai ujung ruas
jalan tersebut dengan melihat pada peta pembanding dari peta jaringan jalan
kabupaten dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon, jika telah selesai klik OK.
Gambar 4. 27 Add Path pada Proses Digitasi Jalan Kabupaten di Google Earth
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Gambar 4.28 Proses Digitasi Jalan Kabupaten di Google Earth
5) Apabila proses digitasi telah selesai maka file tersebut di save ke dalam file
D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab.mxd.
4.2.4.2 Digitasi Batas Administrasi pada Google Earth
Tahapan dalam proses digitasi batas administrasi di Google Earth adalah
sebagai berikut:
1) Menggunakan software Google Earth Pro dengan mengaktifkannya terlebih
dahulu melalui online internet.
2) Open Google Earth Pro.
3) Klik Search, ketik “Cirebon, Indonesia” pada Fly to, kemudian klik Begin
search, maka Google Earth akan menampilkan tampilan Kabupaten Cirebon.
4) Contoh digitasi pada “Batas_UPTD_Plumbon1”, yaitu dengan menampilkan
lokus jalan tersebut. klik Add Polygon, muncul jendela New, ketik Name:
“Batas_UPTD_Plumbon1”, ganti style/color-nya, mendigitasi dengan cara
men-zoom in tampilan GE pada lokus yang dituju dari titik awal sampai bertemu
ke titik awal lagi dengan melihat pada peta pembanding dari peta administrasi
dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Cirebon dan peta jaringan jalan
kabupaten dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon, jika telah selesai klik OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Gambar 4.29 Proses Digitasi Batas UPTD Plumbon di Google Earth
5) Apabila proses digitasi telah selesai maka file tersebut di save ke dalam file
D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab.mxd.
Hasil seluruh digitasi kemudian dipindah ke Arc. Gis, namun apabila proses
sebelumnya dari Global Mapper maka perlu dilakukan proses transfer kembali dari
Google Earth (.kmz) ke Shapefile (.shp). Proses transfer dilakukan di Global
Mapper.
4.2.5 Membuat Shapefile Baru
1) Menggunakan Arc. Gis, Arc. Map version 9.2
2) Open Arc. Gis, Arc. Map version 9.2, muncul jendela ArcMap, pilih A new empty
map, klik OK
Gambar 4.30 Open Arc. Gis Proses Membuat Shafefile Baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
3) Klik Tools, pilih ArcCatalog, muncul jendela ArcCatalog, pilih direktori
(sesuai penyimpanan data), misal disimpan di D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp
Data Cirebon.mxd.
Klik Kanan, muncul jendela Create New Shapefile, beri nama File
“Cirebon_2010”, pilih Feature Type-nya dengan Polyline, klik Edit,
muncul jendela Spatial Refenrence Properties, klik Import, klik dari salah
satu file .shp yang telah ada, klik Add, muncul GCS_WGS_1984.
Gambar 4.31 Proses Membuat Shafefile Baru
Pilih Select, muncul jendela Browse for Coordinate System, pilih Projected
Coordinate Systems, pilih UTM, pilih WGS 1984 UTM Zone 49S.prj, klik
Add, Klik OK, klik OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Gambar 4.32 Coordinate System Proses Membuat Shafefile Baru
4) Ganti nama “Layers” menjadi “UPTD Plumbon”.
4.2.6 Membuat Layer Baru
Setelah proses membuat layer baru selesai maka proses selanjutnya adalah
membuat layer baru. Caranya adalah sebagai berikut:
4.2.6.1 Layer Administrasi
Langkah awal membuat layer baru ini adalah dengan membuat Layer
Administrasi. Klik kanan pada layer “UPTD Plumbon”, New Data Grup, Ganti
nama menjadi Administrasi.
a. Layer Batas Kabupaten
Klik kanan pada layer “Administrasi”, pilih Add data, muncul Add Data
pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S
DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada
Google Earth yaitu “Batas_kabupaten1”, klik Add, muncul layer baru pada
layer “Administrasi”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Gambar 4.33 Proses Pembuatan layer Baru
b. Layer Batas UPTD Plumbon
Klik kanan pada layer “Administrasi”, pilih Add data, muncul Add Data
pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S
DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada
Google Earth yaitu “Batas_UPTD1”, klik Add, muncul layer baru pada
layer “Administrasi”.
c. Layer Kecamatan
Langkah awal membuat layer kecamatan ini adalah dengan membuat layer
“Batas_Kecamatan”. Klik kanan pada layer “Administrasi”, New Data Grup,
Ganti nama “New Data Grup” menjadi “Batas_Kecamatan”.
Klik kanan pada layer “Kecamatan”, pilih Add data, muncul Add Data
pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S
DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada
Google Earth yaitu “Kec_Weru, klik Add, muncul layer baru pada layer
“Batas_Kecamatan”.
Peta hasil SIG pada Layer Administrasi dapat dilihat pada Lampiran A – Peta 7.
4.2.6.2 Layer Transportasi
Langkah awal membuat layer baru ini adalah dengan membuat Layer
Transportasi. Klik kanan pada layer UPTD Plumbon, New Data Grup, Ganti
nama menjadi Transportasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Layer transpotasi tersebut terdiri dari:
a. Jalan Kereta Api
Klik kanan pada layer “Transportasi”, pilih Add data, muncul Add Data
pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S
DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada
Google Earth yaitu “Jln_Keretaapi”, klik Add, muncul layer baru pada
layer “Transportasi”. Klik 2x pada garis symbol di bawah nama layer
“Jln_Keretaapi”, muncul jendela Symbol Selector, atur symbol yang
dikehendaki berikut color dan width, klik OK.
b. Jalan Tol Palimanan – Pejagan
Klik kanan pada layer “Transportasi”, pilih Add data, muncul Add Data
pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S
DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada
Google Earth yaitu “TOL_Palimanan_Pejagan”, klik Add, muncul layer
baru pada layer “Transportasi”. Klik 2x pada garis symbol di bawah nama
layer “TOL_Palimana_Pejagan”, muncul jendela Symbol Selector, atur
simbol yang dikehendaki berikut color dan width, klik OK.
c. Layer Jalan Nasional
Klik kanan pada layer “Transportasi”, pilih Add data, muncul Add Data
pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S
DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada
Google Earth yaitu “Jln_Bypass_Cirebon”, klik Add, muncul layer baru
pada layer “Transportasi”. Klik 2x pada garis simbol di bawah nama layer
“Jln_Bypass_Cirebon”, muncul jendela Symbol Selector, atur simbol yang
dikehendaki berikut color dan width, klik OK.
d. Layer Jalan Propinsi
Klik kanan pada layer “Transportasi”, pilih Add data, muncul Add Data
pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S
DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada
Google Earth yaitu “Jln_Propinsi”, klik Add, muncul layer baru pada layer
“Transportasi”. Klik 2x pada garis simbol di bawah nama layer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
“Jln_Propinsi”, muncul jendela Symbol Selector, atur simbol yang
dikehendaki berikut color dan width, klik OK.
e. Layer Jalan Kabupaten
Klik kanan pada layer “Transportasi”, pilih Add data, muncul Add Data
pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S
DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada
Google Earth yaitu “Jln_Lokal_Kab”, klik Add, muncul layer baru pada
layer “Transportasi”. Klik 2x pada garis symbol di bawah nama layer
“Jln_Lokal_Kab”, muncul jendela Symbol Selector, atur simbol yang
dikehendaki berikut color dan width, klik OK.
Peta hasil SIG pada Layer Transportasi dapat dilihat pada Lampiran A – Peta 8.
4.2.6.3 Layer Parameter
Pembuatan layer 6 (enam) parameter penentuan pemenuhan SPM dengan Select
By Attribute, Layer: “Transportasi”, Field: “Jln_Lokal_Kab”, Selection,
Create New Layer masing-masing disimpan dengan nama layer
“Aksesibilitas_2010”, “Mobilitas_2010”, “Keselamatan_2010”, “Pelayanan_2010”,
“Lebar_jalan_2010” dan “Kondisi_Jalan_2010”. Tampilan simbology berdasarkan
pada “Memenuhi Syarat” dan atau ‘Tidak Memenuhi Syarat” sesuai dari nilai
parameter itu sendiri.
4.2.6.4 Layer Pemenuhan SPM
Pembuatan layer Pemenuhan SPM ini melalui Arc.Catalog. yaitu dengan cara
sebagai berikut:
1. Klik Tools, pilih ArcCatalog, muncul jendela Arc.Catalog, pilih direktori
(sesuai penyimpanan data), misal disimpan di D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp
Data Cirebon.edit jln kab.mxd. Klik kanan “Jln_Lokal_Kab”, Copy, Paste,
Refresh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Gambar 4.34 Proses Pembuatan Layer Pemenuhan SPM
2. Rename menjadi “SPM_KAB_CRB_2010”, drag feature tersebut ke dalam layer
“Penanganan”.
Gambar 4.35 Rename feature class
4.2.7 Membuat Geodatabase
1) Buat Geodatabase, caranya klik kanan di ArcCatalog New File
Geodatabase Beri nama Geodatabase “Cirebon”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Gambar 4.36 Proses Membuat Geodatabase
2) Membuat Dataset pada Geodatabase klik kanan Geodatabase “Cirebon”
New Feature Dataset beri nama “UPTD”. Atur sistem koordinat sesuai
dengan sistem koordinat UTM WGS 1984 Zone 49 S dan tentukan nilai
toleransinya (maksimum toleransi = 0,001 m).
Gambar 4.37 Membuat Dataset pada Geodatabase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Gambar 4.38 New feature Dataset pada Proses Membuat Geodatabase
3) Membuat Feature Class pada Geodatabase klik kanan Feature Dataset
“UPTD” Import Feature Class (multiple) tambahkan shapefile yang
akan dimasukkan pada Geodatabase “Cirebon”.
Gambar 4.39 Topology pada Proses membuat Geodatabase
4) Membuat topology untuk mengecek konektivitas
a. Klik kanan Feature dataset “UPTD” New Topology Masukkan nama
topology “UPTD_Topology” dan angka toleransi (0,001 m)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Gambar 4.40 Proses membuat Topology
b. Masukkan Feature class yang akan dibuat Topology-nya. Atur rank berdasarkan
Feature class yang dibuat Topology. Rank yang lebih besar akan menempel pada
rank yang lebih kecil
Gambar 4.41 Memasukkan Feature class pada Topology
c. Mengatur rule yang akan digunakan untuk mengecek Feature Class
Gambar 4.42 Mengatur Rule pada Proses membuat Topology
d. Buka Topology di ArcMap untuk mengetahui Konektivitas seluruh Feature Class
yang digunakan. Hasil Topology menunjukkan ada 1 Feature Class yang error.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Gambar 4.43 Feaature Class yang Error
e. Dilakukan editing terhadap Feature Class yang error
Gambar 4.44 Editing Feature Class yang Error
f. Dilakukan Topology kembali sehingga tidak ada lagi error.
Ada eror
Editing Feature Class
yang eror
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Gambar 4.45 Pengecekan hasil Topology
4.2.8 Proses Editing Peta
4.2.8.1 Append
Append dilakukan untuk menggabungkan beberapa layer dengan tipe layer
yang sama sehingga menjadi satu layer, sebagai contoh layer beberapa jalan di
wilayah UPTD Plumbon digabung menjadi layer “Jln_Lokal_Kab”. Caranya adalah:
1) Tambahkan semua layer jalan yang akan di-Append ke dalam jendela ArcMap
2) Buka ArcToolbox pilih Data Management Tool General Append
Gambar 4.46 Proses Editing dengan Append
Tidak ada
ArcToolbox
Layer yang akan di
Append
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
3) Masukkan semua layer yang akan di Append sebagai Input Datasets dan
masukkan nama layer hasil Append sebagai Target Dataset Schema Type
No_Test klik OK.
Gambar 4.47 Input Dataset pada Proses Editing dengan Append
4.2.8.2 Merge
Merge dilakukan untuk menggabungkan ruas-ruas jalan yang mempunyai
atribut sama sehingga menjadi satu ruas jalan saja. Misalnya untuk menggabungkan
beberapa ruas “Jln_Lokal_Kab” yang mempunyai nama sama. Caranya :
1) Lakukan editing terhadap layer “Jln_Lokal_Kab”, caranya klik toolbar Editing
Start Editing pilih source letak Jln_Lokal_Kab.shp Task “Modify
Feature” Target “Jln_Lokal_Kab”
Gambar 4.48 Proses Editing pada Jalan Lokal Kabupaten dengan Merge
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
2) Pilih ruas-ruas jalan yang akan digabung klik Toolbar Editor pilih Merge
OK
Gambar 4.49 Proses Editing pada Merge
4.2.8.3 Split tool/add vertex
Split tool digunakan untuk memotong feature class tipe line/garis, misal ruas
jalan. Sedangkan add vertex digunakan untuk menambahkan vertex pada feature
class untuk keperluan tertentu, seperti snapping pada titik tertentu. Contoh split tool
dan add vertex digunakan dalam editing layer “TOL_Palimanan_Pejagan” agar
snapping dengan batas wilayah UPTD Plumbon. Caranya adalah:
1) Lakukan editing terhadap layer “TOL_Palimanan_Pejagan” dengan cara klik
toolbar Editing Start Editing pilih source letak
TOL_Palimanan_Pejagan.shp Task “Modify Feature” Target
“TOL_Palimanan_Pejagan”
Ruas jalan yang akan digabung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Gambar 4.50 Proses Editing dengan Split tool/Add vertec
2) Pilih layer “TOL_Palimanan_Pejagan” klik Split Tool arahkan dan
klik ke titik yang akan dipotong.
Gambar 4.51 Proses Editing Split tool pada Feature Class Jalan
3) Untuk melakukan snapping antara “Batas_UPTD_Plumbon_1” dan
“TOL_Palimanan_Pejagan” ditambahkan vertex pada
“Batas_UPTD_Plumbon_1”, caranya pilih layer “Batas_UPTD_Plumbon_1”
tambahkan vertex pada titik temu antara “TOL_Palimanan_Pejagan” dengan
“Batas_UPTD_Plumbon_1” klik kanan pilih insert vertex impitkan vertex
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
“TOL_Palimanan_Pejagan” dengan “Batas_UPTD_Plumbon_1” dengan
mengatur juga snapping dari toolbar Editor.
Gambar 4.52 Snaping pada Proses Editing dengan Split tool/Add vertex
4.2.9 Membuat Attribute Tabel
4.2.9.1 Membuat Field
Menambah kolom pada attribute tabel dilakukan untuk menambahkan atribut
pada suatu layer, misalnya pada layer “Jln_Lokal_Kab”. Caranya :
1) Klik kanan layer “Jln_Lokal_Kab” Open Attribute Table klik Option pilih
Add Field
Gambar 4.53 Proses Membuat Field
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
2) Masukkan nama kolom pada field “Name” dan tentukan tipe isi kolomnya serta
field properties-nya. Misal nama kolom “Ket_RCI”, type : Text, Field Properties
Length :50.
Gambar 4.54 Pemberian Nama dan Type pada Add Field
3) Proses ini berlaku untuk membuat Field lainnya dengan menyesuaikan type dan
Field Properties.
4.2.9.2 Pengisian Kolom Atribute
Pengisian Field pada penelitian ini menggunakan beberapa cara, antara lain:
1) Apabila terdapat data yang heterogen maka proses pengisian Field dilakukan
dengan disunting satu per satu ke dalam kolom atribut dengan cara copy paste
dari data Excel.
2) Field Calculator
Apabila data sekunder yang diperoleh untuk tiap attributenya adalah data angka
yang homogen maka dapat menggunakan “Field Carlculator”, caranya yaitu klik
kanan pada Field yang akan dimasukkan data, Field Calculator, isi angka
sesuai data yang dimaksud, klik OK.
Gambar 4.55 Proses Pengisian Field dengan Cara Field Calculator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
3) Select By Attribute
a. Klik Selection toolbar, Selected By Attribute, pilih Layer:
“Kondisi_Jalan_2010”, pilih Field yang akan dijadikan acuan pengisian,
Field: “RCI”, klik 2x, klik tanda ( >= ), Get Unique Values, pilih yang akan
dijadikan batas acuan, misal “5.5” klik 2x, klik Apply, klik OK.
Gambar 4.56 Proses Pengisian Field dengan Cara Select By Attribute
b. Open Attribute Table, Show: Selected, maka hanya attribute dengan nilai 5.5
saja yang muncul pada Attribute Table, kemudian dapat mengisi Field lainnya
sesuai dengan data melalui cara pengisian Field Calculator.
4.2.9.3 Membuat Hyperlink Peta
Hyperlink digunakan pada ruas-ruas jalan lokal di wilayah UPTD Plumbon
(layer “Jln_Lokal_Kab”). Cara membuat hyperlink adalah:
1) Tambahkan kolom “Foto” pada attribute tabel layer “Jln_Lokal_Kab”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Gambar 4.57 Proses Membuat Hyperlink Peta
2) Lakukan editing terhadap layer “Jln_Lokal_Kab”. Pilih Toolbar Editing Start
Editing pilih source layer “Jln_Lokal_Kab”.
Gambar 4.58 Proses Editing dalam Membuat Hyperlink Peta
3) Pilih Task “Modify Feature” dan target layer “Jln_Lokal_Kab”, Masukkan nama
file foto ke kolom “foto”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Gambar 4.59 Penentuan Task dan Target pada Proses Membuat Hyperlink Peta
4) Simpan hasil editing dan stop editing setelah selesai memasukkan semua file
yang akan digunakan untuk hyperlink.
Gambar 4.60 Proses menyimpan dalam Membuat Hyperlink Peta
5) Atur document properties dengan cara pilih File Document Properties
Masukkan Hyperlink base yaitu alamat file hyperlink “D:\THA'S
DATA\TESISKU\data foto”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Gambar 4.61 Pengaturan Document Properties pada Proses Membuat Hyperlink
Peta
6) Untuk menampilkan hyperlink pada layer “Jln_Lokal_Kab” adalah dengan cara
klik kanan layer “Jln_Lokal_Kab” Properties Pilih Display pada layer
properties pilih Support Hyperlink using field Fot.
Gambar 4.62 Proses Menampilkan Hyperlink pada Layer
7) Pilih toolbar (petir) untuk melihat hyperlink dan arahkan ke ruas jalan yang akan
dilihat hyperlink-nya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Gambar 4.63 Tampilan Hyperlink Foto
4.2.10 Analisa Data pada Layer Parameter SPM
4.2.10.1 Layer Aksesibilitas
1) Klik kanan pada layer “Aksesibilitas_2010”, Open Attribute Table.
Data yang tersedia pada Attribute of Aksesibilitas_2010 antara lain:
“Jml_Penduduk_UPTD_Plumbon_Jiwa”, “Luas_UPTD_Plumbon_km²”,
“Jml_Pjg_Jln_Kab_UPTD Plumbon” dan “Kepadatan_penduduk_Jiwa/km²”.
Data jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan luas wilayah tahun 2010 di
UPTD Plumbon berdasarkan Tabel 4.2, sedang untuk data panjang jalan
kabupaten di UPTD Plumbon tahun 2010 menggunakan data sekunder dari Dinas
Bina Marga Kabupaten Cirebon yang terdapat pada Tabel 4.7. Data tersebut
disunting ke dalam kolom attribute/field dengan cara Field Calculator.
2) Buat pula Field lainnya, Add Field: “Aksesibilitas_Eksisting”, “Nilai_SPM” dan
“NP_Aksesibilitas”.
3) Menghitung Aksesibilitas Eksisting
Klik kanan pada Field yang akan dihitung “Aksesibilitas_Eksisting”, Field
Calculator, pilih Fields: “Jml_Pjg_Jln_Kab_UPTD_Plumbon”, klik 2x,
klik toolbar tanda bagi ( / ), pilih Fields: “Luas_UPTD_Plumbon”, Klik OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Gambar 4.64 Menghitung Aksesibilitas Eksisting
4) Memasukkan indeks Aksesibilitas yang dipersyaratkan pada Nilai Aksesibilitas
Klik kanan pada attribute “Nilai_SPM”, pilih Fields Calculator, ketik besaran
nilai indeks SPM Mobilitas yang disyaratkan berdasarkan Tabel 2.7 yaitu 1.50,
klik OK.
Gambar 4.65 Memasukan indeks Aksesibilitas yang dipersyaratkan pada Nilai
Aksesibilitas
5) Mencari Nilai Parameter Aksesibilitas
a. Klik Selection toolbar, pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By
Attribute, pilih layer “Aksesibilitas_2010”, pilih Field:
“Mobilitas_Eksisting” klik 2x, pilih toolbar tanda ( > ), pilih Field:
“Nilai_SPM” klik 2x, klik Apply, klik OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Gambar 4.66 Mencari Nilai Parameter Aksesibilitas
b. Kembali pada Open Attribute Table, pilih Show: Selected, karena
“Aksesibilitas_Eksisting” < “Nilai_SPM”, maka tidak ada attribute yang ter-
selected, hal ini menandakan bahwa besarnya nilai “NP_Aksesibilitas” termasuk
dalam kategori Tidak Memenuhi Syarat berdasarkan Tabel 4.19 dengan nilai
bobot yaitu 0.
Gambar 4.67 Attribute yang ter-select
c. Pemberian Nilai Parameter Aksesibilitas
Kembali ke Show: All , klik kanan Field: “NP_Aksesibilitas”, Field
Calculator, ketik angka “0” untuk nilai “NP_Aksesibilitas, klik OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Gambar 4.68 Pemberian Nilai Parameter Aksesibilitas
6) Memberi Tanda Symbology
a. Klik kanan pada layer “Aksesibilitas_2010”, pilih Properties, muncul jendela
Layer Properties, pilih Symbology, Categories, Unique values. pilih
dari Value Field “NP_Aksesibilitas”.
Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek aksesibilitas ini ditunjukkan
pada Lampiran A – Peta 9.
Gambar 4.69 Memberi Tanda Symbology
b. Klik Add All values, tentukan color dan width yang dikehendaki, klik OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Gambar 4.70 Penentuan Color dan Width pada Symbology Layer Aksesibilitas
c. Ganti nama label dengan “TMS”, karena semua nilai SPM Aksesibilitas tidak
memenuhi syarat semua. klik Apply, klik OK.
Gambar 4.71 Rename pada Label
4.2.10.2 Layer Mobilitas
1) Klik kanan pada layer “Mobilitas_2010”, Open Attribute Table.
Data yang tersedia pada Attribute of Mobilitas 2010 antara lain:
“Pjg_Jln_Kab_UPTD_Plumbon”, “Jml_Pddk_UPTD_Plumbon” dan “PDRB
_Juta_Rp”. Data jumlah penduduk di UPTD Plumbon tahun 2010 didapatkan
Tabel 4.2, data PDRB harga yang berlaku didapatkan dari Tabel 4.3, sedang
untuk data panjang jalan kabupaten menggunakan data sekunder dari Dinas Bina
Marga Kabupaten Cirebon tahun 2010 yang terdapat pada Tabel 4.7. Data
tersebut disunting ke dalam kolom attribute/field dengan cara Field Calculator.
Buat pula Field yang diperlukan lainnya, Add Field: “PDRB_Perkapita”,
“Mobilitas_Eksisting”, “Nilai_Mobilitas/Nilai_SPM” dan “NP_Mobilitas”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
2) Menghitung PDRB Perkapita
Klik kanan pada Field yang akan dihitung “PDRB_Perkapita”, Field
Calculator, pilih Fields: “PDRB_Juta_1”, klik 2x, ketik tanda bagi ( / ),
pilih Fields: “Jml_Pddk”, Klik OK.
Gambar 4.72 Menghitung PDRB Perkapita
3) Menghitung Mobilitas Eksisting
Klik kanan pada Field yang akan dihitung “Mobilitas_Eksisting”, Field
Calculator, pilih Fields: Pjg_Jln” klik 2x, ketik toolbar tanda bagi ( / ), pilh
Fields: “Jml_Pddk” klik 2x, klik toolbar tanda kali ( * ), ketik angka 1000,
Klik OK.
Gambar 4.73 Menghitung Mobilitas Eksisting
4) Memasukan indeks Mobilitas yang dipersyaratkan pada Nilai Mobilitas
Klik kanan pada Field: “Nilai_Mobilitas”, pilih Fields Calculator, ketik
besaran nilai indeks SPM Mobilitas yang disyaratkan berdasarkan Tabel 2.7 yaitu
5.00, klik OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Gambar 4.74 Memasukan indeks Mobilitas yang dipersyaratkan pada Nilai
Mobilitas
5) Mencari Nilai Parameter Mobilitas
a. Klik Selection toolbar, pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By
Attribute, pilih Layer “Mobilitas_2010”, pilih Field: “Mobilitas_Eksisting”
klik 2x, pilih toolbar tanda ( > ), pilih Field: “Nilai_Mobilitas” klik 2x,
klik Apply, klik OK.
Gambar 4.75 Mencari Nilai Parameter Mobilitas
b. Kembali pada Open Attribute Table, pilih Show: Selected, karena
“Mobilititas_Eksisting” < “Nilai_Mobilitas” maka tidak ada attribute yang ter-
selected, hal ini menandakan bahwa besarnya nilai “NP_Mobilitas” termasuk
dalam kategori Tidak Memenuhi Syarat berdasarkan Tabel 4.19 dengan nilai
bobot yaitu 0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Gambar 4.76 Selected Attribute pada Layer Mobilitas 2010
c. Pemberian Nilai Parameter Mobilitas
Kembali ke Show: All, klik kanan pada Field “NP_Mobilitas”, Field
Calculator, ketik angka “0” untuk nilai “NP_Mobilitas, klik OK.
Gambar 4.77 Pemberian Nilai Parameter Mobilitas
6) Memberi Tanda Symbology
Proses symbology pada layer “Mobilitas_2010” ini seperti pada proses
pemberian tanda symbology pada layer “Aksesibilitas_2010”.
Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek mobilitas ini ditunjukkan pada
Lampiran A – Peta 10.
4.2.10.3 Layer Keselamatan
1) Klik kanan pada layer “Keselamatan_2010”, Open Attribute Table.
Data yang tersedia pada Attribute of Keselamatan_2010 antara lain:
“Pjg_Jln_Kab_Crb”, “Jml_LAKA” dan “Kepadatan_Penduduk_Kab_Crb”. Data
jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kabupaten Cirebon tahun 2010
didapatkan Tabel 4.1, sedang untuk data panjang jalan kabupaten menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
data dari daftar inventarisasi jaringan jalan kabupaten tahun 2010. Data tersebut
disunting ke dalam kolom attribute/field dengan cara Field Calculator.
Buat pula Field yang diperlukan lainnya, Add Field: “Kecelakaan_Jiwa”,
“Nilai_Keselamatan/Nilai_SPM” dan “NP_Keselamatan”.
2) Menghitung Kecelakaan (Jiwa)
Klik kanan pada Field yang akan dihitung “Kecelakaan_Jiwa”, Field
Calculator, pilih Fields: “Jml_LAKA” klik 2x, ketik tanda bagi ( / ), pilih
Fields: “Kepadatan_Pddk”, Klik OK.
Gambar 4.78 Menghitung Kecelakaan (Jiwa)
3) Memasukan indeks Keselamatan yang dipersyaratkan pada Nilai Keselamatan
Klik kanan pada Field: “Nilai_Keselamatan”, pilih Fields Calculator, ketik
besaran nilai indeks SPM Keselamatan yang disyaratkan berdasarkan Tabel 2.7
yaitu 0, klik OK.
Gambar 4.79 Memasukan indeks Keselamatan yang dipersyaratkan pada Nilai
Keselamatan
4) Mencari Nilai Parameter Keselamatan
a. Klik Selection toolbar, pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By
Attribute, pilih Layer: “Keselamatan_2010”, pilih Field: “Kecelakaan” klik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
2x, pilih tanda ( < = ), pilih attribute “Nilai_SPM” klik 2x, klik Apply,
klik OK.
Gambar 4.80 Mencari Nilai Parameter Keselamatan
b. Kembali pada Open Attribute Table, pilih Show: Selected, karena “Kecelakaan
” > “Nilai_SPM” maka tidak ada attribute yang ter-selected, hal ini menandakan
bahwa besarnya nilai “NP_Keselamatan” termasuk dalam kategori Tidak
Memenuhi Syarat.
Gambar 4.81 Selected Attribute pada Layer Keselamatan 2010
c. Pemberian Nilai Parameter Keselamatan
Kembali ke Show: All, klik kanan pada Field “NP_Mobilitas”, Field
Calculator, ketik angka “0” untuk nilai “NP_Mobilitas, klik OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Gambar 4.82 Pemberian Nilai Parameter Keselamatan
5) Memberi Tanda Symbology
Proses symbology pada layer “Keselamatan_2010” ini seperti pada proses
pemberian tanda symbology pada layer “Aksesibilitas_2010”.
Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek keselamatan ini ditunjukkan
pada Lampiran A – Peta 11.
4.2.10.4 Layer Pelayanan Jalan
1) Data yang tersedia pada Attribute of Pelayanan_2010 antara lain: “Kecepatan”,
“LHR_2010” dan “Klasifikasi_Jalan”. Data LHR 2010 didapatkan dari Tabel
4.8, sedangkan untuk data klasifikasi jalan dan kecepatan didapatkan dari Tabel
4.10. Data tersebut disunting satu persatu ke dalam kolom attribute/field dengan
cara copy paste dari data Excel.
Mengacu pada Tabel 2.7, ruas-ruas jalan kabupaten dengan klasifikasi jalan JJS
LU yang memiliki kecepatan tempuh minimumnya 20 km/jam termasuk
kategori Memenuhi Syarat SPM, apabila terdapat ruas jalan JJS yang kecepatan
tempuh minimumnya 20 km/jam termasuk kategori jalan yang Tidak
memenuhi Syarat SPM. Ruas-ruas jalan kabupaten dengan klasifikasi jalan
Layanan Umum juga memiliki kecepatan tempuh minimum yang sama yaitu
apabila 20 km/jam termasuk kategori jalan yang Memenuhi Syarat SPM,
sedangkan untuk ruas jalan dengan kecepatan tempuh minimumnya 20 km/jam
yaitu termasuk kategori jalan yang Tidak Memenuhi Syarat SPM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
2) Data jaringan jalan kabupaten yang ada memiliki kecepatan kendaraan yang
beragam, seperti 20-25 km/jam, 30-45 km/jam, dan seterusnya, maka harus
dibuat Field kecepatan minimum kendaraan terlebih dahulu untuk memudahkan
pengambilan nilai pembatas pada saat proses Selected By Attribute untuk
pemberian nilai parameter pelayanan jalan. Caranya yaitu dengan membuat Field
“Kec_Min” pada Attribute Tabel, klik pada Options, Add field, Name:
“Kec_Min”, pilih Type: Float, 5:2.
Buat pula Field yang diperlukan laiinya, Add Field: “Nilai_SPM” dan
“NP_Pelayanan”.
3) Pengisian Field “Kec_Min”
a. Klik Selection toolbar, Selected By attribute, pilih Layer:
“Pelayanan_2010”, pilih Field: “Kecepatan” klik 2x, klik tanda ( = ), Get
Unique Values, klik kecepatan yang digunakan sebagai acuan Selected, klik 2x,
klik Apply, klik OK.
Gambar 4.83 Selected By Attribute untuk Pengisian Field Kecepatan Minimum
b. Open Attribut Table, Show: Selected, pilih Field yang akan dilakukan
pengisian, klik kanan pada Field tersebut, Field Calculator, isi dengan angka
kecepatan minimal sesuai data dari attribute yang ter-select yaitu misal 20,
klik OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Gambar 4.84 Pengisian Field Kecepatan Minimum
c. Ulangi (3a) dan (3b) sampai semua ruas jalan pada Field “Kec_Min” terisi.
4) Memasukkan Nilai_SPM Pelayanan
Klik kanan pada kolom atribut Nilai_SPM, pilih Field Calculator, isi dengan
angka kecepatan minimal yang disyaratkan SPM untuk jalan JJS dan LU
memiliki nilai yang sama yaitu 20 km/jam, klik OK.
Gambar 4.85 Memasukkan Nilai_SPM Pelayanan
5) Mencari Nilai Parameter Pelayanan
a. Klik Selection toolbar, pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By
Attribute, pilih layer “Pelayanan_2010”, pilih Field: “Kec_Min” klik 2x,
klik toolbar tanda ( > = ), Get Unique Values, pilih nilai “20” klik 2x,
klik Apply, klik OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Gambar 4.86 Pengisian Nilai Parameter Pelayanan
b. Kembali pada Open Attribute Table, pilih Show: Selected, klik kanan pada
Field: “NP_Pelayanan”, Field Calculator, beri nilai parameter SPM sesuai
dengan Tabel 4.19 yaitu nilai 4 untuk ruas-ruas jalan kabupaten yang Memenuhi
Syarat, klik OK.
Gambar 4.87 Pengisian Nilai Parameter Pelayanan
c. Ulangi (5a) dan (5b) untuk mencari Nilai Parameter Pelayanan terhadap ruas-
ruas jalan yang memiliki klasifikasi jalan yang memiliki kecepatan tempuh
minimumnya 20 km/jam, dan beri nilai 0 untuk karena ruas-ruas jalan tersebut
termasuk kategori Tidak Memenuhi Syarat.
Hasil Select By Attribute ini menunjukkan terdapat 58 ruas jalan kabupaten
yang Memenuhi Syarat SPM, dan terdapat dua ruas jalan yang Tidak Memenuhi
Syarat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
6) Memberi Tanda Symbology
a. Klik kanan pada layer “Pelayanan_2010”, pilih Properties, muncul jendela
Layer Properties, pilih Symbology, Categories, Unique values. pilih
dari Value Field “NP_Pelayanan”.
Gambar 4.88 Memberi Tanda Symbology
b. Klik Add All values, tentukan color dan width yang dikehendaki, klik OK.
Gambar 4.89 Penentuan Color dan Width pada Symbology Layer Pelayanan
c. Ganti nama Label dengan “TMS” dan “MS” sesuai nilai bobotnya, klik
Apply, klik OK.
Gambar 4.90 Penggantian Nama Label pada Symbology Layer Pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek pelayanan ini ditunjukkan
pada Lampiran A – Peta 12.
4.2.10.5 Layer Lebar Jalan
1) Klik kanan pada layer “Lebar_Jalan_2010”, Open Attribute Table.
Data yang tersedia pada Attribute of Lebar_Jalan_2010 antara lain: “Lebar jalan”
dan “LHR_2010”. Data lebar jalan eksisting didapatkan dari Tabel 4.7 dan untuk
data LHR 2010 didapatkan dari Tabel 4.8. Data tersebut disunting satu per satu
ke dalam attribut tabel.
LHR pada ruas-ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon memiliki dua klasifikasi
yaitu 3000 dan 3000 < LHR 8000 satuan mobil penumpang per harinya.
Mengacu pada Tabel 2.7, ruas-ruas jalan kabupaten dengan LHR 3000
memiliki syarat SPM lebar jalan minimal yaitu 4,5 m, sedangkan untuk jalan
kabupaten dengan 3000 < LHR 8000 memiliki syarat SPM lebar jalan minimal
yaitu 6 m. Ruas-ruas jalan yang memiliki lebar jalan minimal eksisting sesuai
ataupun melebihi lebar jalan minimal yang disyaratkan, maka ruas-ruas jalan
tersebut termasuk dalam kategori Memenuhi Syarat, namun apabila terdapat
ruas-ruas jalan yang memiliki lebar jalan minimal kurang dari lebar jalan
minimal yang disyaratkan, maka termasuk dalam kategori Tidak Memenuhi
Syarat.
Mengacu pada Tabel 4.19 untuk aspek lebar jalan, jika Memenuhi Syarat
diberikan nilai pemenuhan SPM sama dengan 5 dan sebaliknya jika Tidak
Memenuhi Syarat. diberikan nilai pemenuhan SPM sama dengan 0.
Data sekunder jaringan jalan kabupaten memiliki lebar jalan yang beragam,
seperti 3,00 – 4,50 m, 3,00 – 8,00 m, dan seterusnya, maka harus dibuat Field
lebar minimum terlebih dahulu untuk memudahkan pengambilan nilai pembatas
pada saat proses Selected By Attribute untuk pemberian nilai parameter lebar
jalan. Caranya yaitu dengan membuat Field “Lebar_Min” pada Open Attribute
Tabel, klik pada Options, Add field, Name: “Lebar_Min”, pilih Type:
Float, 5:2.
Buat pula Field yang diperlukan laiinya, Add Field: “Nilai_SPM” dan
“NP_Lebar”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
2) Pengisian Field “Lebar_Min”
a. Klik Selection toolbar, Selected By attribute, pilih Layer:
“Lebar_Jalan_2010”, pilih Field: “Lebar” klik 2x, klik tanda ( = ), Get
Unique Values, klik besaran nilai lebar yang digunakan sebagai acuan Selected,
klik 2x, klik Apply, klik OK.
Gambar 4.91 Select By Attribute pada Layer Lebar jalan
b. Open Attribut Table, Show: Selected, klik kanan Field “Lebar_Min”,
Field Calculator, isi dengan angka lebar jalan minimal sesuai data dari attribute
yang ter-select yaitu misal 3.00, klik OK.
Gambar 4.92 Pengisian Field “Lebar_Min”
c. Ulangi (2a) dan (2b) sampai semua ruas jalan pada Field “Lebar_Min” terisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
3) Memasukkan Nilai_SPM Lebar Jalan
a. Klik Selection toolbar, pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By
Attribute, pilih Layer: “Lebar_Jalan_2010”, pilih Field: “Lebar_Min” klik
2x, klik toolbar tanda ( < ), Get Unique Values, pilih nilai “4.5” klik 2x,
klik Apply, klik OK.
Gambar 4.93 Memasukkan Nilai SPM Lebar Jalan
b. Kembali pada Open Attribute Table, pilih Show: Selected, Klik kanan pada
Field: “Nilai_SPM”, pilih Fields Calculator, ketik besaran nilai indeks SPM
lebar jalan minimal yang disyaratkan pada ruas jalan dengan LHR 3000
berdasarkan Tabel 2.7 yaitu 4,5 m, klik OK.
Gambar 4.94 Pengisian Nilai SPM Lebar Jalan
c. Ulangi (3a) dan (3b) untuk LHR pada ruas-ruas jalan yang memiliki 3000 < LHR
8000 satuan mobil penumpang dengan lebar jalan minimal 6 m sesuai yang
disyaratkan pada Tabel 2.7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
4) Mencari Nilai Parameter Lebar Jalan
a. Klik Selection toolbar, pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By
Attribute, pilih Layer “Lebar_Jalan_2010”, pilih Field: “Lebar_Min” klik
2x, klik toolbar tanda ( < ), Get Unique Values, pilih “4.5” klik 2x, klik
toolbar tanda ( AND) pilih Field: “LHR_2010” klik 2x, pilih toolbar tanda
( < = ), ketik angka “3000”, klik Apply, klik OK.
Gambar 4.95 Select By Attribute pada Layer Lebar Jalan
b. Kembali pada Open Attribute Table, pilih Show: Selected, klik kanan pada
Field: “ NP_Lebar”, Field Calculator, beri nilai bobot sesuai dengan Tabel
4.19 yaitu nilai 0 untuk ruas-ruas jalan kabupaten yang Tidak Memenuhi Syarat,
klik OK.
Gambar 4.96 Pengisian Nilai Parameter pada Layer Lebar Jalan
c. Ulangi (4a) dan (4b) untuk mencari Nilai Parameter Lebar Jalan terhadap ruas-
ruas jalan dengan LHR < 3000 yang memiliki lebar jalan minimal yang
disyaratkan yaitu 4,5 m dan ruas-ruas jalan yang memiliki 3000 < LHR 8000
dan lebar jalan minimal yang disyaratkan yaitu 6,0 m.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Hasil Select By Attribute ini menunjukkan terdapat 8 ruas jalan kabupaten yang
Memenuhi Syarat SPM, dan terdapat 52 ruas jalan yang Tidak Memenuhi Syarat.
5) Memberi Tanda Symbology
Proses symbology pada layer “Lebar_Jalan_2010” ini seperti pada proses
pemberian tanda symbology pada layer “Pelayanan_2010”.
Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek kondisi jalan berdasarkan
lebar jalan ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 13.
4.2.10.6 Layer Kondisi Jalan
1) Klik kanan pada layer “Kondisi_Jalan_2010”, Open Attribute Table.
Data yang tersedia pada Attribute of Kondisi_Jalan_2010 yaitu “RCI” dan
“LHR_2010”. Data LHR 2010 didapatkan dari Tabel 4.8 dan data RCI
didapatkan dari Tabel 4.9. Data tersebut disunting satu per satu ke dalam attribut
tabel.
LHR pada ruas-ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon memiliki dua klasifikasi
yaitu 3000 dan 3000 < LHR 8000 satuan mobil penumpang per harinya.
Mengacu pada Tabel 2.7, ruas-ruas jalan kabupaten dengan LHR 3000 maupun
yang memiliki 3000 < LHR 8000 satuan mobil penumpang setiap harinya
memiliki nilai RCI minimal > 5,5.
Ruas-ruas jalan yang memiliki nilai RCI eksisting melebihi niali RCI yang
disyaratkan, maka ruas-ruas jalan tersebut termasuk dalam kategori Memenuhi
Syarat, namun apabila terdapat ruas-ruas jalan yang memiliki lebar jalan minimal
kurang dari lebar jalan minimal yang disyaratkan, maka termasuk dalam kategori
Tidak Memenuhi Syarat.
Mengacu pada Tabel 4.19 untuk aspek kondisi jalan berdasarkan kondisi jalan
memiliki nilai bobot 6 jika Memenuhi Syarat dan nilai 0 jika Tidak Memenuhi
Syarat.
Buat pula Field yang diperlukan laiinya, Add Field: “Nilai_Kondisi” dan
“NP_Kondisi”.
2) Memasukkan Nilai_SPM Kondisi Jalan
Klik kanan Field: “Nilai_Kondisi”, Field Calculator, ketik angka “5.5”
sesuai dengan syarat SPM aspek kondisi jalan berdasarkan Tabel 2.7, klik OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
Gambar 4.97 Memasukkan Nilai_SPM Kondisi Jalan
3) Mencari Nilai Parameter Kondisi Jalan
a. Klik Selection toolbar, pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By
Attribute, pilih Layer “Kondisi_Jalan_2010”, pilih Field: “RCI” klik 2x,
klik toolbar tanda ( < ), pilih Field: “Nilai_Kondisi” klik 2x, klik Apply,
klik OK.
Gambar 4.98 Select By Attribute pada Layer Kondisi Jalan
d. Kembali pada Open Attribute Table, pilih Show: Selected, klik kanan pada
Field: “ NP_Kondisi”, Field Calculator, beri nilai bobot sesuai dengan
Tabel 4.19 yaitu nilai 0 untuk ruas-ruas jalan kabupaten yang Tidak Memenuhi
Syarat, klik OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
Gambar 4.99 Pengisian Nilai Parameter Kondisi Jalan
c. Ulangi (3a) dan (3b) untuk mencari Nilai Parameter Kondisi Jalan terhadap ruas-
ruas jalan yang memiliki nilai “RCI” eksisting > “Nilai_Kondisi”.
Hasil Select By Attribute ini menunjukkan terdapat 45 ruas jalan kabupaten yang
Memenuhi Syarat SPM, dan terdapat 15 ruas jalan yang Tidak Memenuhi Syarat.
4) Memberi Tanda Symbology
Proses symbology pada layer “Kondisi_Jalan_2010” ini seperti pada proses
pemberian tanda symbology pada layer “Pelayanan_2010”.
Peta hasil SIG pada layer parameter aspek kondisi jalan ini ditunjukkan pada
Lampiran A – Peta 14.
4.2.11 Layer Pemenuhan SPM
1) Klik kanan Layer “SPM_KAB_CRB_2010”, Open Attribute Table,
lakukan pengisian Attribute Table seperti yang ada di setiap layer parameter
beserta perhitungan analisa datanya.
Buat Field yang diperlukan lainnya, Add Field: “NP_SPM”.
2) Pengisian kolom “NP_SPM”, Field Calculator, pilih Field:
NP_Aksesibilitas klik 2x, klik tanda ( + ), pilih Field: “NP_Aksesibilitas” klik
2x, klik tanda ( + ), pilih Field: “NP_Mobilitas” klik 2x, klik tanda ( + ), pilih
Field: “NP_Keselamatan” klik 2x, klik tanda ( + ), pilih Field: “NP_Pelayanan”
klik 2x, klik tanda ( + ),, pilih Field: “NP_Lebarjalan” klik 2x, klik tanda ( + ),
pilih Field: “NP_Kondisijalan” klik 2x, klik OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Gambar 4.100 Pengisian Nilai SPM pada Layer Pemenuhan
3) Symbology pada layer “Pemenuhan_SPM_2010”
Klik kanan layer “Pemenuhan_SPM_2010”, Properties, pilih Categories,
pilih Value Field: NP_SPM, hilangkan tanda ( ) pada all other value, klik
Add All Values, ganti color tiap peringkatnya, ganti pula nama Labe-lnya
sesuai Tabel 4.21. klik Apply, klik OK.
Gambar 4.101 Symbology pada layer “Pemenuhan_SPM_2010”
Peta hasil SIG pada layer penanganan SPM ini ditunjukkan pada Lampiran A
– Peta 15.
Hasil akhir dari proses analisa pada SIG berupa peta dan tabel atribut yang
ditampilkan dalam Lampiran A-7 sampai A-15 dan tabel-tabel analisa pemenuhan
SPM jalan kabupaten di UPTD Plumbon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
4.3 Analisa Data Parameter SPM Jalan Kabupaten di UPTD
Plumbon
4.3.1 Aspek Aksesibilitas
Tabel 4.11 memperlihatkan pencapaian nilai indeks aksesibilitas jaringan jalan
kabupaten di UPTD Plumbon dalam rentang waktu tahun 2007-2010. Data jumlah
penduduk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk diperoleh dari Tabel 4.2,
sedangkan panjang jalan diperoleh dari Tabel 4.4. Data tersebut menggunakan
asumsi atau pendekatan bahwa pengguna jalan kabupaten hanya berasal dari wilayah
UPTD Plumbon saja. Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa dari sisi kuantitas
penyediaan jaringan jalan yang ditinjau dari luas wilayah dan kepadatan peduduk di
UPTD Plumbon dalam rentang waktu tiga tahun terakhir belum memenuhi standar
SPM, dengan kepadatan penduduk yang tinggi yaitu lebih besar dari 1000 jiwa/km2
dan kurang dari 5.000 jiwa/km2, maka berdasarkan Tabel 2.7 nilai indeks
aksesibilitas > 1,50.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Tab
el 4
.11 P
emen
uhan
SP
M j
arin
gan
jal
an k
ota
di
UP
TD
Plu
mbon d
ari
aspek
akse
sibil
itas
Ta
hu
n
Ju
mla
h
Pen
du
du
k
(Jiw
a)
Lu
as
Wil
ay
ah
(Km
²)
Pa
nja
ng
Ja
lan
(Km
)
Kep
ad
ata
n
Pen
du
du
k
(Jiw
a/K
m²)
Ind
eks
Ak
sesi
bil
ita
s
Ket
era
ng
an
Ek
sist
ing
(Km
/Km
²)
Tin
gk
at
Pel
ay
an
an
S
PM
12
3
4
5
6 =
4/3
7
8
9
20
07
8
58
,97
8
27
7.4
2
18
6.6
6
30
96
.31
0
.68
1
.00
0 <
Tin
gg
i 5
.00
0
> 1
,50
T
MS
20
08
8
58
,97
8
27
7.4
2
18
6.6
6
30
96
.31
0
.68
1
.00
0 <
Tin
gg
i 5
.00
0
> 1
,50
T
MS
20
09
8
88
,20
8
27
7.4
2
18
7.8
6
32
01
.67
0
.68
1
.00
0 <
Tin
gg
i 5
.00
0
> 1
,50
T
MS
20
10
9
01
,53
1
27
7.4
2
18
7.8
6
32
49
.70
0
.68
1
.00
0 <
Tin
gg
i 5
.00
0
> 1
,50
T
MS
Ket
eran
gan
:
MS
:
Mem
enu
hi
Sy
arat
TM
S
: T
idak
Mem
enuhi
Syar
at
136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Dari Tabel 4.11 terlihat bahwa aspek aksesibilitas jaringan jalan yang ada di
Kabupaten Cirebon dalam rentang waktu 4 tahun terakhir tidak memenuhi standar SPM.
Gambar 4.102 Indeks Aksesibilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon
Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010
Gambar 4.103 Pemenuhan SPM Aspek Aksesibilitas Jaringan Jalan Kabupaten di
UPTDPlumbon Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010
Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa semua ruas jalan kabupaten yang ada di UPTD
Plumbon tidak memenuhi standar SPM dari aspek aksesibilitas jalan kabupaten. Gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
4.103 menunjukkan pemenuhan SPM aspek aksesibilitas jalan kabupaten di Kabupaten
Cirebon.
4.3.2 Aspek Mobilitas
Tabel 4.12 memperlihatkan pencapaian nilai indeks mobilitas penyediaan jaringan
jalan kabupaten di UPTD Plumbon dalam rentang waktu tahun 2007-2009. Data jumlah
penduduk diperoleh dari Tabel 4.2, PDRB perkapita diperoleh dari PDRB atas dasar
harga berlaku pada Tabel 4.3 dibagi dengan jumlah penduduk. Panjang jalan diperoleh
dari Tabel 4.4. Data tersebut menggunakan asumsi atau pendekatan bahwa pengguna
jalan kabupaten hanya berasal dari wilayah UPTD Plumbon saja. Tabel 4.12
memperlihatkan bahwa dari sisi kuantitas penyediaan jaringan jalan yang ditinjau dari
PDRB perkapita dan jumlah penduduk di UPTD Plumbon dalam rentang waktu tiga
tahun terakhir belum memenuhi standar SPM, dengan kepadatan penduduk yang tinggi
yaitu lebih besar dari 1000 jiwa/km2
dan kurang dari 5.000 jiwa/km2, maka berdasarkan
Tabel 2.7 nilai indeks mobilitas > 5,0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Tab
el 4
.12 P
emen
uh
an S
PM
jar
ing
an j
alan
kota
di
UP
TD
Plu
mb
on
dar
i as
pek
mo
bil
itas
Ta
hu
n
Pa
nja
ng
Ja
lan
(km
)
Ju
mla
h
Pen
du
du
k
(jiw
a)
PD
RB
ata
s
da
sar
Ha
rga
Ber
lak
u
(Ju
ta R
p)
PD
RB
per
ka
pit
a
(Ju
ta R
p/
tah
un
/jiw
a)
Ind
eks
Mo
bil
ita
s
Ket
era
ng
an
Ek
sist
ing
(km
/10
00
pd
dk
)
Tin
gk
at
Pel
ay
an
an
PD
RB
per
ka
pit
a
(Ju
ta
Rp
/ta
hu
n/j
iwa
)
SP
M
1
2
3
4
5 =
4/3
6
= 2
/(3
/10
00
) 7
=5
8
9
=6
20
07
1
86
.66
8
58
,97
8
12
,92
7,1
56
.00
1
5.0
5
0.2
17
S
ang
at t
ing
gi
> 1
0
> 5
,0
TM
S
20
08
1
86
.66
8
58
,97
8
15
,56
4,7
18
.00
1
8.1
2
0.2
17
S
ang
at t
ing
gi
> 1
0
> 5
,0
TM
S
20
09
1
87
.86
8
88
,20
8
17
,11
5,9
73
.00
1
9.2
7
0.2
12
S
ang
at t
ing
gi
> 1
0
> 5
,0
TM
S
20
10
1
87
.86
9
01
,53
1
19
,61
2,5
12
.09
2
1.7
5
0.2
08
S
ang
at t
ing
gi
> 1
0
> 5
,0
TM
S
Ket
eran
gan
:
MS
:
Mem
enu
hi
Sy
arat
TM
S
: T
idak
Mem
enuhi
Syar
at
139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Gambar 4.104 Indeks Mobilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon
Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010
Dari Tabel 4.12 terlihat bahwa aspek mobilitas jaringan jalan yang ada di UPTD
Plumbon dalam rentang waktu 3 tahun terakhir tidak memenuhi standar SPM.
Gambar 4.105 Pemenuhan SPM Aspek Mobilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD
PlumbonKabupaten Cirebon Tahun 2007-2010
Tabel 4.12 memperlihatkan bahwa semua ruas jalan kabupaten yang ada di UPTD
Plumbon tidak memenuhi standar SPM dari aspek mobilitas jalan kabupaten. Gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
4.105 menunjukkan pemenuhan SPM aspek mobilitas jalan kabupaten di Kabupaten
Cirebon.
4.3.3 Aspek Keselamatan
Tabel 4.13 memperlihatkan pencapaian nilai indeks kecelakaan penyediaan
jaringan jalan kabupaten di UPTD Plumbon dalam rentang waktu 2005-2010. Data
kepadatan penduduk diambil dari Tabel 4.2 dan jumlah kecelakaan didapatkan dari
Tabel 4.4.
Kepadatan penduduk pada aspek kecelakaan lalu lintas ini diasumsikan
menggunakan data kepadatan penduduk Kabupaten Cirebon bukan data kepadatan
penduduk di UPTD Plumbon dikarenakan adanya keterbatasan data yang di dapat dari
Polres Cirebon, maka panjang jalan yang digunakan pun adalah panjang jalan kabupaten
di Kabupaten Cirebon yaitu sepanjang 643,16 km.
Nilai indeks kecelakaan lalu lintas dalam Kepmenkimpraswil No. 534/
KPTS/M/2001 pada Tabel 2.7 adalah zero accident, namun untuk mengantisipasi
bertambahnya angka kecelakaan di Kabupaten Cirebon, diperlukan upaya-upaya untuk
menguranginya terutama yang berkaitan erat dengan kondisi jalan beserta bangunan
pelengkap dan perlengkapannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
Tab
el 4
.13
Pem
enuhan
SP
M J
arin
gan
jal
an k
abupat
en d
i K
abupat
en C
ireb
on d
ari
aspek
kec
elak
aan l
alu-l
inta
s
Ta
hu
nJ
um
lah
Kec
ela
ka
an
per
tah
un
(ji
wa
/ta
hu
n)
Pa
nja
ng
Ja
lan
(k
m)
Kep
ad
ata
n P
end
ud
uk
(jiw
a/k
m2)
Ind
eks
Kec
ela
ka
an
Ket
era
ng
an
Ek
sist
ing
(jiw
a/k
m/t
ah
un
)S
PM
1
2
3
4
5 =
2/3
6
7
20
05
76
64
3.1
6
2,0
50
0.1
2
0
TM
S
20
06
70
64
3.1
6
2,1
11
0.1
1
0
TM
S
20
07
13
2
64
3.1
6
2,1
28
0.2
1
0
TM
S
20
08
13
7
64
3.1
6
2,1
65
0.2
1
0
TM
S
20
09
23
5
64
3.1
6
2,1
99
0.3
7
0
TM
S
20
10
34
5
64
3.1
6
2,2
32
0.5
4
0
TM
S
Ket
eran
gan
MS
:
Mem
enu
hi
Sy
arat
TM
S
: T
idak
Mem
enuhi
Syar
at
142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
Gambar 4.106 Indeks Kecelakaan Lalu lintas Jarinngan Jalan Kabupaten di UPTD
Plumbon Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010
Gambar 4.107Pemenuhan SPM Aspek Keselamatan Jaringan Jalan Kabupaten di
UPTD Plumbon Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010
Tabel 4.13 memperlihatkan bahwa semua ruas jalan kabupaten yang ada di
Kabupaten Cirebon tidak memenuhi standar SPM dari aspek keselamatan jalan
kabupaten. Gambar 4.107 menunjukkan pemenuhan SPM aspek keselamatan jalan
kabupaten di Kabupaten Cirebon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
4.3.4 Aspek Kondisi Jalan
Pemenuhan SPM dari aspek kondisi jalan dilakukan berdasarkan nilai Road
Condition Index (RCI), lebar jalan dan LHR tiap-tiap ruas jalan. Data LHR tahun 2010
berdasarkan estimasi tahun 2008 dan data lebar jalan masing-masing ruas diambil dari
Tabel 4.8, sedangkan nilai RCI diambil dari Tabel 4.9.
Dengan membandingkan jumlah LHR masing-masing ruas jalan dengan standar
klasifikasi seperti diberikan pada Tabel 2.7, nilai LHR ruas-ruas jalan di UPTD Plumbon
dapat dikelompokkan menjadi dua kategori. Khusus untuk Jalan Tuparev yang termasuk
ke dalam kategori 3.000 < LHR 8.000, nilai SPM yang dibutuhkan berdasarkan lebar
jalan adalah 6,0 meter, sedangkan nilai RCI dipersyaratkan harus lebih besar dari 5,5.
Ruas-ruas jalan lain termasuk ke dalam kategori LHR 3.000, maka lebar
minimum yang dipersyaratkan adalah 4,5 m. RCI yang dipersyaratkan harus lebih besar
dari 5,5.
Tabel 4.14 menunjukkan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek
kondisi jalan berdasarkan lebar jalan. Sedangkan Tabel 4.15 menunjukkan pemenuhan
SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan nilai
RCI.
Tabel 4.14 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi
jalan berdasarkan lebar jalan Tahun 2010
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
LHR
2010
Lebar Jalan (M)
KeteranganExisting SPM
1 2 3 4 5 6 7 1
1 14 Kalitanjung Sumber 2721 7.00-11.00 4.5 MS
2 17 Sindangjawa Mandirancan 1287 4.00 4.5 TMS
3 19 Jamblang Cikeduk 2899 4.00-4.50 4.5 TMS
4 20 Plumbon Kenanga 2989 6.00 4.5 MS
5 22 Tegalsari Lemahtamba 2918 4.50-6.00 4.5 MS
6 23 Clangcang Pangkalan 1752 4.00 4.5 TMS
7 37 Kecomberan Sarwadadi 906 3.00 4.5 TMS
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
Tabel 4.14 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek
kondisi jalan berdasarkan lebar jalan Tahun 2010 (Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
LHR
2010
Lebar Jalan (M) Keterangan
Existing SPM
1 2 3 4 5 6 7 8
8 53 Pecilon Kertawinangun 1444 4.00 4.5 TMS
9 54 Cideng Kertawinangun 1791 4.50 4.5 MS
10 56 Jl. Pembangunan 552 3.00 4.5 TMS
11 61 Jl. Wiratama 1955 4.00 4.5 TMS
12 67 Komp. Ibukota Sumber 2680 7.00-12.00 4.5 MS
13 71 Kramat Cisaat 864 3.00-4.50 4.5 TMS
14 72 Megu Lurah 2380 3.50-4.50 4.5 TMS
15 73 Tukmudal Bode 1908 3.50 4.5 TMS
16 74 Tegalsari Bode 1945 3.50 4.5 TMS
17 75 Marikangen Kasugengan 1902 3.00 4.5 TMS
18 76 Sarwadadi Kubang 456 3.00 4.5 TMS
19 79 Jamblang Bakung 956 3.00–4.50 4.5 TMS
20 83 Watubelah Kr. Sari 1832 4.00 4.5 TMS
21 86 Sidawangi Matangaji 696 3.00 4.5 TMS
22 87 Beber Ciwangi 245 3.00 4.5 TMS
23 92 Gesik Sendang 648 4.00 4.5 TMS
24 93 Sendang Kubang 720 4.00 4.5 TMS
25 94 Mandala Pasawahan 788 3.00 4.5 TMS
26 95 Komp. Wisata Cikalahang 428 3.0 - 4.5 4.5 TMS
27 96 Bobos Cikalahang 944 3.00 4.5 TMS
28 101 Plumbon Marikangen 700 3.50 4.5 TMS
29 102 Kertawinangun Kalikoa 638 3.00–4.50 4.5 TMS
30 105 Kedawung Warung Asem 2248 4.00-4.50 4.5 TMS
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
Tabel 4.14 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek
kondisi jalan berdasarkan lebar jalan Tahun 2010 (Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
LHR
2010
Lebar Jalan (M) Keterangan
Existing SPM
1 2 3 4 5 6 7 8
31 106 Plumbon Pangkalan 900 3.50 4.5 TMS
32 107 Wanakaya Cangkring 380 3.50 4.5 TMS
33 110 Halimpu Ciwangi 243 3.00 4.5 TMS
34 118 Warukawung Kepuh 1260 3.50 4.5 TMS
35 119 Kenanga Warukawung 1393 3.50 4.5 TMS
36 124 Tukmudal Lurah 2108 3.50-6.00 4.5 TMS
37 125 Lurah Waruroyom 1946 4.00 4.5 TMS
38 127 Jamblang Kasugengan 1292 4.00 4.5 TMS
39 129 Kebarepan Kejuden 498 3.00 4.5 TMS
40 131 Kedungsana Pangkalan 360 3.50 4.5 TMS
41 133 Batembat Kalibaru 951 3.00 4.5 TMS
42 134 Keduanan Kr. Wangi 908 3.00 4.5 TMS
43 136 Sitiwinangun Danawinangun 1460 3.50 4.5 TMS
44 140 Weru Sarabahu 2296 3.00-8.00 4.5 TMS
45 141 Panembahan Trusmi 1440 4.00 4.5 TMS
46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber 2946 12.00 4.5 MS
47 143 Karangmulya Marikangen 1670 3.50 4.5 TMS
48 144 Kalitengah Trusmi 796 3.00 4.5 TMS
49 145 Getasan Waruroyom 348 3.50 4.5 TMS
50 146 Ciperna Warungasem 720 5.00 4.5 MS
51 147 Dawuan Wanakaya 464 3.00 4.5 TMS
52 149 Setukulon Megu 1605 3.00 4.5 TMS
53 153 Trusmi Kaliwulu 1071 3.00 4.5 TMS
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
Tabel 4.14 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek
kondisi jalan berdasarkan lebar jalan Tahun 2010 (Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
LHR
2010
Lebar Jalan (M) Keterangan
Existing SPM
1 2 3 4 5 6 7 8
54 158 Pasalakan Kertasari 1784 3.50 4.5 TMS
55 159 Serang Beberan 530 3.50 4.5 TMS
56 161 Cempaka Karangsari 581 3.50 4.5 TMS
57 166 Purwawinangun Muara 616 3.50 4.5 TMS
58 178 Kebarepan Kedungsana 429 3.50 4.5 TMS
59 180 Kepongpongan Cirebongirang 688 4.00-10.00 4.5 TMS
60 181 JL. Tuparev 4952 12.00 6.0 MS
Keterangan
MS : Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Tabel 4.15 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi
jalan berdasarkan nilai RCI Tahun 2010
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
RCI Keterangan
Existing SPM
1 2 3 4 5 6 7
1 14 Kalitanjung Sumber 8.0 > 5.5 MS
2 17 Sindangjawa Mandirancan 9.0 > 5.5 MS
3 19 Jamblang Cikeduk 8.8 > 5.5 MS
4 20 Plumbon Kenanga 8.5 > 5.5 MS
5 22 Tegalsari Lemahtamba 6.9 > 5.5 MS
6 23 Clangcang Pangkalan 7.3 > 5.5 MS
7 37 Kecomberan Sarwadadi 7.1 > 5.5 MS
8 53 Pecilon Kertawinangun 7.5 > 5.5 MS
9 54 Cideng Kertawinangun 7.0 > 5.5 MS
10 56 Jl. Pembangunan 7.0 > 5.5 MS
11 61 Jl. Wiratama 5.0 > 5.5 TMS
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Tabel 4.15 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek
kondisi jalan berdasarkan nilai RCI Tahun 2010 (Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
RCI Keterangan
Existing SPM
1 2 3 4 5 6 7
12 67 Komp. Ibukota Sumber 8.5 > 5.5 MS
13 71 Kramat Cisaat 8.9 > 5.5 MS
14 72 Megu Lurah 8.0 > 5.5 MS
15 73 Tukmudal Bode 5.9 > 5.5 MS
16 74 Tegalsari Bode 5.9 > 5.5 MS
17 75 Marikangen Kasugengan 6.5 > 5.5 MS
18 76 Sarwadadi Kubang 6.5 > 5.5 MS
19 79 Jamblang Bakung 5.4 > 5.5 TMS
20 83 Watubelah Kr. Sari 5.4 > 5.5 TMS
21 86 Sidawangi Matangaji 7.0 > 5.5 MS
22 87 Beber Ciwangi 5.4 > 5.5 TMS
23 92 Gesik Sendang 6.9 > 5.5 MS
24 93 Sendang Kubang 5.9 > 5.5 MS
25 94 Mandala Pasawahan 8.8 > 5.5 MS
26 95 Komp. Wisata Cikalahang 9.3 > 5.5 MS
27 96 Bobos Cikalahang 9.9 > 5.5 MS
28 101 Plumbon Marikangen 8.5 > 5.5 MS
29 102 Kertawinangun Kalikoa 5.0 > 5.5 TMS
30 105 Kedawung Warung Asem 9.0 > 5.5 MS
31 106 Plumbon Pangkalan 5.4 > 5.5 TMS
32 107 Wanakaya Cangkring 5.9 > 5.5 MS
33 110 Halimpu Ciwangi 5.4 > 5.5 TMS
34 118 Warukawung Kepuh 6.2 > 5.5 MS
35 119 Kenanga Warukawung 6.2 > 5.5 MS
36 124 Tukmudal Lurah 8.5 > 5.5 MS
37 125 Lurah Waruroyom 5.4 > 5.5 TMS
38 127 Jamblang Kasugengan 9.3 > 5.5 MS
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
Tabel 4.15 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek
kondisi jalan berdasarkan nilai RCI Tahun 2010 (Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
RCI Keterangan
Existing SPM
1 2 3 4 5 6 7
39 129 Kebarepan Kejuden 5.9 > 5.5 MS
40 131 Kedungsana Pangkalan 5.4 > 5.5 TMS
41 133 Batembat Kalibaru 9.7 > 5.5 MS
42 134 Keduanan Kr. Wangi 8.2 > 5.5 MS
43 136 Sitiwinangun Danawinangun 5.9 > 5.5 MS
44 140 Weru Sarabahu 9.2 > 5.5 MS
45 141 Panembahan Trusmi 5.5 > 5.5 TMS
46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber 8.8 > 5.5 MS
47 143 Karangmulya Marikangen 8.8 > 5.5 MS
48 144 Kalitengah Trusmi 8.7 > 5.5 MS
49 145 Getasan Waruroyom 6.5 > 5.5 MS
50 146 Ciperna Warungasem 8.8 > 5.5 MS
51 147 Dawuan Wanakaya 5.9 > 5.5 MS
52 149 Setukulon Megu 9.9 > 5.5 MS
53 153 Trusmi Kaliwulu 9.8 > 5.5 MS
54 158 Pasalakan Kertasari 7.8 > 5.5 MS
55 159 Serang Beberan 5.4 > 5.5 TMS
56 161 Cempaka Karangsari 5.4 > 5.5 TMS
57 166 Purwawinangun Muara 5.4 > 5.5 TMS
58 178 Kebarepan Kedungsana 5.5 > 5.5 TMS
59 180 Kepongpongan Cirebongirang 5.4 > 5.5 TMS
60 181 JL. Tuparev 8.0 > 5.5 MS
Keterangan
MS : Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa berdasarkan lebar ruas jalan kabupaten yang ada
di UPTD Plumbon terdapat 52 ruas sepanjang 153,00 km (81.44%) yang belum
memenuhi SPM, sedang 8 ruas sepanjang 34,86 km (18.56%) sudah memenuhi SPM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa berdasarkan kondisi jalan terdapat 15 ruas
sepanjang 41,40 km (22,04 %) yang belum memenuhi SPM, sedangkan 45 ruas
sepanjang 146,46 km (77,96 %) yang sudah memenuhi SPM atau dalam kondisi cukup
hingga sangat baik. Pemenuhan SPM kondisi jalan berdasarkan lebar jalan digambarkan
dalam Gambar 4.108 dan Gambar 4.109 menunjukkan pemenuhan SPM kondisi jalan
berdasarkan RCI.
Gambar 4.108 Pemenuhan SPM Aspek Kondisi Jalan di UPTD Plumbon
Berdasarkan Lebar Jalan Tahun 2010
Gambar 4.109Pemenuhan SPM Aspek Kondisi Jalan di UPTD Plumbon Berdasarkan
RCI Tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
4.3.5 Aspek Tingkat Pelayanan Jalan
Untuk mengetahui pelayanan jalan diperlukan data klasifikasi jalan berdasarkan
fungsi jalan dan kecepatan rencana. Data Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
menyebutkan bahwa untuk ruas-ruas Jaringan Jalan Strategis merupakan jalan kolektor
primer. Sedangkan ruas-ruas jalan Layanan Umum lainnya merupakan jalan lokal
primer. Untuk jalan kolektor primer dan jalan lokal primer dipersyaratkan kecepatan
tempuh minimal yang sama yaitu 20 km/jam. Pada Tabel 4.16 dibandingkan antara
kecepatan tempuh minimal eksisting pada masing-masing ruas jalan dengan kecepatan
yang disyaratkan.
Tabel 4.16 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek
tingkat pelayanan Tahun 2010
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
Kecepatan
Keterangan Kisaran
Kecepatan
(Km/Jam)
SPM
(Km/Jam)
1 2 3 4 5 6 7
1 14 Kalitanjung Sumber > 40 > 20 MS
2 17 Sindangjawa Mandirancan 30 - 45 > 20 MS
3 19 Jamblang Cikeduk > 40 > 20 MS
4 20 Plumbon Kenanga > 40 > 20 MS
5 22 Tegalsari Lemahtamba 30 - 45 > 20 MS
6 23 Clangcang Pangkalan > 40 > 20 MS
7 37 Kecomberan Sarwadadi 30 - 45 > 20 MS
8 53 Pecilon Kertawinangun 30 - 45 > 20 MS
9 54 Cideng Kertawinangun 30 - 45 > 20 MS
10 56 Jl. Pembangunan 30 - 45 > 20 MS
11 61 Jl. Wiratama 15 - 20 > 20 TMS
12 67 Komp. Ibukota Sumber > 40 > 20 MS
13 71 Kramat Cisaat 30 - 45 > 20 MS
14 72 Megu Lurah > 40 > 20 MS
15 73 Tukmudal Bode 25 - 35 > 20 MS
16 74 Tegalsari Bode 25 - 35 > 20 MS
17 75 Marikangen Kasugengan 30 - 45 > 20 MS
18 76 Sarwadadi Kubang 30 - 45 > 20 MS
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
Tabel 4.16 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek
tingkat pelayanan Tahun 2010 (Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama Pangkal
Ruas
Nama Ujung
Ruas
Kecepatan
Keterangan Kisaran
Kecepatan
(Km/Jam)
SPM
(Km/Jam)
1 2 3 4 5 6 7
19 79 Jamblang Bakung 25 - 35 > 20 MS
20 83 Watubelah Kr. Sari 25 - 35 > 20 MS
21 86 Sidawangi Matangaji 25 - 35 > 20 MS
22 87 Beber Ciwangi 25 - 35 > 20 MS
23 92 Gesik Sendang 25 - 35 > 20 MS
24 93 Sendang Kubang 25 - 35 > 20 MS
25 94 Mandala Pasawahan 30 - 45 > 20 MS
26 95 Komp. Wisata Cikalahang 30 - 45 > 20 MS
27 96 Bobos Cikalahang 30 - 45 > 20 MS
28 101 Plumbon Marikangen 30 - 45 > 20 MS
29 102 Kertawinangun Kalikoa 15 - 20 > 20 TMS
30 105 Kedawung Warung Asem > 40 > 20 MS
31 106 Plumbon Pangkalan 20 - 25 > 20 MS
32 107 Wanakaya Cangkring 25 - 35 > 20 MS
33 110 Halimpu Ciwangi 25 - 35 > 20 MS
34 118 Warukawung Kepuh 25 - 35 > 20 MS
35 119 Kenanga Warukawung 30 - 45 > 20 MS
36 124 Tukmudal Lurah > 40 > 20 MS
37 125 Lurah Waruroyom 30 - 45 > 20 MS
38 127 Jamblang Kasugengan 30 - 45 > 20 MS
39 129 Kebarepan Kejuden 30 - 45 > 20 MS
40 131 Kedungsana Pangkalan > 20 > 20 MS
41 133 Batembat Kalibaru 30 - 45 > 20 MS
42 134 Keduanan Kr. Wangi 30 - 45 > 20 MS
43 136 Sitiwinangun Danawinangun 25 - 35 > 20 MS
44 140 Weru Sarabahu 25 - 35 > 20 MS
45 141 Panembahan Trusmi 25 - 35 > 20 MS
46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber > 40 > 20 MS
47 143 Karangmulya Marikangen 30 - 45 > 20 MS
Berlanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
Tabel 4.16 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek
tingkat pelayanan Tahun 2010 (Lanjutan)
No
Urut
No
Ruas
Nama
Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas
Kecepatan
Keterangan Kisaran
Kecepatan
(Km/Jam)
SPM
(Km/Jam)
1 2 3 4 5 6 7
48 144 Kalitengah Trusmi 30 - 45 > 20 MS
49 145 Getasan Waruroyom 25 - 35 > 20 MS
50 146 Ciperna Warungasem 30 - 45 > 20 MS
51 147 Dawuan Wanakaya 25 - 35 > 20 MS
52 149 Setukulon Megu 30 - 45 > 20 MS
53 153 Trusmi Kaliwulu 30 - 45 > 20 MS
54 158 Pasalakan Kertasari 25 - 35 > 20 MS
55 159 Serang Beberan 25 - 35 > 20 MS
56 161 Cempaka Karangsari 25 - 35 > 20 MS
57 166 Purwawinangun Muara 25 - 35 > 20 MS
58 178 Kebarepan Kedungsana 25 - 35 > 20 MS
59 180 Kepongpongan Cirebongirang 25 - 35 > 20 MS
60 181 JL. Tuparev > 40 > 20 MS
Keterangan:
MS : Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa terdapat 2 ruas jalan sepanjang 3,60 km
(1,92%) yang tidak memenuhi standar SPM, sedangkan 58 ruas lainnya sepanjang
184,26 km (98,08%) telah memenuhi SPM dari aspek tingkat pelayanan jalan kabupaten
yang ada di UPTD Plumbon, berdasarkan kecepatan tempuh kendaraan. Hal itu
disebabkan karena kondisi jalan pada kedua sebagian ruas jalan tersebut mengalami
kerusakan ringan dan kerusakan berat, hal ini ditandai oleh banyak permukaan jalan
yang tidak rata dan berlubang sehingga pengendara ekstra hati-hati untuk melewati jalan
tersebut. Gambar 4.110 menunjukkan pemenuhan SPM berdasarkan pelayanan jalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
Gambar 4.110Pemenuhan SPM Aspek Pelayanan Jalan di UPTD Plumbon
Tahun 2010
4.3.6 Pemenuhan SPM Jalan
Tabel 4.17 menunjukkan pemenuhan SPM dari kelima aspeknya yaitu aspek
aksesibilitas, aspek mobilitas, aspek kecelakaan, aspek kondisi jalan (lebar jalan dan
RCI) dan aspek pelayanan jalan kabupaten di UPTD Plumbon dimana terdapat ruas-ruas
jalan kabupaten yang memenuhi syarat SPM ataupun tidak memenuhi syarat SPM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
Tab
el 4
.17. P
emen
uhan
sem
ua
aspek
SP
M T
ahun 2
010
No
Uru
t
No
Ru
as
Na
ma
Pa
ng
ka
l R
ua
s
Na
ma
Uju
ng
Ru
as
Pem
enu
ha
n S
PM
SP
M J
ari
ng
an
Ja
lan
S
PM
Ru
as
Ja
lan
Asp
ek
Ak
sesi
bil
ita
s
Asp
ek
Mo
bil
ita
s
Asp
ek
Kes
ela
ma
tan
Asp
ek K
on
dis
i
Ja
lan
Asp
ek
Pel
ay
an
an
Ja
lan
Leb
ar
Ja
lan
R
CI
Kec
epa
tan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
14
K
alit
anju
ng
S
um
ber
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
M
S
2
17
S
ind
ang
jaw
a M
and
iran
can
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
3
19
Ja
mb
lan
g
Cik
edu
k
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
4
20
P
lum
bo
n
Ken
ang
a T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
M
S
5
22
T
egal
sari
L
emah
tam
ba
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
MS
6
23
C
lan
gca
ng
P
ang
kal
an
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
7
37
K
eco
mb
eran
S
arw
adad
i T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
8
53
P
ecil
on
K
erta
win
ang
un
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
9
54
C
iden
g
Ker
taw
inan
gu
n
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
MS
10
5
6
Jl.
Pem
ban
gu
nan
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
11
6
1
Jl.
Wir
atam
a T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
12
6
7
Ko
mp
. Ib
uk
ota
Su
mb
er
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
MS
13
7
1
Kra
mat
C
isaa
t T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
14
7
2
Meg
u
Lu
rah
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
15
7
3
Tu
km
ud
al
Bo
de
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
Ber
lanju
t
155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Tab
el 4
.17 P
emen
uhan
kel
ima
aspek
SP
M T
ahun 2
010 (
Lan
juta
n)
No
Uru
t
No
Ru
as
Na
ma
Pa
ng
ka
l R
ua
s
Na
ma
Uju
ng
Ru
as
Pem
enu
ha
n S
PM
SP
M J
ari
ng
an
Ja
lan
S
PM
Ru
as
Ja
lan
Asp
ek
Ak
sesi
bil
ita
s
Asp
ek
Mo
bil
ita
s
Asp
ek
Kes
ela
ma
tan
Asp
ek K
on
dis
i
Ja
lan
Asp
ek
Pel
ay
an
an
Ja
lan
Leb
ar
Ja
lan
RC
IK
ecep
ata
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
16
7
4
Teg
alsa
ri
Bo
de
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
17
7
5
Mar
ikan
gen
K
asu
gen
gan
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
18
7
6
Sar
wad
adi
Ku
ban
g
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
19
7
9
Jam
bla
ng
B
aku
ng
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
20
8
3
Wat
ub
elah
K
r. S
ari
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
21
8
6
Sid
awan
gi
Mat
ang
aji
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
22
8
7
Beb
er
Ciw
ang
i T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
23
9
2
Ges
ik
Sen
dan
g
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
24
9
3
Sen
dan
g
Ku
ban
g
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
25
9
4
Man
dal
a P
asaw
ahan
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
26
9
5
Ko
mp
. W
isat
a C
ikal
ahan
g
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
27
9
6
Bo
bo
s
Cik
alah
ang
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
28
1
01
P
lum
bo
n
Mar
ikan
gen
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
29
1
02
K
erta
win
ang
un
K
alik
oa
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
30
1
05
K
edaw
un
g
War
un
g A
sem
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
Ber
lanju
t
156
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
Tab
el 4
.17
Pem
enuhan
kel
ima
aspek
SP
M T
ahun 2
010 (
Lan
juta
n)
No
Uru
t
No
Ru
as
Na
ma
Pa
ng
ka
l R
ua
s
Na
ma
Uju
ng
Ru
as
Pem
enu
ha
n S
PM
SP
M J
ari
ng
an
Ja
lan
S
PM
Ru
as
Ja
lan
Asp
ek
Ak
sesi
bil
ita
s
Asp
ek
Mo
bil
ita
s
Asp
ek
Kes
ela
ma
tan
Asp
ek K
on
dis
i
Ja
lan
Asp
ek
Pel
ay
an
an
Ja
lan
Leb
ar
Ja
lan
RC
IK
ecep
ata
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
31
1
06
P
lum
bo
n
Pan
gk
alan
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
32
1
07
W
anak
aya
Can
gk
rin
g
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
33
1
10
H
alim
pu
C
iwan
gi
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
34
1
18
W
aru
kaw
un
g
Kep
uh
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
35
1
19
K
enan
ga
War
uk
awu
ng
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
36
1
24
T
uk
mu
dal
L
ura
h
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
37
1
25
L
ura
h
War
uro
yo
m
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
38
1
27
Ja
mb
lan
g
Kas
ug
eng
an
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
39
1
29
K
ebar
epan
K
eju
den
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
40
1
31
K
edu
ng
san
a
Pan
gk
alan
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
41
1
33
B
atem
bat
K
alib
aru
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
42
1
34
K
edu
anan
K
r. W
ang
i T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
43
1
36
S
itiw
inan
gu
n
Dan
awin
ang
un
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
44
1
40
W
eru
S
arab
ahu
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
45
1
41
P
anem
bah
an
Tru
smi
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
Ber
lanju
t
157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
Tab
el 4
.17 P
emen
uhan
kel
ima
aspek
SP
M T
ahun 2
010 (
Lan
juta
n)
No
Uru
t
No
Ru
as
Na
ma
Pa
ng
ka
l R
ua
s
Na
ma
Uju
ng
Ru
as
Pem
enu
ha
n S
PM
SP
M J
ari
ng
an
Ja
lan
S
PM
Ru
as
Ja
lan
Asp
ek
Ak
sesi
bil
ita
s
Asp
ek
Mo
bil
ita
s
Asp
ek
Kes
ela
ma
tan
Asp
ek K
on
dis
i
Ja
lan
Asp
ek
Pel
ay
an
an
Ja
lan
Leb
ar
Ja
lan
RC
IK
ecep
ata
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
46
1
42
Jl
. T
emb
us
Ibu
ko
ta S
um
ber
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
M
S
47
1
43
K
aran
gm
uly
a M
arik
ang
en
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
48
1
44
K
alit
eng
ah
Tru
smi
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
49
1
45
G
etas
an
War
uro
yo
m
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
50
1
46
C
iper
na
W
aru
ng
asem
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
M
S
51
1
47
D
awu
an
Wan
akay
a T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
52
1
49
S
etu
ku
lon
M
egu
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
53
1
53
T
rusm
i
Kal
iwu
lu
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
M
S
54
1
58
P
asal
akan
K
erta
sari
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
55
1
59
S
eran
g
Beb
eran
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
56
1
61
C
emp
aka
K
aran
gsa
ri
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
57
1
66
P
urw
awin
ang
un
M
uar
a T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
58
1
78
K
ebar
epan
K
edu
ng
san
a T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
59
1
80
K
epo
ng
po
ng
an
Cir
ebo
ng
iran
g
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
TM
S
MS
60
1
81
JL
. T
up
arev
T
MS
T
MS
T
MS
M
S
MS
M
S
158
Ket
eran
gan
:
MS
:
Mem
enu
hi
Sy
arat
TM
S
: T
idak
Mem
enu
hi
Sy
arat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
4.4 Analisa Pemenuhan SPM Jalan Kabupaten Cirebon di UPTD
Plumbon
4.4.1 Rencana Strategis Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon Tahun 2009-2013
(Anonim, 2009b)
4.4.1.1 Visi dan Misi Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
Penentuan analisa kategori penanganan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan
kabupaten di UPTD Plumbon ini memerlukan Rencana Strategis (Renstra) dari Dinas
Bina Marga Kabupaten Cirebon mengenai visi, misi, tujuan, sasaran, indikator kinerja,
prioritas program penanganan jalan dan daftar skala prioritas proyek sebagai acuan
untuk menentukan peringkat tiap-tiap parameter SPM jalan kabupaten, sehingga
didapatkan nilai pemenuhan SPM dari tiap-tiap parameternya. Nilai pemenuhan SPM
tersebut digunakan untuk mendapatkan total nilai pemenuhan seluruh aspek SPM yang
akan menghasilkan urutan peringkat kategori penanganan dari tiap-tiap ruas jalan
kabupaten yang ada.
Visi dari Perencanaan Strategis Tahun 2009-2013 Dinas Bina Marga Kabupaten
Cirebon tersebut adalah: “Terwujudnya sistem jaringan jalan yang mantap dalam rangka
menunjang peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan pelayanan umum di
Kabupaten Cirebon pada tahun 2013”.
Sedang misi yang telah dirumuskan oleh Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan prima di bidang kebinamargaan kepada masyarakat, yang
didukung oleh aparatur yang bersih dan terbuka.
2. Menyelenggarakan pelaksanaan program kebinamargaan yang tepat guna dan berhasil
guna.
4.4.1.2 Tujuan, sasaran dan indikator kinerja
Berdasarkan visi dan misi tersebut, Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
menetapkan tujuan tentang jalan kabupaten yaitu memantapkan fungsi sistem jaringan
jalan dengan sasaran untuk meningkatkan dan memelihara fungsi jaringan jalan
kabupaten. Sedangkan indikator kinerja yang ditetapkan dari jalan kabupaten adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
peningkatan jaringan jalan kabupaten, pemeliharaan rutin jalan kabupaten, pemeliharaan
periodik jalan kabupaten, pemeliharaan jembatan kabupaten dan basis data jalan dan
jembatan kabupaten.
Mengacu pada penanganan jalan yang menunjang peningkatan IPM Kabupaten
Cirebon, maka titik berat skala prioritas adalah pemerataan pembangunan di setiap
kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Cirebon yang dapat berfungsi sebagai
prasarana jalan, penggerak perekonomian, penunjang pendidikan dan penunjang
kesehatan. Prioritas program tersebut ditetapkan sebagai berikut:
1. Program pembangunan jalan dan jembatan, yaitu: peningkatan jalan dan jembatan
kabupaten.
2. Program rehabilitasi/pemeliharaan rutin dan jembatan kabupaten dan pemeliharaan
periodik jalan dan jembatan.
3. Program pembangunan dan peningkatan jalan desa/poros desa, pemeliharaan rutin jalan
desa/poros desa, dan rehabilitasi/pemeliharaan jalan desa/poros desa.
4.4.1.3 Daftar Skala Prioritas Kegiatan
Penajaman dan penetapan Daftar Skala Prioritas (DSP) pada kegiatan-kegiatan
kebinamargaan, dilakukan melalui proses yang panjang dan bertahap. Beberapa kriteria
dan pertimbangan yang digunakan dalam penetapan DSP kebinamargaan tersebut antara
lain:
1. Pertimbangan teknis seperti tingkat kerusakan, volume lalu lintas, siklus penanganan dan
lain-lain, berdasarkan Juknis Dirjen Bina Marga yang mengacu pada SK MenPU
No: 77/KPTS/DB/1990 Tahun 1990 tentang Perencanaan dan Penyusunan Program
Jalan Kabupaten.
2. Ruas jalan yang termasuk dalam Jaringan Jalan Strategis (JJS) serta ruas-ruas jalan yang
mendukung peningkatan IPM.
3. Ruas-ruas jalan penghubung sentra-sentra produksi pertanian dan industri/perdagangan
serta jalur angkutan perdesaan/kota.
4. Ruas jalan yang berfungsi sebagai jalur alternatif, terutama pada hari-hari Raya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
5. Ruas-ruas jalan yang merupakan jalur perlintasan antar daerah Kabupaten/Kota (daerah
perbatasan).
6. Ruas jalan yang akan menunjang pertumbuhan pada kawasan permukiman dan penataan
kota kecamatan.
7. Aspek pemerataan pembangunan daerah.
8. Ruas jalan yang menunjang pariwisata.
9. Ruas jalan yang menunjang prasarana umum, yaitu: terminal dan pasar.
10. Ruas jalan yang menunjang kawasan pendidikan dan kesehatan (sekolah, puskesmas,
rumah sakit, dan lain-lain).
11. Ruas jalan yang dapat membuka akses menuju daerah terisolir.
4.4.2 Analisa Pemenuhan SPM Berdasarkan Peringkat Parameter SPM
Pemberian peringkat parameter SPM didasarkan atas tingkat kepentingan dari
tiap-tiap aspek SPM. Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Bina Marga Kabupaten
Cirebon tahun 2009-2013 tersebut terutama dari visi dan daftar skala prioritas
menyebutkan bahwa pertimbangan teknis dari aspek SPM ruas jalan dijadikan
pertimbangan pertama maka aspek kondisi jalan dijadikan prioritas utama dalam
penentuan peringkat parameter SPM., sedangkan aspek SPM jaringan jalan dijadikan
pertimbangan kedua untuk urutan peringkat SPM.
Tabel 4.18 Peringkat Parameter SPM dan Nilai Pemenuhan Parameter SPM.
Aspek-aspek SPM
Peringkat
Parameter
SPM
Nilai Pemenuhan SPM
Memenuhi
Syarat SPM
Tidak Memenuhi
Syarat SPM
Aspek SPM Jaringan Jalan:
Aksesibilitas 6 1 0
Mobilitas 5 2 0
Keselamatan 4 3 0
Aspek SPM Ruas Jalan:
Kondisi Jalan:
a. Lebar Jalan 2 5 0
b. RCI 1 6 0
Kecepatan 3 4 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
Nilai pemenuhan SPM dari tiap-tiap aspeknya pada Tabel 4.18 tersebut digunakan
untuk pengisian Tabel 4.17, sehingga menghasilkan total nilai dalam menentukan
pemenuhan SPM dari tiap-tiap ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon yang
ditunjukkan pada Tabel 4.19.
Pemberian nilai untuk jalan yang memenuhi syarat SPM diberikan nilai sesuai
dengan nilai pemenuhan SPM dari tiap-tiap aspeknya. Sedangkan untuk ruas-ruas jalan
kabupaten yang tidak memenuhi syarat SPM maka diberikan nilai 0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
Tab
el 4
. 1
9
Kla
sifi
kas
i N
ilai
Pem
enu
han
SP
M T
ahu
n 2
01
0
No
Uru
t
No
Ru
as
Na
ma
Pa
ng
ka
l R
uas
Na
ma
Uju
ng R
uas
Nil
ai
Pem
enu
han
SP
M
To
tal
Nil
ai
Pem
enu
han
SP
M
SP
M R
ua
s Ja
lan
S
PM
Ja
rin
gan
Ja
lan
SP
M
Ru
as
Ja
lan
SP
M
Ja
rin
ga
n
Ja
lan
Asp
ek K
on
dis
i
Ja
lan
Asp
ek
Pel
aya
na
n
Ja
lan
A
spek
Kes
ela
ma
tan
Asp
ek
Mob
ilit
as
Asp
ek
Ak
sesi
bil
itas
RC
I L
eba
r
Ja
lan
K
ecep
ata
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
14
Kal
itan
jung
Sum
ber
6
5
4
0
0
0
15
0
2
17
Sin
dan
gja
wa
Man
dir
anca
n
6
0
4
0
0
0
10
0
3
19
Jam
bla
ng
C
iked
uk
6
0
4
0
0
0
10
0
4
20
Plu
mb
on
Ken
ang
a 6
5
4
0
0
0
15
0
5
22
Teg
alsa
ri
Lem
ahta
mb
a 6
5
4
0
0
0
15
0
6
23
Cla
ng
can
g
Pan
gk
alan
6
0
4
0
0
0
10
0
7
37
Kec
om
ber
an
Sar
wad
adi
6
0
4
0
0
0
10
0
8
53
Pec
ilo
n
Ker
taw
inan
gun
6
0
4
0
0
0
10
0
9
54
Cid
eng
Ker
taw
inan
gun
6
5
4
0
0
0
15
0
10
56
Jl. P
emb
angunan
6
0
4
0
0
0
10
0
11
61
Jl. W
irat
ama
0
0
0
0
0
0
0
0
12
67
Ko
mp
. Ib
uk
ota
Su
mb
er
6
5
4
0
0
0
15
0
13
71
Kra
mat
C
isaa
t 6
0
4
0
0
0
10
0
14
72
Meg
u
Lura
h
6
0
4
0
0
0
10
0
15
73
Tuk
mu
dal
B
od
e 6
0
4
0
0
0
10
0
Ber
lanju
t
163
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
Tab
el 4
.19
K
lasi
fik
asi
Nil
ai P
emen
uh
an S
PM
Tah
un
20
10
(L
anju
tan
)
No
Uru
t
No
Ru
as
Na
ma
Pa
ng
ka
l R
uas
Na
ma
Uju
ng R
uas
Nil
ai
Pem
enu
han
SP
M
To
tal
Nil
ai
Pem
enu
han
SP
M
SP
M R
ua
s Ja
lan
S
PM
Ja
rin
gan
Ja
lan
SP
M
Ru
as
Ja
lan
SP
M
Ja
rin
ga
n
Ja
lan
Asp
ek K
on
dis
i
Ja
lan
Asp
ek
Pel
aya
na
n
Ja
lan
Asp
ek
Kes
ela
ma
tan
Asp
ek
Mob
ilit
as
Asp
ek
Ak
sesi
bil
itas
RC
IL
eba
r
Ja
lan
Kec
epa
tan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
16
74
Teg
alsa
ri
Bod
e 6
0
4
0
0
0
10
0
17
75
Mar
ikan
gen
K
asu
gen
gan
6
0
4
0
0
0
10
0
18
76
Sar
wad
adi
Ku
ban
g
6
0
4
0
0
0
10
0
19
79
Jam
bla
ng
B
aku
ng
0
0
4
0
0
0
4
0
20
83
Wat
ubel
ah
Kr.
Sar
i 0
0
4
0
0
0
4
0
21
86
Sid
awan
gi
Mat
ang
aji
6
0
4
0
0
0
10
0
22
87
Beb
er
Ciw
ang
i 0
0
4
0
0
0
4
0
23
92
Ges
ik
Sen
dan
g
6
0
4
0
0
0
10
0
24
93
Sen
dan
g
Ku
ban
g
6
0
4
0
0
0
10
0
25
94
Man
dal
a P
asaw
ahan
6
0
4
0
0
0
10
0
26
95
Kom
p. W
isat
a C
ikal
ahan
g
6
0
4
0
0
0
10
0
27
96
Bo
bo
s
Cik
alah
ang
6
0
4
0
0
0
10
0
28
101
Plu
mb
on
Mar
ikan
gen
6
0
4
0
0
0
10
0
29
102
Ker
taw
inan
gun
Kal
iko
a 0
0
0
0
0
0
0
0
30
105
Ked
awu
ng
W
arung
Ase
m
6
0
4
0
0
0
10
0
31
106
Plu
mbon
Pan
gkal
an
0
0
4
0
0
0
4
0
Ber
lanju
t
164
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
Tab
el 4
.19.
Kla
sifi
kas
i N
ilai
Pem
enuhan
SP
M T
ahun 2
010 (
Lan
juta
n)
No
Uru
t
No
Ru
as
Na
ma
Pa
ng
ka
l R
uas
Na
ma
Uju
ng R
uas
Nil
ai
Kri
teri
a P
emen
uh
an
SP
M
To
tal
Nil
ai
Pem
enu
han
SP
M
SP
M R
ua
s Ja
lan
S
PM
Ja
rin
gan
Ja
lan
SP
M
Ru
as
Ja
lan
SP
M
Ja
rin
ga
n
Ja
lan
Asp
ek K
on
dis
i
Ja
lan
Asp
ek
Pel
aya
na
n
Ja
lan
Asp
ek
Kes
ela
ma
tan
Asp
ek
Mob
ilit
as
Asp
ek
Ak
sesi
bil
itas
RC
IL
eba
r
Ja
lan
Kec
epa
tan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
32
107
Wan
akay
a C
ang
kri
ng
6
0
4
0
0
0
10
0
33
110
Hal
imp
u
Ciw
ang
i 0
0
4
0
0
0
4
0
34
118
War
uk
awun
g
Kep
uh
6
0
4
0
0
0
10
0
35
119
Ken
ang
a W
aruk
awung
6
0
4
0
0
0
10
0
36
124
Tuk
mu
dal
L
ura
h
6
0
4
0
0
0
10
0
37
125
Lu
rah
W
aruro
yo
m
0
0
4
0
0
0
4
0
38
127
Jam
bla
ng
K
asu
gen
gan
6
0
4
0
0
0
10
0
39
129
Keb
arep
an
Kej
ud
en
6
0
4
0
0
0
10
0
40
131
Ked
un
gsa
na
P
angk
alan
0
0
4
0
0
0
4
0
41
133
Bat
emb
at
Kal
ibar
u
6
0
4
0
0
0
10
0
42
134
Ked
uan
an
Kr.
Wan
gi
6
0
4
0
0
0
10
0
43
136
Sit
iwin
ang
un
D
anaw
inan
gun
6
0
4
0
0
0
10
0
44
140
Wer
u
Sar
abah
u
6
0
4
0
0
0
10
0
45
141
Pan
embah
an
Tru
smi
0
0
4
0
0
0
4
0
46
142
Jl.
Tem
bus
Ibukota
Sum
ber
6
5
4
0
0
0
15
0
Ber
lanju
t
165
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
Tab
el 4
.19.
Kla
sifi
kas
i N
ilai
Pem
enuhan
SP
M T
ahun 2
010 (
Lan
juta
n)
No
Uru
t
No
Ru
as
Na
ma
Pa
ng
ka
l R
uas
Na
ma
Uju
ng R
uas
Nil
ai
Pem
enu
han
SP
M
To
tal
Nil
ai
Pem
enu
han
SP
M
SP
M R
ua
s Ja
lan
S
PM
Ja
rin
gan
Ja
lan
SP
M
Ru
as
Ja
lan
SP
M
Ja
rin
ga
n
Ja
lan
Asp
ek K
on
dis
i
Ja
lan
Asp
ek
Pel
aya
na
n
Ja
lan
Asp
ek
Kes
ela
ma
tan
Asp
ek
Mob
ilit
as
Asp
ek
Ak
sesi
bil
itas
RC
IL
eba
r
Ja
lan
Kec
epa
tan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
47
143
Kar
ang
mu
lya
Mar
ikan
gen
6
0
4
0
0
0
10
0
48
144
Kal
iten
gah
T
rusm
i 6
0
4
0
0
0
10
0
49
145
Get
asan
W
aruro
yo
m
6
0
4
0
0
0
10
0
50
146
Cip
ern
a
War
un
gas
em
6
5
4
0
0
0
15
0
51
147
Daw
uan
W
anak
aya
6
0
4
0
0
0
10
0
52
149
Set
uku
lon
M
egu
6
0
4
0
0
0
10
0
53
153
Tru
smi
K
aliw
ulu
6
0
4
0
0
0
10
0
54
158
Pas
alak
an
Ker
tasa
ri
6
0
4
0
0
0
10
0
56
161
Cem
pak
a
Kar
ang
sari
0
0
4
0
0
0
4
0
57
166
Pu
rwaw
inan
gun
M
uar
a 0
0
4
0
0
0
4
0
55
159
Ser
ang
Beb
eran
0
0
4
0
0
0
4
0
58
178
Keb
arep
an
Ked
ung
san
a 0
0
4
0
0
0
4
0
59
180
Kep
on
gpo
ng
an
Cir
ebong
iran
g
0
0
4
0
0
0
4
0
60
181
JL. T
up
arev
6
5
4
0
0
0
15
0
166
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
Berdasarkan Tabel 4.19 menunjukkan bahwa total nilai pemenuhan SPM terbagi
atas SPM jaringan jalan dan SPM ruas jalan. Berdasarkan SPM jaringan jalan yang
terdiri atas aspek aksesibilitas, mobilitas, dan keselamatan jalan memiliki kesamaan nilai
yaitu 0 (nol) atau tidak memenuhi syarat SPM, sedangkan untuk SPM ruas jalan
memiliki nilai pemenuhan SPM yang bervariasi yaitu nilai 15 yang termasuk kategori
memenuhi syarat SPM dari semua aspek SPM ruas jalan yaitu aspek kondisi jalan, lebar
jalan dan pelayanan jalan; nilai 10 yang termasuk kategori hanya memenuhi syarat dari
aspek kondisi jalan dan pelayanan jalan; nilai 4 yang termasuk kategori hanya
memenuhi syarat SPM ruas jalan dari aspek pelayanannya saja ataupun nilai 0 (nol)
yaitu tidak memenuhi syarat SPM ruas jalan baik itu dari aspek kondisi jalan, lebar jalan
maupun pelayanan jalannya.
Mengacu pada hasil perhitungan indeks pemenuhan SPM jaringan jalan pada Tabel
4.11, Tabel 4.12 dan Tabel 4.13 maka dapat disimpulkan bahwa dari empat tahun
terakhir yaitu tahun 2007-2010 pemenuhan aspek SPM jaringan jalan kabupaten di
UPTD Plumbon untuk setiap tahunnya menunjukkan nilai pemenuhan SPM yang tidak
memenuhi syarat. Hal ini terjadi karena pertumbuhan jumlah penduduk tidak diimbangi
dengan peningkatan jumlah panjang jalan kabupaten. Sebagai tindakan alternatif akan
pemenuhan SPM jaringan jalan tersebut maka diperlukannya perubahan status jalan
poros desa menjadi jalan kabupaten.
Jalan poros desa yang ada di kabupaten berdasarkan data tahun 2010 memiliki
panjang 70,43 Km dengan jumlah 38 ruas jalan desa yang menghubungkan pusat-pusat
produksi pangan, pertanian, industri, perdagangan, dan pariwisata. Apabila data jumlah
panjang jalan poros desa tersebut dihitung kembali pada Tabel 4.11, Tabel 4.12 dan
Tabel 4.13 maka hasil yang didapatkan semuanya pun tidak memenuhi syarat SPM.
Maka hasil pengelompokkan nilai yang didapat untuk setiap tahunnya pada pemenuhan
SPM jalan kabupaten yang diperhitungkan dalam basis data tahun berikutnya adalah
hanya dari aspek SPM ruas jalan saja. Tabel 4.20 menunjukkan beberapa alternatif nilai
dari kombinasi penjumlahan nilai aspek- aspek SPM ruas jalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
Tabel 4.20 Kombinasi nilai alternatif dari pemenuhan nilai SPM ruas jalan
Total Nilai
Pemenuhan
SPM Ruas
Jalan
Pemenuhan SPM
15Memenuhi aspek SPM ruas jalan berdasarkan
kondisi jalan,lebar jalan dan pelayanan jalan
11Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya
berdasarkan kondisi jalan dan lebar jalan
10Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya
berdasarkan kondisi jalan dan pelayanan jalan
9Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya
berdasarkan lebar jalan dan pelayanan jalan
6Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya
berdasarkan kondisi jalan
5Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya
berdasarkan lebar jalan
4Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya
berdasarkan pelayanan jalan
0
Tidak Memenuhi aspek SPM ruas jalan
berdasarkan kondisi jalan,lebar jalan dan
pelayanan jalan
Mengacu Tabel 4.20 dan hasil dari total nilai pemenuhan SPM pada Tabel 4.19
dapat disimpulkan bahwa hasil pemenuhan SPM berdasarkan SPM ruas jalan pada 60
ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon terdapat delapan ruas jalan sepanjang 34,86 km
(18,56 %) yang memenuhi semua aspek SPM ruas jalan yaitu aspek kondisi jalan, lebar
jalan dan pelayanan jalan, 37 ruas jalan sepanjang 111,60 km (59,41 %) yang hanya
memenuhi aspek kondisi jalan dan pelayanan jalan dan 13 ruas jalan sepanjang 37,80
km (20,12%) yang hanya memenuhi aspek pelayanan jalan, serta terdapat dua ruas jalan
sepanjang 3,60 km (1,92%) yang termasuk dalam kategori tidak Memenuhi Syarat SPM
ruas jalan. Prosentase pemenuhan SPM ruas jalan di UPTD Plumbon digambarkan
tersebut dalam Gambar 4.111 berdasarkan panjang jalan (km).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
Gambar 4.111 Prosentase Pemenuhan SPM Ruas Jalan Kabupaten Di UPTD Plumbon
Berdasarkan Panjang Jalan (km)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan:
1) Tersusunnya sistem informasi berupa basis data untuk menentukan pemenuhan
SPM jalan kabupaten dengan menggunakan aplikasi program SIG berupa
inventarisasi data ruas jalan kabupaten yang dapat mengkategorikan pemenuhan
SPM jalan kabupaten di UPTD Plumbon Kabupaten Cirebon. Sistem ini memiliki
potensi implementasi yang cukup baik bagi pihak Dinas Bina Marga Kabupaten
Cirebon dalam mempersiapkan penyusunan program kegiatan rehabilitasi dan
pemeliharaan jalan kabupaten yang lebih efektif dan efisien ditinjau dari segi
waktu, tenaga dan biaya pemeliharaan serta memudahkan dalam mengambil
keputusan, monitoring dan evaluasi serta up date data dari waktu ke waktu secara
berkelanjutan.
2) Dari seluruh proses analisa data parameter SPM dengan menggunakan aplikasi
program SIG ini maka dapat diperoleh suatu visualisasi pemenuhan SPM jalan
dalam dua kategori pemenuhan yaitu ruas jalan kabupaten yang memenuhi syarat
ataupun yang tidak memenuhi syarat SPM jalan yang ada di UPTD Plumbon
Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian tersebut yaitu berupa hasil pemenuhan SPM
yang terbagi atas SPM jaringan jalan dan SPM ruas jalan. Hasil tersebut
menyatakan bahwa seluruh ruas jalan kabupaten yang ada di UPTD Plumbon
tidak memenuhi syarat SPM jaringan jalan. Hal itu berbeda dengan hasil
pemenuhan SPM ruas jalan dimana terdapat delapan ruas jalan sepanjang 34,86
km (18,56 %) yang memenuhi semua aspek SPM ruas jalan yaitu aspek kondisi
jalan, lebar jalan dan pelayanan jalan, 37 ruas jalan sepanjang 111,60 km (59,41
%) yang hanya memenuhi aspek kondisi jalan dan pelayanan jalan dan 13 ruas
170
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
jalan sepanjang 37,80 km (20,12%) yang hanya memenuhi aspek pelayanan jalan,
serta terdapat dua ruas jalan sepanjang 3,60 km (1,92%) yang termasuk dalam
kategori tidak Memenuhi Syarat SPM.
5.2 Saran
Guna untuk meningkatkan kualitas dari SIG dan sistem pemeliharaan jalan
kabupaten di masa mendatang maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1) Tindak lanjut kegiatan inventarisasi jaringan jalan kabupaten dan poros desa
beserta prasarana pendukungnya perlu dilakukan secara berkelanjutan pada 3
(tiga) wilayah UPTD Bina Marga lainnya agar data yang terhimpun selalu up to
date dan mencakup seluruh bagian kabupaten guna pengembangan sistem
manajemen pemeliharaan jalan yang lebih baik di Kabupaten Cirebon.
2) Tindak lanjut kegiatan analisa hasil pemenuhan SPM ruas jalan sebagai acuan
dalam penyusunan analisa kategori penanganan dan skala prioritas ruas jalan
kabupaten.
3) Penyesuaian data inventarisasi panjang ruas jalan kabupaten dan luas wilayah tiap
kecamatan yang terdata selama ini dengan yang terdata dari Arc.Gis.
4) Penambahan parameter anggaran biaya sebagai penentuan prioritas rehabilitasi
dan pemeliharaan jalan selanjutnya.
5) Perlu upaya pengkajian lebih lanjut pada ruas-ruas jalan kabupaten yang
berpotensi untuk peningkatan kelas dan fungsi jalan di tingkat kabupaten ditinjau
dari segi kapasitas, struktur dan lalu lintas yang ada dalam rangka pengembangan
jaringan transportasi kabupaten yang lebih baik.
6) Perlu upaya sosialisasi lebih lanjut kepada para pengambil kebijakan, tokoh
politik, dan masyarakat tentang pendekatan teknis pemilihan prioritas penanganan
jalan kabupaten agar dapat meyakinkan bahwa infrastruktur ini harus ditangani
dalam suatu urutan yang bijaksana serta dapat dipertanggungjawabkan.