8
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK RESIN EPOKSI - POLIANILIN /BARIUM M-HEKSAFERRIT BaFe 12-2x Co x Zn x O 19 SEBAGAI MATERIAL ANTIRADAR Oleh: Aghesti Wira Sudati, M. Zainuri Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email : [email protected] Abstrak Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis komposit isotropik resin epoksi – PANi/Barium M-Heksaferit sebagai material antiradar. Proses sintesis dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, Sintesis PANi(HCl) dilakukan dengan metode polimerisasi, dan dengan menggunakan LCR meter 1,28 S/cm.Kedua, sintesis Barium M-Heksaferit BaFe 12-2x Co x Zn x O 19 dilakukan dengan metode kopresipitasi. Kedua material tersebut dikombinasikan sebagai filler dan resin epoksi sebagai matriksnya. Komposit resin epoksi – PANi/Barium M-Heksaferit dengan komposisi perbandingan 1:1, 1:2 dan 2:1 pada substitusi x =0,4 dan x=0,6 diukur sifat kemagnetan dan konduktivitasnya untuk dijadikan material penyerap radar. Dari aspek penyerapannya menggunakan Network Analyzer menunjukkan komposit resin epoksi-PANi/Barium M-Heksaferit pada komposisi perbandingan 1:1 dengan substitusi x = 0,6 memiliki penyerapan sebesar -37,12 dB pada range x-band. Kata Kunci: material antiradar, rugi refleksi I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan terbaru dari teknologi radar saat ini adalah dikembangkannya teknologi tandingan dari radar yaitu pesawat siluman yang tidak dapat dideteksi radar. Mekanisme tak terdeteksinya suatu obyek oleh radar bersandarkan pada dua aspek: (1) Obyek/pesawat dirancang dengan geometri bersudut radar absorbing structure (RAS), sehingga pantulan gelombang elektromagnetik tidak dapat ditangkap kembali oleh receiver, (2) Badan pesawat dilapisi oleh bahan penyerap gelombang radar radar absorbing materials (RAM) sedemikian sehingga jika masih terjadi pantulan pun akan sangat lemah (Ramprecht J, 2007). Material komposit Polianilin /Barium M-Hexaferrit BaFe 12-2x Co x Zn x O 19 adalah salah satu material anti radar yang dikembangkan selain Fe 3 O 4 dengan penguat Ni/Zn (Wu K.H., 2008). Material ini memiliki kemampuan untuk menyerap gelombang mikro dan memiliki konduktivitas yang tinggi (Feng YB, 2007), sehingga material sangat cocok sebagai material antiradar. Sifat kelistrikan dan kemagnetan pada material tersebut adalah syarat sebagai material antiradar. Untuk memperoleh sifat kelistrikan dan kemagnetan diperoleh dari dua material yang berbeda. Untuk material yang memiliki sifat kemagnetan pada penelitian ini akan disintesis dengan metode kopresipitasi, yang divariasikan dengan konsentrasi ion doping Co 2+ dan Zn 2+ pada Barium Ferrit(BaFe 12 O 19 ) sehingga terbentuk Barium M-Hexaferrit sebagai material magnetik dan metode polimerisasi pada Polianilin sebagai material yang memiliki nilai konduktivitas tinggi untuk mendapatkan material yang memiliki sifat kelistrikan. Kemudian kedua material tersebut yang dijadikan bagian dari material komposit yaitu filler Polianilin /Barium M- Hexaferrit BaFe 12-2x Co x Zn x O 19 dan resin epoksi sebagai matrik dan diteliti dengan Network Analyser untuk mengetahui daya penyerapan terhadap radar. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK … · [email protected] Abstrak Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis komposit isotropik resin epoksi PANi/Barium

  • Upload
    hacong

  • View
    240

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK … · aghesti_07@physics.its.ac.id Abstrak Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis komposit isotropik resin epoksi PANi/Barium

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK RESIN EPOKSI -POLIANILIN /BARIUM M-HEKSAFERRIT BaFe12-2xCoxZnxO19 SEBAGAI MATERIAL

ANTIRADAR Oleh: Aghesti Wira Sudati, M. Zainuri

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Email : [email protected]

Abstrak Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis komposit isotropik resin epoksi – PANi/Barium M-Heksaferit sebagai material antiradar. Proses sintesis dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, Sintesis PANi(HCl) dilakukan dengan metode polimerisasi, dan dengan menggunakan LCR meter 1,28 S/cm.Kedua, sintesis Barium M-Heksaferit BaFe12-2xCoxZnxO19 dilakukan dengan metode kopresipitasi. Kedua material tersebut dikombinasikan sebagai filler dan resin epoksi sebagai matriksnya. Komposit resin epoksi – PANi/Barium M-Heksaferit dengan komposisi perbandingan 1:1, 1:2 dan 2:1 pada substitusi x =0,4 dan x=0,6 diukur sifat kemagnetan dan konduktivitasnya untuk dijadikan material penyerap radar. Dari aspek penyerapannya menggunakan Network Analyzer menunjukkan komposit resin epoksi-PANi/Barium M-Heksaferit pada komposisi perbandingan 1:1 dengan substitusi x = 0,6 memiliki penyerapan sebesar -37,12 dB pada range x-band. Kata Kunci: material antiradar, rugi refleksi I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Perkembangan terbaru dari teknologi radar saat ini adalah dikembangkannya teknologi tandingan dari radar yaitu pesawat siluman yang tidak dapat dideteksi radar. Mekanisme tak terdeteksinya suatu obyek oleh radar bersandarkan pada dua aspek: (1) Obyek/pesawat dirancang dengan geometri bersudut radar absorbing structure (RAS), sehingga pantulan gelombang elektromagnetik tidak dapat ditangkap kembali oleh receiver, (2) Badan pesawat dilapisi oleh bahan penyerap gelombang radar radar absorbing materials (RAM) sedemikian sehingga jika masih terjadi pantulan pun akan sangat lemah (Ramprecht J, 2007).

Material komposit Polianilin /Barium

M-Hexaferrit BaFe12-2xCoxZnxO19 adalah salah satu material anti radar yang dikembangkan selain Fe3O4 dengan penguat Ni/Zn (Wu K.H., 2008). Material ini memiliki kemampuan untuk menyerap gelombang mikro dan memiliki konduktivitas yang tinggi (Feng YB, 2007),

sehingga material sangat cocok sebagai material antiradar. Sifat kelistrikan dan kemagnetan pada material tersebut adalah syarat sebagai material antiradar. Untuk memperoleh sifat kelistrikan dan kemagnetan diperoleh dari dua material yang berbeda. Untuk material yang memiliki sifat kemagnetan pada penelitian ini akan disintesis dengan metode kopresipitasi, yang divariasikan dengan konsentrasi ion doping Co2+ dan Zn2+ pada Barium Ferrit(BaFe12O19) sehingga terbentuk Barium M-Hexaferrit sebagai material magnetik dan metode polimerisasi pada Polianilin sebagai material yang memiliki nilai konduktivitas tinggi untuk mendapatkan material yang memiliki sifat kelistrikan. Kemudian kedua material tersebut yang dijadikan bagian dari material komposit yaitu filler Polianilin /Barium M-Hexaferrit BaFe12-2xCoxZnxO19 dan resin epoksi sebagai matrik dan diteliti dengan Network Analyser untuk mengetahui daya penyerapan terhadap radar. 1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Page 2: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK … · aghesti_07@physics.its.ac.id Abstrak Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis komposit isotropik resin epoksi PANi/Barium

a. Identifikasi dan karakterisasi kualitatif dan kuantitatif material komposit resin epoksi-PANi/BAM.

b. Pengaruh komposisi material komposit resin epoksi-PANi/BAM terhadap efek penyerapan gelombang mikro.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat material gelombang penyerap antiradar berdasarkan nilai frekuensi terhadap rugi refleksi pada range frekuensi 8,2-12,4 GHz.

1.4 Batasan Masalah Pada penelitian ini permasalahan dibatasi antara lain pada substitusi ion doping Co dan Zn dengan nilai variabel x = 0.4 dan x=0,6, pada material BAM dengan sintering temperatur ruang sebesar 2700C dengan metode kopresipitasi dan metode polimerisasi pada polimer konduktif PANi serta komposisi pengisian material komposit Polianilin /Barium M-Hexaferrit BaFe12-2xCoxZnxO19 sebagai material penyerap radar pada range frekuensi 8,4 – 12,4 GHz.

II. Tinjauan Pustaka 2.1 Komposit

Material komposit adalah suatu material yang terdiri dari dua atau lebih makrokonstituen dimana sifat kimia maupun sifat fisis masing-masing komponen pembentuknya berbeda satu sama lain dan secara makroskopis tetap terpisah dalam hasil akhir material tersebut. Komposit isotropik adalah komposit yang penguatanya memberikan memberikan penguatan yang sama pada semua arah (baik dalam transversal maupun longitudinal) sehingga segala pengaruh tegangan atau regangan dari luar akan mempunyai nilai kekuatan yang sama Aplikasi bahan komposit yang sedang dikembangkan saat ini adalah keefektifannya dalam penggunaan material penyerap antiradar. Dikarenakan bahan penyerap antiradar harus memiliki sifat kelistrikan dan kemagnetan.

2.2 Barium M-Heksaferit Heksagonal ferrit mempunyai

beberapa tipe seperti M(BaFe12O19),Y(BaMe2Fe12O22),W(BaMe2Fe16O27),Z(Ba3Me2Fe24O14), dan U(Ba4Me2Fe36O60). M, Y, W, Z, dan U menyatakan tipe dari barium hexaferrit yang ditentukan oleh jumlah kandungan ion besi dan oksigen dalam senyawa. Sedangkan Me menyatakan suatu variabel yang bisa diganti dengan ion Zn, Ti, Co, Ga, Al serta kation logam lainnya yang ukurannya hampir sama sesuai dengan sifat yang ingin dimunculkan. Hexagonal ferrit memiliki resistifitas, anisotropik magnetokristalin, dan magnetisasi saturasi yang tinggi, serta tegangan hilang dielektrik yang rendah pada stabilitas termal (Hahn, 2006).

Pada frekuensi microwave, sifat menyerap bahan ferrit dikontrol oleh magnet yang bersinggungan rugi (tanδm = μr/μr ") yang pada gilirannya dikontrol oleh komposisi dan pengolahan bahan ferrit. Namun selain dari permeabilitas relatif μr, permitivitas relatif εr memainkan peranan penting untuk menentukan kinerja keseluruhan karakteristik penyerap gelombang mikro. 2.3 Polianilin

Polianilin merupakan salah satu jenis polimer konduktif. Polimer konduktif adalah polimer yang dapat menghantarkan arus listrik. Polianilin sendiri merupakan bahan polimer yang terbentuk dari pengulangan unit kimia monomer – monomer anilin (C6H5NH2).Struktur umum dari polianilin ditunjukkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Struktur umum Polianilin Bentuk-bentuk polianilin adalah basa

pernigranilin, basa emeraldin, basa leokomeraldin dan garam emeraldin. Polianilin bentuk basa emeraldin (EB) dapat dibuat konduktif dengan memberikan perlakuan asam (proses protonasi) yang menghasilkan garam emeraldin (ES).

Page 3: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK … · aghesti_07@physics.its.ac.id Abstrak Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis komposit isotropik resin epoksi PANi/Barium

Proses ini menghasilkan cacat rantai dalam bentuk pasangan dikation dan pengikatan dopan A- misal : Cl-, HSO4

-, ClO4-, dan lain

– lain seperti ditunjukkan gambar 2.13.

Gambar 2.13 Struktur garam emeraldin. Gambar 2.2 Struktur Garam Emeraldin

Pada mekanisme doping polianilin

ini terjadi proses penarikan dan pelepasan proton. Pada proses ini jumlah proton yang terdapat dalam larutan asam yang digunakan mempengaruhi nilai konduktivitasnya. nilai konduktivitas listrik suatu bahan dapat digunakan untuk mengetahui kecenderungan bahan terhadap listrik.

ρσ 1=

………………………(2.1)

2.4 Absorbsi Komposit PANi/BAM Penyerap microwave dapat

digunakan untuk meminimalkan refleksi elektromagnetik dari pelat logam seperti pesawat terbang, kapal, tank dan dinding kamar anechoic dan peralatan elektronik. Desain dari material penyerap antiradar dapat mengontrol sifat – sifat material secara keseluruhan seperti konduktivitas, permitivitas kompleks dan permeabilitas. Polimer konduktif memiliki perhatian khusus pada beberapa tahun terakhir ini. Salah satunya adalah Polyanilline (PAni) yang memiliki kemudahan dalam sintesis dan kestabilan pada lingkungan. Polianillin sebagai material penyerap antiradar hanya memiliki rugi listrik, sehingga tidak akan membantu untuk meningkatkan sifat penyerapan gelombang mikro dan perluasan bandwithnya. Untuk mengganti kekurangan – kekurangan ini maka dikorelasikan dengan material – material magnetik dan polimer konduktif. Tipe M – Hexaferrit BaFe12O19 yang disubstitusi dengan ion Co dan Zn yang memiliki struktur molekul heksagonal adalah material yang menjanjikan untuk sifat kemagnetannya (Hao Ting, 2009).

Permitivitas ε dan permeabilitas μ adalah parameter fisik mendasar yang menggambarkan sifat elektromagnetik untuk menentukan perilaku hamburan gelombang elektromagnetik (Wang, 2008). Permitivitas (ε’, ε’’) dan permeabilitas (μ’, μ’’) pada komposit diukur menggunakan network analyzer dengan skala frekuensi 2 – 18 Ghz dan 18 – 40 GHz.Untuk lapisan penyerap microwave diakhiri oleh arus pendek, impedansi masukan normalisasi terkait dengan impedansi di ruang bebas, Z, dan rugi refleksi (RL) berhubungan dengan kejadian gelombang normal diberikan oleh teori dinding penyerap

….......2.2

............2.3

Gambar 2.3 Reflection loss dari gelombang mikro pada sampel epoksi Ba Ferrit dan komposit epoksi Pani – Ba Ferrit

Dengan mengurangi energi yang dipantulkan kembali ke radar, bahan penyerap radar mencegah benda-benda terdeteksi. Penyerapan ini dicapai melalui dielektrik dan/atau mekanisme rugi magnet yang mengubah energi elektromagnetik menjadi panas. Diharapkan bahwa RAM merupakan material yang tipis, ringan, tahan lama, murah, tidak peka terhadap korosi dan suhu (Ramprecht, 2007).

Page 4: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK … · aghesti_07@physics.its.ac.id Abstrak Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis komposit isotropik resin epoksi PANi/Barium

III. Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang dipakai dalam

eksperimen ini antara lain adalah gelas beker, gelas ukur, pipet, spatula, digital balance, corong buchner, tissue, termometer, kertas saring, magnet permanen, aluminium foil, oven untuk pengeringan, furnace sebagai alat pemanas, kertas label, pH meter, dan pengaduk magnetik (hot plate dan magnetik stirrer). Untuk mengetahui struktur dan ikatan molekulnya menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), untuk mengidentifikasi kristal/fasa menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD), mikrostuktur dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), dan untuk mengetahui daya penyerapan gelombang elektromagnetik pada bahan serta permitivitas dan permeabilitas menggunakan Network Analyzer.

3.2 Bahan Bahan utama yang digunakan dalam

adalah BaCO3, Co, Zn, FeCl3 .6H2O, Aniline (C6H5NH2) 10.9 M, Ammonium Peroksidisulfat (NH4)2S2O8), Metanol,Aseton, resin epoksi, pengeras resin epoksi, THF 1.5 M, larutan HCl, NH4OH dipakai dalam sintesa dengan metode kopresipitasi, dan aquades digunakan sebagai bahan pencuci dalam proses kopresipitasi.

3.3 Prosedur Kerja

Terdapat beberapa tahapan yang akan ditempuh pada penelitian ini. Tahapan tersebut antara lain:

1. Pembuatan serbuk PANi(Pembuatanlarutaninisiator&monomer Anilin)

2. Pembuatan serbuk BAM 3. Pembuatan komposit resinepoksi-

PANi/BAM

Gambar 3.1 Skema kerja Komposit Resin Epoksi -PANi/ BAM

IV Analisa dan Pembahasan

4.1 Identifikasi Kuantitatif dan Kualitatif Fasa BAM

Gambar 4.1 Pola difraksi BAM (a) suhu 800C (b) suhu 2700C

Dalam penelitian ini, Barium M– heksaferit (BaFe12O19 )tersubstitusi oleh ion Co3+ /Co2+ dan Zn2+. Mengingat jari–jari ion yang hampir sama, dan presentasi dopping yang tidak terlalu tinggi (0 ≤ x ≤ 1) menyebabkan pengaruh dopping tidak sampai mengubah struktur dasar dari barium BAM.Pada proses substitusi dengan suhu pengeringan 800C, pengaruh substitusi tersebut kecil seperti gambar 4.1(a), dimana tidak terlihat adanya pergeseran posisi puncak pola difraksi seiring dengan meningkatnya substitusi variabel x. terlihat pola difraksi yang hampir sama pada setiap nilai x, dengan bentuk puncak yang melebar dan kasar cenderung lebih

Persiapan alat & bahan

Mencampur

BaFe12-2xCoxZnxO19 & Polianilin serta resin

epoksi

Polianilin : BAM (1:1, 2:1, 1:2)

Uji Network Analyzer

Page 5: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK … · aghesti_07@physics.its.ac.id Abstrak Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis komposit isotropik resin epoksi PANi/Barium

amorphous. Sedangkan gambar 4.1(b) cenderung meruncing dan terlihat adanya kristal.

Gambar 4.2 Grafik komposisi fasa dan substitusi nilai x pada suhu 800C

Gambar 4.3 Grafik komposisi fasa dan substitusi nilai x pada suhu 2700C

Temperatur merupakan faktor yang utama dalam mempengaruhi perubahan fasa BAM. Pada temperatur yang semakin tinggi yaitu suhu 2700C komposisi fasa BAM lebih sedikit daripada suhu 800C (gambar 4.2 dan gamabr 4.3), tetapi komposisi BAM pada substitusi x=0,4 jauh lebih besar 83,19. Sehingga substitusi x=0,4 ditingkatkan temperaturnya hingga 12000C, tetapi temperatur yang semakin tinggi fasa BAM jauh lebih kesil (gambar 4.4).

Gambar 4.4 Pola difraksi BAM x=0,4

4.2 Analisa Mikrostruktur BAM Untuk mengidentifikasi dimensi

partikel serbuk barium M – heksaferit secara kualitatif dilakukan menggunakan TEM (Transmission Electron Microscope). Tujuan pengujian menggunakan TEM ini adalah untuk mengetahui gambaran profil mikrostruktur dan ukuran butir BAM

Gambar 4.5 Hasil Foto TEM BAM

. Dari hasil TEM yang ditunjukkan pada gambar 4.5 terlihat adanya perubahan mikrostruktur sebagai akibat dari temperatur sintering. Seiring dengan bertambahnya temperatur sintering, terlihat bahwa sebaran ukuran butir yang menyusun barium M–heksaferit semakin besar. Gambar foto TEM BaFe12-

2xCoxZnxO19 untuk beberapa temperature menujukkan distribusi ukuran partikel yang serupa dengan ukuran Kristal hasil XRD dengan ukuran terkecil mencapai sekitar 50 nm.

4.3 Analsa Mikrostruktur Polianilin Hasil foto SEM pada penelitian ini

digunakan untuk mengevaluasi morfologi dan distribusi ukuran dari polianilin.Distribusi ukuran polianilin rata – rata 2 µm dengan bentuk spherical

Gambar 4.6 Hasil foto SEM Polianilin

Hematit

M-Hexaferrit(BAM)

Hematit

M-Hexaferrit(BAM)

Page 6: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK … · aghesti_07@physics.its.ac.id Abstrak Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis komposit isotropik resin epoksi PANi/Barium

4.4AnalisaMikrostruktur PANi/BAM Pengamatan mikrografi secara

kualitatif ditunjukkan pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Hasil Foto SEM PANi /BAM Pada gambar dan tabel diatas

berdasarkan analisa EDX menunjukkan kandungan dari bahan pengisi komposit PANi/BAM mengandung elemen utama Fe, Ba, Co, Zn, dan O dimana elemen-elemen utama dari Bam sedangkan C dan N merupakan elemen utama dari material PANi. Berdasarkan pengamatan backscatter (warna) oranye (Fe), merah muda (Ba), hijau tua (Zn), biru (Co) dimana material tersebut menyebar merata, yang merupakan elemen utama pembentuk BAM. Untuk warna merah (C) dan ungu (N) merupakan elemen-elemen pembentuk PANi. Berdasarkan analisa tersebut PANI dan BAM tersebut tersebar merata setelah dilakukan percampuran dengan aseton(gambar 4.8 dan gambar 4.9).

Gambar 4.8 Hasil Mapping SEM PANi / BAM

Gambar 4.9 Hasil backscatter PANi / BAM 4.5 Hasil Uji Konduktivitas PANi/

BAM

Gambar 4.10 Grafik Hubungan Komposit PANi / BAM dan Konduktivitas

Hasil pengujian konduktivitas menggunakan LCR meter PANi 1,28 S/m. Pada gambar 4.10 perbedaan pada komposisi substitusi nilai x nya. Pada komposisi yang x yang lebih tinggi nilai kondultivitasnya menurun begitu pula sebaliknya.

4.6 Hasil Uji Sifat Kemagnetan

Barium M – Heksaferit

Gambar 4.11Kurva histeresis sampel BAM pada komposisi substitusi (a) x=0,4 (b) x = 0,6

a

b

Page 7: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK … · aghesti_07@physics.its.ac.id Abstrak Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis komposit isotropik resin epoksi PANi/Barium

Pada gambar 4.11 menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan antara komposit dengan substitusi x = 0,4 dan x = 0,6. Hal ini dimungkinkan adanya subtitusi yang semakin besar akan mengurangi kemampuan benda untuk proses magnetisasi. Terlihat bahwa komposit dengan substitusi x = 0,4 nilainya 3 emu/gr sedangkan komposit dengan substitusi x = 0,6 nilainya 0,45 emu/gr. Pada gambar 4.11(a) terdapat perbedaan dengan gambar 4.11(b). Pada gambar 4.11 ketika barium M – heksaferit disubstitusi dengan Co dan Zn dengan komposisi substitusi x = 0,6 menjadikan material tersebut bersifat hard magnetic. Sehingga pemberian komposisi substitusi Co dan Zn sebesar x = 0,6 akan memperbesar medan koersivitas dan sifat anisotropik barium M – heksaferit. Meskipun nilai magnetisasi saturasi pada komposit dengan substitusi x = 0,4 lebih besar daripada x = 0,6 tetapi nilai medan koersivitasnya lebih besar komposit dengan substitusi x = 0,6 sehingga energi yang dibutuhkan bahan untuk bersifat kemagnetan lebih besar daripada komposit dengan substitusi x = 0,4. Namun meskipun barium M-heksaferit pada x =0,4 dan x=0,6 memiliki perbedaan dalam hal sifat kemagnetannya, kedua material tersebut masih tergolong soft magnetic dibandingkan material lain seperti Fe, Co, dan lain-lain sehingga barium M-heksaferit dapat diaplikasikan sebagai material antiradar. 4.7 Sifat Absorbsi Komposit Isotropik

Resin Epoksi - PANi / BAM Gambar 4.12 merupakan hubungan

rugi refleksi dan frekuensi dari aluminium dan komposit resin epoksi – PANi/ BAM. Gambar 4.12 menunjukkan perbedaan yang jelas antara aluminium yang sudah dilapisi dengan yang belum dilapisi tetapi dengan range frekuensi dari 8,2 – 12,4 GHz.Range frekuensi 8,2 – 12,4 GHz merupakan frekuensi yang biasa digunakan radar pada x- band untuk aplikasi mata- mata pesawat militer,

Gambar 4.12 Grafik Hubungan Rugi Refleksi dan

Frekuensi dari aluminium dan komposit resin epoksi – PANi/ BAM

Gambar 4.13 Grafik hubungan return loss dan

komposisi komposit resin epoksi – PANi/barium M-heksaferit terhadap aluminium

Pada gambar 4.13 menunjukkan

hubungan return loss dan komposisi komposit dengan substitusi yang berbeda – beda resin epoksi – PANi/barium M- heksaferit terhadap aluminium. Pada komposisi komposit tersebut juga menggunakan perbandingan komposisi untuk PANi dan barium M-heksaferit yang berbeda – beda yaitu pada sampel I menggunakan perbandingan PANi:BAM (1:1), pada sampel II menggunakan perbandingan PANi:BAM (2:1), dan pada sampel III menggunakan perbandingan PANi:BAM (1:2). Pada blok diagram yang berwarna biru menunjukkan return loss yang rendah yaitu sebesar 8,66 GHz. Nilai return loss yang rendah ini menunjukkan bahwa aluminium memiliki refleksi yang cukup tinggi. Kemampuan refleksi yang cukup tinggi ini menyebabkan sinyal yang datang pada aluminium akan dipantulkan kembali dengan begitu mudah, aspek pemantulan ini bisa dikatakan bahwa

Page 8: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK … · aghesti_07@physics.its.ac.id Abstrak Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis komposit isotropik resin epoksi PANi/Barium

aluminium tidak dapat menyerap sinyal yang datang.

Pada blok berwarna hijau dan kuning seperti gambar 4.13 menunjukkan plat aluminium yang dilapisi dengan komposit resin epoksi – PANi/BAM dengan substitusi nilai x =0,4 dan x=0,6 serta setiap komposit diisi dengan komposisi PANi dan BAM yang berbeda – beda. Pada gambar 4.13 terdapat kecenderungan nilai yang sama pada plat aluminium setelah dilapisi komposit yaitu rugi refleksinya bernilai negatif. Nilai negatif pada rugi refleksi ini menunjukkan bahwa material tersebut mampu menyerap sinyal yang masuk. V . Kesimpulan

Material komposit resin epoksi – PANi/ barium M – heksaferit merupakan salah satu bahan yang bisa di aplikasikan untuk menjadi material antiradar. Proses material itu untuk menjadi material antiradar dengan cara menyerap radiasi gelombang elektromagnetik kedalam bahan kemudian berubah menjadi berubah menjadi energi lain yaitu energi panas. Proses sintesis dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, Sintesis PANi(HCl) dilakukan dengan metode polimerisasi, dan dengan menggunakan LCR meter menghasilkan konduktivitas 1,28 S/cm. Kedua, sintesis Barium M-Heksaferit dilakukan dengan metode kopresipitasi. Kedua material tersebut dikombinasikan sebagai filler dan resin epoksi sebagai matriksnya untuk dijadikan material penyerap radar. Dari aspek penyerapannya menggunakan Network Analyzer menunjukkan komposit resin epoksi-PANi/Barium M-Heksaferit pada komposisi perbandingan 1:1 dengan substitusi x = 0,6 memiliki penyerapan sebesar -37,12 dB pada range x-band.

DAFTAR PUSTAKA

Bai Yang, Zhou Ji, Gui Zhilun, Li Longtu, (2003), “Effect of Substitution on Magnetization Mechanism for Y-type Hexagonal Ferrite”, Materials Science and Engineering B103 (2003) 115-117

Feng Y.B., Qiu T., Shen C.Y., (2007),

“Absorbing Properties and Structural Design of Microwave Absorbers Based on Carbonyl Iron and Barium Ferrite”, Journal of Magnetism and Magnetic Materials 318 (2007) 8–13

G.B. Teh a,∗, N. Saravanan a .D.A. Jefferson b

“A study of magnetoplumbite-type (M-type) cobalt–titanium-substituted barium ferrite. BaCoxTixFe12−2xO19 (x = 1–6)” Materials Chemistry and Physics 105 (2007) 253–259.

Habibi Taufik, (2006), “Pembuatan Magnet

Komposit Berbasis Karet Alam dan Serbuk Magnet Barium Ferrite” Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Hahn Dong W., Han Young Ho, (2006), “C02Z

Type Hexagonal Ferrites Prepared by Sol–gel Method”, Materials Chemistry and Physics, 95 (2006) 248–251

J.C. Corral-Huacuz, G. Mendoza-Su! Arez

“Preparation and magnetic properties of Ir–Co and La–Znsubstituted barium ferrite powders obtained by sol–gel “ Journal of Magnetism and Magnetic Materials 242–245 (2002) 430–433

Kitaitsev Alexander A., Zhumabayeva Gulnur

N., dan Koledintseva Marina Y., (2007), “Method of Measuring Permittivity of Composite Materials with Hexagonal Ferrite Inclusions”, 1-4244-1350-8/07/$25.00 ©2007 IEEE.

Narang Bindra Sukhleen dan Hudiara I.S.,

(2006), “Microwave Dielectric Properties of M-Type Barium, Calcium and Strontium Hexaferrite Substituted with Co and Ti”, Journal of Ceramic Processing Research., Vol. 7, No. 2, pp. 113-116.