SHORT BOWEL SYNDROM.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 SHORT BOWEL SYNDROM.docx

    1/6

    SHORT BOWEL SYNDROME

    PENDAHULUAN

    Short Bowel Syndrome (SBS) atau sindrom usus pendek merupakan gangguan

    malabsorpsi yang diakibatkan oleh tindakan pembedahan atau reseksi pada usus halus

    sehingga usus tersebut kehilangan fungsi absorpsinya. Short bowel syndrome biasanya terjadi

    setelah reseksi masif dari usus halus. Tanda tandanya berupa diare, kekurangan elektrolit

    dan cairan, dan malnutrisi. Biasanya reseksi usus sampai 70% masih dapat ditoleransi jika

    ileum terminal dan valvula ileosekal masih ada. Tidak adanya Ileum terminal mengakibatkan

    gangguan pada penyerapan vitamin B12 dan garam empedu, meskipun hanya 25% dari

    panjang usus halus direseksi. Reseksi pada bagian proximal lebih dapat ditoleransi lebih baik

    dari pada reseksi pada distal. Reseksi pada jejenum lebih dapat ditolelir daripada reseksi

    ileum.

    Gangguan tersebut seringkali terjadi setelah sebagian besar usus kecil diangkat. Setelah operasi, orang diberikan makanan dan cairan melalui pembuluh darah (infus). Beberapa orang harus melanjutkan makanan lewat infus untuk hidup. Obat-obatan seperti loperamide dan cholestyramine bisa membantu mengurangi diare.

    Alasan umum untuk pengangkatan sebagian besar usus kecil adalah penyakit crohn,

    penyumbatan pada arteri yang mensuplai darah menuju sebagian besar usus (mesenteric

    infarction), peradangan pada usus disebabkan oleh radiasi (radiation enteritis), kanker, usus

    membelit (volvulus), dan cacat lahir.

    Kebanyakan pencernaan dan penyerapan pada makanan mengambil bagian di dalam

    usus kecil. Konsekwensi pada pengangkatan bagian pada usus kecil tergantung pada seberapa

    banyak bagian itu diangkat dan dimana letaknya. Jika bagian tengah (jejunum) diangkat,

    kadangkala bagian akhir (ileum) bisa menyesuaikan dan menyerap nutrisi lebih. Jika lebih

    dari 3 kaki (1 yard atau 1 meter) ileum diangkat, sisa usus kecil biasanya tidak dapat

    menyesuaikan.

    Sebelum penyesuaian terjadi, atau jika tidak, usus mengalami kesulitan menyerap

    nutrisi dalam jumlah banyak, termasuk lemak, protein, dan vitamin. Usus tersebut juga tidak

  • 8/13/2019 SHORT BOWEL SYNDROM.docx

    2/6

    dapat menyerap asam empedu yang dikeluarkan oleh hati, yang mana membantu pencernaan.

    Malabsorpsi menyebabkan diare, biasanya segera dimulai setelah operasi. Kemudian, orang

    mengalami kekurangan gizi dan kekurangan vitamin.

    INSIDEN

    Perkiraan insidens dan prevalensi terjadinya SBS sulit diketahui karena kurangnya

    studi-studi prospektif tentang pasien-pasien yang menjalani reseksi usus masif pada suatu

    tempat. Prevalensi pasien-pasien yang mengalami short bowel syndrome juga tidak diketahui

    dan diperkirakan di AS sekitar 10.000-20.000 pasien telah menerima nutrisi parenteral karena

    penyakit ini.

    ETIOLOGI

    Penyebab terjadinya Short Bowel Syndrome pada orang dewasa antara lain

    Crohns disease, iskemiakutmesenterika, volvulus (obstruksi usus halus), trauma,

    malignancy serta pembedahan. Pada bayi dan anak-anak antara lain enterokolitis nekrotikans,

    atresia usus halus, iskemik usus halus dan yang tersering adalah midgut volvulus.

    GEJALA

    Gejala sindrom usus pendek dapat termasuk:

    Sakit perut Diare dan steatorrhea (berminyak atau lengket bangku, yang dapat terutama busuk-

    odored)

    Retensi cairan Berat badan dan kekurangan gizi

    Kelelahan

    Pasien dengan sindrom usus pendek mungkin memiliki komplikasi yang disebabkan

    oleh malabsorption vitamin dan mineral, seperti kekurangan dalam vitamin A, D, E, K, dan

    B12, kalsium, magnesium, besi, asam folat dan seng. Ini mungkin muncul sebagai anemia,

    hyperkeratosis (skala kulit), mudah memar, kejang otot, miskin pembekuan darah, dan tulang

    sakit.

  • 8/13/2019 SHORT BOWEL SYNDROM.docx

    3/6

    PENYEBAB

    Sindrom usus pendek pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh operasi:

    Crohn's disease, kelainan peradangan saluran pencernaan Volvulus, memutar spontan usus kecil yang memotong pasokan darah dan mengarah

    ke jaringan kematian

    Tumor usus kecil Cedera atau trauma usus kecil Fascitis enterokolitis (bayi prematur) Bedah untuk mengobati obesitas, sekarang umumnya dilakukan prosedur bedah

    bypass

    Operasi untuk menghapus penyakit atau rusak sebagian dari usus halusPATOFISIOLOGI

    Panjang usus halus pada manusia kira-kira 3-8 meter. Manisfestasi klinik malabsorpsi

    terjadi jika 50%-80% panjang usus halus direseksi. Konsekuensi mayor dari reseksi masif

    usus adalah berkurangnya permukaan absorpsi yang menyebabkan terjadinya malabsorpsi

    makronutrien, mikronutrien, air dan elektrolit. Derajat malabsorpsi ditentukan oleh panjang

    usus yang tersisa. Panjang usus yang tersisa bukan saja satu-satunya faktor yang berpengaruh,

    faktor lain adalah (1) Ada atau tidak adanya colon yang intak karena kolon memiliki

    kapasitas menyerap air dan eletrolit, (2) Ada atau tidak adanya katup ileocecal katup ini

    berfungsi memperlambat transit makan dari ileum ke kolon sehingga memperpanjang waktu

    kontak makanan dengan mukosa usus halus, (3) Usus yang tersisa sehat atau tidak, (4) reseksi

    jejenum ditoleransi lebih baik dari pada reseksi ileum sebab ileum mempunyai kapasitas

    spesifik untuk penyerapan garam-garam empedu dan vitamin B12.

    Usus halus bagian proximal terutama tempat penyerapan zat besi,folat dan kalsium

    dimana pada bagian distal untuk penyerapan garam empedu dan vitamin B12. Setelah reseksi

    akan terjadi adaptasi berupa pemanjangan villi dan bertambahnya jumlah sel yang akan

    memperluas permukaan absorpsi. Proses ini berlangsung dalam beberapa minggu atau

    beberapa bulan setelah reseksi usus halus, dengan berjalannya waktu fungsi absorpsi

    meningkat yang ditandai oleh berkurangnya kehilangan cairan dan elektrolit pada feses dan

    meningkatnya absorpsi glukosa dan vitamin B12. Diare berhubungan dengan hipersekresigastrik disebabkan oleh (1) Perjalanan cairan dan elektrolit menjadi singkat, (2) Steatorrhea

  • 8/13/2019 SHORT BOWEL SYNDROM.docx

    4/6

    oleh kegagalan lipolisis oleh lipase pankreas, (3) Acid enteritis. Reseksi kurang lebih 100 cm

    ileum menyebabkan banyak garam empedu masuk ke kolon dan menyebabkan entritis

    kimiawi, diare tipe ini disebut cholerrheic. Efek toksik garam empedu pada epitel kolon dua

    kali lipat yaitu garam empedu menghambat absorpsi air dan elektrolit, dan merusak sel kolon

    menyebabkan sekresi air dan elektrolit. Komplikasi lain berhubungan dengan perubahan

    siklus enterohepatik garam empedu adalah batu empedu dan anemia. Insiden batu empedu

    pada pasien yang mengalami reseksi ileum 3-4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

    populasi normal, pengobatannya dengan pemberian cholestyramine. Sedangkan anemia

    makrositik terjadi akibat resorpsi vitamin B12 berkurang, pengobatannya dengan pemberian

    vitamin B12 secara periodik parenteral.

    MANIFESTASI KLINIK

    Manifestasi klinik pasien dengan short bowel syndrome melalui beberapa tahapan oleh

    adaptasi usus secara bertahap. Tahap pertama 1 sampai 2 minggu yang ditandai dengan

    kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare yang berlebihan. Tahap kedua adalah fase

    adaptasi usus dengan dimulainya pemberian intake oral dan ditingkatkan secara bertahap,

    fase ini berlangsung dari beberapa bulan bahkan sampai lebih setahun. Selama fase ketiga

    adaptasi usus sudah maksimal dan pemberian oral relatif sudah dapat diberikan. Gejala -

    gejalanya berupa : Diare, hipersekresi gastric, steatorrhea, malabsorpsi protein, karbohidrat,

    air dan mineral, defisiensi vitamin. Manifestasi sistemik berupa batu ginjal dan empedu.

    DIAGNOSIS

    Diagnosis short bowel syndrome dapat secara langsung ditegakkan sebab pasien-pasien

    tersebut telah dilakukan reseksi usus.

    PENATALAKSANAAN

    Prinsip penting pada pengobatan short bowel syndrome adalah pencegahan. pengobatan

    short bowel syndrome termasuk reseksi usus sependek mungkin pada usus yang viabel dan

    dilakukan second look operation 24 sampai 48 jam kemudian untuk mengevaluasi ulang

    batas iskemi pada usus. Pengobatannya terbagi atas 2 fase yaitu fase awal dan fase

    lambat. Pada fase awal yang utama ialah mengontrol diare, resusitasi cairan dan elektrolit

    dan pemberian TPN ( total parenteral nutrition). Kehilangan cairan yang disebabkan oleh

    diare merupakan masalah yang berat. Penggunaan obat-obatan (loperamide, codein, lomotil)

  • 8/13/2019 SHORT BOWEL SYNDROM.docx

    5/6

    untuk mengurangi motilitas usus secara bijaksana mugkin dapat membantu. Penggunaan

    obat-obatan tersebut secara berlebihan dapat menyebabkan ileus. Adaptasi usus ditandai

    dengan meningkatnya absorpsi, volume diare perlahan-lahan berkurang. Setelah sembuh pada

    fase akut, pemberian nutrisi enteral harus dimulai, penggunaan diet enteral yang paling

    banyak digunakan adalah elemental (Vivonex, Flexical) atau polymeric (isocal, Ensure).

    Penggunaan diet sebaiknya dimulai dengan konsentrasi isoosmolar dan dalam jumlah yang

    kecil (50ml/jam). Kombinasi penggunaan glutamin, growth hormon dan modifikasi diet oral

    efektif pada fase ini. Vitamin khususnya yang larut dalam lemak, kalsium,magnesium dan

    zinc juga harus tersedia. Penggunaan H2-reseptor antagonis dan PPI dapat mengurangi diare.

    Pengobatan operasi secara langsung memperpanjang permukaan absorpsi atau memperlama

    waktu transit. Prosedur tapering and lengthening pertama kali diperkenalkan oleh Bianchi

    dan yang lebih baru adalah STEP (serial tranverse enteroplasty prosedure). Prosedur ini

    bermanfaat pada pasien-pasien tertentu, namun dapat terjadi komplikasi seperti nekrosis dan

    kebocoran anastomosis dan prosedur ini ke efektifannya masih tanda tanya.

    PROGNOSIS

    Prognosis pasien-pasien dengan short bowel syndrome terutama ditentukan oleh tipe

    dan banyaknya usus yang direseksi dan penyakit yang mendasarinya. Hampir 50% sampai

    70% pasien dengan short bowel syndrome yang awalnya memerlukan TPN dapat tidak

    tergantung dengan TPN.

    PENGOBATAN

    Segera setelah operasi, ketika diare biasanya berat, dokter memberikan cairan infus

    untuk menggantikan kehilangan dan biasanya juga makanan infus. Pemberian makan ini,

    disebut total parenteral nutrition (TPN), mengandung semua nutrisi yang diperlukan,

    termasuk protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Sewaktu orang sembuh dan

    pengeluaran kotoran mereka yang berkurang, mereka diberikan cairan lewat mulut secara

    pelan-pelan.

    Usus kecil sekitar 12 sampai 21 kaki (4 sampai 7 yard atau meter) panjangnya. Orang

    yang mengalami pengangkatan usus kecil dalam jumlah besar (seperti tidak lebih dari 3.3

    kaki (100 cm) pada sisi jejunum) dan mereka yang terus mengalami hilangnya cairan yang

    berlebih memerlukan TPN sepanjang hidup. Yang lainnya secepatnya bisa menerima

  • 8/13/2019 SHORT BOWEL SYNDROM.docx

    6/6

    makanan melalui mulut. Makanan yang dianjurkan biasanya memiliki lebih banyak lemak

    dan protein dibandingkan karbohidrat. Makan dalam jumlah sedikit dan sering adalah lebih

    baik dibandingkan jarang, dalam jumlah besar.

    Orang yang mengalami diare setelah makan harus menggunakan obat-obatan anti diare

    seperti loperamide 1 jam sebelum makan. Cholestyramine bisa digunakan bersamaan

    makanan untuk mengurangi diare yang disebabkan oleh malabsorption pada asam empedu.

    Kebanyakan orang harus menggunakan vitamin, kalsium, dan magnesium tambahan.

    Beberapa orang memerlukan injeksi Vitamin B12 setiap bulan. Pencangkokkan usus kecil

    adalah pilihan untuk orang yang tidak dapat menyesuaikan saluran cerna pendek mereka dan

    mereka yang tidak dapat menerima TPN jangka panjang.