Sistem Informasi Daerah Aliran Sungai

  • Upload
    alanbbx

  • View
    102

  • Download
    11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

eeeeeffd

Citation preview

SISTEM INFORMASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)GEOGRAFIS PULAU LOMBOK

Oleh :

Alanuddin

1110530278TEORI DAN PRAKTIK

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA

STMIK BUMIGORA MATARAM

2015

DAFTAR ISIDAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

SUNGAI DI MATARAM

Kondisi Geografis

Wilayah Sungai Pulau Lombok terletak di Pulau Lombok yang merupakan salah satu pulau besar di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang secara geografis terletak antara 116o00 116o45 BT dan 815 910 LS. Wilayah Sungai Pulau Lombok mempunyai luas wilayah 7,619.80 km(15.45% dari luas wilayah Provinsi NTB), terdiri dari daratan 4,738.70 km2 (62.19%) danperairan laut 2,881.18 km22 (37.81%). Batas-batas geografis Wilayah Sungai Pulau Lombok, di sebelah utara dan timur secara berturut turut dibatasi oleh Laut Flores dan Selat Alas, sedangkan di bagian selatan dan baratnya dibatasi oleh Samudra Indonesia dan Selat Lombok.Mata Air

Mata air di Pulau Lombok mempunyai penyebaran yang tidak merata yaitu sebanyak 107 buah (67 di SWS Dodokan, 32 di SWS Menanga dan 8 di SWS Putih), dimana sebagian besar terdapat di daerah Narmada, Batukliang Utara, Aikmel, Montong Gading, Lingsar dan Pringgasela. Keadaan mata air tersebut sangat bervariasi, karena keanekaragaman kondisi hidrogeologinya. Debit mata air berkisar antara 4,1 lt/det-1233 lt/det. Sebagian kecil tidak mengalir jika musim kemarau. Mata air ini di manfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, air minum, irigasi maupun PDAM. Data mata air di Pulau Lombok dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan Tabel 2.4.

Dari 114 DAS yang ada di WS P. Lombok hanya 54 DAS yang mempunyai luas hutan >= 30% dari luas DAS

C. Daerah Aliran Sungai

Di WS. Pulau Lombok terdapat 115 (seratus lima belas) DAS dengan kondisi sebagai berikut :

- Terdapat 87 DAS surplus, 2 DAS kritis dan 26 DAS defisit (DAS surplus merupakan DAS-DAS kecil)

- terdapat 42 DAS utilitas 27 diantaranya merupakan utilitas tinggi Gambaran DAS-DAS di WS Pulau Lombok, sebaran DAS utilitas dan pembagiannya berdasarkan Kabupaten/Kota dan DAS lintas Kabupaten/Kota disajikan pada tabel dan gambar sebagai berikut :

Ringkasan

Daerah aliran sungai (DAS) merupakan kawasan yang dikelola dalam upaya menjaga kon-tinuitas ketersediaan air. Keberhasilan pengelolaan suatu DAS diharapkan dapat mencegah terjadinya banjir pada saat musim hujan dan menghindarkan kekeringan pada musim kemarau. Data penginderaann jauh dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengelolaan DAS melalui ekstraksi beberapa jenis informasi tematik yang memberikan gambaran karakteristik DAS. Dalam penelitian ini data satelit penginderaan jauh digunakan untuk mendukung pengelolaan DAS Dodokan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tujuan penelitian adalah menyusun data dan informasi karakteristik DAS berbasis data penginderaan jauh sebagai bahan untuk mendukung pengelolaan DAS. Data satelit penginderaan jauh yang digunakan adalah data Landsat-7 (tahun 2001) dan data ALOS AVNIR-2 (tahun 2006). Analisis dan interpretasi citra dilakukan dengan pendekatan multispektral, dan multitemporal yang didukung DEM SRTM Arc30, peta tematik dan data hasil survei lapangan. Data satelit penginderaan jauh digunakan untuk memperoleh informasi penutup/penggunaan lahan, indeks penutup lahan (IPL) dan bentuk lahan. Kajian diarahkan pula untuk memperoleh informasi tentang kondisi DAS. Berdasarkan hasil pengolahan DEM SRTM Arc30 diperoleh batas DAS Dodokan sehingga diperoleh luas DAS, yaitu 560,02 Km2 dan keliling DAS 179,10 Km. DAS Dodokan yang berbentuk lonjong mengindikasikan waktu konsentrasi air hujan yang mengalir menuju outlet relatif lama sehingga uktuasi banjir juga relatif rendah. Hasil perhitungan nisbah percabangan sungai pada parameter jaringan sungai mendekati nilai 3 (tiga) yang berarti bahwa kenaikan muka air di alur sungai tersebut dapat terjadi dengan cepat dan menimbulkan banjir, sedangkan penurunannya berjalan lambat. Selain itu, DAS Dodokan memiliki kerapatan aliran 2,07 Km/Km? yang berarti termasuk dalam kriteria kerapatan sedang dan pola alirannya yang dentritik rektangular. Elevasi DAS Dodokan berkisar antara 0150 meter di atas permukaan laut dan memiliki 5 macam bentuk wilayah, yakni datar (0-8%), landai (8-15%), agak curam (15-25%), curam (25-40%), dan sangat curam (>40%). Secara teoritis dan praktis, faktor kelerengan lahan yang sangat curam (>40%) tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya pertanian maupun nonpertanian, kecuali diperuntukkan sebagai kawasan konservasi tanah dan air (hutan). Berdasarkan hasil pengolahan citra Landsat-7 dan ALOS AVNIR2 diperoleh informasi penutup lahan dan perubahannya dalam periode 5 tahun (2001-2006). Penutup lahan didominasi oleh sawah yang mencapai luas 33.527 Ha (=59,87%) pada tahun 2001 dan 33.789 Ha (= 60,34%) pada tahun 2006, sehingga dalam kurun waktu 5 tahun luas sawah bertambah 262 Ha. Penutup lahan hutan berkurang 2 Ha dari 1.646 Ha (tahun 2001) menjadi 1.644 Ha (tahun 2006). Penurunan luas penutup lahan diakibatkan adanya alih fungsi lahan hutan menjadi semak/belukar, tegalan/ladang menjadi sawah dan/atau semak/belukar menjadi tegalan/ladang/sawah. Hasil perhitungan indeks penutupan lahan (IPL) untuk DAS Dodokan diperoleh nilai 0,029. IPL merupakan rasio luas lahan yang memiliki vegetasi permanen dengan luas daerah aliran sungai. Nilai IPL yang rendah (0,029) menunjukkan bahwa DAS Dodokan termasuk dalam kriteria DAS yang kritis. Bentuklahan yang teridenti_kasi di DAS Dodokan adalah dataran aluvial, lereng kaki, dan pegunungan denudasional. Informasi geologi memberikan gambaran bahwa DAS Dodokan merupakan satuan perbukitan menggelombang dan dibentuk oleh berbagai jenis batuan sedimen dan gunungapi yang didominasi oleh perselingan breksi gampingan dan lava penyusun Formasi Kalipalung dan perselingan breksi dan lava penyusun Formasi Kalibabak. Sementara itu, untuk jenis tanah didominasi oleh Komplek Mediteran Coklat & Mediteran Coklat Kemerahan yang memiliki tekstur liat dengan drainase permukaan sedang. Kondisi ini menyebabkan air hujan untuk sementara waktu tinggal di permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah secara lambat, kandungan air optimal bagi pertumbuhan tanaman, lereng melandai, dan peresapan tanah baik. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi citra dengan dukungan informasi non penginderaan jauh, menunjukkan bahwa penggunaan citra penginderaan jauh sangat bermanfaat dalam kajian pengelolaan sumber daya air khususnya untuk mendukung pengelolaan suatu DAS. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa DAS Dodokan merupakan DAS dengan kriteria kritis, sehingga diperlukan penanganan dalam pengelolaannya dengan cara perlindungan (proteksi), perbaikan, dan rehabilitasi. Tindakan perlindungan dilakukan untuk menjaga kondisi yang ada (status quo). Teknik perbaikan digunakan untuk memperoleh keuntungan hasil air, sedangkan rehabilitasi DAS diimplemantasikan melalui penggunaan lahan yang sesuai dan tindakan konservasi untuk memperkecil erosi dan secara simultan meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan petani.Kata kunci : Daerah Aliran Sungai (DAS), Karakteristik DAS, Penginderaan JauhPembangunan yang berkelanjutan di Indonesia diarahkan pada pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam hutan, tanah dan air bagi kepentingan masa sekarang serta menjamin kelangsungan pemanfaatannya di masa yang akan datang. Pengalaman menunjukkan bahwa kegiatan pengelolaan sumber daya alam tersebut seringkali hanya dipandang dalam lingkup batas-batas wilayah administratif, padahal proses-proses alam seperti banjir, tanah longsor dan degradasi lingkungan, seperti erosi dan sedimentasi tidak mengenal batas wilayah administrasi melainkan mengikuti batas-batas Daerah Aliran Sungai (DAS). Kerusakan DAS dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan DAS untuk menyimpan air di musim kemarau, meningkatnya frekuensi banjir tahunan, tidak memadai lagi akses pasokan air bersih untuk masyarakat dan tingginya sedimentasi yang semuanya itu menunjukkan bahwa proses daur hidrologi sudah mengalami kerusakan. DAS (watershed atau drainage basin) adalah suatu area di permukaan bumi yang di dalamnya terdapat sistem pengaliran sumber daya air yang terdiri dari satu sungai utama (main stream) dan beberapa anak cabangya (tributaries), yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air dan mengalirkan air melalui satu outlet [Ritter, 2003]. Pada Gambar 1 dapat dilihat visualisasi suatu DAS secara umum. Teknologi penginderaan jauh merupakan teknologi yang dapat mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat akan data yang spasial, faktual dan aktual. Kemampuan penyediaan data dan informasi kebumian yang bersifat dinamik bermanfaat dalam pembangunan di era Otonomi Daerah. Ketersediaan data dan informasi yang diimbangi dengan pengolahan data menjadi informasi wilayah dapat dilakukan dengan sistem informasi geogra_s (SIG). SIG merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan hardware, software dan brainware untuk pengumpulan, pengolahan dan penyajian data yang bereferensi keruangan (spasial). Kemampuan untuk mengintegrasikan data dari berbagai sumber, mengolah dan menganalisis serta menyajikan hasil dalam waktu yang relatif singkat merupakan kelebihan dari SIG sehingga banyak diaplikasikan dalam berbagai pemodelan sumber daya secara keruangan.Tujuan penelitian adalah menyusun data dan informasi karakteristik DAS berbasis data penginderaanjauh sebagai bahan untuk mendukung pengelolaan DAS. Daerah yang menjadi objek kajian adalah DAS Dodokan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

1.2. RUMUSAN MASALAH1.3. TUJUAN 1.4. BATASAN, SYARAT KRITERIA

1.5. LOKASI

BABA II

LANDASAN TEORI2.1. Pengembangan dan Aplikasi Konsep

2.1.1. Kebutuhan Data dan Informasi

2.1.2. Batasan dan Karakteristik Data

2.1.3. Aplikasi Konsep

BABA III

IMPLEMENTASI KONSEPBAB IV

HASIL DAN DISKUSIPENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN