24
BIOKIMIA Oleh Sinta Purnamasari NIM. 1203051004 JURUSAN ANALIS KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

Sinta Purnamasari_1203051004

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sains

Citation preview

BIOKIMIA

Oleh

Sinta Purnamasari

NIM. 1203051004

JURUSAN ANALIS KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2014

A. TRANSKRIPSI GEN DALAM EKSPRESI GENETIK

Struktur, fungsi, pertumbuhan/perkembangan, dan reproduksi suatu organisme, tergantung pada bahan protein yang berada di dalam setiap sel dan jaringan. Suatu protein terusun atas satu atau lebih rantai asam amino. Setiap rantai asam amino disebut polipeptida, dan sekuen asam amino di dalam rantai polipeptida disandi oleh sebuah gen. Ada dua tahap utama sintesis protein, yaitu transkripsi dan translasi.

Pada tahun 1956, tiga tahun setelah Watson-Crick mengemukakan teori double helix, Crick mengemukaan teori yang disebut central dogma, yaitu dua tahap proses ekspresi gen dari DNA- RNA4 protein (transkripsi diikuti translasi).

Transkripsi adalah proses sintesis RNA utas tunggal dari suatu segmen DNA atau biasa disebut sebagai proses penterjemahan sandi di dalam DNA. RNA disintesis oleh enzim polimerase RNA. Tidak semua gen menyandi sintesis protein, sehingga tidak semua transkrip gen merupakan RNA yang kemudian ditranslasi. Ada empat tipe RNA, yaitu:

1. mRNA-messenger RNA, berfungsi menyandi sekuen asam amino dalam polipeptida. mRNA merupakan transkrip dari gen penyandi protein, yang biasa disebut gen struktural.

2. tRNA-transfer RNA, berfungsi membawa asam amino ke ribosom selama proses translasi.

3. rRNA-ribosomal RNA, bersama protein ribosom memperbaiki ribosom, yang berfungsi menterjemahkan mRNA untuk memproduksi polipeptida.

4. snRNA-small nuclear RNA, bersama protein membentuk suatu kompleks yang digunakan dalam prosesing RNA eukariot.

Dalam proses transkripsi akan dijelaskan bagaimana rantai RNA disintesis. Transkripsi sering dianggap sebagai proses ekspresi gen. Dalam setiap gen ada sekuen yang disebut gene regulatory element yang berfungsi dalam pengaturan atau regulasi proses transkripsi. Baik pada prokariotik maupun eukariotik, enzim polimerase RNA mengkatalisis proses transkripsi. Double helix DNA terurai pada sebagian kecil segmennya yang berada di sebelah gen struktural sebelum proses transkripsi bisa dimulai. Hanya salah satu utas dari double helix yang ditranskrisi menjadi RNA.

Pada proses transkripsi, RNA disintesis dengan arah 5' 3'. Utas DNA yang memiliki arah 3' 5' yang diterjemahkan menjadi utas RNA disebut utas template. Utas komplemen DNA dari utas template disebut utas nontemplate. Prekursor RNA dalam proses transkripsi berupa ribonukleosida trifosfat ATP, GTP, CTP, dan UTP yang secara kolektif semuanya itu disebut NTPs (nucleoside triphosphate). Sintesis RNA berlangsung melalui reaksi polimerisasi yang sangat mirip dengan reaksi polimerisasi sintesis DNA. Berbeda dari polimerisasi DNA, reaksi polimerisasi RNA mampu menginisiasi suatu rantai polinukleotida (tidak perlu primer), tetapi tidak memiliki proofreading abilities. Mengingat pada RNA tidak memiliki basa timin, maka setiap kali menjumpai basa adenin pada utas DNA template akan ditranskripsi menjadi urasil, bukan timin. Sebagai contoh misalnya urutan basa utas DNA template sebagai berikut.

3-ATACTGGAC-5

akan ditranskripsi menjadi

5-UAUGASSUG-3

Inisiasi transkripsi pada promotor

Pada setiap gen prokariot dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, yakni:

1. promotor, yaitu sekuen yang terletak paling depan sebagai titik awal penyandian RNA bekerjasama dengan enzim polimerase RNA.

2. sekuen yang menyandi RNA, yaitu sekuen DNA yang ditranskripsi oleh enzim polimerase RNA kedalam transkrip RNA.

3. sekuen terminator, terletak pada bagian akhir sekuen yang berfungsi mengakhiri proses transkripsi.

B. TRANSKRIPSI GEN DALAM SEL PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK

Transkripsi pada dasarnya adalah proses penyalinan urutan nukleotida yang terdapat pada molekul DNA. Dalam proses transkripsi, hanya salah satu untaian DNA yang disalin menjadi urutan nukleotida RNA (transkip RNA). Urutan nukleotida pada transkrip RNA bersifat komplemeterdengan urutan DNA cetakan (DNA template), tetapi identikdengan urutan nukleotida DNA pada untaian pengkode (coding DNA strand/nontemplate strand). Hal ini dapat digambarkan dengan skema sederhana berikut ini:

5-ATG GTC CTT TAC TTG TCT GTA TTT -3 Untaian DNA pengkode

3-TAC CAG GAA ATG AAC AGA CAT AAA -5 Untaian DNA template

Transkripsi

5-AUG GUC CUU UAC UUG UCU GUA UUU -3 RNA hasil transkripsi

Perlu diingat bahwa pada struktur RNA tidak ada nukleotida T (thymine), karena struktur T digantikan oleh U (uracil). Nukleotida T dan U mempunyai cincin yang serupa yaitu cincin pirimidin, tetapi pada basa T ada gugus metil (CH3) pada atom C nomor 5, sedangkan pada basa U tidak ada gugus metil. Secara umum proses transkripsi pada prokaryotik berjalan serupa dengan transkripsi pada eukaryotik, meskipun ada beberapa rincian proses yang berbeda antara kedua sistem tersebut.

B.1 MEKANISME TRANSKRIPSI PADA PROKARYOTIK

Pada prokaryotik, transkripsi dimulai dengan penempelan RNA polimerase holoenzim pada bagian promoter suatu gen. Pada awal penempelan, RNA polimerase masih belum terikat secara kuat dan struktur promoter masih dalam keadaan tertutup (closed promoter complex). Selanjutnya, RNA polimerase akan terikat secara kuat dan ikatan hydrogen molekul DNA pada bagian promoter mulai terbuka (membentuk strukturopen promoter complex). Pada prokaryot, RNA polimerase menempel secara langsung pada DNA di daerah promoter tanpa melalui suatu ikatan dengan protein lain. Dalam proses penempelan promoter tersebut, subunit berperan dalam menemukan bagian promoter suatu gen sehingga RNA polimerase dapat menempel. Diduga, proses pengenalan suatu promoter oleh RNA polimerase diawali dengan penempelan enzim tersebut secara tidak spesifik pada molekul DNA. Selanjutnya, RNA polimerase akan mencari bagian DNA yang mempunyai struktur khas suatu promoter. Struktur khas tersebut berupa suatu kelompok ikatan hydrogen anatara kedua untaian DNA pada posisi -35 dan -10. kecepatan suatu polimerase dalam menemukan promoter diperkirakan mencapai 1.000 pasangan basa per detik.

Setelah RNA polimerase menempel pada promoter, subunit melepaskan diri dari struktur holoenzim. Pelepasan subunit biasanya terjadi setelah terbentuk molekul RNA sepanjang 8-9 nukleotida. RNA polimerase inti yang sudah menempel pada promoter akan tetap terikat kuat pada DNA sehingga tidak lepas. Ikatan ini sangat penting dalam proses transkripsi selesai.

Tahapan proses inisiasi transkripsi meliputi 4 langkah yaitu: (1) pembentukan kompleks promoter tertutup, (2) pembentukan kompleks promoter terbuka, (3) penggabungan beberapa nukleotida awal (sekiatar 10 nukleotida), dan (4) perubahan konfirmasi RNA polimerase karena subunit dilepaskan dari kompleks holoenzim. Subunit tersebut selanjutnya dapat digunakan lagi dalam proses inisiasi transkripsi selanjutnya. Bagian DNA yang terbuka setelah RNA polimerase menempel biasanya terjadi pada daerah sekitar -9 sampai +3 sehingga menjadi struktur untai tunggal. Bagian DNA yang berkaitan dengan RNA polimerase membentuk suatu struktur gelembung transkripsi(transcription bubble) sepanjang kurang lebih 17 pasang basa. Setelah struktur promoter terbuka secara stabil, maka selanjutnya RNA polimerase melakukan proses inisiasi transkripsi dengan menggunakan urutan DNA cetakan sebagai panduannya. Dalam proses transkripsi, nukleotida RNA digabungkan sehingga membentuk transkrip RNA. Nukleotida pertama yang digabungkan hampir selalu berupa molekul purin. Kajian pada 88 promoter menunjukkan bahwa 51% molekul RNA diawali dengan basa A, 42% diawali dengan G, 5% diawali dengan C, dan 2% diawali dengan U. pada awalnya basa-basa RNA yang digabungkan membentuk ikatan hidrogen dengan basa DNA cetakan, sehingga jika urutan DNA cetakan adalah ATG, maka basa RNA yang digabungkan adalah UAC.

Subunit mempunyai peranan dalam menstimulasi inisiasi transkripsi tetapi tidak mempercepat laju pertambahan untaian RNA. Proses inisiasi transkripsi merupakan prose yang menentukan laju transkrpisi. Inisiasi transkripsi dapat dihambat oleh pemberian antibioticrifampisin, tetapi antibiotic ini tidak menghambat proses pemajangan transkrip. Penelitian yang dilakukan oleh Alfred Heil dan Walter Zilig pada tahun 1970 membuktikan bahwa subunit RNA polimerase yang menentukan kepekaan atau ketahanan terhadap antibiotik rifampisin adalah subunit .

Setelah proses inisiasi transkripsi terjadi, selanjutnya subunit terlepas dari enzim inti dan dapat digunakan oleh enzim inti RNA polimerase yang lain.siklus subunit tersebut pertama kali diungkapkan oleh Travers dan Burgess pada tahun 1969. Mereka menunjukan bahwa jika transkripsi berlangsung pada kekuatan ionic yang rendah, maka RNA polimerase inti tidak terlepas dari DNA cetakan pada ujung suatu gen. Hal ini menyebabkan inisiasi transkrisi berhenti. Jika ke dalam sistem tersebut dimasukkan RNA polimerase inti yang baru maka, transkripsi kemudian berjalan kembali. Keadaan ini menunjukkan bahwa RNA polimerase inti yang baru tersebut kemudian bergabung dengan subunit yang sebelumnya telah dilepaskan dari enzim RNA polimerase inti lainnya.

Pada bagian gelembung transkripsi, basa-basa molekul RNA membentuk hibrid dengan DNA cetakan sepanjang kurang lebih 12 nukleotida. Hibrid RNA-DNA ini bersifat sementara sebab setelah RNA polimerasenya berjalan, maka hibrid tersebut akan terlepas dan bagian DNA yang terbuka tersebut akhirnya akan menutup lagi. RNA polimerase akan berjalan membaca DNA cetakan untuk melakukan proses pemanjangan (elogation) untaian RNA. Laju pemanjangan maksimum molekul transkrip RNA sekitar anatara 30 samapai 60 nukleotida perdetik, meskipun laju rata-ratanya dapat lebih rendah dari nilai ini. Secara umum, berdasarkan atas nilai laju semacam ini, suatu gen yang mengkode protein akan disalin menjadi RNA dalam waktu sekitar satu menit. Meskipun demikian, laju pemanjangan transkrip dapat menjadi sangat rendah (sekitar 0,1 nekleotida perdetik) jika RNA polimerase melewati sisi jeda (pause site) yang biasanya mengandung banyak basa GC. Proses pemanjangan transkrip dapat dihambat oleh antibiotikstreptoligin. Kepekaan atau ketahanan terhadap streptoligin juga ditentukan oleh subunit pada RNA polimerase.

Dalam pemanjangan transkrip, nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 molekul RNA yang baru terbentuk. Nukleotida RNA yang ditambah tersebut bersifat komplementer dengan nukleotida pada untaian DNA cetakan. Sebagai contoh, jika nukleotida pada DNA cetakan adalah A, maka nukleotida RNA yang ditambahkan adalah U.

Dalam proses pemanjangan transkrip ada dua hipotesis yang diajukan mengenai perubahan topologi DNA. Hipotesis pertama menyatakan bahwa enzim RNA polimerase bergerak melingkari untaian DNA sepanjang perjalananya. Dengan cara demikian maka dapat dihindari terjadinya pelintiran pada stuktur DNA, tetapi untaian RNA hasil transkripnya akan melintir sepanjang untaian DNA. Sebaliknya, hipotesis kedua menyatakan bahwa enzim RNA polimerase bergerak lurus sepanjang untaian DNA sehingga RNA yang terbentuk tidak mengalami pelintiran, tetapi untaian DNA yang ditranskripsi harus mengalami puntiran. Untaian DNA yang ada di depan RNA polymerase akan membuka sedangkan DNA yang berada di belakangnya akan memutir kembali untuk menutup.

Dalam proses pemanjangan transkrip RNA, demikian juga pada proses inisiasi sintesis RNA, terjadi pembentukan ikatan fosfodiester antara nukleotida RNA yang satu dengan nukleotida berikutnya. Pembentukan ikatan fosfodiester tersebut ditentukan oleh keberadaan subunit pada RNA polimerase. Transkripsi akan berakir pada saat RNA polimerase mencapai ujung gen yang disebutterminator. Pada bakteri E. coli ada dua macam terminator yaitu:

1. terminator yang tidak tergantung pada protein rho(rho-dependent terminator),dan

2. terminator yang tergantung pada protein rho(rho-independent terminator).

Pengakhiran terminasi yang tidak tergantung pada rho dilakukan tanpa harus melibatkan suatu protein khusus, melainkan ditentukan oleh adanya suatu urutan nukleotida tertentu pada bagian terminator. Sinyal yang akan mengakhiri transkripsi dengan mekanisme semacam ini ditentukan oleh daerah yang mengandung banyak urutan GC yang dapat membentuk struktur batang dan lengkung (stem-and-loop) pada RNA dengan panjang sekitar 20 basa di sebelah hulu dari ujung 3 OH dan diikuti oleh rangkaian 4-8 residu uridin berurutan. Struktur batang lengkung tersebut menyebabkan RNA polimerase berhenti dan merusak bagian 5 dari hibrid RNA-DNA. Bagian sisa hibrid RNA-DNA tersebut berupa urutan oligo (rU) yang tidak cukup stabil berpasangan dengan dA. Akibatnya ujung 3 hibrid tersebut akan terlepas sehingga transkripsi berakhir. Eksperimen yang dilakukan oleh Peggy Farnham dan Terry Platt menunjukkan bahwa pengakhiran transkripsi tanpa melibatkan factor rho mempunyai 2 ciri utama, yaitu, (1) adanya rangkaian basa berulang-balik (inverted repeat) yang dapat membentuk lengkungan, dan (2) adanya rangkaian basa T pada untaian DNA bukan cetakan (nontemplate strand) sehingga membentuk pasangan basa yang lemah antara rU-dA yang menahan transkrip RNA pada untaian DNA cetakan. Pada waktu lengkungan RNA terbentuk, maka RNA polimerase berhenti dan ikatan basa yang lemah menyebabkan RNA yang baru terbentuk akan lepas.

Mekanisme pengakhiran transkripsi semacam ini memerlukan protein (rho). Pengakhiran transkripsi yang memerlukan faktor rho hanya terjadi pada daerah jeda yang terletak pada jarak tertentu dari promoter. Dengan demikian jika ada daerah jeda yang terletak di dekat promoter, maka daerah itu tidak dapat berfungsi sebagai daerah pengakhiran transkripsi. Terminator yang tergantung pada rho terdiri atas suatu urutan berulang-balik yang dapat membentuk lengkungan (loop), tetapi tidak ada rangkaian basa T seperti pada daerah terminator yang tidak melibatkan faktor rho. Faktor rho diduga ikut teriakat pada transkip dan mengikuti pergerakan RNA polimerase sampai akhirnya RNA polimerase berhenti pada daerah terminator yaitu sesaat setelah menyintesis lengkungan RNA. Selanjutnya, faktor rho menyebabkan destabilitasasi ikatan RNA-DNA sehingga transkrip RNA terlepas dari DNA cetakan.

Proses transkripsi yang telah dibicarakan di atas, secara lengkap dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar B.1Proses transkripsi pada prokariotik

B.2 MEKANISME TRANSKRIPSI PADA EUKARIOTIK

Secara umum mekanisme pada eukariotik serupa dengan yang terjadi pada prokariotik. Pada eukariotik proses transkripsi dan translasi tidak terjadi secara bersamaan, karena transkripsi terjadi pada inti sedangkan translasi terjadi pada sitoplasma. Berbeda dengan proses transkripsi dan translasi pada prokariot yang dapat terjadi secara bersamaan. Proses transkripsi dan translasi pada eukariotik lebih kompleks daripada prokariotik.

Proses transkripsi diawali (diinisiasi) oleh proses penempelan faktor-faktor transkripsi dan kompleks RNA polimerase. Segera setelah inisiasi,RNA polimeraselangsung berikatan pada DNA. Ketiga macamRNA polimerasepada eukariot membutuhkan prakondisi yang berbeda untuk terlibat dalam transkripsi (Russel, 1992 dalam Corebima, 2002). Tiga macamRNA polimerasemengenali urutan promoter yang berbeda; dan membutuhkan perangkat protein yang berbeda (disebut faktor transkripsi atau transcription factor). Enzim RNA polimerase pada daerah promoter. Faktor transkripsi dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (1) faktor transkripsi umum, dan (2) faktor transkripsi yang khusus suatu gen. Faktor transkripsi umum mengarahkan polimerase ke promoter. Penempelan RNA polimerase pada promoter oleh faktor transkkripsi umum hanya menghasilkan transkripsi pada dasar (basal level). Pengaturan transkripsi yang lebih spesifik dilakukan oleh faktor transkripsi yang khusus untuk suatu gen. Meskipun demikian, proses penempelan tersebut sangat vital bagi keberlangsungan proses transkripsi. Setelah faktor-faktor transkripsi yang umum dan polimerase menempel pada promoter, selanjutnya akan terjadi pembentukan kompleks promoter terbuka (open promoter complex). Transkripsi dimulai pada titik awal transkripsi (RNA initiation site,RIS) yang terletak beberapa nukleotida sebelum urutan kodon awal ATG.

Pada eukariotik terdapat tiga kelas gen, yaitu gen kelas I, gen kelas II, dan gen kelas III yang masing-masing dikatalisis oleh RNA polimerase dan faktor transkripsi yang berbeda. Gen kelas I meliputi gen-gen yg mengkode 18SrRNA, 28SrRNA dan 5,8SrRNA (ditranskripsi oleh RNA polimerase I). Pada gen kelas I terdapat dua macam promoter yaitu promoter antara (spacer promoter) dan promoter utama. Gen kelas II : meliputi semua gen yang mengkode protein dan beberapa RNA berukuran kecil yg terdapat di dalam nukleus (ditranskripsi oleh RNA polimerase II). Promoter gen kelas II terdiri atas 4 elemen yaitu sekuens pemulai (initiator) yang terletak pada daerah inisiasi transkripsi, elemen hilir (downstream) yang terletak disebelah hilir dari titik awal transkripsi, kotak TATA dan suatu elemen hulu (upstream). Gen kelas III meliputi gen-gen yg mengkode tRNA, 5S rRNA dan beberapa RNA kecil yang ada di dalam nukleus (ditranskripsi oleh RNA polimerase III). Sebagian besar gen kelas III merupakan suatu cluster dan berulang-ulang. Tidak dikenal adanya sistem operon karena satu promotor mengendalikan seluruh gen struktural.

Gen pada eukariotik bersifat monosistronik artinya satu transkrip yg dihasilkan hanya mengkode satu macam produk ekspresi (satu mRNA hanya membawa satu macam rangkaian kodon untuk satu macam polipeptida). Pada gen struktural eukariotik, keberadaan intron merupakan hal yang sering dijumpai meskipun tidak semua gen eukariot mengandung intron.

Mekanisme transkripsi pada eukariotik pada dasarnya menyerupai mekanisme pada prokariotik. Proses transkripsi diawali (diinisiasi) oleh proses penempelan faktor-faktor transkripsi dan kompleks enzim RNA polimerase pada daerah promoter. RNA polimerase eukariot tidak menempel secara langsung pada DNA di daerah promoter, melainkan melalui perantaraan protein-protein lain, yang disebut faktor transkripsi (transcription factor = TF). TF dibedakan 2, yaitu : (1) TF umum dan (2) TF yg khusus untuk suatu gen. TF umum dalam mengarahkan RNA polimerase II ke promoter adalah TFIIA, TFIIB, TFIID, TFIIE, TFIIF, TFIIH, TFIIJ.

Pada eukariot, proses transkripsi dan translasi tidak berlangsung secara serentak. Transkripsi berlangsung di dalam nukleus, sedangkan translasi berlangsung di dalam sitoplasma (ribosom). Dengan demikian, ada jeda waktu antara transkripsi dengan translasi, yang disebut sebagai fase pasca-transkripsi. Pada fase ini, terjadi proses :

1. Pemotongan dan penyambungan RNA (RNA-splicing);

2. Poliadenilasi (penambahan gugus poli-A pada ujung 3mRNA);

3. Penambahan tudung (cap) pada ujung 5 mRNA dan

4. Penyuntingan mRNA

Gen eukariot mempunyai struktur berselang-seling antara sekuens yang mengkode suatu urutan spesifik (ekson) dan sekuens yg tidak mengkode urutan spesifik (intron).

C. PENGENDALIAN TRANSKRIPSI GEN DALAM SEL EUKARIOTIK DAN SEL PROKARIOTIK

C.1 SEL EUKARIOTIK

Sinyal pengendali ekspresi genetik ada 2 yaitu : RNA polymerase dan protein protein pembantu. Macam macam protein pembantu : TBP, Protein yang terikat pada urutan CCAAT, protein yang terikat pada urutan TGGCA, faktor Sp1, faktor transkripsi oktamer.

1. Pengendalian ekspresi Gen kelas 1

Laju sintesis rRNA berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan sel. Laju sintesis dipengaruhi oleh factor factor : jumlah enzim RNA polymerase, aras fosforilasi RNA polymerase, jumlah dan aktifitas faktor transkripsi.

2. Pengendalian ekspresi Gen kelas 2

Pengendalian ekspresi gen kelas 2 terdiri dari : aras metabolism mRNA, aras translasi mRNA menjadi polipeptida dan aras pasca translasi.

3. Pengendalian ekspresi Gen kelas 3

Model pengendalian pada gen kelas 3 terdiri dari regulasi sintesis 5S rRNA.

4. Pengendalian Ekspresi genetic pasca-transkripsi

Stabilitas mRNA

C.2 SEL PROKARIOTIK

Pada organisme prokariotik, aktifitas gen terutama dikendalikan pada tahapan transkripsi, dengan beragam pola pengendaliannya, yaitu: (1) Pengendalian Aktifitas Gen pada Tahapan Inisiasi Transkripsi: interaksi promotor -RNA polymerase; (2) Operon; (3) Pengendalian Aktifitas Gen melalui Struktur RNA: Terminasi dan Antiterminasi; (4) Pengendalian fase litik dan lisogenik pada infeksi bakteriofage. Pada organisme eukariotik, karena DNAnya dipackage bersama-sama oleh protein histon sebagai nukleosom, posisi DNA terhadap nukleosom merupakan target penting pengendalian ekspresi gen.

Macam pengendalian ekspresi genetik yaitu:

1. Pengendalian positif artinya operon dapat diaktifkan oleh produk ekspresi gen regulator

2. Pengendalian negatif: artinya operon dapat dinonaktifkan oleh produk gen regulator.

Di dalam sel prokaryotik, terdapat beberapa gen struktural yang diekspresikan secara bersama-sama dengan menggunakan suatu promotor yang sama. Kelompok gen semacam ini disebut sebagai operon. Misalnya metabolisme laktosa, arabinosa, dan lain-lain. Pada prokaryot, secara umum dikenal dua macam sistem pengendalian ekspresi genetik yaitu pengendalian positif dan pengendalian negatif. Pengendalian (regulasi) pada suatu gen atau operon melibatkan aktivitas suatu gen regulator (Yuwono,2005).

Gen pada sebuah operon diekspresikan secara terkoordinasi. Gen tersebut dapat diaktifkan atau dinonaktifkan. Apabila terjadi ekspresi operon, semua gen yang terdapat di dalamnya mengalami transkripsi. Dalam hal ini terbentuk mRNA polisistronik yang mengkode semua protein operon. mRNA polisistronik ini mengandung banyak rangkaian kodon start dan kodon stop yang memungkinkan pembentukan sejumlah protein dari sebuah transkrip pada tingkat translasi.

Gen untuk protein yang dihasilkan oleh suatu operon disebut gen struktural. Transkripsi gen struktural diatur oleh promotor yang terletak di ujung 5 operon ke arah hulu dari gen untuk protein. Banyak mekanisme untuk pengaturan sintesis protein yang mempengaruhi pengikatan RNA polimerase ke promotor dan dengan demikian bekerja pada tingkat inisiasi transkripsi. Sebagian protein pengatur berikatan dengan promotor dan merangsang/menghambat pengikatan RNA polimerase. Pada kontrol positif, protein pengatur merangsang transkripsi. Pada kontrol negatif, protein pengatur menghambat transkripsi.

Transkripsi operon juga dikendalikan oleh faktor sigma () yang berikatan dengan RNA polimerase yang menyebabkan faktor tersebut mengenali dan lebih mudah berikatan dengan promotor tertentu. Mekanisme lain melemahkan transkripsi RNA yang sedang berlangsung. Banyak mekanisme pengatur ini mungkin saling tumpang tindih, bekerja pada operon tunggal untuk memungkinkan berespon dengan cepat terhadap perubahan kondisi.

Gambar C.2 Regulasi Operon oleh Represor

1. Pengendalian Operon Lac (Lactose)

Pengendalian operon Lac dikode oleh gen lac Z (mengkode enzim -galaktosidase), Lac Y (mengkode enzim permease galaktosida) dan lac A (mengkode transasetilase thiogalaktosida). Ketiga gen berperan dalam proses metabolism laktosa.

Pengendalian negative: pengendalian ini dilakukan oleh protein repressor yang dikode oleh gen lac L. Protein repressor menempel pada daerah operator (Lac O) yang terletak di daerah hilir dari promoter. Adanya penempelan repressor ini menyebabkan RNA polymerase tidak dapat melakukan transkripsi gen lac Z, lac Y dan lac A. sehingga operon mengalami represi. Proses represi akan berjalan selama dalam sel tidak terdapat laktosa.

Jika dalam sel terdapat laktosa maka terjadi induksi operon laktosa. Laktosa diubah menjadi allolaktosa oleh -galaktosidase. Allolaktosa ini yang menjadi inducer untuk mengaktifkan operon laktosa.dengan adanya penempelan allolaktosa mengubah konformasi protein repressor sehingga tidak dapat lagi menempel pada operator. Setelah itu RNA polymerase dapat melakukan translasi gen-gen struktural yang memecah laktosa.

Pengendalian positif: adanya pengikatan CAP cAMP pada promoter menyebabkan RNA polymerase dapat terikat pada promoter membentuk kompleks promoter tertutup yang selanjutnya akan menjadi kompleks promoter terbuka yang siap melakukan transkripsi.. pengikatan RNA polymerase pada promoter tersebut difasilitasi oleh CAP-cAMP melalui interaksi protein protein, pembengkokan DNA atau keduanya.

2. Pengendalian Operon Triptofan (Trp)

Operon Trp ini berperan dalam sintesis asam amino triptofan. Operon ini mengkode enzim emzim anabolic yang digunakan untuk sintesis senyawa. Operon trp terdiri dari 5 gen structural yaitu : trp E,D,C,B dan A. Promoter dan operator trp terletak pada daerah yang sama. Pengendalian operon ini dengan 2 macam :

a. Penekanan oleh produk akhir (represi).Jika di dalam sel sudah tersedia cukup triptofan maka operon trp akan dinon- aktifkan .

b. Pelemahan (attenuation)

Pada saat triptofan tidak ada atau jumlahnya sangat kecil, gen trpR hanya menghasilkan aporeseptor yang tidak mampu menempel pada daerah operator sehingga RNA polymerase dapat dengan mudah melakukan transkripsi gen structural setelah melewati daerah attenuator.

3. Pengendalian Operon Ara

Berperan dalam pengendalian reaksi katabolisme L-arabinosa. Dalam proses ini melibatkan gen gen structural araB,araA dan araD. Aktivitas transkripsi gen ini juga dikendalikan oleh gen araC. Operon ara memiliki 2 operator yaitu ara01 (mengendalikan araC) dan ara02 (mengendalikan araBAD). Operator ara02 terletak cukup jauh dari promoter akan tetapi masih mapu mengendalikan transkripsi.

Pada saat tidak tersedia arabinosa, tidak diperlukan enzim untuk mengkatabolisme. Protein araCmelakukan pengendalian negative dengan menempel pada ara02 dan aral1. Penempelan ini menyebabkan DNA membengkok sehingga menekan transkripsi operon araBAD.

4. Pengendalian Operon gal

Operon gal berperan dalam proses metabolism galaktosa dan mengubah UDP glukosa menjadi UDP galaktosa pada saat tidak ada galaktosa . Operon gal terdiri dari 3 gen structural yaitu: gale, galT dan galK yang ditranskripsi oleh dua promoter yang saling tumpang tindih pada sisi sebelah hulu galE.

Pada saat cAMP tinggi , kompleks CAP-cAMP akan menstimulasi trnaskripsi dari promoter 1 sekaligus menekan promoter 2 sehingga terbentuk produk gen gen structural operon gal.

D. PROSES MODIFIKASI RNA HASIL TRANSKRIPSI MENJADI TRANSKRIPSI FUNGSIONAL

Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai template atau sense, sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense. Rentangan DNA yang ditranskripsi melalui moleku RNA disebut uni transkripsi. Informasi dari DNA untuk sintesis protein dibawa oleh mRNA dihasilkan dari aktivitas enzim mRNA polymerase. Enzim polymerase membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan merangkaikan nukleotida RNA. Enzim RNA polymerase merangkai nukleotida-nukleotida RNA dari arah 5 3,saat terjadi perpasangan basa disepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang DNA dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri.

Kebanyakan RNA, terutama pada eukariot, awalnya disintesis sebagai precursor atau pre-mRNA yang harus diproses sebelum bisa menjalankan fungsinya. Berikut ini adalah garis besar pemrosesan pre-RNA. Modifikasi akhir terjadi selama sintesis mRNA eukariot dan archaea yang umumnya dengan penambahan nukleotida pada ujung 5 yang disebut cap dan ekor poli A pada ujung 3. Keduanya terlibat dalam penggabungan kompleks inisiasi translasi dari mRNA ini. Splicing adalah penghilangan intron dari prekursor RNA. Banyak gen-gen pengkode protein pada eukariot mengandung intron dan intron ini dikopi saat gen di transkrip. Intron dihilangkan dari pre-mRNA dengan reaksi pemotongan dan penggabungan. Pre-mRNA yang tidak mengalami penghilangan intron membentuk fraksi RNA nuklear yang disebut heterogenous nuclear RNA (hnRNA). Beberapa pre-rRNA dan pre-tRNA eukariot juga mengandung intron, sama seperti transkrip pada archaea, tetapi hal tersebut jarang terdapat pada bakteri.Pemotongan merupakan peristiwa yang penting dalam pemrosesan rRNA dan tRNA. Kebanyakan diantaranya awalnya disintesis dari unit transkripsi yang mengkhususkan diri pada lebih dari satu molekul. Oleh karena itu, pre-rRNA dan pre-tRNA harus dipotong kecil-kecil untuk menghasilkan RNA yang matang. Tipe pemrosesan ini terdapat baik pada prokariot maupun eukariot. Modifikasi kimia dilakukan pada rRNA, tRNA, dan mRNA. rRNA dan tRNA pada semua organisme dimodifikasi dengan penambahan gugus kimia baru yang ditambahkan ke nukleotida tertentu dalam setiap RNA. Modifikasi kimia mRNA disebut RNA-editing, seperti yang terlihat pada bermacam-macam eukariot.

Pemrosesan mRNA emmpunyai pengaruh yang penting pada komposisi transkriptom. RNA editing, sebagai contoh, dapat menghasilkan suatu pre-mRNA tunggal yang diubah menjadi dua mRNA berbeda yang mengkode protein yang sangat berbeda. Peristiwa itu nampaknya tidak umum, tetapi splicing alternatif, dimana satu pre-mRNA menghasilkan dua atau lebih mRNA dengan cara penggabungan exon dengan kombinasi yang berbeda sangat umum terjadi. Dengan mekanisme ini, jumlah gen yang sedikit bisa menghasilkan protein yang lebih banyak

DAFTAR PUSTAKA

Corebima, A. D. 2002.Genetika Kerja Gen I. Diktat kuliah. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Malang: Universitas Negeri Malang.

Schlegel, H.G. 1994. Mikro Biologi Umum, Terjemahan R.M. Tedjo Bngkoro. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Suryo. 2001. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta : Erlangga