Upload
ibumimin
View
58
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
MENENTUKAN KURVA KESETIMBANGAN PADA PROSES LEACHING MINYAK JARAK-BIJI JARAK-ETANOL
Simparmin br Ginting, Dwi Ari Atmaji, Wahyu Adji DjatmikoJurusan Teknik Kimia - Universitas Lampung, email: [email protected]
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian penentuan kurva kesetimbangan leaching minyak jarak dari biji jarak menggunakan pelarut ethanol. Proses leaching dilakukan di dalam labu erlenmeyer tertutup, lalu di-shake menggunakan shaker. Kondisi proses ini pada temperatur kamar dan tekanan atmosfer, sedangkan lama waktu leaching ditentukan berdasarkan tercapainya waktu kesetimbangan. Variabel yang dipilih dalam penelitian ini adalah kemurnian pelarut dan perbandingan massa biji jarak terhadap massa pelarut. Penentuan variabel ini bertujuan untuk mendapatkan titik-titik yang berbeda pada kurva kesetimbangan dan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap yield (jumlah minyak dalam overflow). Kemurnian pelarut yang dipakai adalah 95 %, 92 %, dan 90 % v/v Sedangkan perbandingan massa biji jarak dengan massa pelarut (gram biji jarak/ gram pelarut) adalah 1:1; 1:2; 1:3; dan 1:4. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap yield adalah perbandingan massa biji jarak terhadap massa pelarut. Kurva kesetimbangan dengan pengunaan pelarut pada kemurnian 90 % - 95 % (v/v) yang terbentuk menghasilkan persamaan N = -0.151 yA
2 + 0.0026 yA + 0.9997 dan persamaan xA = yA. Berdasarkan uji data kurva kesetimbangan, kurva kesetimbangan hasil penelitian dapat dipakai sebagai acuan perencanaan proses leaching minyak-jarak dari biji-jarak.
Kata kunci: equilibrium curve, leaching, castor oil
PENDAHULUAN
Tanaman jarak (ricinus communis) memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
bahan baku beberapa industri, terutama dalam kaitannya dengan biji jarak yang dihasilkan
tanaman tersebut. Biji jarak mengandung sekitar 54 % minyak jarak (castor oil) yang
merupakan bahan baku berbagai industri (Bailey, A.E., 1950 dalam Ketaren, 1986). Adapun
kegunaan minyak jarak antara lain adalah sebagai pelumas, bahan campuran tinta cetak,
varnish, cat, bahan baku pembuatan biodisel, dan lain-lain. Kebutuhan minyak jarak sebagai
bahan baku pembuatan biodisel diperkirakan akan meningkat seiring dengan meningkatnya
permintaan biodisel sebagai sumber energi alternatif pengganti minyak disel.
Berdasarkan kenyataan di atas, diperlukan upaya-upaya pengambilan minyak jarak
yang mudah, murah, dan baik. Cara-cara yang telah dipakai dalam pengambilan minyak jarak
antara lain adalah pengempaan (pressing), ekstraksi padat-cair (leaching), atau gabungan
antara keduanya. Pengempaan mampu menghasilkan minyak jarak dengan kemurnian yang
tinggi, namun kandungan minyak dalam bungkil sisa kempaan masih cukup besar. Ekstraksi
atau pencucian (leaching) minyak jarak dari biji jarak adalah proses pengambilan minyak
1
dengan menggunakan pelarut tertentu. Secara umum, minyak jarak larut dalam pelarut
organik polar ( Kirk-Othmer, 1950).
Adapun pelarut yang biasa dipakai antara lain adalah asam asetat glasial, metanol,
hexana, heptana, eter, aceton, dan etanol. Minyak jarak larut dalam alkohol pada temperatur
20 0C, dan larut sempurna tanpa pengadukan dalam 2 volume 95 % etil alkohol. Oleh karena
itu, pengambilan minyak jarak dengan metode leaching menggunakan pelarut etil alkohol
sangat menjanjikan untuk dikembangkan, karena etil alkohol relatif aman dan murah jika
dibandingkan dengan pelarut-pelarut lainnya. Selain itu, etanol mudah untuk didaur ulang.
Operasi leaching yang dilakukan di industri biasanya menggunakan metode multi
tahap (multi stage). Agar diperoleh perkiraan jumlah stage yang dibutuhkan oleh operasi
leaching dengan kondisi spesifik dari bahan-bahan yang terlibat (seperti ; kemurnian pelarut,
rasio pelarut dan padatan, konsentrasi solut dalam overflow maupun underflow yang
dikehendaki) dibutuhkan data kesetimbangan leaching padat-cair yang melibatkan pelarut,
solut, dan padatan (Toledo, 1999). Data kesetimbangan padat-cair ini juga dapat digunakan
untuk memperkirakan operasi leaching minyak jarak dari biji jarak menggunakan pelarut
etanol.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa data kesetimbangan padat-cair
antara minyak-jarak di dalam pelarut etanol dan minyak-jarak di dalam biji-jarak pada
leaching minyak-jarak sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, telah dilakukan serangkaian
penelitian dalam upaya untuk mencari data kesetimbangan tersebut.
METODE PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian pendahuluan yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh komposisi
kandungan minyak dalam biji jarak. Penelitian ini dilakukan pada konsentrasi etanol 95%
v/v pada temperatur kamar dan tekanan atmosfer. Data kesetimbangan minyak jarak (A)-
etanol (S)-biji jarak (B) diperoleh dengan menggunakan pendekatan metode leaching batch
satu tahap. Metode ini dilakukan dengan cara mencampurkan biji jarak dan etanol dengan
perbandingan massa (biji jarak : etanol) tertentu dalam labu erlenmeyer kemudian di-shake
sampai tercapai kesetimbangan (komposisi minyak dalam cairan overflow konstan). Proses
shaking dilakukan selama 1 dan 2 hari. Percobaan ini dilakukan pada temperatur ruangan
dan tekanan atmosfer. Sedangkan kemurnian pelarut (v/v) yang dipakai adalah 95 %, 92 %,
dan 90 % v/v, serta rasio massa biji jarak terhadap pelarut (gr biji : gr pelarut) sebesar ; 1:1;
1:2; 1:3; dan 1 : 4.
2
Analisa-analisa yang dilakukan meliputi analisa kandungan minyak dalam biji- jarak
sampel pada uji pendahuluan dan analisa kandungan minyak di dalam larutan ekstrak dengan
menggunakan densitas larutan ekstrak. Untuk mengetahui hubungan komposisi minyak jarak
dalam larutan dengan densitas larutan, dilakukan standarisasi larutan pada berbagai komposisi
campuran minyak jarak dan etanol pada berbagai kemurnian.
Bahan Penelitian
Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah biji jarak, etanol, dan aqudes. Biji
jarak yang dipakai berasal dari daerah Bandar Lampung dan sekitarnya. Biji jarak tersebut
merupakan biji jarak matang dan tidak dilakukan pengecilan ukuran (pemotongan,
penggerusan, dan sebagainya) untuk menghindari tertinggalnya sebagian minyak saat
pengecilan ukuran dilakukan, lalu dikeringkan melalui penjemuran di bawah sinar matahari
sampai pecah, untuk selanjutnya dipanaskan di dalam oven pada temperatur 105 OC selama 3
jam agar air yang berada di dalam biji menguap.
Penelitian ini menggunakan tiga macam kemurnian etanol sebagai pelarut, yaitu etanol
95 %, 92 %, dan 90% v/v. Hal ini dilakukan karena penggunaan etanol dengan kemurnian di
bawah 90 % menyebabkan terbentuknya dua fasa larutan yaitu fasa campuran minyak-etanol
dan fasa air. Keadaan ini menyebabkan ketidakseragaman berat jenis di setiap titik campuran.
Hal ini terjadi karena jumlah air pada pelarut semakin besar dengan semakin rendahnya
kemurnian etanol, sehingga air yang tidak dapat larut dalam minyak akan berpisah dengan
campuran antara minyak dengan etanol.
Peralatan Penelitian
Alat-alat yang dipakai pada percobaan ini antara lain yaitu: termometer, corong
buchner dan vacuum separatory funnel, kertas saring, allumunium foil, stopwatch, neraca
digital, gelas ukur 25, 50, 100, 250, dan 500 mL, piknometer (volume = 24,235 ml), shaker,
pipet tetes, erlenmeyer + busa/ karet penutup, dan oven. Susunan peralatan percobaan
digambarkan pada gambar 1.
Gambar 1. Desain Peralatan Leaching minyak Jarak
3
Keterangan :
ErlenmeyerShaker+ tutup
1
2
Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data kesetimbangan
minyak- jarak dalam biji-jarak dan pelarut etanol pada proses leaching minyak-jarak dari
biji-jarak menggunakan pelarut etanol. Data yang diharapkan adalah fraksi minyak-jarak di
dalam cairan ekstrak hasil leaching (xA), fraksi minyak di dalam biji hasil leaching /
underflow (yA), dan rasio padatan terhadap minyak dan pelarut dalam underflow (N).
Penelitian dibagi dalam 5 tahap, yaitu:
a. Pembuatan kurva standarisasi konsentrasi larutan minyak jarak – etanol
b. Penelitian untuk mencari komposisi minyak dalam biji-jarak mula-mula (YA0)
c. Penelitian untuk mencari fraksi minyak di dalam cairan overflow (xa), fraksi minyak di
dalam biji (ya), dan rasio padatan dan cairan pada underflow (N) pada saat
kesetimbangan.
d. Pembuatan kurva kesetimbangan padat-cair
e. Pengujian kurva kesetimbangan dengan membandingkan data perhitungan teoritis
berdasarkan kurva kesetimbangan yang telah terbentuk dan data perhitungan
berdasarkan hasil percobaan uji kurva kesetimbangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan Minyak Dalam Biji Jarak.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jumlah minyak yang berada dalam
daging biji jarak bebas air adalah 54,02 % (massa minyak/massa biji).
Data Pembuatan Kurva Kesetimbangan
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan didapatkan data hasil perhitungan seperti
yang ditampilkan pada tabel 1. Data pada tabel 1 diambil dengan 2 kali pengulangan yaitu
dengan proses shaking selama 1 dan 2 hari. Pada semua sampel dan pengulangannya, nilai
massa jenis overflow pada hari ke-1 dan ke-2 adalah sama.
Berdarsarkan hasil perhitungan yang ditampilkan pada tabel 1 dapat dilihat bahwa
pada volume pelarut yang sama namun dengan kemurnian yang berbeda terlihat bahwa
semakin besar kemurnian pelarut, maka semakin besar pula jumlah minyak yang akan
terlarut.Dapat disimpulkan bahwa semakin besar kemurnian pelarut, semakin besar pula
minyak yang bisa terlarut dalam pelarut. Fenomena ini terjadi karena dengan semakin
murninya pelarut berakibat terhadap semakin besarnya jumlah molekul pelarut yang dapat
mengikat molekul-molekul terlarut (minyak) yang menyebabkan semakin banyaknya jumlah
minyak yang dapat terambil.
4
Tabel 1. Hasil Perhitungan Pembuatan Kurva Kesetimbangan Padat-Cair Leaching Biji Jarak dengan Etanol
% EtOH (V/V)
Biji (gr)
SolvenMassa Cawan
Petri (gr)
Massa Piknometer
(gr)
Overflow
(gr/mL)xA yA N
Massa minyak dalam
Overflow
(gr)V
(mL)Massa
(gr)Kosong Isi Kosong Isi
95
60 75 59,7315 45,2447 100,981 33,4302 53,881 0,843846 0,3559 0,342 0,9809 22,7773
60 150 119,463 37,964 93,36 33,3958 53,373 0,824308 0,2143 0,2093 0,9929 26,5823
60 225 179,195 39,9124 95,2115 33,41 53,191 0,816212 0,1536 0,1502 0,9964 28,2405
60 300 238,926 45,2414 100,499 33,3979 53,072 0,811809 0,1201 0,1138 0,9979 29,2539
92
60 75 60,2528 40,5995 96,3301 30,8728 51,413 0,847522 0,346 0,3581 0,9811 22,3262
60 150 120,506 33,9117 89,305 33,3944 53,506 0,829845 0,2119 0,2118 0,993 26,5122
60 225 180,758 42,4412 97,7387 33,4356 53,361 0,822186 0,152 0,152 0,9965 28,1905
60 300 241,011 39,9113 95,1675 30,8676 50,691 0,817966 0,1185 0,1184 0,998 29,1268
90
60 75 60,8175 45,2415 98,9656 30,8732 51,502 0,851207 0,3321 0,3874 1,0565 22,2799
60 150 121,635 41,429 96,8195 30,8743 51,132 0,835894 0,2097 0,2133 0,9931 26,472
60 225 182,453 39,9111 95,207 30,8693 50,951 0,82864 0,1501 0,1553 0,9965 28,0982
60 300 243,27 39,912 95,1671 30,8644 50,852 0,824725 0,1175 0,1174 0,998 29,1534
Minyak Yang Terambil Pada Proses Leaching
Berdasarkan perhitungan hasil penelitian, jumlah minyak yang terambil pada proses
leaching pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Minyak Yang terambil Pada Proses Leaching
%
EtOH
(V/V)
Biji
(gr)
Solvent Massa
Minyak
Dalam Biji
Mula-mula
(gr)
Massa
Minyak
Dlm,
Ekatrak
(gr)
Massa Minyak
Yang Terambil
Dari dlm. Biji
(% Massa Minyak
thd. Biji)
V
(mL)
Massa
(gr)
95
60 75 59,7315 32,412 22,7773 70,27
60 150 119,463 32,412 26,5823 82,01
60 225 179,1945 32,412 28,2405 87,13
60 300 238,926 32,412 29,2539 90,26
92
60 75 60,25275 32,412 22,3262 68,88
60 150 120,5055 32,412 26,5122 81,80
60 225 180,7583 32,412 28,1905 86,98
60 300 241,011 32,412 29,1268 89,86
90
60 75 60,8175 32,412 22,2799 68,74
60 150 121,635 32,412 26,472 81,67
60 225 182,4525 32,412 28,0982 86,69
60 300 243,27 32,412 29,1534 89,94
5
Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah minyak terbesar yang dapat terambil
dalam fasa overflow pada penelitian ini adalah pada kondisi kemurnian pelarut 95 % (v/v) dan
jumlah pelarut 300 mL yaitu sebesar 90, 26 % dari jumlah minyak mula-mula. Sedangkan
jumlah terkecil berada pada kondisi kemurnian pelarut 90 % (v/v) dan jumlah pelarut 75 mL
yaitu sebesar 68,74 %.
Kurva Kesetimbangan
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan, didapatkan data-data yang dipakai untuk
membuat kurva kesetimbangan seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 2.. Kurva kesetimbangan leaching minyak jarak dalam biji jarak menggunakan pelarut etanol.
(a) yA vs. N(b) xA vs. yA
6
N = -0.151.yA2 + 0.0026.yA + 0.9997
R2 = 0.9991
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1yA
(a)
N
yA = 1.0127.xA - 0.0023
R2 = 0.994
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1xA
(b)
y A
Kurva yang ada pada Gambar 2 adalah kurva kesetimbangan leaching minyak jarak
menggunakan etanol. Gambar 2 (a) merupakan kurva yA vs. N. Nila yA menyatakan fraksi
massa miyak jarak pada biji jarak sisa leaching terhadap cairan (minyak dan pelarut) dalam
biji tersebut yang dinyatakan dengan persamaan 1:
............ (1)
Sedangkan N adalah perbandingan antara biji jarak inert terhadap cairan yang ada di
dalamnya (minyak dan pelarut). N dirumuskan dengan menggunakan persamaan 2:
............ (2)
Kurva yA vs. N menyatakan keadaan yang terdapat dalam biji jarak (underflow) setelah proses
leaching terjadi. Keduanya sama-sama menyatakan perbandingan terhadap jumlah cairan
dalam underflow, perbedaannya adalah yA menyatakan fraksi minyaknya, sedangkan N
menyatakan fraksi padata inertnya (Geankopelis, 1993). Kurva yA vs. N untuk penggunaan
pelarut etanol dengan kemurnian 90 % - 95 % (v/v) yang terbentuk merupakan kurva dengan
bentuk polynomial derajat 2 atau persamaan kudrat dengan persamaan 3:
N = -0,151.yA2 + 0,0026.yA + 0,9997 ........................ (3)
Persamaan (3) memiliki kecenderungan mengalami penurunan dari sisi kiri ke kanan kurva.
Sisi paling kiri dari kurva ini (yA = 0, N = 1,00988) adalah titik yang menunjukkan keadaan di
mana di dalam biji sudah tidak terdapat minyak sama sekali atau dengan kata lain jika proses
leaching berhasil memisahkan seluruh minyak dari bijinya. Sedangkan titik paling kanan (yA
= 1, N = 0,85112) menunjukkan keadaan di mana biji belum mengalami proses leaching sama
sekali atau keadaan di mana di dalam biji masih terdapat minyak yang sama sekali belum
terambil.
Gambar 2 (a) adalah kurva kesetimbangan xA vs. yA. Kurva yang terbentuk memiliki
bentuk linear yang menunjukkan hubungan antara komposisi minyak dalam cairan overflow
(xA) dengan komposisi minyak terhadap cairan yang tertinggal di dalam biji jarak sisa
leaching/ underflow (yA) pada penggunaan pelarut dengan kemurnian 90 % - 95 % (v/v)
dengan bentuk persamaan 4:
yA = 1,0127.xA - 0,0023 ................................................ (4)
Kurva dari persamaan 4 menunjukkan adanya kedekatan nilai antara xA dan yA,
sehingga dapat diasumsikan bahwa nilai xA = yA. Jika nilai xA = yA, maka dapat dikatakan
bahwa proses leaching yang dilakukan telah menggunakan jumlah pelarut yang sesuai dan
7
waktu kontak yang cukup (Geankopelis, 1993). Karena jika kontak waktu yang terjadi tidak
cukup atau tidak terdapat jumlah pelarut yang sesuai, maka minyak yang terdapat dalam biji
tidak akan terlarut semuanya yang berakibat terjadinya perbedaan fraksi minyak dalam cairan
overflow maupun dalam cairan underflow.
Kurva yang terdapat pada gambar 2 (b) membentuk pola kenaikan dari sisi kiri ke sisi
kanan. Titik paling kiri kurva menunjukkan keadaan di mana biji jarak telah mengalami kuras
habis sehingga di dalam biji sudah tidak terdapat lagi minyak jarak sehingga nilai yA = 0. Jika
dilakukan proses leaching terhadap biji jarak yang sudah bebas minyak, maka pelarut tidak
akan melarutkan apa-apa, sehingga xA = 0. Titik paling kanan yang sekaligus terdapat di
bagian paling atas kurva (xA = 1, yA = 1) menunjukkan keadaan dimana biji yang belum
mengalami proses leaching sama sekali, sehingga jumlah minyak yang ada di dalamnya masih
utuh.
Uji Coba Data Kesetimbangan
Uji coba data kesetimbangan dilakukan untuk melihat perbandingan antara data yang
diperoleh dengan menggunakan perhitungan teoritis yang didasarkan atas kurva
kesetimbangan yang telah diperoleh dengan data perhitungan atas dasar pengumpulan data
yang dilakukan secara praktik. Uji coba data dilakukan dalam dua jenis, yaitu menggunakan
pelarut murni (bebas minyak) dan pelarut yang mengandung minyak di dalamnya.
Adapun hasil yang didapatkan ditampilkan pada tabel 3.
Tabel 3. Tabel Uji Data Kesetimbangan
Jenis Uji
Massa
Biji
(gr)
Volume
Pelarut
(mL)
Massa
Minyak
Dlm
Pelarut
(gr)
Teoritis Praktik
yA N yA N
Pelarut Murni 80 200 0 0,21341 0,993378 0,21313 0,992974
Pelarut
Mengandung
Minyak
80 200 50 0,36233 0,980818 0,362353 0,979757
Untuk melakukan uji statistik terhadap data uji pemakaian kurva kesetimbangan , maka data
yA dan N hasil uji teoritis maupun praktik ditabelkan kembali pada tabel 4 dan dilakukan
perhitungan.
8
Tabel 4. Perhitungan Standar Deviasi Uji Kurva Kesetimbangan
Data Teoritis Praktis (Teritis-Praktik)2
1 0,21341 0,21313 7,84E-08
2 0,36233 0,362353 5,29E-10
3 0,993378 0,992974 1,6322E-07
4 0,980818 0,979757 1,1257E-06
Jumlah 1,3679E-06
S = = 0,00058478
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.diperoleh bahwa kecenderungan perbedaan antara hasil
uji teoritis maupun praktik tidak terlalu besar yang dapat dilihat dari nilai standar deviasi.
SIMPULAN
Simpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan dan perhitungan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur penelitian yang telah dilaksanakan dapat
menghasilkan kurva kesetimbangan. Kurva kesetimbangan leaching minyak jarak dari
biji jarak menggunakan pelarut etanol dengan kemurnian 90% - 95% (v/v) membentuk
persamaan hubungan :
N = -0.151.yA2 + 0.0026.yA + 0.9997
yA = xA
2. Berdasarkan uji statistik, variabel tunggal yang memberikan pengaruh paling kuat
terhadap jumlah minyak dalam fasa overflow adalah perbandingan massa biji : massa
pelarut. Sedangkan pengaruh terkecil diberikan oleh variabel kemurnian pelarut.
DAFTAR PUSTAKA
Box, G.E.P., dan Hunters, 1978, Statistics for Experimenters, John Wiley & Sons, USA. Geankoplis, C.J., Transport Process and Unit Operations, McGraw Hill, New York.Ketaren, S., 1986, Minyak dan Lemak Pangan, PT Universitas Indonesia Press, Jakarta. Kirk and Othmer, 1950, Encyclopedia of Chemical Technology, 2nd completely revised
edition Vol 4 & 8, John Willey & Sons. Inc. Palupi, R., dan Valerianne, M., 2003, Menentukan Garis Kesetimbangan Proses Leaching
(Laporan Penelitian), Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya.
Perry, R.H., dan Green, D., 1984, Perry’s Chemical Engineer’s Handbook, 5th Edition, Mc-Graw Hill Book Company, New York.
Toledo, R.T., 1991, Fundamentals of Food Process Engineering, An Aspen Publication.
9