35
By dini, mat Kode MK : Revisi Terakhir : Sesi 9 ROBBY COKRO B. E-Learning AK2004T 2013

Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

By dini, mat Kode MK : Revisi Terakhir :

Sesi 9

ROBBY COKRO B.

E-Learning

AK2004T 2013

Page 2: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

E-learning didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.

E-learning

2

Page 3: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

"Pendidikan Virtual" mengacu pada setiap pembelajaran instruksional di mana semua, atau setidaknya sebagian besar, disampaikan oleh Internet. "Virtual" digunakan dalam cara yang lebih luas untuk menggambarkan program yang tidak diajarkan di kelas tatap muka tetapi melalui modus pengganti yang bisa konseptual terkait "hampir" dengan pengajaran di kelas, yang berarti bahwa orang tidak perlu pergi ke ruang kelas fisik untuk belajar. Dengan demikian, pendidikan maya mengacu pada bentuk pembelajaran jarak jauh di mana isi kursus disampaikan oleh berbagai metode seperti aplikasi kursus manajemen, sumber daya multimedia, dan konferensi video.

E-learning

3

Page 4: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Bernard Luskin, Ed.D., LMFT, pelopor teknologi pendidikan, menganjurkan bahwa "e" e-learning harus diartikan "menarik, energik, antusias, emosional, meperluas, harus baik, dan mendidik" sebagai penambahan dalam "elektronik." Interpretasi yang luas ini berfokus pada aplikasi baru dan perkembangan, serta teori belajar dan psikologi Media. Eric Parks, Ph.D, President & CEO, ASK International menyarankan bahwa "e" harus mengacu pada "segala sesuatu, semua orang, menarik, mudah".

E-learning

4

Page 5: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Media pendidikan dan alat-alat dapat digunakan untuk: 1. dukungan Tugas penataan: membantu dengan cara

melakukan tugas (prosedur dan proses), 2. akses ke basis pengetahuan (bantuan pengguna

menemukan informasi yang dibutuhkan) 3. bentuk-bentuk alternatif dari representasi pengetahuan

(beberapa representasi pengetahuan, misalnya video, audio, teks, gambar, data)

Banyak jenis teknologi fisik yang saat ini digunakan: kamera digital, kamera video, alat papan tulis interaktif, kamera dokumen, media elektronik, dan proyektor LCD. Kombinasinya termasuk blog, perangkat lunak kolaboratif, ePortfolios, dan kelas virtual.

E-learning

5

Page 6: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Teknologi pendidikan mencakup berbagai jenis media yang memberikan teks, audio, gambar, animasi, dan video streaming, dan termasuk aplikasi teknologi dan proses seperti audio atau video tape, TV satelit, CD-ROM, dan pembelajaran berbasis komputer, serta intranet lokal / extranet dan pembelajaran berbasis web. Informasi dan komunikasi sistem, apakah berdiri bebas atau berdasarkan baik jaringan lokal atau Internet dalam belajar jaringan, mendasari banyak proses e-learning.

E-learning

6

Page 7: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Objek pembelajaran adalah koleksi item konten, item praktek, dan item penilaian yang dikombinasikan berdasarkan tujuan pembelajaran tunggal.

Objek pembelajaran terdiri atas :

•Konten,

•Prinsip Strategis,

•Elemen Pedagogical.

E-learning

7

Page 8: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Konten dan desain arsitektur isu termasuk pedagogi dan objek pembelajaran yang dapat digunakan kembali. Lima aspek pendekatan konten: 1. Fakta - data yang unik (misalnya simbol untuk rumus

Excel, atau bagian-bagian yang membentuk tujuan pembelajaran)

2. Konsep - kategori yang mencakup beberapa contoh (misalnya formula Excel, atau berbagai jenis / teori Instructional Design)

3. Proses - aliran peristiwa atau kegiatan (misalnya bagaimana spreadsheet bekerja)

4. Prosedur - langkah-demi-langkah tugas (misalnya memasukkan formula ke dalam spreadsheet)

E-learning

8

Page 9: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Prinsip Strategis

Tugas yang dilakukan dengan mengadaptasi pedoman (misalnya melakukan proyeksi keuangan dalam spreadsheet, atau menggunakan kerangka kerja untuk merancang lingkungan belajar)

E-learning

9

Page 10: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Elemen pedagogis Unsur pedagogis didefinisikan sebagai struktur atau unit materi pendidikan, merupakan konten pendidikan yang harus disampaikan yang terdiri dari unit-unit yang terformat independen, Disampaikan dalam berbagai cara, struktur pedagogis sendiri bukan saja hanya buku teks, dapat pula halaman web, video conference, tugas, pertanyaan pilihan ganda, kuis, diskusi kelompok atau studi kasus, yang semuanya memungkinkan sebagai metode penyampaian.

E-learning

10

Page 11: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Teknologi pendidikan mengacu pada penggunaan hardware fisik dan theoretics pendidikan yang meliputi beberapa domain, termasuk teori belajar, pelatihan berbasis komputer, belajar online, dan pemanfaatan teknologi mobil. Aspek diskrit untuk menggambarkan perkembangan intelektual dan teknis dari teknologi pendidikan. 1. sebagai teori dan praktek dalam pendekatan pendidikan untuk belajar 2. sebagai alat teknologi dan media yang membantu dalam komunikasi

pengetahuan, dan pengembangan dan pertukarannya 3. sebagai learning management systems (LMS), miasalnya alat bagi

siswa dan manajemen kurikulum, dan education management information systems (EMIS)

4. sebagai subjek pendidikan; dapat disebut "Ilmu Komputer" atau "Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)"

E-learning

11

Page 12: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Teori E-learning memeriksa pendekatan perspektif pedagogis atau teori-teori pembelajaran yang dapat dipertimbangkan dalam merancang dan berinteraksi dengan teknologi pendidikan.

Perspektif teoritis tersebut dikelompokkan menjadi tiga kelompok teoritis utama atau kerangka filosofis:

•behaviorisme,

•kognitivisme dan

•konstruktivisme.

E-learning

12

Page 13: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Behaviorisme

1. perbaikan mengajar berdasarkan analisis fungsional tentang perilaku verbal dan menulis

2. mengembangkan sistem pembelajaran yang didasarkan pada analisis perilaku

E-learning

13

Page 14: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Kognitivisme 1. teori psikologi kognitif melihat melampaui

perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak dengan mempertimbangkan bagaimana memori manusia bekerja untuk mempromosikan pembelajaran

2. konsep Kognitif terdiri dari memori kerja (sebelumnya dikenal sebagai memori jangka pendek) dan memori jangka panjang

3. beban kognitif, pengolahan informasi dan Media psikologi mempengaruhi desain instruksional

E-learning

14

Page 15: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Konstruktivisme 1. memiliki fokus utama pada bagaimana peserta didik membangun makna

mereka sendiri dari informasi baru, karena mereka berinteraksi dengan realitas dan dengan pelajar lain yang membawa perspektif yang berbeda

2. menuntut siswa untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman mereka sebelumnya untuk merumuskan hal baru, terkait, dan / atau konsep adaptif dalam belajar

3. peran guru menjadi sebagai fasilitator, memberikan bimbingan agar peserta didik dapat membangun pengetahuan mereka sendiri

4. memastikan bahwa pengalaman belajar sebelumnya yang sesuai dan berkaitan dengan konsep-konsep yang diajarkan

5. "terstruktur dengan baik" lingkungan belajar yang berguna bagi peserta didik pemula dan yang “kurang-terstruktur" lingkungan hanya berguna untuk pelajar yang lebih maju

6. menekankan lingkungan belajar aktif yang dapat menggabungkan belajar peserta didik berpusat berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran berbasis penyelidikan, idealnya melibatkan skenario dunia nyata, di mana siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan berpikir kritis

E-learning

15

Page 16: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

E-learning dapat berupa

• Sinkron Atau Asinkron

• Pembelajaran Linear

• Pembelajaran kolaboratif

• Classroom 2.0

• E-learning 2.0

E-learning

16

Page 17: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Sinkron Atau Asinkron E-learning dapat berupa sinkron atau asinkron. Belajar sinkron terjadi secara real-time, dengan semua peserta berinteraksi pada waktu yang sama. Contohnya adalah diskusi online real-time instruksi tatap muka langsung guru dan feed-back, percakapan Skype, dan chat room atau ruang kelas virtual di mana setiap orang yang online dan bekerja bersama-sama pada waktu yang sama. Belajar asynchronous adalah mandiri bolak balik dan memungkinkan peserta untuk terlibat dalam pertukaran ide atau informasi tanpa ketergantungan keterlibatan peserta lain pada waktu yang sama. Contoh menggunakan teknologi seperti email, blog, wiki, dan forum diskusi, serta web-didukung buku pelajaran, dokumen hypertext, kursus audio video, dan jaringan sosial menggunakan web 2.0.

E-learning

17

Page 18: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Pembelajaran Linear Computer-based-training (CBT) mengacu pada kegiatan belajar mandiri yang serba disampaikan pada perangkat komputer atau genggam seperti tablet atau smartphone. CBT awalnya disampaikan konten melalui CD-ROM, dan biasanya disajikan konten linear, seperti membaca buku online atau manual. Untuk alasan ini, CBT sering digunakan untuk mengajar proses statis, seperti menggunakan perangkat lunak atau menyelesaikan persamaan matematika. Pelatihan berbasis komputer secara konseptual mirip dengan web-based training (WBT) yang disampaikan melalui Internet menggunakan browser web. Menilai belajar dalam CBT sering dengan penilaian yang dapat dengan mudah dicetak oleh komputer seperti pertanyaan pilihan ganda, drag-and-drop, tombol radio, simulasi atau sarana interaktif lainnya. Penilaian mudah mencetak dan dicatat melalui software online, memberikan umpan balik pengguna akhir segera dan status penyelesaian.

E-learning

18

Page 19: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Pembelajaran kolaboratif

Computer-supported collaborative learning (CSCL) menggunakan metode pembelajaran yang dirancang untuk mendorong atau mengharuskan siswa untuk bekerja sama dalam tugas-tugas belajar.

Dengan kemajuan teknologi Web 2.0, berbagi informasi antara beberapa orang dalam jaringan telah menjadi jauh lebih mudah dan penggunaan telah meningkat.

CSCL menggunakan blog, wiki, dan portal dokumen berbasis cloud (seperti Google Docs dan Dropbox).

E-learning

19

Page 20: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Classroom 2.0

Classroom 2.0 mengacu pada multi-user virtual environments (MUVEs) online yang menghubungkan sekolah-sekolah di seluruh batas geografis.

Dikenal sebagai "eTwinning", computer-supported collaborative learning (CSCL) memungkinkan peserta didik dalam satu sekolah untuk berkomunikasi dengan peserta didik di lain tempat dimana mereka tidak saling mengenal, meningkatkan hasil pendidikan dan integrasi budaya. Contoh aplikasi Blogger dan Skype.

E-learning

20

Page 21: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

E-learning 2.0 E-learning 2.0 adalah jenis sistem pembelajaran kolaboratif / computer-supported collaborative learning (CSCL) yang didukung komputer yang dikembangkan dengan munculnya Web 2.0. Perspektif e-learning, sistem e-learning konvensional didasarkan pada paket instruksional , yang disampaikan kepada siswa menggunakan tugas. Tugas dievaluasi oleh guru. Tempat e-learning merupakan area peningkatan penekanan pada pembelajaran sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial seperti blog, wiki, podcast dan dunia virtual.

E-learning

21

Page 22: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik (E-learning) pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut: (1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana

mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.

E-learning

22

Page 23: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.

(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet.

E-learning

23

Page 24: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.

E-learning

24

Page 25: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Learning Management System (biasa disingkat LMS) adalah aplikasi perangkat lunak untuk kegiatan ‘’online’’, program pembelajaran elektronik (e-learning program), dan isi pelatihan.

LMS merupakan sistem untuk mengelola catatan pelatihan dan pendidikan, perangkat lunaknya untuk mendistribusikan program melalui internet dengan fitur untuk kolaborasi secara ‘’online’’.

E-learning

25

Page 26: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Dimensi untuk belajar sistem manajemen meliputi ‘’Students self-service’’ (misalnya, registrasi mandiri yang dipimpin instruktur pelatihan), pelatihan alur kerja (misalnya, pemberitahuan pengguna, persetujuan manajer, daftar tunggu manajemen), penyediaan pembelajaran ‘’online’’ (misalnya, pelatihan berbasis komputer, membaca & memahami), penilaian ‘’online’’, manajemen pendidikan profesional berkelanjutan,pembelajaran kolaboratif (misalnya, berbagi aplikasi, diskusi), dan pelatihan manajemen sumber daya (misalnya, instruktur, fasilitas, peralatan).

LMS digunakan oleh regulasi industri (misalnya jasa keuangan dan biopharma) untuk pelatihan kepatuhan.

E-learning

26

Page 27: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

LMS digunakan oleh institusi pendidikan untuk meningkatkan dan mendukung program pengajaran di kelas dan menawarkan kursus untuk populasi yang lebih besar yaitu seluruh dunia. Beberapa penyedia LMS termasuk "sistem manajemen kinerja" meliputi penilaian karyawan, manajemen kompetensi, analisis keterampilan, perencanaan suksesi, dan penilaian ‘’multi-rater’’ (misalnya, digunakan untuk review). Teknik modern sekarang menggunakan pembelajaran berbasis kompetensi untuk menemukan kesenjangan belajar dan panduan materi seleksi pelatihan.

E-learning

27

Page 28: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Sebuah LMS harus bisa : 1. menggunakan layanan ‘’self-service’’ dan ‘’self-

guided’’ 2. mengumpulkan dan menyampaikan konten

pembelajaran dengan cepat 3. mengkonsolidasikan inisiatif pelatihan pada

platform berbasis ‘’web scalable’’ 4. mendukung portabilitas dan standar 5. personalisasi isi dan memungkinkan

penggunaan kembali pengetahuan.

E-learning

28

Page 29: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Karakteristik fitur yang tersedia untuk LMS adalah: 1. Mengelola user, role, courses, instructor, facility. 2. Course calendar 3. Learning Path 4. User Messaging dan notification 5. Assesment dan testing yang dilakukan sebelum atau

sesudah pembelajaran (Pre-test dan Post-test). 6. Menampilkan nilai (score) 7. Course yang disusun sesuai grade 8. Penyajian yang berbasis web, sehingga bisa diakses

dengan web browser.

E-learning

29

Page 30: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Sebagian besar LMS berbasis web, dibangun dengan menggunakan berbagai platform pengembangan, seperti Java/J2EE , Microsoft.NET atau PHP. LMS biasanya menggunakan database seperti MySQL , Microsoft SQL Server atau Oracle sebagai ‘’back-end’’. Meskipun sebagian besar sistem secara komersial dikembangkan dan memiliki lisensi perangkat lunak komersial ada beberapa sistem yang memiliki lisensi ‘’open source’’ .

E-learning

30

Page 31: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Dalam dunia e-learning, SDM merupakan faktor yang sangat vital dalam implementasi e-learning. Karena e-learning muncul justru untuk meningkatkan kualitas SDM, baik itu di perusahaan, instansi, institusi/dunia pendidikan, maupun di dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu SDM yang ada perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sebelum e-learning dijalankan. SDM suatu perusahaan/institusi harus mempunyai pola pikir yang menyatakan bahwa e-learning menjadi kebutuhan perusahaan/institusi untuk mencapai visi dan misi perusahaan/institusi itu sendiri, sehingga e-learning harus dilakukan. Cara pandang ini tentunya membawa konsekuensi dan menuntut adanya perubahan, diantaranya adalah perubahan budaya kerja di perusahaan/institusi tersebut. Dalam hal ini manajemen SDM sebagai pengelola SDM yang ada tentunya akan membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan untuk menjalankan e-learning di perusahaan/institusi tersebut

E-learning

31

Page 32: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Manfaat teknologi menggabungkan ke dalam pembelajaran adalah : • Peningkatan akses terbuka untuk pendidikan, termasuk akses ke program gelar • Integrasi yang lebih baik bagi siswa tidak penuh waktu, terutama di pendidikan

berkelanjutan, • Peningkatan interaksi antara siswa dan instruktur, • Penyediaan alat untuk memungkinkan siswa untuk mandiri memecahkan

masalah, • Perolehan keterampilan teknologi melalui praktek dengan alat dan komputer. • Tidak ada batasan usia berbasis pada tingkat kesulitan, siswa yaitu dapat pergi

dengan langkah mereka sendiri. • Tidak ada biaya perjalanan. • Bahan mudah untuk akses. • Motivasi siswa, yaitu efektivitas komputer yang digunakan untuk instruksi,

siswa biasanya belajar lebih dalam ketika menerima instruksi berbasis komputer dan seperti dalam kelas akan mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap komputer.

• Siswa dapat mengakses dan terlibat dengan berbagai sumber online di rumah.

E-learning

32

Page 33: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Kelemahan teknologi menggabungkan ke dalam pembelajaran adalah : • Banyak yang menghabiskan dana dalam jumlah besar

pada teknologi tetapi tidak ada yang mempu menghubungkan pengeluaran untuk teknologi dengan peningkatan hasil belajar siswa.

• teknologi tidak menjamin pembelajaran yang efektif dan penggunaan teknologi bahkan dapat menjadi penghambat

• kesenjangan digital adalah kesenjangan antara mereka yang memiliki akses ke teknologi digital dan mereka yang tidak.

E-learning

33

Page 34: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Referensi

Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon, Sistem Informasi Manajemen Mengelola Perusahaan Digital, Andi : 2005

http://wikipedia.org

34

Page 35: Sesi 9 - STMIK Akakom Yogyakarta

Soal / Tugas

1. Bukalah siakad.akakom.ac.id, amatilah fitur apa saja yang ada di situs tersebut dan buktikan jika siakad.akakom.ac.id adalah sebuah e-learning!

2. Sebutkan 5 situs e-learning dan berikan alasanya!

35