Sistem Koloid Sri Ok

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 Sistem Koloid Sri Ok

    1/13

    SISTEM KOLOID

    Disusun oleh:

    SINTIA DEBI SURINGGAR

    Kelas XI IPA 1

    DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

    SMA NEGERI 1 KEPAHIANG

    TP 2008 2009

  • 7/23/2019 Sistem Koloid Sri Ok

    2/13

    Sistem koloid

    1. Pengertian Sistem Koloid

    Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya

    terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Kolid dapat

    didefinisikan sebagai sistem heterogen, diman suatu zat

    didispersikan kedalam suatu media yang homogen. Ukuran zat

    yang didespersikan berukuran dari satu nanometer sampai satumikrometer.

    Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861.

    istilah itu berasal dari bahasa yunani, yaitu kolla dan oid . Kolla

    berarti lem, sedangkan oid berarti seperti. Yang dikaitkan dengan lem

    adalah sifat difusi nya, sebab sistem koloid mempunyai nilai difusi

    yang rendah, seperti lem. Larutan biasa misalnya garam, yang

    mempunyai nilai difusi lebih besar disebut kristaloid. Koloid

    mempunyai nilai difusi yang rendah karena partikel nya berukuran

    lebih besar daripada molekul yaitu berukuran maksimum 1

    mikrometer, tetapi tidak dapat mengendap. Larutan koloid biasanya

    tidak jernih, tetapi translusen. Secara makroskopis, koloid tampak

    homogen, namun secara mikroskopis koloid bersifat heterogen. Salah

    satu contoh koloid dalam kehidupan sehari- hari, yaitu santan.

    Meskipun sepintas lalu santan tampak homogen tetapi dengan

    mikroskopis ultra dapat kita amati partikel minyak yang tersebar

    didalam air. Jadi, santan bukanlah merupakan sistem satu fase seperti

    halnya larutan, melainkan sistem dua fase. Salah satu fase yaitu air

    bersifat kontinu; sedangkan fase yang satu lagi bersifat yaitu minyak,

    bersifat diskontinu (terputus putus) selanjunya, fase kontinu disebut

  • 7/23/2019 Sistem Koloid Sri Ok

    3/13

    sebagai medium dispersi, sedangkan fase yang diskontinu disebut

    sebagai fase terdispersi.

    2. Pengelompokan Sistem Koloid

    Dalam sistem koloid terdapat tiga fase zat, yaitu padat, cair, dan

    gas. Dari ketiga fase ini terbagi kedalam delapan sistem koloid.

    Adapun kedelapan sistem koloid tersebut adalah:

    1. Sistem Koloid Fase Padat-Cair (Sol)

    Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi

    berupa zat cair. Contoh sol/gel yaitu agar-agar, pektin(selai),gelatin(jelly), cairan kanji, air sungai, tinta, cat, gel kalsium asetat

    dalam alkohol, sol emas, sol Fe(OH)3, sol Al(OH)3, dan sol belerang.

    2. Sistem Koloid Fase Padat-Padat (Sol Padat)

    Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi

    berupa zat padat. Contoh sol padat yaitu kaca berwarna dan logam

    campuran (aloi) seperti stainless steel (campuran antara besi,

    nikel, dan kromium).

    3. Sistem Koloid Fase Padat-Gas (Aerosol Padat)

    Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi

    berupa zat gas. Contoh aerosol padat yaitu asap.

    4. Sistem Koloid Fase Cair-Gas (Aerosol)

    Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi

    berupa zat gas. Contoh aerosol yaitu kabut, awan, parfum,

    hairspray, cat semprot dan lain-lain.5. Sistem Koloid Fase Cair-Cair (Emulsi)

    Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi

    berupa zat cair. Contoh emulsi yaitu campuran antara minyak yang

    bersifat nonpolar dengan air yang bersifat polar, susu, air santan,

  • 7/23/2019 Sistem Koloid Sri Ok

    4/13

    dan krim. Dalam emulsi terdapat emulgator yaitu zat penghubung

    yang menyebabkan pembentukkan emulsi, contoh zat emulgator

    adalah sabun, detergen, lesitin dan kasein (dalam susu).

    6. Sistem Koloid Fase Cair-Padat (Emulsi Padat)Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi

    berupa zat padat. Contoh emulsi padat yaitu keju, mentega, dan

    mutiara.

    7. Sistem Koloid Fase Gas-Cair (Busa)

    Dengan fase terdispersi berupa zat gas dan medium pendispersi

    berupa zat cair. Contoh busa yaitu buih.

    8. Sistem Koloid Fase Gas-Padat (Busa Padat)Dengan fase terdispersi berupa zat gas dan medium pendispersi

    berupa zat padat. Contoh busa padat yaitu karet busa dan batu

    apung.

    3. Penggunaan Koloid

    Dari berbagai macam pengelompokan yang telah disebutkan,

    kecendrungan industri menggunakan beberapa koloid tersebut misalnya

    industri kosmetik, industri makanan, industri farmasi, dll. Koloid digunakan

    karena merupakn cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat zat yang

    tidak saling melarutkan secara Homogen dan stabil (pada tingkat

    makroskopis).

    a. Sistem koloid fase gas cair (Koloid Buih)

    Koloid Buih terbentuk dari fase terdispersi berupa gas debgan mediumpendispersi zat cair. Contohnya sabun, detergen, dan protein.

    Koloid buih dalm kehidupan sehari hari biasanya digunakan pada:

    - proses pencucian untuk mempercepat proses penghilangan

    kotoran.

  • 7/23/2019 Sistem Koloid Sri Ok

    5/13

    - Zat pemadam kebekaran untuk memperluas jangkauan dan

    mengurangi penguapan air.

    - Proses pemekatan biji logam, agar zat zat pengotor dapat

    terapung dalam busa tersebut.b. Sistem koloid fase gas padat (Busa padat)

    Busa padat terbentuk dari fase terdispersi gas dengan medium

    pendispersi padat. Misalnya karet busa dan batu apung yang

    digunakan untuk keperluan rumah tangga.

    c. Sistem koloid fase cair gas (Aerosol cair)

    Aerosol cair terbentuk dari fase terdispersi cair dalam medium

    pendispersi gas. Misalnya kabut, awan, dan produk aerosol dengansistem semprot. Sistem ini digunakan pada barang kosmetika, racun

    nyamuk semprot, cat semprot, dan pewangi semprot.

    d. Sistem koloid fase cair cair (Emulsi)

    Emulsi terbentuk dari fase terdispersi cair dalam medium pendispersi

    cair. Contohnya susu, krim, santan, dan lotion.

    e. Sistem koloid fase cair padat (emulsi padat)

    Emulsi padat terbentuk dari fase terdispersi cair dalam medium

    pendispersi padat. Emulsi ini banyak digunakan dalam industri

    makanan. Contohnya keju dan mentega.

    f. Sistem koloid fase padat gas ( Aerosol padat)

    Aerosol padat terbentuk dari fase terdispersi padat dalam medium

    pendispersi gas. Contohnya debu dan asap.

    g. Sistem koloid fase padat cair ( Sol)

    Sol terbentuk dari fase terdispersi padat dalam medium pendispersi

    cairan. Penggunaannya pada industri makanan, pengecatan, dll.Contohnya adalah agar agar, cat tembok, cat kayu, cat besi, sol

    emas, dan sol belerang.

    h. Sistem koloid fase padat padat ( Sol padat)

  • 7/23/2019 Sistem Koloid Sri Ok

    6/13

    Sol padat terbentuk dari fase terdispersi padat dalam medium

    pendispersi padatan. Contohnya padat campuran logam dan kaca

    berwarna.

    4. Sifat Sifat Koloid

    Sifat sifat khas koloid meliputi :

    a. Efek Tyndall

    Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.

    b. Gerak Brown

    Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.

    Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+

    Koloid As 2S 3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S 2-

    http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2009/03/kimia-sma_003.jpghttp://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2009/03/kimia-sma_002.jpg
  • 7/23/2019 Sistem Koloid Sri Ok

    7/13

    c. Adsorbsi

    Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap

    partikel atau ion atau senyawa yang lain.

    Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dariabsorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).

    Contoh :

    (i) Koloid Fe(OH) 3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H +.

    (ii) Koloid As 2S 3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S 2.

    d. Koagulasi

    Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.

    Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk

    koloid.

    Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan

    pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran

    koloid yang berbeda muatan.

    e. Koloid Liofil dan Koloid Liofob

    Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium

    pendispersinya cairan.

    Koloid Liofil:

    sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium

    pendispersinya.

    Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat

    Koloid Liofob :

    sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium

    pendispersinya.

    Contoh: sol belerang, sol emas.

  • 7/23/2019 Sistem Koloid Sri Ok

    8/13

    f. Elektroforesis

    Elektroforesis adalah peristiwa pemisahan koloid yang bermuatan.

    Partikel-partikel koloid yang bermuatan dengan bentuan arus listrikakan mengalir ke masing-masing elektroda yang bermuatannya

    berlawanan. Partikel yang bermuatan positif bergerak menuju ke

    elektroda positif.

    g. Koloid Pelindung

    Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid dari proses

    koagulasi atau penggumpalan. Ada beberapa koloid pelindung yangdigunakan pada emulsi, misalnya casein dalam susu. Jenis koloid ini

    disebut emuglatol.

    h. Dialisis

    Dialisis adalah proses penyaringan koloid dengan menggunakan kertas

    perkamen atau membran yang diletakan di dalam air yang mengalir

    i. Kesetabilan koloid

    Kesetabilan kolid ditentukan oleh muatan listrik yang dikandung partikel koloid.

    Muatan listrik dapat dilucuti, misalnya dengan penambahan zat yang bersifat

    elektrolit, akibatnya akan terjadi penggumpalan koloid atau pengendapan

    koloid

    5. Penerapan Koloid dalam kehidupan sehari hari

    Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari hari, terutama

    dalam kehidupan sehari hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid

    yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat zat yang

  • 7/23/2019 Sistem Koloid Sri Ok

    9/13

    tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk

    produksi dalam skala besar.

    Berikut ini adalah aplikasi koloid :

    Industri cat contohnya cat

    Industri pertanian contohnya peptisida dan insektisida

    Industri Kosmetika dan perawatan tubuh contohnya Krim, pasta

    gigi, sabun.

    Industri Farmasi contohnya pensilin untuk suntikan

    Industri makanan contohnya mentega, keju, susu.

    Industri kebutuhan rumah tangga contohnya deterjen.

    Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid

    1. Penggumpalan darah

    Darah mengandung sejumlah koloid, protein yang bermuatan negatip.

    Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat di obati dengan pensil

    stiptik atau tawas. Ion- ion tersebut membantu agar partikel koloid

    bersifat netral maka dapat lebih muda dilakukan.

    2. Penjernihan Air

    Air keran yang ada saat ini mengandung partikel partikel koloid

    tanah liat, lompur dan berbagai partikel lainnya. Oleh karena itu untuk

    menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan dengan

    beberapa langkah agar partikel tersebut dapat dipisahkan. Hal itu

    dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3. Ion Al3+

    yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk

    partikel Al(OH)3 yang bermuatan positif.

    3. Pemutihan Gula

  • 7/23/2019 Sistem Koloid Sri Ok

    10/13

    Gula tebu yang masih berwarna dapat di putihkan. Dengan melarutkan

    gula kedalam air, kemudian larutan di alirkan melalui sistem koloid

    tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat

    warna tersebut. Partikel partikel koloid tersebut mengadsorpsi zatwarna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.

    6. Pembutan Sistem Koloid

    Seperti kita ketahui bahwa ukuran partikel koloid terletak diantara

    partikel larutan dan suspensi maka koloid dapat dibuat dengan dua

    cara, yaitu cara kondensasi dan cara dispersi.1. cara kondesasi

    cara kondensasi ialah cara pembuatan sistem koloid dengan

    mengubah partikel partikel larutan sejati menjadi partikel

    partikel koloid.

    Berdasarkan proses pembentukan partikel partikel koloid maka

    cara kondesasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu cara kimia

    dan cara fisika.

    a. cara kimia

    ada cara kimia partikel partikel koloid dibentuk dari partikel

    larutan sejati melalui reaksi kimia. Pertumbuhan partikel yang

    terlalu cepat pada pertumbuhan koloid dengan cara ini harus di

    hindari. Apabila hal ini terjadi akan terbentuk gumpalan

    gumpalan partikel yang terlalu besar sehingga sistem koloid

    tidak terjadi.Untuk mengatasi hal ini, dilakukan beberapa cara kimiawi,

    seperti berikut ini!

    1) Melalui Reaksi Redoks

  • 7/23/2019 Sistem Koloid Sri Ok

    11/13

    Reaksi redoks merupakan reaksi pembentukan partikel

    koloid melalui mekanisme perubahan bilangn oksidasi.

    Contohnya adalah sebagai berikut.

    a. pembuatan sol belerang dengan mengalirkan gashidrogen sulpida ( H2S ) kedalam larutan belerang

    dioksida (SO 2)

    2H 2S (g) + SO 2(aq) 3S (s) + 2H 2O (l)

    b. pembuatan sol emas dengan cara mereaksikan

    larutan AuCl 3 dengan zat periduksi pormaldehit atau

    besi (II) sulfat.

    2) melalui reaksi hidrolisis

    reaksi hidrolisis merupakan reaksi pembentukan koloid dengan

    pereaksi air.

    3) melalui reaksi penggaraman

    Garam garam yang sukar larut dapat dibuat menjadi koloid

    melalui pereaksi pembentukan garam. Untuk menghindari

    terjadinya pengendapan biasanya digunakan suatu zat

    pemecah4) melalui reaksi pengenceran.

    a. sol As 2S 3 yang berwarna kuning dapat dibuat dengan

    mengalirkan gas H 2S kedalam larutan encer As 2O 3.

    b. Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan

    encer AgNO 3 dan larutan HCl.

    c. cara fisika ini dapat dilakukan dengan menurunkan

    kelarutan zat terlarut dengan cara mengubah pelarut

    atau dengan jalan mendinginkan larutan. Contohnya.

    sol belerang dalam air, dapat dibuat dengan

    melarutkan belerang dalam alkohol. Kemudian,

  • 7/23/2019 Sistem Koloid Sri Ok

    12/13

    larutan yang telah terjadi diteteskan kedalam air

    sedikit sedikit.

    sol belerang dapat dibuat dengan jalan

    melarutkan serbuk belerang kedalam air panas,

    dan setelah didinginkan akan terbentuk sol.

    2. cara dispersi

    cara dispersi ialah cara mengubah partikel partikel kasar menjadi

    partikel koloid. Dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

    a. cara mekanik

    cara mekanik merupakan cara fisik yang hanya mengubah partikelkasar menjadi partikel halus melallui proses penggilingan dengan alat

    coloid mill, sampai diperoleh ukuran partikel yang diinginkan.

    b. cara peptisasi

    pada cara ini partikel kasar yang berupa endapan diubah menjadi

    partikel koloid dengan menggunakan pemeptisasi (pemecahan) atau

    menambahkan ion sejenis sehingga akan memecahkan gumpala,

    endapa menjadi partikel koloid.

    c. cara busur bredig

    cara ini digunakan untuk membuat sol logam, dilakukan dengan

    meloncatkan bunga api listrik kedalam larutan elektrolit atau air,

    sebagai elektrodanya adalah logam yang akan dibuat koloid (sol). Uap

    logam yang terjadi akan terdispersi dalam medium pendispersi

    sehingga membebtuk koloid.

    d. cara homogenisasi

    cara ini mirip dengan cara mekanik dan biasanya digunakan untukmembuat emulsi. Pada cara ini partikel lemak dihaluskan, kemudian

    didispersikan dalam medium air. Selanjutnya, emilsi yang terbentuk

    dimasukkan kedalm alat homogenizer, yaitu dilewatkan pada pori

  • 7/23/2019 Sistem Koloid Sri Ok

    13/13

    pori dengan ukuran tertentu sehingga diperoleh emulsin yang

    homogen.

    e. cara dispersi dalam gas

    Cara ini di lakukan dengan penyemprotan cairan menggunakan alatatomizer ( pengatom) atau sprayer membentuk aerosol. Contohnya,

    penyemprotan parfum, insektisida, dan lain lain.