11
3. Titik Simpul Gambar 3.10. Titik Simpul Gambar 3.11. Titik Simpul Dari gambar di atas diketahui jumlah titik simpul adalah 21 buah, dengan sambungan menggunakan baut dengan jumlah baut keseluruhan 498 buah . Detail titik simpul beserta jumlah baut dapat dilihat pada gambar berikut:

Sipon Kel 2 (Bagian II)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

berbagai haltentang komposisi batang struktur rangka batang

Citation preview

3. Titik Simpul

Gambar 3.10. Titik Simpul

Gambar 3.11. Titik Simpul

Dari gambar di atas diketahui jumlah titik simpul adalah 21 buah, dengan sambungan menggunakan baut dengan jumlah baut keseluruhan 498 buah . Detail titik simpul beserta jumlah baut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.12. Detail Titik Simpul ADari gambar tersebut dapat dilihat bahwa titik simpul A merupakan pertemuan dari 2 batang, dengan jumlah baut pada sambungan yaitu 36 buah.

Gambar 3.13. Detail Titik Simpul C

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa titik simpul C merupakan pertemuan dari 3 batang, dengan jumlah baut pada sambungan yaitu 54 buah.

Gambar 3.13. Detail Titik Simpul QDari gambar tersebut dapat dilihat bahwa titik simpul Q merupakan pertemuan dari 4 batang, dengan jumlah baut pada sambungan yaitu 48 buah.

4. Perletakan

1

2

Gambar 3.14. Perletakan

1

2

Gambar 3.15. Detail Perletakan

Jenis perletakan yang digunakan dalam konstruksi rangka batang tersebut adalah SENDI-SENDI.Sendi A= 2 reaksi perletakanSendi B= 2 reaksi perletakanSehingga pada konstruksi rangka batang tersebut terdapat 4 reaksi perletakan.

5. Analisis Stabilitas Konstruksi Rangka BatangStabilitas konstruksi pada rangka batang merupakan hal yang penting dan harus diketahui sebelum melakukan analisis struktur. Struktur yang tidak stabil tidak bisa digunakan sebelum dilakukan perubahan sistem yang menyebabkan struktur menjadi stabil. Untuk konstruksi rangka batang dengan system batang berbentuk segitiga, maka criteria stabilitas dapat ditetapkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :a. Memenuhi persamaan : b + r 2tdimana :b = jumlah batangr = jumlah reaksi pada perletakant = jumlah titik simpulb. Stabilitas konstruksi rangka batang dapat ditinjau secara : Stabilitas Internal: Geometri rangka harus membentuk pola segitiga Stabilitas eksternal: Orientasi dan jenis tumpuanUntuk suatu konstruksi rangka statis tertentu, dapatdinyatakanbahwakonstruksitersebut stabil dan memenuhi syarat, dapat diselesaikan secara statis tertentu, apabila system batang berbentuk segitiga dan memenuhi persamaan b + r = 2t.

Dari data konstruksi rangka batang diketahui:Jumlah batang(b)= 39Jumlah reaksi pada perletakan (r)= 4Jumlah titik simpul (t)= 21

Rumus Stabilitasb + r 2t39 + 4 2 x 2143 42(OKE)

Berdasarkan perhitungan control stabilitas, maka konstruksi rangka batang untuk siphon di desa Buring, Kedungkandang dapat dinyatakan sebagai konstruksi yang stabil.

6.Analisis BebanPembebanan pada suatu konstruksi rangka batang baik yang sifatnya beban tetap maupun beban bergerak, secara teoritis meliputi beban terpusat dan beban merata. Contoh beban terpusat diantaranya adalah beban orang, baban kendaraan, beban tiang, dan lain-lain, sedangkan contoh beban merata diantaranya adalah plat lantai, rel kereta api, dan lain-lain. Semua beban yang bekerja pada batang dalam suatu konstruksi rangka batang didistribusikan ke titik simpul-titik simpulnya.Pada konstruksi rangka batang tersebut, beban yang harus ditanggung adalah beban pipa dan air yang melewati siphon.

Dari data konstruksi rangka batang diketahui:Ketebalan pipa siphon= 0,1 mPanjang pipa siphon= 17,4 mDiameter pipa siphon = 0,5 meterBerat jenis baja= 7850 kg/m3(sumber: cpsradinintan.blogspot.com)Berat jenis air= 1000 kg/m3(sumber: cpsradinintan.blogspot.com)

Perhitungan Beban Merata

Gambar 3.15 Potongan Melintang Siphona. pipaV pipa = r2t = 3, 14 . (0,5)2 . 17,4= 13,659 m3Berat pipa = v pipa . berat jenis pipa baja = 13,659 . 7850= 107223,15 kg= 107,223 tonb. air berat air = v pipa . berat jenis air = 13,659 . 1000= 13659 kg=13,659 tonc. bantalan v balok = p . l. t= 1,2 . 0,15 .0,18= 3,24 m3berat balok = v balok . berat jenis balok= 3,24 . 1400 = 4536 kg= 4,536 tonTotal beban pada konstruksi rangka batang Q = berat pipa + berat air + berat balok= 107,223 + 13,659 + 4,536= 125,418 ton

beban untuk satu sisi konstruksi rangka batangQx = Q/2 = 125,418 / 2= 62,709 ton ( beban total / beban terpusat) p = 62,709 / 10= 6,2709 (sehingga p2,p3,p4,p5,p6,p7,p8,p9,p10, = 6,2709 )untuk p1 = p11 = 6,2709 / 2= 3,1354

ANALISIS BEBAN

Gambar 3.19. Analisis Beban

Gambar 3.18. Analisis Beban

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

N

O

P

Q

R

S

T

U

2,26 m

1,80 m

2,13 m

22,6 m

P3

P1

P2

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

N

O

P

Q

R

S

T

U

G

1,80 m

2,13 m

q = 0,178 t

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

N

O

P

Q

R

S

T

U

2,26 m

1,80 m

2,13 m

22,6 m

P3

P1

P2

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

0,0197 t

0,0197 t

0,0197 t

0,0197 t

0,0197 t

0,0197 t

0,0197 t

0,0197 t

0,0197 t

0,0098 t

0,0098 t