Upload
hatram
View
215
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X
Vol. 5. No. 2, December 2012
10
SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER
p-KUMARAMIDA DAN UJI AKTIVITASNYA
SEBAGAI ANTI TUMOR SEL LEUKIMIA P388
Firdaus∗, N. H. Soekamto, Nur Umriani Permatasari,
Seniwati, Sukarti, Makmun, Anik Agustiningsih
Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Hasanuddin
Abstrak. Penelitian tentang metode sintesis senyawa turunan p-kumaramida, yakni N-propil-p-
kumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil-p-kumaramida serta uji aktivitasnya
terhadap sel tumor leukimia P388 telah dilakukan. Senyawa turunan p-kumaramida disintesis
dari asam p-kumarat dan amina yang sesuai sebagai reaktan dengan menggunakan katalis asam
borat pada kondisi refluks di dalam pelarut DMF dan atmosfir nitrogen selama 16 jam. Melalui
metode tersebut maka diperoleh senyawa N-propil-p-kumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida,
dan piperidinil-p-kumaramida sebagai padatan putih dengan rendamen secara berturut-turut
37,1%, 37,90%, dan 29,84%. Senyawa hasil sintesis tersebut semuanya bersifat aktif terhadap
sel tumor leukimia P388 dengan urutan kekuatan aktivitas: piperidinil-p-kumaramida (IC50 5,34 µg/mL) > N,N-dietil-p-kumaramida (IC50 23,50 µg/mL) > N-propil-p-kumaramida (53,56
µg/ml). Senyawa piperidinil-p-kumaramida adalah senyawa yang paling berpotensi digunakan
sebagai anti tumor
Kata kunci: p-kumaramida, Tumor, P388, IC50
Abstract. A research about synthesis methode of p-coumaramide derivative compounds, i.e N-
propyl-p-coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p-coumaramide as well as
their activity essay to against leukimia tumor cell P388 had been done. The derivative compunds were synthesized from p-coumaric acid and suitable amines as reactans and boric
acid as catalist by reflux in DMF solvent and nitrogen atmosphere for 16 hours. By this
methode, N-propyl-p-coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p-coumaramide coumponds were obtained as white solid in 37,1%, 37,90%, and 29,84% yields,
respectively. All of these compounds active to against leukimia tumor cell P388 with the order
of their activity strength are piperidinyl-p-coumaramide (IC50 5,34 µg/mL) > N,N-diethyl-p-
coumaramide (IC50 23,50 µg/mL) > N-propyl-p-coumaramide (53,56 µg/ml). Piperidinyl-p-
coumaramide compound is the most potential compound to be applied as antitumor agent.
Key words: p-Coumaramide, Tumor, P388, IC50
∗ Alamat korespondensi: [email protected]
Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X
Vol. 5. No. 2, December 2012
11
PENDAHULUAN
Tumbuhan merupakan sumber
senyawa yang potensil untuk dijadikan sebagai obat yang relatif aman dikomsumsi.
Akan tetapi, metode mengisolasinya cukup
rumit, perlu waktu yang lama dan bahan
kimia cukup banyak sehingga perlu biaya
yang tinggi; apatah lagi kandungan
senyawa berpotensi obat (biasanya adalah
metabolit sekunder) di dalam tetumbuhan
pada umumnya sangat rendah. Ilyas (2008)
berhasil mengisolasi senyawa p-hidroksisinamamida atau p-kumaramida (1)
dari kulit akar Klein Hospita Linn.
Senyawa ini memperlihatkan aktivitas yang cukup tinggi terhadap udang Artemia
Salina (LC50 = 180,53 µg/mL) sehingga
dapat diduga potensial bersifat antikanker, namun kandungan senyawa p-kumaramida
dalam kulit akar K. hospita Linn sangat
sedikit (± 1,6 ppm) sehingga perlu adanya
upaya mensintesis senyawa tersebut.
Firdaus et al. (2009) telah berhasil
mensintesis senyawa p-kumaramida dari
asam p-kumarat. Hasil pengujian terhadap
sel tumor leukimia P388 menunjukkan
senyawa p-kumaramida memiliki aktivitas
biologis yang menarik, dengan IC50 44,0
µg/mL. Nilai IC50 ini menunjukkan bahwa
senyawa tersebut memiliki aktivitas yang cukup kuat, meskipun belum sekuat dengan
aktivitas senyawa (E)-1-[3’,4’-
(metilendioksi)sinamoil]-piperidina yang
diperoleh oleh Ee, et al. (2010) dari ekstrak
eter akar tumbuhan Piper Ningrum L.
dengan nilai IC50 9,8 µg/mL. Akan tetapi
kedua senyawa tersebut mempunyai
kerangka dasar yang mirip, yaitu gugus
sinnamoil. Oleh karena itu, senyawa p-kumaramida layak dijadikan kerangka
dasar untuk mendapatkan senyawa aktif
yang dapat dilakukan uji klinik lebih lanjut. Peningkatan bioaktivitas senyawa
dapat dilakukan dengan mengadakan
modifikasi struktur pada molekulnya (Tang, 2005). Menurunnya kepolaran senyawa
akan memudahkan senyawa tersebut
melewati membran sel yang mengandung
senyawa lipida (Shargel dan Yu, 1985).
Proses ini dapat mengakibatkan
konsentrasi senyawa yang terabsorpsi oleh
sel kanker menjadi semakin besar sehingga
aktivitas senyawa akan semakin tinggi.
Berdasarkan hal tersebut maka di dalam penelitian ini, gugus amida primer yang
terdapat pada struktur p-kumaramida akan
dimodifikasi menjadi gugus amida
sekunder dan tersier seperti: N-propil-p-
kumaramida (2), N,N-dietil-p-kumaramida
(3), peperidinil-p-kumaramida (4).
BAHAN, ALAT, DAN METODE
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah asam p-kumarat p.a., dietilamin p.a., propilamin p.a., piperidina
p.a., dimetil formamida p.a., H3BO3 p.a., kloroform p.a., etil asetat p.a., n-heksana
p.a., aseton p.a., metanol p.a., Na2SO4
anhidrat p.a., gas N2, silika gel 7733 dan
7734, pipa kapiler, plat KLT, akuades,
kertas saring Whatmann 42, pasir silica,
glass wool, plat KLT, kertas pH universal, dan akuades.
Alat
Alat-alat yang digunakan pada
penelitian ini adalah seperangkat alat gelas
refluks, hot plate magnetic stirrer, alat
Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X
Vol. 5. No. 2, December 2012
12
ukur titik leleh, lampu UV, rotary
evaporator, kolom kromatografi, neraca
analitik, pipa kapiler, spektrofotometer FTIR (Shimadzu seri Prestige-21,
Laboratorium Terpadu Jurusan Kimia
FMIPA Unhas), spektrometer NMR (500
MHz Agilent, LIPI, Serpong Banten), dan
alat-alat gelas yang umum digunakan dalam
laboratorium.
Metode
1. Sintesis N-propil-p-kumaramida
Sebanyak 0,500 gram (3,0 mmol) Asam p-kumarat dimasukkan ke dalam labu
alas bulat leher tiga. Kemudian
ditambahkan dengan 0,037 gram (0,6 mmol) asam borat dan 30 mL DMF sampai
larut. Larutan tersebut ditambahkan 1,23
mL (15 mmol) propilamin kemudian
dialirkan gas Nitrogen pada sistem reaksi
dan direfluks pada suhu 110oC sampai
reaksi selesai (16 jam, dilakukan analisis
dengan KLT tiap 3 jam). Campuran hasil
reaksi didinginkan sampai suhu kamar,
kemudian diekstraksi dengan dietileter (8 x 15 mL). Fase organik dievaporasi sampai
semua dietileter menguap. Fase organik
kemudian difraksinasi dengan kromatografi kolom gravitasi. Fraksi yang menunjukkan
senyawa target dikristalisasi dan
direkristalisasi dengan etil asetat-heksan. Selanjutnya dilakukan uji kemurnian
dengan mengukur titik lelehnya dan
analisis KLT. Kristal yang telah murni
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
spektroskopi FTIR, 1H-NMR , dan 13C-
NMR.
2. Sintesis N,N-dietil- p-kumaramida
Sebanyak 0,5000 gram (3 mmol)
Asam p-kumarat dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga. Kemudian
ditambahkan dengan 0,037 gram (0,6
mmol) asam borat dan 30 mL DMF sampai larut. Larutan tersebut ditambahkan 1,55
mL (15 mmol) dietilamin kemudian
dialirkan gas Nitrogen pada sistem reaksi
dan direfluks pada suhu 110oC sampai
reaksi selesai (16 jam, dilakukan analisis
dengan KLT tiap 3 jam). Campuran hasil
reaksi didinginkan sampai suhu kamar,
kemudian diekstraksi dengan dietileter (8 x
15 mL). Fase organik dievaporasi sampai
semua dietileter menguap. Fase organik kemudian difraksinasi dengan kromatografi
kolom gravitasi. Fraksi yang menunjukkan
senyawa target dikristalisasi dan
direkristalisasi dengan etil asetat-heksan. Selanjutnya dilakukan uji kemurnian
dengan mengukur titik lelehnya dan
analisis KLT. Kristal yang telah murni
selanjutnya dianalisis dengan spektroskopi
FTIR , 1
H-NMR , dan 13
C-NMR.
3. Sintesis piperidinil p-kumaramida
Sebanyak 0,5 gram (3 mmol) asam
p-kumarat p.a dilarutkan dengan 10 mL
DMF p.a dalam gelas kimia dan dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher
tiga, kemudian ditambahkan 0,0558 gram
(0,9 mmol) H3BO3 dan ditambahkan lagi 20 mL dimetil formamida. Campuran diaduk
dengan magnetic stirrer selama 5 menit,
kemudian ditambahkan 0.3 mL (3 mmol) piperidina p.a, lalu direfluks pada suhu 146 oC selama 16 jam. Campuran reaksi
didinginkan pada suhu ruangan, dan
endapan yang timbul disaring dengan kertas
saring Whatmann dan disisihkan. Filtrat
yang diperoleh ditambahkan dengan 30 mL
akuades dan diekstraksi dengan dietil eter
(5 x 20 mL). Ekstrak dietil eter dicuci 1 kali
dengan 30 mL larutan NaCl jenuh dan 2 x 30 mL dengan akuades. Ekstrak
dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrat p.a.,
kemudian didekantasi, dan filtratnya
dievaporasi hingga kental. Residu kental
yang diperoleh selanjutnya dituang ke
dalam ke dalam silika gel 7733, lalu
fraksinasi dengan KKG menggunakan
eluen berturut-turut n-heksan 100%,
kemudian n-heksana-etil asetat (95,5 : 0,5
%). Hasil fraksinasi ditampung tiap 10 mL di dalam botol vial dan di analisis dengan
KLT dengan eluen n-hesana : etil asetat (60
: 40 %). Fraksi dengan nilai Rf yang sama digabung dan dievaporasi. Kristal yang
terbentuk direkristalisasi dengan
menambahkan sedikit etil asetat p.a hingga
kristal larut sempurna, kemudian
ditambahkan dengan n-heksan p.a hingga
terbentuk endapan. Endapan disaring
dengan penyaring kristal, kemudian
dikeringkan pada suhu ruangan, dan diukur
titik lelehnya. Selanjutnya dikarakterisasi dengan spektrofotometer FTIR, serta
spektrometer 1H-NMR dan 13C-NMR.
4. Uji aktivitas terhadap sel tumor
leukimia P388
Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X
Vol. 5. No. 2, December 2012
13
Semua produk sintesis yang
diperoleh telah dilakukan uji aktivitasnya di
Laboratorium Kimia Bahan Alam Departemen Kimia FMIPA ITB.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sintesis Senyawa N–Propil-p-
Kumaramida
Keberhasilan suatu reaksi sintesis
sangat ditentukan oleh kondisi reaksi yang
digunakan, meliputi: temperatur, waktu
reaksi, perbandingan mol antara substrat
dengan pereaksi. Pada reaksi sintesis ini, terlebih dahulu dilakukan penelusuran
untuk mencari temperatur, waktu dan
perbandingan mol yang tepat antara substrat dengan pereaksi untuk memperoleh
produk yang maksimal.
Salah satu senyawa amida hasil sintesis yang mirip dengan senyawa-
senyawa target sintesis dalam penelitian ini
adalah sintesis senyawa N-benzil-4-
butiramida yang telah disintesis oleh Tang
(2005). Di dalam sintesis tersebut, asam 4-
fenilbutirat direaksikan dengan benzilamina
dengan menggunakan katalis asam borat
1% mol yang direfluks di dalam pelarut
toluena. Oleh karena itu, metode Tang (2005) ini telah dicoba diadopsi, namun
pada reaksi sintesis senyawa N–propil- p-
kumaramida ternyata toluena tidak dapat
digunakan karena asam p-kumarat yang
digunakan sebagai substrat memiliki
kelarutan yang sangat kecil dalam pelarut
toluena. Setelah dilakukan uji kelarutan,
asam p-kumarat larut sempurna dalam
aseton yang selanjutnya digunakan sebagai
pelarut, namun dengan pelarut aseton tidak memberikan produk yang diharapkan. Hal
ini diduga karena suhu titik didih aseton
belum mampu mendorong reaksi tersebut dapat terjadi.
Penggunaan pelarut DMF telah
berhasil memberikan produk yang
diharapkan. Pada penerapan perbandingan
reaktan 2 : 3 (asam p-kumarat : propil
amina) dan katalis asam borat 20% (persen
mol terhadap mol reaktan pembatas)
diperoleh N–propil-p-kumaramida berupa
padatan putih dengan suhu dekomposisi 171oC dengan rendamen sebesar 11,3%.
Pada penerapan kuantitas propil amina
yang besar yaitu pada perbandingan reaktan
1 : 5 menyebabkan peningkatan rendemen
menjadi 37,1%.
Spektrum hasil analisis dengan spektrofotometer FTIR memberikan
puncak-puncak serapan kuat pada 3525,88
cm-1
dan 3446,79 cm-1
yang masing berasal
dari vibrasi rentangan N-H dan O-H, pita
serapan dengan tajam dengan intensitas
rendah pada 3082 cm-1
berasal dari rentang
H-C tak jenuh, dan keberadaan serapan
pada 1608,63 cm-1 dan 1512 cm-1
mempertegas bahwa gugus tak-jenuh tersebut adalah aromatik. Serapan pada
1635,64 cm-1 menyatakan keberadaan
gugus tak-jenuh lain dalam senyawa tersebut, yaitu olefin. Keberadaan gugus
amida di dalam senyawa tersebut
ditunjukkan dengan pita serapan amida I pada 1653,00 cm-1 dan pita serapan amida
II pada 1627,92 cm-1. Pita lain pada 669,30
cm-1
berasal dari vibrasi kibasan N-H amida
sekunder, dan pita tajam dengan intensitas
kuat pada 837,11 cm-1 menyatakan pola
substitusi-1,4 pada gugus aromatik. Secara
singkat data analisis FTIR produk reaksi
asam p-kumarat dengan propil amina
disajikan dalam Tabel 1. Spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR
produk reaksi asam p-kumarat dengan
propil amina secara singkat dipaparkan
dalam Tabel 2.
Semua data dari spektrum FTIR
pada Tabel 1 maupun dari 1H-NMR dan
13C-NMR pada Tabel 2 di atas bersesuaian
dengan struktur senyawa produk sintesis N–
propil-p-kumaramida.
Sintesis senyawa N,N-dietil-p-
kumaramida
Senyawa N,N–dietil-p-kumaramida
diperoleh dari reaksi antara asam p-kumaramida dengan dietil amina juga
diperoleh pada perbandingan mol reaktan
1:5 dan katalis asam borat 20% (persen mol
terhadap reaktan pembatas), refluks dalam
pelarut DMF selama 16 jam. Melalui
reaksi tersebut diperoleh produk berupa
padatan putih dengan rendamen 37,90%,
pada pemanasan akan terdekomposisi pada
suhu 163oC. Pita serapan yang muncul
pada spektrum hasil analisis dengan spektroskopi FTIR produk reaksi ini
semuanya sama dengan data di dalam Tabel
1, kecuali dengan tidak adanya pita serapan
Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X
Vol. 5. No. 2, December 2012
14
N-H dan C-N-H pada 3525,88 cm-1 dan
1627,92 cm-1
. Ketidakhadiran kedua pita
serapan tersebut sangat bersesuaian dengan
struktur senyawa N,N–dietil-p-kumaramida
yang merupakan senyawa amida tersier.
Tabel 1. Data hasil analisis FTIR produk reaksi asam p-kumarat dengan propil amina
Posisi pita
serapan (cm-1)
Pola Pita Intensitas Asal vibrasi ikatan Keterangan/Gugus
3525,88 Tajam Kuat Rentangan N-H
Amida sekunder 1635,64 Tajam Sedang Rentangan C=O
1627,92 Tajam Sedang Bengkokan C-N-H
3446,79 Lebar Kuat Rentangan O-H Fenolik
3082 Tajam Lemah Rentangan H-Csp2 Tak jenuh
1635,64 Tajam Sedang Rentangan C=C Olefin
1608,63 dan 1512 Tajam Sedang Rentangan C=C
aromatic
Aromatik
2924,09 dan
2852,72
Tajam Sedang Rentangan H-Csp3 Alkil
1456,26 Tajam sedang Guntingan CH2 Metilen
1375,25 Tajam sedang Guntingan CH3 Metil
837,11 Tajam Kuat Aromatik Aromatik
tersubstitusi-1,4
Tabel 2. Data hasil analisis 1H-NMR dan 13C-NMR produk reaksi asam p-kumarat dengan
propil amina
Sintesis senyawa piperidinil-p-
kumaramida
Senyawa piperidinil-p-kumaramida
diperoleh dari reaksi antara asam p-
kumaramida dengan piperidin pada perbandingan mol reaktan 1:1 dan katalis
asam borat 30% (persen mol), refluks pada
suhu 146oC di dalam pelarut DMF selama
16 jam. Melalui reaksi tersebut diperoleh
produk berupa padatan putih dengan
rendamen 29,84%, dan pada pemanasan
akan terdekomposisi pada suhu 185oC.
Hasil analisis spektroskopi FTIR (Tabel 3),
Posisi Proton/
Karbon
Nilai pergeseran proton (ppm), jumlah
H, multiplisitas, konst.kopling
Nilai pergeseran 13C
(ppm)
-CH=CH-C=O posisi
β, α
7,305 (1H, d, J= 5,5 Hz) 6,805
(1H, d J = 5,5 Hz)
137,44 (C-β)
115,26 (C-α)
=CH-Ar
(Kopling orto/meta)
7,07 (2H, dd, J= 6,8 Hz & 3 Hz)
6,75 (2H, dd, J= 6,8 Hz & 3 Hz)
128,32
116, 14
-C-terminal fenil - 129,42
C-OH aromatic 3,39 melebar, (-OH) 156,53
C=O amida - 158,22
Rantai Alkil
N-CH2 -CH2-
-CH3
6,65 q 2,21 multiplet
2,01 t
48,92 28,70
28,70
Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X
Vol. 5. No. 2, December 2012
15
serta data 1H-NMR dan 13C-NMR (Tabel 4)
produk sintesis ini telah bersesuaian dengan
struktur senyawa piperidinil-p-kumaramida.
Tabel 3. Data hasil analisis FTIR produk reaksi asam p-kumarat dengan piperidin
Posisi pita
serapan (cm-1)
Pola Pita Intensitas Asal vibrasi ikatan Keterangan/Gugus
1653,00 Tajam Sedang Rentangan C=O
3448,50 Lebar Kuat Rentangan O-H Fenolik
3082,25 Tajam Lemah Rentangan H-Csp2 Tak jenuh
1627,92 Tajam Sedang Rentangan C=C Olefin
1608,63 dan
1512,19
Tajam Sedang Rentangan C=C
aromatic
Aromatik
2920,23 dan
2848,86
Tajam Sedang Rentangan H-Csp3 Alkil
1456,26 Tajam sedang Guntingan CH2 Metilen
1381,03 Tajam sedang Guntingan CH3 Metil
833,25 Tajam Kuat Aromatik Aromatik
tersubstitusi-1,4
Olefin konfigurasi
trans
Tabel 4. Data hasil analisis 1H-NMR dan 13C-NMR produk reaksi asam p-kumarat dengan
piperidin
Uji aktivitas terhadap sel tumor
leukemia P388
Semua produk sintesi yang
diperoleh telah dilakukan uji aktivitasnya
terhadap sel tumor leukimia P388 di Laboratorium Kimia Bahan Alam
Departemen Kimia FMIPA ITB.
Berdasarkan nilai IC50–nya, maka urutan
kekuatan aktivitasnya: piperidinil-p-
kumaramida > N,N-dietil-p-kumaramida
memiliki > N-propil-p-kumaramida dengan
nilai IC50 berturut-turut adalah 5,34 µg/mL,
23,50 µg/ml, dan 53,56 µg/ml. Senyawa piperidinil-p-kumaramida memiliki
aktivitas anti sel tumor yang lebih kuat
daripada senyawa (E)-1-[3’,4’-(metilendioksi)sinamoil]-piperidina dengan
nilai IC50 9,8 µg/ml (Ee, et al., 2010).
Apabila dibandingkan lebih lanjut dengan
nilai IC50 p-kumamida yang diperoleh oleh
Firdaus et al. (2009) maka dapat
Posisi Proton/Karbon Nilai Pergeseran
1H
(ppm) Nilai Pergeseran
13C (ppm)
C=O - 158,42
C-OH aromatik 5,02 dan 5,00 melebar 156,59
-CH=CH- posisi β 7,00 - 7,20 145,03
=CH- orto 7,25 - 7,23 136,94
-C-terminal fenil - 128,56
-CH=CH- posisi α 6,71 - 6,73 116,24
=CH- meta 6,68 - 6,67 115,96
CH2 posisi αpiperidinil ~ 3,35 - 3,36 ~ 47,00-49,00
CH2 posisi β piperidinil ~ 2,00 – 2,20 41,00
CH2 posisi-γpiperidinil ~ 1,25 -1,50 26,89
Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X
Vol. 5. No. 2, December 2012
16
disimpulkan bahwa terdapat kecenderungan
nilai IC50 golongan senyawa-senyawa p-
kumaramida meningkat dari amida primer, sekunder, dan ke tersier.
KESIMPULAN
Berdasarkan bahasan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa senyawa turunan
p-kumaramida, yaitu N-propil-p-
kumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan
piperidinil-p-kumaramida dapat disintesis
dari asam p-kumarat dengan amina primer
dan sekunder yang sesuai menggunakan katalis basa pada kondisi refluks pada suhu
antara 110oC sampai 146oC di dalam
pelarut DMF dan atmosfir nitrogen selama 16 jam. Ketiga senyawa hasil sintesis
tersebut bersifat aktif terhadap sel tumor
leukimia P388 dengan urutan kekuatan keaktifan adalah piperidinil-p-kumaramida
(IC50 5,34 µg/mL) > N,N-dietil-p-
kumaramida memiliki (IC50 23,50 µg/mL) >
N-propil-p-kumaramida (IC50 53,56 µg/ml).
Diantara ketiga senyawa tersebut, senyawa
piperidinil-p-kumaramida yang paling
berpotensil untuk diterapkan sebagai anti
tumor.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih yang takterhingga
penulis sampaikan kepada Rektor Unhas
atas perkenannya memberi dana penelitian
melalui Hibah Penelitian Unggulan
Program Studi, pihak Laboratorium Kimia
Bahan Alam Departemen Kimia FMIPA
ITB atas kerja samanya dalam menguji
aktivitas, pihak Laboratorium Kimia Puspitek Serpong atas kerjasamanya dalam
melakukan analisis spektroskopi NMR, dan
pihak Laboratorium Terpadu Jurusan Kimia
FMIPA Unhas atas kerjasamanya dalam
melakukan analisis spektroskopi FTIR.
DAFTAR PUSTAKA
Ee, G. C. L., Lim, C. M., Rahmani, M.,
Shaari, and Bong, C. F. J., 2010,
Pellitorine, a Potential Anti-Cancer
Lead Compound against HL60 and
MCT-7 Cell Lines and Microbial
Transformation of Piperine from
Piper Nigrum, Molecules, 15 : 2398-2404.
Firdaus, Soekamto, N. H., dan Karim, A.,
2009, Sintesis Senyawa p-Hidroksinamamida dari Asam p-
Hidroksisinamat Melalui Reaski
Esterifikasi dan Amonolisis, J. Chemica Acta,:Vol. 2 : 2
Shargel, L., and Yu, A., 1988,
Biofarmasetika dan
Farmakokinetika, Diterjemahkan
oleh Fasih dan Siti Syamsiah, 2004,
Edisi II, Universitas Airlangga
Press, Surabaya
Ilyas, A., 2008, Isolasi dan Idenfikasi
Metabolit Sekunder dari Ekstrat Etilasetat Kulit Akar Tumbuhan
Kleinhovia hospita Linn. (Paliasa)
dan Uji Toksitasnya Terhadap
Artemia salina Leach, Tesis tidak
dipulikasikan, Program
Pascasarjana Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Tang, P., 2005, Boroc Acid Catalyzed
Amide Formation From Carboxylic
Acid and Amines:N-Benzyl-4-PheylButyramide, Organic
Syntheses, Vol. 81, 262.