59
Perencanaan Pembelajaran Fisika Sistem Penilaian Oleh: Zuhriyati 090210102002 Nurul Hikmatul J 090210102050 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Sistem Penilaian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sistem Penilaian

Perencanaan Pembelajaran Fisika

Sistem Penilaian

Oleh:

Zuhriyati 090210102002

Nurul Hikmatul J 090210102050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

20112

Page 2: Sistem Penilaian

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era kompetitif, semua negara berusaha untuk meningkatkan

kualitas pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan salah satu

indikator tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui

pendidikanyang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih

berkualitas yang mampu mengelola sumber daya alam secara efektif dan efisien.

Dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, produtivitas negara

akan meningkat, dan pada akhirnya diharapkan akan mampu meningkatkan

daya saing dan kesejahteraan masyarakat.

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang

dilaksanakan secara dinamis dan berkesinambungan dalam rangka

meningkatkan kualitas pendidikan dan berbagai faktor yang berkaitan

dengannya, dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan

efisien. Program peningkatan kualitas pendidikan dilakukan salah satunya dengan

cara memperbaiki sistem penilaian.

Sistem penilaian di Indonesia adalah sistem penilaian berbasis kelas yang

dikaitkan dengan pengertian penilaian sebagai assessment yaitu kegiatan yang

dilakukan untuk memperoleh dan mengekfektifkan informasi tentang hasil belajar

siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar. Untuk itu,

makalah ini akan membahas secara rinci mengenai sistem penilaian, khususnya

sistem penilaian yang berbasis kelas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip- prinsip dan strategi penilaian kelas?

2. Apasajakah ragam penilaian dikelas?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui prinsip- prinsip dan strategi penilaian kelas

2. Untuk mengetahui ragam penilaian kelas

Page 3: Sistem Penilaian

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Prinsip- Prinsip Dan Strategi Penilaian Kelas

1. Pengertian Penilaian Otentik (Authentic Assessment)

Perubahan kurikulum kali ini hendaknya dipahami tida hanya sekedar

penyesuaian substansi materi dan format kurikulum dengan tuntutan

perkembangan, tetapi pergeseran paradigma (paradigm shift) dari pendekatan

pendidikan yang berorientasi masukan (input- oriented education) ke pendekatan

pendidikan berorientasi masukan (countcome- based education). Secara lebih

sederhana, apa yang harus diterapkan sebagai kebijakan kurikuler secara nasional

bergeser dari pertanyaan tentang apa yang harus diajarkan (kurikulum)

kepertanyaan tentang apa yang ingin dikusai anak (standar kompetensi) pada

tingkatan dan jenjang pendidikan tertentu.

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam

mengelola proses pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran

yang terjadi dikelas. Hasil kegiatan peserta didik yang berupa kemampuan

kognitif dan psikomotor ditentukan oleh kondisi afektif peserta didik.

Implikasi dari diterapkannya standar kompetensi dalam proses penilaian yang

dilakukan oleh guru, baikyang bersifat formatif maupun sumatif harus

menggunakan acuan criteria. Untuk itu dalam menerapkan standar kompetensi,

guru harus:

Mengembangkan matriks kompetensi belajar (learning competency

matrix) yang menjamin pengalaman belajar yang terarah.

Mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan (continuous authentic

assessment) yang menjamin pencapaian dan pengusaan kompetensi.

Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang

perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui

berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukan

secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah

benar-benar dikuasai dan dicapai.

Page 4: Sistem Penilaian

Berikut adalah prinsip-prinsip penilaian otentik :

1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses

pembelajaran (a pert of, not apart from instruction).

2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems),

bukan masalah dunia sekolah (school workkind of problems).

3. penilaian harus menggunaan berbagai ukuran, metode dan criteria yang

sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.

4. Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan

pembelajaran (kognitif, efektif, dan sensorimotorik).

2. Tujuan Penilaian Kelas

Tujuan penilaian di kelas oleh guru hendaknya diarahkan pada empat tujuan

berikut.

1) Penelurusan (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses

pembelajaran anak didik tetap sesuai rencana. Guru mengumpulkan

informasi sepanjang semester dan tahun pelajaran melalui berbagai

bentuk penilaian kelas agar memperoleh gambaran tentang pencapaian

kompetensi oleh siswa.

2) Pengecekan (checking- up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-

kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran. Melalui

penilaian kelas, baik yang bersifat formal maupun informal guru

melakukan pengecekan informal guru melakukan pengecekan

kemampuan (kompetensi) apa yang siswa telah kusai dan apa yang

belum dikusai.

3) Pencarian (finding- out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal- hal

yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses

pembelajaran. Guru harus selalu menganalisis dan merefleksikan hasil

penilaian kelas dan mencari hal- hal yang menyebabkan proses

pembelajaran tidak berjalan secara efektif.

Page 5: Sistem Penilaian

4) Penyimpulan (summing- up), yaitu menyimpulkan apakah anak didk

telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum

atau belum. Penyimpulan sangat penting dilakukan guru, khususnya pada

saat guru diminta melaporkan hasil kemajuan belajar anak kepada orang

tua, sekolah atau pihak lain seperti akhir semester atau akhir tahun ajaran

baik dalam bentuk rapor siswa atau bentuk- bntuk lainnya,

(Chittenden,1991).

3. Fungsi Penilaian Kelas

Penilaian kelas yang disusun secara berencana dan sistematis oleh guru

memiliki fungsi motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran dan umpan

balik.

a. Fungsi motivasi, penilaian yang dilakukan guru dikelas benar- benar

mendorong motivasi siswa untuk belajar. Contohnya, memberikan latihan

tugas dan ulangan, agar guru memperoleh gambaran tentang hal- hal yang

sudah dikuasai dan yang belum dikuasai.

b. Fungsi belajar tuntas, penilaian di kelas harus diarahkan untuk memantau

ketuntasan belajar siswa. Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh guru

adalah apakah siswa sudah menguasai kemampuan yang diharapkan, siapa

dari siswa yang belum menguasai kemampuan tertentu, dan tindakan apa

yang harus dilakukan agar siswa akhirnya menguasai kemampuan tersebut.

c. Fungsi sebagai indicator efektifitas pengajaran, disamping untuk memantau

kemampuan belajar siswa, penilaian kelas juga dilakukan untuk melihat

seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil.

d. Fungsi umpan balik, hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan

umpan balik bagi siswa dan guru itu sendiri. Umpan balik hasil penilaian

harus sangat bermanfaat bagi siswa agar siswa mengetahui kelemahan yang

dialaminya dalam mencapai kemampuan yang diharapkandan siswa diminta

untuk melakukan latihan dan atau pengayaan yang dianggap perlu baik

sebagai tugas individu maupun kelompok.

Page 6: Sistem Penilaian

4. Prinsip Penilaian Kelas

Agar penilaian kelas memenuhi tujuan dan fungsi sebagaimana dijelaskan

diatas perlu diperhatikan hal- hal berikut.

a) Mengacu kemampuan ( competency referenced)

penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apaah siswa

telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam

kurikulum. Materi yang dicakup dalam penilaian kelas harus terkait secara

langsung dengan indicator pencapaian kemampuan tersebut. Ruang lingkup

materi penilaian disesuaikan dengan tahappan materi yang telah diajarkan

serta pengalaman belajar siswa yang diberikan. Materi penugasan atau

ulangan harus betul- betul merefleksikan setiap kemampuan yang ditargetkan

untuk dikuasai siswa.

b) Berkelanjutan (Continuous)

penilaian yang dilakukan dikelas oleh guru harus merupakan proses yang

berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru dalam satu semester

dan tahun ajaran.

c) Didaktis

alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupa tes maupun non- tes

harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak (lay out) dan tampilannya

agar siswa menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian.

d) Menggali Informasi

penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan inirmasi yang cukup bagi

guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan metode, tehnik

dan alat penilaian yang tepat sangat menentukan jenis informasi yang ingin

digali dari proses penilaian kelas.

e) Melihat Yang Benar dan Yang Salah

dalam melaksanakan penilaian, guru hendaknya melakukan analisis terhadap

hasil penilaian dan hasil kerja siswa secara seksama untuk melihat adanya

Page 7: Sistem Penilaian

kesalahan secara umum terjadi pada siswa sekaligus melihat hal- hal positif

yang diberikan siswa.

5. Prosedur dan Metode Penilaian

Penilaian kelas yang baik mensyaratkan adanya keterkaitan langsung

dengan aktivitas proses belajar mengajar (PBM). Demikian mula, PBM akan

berjalan efektif apabila didukung oleh penilaian kelas yang efektif oleh guru.

Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Kegiatan

penilaian harus dipahami sebagai kegiatan untuk mengefektifkan proses belajar

mengajar agar sesuai dengan yang diharapkan. Keterkaitan dan keterpaduan

antara penilaian dan PBM dapat digambarkan pada siklus dibawah ini.

RENCANA MENGAJAR

ANALISIS DAN

UMPAN BALIK

Pada gambar diatas tampak jelas bahwa langkah guru yang dilakukan

dalam rangkaian ativitas pengajaran meliputi penyusunan rencana pengajaran,

proses belajar mengjar, penilaian, analisis dan umpan balik. Dalam siklus

pembelajaran, hal pertama yang harus dilakukan guru dalam menyusun rencana

mengajar. Dalam penyusunan rencana mengajar ini hal-hal yang perlu

dipertimbangkan meliputi rincian kompetensi yang harus dicapai siswa, cakupan

dan kedalaman materi, indicator pencapaian kompetensi, pengalaman belajar yang

harus dialami siswa, persyaratan sarana belajar yang diperlukan, dan metode serta

prosedur untuk menilai ketercapaian kompetensi.

Setelah rencana mengajar tersusun dengan baik, guru melekukan kegiatan

belajar mengajar sesuai rencana tersebut. Hal yang paling penting untuk

diperhatikan dalam proses belajar mengjar ini adalah interaksi yang efektif antara

guru, siswa, dan sumber belajar lainnya sehingga menjamin terjadinya

PENILAIAN KELAS

PROYEK

BELAJAR-MENGAJAR

Page 8: Sistem Penilaian

pengalaman belajar yang mengarah ke penguasaan kompetensi oleh siswa. Untuk

mengetahui dengan ketercapaian kompetensi dimaksud, guru harus melakukan

penilaian secara terarah dan terprogram.

Penilaian harus digunakan sebagai proses untuk mengukur dan

menentukan tingkat ketercapaian kompetensi dan sekaligus untuk mengukur

efektivitas proses pembelajaran. Untuk itu, penilaian yang efektif harus di ikuti

oleh kegiatan analisis terhadap hasil penilaian dan merumuskan umpan balik yang

perlu dilakukan dalam perencanaan proses pembelajaran berikutnya. Dengan

demikian, rencana mengajar yang disiapkan guru untuk siklus pembelajaran

berikutnya harus didasarkan pada hasil dan umpan balik penilaian sebelumnya.

Jika ini dilakukan, maka pembelajaran yang dilakukan sepanjang semester dan

tahun pelajaran merupakan rangkaian dari siklus pembelajaran yang saling

bersambung. Pembelajaran secara tuntas dan pencapaian kompetensi akan dapat

dijamin apabila siklus pembelajaran yang satu terkait dengan siklus pembelajaran

berikutnya.

2.2 Ragam Penilaian Kelas

1. Tes Tertulis

Tes Tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun

jawabannya). Dalam menjawab soal tidak selalu harus merespons dalam bentuk

menulis kalimat jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, member

tanda, menggambar grafik, diagram dan sebagainya.

a. Tujuan Penggunaan Tes

mendiagnosa siswa (kekuatan dan kelemahan)

menilai kemampuan siswa (keterampilan dan pengetahuan atau

pemahaman)

member bukti atas kemampuan yang telah dicapai

menyeleksi kemampuan siswa baik secara individu maupun kelompok

monitoring standar pendidikan

b. Fungsi

Page 9: Sistem Penilaian

1. Formatif di kelas/ Classroom formatif assessment

dilakukan saat berlangsungnya proses belajar mengajar

dilaksanakan secara periodic

mencakup semua mata pelajaran yang telah di ajarkan

bertujuan mengetahui keberhasilan atau kegagalan proses belajar mengajar

dapat digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan proses belajar

mengajar

2. Sumatif dikelas/ classroom summative assessment.

Materi yang diujikan meliputi seluruh poo bahasan dan tujuan pengajaran

dalam satu program tahunan atau semesteran

Dilakukan pada akhir program dalam satu tahun atau semester

Bertujuan untuk mengukur keberhasilan peserta didiksecara menyeluruh

Hasil penilaian sumatif digunakan antara lain untuk penentuan kenaikan

kelas, kelulusan sekolah dan sebagainya.

c. Bentuk Instrumen Tes dan Penskorannya

OBYEKTIF

1) Pilihan Ganda

Bentuk soal pilihan ganda dapat dipakai untu menguji penguasaan

kompetensi pada tingkat berfikir rendah seperti pengetahuan (recall) dan

pemahaman, sampai pada tingkat berfikir tinggi seperti aplikasi, analisis,

sintesis dan evaluasi.

Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan option (pilihan jawaban).

Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor).

Pedoman pembuatan tes bentuk pilihan ganda adalah : (a) pokok soal

harus jelas, (b) isi pilihan jawaban homogeny, (c) panjang pilihan jawaban

relative sama, (d) tidak ada petunjuk jawaban benar, (e) hindari penggunaan

pilihan jawaban semua benar atau semua salah, (f) pilihan jawaban angka

diurutkan, (g) semua pilihan jawaban logis, (h) jangan menggunakan

negative ganda, (i) penulisan soal diurutkan ke bawah.

Contoh:

Page 10: Sistem Penilaian

Prinsip muai panjang digunakan pada alat- alat dibawah ini, kecuali….

a. Pemasangan rel kereta api

b. Pemasangan kaca jendela

c. Pembuatan thermometer

d. Pemasangan rel kereta api

e. Kompresor

2) Benar-Salah

Bentuk soal ini memiliki dua kemungkinan jawaban yaitu benar-salah atau

ya dan tidak. Dalam menyusun instrument pertanyaan benar atau salah

harus diusahakan menghindari kata terpenting, selau, tidak pernah, hanya,

sebagian besar dan kata-kata lain yang sejenis, karena dapat

membingungkan peserta tes dalam menjawab. Rumusan butir soal harus

jelas dan pasti benar dan pasti salah. Hindari pernyataan negative seperti

kata ‘bukan’. Contoh soal Benar-Salah yaitu ; penemu neutron adalah James

Chadwick.

3) Menjodohkan

Bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi ini

bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah.

Contoh:

1. Sebuah benda yang bergerak tetap bergerak,

kecuali jika gaya eksternal diberikan kepadanya

2. Tahun 1820, fisikawan Denmark Hans Christian

sedang berbicara kepada siswa tentang

kemungkinan bahwa listrik dan magnet saling

berhubungan.

3. Albert Einstein menggulingkan asumsi-asumsi

dasar tentang waktu dan ruang dengan menjelaskan

bagaimana jam berdetak lebih lambat dan jarak

muncul untuk meregangkan sebagai objek

mendekati kecepatan cahaya

4. Hubungan antara massa sebuah benda (m),

a. relativitas

b. Hukum I newton

c.Elektromagnetisme

d. hukum II newton

e. gravitasi

Page 11: Sistem Penilaian

percepatan (a) dan diterapkan gaya (F) adalah

F = ma

NON-OBYEKTIF

4.) Jawaban Singkat atau Isian Singkat

Tes bentuk jawaban / isian singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong

dengan memberikan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban

salah. yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. Jenis soal

jawaban singkat ini bisa berupa pertanyaan dan melengkapi atau isian.

Penskoran isian singkat dapat dilakukan

Contoh : Benda langit yang jatuh ke bumi disebut……

SOAL URAIAN

5) Uraian Obyektif

Pertanyaan yang bisa digunakan adalah simpulkan , tafsirkan, dan sebagainya.

Langkah untuk membuat tes uraian objektif adalah : (a) menulis soal

berdasarkan indicator pada kisi-kisi, dan (b) mengedit pertanyaan. Untuk

mengedit pertanyaan perlu diperhatikan ; (1) apakah pertanyaan mudah

dimengerti,(2) apakah data yang digunakan benar, (3) apakah tata letak

keseluruhan baik, (4) apakah pemberian skor mudah dan tepat, (5) apakah

kunci jawaban sudah benar, (6) apakah waktu untuk mengerjakan tes cukup.

Penskoran instrument uraian objektif dapat dilakukan dengan menberikan skor

tentukan langkah-langkah dalam menjawab soal.

Contoh soal :

Seorang pembalap akan melewati tikungan jalan yang berjari-jari 80 m

dengan sudut kemiringan 37°. Jika gaya gravitasi 10 ms-2 maka tentukan

kecepatan maksimum pembalab agar tidak tergelincir dari lintasan?

6) Uraian Bebas

Bentuk instrument ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi siswa dalam

semua tingkat ramah kognitif.

Page 12: Sistem Penilaian

Kaidah penulisan instrument untuk uraian bebas adalah : (a) gunakan kata-

kata seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan,hitunglah dan

buktikan ; (b) hindari pertanyaan seperti siapa, apa dan bilamana ;(c) gunakan

bahasa yang baku ; (d) hindari penggunaan kata-kata yang dapat ditafsirkan

ganda ;(e) buat petunjuk mengerjakan soal ; (f) buat kunci jawaban ; dan (g)

buat pedoman penskoran. Untuk memudahkan penskoran dibuat rambu-rambu

jawaban yang akan dijadikan acuan.

Contoh soal :

Jelaskan proses terjadinya hujan!

Pedoman penskoran:

Langkah Kunci jawaban Skor

1

2

3

1. Penguapan

Air di samudra, lautan sungai, kali, parit, bak mandi

mengalami penguapan oleh sinar matahari. Uap air juga

bisa berasal dari transpirasi tumbuhan dan hewan, juga

manusia.

2. Kondensasi

Uap air ini selanjutnya terkumpul di udara lalu

mengalami kondensasi (pemadatan. Dari hasil

kondensasi ini kita bisa melihat awan. Awan-awan itu

akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan

hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal.

Gerakan angin vertikal ke atas menyebabkan awan

bergumpal. Gerakan angin tersebut menyebabkan

gumpalan awan semakin membesar dan saling

bertindih-tindih. Akhirnya gumpalan awan berhasil

mencapai atmosfir yang bersuhu lebih dingin. Di sinilah

butiran-butiran air dan es mulai terbentuk.

3. Presipitasi

3

4

Page 13: Sistem Penilaian

Lama-kelamaan angin tidak dapat lagi menopang

beratnya awan dan akhirnya awan yang sudah berisi air

ini mengalami presipitasi atau proses jatuhnya hujan air,

hujan es dan sebagainya ke bumi

3

Skor max 10

Jika nilai yang dicapai oleh siswa kurang dari 7 berarti siswa masih belum

berhasil menjelaskan proses terjadinya hujan.

7) Pertanyaan Lisan

Penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola kontinum 0 s.d. 10

atau 0 s.d. 100. Untuk memudahkan penskoran, dibuat rambu-rambu yang akan

dijadikan acuan. Contoh soal : Sebutkan bunyi hukum II newton!

2 Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

Performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas

dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman

dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam

berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa performance assessment

adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes mendemonstrasikan dan

menaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks dengan criteria

yang diinginkan.

a. Langkah-langkah penilaian kinerja

1. Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang

diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang

terbaik.

2. Menuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan

diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir

(output) yang terbaik.

Page 14: Sistem Penilaian

3. Membuat criteria-kriteria kemampuan yang akan diukur jangan

terlalubanyak sehingga semua criteria tersebut dapat diobservasi selama

siswa melaksanakan tugas.

4. Mendefinisikan criteria-kriteria kemampuan yang akan diukur

berdasarkan urutan yang dapat diamati (observable) atau karakteristik

produk yang dihasilkan.

5. Urutkan criteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan

urutan yang dapat diamati.

6. Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan criteria-kriteria

kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.

b. Metode yang dapat digunakan

1) Metode holistic, digunakan apabila para penskor (rater) hanya

memberikan satu buah skor atau nilai (single rating) berdasarkan

penilaian mereka secara keseluruhan dari hasil kinerja peserta.

2) Metode analytic, para penskor memberikan penilaian (skor) pada

berbagai aspek yang berbeda yang berhubungan dengan kinerja yang

dinilai. Dapat menggunakan checklist dan rating scale

3. Penilaian Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan atu berkas pilihan yang dapat memberikan

informasi bagi suatu penilaian.

a. Tujuan Portofolio

Tujuannya ditetapkan berdasarkan apa yang harus dikerjakan dan siapa

yang akan menggunakan jenis portofolio. Dalam penilaian kelas,

portofolio dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, antara

lain:

Menghargai perkembangan yang dialami siswa

Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung

Member perhatian dan prestasi kerja siswa yang terbaik

Page 15: Sistem Penilaian

Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan

eksperimentasi

Meningkatkan efektifitas proses pengajaran

Bertukar informasi dengan orang tua /wali siswa dan guru lain

Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif

pada siswa

Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri dan

membantu siswa dalam merumuskan tujuan

b. Prinsip Portofolio

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman

dalam menggunakan portofolio di sekolah, antara lain :

Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa

Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara guru dan siswa

Milik bersama (join ownership) antar siswa dan guru

Kepuasan (satisfaction)

Kesesuaian (relevance)

Penilaian proses dan akhir

c. Metode Portofolio

Pengorganisasian dalam penilaian portofolio adalah hal yang sangat

penting. Terdapat beberapa cara portofolio, tetapi semuanya mengandung

tiga hal yang penting, yaitu : (1) pengumpulan (storing), Pemilihan

(sorting), dan penetapan (dating) dari suatu tugas ( task).

Menurut Nitko (2000), secara umum penilaian portofolio dapat

dibedakan menjadi lima bentuk, yaitu portofolio ideal (ideal portofolio),

portofolio penampilan ( show portofolio), portofolio dokumentasi

documentary portofolio), portofolio evaluasi (evaluation portofolio) dan

portofolio kelas ( classroom portofolio).

Karakteristik perubahan portofolio siswa dari waktu ke waktu akan

merefleksikan perubahan penting dalam suatu kemampuan intelektual

Page 16: Sistem Penilaian

siswa. Walaupun hasil portofolio bergantung pada penampilan

(performance) siswa, untuk membedakan penilaian penampilan minimal

terdapat empat aspek penting, yaitu :

Portofolio memiliki kinerja siswa di kelas untuk mencapai

kondisi standart yang diperlukan

Portofolio menunjukkan kesempatan ganda bagi siswa untuk

mendemonstrasikan kompetensinya

Portofolio selalu menunjukkan perbedaan bentuk dari tugas yang

diberikan dan sampel portofolio adalah suatu hasil dari usaha

lanjut untuk memperbaiki hasil dan proses yang telah dikerjakan

siswa.

d. Pedoman Penerapan Penilaian Portofolio

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh guru

dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah sebagai berikut :

1) Memastikan bahwa siswa memiliki berkas portofolio

Menentukan bentuk dokumen atau hasil pekerjaan yang perlu

dikumpulkan

Siswa mengumpulkan dan menyimpan dokumen dan hasil

pekerjaannya.

Menentukan criteria penilaian yang digunakan

Mengharuskan siswa menilai hasil pekerjaannya sendiri secara

berkelanjutan.

Menentukan waktu dan menyelenggarakan pertemuan portofolio

Melibatkan orangtua dalam proses penilaian portofolio.

2) Bahan Penelitian

Hal- hal yang dapat dijadikan sebagai bahan penilai portofolio di

sekolah antara lain sebagai berikut :

Penghargaan tertulis

Penghargaan lisan

Page 17: Sistem Penilaian

Hasil kerja biasa dan hasil pelaksanaan tugas-tugas oleh siswa

Daftar ringkasan hasil pekerjaan

Catatan sebagai hasil pekerjaan

Catatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok

Ontoh hasil pekerjaan

Catatan / laporan dari pihak yang relevan

Daftar kehadiran

Hasil ujian / tes

Presentase tugas yang telah selesai dikerjakan

Catatan tentang peringatan yang diberikan guru manakala siswa

melakukan kesalahan

e. Contoh Penilaian Portofolio

Contoh tugas portofolio :

1) Siswa diminta membuat rancangan pengamatan (dibantu dengan

lembar kerja dari guru) mengenai materi-materi selama satu

semester yang akan diberlakukan eksperimentasi

2) Melakukan kegiatan eksperimentasi sesuai dengan alokasi

waktu pokok bahasan dengan yang direncanakan

3) Membuat suatu hasil pengamatan perpokok bahasan yang

dieksperimenkan dan mencari tentang factor-faktor yang

berpengaruh terhadap percobaanya

4) Siswa diminta melakukan diskusi tentang hasil percobaan dan

mengambil suatu generalisasi dari hasil percobaan tersebut

Untuk menetapkan skor tugas portofolio, ada beberapa langkah

yang perlu dilakukan antara lain :

a) Buatlah kerangka konseptual berupa criteria tentang tingkatan kualitas

menggambarkan materi dan proses penampilan yang akan dinilai.

b) Kembangkan rincian pedoman yang menggambarkan urut-urutan materi

dan proses dari awal sampai akhir.

Page 18: Sistem Penilaian

c) Kembangkan cara penskoran secara umum yang sesuai dengan pedoman

terperinci dan terfokus pada aspek-aspek penting menyangkut materi dan

proses untuk dinilai melalui tugas-tugas yang berbeda. Pedoman umum

ini akan digunakan untuk mengembangkan pedoman khusus.

Kembangkan cara penskoran secara khusus untuk penampilan tugas-tugas

yang juga bersifat khusus. Misalnya :

Nama siswa :……………….

Tanggal :………………

No Aspek yang Dinilai Portofolio ke

1 2 3

1 Latar belakang masalah/pendahuluan

2 Kajian pustaka

3 Ketajaman pembahasan/ analisis

4 Penyimpulan/ penutup

5 Tata tulis dan bahasa

Skor total

Contoh lain, Bentuk Instrumen dan Penskoran Portofolio

4. Penilaian Proyek

a. Konsep Penilaian Proyek

Yang dimaksud dengan proyek adalah tugas yang harus

diselasaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas trsebut

berupa investigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian,

pengevaluasian, hingga penyajian data. Proyek juga dapat

memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa

pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam

mengaplikasikan pengetahuan, dak kemampuan siswa

untukmengkomunikasikan informasi.

Dalam kurikulum, hasil belajar dapat dinilai ketika siswa sedang

melakukan proses suatu proyek, misalnya pada saat:

Page 19: Sistem Penilaian

Merencanakan dan mengorganisasika investigasi

Bekerja dalam tim, dan

Arahan diri

b. Konteks dan Tujuan Penilaian Proyek

Dikelas, guru mungkin menekankan penilaian proyek pada

prosesnya dan menggunakannya sebagai sarana untuk

mengembangkan dan memonitar keterampilan siswa dalam

merencanakan, menyelidiki, dan menganalisis proyek. Dalam

konteks ini, siswa dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan

pada suatu topic, memformulasikan pertanyaan dan menyelidiki

topi tersebut melalui bacaan dan wawancara. Kegiatan mereka

kemudian dapat digunakan untuk menilai kemampuannya dalam

hal bekerja independen/ kelompok.

c. Perencanaan Penilaian Proyek

Dalam perencanaan penilaian proyek terdapat terdapat tiga hal

yang perlu dipertimbangkan:

Kemempuan pengelolaan, jika sisa diberikan kebebasan yang

luas, mereka akan mendapatkan kesulitan dalam memilih topic

yang tepat. Mereka mungkin memilih topic yang tepat. Mereka

mungkin memilih topic yang terlalu luassehingga sediit

informasi yang dapat ditemukan. Mereka mungkin juga kurang

tepat untuk memperkirakan waktu penulisan laporan.

Relevansi, guru harus mempertimbangkan pengetahuan,

eterampilan, dan pemahaman pada pembelajaran agar proyek

dijadikan sebagai sumber bukti.

SumatifPenekanan pada

produk

Formatif/ diagnostic penekanan pada

proses

tujuan

Page 20: Sistem Penilaian

Keaslian, guru perlu mempertimbangkan seberapa besar

petunjuk atau dukungan yang telah diberikan pada siswa.

d. Judging Proyek

Metode judgement

Proyek dapat dinilai secara holistic maupun analitik pada proses

maupun produknya. Secara holistic, nilai tunggal mencerminkan

kesan umum, sedangkan analitik , nilai diberikan pada beberapa

aspek

Keterbandingan judgement

Di kelas, keterbandingan nilai proyek tidaklah begitu penting.

Akan tetapi guru harus tetap yakin bahwa nilainya dapat

dimengerti siswa. Pada situasi yang memiliki resiko tinggi, nilai

diberikan oleh penilai yang berbeda. Kekonsistenan nilai perlu

diperhatikan. Bila siswa dapat memilih topic yang berbeda, maka

standart penilaian pada topic yang berbeda tersebut harus

dispesifikasikan.

e. Estimasi dan Pelaporan Prestasi

Penilaian proyek merupakan salah satu bukti untuk ditempatkan

pada peta kemajuan belajar siswa. Nilainya dapat dilakukan secara

subjektif maupun objektif.

Secara subjektif, bila hal ini dilakukan , bukti nilai yang tersedia

dapat menunjukkan hubungan yang lemah pada peta kemajuan

belajar.

Secara objektif, lokasi siswa pada peta kemajuan belajar dapat

ditempatkan relative dengan tepat.

f. Contoh Penilaian Proyek

Page 21: Sistem Penilaian

Materi : koperasi sekolah, cara pengelolaan dan dampaknya bagi

sekolah.

Perancangan Kegiatan :

Observasi ke beberapa koperasi sekolah

Talk show bersama ahli (expert) dari bidang perkoperasian ,

pengelola koperasi dan anggota koperasi. Pembuatan laporan atau

makalah dari kegiatan observasi. (sedikit ceramah, percakapan

antara guru-nara sumber. Dan diakhiri dengan dialog interaktif

dengan siswa).

Pembuatan laporan atau makalah dari kegiatan observasi. Format

dibuat oleh guru dan dapat dikembangkan lebih luas lagi oleh

siswa.

Mengadakan diskusi panel di dalam kelas yang dimoderatori oleh

guru tentang koperasi makalah yang telah disusun berdasarkan

hasil observasi tersebut.

Penilaian dilakukan terhadap :

Keaktifan pada saat mengikuti talk show

Makalah yang dibuat

Aktivitas dalam diskusi panel

5. Penilaian Hasil Kerja (Product Assessment)

Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap keterampilan

siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk

tersebut. Terdapat dua tahapan penilaian yaitu : Pertama, penilaian tentang

pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa. Kedua,

penilaian tentang kualitas teknis maupun estetik hasil karya/ kerja siswa.

Hasil kerja dapat berupa produk kerja siswa yang bisa saja terbuat dari kain,

kertas, metal, kayu, plastic, keramik, dan hasil karya seni seperti lukisan,

gambar, dan patung. Hasil kerja yang berupa aransemen music , koreografi,

karya sastra tidak termasuk hasil kerja yang dimaksud disini.

Page 22: Sistem Penilaian

a. Tahapan dalam Membuat Suatu Hasil Kerja

Tiga tahapan yang harus diperhatikan yaitu tahap perencanaan atau

perancangan, tahap produksi, dan tahap akhir. Semua harus dilakukan oleh siswa

meskipun terdiri atas beberapa tahap yang bebbedatetapi semua itu merupakan

suatu proses yang padu. Berhubung ketiga tahap itu merupakan proses yang padu.

Berhubung ketiga tahap itu merupakan proses yang padu , maka guru bisa saja

melakukan penilaian tentang kemampuan kerja siswa dalam memilih teknik kerja

pada tahap produksi dan tahap akhir.

1) Tujuan Dilakukannya Penilaian Hasil Kerja

Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi

kekeliruan dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian. Penilaian hasil

kerja biasa digunakan guru untuk :

Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum

mempelajari keterampilan berikutnya.

Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir

jenjang / kelas di sekolah kejuruan.

Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan

kejuruan.

2) Perencanaan dalam Menilai Hasil Kerja Siswa

Ketika menentukan penilaian hasil kerja, guru harus memperhatikan

standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Diperlukan beberapa

criteria untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kompetensi siswa.

Berikut ini criteria yang dapat digunakan untuk menentukan hasil kerja yang

akan dipilih guru untuk penilaian.

a) Relevan dan mewakili kompetensi yang diukur

Page 23: Sistem Penilaian

Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan

dengan kompetensi yang diukur. Penilaian didasarkan pada seluruh aspek

kompetensi, bukan pada salah satu aspek saja. Karena itulah hasil kerja siswa

harus relevan dengan kompetensi yang diukur. Strategi yang dapat dilakukan

untuk memastikan relevansi dan lingkup hasil kerja adalah :

Penetapan kompetensi yang akan diukur. Perlu diingat pada waktu

memberikan tugas kepada siswa sebaiknya tugas tersebut tidak hanya

memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi yang diukur tetapi

juga memungkinkan siswa untuk dapat menunjukkan kompetensi setingkat

diatasnya dan kompetensi setingkat di bawahnya.

Penyusunan tahapan dalam pengerjaan hasil kerja ( dalam tahap

perencanaan, produksi, dan akhir)

b) Jumlah dan objektivitas hasil kerja

Untuk memperoleh penilaian hasil kerja yang handal biasanya digunakan

portofolio kerja siswa. Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk

masing-masing kompetensi maka kesimpulan yang dihasilkan akan

semakin handal. Penilaian hasil kerja yang objektif adalah penilaian yang

tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak

dipengaruhi oleh guru yang menilai.

3) Pengelolaan Hasil Kerja

Guru mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil penilaian

secara sistematis dengan memperhatikan spesifikasi tugas sebagai berikut :

Batasan perencanaan / perancangan . batasan diberikan untuk membantu

siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan

diperlukan untuk mempermudah guru menilai keterampilan atau

kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.

Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempermudah guru

menilai keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.

Page 24: Sistem Penilaian

Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat

suatu hasil kerja . hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri

pada langkah-langkah yang akan dinilai.

Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat

suatu hasil kerja. Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri

pada langkah-langkah yang akan dinilai.

Menyusun criteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek

kompetensi, langkah , kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara

eksplisit disertai nilainya.

4) Penilaian dan Pencatatan Hasil Kerja Siswa

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengelola hasil kerja

siswa, diantaranya adalah sebagai berikut :

Anekdotal, merupakan catatan yang dibuat guru selama melakukan

pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar disebut

anekdotal. Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat kompetensi

yang belum terlihat pada hasil kerja siswa, seperti kemampuan siswa untuk

kerjasama, dan kemampuan siswa menggunakan peralatan secara aman.

Skala Penilaian Analitis, penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa

aspek pada hasil kerja siswa dilihat dari berbagai perspektif atau criteria

disebut skala penilaian analitis. Skala ini digunakan untuk menilai

kemampuan pada tahap perencanaan/ perancangan dan tahap akhir. Pada

kedua tahap tersebut guru dapat menilai desain atau hasil kerja siswa dari

berbagai perspektif atau criteria . untuk setiap keterampilan yang diukur,

ditentukan beberapa kriteri. Untuk setiap keterampilan yang diukur,

ditentukan beberapa criteria yang harus dipenuhi.

Skala Penilaian Holistik, merupakan penilaian terhadap hasil kerja siswa

secara keseluruhan disebut skala penilaian holistic. Skala ini digunakan

untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian terhadap kualitas hasil

kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi

hasil kerjanya.

Page 25: Sistem Penilaian

5) Contoh Penilaian Hasil Kerja Siswa (Product Assessment)

Ada beberapa model untuk mencatat anekdotal yaitu dengan model kartu,

model catatan pada computer, lembar catatan hasil observasi , catatan tentang

siswa di kelas. Guru keterampilan menggunakan model observasi dalam mencatat

kompetensi siswa untuk merancang ,membuat dan menilai hasil kerja.

6. Penilaian Sikap

Manusia mempunyai sifat bawaan , misalnya : kecerdasan, temperamen , dan

sebagainya . factor-faktor ini member pengaruh terhadap pembentukan sikap

(Olson & Zanna, 1993) selain itu, manusia juga mempengaruhi sikap warisan,

yang terbentuk dengan kuat dalam keluarga. Misalnya sentimen golongan,

keagamaan, dan sebagainya. Namun secara umum, para pakar psikologi social

berpendapat bahwa sikap manusia terbentuk melalui proses pembelajaran dan

pengalaman.

Menurut Klausemeier (1985), ada tiga model belajar dalam rangka

pembentukan sikap. Model-model ini sesuai dengan kepentingan penerapan dalam

dunia pendidikan. Tiga model tersebut.

Mengamati dan meniru, pembelajaran model ini berlangsung pengamatandan

peniruan melaui model (learning through modeling). Tingkah laku manusia

dipelajari dengan mengamati dan meniru tingkah laku atau perbuatan orang

lain terutama orang-orang yang berpengaruh.

Menerima penguatan , penguatan dapat berupa ganjaran (penguatan positif)

dan dapat berupa penguatan hukuman (penguatan negative). Dalam proses

pendidikan , guru atau orang tua dapat memberikan ganjaran berupa pujian

atau hadiah kepada anak yang berbuat sesuai dengan nilai-nilai tertentu. Dari

waktu ke waktu respon yang diberi ganjaran tersebut akan bertambah kuat.

Menerima informasi verbal, informasi tentang berbagai hal dapat diperoleh

melalui lisan atau tulisan. Informasi tentang obyek tertentu yang diperoleh

oleh seseorang akan mempengaruhi pembentukan sikapnya terhadap objek

yang bersangkutan.

Page 26: Sistem Penilaian

a. Sikap dan Objek Sikap yang Perlu Dinilai

Dalam kegiatan pembelajaran, penilaian terhadap siap selain bermanfaat

untuk mengetahui factor-faktor psikologis yang mempengaruhi pembelajaran,

berguna juga sebagai feedback pengembangan pembelajaran.

Secara umum, penilaian sikap dalam berbagai mata pelajaran dapat dilakukan

berkaitan dengan berbagai objek sikap sebagai berikut :

Sikap terhadap mata pelajaran.

Sikap guru terhadap mata pelajaran.

Sikap terhadap proses pembelajaran.

Sikap terhadap materi dari pokok-pokok bahasan yang ada.

Sikap berhubungan dengan nilai-nilai tertentu yang ingin ditanamkan dalam

diri siswa melalui materi tertentu.

Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum.

b. Tindak Lanjut

Hasil penilaian sikap perlu dimanfaatkan dan ditindaklanjuti . hasil

pengukuran dan penilaian sikap siswa dalam kelas, tujuan utamanya bukanlah

untuk dilaporkan dalam bentuk angka, seperti nilai penguasaan pengetahuan

(domain kognitif) atau keterampilan (domain psikomotor). Manfaat utama

pengukuran dan penilaian sikap adalah untuk memperoleh masukan atau umpan

balik bagi peningkatan profesionalisme guru, perbaikan proses pembelajaran dan

pembinaan sikap siswa. Secara terperinci, hasil pengukuran dan penilaian sikap

dalam kelas dapat dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut :

Pembinaan sikap siswa, baik secara pribadi maupun klasikal, perlu

memperhatikan teori pembentukan dan perubahan sikap. Sebagian dari teori

itu telah dijelaskan pada bagian awal dari naskah pedoman ini.

Perbaikan proses pembelajaran, misalnya secara umumatau mata pelajaran

tertentu, ada kemungkinan siswa belum dapat menyerap dengan benar materi

pelajaran dan belum dapat memahami dengan benar konsep-konsepnya. Oleh

karena itu, siswa belum dapat mempersepsikan dengan benar tentang objek

Page 27: Sistem Penilaian

sikap pokok bahasan atau mata pelajaran sebagai yang dinyatakan, sehingga

member respon negative dalam member jawaban. Dalam hal ini, guru perlu

mengkaji lebih mendalam dan mungkin perlu memberikan perhatian khusus

dan penekanan-penekanantertentu dalam proses pembelajaran.

Peningkatan profesionalitas guru. Hasil pengukuran dan penilaian sikap dapat

dimanfaatkan pula dalam rangka pembinaan profesionalisme guru.

Berdasarkan hasil pengukuran dan penilaian sikap, guru dapat memperoleh

informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berdasarkan

persepsi siswa. Informasi tersebut dapat bermanfaat dalam rangka melakukan

upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas probadi dan kemampuan

professional guru.

c. Cara-cara Menilai Perilaku

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara-cara tersebut

antara lain : observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan

penggunaan skala sikap.observasi perilaku dapat dilakukan dengan menggunakan

buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan siswa selama di

sekolah ( Critical incident record ). Pertanyaan langsung dilakukan dengan

menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu

hal. Berdasarkan jawaban dan reaksi yang tampil dari seseorang dalam memberi

jawaban dapat dipahami sikap orang itu terhadap sikap tertentu.

Penggunaan skala sikap mengambil dari teknik-teknik yang telah

dikembangkan , namun yang paling praktis dan murah diimplementasikan adalah

Skala Diferensiasi Semantik ( Semantic Differential Technique ). Teknik ini dapat

digunakan pada berbagai bidang , dan teknik ini sederhana dan mudah

diimplementasikan dalam pengukuran dan skala di setiap kelas. Langkah-langkah

pengembangan skala dengan teknik ini sebagai berikut :

Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan skalanya, misalnya “Mata

Pelajaran Agama Islam”

Page 28: Sistem Penilaian

Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan

objek penilaian sikap. Misalnya menarik; penting; menyenangkan; mudah

dipelajari; dan sebagainya.

Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala

Menentukan rentang skala pasangan dan pengskorannya

d. Contoh Penilaian Sikap

Contohnya skala sikap terhadap kegiatan Ramadhan di sekolah.

No Pernyataan Pilihan Sikap

SS S N TS STS

1 Kegiatan di sekolah pada bulan Ramadhan

perlu dilakukan

2 Usaha pengaktifan kegiatan Ramadhan

merupakan usaha yang kurang

menyenangkan

3 Kegiatan Ramadhan perlu didukung oleh

guru dan orang tua murid

4 Kegiatan Ramadhan diselenggarakan untuk

mengisi waktu luang

5 Dst.

7. Penilaian Diri (Self Assesment)

Penilaian diri di tingkat kelas kelas (PDK) atau Classroom Self Assesment (CSA)

adalah penilaian yang dlakukan sendiri oleh guru atau siswa yang bersangkutan

untuk kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di tingkat kelas.

Penerapan konsep PDK adalah sejalan dengan penerapan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) yang menerapkan penilaian berbasis kelas atau Classroom

Based Assessment. Hasil PDK merupakan masukan baru guru di kelas dan bagi

Page 29: Sistem Penilaian

pimpinan sekolah untuk meningkatkan kinerja semua staf dan guru-guru di

sekolah di masa datang.

a. Ciri Penilaian Diri

Termotivasi sendiri, sekolah melihat PDK sebagai upaya untuk mengenal

kekuatan dan kekurangan diri. Karena guru dan siswa mengenal kekuatan dan

kelemahannya, diperlukan usaha perencanaan untuk melakukan perbaikan

kegiatan pengajaran dan pembelajaran di masa yang akan datang. Bila guru

dan siswa termotivasi sendiri, maka hasil PDK akan objektif dan dilakukan

bukan karena desakan dari luar.

Adanya komitmen kepala sekolah. Bila PDK dipersepsi sebagai bagian dari

perencanaan sekolah, maka pimpinan sekolah, staf dan guru-guru serta siswa

akan sungguh-sungguh melaksanakan PDK. Sebaliknya, bila pimpinanan

sekolah tidak meyakini manfaat PDK, mustahil kegiatan PDK akan berjalan

dengan baik.

Tersosialisasi dengan baik. Pentingnya penyelenggaraan PDK harus diyakini

oleh semua pengelola sekolah karena PDK menyangkut kinerja sekolah. Bila

tersosialisasi dengan baik, semua pihak akan mendukung pelaksanaan PDK,

sehingga data yang terkumpul diharapkan dapat diolah secara cermat dan

hasilnya mampu melakukan kegiatan PBM.

Berlangsung berkesinambungan. PDK disadari sebagai bagian dari

manajemen sekolah yang berlangsung secara berkesinambungan dalam

kerangka pengelolaan kegiatan PBM yang bermutu oleh peningkatan mutu

sekolah.

Transparansi. Pengungkapan hasil PDK dimungkinkan terjadi mekanisme

cross-check bagi data yang dikumpulkan. Transparansi dapat dicapai jika

semua pihak perlu mengenali diri sendiri sebelum merencanakan kegiatan di

masa datang.

Page 30: Sistem Penilaian

b. Kriteria Penilaian Diri

Kriteria penilaian diri meliputi : (1) isi materi yang diajarkan, (2) presentasi

apa yang telah diajarkan, dan (3) kerjasama di antara pimpinan sekolah, guru, dan

siswa. Criteria isi materi yang diajarkan melaui sejauh mana guru menarik

perhatian siswa terhadap apa yang diajarkan di kelas dan member pengaruh

terhadap orang tua siswa dan lingkungan apa yang terjadi di luar kelas. Guru

dapat menilai dirinya sendiri berdasarkan perhatian dan keberhasilan siswa.

Presentasi apa yang telah diajarkan oleh guru memiliki kualitas akademik,

sehingga siswa dapat mempercayai informasi guru untuk diketahui siswa lebih

lanjut terhadap pengembangan kemampuan diri siswa lebih lanjut terhadap

pengembangan kemampuan diri siswa. Kualitas presentasi siswa member cirri

keberhasilan siswa sehingga siswa dapat mengetahui, menilai, dan memperbaiki

dirinya berdasarkan penilaian dari gurunya.

c. Contoh Penilaian Diri

Berikut contoh penilaian diri guru dan siswa.

Formasi Penilaian Diri Guru Fisika

Nama Guru :…………………………………1. Tujuan saya menjadi guru fisika pada awalnya………………………….2. Pada satu semester ini, saya merasakan suasana yan berbeda

tentang………………………3. Keinginan saya adalah membuat bidang studi fisika yang saya ajarkan menjadi

pelajaran yang…………………………………4. Hal-hal menakjubkan yang berpengaruh besar pada saya di sekolah

adalah……………..5. Pada tahun ini, sikap para siswa……………………………..6. Saya belajar dari anak-anak tentang………………………………………..7. Menurut saya, kurikulum mata pelajaran fisika yang saya sajikan mengalami

…………………….. karena………………………………8. Dengan kurikulum yang sekarang, pengaruhnya pada kegiatan saya

mengajar………………………………….

Page 31: Sistem Penilaian

TABEL 5

Contoh Format Penilaian Konsep Diri Siswa

No Pernyataan Alternative

Ya Tidak

1 Saya sulit mengikuti pelajaran fisika

2 Saya sulit memahami konsep fisika

3 Saya sulit mengikuti pelajaran fisika tentang

listrik

4 Saya sulit untuk menganalisis permasalahan

sehari- hari kaitannya dengan fisika

5 Saya belum bisa melaksanakan semua tugas-

tugas dalam mata pelajaran fisika

6 Saya suka mendalami fisika di luar jam

pelajaran sekolah

Formasi Penilaian Diri SiswaDalam Mata Pelajaran Fisika

Nama Siswa :…………………………………Hari :………………………………1. Yang membuat saya mempelajari fisika yaitu…………………2. Terhadap pelajaran Fisika, saya…………………………….3. Tujuan mempelajari atau memahami fisika

adalah……………………………………………….4. Menurut saya, fisika merupakan mata pelajaran

yang……………………………5. Semester ini, pokok bahasan yang paling sukai dari fisika

adalah…………………………………….6. Terakhir saya melakukan kegiatan praktek pada pelajaran

fisika…………………………7. Cara-cara yang telah saya lakukan untuk mempelajari fisika

adalah………………………8. Lebih baik jika saya harus mempelajari sains dengan cara……………………..

Page 32: Sistem Penilaian

7 Saya selalu berusaha menyenangi mata

pelajaran fisika

8 Saya membutuhkan waktu lama untuk belajar

fisika

9 Saya……………….dst.

8. Peta Perkembangan Hasil Belajar

Laporan hasil belajar yang dibuat dalam bentuk garis continuum (grafik

perkembangan) yang memuat deskripsi dan uraian perkembangan kemampuan

atau kompetensi hasil belajar siswa dinamakan peta perkembangan hasil belajar.

Dari peta tersebut dapat dipahami bahwa perkembangan kemajuan siswa bersifat

multidimensional, yaitu kemajuan atau perkembangan belajar siswa dalam semua

bidang studi secara simultan.

a. Tujuan peta perkembangn Hasil Belajar

Tujuannya:

Acuan guru dalam memantau perkembangan belajar siswa. Suatu

kemampuan, kita perlu mengkaji terlebih dahulu:apakah kemampuan tersebut

sudah di dukung oleh data yang memadai; apakah kemampuan tersebut

merupakan kemampuan yang kompleks untuk di jadikan tolak ukur

keberhasilkn siswa; apakah penggunaan alat ukur yang berbeda akan

diperoleh kesimpulan kemampuan yang berbeda.

Acuan guru dalam mengestimasi tingkat keberhasilan (pencapaian

pengetahuan) siswa: estimasi ini didasarkan ada bukti yang berupa nilai tugas

atau ulangan siswa. Dalam melakukan estimasi, guru harus memperhatikan

kualitas dan akurasi bukti tersebut. Estimasi didasarkan pada data siswa yang

paling akurat. Perlu diketahui bahwa tinkat keberhasilan siswa disini hanya

berdasar estimasi, tidak bias menunjukkan tingkat keberhasilan belajar siswa

secara pasti.

Hal utama yang harus ada pada peta perkembangan siswa adalah deskripsi

tentang kemampuan/kompetensi/keterampilan siswa yang dikembangkan

Page 33: Sistem Penilaian

dalam kegiatan belajar mengajar dan disertai dengan contoh-contoh tugas

atau hasil kerja siswa yang menggambarkan kemampuan tersebut. Deskripsi

kemampuan yang terdapat pada peta kemajuan belajar tersebut biasanya

disebut sebagai hasil, deskripsi atau indicator.

b. Penentuan Skala Lokasi Pada Peta

Skala lokasi pada peta ditujukan untuk menentukan posisi kemampuan

siswa pada sebuah garis kontinum. Skala lokasi ini akan mempermudah guru

dalam menentukan tingkat pencapaian dan memonitor perkembangan belajar

siswa. Sebenarnya ada sejumlh pendekatan dalam menetapkan lokasi pada

peta kemjuan belajar, tetapi disini hanya di uraikan tiga pendekatan saja.

Kalibrasi perilaku

Kalibrasi perilaku biasnya dilakukan dengan tekhnik item respon, yaitu

membuat skala lokasi kemampuan berdasar perilaku siswa yang dapat di

amati. Penentuan skalanya dapat dilakukan dengan menempatkan

kemampuan yang paling banyak muncul pada kelompok tertentu diltakkan

pada skala lokasi yang terbaik, sedangkan perilaku kemampuan yang paling

sedikit muncul pada kelompok etrsebut diletakkan pada lokasi teratas.

Pembagian dalam level kemampuan

Skala lokasi pada peta kemajuan belajar siswa dapat ditetapkan dengan

membuat jenjang/tingkat kemampuan. Jumlah level pada peta tidak pasti

tetapi lebih didasarkan pada kesepakatan. Model ini akan mempermudah guru

dalam mendeskripsikan kemampuan beajar siswa. Penentuan jenjang bias

dalam bentuk angka, misalnya angka 1 sampai 8.

Penggunaan Skala Numerik (Nilai)

Kedua pendekatan sebelumnya dapat dilengkapi dengan skala numeric.

Pemberian nilai pada garis kontinum harus menunjukkan jarak yang sama

antar nilai. Jadi misalnya perbedaan jarak kemampuan antara nilai 10-20

harus sama dengan nilai 80-90, yang berarti perbedaan jarak kemampuan

antar nilai 10-20 harus sama dengan perbedaan jarak kemampun antar nilai

80-90.

Page 34: Sistem Penilaian

c. Langkah Penyusunan Peta Kemajuan Hasil Belajar

Menentukan jenis kemampuan, keterampilan, yang ada pada area

pembelajaran. Mengukur kemampuan tersebut apakah memadai dan cukup

kompleks sebagi olak ukur keberhasilan belajar siswa, apakah dengan tolak

ukur yang berbeda diperoleh kemampuan siswa yang berbeda.

Membuat tahapan hasil belajar yang menunjukkan adanya perkembangan

belajar.

Merevesi peda kemampuan belajar.

Melengkapi peta kemampuan belajar. Dapat di lakukan dengan member

penjelsan secara rinci kemampuan pada peta dan mengisi tahapan

kemampuan yang masih kosong.

Penetapan patokan. Tingkat keberhasilan dapat di tentukan secara komparatif

(patokan atau acuan norma) dn absolute. Patokan secara komparatif

ditetapkan berdasarkn prestasi siswadalam suatu kelompok. Patokan absolut

di tetapkan sebagai level kemampuan yang menjadi batas pada konteks

tertentu. (untuk lebih jelas lihat lampiran 3 halaman 273-274).

Contoh peta kemajuan hasil belajar

Penyusunan peta menggunakan dua pendekatan:

Pendekatan buttom-up

Langkahnya dengan menyusun tahapan pengetahuan, keterampilan,

pemahaman yang di dasarkan pada hasil oservasi dan penilaian atas sampel

tugas siswa. Hasil tugas siswa yang diobservasi biasanya masih terbatas .

tahapan tersebut disempurnakan dengan mengguakan sampl tugas yang

banyak.

Pendekatan Top Down

Langkahnya dengan meminta guru dan ahli bidag studi untuk munyusun

tahapan pegetahuan, keerampilan, dari kemampuan yang di ukur. Dan

menyempurnakan tahapan yang di susun guru denga cara mengujikan secara

empiris pada siswa.

Page 35: Sistem Penilaian

9. Analisis Instrumen

Suatu instrument hendaknya dianalisis sebelum digunakan. Ada suatu

model analisisyang dapat dilakukan, yaitu analisis kualitatif dan kkuantitatif.

Analisis kualitatif adalah analisis yang dilkukan oleh teman sejawat dalam

rumpun keahlian yang sama. Tujuannya adalah untuk menilai materi, konstruksi,

dan apakah bahasan yang digunakan sudah memenuhi pedoman dan bias

dipahami oleh siswa.

Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menguji cobakan instrument

yang telah dianalisis secara kualiatif kepada sejumlahsiswa yang memiliki

karakteristik sama dengan siswa yang akan di uji dengan instrument tersebut.

Jawaban hasil uji coba itu lalu diaanalisis secara kuantitatif dengaan

menggunakan teknik yang ada misalnya Program Microcat. Hasil uji coba

bertujuaan untuk melihat karakteristik instrumen seperti indeks kepekaan atau

kesensitifan instrument, yaitu dengan cara membagi jumlah siswa yang menjawab

benar dengan jumlah test. Batas minimumnya adalah 75%.

Untuk mengetahui efektifitas proses pembelajaran dapat dilakukan dengan

cara melihat karakteristik butir instrument dengan mengikuti acuan criteria yang

tercermin daari besarnya harga indeks sensitivitas. Hal ini dapat diketahui mana

kala dilakukan test awal atau pretest dan test setelah pembelajaran.

Indeks sensitivitas butir instrument memiliki interval -1 sampai dengan 1.

Indeks sensitivitas suaatu butir soal (Is) ujian formatif adalah sebagai berikut.

RA = Banyaknya siswa yang berhasil mengerjakan suaatu butir Instrumen

sesudah proses pembelaajaran.

RB = Banyaknya siswa yang berhasil mengerjakan suatu butir insrumeen

sebelum proses pembelajaran.

T = banyaknya siswa yang mengikuti ujian.

Jika tidak ada test awal, maka indeks sensitivitas dapat dilihat dn besarnya tingkat

pencapaiannya berdasarkan hasil tes akhir. Jika tingkat pencapaian suatu butir

instrument kecil (banyaknya siswa yang gagal) maka proses pembelajaran tidak

efektif. Namun demikian, seperti telah dikemukakan di atas, harus diperhatikan

Page 36: Sistem Penilaian

pula bagaimaana kualitas butir terseebut secara kuantitatif. Jika hasil analisis

secara kualitatif sudah memenuhi syarat, dapat diartikan bahwa rendahnya indeks

kesukaran menunjukkan tidak efektivnya proses pembelajarannya.

10. Evaluasi Hasil Penilaian

Guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standart

keberhasilan. Sebagai contoh, jika semua siswa sudah menguasai suatu

kompetensi dasar, maka pelajaran dapat dilanjutkan dengan materi berikutnya,

dengan catatan guru memberikan perbaikan (remedial) kepada siswa yang belum

mencapai ketuntasan, dan pengayaan bagi yang sudah. Evaluasi terhadap hasil

belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai

kompetensi dasar. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi dasar,

materi atau indicator yang belum mencapai ketuntasan. Dengan mengevalusi hasil

belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program

perbaikan yang tepat. Jika ditemukan sebagian besar siswa gagal, perlu dikaji

kembali pakah instrument penilaiannya terlalu sulit, apakah instrument

penilaiannya sudah sesuai dengan indikatornya, ataukah cara belajarnya (metode,

media, teknik) yang digunakan kurang tepat. Jika ternyata insrumen penilainnya

terlau sulit, maka perlu diperbaiki. Akan tetapi, jika instrument penilaiannya

ternyata tidak sulit, mungkin pembelajarannya yang harus diperbaiki, dan

seterusnya. Contoh format evaluasi hasil belajar dapat dilihat pada lampiran.

Evaluasi hasil belajar nontes, misalnya minat dan sikap adalah untuk

mengetahui minat dan sikap siswa terhadap mata pelajaran. Evaluasi ini berangkat

dari skala minat siswa terhadap mata pelajaran dan segala sesuatu yang terkait.

Skala dibuat bertingkat, misalnya dengan rentangan 4-1 atau 1-4 tergantung arah

pertanyaan atau pernyataannya. Misalnya, jawabannya sangat setuju diberi skor 4,

sedangkan sangat tidak setuju diberi skor 1, skor keseluruhannya diperoleh

dengan menjumlahkan seluruh skor butir pertanyaan atau pernyataan.

Jika ternyta itu berjumlah 10 butir, skor tertinggi seorang siswa adalah 40

dan terendah adalah 10. Jika ditefsirkan ke dalam empat katagori, maka skala 10-

Page 37: Sistem Penilaian

16 termasuk tidak berminat, 17-24 kurang berminat, 25-32 berminat, 33-40 sangat

berminat.

Apabila dari sekian banyak siswa ternyata tidak berminat dengan subsansi

mata pelajaran maka guru harus mencari sebab-sebabnya. Perlu dikaji dan dilihat

kembali dan secaraa menyeluruh segala hal yang terkait dengan pembelajaran,

baik menyangkut metode, media maupun tekniknya.

Page 38: Sistem Penilaian

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Sistem penilaian berbasis kelas yang dikaitkan dengan pengertian

penilaian sebagai assessment yaitu kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh dan mengekfektifkan informasi tentang hasil belajar siswa

pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar.

2. Prinsip-Prinsip dan Strategi Penilaian Kelas, antara lain:

1. Pengertian Penilaian Otentik

2. Tujuan Penilaian Kelas

3. Fungsi Penilaian Kelas

4. Prinsip Penilaian Kelas

5. Prosedur dan Metode Penilaian

3. Ragam penilaian kelas, antara lain:

1. Tes Tertulis

2. Penilaian Kinerja (performance Assessment)

3. Penilaian Portofolio

4. Penilaian Proyek

5. Penilaian Hasil Kerja (Product Assessmant)

6. Penilaian Sikap

7. Penilaian Diri (self assessment)

8. Peta Perkembangan Hasil Belajar

9. Analisis Instrumen

10. Evaluasi hasil belajar