Upload
yan-abdi-r
View
319
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kimia
Citation preview
Sifat Fisika dan Sifat Kimia Unsur Golongan VII A
UNSUR GOLONGAN VII A
Unsur-unsur golongan Halogen dapat bereaksi dengan unsur logam alkali membentuk
garam. Unsur-unsur golongan halogen diantaranya adalah fluorin ( F ), klorin ( Cl ), bromin
( Br ), Iodin ( I ) dan astatin ( At ). Secara umum biasanya unsur halogen dilambangkan dengan
huruf X. Rumus kulit terluar dari halogen ini adalah ns2 np5. Halogen memiliki 7e- valensi
(elektron pada kulit terluar), sehingga sangat reaktif karena mudah menerima 1e-. Unsur
Halogen membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya. Dalam
larutan halogen membentuk ion negatif bermuatan satu yang disebut ion halida. Dan pada suhu
kamar, unsur-unsur halogen dapat membentuk molekul diatomik.
F2(gas) Cl2(gas) Br2(cair) I2(Padat)
Halogen merupakan golongan non-logam yang sangat reaktif, berbau, berwarna, beracun
serta tidak dijumpai pada keadaan bebas di alam. Pada umumnya ditemukan dialam dalam
bentuk senyawa garam-garamnya. Garam yang terbentuk disebut Garam halida. Sebenarnya
dalam tubuh manusia pun terdapat senyawa-senyawa halogen. Misalnya Ion clorida (Cl-)
merupakan anion yang terkandung dalam plasma darah, cairan tubuh, air susu, air mata, air
ludah, dan cairan eksresi. Ion Iodida (I-) merupakan suatu komponen dalam pembentukan lapisan
email gigi.
Sifat Kimia :
A. Sifat-Sifat Kimia dan Fisika Unsur Halogen
I. Sifat Kimia
Halogen mudah membentuk ion negative karena atom halogen mempunyai 7 elektron
valensi pada kulit terluarnya ( ns2 np5 ). Atom unsur halogen cenderung akan menarik 1 elektron
(1e-) dan menjadi ion negative dalam rangka membentuk susunan electron yang stabil seperti gas
mulia (ns2 np6). Oleh karena itu, halogen disebut unsur yang sangat elektronegatif. Kereaktifan
halogen sangat besar. Hal ini disebabkan jari-jari atom halogen sangat kecil sehingga mudah
menarik electron. Dari fluorin ke iodine sifat kereaktifan makin berkurang karena jari-jari atom
makin besar. Halogen merupakan oksidator (pengoksidasi) kuat. Unsur-unsur halogen mudah
mengikat electron karena itu halogen mudah tereduksi.
Harga potensial (Eo reduksi) dari fluorin sampai iodine makin berkurang.
F2(g) + 2e 2F- (aq) Eo = +2,87 volt
Cl2(g) + 2e 2Cl- (aq) Eo = +1,36 volt
Br2(l) + 2e 2Br- (aq) Eo = +1,07 volt
I2 (s) + 2e 2I- (aq) Eo = +0,51 volt
Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dari fluorin sampai iodine sifat oksidator/
pengoksidasi halogen makin berkurang.
Dalam membincangkan sifat kimia halogen, kadangkala fluorin dan astatin diabaikan.
Hal ini demikian karena astatin adalah bahan radioaktif. Fluorin juga mempunyai sifat-sifat
anomali karena ukurannya yang kecil dan keelektronegatifannya yang tinggi. Sifat kimia halogen
adalah sebagai berikut :
a. Unsur halogen selalu dalam bentuk molekul diatomik yang sangat reaktif terhadap unsur logam
maupun nonlogam
b. Mempunyai bilangan oksidasi -1
c. Dalam sistem periodik, semakin ke atas, dalam satu golongan, akan semakin mudah menangkap
elektron. Karena itu, unsur halogen merupakan oksidator yang kuat
d. Halogen merupakan unsur yang sangat elektronegatif, karena mempunyai7 elektron valensi
sehingga cenderung menarik elektron dan menjadi ionnegatif dalam rangka membentuk susunan
elektron gas mulia.
e. Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin menyebabkan gaya tarik inti
dengan elektron valensi (pada kulit terluar) makin lemah sehingga keelektronegatifan
(kemampuan menarik elektron) semakin lemah dan kemampuan membentuk ion negatifnya juga
semakin berkurang. Dengan kata lain dari fluorin sampai iodin kereaktifan halogen melemah.
f. Halogen merupakan senyawa yang sangat elektronegatif karena mempunyai 7 elektron valensi
(ns2 np5) dan mudah menarik satu elektron menjadi ion negatif agar susunan elektronnya stabil
seperti gas mulia (ns2 np6).
1) Wujud Halogen
Pada suhu kamar, flourin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah
menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim. Pemanasan iodin padat
pada tekanan atmosfer tidak membuat unsur itu meleleh, tetapi langsung menyublim. Hal ini
terjadi karena tekanan uap iodin padat pada suhu kamar lebih besar dari 1 atm Kecenderungan
titik leleh dan titik didih halogen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Molekul halogen (X2)
bersifat nonpolar, dengan demikian gaya tarik- menarik antarmolekul halogen merupakan gaya
dispersi. Sebagaimana diketahui, gaya dispersi bertambah besar sesuai dengan pertambahan
massa molekul (Mr). Itulah sebabnya mengapa titik leleh dan titik didih halogen meningkat dari
atas ke bawah dalam tabel periodik unsur.
2) Warna dan Aroma Halogen
Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Flourin berwarna kuning muda, klorin
berwarna hijau muda, bromin berwarna merah tua, iodin padat berwarna hitam, sedangkan uap
iodine berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun.
Fluorin merupakan unsur kimia yang berupa gas bewarna kuning kehijauan dan
merupakan insur yang sangat reaktif juga dilambangkan dengan huruf F. Nomor atomnya adalah
9, dengan massa atom relatifnya adalah 19 gr/mol. Titik leburnya adalah pada suhu -219,6oC,
sedangkan titik didihnya adalah pada suhu -188,13oC. Flour merupakan unsur nonlogam yang
paling elektronegatif, oleh sebab itu juga merupakan unsur yang paling reaktif. Jika didekatkan
dengan bahan-bahan yang terbuat dari minyak dan gas maka akan dapat menimbulkan api. Fluor
bersifat racun, korosif dan sangat berbau. Fluor pertama kali diisolasi oleh ilmuwan prancis yang
bernama henri Moissan pada tahun 1886. Nama fluor pertama kali diambil dari kata fluo yang
berarti mengalir dalam bahasa Latin. Fluor sangat reaktif sehingga jarang ditemukan dalam
keadaan bebas, fluor biasa dijumpai berikatan dengan unsur atau senyawa lain, sehingga
biasanya berbentuk dalam senyawa seperti fluorit , kriolit, dan apatit. Fluor yang berikatan
dengan oksigen akan membentuk senyawa fluorida, yang terdapat dalam mineral yang terlarut
dalam air sungai dan air laut.
Gas klorin berwarna kuning-kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan
unsur lain. Klorin dapat mengganggu pernapasan, merusak selaput lendir dan dalam wujud
cairnya dapat membakar kulit. Gas klor bebas tidak terdapat di alam tetapi di dapat terikat
dengan logam-logam lain antara lain sebagai NaCl /garam dapur dan MgCl2. Karena itu klorin
tergolong dalam grup unsur halogen (pembentuk garam) dan diperoleh dari garam klorida
dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih sering dengan proses elektrolisis. Merupakan gas
berwarna kuning kehijauan dan dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur. Pada suhu 10oC,
satu volume air dapat melarutkan 3.10 volume klorin, sedangkan pada suhu 30oC hanya 1.77
volume. Klorin mengiritasi sistem pernapasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan lendir dan
bentuk cairnya bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi sekecil 3.5 ppm
dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam. Kenyataannya,
klorin digunakan sebagai senjata kimia pada perang gas di tahun 1915. Terpapar dengan klorin
tidak boleh melebihi 0.5 ppm selama 8 jam kerja sehari-40 jam per minggu. Klorin merupakan
senyawa yang stabil, dimana zat ini merupkan zat yang sangat toksik pada hewan perairan. Gas
klorin sangat bersifat toksik, apabila tehisap akan menyebabkan kerusakan serius pada paru-paru
dan bisa berakibat fatal. Dengan menghirup 1000 ppm (0,1 %) akan berakibat fatal setelah
beberapa menit. Menyebabkan iritasi pada kulit dan membakar kulit.
Bromin adalah salah satu unsur yang termasuk ke dalam golongan VIIA (golongan
halogen). Unsur golongan ini sagat elektronegatif, sehingga mudah berikatan dengan senyawa-
senyawa yang elektropositif. Brom adalah satu-satunya unsur cair non logam. Sifatnya berat,
mudah bergerak, cairan berwarna coklat kemerahan, mudah menguap pada suhu kamar menjadi
uap merah dengan bau yang sangat tajam., menyerupai klor, dan memiliki efek iritasi pada mata
dan tenggorokan. Brom mudah larut dalam air atau karbon disulfida, membentuk larutan
berwarna merah, tidak sekuat klor tapi lebih kuat dari iod. Dapat bersenyawa dengan banyak
unsur dan memiliki efek pemutih. Ketika brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang
amat pedih. Brom mengakibatkan bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja
harus diperhatikan selama menanganinya. Dalam bentuk cairan, zat ini bersifat korosif terhadap
jaringan sel manusia dan uapnya menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan. Dalam bentuk
gas, brom bersifat toksik. Bromin juga merupakan sebuah molekul yang sangat
“terpolarisasikan” dan ikatan pi dalam propena yang mendekat akan menginduksi sebuah dipol
dalam molekul bromin tersebut.
Brom merupakan zat yang satbil dan tidak mudah terbakar dengan adanya pereduksi,
logam alkali, logam bubuk, baja, besi, tembaga dan bahan-bahan organik. Bisa berakibat fatal
jika terhirup dan menyebabkan tingkat keracunan yang tinggi bila terhirup.
Dari hasil penelitian diperoleh toksisitas dari brom adalah :
Apabila dimakan oleh tikus dengan dosis 2600 mg/kg akan mengakibatkan kematian
sebanyak 50 % (LD50).
Apabia dimakan oleh mamalia dengan dosis 440 mg/kg akan mengakibatkan kematian
sebanyak 50 % (LD50).
Apabila dihirup oleh tikus dengan konentrasi 750 ppm selama 9 jam akan mengakibatkan
50 % mati (LC50).
Iod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu kamar
menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur,
tapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-
sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon
disulfida yang kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut
dalam air. Iodin salah satu anggota halogen yang berupa padatan pada temperatur kamar hingga
untuk keperluan percobaan mudah ditangani. Iodin mempunyai karakteristik antara lain sifat
polaritas yang signifikan dalam golongannya hingga kelarutannya dalam pelarut dengan berbagai
tingkat kepolaran dapat di identifikasi. Sifat lain yang sangat dramatik yaitu interaksinya dengan
amilum menghasilkan warna biru dan ini merupakan indikator untuk membedakan dengan
ionnya iodida ; dengan demikian sifat sebagai oksidator dalam sistem I2 – I- sangat informatif
dalam proses redoks. Karakteristik lain yang berbeda dari golongannya yaitu kemampuannya
membentuk senyawa komplek sebagai ion I3- ( I2 dalam I- ).
Iodin terdapat di air laut hanya sampai kadar 6.10-7 %, tetapi senyawa ini terkonsentrasi
dalam spesies rumput laut tertentu, dimana abunya dapat dijadikan sebagai sumber iodin yang
layak untuk diperjualbelikan. Iodin terkandung dalam hormon pengatur pertumbuhan tiroksin,
yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kebanyakan garam dapur yang dijual mengandung 0,01 %.
NaI tambahan untuk mencegah penyakit gondong, yaitu pembengkakan kelenjar tiroid. Perak
iodida digunakan dalam film fotografik berkecepatan tinggi.
Keelektronegatifan halogen (terkecuali iodin) yang lebih besar dari keelektronegatifan
atom karbon berarti bahwa pasangan elektron dalam ikatan karbon-halogen akan tertarik ke
ujung halogen, sehingga membuat halogen sedikit bermuatan negatif dan atom karbon sedikit
bermuatan positif kecuali untuk ikatan karbon-iodin. Walaupun ikatan karbon-iodin tidak
memiliki dipol permanen, ikatan ini sangat mudah dipolarisasi oleh apapun yang mendekatinya.
Sebuah ion negatif yang mendekati ikatan ini dari sisi yang berjauhan dengan ujung atom
karbon.
Senyawa terhalogenasi ini memiliki kelemahan dia tidak dapat membunuh bakteri garam
positif dan ragi, senyawa ini juga tidak bersifat stabil dan sulit terbiodegradasi. Klorin dalam
cairakan membentuk asam hiplorus yang diketahui dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Klorin
bewujud seperti gas yang berwarna kuning kehijauan dengan bau cukup menyengat.
Klorin merupakan senyawa yang stabil, dimana zat ini merupkan zat yang sangat toksik
pada hewan perairan. Gas klorin sangat bersifat toksik, apabila tehisap akan menyebabkan
kerusakan serius pada paru-paru dan bisa berakibat fatal. Dengan menghirup 1000 ppm (0,1 %)
akan berakibat fatal setelah beberapa menit. Menyebabkan iritasi pada kulit dan membakar kulit.
Dari hasil penelitian diperoleh toksisitas dari klorin adalah sebagai berikut:
Dihirup oleh manusia dengan konsentrasi terkecil 2593 mg/m3 selama 30 menit akan menyebabkan
kematian.
Dihirup oleh manusia dengan konsentrasi terkecil 500 ppm selama 5 menit akan menyebabkan
kematian.
Dihirup oleh tikus dengan dosis 137-293 ppm selama 1 jam akan menyebabkan kematian tikus
sebanyak 50 % (LD50).
Dari sifat-sifatnya diketahui bahwa klorin merupakan zat yang sangat beracun apabila
dihirup maupun kontak dengan mata. Zat ini terutama menyebabkan kerusakan atau gangguan
pada saluran pernafasan.
Astatin adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang At dan
nomor atom 85. Nama unsur ini berasal dari bahasa Yunani αστατος (astatos) yang berarti "tak
stabil". Unsur ini termasuk golongan halogen dan merupakan unsur radioaktif yang terbentuk
secara alami melalui peluruhan uranium-235 and uranium-238.
Reaksi – reaksi Halogen
1. Reaksi Pendesakan pada senyawa halogenida
Dalam halogen terdapat istilah reaksi pendesakan, reaksi pendesakkan ini terjadi jika
halogen yang terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik mampu
mendesak ion halogen dari garamnya yang terletak dibawahnya. Dan berlangsung atau tidaknya
suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen. Halogen yang kereaktifannya lebih
kuat dapat mengusir atau mendesak halida yang lebih lemah dari senyawanya. kereaktifan F2 >
Cl2 > Br2 > I2 sehingga :
F2 dapat mengusir X (Cl2, Br2, I2)
F2 + 2KX → 2KF + X2
Cl2 dapat mengusir X (Br2, I2)
Cl2 + 2KX → 2KCl + X2
Br2 dapat mengusir X (I2)
Br- + Cl2 → Br2 + Cl-
Br2 + 2I- → Br- + I2
Br2 + KX → 2KBr + X2
I2 + Br- → (tidak bereaksi)
I2 tidak dapat mengusir F2, Cl2 dan Br2
ket : unsur K dapat diganti unsur logam yang lainnya (Na, Ca, Mg dll)
F2 + 2KCl → 2KF + Cl2
Br2 + Cl- → (tidak bereaksi)
Pada reaksi pertama di atas terlihat biloksnya F turun dari 0 menjadi -1 (reduksi )
sedangkan Cl naik dari -1 menjadi 0 (oksidasi) sehingga F disebut oksidator (penyebab zat lain
mengalami oksidasi). sehingga kereaktifan senyawa halogen sebanding dengan kekuatan
oksidatornya yaitu F2 > Cl2 > Br2 > I2
2. Reaksi dengan Logam
Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam akan menghasilkan senyawa
garam/halida logam.
Contoh :
2Na + Cl2 → NaCl
2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
Sn + 2Cl2 → SnCl4
Mg + Cl2 → MgCl2
2Al + 3Cl2 → 2AlCl3
Halida logam yang terbentuk bersifat ionik jika energi ionisasinya rendah dan logamnya
memiliki biloks rendah. Hampir semua halida bersifat ionik. Contoh Na+, Mg2+, Al3+. Sedangkan
yang bersifat semi ionok adalah AlCl3
3. Reaksi dengan Non Logam
Halogen bereaksi dengan non-logam akan membentuk asam halida/senyawa halide.
Halogen dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain.
Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2 → KrF4
2P + 3Cl2 → 2PCl3
4. Reaksi dengan Metaloid
Halogen bereakksi dengan metaloid.
Contoh:
2B +3Cl2 → 2BCl3
2Si + 2Cl2 → SiCl4
5. Reaksi dengan air
Flourien bereaksi dengan air akan membentuk larutan asam dan oksigen.
2F2 + 2H2O 4HF +O2 (dalam tempat gelap)
Klorin dan bromin bereaksi dengan air membentuk larutan asam halida dan asam oksilhalida.
Cl2 + H2O HClO + HCl, Br2 + H2O HBrO + HBr
Iodine tidak dapat larut dalam air sehingga tidak bereaksi. I2 + H2O ≠
tetapi I2 larut dalam larutan KI : I2 + KI KI3
6. Reaksi dengan hydrogen
Semua halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk hydrogen halida (HX) serta
bereaksi menurun dari F2 ke I2.
Contoh :
F2 + H2 2HF ( bereaksi kuat di tempat gelap )
Cl2 + H2 2HCl ( bereaksi di tempat terang )
Br2 + H2 2HBr ( bereaksi pada suhu 500oC )
I2 + H2 2HI (bereaksi dengan pemanasan katalis Pt )
Pada temperatur kamar asam halida berupa gas, tidak berwarna dan sangat mudah larut air. Sifat
asam halida semakin kuat dengan bertambahnya massa atom relatif dengan urutan seperti dalam
tabel di atas. jadi asam yang paling lemah adalah HF dan yang paling kuat adalah HI.
urutan titik didih asam halida : HF > HI > HBr > HCl
Titik didih asam halida bertambah sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya dengan
pengecualian titik didih HF. Walaupun massa atom relatif HF terkecil namun titik didihnya
justru yang terbesar. Hal ini karena dalam senyawa HF terdapat ikatan hidrogen.
1. Reaksi antar unsur halogen
Unsur-unsur halogen memiliki harga elektronegativitas yang berbeda
sehingga akan terbentuk senyawa kovalen. Senyawa yang terbentuk memiliki 4 kategori : XY,
XY3, XY5, XY7 (X adalah halogen yang lebih elektronegatif).
Contoh :
F2 + Cl2 2FCl
Cl2 + 3I2 2ClI3
2. Reaksi dengan basa
Reaksi halogen dengan basa enser dingin menghasilkan halida ( X- ) dan hipohalida ( XO- ),
sedangkan reaksi halogen dengan basa pekat panas menghasilkan halida ( X- ) dan halat ( XO3- ).
Contoh :
X2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
X2 + 2NaOH ( pekat, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
2F2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → 2NaF + OF2 + H2O
2F2 + 2NaOH ( pekat, panas ) → NaX + O2 + H2O
I. Sifat Fisik
Sifat-sifat fisik halogen berubah secara berangsur-angsur apabila menuruni kumpulan.
Beberapa sifat fisik halogen ialah seperti:
Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin.
Antara molekul-molekul halogen padat dan cair terdapat ikatan Van der Waals yang
lemah. Dari fluorin sampai iodin ikatan itu bertambah kuat maka dari fluorin sampai
iodin bertambah besar pula titik didih dan titik lelehnya.
Pada suhu kamar fluorin dan iodin berwujud gas, bromin berwujud cair yang mudah
menguap dan iodin berwujud padat yang mudah menyublim.
Gas fluorin berwarna kuning muda, gas klorin berwarna kuning hijau, cairan bromin
berwarna coklat merah dan zat padat iodin berwarna hitam sedangkan uap iodin berwarna
ungu.
Fluorin, klorin dan bromin mudah larut dalam air sedangkan iodin sidikit larut dalam air.
iodin mudah larut dalam KI
Semuanya larut dalam pelarut organik seperti Alkohol, eter, kloroform (CHCl3),
tetraklorida (CCl4) dan CS2. Warna bromin dalam kloroform atau tetraklorida adalah
kuning coklat sedangkan iodin berwarna ungu.
a. Unsur Aluminium Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair. Proses ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki baja yang dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-batang karbon yang dicelupkan dalam campuran. b. Senyawa Aluminium Sulfat Aluminium sulfat (Al2(SO4)) dibuat dari pemanasan tanah liat murni (kaolin) dengan asam sulfat pekat. c. Unsur Boron Boron dibuat dengan mereduksi boron oksida B2O3, dengan magnesium atau aluminium. Perhatikan reaksi berikut. 5. Silikon Silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium pada suhu tinggi, dengan reaksi seperti berikut. 6. Golongan VA a. Unsur Nitrogen Nitrogen dibuat dengan penyulingan bertingkat udara cair. Udara bersih dimasukkan ke dalam kompresor, kemudian didinginkan dengan pendingin. Udara dingin mengembang melalui celah dan hasilnya adalah udara yang suhunya lebih dingin, cukup untuk menyebabkan mencair. Selanjutnya udara cair disaring untuk memisahkan unsur CO2 dan hidrokarbon, kemudian didistilasi dengan cara udara cair memasuki bagian puncak kolom di mana nitrogen, komponen yang paling mudah menguap, keluar sebagai gas, dan pada pertengahan kolom, gas argon keluar dan oksigen cair sedang komponen yang paling sulit menguap terkumpul di dasar kolom. b. Senyawa Amonia Amonia (NH3) adalah senyawa yang sangat bermanfaat dan diproduksi secara komersial dalam jumlah yang sangat besar. Pembuatan secara komersial menggunakan proses Haber-Bosch. Dalam proses ini bahan baku digunakan adalah nitrogen dan hidrogen dengan katalis Fe. Reaksi yang terjadi dapat ditulis seperti berikut. Reaksi ini berlangsung pada suhu +500 °C dengan tekanan antara 130 – 200 atm. c. Senyawa Asam Nitrat Asam nitrat (HNO3) dibuat dengan proses Haber-Ostwald, di mana amonia yang didapat dengan proses Haber dicampur dengan udara berlebih kemudian dialirkan melalui platina abses sebagai katalis pada suhu 700 °C – 800 °C. Perhatikan reaksi yang terjadi berikut ini. d. Unsur Fosfor Fosfor dibuat dalam tanur listrik dengan memanaskan fosforit, pasir, dan kokas dengan reaksi seperti berikut. Dalam proses ini dihasilkan fosfor kuning. Adapun Fosfor merah dihasilkan dengan jalan memanaskan fosfor kuning pada suhu 250 °C tanpa udara. 7. Golongan VIA a. Unsur Belerang Pembuatan belerang pertama kali dikembangkan pada tahun 1904 oleh Frasch yang mengembangkan cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch. Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan dimasukkan melalui pipa luar, sehingga
belerang meleleh, selanjutnya dimasukkan udara bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang yang keluar mencapai 99,5%. b. Senyawa Asam Sulfat Asam sulfat (H2SO4) dibuat dengan proses kontak. Belerang dibakar dalam udara kering di ruang pembakar pada suhu 100 °C. Gas yang dihasilkan mengandung kurang lebih 10% volume sulfur dioksida. Setelah didinginkan sampai 400 °C, kemudian dimurnikan dengan cara pengendapan elektrostastik. Sulfur dioksida yang terbentuk kemudian dikonversi menjadi SO3 dengan menggunakan vanadium (V) oksida. Reaksi yang terjadi adalah eksoterm. Reaksi dilakukan pada suhu 450 °C – 474 °C. d. Unsur Oksigen Oksigen dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain seperti berikut ini. Oksigen dapat dibuat secara komersial dengan cara seperti berikut ini. 1) Distilasi bertingkat udara cair. 2) Elektrolisis air. 8. Golongan VIIA atau Halogen a. Unsur Klor Klorin dibuat dengan beberapa cara, antara lain seperti berikut ini. b. Senyawa Hidrogen Klorida Hidrogen klorida (HCl) dapat dibuat dari garam dapur dan asam sulfat. Reaksi yang terjadi seperti berikut. HCl dapat juga dibuat dari sintesis hidrogen dan klor. Kedua gas ini diperoleh sebagai hasil samping pembuatan NaOH dari elektrolisis larutan NaCl. c. Garam Hipoklorit dan garam klorat Garam-garam hipoklorit terbentuk bersama-sama dengan garam-garam klorida, jika gas klorin dialirkan ke dalam suatu larutan basa. c. Unsur Brom Secara teknis brom dihasilkan terutama dari garam singkiran. Garam-garam ini dilarutkan dalam air dan kemudian diuapkan. Sebagian besar dari garam-garamnya menghablur, sedangkan MgBr2 masih tertinggal dalam larutan (Mutterlauge). Selanjutnya gas klorin dialirkan ke dalam Mutterlauge ini, dengan reaksi seperti berikut. Bromin yang terjadi dimurnikan dengan penyulingan. Bromin berupa zat cair berwarna cokelat tua, memberikan uap merah cokelat yang berbau rangsang. d. Unsur Iod Garam-garam iodat direduksi na-hidrogensulfit menjadi iodin, dengan reaksi seperti berikut. Hablur-hablur iodin berbentuk keping-keping berwarna abu-abu tua. Iod tidak mudah larut dalam air, tetapi mudah larut dalam kalium alkohol dan eter. e. Senyawa Hidrogen Fluorida Hidrogen fluorida (HF) diperoleh dengan mereaksikan fluorit dan asam sulfat pekat kemudian dipanaskan dalam bejana dari timbal atau platina. Reaksi yang terjadi seperti berikut. HF di bawah suhu 20 oC berupa zat cair dan di atas suhu 20 oC berupa gas. 9. Golongan VIIIA atau Gas Mulia Semua unsur gas mulia dapat diperoleh dengan distilasi fraksionasi udara cair. Adapun cara memisahkan logam dari bijinya adalah sebagai berikut: a. Penambangan b. Pemekatan biji logam c. Pengubahan mineral menjadi senyawa d. Pengubahan senyawa menjadi logam e. Pemurnian logam f. Pembuatan paduan logam Adapun cara memisahkan gas dari udara Udara tersusun atas gas gas seperti hydrogen, nitrogen, dan lain lain. Kita dapat memisahkannya dengan menggunakan metode distilasi bertingkat udara cair. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian di atas kami dapat menyimpulakan unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur kimia banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara
mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. B. Saran Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah tantang “Kimia Unsur” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah yang kami buat ini ialah dengan mencari lebih banyak refrensi dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga makalah anda akan dapat lebih baik dari makalah ini. Mungkin hanya ini saran yang dapat kami sampaika semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terimakasih Wassallam. . DAFTAR PUSTAKA 1. http://karinkapriskilatehupeiory.blogspot.com/2009/11/makalah-fisika-gaya-lorentz.html 2. http://gas-mulia.blogspot.com/ 3. http://www.scribd.com/doc/35189708/Kelimpahan-Unsur-Di-Alam 4. http://akatsukispread.wordpress.com/2011/05/24/kimia 5. Winarni. 2007. Kimia untuk SMA dan MA kelas XII IPA. Jakarta : Satubuku. 6. Rahardjo, Sentot Budi. 2008. KIMIA 3 Berbasis Eksperimen. Solo: Platinum. 7. www.wikipedia.org 8. www.chem-is-try.org
Daftar Isi
Daftar isi......................................................................................................1Kata pengantar.........................................................................................2
BAB IPENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................3B. Tujuan Pembaasan...................................................................3C. Rumusan Masalah.....................................................................3
BAB IIPEMBAHASAN...........................................................................................4
A. Definisi Halogen........................................................................4B. Manfaat Bagi Kehidupan Dan Pembuatan................4C. Kelimpahan Di Alam...............................................................6D. Sifat Sifat Unsur Halogen......................................................8
BAB IIIPENUTUP....................................................................................................10
Kesimpulan................................................................................................10Saran.............................................................................................................11Daftar Pustaka...........................................................................................12
Kata Pengantar
Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan inayah-Nya makalah tentang unsur-unsur utama, khususnya unsur halogen telah selesai kami susun sebagai penunjang tambahan dalam kegiatan belajar. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW , kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabi’in dan tabi’atnya, juga tak lupa kepada kita selaku umatnya.aamiin
Makalah ini kami susun, sebagai penunjang tambahan dalam kegiatan belajar, khususnya untuk siswa/i kelompok kerja unsur halogen, dan umumnya siwa/i MA AR-ROSYIDIYAH serta kalangan masyarakat.
Dengan menggunakan makalah ini semoga kegiatan belajar dalam memahami unsur halogen dapat lebih menambah sumber-sumber pengetahuan. Kami sadar dalam penyusunan makalah ini belum bisa dikatakan mencapai tingkat kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran tentu kami butuhkan. Mohon maaf apabila ada kesalahan cetak atau kutipan-kutipan yang kurang berkenan. Terimakasih dan selamat belajar.
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan VII A ditabel periodik. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I),astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam.Unsur golongan VIIA ini merupakan unsur nonlogam paling reaktif. Unsur-unsur initidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas,
melainkan dalam bentuk garamnya. Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya,sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebution halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.Keberadaan Unsur – Unsur
Halogen Unsur-unsur halogen di alam, semuanya ditemukan dalam keadaan diatomik.Hal ini
terjadi karena unsur-unsur halogen tidak stabil jika berdiri sendiri. Oleh karenaitu, unsur halogen
harus berikatan agar stabil.Unsur-unsur halogen dapat ditemukan di beberapa tempat. Fluorin
dapatditemukan di atas permukaan tanah. Klorin dapat ditemukan di dalam air laut. Bromin juga
dapat ditemukan di dalam air laut. Begitu juga dengan iodin, yang dapatditemukan di dalam air
laut. Astatin dapat ditemukan dari pemboman bismuth dengan partikel alfa.
B. TUJUAN PEMBAASAN
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk :
Mengetahui sifat unsur halogen; Pengetahuan mengenai sifat unsur halogen; Dapat diterapkan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
C. RUMUSAN MASALAH
Apa pengaruh unsur halogen dalam IPTEK dan dalam kehidupan sehari-hari? Mengapa unsur halogen terjadi pada golongsn VIIA saja? Bagaimana sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur halogen dalam kaitannya
dengan kehidupan masyarakat?
BAB IIPEMBAHASAN
A. DEFINISI HALOGEN
Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan golongan 17
dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵.
Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari
bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut
dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur
nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk
molekulnya diatomik.Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena
kecenderungannya membentuk ion negatif. Selain itu, halogen adalah golongan yang paling
reaktif karena unsur-unsurnya memiliki konfigurasi elektron pada subkulit ns2 np5.Golongan
halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin
(At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas. Salah satu golongan penting dalam susunan berkala unsur adalah golongan VIIA yang diberi nama “halogen”. Golongan VIIA perlu untuk diingat atau dihapal karena merupakan unsur-unsur yang banyak membentuk persenyawaan di alam atau senyawa di laboratorium. Halogen memiliki arti “pembentuk garam”, di alam unsur-unsur ini banyak ditemukan dalam bentuk garam. Unsur-unsur halogen semuanya berwarna, pada suhu kamar mempunyai wujud yang berbeda-beda. Dengan tujuh elektron pada kulit terluar, menyebabkan halogen sangat reaktif sehingga di alam selalu ada dalam bentuk persenyawaan.
B. SIFAT SIFAT UNSUR HALOGEN
Adapun sifat-sifat yang yang dimiliki unsur halogen dapat di kelompokan sebagai sifat fisik dan sifat kimia ;
1. Berdasarkan sifat fisik
- Wujud halogen
Wujud HalogenPada suhu kamar, flourin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair
yangmudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim.Pemanasan
iodin padat pada tekanan atmosfer tidak membuat unsur itu meleleh, tetapilangsung menyublim.
Hal ini terjadi karena tekanan uap iodin padat pada suhu kamar lebih besar dari 1 atm.
- Titik cair dan titik didih
Kecenderungan titik leleh dan titik didih halogen tersebut dapat dijelaskansebagai berikut.
Molekul halogen (X2) bersifat nonpolar, dengan demikian gaya tarik-menarik antarmolekul
halogen merupakan gaya dispersi. Sebagaimana diketahui, gayadispersi bertambah besar sesuai
dengan pertambahan massa molekul (Mr ). Itulahsebabnya mengapa titik leleh dan titik didih
halogen meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik unsur.
- Warna dan aroma
Warna dan Aroma HalogenHalogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Flourin berwarna
kuningmuda, klorin berwarna hijau muda, bromin berwarna merah tua, iodin padat
berwarnahitam, sedangkan uap iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang
danmenusuk, serta bersifat racun.
- Kelarutan
Kelarutan halogen dari fluor sampai yod dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut dalam
air juga mengalami reaksi.
2. Berdasarkan sifat kimia
a. Kereaktifan
Unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti keberadaan halogen di alam
sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi oleh keelektronegatifannya. Semakin tinggi
keelektronegatifan maka semakin reaktif unsur halogen karena semakin mudah menarik elektron.
Kereaktifan halogen juga di pengaruhi oleh energi ikatan halogen.semakin kecil energi ikatan
halogen, semakin mudah di putuskan ikatan tersebut sehingga semakin reaktif halogen.
b. Daya oksidasi
Halogen merupakan pengoksidasi kuat. Sifat oksidator dari atas kebawah semakin lemah,
sehingga halogen-halogen dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya. Sedangkan sifat reduktor
ion halida makin ke bawah semakin kuat.
c. Membentuk molekul diatomik
Unsur halogen selalu dalam bentuk molekul diatomik yang sangat reaktif terhadap
unsur logam maupun nonlogam.
3. Asam HalogenUrutan kekuatan asam halida:HF<HCL<HBr<HI. Di sebabkan perbedaan jari-jari atom dan elektronergativitas.Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar.bagi unsur-unsur yang segolongan, jari-jari atom makin ke bawah makin besar sebab jumlah kulit yang atom makin banyak, sehingga kulit terluar makin jauh dari inti atom.Elektronegativitas adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk menangkap atau menarik elektron dari atom lain.
C. KELIMPAHAN DI ALAM
1. Fluorine
Fluor Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru padatahun 1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling elektronegatif dan paling reaktif. Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F2), berbau pedas, berwarna kuning muda dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, glass, keramik, bahkan air terbakar dalam fluorin dengan nyala terang. Adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.Terdapat dalam senyawa fluorspar CaF2, kriolit Na3AlF6, dan fluorapatit Ca(PO4)3F. dengan penambahan asam sulfat ke dalam fluorspar maka akan diperoleh HF dan garam Calsium sulfat. Selanjutnya lelehan asam florida di elektrolisis untuk menghasilkan gas F2. CaF2 + H2SO4 --> CaSO4 + 2HF
2. Klorin
Klor Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawadan mineral seperti kamalit dan silvit. Gas klor berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.Terdapat dalam senyawa NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2. Senyawa klorida ditemukan di air laut dan garam batu/endapan garam yang terbentuk akibat penguapan air laut di masa lalu. Setiap 1 kg air laut mengandung sekitar 30 gram NaCl. Proses untuk mendapatkan unsure klorin adalah melalui elektrolisis larutan NaCl pekat (brine) akan menghasilkan Cl2 pada anode dan gas H2, dan NaOH pada katode.
3. Bromin
Brom Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. merupakan zat cair berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada temperature kamar, uapnya berwarna merah, berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan.Bromin mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifa tkurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.Terdapat dalam senyawa logam bromide. Senyawa ini juga ditemukan di air laut, endapan garam, dan air mineral. Ditemukan di perairan laut Mati dengan kadar 4500 - 5000 ppm. Garam-garam bromine juga diperoleh dari Arkansas.
4. Iodine
IodiumDitemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam.Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap pada temperature biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukandalam air laut (air asin) garam chili, dll.
Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3,CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanyasatu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat melukai kulit,sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam jumlah kecil pada deposit NaNO3 di Chili. Juga dalam larutan bawah tanah di Jepang dan Amerika dengan kadar sampai 100 ppm. Untuk memperoleh iodine dari natrium iodat, dilakukan penambahan zat pereduksi natrium bisulfit NaHSO3 dengan reaksi sebagai berikut : 2IO3- + 5HSO3- --> I2 + 3HSO4- + 2SO42- + H2O
5. Astatine
Astatin Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson,K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At(210)mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih logam disbandingiodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI,AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatomseperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt danCH 3At.6Jumlah astatine di kerak bumi sangat sedikit kurang dari 30 gram.
D. MANFAAT BAGI KEHIDUPAN DAN PEMBUATAN
1. Manfaat dalam kehidupan sehari-hari
CCl2F2 : Gas freon digunakan sebagai zat pendingin pada lemari es ACNaF : Natrium fluorida digunakan sebagai obat penguat pada kayu.
CaOCl2 : Digunakan sebagai serbuk pengelantang dan desinfektanNaClO : Kaporit sebagai serbuk pengelantangKClO3 : Digunakan dalam industri korek api
KCl : Digunakan untuk pupuk.NaBr : Digunakan dalam kedokteran sebagai obat penenang.
2. Pembuatan halogenUnsur-unsur halogen dapat dibuat dengan jalan oksidasi, reduksi, dan
elektrolisis.Klor (Cl)
Oksidasi, Dengan memanaskan campuran MnO2, NaCl, dan H2SO4 pekat. Elektrolisis lebur NaCl menghasilkan gaS klor di anode. Elektrolisis lebur NaCl, dihasilkan gas Cl2 pada anode dan Na pada katode. Elektrolisis larutan NaCl dengan menggunakan diafragma, dihasilkan gas Cl2
pada anode dan NaOH pada katode.Brom (Br)
Oksidasi, Dengan mengalirkan gas Cl2 ke dalam air laut.Cl2(g) + 2 Br–(aq) —> 2 Cl–(aq) + Br2(aq)
Iodium (I) Reduksi
Dengan menambah NaHSO3 ke dalam larutan NaIO32 IO3–(aq) + 5 HSO3 –(aq) —>3 HSO4 –(aq) +2 SO42–(aq) + H2O(l) + I2(aq)
BAB IIIPENUTUP
KESIMPULANHalogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan VII A
ditabel periodik. terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I),astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Unsur halogen juga banyak di ketemukan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, artinya unsur halogen banyak menyumbang manfaat, seperti halnya unsur-unsur yang lain.
Bidang IPTEK banyak menggali sumbernya dari skian banyak molekul yang di ketemukkan modrn ini.
Penemuan-penemuan terdahuli nampaknya menjadi aset utama intuk dijadukan bahan pengumpulan imformasi untuk di publiksikan.
SARAN
Walaupun sudah banyak unsur yang telah di ketemukan akhir-akhir ini serta sudah banyak tokoh-tokoh besar sebagai penemu-penemu IPTEK, kita sebagai generasi penerus bangsa jangan pernah patah semangat untuk terus berfikir kreatif dan inofatif dengan tetap melihat kadaan lingkungan sekitar
Kata pengantarPuji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas petunjuk dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran kimia.
Makalah ini berisikan pembahasan mengenai halogen.
Terakhir, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan-YME
2. H. endang srihartati S.pd selaku pembimbing mata pelajaran KIMIA;
3. Orangtua kami tercinta
4. Teman-teman yang telah memberi dukungannya
5. Dan semua pihak terkait yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi Penyusun khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya. Tidak lupa kami mohon segala bentuk kritik dan saran demi perbaikan makalah
selanjutnya.
Terimakasih
Karawang, oktober 2011
Penyusun
Daftar isi
Kata pengantar …………………………………………………………………………….……………..…..
Daftar isi …………………………………………………………………………….………...……….
Bab I Pendahuluan
1.1 Halogen dan penemunya ………………………………………………………………..………….
……….
Bab II Pembahasan
2.1 Unsur-unsur dalam golongan halogen …………………………..…………..………………………
2.2 Sifat-sifat Halogen …………………………………………...……………………………………….
2.3 Proses Pembuatan Halogen ………………………….…………………..………………………….
2.4 Kegunaan Halogen ……………………………………………..…………………………..
Bab III Penutup
Penutup……………………………………………………………………………………………….
…………………….
Daftar pustaka
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Halogen
Halogen berada pada golongan 7(VII atau VIIA pada sistem lama). Halogen berasal dari kata
halos=garam, genes=pembentuk maka dari itu halogen disebut pembentuk garam. Halogen memiliki 7e -
valensi, sehingga sangat reaktif karena mudah menerima 1e. Mereka membutuhkan satu tambahan
elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan
satu. Ion negatif ini disebut ion halida.Rumus kulit dari halogen ini adalah ns2 np5 dan pada suhu kamar,
unsur-unsur halogen dapat membentuk molekul diatomik.
F2 Cl2(gas) Br2(cair) I2(Padat)
Adapun tokoh yang mengemukakan tentang halogen yaitu, Jons Jacob Barzelius
Jons Jakob Berzellius
Halogen merupakan golongan non-logam yang sangat reaktif, sehingga unsur-unsurnya tidak
dijumpai pada keadaan bebas. Pada umumnya ditemukan dialam dalam bentuk senyawa garam-
garamnya. Garam yang terbentuk disebut Halida. Sebenarnya dalam tubuh manusia pun terdapat
senyawa-senyawa halogen. Misalnya Ion clorida (Cl) merupakan anion yang terkandung dalam plasma
darah, cairan tubuh, air susu, air mata, air ludah, dan cairan eksresi. Ion Iodida (I) merupakan suatu
komponen dalam pembentukan lapisan email gigi.
» berikut adalah table senyawa halogen dengan non logam.
Golongan non logam Senyawa
III A Bf3, Bcl3, Bbr3, Bi3, Bf4-
IV ACF4, CCl4, CBr4, Cl4;
SiF4, SiF62-, SiCl4, GeF4, GeF6
-, GeCl4
V A
Nf3, Ncl3, NBr3, Ni3, N2f4;
Pf3, Pcl3, PBr3, Pf5, Pcl5, PBr5;
AsF3, AsF5, SbF3, SbF5
VI A
OF2, O2F2, OCL2, OBr2;
SF2, SCl2, S2F2, S2Cl2, SF4, SCl4, SF6;
SeF4, SeF6, SeCl2, SeCl4, SeBr4,
TeF4, TeF6, TeCl4, TeBr4, Tel4
VII A
ICI, IBr, BrF, BrCl, CIF
CIF3, BrF3, ICI3, IF3
CIF5, BrF5, IF5, IF7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Unsur-unsur dalam golongan halogen
a. Fluor
Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada tahun 1886
Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling elektronegatif dan paling reaktif.Memiliki
konfigurasi elektron [He]2S22P5 . Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F2), berbau pedas,
berwarna kuning mudan dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, glass, keramik, bahkan air terbakar
dalam fluorin dengan nyala terang. Dan tahukan kamu? Dengan adanya komponen fluorin dalam air
minum melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
Flour memiliki titik didih -188⁰C dan titik lebur -220⁰C jika dibandingkan dengan unsur lainnya dalam halogen. Flour merupakan unsur yang paling rendah titik didihnya,Massa atom Relatif/Mr dari Flour ini adalah 18,9984. Anomali fluorin.
Fluorin molekular memiliki titik didih yang sangat rendah. Hal ini karena kesukaran polarisasinya
akibat elektronnya ditarik dengan kuat ke inti atom fluorin. Karena keelektronegativan fluorin sangat besar
(χ=3.98) dan elektron bergeser ke F, keasaman yang tinggi akan dihasilkan pada atom yang terikat pada F.
Karena jari-jari ionik F- yang kecil, bilangan oksidasi yang tinggi distabilkan, dan oleh karena itu senyawa
dengan bilangan oksidasi rendah seperti CuF tidak dikenal, tidak seperti senyawa seperti IF7 dan PtF6.
Pseudohalogen Karena ion sianida CN-, ion azida N3- dan ion tiosianat, SCN-, dsb. membentuk
senyawa yang mirip dengan yang dibentuk ion halida, ion-ion tersebut disebut dengan ion pseudohalida.
Ion pseudohalida membentuk molekul pseudohalogen seperti sianogen (CN)2, hidrogen sianda HCN,
natrium tiosianat NaSCN, dsb. Pengubahan kecil efek sterik dan elektronik yang tidak mungkin dilakukan
hanya dengan ion halida membuat pseudohalogen sangat bermanfaat dalam kimia kompleks logam
transisi. bergerak ke katoda bertemu dengan OH- membentuk NaOH. Polihalogen. Selain molekul
halogen biasa, molekul polihalogen dan halogen campuran seperti BrCl, IBr, ICl, ClF3, BrF5, IF7 dsb juga
ada. Anion dan kation polihalogen seperti I3, I5-, I3
+, dan I5+, juga dikenal
b. Klor
Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun 1810. Klor ditemukan
di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit.Klor
memiliki konfigurasi elektron [Ne]3S23P5.Gas klor berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air,
mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan
dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.
Titik didih dari gas klor adalah -35⁰C dan titik leleh -220⁰C. Sedangkan massa atom relatif/Mr dari
klor ini adalah 35,453.
c. Brom
Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. Brom memiliki konfigurasi elektron [Ar]4S24P5
merupakan zat cair berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada temperatur kamar, uapnya
berwarna merah, berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan.
Bromin mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifat kurang aktif
dibandingkan dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.
Brom memiliki titik didih 59⁰C dan titik leleh -7⁰C. Massa atom relatif/Mr brom adalah 79,904.
d. Iodium
Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam. Padatan mengkilap
berwarna hitam kebiruan yang memiliki konfigurasi elektron [Kr]5S25P5.Dapat menguap pada temperatur
biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan dalam air laut (air
asin) garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali
larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan di alam. Kristal
iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.
Iodium memiliki titik didih 184⁰C dan titik leleh 144⁰C. Dengan Massa atom relatif/Mr 126,9045
e. Astatin
Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth dengan
partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal
ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At(210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih
logam disbanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr,
AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen
lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.
Diatomic halogen molecules
halogen molekul struktur Model d(X−X) / pm(fase gas
d(X−X) / pm(Fase solid)
fluorine F2 143 149chlorine Cl2 199 198bromine Br2 228 227iodine I2 266 272
2.2 Sifat-sifat Halogen
a. Sifat KimiaDalam membincangkan sifat kimia halogen, kadangkala fluorin dan astatin diabaikan. Hal ini demikian
karena astatin adalah bahan radioaktif. Fluorin juga mempunyai sifat-sifat anomali karena ukurannya yang
kecil dan keelektronegatifannya yang tinggi. Berikut lebih jelasnya :
< Sebelum Sesudah >
UNSUR Fluor Klor Brom Iodium Catatan :
[X] =unsur-unsur gas
mulia (He, Ne, Ar,
Kr)
n =nomor perioda (2,
3, 4, 5)
=makin besar
sesuai dengan
arah panah
9F 17Cl 35Br 53I
1. Konfigurasi electron [X] ns2 , np5
2. Massa Atom
3. Jari-jari Atom
4. Energi Ionisasi dan Afinitas
Elektron
5. Keelektronegatifan
6. Potensial Reduksi (Eored > 0)
7. Suhu Lebur (0o) -216.6 -101.0 -72 114.0
8. Suhu Didih (0o) -188.2 -34 58 183
9. Bilangan Oksidasi Senyawa
Halogen
-1 + 1, +3
+5, +7
+ 1
+5, +7
+1
+5, +7
b. Sifat FisikSifat-sifat fisik halogen berubah secara beransur-ansur apabila menuruni kumpulan. Beberapa sifat fisik
halogen ialah seperti:
Rumus
molekul
Nomor
atom
Konfigurasi
elektron
Energy
ikatan
(kJ mol-1)
keelektronegatifan
Titik
didih
(oC)
Titik
leleh
(oC)
Warna
F2 9 1s22s22p5 157 4 -188 -233 Kuning muda
Cl2 17 (Ne)3s23p5 242 3 -34,6 -103 Hijau muda
Br2 35 (Ar)4s23d104p5 193 2,8 58 -7,2 Merah kecoklatan
I2 53 (Kr)5s24d105p5 150 2,5 184 113,5 Violet kehitaman
c. Reaksi PendesakanDalam halogen terdapat istilah reaksi pendesakan, reaksi pendesakkan ini terjadi jika halogen yang terletak
lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik mampu mendesak ion halogen dari garamnya
yang terletak dibawahnya.
Dan berlangsung atau tidaknya suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen.
Contoh: F2 + 2KCl → 2KF +Cl2
Br- + Cl2 → Br2 + Cl-
Br2 + 2I- → Br- + I2
Br2 + Cl- → (tidak bereaksi)
I2 + Br- → (tidak bereaksi)
d. Reaksi dengan Logam Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam akan menghasilkan senyawa garam/halida logam.
Contoh :
2Na + Cl2 → NaCl
2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
Sn + 2Cl2 → SnCl4
Mg + Cl2 → MgCl2
2Al + 3Cl2 → 2AlCl3
Reaksi halogen dengan non logam Halogen bereaksi dengan hampir semanya non logam. Jenis
senyawa yang terbentuk sebagian besar adalah senyawa kovalen. Beberapa contoh reaksi halogen yang
banyak ditemukan senyawanya adalah hydrogen halida atau biasa disebut asam halida jika dilarutkan
dalam air dan non logam halida (reaksi halogen dengan unsur-unsur penting seperti O, P, C, maupun S)
Hydrogen halida Hydrogen bereaksi dengan halogen membentuk senyawa hydrogen halida yang
semuanya adalah gas tidak berwarna.
Persamaan reaksi halogen (X) dengan hydrogen adalah sebagai berikut:
H2(g) + X2(g) --> 2HX(g)
Contoh reaksi hydrogen dan halida adalah sebagai berikut:
Reaksi antara Hidrogen dan Fluor :
Reaksi berlangsung hebat. H2 + F2 --> 2HF
Reaksi antara hydrogen dan Clor :
reaksi berlangsung lambat di tempat gelap. Tetapi, jika di bawah sinar matahari, akan terjadi
ledakan.
H2 + Cl2 --> 2HCl
Reaksi antara hydrogen dan Brom : reaksi berlangsung pada suhu 300oC dan menggunakan katalis Pt. H2 +
Br2 --> 2HBr
Reaksi kesetimbangan antara hydrogen dan Yod : reaksi berlangsung lambat pada suhu 300oC
menggunakan katalis Pt. reaksi bersifat dapat balik dan hanya sebagian yang bereaksi. H2 + I2 <--> 2HI
Non logam halida Halogen bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti C, P, O, dan S
membentuk senyawa non logam halida. Contoh non logam halida adalah CCl4, PCl3, PF3, OF2, SCl2, dan
S2Cl2. Contoh reaksi non logam dengan halida adalah sebagai berikut:
Reaksi karbon dengan Clor :
Reaksi memerlukan panas (bersifat endotermik) C(s) + 2Cl2(g) --> CCl4(l)
Reaksi fosfor dengan clor : pemanasan bertahap fosfor dalam aliran lambat klorin menghasilkan PCl3. 2P(s)
+ 3Cl2(g) --> 2PCl3(l) Jika klorin yang direaksikan berlebih, maka akan dihasilkan padatan PCl5 dengan
warna kuning pucat. 2P(s) + 5Cl2(g) --> 2PCl5(s)
Halida non logam Halida hampir semua non logam telah dikenal, termasuk fluorida bahkan dari gas mulia kripton, Kr,
dan xenon, Xe. Walaupun fluorida menarik karena sifat uniknya sendiri, halida biasanya sangat penting sebagai reaktan untuk berbagai senyawa non logam dengan mengganti halogen dalam sintesis anorganik (Tabel 4.8).
Halida logam yang terbentuk bersifat ionik jika energi ionisasinya rendah dan logamnya memiliki biloks
rendah. Hampir semua halida bersifat ionik. Contoh Na+, Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionok
adalah AlCl3 Halogen bereaksi dengan non-logam akan membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen
dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain.
Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2 → KrF4
2P + 3Cl2 → 2PCl3
Macam-macam : Boron trifluorida, BF3, adalah gas tak bewarna (mp -127oC dan bp -100oC) yang memiliki bau mengiritasi
dan beracun. Boron triflourida digunakan sebagai katalis untuk reaksi jenis Friedel-Crafts. BF3 juga
digunakan sebagai katalis untuk polimerisasi kationik. BF3 berada di fasa gas sebagai molekul monomer
triangular dan membentuk aduk (aduct ikatan koordinasi) dengan basa Lewis amonia, amina, eter, fosfin,
dsb. sebab sifat asam Lewisnya yang kuat. Aduk dietileter, (C2H5)2O:BF3, adalah cairan yang dapat
didistilasi dan digunakan sebagai reagen biasa. Aduk ini merupakan reaktan untuk preparasi diboran, B 2H6.
Tetrafluoroborat, BF4-, adalah anion tetrahedral yang dibentuk sebagai aduk BF3 dengan garam logam
alkali, garam perak dan NOBF4 serta asam bebas HBF4 mengandung anion ini. Karena kemampuan
koodinasinya lemah, anion ini digunakan untuk kristalisasi kompleks kation logam transisi sebagai ion
lawan seperti ClO4-. AgBF4 dan NOBF4 juga bermanfaat sebagai bahan pengoksidasi 1-e kompleks.
Tetrakhlorosilan, SiCl4, adalah cairan tak bewarna (mp -70 oC dan bp 57.6oC). Senyawa ini berupa molekul
tetrahedral reguler, dan bereaksi secara hebat dengan air membentuk asam silisik dan asam khlorida.
Senyawa ini sangat bermanfaat sebagai bahan baku produksi silikon murni, senyawa silikon organik dan
silikone (silicone). Fosfor trifluorida, PF3, adalah gas tak bewarna, tak berbau, dan sangat beracun (mp -
151.5 oC dan bp -101.8 oC). Molekulnya berbentuk piramida segitiga. Karena senyawa ini penarik elektron
seperti CO, PF3 dapat menjadi ligan dan membentuk kompleks logam yang analog dengan kompleks
logam karbonil.
Fosfor pentakhlorida, PCl5, adalah zat kristalin tak bewarna (tersublimasi tetapi terdekomposisi pada
160°C). Molekulnya berbentuk trigonal bipiramid dalam wujud gas, tetapi dalam kristal berupa pasangan
ion [PCl4]+[PCl6]- pada fasa padat. Walaupun senyawa ini bereaksi hebat dengan air dan menjadi asam
fosfat dan asam khlorida, PCl5 larut dan CS2 dan CCl4. PCl5 sangat bermanfaat untuk khlorinasi senyawa
organik.
Arsen pentafluorida, AsF5, adalah gas tak bewarna (mp -79.8 °C dan bp -52.9 °C). Molekulnya adalah
trigonal bipiramida. Walaupun senyawa ini terhidrolisis, senyawa ini larut dalam pelarut organik. AsF 5
adalah penangkap elektron yang kuat, senyawa ini dapat membentuk kompleks donor-akseptor dengan
donor elektron.
Belerang heksafluorida, SF6, adalah gas tak bewarna dan tak berbau (mp. -50.8 °C dan titik sublimasi -
63.8 °C). Molekulnya berbentuk oktahedral. SF6 secara kimia tidak stabil dan sukar larut dalam air. Karena
SF6 memiliki sifat penahan panas yang istimewa, tidak mudah terbakar dan tahan korosi, SF6 digunakan
sebagai insulator tegangan tinggi.
Belerang khlorida, S2Cl2, adalah cairan bewarna oranye (mp -80 °C dan bp 138 °C). Mempunyai struktur
yang sama dengan hidrogen peroksida. Mudah larut dalam pelarut organik. S2Cl2 sebagai senyawa
anorganik industri, digunakan dalam skala besar untuk vulkanisasi karet, dsb.
e. Reaksi dengan MetaloidHalogen bereakksi dengan metaloid. Contoh:
2B +3Cl2 → 2BCl3
2Si + 2Cl2 → SiCl4
reaksi-reaksi halogen:
2.3 Proses Pembuatan atau Produksi Halogen Fluorin memiliki potensial reduksi tertinggi (E = +2.87 V) dan kekuatan oksidasi tertinggi di anatara
molekul halogen. Flourin juga merupakan unsur non logam yang paling reaktif. Karena air akan dioksidasi oleh F2 pada potensial yang jauh lebih rendah (+1.23 V) gas flourin tidak dapat dihasilkan dengan elektrolisis larutan dalam air senyawa flourin. Karena itu, diperlukan waktu yang panjang sebelum unsur flourin dapat diisolasi, dan F. F. H. Moisson akhirnya dapat mengisolasinya dengan elektrolisis KF dalam HF cair. Sampai kini flourin masih dihasilkan dengan reaksi ini. Khlorin, yang sangat penting dalam industri kimia anorganik, dihasilkan bersama dengan natrium hidroksida. Reaksi dasar untuk produksi khlorin adalah elektrolisis larutan NaCl dalam air dengan proses pertukaran ion. Dalam proses ini gas khlorin dihasilkan dalam sel di anoda dan Na+
Bromin didapatkan dengan oksidasi Br- dengan gas khlorin dalam air garam. Mirip dengan itu, iodin dihasilkan dengan melewatkan gas khlorin melalui air garam yang mengandung ion I -. Karena gas alam yang didapatkan di Jepang ada bersama di bawah tanah dengan air garam yang mengandung I -, Jepang adalah negara utama penghasil iodin.Reaksi
Halogenalkana dipanaskan dengan sejumlah larutan natrium hidroksida dalam sebuah campuran etanol dengan air. Apapun akan larut dalam campuran ini sehingga reaksi bisa berlangsung dengan baik.Atom halogen dilepaskan sebagai ion halida:
Reaksi ini tidak harus berlangsung sampai selesai. Uji dengan perak nitrat cukup sensitif untuk mendeteksi ion-ion halida dalam konsentrasi yang cukup kecil. Campuran diasamkan dengan menambahkan asam nitrat. Penambahan asam nitrat ini akan mencegah terjadinya reaksi antara ion-ion hidroksida yang tidak-bereaksi dengan ion-ion perak yang akan ditambahkan. Selanjutnya larutan perak nitrat ditambahkan.
Berbagai endapan bisa terbentuk dari reaksi antara perak dan ion-ion halida:
ion dalam campuran endapan yang terbentuk
Cl- endapan putih
Br- endapan krim pucat pasi
I- endapan kuning pucat pasi
Pengujian halogenalkanaLarutan perak nitrat bisa digunakan untuk menentukan halogen apa yang terdapat pada sebuah
halogenalkana. Cara yang paling efektif adalah dengan melakukan sebuah reaksi substitusi yang
mengubah halogen menjadi sebuah ion halida, dan selanjutnya menguji ion halida tersebut dengan larutan
perak nitrat.
Menentukan jenis endapan
endapan Pengamatan
awal
AgCl endapan larut menghasilkan larutan tidak berwarna
AgBr endapan hampir tidak berubah dengan penambahan larutan amonia encer, tapi larut dalam larutan amonia pekat menghasilkan larutan tidak berwarna
AgI endapan tidak terlarut dalam laturan amonia, baik encer maupun pekat
Warna endapan-endapan yang terbentuk cukup sulit untuk dibedakan, khususnya jika endapan yang terbentuk sedikit. Anda bisa menentukan endapan apa yang terbentuk dengan menambahkan larutan amonia.
Sebagian proses pembuatan halogen dilakukan dengan metoda elektrolisis namun tidak dengan cara
elektrolisis saja, banyak cara digunakan dalam proses pembuatan halogen baik dalam lingkup industri
maupun labolatorium,berikut beberapa proses pembuatan halogen:
1. Pembuatan Halogen dalam IndustriFluor (F2)
Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Flourin diperoleh melalui proses elektrolisis garam kalium hydrogen
flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai 100oC.
Elektrolisis dilaksanakan dalam wajah baja dengan katode baja dan anode karbon. Campuran tersebut
tidak boleh mengandung air karena F2yang terbentukakan mengoksidasinya.
Brom (Br2)
1. Pengendapan I2 yang terbentuk disaring dan dimurnikan dengan cara sublimasi.
2. Pembuatan Halogen di Laboratorium
Di laboratorium, zat-zat kimia dibuat dalam jumlah seperlunya untuk digunakan eksperimen/praktikum
dengan cara yang cepat dan alat yang sederhana. Klorin, bromin, dan iodine dapat dihasilkan dari oksidasi
terhadap senyawa halida dengan oksidator MnO2 atau KMnO2 dalam lingkungan asam. Senyawa halide
dicampurkan dengan MnO2 atau KMnO2 ditambahkan H2SO4 pekat, kemudian dipanaskan. Reaksi yang
berlangsung secara umum :
2X- + MnO2 + 4H+ → X2 + Mn2+ + 2H2O
10X- + 2MnO4- + 16H+ → 5X2 + 2Mn2+ + 8H2O
2.4 Kegunaan Halogen
Penggunaan fluor
1. pembuatan UF6 agar dapat memisahkan 235U dan 238U dengan cara difusi atau sentrifuga.
2. pembuatan Teflon (-CF2-CF-)n , freon (CCl2F2), dan insektisida (CCl3F)
3. pembuatan sulfur heksafluorida
Penggunaan klor
1. pembuatan plastic (PVC
2. pembuatan pelarut untuk cat, untuk membersihkan logan dari lemak, dry cleaning,
3. pembuatan unsur (Mg, Ti, Br2)
Penggunaan brom
1. pembuatan 1-2 dibromometna untuk ditambah kedalam bensin
2. pembuatab senyawa organik
3. obat-obatan
Penggunaan Iodin
1. obat-obatan
iodium tincture digunakan untuk pemusnahan hama (antiseptik);
mencegah atau mengobati gondok;
sebagai indicator untuk amilum.
2. pembuatan zat warna
3. Quartz-Yod untuk bola lampu, NH4I untuk lensa Polaroid, AgI intuk fotografi