7
Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X Vol. 5. No. 2, December 2012 10 SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER p-KUMARAMIDA DAN UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTI TUMOR SEL LEUKIMIA P388 Firdaus , N. H. Soekamto, Nur Umriani Permatasari, Seniwati, Sukarti, Makmun, Anik Agustiningsih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin Abstrak. Penelitian tentang metode sintesis senyawa turunan p-kumaramida, yakni N-propil-p- kumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil-p-kumaramida serta uji aktivitasnya terhadap sel tumor leukimia P388 telah dilakukan. Senyawa turunan p-kumaramida disintesis dari asam p-kumarat dan amina yang sesuai sebagai reaktan dengan menggunakan katalis asam borat pada kondisi refluks di dalam pelarut DMF dan atmosfir nitrogen selama 16 jam. Melalui metode tersebut maka diperoleh senyawa N-propil-p-kumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil-p-kumaramida sebagai padatan putih dengan rendamen secara berturut-turut 37,1%, 37,90%, dan 29,84%. Senyawa hasil sintesis tersebut semuanya bersifat aktif terhadap sel tumor leukimia P388 dengan urutan kekuatan aktivitas: piperidinil-p-kumaramida (IC 50 5,34 µg/mL) > N,N-dietil-p-kumaramida (IC 50 23,50 µg/mL) > N-propil-p-kumaramida (53,56 μg/ml). Senyawa piperidinil-p-kumaramida adalah senyawa yang paling berpotensi digunakan sebagai anti tumor Kata kunci: p-kumaramida, Tumor, P388, IC 50 Abstract. A research about synthesis methode of p-coumaramide derivative compounds, i.e N- propyl-p-coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p-coumaramide as well as their activity essay to against leukimia tumor cell P388 had been done. The derivative compunds were synthesized from p-coumaric acid and suitable amines as reactans and boric acid as catalist by reflux in DMF solvent and nitrogen atmosphere for 16 hours. By this methode, N-propyl-p-coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p- coumaramide coumponds were obtained as white solid in 37,1%, 37,90%, and 29,84% yields, respectively. All of these compounds active to against leukimia tumor cell P388 with the order of their activity strength are piperidinyl-p-coumaramide (IC 50 5,34 µg/mL) > N,N-diethyl-p- coumaramide (IC 50 23,50 µg/mL) > N-propyl-p-coumaramide (53,56 μg/ml). Piperidinyl-p- coumaramide compound is the most potential compound to be applied as antitumor agent. Key words: p-Coumaramide, Tumor, P388, IC 50 Alamat korespondensi: [email protected]

SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN · PDF fileSINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER ... Endapan disaring dengan penyaring kristal, kemudian dikeringkan pada suhu ruangan,

  • Upload
    hatram

  • View
    215

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN · PDF fileSINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER ... Endapan disaring dengan penyaring kristal, kemudian dikeringkan pada suhu ruangan,

Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X

Vol. 5. No. 2, December 2012

10

SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER

p-KUMARAMIDA DAN UJI AKTIVITASNYA

SEBAGAI ANTI TUMOR SEL LEUKIMIA P388

Firdaus∗, N. H. Soekamto, Nur Umriani Permatasari,

Seniwati, Sukarti, Makmun, Anik Agustiningsih

Jurusan Kimia FMIPA

Universitas Hasanuddin

Abstrak. Penelitian tentang metode sintesis senyawa turunan p-kumaramida, yakni N-propil-p-

kumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil-p-kumaramida serta uji aktivitasnya

terhadap sel tumor leukimia P388 telah dilakukan. Senyawa turunan p-kumaramida disintesis

dari asam p-kumarat dan amina yang sesuai sebagai reaktan dengan menggunakan katalis asam

borat pada kondisi refluks di dalam pelarut DMF dan atmosfir nitrogen selama 16 jam. Melalui

metode tersebut maka diperoleh senyawa N-propil-p-kumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida,

dan piperidinil-p-kumaramida sebagai padatan putih dengan rendamen secara berturut-turut

37,1%, 37,90%, dan 29,84%. Senyawa hasil sintesis tersebut semuanya bersifat aktif terhadap

sel tumor leukimia P388 dengan urutan kekuatan aktivitas: piperidinil-p-kumaramida (IC50 5,34 µg/mL) > N,N-dietil-p-kumaramida (IC50 23,50 µg/mL) > N-propil-p-kumaramida (53,56

µg/ml). Senyawa piperidinil-p-kumaramida adalah senyawa yang paling berpotensi digunakan

sebagai anti tumor

Kata kunci: p-kumaramida, Tumor, P388, IC50

Abstract. A research about synthesis methode of p-coumaramide derivative compounds, i.e N-

propyl-p-coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p-coumaramide as well as

their activity essay to against leukimia tumor cell P388 had been done. The derivative compunds were synthesized from p-coumaric acid and suitable amines as reactans and boric

acid as catalist by reflux in DMF solvent and nitrogen atmosphere for 16 hours. By this

methode, N-propyl-p-coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p-coumaramide coumponds were obtained as white solid in 37,1%, 37,90%, and 29,84% yields,

respectively. All of these compounds active to against leukimia tumor cell P388 with the order

of their activity strength are piperidinyl-p-coumaramide (IC50 5,34 µg/mL) > N,N-diethyl-p-

coumaramide (IC50 23,50 µg/mL) > N-propyl-p-coumaramide (53,56 µg/ml). Piperidinyl-p-

coumaramide compound is the most potential compound to be applied as antitumor agent.

Key words: p-Coumaramide, Tumor, P388, IC50

∗ Alamat korespondensi: [email protected]

Page 2: SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN · PDF fileSINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER ... Endapan disaring dengan penyaring kristal, kemudian dikeringkan pada suhu ruangan,

Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X

Vol. 5. No. 2, December 2012

11

PENDAHULUAN

Tumbuhan merupakan sumber

senyawa yang potensil untuk dijadikan sebagai obat yang relatif aman dikomsumsi.

Akan tetapi, metode mengisolasinya cukup

rumit, perlu waktu yang lama dan bahan

kimia cukup banyak sehingga perlu biaya

yang tinggi; apatah lagi kandungan

senyawa berpotensi obat (biasanya adalah

metabolit sekunder) di dalam tetumbuhan

pada umumnya sangat rendah. Ilyas (2008)

berhasil mengisolasi senyawa p-hidroksisinamamida atau p-kumaramida (1)

dari kulit akar Klein Hospita Linn.

Senyawa ini memperlihatkan aktivitas yang cukup tinggi terhadap udang Artemia

Salina (LC50 = 180,53 µg/mL) sehingga

dapat diduga potensial bersifat antikanker, namun kandungan senyawa p-kumaramida

dalam kulit akar K. hospita Linn sangat

sedikit (± 1,6 ppm) sehingga perlu adanya

upaya mensintesis senyawa tersebut.

Firdaus et al. (2009) telah berhasil

mensintesis senyawa p-kumaramida dari

asam p-kumarat. Hasil pengujian terhadap

sel tumor leukimia P388 menunjukkan

senyawa p-kumaramida memiliki aktivitas

biologis yang menarik, dengan IC50 44,0

µg/mL. Nilai IC50 ini menunjukkan bahwa

senyawa tersebut memiliki aktivitas yang cukup kuat, meskipun belum sekuat dengan

aktivitas senyawa (E)-1-[3’,4’-

(metilendioksi)sinamoil]-piperidina yang

diperoleh oleh Ee, et al. (2010) dari ekstrak

eter akar tumbuhan Piper Ningrum L.

dengan nilai IC50 9,8 µg/mL. Akan tetapi

kedua senyawa tersebut mempunyai

kerangka dasar yang mirip, yaitu gugus

sinnamoil. Oleh karena itu, senyawa p-kumaramida layak dijadikan kerangka

dasar untuk mendapatkan senyawa aktif

yang dapat dilakukan uji klinik lebih lanjut. Peningkatan bioaktivitas senyawa

dapat dilakukan dengan mengadakan

modifikasi struktur pada molekulnya (Tang, 2005). Menurunnya kepolaran senyawa

akan memudahkan senyawa tersebut

melewati membran sel yang mengandung

senyawa lipida (Shargel dan Yu, 1985).

Proses ini dapat mengakibatkan

konsentrasi senyawa yang terabsorpsi oleh

sel kanker menjadi semakin besar sehingga

aktivitas senyawa akan semakin tinggi.

Berdasarkan hal tersebut maka di dalam penelitian ini, gugus amida primer yang

terdapat pada struktur p-kumaramida akan

dimodifikasi menjadi gugus amida

sekunder dan tersier seperti: N-propil-p-

kumaramida (2), N,N-dietil-p-kumaramida

(3), peperidinil-p-kumaramida (4).

BAHAN, ALAT, DAN METODE

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada

penelitian ini adalah asam p-kumarat p.a., dietilamin p.a., propilamin p.a., piperidina

p.a., dimetil formamida p.a., H3BO3 p.a., kloroform p.a., etil asetat p.a., n-heksana

p.a., aseton p.a., metanol p.a., Na2SO4

anhidrat p.a., gas N2, silika gel 7733 dan

7734, pipa kapiler, plat KLT, akuades,

kertas saring Whatmann 42, pasir silica,

glass wool, plat KLT, kertas pH universal, dan akuades.

Alat

Alat-alat yang digunakan pada

penelitian ini adalah seperangkat alat gelas

refluks, hot plate magnetic stirrer, alat

Page 3: SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN · PDF fileSINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER ... Endapan disaring dengan penyaring kristal, kemudian dikeringkan pada suhu ruangan,

Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X

Vol. 5. No. 2, December 2012

12

ukur titik leleh, lampu UV, rotary

evaporator, kolom kromatografi, neraca

analitik, pipa kapiler, spektrofotometer FTIR (Shimadzu seri Prestige-21,

Laboratorium Terpadu Jurusan Kimia

FMIPA Unhas), spektrometer NMR (500

MHz Agilent, LIPI, Serpong Banten), dan

alat-alat gelas yang umum digunakan dalam

laboratorium.

Metode

1. Sintesis N-propil-p-kumaramida

Sebanyak 0,500 gram (3,0 mmol) Asam p-kumarat dimasukkan ke dalam labu

alas bulat leher tiga. Kemudian

ditambahkan dengan 0,037 gram (0,6 mmol) asam borat dan 30 mL DMF sampai

larut. Larutan tersebut ditambahkan 1,23

mL (15 mmol) propilamin kemudian

dialirkan gas Nitrogen pada sistem reaksi

dan direfluks pada suhu 110oC sampai

reaksi selesai (16 jam, dilakukan analisis

dengan KLT tiap 3 jam). Campuran hasil

reaksi didinginkan sampai suhu kamar,

kemudian diekstraksi dengan dietileter (8 x 15 mL). Fase organik dievaporasi sampai

semua dietileter menguap. Fase organik

kemudian difraksinasi dengan kromatografi kolom gravitasi. Fraksi yang menunjukkan

senyawa target dikristalisasi dan

direkristalisasi dengan etil asetat-heksan. Selanjutnya dilakukan uji kemurnian

dengan mengukur titik lelehnya dan

analisis KLT. Kristal yang telah murni

selanjutnya dianalisis dengan menggunakan

spektroskopi FTIR, 1H-NMR , dan 13C-

NMR.

2. Sintesis N,N-dietil- p-kumaramida

Sebanyak 0,5000 gram (3 mmol)

Asam p-kumarat dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga. Kemudian

ditambahkan dengan 0,037 gram (0,6

mmol) asam borat dan 30 mL DMF sampai larut. Larutan tersebut ditambahkan 1,55

mL (15 mmol) dietilamin kemudian

dialirkan gas Nitrogen pada sistem reaksi

dan direfluks pada suhu 110oC sampai

reaksi selesai (16 jam, dilakukan analisis

dengan KLT tiap 3 jam). Campuran hasil

reaksi didinginkan sampai suhu kamar,

kemudian diekstraksi dengan dietileter (8 x

15 mL). Fase organik dievaporasi sampai

semua dietileter menguap. Fase organik kemudian difraksinasi dengan kromatografi

kolom gravitasi. Fraksi yang menunjukkan

senyawa target dikristalisasi dan

direkristalisasi dengan etil asetat-heksan. Selanjutnya dilakukan uji kemurnian

dengan mengukur titik lelehnya dan

analisis KLT. Kristal yang telah murni

selanjutnya dianalisis dengan spektroskopi

FTIR , 1

H-NMR , dan 13

C-NMR.

3. Sintesis piperidinil p-kumaramida

Sebanyak 0,5 gram (3 mmol) asam

p-kumarat p.a dilarutkan dengan 10 mL

DMF p.a dalam gelas kimia dan dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher

tiga, kemudian ditambahkan 0,0558 gram

(0,9 mmol) H3BO3 dan ditambahkan lagi 20 mL dimetil formamida. Campuran diaduk

dengan magnetic stirrer selama 5 menit,

kemudian ditambahkan 0.3 mL (3 mmol) piperidina p.a, lalu direfluks pada suhu 146 oC selama 16 jam. Campuran reaksi

didinginkan pada suhu ruangan, dan

endapan yang timbul disaring dengan kertas

saring Whatmann dan disisihkan. Filtrat

yang diperoleh ditambahkan dengan 30 mL

akuades dan diekstraksi dengan dietil eter

(5 x 20 mL). Ekstrak dietil eter dicuci 1 kali

dengan 30 mL larutan NaCl jenuh dan 2 x 30 mL dengan akuades. Ekstrak

dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrat p.a.,

kemudian didekantasi, dan filtratnya

dievaporasi hingga kental. Residu kental

yang diperoleh selanjutnya dituang ke

dalam ke dalam silika gel 7733, lalu

fraksinasi dengan KKG menggunakan

eluen berturut-turut n-heksan 100%,

kemudian n-heksana-etil asetat (95,5 : 0,5

%). Hasil fraksinasi ditampung tiap 10 mL di dalam botol vial dan di analisis dengan

KLT dengan eluen n-hesana : etil asetat (60

: 40 %). Fraksi dengan nilai Rf yang sama digabung dan dievaporasi. Kristal yang

terbentuk direkristalisasi dengan

menambahkan sedikit etil asetat p.a hingga

kristal larut sempurna, kemudian

ditambahkan dengan n-heksan p.a hingga

terbentuk endapan. Endapan disaring

dengan penyaring kristal, kemudian

dikeringkan pada suhu ruangan, dan diukur

titik lelehnya. Selanjutnya dikarakterisasi dengan spektrofotometer FTIR, serta

spektrometer 1H-NMR dan 13C-NMR.

4. Uji aktivitas terhadap sel tumor

leukimia P388

Page 4: SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN · PDF fileSINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER ... Endapan disaring dengan penyaring kristal, kemudian dikeringkan pada suhu ruangan,

Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X

Vol. 5. No. 2, December 2012

13

Semua produk sintesis yang

diperoleh telah dilakukan uji aktivitasnya di

Laboratorium Kimia Bahan Alam Departemen Kimia FMIPA ITB.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sintesis Senyawa N–Propil-p-

Kumaramida

Keberhasilan suatu reaksi sintesis

sangat ditentukan oleh kondisi reaksi yang

digunakan, meliputi: temperatur, waktu

reaksi, perbandingan mol antara substrat

dengan pereaksi. Pada reaksi sintesis ini, terlebih dahulu dilakukan penelusuran

untuk mencari temperatur, waktu dan

perbandingan mol yang tepat antara substrat dengan pereaksi untuk memperoleh

produk yang maksimal.

Salah satu senyawa amida hasil sintesis yang mirip dengan senyawa-

senyawa target sintesis dalam penelitian ini

adalah sintesis senyawa N-benzil-4-

butiramida yang telah disintesis oleh Tang

(2005). Di dalam sintesis tersebut, asam 4-

fenilbutirat direaksikan dengan benzilamina

dengan menggunakan katalis asam borat

1% mol yang direfluks di dalam pelarut

toluena. Oleh karena itu, metode Tang (2005) ini telah dicoba diadopsi, namun

pada reaksi sintesis senyawa N–propil- p-

kumaramida ternyata toluena tidak dapat

digunakan karena asam p-kumarat yang

digunakan sebagai substrat memiliki

kelarutan yang sangat kecil dalam pelarut

toluena. Setelah dilakukan uji kelarutan,

asam p-kumarat larut sempurna dalam

aseton yang selanjutnya digunakan sebagai

pelarut, namun dengan pelarut aseton tidak memberikan produk yang diharapkan. Hal

ini diduga karena suhu titik didih aseton

belum mampu mendorong reaksi tersebut dapat terjadi.

Penggunaan pelarut DMF telah

berhasil memberikan produk yang

diharapkan. Pada penerapan perbandingan

reaktan 2 : 3 (asam p-kumarat : propil

amina) dan katalis asam borat 20% (persen

mol terhadap mol reaktan pembatas)

diperoleh N–propil-p-kumaramida berupa

padatan putih dengan suhu dekomposisi 171oC dengan rendamen sebesar 11,3%.

Pada penerapan kuantitas propil amina

yang besar yaitu pada perbandingan reaktan

1 : 5 menyebabkan peningkatan rendemen

menjadi 37,1%.

Spektrum hasil analisis dengan spektrofotometer FTIR memberikan

puncak-puncak serapan kuat pada 3525,88

cm-1

dan 3446,79 cm-1

yang masing berasal

dari vibrasi rentangan N-H dan O-H, pita

serapan dengan tajam dengan intensitas

rendah pada 3082 cm-1

berasal dari rentang

H-C tak jenuh, dan keberadaan serapan

pada 1608,63 cm-1 dan 1512 cm-1

mempertegas bahwa gugus tak-jenuh tersebut adalah aromatik. Serapan pada

1635,64 cm-1 menyatakan keberadaan

gugus tak-jenuh lain dalam senyawa tersebut, yaitu olefin. Keberadaan gugus

amida di dalam senyawa tersebut

ditunjukkan dengan pita serapan amida I pada 1653,00 cm-1 dan pita serapan amida

II pada 1627,92 cm-1. Pita lain pada 669,30

cm-1

berasal dari vibrasi kibasan N-H amida

sekunder, dan pita tajam dengan intensitas

kuat pada 837,11 cm-1 menyatakan pola

substitusi-1,4 pada gugus aromatik. Secara

singkat data analisis FTIR produk reaksi

asam p-kumarat dengan propil amina

disajikan dalam Tabel 1. Spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR

produk reaksi asam p-kumarat dengan

propil amina secara singkat dipaparkan

dalam Tabel 2.

Semua data dari spektrum FTIR

pada Tabel 1 maupun dari 1H-NMR dan

13C-NMR pada Tabel 2 di atas bersesuaian

dengan struktur senyawa produk sintesis N–

propil-p-kumaramida.

Sintesis senyawa N,N-dietil-p-

kumaramida

Senyawa N,N–dietil-p-kumaramida

diperoleh dari reaksi antara asam p-kumaramida dengan dietil amina juga

diperoleh pada perbandingan mol reaktan

1:5 dan katalis asam borat 20% (persen mol

terhadap reaktan pembatas), refluks dalam

pelarut DMF selama 16 jam. Melalui

reaksi tersebut diperoleh produk berupa

padatan putih dengan rendamen 37,90%,

pada pemanasan akan terdekomposisi pada

suhu 163oC. Pita serapan yang muncul

pada spektrum hasil analisis dengan spektroskopi FTIR produk reaksi ini

semuanya sama dengan data di dalam Tabel

1, kecuali dengan tidak adanya pita serapan

Page 5: SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN · PDF fileSINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER ... Endapan disaring dengan penyaring kristal, kemudian dikeringkan pada suhu ruangan,

Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X

Vol. 5. No. 2, December 2012

14

N-H dan C-N-H pada 3525,88 cm-1 dan

1627,92 cm-1

. Ketidakhadiran kedua pita

serapan tersebut sangat bersesuaian dengan

struktur senyawa N,N–dietil-p-kumaramida

yang merupakan senyawa amida tersier.

Tabel 1. Data hasil analisis FTIR produk reaksi asam p-kumarat dengan propil amina

Posisi pita

serapan (cm-1)

Pola Pita Intensitas Asal vibrasi ikatan Keterangan/Gugus

3525,88 Tajam Kuat Rentangan N-H

Amida sekunder 1635,64 Tajam Sedang Rentangan C=O

1627,92 Tajam Sedang Bengkokan C-N-H

3446,79 Lebar Kuat Rentangan O-H Fenolik

3082 Tajam Lemah Rentangan H-Csp2 Tak jenuh

1635,64 Tajam Sedang Rentangan C=C Olefin

1608,63 dan 1512 Tajam Sedang Rentangan C=C

aromatic

Aromatik

2924,09 dan

2852,72

Tajam Sedang Rentangan H-Csp3 Alkil

1456,26 Tajam sedang Guntingan CH2 Metilen

1375,25 Tajam sedang Guntingan CH3 Metil

837,11 Tajam Kuat Aromatik Aromatik

tersubstitusi-1,4

Tabel 2. Data hasil analisis 1H-NMR dan 13C-NMR produk reaksi asam p-kumarat dengan

propil amina

Sintesis senyawa piperidinil-p-

kumaramida

Senyawa piperidinil-p-kumaramida

diperoleh dari reaksi antara asam p-

kumaramida dengan piperidin pada perbandingan mol reaktan 1:1 dan katalis

asam borat 30% (persen mol), refluks pada

suhu 146oC di dalam pelarut DMF selama

16 jam. Melalui reaksi tersebut diperoleh

produk berupa padatan putih dengan

rendamen 29,84%, dan pada pemanasan

akan terdekomposisi pada suhu 185oC.

Hasil analisis spektroskopi FTIR (Tabel 3),

Posisi Proton/

Karbon

Nilai pergeseran proton (ppm), jumlah

H, multiplisitas, konst.kopling

Nilai pergeseran 13C

(ppm)

-CH=CH-C=O posisi

β, α

7,305 (1H, d, J= 5,5 Hz) 6,805

(1H, d J = 5,5 Hz)

137,44 (C-β)

115,26 (C-α)

=CH-Ar

(Kopling orto/meta)

7,07 (2H, dd, J= 6,8 Hz & 3 Hz)

6,75 (2H, dd, J= 6,8 Hz & 3 Hz)

128,32

116, 14

-C-terminal fenil - 129,42

C-OH aromatic 3,39 melebar, (-OH) 156,53

C=O amida - 158,22

Rantai Alkil

N-CH2 -CH2-

-CH3

6,65 q 2,21 multiplet

2,01 t

48,92 28,70

28,70

Page 6: SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN · PDF fileSINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER ... Endapan disaring dengan penyaring kristal, kemudian dikeringkan pada suhu ruangan,

Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X

Vol. 5. No. 2, December 2012

15

serta data 1H-NMR dan 13C-NMR (Tabel 4)

produk sintesis ini telah bersesuaian dengan

struktur senyawa piperidinil-p-kumaramida.

Tabel 3. Data hasil analisis FTIR produk reaksi asam p-kumarat dengan piperidin

Posisi pita

serapan (cm-1)

Pola Pita Intensitas Asal vibrasi ikatan Keterangan/Gugus

1653,00 Tajam Sedang Rentangan C=O

3448,50 Lebar Kuat Rentangan O-H Fenolik

3082,25 Tajam Lemah Rentangan H-Csp2 Tak jenuh

1627,92 Tajam Sedang Rentangan C=C Olefin

1608,63 dan

1512,19

Tajam Sedang Rentangan C=C

aromatic

Aromatik

2920,23 dan

2848,86

Tajam Sedang Rentangan H-Csp3 Alkil

1456,26 Tajam sedang Guntingan CH2 Metilen

1381,03 Tajam sedang Guntingan CH3 Metil

833,25 Tajam Kuat Aromatik Aromatik

tersubstitusi-1,4

Olefin konfigurasi

trans

Tabel 4. Data hasil analisis 1H-NMR dan 13C-NMR produk reaksi asam p-kumarat dengan

piperidin

Uji aktivitas terhadap sel tumor

leukemia P388

Semua produk sintesi yang

diperoleh telah dilakukan uji aktivitasnya

terhadap sel tumor leukimia P388 di Laboratorium Kimia Bahan Alam

Departemen Kimia FMIPA ITB.

Berdasarkan nilai IC50–nya, maka urutan

kekuatan aktivitasnya: piperidinil-p-

kumaramida > N,N-dietil-p-kumaramida

memiliki > N-propil-p-kumaramida dengan

nilai IC50 berturut-turut adalah 5,34 µg/mL,

23,50 µg/ml, dan 53,56 µg/ml. Senyawa piperidinil-p-kumaramida memiliki

aktivitas anti sel tumor yang lebih kuat

daripada senyawa (E)-1-[3’,4’-(metilendioksi)sinamoil]-piperidina dengan

nilai IC50 9,8 µg/ml (Ee, et al., 2010).

Apabila dibandingkan lebih lanjut dengan

nilai IC50 p-kumamida yang diperoleh oleh

Firdaus et al. (2009) maka dapat

Posisi Proton/Karbon Nilai Pergeseran

1H

(ppm) Nilai Pergeseran

13C (ppm)

C=O - 158,42

C-OH aromatik 5,02 dan 5,00 melebar 156,59

-CH=CH- posisi β 7,00 - 7,20 145,03

=CH- orto 7,25 - 7,23 136,94

-C-terminal fenil - 128,56

-CH=CH- posisi α 6,71 - 6,73 116,24

=CH- meta 6,68 - 6,67 115,96

CH2 posisi αpiperidinil ~ 3,35 - 3,36 ~ 47,00-49,00

CH2 posisi β piperidinil ~ 2,00 – 2,20 41,00

CH2 posisi-γpiperidinil ~ 1,25 -1,50 26,89

Page 7: SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN · PDF fileSINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER ... Endapan disaring dengan penyaring kristal, kemudian dikeringkan pada suhu ruangan,

Indonesia Chimica Acta, Firdaus, dkk. ISSN 2085-014X

Vol. 5. No. 2, December 2012

16

disimpulkan bahwa terdapat kecenderungan

nilai IC50 golongan senyawa-senyawa p-

kumaramida meningkat dari amida primer, sekunder, dan ke tersier.

KESIMPULAN

Berdasarkan bahasan di atas maka

dapat disimpulkan bahwa senyawa turunan

p-kumaramida, yaitu N-propil-p-

kumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan

piperidinil-p-kumaramida dapat disintesis

dari asam p-kumarat dengan amina primer

dan sekunder yang sesuai menggunakan katalis basa pada kondisi refluks pada suhu

antara 110oC sampai 146oC di dalam

pelarut DMF dan atmosfir nitrogen selama 16 jam. Ketiga senyawa hasil sintesis

tersebut bersifat aktif terhadap sel tumor

leukimia P388 dengan urutan kekuatan keaktifan adalah piperidinil-p-kumaramida

(IC50 5,34 µg/mL) > N,N-dietil-p-

kumaramida memiliki (IC50 23,50 µg/mL) >

N-propil-p-kumaramida (IC50 53,56 µg/ml).

Diantara ketiga senyawa tersebut, senyawa

piperidinil-p-kumaramida yang paling

berpotensil untuk diterapkan sebagai anti

tumor.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih yang takterhingga

penulis sampaikan kepada Rektor Unhas

atas perkenannya memberi dana penelitian

melalui Hibah Penelitian Unggulan

Program Studi, pihak Laboratorium Kimia

Bahan Alam Departemen Kimia FMIPA

ITB atas kerja samanya dalam menguji

aktivitas, pihak Laboratorium Kimia Puspitek Serpong atas kerjasamanya dalam

melakukan analisis spektroskopi NMR, dan

pihak Laboratorium Terpadu Jurusan Kimia

FMIPA Unhas atas kerjasamanya dalam

melakukan analisis spektroskopi FTIR.

DAFTAR PUSTAKA

Ee, G. C. L., Lim, C. M., Rahmani, M.,

Shaari, and Bong, C. F. J., 2010,

Pellitorine, a Potential Anti-Cancer

Lead Compound against HL60 and

MCT-7 Cell Lines and Microbial

Transformation of Piperine from

Piper Nigrum, Molecules, 15 : 2398-2404.

Firdaus, Soekamto, N. H., dan Karim, A.,

2009, Sintesis Senyawa p-Hidroksinamamida dari Asam p-

Hidroksisinamat Melalui Reaski

Esterifikasi dan Amonolisis, J. Chemica Acta,:Vol. 2 : 2

Shargel, L., and Yu, A., 1988,

Biofarmasetika dan

Farmakokinetika, Diterjemahkan

oleh Fasih dan Siti Syamsiah, 2004,

Edisi II, Universitas Airlangga

Press, Surabaya

Ilyas, A., 2008, Isolasi dan Idenfikasi

Metabolit Sekunder dari Ekstrat Etilasetat Kulit Akar Tumbuhan

Kleinhovia hospita Linn. (Paliasa)

dan Uji Toksitasnya Terhadap

Artemia salina Leach, Tesis tidak

dipulikasikan, Program

Pascasarjana Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Tang, P., 2005, Boroc Acid Catalyzed

Amide Formation From Carboxylic

Acid and Amines:N-Benzyl-4-PheylButyramide, Organic

Syntheses, Vol. 81, 262.