87
SISTEM SISTEM DISPERSA DISPERSA DOSEN MATAKULIAH DOSEN MATAKULIAH Dra. Saodah, M.Sc., Dra. Saodah, M.Sc., Apt. Apt.

Sistem Dispersa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sistem Dispersa

Citation preview

Page 1: Sistem Dispersa

SISTEM SISTEM DISPERSADISPERSADOSEN MATAKULIAHDOSEN MATAKULIAH

Dra. Saodah, M.Sc., Apt.Dra. Saodah, M.Sc., Apt.

Page 2: Sistem Dispersa

SISTEM DISPERSASISTEM DISPERSA

1.1. Klasifikasi Sistem DispersaKlasifikasi Sistem Dispersa

Sistem dispersa mengandung zat-zat Sistem dispersa mengandung zat-zat berupa partikel yang dikenal sebagai berupa partikel yang dikenal sebagai “fasa terdispers” terdistribusi di dalam “fasa terdispers” terdistribusi di dalam medium pendispers (fasa kontinu) medium pendispers (fasa kontinu) berdasarkan ukuran partikel sistem berdasarkan ukuran partikel sistem dispersa diklasifikasikan sebagai berikut:dispersa diklasifikasikan sebagai berikut:

Page 3: Sistem Dispersa

1. Dispersa Molekuler1. Dispersa Molekuler = Larutan = Larutan sebenarnya sebenarnya

= True Solution= True Solution

- Molekul-molekulnya homogen- Molekul-molekulnya homogen

- 0 partikel < 1 mu- 0 partikel < 1 mu

- Tidak dapat dibawah mikroskop- Tidak dapat dibawah mikroskop

- Dapat melalui ultrafilter dan - Dapat melalui ultrafilter dan membran semi permeabelmembran semi permeabel

- Sangat cepat terdiffusi- Sangat cepat terdiffusi

Contoh : molekul-molekul ; Contoh : molekul-molekul ; molekul-molekul glukosa. molekul-molekul glukosa.

02

Page 4: Sistem Dispersa

2. Dispersa kolloid2. Dispersa kolloid

- 0 partikel 0.5-1.0 mu- 0 partikel 0.5-1.0 mu- Dapat dilihat dibawah mikroskop- Dapat dilihat dibawah mikroskop

elektronelektron- Dapat melalui kertas saring, tetapi- Dapat melalui kertas saring, tetapi

tidak melalui membransemi tidak melalui membransemi permeabelpermeabel- Terdiffusi sangat lambat- Terdiffusi sangat lambat Contoh : Larutan Ag kolloid, senyawa- Contoh : Larutan Ag kolloid, senyawa- senyawa polimer (alam dan sintesis) senyawa polimer (alam dan sintesis)

Page 5: Sistem Dispersa

3. Dispersa Kasar 3. Dispersa Kasar = = Coarse dispersonCoarse disperson

- 0 partikel >0.5 u- 0 partikel >0.5 u- Dapat dilihat dibawah mikroskop- Dapat dilihat dibawah mikroskop- Tidak dapat melalui kertas - Tidak dapat melalui kertas

saring saring dan kertas semi permeabeldan kertas semi permeabel- Tidak dapat terdiffusi- Tidak dapat terdiffusiContoh : Sel-sel darah merah, Contoh : Sel-sel darah merah,

suspensi, emulsi, lotion. suspensi, emulsi, lotion.

Page 6: Sistem Dispersa

Sifat-sifat dasar dispersaSifat-sifat dasar dispersa

1. Ukuran Partikel1. Ukuran Partikel

Ukuran partikel merupakan suatu Ukuran partikel merupakan suatu pertimbangan yang penting dalam pertimbangan yang penting dalam mengevaluasi sistem dispersa. mengevaluasi sistem dispersa. Untuk ini perlu dipelajari teknik Untuk ini perlu dipelajari teknik penentuan ukuran partikel :penentuan ukuran partikel :

Caranya :Caranya :

Page 7: Sistem Dispersa

a.a. Cara TradisionalCara TradisionalYakni menggunakan ayakan untukk Yakni menggunakan ayakan untukk mendapatkan ukuran partikel mendapatkan ukuran partikel tertentu, keburukan cara ini :tertentu, keburukan cara ini :- Bila serbuknya rapuh maka - Bila serbuknya rapuh maka selama pengayakan ukuran selama pengayakan ukuran partikelnya akan selalu berkurang.partikelnya akan selalu berkurang.- Biasa digunakan untuk partikel - Biasa digunakan untuk partikel ber 0 30-50 umber 0 30-50 um- Ukuran partikel tidak seragam - Ukuran partikel tidak seragam sukar untuk dievaluasisukar untuk dievaluasi

Page 8: Sistem Dispersa

b. Metode Optikalb. Metode OptikalYakni menggunakan mikroskop Yakni menggunakan mikroskop bermikrometer. Dengan cara ini ukuran bermikrometer. Dengan cara ini ukuran partikelnya langsung dapat diperoleh.partikelnya langsung dapat diperoleh.

c. Dengan Mikroskop Elektronc. Dengan Mikroskop ElektronHanya dilakukan untuk ukuran partikel yang Hanya dilakukan untuk ukuran partikel yang halus.halus.

d. Dengan Coulter Counterd. Dengan Coulter CounterDengan alat ini selain diperoleh ukuran Dengan alat ini selain diperoleh ukuran partikel sekaligus dapat mengetahui jumlah partikel sekaligus dapat mengetahui jumlah partikel.partikel.

Page 9: Sistem Dispersa

2. Sifat Permukaan2. Sifat Permukaan

Permukaan partikel fasa terdispers Permukaan partikel fasa terdispers cenderung bermuatan, akibat absorpsi ion-ion cenderung bermuatan, akibat absorpsi ion-ion dari pelarut (pembawa) atau karena muatan pada dari pelarut (pembawa) atau karena muatan pada permukaan partikel mempunyai konstanta permukaan partikel mempunyai konstanta dielektrik yang berbeda dengan pembawa.dielektrik yang berbeda dengan pembawa.

Perbedaan potensial antara permukaan Perbedaan potensial antara permukaan partikel dengan pembawa disebut “potensial partikel dengan pembawa disebut “potensial zeta”. Nilai potensial zeta akan mempengaruhi zeta”. Nilai potensial zeta akan mempengaruhi stabilitas fisis dari sistem dispersa. Alat yang stabilitas fisis dari sistem dispersa. Alat yang digunakan untuk mengukur potensial zeta adalah digunakan untuk mengukur potensial zeta adalah “zetamer” atau “mikroelektroforesis”.“zetamer” atau “mikroelektroforesis”.

Page 10: Sistem Dispersa

3. Sifat Aliran3. Sifat Aliran

Ada 2 jenis sifat aliran :Ada 2 jenis sifat aliran :

1. Newton1. Newton

2. Non newton2. Non newton

Pada sediaan farmasi sistem Pada sediaan farmasi sistem dispersa sifat alirannya adalah non dispersa sifat alirannya adalah non newton.newton.

Page 11: Sistem Dispersa

Ada 4 jenis Non Newton :Ada 4 jenis Non Newton :1. Plastis1. Plastis2. Pseudopiatis2. Pseudopiatis3. Dilatan3. Dilatan4. Thiksotropik4. Thiksotropik

Aliran thiksotropik : Viskositas Aliran thiksotropik : Viskositas meninggi meninggi kalau didiamkan , tetapi kalau didiamkan , tetapi akan menurun jika akan menurun jika diberi gaya.diberi gaya.Alat untuk mengukur viskositas = Alat untuk mengukur viskositas = ViskometerViskometerUntuk cairan encer; digunakan viskometer Untuk cairan encer; digunakan viskometer ostwald (bentuk tabung u)ostwald (bentuk tabung u)Untuk cairan kental; digunakan viskometer rotasiUntuk cairan kental; digunakan viskometer rotasiMisalnyaMisalnya : 1. Concentric cylinder Viscometer: 1. Concentric cylinder Viscometer

2. Cone and plate Viscometer2. Cone and plate Viscometer

Page 12: Sistem Dispersa

Bentuk Sediaan yang tergolong dalamBentuk Sediaan yang tergolong dalamsistem dispersa :sistem dispersa :

1.1. LarutanLarutanMenurut F.Ind ed. IV (1995)Menurut F.Ind ed. IV (1995)Larutan adalah sediaan cair yang mengandung Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia/bahan obat yang satu atau lebih zat kimia/bahan obat yang terlarut , terdispersi secara molekular dalam terlarut , terdispersi secara molekular dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur karena molekul-molekul yang saling bercampur karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan umumnya memberikan jaminanan umumnya memberikan jaminanan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik.baik.

Page 13: Sistem Dispersa

Bentuk sediaan larutan digolongkan Bentuk sediaan larutan digolongkan menurut cara pemberiannyamenurut cara pemberiannya ::

- Larutan Oral- Larutan Oral

- Larutan Topikal- Larutan Topikal

Larutan Oral Larutan Oral

Adalah sediaan cair yang dibuat Adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air.pewarna yang larut dalam air.

Page 14: Sistem Dispersa

Larutan oral yang mengandung Larutan oral yang mengandung etanol (alkohol) sebagai pelarut etanol (alkohol) sebagai pelarut pembantu (kosolven) disebut pembantu (kosolven) disebut “Eliksir”“Eliksir”

Larutan oral yang mengandung Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi sukrosa atau gula lain kadar tinggi disebut sebagai “sirup”disebut sebagai “sirup”

Page 15: Sistem Dispersa

Larutan TopikalLarutan TopikalAdalah larutan yang mengandung air,tetapi Adalah larutan yang mengandung air,tetapi seringkali mengandung pelarut lain seperti seringkali mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol, untuk penggunaan topikal etanol dan poliol, untuk penggunaan topikal pada kulit.pada kulit.Istilah “lotion” digunakan untuk larutan Istilah “lotion” digunakan untuk larutan atau suspensi yang digunakan secara atau suspensi yang digunakan secara topikal.topikal.Menurut istilah kimia fisik, larutan dapat Menurut istilah kimia fisik, larutan dapat berupa “berupa “

- Padat dalam cairan- Padat dalam cairan- Gas dalam Cairan- Gas dalam Cairan- Cairan dalam cairan (yang dapat - Cairan dalam cairan (yang dapat

bercampur)bercampur)- Gas dalam padatan- Gas dalam padatan

Page 16: Sistem Dispersa

Tetapi dalam istilah farmasi yang paling Tetapi dalam istilah farmasi yang paling umum adalah di dalam zat cair, cair dalam umum adalah di dalam zat cair, cair dalam zat cair dan sedikit gas dalam cair.zat cair dan sedikit gas dalam cair.

Cara melarutkan obat secara baik adalah Cara melarutkan obat secara baik adalah berdasarkan sifat kelarutan dari zat yang berdasarkan sifat kelarutan dari zat yang akan kita larutkan.akan kita larutkan.

Selain itu beberapa faktor yang Selain itu beberapa faktor yang mempengaruhi kelarutan :mempengaruhi kelarutan :

- Suhu/temperatur- Suhu/temperatur

- Pengadukan/pengocokan- Pengadukan/pengocokan

- Ukuran partikel- Ukuran partikel

Page 17: Sistem Dispersa

a.a. Suhu/tempetarurSuhu/tempetarur

Kebanyakan bahan kimia menyerap Kebanyakan bahan kimia menyerap panas bila dilarutkan-panas panas bila dilarutkan-panas kelarutan negatif dengan nainnya kelarutan negatif dengan nainnya suhu kelarutan semakin besar.suhu kelarutan semakin besar.

Sebaliknya bila panas kelarutan Sebaliknya bila panas kelarutan positif maka kenaikan suhu positif maka kenaikan suhu menyebabkan kelarutan bekurangmenyebabkan kelarutan bekurang

Page 18: Sistem Dispersa

b.b.Pengadukan/PengocokanPengadukan/PengocokanSemakin cepat pengadukan, Semakin cepat pengadukan, semakin banyak pelarut yang semakin banyak pelarut yang berkontak dengan obat, sehingga berkontak dengan obat, sehingga semakin tinggi kelarutan.semakin tinggi kelarutan.

c.Ukuran Partikelc.Ukuran PartikelSemakin kecil ukuran partikel suatu Semakin kecil ukuran partikel suatu obat, semakin luas permukaan yang obat, semakin luas permukaan yang berkontak dengan pelarut akibatnya berkontak dengan pelarut akibatnya semakin cepat proses melarut. semakin cepat proses melarut.

Page 19: Sistem Dispersa

Sediaan farmasi bentuk larutan :Sediaan farmasi bentuk larutan :

1. Larutan untuk oral1. Larutan untuk oral

2. Larutan untuk Mulut2. Larutan untuk Mulut

seperti : - Obat cuci mulut seperti : - Obat cuci mulut (Collutorium) (Collutorium)

- Gargarisma - Gargarisma (obat kumur-kumur) (obat kumur-kumur)

Page 20: Sistem Dispersa

- Obat cuci mulut (Collutorium)Obat cuci mulut (Collutorium)

Digunakan untuk membersihkan rongga Digunakan untuk membersihkan rongga mulut dan menghilangkan bau mulut. mulut dan menghilangkan bau mulut. Biasanya mengandung zat antibakteri Biasanya mengandung zat antibakteri atau astringen ( dan ) pada atau astringen ( dan ) pada kemasannya diberi label : “tidak boleh kemasannya diberi label : “tidak boleh ditelan”-R/listerin.ditelan”-R/listerin.

- Obat Kumur-kumur (Gargarisma)Obat Kumur-kumur (Gargarisma)

Digunakan untuk mengurangi rasa sakit Digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada infeksi kerongkongan, juga untuk pada infeksi kerongkongan, juga untuk menghilangkan bau mulut. menghilangkan bau mulut.

ZnSO4 ZnCL2

Page 21: Sistem Dispersa

EliksirEliksirAdalah suatu cairan oral yang jernih, Adalah suatu cairan oral yang jernih, manis, dan berasa enak. Pelarut manis, dan berasa enak. Pelarut yang digunakan biasanya yang digunakan biasanya mengandung persen alkohol yang mengandung persen alkohol yang tinggi, gula, gliserin atau propilen tinggi, gula, gliserin atau propilen glikol. Selain itu ada zat warna, glikol. Selain itu ada zat warna, pengharum dan pengawet.pengharum dan pengawet.Eliksir selalu mengandung obat-obat Eliksir selalu mengandung obat-obat berkhasiat keras seperti berkhasiat keras seperti antihistamin, antibiotik dan sedativa.antihistamin, antibiotik dan sedativa.

Page 22: Sistem Dispersa

Kadar alkohol dalam eliksir dapat Kadar alkohol dalam eliksir dapat mencapai 5-12 %. Bahkan ada yang mencapai 5-12 %. Bahkan ada yang mencapai 20%. Perbedaan ini mencapai 20%. Perbedaan ini disebabkan berbedanya sifat-sifat disebabkan berbedanya sifat-sifat bahan yang akan dilarutkan.bahan yang akan dilarutkan.

Oleh sebab itulah di dalam eliksir Oleh sebab itulah di dalam eliksir perlu juag ditambahkan pelarut lain perlu juag ditambahkan pelarut lain seperti tersebut di atas seperti tersebut di atas sebagai”pelarut pembantu” (Co-sebagai”pelarut pembantu” (Co-Solvent) yang fungsinya untuk Solvent) yang fungsinya untuk meningkatkan kelarutan.meningkatkan kelarutan.

Page 23: Sistem Dispersa

Peristiwa tersebut”Co-Solvency”Peristiwa tersebut”Co-Solvency”

Eliksir terbagi atas 2 jenis :Eliksir terbagi atas 2 jenis :

1. Eliksir sebagai pelarut1. Eliksir sebagai pelarut

2. Eliksir Obat2. Eliksir Obat

Eliksir yang digunakan sebagai Eliksir yang digunakan sebagai pelarut misalnya untuk obat-obat pelarut misalnya untuk obat-obat batuk seperti: Dekstrometorfan Hbr, batuk seperti: Dekstrometorfan Hbr,

CTM, , Codein CTM, , Codein fosfat, dan Lain-lain.fosfat, dan Lain-lain.

CLNH4

Page 24: Sistem Dispersa

Karena pelarut dalam eliksir Karena pelarut dalam eliksir merupakan “pelarut campur” merupakan “pelarut campur” sehingga dapat mengandung bahan sehingga dapat mengandung bahan obat yang larut dalam air atau yang obat yang larut dalam air atau yang larut dalam alkohol.larut dalam alkohol.

Di dalam formula eliksir tidak boleh Di dalam formula eliksir tidak boleh ditambah tragakant, akasia (gom ditambah tragakant, akasia (gom arab), agar –agar atau zat-zat an arab), agar –agar atau zat-zat an organik, karena dengan adanya organik, karena dengan adanya alkohol kadar tinggi terjadi alkohol kadar tinggi terjadi pengendapan. pengendapan.

Page 25: Sistem Dispersa

SirupSirupMerupakan sediaan pekat gula dengan atau tanpa Merupakan sediaan pekat gula dengan atau tanpa penambahan bahan obat atau pewangi.penambahan bahan obat atau pewangi.

Sirup simpleks (F. Ind. Ed. III)Sirup simpleks (F. Ind. Ed. III)Adalah larutan gula 65% di dalam Adalah larutan gula 65% di dalam larutan metil larutan metil

paraben 0.25%paraben 0.25%

Komponen sirupKomponen sirupSebagian besar sirup-sirup mengandung komponen Sebagian besar sirup-sirup mengandung komponen berikut :berikut :1. Gula (Sukrosa); atau pengganti gula yang 1. Gula (Sukrosa); atau pengganti gula yang memberikan rasa manis dan kental.memberikan rasa manis dan kental.2. Pengawet/antimikroba2. Pengawet/antimikroba3. Pengharum dan pewarna3. Pengharum dan pewarna4. Pelarut (air)4. Pelarut (air)

Page 26: Sistem Dispersa

Sirup dapat digunakan untuk Sirup dapat digunakan untuk pembawa sediaan obat bentuk cair pembawa sediaan obat bentuk cair yang sangat menyenangkan yang sangat menyenangkan terutama untuk anak-anak karena terutama untuk anak-anak karena rasanya yang enak.rasanya yang enak.Misalnya: Benadryl sirup-obat batuk Misalnya: Benadryl sirup-obat batuk

karena alergi karena alergi Parasetamol-obat Parasetamol-obat

penurun penurun panas panas Piperazin-obat cacingPiperazin-obat cacing

Page 27: Sistem Dispersa

Kebanyakan sirup-sirup ini mengandung gula Kebanyakan sirup-sirup ini mengandung gula 60-80%, mempunyai rasa manis, kental dan 60-80%, mempunyai rasa manis, kental dan sebagai stabilisator.sebagai stabilisator.

Karena gula merupakan media yang baik Karena gula merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba, maka perlu untuk pertumbuhan mikroba, maka perlu ditambah pengawet seperti :ditambah pengawet seperti :

- Na benzoat 0.1-0.2%- Na benzoat 0.1-0.2%

- Nipakombin 0.1%- Nipakombin 0.1%

Untuk membantu kelarutan bahan obat yang Untuk membantu kelarutan bahan obat yang sifatnya larut dalam alkohol, maka pada sifatnya larut dalam alkohol, maka pada formula sirup selalu ditambahkan alkohol formula sirup selalu ditambahkan alkohol tetapi tidak terlalu tinggi seperti eliksir.tetapi tidak terlalu tinggi seperti eliksir.

Page 28: Sistem Dispersa

Bahan-bahan yang sering terdapat Bahan-bahan yang sering terdapat dalam dalam obat kumur-kumur; obat kumur-kumur; Gliserin, timol, Gliserin, timol, metilsalisilat, metilsalisilat, boraks, Na benzoat.boraks, Na benzoat.Sediaan lain dalam bentuk larutan adalah Sediaan lain dalam bentuk larutan adalah obat-obat tetes seperti :obat-obat tetes seperti :

- Larutan untuk hidung : - bentuk - Larutan untuk hidung : - bentuk spray, bentuk tetesspray, bentuk tetes

- Larutan untuk telinga : - bentuk- Larutan untuk telinga : - bentuktetes, bentuk spraytetes, bentuk spray

- Larutan untuk mata - Larutan untuk mata : - bentuk : - bentuk tetes, cuci mata (Collirium)tetes, cuci mata (Collirium)

Page 29: Sistem Dispersa

Pelarut untuk sediaan farmasi :Pelarut untuk sediaan farmasi :

1. Air (aquadest); aqua bidest (aqua pro injeksi 1. Air (aquadest); aqua bidest (aqua pro injeksi untuk sediaan parenteral)untuk sediaan parenteral)

2. Alkohol (CH2-CH2-OH)2. Alkohol (CH2-CH2-OH) Merupakan pelarut yang kedua setelah air. Merupakan pelarut yang kedua setelah air. Alkohol merupakan pelarut yang bermanfaat Alkohol merupakan pelarut yang bermanfaat dalam sediaan farmasi, digunakan sebagai dalam sediaan farmasi, digunakan sebagai pelarut utama untuk senyawa organik. pelarut utama untuk senyawa organik. Alkohol=etanol (96.0%)Alkohol=etanol (96.0%) Alkohol encer 70%Alkohol encer 70%

3. Gliserin=gliserol : CH2-OH-CHOH-CH2OH3. Gliserin=gliserol : CH2-OH-CHOH-CH2OH Berupa cairan seperti sirup jernih dengan rasa Berupa cairan seperti sirup jernih dengan rasa

manis. manis. Dapat bercampur dengan air, alkohol. Dapat bercampur dengan air, alkohol. Gliserin selain sebagai pelarut, juga berfungsi Gliserin selain sebagai pelarut, juga berfungsi

sebagai sebagai stabilisator dan sebagai pelarut pembantu. stabilisator dan sebagai pelarut pembantu. Bersama-sama dengan air dan alkohol (Co-Bersama-sama dengan air dan alkohol (Co-

Solven)Solven) Digunakan pada preparat untuk obat dalam dan Digunakan pada preparat untuk obat dalam dan

luar.luar.

Page 30: Sistem Dispersa

4. Propilen Glikol4. Propilen Glikol

Suatu cairan kental dapat Suatu cairan kental dapat bercampur dengan air dan bercampur dengan air dan alkohol. Sering digunakan untuk alkohol. Sering digunakan untuk menggantikan gliserin.menggantikan gliserin.

Page 31: Sistem Dispersa

SUSPENSISUSPENSI

Suspensi (F.Ind.Ed.IV. 1995)Suspensi (F.Ind.Ed.IV. 1995)Adalah sediaan cair yang Adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam cairan larut yang terdispersi dalam cairan pembawa.pembawa.Biasanya agar suspensi tetap stabil Biasanya agar suspensi tetap stabil perlu ditambah dengan zat perlu ditambah dengan zat pensuspensi (suspending agent).pensuspensi (suspending agent).

Page 32: Sistem Dispersa

Pada kenyataannya bahwa suspensi Pada kenyataannya bahwa suspensi akan mengendap dan perlu untuk akan mengendap dan perlu untuk mendispersikan kembali sebelum mendispersikan kembali sebelum digunakan.digunakan.Suatu suspensi yang diinginkan Suatu suspensi yang diinginkan harus :harus :- Dengan mudah didispersikan - Dengan mudah didispersikan kembali dengan pengocokan.kembali dengan pengocokan.- Tetap tersuspensi cukup lama- Tetap tersuspensi cukup lama untuk memperoleh dosis yanguntuk memperoleh dosis yang tepat pada pemberian.tepat pada pemberian.

Page 33: Sistem Dispersa

- Mempunyai sifat-sifat alir yang- Mempunyai sifat-sifat alir yang dikehendaki.dikehendaki.- Bila akan dipakai mudah dituang- Bila akan dipakai mudah dituang dan mengalir dari wadahnya.dan mengalir dari wadahnya.- Tidak boleh membentuk endapan- Tidak boleh membentuk endapan yang mengeras pada dasar wadah.yang mengeras pada dasar wadah.Yang termasuk dalam kategori suspensi:Yang termasuk dalam kategori suspensi:a. Suspensi Orala. Suspensi Oral

Adalah sediaan cair yang Adalah sediaan cair yang mengandung mengandung partikel padat yang tidak partikel padat yang tidak larut, larut, terdispersi dalam pembawa cair terdispersi dalam pembawa cair

dengan pembawa bahan pengaroma dengan pembawa bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk yang sesuai dan ditujukan untuk

penggunaan oral.penggunaan oral.

Page 34: Sistem Dispersa

b. Suspensi Topikalb. Suspensi Topikal

Adalah sediaan cair yangAdalah sediaan cair yang

mengandung partikel padat yang mengandung partikel padat yang

terdispersi dalam pembawa cair terdispersi dalam pembawa cair

yang ditujukan untuk penggunaanyang ditujukan untuk penggunaan

pada kulit.pada kulit.

“ “lotio” merupakan sediaan yang lotio” merupakan sediaan yang

termasuk dalam kategori ini. termasuk dalam kategori ini.

Page 35: Sistem Dispersa

Hampir semua sediaan suspensi Hampir semua sediaan suspensi akan memisah jika didiamkan atau akan memisah jika didiamkan atau disimpan. Oleh sebab itu dalam disimpan. Oleh sebab itu dalam proses pembuatan kita tidak perlu proses pembuatan kita tidak perlu memikirkan bagaimana caranya memikirkan bagaimana caranya untuk memperkecil derajat untuk memperkecil derajat pemisahan sehingga didispersikan pemisahan sehingga didispersikan kembali.kembali.

Page 36: Sistem Dispersa

Beberapa hal yang perlu dipikirkan, Beberapa hal yang perlu dipikirkan, antara lain :antara lain :

1. 1. Proses PembasahanProses Pembasahan

Bahan-bahan obat yang bersifat Bahan-bahan obat yang bersifat hidrofilik dan hidrofobik.hidrofilik dan hidrofobik.

Bahan Hidrofilik adalahBahan Hidrofilik adalah : :

Bahan yang mudah dibasahi Bahan yang mudah dibasahi oleholeh air atau zat cair lain air atau zat cair lain

yangyang

bersifat polar.bersifat polar.

Page 37: Sistem Dispersa

Bahan hidrofilik ini biasanya dapat Bahan hidrofilik ini biasanya dapat disebarkan di dalam suspensi disebarkan di dalam suspensi tanpa tanpa penambahan zat pembasah penambahan zat pembasah (Wetting (Wetting agent).Untuk mengkaji sifat keterbasahan agent).Untuk mengkaji sifat keterbasahan

dan sifat-sifat permukaan suatu zat dan sifat-sifat permukaan suatu zat padat dikenal dengan istilah“konseppadat dikenal dengan istilah“konsep

sudut kontak”. Suatu zat padat yangsudut kontak”. Suatu zat padat yang

sukar atau tidak terbasahi, sudutsukar atau tidak terbasahi, sudut

kontak > dan < , sedangkan zat kontak > dan < , sedangkan zat

padat yang sukar atau tidak terbasahi, padat yang sukar atau tidak terbasahi, sudut kontaknya > .sudut kontaknya > .

00 90

0

900

Page 38: Sistem Dispersa

Bahan hidrofobik adalahBahan hidrofobik adalah : :

Bahan yang tidak terbasahi Bahan yang tidak terbasahi (=takut air). Bahan-bahan ini (=takut air). Bahan-bahan ini selalu selalu terapung pada permukaan terapung pada permukaan air, dan air, dan untuk mendispersikannyauntuk mendispersikannya

perlu penambahan zat pembasah.perlu penambahan zat pembasah.

Contoh : Gliserin, tween 80, span Contoh : Gliserin, tween 80, span

20, senyawa-senyawa 20, senyawa-senyawa

polimer seperti Na CMC. polimer seperti Na CMC.

Page 39: Sistem Dispersa

Tetapi penggunaan bahan-bahan ini Tetapi penggunaan bahan-bahan ini perlu diperhitungkan, karena dapat perlu diperhitungkan, karena dapat meningkatkan viskositas suspensi. meningkatkan viskositas suspensi. Semakin kental suspensi sukar untuk Semakin kental suspensi sukar untuk dikocok dan sukar untuk mengalir dikocok dan sukar untuk mengalir dari wadahnya.dari wadahnya.

Page 40: Sistem Dispersa

2. 2. Kecepatan Pengendapan (LajuKecepatan Pengendapan (Laju sedimentasi)sedimentasi)

Beberapa faktor yang terlibat Beberapa faktor yang terlibat

dalam kecepatan pengendapan dalam kecepatan pengendapan

partikel fasa terdispersi tercakup partikel fasa terdispersi tercakup dalam persamaan berikut dalam persamaan berikut

(hukum (hukum stoke’s)stoke’s)

Page 41: Sistem Dispersa

persamaan berikut (hukum persamaan berikut (hukum stoke’s)stoke’s)

V = kecepatan pengendapan V = kecepatan pengendapan partikelpartikel

d = diameter partikeld = diameter partikel

p1 = berat jenis partikelp1 = berat jenis partikel

p2 = berat jenis mediump2 = berat jenis medium

g = grafitasig = grafitasi

nn = viskositas medium pendispers= viskositas medium pendispers

18

212

n

gppd

Page 42: Sistem Dispersa

Dari persamaan tersebut, jelas Dari persamaan tersebut, jelas bahwa kecepatan pengendapan bahwa kecepatan pengendapan partikel semakin besar bila ukuran partikel semakin besar bila ukuran partikelnya besar, bila faktor-faktor partikelnya besar, bila faktor-faktor lain tetap. Dengan memperkecil lain tetap. Dengan memperkecil ukuran partikel, diharapkan ukuran partikel, diharapkan kecepatan pengendapan semakin kecepatan pengendapan semakin lambat. Demikian pula semakin lambat. Demikian pula semakin besar p1 partikel, semakin besar laju besar p1 partikel, semakin besar laju pengendapan, dengan catatan p2 pengendapan, dengan catatan p2 tidak diubah.tidak diubah.

Page 43: Sistem Dispersa

V dapat berkurang dengan V dapat berkurang dengan meningkatkan n medium pendispers meningkatkan n medium pendispers asal dalam batas-batas tertentu, asal dalam batas-batas tertentu, sebab n yang terlalu tinggi sebab n yang terlalu tinggi menyebabkan sediaan sukar menyebabkan sediaan sukar dihomogenkan kembali dan sukar dihomogenkan kembali dan sukar dituang dari wadahnya. Keadaan ini dituang dari wadahnya. Keadaan ini tidak diinginkan di dalam formulasi tidak diinginkan di dalam formulasi suspensi. Kebanyakan stabilitas fisik suspensi. Kebanyakan stabilitas fisik dari sediaan suspensi paling sesuai dari sediaan suspensi paling sesuai dengan merubah ukuran partikel dan dengan merubah ukuran partikel dan sekaligus keseragaman ukuran sekaligus keseragaman ukuran partikel fase terdispers.partikel fase terdispers.

Page 44: Sistem Dispersa

3. 3. Interaksi PartikelInteraksi Partikel

Meskipun pengurangan ukuran Meskipun pengurangan ukuran partikel menghasilkan kecepatan partikel menghasilkan kecepatan pengendapan yang lambat, pengendapan yang lambat,

namun pengurangan ukuran namun pengurangan ukuran partikel partikel yang terlalu besar yang terlalu besar dihindarkan dihindarkan karena partikel-karena partikel- partikel yang sangat partikel yang sangat halus halus mempunyai kecenderungan mempunyai kecenderungan

membentuk endapan yang keras membentuk endapan yang keras (cake) dan kompak pada dasr (cake) dan kompak pada dasr

wadah yang sangat sukr dikocok.wadah yang sangat sukr dikocok.

Page 45: Sistem Dispersa

Untuk mencegah pembentuk cake adalah Untuk mencegah pembentuk cake adalah dengan mengurangi sifat kohesi yang dengan mengurangi sifat kohesi yang cukup kuat dari partikel-partikel fase cukup kuat dari partikel-partikel fase terdispers sehingga daya ikat antar terdispers sehingga daya ikat antar partikel menjadi lemah.partikel menjadi lemah.

Penggumpalan seperti ini disebut flokulasi; Penggumpalan seperti ini disebut flokulasi; partikel mengendap lebih cepat, endapan partikel mengendap lebih cepat, endapan mempunyai volume yang besar. mempunyai volume yang besar. Strukturnya lemah dan memungkinkan Strukturnya lemah dan memungkinkan endapan lebih mudah pecah dan endapan lebih mudah pecah dan terdispersi kembali bila dikocok sedikit terdispersi kembali bila dikocok sedikit saja.saja.

Page 46: Sistem Dispersa

4. 4. Medium pendipersMedium pendipers

Pengendapan yang cepat dari partikel Pengendapan yang cepat dari partikel zat tersuspensi dapat mempengaruhi zat tersuspensi dapat mempengaruhi pengukuran dosis yang tepat, dari pengukuran dosis yang tepat, dari

segi segi estetis menghasilkan suatu lapisan estetis menghasilkan suatu lapisan jernih (supernatan). Yang tidak sedap jernih (supernatan). Yang tidak sedap dipandang. Beberapa zat pensuspensi dipandang. Beberapa zat pensuspensi yang ditambahan ke dalam medium yang ditambahan ke dalam medium pendispers untuk meningkatkan pendispers untuk meningkatkan viskositas dan membantu viskositas dan membantu terdispersinya partikel fasa terdispers terdispersinya partikel fasa terdispers antara lain : CMC Na, Metil Selulosa, antara lain : CMC Na, Metil Selulosa, Bentonit.Bentonit.

Page 47: Sistem Dispersa

Jenis-jenis Suspending AgentJenis-jenis Suspending Agent1. Golongan Karbohidrat (Polisakarida)1. Golongan Karbohidrat (Polisakarida)

a. Berasala dari Alama. Berasala dari Alam- Akasia(gom arab)=PGA- Akasia(gom arab)=PGA Akasia mengandung enzim Akasia mengandung enzim oksidase, sehingga apabila di oksidase, sehingga apabila di dalam formulanya ada zat-zat yang dalam formulanya ada zat-zat yang mudah teroksidasi perlu perhatikanmudah teroksidasi perlu perhatikan Akasia dalam bentuk musilgo Akasia dalam bentuk musilgo (cairan kental) tidak boleh disimpan (cairan kental) tidak boleh disimpan lama karena akan terjadi peruraian lama karena akan terjadi peruraian enzim dan sediaan menjadi bersifat enzim dan sediaan menjadi bersifat asam. Viskositas yang paling tinggi padaasam. Viskositas yang paling tinggi pada pH 5-9, dan berkurang pada pH 4.pH 5-9, dan berkurang pada pH 4.

Page 48: Sistem Dispersa

- Tragakan- Tragakan Biasanya digunakan dalam Biasanya digunakan dalam bentuk serbuk 1-2%. pH bentuk serbuk 1-2%. pH musilago tragakan mendekati 5, musilago tragakan mendekati 5, bila pH <4.5 atau >6 trgakan bila pH <4.5 atau >6 trgakan akan kehilangan viskositasnya akan kehilangan viskositasnya dan bila disimpan viskositansnya dan bila disimpan viskositansnya akan berkurang. akan berkurang.- PGS=Pulvis Gummosus- PGS=Pulvis Gummosus Merupakan campuran sama banyak Merupakan campuran sama banyak

Gom Arab, Tragakan dan serbuk Gom Arab, Tragakan dan serbuk gula.gula.

- Na Alginat- Na Alginat Pada konsentrasi 1%, kekuatannya Pada konsentrasi 1%, kekuatannya

sebagai sebagai zat pensuspensi sama dengan zat pensuspensi sama dengan larutan larutan

musilago tragakanmusilago tragakan

Page 49: Sistem Dispersa

Na Alginat bersifat an ionik, stabil Na Alginat bersifat an ionik, stabil pada pH4-9 dan pada pH<4 akan pada pH4-9 dan pada pH<4 akan mengendapkan asam alginat. mengendapkan asam alginat. Na Alginat tidak tercampurkan Na Alginat tidak tercampurkan dengan logam berat, garam Ca, dan dengan logam berat, garam Ca, dan garam fenil merkuri. garam fenil merkuri.

b. Polisakarida Sintetikb. Polisakarida Sintetik- Metil Selulosa- Metil Selulosa Untuk melarutkan metil selulosa Untuk melarutkan metil selulosa digunakan cara : digunakan cara : 1. Serbuk metil selulosa ditamka 1. Serbuk metil selulosa ditamka

dengan 1/3 dari volume air yang dengan 1/3 dari volume air yang diperlukan panakan sampai diperlukan panakan sampai mendidih, kemudian mendidih, kemudian

dibiarkan selama ½ dibiarkan selama ½ jam, ditambahkan jam, ditambahkan sisa air yang dingin sisa air yang dingin diaduk sampai diaduk sampai homogen. homogen.

Page 50: Sistem Dispersa

2. Serbuk metil selulosa 2. Serbuk metil selulosa ditaburkan di dalam air ditaburkan di dalam air

mendidih volumenya 20 kali mendidih volumenya 20 kali jumlah serbuk diaduk terus jumlah serbuk diaduk terus

menerus selama 2 jam. menerus selama 2 jam. Tambahkan semua sisa air Tambahkan semua sisa air

yang diperlukan, musilago yang diperlukan, musilago yang terbentuk dibiarkan yang terbentuk dibiarkan

selama 16 jam.selama 16 jam.

Musilago metil selulosa bersifat Musilago metil selulosa bersifat

netral, jernih, tidak berbau dan netral, jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Penggunaan : 0.5-2% tidak berasa. Penggunaan : 0.5-2%

Page 51: Sistem Dispersa

- Na CMC- Na CMC

Tersebar dalam air dan Tersebar dalam air dan

membentuk larutan jernih yang membentuk larutan jernih yang

kental. 1% larutanya kental. 1% larutanya

mempunyai viskositas 6-4000 mempunyai viskositas 6-4000 CPS. Na CMC stabil pada pH 5-10. CPS. Na CMC stabil pada pH 5-10. Penggunaan : 0.25-1% Penggunaan : 0.25-1%

1. Golongan Zat Padat An Organik1. Golongan Zat Padat An Organik

- Bentonit- Bentonit

Dengan formula AlDengan formula Al22 O O2 2 4 Si O4 Si O22 H H22OO

dan mengandung sedikit Mgdan mengandung sedikit Mg2+2+, Fe, Fe2+2+ dan dan

CaCoCaCo3. 3. Penggunaan : 2%Penggunaan : 2%

Page 52: Sistem Dispersa

- Veegum- Veegum

Digunakan unutk sediaan luar Digunakan unutk sediaan luar dan dalam pada konsentrasi dan dalam pada konsentrasi

0.5-0.5- 2%. 2%.

3. Golongan Protein3. Golongan Protein

Misalnya : Gelatin (jarang Misalnya : Gelatin (jarang

digunakan)digunakan)

4. Golongan Surfaktan4. Golongan Surfaktan

Contoh : Tween 80 (polisorbat Contoh : Tween 80 (polisorbat

80), Span 20 (Sorbitol 20)80), Span 20 (Sorbitol 20)

Page 53: Sistem Dispersa

Pembuatan suspensi secara UmumPembuatan suspensi secara Umum

PrinsipPrinsip : :Ban padat yang tidak larut Ban padat yang tidak larut

disuspensikan dengan penambahan disuspensikan dengan penambahan suspending agent. Bila zat padatnya suspending agent. Bila zat padatnya bersifat hidrofobik maka dibasahi bersifat hidrofobik maka dibasahi terlebih dahulu dengan zat pembasah terlebih dahulu dengan zat pembasah (wetting agent). Baru dihomogenkan (wetting agent). Baru dihomogenkan dengan suspending agent. Tambahkan dengan suspending agent. Tambahkan aqua dalam jumlah tertentu, digerus aqua dalam jumlah tertentu, digerus samapai diperoleh massa seperti bubur samapai diperoleh massa seperti bubur dan diencerkan dengan sirup.dan diencerkan dengan sirup.

Page 54: Sistem Dispersa

tahapannya :tahapannya :1. Haluskan Bahan padat yang1. Haluskan Bahan padat yang tidak larut.tidak larut.2. Tambahkan zat pensuspensi 2. Tambahkan zat pensuspensi

(dalam (dalam keadaan kering atau keadaan kering atau basah). basah).3. Tambahkan cairan pembawa secukupnya 3. Tambahkan cairan pembawa secukupnya digerus sampai diperoleh massa seperti digerus sampai diperoleh massa seperti bubur. bubur.4. Encerkan dengan sirup.4. Encerkan dengan sirup.5. Bahan-bahan yang lain yang ada dalam 5. Bahan-bahan yang lain yang ada dalam formula ditambahkan setelah dilarutkan formula ditambahkan setelah dilarutkan terlebih dahulu dengan aqua (pembawa) terlebih dahulu dengan aqua (pembawa)6. Tambahkan cairan pembawa sampai 6. Tambahkan cairan pembawa sampai diperoleh volume yang dikehendaki. diperoleh volume yang dikehendaki.

Page 55: Sistem Dispersa

Beda Suspensi Flokulasi dengan Beda Suspensi Flokulasi dengan Deflokulasi :Deflokulasi :1. 1. FlokulasiFlokulasi

- Pengendapan terjadi dengan - Pengendapan terjadi dengan cepat dan volume endapannya cepat dan volume endapannya besar. besar.- Endapan yang terjadi longgar - Endapan yang terjadi longgar sehingga mudah didipersikan sehingga mudah didipersikan kembali. kembali.- Ditambahkan zat pemflokulasi - Ditambahkan zat pemflokulasi (surfaktan, bentonit, veegum). (surfaktan, bentonit, veegum).

Page 56: Sistem Dispersa

2. 2. DeflokulasiDeflokulasi

1. Pengendapan cukup lambat 1. Pengendapan cukup lambat dan dan volume endapan rendah volume endapan rendah

(endapan=caking).(endapan=caking).

2. Endapan yang terjadi kaku 2. Endapan yang terjadi kaku dan dan ikatannya kuat sehingga ikatannya kuat sehingga sukar sukar didispersikan kembali. didispersikan kembali.

3. Tidak ditambahkan zat 3. Tidak ditambahkan zat pemflokulasi. pemflokulasi.

Page 57: Sistem Dispersa

Metode Evaluasi SuspensiMetode Evaluasi Suspensi1. Pengamatan Ukuran Partikel1. Pengamatan Ukuran Partikel

Diamati pada saat suspensi Diamati pada saat suspensi setelah dibuat, disimpan beberapa setelah dibuat, disimpan beberapa waktu.waktu.

Ukuran partikel sebaiknya tidak Ukuran partikel sebaiknya tidak boleh berubah selama boleh berubah selama

penyimpanan, sebab bila berubah penyimpanan, sebab bila berubah menjadi bertambah besar akan menjadi bertambah besar akan mempercepat pengendapan. mempercepat pengendapan.

Page 58: Sistem Dispersa

2. Mudah tidaknya endapan yang 2. Mudah tidaknya endapan yang terjadi terjadi terdispersi kembali secara terdispersi kembali secara homogenhomogen3. Pengamatan sifat alir (Reologi)3. Pengamatan sifat alir (Reologi)

Sediaan suspensi yang diinginkan `Sediaan suspensi yang diinginkan `adalah yang mempunyai sifat alir, bila adalah yang mempunyai sifat alir, bila sediaan didiamkan viskositanya sediaan didiamkan viskositanya meninggi, tetapi bila diberi suatu meninggi, tetapi bila diberi suatu tenaga tenaga viskositasnya menurun viskositasnya menurun sehingga mudah sehingga mudah dikocok dan mudah dikocok dan mudah mengalir dari mengalir dari wadahnya.wadahnya.4. Pengukuran potensial zeta dengan 4. Pengukuran potensial zeta dengan zetameter. zetameter.

Page 59: Sistem Dispersa

5. Pengamatan Sedimentasi Ratio5. Pengamatan Sedimentasi Ratio

(volume sedimentasi)(volume sedimentasi)

Sedimentasi ratio adalah Sedimentasi ratio adalah perbandingan perbandingan antara volume endapan antara volume endapan dengan dengan volume suspensi mula-mula.volume suspensi mula-mula.

Hu = Volume EndapanHu = Volume Endapan

Ho = Volume Suspensi mula-mulaHo = Volume Suspensi mula-mula

(perlu dijelaskan)(perlu dijelaskan)

0H

HuF

Page 60: Sistem Dispersa

EmulsiEmulsi- - Farmakope Indonesia Ed.IV, 1995Farmakope Indonesia Ed.IV, 1995 Emulsi adalah sistem dua fase yangEmulsi adalah sistem dua fase yang

salah satu cainrannya terdispersisalah satu cainrannya terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan dalam cairan lain dalam bentuk tetesan

kecil.kecil.

Emulsi dapat distabilkan dengan Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsipenambahan bahan pengemulsi

(emulgator) yang mencegah “ koalesensi”(emulgator) yang mencegah “ koalesensi” yaitu bersatunya tetesan kecil menjadi yaitu bersatunya tetesan kecil menjadi

tetesan besar dan akhirnya terjadi tetesan besar dan akhirnya terjadi pemisaha.pemisaha.

Page 61: Sistem Dispersa

- - Farmakope Indonesia Ed.III, 1979Farmakope Indonesia Ed.III, 1979

Emulsi merupakan sediaan cair,Emulsi merupakan sediaan cair,

mengandung dua atau lebih cairan mengandung dua atau lebih cairan

yang tidak dapat bercampur salah yang tidak dapat bercampur salah

satu cairan terdispersi di dalam cairansatu cairan terdispersi di dalam cairan

lainnya. lainnya.

* Cairan yang terdispersi disebut * Cairan yang terdispersi disebut “fase terdispers” = fase dalam = “fase terdispers” = fase dalam =

fase internal.fase internal.

* Cairan lainnya disebut “fase * Cairan lainnya disebut “fase pendispers”=fase luar=fase pendispers”=fase luar=fase

eksternal.eksternal.

Page 62: Sistem Dispersa

Tipe EmulsiTipe Emulsi : :

1. Tipe m/a (minyak dalam air), 1. Tipe m/a (minyak dalam air), minyak sebagai fase terdispers minyak sebagai fase terdispers dan air sebagai fase pendispers.dan air sebagai fase pendispers.

2. Tipe a/m (air dalam minyak), air 2. Tipe a/m (air dalam minyak), air sebagai fase terdispers dan sebagai fase terdispers dan minyak sebagai fase pendispers.minyak sebagai fase pendispers.

Page 63: Sistem Dispersa

Jenis/tipe mana emulsi terjadiJenis/tipe mana emulsi terjadi tergantung tergantung pada beberapa faktor a.Ipada beberapa faktor a.I::

1. Jenis emulgator yang digunakan 1. Jenis emulgator yang digunakan

Emulgator yang sifatnya larut Emulgator yang sifatnya larut dalam dalam air umumnya digunakan air umumnya digunakan untuk untuk

emulsi emulsi tipe m/a dan tipe m/a dan sebaliknya. sebaliknya.

2. Volume fase yang digunakan yaitu 2. Volume fase yang digunakan yaitu perbandingan antara fase air dan fase perbandingan antara fase air dan fase minyak.minyak.

3. Pencampuran komponen yang akan d3. Pencampuran komponen yang akan ddibuat apakah fase air ke dalam fase dibuat apakah fase air ke dalam fase minyak ke dalam fase air.minyak ke dalam fase air.

Page 64: Sistem Dispersa

Biasanya jenis emulsi tergantung Biasanya jenis emulsi tergantung pada ketiga faktor diatas.pada ketiga faktor diatas.

Misalnya :Misalnya :

Bila fase air > 30% akan terjadi Bila fase air > 30% akan terjadi emulsi m/a, dengan syarat emulsi m/a, dengan syarat

emulgatornya larut dalam air.emulgatornya larut dalam air.

Bila fase air < 25% akan terjadi Bila fase air < 25% akan terjadi emulsi a/m pada umumnya bila emulsi a/m pada umumnya bila fase internal masih dalam jarak fase internal masih dalam jarak (range) 30-60%(range) 30-60%

Page 65: Sistem Dispersa

Ada emulsi jenis lain yang disebut Ada emulsi jenis lain yang disebut dengan emulsi berganda (multiple dengan emulsi berganda (multiple emulsion) yakni jenis:emulsion) yakni jenis:- a/m/a : air terdispersi dalam - a/m/a : air terdispersi dalam minyak (a/m sebagai emulsikan minyak (a/m sebagai emulsikan primer) dan diemulsikan kembaliprimer) dan diemulsikan kembali dalam fase air eksternal).dalam fase air eksternal).- m/a/m : minyak terdispersi dalam - m/a/m : minyak terdispersi dalam air (m/a sebagai emulsi primer)air (m/a sebagai emulsi primer) dan diemulsikan kembali dalam dan diemulsikan kembali dalam fase minyak eksternal.fase minyak eksternal.

Page 66: Sistem Dispersa

Metode untuk mengetahui tipe Metode untuk mengetahui tipe emulsi :emulsi :

1. 1. Metode pengenceranMetode pengenceranPrinsip : Suatu emulsi dapatPrinsip : Suatu emulsi dapat

bercampur dengan fase bercampur dengan fase luarnya luarnya (dijelaskan).(dijelaskan).

2. 2. Metode kelarutan zat warnaMetode kelarutan zat warnaPrinsip : Bahan pewarna akan Prinsip : Bahan pewarna akan

tersebar merata di dalam tersebar merata di dalam emulsi emulsi jika zat warna tersebut jika zat warna tersebut larut di larut di dalam fase luarnya.dalam fase luarnya.

Page 67: Sistem Dispersa

Contoh zat warna :Contoh zat warna :- Biru metil, larut dalam air - Biru metil, larut dalam air (warna biru). (warna biru).- Sudan Lil, Larut dalam - Sudan Lil, Larut dalam minyak (warna merah) minyak (warna merah) (dijelaskan).(dijelaskan).

3. Metode konduktifitas elektrik3. Metode konduktifitas elektrikPrinsip : Air dapat Prinsip : Air dapat

menghantarkan menghantarkan arus listrik, minyak arus listrik, minyak tidak tidak (dijelaskan)(dijelaskan)

Page 68: Sistem Dispersa

4. Metode Fluoresensi4. Metode Fluoresensi

Prinsip : Bahwa yang dapat Prinsip : Bahwa yang dapat berfluoresensi bila disinari dengan berfluoresensi bila disinari dengan lampu UV adalah minyak (dijelaskan)lampu UV adalah minyak (dijelaskan)

Page 69: Sistem Dispersa

Jenis-jenis Emulgator=Suspending AgentJenis-jenis Emulgator=Suspending Agent

Golongan Surfaktan (Surface Active Golongan Surfaktan (Surface Active Agent).Agent).

Surfaktan adalah zat yang aktif pada Surfaktan adalah zat yang aktif pada permukaan ada 4 Jenis :permukaan ada 4 Jenis :

1. Surfaktan An ionik1. Surfaktan An ionik

Dalam air akan terionisasi, dan Dalam air akan terionisasi, dan bagian yang aktif adalah bagian an bagian yang aktif adalah bagian an ioniknya.ioniknya.

Page 70: Sistem Dispersa

Misalnya : sabun-sabun alkali, Misalnya : sabun-sabun alkali, sabun logam, sabun amin dan sabun logam, sabun amin dan ester ester asam asam sulfat.sulfat.

2. 2. Surfaktan KationikSurfaktan KationikDalam air terionisasi dan bagian Dalam air terionisasi dan bagian yang aktif adalah bagian yang aktif adalah bagian kationnya.kationnya.Misalnya : garam-garam amin, Misalnya : garam-garam amin,

garam garam ammonium quartener.ammonium quartener.

3. 3. Surfaktan non ionik.Surfaktan non ionik.tidak terinonisasi dalam air dan tidaktidak terinonisasi dalam air dan tidak

mengandung muatan listrik, untuk mengandung muatan listrik, untuk aktifitas aktifitas permukaan tergantung pada permukaan tergantung pada seluruh molekul seluruh molekul surfaktan tersebut.surfaktan tersebut.

Page 71: Sistem Dispersa

Contoh: Tween 80 (=polisorbat 80)Contoh: Tween 80 (=polisorbat 80)

Span 20 (=sorbitol 20)Span 20 (=sorbitol 20)

Tween 20, 60 dan lain-lainTween 20, 60 dan lain-lain

Span 40,60,80 dan lain-lainSpan 40,60,80 dan lain-lain

4. Amfolik4. Amfolik

Mengandung paling sedikit 1 group kation Mengandung paling sedikit 1 group kation

hidrofilik ini dapat berjumlah sama hidrofilik ini dapat berjumlah sama

(seimbang) atau tidak seimbang (seimbang) atau tidak seimbang

surfaktan ini dapat bermuatan positif surfaktan ini dapat bermuatan positif

atau negatif atau netral tergantung pada atau negatif atau netral tergantung pada

pH larutan. Misalnya : Setrimid pH larutan. Misalnya : Setrimid

Page 72: Sistem Dispersa

Nilai HLB Nilai HLB

Dalam pembuatan emulsi surfaktan yang Dalam pembuatan emulsi surfaktan yang banyak digunakan adalah surfaktan non banyak digunakan adalah surfaktan non ionik. Surfaktan non ionik ini mempunyai ionik. Surfaktan non ionik ini mempunyai niali HLB.niali HLB.

Hidrofolik lipofilik balanceHidrofolik lipofilik balance

Adalah nilai keseimbangan antara gugus Adalah nilai keseimbangan antara gugus hidrofil dan lipofil. Secara umum nilai HLB hidrofil dan lipofil. Secara umum nilai HLB surfaktan berkisar antara 0-20. Surfaktan surfaktan berkisar antara 0-20. Surfaktan dengan nilai HLB < 10, bersifat hidrofil. dengan nilai HLB < 10, bersifat hidrofil. Suka air=untuk emulsi tipe m/a.Suka air=untuk emulsi tipe m/a.

Page 73: Sistem Dispersa

Teori EmulsifikasiTeori Emulsifikasi

Kerja surfaktan selain menurunkan antaraKerja surfaktan selain menurunkan antara

minyak dan air juga membentuk lapisan pada minyak dan air juga membentuk lapisan pada setiap partikel fase terdispers, sehingga emulsi setiap partikel fase terdispers, sehingga emulsi tetap stabil. Untuk menjelaskan bagaimana tetap stabil. Untuk menjelaskan bagaimana emulgator bekerja untuk meningkatkan stabilitas emulgator bekerja untuk meningkatkan stabilitas emulsi, digunakan 3 teori yang paling umum emulsi, digunakan 3 teori yang paling umum yakni teori emulsifikasi.yakni teori emulsifikasi.

1. Teori tegangan permukaan ( ) 1. Teori tegangan permukaan ( )

(Surface Tension Theory)(Surface Tension Theory)

2. Teori Penyusunan diri 2. Teori Penyusunan diri

(Oriented wedge Theory)(Oriented wedge Theory)

3. Teori Lapisan Theory3. Teori Lapisan Theory

(Plastic Film Theory) (Plastic Film Theory)

Page 74: Sistem Dispersa

1. Teori tegangan permukaan ( ) 1. Teori tegangan permukaan ( )

(Surface Tension Theory)(Surface Tension Theory)

Apabila suatu jenis cairan diteteskan Apabila suatu jenis cairan diteteskan setiap tetesan cairan tersebut setiap tetesan cairan tersebut

cenderung cenderung berbentuk bulat, di berbentuk bulat, di dalam dalam tetesan tetesan tersebut ada satu tersebut ada satu gaya gaya

(gaya (gaya kohesi=saling tarik kohesi=saling tarik menarik menarik sesamanya).sesamanya).

Jika 2 atau lebih dari tetesan cairan Jika 2 atau lebih dari tetesan cairan yang yang sama saling bertemu, maka sama saling bertemu, maka mereka mereka cenderung bergabung cenderung bergabung

membentuk membentuk tetesan tetesan yang lebih yang lebih besar. Jika lingkungan besar. Jika lingkungan cairan cairan tersebut tersebut

udara, maka dikenal udara, maka dikenal dengan dengan permukaan cairan.permukaan cairan.

Page 75: Sistem Dispersa

Jika 2 cairan berkontak dan tidak Jika 2 cairan berkontak dan tidak saling bercampur, maka terjadi saling bercampur, maka terjadi ““gaya adhesi” yang menyebabkan gaya adhesi” yang menyebabkan timbulnya suatu tegangan yang timbulnya suatu tegangan yang disebut dengan tegangan disebut dengan tegangan batas=tegangan antar pemukaan batas=tegangan antar pemukaan (dijelaskan).(dijelaskan). Zat-zat yang dapat menurunkan ini Zat-zat yang dapat menurunkan ini untukuntuk merangsang cairan menjadi partikel kecil merangsang cairan menjadi partikel kecil disebut zat aktif permukaan (surfaktan).disebut zat aktif permukaan (surfaktan). Surfaktan akan mengurangi gaya tolak Surfaktan akan mengurangi gaya tolak menolak antara kedua cairan dan menolak antara kedua cairan dan mengurangi gaya tarik menarik antara mengurangi gaya tarik menarik antara molekul sejenis. molekul sejenis.

Page 76: Sistem Dispersa

Dpl : Surfaktan membantu Dpl : Surfaktan membantu memecahkan bola-bola besar memecahkan bola-bola besar menjadi menjadi bola-bola kecil yang bola-bola kecil yang kemungkinan kemungkinan sangat kecil untuk sangat kecil untuk bersatu kembali.bersatu kembali.

2. Oriented Wedge Theory2. Oriented Wedge Theory

Teori ini berdasarkan anggapan Teori ini berdasarkan anggapan bahwa bahwa surfaktan mengarahkan dirinya surfaktan mengarahkan dirinya ke ke dalam cairan yang menggambarkan dalam cairan yang menggambarkan

kelarutannya dalam cairan tersebut. kelarutannya dalam cairan tersebut. Fase dimana emulgator lebih larut Fase dimana emulgator lebih larut

umumnya fase luar emulsi tersebut. umumnya fase luar emulsi tersebut. (dijelaskan)(dijelaskan)

Page 77: Sistem Dispersa

3. Plastic Film Theory3. Plastic Film TheoryMenurut teori ini Menurut teori ini emulgator/emulgator/surfaktan akan surfaktan akan mengelilingi mengelilingi

partikel fase partikel fase terdispers sebagai terdispers sebagai lapisan film lapisan film yang tipis dan yang tipis dan diabsorpsi pada diabsorpsi pada permukaan permukaan partikel partikel tersebut. Lapisan film tadi tersebut. Lapisan film tadi akan akan mencegah kontak dan mencegah kontak dan bersatunya bersatunya fase terdispers.fase terdispers.

Semakin kuat dan lentur lapisan Semakin kuat dan lentur lapisan tersebut emulsi yang terjadi makin tersebut emulsi yang terjadi makin stabil.stabil.

Page 78: Sistem Dispersa

Faktor –faktor yang diperhatikan Faktor –faktor yang diperhatikan dalam pembuatan Emulsidalam pembuatan Emulsi

1. Pemilihan Emulgator1. Pemilihan Emulgator

Emulgator yang harus digunakan Emulgator yang harus digunakan harus :harus :a. Mempunyai kualitas yang baik.a. Mempunyai kualitas yang baik.b. Dapat bercampur dengan b. Dapat bercampur dengan bahan-bahan yang ada dalam bahan-bahan yang ada dalam formula emulsi.formula emulsi.c. Tidak boleh mengganggu zat efektifitas c. Tidak boleh mengganggu zat efektifitas zat aktifnya. zat aktifnya.d. Tidak Toksisd. Tidak Toksise. Mempunyai kemampuan untuk e. Mempunyai kemampuan untuk membentuk emulsi dan menjaga membentuk emulsi dan menjaga stabilitasnya. stabilitasnya. Untuk ini dipilih tipe emulgator yang sesuai Untuk ini dipilih tipe emulgator yang sesuai dengan jenis/tipe emulsi yang akan dihasilkan. dengan jenis/tipe emulsi yang akan dihasilkan.

Page 79: Sistem Dispersa

2. Pemilihan Jenis minyak2. Pemilihan Jenis minyak

Umumnya yang banyak digunakan Umumnya yang banyak digunakan adalah minyak tumbuh-tumbuhanadalah minyak tumbuh-tumbuhan

karena bersifat tidak toksis.karena bersifat tidak toksis.

Misalnya : Ol, Cocos, Ol, Misalnya : Ol, Cocos, Ol, Arachidis, Arachidis, paraffin liq (minyak paraffin liq (minyak mineral).mineral).

3. Perbandingan Volume Fasa3. Perbandingan Volume Fasa

yang paling ideal dan stabil adalah yang paling ideal dan stabil adalah 50:50. Tetapi ada juga yang 50:50. Tetapi ada juga yang menyatakan jika fase dalam = 70%, menyatakan jika fase dalam = 70%, masih diperoleh emulsi yang stabil.masih diperoleh emulsi yang stabil.

Page 80: Sistem Dispersa

Metode Pembuatan EmulsiMetode Pembuatan Emulsi

Dalam skala kecil (di Lab.)ada 3 Dalam skala kecil (di Lab.)ada 3 metode untuk membuat emulsi :metode untuk membuat emulsi :

1. Metode GOM Kering (Metode 1. Metode GOM Kering (Metode Kontinental)Kontinental)Dikenal metode 4:2:1Dikenal metode 4:2:1Untuk 4 bagian minyak, 2 bagian Untuk 4 bagian minyak, 2 bagian air, dan 1 bagian emulgator (gom air, dan 1 bagian emulgator (gom arab), digunakan untuk membuat arab), digunakan untuk membuat emulsi awal (=corpus emulsi) emulsi awal (=corpus emulsi)

Page 81: Sistem Dispersa

Caranya : Gom dihasluskan + Caranya : Gom dihasluskan + minyak sehingga bercampur + air minyak sehingga bercampur + air sekaligus. Gerus dengan cepat dan sekaligus. Gerus dengan cepat dan terus menerus lebih kurang 3 menit terus menerus lebih kurang 3 menit sampai terbentuk korpus emulsi sampai terbentuk korpus emulsi yang berwarna putih/krim, encerkan yang berwarna putih/krim, encerkan dengan sirup, bahan-bahan lain dengan sirup, bahan-bahan lain dalam formula di tambahkan ke dalam formula di tambahkan ke dalamnya setelah dilarutkan.dalamnya setelah dilarutkan.

Page 82: Sistem Dispersa

2. Metode GOM basah (Metode 2. Metode GOM basah (Metode Inggris)Inggris)

Perbandingannya=metode 1Perbandingannya=metode 1Tetapi cara pencampurannya Tetapi cara pencampurannya

berbeda yaitu :berbeda yaitu :Gom+air digerus samapai Gom+air digerus samapai

terbentuk musilagoterbentuk musilagoTambahkan s.d.s minyaknya Tambahkan s.d.s minyaknya

sambil digerus, encerkan dengan sambil digerus, encerkan dengan sirup akhirnya tambahkan sisa air sirup akhirnya tambahkan sisa air dan dihomogenkan, dan dihomogenkan, Selanjutnya=No.1Selanjutnya=No.1

Page 83: Sistem Dispersa

3. Metode Botol3. Metode Botol

Untuk membuat emulsi yang Untuk membuat emulsi yang mengandung minyak menguap.mengandung minyak menguap.

caranya :caranya :

Gom dimasukan ke dalam Gom dimasukan ke dalam botol kering tambahkan 2 botol kering tambahkan 2 bagian air, tutup lalu bagian air, tutup lalu

dikocok dikocok kuat. Tambahkan kuat. Tambahkan minyak dan minyak dan air volume sama air volume sama banyak s.d.s banyak s.d.s sambil dikocok sambil dikocok sehingga sehingga terbentuk terbentuk emulsi. Akhirnya emulsi. Akhirnya encerkan encerkan dengan sisa air dengan sisa air yang yang masih ada.masih ada.

Page 84: Sistem Dispersa

Stabilitas Emulsi Stabilitas Emulsi

Umumnya emulsi dianggap “tidak Umumnya emulsi dianggap “tidak stabil” secara fisik jika :stabil” secara fisik jika :

1. Fase terdispers cenderung 1. Fase terdispers cenderung membentuk agrerat (gumpalan – membentuk agrerat (gumpalan – gumpalan besar)gumpalan besar)

2. Menurut hukum stoke’s 2. Menurut hukum stoke’s

Page 85: Sistem Dispersa

Bila P1<P2 berarti nilai V negatif Bila P1<P2 berarti nilai V negatif (sangat kecil) akan terbentuk (sangat kecil) akan terbentuk massa krim massa krim yang mengarah ke yang mengarah ke atas (up ward atas (up ward creaming)creaming)

Bila P1<P2 berarti nilai V positif Bila P1<P2 berarti nilai V positif terbentuk massa krim mengarah terbentuk massa krim mengarah ke ke bawah (ke dasar emulsi)= bawah (ke dasar emulsi)= down ward down ward creamingcreaming

3. Breaking = pecah3. Breaking = pecah

Jika semua fase dalam tidak Jika semua fase dalam tidak teremulsikan dan membentuk teremulsikan dan membentuk lapisan lapisan yang berbedayang berbeda

Page 86: Sistem Dispersa
Page 87: Sistem Dispersa