44
Sistem Muskuloskeletal Hubungan antara Tulang dengan Otot Blok 5 Kelompok B4 24 Maret 2011 Caroline/10.2010.068/B4 *Mahasiswa Semester Dua Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat No. Telp : (021)56942061 Pendahuluan Tulang dan otot merupakan jaringan yang paling banyak mengisi tubuh manusia. Tulang merupakan jaringan tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh dan bagian-bagiannnya. Karena fungsi untuk menopang tulang mempunyai struktur yang kaku. Otot berfungsi untuk menggerakan bagian-bagian tubuh. Ada yang untuk menggerakan tulang dan sendi, ada yang untuk menggerakan organ tubuh, dan ada yang untuk memompa darah di jantung. 1 Tulang dan otot mempuyai struktur yang saling berhubungan. Keduanya mempunyai serat collagen yang merupakan serabut sangat 1

Sistem Muskluskletal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

muskuluskeletal

Citation preview

Page 1: Sistem Muskluskletal

Sistem Muskuloskeletal

Hubungan antara Tulang dengan Otot

Blok 5

Kelompok B4

24 Maret 2011

Caroline/10.2010.068/B4

*Mahasiswa Semester Dua Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat

No. Telp : (021)56942061

Pendahuluan

Tulang dan otot merupakan jaringan yang paling banyak mengisi tubuh manusia. Tulang

merupakan jaringan tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh dan bagian-bagiannnya.

Karena fungsi untuk menopang tulang mempunyai struktur yang kaku. Otot berfungsi untuk

menggerakan bagian-bagian tubuh. Ada yang untuk menggerakan tulang dan sendi, ada yang

untuk menggerakan organ tubuh, dan ada yang untuk memompa darah di jantung.1

Tulang dan otot mempuyai struktur yang saling berhubungan. Keduanya mempunyai

serat collagen yang merupakan serabut sangat kuat. Perbedaannya terletak pada sifat jaringan

yang berada disekitar serat collagen itu. Tulang dibentuk jaringan utama yang terdiri dari

kalsium yang kaku, sedangkan pada otot diisi sel atau serabut otot yang dapat berkontraksi.1

1

Page 2: Sistem Muskluskletal

Pembahasan

Anatomi Rangka : Rangka Aksial.

Rangka aksial terdiri dari tulang-tulang dan bagian kartilago yang melindungi dan

menyangga organ kepala, leher, dan dada. Bagian rangka aksial meliputi tengkorak, tulang

hyoid, osikel auditori, kolumna vertebra, sternum dan tulang iga.1

A. Tengkorak tersusun dari 22 tulang, 8 tulang cranial dan 14 tulang tulang fasial.1

a. Kranium membungkus dan melindungi otak.

Tulang frontal membentuk dahi, langit-langit rongga nasal, dan langit-langit orbita

(kantong mata).

b. Tulang parietal membentuk sisi dan langit-langit kranium.

(1) Sutura sagital yang menyatukan tulang parietal kiri dan kanan, adalah sendi

mati yang disatukan fibrokartilago.

(2) Sutura koronal menyambung tulang parietal ke tulang frontal.

(3) Sutura lambdoidal menyambung tulang parietal ke tulang oksipital.

c. Tulang oksipital membentuk bagian dasar dan bagian belakang kranium.

d. Tulang temporal membentuk dasar dan bagian sisi dari kranium.

e. Tulang etmoid adalah struktur penyangga penting di rongga nasal dan berperan

dalam pembentukan orbita mata.

f. Tulang sphenoid berbentuk seperti kelelawar dengan sayap terbentang. Tulang

ini membentuk dasar anterior kranium dan berartikulasi kearah lateral dengan

tulang temporal dan kearah anterior dengan tulang etmoid dan tulang frontal.

g. Osikel auditori tersusun dari maleus, incus dan stapes. Fungsinya dalam proses

pendengaran.

B. Tulang-tulang wajah tidak bersentuhan dengan otak. Tulang tersebut disatukan sutura

yang tidak dapat bergerak, kecuali pada mandibula atau rahang bawah.1

a. Tulang-tulang nasal membentuk penyangga hidung dan berartikulasi dengan

septum nasal.

2

Page 3: Sistem Muskluskletal

b. Tulang-tulang palatum membentuk bagian posterior langit-langit mulut, bagian

orbital, dan bagian rongga nasal.

c. Tulang-tulang zigomatik (malar) membentuk tonjolan pada tulang pipi. Setiap

prosesus temporal berartikulasi dengan prosesus zigomatikus pada tulang

temporal.

d. Tulang lakrimal berukuran kecil dan tipis, serta terletak pada tulang etmoid dan

maksila pada orbita.

e. Tulang vomer membentuk bagian tengah dari langit-langit keras di antara palatum

dan maksila, serta turut membentuk septum nasal.

f. Mandibula adalah tulang rahang bawah. Ramus mandibular yang terletak di kedua

sisi rahang memiliki dua prosesus yaitu :

1. Prosesus condiloid berfungsi untuk artikulasi dengan tulang temporal dan fosa

mandibular.

2. Prosesus koronoid berfungsi sebagai tempat perlekatan otot temporal.

g. Tulang hyoid adalah tulang berbentuk tapal kuda yang unik karena tidak

berartikulasi dengan tulang lain. Tulang hyoid ditopang oleh ligament dan otot dari

prosesus stiloideus temporal.

Gambar 1. Sisi Anterior Tengkorak. Gambar 2.Sisi Lateral Tengkorak

Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.

3

Page 4: Sistem Muskluskletal

C. Vertebra

Gambar 3.Vertebrae

Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.

1. Kolumna vertebra menyangga berat tubuh dan melindungi medulla spinalis.

Kolumna ini terdiri dari vertebra-vertebra yang dipisahkan diskus fibrokartilago

intervertebral.1

a. Ada tujuh tulang vertebra serviks, dua belas vertebra toraks, lima vertebra

lumbal, dan lima vertebra sacrum yang menyatu menjadi sacrum dan tiga

sampai lima tulang koksigeal yang menyatu menjadi tulang koksiks.

2. Variasi regional pada karateristik vertebra

a. Semua vertebra serviks memiliki foramina transversal untuk lintasan arteri

vertebra. Vertebra serviks pertama dan kedua dimodifikasi untuk menyangga

dan menggerakan kepala.

- Atlas adalah vertebra serviks pertama dam tidak memiliki badan.

- Aksis adalah vertebra serviks kedua. Vertebra ini memiliki prosesus spinosus

yang menonjol keatas dan bersandar pada tulang atlas.

- Vertebra serviks ketujuh memiliki prosesus spinosa yang panjang, sehingga

dapat teraba dan terlihat pada pangkal leher. Oleh karena itu, vertebra

sering disebut vertebra prominens

4

Page 5: Sistem Muskluskletal

b. Vertebra toraks memiliki prosesus spinosa panjang, yang mengarah ke bawah,

dan memiliki faset artikular pada prosesus transverses, yang digunakan untuk

artikulasi tulang iga.

c. Vertebra lumbal merupakan vertebra terpanjang dan terkuat. Prosesus

spinosanya pendek dan tebal, serta menonjol hampir searah garis horizontalnya.

d. Sacrum adalah tulang triangular. Bagian dasar tulang ini berartikulasi dengan

vertebra lumbal kelima.

e. Konsiks (tulang ekor) menyatu dan berartikulasi dengan ujung sacrum, yang

kemudian membentuk sendi dengan sedikit pergerakan.

D. Tulang sternum dan iga

1. Sternum (tulang dada) terbentuk dalam tiga bagian: manubrium atas, badan

(gladiolus), prosesus sifoid.1

Gambar 4. Tulang sternum

Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.

a. Artikulasi manubrium dengan klavikula adalah pada incisura jugular, yang

merupakan salah satu tulang yang khas yang mudah dipalpasi. Dua incisura

kostal berartikulasi dengan kartilago kostal dari tulang iga 1 dan 2 ke arah lateral.

b. Badan tulang membentuk bagian utama sternum. Incisura kostal lateral

berartikulasi langsung dengan tulang iga kedelapan sampai kesepuluh.

c. Bagian inferior prosesus sifoid adalah jaringan kartilago.

5

Page 6: Sistem Muskluskletal

E. Tulang iga. Ke-12 pasang tulang iga berartikulasi kearah posterior dengan faset tulang

iga pada prosesus transversa di vertebrata toraks.

- Tujuh pasang tulang yang pertama (1-7) adalah iga sejati dan beratikulasi

dengan sternum di sisi anterior.

- Tiga pasang kemudian (8-10) adalah iga semu. Tulang-tulang ini berartikulasi

tidak langsung dengan sternum melalui penyatuan kartilago tulang tersebut

dengan iga diatasnya dan kemudian menyatu dalam suatu persendian

kartilago dengan kartilago kostal ke-7.

- Tulang iga ke-11 dan ke-12 adalah iga melayang yang tidak memiliki

perlekatan di sisi anteriornya.

Anatomi Rangka : Rangka Apendikular

Rangka apendikular terdiri dari girdel pectoral (bahu), girdel pelvis, dan tulang lengan

serta tungkai.1

1. Skapula (tulang belikat) adalah tulang pipih triangular dengan tiga tepi, tepi vertebra

(medial) yang panjang terletak pararel dengan kolumna vertebra, tepi superior yang

pendek melandai kearah ujung bahu dan tepi lateral mengarah ke lengan.

2. Klavikula adalah tulang berbentuk S, yang secara lateral, berartikulasi dengan prosesus

akromion pada scapula dan secara medial dengan manubrium pada incisura klavikular

untuk membentuk sendi sternoclavikular.

F. Lengan atas tersusun dari tulang lengan, tulang lengan bawah, dan tulang tangan.

- Humerus adalah tulang tunggal pada lengan. Humerus terdiri dari bagian

kepala membulat yang masuk dengan pas kedalam rongga glenoid, bagian

leher anatomis, dan bagian batang yang memanjang kearah distal.1

G. Tulang-tulang dari lengan bawah adalah ulna pada sisi medial dan tulang radius dari sisi

lateral yang dihubungkan dengan suatu jaringan ikat fleksibel, membran interoseus.1

a. Ulna

1. Ujung proksimal tulang ulna tampak seperti pilinan yang terurai. Bagian atas

pilinan tersebut adalah prosesus olekranon, yang masuk dengan pas kedalam

6

Page 7: Sistem Muskluskletal

fosa olekranon humerus saat lengan berekstensi penuh. Bagian bawah pilinan

adalah prosesus koronoid yang masuk pas kedalam fosa koronoid humerus saat

lengan bawah berfleksi penuh. Takik radial, yang terletak di bawah prosesus

koronoid mengakomodasi bagian kepala dari tulang radius.

2. Ujung distal tulang ulna memiliki perpanjangan pilinan batang yang disebut

kepala. Bagian ini berartikulasi prosesus ulnar tulang radius. Bagian kepala

memanjang keatas prosesus stiloid tulang ulna.

b. Radius

1. Ujung proksimal tulang radius adalah kepala berbentuk diskus yang berartikulasi

dengan kapitulum humerus dan taktik radian tulang ulna.1

2. Tuberositas radial untuk tempat perlekatan otot biseps terletak pada batang

radius tepat dibawah bagian kepala.

3. Ujung distal tulang radius memiliki permukaan karpal konkaf yang berartikulasi

dengan tulang pergelangan tangan, sebuah taktik ulnar pada permukaan medialnya

untuk berartikulasi dengan tulang ulna, dan sebuah prosesus stiloid disisi lateral.

H. Tulang pergelangan tangan (karpus). Pergelangan tangan terbentuk dari delapan tulang

karpal ireguler yang tersusun dalam dua baris, setiap baris berisi empat tulang.1

I. Tangan (metakarpus) tersusun dari lima tulang metacarpal.1

a. Semua tulang metacarpal sangat serupa. Kecuali untuk ukuran panjang metacarpal pertama

pada ibu jari.

b. Setiap tulang metacarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang berartikulasi dengan barisan

distal tulang karpal pergelangan tangan sebuah batang dan sebuah kepala terpilin yang

berartikulasi sebuah tulang falang, atau tulang jari. Kepala tulang metacarpal membentuk buku

jari yang menonjol pada tangan.

J. Girdal pelvis mentransmisikan berat trunkus ke bagian tungkai bawah dan melindungi organ-

organ abdominal dan pelvis. Bagian ini terdiri dari dua tulang panggul yang bertemu pada sisi

anterior simphisis pubis dan berartikulasi di sisi posterior dengan sacrum.1

7

Page 8: Sistem Muskluskletal

- Setiap tulang panggul menyerupai bentuk kipas angin listrik dengan sebuah poros pemegang

serta dua baling-baling.

a. Poros tersebut adalah suatu kantong seperti cangkir, disebut asetabulum, yang

menerima kepala femur di persendian panggul.

b. Ilium adalah lempeng tulang lebar, yang menjulang keatas dan keluar asetabulum.

Bagian ini naik posisinya sampai mencapai Krista iliaka tebal yang dapat teraba pada

posisi tangan dipanggul.

c. Tulang pubis melengkapi baling-baling anterior dan inferior tulang panggul. Bagian ini

terutama terdiri dari dua batang tulang, ramus pubis superior dan inferior.

K. Tungkai bawah. Secara anatomis, bagian proksimal dari tungkai bawag antara girdel pelvis

dan lutut adalah paha, bagian antara lutut dan pergelangan kaki adalah tungkai.1

- Femur adalah tulang terpanjang, terkuat, dan terberat dari semua tulang pada rangka tubuh.

a. Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk berartikulasi dengan

asetabulum. Permukaan lembut dari bagian kepala mengalami depresi, fovea kapitis, untuk

tempat perlekatan ligament yang menyangga kepala tulang agar tetap ditempatnya dan

membawa pembuluh darah ke kepala tersebut.

b. Ujung bawah batang melebar kedalam kondilus medial dan kondilus lateral

L. Tulang tungkai adalah tulang tibia medial dan tulang fibula lateral.

- Tibia adalah tulang medial yang besar, tulang ini membagi berat tubuh dari femur ke bagian

kaki.1

a. bagian kepala tulang tibia melebar ke kondilus medial dan lateral yang membentuk konkaf

untuk berartikulasi dengan kondilus femoral .

b. Kartilago pipih berbentuk baji, kartilago semilunar (meniscus) medial dan lateral (meniscus)

berada dipinggir kondilus untuk memperdalam permukaan artikular.

8

Page 9: Sistem Muskluskletal

c. Tuberositas tibia yang berfungsi untuk tempat perlekatan ligament patella, menonjol pada

permukaan anterior di antara dua kondilus.

- Fibula adalah tulang yang paling ramping dalam tubuh. Kegunaan tulang ini adalah untuk

menambah area yang tersedia sebagai tempat perlekatan otot pada tungkai.1

M. Pergelangan kaki dan kaki tersusun tulang yang diatur dalam tiga rangkaian. Tulang tarsal

menyerupai tulang karpal pergelangan tangan, tetapi berukuran lebih besar, tulang metatarsal

juga menyerupai tulang metacarpal tangan dan falang pada jari kaki juga menyerupai falang jari

tangan. Ada tujuh tulang tarsal.1

1. Tulang talus berartikulasi dengan maleolus medial tibia dan maleolus lateral fibula untuk

membentuk persendian pergelangan kaki. Oleh karena itu, bagian ini menopang seluruh berat

tungkai yang tersebar setengah ke bawah ke arah tumit dan setengah lagi ke depan pada

tulang-tulang pembentuk lengkung kaki.

2. Tulang kalkaneus terletak di bawah talus dan menonjol dibelakang talus menjadi tulang

tumit. Tulang ini menopang talus dan meredam goncangan saat tumit menginjak tanah.

3. Tulang navikular memiliki permukaan posterior berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan

talus dan permukaanan anterior berbentuk konveks untuk berartikulasi dengan tiga tulang

tarsal.

4. Ketiga tulang kuneiform yang berbentuk baji, diberi nomor dari sisi medial ke sisi lateral,

sebagai kuneiform pertama, kedua, dan ketiga. Masing-masing tulang berartikulasi dengan

tulang tarsal bernomor sama, tulang kuneiform ketiga juga berartikulasi dengan tulang tarsal

ketujuh, yaitu tulang kuboid. Tulang kuneiform ini membentuk arkus transversa yang terdapat

dibawah permukaan kaki.

5. Tulang kuboid berartikulasi di sisi anterior dengan tulang metatarsal keempat dan kelima

disisi posterior, tulang ini berartikulasi dengan kalkaneus.

9

Page 10: Sistem Muskluskletal

Kerangka Tubuh

Rangka tubuh manusia tersusun atas 3 macama jenis tulang, yaitu tulang rawan

(kartilago), tulang keras dan pengikat sendi (ligament).2

1. Tulang rawan (Kartilago)

Tulang rawan terbuat dari bahan yang padat, bening, dan putih kebiru-biruan. Sangat kuat

dibandingkan dengan tulang keras. Dapat dijumpai terutama pada sendi dan diantara dua

tulang. Mula-mula tulang embrio adalah tulang rawan. Kemudian hanya pusat-pusat yang

masih tumbuh saja yang dipertahankan sebagai tulang rawan. Dan bila usia dewasa tercapai

maka tulang rawan hanya dijumpai sebagai penutup ujung-ujung. Tulang rawan tidak

mengandung pembuluh darah tetapi diselubungi membran, yaitu perikondrium, tempat tulang

mendapatkan darah. Ada tiga jenis tulang rawan yang memperlihatkan ciri-cirinya yang khusus,

yaitu tulang rawan hialin, tulang tawan fibrosa, dan tulang rawan elastis.2

a. Tulang rawan hialin

Terdiri atas serabut-serabut kolagen yang terbenam dalam bahan yang bening seperti

kaca. Kuat dan elastis dan dijumpai menutupi ujung tulang pipa sebagai tulang rawan sendi.

Juga pada tulang rawan iga, pada hidung, laring, trachea, dan bronkus supaya tetap terbuka.

Sel tulang rawan hialin pada dasarnya disusun dalam kelompok-kelompok kecil didalam

matriks yang kuat.2

b. Tulang rawan fibrosa

Terbentuk oleh berkas-berkas serabut dengan sel tulang rawan tersusun diantara

serabut itu dan dijumpai ditempat yang memerlukan kekuatan besar, seperti pada tulang

panggul dan tulang tempurung kuat.2

c. Tulang rawan elastin

Berwarna kuning sebab megandung sejumlah besar serabut elastis berrwarna kuning.

Terdapat pada daun telinga, cuping hidung, dan tabung eustakhius. Bila ditekan atau

10

Page 11: Sistem Muskluskletal

dibengkokan terasa lentur dan cepat kembali kebentuk semula. Tulang rawan ini tidak akan

mengalami perubahan menjadi tulang keras, walaupun orang itu telah dewasa.2

2. Tulang keras

Tulang keras yang kita sebut sehari-hari sebab tulang saja berasal dari tulang rawan. Tulang

tersusun atas sel-sel tulang yang hidup. Ruang antar selnya tersusun atas zat kapur (kalsium),

fosfor, protein, dan zat perekat. Zat kapur (kalsium) dan fosfor yang terkandung dalam matriks

menyebabkan tulang menjadi keras dan tidak lentur. Pada tulang anak banyak mengandung zat

perekat, sehingga mudah dilenturkan, sedangkan pada orang dewasa sedikit zat perekatnya.

Karena itu rapuh dan bila patah akan berlangsung lama penyembuhannya. Inilah yang

membedakan tulang keras dan tulang rawan.2

3. Berbagai bentuk tulang

Tulang-tulang yang menyusun kerangka tubuh manusia cukup banyak jumlahnya sesuai

dengan bentuk dan formasinya, Secara garis besar bentuk tulang dapat dibedakan menjadi tiga

jenis,yaitu :

a. Tulang pipa atau tulang panjang

Terutama dijumpai dalam anggota gerak. Setiap tulang pipa terdiri atas

bagian batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari

tubuh dan memungkinkan bergerak. Dibagian pusatnya terdapat rongga besar,

berisi sumsum kuning dan banyak mengandung zat lemak. Contoh tulang pipa

adalah tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang tapak tangan,

dan tulang betis.2

Suatu tulang terdiri dari beberapa bagian :

1) Epifisis,yaitu kedua ujung tulang.

2) Diafisis,yaitu bagian tengah tulang.

3) Metafisis,yaitu sambungan efisis dan diafisis.

4) Tulang rawan daerah sendi.

11

Page 12: Sistem Muskluskletal

5) Kanalis medularis, yaitu rongga memanjang didalam diafisis yang diisi oleh

sumsum tulang kuning.

6) Periosteum, yaitu selaput yang menyelimuti bagian luar tulang. Periosteum

mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat,dan

pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot

skelet ke tulang dan berperan dalam nutrisi,pertumbuhan, dan reparasi

tulang rusak.

b. Tulang pipih

Bentuknya pipih atau gepeng. Terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras

dengan ditengahnya lapisan tulang seperti bunga karang atau spons yang

didalamnya berisi sumsum merah sebagai tempat pembentukan sel-sel darah. Ia

dijumpai di mana di perlukan perlindungan,seperti pada tulang tengkorak,tulang

rusuk,tulang dada,tulang usus,tulang belikat. Tulang pipih menyediakan

permukaan luas untuk kaitan otot-otot,misalnya tulang belikat (scapula).2

c. Tulang pendek

Bentuknya bulat pendek. Contoh yang baik dapat dilihat pada tulang

pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Mereka sebagian besar terbuat dari

jaringan tulang jarang karena diperlukan sifatyang ringan dan kuat. Tulang-tulang

ini diselubungi jaringan padat tipis. Karena kuatnya, maka tulang pendek mampu

mendukung seperti tampak pada tulang pergelangan tangan. Bagian dalamnya

seperti tulang pipih dan juga berisi sumsum merah.2

Persendian

A. Klasifikasi umum persendian. Suatu artikulasi, atau persendian, terjadi saat permukaan

dari dua tulang bertemu, adanya pergerakan atau tidak bergantung pada sambunganya.

Persendian dapat diklasifikasi menururut struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga

persendian diantara tulang-tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan ikat yang

berhubungan dengan pesendian tersebut.2

12

Page 13: Sistem Muskluskletal

B. Klasifikasi struktural persendian

1. Persendian fibrosa tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat

fibrosa

2. Persendian kartilago tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan

ikat kartilago.

3. Persendian synovial memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan

ligament artikular yang membungkusnya.2

C. Klasifikasi fungsional persendian

1. Sendi sinartosis atau sendi mati. Secara struktural persendian ini dibungkus dengan

jaringan ikat fibrosa atau kartilago.2

a. Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat dan

hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh sutura adalah sutura sagital

dan sutura parietal.

b. Sinkondrosis adalah sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago

hialin. Salah satu contohnya adalah lempeng epifisis sementara antara episfisis

dan diafisis pada tulang panjang seorang anak. Saat sinkondrosis sementara

berosifikasi, maka bagian tersebut dinamakan sinostosis.

2. Amfiartosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan

terjadinya pergerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.2

a. Simphisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus

kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya sedikit

gerakan. Contoh Simphisis adalah simphisis pubis antara tulang – tulang pubis

dan diskus intervertebralis antar badan vertebra yang berdekatan.

b. Sindesmosis terbentuk saat tulang – tulang yang berdekatan dihubungkan

dengan serat-serat jaringan ikat kolage. Contoh sindesmosis dapat ditemukan

pada tulang yang terletak bersisian dan dihubungkan dengan membran

interoseus, seperti pada tulang radius dan ulna, serta tibia dan fibula.

c. Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas

dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli tulang

13

Page 14: Sistem Muskluskletal

rahang. Pada contoh tersebut, jaringan ikat fibrosa yang terlibat adalah ligament

periodontal.

3. Diartosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas, disebut juga sendi synovial. Sendi

ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial, suatu kapsul sendi yang

menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi synovial dilapisi kartilago

artikular.2

4. Klasifikasi persendian synovial

Klasifikasi persendian synovial didasarkan pada bentuk permukaan yang

berartikulasi.2

a. Sendi sfeirodial terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang

masuk dengan pas kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Sendi ini,

yang dikenal sebagai sendi multiaksial, memungkinkan rentang gerak yang lebih

besar, menuju ketiga arah. Contoh sendi sferoidal adalah sendi panggul serta

sendi bahu.

b. Sendi engsel, permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada

permukaan konkaf tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke satu arah

saja dan dikenal sebagai sendi uniaksial. Contohnya adalah persendian pada

lutut dan siku.

c. Sendi kisar (pivot joint) adalah tulang berbentuk kerucut yang masuk dengan

pas kedalam cekungan tulang kedua, dan dapat berputar ke semua arah. Sendi

ini merupakan sendi uniaksial yang memungkinkan terjadinya rotasi di sekitar

aksis sentral, misalnya persendian antara tulang atlas berotasi disekitar prosesus

odontoid aksis, dan persendian antara bagian kepala proksimal tulang radius dan

ulna.

d. Persendian kondiloid terdiri dari sebuah kondilius oval suatu tulang yang masuk

dengan pas ke dalam rongga berbentuk elips di tulang kedua. Sendi ini

merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan ke dua arah disudut

kanan setiap tulang. Contohnya adalah sendi antara tulang radius dan tulang

karpal serta sendi antara kondilus oksipital tengkorak dan atlas.

14

Page 15: Sistem Muskluskletal

e. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf di satu sisi

dan konveks pada sisi lainnya, sehingga tulang tersebut akan masuk dengan pas

kedalam permukaan tulang kedua yang bentuk konveks dan konkafnya berada

pada sisi berlawanan, seperti dua pelana yang saling menyatu. Persendian ini

adalah sendi kondoloid yang termodifikasi sehingga memungkinkan gerakan

yang sama. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah

persendian antara tulang karpal dan metacarpal pada ibu jari.

f. Sendi peluru adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang yang

berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan-gerakan

meluncur antara satu tulang terhadap tulang lainnya. Sedikit gerakan kesegala

arah mungkin terjadi dalam batas prosesus atau ligament yang membungkus

persendian. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksial, misalnya

persendian intervertebrata, dan persendian antar tulang-tulang karpal dan

tulang-tulang tarsal.

Sistem Muskular

Struktur Makroskopis Otot

Di tungkai bawah terdapat banyak sekali otot-otot yang berperan, untuk itu kita harus

mengetahui dulu sebelumnya tulang-tulang penompangnya pada tungkai bawah. Ada patella,

os tibia, os fibula, ossa tarsalia, ossa metatarsalia dan ossa digitorum. Sekarang barulah kita

mempelajari otot-otot yang ada di sekitar tungkai bawah/ekstremitas inferior.3

15

Page 16: Sistem Muskluskletal

Gambar 5. Struktur anatomi otot

Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004

Otot-otot tungkai bawah bagian ventral:

1. M. tibialis anterior. Sendinya : fleksi dorsal dan supinasi.

2. M. extensor hallucis longus. Sendinya : fleksi dorsal, supinasi dan ekstensi.

3. M. extensor digitorum longus. Sendinya : fleksi dorsal, pronasi dan ekstensi.

4. M. fibularis tertius. Sendinya : fleksi dorsal dan pronasi.

Otot-otot tungkai bawah bagian lateral:

1. M. fibularis longus. Sendinya : fleksi plantar dan pronasi.

2. M. fibularis brevis. Sendinya : fleksi plantar dan pronasi.

3. M. triceps surae.

Otot-otot tungkai bawah bagian dorsal profundus:

1. M. popliteus. Sendinya : rotasi medial dan fleksi.

2. M. tibialis posterior. Sendinya : fleksi plantar dan supinasi

3. M. flexor digitorum longus. Sendinya : fleksi plantar, supinasi dan fleksi.

4. M. flexor hallucis longus. Sendinya : fleksi plantar, supinasi dan fleksi.

Otot-otot punggung kaki:

1. M. extensor digitorum brevis. Sendinya: ekstensi.

16

Page 17: Sistem Muskluskletal

2. M. extensor hallucis brevis. Sendinya: ekstensi.

Otot-otot telapak kaki sebelah medial:

1. M. abductor hallucis. Sendinya: abduksi, fleksi dan opposisi.

2. M. fleksor brevis. Sendinya: fleksi.

3. M. adductor hallucis. Sendinya: adduksi ke arah jari 2, fleksi.

Otot-otot telapak kaki bagian tengah:

1. M. flexor digitorum brevis. Sendinya: fleksi

2. M. quadratus plantae.

3. Mm. lumbricales pedis I-IV. Sendinya: fleksi.

4. Mm. interossei plantares pedis I-III. Sendinya: fleksi dan adduksi ke jari 2.

5. Mm. interossei dorsales pedis I-IV.

Otot-otot telapak kaki bagian lateral:

1. M. abductor digiti minimi.

2. M. flexor digiti minimi brevis.

3. M. opponens digiti minimi.3

Struktur dan Fisiologi Umum

Jaringan otot, yang mencapai 40 % sampai 50 % berat tubuh, pada umumnya

tersusun dari sel-sel kontraktil yang disebut serabut otot. Melalui kontraksi, sel-sel

otot menghasilkan pergerakan dan melakukan pekerjaan.4

A. Fungsi sistem muscular

1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang otot tersebut melekat

dan bergerak dalam bagian-bagian organ-organ internal tubuh.

2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan

mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk

terhadap gaya gravitasi.

3. Produksi panas. Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untuk

mempertahankan suhu normal tubuh.

17

Page 18: Sistem Muskluskletal

B. Ciri – ciri otot

1. Kontraktilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau

mungkin juga melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terelongasi karena

kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan

menghasilkan pemendekan yang terbatas.

2. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh

impuls saraf.

3. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi

panjang otot saat relaks.

4. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah

berkontraksi atau meregang.4

C. Jenis-jenis otot

1. Otot rangka

Otot rangka adalah otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka. Setiap serabut

memiliki banyak inti, yang tersusun dibagian perifer. Kontraksinya cepat dan kuat.4

2. Otot polos

Otot polos adalah otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada

dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti

pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.3

a. Serabut otot berbentuk spindle dengan nukleus sentral yang terelongasi.

b. Serabut ini berukuran kecil, bekisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh

darah) sampai 0,5 mm pada uterus orang hamil.

c. Kontraksinya kuat dan lamban.

18

Page 19: Sistem Muskluskletal

3. Otot jantung

Otot jantung adalah otot lurik, involunter, dan hanya ditemukan pada jantung.3

a. Serabut terelongasi dan membentuk cabang dengan satu nukleus sentral.

b. Diskus terinterkalasi adalah sambungan kuat khusus pada sisi ujung yang

bersentuhan dengan sel-sel otot tetangga.

c. Kontraksi otot jantung kuat dan berirama.

4. Otot Rangka

Otot rangka dan kerangka berfungsi bersama-sama pada sistem musculoskeletal. Otot

rangka kadang disebut otot volunter karena bekerja dibawah kontrol kesadaran. Otot rangka

menggunakan sekitar 25 % konsumsi oksigen pada saat istirahat dan bisa meningkat 20 kali

lipat selama berolahraga.4

a. Mekanisme umum kontraksi otot rangka

Fungsi jaringan otot adalah mengembangkan tegangan dan memendekan otot. Serabut

otot memiliki kemampuan untuk memendek dalam jumlah tertentu, yang terjadi karena

molekul-molekul saling bergeser diatas yang lain. Aktivitas otot ditransfer ke kerangka oleh

tendon dan tegangan yang dikembangkan oleh otot akan digradasi dan disesuaikan dengan

beban.4

b. Struktur halus otot rangka

Jaringan ikat yang mengelilingi seluruh otot disebut epimisium. Jaringan ikat yang

memanjang melebihi badan otot akan bergabung menjadi tendon yang melekat pada tulang

atau kartilago. Otot rangka terdiri dari banyak sel yang tersusun pararel, memanjang, dan

berinti banyak (bisa sampai 100 inti sel), yang disebut serabut otot atau myofibril, yang

berdiameter antara 10 sampai 100 micrometer dengan panjang yang bervariasi, bergabung

membentuk fasikulus. Setiap fasikulus dikelilingi oleh perimisium. Setiap myofibril yang

dikelilingi oleh endomisium, tersusun dari myofibril berdiameter 1 mikro meter yang

19

Page 20: Sistem Muskluskletal

dipisahkan oleh sitoplasma dan tersusun secara pararel sejajar dengan panjang aksis sel. Setiap

myofibril dibagi lagi menjadi miofilamen tebal dan tipis. Filamen tebal dan tipis memberikan

gambaran garis-garis yang bersilang. Filament tipis terutama terdiri dari tiga protein, aktin,

tropomiosin, dan troponin, dengan rasio 7:1:1, dan filament tebal terutama terdiri dari myosin.

Sitoplasma yang mengelilingi miofilamen ini disebut sarkoplasma. Setiap myofibril terbagi

dalam interval regular menjadi sarkomer-sarkomer, yang dipisahkan oleh lempeng Z (pada

penampang longitudinal, lempeng ini merupakan garis Z). Pada garis Z ini melekat filamen tipis

yang tersusun heksagonal. Pita I adalah pita yang memanjang dari kedua sisi garis Z ke awal

filament tebal (myosin). Filamen ini-filamen myosin ini membentuk pita A.4

Zona H terletak pada pusat sarkomer, dan garis M merupakan lempeng pada filament-

filamen halus dibagian tengah zona H yang menahan filament-filamen myosin tetap pada

tempatnya sedemikian rupa sehingga filament myosin tetap pada tempatnya sedemikian rupa

sehingga setiap filament myosin dikelilingi oleh enam filament aktin.4

Filamen tipis terdiri dari dua pita aktin yang saling bertautan, dan diantaranya terdapat

pita tropomiosin dan troponin yang berukuran lebih kecil. Setiap pita aktin terdiri dari lebih 200

unit aktin globular atau aktin –G. Pada globulus inilah terdapat tempat pengikatan myosin

selama kontraksi.4

Filamen tebal tersusun dari kurang lebih 100 molekul myosin, setiap molekul berbentuk

gada (menggelembung), dengan ekor yang tipis (menyerupai tangkai) yang membentuk dua

rantai peptida ringan yang saling melingkar dan satu kepala yang tersusun dari dua rantai

peptide ringan yang saling melingkar dan satu kepala yang tersusun dari dua rantai peptide

berat dan empat rantai peptide ringan yang memiliki fungsi regulasi. Aktivitas ATPase molekul

myosin terkonsentrasi dikepala.4

Ekor molekul myosin yang tipis membentuk bagian besar filament tebal, sedangkan

kepala myosin ‘bergantung’ menonjol keluar membentuk jembatan silang (cross bridge) antara

filament tebal dengan filament tipis yang bersebelahan. Setiap filament tebal dikelilingi oleh

enam filament tipis.4

20

Page 21: Sistem Muskluskletal

Diantara myofibril-miofibril terdapat sejumlah besar mitokondria dan granul

glikogen, seperti pada sel lalinnya, tetapi sel otot memiliki invaginasi regular yang menonjol

keluar sel dan membungkus sekeliling sarkomer, khususnya pada tempat dimana filament tebal

dan filamen tipis saling bertumpuk. Invaginasi ini disebut juga tubulus transversa atau tubulus T

dan berisi cairan ekstraseluler. Retikulum endoplasma halus terspesialisasi yang disebut

retikulum sarkoplasma, terletak didekat tubulus T dan membesar untuk membentuk sisterna

terminalis yang secara aktif mentranspor ion Ca2+ dari sarkoplasma kedalam lumen.4

Molekul aktin dan myosin bergeser melewati satu sama lain, seperti jari-jari tangan

saling bergeser diatas yang lain. Kepala myosin akan terikat ke rantai aktin dan berdiri tegak.

Terjadi proses konstan yang meliputi pengikatan ke rantai aktin dan berdiri tegak. Terjadi

proses konstan yang meliputi pengikatan, pergerakan tegak pelepasan ikatan, dan pengikatan

kembali pada jembatan silang, demikian juga rotasi filament myosin karena berinteraksi dengan

filament aktin dan berikatan dengan myofibril yang berselang-seling dalam struktur heksagonal.

Hal ini menyebabkan kontraksi seluruh otot. Jembatan silang terbentuk secara asinkron

sehingga sejumlah otot aktif, sedangkan yang lain istirahat.4

Interaksi akti (filament tipis) dan myosin (filament tebal) menyebabkan kontraksi otot,

yang disebabkan okeh terbentuknya jembatan silang, suatu akibat dari interaksi troponin dan

ion Ca2+. Mekanisme ini disebut teori Pergeseran Filament (sliding filament theory). Kontraksi

otot dipicu oleh pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma. Ca2+ akan membanjir keluar dari

sisterna, dimana ion ini disimpan melalui pengikatan secara reversible dengan suatu protein,

kalsequestrin. Hal ini meningkatkan konsentrasi 0,1 milimicro mol/L menjadi lebih dari 10

milimikromol/L, sehingga menjenuhkan lokasi pengikatan pada troponin. Hal ini menyebabkan

pergeseran tropomiosin, sehingga memungkinkan jembatan silang myosin terikat ke aktin

dengan lebih kuat dan memulai siklus kontraksi . Kepala myosin akan tegak setelah penempelan

dengan cara menghidrolisis simpanan energi ATP (Adenosine Triphospate), melepaskan

Adenosine diphospate (ADP) dan fosfat anorganik (Pi), sehingga ikatan pada jembatan silang

lebih kuat lagi. ADP dan Pi keluar dari kepala myosin bisa menerima molekul ATP lain. Ikatan

pada kepala myosin akan terlepas, dan jika Ca2+ masih ada, siklus akan berlanjut. Jika tidak ada

21

Page 22: Sistem Muskluskletal

Ca2+ pengikatan kepala myosin akan diinhibisi. Kontraksi dipertahankan selama kadar Ca2+ masih

tinggi. Durasi kontraksi bergantung pada laju retikulum sarkoplasma memompa Ca2+ kembali ke

sisterna terminalis.4

Gambar 5. Otot rangka dan konsentrasinya

Gambar 6. Langkah kerja pada jembatan (cross-bridge).

Metabolisme kontraksi otot

Perubahan metabolisme yang terjadi ketika serabut otot berkontraksi menekankan

kerumitan fungsi ini dan mengindikasikan kemungkinan terjadinya berbagai disfungsi.5

22

Page 23: Sistem Muskluskletal

Tibanya Impuls saraf pada pertautan neuromuskular yang mengakibatkan dilepaskannya

asetilkolin akan menghasilkan perubahan permeabilitas membran yang mengelilingi serabut

otot. Hal ini memungkinkan aliran ion K keluar dari sel-sel serabut dan aliran ion Na masuk ke

dalam sel. Pertukaran ini disertai dengan depolarisasi membran yang diikuti oleh kontraksi

serabut.5

Melalui pemeriksaan mikroskop cahaya, sarkolemma serabut otot terdiri dari nukleus

yang banyak, mitokondria, sitoplasma yang tidak terdiferensiasi (sarkoplasma), dan material

bersilia (cross-striated). Melalui mikroskop elektron akan terlihat bahwa silia ini terdiri atas

sarkomer yaitu unit kontraktil terkecil dari serabut otot. Setiap sarkomer terdiri atas filamen

tebal dan tipis yang tersusun teratur. Filamen tebal diduga terdiri atas miosin dan yang tipis

terdiri dari aktin, yaitu suatu protein yang penting untuk berkontraksi. Miosin memiliki sifat-

sifat enzim dan dalam otot yang istirahat kecenderungan untuk membentuk aktomiosin dicegah

oleh keberadaan ATP. Setelah otot terstimulasi, ATP akan terhidrolisis menjadi ADP dan

terbentuklah aktinomiosin. Dalam reaksi ini dihasilkan asam fosfat. Reaksi ini bisa diatur oleh

keberadaan sarkoplasma yang menegeluarkan ion K yang tinggi konsentrasinya. Jika ion K

berkurang, reaksi kimia antara aktin dan miosin akan berhenti dan otot berelaksasi.5

Pada saat yang sama berlangsung 3 reaksi yang menyediakan energi yang diperlukan

bagi kontraksi otot. Pertama, pemakaian glikolitik dari glikogen melalui aksi enzim fosforilasi

dan fosfofruktokinase yang akan mengeluarkan asam piruvat dan asam laktat. Kedua, kreatinin

fosfat direduksi menjadi kreatinin dan asam fosfat. Ketiga, terdapat pasokan oksigen yang

mengatur reaksi biokimia ini dan pembuangan karbondioksida, yang pada gilirannya

memainkan perannya dalam kontrol respirasi yang diperlukan untuk memasukan oksigen.5

Pasokan darah arteri dan pengambilan vena jelas diperlukan untuk memasok elemen

biokimia ini dan menghilangkan produk samping metabolisme. Produk-produk samping ini

meliputi asam yang telah disebutkan tadi dan garam-garam yang terbentuk kemudian ;

semuanya berpotensi meniritasi ujung saraf sensoris dalam otot jika dibiarkan tetap berada

disana. Oleh karena itu, banyak kebutuhan agar fungsi bisa efektif dan banyak kemungkinan

untuk terjadinya suatu disfungsi termasuk kelelahan, spasme, dan cedera. 5

23

Page 24: Sistem Muskluskletal

Oksidasi Piruvat menjadi Asetil KoA merupakan Rute Ireversibel dari glikolisis ke siklus asam

sitrat

Piruvat yang terbentuk di sitosol diangkut kedalam mitokondria oleh suatu simporter

proton. Didalam mitokondria, piruvat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil-KoA

oleh suatu kompleks multi enzim yang terdapat dimembran dalam mitokondria. Kompleks

piruvat dehidroginase ini analog dengan a-ketoglutarat dehidrogenase pada siklus asam sitrat.

Piruvat mengalami dekarboksilasi oleh komponen piruvat dehidrogenase pada kompleks enzim

tersebut menjadi turunan hidroksietil cincin tiazol tiamin difosafat (yang terikat enzim, yang

kemudian bereaksi dengan lipoamida teroksidasi, gugus prostetik pada dihidrolipoil transase

tilase, untuk membentuk asetil lipoamida. Tiamin adalah vitamin B1 dan jika jumlahnya kurang,

metabolisme glukosa akan terganggu dan mungkin terjadi asidosis laktat dan piruvat yang

signifikan ( yang dapat mengancam nyawa ). Asetil lipoamida bereaksi dengan koenzim A untuk

membentuk asetil-KoA dan lipoamida tereduksi. Reaksi ini jika lipoamida yang tereduksi

tersebut direoksidasi oleh suatu flavo protein, yaitu dihidropoildehidrogenase, yang

mengandung FAD akhirnya, flavo protein tereduksi mengalami oksidasi oleh NAD+, yang

kemudian memindahkan ekuivalen pereduksi kerantai respiratorik

Piruvat + NAD + + KoA Asetil-KoA + NADH + H+ + CO2

Kompleks piruvat dehidrogenase terdiri atas sejumlah rantai polipeptida dari masing-

masing ketiga enzim komplemen, dan zat antaranya tidak berdisosiasi, tetapi tetap terikat

enzim. Kompleks enzim semacam ini, dengan substrat yang dipindahkan dari satu enzim ke

enzim lain, meningkatkan laju reaksi dan menghilangkan reaksi-reaksi samping sehingga efisien

keseluruhan meningkat.5

24

Page 25: Sistem Muskluskletal

Gambar 7. Siklus Krebs

Murray R, Granner D, RodwelL V. Biokimia harper. Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009.

Penumpukan Asam Laktat

Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat telah lama

dicurigai. Bagaimanapun juga, baru belakangan ini orang menentukan hubungan antara

penumpukan asam laktat pada intramuskuler dengan menurunnya puncak tegangan.6

Pendapat bahwa penumpukan asam laktat menyertai didalam proses kelelahan

selanjutnya diperkuat oleh fakta dimana dua mekanisme secara fisiologis yang karenanya asam

laktat menghalangi fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut tergantung kepada efek asam laktat

pada pH intraseluler atau konsentrasi ion hidrogen (H+).6

Dengan meningkatnya asam laktat, konsentrasi H+ meningkat, dan pH menurun. Di lain

pihak, peningkatan konsentrasi ion H+ menghalangi proses rangkaian eksitasi oleh menurunnya

sejumlah Ca²+ yang dikeluarkan dari retikulum sarkoplasma dan gangguan kapasitas mengikat

Ca²+ — troponin. Di lain pihak peningkatan konsentrasi ion H+ juga menghambat kegiatan

fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di dalam anaerobik glikolisis. Demikian lambatnya

hambatan glikolisis, mengurangi penyediaan ATP untuk energi.6

25

Page 26: Sistem Muskluskletal

Fisiologi Olahraga

Hanya terdapat sedikit stress yang diterima tubuh yang dapat mendekati stress

ekstrem akibat latihan yang berat. Sesungguhnya, jika olahraga yang ekstrem tersebut

dilanjutkan sebentar lagi saja dapat terjadi keadaan yang mematikan. Oleh karena itu, pada

dasarnya, fisiologi olahraga merupakan suatu pembahasan mengenai batas tertinggi bagi

beberapa mekanisme tubuh untuk menerima stres. 7

Sistem Metabolik Otot dalam Latihan

Didalam otot terdapat sistem metabolik dasar yang sama seperti didalam semua bagian

tubuh yang lain. Akan tetapi, pengukuran kuantitatif yang khusus dari aktivitas tiga sistem

metabolik sangat penting dalam memahami batasan aktivitas fisik. Sistem ini adalah sistem

fosfokreatin-kreatin, sistem glikogen-asam laktat, dan sistem metabolik.7

Adenosin Trifosfat. Sumber energi sebenarnya yang digunakan untuk kontraksi otot

adalah adenosine trifosfat (ATP) yang memiliki rumus dasar sebagai berikut :

Adenosin-PO3-PO3-PO3-

Ikatan yang melekatkan dua fosfat radikal terakhir kepada molekul yang dilambangkan

dengan symbol , adalah ikatan fosfat berenergi tinggi. Setiap ikatan ini menyimpan 7300 kalori

energi per mol ATP dibawah kondisi standar . Oleh karena itu, bila suatu fosfat radikal

dipindahkan lebih dari 7300 kalori energi dilepaskan untuk menggerakan proses kontraksi otot.

Kemudian, bila fosfat radikal kedua dipindahkan, masih terdapat 7300 kalori lagi. Pemindahan

fosfat pertama mengubah ATP menjadi ADP (Adenosin difosfat) dan pemindahan fosfat yang

kedua mengubah ADP ini menjadi AMP (Adenosin monofosfat).7

Jumlah ATP yang terdapat didalam otot, bahkan di dalam otot seorang atlet yang

terlatih denganbaik, hanya cukup untuk mempertahankan daya otot yang maksimal selama

kira-kira 3 detik, mungkin cukup untuk setengah bagian lari cepat 50 meter. Oleh karena itu,

26

Page 27: Sistem Muskluskletal

kecuali untuk waktu beberapa detik, penting bahwa ATP yang terus-menerus dibentuk, bahkan

selama penampilan dalam perlombaan atlentik yang singkat. 7

(1) Sistem Energi Fosfokreatin-Kreatin

Fosfokreatin (juga dsebut keratin fosfat) adalah senyawa kimia lain yang

mempunyai ikatan fosfat berenergi tinggi. Senyawa ini dapat dipecah menjadi

keratin dan ion fosfat. Sebenarnya, ikatan fosfat berenergi tinggi dari

fosfokreatin mempunyai energi yang lebih banyak dibandingkan ATP. Oleh

karena itu, fosfokreatin dapat dengan mudah menyediakan energi yang cukup

untuk membentuk kembali ikatan fosfat berenergi tinggi dari ATP. Lebih lanjut

lagi, kebanyaka sel otot mempunyai fosfokreatin dua atau empat kali lebih

banyak dibandingkan ATP. Suatu karakteristik khusus dari energi yang

dihantarkan oleh fosfokreatin ke ATP adalah bahwa penghantaran tersebut

terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu, semua energi disimpan

didalam fosfokreatin otot dengan segera tersedia untuk kontraksi otot, seperti

energi yang disimpan dalam ATP. Jumlah gabungan dari sel ATP dan sel

fosfokreatin disebut sistem energi fosfagen. Keduanya bersama-sama dapat

menyediakan daya otot maksimal selama 8 sampai 10 detik, hampir cukup untuk

lari 100 meter. Jadi energi dari sistem fosfagen digunakan untuk ledakan singkat

tenaga otot yang maksimum.7

(2) . Sistem Glikogen-Asam Laktat

Glikogen yang disimpan didalam otot dapat dipecah menjadi glukosa dan

glukosa tersebut kemudian digunakan untuk energi. Tahap awal dari proses ini,

yang disebut glikolisis , terjadi tanpa penggunaan oksigen dan oleh karena itu,

disebut metabolisme anaerobik. Selama glikolisis, setiap molekul glukosa

dipecah menjadi dua molekul asam piruvat, dan energi dilepaskan untuk

membentuk empat molekul ATP untuk setiap molekul glukosa asal. Biasanya,

asam piruvat kemudian akan masuk ke mitokondria sel otot dan bereaksi

dengan oksigen untuk membentuk lebih banyak molekul ATP. Akan tetapi, bila

tidak terdapat oksigen yang cukup untuk melangsungkan metabolisme glukosa

27

Page 28: Sistem Muskluskletal

tahap kedua (tahap oksidatif) ini, sebagian besar asam piruvat lalu akan diubah

menjadi asam laktat, yang berdifusi keluar dari sel otot masuk ke cairan

interstisial dan darah. Oleh karena itu, banyak glikogen otot berubah menjadi

asam laktat, tetapi dalam perjalanannya, sejumlah ATP yang sangat banyak

dibentuk seluruhnya tanpa memakai oksigen.7

Karakteristik lain glikogen-asam laktat adalah bahwa sistem ini dapat

membentuk molekul ATP kira-kira 2,5 kali lebih cepat daripada yang dilakukan

oleh mekanisme oksidatif mitokondria. Oleh karena itu, bila sejumlah besar ATP

dibutuhkan untuk kontraksi otot dalam waktu singkat sampai sedang,

mekanisme glikolisis anaerob ini dapat digunakan sebagai sumber energi yang

cepat. Akan tetapi sistem ini, hanya kira-kira setengahkali lebih cepat dari sistem

fosfagen. Dibawah kondisi optimal, ststem glikogen-asam laktat dapat

menyediakan aktivitas otot yang maksilmal selama 1,3 sampai 10 detik yang

disediakan oleh sistem fosfagen, walaupun pada beberapa kesempatan

mengurangi tenaga otot.7

(3) Sistem Aerobik

Sistem aerobik adalah oksidasi bahan makanan didalam mitokondria untuk

menghasilkan energi. Bahan makanan tersebut yaitu, seperti glukosa, asam

lemak, dan asam amino dari makanan, setelah melalui beberapa proses

perantara, bergabung dengan oksigen untuk melepaskan sejumlah energi yang

sangat besar yang digunakan untuk mengubah AMP dan ADP menjadi ATP.

Dalam membandingkan suplai energi dari mekanisme aerobik ini dengan suplai

energi yang dihasilkan dari sistem glikogen-asam laktat dan sistem fosfagen,

kecepatan relative pembentukan daya maksimum dalam hal pembentukan ATP

permol adalah sebagai berikut.7

28

Page 29: Sistem Muskluskletal

Mol ATP/menit

Sistem Fosfagen 4

Sistem glikogen-asam laktat 2,5

Sistem Aerobik 1

Tabel 1. Pembentukan ATP permol.7

Guyton CA dan Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2008

Bila membandingkan sistem yang sam atersebbut untuk ketahanan, nilai

relatifnya sebagai berikut,

Waktu

Sistem fosfagen 8 sampai 10 detik

Sistem glikogen-asam laktat 1,3 sampai 1,6 detik

Sistem aerobic Waktu tidak terbatas

Tabel 2. Nilai relative ketahanan pada sistem.7

Guyton CA dan Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2008

Jadi seseorang dapat dengan mudah melihat bahwa sistem fosfagen adalah

sistetm yang digunakan oleh otot untuk ledakan daya selama beberapa detik,

dan sistem aerobic diperlukan untuk aktivitas atletik yang lama. Diantara

keduanya adalah yang terutama penting untuk memberikan tenaga tambahan

selama perlombaan menengah seperti lari 200 sampai 800 meter.7

Pemulihan Sistem Metabolisme Otot setelah Kerja Fisik

Dengan cara yang sama bahwa energi dari fosfokreatin dapat digunakan untuk

membentuk kembali ATP, energi dari sistem glikogen-asam laktat dapat digunakan kembali

untuk membentuk baik fosfokreatin maupun ATP. Dan kemudian energi dari metabolisme

oksidatif sistem aerobik dapat digunakan untuk membentuk kembali semua sistem yang lain .

ATP, Fosfokreatin, dan sistem glikogen asam laktat.7

29

Page 30: Sistem Muskluskletal

Pembentukan kembali sistem asam laktat terutama berarti pemindahan kelebihan asam

laktat yang telah berkumpul didalam semua cairan tubuh. Hal ini sangat penting karena asam

laktat menyebabkan kelelahan yang sangat hebat. Bila tersediajumlah energi yang adekuat

dari metabolisme oksidatif, pemindahan asam laktat dicapai dalam dua cara (1) satu bagian

kecil dari asam laktat diubah kembali menjadi asam piruvat dan kemudian dimetabolisme

secara oksidatif oleh seluruh jaringan tubuh. (2) Sisa asam laktat diubah kembali menjadi

glukosa terutama didalam hati, dan glukosa selanjutnya digunakan untuk melengkapi

penyimpanan glukosa didalam otot.7

Pemulihan Glikogen Otot

Pemulihan pengurangan glikogen otot akibat kelelahan bukan merupakan masalah yang

sederhana. Pemulihan ini sering membutuhkan waktu berhari-hari, bukan beberapa detik,

menit, maupun jam untuk pemulihan sistem metabolisme fosfagen dan asam laktat. Perhatikan

bahwa pada orang yang menjalani diet tinggi karbohidrat, pemulihan sempurna terjadi kira-kira

dalam dua hari. Sebaliknya, orang yang menjalani diet tinggi lemak/tinggi protein atau tidak

makan menunjukan pemulihan yang sangat sedikit bahkan setelah 5 hari. Pesan yang ingin

disampaikan dari pembandingan ini adalah (1) bahwa penting bagi seorang atlet untuk

memiliki diet tinggi karbohidrat sebelum mengikuti perlombaan atletik yang sangat melelahkan

dan (2) tidak berpartisipasi dalam latihan selama 48 jam sebelum perlombaan.7

Kesimpulan

Tulang dan otot saling berhubungan untuk menimbulkan suatu pergerakan yang dibantu

oleh suatu sistem persendian. Otot dapat mengalami kelelahan akibat dari kekurangan oksigen

(hipoksik). Jaringan yang berfungsi dalam kondisi hipoksik menghasilkan laktat, dan

penimbunan asam laktat juga merupakan sisa metabolisme dalam siklus krebs (creb cycle)

yang terjadi di mitokondria dalam sel. Kita tahu bahwa energi (ATP) yang dihasilkan dalam

siklus krebs tersebut diperlukan suplai sumber energi yang sebagian besar diperoleh dari

karbohidrat, lipid, dan protein. Dimana karbohidrat akan mensuplai glukosa sebagai bahan

30

Page 31: Sistem Muskluskletal

utama dalam siklus pembentukan energi tersebut dan untuk merestorasi (perbaikan) keausan

sel diperlukan protein dan vitamin mineral. Dalam siklus krebs tersebut disamping

menghasilkan energi atau ATP dihasilkan pula sisa metabolisme, yaitu asam laktat yang

menimbulkan rasa nyeri otot (myalgia). Untuk mengurangi penumpukan asam laktat yang

menimbulkan nyeri otot tersebut diperlukan Tiamin (vitamin B1).

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.

2. Irianto K. Struktur dan fungsi tubuh manusia paramedis.Bandung. Penerbit CV YRMA

Media;2008.

3. Pabst R dan Putz R. Sobotta atlas anatomi manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2007.

4. Ward J, Clarke R, Linden R. At a glance fisiologi.Penerbit Erlangga;2007.

5. Murray R, Granner D, RodwelL V. Biokimia harper. Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009.

6. Ganong W. Review of medical physiology. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.

7. Guyton CA dan Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2008.

31