98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Oleh : YUANI NOVITASARI H 0306105 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN

SUKOHARJO

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

YUANI NOVITASARI

H 0306105

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

Page 2: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PENGESAHAN

SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR

TRADISIONAL DI KABUPATEN SUKOHARJO

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Yuani Novitasari

H 0306105

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal:

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Susunan Dewan Penguji

Ketua

Erlyna Wida Riptanti, SP. MP. NIP. 19780708 200312 2 002

Anggota I

Umi Barokah, SP. MP. .

NIP. 19730129 200604 2 001

Anggota II

Ir. Sugiharti Mulya H., MP. NIP. 19650626 199003 2 001

Surakarta, 2012

Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S.

NIP. 19560225 198601 1 001

Page 3: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, karunia, hidayah, serta kemudahan-Nya sehingga Penulis

dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi

yang berjudul Sikap Konsumen Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di

Kabupaten Sukoharjo ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Univesitas Sebelas

Maret Surakarta. Pelaksanaan penelitian serta penyusunan skripsi ini dapat

terlaksana dengan lancar berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti selaku Ketua Jurusan Program Studi Sosial Ekonomi

Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP selaku Ketua Komisi Sarjana

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta serta Dosen Penguji Tamu

yang telah memberikan saran, kritik dan masukan dalam penyusunan skripsi

ini.

4. Ibu Erlyna Wida Riptanti, SP., MP selaku Pembimbing Akademik dan Dosen

Pembimbing Utama yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan, nasehat

dan petunjuk selama proses belajar dan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Umi Barokah, SP., MP selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang

dengan sabar selalu memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan dalam

penyusunan skripsi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

7. Kantor Bappeda Kabupaten Sukoharjo, Kepala Badan Pusat Statistik

Kabupaten Sukoharjo beserta Staf, Lurah Pasar Sukoharjo; Pasar Nguter,

Page 4: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Pasar Kepuh; dan Pasar Bekonang yang telah memberi izin Penulis

melakukan penelitian.

8. Pedagang jamu tradisional di pasar tradisional tempat penelitian serta

Bapak/Ibu, saudara dan saudari yang membeli jamu tradisional dan berkenan

menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Orangtuaku Bapak Sugino dan Ibu Kasinem, kakak-kakakku tercinta Mbak

Yanti-Mas Bedu, Mbak Mami-Mas Sar, Mas Ari-Mbak Asih, Kakak pady-

Mbak Kini, Mbak Ami, Mas Muji, Mas Santo dan adekku tersayang Febrian

Arif serta keponakan-keponakanku yang lucu ekha, sani, ayu, melan, bagus

dan hanif terima kasih atas segala dukungan, semangat, nasehat dan doa yang

tiada pernah putus, serta cinta dan kasih sayang yang diberikan, sehingga

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabatku tersayang, Eska, Luthfia, Putri Wulandari, Dwi Putri, pury,

ani, atik, rani terima kasih atas support, saran dan kritik serta semua bantuan

yang telah diberikan pada Penulis. Semoga persahabatan ini terjaga utuh

selamanya.

11. Teman-teman kos cengkir gading putri, Mbak Yeni. Mbak Ria, Mbak Pur,

Mbak Ita, Mbak galuh, Mbak Mila, Emoy, Kiki, Sinta, Jojo, Tanti, Wulan,

Titik terimakasih atas dukungan dan semangat yang diberikan pada penulis

serta terimakasih atas kebersamaan kita di kos tercinta selama ini.

12. Seluruh keluarga besar Agrobisnis 2006 yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu. Terima kasih atas support dan kebersamaan yang telah kita lalui

selama kuliah, ini merupakan kenangan terindah dan tidak akan pernah

terlupakan.

13. HIMASETA FP UNS, seluruh pengurus dan anggota periode 2007-2008 dan

periode 2008-2009, khususnya bidang Kebendaharaan, yang telah

memberikan kesempatan penulis untuk berkembang dan mendapat

pengalaman yang luar biasa dalam berorganisasi.

14. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas

semua bantuannya

Page 5: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini

sangat diharapkan. Akhirnya, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Januari 2012

Page 6: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi RINGKASAN .................................................................................................. xii SUMMARY ....................................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6 D. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 6

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 7 B. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 9

1. Jamu Tradisional ............................................................................. 9 2. Pemasaran ........................................................................................ 10 3. Atribut Produk ................................................................................. 11 4. Sikap Konsumen.......................................................................... ... 11 5. Perilaku Konsumen ......................................................................... 13 6. Point Ideal ....................................................................................... 14 7. Pasar Tradisional ............................................................................. 15

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah .................................................... 16 D. Hipotesis ................................................................................................ 19 E. Asumsi-asumsi ...................................................................................... 19 F. Pembatasan Masalah.............................................................................. 19 G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................................... 19

III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian ......................................................................... 22 B. Metode Penentuan Lokasi ...................................................................... 22 C. Metode Pengambilan Sampel ............................................ .................... 24 D. Jenis Dan Sumber Data ..................................................................... .... 27 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 28 F. Metode Analisis Data ............................................................................ 28

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis ................................................................................ 31 B. Keadaan Penduduk ............................................................................... 32

1. Pertumbuhan Penduduk ................................................................... 32 2. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin .................................. 33 3. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur ............................... 34

Page 7: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ........................... 35 5. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............................. 36

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden........................................................................ 38 B. Perilaku Beli Konsumen......................................................................... 45 C. Analisis Tingkat Kepentingan Konsumen dan Ideal Konsumen

Terhadap Masing-Masing Atribut Jamu Tradisional ............................ 56 D. Analisis Kualitas Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap

jamu Tradisional .................................................................................... 70 E. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Jamu Tradisional ......................... 78

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................ 83 B. Saran .................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1. Nama Pasar dan Jumlah Pedagang Jamu Tradisional di Pasar Tradisional di Kabupaten Sukoharjo ...................

23

Tabel 2. Pembagian Responden Berdasarkan Presentase Penjualan Jamu Tradisional pada Pasar Tradisional di kabupaten Sukoharjo......................................................

25

Tabel 3. Pembagian Jumlah Responden Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional di kabupaten Sukoharjo …………….

26

Tabel 4. Banyak Hari Hujan dan Curah Hujan Menurut Bulan Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 ..................................

32

Tabel 5. Jumlah Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009...................................................................................

33

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut jenis Kelamin di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009.....................................................

33

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009........................................................

35

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 .................................

36

Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 ..................................

37

Tabel 10. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional menurut jenis Kelamin ................................................................

38

Tabel 11. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan kelompok Umur ..............................................................

39

Tabel 12. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Tingkat Pendidikan .........................................................

41

Tabel 13. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Jenis Pekerjaan.................................................................

42

Tabel 14. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Jenis Pendapatan Rumah Tangga Konsumen (dalam 1 bulan)……………………………………

43

Tabel 15. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ...............................................

44

Tabel 16. Jenis jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukoharjo ......................................................

45

Page 9: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Tabel 17. Kemasan Jamu Tradisional Pada Pasar Tadisional Di Kabupaten Sukoharjo..........................................................

48

Tabel 18. Harga Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukoharjo........................................................

49

Tabel 19. Alasan Pembelian Jamu Tradisional................................. 51

Tabel 20. Dampak Yang Konsumen Rasakan Ketika Tidak Mengkonsumsi Jamu Tradisional ...................................

52

Tabel 21. Alasan Pembelian Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukoharjo ...............................

54

Tabel 22. Waktu Pembelian Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukoharjo ...............................

55

Tabel 23. Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Jamu Tradisional........................................................................

57

Tabel 24. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Kemasan Jamu Tradisional.……………………

61

Tabel 25. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Kepraktisan Jamu Tradisionaal..................................

62

Tabel 26. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Khasiat Jamu Tradisional.....................................

63

Tabel 27. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Informasi Pemakaian Jamu Tradisional………..

65

Tabel 28. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Batas Waktu Penggunaan Jamu Tradisional ...............

66

Tabel 29. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Komposisi Jamu Tradisional......................................

67

Tabel 30. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Keamanan Produk Jamu Tradisional..........................

69

Tabel 31. Kualitas Ideal Konsumen Terhadap Jamu Tradisional Serbuk instan.....................................................................

70

Tabel 32. Kualitas Ideal Konsumen Terhadap Jamu Tradisional Rebusan.............................................................................

73

Tabel 33. Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Pada Jamu Tradisional........................................................................

76

Tabel 34. Sikap Konsumen Terhadap Jamu Tradisional Serbuk instan.................................................................................

79

Tabel 35. Sikap Konsumen Terhadap Jamu Tradisional Rebusan... 80

Page 10: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Sikap Konsumen Terhadap Jamu Tradisional ......................................

18

Page 11: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1. Karakteristik Responden Jamu Tradisional

3. Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Jamu Tradisional

4. Performansi Ideal Jamu Tradisional

5. Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Jamu Tradisional

6. Foto Jamu Tradisional

7. Peta Kabupaten Sukoharjo

8. Kuisioner

9. Surat izin penelitian

Page 12: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

RINGKASAN

Yuani Novitasari, H0306105. 2012. Sikap Konsumen Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukodarjo. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas bimbingan Erlyna Wida Riptanti, SP., MP dan Umi Barokah, SP., MP.

Jamu tradisonal dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu jamu tradisional serbuk instan dan jamu tradisional rebusan. Kebiasaan masyarakat Indonesia mengkonsumsi jamu tradisonal telah ada sejak lama. Jamu tradisional biasanya dikonsumsi sebagai minuman kesehatan ataupun untuk pengobatan suatu penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut jamu tradisional yang memenuhi sifat ideal serta sikap konsumen pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo terhadap berbagai atribut jamu tradisional. Produk jamu tradisional yang diteliti adalah produk jamu tradisional serbuk instan dan rebusan.

Metode dasar penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Teknik pelaksanaan penelitian menggunakan metode survei. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu pada Kabupaten Sukoharjo dengan mengambil 5 pasar tradisional. Penentuan sampel dilakukan dengan metode judgement sampling, dengan jumlah responden 96 yang terdiri dari 77 responden jamu serbuk instan dan 19 responden jamu tradisional rebusan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dianalisis menggunakan Analisis Model Sikap Angka Ideal (The Ideal-Point Model). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden jamu tradisional serbuk instan dan rebusan berjenis kelamin perempuan, pada kelompok umur 50-54 tahun, tingkat pendidikan adalah SD (Sekolah Dasar), jenis pekerjaan sebagai wiraswasta, tingkat pendapatan mayoritas adalah >Rp1.250.000,00, jumlah anggota keluarga pada masing-masing jamu tradisional adalah 4-5 orang.

Berdasarkan analisis tingkat kepentingan atribut produk jamu tradisional serbuk instan dan rebusan, atribut yang dipertimbangkan dalam melakukan pembelian adalah keamanan produk, batas waktu penggunaan, komposisi jamu, khasiat, informasi pemakaian, kemasan dan kepraktisan. Berdasarkan analisis masing-masing atribut menurut sifat ideal, atribut jamu tradisional serbuk instan yang memenuhi ideal adalah komposisi jamu, batas waktu penggunaan, keamanan produk, kepraktisan, kemasan, dan informasi pemakaian. Untuk jamu tradisional rebusan atribut yang memenuhi ideal adalah kepraktisan, informasi pemakaian dan khasiat. Hasil penelitian sikap konsumen terhadap jamu tradisional serbuk instan adalah sangat baik, sedangkan jamu tradisional rebusan adalah baik. Dari hasil penelitian ini dapat disarankan hendaknya produsen jamu tradisional rebusan menyantumkan atribut-atribut seperti komposisi jamu, batas waktu penggunaan dan izin dari DEPKES atau Badan POM dalam kemasan jamu tradisional rebusan. Hendaknya produsen jamu tradisional rebusan membuat kemasan primer yang lebih rapi, misalnya dengan bok karton berbentuk kubus yang salah satu sisi dari kubus tersebut dibuat transparan agar bahan-bahan penyusun jamu rebusan dapat dilihat oleh konsumen.

Page 13: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

SUMMARY

Yuani Novitasari. H0306105. 2012. Consumers Attitude toward Traditional Herbs at Traditional Market in Sukoharjo Regency. Agriculture Faculty of Sebelas Maret University, under guidance of Erlyna Wida Riptanti, SP., MP. and Umi Barokah, SP., MP.

Traditional herbs are arranged into 2 kinds, they are powder instant and boiling traditional herb. The habit of consuming traditional herbs is existence for a long time ago. Traditional herbs sometimes used as healthy drinks or to curing some disease. These research aims are to knowing traditional herbs attribute which fulfill ideal characteristic also its consumer attitude toward various attribute of traditional herbs at Sukoharjo Regency. This research was focused on powder and boiling traditional herb products.

The research basic method is used descriptive analytic method. While to implementation technique was choose by purposive at Sukoharjo Regency with taking 5 markets as targets. The sample was determined by judgment sampling method. There are 96 respondents are chosen, consist of 77 respondents are consumer of powder traditional herbs and 19 respondents are consumer of boiling traditional herbs. The data which used in this research are primary and secondary data. The primary data was analyzed using ideal point model. The result showed that majority respondents whose consume both powder and boiling traditional herbs are women at level age amount 50-54 years, with elementary education level, their jobs are entrepreneur at income level more than Rp 1.250.000,00 and their total family number amount 4-5 people.

Based on attribute importance level analyzed of traditional herbs product, there are some attribute that influencing consumer to buy traditional herbs such as product safety, user expired date, herbal composition, practically, package and using product information. Attribute that fulfill the ideal point model are practically, using product information, and its merit. From this research there are suggested to traditional herb producer to attach the time product usage and product license from DEPKES or Badan POM to boiling traditional herbs package. The producer of traditional herbs better to making primary package cubes box from carton which transparent on one side so that consumers can see the traditional herbs boiling contains.

Page 14: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan jenis tanaman yang

berkhasiat obat. Hal ini merupakan salah satu faktor pendukung

dikembangkannya industri jamu tradisional di Indonesia, karena bahan-bahan

untuk membuat jamu tradisional telah tersedia di negara Indonesia. Jika

bahan-bahan tersebut mampu dikelola dengan baik menjadi jamu tradisional

yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, maka industri jamu tradisional

negara ini akan berkembang menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan

produksi jamu tradisional tersebut. Selain itu diharapkan nama jamu

tradisional akan lebih terangkat di mata masyarakat, sehingga jamu tradisional

yang merupakan jamu ramuan asli Indonesia ini diminati dan dikonsumsi oleh

semua kalangan masyarakat Indonesia.

Obat bahan alam merupakan obat yang menggunakan bahan baku

berasal dari alam atau biasa disebut dengan jamu. Menurut Suharmiati dan

Handayani (2006), jamu tradisional adalah obat tradisional yang berisi seluruh

bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut. Pada umumnya, jamu

tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. Satu

jenis jamu disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5-10

macam. Jamu tidak perlu pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup

dengan bukti empiris dan memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu.

Ada beberapa bentuk formula jamu yang siap pakai. Bentuk bubuk atau

powder merupakan bentuk yang paling umum. Namun adanya perkembangan

teknologi membuat bentuk jamu menjadi bermacam-macam, antara lain dalam

bentuk pil, kapsul, kaplet, maupun cair. Belum dapat dipastikan sejak kapan

tradisi meracik dan meminum jamu muncul. Tetapi diyakini tradisi ini telah

berjalan ratusan bahkan ribuan tahun. Tradisi meracik dan meminum jamu

sudah membudaya pada periode kerajaan Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan

dengan adanya Prasasti Madhawapura dari jaman Majapahit yang menyebut

adanya profesi tukang meracik jamu yang disebut Acaraki (Anonim, 2007).

1

Page 15: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Kebiasaan masyarakat Indonesia mengkonsumsi jamu tradisional telah

ada sejak lama. Selama ini masyarakat yang mengkonsumsi jamu tradisional

hanya masyarakat yang tinggal dipedesaan saja, sebab masyarakat pada

umumnya beranggapan bahwa mengkonsumsi jamu tradisional adalah cara

kuno. Namun dewasa ini, dengan kesadaran back to nature atau kembali ke

alam, nampaknya penggunaan jamu tradisional yang berbahan baku dari alam

perlu dipertimbangkan dibandingkan dengan obat modern yang berbahan baku

kimia. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat

dengan cara mengkonsumsi obat alami tanpa bahan kimia maka semakin

meningkat pula jumlah masyarakat yang mengkonsumsi jamu tradisional guna

menjaga kesehatan ataupun mengobati penyakit. Dengan peningkatan jumlah

konsumen jamu tradisional maka meningkat juga jumlah industri jamu

tradisional yang memproduksi jamu tradisional, khususnya di Kabupaten

Sukoharjo.

Menurut Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2010 di Kabupaten Sukoharjo terdapat 67 unit usaha industri kecil jamu

tradisional. Selain itu di Kabupaten Sukoharjo juga terdapat Koperasi Jamu

Indonesia (KOJAI). Organisasi ini mulai dirintis tahun 1977, dimana KOJAI

saat itu masih bergabung dalam wadah Gabungan Perusahaan Jamu Indonesia

(GPJI). Pada tanggal 30 Juli 1995, organisasi tersebut resmi berbadan hukum

dengan nama organisasi Koperasi Jamu Indonesia (KOJAI) yang diketuai oleh

Ibu Suwarsi Moertedjo hingga sekarang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua KOJAI Kabupaten

Sukoharjo Ibu Suwarsi Moertedjo, KOJAI Sukoharjo saat ini mempunyai 120

anggota yang terdiri dari 70 produsen jamu dan 50 penjual jamu gendong yang

berasal dari penduduk asli Kabupaten Sukoharjo. KOJAI mempunyai kegiatan

utama menghimpun pengrajin jamu, melakukan pembimbingan, serta

pengarahan bagaimana membuat jamu yang sehat, aman, dan baik. Selain

melakukan pembinaan, KOJAI memberikan fasilitas kepada para anggotanya

untuk kemudahan dalam pengurusan perizinan, baik pendaftaran izin prinsip

Page 16: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

IKOT (Industri Kecil Obat Tradisional), maupun pendaftaran izin edar produk

obat tradisional secara kolektif.

Jenis jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo antara lain jamu serbuk

instan, jamu rebusan dan jamu cair. Jamu serbuk instan adalah jenis jamu

serbuk yang telah dikemas sesuai resep dan kegunaannya. Jamu rebusan

merupakan jenis jamu tradisional yang berupa simplisia kering. Sedangkan

jamu cair yaitu jenis jamu tradisional yang berupa cair dan siap untuk

dikonsumsi langsung. Jamu cair biasanya dijual dengan cara dikelilingkan

mendatangi rumah-rumah warga dan biasanya disebut jamu gendong. Sebutan

jamu gendong diberikan karena penjual menjual jamunya dengan cara

digendong. Namun sekarang penjual jamu gendong sudah banyak yang

menggunakan sepeda atau motor.

Salah satu tempat konsumen untuk melakukan pembelian jamu

tradisional adalah pada pasar tradisional. Jamu tradisional yang dijual pada

pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo pada umumnya adalah jamu serbuk

instan dan jamu rebusan, jamu cair biasanya dijual secara berkeliling. Jamu

serbuk instan dan jamu rebusan yang dijual oleh pedagang di pasar tradisional

Kabupaten Sukoharjo terdiri dari berbagai merek baik yang dibuat oleh

produsen jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo maupun buatan pabrik-

pabrik besar seperti Air Mancur dan Sido Muncul. Jamu serbuk instan

biasanya dikemas dalam kemasan primer berupa kantong kertas kecil ataupun

plastik kecil (sachet), kemudian dipak dalam kemasan sekunder berupa plastik

bening ataupun dalam bok karton, satu pak terdiri dari 5-10 sachet. Untuk

jamu rebusan biasanya dikemas dalam kemasan primer berupa plastik bening

ataupun mika, kemasan ini terdiri dari berbagai ramuan simplisia kering yang

telah disesuaikan dengan resep dan kegunaannya. Pedagang jamu tradisional

yang ada di pasar tradisional Kabupaten Sukoharjo ada yang memproduksi

jamu sendiri dan ada yang hanya menjual jamu saja tanpa memproduksinya.

Sikap konsumen terhadap permintaan jamu tradisional pada pasar

tradisional di Kabupaten Sukoharjo dipengaruhi oleh adanya selera dan

pengetahuan konsumen yang tercermin dari perilaku konsumen. Pengkajian

Page 17: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

mengenai perilaku konsumen khususnya mengenai sikap konsumen tentu

menjadi hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut

Sumarwan (2003), konsumen memiliki keinginan akan suatu produk sesuai

dengan pengetahuan yang dimilikinya sehingga diharapkan produk tersebut

dapat memberikan manfaat bagi konsumen. Jika produk yang dikonsumsi

sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen dan bermanfaat bagi konsumen

maka konsumen akan melakukan pembelian sehingga dapat memberikan

keuntungan bagi produsen. Dalam pemasarannya produsen jamu tradisional

perlu untuk memahami sikap konsumen yang erat kaitannya dengan konsep

kepercayaan dan perilaku. Hal inilah yang mendorong peneliti mengadakan

suatu penelitian mengenai sikap konsumen jamu tradisional pada pasar

tradisional di Kabupaten Sukoharjo.

B. Perumusan Masalah

Jamu tradisional telah dipasarkan diberbagai tempat, seperti pasar

swalayan, pasar tradisional, outlet jamu dan dikelilingkan oleh pedagangnya

dengan ditawarkan langsung pada konsumen. Para pengusaha jamu tradisional

di Kabupaten Sukoharjo menjual jamu produksinya pada pasar tradisional.

Semakin banyaknya industri jamu tradisional yang ada akan menumbuhkan

persaingan antar industri dalam pemasaran jamu tradisional, sehingga produk

jamunya laku di pasaran. Jamu tradisional yang telah dipasarkan di pasar

tradisional memiliki berbagai variasi jenis dan kemasan. Maka dari itu seorang

pengusaha atau pemasar jamu tradisional perlu menetapkan strategi pemasaran

yang tepat dengan memberikan kepuasan kepada konsumennya sehingga perlu

untuk memahami sikap konsumen terhadap jamu tradisional.

Sikap konsumen terhadap produk jamu tradisional merupakan salah satu

faktor penting yang akan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan

keputusan pembelian jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten

Sukoharjo. Konsep sikap terkait dengan adanya konsep kepercayaan dan

perilaku. Sikap konsumen biasanya akan mengarah dalam pembentukan

perilaku. Perilaku konsumen sangat terkait dengan atribut produk jamu

tradisional yang dapat menjadi pertimbangan konsumen pada saat melakukan

Page 18: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pembelian produk jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten

Sukoharjo.

Konsumen yang akan membeli jamu tradisional akan

mempertimbangkan hal-hal yang melekat pada produk jamu tradisional,

misalnya kemasan, kepraktisan, khasiat, informasi pemakaian, batas waktu

penggunaan, komposisi jamu dan keamanan produk. Kemasan menjadi

pertimbangan konsumen dalam pembelian jamu tradisional, karena biasanya

konsumen akan lebih tertarik melihat produk yang memiliki kemasan yang

meyakinkan dan menarik. Kepraktisan dipertimbangkan, karena konsumen

akan lebih memilih produk yang cara konsumsinya lebih praktis, dalam hal ini

jamu serbuk instan lebih praktis dalam mengkonsumsinya bila dibandingkan

dengan jamu jenis rebusan. Khasiat menjadi pertimbangan konsumen, karena

konsumen akan memilih jamu yang lebih berkhasiat sehingga konsumen dapat

merasakan maanfaat dari jamu yang dikonsumsi. Informasi pemakaian

menjadi pertimbangan, karena konsumen jamu akan sangat membutuhkan

informasi pemakaian untuk mengkonsumsinya. Batas waktu pemakaian

menjadi pertimbangan konsumen, biasanya konsumen akan melihat terlebih

dahulu batas waktu pemakaian jamu, bila jamu telah habis batas waktu

pemakaiannya maka jamu tersebut sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

Komposisi jamu menjadi pertimbangan konsumen, karena konsumen akan

memilih jamu yang mempunyai komposisi atau bahan-bahan sesuai dengan

apa yang dibutuhan konsumen. Keamanan produk dipertimbangkan

konsumen, karena setiap konsumen pasti akan memilih produk yang aman

untuk dikonsumsinya dan tidak menimbulkan bahaya pada dirinya jika dia

mengkonsumsinya. Dari penjelasan tersebut maka atribut-atribut produk jamu

tradisional yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli jamu tradisional

yang akan diteliti adalah kemasan, kepraktisan, khasiat, informasi pemakaian,

batas waktu penggunaan, komposisi jamu dan keamanan produk.

Jika jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo

memiliki atribut-atribut tersebut diatas maka jamu tradisional di Kabupaten

Sukoharjo telah memenuhi sifat ideal atau dengan kata lain sifat produk jamu

Page 19: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

tradisional telah sesuai dengan keinginan konsumen pasar tradisional di

Kabupaten Sukoharjo. Selain itu sikap konsumen terhadap jamu tradisional di

Kabupaten Sukoharjo adalah baik, yaitu konsumen di Kabupaten Sukoharjo

memberikan tanggapan yang baik terhadap produk jamu tradisional pada pasar

tradisional di Kabupaten Sukoharjo.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan antara

lain sebagai berikut :

1. Apakah atribut jamu tradisional sudah memenuhi sifat ideal yang

diinginkan oleh konsumen pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo?

2. Bagaimana sikap konsumen pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo

terhadap berbagai atribut jamu tradisional?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Mengetahui apakah atribut jamu tradisional sudah memenuhi sifat ideal

bagi konsumen pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo.

2. Mengetahui bagaimana sikap konsumen pasar tradisional di Kabupaten

Sukoharjo terhadap berbagai atribut jamu tradisional.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan

pengetahuan serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Bagi produsen dan pemasar jamu tradisional, penelitian ini diharapkan

bermanfaat untuk memberikan wawasan dan pertimbangan mengenai

sikap konsuman yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam

keputusan pembelian sehingga dapat dijadikan dasar untuk menyusun

strategi pemasaran.

3. Bagi pihak lain (akademisi dan peminat masalah pemasaran), penelitian ini

dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis maupun

penelitian selanjutnya.

Page 20: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Putricia (2002) mengenai Analisis Positioning Produk Jamu

Kesehatan Merek Bukti Mentjos pada Industri Jamu Tradisional Bukti

Mentjos, Jakarta Pusat menggunakan analisis metode citra dan biplot, yang

menilai atribut terhadap produk jamu tradisional yang terdiri dari lima merek

yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan positioning produk jamu

kesehatan merek bukti mentjos lebih unggul dibandingkan dengan merek

kesehatan merek pesaing dilihat dari atribut rasa pahit yang pas, aroma yang

wangi dan kesegaran, khasiat yang cukup tinggi dan kangdungan yang

lengkap dan tercantum nomor DepKes yang jelas. Sedangkan positioning

jamu kesehatan Sido Muncul dilihat dari atribut merek terkenal, kemasan yang

menarik, harga yang murah, tanggal kadaluwarsa yang lama, informasi

pemakaian yang jelas. Positioning jamu kesehatan merek Nyonya Meneer

dilihat unggul pada mutu kualitas yang terjamin, produk yang higinis, label

yang lebih informatif, nomor DepKes tercantum jelas, kandungan zat yang

lengkap dan khasiat yang tinggi. Positioning jamu kesehatan Darmi dan Air

Mancur dilihat dari atribut tidak dekat dengan atribut manapun karena produk

tersebut kurang mendapat perhatian dari responden.

Penelitian Febiyanti (2006) mengenai Sikap dan Minat Konsumen Pasar

Tradisional Terhadap Produk Teh di Surakarta, menggunakan analisis model

sikap angka ideal, menunjukkan analisis tingkat kepentingan atribut produk

teh, yang diprioritaskan konsumen adalah rasa, harga, kemasan, dan

kepraktisan produk. Rasa teh produk teh seduh sudah ideal dengan keinginan

konsumen, sedangkan atribut lain mendekati ideal. Produk teh celup dan teh

serbuk, yang paling mendekati ideal adalah atribut kepraktisan produk. Sikap

konsumen terhadap produk teh seduh dan teh celup sangat baik, sedangkan

untuk produk teh serbuk adalah baik. Ketiga produk, yang mendekati ideal

adalah produk teh seduh. Sifat ideal produk teh seduh adalah mudah

dikonsumsi, rasa teh kuat, kemasan tidak dipentingkan, dan harga murah. Sifat

7

Page 21: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

ideal teh celup adalah mudah dikonsumsi, rasa teh sangat kuat, kemasan tidak

dipentingkan, dan harga murah. Sifat ideal produk teh serbuk adalah mudah

dikonsumsi, rasa teh sangat kuat, kemasan menarik, dan harga sangat murah.

Penelitian Pramandya (2010) mengenai Sikap dan Minat Konsumen

Pasar Tradisional Terhadap Produk The di Surakarta, menggunakan analisis

sikap angka ideal yang menunjukkan analisis tingkat kepentingan atribut

produk teh teh celup, teh seduh dan teh siap saji yang dipertimbangkan oleh

konsumen dalam melakukan pembelian adalah atribut rasa, keamanan produk,

manfaat kesehatan, kepraktisan, kemasan, volume dan harga. Konsumen

memberikan nilai kepercayaan tertinggi terhadap atribut kepraktisan dan

volume pada teh celup, sedangkan atribut kemanan dan volume pada teh

seduh dan untuk teh siap saji nilai kepercayaan tertinggi terdapat pada atribut

volume. Hasil penelitian juga menunjukan sikap dan minat konsumen

terhadap poduk teh celup dan teh siap saji adalah baik, sedangkan sikap dan

minat konsumen tehadap teh seduh adalah sangat baik.

Berdasarkan penelitian Putricia dapat diketahui bahwa penelitian yang

dilaksanakan sama yaitu penelitian mengenai jamu tradisional dan

mengidentifikasi atribut-atribut yang ada pada produk jamu tradisional

tersebut. Walaupun menggunakan analisis yang berbeda tetapi penelitian

Putricia dapat dijadikan penelitian terdahulu karena sama-sama meneliti

produk jamu tradisional. Berdasarkan penelitian Febiyanti dan Pramandya

dapat diketahui bahwa penelitian yang dilaksanakan adalah sama yaitu tentang

sikap konsumen terhadap suatu produk dengan menggunakan analisis model

sikap angka ideal yang menunjukkan analisis tingkat kepentingan atribut

konsumen mempunyai kepercayaan terhadap atribut pada suatu produk.

Atribut merupakan pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian

suatu produk. Dalam penelitian sikap konsumen jamu tradisional pada pasar

tradisional di Kabupaten Sukoharjo ini juga menggunakan analisis model

sikap angka ideal, dengan tingkat kepentingan atribut yang dipertimbangkan

konsumen dalam pembelian produk jamu tradisional yang akan diteliti adalah

Page 22: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kemasan, kepraktisan, khasiat, informasi pemakaian, batas waktu penggunaan,

komposisi jamu dan keamanan produk.

B. Tinjauan Pustaka

1. Jamu Tradisional

Jamu tradisional adalah obat tradisional yang berisi seluruh bahan

tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut. Pada umumnya, obat

tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur.

Satu jenis jamu disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara

5-10 macam. Jamu tidak perlu pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi

cukup dengan bukti empiris dan memenuhi persyaratan keamanan dan

standar mutu (Suharmiati dan Handayani, 2006).

Obat tradisional adalah obat yang dibuat dari bahan atau paduan

bahan-bahan yang diperoleh dari tanaman, hewan atau mineral yang belum

berupa zat murni. Obat tradisional meliputi simplisia, jamu gendong,jamu

berbungkus dan obat kelompok fitoterapi. Penggunaan obat tradisional

sebaiknya yang memenuhi criteria prevalensi tinggi, insiden tinggi,

tersebar pada area luas, fasilitas kesehatan yang rendah dan mudah dikenal

oleh masyarakat. Penyakit yang memenuhi kriteria tersebut antara lain

adalah demam, sakit gigi,sakit kepala, batuk, diare, obstipasi, mual,

penyakit kulit, cacingan dan anemia (Soeselo, 1992).

Secara umum produk jamu dapat berupa jamu cair, jamu rebusan

berupa sirnplisia kering dan jamu serbuk baik dari ekstraksi kasar maupun

yang sudah mengalami pemurnian. Produk jamu cair pada umumnya

berupa minuman fungsional berdasarkan pengetahuan tentang hubungan

antara makanan-minuman atau komponen makanan-minuman dan

kesehatan diharapkan mempunyai manfaat tertentu. Produk jamu rebusan

merupakan produk jamu yang dalam penyajiannya harus direbus terlebih

dahulu. Proses pengolahan produk ini hanya dilakukan dengan

pengeringan sehingga produk yang dihasilkan berupa simplisia kering.

Produk jamu yang paling umum digunakan adalah produk berupa serbuk

Page 23: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

yang dapat diseduh dengan air untuk diminum

(Kusnandar dan Marimin, 2003).

2. Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan

menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu

sama lain. Tugas pemasaran dalam pasar pelanggan secara formal

dilakukan oleh manajer pemasaran, tenaga penjual, manajer iklan dan

promosi, periset pemasaran, manajer pelayanan pelanggan, manajer

produk dan merek, manajer pasar dan industri, dan direktur pemesaran.

Masing-masing pekerjaan tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab

yang jelas (Kotler dan Susanto, 2000).

Pemasaran adalah suatu seni mengidentifikasi dan memahami

kebutuhan atau keinginan pelanggan serta menciptakan pemecahan yang

mengarah pada pemberian kepuasan kepada pelanggan atau konsumen,

dan memberikan keuntungan pada produsen. Pemasar berkewajiban untuk

memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa

seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil keputusan sehingga

pemasar dapat memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan

kebutuhan konsumen. Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen

akan meningkatkan pasar dan dapat mempengaruhi keputusan konsumen

dalam membeli apapun yang ditawarkan pemasar (Sumarwan, 2003).

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan

bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan

sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Terdapat tiga unsur pokok

dalam konsep pemasaran yaitu:

a. Orientasi pada konsumen

b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral

c. Kepuasan konsumen

(Dharmmesta dan Handoko, 1997)

Page 24: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3. Atribut Produk

Atribut produk merupakan karakteristik atau fitur yang mungkin

dimiliki oleh suatu objek. Atribut produk dibedakan menjadi dua yaitu

atribut intrinsik dan atribut ekstrisik. Atribut intrinsik yaitu segala sesuatu

yang berhubungan dengan sifat produk dan atribut ekstrinsik yaitu segala

sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal produk seperti nama merk,

label, dan kemasan (Mowen dan Minor, 2002).

Atribut produk meliputi dimensi-dimensi yang terkait dengan produk

atau merek, seperti daya tahan, kehandalan, gaya, reputasi dan lain-lain.

Selain dimensi-dimensi produk juga menyangkut apa saja yang

dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau

memperhatikan produk, seperti harga, kerersediaan produk, merek, harga

jual kembali, ketersediaan suku cadang, harga suku cadang, layanan

setelah penjualan dan seterusnya ( Simamora, 2004).

Kemampuan konsumen berbeda-beda dalam menyebutkan

karakteristik atau atribut dari produk-produk tersebut. Hal ini disebabkan

konsumen memiliki pengetahuan yang berbeda mengenai suatu produk,

sehingga para pemasar perlu memahami apa yang diketahui oleh

konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, atribut mana

yang dianggap paling penting oleh konsumen. Pengetahuan mengenai

atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen.

Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut suatu produk akan

memudahkan konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya

(Sumarwan, 2003).

4. Sikap Konsumen

Menurut Sumarwan (2003), sikap (attitudes) konsumen adalah faktor

penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap

sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku

(behaviour). Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu

objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga menggambarkan

kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek

Page 25: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

tersebut. Kepercayaan, sikap, dan perilaku juga terkait dengan konsep

atribut produk (product attribute). Kepercayaan konsumen atau

pengetahuan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk

memiliki berbagai atribut, dan manfaat dari berbagai atribut tersebut.

Terdapat beberapa pengertian sikap yang disampaikan oleh para ahli.

Intinya sikap adalah perasaan dari konsumen (positif dan negatif) dari

suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak

objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk. Sikap

memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive,

ekspresi nilai, dan pengetahuan. Untuk lebih memahami sikap perlu

dipahami beberapa karakteristik sikap, diantaranya memiliki objek,

konsisten, intensitas dan dapat dipelajari. Sikap yang terbentuk biasanya

didapatkan dari pengetahuan yang berbentuk pengalaman pribadi. Sikap

juga dapat terbentuk berdasarkan informasi yang diterima dari orang lain,

yang memiliki pengaruh. Kelompok juga menjadi sumber pembentukan

sikap yang cukup berpengaruh (Sofa, 2008).

Menurut Simamora (2004) terdapat tiga komponen sikap, yaitu :

a. Komponen Kognitif (cognitive component)

Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan

tentang obyek. Kepercayaan tentang atribut suatu produk biasanya

dievaluasi secara alami. Semakin positif kepercayaan terhadap suatu

merk dan semakin positif setiap kepercayaan, maka akan semakin

mendukung keseluruhan komponen kognitif, yang pada akhirnya akan

mendukung keseluruhan dari sikap itu.

b. Komponen Afektif (affective component)

Perasaan dan reaksi emosional kepada suatu obyek merupakan

komponen afektif sikap. Misalnya, seorang konsumen menyukai

produk A. Hal tersebut merupakan hasil emosi atau evaluasi afektif

terhadap suatu produk. Evaluasi ini terbentuk tanpa informasi kognitif

atau kepercayaan tentang produk tersebut. Atau merupakan hasil

evaluasi atas penampilan produk pada setiap atributnya.

Page 26: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c. Komponen Perilaku (behavioral component)

Komponen ini adalah respon dari seseorang terhadap obyek atau

aktivitas. Seperti keputusan untuk membeli atau tidak suatu produk

akan memperlihatkan komponen perilakunya.

Model-model sikap yang berkembang akan mempunyai relevansi

bagi para pemasar jika model itu mampu memprediksi perilaku konsumen.

Dengan kata lain, sejauh mana sikap konsumen mampu dijadikan dasar

untuk memprediksi perilakunya. Pengukuran sikap yang tepat seharusnya

didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merek produk

bukan pada merek itu sendiri. Tindakan pembelian dan mengkonsumsi

produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan konsumen

(Setiadi, 2003).

5. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen (consumen behavior) merupakan disiplin ilmu

yang masih baru dan menyatakan bahwa proses pertukaran melibatkan

serangkaian langkah-langkah, dimulai dengan tahap perolehan akuisisi

(acquisition phase), lalu ke tahap konsumsi (consumption phase), dan

pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide. Pada saat menginvestigasi

tahap perolehan, para peneliti menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pilihan produk dan jasa. Tahap konsumsi, para peneliti

menganalisis bagaimana para konsumen sebenarnya menggunakan produk

atau jasa dan pengalaman yang dilalui mereka saat menggunakannya.

Tahap disposisi mengacu pada apa yang dilakukan oleh seorang konsumen

ketika mereka selesai menggunakannya (Mowen dan Minor, 2002).

Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang atau

organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan

membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi

kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa

tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian.

Page 27: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian

informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen

akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian,

konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja

produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan (Sofa, 2008).

Menurut Simamora (2004), terdapat beberapa kesimpulan dari

definisi perilaku konsumen, yaitu:

1. Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga.

2. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum

pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai,

mengkonsumsi dan menghabiskan produk.

3. Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati

seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan

bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga termasuk

variabel-variabel yang tidak dapat diamati seperti nilai-nilai yang

dimiliki konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana mereka

mengevaluasi alternatif, dan apa yang mereka rasakan tentang

kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam-macam.

Model-model sikap menunjukkan bahwa sikap mempengaruhi

perilaku. Namun sering kali terjadi perilaku mempengaruhi sikap sehingga

menjadi sikap berikutnya, yang mungkin lebih kuat atau lebih lemah dari

sikap sebelumnya, atau bahkan menjadi berlawanan. Ada tiga situasi yang

mungkin menyebabkan perilaku mempengaruhi sikap, yaitu: disonansi

kognitif, pembelajaran pasif dan diskonfirmasi harapan. Ketiga situasi

tersebut dapat mengurangi peran penting sikap dalam menjelaskan

perilaku konsumen. Teori-teori itu menunjukkan bahwa perubahan sikap

bukanlah kondisi yang diperlukan bagi perubahan dalam perilaku

pembelian (Ni Wayan, 2010).

6. Point Ideal

Model sikap yang sering digunakan untuk menganalisis sikap

konsumen terhadap suatu produk adalah model sikap angka ideal

Page 28: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(the ideal-poin model). Pada prinsipnya, model angka ideal ini

memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang

dirasakan (yang sesungguhnya) oleh konsumen dan apa yang sesuai

dengan keinginan konsumen (yang ideal). Model ini mengukur gap

(perbedaan) antara apa yang ideal dengan apa yang sesungguhnya

dirasakan oleh konsumen. Model angka ideal digambarkan sebagai

berikut:

Ab = å=

n

i 1

Wi │ Ii - Xi │

Di mana :

Ab = sikap keseluruhan terhadap kepentingan yang diberikan responden

terhadap atribut i

Wi = tingkat kepentingan yang diberikan responden terhadap atribut i

Ii = performansi ideal konsumen terhadap atribut i

Xi = kepercayaan konsumen terhadap atribut i

n = jumlah atribut yang dievaluasi oleh konsumen

(Sumarwan, 2003).

Menurut Simamora (2004) mengemukakan bahwa pemahaman

model poin ideal diawali oleh pemikiran bahwa setiap orang memiliki

produk atau merek ideal bagi dirinya. Ditinjau dari sikap, semakin dekat

ke poin ideal, sebuah produk atau merek semakin baik posisinya. sikap

konsumen juga bisa diukur melalui jarak antara posisi produk atau merek

dengan posisi ideal di benak konsumen. Posisi tersebut diukur dengan cara

mengkualifikasikan kepercayaan konsumen mengenai prestasi produk

pada atribut dan tingkat kepentingan atribut tersebut bagi konsumen.

7. Pasar Tradisional

Pasar merupakan sarana jual beli berbagai komoditas. Sesuai dengan

perkembangannya terdapat pasar tradisional dan pasar modern. Pasar

tradisional biasanya menampung banyak penjual, dilaksanakan dengan

manajemen tanpa perangkat teknologi modern dan mereka lebih mewakili

golongan pedagang menengah kebawah dan tersebar baik di kampung-

Page 29: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kampung, kota-kota kecil maupun kota-kota besar dengan masa operasi

rata-rata dari subuh sampai siang atau sore hari serta ada sebagian yang

beroperasi malam hari (Anonim, 2006).

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli

serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung

dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari

kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual

maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari

seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur,

daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada

pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini

masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat

kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar

(Anonim, 2010).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping

pangan, pemukiman, dan pendidikan karena hanya dalam keadaan sehat

manusia dapat hidup, tumbuh dan berkarya lebih baik, oleh sebab itu

kesehatan merupakan salah satu prioritas ekonomi yang utama. Peningkatan

kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan menyebabkan adanya

peningkatan konsumsi obat-obatan dari bahan alami. Pemenuhan obat-obatan

alami yang aman bagi kesehatan salah satunya dengan mengkonsumsi jamu

tradisional. Jamu tradisional merupakan hasil ramuan tumbuh-tumbuhan asli

dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai aditif. Harga jamu

tradisioanal lebih murah bila dibandingkan dengan obat-obatan modern yang

menggunakan bahan kimia.

Konsumen memiliki keinginan akan suatu produk sesuai dengan

pengetahuan yang dimilikinya, sehingga jika produk yang dikonsumsi sesuai

dengan apa yang diinginkan konsumen maka konsumen akan melakukan

pembelian terhadap produk tersebut. Jamu tradisional yang dijual diharapkan

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen sehingga konsumen akan

Page 30: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

melakukan pembelian jamu tradisional tersebut. Sebelum melakukan

pembelian, konsumen akan mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat

pada produk jamu tradisional. Atribut yang diteliti meliputi kemasan,

kepraktisan, khasiat, informasi pemakaian, batas waktu penggunaan,

komposisi jamu dan keamanan produk. Sikap konsumen tersebut dipengaruhi

oleh pengetahuan, pendidikan dan pendapatan yang dimilikinya. Semakin

tinggi pendidikan maka semakin luas pengetahuan dan wawasan yang

dimiliki.

Seorang produsen dapat menjadikan sikap konsumen sebagai acuan

untuk menyediakan dan memberikan kualitas maupun mutu suatu produk yang

dikehendaki oleh konsumen. Hal ini disebabkan karena permintaan jamu

tradisional salah satunya dapat dipengaruhi adanya sikap konsumen dan

kepercayaan, sedangkan kepercayaan konsumen dapat dinilai dari adanya

sikap konsumen terhadap suatu produk. Sikap dan kepercayaan dapat

membentuk sebuah perilaku konsumen. Dengan mengetahui sikap konsumen,

maka produsen dapat menyediakan produk sesuai dengan apa yang diinginkan

konsumen.

Menurut Sumarwan (2003), konsumen memiliki poin ideal pada setiap

produk. Ditinjau dari sikap, semakin dekat atribut produk ke poin ideal, maka

semakin baik posisinya. Sikap konsumen dapat diketahui dengan analisis

model sikap angka ideal (The Ideal-Point Model). Model angka ideal

memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang

dirasakan oleh konsumen dan apa yang diinginkan (ideal) dibenak konsumen.

Model ini mengukur gap (perbedaan) antara apa yang ideal dengan apa yang

sesungguhnya dirasakan konsumen. Semakin kecil gap maka perbedaan antara

apa yang diharapkan (yang ideal) dengan yang sesungguhnya semakin dekat,

dengan kata lain produk tersebut semakin disukai konsumen.

Analisis model sikap angka ideal dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ab = å=

n

i 1

Wi Ii - Xi

Page 31: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Di mana :

Ab = sikap keseluruhan terhadap kepentingan yang diberikan responden

terhadap jamu tradisional

Wi = tingkat kepentingan yang diberikan responden terhadap jamu tradisional

Ii = performansi ideal konsumen terhadap jamu tradisional

Xi = kepercayaan konsumen terhadap jamu tradisional

n = jumlah atribut yang dievaluasi oleh konsumen

Kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Gambar 1 berikut ini:

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Sikap Konsumen Terhadap Jamu Tradisional.

Pasar Tradisional

Atribut Jamu Tradisional: 1. Kemasan 2. Kepraktisan 3. Khasiat 4. Informasi Pemakaian 5. Batas Waktu Penggunaan 6. Komposisi Jamu 7. Keamanan Produk

Sikap Konsumen

Kepercayaan

Konsumen Jamu Tradisional

Jamu Tradisional

Evaluasi

Model Point Ideal

Perilaku Konsumen

Page 32: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

D. Hipotesis

1. Atribut jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo

sudah memenuhi sifat ideal sesuai dengan keinginan konsumen.

2. Sikap konsumen terhadap jamu tradisional pada pasar tradisional di

Kabupaten Sukoharjo adalah baik.

E. Asumsi-asumsi

Responden merupakan pengambil keputusan dalam pembelian yang mewakili

rumah tangga.

F. Pembatasan Masalah

1. Jamu tradisional yang diteliti adalah jamu tradisional yang dijual di pasar

tradisional Kabupaten Sukoharjo yang berupa jamu serbuk instan dan jamu

rebusan. Jamu tradisional yang berupa jamu cair atau sering disebut jamu

gendong tidak diteliti, karena jamu ini dijual oleh pedagangnya dengan

cara dikelilingkan dan tidak menetap pada pasar tradisional, sehingga tidak

ada data pedagang jamu cair atau jamu gendong di pasar tradisional

Kabupaten Sukoharjo.

2. Atribut jamu tradisional yang diteliti adalah kemasan, kepraktisan, khasiat,

informasi pemakaian, batas waktu penggunaan, komposisi jamu dan

keamanan produk.

3. Penelitian ini terbatas pada konsumen yang membeli jamu tradisional di

pasar tradisional Kabupaten Sukoharjo untuk di konsumsi sendiri dan tidak

dijual kembali.

4. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 hingga Februari

2011.

5. Harga yang berlaku adalah harga pada saat penelitian.

G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Jamu tradisional adalah obat tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman

yang menjadi penyusun jamu tersebut. Pada umumnya, obat tradisional ini

dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. Satu jenis jamu

disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5-10 macam.

Page 33: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Jenis jamu tradisional yang akan diteliti yaitu jamu serbuk instan dan jamu

rebusan.

2. Konsumen jamu tradisional adalah seseorang yang membeli jamu

tradisional yang mewakili rumah tangga di pasar tradisional di Kabupaten

Sukoharjo untuk dikonsumsi sendiri dan tidak dijual kembali.

3. Sikap konsumen merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu

obyek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan

kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari obyek

tersebut.

4. Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses

psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,

menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan kegiatan

mengevaluasi.

5. Point ideal merupakan suatu model analisis yang pada prinsipnya

memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang

dirasakan (yang sesungguhnya) oleh konsumen dan apa yang diingginkan

(yang ideal) oleh konsumen.

6. Jamu serbuk instan adalah salah satu jenis jamu tradisional berupa bubuk

yang cara mengkonsumsinya dengan diseduh air panas terlebih dahulu.

7. Jamu rebusan adalah salah satu jenis jamu tradisional berupa bahan-bahan

jamu kering yang cara mengkonsumsinya dengan direbus terlebih dahulu.

8. Atribut jamu tradisional adalah karakteristik atau ciri yang melekat pada

produk jamu tradisional yang berfungsi sebagai kriteria penilaian dalam

pengambilan keputusan. Dalam penelitian atribut yang diteliti adalah

kemasan, kepraktisan, khasiat, informasi pemakaian, batas waktu

penggunaan, komposisi jamu dan keamanan produk.

9. Kemasan adalah tampilan luar yang membungkus jamu tradisional

sehingga lebih menarik dan terjaga kebersihannya.

10. Kepraktisan adalah kemudahan dalam mengkonsumsi jamu tradisional.

11. Khasiat adalah maanfat jamu tradisional yang akan dirasakan oleh

konsumen jamu tradisional tersebut

Page 34: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

12. Informasi pemakaian adalah anjuran tertulis dalam mengkonsumsi jamu

tradisional yang tertera pada kemasan jamu, yang meliputi cara pemakaian

dan takaran konsumsi jamu.

13. Batas waktu penggunaan adalah waktu yang telah ditentukan untuk

pemakaian atau mengkonsumsi jamu tradisional.

14. Komposisi jamu adalah bahan-bahan penyusun jamu tradisional.

15. Keamanan produk adalah jaminan bahwa jamu tradisional tersebut

merupakan jamu yang terbuat dari bahan-bahan alami dan aman untuk

dikonsumsi, serta telah mendapatkan izin dari DEPKES ataupun BP POM.

16. Sikap konsumen terhadap suatu produk (Ab) adalah penilaian kognitif baik

maupun tidak baik sebagai tanggapan dari jamu tradisional yang diperoleh

dan pengalaman atau informasi yang didapatkan.

17. Tingkat kepentingan atribut (Wi) adalah evaluasi yang dilakukan

konsumen terhadap kepentingan suatu atribut, yaitu dengan menyatakan

pilihan skala yang menggambar sama sekali tidak penting (1) sampai

kategori sangat penting (5).

18. Performansi ideal atribut ke I (Ii) adalah keinginan performansi konsumen

dari atribut yang dievaluasi.

19. Kepercayaan terhadap atribut ke i (Xi) adalah penilaian aktual suatu

atribut produk seperti yang dirasakan konsumen.

20. Pasar tradisional adalah tempat berkumpulnya penjual dan pembeli serta

ditandai dengan adanya transaksi secara langsung dan biasanya ada proses

tawar-menawar.

21. Sifat ideal yaitu sifat produk jamu tradisional yang sesuai dengan

keinginan atau minat konsumen jamu tradisional.

Page 35: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analitis. Metode deskriptif analitis yaitu memusatkan diri pada pemecahan

masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, masalah-masalah yang aktual

dan data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dilakukan analisis kemudian

dijelaskan (Surakhmad, 1998).

Teknik pelaksanaan dari penelitian ini menggunakan metode survey,

yaitu penelitian yang mengambil sample dari suatu populasi dengan

menggunakan kuesioner sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data

(Singarimbun dan Effendi, 1995).

B. Metode Penentuan Lokasi

Metode Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive), yaitu penentuan daerah penelitian berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian

(Singarimbun dan Effendi, 1995). Penelitian ini dilaksanakan di pasar

tradisional di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini dikarenakan pada pasar

tradisional di Kabupaten Sukoharjo terdapat pedagang yang menjual jamu

tradisional. Menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Sukoharjo Tahun 2008, Kabupaten Sukoharjo memiliki 26 pasar tradisional

dengan 6 pasar tradisional yang terdapat pedagang jamu tradisional, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini:

22

Page 36: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tabel 1. Nama Pasar dan Jumlah Pedagang Jamu Tradisional di Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukoharjo

No Nama Pasar Jumlah Pedagang Jamu Tradisional

1 Pasar Tawangsari -

2 Pasar Ngalian -

3 Pasar Bulu -

4 Pasar Lengking -

5 Pasar Tawangkuno -

6 Pasar Watukelir -

7 Pasar Purwo -

8 Pasar Sukoharjo 34

9 Pasar Carikan -

10 Pasar Nguter 109

11 Pasar Kepuh 2

12 Pasar Grogol -

13 Pasar Telukan -

14 Pasar Cuplik -

15 Pasar Kedunggudel -

16 Pasar Kartasura -

17 Pasar Sraten -

18 Pasar Gawok 17

19 Pasar Baki -

20 Pasar Bekonang 8

21 Pasar Plumbon -

22 Pasar Mulur -

23 Pasar Glondongan 3

24 Pasar Glondongan Baru -

25 Pasar Sedayu -

26 Pasar Mojolaban -

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo, 2008

Berdasarkan Tabel 1 maka lokasi penelitian yang terpilih sebagai

tempat penelitian adalah 6 pasar. Namun setelah dilakukan survey pada lokasi

penelitian di Pasar Gawok ternyata tidak terdapat pedagang jamu tradisional,

maka dari itu hanya 5 pasar yang di tetapkan sebagai lokasi penelitian yaitu:

Pasar Sukoharjo dengan jumlah pedagang jamu tradisional 34 pedagang,

Pasar Nguter sebanyak 109 pedagang, Pasar Kepuh sebanyak 2 pedagang,

Page 37: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Pasar Bekonang sebanyak 8 pedagang dan Pasar Glondongan sebanyak 3

pedagang.

C. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode judgement sampling atau disebut juga sebagai sampel

bertujuan (purposive sampling). Metode judgement sampling adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan apa yang dipertimbangkan bahwa unit atau

unsur penarikan sampel tersebut akan dapat membantu dalam menjawab

pertanyaan riset yang sedang dikerjakan (Kinnear dan Taylor, 1995). Dalam

penelitian ini sampel yang digunakan adalah konsumen yang membeli jamu

tradisional di pasar-pasar tradisional yang telah ditentukan.

Menurut Djarwanto dan Pangestu (1994), pengambilan sampel

menggunakan probabilitas sebesar 95%, dikarenakan besarnya populasi tidak

diketahui. Apabila dalam penentuan jumlah sampel ketika besar populasi

tidak diketahui, maka dilakukan dengan pendugaan proporsi menggunakan

sampel dengan keyakinan (1-α) dan besarnya error tidak melebihi suatu harga

tertentu maka rumus (E) dapat digunakan untuk menentukan besarnya sampel

yang harus diambil, dapat dirumuskan sebagai berikut :

( )N

PPE

-=

196,1

Dimana : E = error

P = proporsi populasi

N = jumlah sampel

Karena besarnya populasi tidak diketahui, maka P (1-P) juga tidak

diketahui, tetapi karena P selalu berada diantara 0 dan 1, maka besarnya

populasi maksimal adalah :

f (P) = P – P2

df (P) = 1-2P

dP

0 = 1-2P

2P = 1

Page 38: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

P = 0,5

Harga maksimal dari f(P) adalah P (1-P) = 0,5 (0,5) = 0,25

Jadi besarnya sampel jika digunakan probabilitas 95% dan kesalahan

yang terjadi adalah 0,1 adalah :

2

1,096,1

)25,0( ÷ø

öçè

æ=N = 96,04 dibulatkan menjadi 96 sampel

Berdasarkan perhitungan dari rumus di atas, sampel yang akan diambil

adalah sebanyak 96 responden yang tersebar di lokasi pasar tradisional di

Kabupaten Sukoharjo yang telah ditentukan. Dari 96 responden tersebut

dibagi menjadi dua menurut jenis jamu tradisional yang akan diteliti yaitu

jamu serbuk instan dan jamu rebusan. Berdasarkan keterangan dari pedagang

jamu tradisional di pasar tradisional Kabupaten Sukoharjo, setiap pedagang

jamu tradisional menjual jamu jenis serbuk instan maupun rebusan, namun

jumlah jamu serbuk instan lebih banyak daripada jamu rebusan. Biasanya

para pedagang jamu tradisional menjual jamu dengan perbandingan 8 : 2 atau

dengan presentase 80% untuk jamu serbuk instan dan 20% untuk jamu

rebusan. Untuk lebih jelasnya pembagian responden jamu tradisional menurut

presentase penjualan jamu pada pasar tradisional di Kabupaten sukoharjo

dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2. Pembagian Responden Berdasarkan Presentase Penjualan Jamu Tradisional pada Pasar Tradisional di Kabupaten Sukoharjo.

Jenis jamu Presentase Jumlah Responden Serbuk Instan Rebusan

80% 20%

77 19

Total 100% 96

Sumber: Hasil Pengolahan Data dari Informasi Pedagang Jamu Tradisional pada Pasar Tradisional di Kabupaten Sukoharjo.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa, total responden

sebanyak 96 akan terbagi menjadi dua menurut presentase penjualan jamu

tradisional oleh pedagang pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo,

responden jamu serbuk instan sebanyak 80% dari total responden yaitu 77

responden dan untuk responden jamu rebusan sebanyak 20% dari total

responden yaitu 19 responden.

Page 39: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Pembagian responden jamu tradisional jenis serbuk instan maupun

rebusan pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo adalah menurut

jumlah pedagang jamu tradisional yang terdapat di lima pasar tradisional

yang telah ditentukan secara proporsional. Pembagian responden untuk

masing-masing pasar tradisional tersebut dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Responden jamu serbuk instan =

( )77ukoharjoKabupatenSamudiPasarlPedagangJJumlahTota

daPasarXgangJamuPaJumlahPeda

Responden jamu rebusan =

( )19ukoharjoKabupatenSamudiPasarlPedagangJJumlahTota

daPasarXgangJamuPaJumlahPeda

Dengan rumus diatas maka pembagian responden jamu tradisional menurut

jumlah pedagang jamu pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo dapat

dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Pembagian Jumlah Responden Pada Pasar Tradisional Kabupaten Sukoharjo.

No Nama Pasar Jumlah Pedagang Jamu Tradisional

Jumlah Responden Jamu

Serbuk Instan

Jumlah Responden

Jamu Rebusan 1 Pasar Sukoharjo 34 17 4

2 Pasar Nguter 109 53 13

3 Pasar Kepuh 2 1 -

4 Pasar Bekonang 8 4 1

5 Pasar Glondongan 3 2 1

Total 156 77 19

Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo, 2008.

Tabel 3 menunjukkan jumlah responden jamu tradisional untuk masing-

masing pasar tradisional di kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:

untuk Pasar Sukoharjo diambil 21 responden yang terdiri dari 17 responden

jamu serbuk instan dan 4 responden jamu rebusan; Pasar Nguter sebanyak 66

responden yang terdiri dari 53 responden jamu serbuk instan dan 13

responden jamu rebusan; Pasar Kepuh 1 responden jamu serbuk instan; Pasar

Page 40: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Bekonang sebanyak 5 responden yang terdiri dari 4 responden jamu serbuk

instan dan 1 responden jamu rebusan, dan Pasar Glondongan sebanyak 3 yang

terdiri dari 2 responden jamu serbuk instan 1 responden jamu rebusan.

D. Jenis Dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Data primer

Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari

sumber data oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh

langsung dari responden maupun pihak-pihak yang terkait dalam

penelitian ini melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar

pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan serta dengan cara

melakukan observasi/pengamatan langsung di daerah penelitian. Data

primer pada penelitian ini meliputi informasi mengenai jamu tradisional

dan jenis-jenis jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo, informasi

tentang KOJAI Kabupaten Sukoharjo, data karakteristik responden,

prilaku pembelian jamu tradisional, dan sikap konsumen terhadap produk

jamu tradisional.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang telah terlebih dahulu dikumpulkan

dan dilaporkan oleh orang di luar peneliti serta berupa data penelitian yang

diperoleh dengan mencatat laporan atau dokumen dari instansi-instansi

yang berkaitan dengan penelitian. Data-data tersebut diperoleh dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo dan Badan Pusat

Statistik Kabupaten Sukoharjo. Data sekunder dalam penelitian ini

meliputi data industri kecil dan industri skala rumah tangga, data pasar

tradisional dan jumlah pedagang di pasar tradisional Kabupaten Sukoharjo,

kondisi umum Kabupaten Sukoharjo yang berupa keadaan alam

(geografis), keadaan penduduk, dan keadaan perekonomian.

Page 41: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti dan kegiatan

konsumen dalam melakukan pembelian.

2. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara berpatokan, merupakan wawancara secara langsung kepada

responden dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (kuesioner)

agar pertanyaan dapat lebih terarah.

3. Pencatatan

Teknik pengumpulan data dengan cara mencatat data yang diperoleh

dari segala sumber yang berkaitan dengan penelitian, baik dari hasil

wawancara maupun hasil pengamatan langsung di lapangan.

F. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengidentifikasi sifat ideal yang diinginkan konsumen jamu

tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo, maka

digunakan analisis kualitas ideal konsumen terhadap atribut jamu

tradisional, dengan rumus sebagai berikut :

Kualitas Ideal = | Ii―Xi |

Dimana :

Ii = perfomansi ideal konsumen terhadap jamu tradisional

Xi = kepercayaan konsumen terhadap jamu tradisional

Sifat ideal terhadap atribut jamu tradisional adalah jika hasil kualitas

ideal mendekati nol maka atribut sebuah produk sesuai dengan keinginan

atau minat konsumen, sedangkan jika lebih dari 0,5 maka atribut sebuah

produk ideal tidak sesuai dengan keinginan konsumen atau belum ideal.

Page 42: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2. Untuk mengidentifikasi sikap konsumen jamu tradisional pada pasar

tradisional di Kabupaten Sukoharjo, maka digunakan analisis model angka

ideal yang dirumuskan sebagai berikut :

Ab = å=

n

i 1

Wi Ii - Xi

Di mana :

Ab = sikap keseluruhan terhadap kepentingan yang diberikan

responden terhadap jamu tradisional

Wi = tingkat kepentingan yang diberikan responden terhadap jamu

tradisional

Ii = performansi ideal konsumen terhadap jamu tradisional

Xi = kepercayaan konsumen terhadap jamu tradisional

n = jumlah atribut yang dievaluasi oleh konsumen

Ab adalah sikap keseluruhan konsumen terhadap suatu produk yang

akan digambarkan oleh angka dari nol sampai jumlah tertentu. Semakin

kecil skor Ab (mendekati nol), artinya perbedaan antara apa yang

diharapkan (yang ideal) dengan sesungguhnya semakin dekat. Dengan kata

lain produk tersebut semakin disukai konsumen.

Wi menggambarkan evaluasi terhadap kepentingan suatu atribut.

Konsumen diminta untuk menyatakan pilihan dalam skala. Sedangkan Ii

menyatakan keinginan performansi ideal dari atribut yang dievaluasinya.

Langkah kemudian adalah mengukur komponen Xi, yaitu memberikan

penilaian aktual suatu atribut produk seperti yang dirasakan konsumen.

Keidealan suatu produk dinilai dengan cara melihat skor atau point selisih

antara performansi ideal dan kepercayaan terhadap atribut. Semakin kecil

atau semakin mendekati nol selisih antara performansi ideal dengan

kepercayaan maka atribut tersebut semakin ideal. Kriteria sikap konsumen

dinilai dengan menggunakan skala linear numerik dengan rumus :

Page 43: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Skala linear numerik :

0 Ab < x sangat baik

x Ab < 2x baik

2x Ab < 3x netral

3x Ab < 4x buruk

4x Ab < 5x sangat buruk

(Simamora, 2004).

( )Skala

IiWix å -=

1

£

£

£

£

£

Page 44: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Kekuatan Pasar Tradisional. http://pikiran-rakyat.com/cetak. Diakses tanggal 30 April 2010.

. 2007. Apakah Jamu Itu? http://www.jamuiboe.com/produk/php. Diakses tanggal 30 April 2010.

. 2010. Pasar Tradisional. http://id.wikipedia.org/wiki/pasar. Diakses tanggal 30 April 2010.

Dharmmesta, B.S dan T. Hani Handoko. 1997. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. BPFE UGM. Yogyakarta.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo. 2008. Daftar Pasar Tradisional Kabupaten Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo.

. 2009. Daftar Potensi Sentra Industri Kecil dan Industri Skala Rumah Tangga. Kabupaten Sukoharjo

Djarwanto, P. dan S. Pangestu. 1994. Statistik Induktif Edisi Keempat. BPFE UGM. Yogyakarta.

Febiyanti, D. 2006. Sikap dan Minat Konsumen Tradisional Terhadap Produk Teh di Surakarta. Skripsi S1 Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Kinnear, T.C. dan James R. Taylor. 1995. Riset Pemasaran Pendekatan Terpadu Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Kotler, P dan Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.

Kusnandar dan Marimin. 2003. Pengembangan Produk Agroindustri Jamu dan Analisis Struktur Kelembagaannya. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. XlV, No. 1.

Mowen, J. dan M. Minor. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Ni Wayan. 2010. Perilaku Konsumen Pemahaman Dasar dan Aplikasinya dalam Strategi Pemasaran. Udayana Universitas Press. Bali.

Pramandya, Y.S. 2010. Sikap dan Minat Konsumen Pasar Tradisional Terhadap Produk The di Surakarta. Skripsi S1 Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Putricia, D. 2002. Analisis Positioning Produk Jamu Kesehatan Bukti Mentjos pada Industri Jamu Tradisional Bukti Mentjos, Jakarta Pusat. Skripsi S1 Fakultas Pertanian. IPB. Bogor

Setiadi, N. 2003. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Strategi dan Penelitian Pemasaran. Prenada Media. Jakarta Timur.

Singarimbun, M dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Page 45: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Simamora, B. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia. Jakarta.

Soesilo, S. 1992. Peranan Jamu Dan Obat Tradisional dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.

Sofa. 2008. Perilaku Konsumen. http://www.sofa.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20 Mei 2010.

Suharmiati dan Handayani, L. 2006. Cara Benar Meracik Jamu Tradisional. AgroMedia Pustaka. Depok.

Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Surakhmad, W. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik. Penerbit Tarsito. Bandung.

Page 46: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif

Kabupaten Sukoharjo adalah salah satu Kabupaten di Propinsi

Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Sukoharjo terletak diantara

110° 42’ 6,79” sampai 110° 57’ 33,70” LS (Lintang Selatan) dan 7° 32’

17,00” sampai 7° 49’ 32,00” BT (Bujur Timur). Adapun batas-batas

wilayah Kabupaten Sukoharjo antara lain:

Sebelah utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar

Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar

Sebelah selatan : Kabupaten Gunung Kidul dan (DIY) dan Kabupaten

Wonogiri

Sebelah barat : Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali

Kabupaten Sukoharjo secara administrasi terbagi menjadi 12

kecamatan yang terdiri dari 167 desa/ kelurahan. Luas wilayah Kabupaten

Sukoharjo adalah 46.666 Ha atau sekitar 1,43% luas Propinsi Jawa

Tengah. Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Polokarto yaitu 6.218

Ha (13%), sedangkan yang paling sempit adalah Kecamatan Kartasura

yaitu 1.923 Ha (4%) dari luas Kabupaten Sukoharjo.

2. Keadaan Iklim

Faktor iklim antara lain mencakup aspek lamanya musim kemarau

dan musim penghujan serta banyaknya curah hujan dan hari hujan akan

berpengaruh terhadap lingkungan seperti tingkat kesuburan lahan,

kekeringan, banjir dan sebagainya. Data mengenai banyak hari hujan dan

curah hujan di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

31

Page 47: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel 4. Banyak Hari Hujan dan Curah Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009

No. Bulan Hari Hujan (hari) Curah Hujan (mm) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

21 17 11 10 8 4 1 0 0 5 10 9

490 312 241 162 183 48 1 0 0

103 151 132

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan

tertinggi di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2009 terjadi pada bulan

Maret yaitu sebesar 490 mm dengan rata-rata hari hujan sebanyak 21 hari.

Rata-rata curah hujan terendah pada bulan Agustus dan September sebesar

0 mm dan rata-rata hari hujan terendah sama pada bulan Agustus dan

September sebanyak 0 hari.

B. Keadaan Penduduk

1. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh kelahiran,

kematian dan migrasi. Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo mengalami

peningkatan selama 5 tahun terakhir. Kenaikan jumlah penduduk

Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

Page 48: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 5. Jumlah Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009

No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

Persentase Pertumbuhan (%)

1. 2. 3. 4. 5.

2005 2006 2007 2008 2009

821.213 826.289 831.613 837.279 843.127

0,75 0,62 0,64 0,68 0,70

Jumlah 4.159.521 3,39 Rata-rata 831.904,2 0,68

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupaten

Sukoharjo mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan

jumlah penduduk dari tahun 2005-2009 disebabkan jumlah penduduk yang

lahir dan penduduk yang datang menetap lebih banyak dibandingkan

dengan jumlah penduduk yang mati dan penduduk yang pergi atau keluar

dari Kabupaten Sukoharjo. Rata-rata jumlah penduduk selama 5 tahun

terakhir sebesar 831.904,2 jiwa atau 0,68% per tahun.

2. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo yang tersebar dalam 12

kecamatan adalah sebanyak 843.127 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten

Sukoharjo berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009

No. Jenis Kelamin Jumlah Penduduk (Jiwa)

Persentase (%)

Sex Ratio

1. 2.

Laki-laki Perempuan

417.276 425.851

49,49 50,51

97,99

Jumlah 843.127 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 6 jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo

sebesar 843.127 jiwa yang terdiri dari 417.276 jiwa penduduk laki-laki dan

425.851 jiwa penduduk perempuan. Jumlah penduduk perempuan sebesar

50,51% lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki

sebesar 49,49%.

Page 49: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Sex ratio merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-

laki dengan jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu

tertentu. Sex ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Sex Ratio = %100PerempuanPenduduk Jumlah

Laki-LakiPenduduk Jumlah X

Sex Ratio = %100425.851417.276

x

= 97,99%

Berdasarkan Tabel 6 nilai Sex Ratio Kabupaten Sukoharjo yaitu sebesar

97,99%, menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan di

Kabupaten Sukoharjo terdapat 98 orang penduduk laki-laki. Jumlah

penduduk perempuan yang lebih banyak daripada penduduk laki-laki ini

akan berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam membeli dan

mengkonsumsi suatu produk salah satunya adalah keputusan dalam

membeli dan mengkonsumsi jamu tradisional.

3. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur

Kabupaten Sukoharjo dengan luas wilayah 46.666 Ha mempunyai

penduduk sebesar 843.127 jiwa dengan beragam umur. Jumlah penduduk

Kabupaten Sukoharjo menurut umur dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:

Page 50: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2009

No. Tahun Jenis Kelamin

Jumlah Total Laki-laki Perempuan

1. 0-4 26.171 24.862 51.579 2. 5-9 30.168 28.510 58.678 3. 10-14 33.621 32.088 65.709 4. 15-19 36.057 35.775 71.832 5. 20-24 39.496 42.041 81.537 6. 25-29 39.602 42.615 82.217 7. 30-34 35.887 38.149 74.036 8. 35-39 31.937 33.644 65.581 9. 40-44 30.160 30.746 60.906 10. 45-49 26.149 25.688 51.837 11. 50-54 21.778 20.470 42.248 12. 55-59 16.660 16.313 32.973 13. 60-64 14.178 15.166 29.344 14. 15. 16.

65-69 70-74

75+

12.093 10.184 12.589

13.615 11.945 14.224

25.708 22.129 26.813

Jumlah 417.276 425.851 843.127

Sumber: Badan Pusat Statistik kabupaten Sukoharjo Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 7 mengenai penduduk Kabupaten Sukoharjo

menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2009, dapat diketahui

bahwa jumlah penduduk terbanyak yaitu kelompok umur 25-29 tahun

sebesar 82.217, sedangkan jumlah penduduk terkecil yaitu pada kelompok

umur 70-74 tahun sebesar 22.219. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar penduduk Kabupaten Sukoharjo adalah kelompok usia produktif

yaitu dalam pemenuhan konsumsinya memperhatikan kualitas, mutu, dan

pentingnya suatu produk untuk dikonsumsi bagi kesehatan tubuh, salah

satunya adalah pada saat mengkonsumsi jamu tradisional.

4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kemajuan

pembangunan suatu wilayah. Kaitan pendidikan dengan pembangunan

wilayah adalah semakin tinggi tingkat pendidikan maka kualitas sumber

daya manusianya semakin baik, sehingga akan berpengaruh terhadap

kemajuan dan perkembangan pembangunan suatu wilayah. Keadaan

Page 51: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Sukoharjo dapat

dilihat pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. Tidak/Belum Pernah Sekolah 74.208 11,37 2. Tidak/Belum Tamat SD 68.957 10,56 4. Tamat SD/ MI 123.972 18,99 5. Tamat SLTP/ MTS 163.644 25,07 6. Tamat SLTA/MA 173.669 26,60 7. Akademi/Diploma 15.651 2,40 8. S1/S2/S3 32.728 5,01

Jumlah 652.829 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui sebagian besar tingkat

pendidikan di Kabupaten Sukoharjo adalah tamat SLTA/MA yaitu sebesar

176.669 jiwa atau sebesar 26,60%. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk

Kabupaten Sukoharjo memiliki pendidikan dasar yang cukup dan

memahami akan pentingnya pendidikan. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang terhadap suatu informasi pada suatu produk. Salah

satunya merupakan pengetahuan akan pentingnya produk yang akan

dikonsumsi baik dari segi kualitas, mutu maupun tentang kesadaran

pentingnya produk untuk kesehatan yaitu pada saat mengkonsumsi jamu

tradisional.

5. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Keadaan penduduk di Kabupaten Sukoharjo berdasar lapangan

usaha utama dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:

Page 52: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Sukoahrjo Tahun 2009

No. Jenis Lapangan Usaha Jumlah Penduduk (Jiwa)

Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Listrik Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Komunikasi Keuangan Jasa

104.955 0

93.651 1.063

28.604 102.050 18.313 3.638

61.784

25,35 0

22,62 0,26 6,91

24,65 4,42 0,88

14,92 Jumlah 414.058 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang

bermata pencaharian paling besar adalah sebagai petani yaitu 104.955 jiwa

atau sebesar 25,35%, dan diposisi kedua adalah penduduk yang bermata

pencaharian sebagai pedagang yaitu 102.050 jiwa atau 24,65%. Sedangkan

pada mata pencaharian sebagai penambang dan pengali tambang tidak

ada, hal ini dikarenakan di Kabupaten Sukoharjo tidak ada tempat untuk

penambangan dan pengaliam bahan tambang.

Jenis pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi tingkat pendapatan

yang diterima oleh seseorang dan tingkat pendapatan yang diterima dapat

mempengaruhi pola konsumsi seseorang. Semakin tinggi pendapatan maka

semakin tinggi pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan. Pengeluaran

tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan,

salah satunya yaitu dengan cara mengkonsumsi jamu tradisional.

Page 53: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteritik Konsumen

Karakteristik konsumen yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis

kelamin konsumen, umur konsumen, tingkat pendidikan konsumen, pekerjaan

konsumen, pendapatan keluarga konsumen per bulan, serta jumlah anggota

keluarga konsumen. Seorang pemasar membutuhkan beberapa karakteristik

konsumen untuk menentukan sasaran konsumennya agar produk dapat

diterima ataupun dijangkau oleh konsumen.

1. Jenis Kelamin Konsumen

Karakteristik konsumen berupa jenis kelamin adalah perempuan dan

laki – laki. Karakteristik tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :

Tabel 10. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin

Serbuk Instan Rebusan Jumlah

Konsumen Persentase

(%) Jumlah

Konsumen Persentase

(%) 1. Perempuan 68 88,31 16 84,21 2. Laki-laki 9 11,69 3 15,79 Jumlah 77 100,00 19 100,00

Sumber: Analisis Data Primer

Tabel 10 menunjukkan bahwa konsumen jamu tradisional dengan

jenis kelamin perempuan memiliki jumlah yang lebih banyak dari

konsumen jamu tradisional dengan jenis kelamin laki-laki. Konsumen

jamu tradisional serbuk instan berjumlah 77 konsumen yang terdiri dari 68

perempun dan 9 laki-laki. Sedangkan konsumen jamu tradisional rebusan

berjumlah 19 konsumen yang terdiri dari 16 perempuan dan 3 laki-laki.

Berdasarkan jumlah konsumen diatas diketahui konsumen dengan jenis

kelamin perempuan lebih banyak membeli jamu tradisional di pasar

tradisional dari pada konsumen dengan jenis kelamin laki-laki. Hal ini

dikarenakan sebagian besar perempuan melakukan kegiatan belanja di

pasar tradisional. Perempuan lebih berperan sebagai pengambil keputusan

dalam pembelian berbagai kebutuhan rumah tangga dan bertugas untuk

38

Page 54: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

melakukan kegiatan belanja pada pasar tradisonal. Jamu tradisional di

Kabupaten Sukoharjo memang banyak di jual pada pasar tradisional, oleh

sebab itu banyak ibu-ibu yang melakukan pembelian jamu tradisional

bersamaan dengan belanja kebutuhan rumah tangga sehari-hari d pasar

tradisional.

2. Umur Konsumen

Memahami usia konsumen adalah hal yang penting, karena

perbedaan usia pada konsumen akan menyebabkan perbedaan selera dalam

membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Karakteristik konsumen

menurut kelompok umur adalah sebagai berikut :

Tabel 11. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Kelompok Umur.

No

Kelompok Umur

Serbuk Instan Rebusan Jumlah

Konsumen Persentase(%) Jumlah

Konsumen Persentase(%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

0-4 5-9

10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+

- - - - - - 2 3

10 18 23 13 4 2 2 -

- - - - - -

2,60 3.90 12,98 23.38 29,87 16,88 5,19 2,60 2,60

-

- - - - - - - - - 4 8 4 2 1 - -

- - - - - - - - -

21,05 42,10 21,06 10,53 5,26

- -

Jumlah 77 100,00 19 100,00

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa kelompok umur 50-54

tahun paling banyak membeli jamu tradisional serbuk instan maupun jamu

tradisional rebusan. Berdasarkan data tersebut maka pembelian jamu

tradisional banyak dilakukan oleh konsumen yang berumur 50-54 tahun

baik jamu tradisional yang berupa serbuk instan maupun jamu tradisional

Page 55: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

rebusan. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumen jamu tradisional

berada pada kelompok umur yang telah matang.

Pada kelompok umur tersebut konsumen rata-rata sudah memiliki

banyak pengalaman dan pengetahuan tentang jamu tradisional. Misalnya

saja pengalaman dan pengetahuan tentang tanaman-tanaman yang

digunakan sebagai bahan-bahan untuk membuat jamu tradisional, biasanya

orang yang usianya lebih tua mempunyai lebih banyak pengalamam dan

pengetahuan tersebut bila dibandingkan dengan usia muda dan remaja.

Kebanyakan anak muda sekarang memang kurang begitu tahu tentang

tanaman yang berkhasiat obat, karena sekarang ini tanaman-tanaman obat

jarang di temukan beda dengan dulu tanaman obat masih banyak

ditemukan dipekarangan-pekarangan rumah. Selain itu konsumen juga

memiliki pertimbangan tertentu dalam mengambil keputusan pembelian

jamu tradisional pada pasar tradisional untuk dikonsumsi berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki tentang jamu tradisional,

sehingga jamu tradisional yang mereka beli sesuai dengan apa yang

mereka butuhkan.

Untuk golongan umur yang lebih muda kebanyakan kurang tertarik

pada jamu tradisional, mereka beranggapan mengkonsumsi jamu

tradisional adalah cara kuno. Tidak jauh berbeda dengan golongan umur

yang lebih muda, golongan umur 35-50 tahun kurang begitu tertarik

mengkonsumsi jamu tradisional. Golongan umur ini biasanya memiliki

pendidikan yang lebih tinggi dengan penghasilan yang lebih tinggi pula,

mereka lebih memilih cara yang modern saat merasakan capek ataupun

pegal-pegal, misalnya dengan pijat refleksi atau ke salon untuk perawatan.

Sedangkan untuk golongan umur yang lebih tua cenderung enggan

melakukan pembelian jamu tradisional di pasar tradisional, hal tersebut

mungkin karena faktor umur yang sudah tua sehingga mereka tidak mau

repot pergi ke pasar tradisional untuk membeli jamu tradisional.

Page 56: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3. Tingkat Pendidikan Konsumen

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam

mengkonsumsi suatu produk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang

dimiliki oleh seseorang, maka semakin tinggi informasi dan pengetahuan

yang diterima seseorang. Karakteristik konsumen berdasarkan tingkat

pendidikan adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Tengkat Pendidikan

Serbuk Instan Rebusan Jumlah

Konsumen Persentase

(%) Jumlah

Konsumen Persentase

(%) 1. SD/SR 33 42,86 10 52,63 2. SMP/SLTP 23 29,87 7 36,84 3. SMA/SMK 19 24,67 2 10,53 4. 5.

D1,D3 S1

- 2

- 2,60

- -

- -

Jumlah 77 100,00 19 100,00

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan

konsumen jamu tradisional serbuk instan dan rebusan paling banyak

adalah SD dengan jumlah 33 konsumen jamu tradisional serbuk instan dan

10 konsumen jamu tradisional rebusan, sedangkan diurutan yang kedua

adalah konsumen dengan tingkat pendidikan SMP/SLTP yaitu sebanyak

23 konsumen jamu tradisional serbuk instan dan 7 konsumen jamu

tradisional rebusan. Hal ini menunjukkan konsumen yang mengkonsumsi

jamu tradisional dikatakan memiliki tingkat pendidikan yang rendah,

sebab sebagian besar konsumen jamu tradisional hanya menyelesaikan

pendidikannya sampai pada Sekolah Dasar (SD). Walaupun demikian,

mereka juga memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang jamu

tradisional, karena pengalaman dan pengetahuan tentang jamu tradisional

tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber tidak hanya di bangku

pendidikan saja. Namun dapat diperoleh melalui iklan melalui media

elektronik seperti radio dan televisi juga melalui surat kabar.

Page 57: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

4. Pekerjaan Konsumen

Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik yang saling

berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang

dilakukan konsumen. Dan selanjutnya profesi dan pekerjaan seseorang

akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Pendapatan dan

pendidikan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan

pola konsumsi seseorang (Sumarwan, 2003). Karakteristik konsumen jamu

tradisional berdasarkan jenis pekerjaan adalah sebagai berikut :

Tabel 13. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Jenis Pekerjaan.

No Jenis Pekerjaan

Serbuk Instan Rebusan Jumlah

Konsumen Persentase

(%) Jumlah

Konsumen Persentase

(%) 1. PNS 2 3,90 - - 2. Pegawai

Swasta 10 12,99 2 10,53

3. Wiraswasta 48 62,34 12 63,15 4. 5. 6.

Petani Ibu Rumah Tangga Lain-lain

10 5 2

12,99 6,49

1,29

3 2 -

15,79 10,53

-

Jumlah 77 100,00 19 100,00

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa sebagian besar

konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan maupun

jamu tradisional rebusan memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta.

Konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan yang

memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 48, sedangkan

konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional rebusan yang memiliki

pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 12. Terkait dengan umur

konsumen jamu tradisional yang paling banyak menkonsumsi jamu adalah

50-54 tahun dan pendidikan yang rendah hanya sampai tingkat SD,

pekerjaan sebagai wiraswasta yang banyak dimiliki konsumen jamu

tradisional adalah sebagai pedagang. Misalnya pedagang makanan serta

bakul warung kelontong dan sayur.

Page 58: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Seorang wiraswasta pastilah bekerja keras dalam usahanya, mereka

membutuhkan minuman kesehatan seperti jamu tradisional untuk

menyehatkan badan mereka sehingga pegal-pegal dan rasa capek yang

dikeluhkan akibat pekerjaannya yang melelahkan dapat hilang atau

terobati. Wiraswasta sebagai konsumen yang banyak menkonsumsi jamu

tradisional, hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk Kabupaten

Sukoharjo selain sebagai petani adalah sebagai wiraswasta.

5. Pendapatan Konsumen

Menurut Simamora (2004), jenis pekerjaan yang dimiliki oleh

seseorang erat kaitannya dengan tingkat pendapatan yang diperoleh, yang

pada akhirnya berpengaruh terhadap daya beli rumah tangga konsumen.

Pendapatan sangat mempengaruhi seseorang dalam memilih produk yang

akan dikonsumsi. Karakteristik konsumen jamu tradisional berdasarkan

pendapatan konsumen adalah sebagai berikut :

Tabel 14. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Jenis Pendapatan Rumah Tangga Konsumen (dalam satu bulan).

No Pendapatan per bulan

Serbuk instan Rebusan Jumlah

Konsumen Persentase (%)

Jumlah Konsumen

Persentase (%)

1. < Rp 750.000,00 3 3,90 2 10,53 2. Rp 750.000,00 –

Rp 1.250.000,00 27 35,06 8 42,10

3. >Rp 1.250.000,00 47 61,04 9 47,37 Jumlah 77 100,00 19 100,00

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa konsumen yang

mengkonsumsi jamu tradisional terbanyak adalah konsumen yang

Berpenghasilan >Rp 1.250.000,00 yaitu terdiri dari 47 konsumen jamu

tradisional serbuk instan dan 9 konsumen jamu tradisional rebusan.

Selanjutnya konsumen jamu tradisional dengan penghasilan antara

Rp 750.000,00 – Rp 1.250.000,00 yaitu 27 konsumen jamu tradisional

serbuk instan dan 8 konsumen jamu rebusan. Jumlah yang terendah yaitu

konsumen dengan penghasilan <Rp 750.000,00 yang terdiri dari 3

konsumen jamu serbuk instan dan 3 konsumen jamu rebusan. Hal ini

Page 59: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen jamu tradisional

mempunyai pendapatan yang cukup tinggi yaitu >Rp 1.250.000,00.

Kebanyakan dari konsumen ini bermata pencaharian sebagai wiraswasta.

Mereka membuka usaha sendiri dan pendapatan rumah tangganya tidak

terpatok pada gaji. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka akan

mendorong seseorang dalam melakukan kegiatan belanja atau pembelian,

termasuk membeli jamu tradisional guna kebutuhan kesehatan konsumen.

6. Jumlah Anggota Keluarga Konsumen

Setiap anggota keluarga dapat saling mempengaruhi dalam

pengambilan keputusan dalam mengkonsumsi produk dimana semakin

banyak jumlah anggota keluarga maka keputusan untuk membeli sebuah

produk semakin besar. Karakteristik konsumen jamu tradisional

berdasarkan jumlah anggota keluarga adalah sebagai berikut :

Tabel 15. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga.

No Jumlah Anggota Keluarga

Serbuk instan Rebusan Jumlah

Konsumen Persentase

(%) Jumlah

Konsumen Persentase

(%) 1. 2. 3.

2-3 4-5 6-7

15 45 17

19,48 58,44 22,08

2 13 4

10,53 68,42 21,05

Jumlah 77 100,00 19 100,00

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa sebagian besar jumlah

anggota keluarga yang mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan dan

rebusan yaitu sebanyak 4-5 orang yang terdiri dari 45 konsumen jamu

tradisional serbuk instan dan 13 konsumen jamu tradisional rebusan.

Walaupun jumlah anggota keluarga dari konsumen jamu tradisional adalah

4 hingga 5 orang tapi yang mengkonsumsi jamu tradisional biasanya hanya

bapak dan ibu ataupun kakek dan nenek saja, jadi tidak semua anggota

keluarga mengkonsumsi jamu tradisional. Walaupun demikian setiap

anggota keluarga dapat saling mempengaruhi pada saat pengambilan

keputusan mengkonsumsi jamu tradisional. Semakin banyak jumlah

Page 60: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

anggota keluarga maka kemungkinan pengambilan keputusan yang

dipengaruhi keluarga juga semakin besar. Anggota keluarga dapat

memberikan sumbangan pendapat dalam melakukan pemilihan atribut

jamu tradisional yang akan dibeli. Menurut Sumarwan (2003), anggota

keluarga saling mempengaruhi dalam keputusan pembelian dan konsumsi

suatu produk. Beberapa peran anggota keluarga dalam pengambilan

keputusan antara lain inisiator, pemberi pengaruh, penyaring informasi,

pengambil keputusan, pembeli, dan pengguna.

B. Perilaku Beli Konsumen

Menurut Simamora (2004), perilaku konsumen menyoroti perilaku

individu dan rumah tangga. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses

keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai

mengkonsumsi dan menghabiskan produk. Perilaku beli konsumen jamu

tradisional di Kabupaten Sukoharjo yang diteliti adalah meliputi jenis

jamu,volume/berat, kemasan, frekuensi, jumlah pembelian, harga dan uji

kesehatan sebagai berikut :

1. Jenis Jamu Tradisional

Jenis jamu tradisional yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis

jamu tradisional serbuk instan dan rebusan. Adapun jumlah konsumen

untuk masing-masing jenis jamu tradisional yang diteliti adalah sebagai

berikut:

Tabel 16. Jenis Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukoharjo

No Jenis Jamu Jumlah Konsumen Presentase 1. 2.

Serbuk Instan Rebusan

77 19

80,21 19,79

Total 96 100

Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa jumlah konsumen

untuk jamu tradisional serbuk instan lebih banyak dari pada jamu

tradisional rebusan. Hal tersebut dikarenakan jenis jamu tradisional yang

lebih banyak dijual pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo adalah

jamu tradisional serbuk instan. Presentase perbandinga antara jamu

Page 61: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

tradisional serbuk instan dan jamu tradisional rebusan adalan 80% : 20%.

Jenis jamu tradisional serbuk instan yang sering dibeli oleh konsumen

antara lain pegal linu, rematik, asam urat, kunyit asam, kunyit asam sirih,

sepet wangi, galian singset, rapet wangi, raket wangi, sehat wanita, dan

peluruh lemak. Sedangkan untuk jenis jamu rebusan yang sering dibeli

oleh konsumen adalah pegal linu, rematik, asam urat, dan gadung crobo.

Kedua jenis jamu tradisional tersebut berasal dari berbagai merek jamu,

ada yang berasal dari industri jamu di Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya

seperti jamu Sabdo Palon, Narodo, Kresno, Anoman, Werkudoro,

Gatotkaca, Bisma, Wisanggeni, Gujati, Suti Sehati, Ny.Tinah, Ny.Satiman,

Khasiat Alam dan lain sebagainya, serta ada jamu yang dari pabrik besar

seperti jamu Jago, Nyonya Meneer, Leo, Sido Muncul, dan Air Mancur.

Dari berbagai jenis jamu dan produsen jamu diatas yang paling

banyak dibeli oleh konsumen baik untuk jamu tradisional serbuk instan

maupun jamu tradisional rebusan adalah jamu pegal linu. Untuk jamu

tradisional serbuk instan yang paling banyak dibeli adalah jamu pegal linu

komplit yang di produksi oleh pabrik jamu Sidomuncul, karena jamu ini

telah dikemas dalam satu paket komplit yang terdiri dari jamu pegal linu,

beras kencur, jahe wangi, pil gingseng dan madu. Sedangkan untuk jamu

rebusan adalah jamu pegal linu dari berbagai merek dan produsen jamu,

karena memang jamu rebusan pegal linu yang biasa dibeli oleh konsumen.

2. Volume/Berat Jamu Tradisional

Volume/berat jamu tradisional serbuk instan dan jamu tradisional

rebusan yang dibeli oleh konsumen pada pasar tradisional di Kabupaten

Sukoharjo beraneka ragam beratnya tergantung dari jenis jamu yang

konsumen beli. Setiap jenis jamu memiliki berat yang berbeda sesuai

dengan bahan menyusun jamu tersebut dan besar kecilnya kemasan. Jenis

jamu tradisional serbuk instan memiliki berat per bungkus kecil atau

sachet berkisat antara 5-10 gram. Sedangkan untuk jenis jamu tradisional

rebusan biasanya mempunyai berat antara 150-300 gram.

Page 62: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3. Kemasan Jamu Tradisional

Jamu tradisional yang dijual pada pasar tradisional di Kabupaten

Sukoharjo dikemas dalam beberapa kemasan, diantaranya menggunakan

plastik, kertas, mika dan ada yang menggunakan kardus. Jumlah jamu

tradisional serbuk instan dan jamu tradisional rebusan untuk masing-

masing kemasan dapat diketahui pada tabel berikut:

Tabel 17. Kemasan Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukoharjo.

No

Kemasan Serbuk instan Rebusan Jumlah

Konsumen Persentase

(%) Jumlah

Konsumen Persentase

(%) 1. 2. 3. 4.

Plastik Kertas Mika Karton

64 4 - 9

83,12 5,19

- 11,69

16 - 2 1

84,21 -

10,53 5,26

Jumlah 77 100,00 19 100,00

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa sebagian besar

kemasan yang digunakan pada jamu tradisional serbuk instan maupun

jamu tradisional rebusan yang dibeli oleh konsumen adalah kemasan

plastik, yaitu untuk jamu tradisional serbuk instan sebesar 64 konsumen

dan untuk jamu tradisional rebusan ada 16 responden. Selain plastik ada

juga kemasan jamu tradisional serbuk instan yang menggunakan kertas

dan juga karton. Kemasan karton biasanya digunakan untuk satu pak jamu

tradisional serbuk instan yang terdiri dari 10 sachet jamu serbuk instan

kemasan plastik. Untuk jamu tradisional rebusan selain menggunakan

plastik juga ada yang menggunakan mika plastik dan karton.

4. Frekuensi Pengkonsumsian Jamu Tradisional Dalam 1 Bulan

Frekuensi pengkonsumsian jamu tradisional dalam 1 bulan beraneka

ragam sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen jamu tradisional.

Untuk jenis jamu tradisional serbuk instan frekuensi pengkonsumsian

konsumen berkisar antara 2-10 kali konsumsi jamu dalam 1 bulan.

Sedangkan untuk jenis jamu tradisional rebusan berkisar antara 4-8 kali

konsumsi jamu dalam 1 bulan. Konsumen jamu tradisional tidak setiap

Page 63: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

hari mengkonsumsi jamu, mereka mengkonsumsi jamu pada saat merasa

capek atau ada keluhan yang dirasakan saja.

5. Jumlah Pembelian Jamu Tradisional Dalam 1 bulan

Konsumen jamu tradisional serbuk instan dalam 1 bulan rata-rata

mengbeli jamu sebanyak 2-10 bungkus sachet, sedangkan untuk jamu

rebusan dalam 1 bulan rata-rata konsumen membeli jamu sebanyak 4

bungkus. Untuk jamu tradisional serbuk instan kemasan 1 pak berisi 5-10

sachet dapat dikonsumsi selama 5-10 kali pemakaian, sedangkan untuk 1

bungkus jamu tradisional rebusan dapat direbus ulang selama 2-3 hari dan

untuk sehari biasanya diminum 2 kali yaitu pagi dan sore. Konsumen

membeli jamu tradisional sesuai dengan jumlah yang akan dikonsumsi

sehingga mereka tidak perlu bolak-balik untuk membeli jamu ke pasar.

6. Harga Jamu Tradisional Per Bungkus

Harga jamu tradisional yang dijual pada pasar tradisional di

Kabupaten Sukoharjo sangat bervariasi dan tergolong murah. Harga jamu

tradisional tersebut dipengaruhi oleh merek, kemasan, dan volume jamu.

Adapun harga jamu tradisional yang sering dibeli oleh konsumen adalah

sebagai berikut:

Page 64: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 18. Harga Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukoharjo.

No Jenis dan Merek Jamu Harga Jamu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18 19. 20. 21.

Serbuk Pegel Linu Komplit Sido Muncul Serbuk Pegel Linu Super Sabdo Palon (pak) Serbuk Pegel Linu Biasa Sabdo palon, Werkudoro, Narodo, dll. (pak) Serbuk Tolak Angin Komplit Sido Muncul Serbuk Kunyit Asam Sido Muncul (isi 5) Serbuk Kunyit Asam Sirih Sido Muncul (isi 5) Serbuk Kunyit Asam (sachet) Serbuk Rematik Super (pak) Serbuk Rematik Biasa (pak) Serbuk Sehat Wanita (sachet) Serbuk Galian Singset (pak) Serbuk Peluntur Lemak (pak) Serbuk Cuci Darah (sachet) Serbuk Sepet Wangi Super (pak) Serbuk Raket Wangi Super (pak) Rebusan Sabdo Seger (300 gr) Rebusan Sabdo Seger (200 gr) Rebusan Seger Waras, Seribu Waras, dll. (300 gr) Rebusan Seger Waras, Seribu Waras, dll. (200 gr) Rebusan Kalajengking (300 gr) Rebusan (100 gr)

Rp 2.000,- Rp 5.000,- Rp 2.500,-

Rp 2.000,- Rp 5.500,- Rp 6.000,- Rp 1.500,- Rp 5.000,- Rp 2.000,- Rp 1.500,- Rp 3.000,- Rp 3.000,- Rp 1.500,- Rp 5.000,- Rp 5.000,- Rp 7.500,- Rp 6.000,- Rp 6.000,- Rp 5.000,- Rp 5.000,- Rp 2.500,-

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 18. Dapat diketahui bahwa harga jamu serbuk

instan sachet berkisar antara Rp 1.000,- hingga Rp 2.500, untuk kemasan

kardus berisi 5 sachet ada yang harganya Rp 5.500,- dan ada yang

harganya Rp 6.000,-, sedangkan untuk jamu kemasan satu pak yang berisi

10 jamu sachet harganya antara Rp 2.000,- hingga Rp 6.000,-. Untuk jamu

tradisional rebusan harganya berkisar antara Rp 2.500,- hingga Rp 7.500,-

sesuai dengan ukuran dan kemasannya.

7. Uji Kesehatan

Sebagian besar jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten

Sukoharjo telah terdapat uji kesehatan yaitu dengan terteranya izin dari BP

POM dan DEPKES pada produk jamu. Untuk jamu tradisonal serbuk

instan yang dibeli oleh konsumen jamu semua telah terdapat uji kesehatan,

sedangkan untuk jamu tradisional rebusan terdapat satu produk jamu

Page 65: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

tradisional yang yang belum ada uji kesehatannya, karena pada produk

jamu tersebut tidak tertera izin dari BP POM maupun DEPKES. Selai izin

dari BP POM dan DEPKES juga terdapat tangggal batas waktu

penggunaan jamu tradisional tersebut. Untuk jamu tradisional serbuk

instan dapat digunakan selama kurang lebih 3 tahun setelah diproduksi,

dan untuk jamu tradisional rebusan belum tertera secara jelas batas

waktunya. Biasanya untuk mengetahui apakah jamu tersebut masih layak

dikonsumsi yaitu dengan melihat bentuk dari bahan-bahan yang digunakan

untuk membuatnya. Kebanyakan jamu tradisional rebusan dikemas dalam

plastik bening atau mika dan yang dkemas dalam bok karton juga terdapat

salah satu sisi yang dibuat transparan dari plastik, sehingga konsumen

jamu dapat melihat bahan-bahan penyusun jamu tradisional rebusan masih

layak dikonsumsi atau tidak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dari 77 jumlah konsumen

yang membeli jamu tradisional serbuk instan terdapat 34 konsumen yang

membeli produk jamu tradisional dengan izin dari BP POM dan 43

konsumen yang membeli jamu tradisional dengan izin dari DEPKES.

Jamu tradisional serbuk instan yang memiliki izin dari PB POM tersebut

yaitu jamu produksi dari pabrik jamu Sidomuncul jamu produksi dari

industry di Sukoharjo yaitu Sabdo Palon. Untuk jamu tradisional rebusan

dari 19 konsumen jamu tradisional rebusan terdiri dari 9 konsumen telah

membeli jamu tradisional dengan izin dari BP POM, 9 konsumen membeli

jamu yang hanya mempunyai izin dari DEPKES, dan terdapat satu

konsumen membeli jamu tradisional rebusan belum menyantumkan izin

baik dari DEPKES maupun BP POM.

Jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo yang merupakan produksi

Kabupaten Sukoharjo sendiri masih banyak yang belum menperoleh izin

dari BP POM. Hal ini karena industri jamu tradisional di Kabupaten

Sukoharjo masih tergolong industri kecil rumah tangga dan untuk

mendapatkan izin dari BP POM memerlukan biaya yang mahal. Ada satu

industri jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo yang cukup besar dan

Page 66: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

ternama yaitu Sabdo Palon, semua jamu tradisional produksi Sabdo Palon

baik jamu tradisional serbuk instan dan jamu tradisional rebusan telah

memperoleh izin dari BP POM.

8. Alasan pembelian Jamu Tradisional

Setiap konsumen memiliki alasan yang berbeda-beda dalam

melakukan pembelian jamu tradisional di pasar tradisional Kabupaten

Sukoharjo. Adapun alasan pembelian dan jumlah konsumen untuk jamu

tradisional serbuk instan dan jamu rebusan adalah sebagai berikut:

Tabel 19. Alasan Pembelian Jamu Tradisional.

No

Alasan Pembelian

Serbuk instan Rebusan Jumlah

Konsumen Persentase

(%) Jumlah

Konsumen Persentase

(%) 1. 2. 3. 4. 5.

Menyehatkan Badan Menyembuhkan Penyakit Terbuat Dari Bahan Alami Kebiasaan Mengkonsumsi Jamu Alasan lain

23 -

46 6 2

29,87 -

59,74

7,79

2,60

4 -

15 - -

21,05 -

78,95 - -

Jumlah 77 100,00 19 100,00

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa konsumen jamu

tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan mempunyai

alasan yang sama untuk membeli jamu tradisional, yaitu jamu tradisional

terbuat dari bahan alami yang aman untuk dikonsumsi dengan jumlah

konsumen jamu serbuk instan sebanyak 46 konsumen dan konsumen jamu

tradisional rebusan sebanyak 15 konsumen. Alasan kedua konsumen

dalam membeli jamu tradisional baik jamu rebusan maupun jamu serbuk

instan adalah karena jamu tradisional menyehatkan badan, yaitu dengan

jumlah konsumen jamu tradisional serbuk instan sebanyak 23 konsumen

dan jamu tradisional rebusan sebanyak 4 konsumen. Selanjutnya ada 6

konsumen jamu tradisional serbuk yang membeli jamu tradisional dengan

Page 67: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

alasan, karena kebiasan mengkonsumsi jamu dan ada 2 konsumen serbuk

instan yang memilih alasan lain-lain. Alasan lain-lain tersebut yaitu

mereka beranggapan bahwa jamu tradisional lebih murah dan lebih enak

rasanya bila dibandingkan dengan obat kimia. Konsumen mengkonsumsi

jamu tradisional dengan tujuan untuk mengobati rasa capek dan keluhan

yang dialami konsumen.

Setiap konsumen mempunyai alasan yang berbeda-beda dalam

melakukan pembelian jamu. Ada yang membeli jamu tradisional karena

jamu tradisional dapat menyehatkan badan, ada juga yang alasannya

karena jamu tradisional terbuat dari bahan-bahan alami yang aman

dikonsumsi, dan ada konsumen yang memilih jamu tradisional karena

sudah terbiasa minum jamu tradisional. Alasan-alasan tersebut diatas

merupakan suatu keistimewaan dari jamu tradisional yang menjadi salah

satu daya tarik konsumen sehingga konsumen membeli jamu tradisional.

9. Dampak Tidak Mengkonsumsi Jamu Tradisional

Konsumen mengkonsumsi jamu tradisional pastilah untuk tujuan

tertentu, misalnya saja untuk menghilangkan capek-capek atau pegal-pegal

yang dirasakan oleh konsumen. Dan ketika konsumen tidak

mengkonsumsi jamu tradisional yang biasa mereka konsumsi pasti ada

dampak yang akan mereka rasakan. Adapun dampak yang konsumen

rasakan saat tidak mengkonsumsi jamu tradisional adalah sebagai berikut:

Tabel 20. Dampak Yang Konsumen Rasakan Ketika Tidak Mengkonsumsi Jamu Tradisional.

No

Dampak Serbuk instan Rebusan Jumlah

Konsumen Persentase

(%) Jumlah

Konsumen Persentase

(%) 1. 2. 3. 4. 5.

Pegal-pegal Nyeri/Sakit Capek Gatal Tidak Ada

31 2 2 1 41

40,26 2,60 2,60 1,30 53,24

16 1 1 - 1

84,22 5,26 5,26

- 5,26

Jumlah 77 100,00 19 100,00

Sumber : Analisis Data Primer

Page 68: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa untuk konsumen jamu

tradisional serbuk instan yang berjumlah 77 konsumen terdapat 41

konsumen menyatakan jika tidak merasakan dampak apapun ketika

mereka tidak mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan. Dan terdapat

31 konsumen yang merasakan pegal-pegal ketika mereka tidak

mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan yang biasa mereka

konsumsi. Selanjutnya ada 2 konsumen merasakan nyeri atau sakit pada

bagian kaki, tangan atau bagian tubuh lainnya, 2 konsumen merasa capek-

capek dan 1 konsumen merasakan dampak gatal-gatal saat tidak

mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan, hal ini disebabkan

konsumen mengalami darah kotor yang mengakibatkan konsumen

bentol-bentol dan merasakan gatal. Sedangkan untuk konsumen jamu

rebusan terdapat 16 konsumen yang merasakan pegal-pegal ketika mereka

tidak mengkonsumsi jamu tradisional rebusan yang biasa mereka minum,

dan terdapat masing-masing satu konsumen yang merasakan nyeri atau

sakit, capek dan tidak merasakan dampak apapun saat tidak

mengkonsumsi jamu tradisional rebusan.

Banyak konsumen yang tidak merasakan dampak apapun ketika

mereka tidak mengkonsumsi jamu tradisional dikarenakan kebanyakan

dari konsumen memang tidak menderita penyakit yang serius, mereka

minum jamu tradisional sebagai minuman kesehatan untuk menghilangkan

pegal-pegal dan rasa capek. Sehingga konsumen tidak akan merasakan

dampak yang berbahya ketika mereka tidak mengkonsumsi jamu

tradisional yang biasa mereka konsumsi.

10. Alasan Pembelian Jamu Tradisional Di Pasar Tradisional

Salah satu tempat yang banyak menjual jamu tradisional baik jamu

tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan di Kabupaten

Sukoharjo adalah pasar tradisonal. Berikut ini adalah alasan konsumen

membeli jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo:

Page 69: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 21. Alasan Pembelian Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukoharjo.

No

Alasan Pembelian

Serbuk instan Rebusan Jumlah

Konsumen Persentase

(%) Jumlah

Konsumen Persentase

(%) 1.

2. 3. 4.

5.

Menyediakan Berbagai Merek Menyediakan Berbagai Kemasan Murah Dekat Dengan Rumah Alasan lain

14 4

38 6

15

18,18

5,20

49,35 7,79

19,48

1 1

11 - 6

5,26

5,26

57,90 -

31,58 Jumlah 77 100,00 19 100,00

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa alasan paling banyak

baik konsumen jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional

rebusan untuk membeli jamu tradisional pada pasar tradisional di

Kabupaten Sukoharjo adala karena jamu tradisional yang dijual di pasar

tradisional lebih murah bila dibandingkan dengan jamu yang dijual pada

outlet jamu, yaitu sebanyak 38 konsumen jamu tradisional serbuk instan

dan 11 konsumen jamu tradisional rebusan. Alasan selanjutnya adalah

lain-lain, alasan lain-lain ini diantaranya adalah karena konsumen sudah

berlangganan untuk membeli jamu di pasar tradisional, adapula yang

menjawab jamu yang di jual pada pasar tradisional lebih komplit. Alasan

lain selain alasan diatas adalah karena pada pasar tradisional menyediakan

berbagai merek jamu, berbagai kemasan jamu dan karena jarak rumah

konsumen yang dekat dengan pasar tradisional.

Konsumen jamu tradisional serbuk instan dan jamu tradisional

rebusan mempunyai alasan terbanyak memilih membeli jamu tradisional

pada pasar tradisional yaitu karena harga jamu tradisional lebih murah dan

terjangkau oleh masyarakat. Hal tersebut karena jamu yang dijual di pasar

tradisional lebih murah bilang dibandingkan dengan jamu yang dijual di

outlet jamu atau di warung. Pasar Nguter merupakan salah satu pasar

Page 70: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

tradisional di Kabupaten sukoharjo yang merupakan sentral penjualan

jamu. Di pasar tersebut kita dapat membeli jamu secara grosir maupun

eceran. Para penjual jamu yang berasal dari Kabupaten sukoharjo dan

sekitarnya yang merantau di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung

dan Surabaya biasanya membeli jamu tradisional yang akan mereka

dagangkan di pasar ini. Selain harganya yang murah pasar ini juga

menyediakan bermacam-macam jamu mulai dari jamu hasil produksi

Kabupaten Sukoharjo hingga jamu produksi pabrik-pabrik besar.

11. Waktu Membeli Jamu Tradisional

Konsumen jamu tradisional dalam membeli jamu tradisional

biasanya pada saat belanja di pasar tradisional maupun secara khusus

membeli jamu tradisonal saja. Adapun waktu pembelian jamu tradisional

pada pasar tradisional oleh konsumen adalah sebagai berikut:

Tabel 22. Waktu Pembelian Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukoharjo.

No

Waktu Pembelian

Serbuk instan Rebusan Jumlah

Konsumen Persentase

(%) Jumlah

Konsumen Persentase

(%) 1.

2.

Pada Saat Membeli Keperluan Rumah Tangga Khusus Untuk Membeli Jamu Tradisonal

69 8

89,61

10,39

16 3

84,21

15,79

Jumlah 77 100,00 19 100,00

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa sebagian besar

konsumen jamu tradisional baik jamu tradisional serbuk instan maupun

jamu tradisional rebusan membeli jamu di pasar tradisional pada saat

membeli keperluan rumah tangga, yaitu sebanyak 85 konsumen jamu yang

terdiri dari 69 konsumen jamu tradisional serbuk instan dan 16 konsumen

untuk jamu rebusan. sedangkan konsumen yang pergi ke pasar tradisional

khusus membeli jamu tradisional terdapat 11 konsumen jamu yang terdiri

dari 8 konsumen tradisional serbuk instan dan 3 konsumen jamu rebusan.

Page 71: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Sebagian besar konsumen yang membeli jamu tradisional di pasar

tradisional pada saat membeli keperluan rumah tangga adalah konsumen

dengan jenis kelamin perempuan atau ibu-ibu yang berbelanja ke pasar

tradisional untuk membeli keperluan rumah tangga sehari-hari. Untuk

konsumen yang pergi ke pasar khusus untuk membeli jamu kebanyakan

adalah konsumen denan jenis kelamin laki-laki, mereka memang pergi ke

pasar tradisional untuk membeli jamu saja tidak untuk berbelanja.

12. Alokasi Pembelian Jamu Tradisional

Konsumen jamu tradisional serbuk instan dan jamu tradisional

rebusan yang membeli jamu tradisional pada pasar tradisional di

Kabupaten Sukoharjo dalam pembelian ini mempunyai alokasi pembelian

jamu yang cukup murah. Alokasi pembelian jamu tradisional serbuk instan

untuk 1 bulan berkisar antara Rp 3.000,- hingga Rp 15.000,- dan untuk

jamu tradisional rebusan alokasi pembelian jamu dalam 1 bulan sebesar

Rp 10.000,- hingga Rp 30.000,-. Hal ini dikarenakan harga jamu yang

cukup murah dan terjangkau oleh masyarakat, untuk jamu serbuk instan

sachet berkisar antara Rp 1.000,- hingga Rp 2.500, untuk kemasan kardus

berisi 5 sachet ada yang harganya Rp 5.500,- hingga Rp 6.000,-,

sedangkan untuk jamu kemasan satu pak yang berisi 10 jamu sachet

harganya antara Rp 2.000,- hingga Rp 6.000,-. Untuk jamu tradisional

rebusan harganya berkisar antara Rp 2.500,- hingga Rp 7.500,- sesuai

dengan ukuran dan kemasannya.

C. Analisis Tingkat Kepentingan Konsumen dan Ideal Konsumen Terhadap

Masing-Masing Atribut Jamu Tradisional

1. Analisis Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Jamu

Tradisional

Konsumen yang membeli jamu tradisional serbuk instan maupun

jamu tradisional rebusan akan mempertimbangkan atribut-atribut menurut

kepentingannya. Atribut-atribut yang melekat pada jamu tradisional serbuk

instan maupun jamu tradisional rebusan merupakan salah satu daya tarik

bagi konsumen jamu tradisional pada saat melekukan membeli jamu

Page 72: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

tradisional khususnya pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo.

Salah satunya yaitu kemasan, kemasan yang melekat pada jamu tradisional

serbuk instan dapat berupa kertas maupun plastik dan jenis yang

ditawarkan bermacam-macam sehingga konsumen dapat memilih sesuai

dengan kebutuhanya. Kemasan yang melekat pada jamu tradisional

rebusan berupa plastik bening, mika dan bok karton dengan ukuran

berbeda-beda sehingga konsumen dapat membeli sesuai yang diinginkan.

Tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut jamu tradisional dapat

diketahui dengan cara perangkingan atribut-atribut yang ada pada jamu

tradisional berdasarkan data yang dihimpun dari konsumen jamu

tradisional pada saat penelitian, yaitu sebagai berikut :

Tabel 23. Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Jamu Tradisional.

Atribut STP [1]

TP [2]

N [3]

PT [4]

SPT [5]

Total N Wi Rang-king

Kemasan - - 12 76 8 380,16 96 3,96 6 Kepraktisan - - 24 72 - 359,04 96 3,74 7 Khasiat - - - 80 16 400,32 96 4,17 4 Informasi pemakaian

- - - 82 14 398,40 96 4,15 5

Batas waktu penggunaan

- - - 7 89 473,96 96 4,93 2

Komposisi jamu

- - - 54 42 424,32 96 4,42 3

Keamanan - - - 4 92 476,16 96 4,96 1

Sumber : Analisis Data Primer

Keterangan :

STP : Sangat Tidak Penting

TP : Tidak Penting

N : Netral

PT : Penting

SPT : Sangat Penting

N : Jumlah Konsumen

Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa dalam mengkonsumsi

jamu tradisional, atribut yang paling dipertimbangkan konsumen adalah

Page 73: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

atribut keamanan produk dengan nilai total 476,16. Atribut yang

dipertimbangkan selanjutnya batas waktu pengunaan, komposisi jamu,

khasiat, informasi pemakaian, kemasan dan kepraktisan jamu tradisional

yang bernilai total antara lain 473,96; 424,32; 400,32; 398,40; 308,16 dan

359,04.

Atribut keamanan produk menjadi pertimbangan pertama

konsumen dalam melakukan pembelian jamu tradisional, karena

konsumen jamu tradisional menginginkan jamu yang mereka beli

merupakan jamu yang benar-benar aman dikonsumsi dan terbuat dari

bahan-bahan alami. Sebagai tanda bahwa jamu tradisional yang dipasarkan

merupakan jamu tradisional yang aman untuk dikonsumsi dan telah teruji

kesehatannya, biasanya produsen jamu menyantumkan izin dari

Departemen Kesehatan ataupun dari badan POM. Dengan dicantumkannya

izin tersebut maka konsumen jamu tradisional dapat memilih jamu yang

aman dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Sebagian besar jamu yang

dijual pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo hanya memiliki izin

dari DEPKES saja, hanya beberapa saja yang telah menyantumkan izin

dari BP POM, misalnya dari pabrik-pabrik besar dan Sabdo Palon.

Atribut yang dipertimbangkan konsumen jamu tradisional yang

kedua adalah batas waktu penggunaan. Batas waktu penggunaan tersebut

berupa tanggal, bulan dan tahun yang tertera pada kemasan jamu

tradisional yang menunjukkan batas akhir menggunaan jamu tersebut dan

setelah tanggal tersebut maka jamu tradisional sudah tidak layak

dikonsumsi lagi. Atribut ini sangat dipertimbangkan oleh konsumen jamu

tradisional karena dengan adanya batas waktu penggunaan pada produk

jamu tradisional, maka konsumen jamu tradisional akan dapat mengetahui

tanggal kadaluwarsa dari jamu tradisional yang dikonsumsinya, sehingga

konsumen dapat pembelian jamu tradisional produksi baru yang aman

dikonsumsi.

Atribut yang ketiga yaitu, komposisi jamu. Seseorang yang akan

mengkonsumsi suatu produk pastilah ingin mengetahui dari bahan apa

Page 74: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

produk terebut dibuat atau diolah, demikian halnya jamu tradisional.

Atribut ini dipertimbagkan oleh konsumen jamu tradisional guna

mengetahui bahan-bahan apa saja yang digunakan untuk meramu jamu

tradisional, serta memastikan bahwa jamu tradisional yang dikonsumsi

merupakan jamu yang terbuat dari bahan-bahan yang alami dan tidak

berbahaya untuk dikonsumsi. Jamu tradisional biasanya terbuat dari

tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat, dapat berupa rimpang

(kunyit, temulawak, kencur, jahe, temu hitam, lempuyang, dan lengkuas);

buah (adas, cengkeh, asam, jambu biji); daun (daun papaya, daun sirih,

daun katup, sembukan, sambiloto, kumis kucing, kecibeling, tempuyung

daun beluntas); kayu (kayu manis, kayu secang); dan masih banyak

bahan-bahan lain. Bahan-bahan tersebut ada yang dikeringkan untuk jamu

rebusan dan ada yang dibuat serbuk untuk jamu serbuk instan. Komposisi

dari jamu rebusan antara lain sambiloto, kunyit, jahe, temulawak, kayu

manis, kayu secang, adas, dawung, sere dan lain sebagainya.

Atribut khasiat merupakan atribut yang dipertimbangkan

selanjutnya setelah komposisi jamu. Konsumen mempertimbangkan

khasiat pada jamu tradisional karena konsumen yang mengkonsumsi jamu

pasti mempunyai tujuan agar jamu yang dikonsumsinya bermanfaat untuk

kesehatannya. Maka dari itu konsumen akan memilih jamu yang menurut

mereka berkhasiat dan memberikan manfaat untuk dikonsumsinya.

Khasiat atau kegunaan dari sebuah produk jamu tradisional berbeda-beda

sesuai dengan jamunya, misalnya jamu pegal linu berkhasiat untuk

mengobati sakit encok seperti rasa kejang pada otot, pinggang pegal, dan

sendi-sendi terasa nyeri/linu. Dengan ada khasiat atau kegunaan yang

ditawarkan oleh jamu tradisional tersebut, maka konsumen jamu dapat

menentukan jamu apa yang akan mereka beli sesuai dengan keluhan yang

mereka rasakan.

Informasi pemakaian adalah atribut urutan kelima yang

dipertimbangkan konsumen dalam membeli produk jamu tradisional.

Dengan informasi pemakian yang ada pada produk jamu tradisional maka

Page 75: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

konsumen akan mengetahui cara-cara dan aturan penggunaan untuk

mengkonsumsi jamu tradisional. Informasi pemakaian menjadi atribut

yang dipertimbangkan kelima, karena menurut konsumen bukan suatu hal

yang susah untuk mengkonsumsi jamu tradisional dan sebagian besar dari

konsumen telah mengetahui cara serta penggunaan jamu tradisional baik

jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan.

Atribut yang dipertimbangkan selanjutnya adalah kemasan.

Kemasan menjadi pertimbangan konsumen jamu tradisional karena dari

kemasan suatu produk yang menarik pastilah akan menarik perhatian

konsumen untuk membelinya. Produk jamu tradisional di Kabupaten

Sukoharjo dinilai konsumen telah memiliki kemasan yang cukup baik.

Hanya saja masih ada beberapa jamu yang kemasannya kurang menarik,

misalnya jamu rebusan yang dikemas dengan kemasan primer berupa

plastik bening. Konsumen mengginginkan kemasannya dibuat lebih rapi

dengan menggunakan bok karton.

Atribut terakhir yang dipertimbangkan konsumen jamu tradisional

adalah kepraktisan. Atribut ini menjadi pertimbangan terakhir konsumen

jamu tradisional karena konsumen merasa mengkonsumsi jamu tradisional

adalah hal yang cukup praktis dan cepat. Untuk jamu serbuk instan tinggal

disedu dengan air panas sebanyak 100 ml atau setengah gelas kecil dan

langsung siap dikonsumsi, sedangkan untuk jamu rebusan konsumen harus

merebus jamu tersebut terlebih dahulu, walaupun merebusnya terlebih

dahulu tetapi konsumen merasa tidak repot dan dianggap cukup praktis.

2. Analisis Masing-masing Atribut Menurut Ideal Konsumen terhadap

Jamu Tradisional

Jamu tradisional dikonsumsi oleh konsumen sebagai minuman

yang menyehatkan ataupun sebagai obat suatu penyakit. Pada penelitian

ini yang diteliti adalah jamu tradisional serbuk instan dan rebusan. Hasil

mengenai performansi ideal konsumen dan kepercayaan konsumen dari

penelitian ini terhadap Jamu tradisional serbuk instan dan rebusan adalah sebagai

sebagai berikut :

Page 76: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

a) Kemasan

Konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional mempunyai

tipe ideal terhadap atribut kemasan jamu tradisional yang

dikonsumsinya tetapi kenyataannya masih terdapat kesenjangan antara

sifat ideal yang diinginkan konsumen dengan kenyataan yang terdapat

pada produk. Adapun performansi ideal dan kepercayaan konsumen

terhadap atribut kemasan jamu tradisional adalah sebagai berikut :

Tabel 24. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Kemasan Jamu Tradisional.

Atribut Serbuk Instan Rebusan

Kemasan (Ii) (Xi) [Ii-Xi] (Ii) (Xi) [Ii-Xi]

5 13 - 11 - 4 64 57 8 3 3 - 20 - 16 2 - - - - 1 - - - - n 77 77 19 19 Total 321 288 87 60 X 4,17 3,74 0,43 4,58 3,16 1,42

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa pada jamu

tradisional serbuk instan nilai antara performansi ideal atribut kemasan

dan kepercayaan konsumen terdapat kesenjangan sebesar 0,43. Nilai

ini menunjukkan bahwa atribut kemasan pada jamu tradisional serbuk

instan telah memenuhi ideal. Sedangkan untuk jamu tradisional

rebusan antara performansi ideal dan kepercayaan konsumen terdapat

kesenjangan sebesar 1,42. Nilai ini menunjukkan bahwa atribut

kemasan pada jamu tradisional rebusan belum memenuhi ideal.

Kemasan pada jamu tradisional serbuk instan telah memenuhi

ideal atau sesuai dengan keinginan konsumen, yaitu jamu tradisional

serbuk dikemas dengan kemasan primer menggunakan kantong kertas

kecil dan ada yang menggunakan plastik kecil (sachet), kemudian

dipak dalam kemasan sekunder menggunakan plastik bening ataupun

dalam bok karton, satu pak terdiri dari lima sampai sepuluh sachet.

Page 77: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Konsumen dapat membeli secara eceran/sachet dan juga dapat

membeli dalam kemasan pak. Konsumen jamu tradisional serbuk

instan menilai bahwa kemasan tersebut cukup menarik minat

konsumen untuk membelinya.

Kemasan untuk jamu tradisional rebusan dinilai belum

memenuhi ideal karena konsumen menganggap bahwa kemasan pada

jamu tradisional rebusan belum begitu menarik. Jamu tradisional

rebusan kebanyakan hanya dikemas dalam kemasan primer dengan

plastik bening, hanya beberapa merek saja yang telah menggunakan

bok karton. Kemasan yang ideal pada jamu tradisional rebusan sesuai

dengan keinginan konsumen adalah kemasan primer dengan

menggunakan bok karton yang berbentuk kubus atau segi empat yang

salah satu sisi kubus tersebut dibuat transparan sehingga konsumen

dapat mengetahui bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu

tersebut.

b) Kepraktisan

Konsumen mempunyai tipe ideal terhadap kepraktisan pada

jamu tradisional yaitu kemudahan konsumen pada saat mengkonsumsi

jamu tradisional. Performansi ideal dan kepercayaan konsumen

terhadap atribut kepraktisan jamu tradisional adalah sebagai berikut :

Tabel. 25. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Kepraktisan Jamu Tradisional.

Atribut Serbuk Instan Rebusan

Kepraktisan (Ii) (Xi) [Ii-Xi] (Ii) (Xi) [Ii-Xi]

5 4 - - - 4 73 66 2 - 3 - 11 17 15 2 - - - 4 1 - - - - n 77 77 19 19 Total 312 297 59 53 X 4,05 3,86 0,19 3,10 2,79 0,31

Sumber : Analisis Data Primer

Page 78: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Berdasarkan Tabel 25 dapat diketahui bahwa pada jamu

tradisional serbuk instan selisih antara performansi ideal dengan

kepercayaan konsumen adalah sebesar 0,19 sedangkan pada jamu

tradisional rebusan sebesar 0,31. Hal ini menunjukkan bahwa atribut

kepraktisan pada jamu tradisional serbuk instan dan rebusan sudah

memenuhi ideal menurut konsumen. Kepraktisan yang ideal yang

sesuai dengan keinginan konsumen, yaitu konsumen merasa mudah

dan praktis untuk mengkonsumsi jamu tradisional. Untuk jamu

tradisional serbuk instan konsumen tinggal menyedu jamu dengan air

panas sebanyak 100 ml atau setengah gelas kecil untuk satu bungkus

(sachet) jamu, maka jamu tradisional serbuk instan dapat dikonsumsi.

Dan untuk mengkonsumsi jamu tradisional rebusan konsumen harus

merebusnya terlebih dahulu, namun menurut konsumen merebus

bukanlah tindakan yang merepotkan dan dirasa praktis untuk

mengkonsumsi sebuah jamu rebusan.

c) Khasiat

Konsumen jamu tradisional pastilah mempunyai tujuan agar

memperoleh manfaat dari jamu tradisional yang dikonsumsinya, atau

dengan kata lain jamu yang dikonsumsinya berkhasiat. Performansi

ideal dan kepercayaan konsumen terhadap atribut khasiat jamu

tradisional adalah sebagai berikut :

Tabel 26. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Khasiat Jamu Tradisional.

Atribut Serbuk Instan Rebusan

Khasiat (Ii) (Xi) [Ii-Xi] (Ii) (Xi) [Ii-Xi]

5 62 9 14 5 4 15 68 5 14 3 - - - - 2 - - - - 1 - - - - n 77 77 19 19 Total 370 317 90 81 X 4,80 4,12 0,68 4,74 4,26 0,48

Sumber : Analisis Data Primer

Page 79: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Berdasarkan Tabel 26 dapat diketahui bahwa selisih antara

performansi ideal dengan kepercayaan konsumen pada jamu

tradisional serbuk instan adalah 0,68. Nilai ini menunjukkan bahwa

atribut khasiat pada jamu tradisional serbuk instan belum memenuhi

ideal. Sedangkan untuk jamu tradisional rebusan selisih nilai antara

performansi ideal dengan kepercayaan konsumen adalah 0,48. Hal ini

menunjukkan bahwa atribut khasiat telah memenuhi ideal.

Secara umum jamu tradisional berguna sebagai minuman

kesehatan, namun khasiat atau kegunaan jamu tradisional itu berbeda-

beda sesuai dengan jamunya. Atribut khasiat yang ideal yang

diinginkan konsumen adalah konsumen langsung merasakan manfaat

dari jamu tradisional yang dikonsumsinya tersebut, misalnya dengan

meminum jamu tradisional keluhan yang dirasakan konsumen seperti

pegal-pegal langsung hilang. Atribut khasiat pada jamu tradisonal

serbuk instan belum memenuhi ideal. Konsumen jamu tersebut

berharap mendapatkan khasiat yang besar dari jamu tradisional serbuk

instan yang dikonsumsinya, misalnya dengan sekali memgkonsumsi

jamu maka keluhan akan dirasakan konsumen langsung sembuh.

Mungkin ini adalah prinsip ekonomi dari konsumen jamu yaitu

mendapatkan khasiat yang besar dari jamu tradisional yang harganya

cukup terjangkau. Berbeda halnya untuk jamu rebusan, atribut khasiat

pada jamu ini sudah memenuhi ideal. Konsumen jamu tradisional

rebusan telah mendapatkan khasiat yang diinginkan dari jamu

tradisional rebusan yang mereka konsumsi.

d) Informasi Pemakaian

Informasi pemakaian merupakan salah satu atribut yang

dipertimbangkan konsumen pada saat membeli jamu tradisional.

Informasi ini berupa cara dan takaran dalam penyajian jamu

tradisional. Performansi ideal dan kepercayaan konsumen terhadap

atribut informasi pemakaian jamu tradisional adalah sebagai berikut :

Page 80: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 27. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Informasi Pemakaian Jamu Tradisional.

Atribut Serbuk Instan Rebusan Informasi Pemakaian (Ii) (Xi) [Ii-Xi] (Ii) (Xi) [Ii-Xi]

5 64 27 8 5 4 13 50 11 14 3 - - - - 2 - - - - 1 - - - - n 77 77 19 19 Total 373 335 84 75 X 4,83 4,35 0,48 4,42 3,39 0,47

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 27 dapat diketahui bahwa selisih antara

performansi ideal dengan kepercayaan konsumen pada jamu

tradisional adalah sebesar 0,48. Sedangkan untuk jamu tradisional

rebusan selisih antara performansi ideal dengan kepercayaan

konsumen adalah sebesar 0,47. Nilai tersebut menunjukkan bahwa

atribut informasi pemakaian pada jamu tradisional serbuk instan dan

jamu tradisional rebusan sudah memenuhi ideal atau sesuai dengan

keinginan konsumen. Informasi pemakaian berupa cara penyajian

jamu, dan takaran atau ukuran penyajian jamu sudah tertera lengkap

pada produk jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten

Sukoharjo.

e) Batas Waktu Penggunaan

Batas waktu penggunaan atau tanggal kadaluwarsa dari jamu

tradisional serbuk instan merupakan atribut yang sangat diperhatikan

oleh konsumen jamu tradisional. Performansi ideal dan kepercayaan

konsumen terhadap atribut batas waktu penggunaan jamu tradisional

adalah sebagai berikut :

Page 81: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 28. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Batas Waktu Penggunaan Jamu Tradisional.

Atribut Serbuk Instan Rebusan Batas Waktu Penggunaan (Ii) (Xi) [Ii-Xi] (Ii) (Xi) [Ii-Xi]

5 77 70 8 - 4 - 7 11 - 3 - - - 1 2 - - - 18 1 - - - - n 77 77 19 19 Total 385 378 84 39 X 5 4,91 0,09 4,42 2,05 2,37

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 28 dapat diketahui bahwa selisih antara

performansi ideal dengan kepercayaan konsumen jamu tradisional

serbuk instan adalah sebesar 0,09. Hal ini menunjukkan bahwa atribut

batas waktu penggunaan untuk jamu tradisional serbuk instan sudah

memenuhi ideal menurut konsumen. Sedangkan selisih antara

performansi ideal dengan kepercayaan konsumen jamu tradisional

rebusan adalah sebesar 2,37. Hal ini menunjukkan bahwa atribut batas

waktu penggunaan pada jamu tradisional rebusan belum memenuhi

ideal menurut konsumen.

Batas waktu penggunaan jamu tradisional adalah tanggal, bulan

dan tahun dimana pada saat itu merupakan batas terakhir untuk

mengkonsumsi jamu tersebut, setelah terlewat batas tersebut maka

jamu tradisional sudah tidak layak untuk dikonsumsi atau sudah

kadaluwarsa. Jamu tradisional mempunyai batas waktu penggunaan

yang cukup lama. Berdasarkan informasi dari pedagang jamu

tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo, untuk jamu

tradisional serbuk instan dapat digunakan selama kurang lebih 3 tahun

setelah diproduksi, dan untuk jamu tradisional rebusan belum tertera

secara jelas batas waktunya. Biasanya untuk mengetahui apakah jamu

tersebut masih layak dikonsumsi, maka dilihat bentuk dari bahan-

bahan yang digunakan untuk membuatnya. Jika bentuknya sudah rusak

Page 82: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

(terdapat serbuk-serbuk dari bahan-bahan jamu) maka jamu tersebut

sudah tidak layak dikonsumsi.

Atribut batas waktu penggunaan pada jamu tradisional serbuk

instan telah memenuhi ideal sesuai dengan keingginan konsumen,

karena batas waktu penggunaan jamu tersebut telah tertera jelas pada

produk jamu tradisional. Sedangkan pada jamu tradisional rebusan

atribut batas waktu penggunaan belum memenuhi ideal, sebab pada

jamu tradisional rebusan tidak terdapat batas waktu penggunaan jamu

seperti pada jamu tradisional serbuk instan, padahal konsumen

mengingginkan adanya batas waktu penggunaan yang jelas sehingga

konsumen dapat mengetahui sapai kapan jamu tersebut dapat

dikonsumsi.

f) Komposisi Jamu

Atribut komposisi jamu merupakan atribut yang

dipertimbangkan oleh konsumen jamu tradisional untuk melihat

bahan-bahan yang digunakan dalam peracikan jamu tradisional.

Performansi ideal dan kepercayaan konsumen terhadap atribut

komposisi jamu tradisional adalah sebagai berikut:

Tabel 29. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Komposisi Jamu Tradisional.

Atribut Serbuk Instan Rebusan

Komposisi Jamu (Ii) (Xi) [Ii-Xi] (Ii) (Xi) [Ii-Xi]

5 10 62 15 - 4 67 15 4 - 3 - - - 12 2 - - - 7 1 - - - - n 77 77 19 19 Total 375 370 91 50 X 4,87 4,80 0,07 4,79 2,63 2,16

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 29 dapat diketahui bahwa selisih antara

performansi ideal dengan kepercayaan konsumen adalah sebesar 0,07.

Hal ini menunjukkan bahwa atribut komposisi jamu sudah memenuhi

Page 83: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

ideal menurut konsumen. Untuk jamu tradisional rebusan selisih antara

performansi ideal dengan kepercayaan konsumen adalah sebesar 2,16.

Hal ini menunjukkan bahwa atribut komposisi jamu belum memenuhi

ideal menurut konsumen.

Komposisi jamu tradisional adalah bahan-bahan yang digunakan

untuk membuat jamu tradisional. Bahan-bahan tersebut berasal dari

tanaman-tanaman obat yang berupa rimpang (kunyit, temulawak,

kencur, jahe; buah (adas, cengkeh, asam); kayu (kayu manis, kayu

secang); daun (daun papaya, daun sirih, daun katup, daun beluntas) dan

masih banyak bahan-bahan lainnya. Atribut komposisi jamu pada jamu

tradisional telah memenuhi ideal sesuai keinginan konsumen, yaitu

pada produk jamu tradisional serbuk instan telah dicantumkan

komposisi jamu dengan cukup jelas, sehingga konsumen dapat melihat

bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu tradisional serbuk

instan tersebut. Sedangkan pada jamu tradisional rebusan hanya

beberapa merek jamu saja yang menyantumkan komposisi jamunya.

Oleh sebab itu konsumen jamu tradisional rebusan menganggap atribut

komposisi jamu belum ideal.

g) Keamanan Produk

Atribut keamanan produk merupakan atribut yang sangat

dipertimbangkan oleh konsumen jamu tradisional. Konsumen jamu

sudah pasti mengingginkan jamu tradisional yang dibelinya aman

untuk dikonsumsi. Performansi ideal dan kepercayaan konsumen

terhadap atribut keamanan produk jamu adalah sebagai berikut :

Page 84: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 30. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Keamanan Produk Jamu Tradisional.

Atribut Serbuk Instan Rebusan

Keamanan (Ii) (Xi) [Ii-Xi] (Ii) (Xi) [Ii-Xi]

5 77 63 15 - 4 - 14 4 - 3 - - - 12 2 - - - 7 1 - - - - n 77 77 19 19 Total 385 371 91 50 X 5 4,82 0,18 4,79 2,63 2,16

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 30 dapat diketahui bahwa selisih antara

performansi ideal dengan kepercayaan konsumen jamu tradisional

serbuk instan adalah sebesar 0,18. Hal ini menunjukkan bahwa atribut

keamanan produk jamu tradisional serbuk instan sudah memenuhi

ideal menurut konsumen. Sedangkan selisih antara performansi ideal

dengan kepercayaan konsumen jamu tradisional rebusan adalah

sebesar 1,74. Hal ini menunjukkan bahwa atribut keamanan produk

jamu tradisional rebusan belum memenuhi ideal menurut konsumen.

Keamanan dari jamu tradisional dapat dilihat dari izin yang

diberikan Departemen Kesehatan ataupun izin dari Badan POM, jika

tertera izin dari salah satu lembaga tersebut maka konsumen yakin

bahwa jamu tradisional yang mereka konsumsi terbuat dari bahan-

bahan yang aman dikonsumsi dan teruji kesehatannya. Atribut

keamanan pada jamu tradisional serbuk instan sudah memenuhi ideal,

yaitu pada jamu tradisional serbuk instan telah mendapatkan izin dari

Departeman Kesehatan ataupun dari Badan POM. Dan untuk jamu

tradisional rebusan atribut keamanan belum memenuhi ideal karena

pada jamu tradisional rebusan tidak semua menyantumkan izin dari

Departemen Kesehatan ataupun dari Badan POM, jadi masih ada jamu

tradisional rebusan di pasar tradisional Kabupaten Sukoharjo yang

belum mendapatkan izin. padahal konsumen mengingginkan jamu

Page 85: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

yang mereka konsumsi telah mendapat izin, sehingga konsumen yakin

bahwa jamu yang dikonsumsi adalah jamu yang aman.

D. Analisis Kualitas Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap Jamu

Tradisional

1. Analisis Kualitas Ideal Konsumen

Sikap konsumen terhadap berbagai atribut jamu tradisional dapat

menggambarkan bahwa atribut jamu tradisional sudah sesuai keinginan

konsumen atau belum. Analisis sikap konsumen terhadap atribut jamu

tradisional serbuk instan dan rebusan adalah sebagai berikut:

a) Jamu Tradisional Serbuk Instan

Konsumen jamu tradisional serbuk instan menginginkan atribut

yang melekat pada suatu produk yang dikonsumsi sudah sesuai dengan

selera ataupun keinginannya. Data untuk kualitas ideal konsumen

terhadap Jamu Tradisional serbuk instan dapat diringkas sebagai

berikut :

Tabel 31. Kualitas Ideal Konsumen Terhadap Jamu Tradisional Serbuk instan.

Atribut Ideal (Ii) Kepercayaan Konsumen (Xi)

/Ii-Xi/

Kemasan Kepraktisan Khasiat Informasi Pemakaian Batas Waktu Penggunaan Komposisi Jamu Keamanan Produk

4,17 4,05 4,80 4,83

5 4,87

5

3,74 3,86 4,12 4,35 4,91 4,80 4,82

0,43 0,19 0,68 0,48 0,09 0,07 0,18

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 31 dapat diketahui adanya kualitas ideal

konsumen terhadap jamu tradisional serbuk instan yaitu diketahui

adanya atribut-atribut jamu tradisional yang paling sesuai dengan

keinginan konsumen atau belum memenuhi ideal menurut konsumen.

Atribut jamu tradisional serbuk instan yang paling memenuhi sifat

ideal menurut konsumen adalah atribut komposisi jamu. Selanjutnya

Page 86: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

berturut-turut adalah atribut batas waktu penggunaan, keamanan

produk, kepraktisan, kemasan, informasi pemakaian dan khasiat.

Atribut komposisi jamu tradisional serbuk instan merupakan

atribut yang paling memenuhi ideal menurut konsumen. Hal ini

ditunjukkan dengan selisih poin antara sifat ideal yang diinginkan

konsumen dengan kenyataan pada atribut komposisi jamu bernilai

paling kecil yaitu sebesar 0,07 yang berarti atribut komposisi jamu

dianggap paling sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.

Menurut konsumen jamu tradisional serbuk instan komposisi jamu

tradisional serbuk instan telah tertulis dengan jelas pada produk jamu

tradisional serbuk instan.

Atribut selanjutnya yang memenuhi ideal adalah atribut batas

waktu penggunaan. Selisih nilai antara performansi ideal dan

kenyataan produk menurut konsumen adalah sebesar 0,09. Hal ini

dapat diketahui bahwa atribut batas waktu penggunaan pada jamu

tradisional serbuk instan sudah sesuai dengan keinginan konsumen.

Menurut konsumen, batas waktu penggunaan berupa tanggal, bulan

dan tahun yang menunjukkan batas akhir mengkonsumsi jamu

tradisional telah jelas tertera pada produk jamu tradisional serbuk

instan.

Atribut keamanan produk merupakan atribut yang sudah

memenuhi sifat ideal konsumen. Atribut ini memiliki selisih nilai

antara apa yang diharapkan konsumen dengan kenyataan yang ada

pada produk sebesar 0,18. Konsumen beranggapan bahwa jamu

tradisional serbuk instan yang ditawarkan di pasar tradisional

Kabupaten Sukoharjo aman dikonsumsi. Hal ini ditunjukkan dengan

dicantumkannya izin dari Departemen Kesehatan ataupun dari Badan

POM pada produk jamu tradisional serbuk instan.

Atribut kepraktisan pada jamu tradisional serbuk instan

merupakan atribut yang telah memenuhi sifat ideal konsumen dengan

nilai antara apa yang diharapkan konsumen dengan kenyataan yang

Page 87: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

ada pada produk adalah sebesar 0,19. Menurut konsumen jamu

mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan sangat mudah dan

praktis, hanya dengan menyedu jamu tersebut dengan air panas maka

jamu tradisional serbuk instan siap untuk dikonsumsi.

Atribut selanjutnya adalah atribut kemasan yang memiliki

selisih nilai antara sifat ideal dengan kenyataan pada produk sebesar

0,43. Hal ini dapat diketahui bahwa atribut kemasan pada jamu

tradisional serbuk instan ini telah memenuhi ideal. Menurut

konsumennya, jamu tradisional serbuk instan telah memiliki kemasan

yang cukup menarik. Jamu ini dikemas dengan rapi dalam kemasan

primer, ada yang menggunakan plastik dan ada yang menggunakan

kertas. Kemudian tiap paknya dikemas lagi dalam kemasan sekunder

menggunakan plastik bening ataupun bok karton, biasanya satu pak

berisi 5-10 bungkus kecil (sachet) jamu tradisional serbuk instan.

Atribut informasi pemakaian pada jamu tradisional juga sudah

memenuhi ideal. Selisih poin antara sifat ideal dan kenyataan pada

produk yaitu sebesar 0,48. Konsumen berpendapat bahwa informasi

pemakaian pada jamu tradisional ini sudah jelas tertera pada kemasan

jamu tradisional serbuk instan tersebut. Informasi pemakaian ini

berupa cara menyajian jamu dan takaran penyajian jamu.

Atribut yang terakhir adalah khasiat jamu tradisional. Atribut

ini memiliki selisih poin antara sifat ideal dan kenyataan pada produk

yaitu sebesar 0,68. Nilai ini menunjukkan bahwa atribut khasiat belum

memenuhi idea. Walaupun jamu tradisional serbuk instan yang ada di

pasar tradisional Kabupaten Sukoharjo berkhasiat, namun konsumen

jamu tradisional serbuk instan menginginkan manfaat atau khasiat

yang besar dari jamu tradisional tersebut. Konsumen menginginkan

khasiat atau kegunaan jamu dapat dirasakan segera setelah

mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan, misalnya dengan sekali

mengkonsumsi jamu tersebut maka keluhan yang dirasakan konsumen

akan sembuh.

Page 88: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

b) Jamu Tradisional Rebusan

Setiap konsumen memiliki kualitas ideal pada setiap produk

yang akan dibelinya termasuk untuk jamu tradisional rebusan. Data

untuk kualitas ideal konsumen terhadap Jamu Tradisional rebusan

adalah sebagai berikut :

Tabel 32. Kualitas Ideal Konsumen Terhadap Jamu Tradisional Rebusan.

Atribut Ideal (Ii) Kepercayaan Konsumen (Xi)

/Ii-Xi/

Kemasan Kepraktisan Khasiat Informasi Pemakaian Batas Waktu Penggunaan Komposisi Jamu Keamanan Produk

4,58 3.10 4,74 4,42 4,42 4,79

5

3,16 2,79 4,26 3,95 2.05 2,63 3,26

1,42 0.31 0,48 0,47 2,37 2,16 1,74

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 32 dapat diketahui adanya kualitas ideal

konsumen terhadap jamu tradisional rebusan yaitu diketahui adanya

atribut-atribut jamu tradisional yang paling sesuai dengan keinginan

konsumen atau belum memenuhi ideal menurut konsumen. Atribut

jamu tradisional rebusan yang paling memenuhi sifat ideal menurut

konsumen adalah atribut kepraktisan. Selanjutnya berturut-turut adalah

atribut informasi pemakaian, khasiat, kemasan, keamanan produk,

komposisi jamu dan batas waktu penggunaan.

Atribut kepraktisan memiliki selisih nilai antara sifat ideal

dengan kenyataan pada produk sebesar 0,31. Hal ini menunjukkan

bahwa atribut kepraktisan telah memenuhi sifat idea konsumen. Untuk

mengkonsumsi jamu tradisional rebusan konsumen harus merebusnya

terlebih dahulu, namun hal tersebut tidak membuat konsumen jamu

tradisional merasa repot, konsumen sadar bahwa yang namanya jamu

rebusan itu harus direbus terlebih dahulu untuk mengkonsumsinya,

untuk itu konsumen menganggap bahwa atribut kepraktisan telah

sesuai dengan keingginan konsumen.

Page 89: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Atribut selanjutnya yang memenuhi ideal adalah atribut

informasi pemakaian. Atribut informasi pemakaian memiliki selisih

nilai antara sifat ideal dengan kenyataan pada produk sebesar 0,47. Hal

ini menunjukkan bahwa informasi pemakaian yang ada pada jamu

tradisional rebusan telah sesuai dengan keinginan konsumen. Menurut

konsumen informasi pemakaian yang ada pada jamu tradisional

rebusan tersebut sudah lengkap dan bisa dimengerti oleh konsumen.

Informasi pemakaian tersebut berupa petunjuk pemakaian dan takaran

mengkonsumsi jamu tradisional rebusan.

Atribut khasiat memiliki selisih poin antara sifat ideal dan

kenyataan pada produk yaitu sebesar 0,48. Hal ini dapat diketahui

bahwa atribut khasiat sudah memenuhi ideal. Konsumen jamu

tradisional rebusan beranggapan bahwa khasiat yang mereka peroleh

dari jamu tradisional yang mereka konsumsi sesuai dengan apa yang

mereka inginkan. Khasiat yang diperoleh tersebut adalah manfaat-

manfaat yang dapat dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi jamu

tradisional rebusan.

Atribut kemasan memiliki selisih nilai antara sifat ideal dengan

kenyataan pada produk sebesar 1,42. Hal ini menunjukkan bahwa

atribut kemasan jamu tradisional rebusan belum memenuhi ideal.

Konsumen merasa kemasan jamu tradisional belum begitu menarik,

sebagian besar jamu tradisional rebusan yang dijual pada pasar

tradisional Kabupaten Sukoharjo menggunakan kemasan primer

berupa plastik bening. Sedangkan konsumen mengginginkan kemasan

yang lebih menarik, misalnya dengan bok karton.

Atribut keamanan produk merupakan atribut yang belum

memenuhi sifat ideal konsumen. Atribut ini memiliki selisih nilai

antara apa yang diharapkan konsumen dengan kenyataan yang ada

pada produk sebesar 1,74. Keamanan produk jamu tradisional rebusan

belum bisa sepenuhnya dipercaya oleh konsumen, karena masih ada

Page 90: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

jamu tradisional rebusan yang belum memyantumkan izin dari

Departemen Kesehatan ataupun dari Badan POM.

Atribut komposisi jamu tradisional rebusan merupakan atribut

yang belum memenuhi ideal menurut konsumen. Hal ini ditunjukkan

dengan selisih poin antara sifat ideal yang diinginkan konsumen

dengan kenyataan pada atribut kepraktisan bernilai lebih besar dari 0,5

yaitu sebesar 2,16 yang berarti atribut komposisi jamu dianggap belum

sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen. Atribut komposisi jamu

tradisional dianggap belum sesuai dengan keingginan konsumen,

karena hanya beberapa merek jamu saja yang menyantumkan

komposisi jamun pada produk jamu, sedangkan konsumen

mengingginkan komposisi jamu tertulis secara lengkap pada smua

produk jamu tradisional rebusan, sehingga konsumen mengetahui

bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu tradisional rebusan

tersebut.

Atribut selanjutnya adalah atribut batas waktu penggunaan.

Atribut ini belum memenuhi idea menuruk konsumen yaitu dengan

selisih nilai antara performansi ideal dan kenyataan produk menurut

konsumen adalah sebesar 2,37. Pada jamu tradisional rebusan belum

dicantumkan batas waktu penggunan jamu tersebut, sehingga atribut

batas waktu penggunaan belum sesuai dengan keinginan konsumen.

Konsumen mengingginkan batas waktu penggunaan berupa tanggal,

bulan dan tahun tertera jelas pada kemasan jamu tradisional rebusan.

2. Kepercayaan Konsumen Terhadap Jamu Tradisional

Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk dapat menimbulkan

keinginan untuk membeli produk tersebut. Kepercayaan konsumen

terhadap atribut jamu tradisional terhadap jamu tradisional serbuk instan

dan jamu tradisional rebusan adalah sebagai berikut:

Page 91: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 33. Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Pada Jamu Tradisional.

Atribut Kepercayaan Konsumen Serbuk Instan Rebusan Kemasan 3,74 3,16 Kepraktisan 3,86 2,97 Khasiat 4,12 4,26 Informasi pemakaian 4,35 3,95 Batas waktu penggunaan 4,35 2,05 Komposisi jamu 4,80 2,63 Keamanan 4,82 3,26

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 33 dapat diketahui bahwa kepercayaan konsumen

terhadap atribut kemasan untuk jamu tradisional serbuk instan sebesar 3,74

sedangkan kepercayaan yang diberikan konsumen untuk jamu tradisional

rebusan sebesar 3,16. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kepercayaan

konsumen terhadap kemasan jamu tradisional serbuk instan lebih tinggi

daripada jamu tradisional rebusan. Dengan kata lain kemasan dari jamu

tradisional serbuk instan telah sesuai dengan keinginan konsumen, karena

kemasan yang digunakan lebih menarik dan lebih rapi dari pada jamu

tradisional rebusan yang kebanyakan hanya dikemas dalam kemasan

primer berupa plastik bening.

Kepercayaan konsumen terhadap atribut kepraktisan untuk jamu

tradisional serbuk instan sebesar 3,86 sedangkan kepercayaan konsumen

untuk jamu tradisional rebusan sebesar 2,97. Hal ini dapat menunjukkan

bahwa kepercayaan yang diberikan konsumen terhadap kepraktisan lebih

tinggi pada jamu tradisional serbuk instan. Kepraktisan jamu tradisional

serbuk instan sudah sesuai dengan keinginan konsumen, karena konsumen

hanya tinggal menyedu dengan air panas jamu tradisional serbuk instan

tersebut dan langsung siap untuk dikonsumsi.

Kepercayaan yang diberikan oleh konsumen terhadap khasiat jamu

tradisional rebusan lebih besar dari pada jamu tradisional serbuk instan

yaitu sebesar 4,26 untuk rebusan dan 4,12 untuk serbuk instan. Hal ini

dapat menunjukkan bahwa kepercayaan yang diberikan konsumen

Page 92: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

terhadap khasiat jamu tradisional rebusan lebih tinggi daripada jamu

tradisional serbuk instan. Konsumen jamu tradisional rebusan merasa

mendapatkan khasiat dari jamu yang dikonsumsinya.

Kepercayaan konsumen terhadap atribut informasi pemakaian untuk

jamu tradisional serbuk instan yaitu sebesar 4,35 sedangkan kepercayaan

konsumen untuk jamu tradisional rebusan sebesar 3,95. Hal ini dapat

menunjukkan bahwa kepercayaan yang diberikan konsumen terhadap

informasi pemakaian jamu tradisional serbuk instan lebih tinggi daripada

jamu tradisional rebusan. Dalam produk jamu tradisional serbuk instan

maupun rebusan sama-sama telah tertera informasi pemakaian jamu

tradisional tersebut, tetapi konsumen menganggap bahwa informasi pada

jamu tradisional serbuk instan lebih lengkap dan sesuai dengan keinginan

konsumen.

Kepercayaan konsumen terhadap atribut batas waktu penggunaan

untuk jamu tradisional serbuk instan dengan jamu tradisional rebusan

untuk atribut batas waktu penggunaan berbeda jauh, kepercayaan untuk

jamu serbuk instan sebesar 4,35 sedangkan kepercayaan konsumen untuk

jamu tradisional rebusan sebesar 2,05. Hal ini dapat menunjukkan bahwa

kepercayaan yang diberikan konsumen terhadap batas waktu penggunaan

jamu tradisional serbuk insatan lebih tinggi daripada jamu tradisional

rebusan. Hal tersebut dikarenakan pada jamu tradisonal serbuk instan telah

tercantum tanggal batas waktu penggunaan secara jelas, sedangkan untuk

jamu tradisional rebusan tidak tercantum.

Kepercayaan konsumen terhadap atribut komposisi jamu untuk jamu

tradisional serbuk instan dengan jamu tradisional rebusan untuk atribut

komposisi jamu sangat berbeda, kepercayaan untuk jamu serbuk instan

sebesar 4,80 sedangkan kepercayaan konsumen untuk jamu tradisional

rebusan sebesar 2,63. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kepercayaan yang

diberikan konsumen terhadap komposis jamu tradisional serbuk instan

lebih tinggi daripada jamu tradisional rebusan. Hal tersebut dikarenakan

pada jamu tradisional serbuk instan telah tercantum komposisi jamu secara

Page 93: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

jelas sehingga konsumen dapat mengetahui bahan-bahan untuk membuat

jamu serbuk instan, sedangkan untuk jamu tradisioan rebusan tidak semua

produk jamu tradisional rebusan menyantumkan komposisi jamunya,

masih banyak jamu tradisional rebusan yang belum menyantumkan

komposisi jamunya.

Kepercayaan konsumen terhadap atribut keamanan untuk jamu

serbuk instan sebesar 4,82 sedangkan kepercayaan konsumen untuk jamu

tradisional rebusan sebesar 3,26. Hal ini dapat menunjukkan bahwa

kepercayaan yang diberikan konsumen terhadap keamanan produk jamu

tradisional serbuk insatan lebih tinggi daripada jamu tradisional rebusan.

Sebab pada jamu tradisional serbuk instan telah tercantun izin dari

Departemen Kesehatan maupun Badan POM, sedangkan pada jamu

tradisional rebusan ada beberapa jamu yang belum mempunyai izin

tersebut.

Atribut yang melekat pada jamu tradisional serbuk instan dan

rebusan baik berupa kemasan, kepraktisan, khasiat, informasi pemakaian,

batas waktu penggunaan, komposisi jamu dan keamanan produk dapat

menimbulkan suatu kepercayan pada konsumen pada saat akan membeli

jamu tradisional. Konsumen lebih memberikan kepercayaan pada jamu

tradisional serbuk instan untuk atribut kemasan, kepraktisan, informasi

pemakaian, batas waktu penggunaan, komposisi jamu dan keamanan

produk sedangkan untuk jamu tradisional serbuk instan konsumen hanya

memberikan kepercayaan satu atribut saja yaitu atribut khasiat.

E. Analisis Sikap Konsumen terhadap Jamu Tradisional

Jamu tradisional biasanya dikonsumsi sebagai minuman kesehata dan

pengobatan suatu penyakit. Permintaan terhadap jamu tradisional pada pasar

tradisional di Kabupaten Sukoharjo bebeda-beda. Untuk itu seorang produsen

ataupun pemasar jamu tradisional harus dapat mengetahui bagaimana selera

konsumen yang tercermin dari perilaku konsumen, khususnya sikap

konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan dan

perilaku. Sikap biasanya memainkan peranan utama dalam membentuk

Page 94: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

perilaku. Setiap konsumen memiliki produk ideal bagi dirinya. Ditinjau dari

sikap, semakin dekat sebuah produk ke poin ideal, semakin baik posisinya.

Dengan mengetahui sikap konsumen, sangat penting bagi produsen untuk

memenuhi selera konsumen akan jamu tradisional yang diinginkan sehingga

dapat memberikan keuntungan bagi produsen.

Setelah mengetahui sikap konsumen terhadap masing-masing atribut

jamu tradisional, maka dapat diketahui pula sikap konsumen terhadap produk

secara keseluruhan. Analisis sikap konsumen terhadap atribut jamu

tradisional adalah sebagai berikut:

1. Jamu Tradisional serbuk instan

Berbagai atribut jamu tradisional serbuk instan dapat menjadi bahan

pertimbangan konsumen pada saat membeli. Sikap konsumen terhadap

jamu tradisional serbuk instan adalah sebagai berikut :

Tabel 34. Sikap Konsumen Terhadap Jamu Tradisional Serbuk instan.

Atribut Tingkat Kepentingan (Wi)

/Ii – Xi/ Wi/Ii – Xi/

Kemasan Kepraktisan Khasiat Informasi Pemakaian Batas Waktu Penggunaan Komposisi Jamu Keamanan Produk

3,96 3,74 4,17 4,15 4,93 4,42 4,96

0,43 0,19 0,68 0,48 0,09 0,07 0,18

1,7020 1,7106 2,8356 1,9920 0,4437 0,3094 0,8928

Sikap (Ab) 9,89

Sumber : Analisis Data Primer

Kriteria sikap konsumen terhadap jamu tradisional serbuk instan

dinilai dengan menggunakan skala linear numerik, yaitu :

skala

IiWix å -=

)1(

47322,22=x

skala linear numerik :

0 £ Ab< 22,47322 : sangat baik

22,4732 £ Ab< 44,94644 : baik

Page 95: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

44,94644£ Ab< 67,41966 : netral

67,41966£ Ab< 89,89288 : buruk

89,89288£ Ab< 112,3661 : sangat buruk

Berdasarkan Tabel 34 dapat diketahui bahwa nilai sikap konsumen

terhadap jamu tradisional serbuk instan adalah sebesar 9,89. Hasil ini

menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap jamu tradisional sangat

baik yang berarti atribut yang melekat pada jamu tradisional serbuk instan

sudah sesuai dengan keinginan konsumen. Sikap konsumen tersebut

ditunjukkan dengan perilaku beli konsumen yang mengkonsumsi jamu

tradisional serbuk instan. Atribut pada Jamu Tradisional serbuk instan

sudah sesuai dengan keinginan konsumen bahkan lebih sesuai dari sifat

ideal yang diinginkan konsumen karena hasil analisis menunjukkan nilai

sikap yang sangat baik.

2. Jamu Tradisional Rebusan

Berbagai atribut jamu tradisional rebusan dapat menjadi bahan

pertimbangan konsumen pada saat membeli. Adapun sikap konsumen

terhadap jamu tradisional rebusan adalah sebagai berikut :

Tabel 35. Sikap Konsumen Terhadap Jamu Tradisional Rebusan.

Atribut Tingkat Kepentingan (Wi)

/Ii – Xi/ Wi/Ii – Xi/

Kemasan Kepraktisan Khasiat Informasi Pemakaian Batas Waktu Penggunaan Komposisi Jamu Keamanan Produk

3,96 3,74 4,17 4,15 4,93 4,42 4,96

1,42 0.31 0,48 0,47 2,37 2,16 1,74

5,6232 1,1594 2,0016 1,9505

11,6841 9,5472 8,6304

Sikap (Ab) 40,60

Sumber : Analisis Data Primer

Kriteria sikap konsumen terhadap jamu tradisional rebusan dinilai

dengan menggunakan skala linear numerik, yaitu :

Page 96: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

skala

IiWix å -=

)1(

1457,21=x Skala linear numerik :

0 £ Ab< 21,1457 : sangat baik

21,1457£ Ab< 42,2914 : baik

42,2914£ Ab< 63,4371 : netral

63,4371 £ Ab< 84,5828 : buruk

84,5828£ Ab< 105,7285 : sangat buruk

Berdasarkan Tabel 35 dan analisis di atas dapat diketahui bahwa

jamu tradisional rebusan mendapatkan sikap baik dari konsumen yang

berarti atribut yang melekat pada jamu tradisional rebusan telah sesuai

dengan selera konsumen dan sikap konsumen tersebut ditunjukkan dengan

perilaku beli konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional rebusan. Hal

ini dapat dilihat dari skor dari skala numerik dapat diketahui sikap

konsumen terhadap jamu tradisional yaitu sebesar 40,60.

Berdasarkan hasil penelitian maka hasil penelitian sikap konsumen

jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo telah

sesuai dengan hipotesis penelitian. Dinyatakan bahwa hipotesis penelitian

sikap konsumen terhadap jamu tradisional adalah baik, dan pada hasil

penelitian sikap konsumen terhadap jamu tradisional serbuk instan adalah

sangat baik dengan nilai sikap sebesar 9,89. Sedangkan untuk sikap

konsumen jamu tradisional rebusan adalah baik dengan nilai sikap sebesar

40,60. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar dari atribut-atribut pada

jamu tradisional serbuk instan maupun rebusan telah memenuhi sifat ideal

sesuai dengan keinginan konsumen. Walaupun masih terdapat atribut yang

belum sesuai dengan keinginan konsumen, tetapi sebagian besar konsumen

tetap mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan dan rebusan karena

konsumen lebih mengutamakan kebiasaan dalam mengkonsumsi jamu

Page 97: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

tradisional sebagai minuman kesehatan ataupun penyembuhan suatu

penyakit.

Atribut jamu tradisional serbuk instan yang paling belum ideal

menurut konsumen adalah khasiat sedangkan untuk jamu tradisional

rebusan adalah batas waktu penggunaan, komposisi jamu, keamanan

produk dan kemasan. Belum semua atribut jamu tradisional memenuhi

sifat ideal konsumen. Peran produsen mengetahui sifat ideal produk,

diharapkan sebagai dasar pertimbangan menyediakan jamu tradisional

sesuai dengan keinginan konsumen serta produsen dapat meningkatkan

kualitas produknya dan menarik konsumen untuk membeli produk.

Page 98: SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR ... - …/Sikap... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP KONSUMEN JAMU TRADISIONAL PADA PASAR TRADISIONAL DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian dan analisis yang

dilakukan mengenai Sikap Konsumen jamu tradisional Pada Pasar Tradisonal

Di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut :

1. Atribut-atribut jamu tradisional serbuk instan yang memenuhi ideal adalah

komposisi jamu, batas waktu penggunaan, keamanan produk, kepraktisan,

kemasan, dan informasi pemakaian sedangkan atribut yang belum

memenuhi ideal adalah atribut khasiat. Atribut-atribut jamu tradisional

rebusan yang memenuhi ideal adalah kepraktisan, informasi pemakaian

dan khasiat sedangkan atribut yang belum memenuhi ideal adalah atribut

kemasan, keamanan produk, komposisi jamu, dan batas waktu

penggunaan.

2. Sikap konsumen terhadap jamu tradisional serbuk instan adalah sangat

baik, sedangkan sikap konsumen jamu tradisional rebusan adalah baik.

B. Saran

1. Hendaknya produsen jamu tradisional khususnya jamu tradisional rebusan

menyantumkan atribut-atribut seperti komposisi jamu, batas waktu

penggunaan dan izin dari DEPKES atau Badan POM dalam kemasan jamu

tradisional rebusan sebagai bukti bahwa jamu tersebut aman untuk

dikonsumsi.

2. Hendaknya produsen jamu tradisional rebusan menggunakan kemasan

primer yang lebih rapi, misalnya dengan bok karton berbentuk kubus yang

salah satu sisi dari kubus tersebut dibuat transparan yang terbuat dari mika

agar bahan-bahan penyusun jamu rebusan dapat dilihat oleh konsumen.

83