Upload
kamil-mazid
View
3.358
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
Dosen Pembimbing: Ibu Yasmin Faradiba
Anggota Kelompok: Fathia Marliana Dwi Wulandari R Naisa Maulidia Fitrah Mutia
SEJARAH BERDIRINYA PAUD BINA INSANI
Didirikan atas usaha warga
Lokasi awal: tempat pembuangan sampah
Upaya: Pemberantasan kriminal & narkoba
Penghargaan Kampung Bebas Narkoba
Bantuan dari DEPDIKNAS: Duta Taman Baca
Terdiri dari 2 kelompok usia
Dibina oleh 2 orang tutor
TUJUAN (VISI MISI)
A . Program Kegiatan (kurikulum) Satuan Kegiatan Harian (SKH) & Satuan Kegiatan Mingguan(SKM) Kurikulum rekomendasi HIMPAUDI Pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan
baca dan tulis Evaluasi tes tertulis & praktek 1 x /semester
1. Materi
Pada pembelajaran PAUD Bina Insani tidak
terfokus pada materi dan sekalipun ada
kurang mendalam. Terdapat satu kegiatan
inti dalam setiap pembelajaran dan tidak
selalu sesuai dengan tema yang telah
ditentukan. Secara umum pembelajaran
menitikberatkan pada kemampuan membaca
dan menulis.
Pada pembelajaran PAUD Bina Insani tidak
terfokus pada materi dan sekalipun ada
kurang mendalam. Terdapat satu kegiatan
inti dalam setiap pembelajaran dan tidak
selalu sesuai dengan tema yang telah
ditentukan. Secara umum pembelajaran
menitikberatkan pada kemampuan membaca
dan menulis.
a.Tanya jawabb.Pemberian tugasc.Metode bercerita
ModulBuku tulis anak Tape recorder dan kaset senam
3. Media Pembelajaran3. Media Pembelajaran
Kader
Peserta
didik
Anggaran
dana
Berdasarkan kurikulum 2004: Seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan kegiatan/pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Berdasarkan kurikulum 2004: Seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan kegiatan/pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan.
A. PROGRAM KEGIATAN (KURIKULUM)
Hilda Taba mengungkapkan bahwa “pada hakikatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakatnya”
Hilda Taba mengungkapkan bahwa “pada hakikatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakatnya”
Kenneth D.Moore dalam Effective Instructional Strategies: ”the curiculum, student body, and teaching strategies of a school will reflect the values, attitudes, beliefs, and goals of the community in which it exist (kurikulum, tubuh siswa, dan strategi mengajar mencerminkan nilai, sikap kepercayaan pada masyarakat)”
Kenneth D.Moore dalam Effective Instructional Strategies: ”the curiculum, student body, and teaching strategies of a school will reflect the values, attitudes, beliefs, and goals of the community in which it exist (kurikulum, tubuh siswa, dan strategi mengajar mencerminkan nilai, sikap kepercayaan pada masyarakat)”
Dari hasil analisa berbagai teori yang dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa:
kurikulum merupakan perencanaan program yang dikembangkan untuk memperlancar proses pembelajaran dalam rangka mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak, merangsang kematangan perkembangan dan seluruh jenis kecerdasan anak.
Dari hasil analisa berbagai teori yang dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa:
kurikulum merupakan perencanaan program yang dikembangkan untuk memperlancar proses pembelajaran dalam rangka mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak, merangsang kematangan perkembangan dan seluruh jenis kecerdasan anak.
Untuk memperbaiki dan mengembangkan program kurikulum pada PAUD Bina Insani, hal utama yang harus dilakukan adalah:
1. Memilih acuan materi kurikulum yang sesuai untuk anak usia dini, salah satunya:
“Peraturan pemerintah No.58, sehingga memudahkan dalam pembuatan program dan perencanaan pembelajaran, serta diintegrasi dengan menu generik, karena bentuknya detail dan memudahkan untuk evaluasi”
Analisis 1:
Pengembangan program kurikulum,
mencakup 6 Aspek
Agama & moral/nilai
Kognitif
Bahasa
Seni
Sosio Emosional
Fisik/ Motorik
Penentuan pola pengembangan sangat diperlukan,
disesuaikan dengan tujuan dan hasil akhir yang
diharapkan. Seperti yang dipaparkan oleh Oliva
dalam Effective Instructional Strategies: “sekolah
mempunyai fleksibilitas dalam memilih pola
kurikulum”.
Mengenai pola kurikulum, lebih lanjut, dijelaskan
oleh Kenneth D. Moore dalam Effective
Instructional Strategies:
“kurikulum yang berpusat pada siswa terfokus pada
kebutuhan siswa, minat dan kegiatan”
Analisis 2Penentuan pola pengembangan kurikulum, mempengaruhi
phylosopy dan teori konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini, sehingga kami menyesuaikan beberapa teori yang cocok digunakan dalam menerapkan pola kurikulum yang berpusat pada anak dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan, diantaranya:
Teori Kebutuhan (Maslow)
Teori Konstruktivisme (Jean Piaget)
Teori Zone of Proxima Development (Vygotsky)
Teori Multiple Intelligences (Howard
Gardner)
Teori Konsep Tiga Jenis Main
Teori Psikososial (Erik Erikson)
Teori Developmentaly Appropriate Practice)
Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan teori yang
dipaparkan, maka penyusunan kurikulum
Pembelajaran PAUD Bina Insani cocok
sekali untuk menggunakan pendekatan
BCCT (Beyond Center and Circle Time)
karena berpusat pada anak.
Ace Suryadi: “Anak dirangsang secara aktif melakukan kegiatan bermain sambil belajar di sentra-sentra pembelajaran
Marilyn Goldhammar dkk:”…sentra-sentra dengan penataan alat permainan yang menarik yang dapat meningkatkan kemandirian, mendorong pembuatan keputusan pada anak itu sendiri dan meningkatkan keterlibatan anak”
Ace Suryadi: “Anak dirangsang secara aktif melakukan kegiatan bermain sambil belajar di sentra-sentra pembelajaran
Marilyn Goldhammar dkk:”…sentra-sentra dengan penataan alat permainan yang menarik yang dapat meningkatkan kemandirian, mendorong pembuatan keputusan pada anak itu sendiri dan meningkatkan keterlibatan anak”
Adanya ketidakaturan dan kedisiplinan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukkan pendekatan pembelajaran di PAUD Bina Insani:
Anak yang berlarian pada saat pembelajaran
Orang tua yang berada dalam ruangan
1. Mempertimbangkan Rasio
2. Memperhatikan minat dan perkembangan anak
3. Terdapat pijakan dalam kegiatan pembelajaran
4. Terdapat 3 jenis main
5. Menciptakan keteraturan
Dalam The Creative Curiculum For Early Childhood, yang juga mendukung pengembangan konsep BCCT:
” ada beberapa sentra yang dapat dibuka dalam sebuah sekolah, sentra-sentra tersebut telah disesuaikan dengan kerangka kurikulum kreatif itu sendiri yang mendukung setiap perkembangan anak, yakni bagaimana cara anak belajar, apa yang anak pelajari, peran orang tua, peran guru, dan lingkungan bermainnya”
Sentra-sentra yang disediakan dalam kelas, diseuaikan kebutuhan anak dan tiga jenis main, ruang kelas, media dan rasio anak dan tutor, maka sentra yang kami buka di PAUD Bina Insani antara lain:
Sentra Balok
Sentra Bahan Alam
Sentra Persiapan
Sentra Seni
PEKAN KEL.USIA SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
1 2-4 TAHUN SENI BALOK PERSIAPAN
FUN COOKING, SENAM
2 4-6 TAHUN PERSIAPAN
BAHAN ALAM
SENI Belajar Berbagi, mengunjungi lingkungan Sekitar
Materi “ Penentuan Materi berpengaruh pada
jenis kegiatan yang akan di rencanakan” Thomson: “Kegiatan anak usia dini berupa
pemantapan penyesuaian diri anak dalam lingkungan bermain, pemenuhan akan pengasuhan dan perawatan, pemberian bimbingan moral dan penanaman kemampuan motorik dan intelektual, bimbingan sosial, penanaman rasa pecaya diri dan konsep diri
Kenyataan di lapangan: Pada saat tema keluarga, tutor hanya menyediakan fotocopy gambar rumah untuk diwarnai
Gordon: “Materi yang diberikan harus disesuaikan dengan tema”
Solusi: Mengadakan Pelatihan parenting tentang Perkembangan anak, dan Pelatihan tutor tentang Sentra
“Metode Pembelajaran sangat menentukan keberhasilan penyampaian materi”
Menurut Moeslichatoen: Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan”.
Gardner: Anak sebaiknya belajar melalui tindakan dan pengalaman. Belajar melalui sentuhan, menggunakan seluruh bagian dari tubuh mereka dalam aktivitasnya dan pengalaman dalam kehidupan nyata, Learning By Doing (Belajar dengan Melakukan”
Metode Proyek Metode Eksperimen Metode Tugas Metode Diskusi Metode Sosiodrama Metode Demonstrasi Metode Problem Solving Metode KARYA WISATA Metode tanya jawab Metode Latihan Metode Ceramah
Kenyataan di lapangan
• Metode yang lebih sering digunakan di PAUD BINA INSANI yaitu metode pemberian tugas sehingga kurang bervariasi dan kurang mengembangkan berbagai aspek
•Kegiatan pembelajaran berpusat pada tutor
Solusi
Dengan perubahan pendekatan yaitu BCCT akan menambah variasi metode yang digunakan, karena setiap sentranya sudah disetting sesuai dengan kebutuhan anak dan pembelajarannya akan terpusat pada anak, sehingga tercapai apa yang diinginkan dalam tujuan pendidikan.
Sadiman: “Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa”KENYATAAN DI LAPANGAN
Pemanfaatan media dan alat permainan di PAUD Bina Insani sangat kurang dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai penggunaan media, dan pentingnya media
Nama Media Jumlah
Balok dari Duplek
Gelas Plastik
Alat Bermain Air
Rak Sepatu
50 buah
100 buah
2 buah
1 buah
SOLUSI
Mengadakan Pelatihan Tutor mengenai pembuatan alat permainan edukatif dan penambahan media untuk mendukung pembelajaran
Alat Evaluasi yang digunakan di PAUD Bina Insani
Edwin Wandt dan Gerald W Brown: “Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses menentukan sesuatu
Ralph Tyler: “ Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum bagaiamana yang belum dan apa sebabnya”
SOLUSI :Pada Pelaksanaan PKL kami menggunakan portofolio dan memajang hasil karya anak. Untuk Harian dan kejadian khusus, menggunakan catatan anekdot
Yanti Dewi Purwanti: “Kegiatan Pembelajaran di rancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didi dengan tutor, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetemsi dasar”
Kegiatan pembelajaran di PAUD Bina Insani jauh dari keteraturan dan kedisiplinan
Solusi:Menggunakan pijakan=pijakan dalam pembelajaran
Pijakan Penataan Lingkungan MainPijakan Sebelum MainPijakan Pengalaman Selama MainPijakan Pengalaman Setelah Main
Marihot Tua Effendi: “SDM merupakan salah satu faktor penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal, SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi”Kenyataan di lapangan: Berkurangnya SDM, sehingga dalam pelaksanaan tugas kerja lebih sering dilakukan bersama bahkan ada yang multiple job ( memiliki tugas kerja lebih dari satu) Solusi: Megadakan pendekatan kepada pengelola PAUD, mengenai apa yang dibutuhkan dan kektidakpahaman mengenai pengelolaan PAUD
Indoor
Outdoor
Kelebihan yang dimiliki PAUD Bina Insani yaitu Alat bermain, buku cerita, dan luasnya ruang belajar , akan tetapi belum dimaksimalkan dengan baik penggunaannya. Anak hanya menggunakan meja lipat yang dibawa, dan tikar biasa.
Hapidin : “...sarana indoor dan outdoor harus ditata rapi dan diadaptasi sesuai dengan kebutuhan kurikulum dan perkembangan anak usia dini.
PAUD Bina Insani tidak memiliki sarana Outdoor yang baik, karena bagian luar sangat dekan dengan jalan raya, meskipun ada sedikit tempat di luar, itu sangat berbahaya”
SolusiDalam pelaksanaan PKL , disesuaikan dengan kebutuhan pendekatan pembelajaran yaitu BCCT, maka kami melakukan perubahan setting kelas dan melakukan penempatan ulang sarana dan prasarana yang belum pada tempatnya, kemudian menambahkan pra sarana yang dibutuhkan
Wahyu Sri Ambar Arum: “Perencanaan tata letak bangunan/ penempatan suatu bangunan yang meliputi seluruh lahan sekolah yang berwujud tanah serta segala bangunan dan fasilitas yang ada diatasnya yang digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran, maupun yang mendukung kelancaran terlaksananya proses tersebut”
• Kenyataan di Lapangan: Pembelajaran untuk kelas jeruk dan apel dilakukan dalam satu ruangan, tidak menggunakan sekat, bahkan bersebelahan, sehingga pembelajaran tidak kondusif, kendala yang ditemukan yaitu tidak boleh menempel apapun di dinding.
SolusiKami menempel hasil karya anak menggunakan benang plastik dan gantungan. Luas kelas yang memadai untuk menggunakan sistem sentra, kami manfaatkan untuk membuat sekat sentra balok, sentra bahan alam, sentra persiapan dan seni
Ruang Taman Baca
Papan tulis sebagai pembatas
8m2 U
TB
Lemari buku
kursi
Lemari buku Lemari buku
Meja
Meja
Meja
PAPAN Pembatas
Sentra Persiapan
Sentra Balok
Sentra Seni
Sent
ra B
ahan
Al
am
Rak Sepatu
Oleh karena itu perlu dipersiapkan untuk Modeling dengan 4 orang anggota kelompok, perlu bergantian sampai 11 kali masing-masing ada yang 2 kali modeling ada yang 3 kali . Lalu untuk pelatihan guru dengan 5 orang anggota kelompok, perlu bergantian sampai 10 kali masing-masing 2 kali melatih, dan untuk Parenting, cukup 10 kali pertemuan, masing masing ada yang2 kali parenting dan ada yang 3 kali
Dalam kegiatan modeling ini, kami melakukan kegiatan contoh praktek yang sesuai dengan pelatihan yang kami berikan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian, sebanyak 5 kali pada kelompok jeruk dan 5 kali pada kelompok apel, 1 kali pembelajaran tergabung.
Sentra yang akan dibuka: sentra persiapan, sentra seni, sentra bahan alam, dan sentra balok
Parenting merupakan sebuah pendekatan terhadap orang tua dalam upaya membina orang tua, untuk mendidik dan memahami perkembangan anaknya. Karena perlu adanya kerjasama antara orang tua dan guru
KesimpulanMinat masyrakat akan pendidikan sangat besar namun sumber daya manusia dan sarana prasarana untuk memenuhi kebutuhan dalam pendidikan tersebut masih kurang mendukung misalnya kekurangan tenaga kependidikan yang profesional, sarana dan prasarana yang masih banyak membutuhkan banyak perbaikan dan bantuan.
Saran