Upload
agung-dwi-laksono
View
232
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
1/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
2/193
PENERBIT PT KANISIUS
Status Kesehatan
Kabupaten Nagan Raya
Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
Tumaji
Aa Kusuma
Titan AmalianiNur Lailatul Mudah
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
3/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya, Perlahan Bangkit
dalam Keterbatasan
1015003054
2015 - PT Kanisius
Penerbit PT Kanisius (Anggota IKAPI)
Jl. Cempaka 9, Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman,
Daerah Ismewa Yogyakarta 55281, INDONESIA
Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011, INDONESIA
Telepon (0274) 588783, 565996; Fax (0274) 563349
E-mail : [email protected]
Website : www.kanisiusmedia.com
Cetakan ke- 3 2 1
Tahun 17 16 15
Editor : Prof. dr. Agus Suwandono, MPH, Dr.PH Dr. Trihono, M.Sc
Dr. Semiarto Aji Purwanto
Atmarita, MPH., Dr.PH
Desainer isi : Oktavianus
Desainer sampul : Agung Dwi Laksono
ISBN 978-979-21-4414-7
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan
cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Dicetak oleh PT Kanisius Yogyakarta
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
4/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya iii
DEWAN EDITORProf. dr. Agus Suwandono, MPH, Dr.PH guru besar pada
Universitas Diponegoro Semarang, sekaligus Profesor Riset
dari Badan Penelian dan Pengembangan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Dr. Trihono, M.Sc Ketua Komite Pendayagunaan Konsultan
Kesehatan (KPKK), yang juga Ketua Majelis Tenaga Kesehatan
Indonesia (MTKI), sekaligus konsultan Health Policy Unit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dr. Semiarto Aji Purwantoantropolog, Ketua Dewan Redaksi
Jurnal Antropologi Universitas Indonesia, sekaligus pengajar
pada Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Polik Universitas Indonesia di Jakarta.
Atmarita, MPH., Dr.PH doktor yang expertdi bidang gizi.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
5/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Rayaiv
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Internaonal
Development Research Centre, Oawa, Canada, atas dukungan
nansial yang diberikan untuk kegiatan pengembangan Indeks
Pembangunan Kesehatan Masyarakat tahun 2013 dan studi kasus
kualitaf gambaran peningkatan dan penurunan IPKM di Sembilan
Kabupaten/Kota di Indonesia.
This work was carried out with the aid of a grant from the
Internaonal Development Research Centre, Oawa, Canada.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
6/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT selalu kami panjatkan, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya buku ini telah dapat diselesaikan
dengan baik. Buku ini merupakan bagian dari sembilan buku seri
hasil studi kualitaf di sembilan Kabupaten/Kota (Nagan Raya,
Padang Sidempuan, Tojo Una-Una, Gunungkidul, Wakatobi,
Murung Raya, Seram Bagian Barat, Lombok Barat, dan Tolikara)
di Indonesia, sebagai ndak lanjut dari hasil Indeks Pembagunan
Kesehatan Masyarakat.
Hasil Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)
menunjukkan hasil yang bervariasi di antara 497 Kabupaten/Kota
di Indonesia. Beberapa Kabupaten/Kota mengalami peningkatan
ataupun penuruna nilai IPKM pada tahun 2013 ini dibandingkandengan IPKM 2007. Sembilan buku seri ini akan menggambarkan
secara lebih mendalam faktor-faktor yang berkaitan dengan
penurunan ataupun peningkatan nilai IPKM yang berkaitan
dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya, maupun geogras
wilayah Kabupaten/Kota. Buku ini diharapkan dapat memberikan
semangat ataupun pemikiran yang inovaf bagi Kabupaten/Kota
lokasi studi kualitaf dilakukan, dalam membangun kesehatan
secara lebih terarah dan terpadu. Disamping itu, buku ini dapat
memberikan suatu pembelajaran bagi Kabupaten/Kota lainnya
dalam meningkatkan status kesehatan masyarakatnya.
Penghargaan yang nggi serta terima kasih yang tulus kami
sampaikan atas semua dukungan dan keterlibatan yang opmal
kepada m penulis buku, Internaonal Development Research
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
7/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Rayavi
Center (IDRC) Oawa, Canada, peneli Badan Litbangkes, para
pakar di bidang kesehatan, serta semua pihak yang telah berpar-
sipasi dalam studi kualitaf dan penulisan buku ini. Kami
sampaikan juga penghargaan yang nggi kepada semua pihak
di daerah Provinsi, Kabupaten/Kota sampai dengan ngkat Desa
baik di sektor kesehatan maupun non-kesehatan serta anggota
masyarakat, yang telah berparsipasi akf dalam studi kualitaf
di sembilan Kabupaten/Kota.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan
dari penyusunan buku ini, untuk itu akan menerima secara terbuka
masukan dan saran yang dapat menjadikan buku ini lebih baik.
Kami berharap buku ini selanjutnya dapat bermanfaat bagi upaya
peningkatan pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Billahiauqwalhidayah, Wassalamualaikum Wr.Wb.
Jakarta, Juli 2015
Kepala Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI.
Prof. dr. Tjandra Yoga AditamaSpP (K)., MARS., DTM&H., DTCE.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
8/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya vii
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................. vii
DAFTAR TABEL .............................................................. x
DAFTAR GAMBAR .............................................................. xi
Bab I Pendahuluan ............................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................. 1
1.2 Juskasi Pemilihan Wilayah ............................ 10
1.3 Tujuan Penelian .............................................. 10
1.4 Metode ............................................................. 11
1.4.1 Jenis Penelian ...................................... 11
1.4.2 Tempat dan Waktu Penelian ............... 11
1.4.3 Sumber informasi .................................. 11
1.4.4 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data 12
1.4.5 Analisis Data .......................................... 14
Bab II Selayang Pandang Kabupaten Nagan Raya ................ 17
2.1 Gambaran Umum ............................................. 17
2.1.1 Kondisi Geogras ................................... 17
2.1.3 Kondisi Kependudukan .......................... 24
2.1.3 Potensi ................................................... 27
2.1.4 Keuangan ............................................... 31
2.1.5 Tingkat Kemiskinan ............................... 35
2.2 Rencana Strategis ............................................. 36
2.3 Mekanisme Penentuan Prioritas Masalah
dalam Rencana Strategis ................................... 40
2.4 Situasi Masalah Kesehatan
(Menurut tenaga kesehatan, lintas sektor,
dan masyarakat) ............................................... 42
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
9/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Rayaviii
2.5 Ringkasan Beberapa Indikator antara
Tahun 2007 dengan 2013 Menurut Data
Laporan Tahunan dengan Data IPKM ................ 47
Bab III Upaya Penurunan Kasus Gizi Buruk ........................... 55
3.1 Juskasi Pemilihan Kasus ................................ 55
3.2 Dukungan Kebijakan dan Strategi Intervensi .... 60
3.2.1 Setelah Menegakkan Syariat Islam ........ 60
3.2.2 Perbaikan Manajemen Puskesmas ........ 61
3.2.3 Satu Bidan Satu Desa ............................. 62
3.2.4 Kebijakan Anggaran ............................... 64
3.3 Pelaksanaan Program ....................................... 65
3.3.1 Penyebab Gizi Buruk.............................. 65
3.3.2 Perencanaan .......................................... 66
3.3.3 Pembiayaan ........................................... 69
3.3.4 Sumber Daya Manusia .......................... 73
3.3.5 Pelaksanaan .......................................... 77
3.3.6 Pelaporan .............................................. 81
3.4 Peran Lintas Sektor ........................................... 85
3.5 Peran Serta Masyarakat .................................... 87
3.6 Kendala ............................................................. 90
Bab IV Upaya Penurunan Kasus Gangguan Mental
Pasca Tsunami ........................................................... 93
4.1 Juskasi Pemilihan Kasus ................................ 93
4.2 Sekilas tentang Gangguan Mental .................... 96
4.3 Dukungan Kebijakan dan Strategi Intervensi .... 98
4.4 Pelaksanaan Program ....................................... 104
4.4.1 Perencanaan .......................................... 104
4.4.2 Pembiayaan .......................................... 106
4.4.3 Sumber Daya Manusia .......................... 107
4.4.4 Sarana/Prasarana .................................. 109
4.4.5 Pelaksanaan .......................................... 109
4.4.6 Monitoring dan Evaluasi ........................ 113
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
10/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya ix
4.5 Peran Lintas Sektor ........................................... 115
4.6 Peran Serta Masyarakat .................................... 116
4.7 Kendala ............................................................. 117
Bab V Keterbatasan di Tengah Berlimpahnya Air ................. 121
5.1 Juskasi Pemilihan Kasus ................................ 121
5.2 Dukungan Kebijakan dan Strategi Intervensi .... 125
5.2.1 Regulasi ................................................. 125
5.2.2 Kebijakan Pimpinan ............................... 127
5.3 Pelaksanaan Program ....................................... 132
5.3.1 Perencanaan .......................................... 132
5.3.2 Pembiayaan ........................................... 134
5.3.3 Sumber Daya Manusia .......................... 135
5.3.4 Sarana Prasarana ................................... 140
5.3.5 Pelaksanaan .......................................... 142
5.3.6 Monitoring dan Evaluasi ........................ 151
5.4 Peran Lintas Sektor ........................................... 154
5.5 Peran Serta Masyarakat .................................... 160
5.6 Kendala ............................................................. 161
Bab VI Penutup .............................................................. 165
6.1 Kesimpulan ....................................................... 165
6.1.1 Prevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang 165
6.1.2 Prevalensi Gangguan Mental ................ 166
6.1..3 Cakupan Akses dan Sumber Air Bersih .. 167
6.2 Rekomendasi Kebijakan .................................... 168
6.3 Kebutuhan Pendampingan ............................... 169
Daar Pustaka .............................................................. 171
INDEKS .............................................................. 175
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
11/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Rayax
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Indikator dan Bobot IPKM 2007 ......................... 2
Tabel 1.3 IPKM Provinsi Aceh ........................................... 7
Tabel 1.4 Beberapa indikator IPKM di Kabupaten
Nagan Raya yang mengalami perbaikan pada
tahun 2013 dibandingkan tahun 2007 ............... 9
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Nagan Raya per
Kecamatan ......................................................... 20
Tabel 2. 2 Ringkasan beberapa indikator antara tahun
2007 dengan 2013 menurut data laporan
tahunan dengn data IPKM. ................................ 52
Tabel 3.1 Peningkatan jumlah sarana kesehatan
di Kabupaten Nagan Raya .................................. 75
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
12/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tugu Selamat Datang Kabupaten
Nagan Raya yang sekaligus sebagai
tanda perbatasan dengan Kabupaten
Aceh Barat ...................................................... 18
Gambar 2.2 Peta Kabupaten Nagan Raya .......................... 19
Gambar 2.3 Bandar Udara Cut Nyak Diendi Kabupaten Nagan Raya .............................. 21
Gambar 2.4 Salah satu ruas jalan yang menghubungkan
antara Kota Banda Aceh dengan
Kabupaten Nagan Raya. ................................. 22
Gambar 2.5 Salah satu sungai yang mengalir
di KabupatenNagan Raya .............................. 23
Gambar 2.6 Jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya
menurut jenis kelamin dan tahun,
Nagan Raya dalam angka. .............................. 24
Gambar 2.7 Piramida penduduk di Kabupaten
Nagan Raya tahun 2013 ................................. 26
Gambar 2.8 Jumlah Hari Hujan di Kabupaten
Nagan Raya menurut bulan tahun 2013 ........ 27Gambar 2.9 Lahan pertanian di Kabupaten Nagan Raya ... 28
Gambar 2.10 Simpang Peut Nagan Raya, salah satu k
di jalur lintas barat Aceh yang
menghubungkan Banda Aceh hingga
Kota Medan, Sumatera Utara. ....................... 30
Gambar 2.11 Beberapa contoh batu alam dari Kabupaten
Nagan Raya .................................................... 31
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
13/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Rayaxii
Gambar 2.12 Pendapatan daerah Kabupaten Nagan Raya
menurut sumber dan tahun .......................... 32
Gambar 2.13 Proporsi anggaran Dinas Kesehatan
Kabupaten Nagan Raya tahun 2013
menurut sumbernya. ..................................... 34
Gambar 2.14 Proporsi keluarga miskin menurut kecamatan
pada tahun 2013. ........................................... 36
Gambar 2.15 Enam (6) pilardalam membangun
Nagan Raya .................................................... 40
Gambar 2.16 Jumlah tenaga kesehatan menurut jenis
dan tempat bekerja, 2013 .............................. 43
Gambar 2.17 Perbandingan rasio jumlah tenaga
kesehatan per 100.000 penduduk antara
kondisi riil dengan standar yang berlaku. ....... 44
Gambar 3.1 Prevalensi gizi buruk di Kabupaten
Nagan Raya, IPKM 2010 & 2014 ..................... 58
Gambar 3.2 Balita yang pernah mengalami gizi buruk,
kondisinya kini relaf lebih baik ..................... 59
Gambar 3.3 Proporsi balita yang dimbang di Kabupaten
Nagan Raya. ................................................... 68
Gambar 3.4 Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
Tahun 2013. ................................................... 76
Gambar 3.5 Format Pelaporan via SMS ............................. 84Gambar 4.1 Prevalensi gangguan mental di Kabupaten
Nagan Raya. ................................................... 94
Gambar 4.2 (Kanan) Salah satu penderita gangguan
mental yang sudah mandiri (Minimal care)
sedang duduk bersebelahan dengan
orang tuanya. ................................................. 95
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
14/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya xiii
Gambar 5. 1 Cakupan akses air bersih menurut
kabupaten/kota di Provinsi Aceh,
IPKM 2014 Lampiran L.35. ............................. 123
Gambar 5.2 Cakupan akses dan sumber air bersih
menurut kab./kota di Provinsi Aceh. .............. 124
Gambar 5.3 Peta Kegiatan DAK Bidang Tata Ruang
dan Permukiman. ........................................... 140
Gambar 5.4 Sistem Pengolahan Air Minum yang dibangun,
namun dak dapat difungsikan...................... 142
Gambar 5.5 Contoh air yang dihasilkan dari air sumur
dari dua tempat yang berbeda. (Kiri) Sangat
keruh dan (kanan) jernih. .............................. 153
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
15/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
16/193
1
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) merupa-
kan kumpulan indikator kesehatan yang dapat dengan mudahdan bisa secara langsung diukur untuk dapat menggambarkan
masalah kesehatan. Serangkaian indikator ini secara langsung
maupun dak langsung dapat menentukan umur harapan hidup
(UHH) seseorang. Umur Harapan Hidup inilah yang menjadi salah
satu indikator dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) suatu bangsa, di samping indikator pengetahuan dan
standar hidup layak.
Sampai saat ini penentuan nilai IPKM telah dilakukan se-
banyak dua kali, yaitu pada tahun 2007 dan pada tahun 2013.
Penentuan IPKM 2007 menggunakan data-data yang bersumber
dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) 2007, dan Potensi Desa (Podes) 2008. Ada 24
indikator yang digunakan dalam penentuan IPKM 2007 ini. Ke-24indikator tersebut terbagi dalam 3 ngkatan bobot, yaitu bobot 5
(bernilai mutlak), bobot 4 (bernilai penng), dan bobot 3 (bernilai
perlu). Berikut adalah indikator-indiktor dalam IPKM 2007 beserta
nilai bobotnya:
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
17/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya2
Tabel 1.1 Indikator dan Bobot IPKM 2007
No. Indikator Bobot Kategori
1 Balita gizi buruk dan kurang 5 Mutlak
2 Balita sangat pendek dan pendek 5 Mutlak
3 Balita sangat kurus dan kurus 5 Mutlak
4 Akses air bersih 5 Mutlak
5 Akses sanitasi 5 Mutlak
6 Penimbangan balita 5 Mutlak
7 Kunjungan neonatal 5 Mutlak
8 Imunisasi lengkap 5 Mutlak
9Rasio jumlah dokter dengan jumlah
Puskemas 5 Mutlak
10 Rasio jumlah bidan dengan jumlah desa 5 Mutlak
11 Persalinan oleh tenaga kesehatan 5 Mutlak
12 Balita gemuk 4 Penng
13 Diare 4 Penng
14 Hipertensi 4 Penng
15 Pneumonia 4 Penng
16 Perilaku cuci tangan 4 Penng
17 Gangguan mental 3 Perlu
18 Konsumsi tembakau 3 Perlu
19 Prevalensi sakit gigi dan mulut 3 Perlu
20 Asma 3 Perlu
21 Disabilitas 3 Perlu
22 Cedera 3 Perlu
23 Sakit sendi 3 Perlu24 ISPA 3 Perlu
Sumber: Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan, 2014.
Dari IPKM 2007 tersebut kemudian dikembangkan lagi
untuk menentukan IPKM 2013. IPKM 2013 menggunakan data
yang bersumber dari Riskesdas 2013 dan Podes 2011. Pada IPKM
2013 ini, terdapat 30 indikator yang tergabung dalam 7 sub-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
18/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 3
indeks, yaitu kesehatan balita, kesehatan reproduksi, pelayanan
kesehatan, perilaku kesehatan, penyakit dak menular, penyakit
menular, dan kesehatan lingkungan.
Ke-ga puluh indikator tersebut merupakan pengembangan
dari 24 indikator IPKM 2007 dengan adanya pengurangan,
penyempurnaan denisi, maupun penambahan indikator baru.
Beberapa indikator dari IPKM 2007 yang dihilangkan pada IPKM
2013 diantaranya adalah: Indikator balita kurus dan sangat kurus
(indikator ini dak disertakan karena secara nasional preva-
lensinya cenderung menurun), penyakit asma, dan penyakit sendi
(indikator ini dihilangkan karena prevalensinya terlalu kecil untuk
gambaran kabupaten/kota).
Sedangkan beberapa indikator yang ditambahkan adalah
Kurang Energi Kronis (KEK) pada WUS (hal ini terkait AKI dan AKB),
obesitas sentral dewasa (permasalahan cenderung meningkat
dan merupakan risiko beberapa penyakit dak menular), penyakit
DM (permasalahan PTM yang berdampak besar pada ekonomi
dan kualitas hidup), perilaku BAB (merupakan indikator PHBS dan
berhubungn erat dengan penyakit infeksi), penggunaan metode
kontrasepsi jangka panjang (merupakan indikator universal
akses kesehatan reproduksi), pemeriksaan kehamilan (untuk
menggambarkan kesehatan ibu dan anak), rasio Posyandu per
desa (untuk menggambarkan peran serta masyarakat), akvitassik (merupakan indikator faktor risiko PTM), menggosok gigi
(merupakan salah satu indikator faktor risiko penyakit gigi dan
mulut). Sementara itu beberapa indikator disempurnakan dengan
tujuan agar menjadi lebih ideal, terarah, maupun sesuai kebijkan
program.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
19/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya4
Indikatorindikator tersebut selanjutnya diberi bobot dengan
berdasarkan penilaian dari 4 unsur yaitu:
Keterpaparan, yaitu besaran masalah yang ada di masya-1.
rakat,
Dampak, yaitu dampak terhadap status kesehatan,2.
Urgensi, yaitu perlu kecepatan untuk dilakukan penanganan,3.
dan
Tingkat kesulitan, yaitu masalah kesehatan yang dak mudah4.
untuk diselesaikan.
Dalam pembobotan seap indikator diawali dengan pem-
berian bobot satu. Selanjutnya ap indikator mendapatkan tam-
bahan bobot sesuai dengan penilaian empat unsur. Dengan demi-
kian, jika empat unsur terpenuhi maka bobot indikator tersebut
menjadi lima. Secara rinci masing-masing indikator beserta
bobotnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.2 Indikator dan Bobot IPKM 2013
No Sub-indeks Indikator Bobot *
1. Kesehatan Balita
Balita gizi buruk dan kurang1. 5
Balita sangat pendek dan pendek2. 5
Balita gemuk3. 4
Penimbangan balita4. 4
Kunjungan neonatal5. 4Imunisasi6. lengkap 4
2.Kesehatan
Reproduksi
Penggunaan alat kontrasepsi7.
(MKJP)
5
Pemeriksan kehamilan (K4: 1-1-2)8. 5
Kurang Energi Kronik (KEK) pada9.
WUS
5
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
20/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 5
3.Pelayanan
Kesehatan
Persalinan oleh nakes di Faskes10. 4
Proporsi kecamatan dengan11.
kecukupan jumlah dokter per
penduduk
5
Proporsi desa dengan kecukupan12.
jumlah Posyandu per desa
4
Proporsi desa dengan kecukupan13.
jumlah bidan per penduduk
3
Kepemilikan Jaminan Pelayanan14.
Kesehatan
4
4.Perilaku
Kesehatan
Merokok15. 4
Cuci tangan dengan benar16. 3
Buang air besar di jamban17. 3
Akvitas sik18. cukup 3
Menggosok gigi dengan benar19. 3
5.
Penyakit Tidak
Menular
Hipertensi20. 5
Cedera21. 5
Diabetes Mellitus22. 5
Gangguan mental23. 4
Obesitas sentral24. 4
Sakit gigi dan mulut25. 4
6.Penyakit
Menular
Pneumonia26. 5
Diare balita27. 4
ISPA balita28. 4
7.Kesehatan
Lingkungan
Akses sanitasi29. 3
Akses air bersih30. 3
* Kategori bobot: 5 (Mutlak), 4 (Penng), 3 (Perlu)
Sumber: Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan, 2014.
Dengan pengukuran IPKM yang telah dilakukan sebanyak
dua kali tersebut, dapat diketahui perkembangan pembangunan
kesehatan ap kabupaten/kota di seluruh Indonesia, baik itu
yang mengalami peningkatan skor IPKM maupun sebaliknya.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
21/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
22/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 7
Tabel 1.3 IPKM Provinsi Aceh
No Kabupaten/ kota
IPKM 2007 IPKM 2013* IPKM 2013**
Skor Rank Skor Rank Skor Rank
1 KAB. SIMEULUE 0.4387 344 0.6845 219 0,5266 260
2 KAB. ACEH SINGKIL 0.4468 321 0.6545 302 0,4727 401
3 KAB. ACEH SELATAN 0.3920 393 0.5554 416 0,4481 441
4 KAB. ACEH TENGGARA 0.3929 391 0.7003 180 0,5436 211
5 KAB. ACEH TIMUR 0.4259 360 0.5896 399 0,4215 463
6 KAB. ACEH TENGAH 0.5243 192 0.6514 309 0,5481 195
7 KAB. ACEH BARAT 0.3780 404 0.6075 379 0,5002 332
8 KAB. ACEH BESAR 0.4897 245 0.7361 87 0,5936 79
9 KAB. PIDIE 0.4796 260 0.6206 358 0,4764 390
10 KAB. BIREUEN 0.4846 253 0.6501 311 0,4806 383
11 KAB. ACEH UTARA 0.3977 389 0.6020 385 0,4591 424
12 KAB. ACEH BARAT DAYA 0.4891 246 0.5915 397 0,4664 412
13 KAB. GAYO LUES 0.2713 439 0.6176 364 0,4658 414
14 KAB. ACEH TAMIANG 0.5113 219 0.6832 224 0,5363 227
15 KAB. NAGAN RAYA 0.3889 396 0.5818 404 0,4820 381
16 KAB. ACEH JAYA 0.3731 410 0.7059 160 0,5627 153
17 KAB. BENER MERIAH 0.4700 279 0.6309 346 0,5015 329
18 KAB. PIDIE JAYA*** - - 0.6454 - 0,4897 363
19 KOTA BANDA ACEH 0.5930 98 0.7904 7 0,6399 20
20 KOTA SABANG 0.6342 40 0.7389 51 0,6344 26
21 KOTA LANGSA 0.5241 194 0.7120 79 0,5965 74
22 KOTA LHOKSEUMAWE 0.5199 205 0.7507 145 0,5362 228
23 KOTA SUBULUSSLM*** - - 0.5809 - 0,4308 458
* Data tahun 2013, penghitungan skor IPKM menggunakan model 2007
** Data tahun 2013, penghitungan skor IPKM menggunakan model 2013
*** Daerah Otonomi Baru (DOB) yang terbentuk setelah tahun 2007
Sumber: Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan, 2014.
Prevelensi balita gizi buruk dan kurang di Kabupaten Nagan
Raya membaik. Pada tahun 2007, prevalensi balita gizi buruk
dan kurang tercatat 36,07%. Prevalensi ini menurun menjadi
27,71% pada tahun 2013. Ini arnya ada penurunan prevalensi
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
23/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya8
sebesar 8,36%. Demikian juga perevalensi balita sangat pendek
dan pendek. Pada tahun 2007, prevalensi balita sangat pendek
dan pendek mencapai 43,61%. Prevalensi ini menurun menjadi
33,22% pada tahun 2013. Padahal, untuk Provinsi Aceh revalensi
balita sangat pendek dan pendek pada tahun 2013 masih
mencapai 41,50%. Terkait dengan sub-indeks kesehatan balita
ini, indikator yang juga mengalami perbaikan cukup signikan
adalah cakupan kunjungan neonatal. Pada tahun 2013, cakupan
kunjungan neonatal (KN1) di Kabupaten Nagan Raya mencapai
95,57%. Cakupan ini meningkat lebih dari 100% bila dibandingkan
cakupan KN1 pada tahun 2007 yang hanya mencapai 42,86%.
Bahkan cakupan tersebut melebihi cakupan rata-rata Provinsi
Aceh (93,89%) maupun rata-rata nasional (88,73%).2
Indikator lain yang juga mengalami perbaikan adalah
prevalensi pneumonia. Indikator yang masuk kedalam sub-indeks
penyakit menular ini, pada tahun 2007 prevalensinya mencapai
5,06%. Prevalensi ini menurun menjadi 0,91% pada tahun 2013.
Jauh lebih rendah bila dibanding rata-rata prevalensi Provinsi Aceh
(2,93%) maupun nasional (2,14%). Sementara itu pada sub-indeks
penyakit dak menular, salah satu indikator yang mengalami
perbaikan yang cukup signikan di Kabupaten Nagan Raya
adalah prevalensi gangguan mental. Pada tahun 2007, prevalensi
gangguan mental mencapai 19,27%. Prevalensi ini menurunjauh pada tahun 2013, menjadi 2,54%. Jauh lebih rendah bila
dibandingkan rata-rata prevalensi gangguan mental Provinsi Aceh
(6,59%) maupun nasional (5,98%).3 Untuk lebih detail tentang
2 Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan, 2014. Buku IPKM 2014Lampiran Tabel L-35.
3 Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan, 2014. Buku IPKM 2014Lampiran Tabel L-35
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
24/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 9
beberapa indiktor yang mengalami perbaikan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 1.4 Beberapa indikator IPKM di Kabupaten Nagan Raya yangmengalami perbaikan pada tahun 2013 dibandingkan
tahun 2007
No. Indikator 2007 2013
1. Balita gizi buruk dan kurang 36,07 27,71
2. Balita sangat pendek dan pendek 43,61 33,22
3. Kunjungan neonatal 42,86 95,57
4. Kepemilikan JPK - 99,605. Merokok 28,89 21,70
6. Cidera 3,69 2,23
7. Gangguan mental 19,27 2,54
8. Sakit gigi dan mulut 23,04 17,12
9. Pneumonia 5,06 0,91
10. Akses sanitasi 19,78 42,70
Sumber : Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan, 2014
Namun dak semua indikator mengalami perbaikan. Ada
beberapa indikator yang perlu untuk dingkatkan, salah satu di-
antaranya adalah cakupan akses dan sumber air bersih. Sesuai
dengan kriteria penggunaan air minimal 20 liter per orang per
hari dengan sumber air berasal dari air ledeng/PDAM atau air
ledeng aceran/membeli atau sumur bor/pompa atau sumur galiterlindung atau mata air terlindung, maka cakupan akses dan
sumber air bersih di Kabupaten Nagan Raya hanya sebesar 9,15%.
Jauh di bawah rata-rata Provinsi Aceh yang mencapai 32,16% atau
nasional yang sudah mencapai 50,41%.
Sementara itu disisi yang lain, Kabupaten Nagan Raya
merupakan daerah otonomi baru yang masih dalam tahap ber-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
25/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya10
benah untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakatnya. Dari status sosial ekonomi, Kabupaten Nagan
Raya juga masih tergolong daerah miskin. Dari Pendataan Sosial
Ekonomi (PSE) menunjukkan bahwa PSE Kabupaten Nagan Raya
lebih besar dari rata-rata yaitu 33,61 (rata-rata PSE 18,46).
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk dapat mening-
katkan IPKM suatu daerah tertentu, antara lain adalah dengan
berkolaborasi yang baik dan sinergis antara pemerintah, baik yang
satu sektor maupun dengan lintas sektor dan dengan masyarakat
maupun juga dengan pihak swasta. Bisa juga dengan mengem-
bangkan CSR (Corporate Social Responsibility) pada perusahaan-
perusahaan yang ada di suatu daerah tersebut.
1.2 Jusfkasi Pemilihan Wilayah
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelian untuk
mengetahui upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan olehpemerintah Kabupaten Nagan Raya, baik dari dinas kesehatan,
lintas sektor, maupun peran serta masyarakat sehingga IPKM
Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 mengalami perbaikan bila
dibandingkan dengan IPKM tahun 2007 maupun bila dibandingkan
dengan rerata indeks Provinsi Aceh. Terutama terkait dengan
indikator kesehatan balita dan penyakit dak menular. Di
samping itu dalam penelian ini, juga akan melihat mengenai
indikator akses dan sumber air bersih yang jauh lebih rendah bila
dibandingkan dengan indeks rata-rata di ngkat Provinsi Aceh.
1.3 Tujuan Penelian
Penelian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
yang menyeluruh terkait upaya-upaya yang telah dilakukan oleh
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
26/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 11
pemerintah daerah Kabupaten Nagan Raya, baik itu dari sektor
kesehatan, lintas sektor, maupun peran serta masyarakat dalam
hal kesehatan, sehingga Kabupaten Nagan Raya yang merupakan
daerah dalam kategori miskin secara sosial ekonomi namun
mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya.
1.4 Metode
1.4.1 Jenis Penelian
Penelian ini merupakan penelian dengan modelpendekatan kualitaf. Pendekatan ini dipilih karena terdapat
rumusan-rumusan permasalahan yang menuntut peneli untuk
dapat menggali informasi lebih mendalam pada beberapa topik.
Seper yang dikemukakan oleh Creswell (1994) bahwa penelitan
kualitaf lebih tertarik pada proses bukan terhadap hasil.
1.4.2 Tempat dan Waktu Penelian
Penelian ini dilakukan di Kabupaten Nagan Raya, Pro-
vinsi Aceh selama 22 hari, tepatnya mulai tanggal 25 Januari 19
Februari 2015.
1.4.3 Sumber informasi
Dalam penelian ini yang menjadi informan adalah
para pemegang kebijakan, baik di sektor kesehatan maupunnon kesehatan, serta dari masyarakat. Pemilihan informan ini
disesuaikan juga dengan jenis atau pokok pertanyaan penelian.
Untuk sektor kesehatan, informannya adalah dari dinas
kesehatan dan Puskemas. Informan dari dinas kesehatan dian-
taranya adalah Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan, Kepala Bidang Pemberantasan & Pencegahan Penyakit
Menular, Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Kepala Sub Bagian
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
27/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
28/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 13
jelas dan mendalam terkait dengan masalah kesehatan yang
kita teli. Ini penng dilakukan agar data yang didapatkan
lebih akurat dan valid.
Data yang telah diperoleh dari hasil indept interview
tersebut, kemudian dilakukan cross check dengan infor-
man yang lain maupun dari hasil dari observasi dila-
pangan (triangulasi data, triangulasi informan). Hal ini
dilakukan agar data yang diperoleh benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan. Data yang telah diperoleh segera
diproses untuk menghindari kesalahan persepsi dari data
yang telah diperoleh. Dalam in-dept interview ini, alat yang
digunakan selain panduan wawancara adalah voice recorder
digital.
Observasib.
Untuk mendapatkan gambaran suatu obyek penelian
secara utuh, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
cara observasi. Observasi ini dilakukan terhadap masalah-
masalah kesehatan sesuai dengan topik penelian yang
akan diambil. Pengamatan dilakukan atas dasar pengalaman
langsung peneli, yakni peneli melihat dan mengama
sendiri kemudian mencatat maupun memotret dan merekam
kejadian yang terjadi sebagai keadaan yang sebenarnya dilapangan.
Penelusuran dokumenc.
Pengumpulan data berikutnya adalah mencari data
sekunder. Data tersebut berupa data stask, dokumen-
dokumen kebijakan daerah, buku prol, data kesehatan,
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
29/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya14
laporan bulanan baik di dinas maupun di Puskemas, serta
penelusuran informasi melalui internet terkait dengan
kondisi kesehatan maupun kondisi umum di Kabupaten
Nagan Raya.
Foto dan Videod.
Foto dan video merupakan data lain yang juga pen-
ng untuk dikumpulkan. Data visual ini diambil untuk
memperkuat dan menunjang bagi data yang telah dikum-
pulkan sebelumnya. Data visual ini diharapkan dapat mem-
perjelas gambaran fenomena atau periswa yang terjadi,
yang dak cukup hanya digambarkan dalam bentuk tulisan
saja.
Studi Kepustakaane.
Teknik pengambilan data terakhir adalah dengan me-
lakukan studi kepustakaan. Studi pustaka yang dimaksud
adalah dengan cara memperoleh informasi atau data menge-
nai topik permasalahan yang dibahas dari berbagai literatur
lain, semisal buku-buku maupun dari internet.
1.4.5 Analisis Data
Setelah data didapatkan, tahap selanjutnya adalah
melakukan analisis data. Analisis data dilakukan sebagai upaya
untuk mencari dan menata secara sistemas catatan-catatan hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mencapai tujuan
yang diharapkan dalam penelian ini. Data yang akan dianalisis
adalah data yang telah ditriangulasikan. Triangulasi data dilakukan
seap saat, tanpa menunggu data terkumpul. Hal ini penng
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
30/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 15
dilakukan agar data yang didapatkan dapat segera dilakukan cross
check.
Tahapan pertama analisis temak sebagai berikut: (1)
peneli mendengarkan dan membaca data hasil rekaman yang
disertai dengan mencatat point-point atau statement-statement
penng yang disampaikan oleh informan, (2) setelah semua
dipahami oleh peneli, kemudian peneli memilah-milah data
yang diperoleh dan mengambil hal yang pokok terkait dengan
topik penelian, (3) peneli menyusun data yang telah diperoleh
dan mengklasikasikan data tersebut. Beberapa tahapan tersebut
dilakukan dengan tujuan untuk menyajikan data secara sistemas
dan terstruktur, sehingga memudahkan peneli untuk menarik
sebuah kesimpulan. Penyajian data dalam penelian ini dilakukan
secara naraf yang bersifat deskripf.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
31/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
32/193
17
Bab II
Selayang PandangKabupaten Nagan Raya
2.1 Gambaran Umum
2.1.1 Kondisi Geografs
Kabupaten Nagan Raya adalah salah satu kabupaten dari 23
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Aceh. Kabupaten Nagan Raya
yang beribukotakan di Suka Makmue ini sebelumnya merupakan
bagian dari Kabupaten Aceh Barat. Dengan berdasarkan UU Nomor
4 tahun 2002 tertanggal 10 April 2002,4Nagan Raya secara resmi
berpisah dari Kabupaten Aceh Barat dan membentuk kabupatentersendiri. Kabupaten yang terletak di pesisir barat Provinsi Aceh
ini memiliki luas wilayah 3.544,91 km2atau sekitar 6,25% dari luas
total wilayah Provinsi Aceh.5 Secara geogras Kabupaten Nagan
Raya terletak pada k koordinat antara 0304004038 Lintang
Utara (LU) dan 9601196048 Bujur Timur (BT).
4 Undang-Undang Nomor 4 tahun 2002 tentang 2002 merupakan undang-undang yang mengatur tentang pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya,Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya, dan
Kabupaten Aceh Tamiang5 Bappeda Kabupaten Nagan Raya, 2012
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
33/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya18
Gambar 2.1 Tugu Selamat Datang Kabupaten Nagan Raya yang
sekaligus sebagai tanda perbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat
Sumber: Dokumentasi Peneli
Kabupaten Nagan Raya berbatasan di sebelah Utara
dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Barat, se-
belah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues dan Kabu-
paten Aceh Barat Daya, sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Aceh Barat Daya dan Samudra Hindia, serta sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat.
Secara administraf, Kabupaten Nagan Raya terbagi atas
10 Kecamatan, 30 Mukim,6 dan 222 Desa.7,8,9 Ke-10 kecamatan
6 Mukim merupakan gabungan dari beberapa desa. Mukim dipimpin olehseorang Imum Mukim.7 Dalam bahasa setempat, desa biasa disebut dengan islah Gampong.8 Seap Gampong dikepalai oleh seorang Keuchik (kepala desa).9 Sejak tahun 2014, telah berdiri 1 buah desa baru, sehingga jumlah desayang ada saat ini sebanyak 223 desa. Namun berhubung dalam dokumen-
dokumen resmi (RPJM, Nagan Raya Dalam Angka, Prol Kesehatan, dll) baru 222desa, maka dalam buku ini kami mengacu pada dokumen tersebut.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
34/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 19
tersebut adalah Kecamatan Kuala (Ujong Fahah), Kecamatan
Seunagan (Jeuram), Kecamatan Seunagan Timur (Keude Linteung),
Kecamatan Beutong (Babussalam), Kecamatan Beutong Ateuh
Banggala (Kuta Teungoh), Kecamatan Darul Makmur (Alue Bilie),
Kecamatan Kuala Pesisir (Padang Rubek), Kecamatan Tadu Raya
(Alue Bata), Kecamatan Tripa Makmur (Kabu), dan Kecamatan
Suka Makmue (Lueng Baro).10
Gambar 2.2 Peta Kabupaten Nagan Raya
Sumber: Bappeda dan BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
Dari gambar di atas tampak bahwa kecamatan yang
memiliki wilayah paling luas adalah Kecamatan Darul Makmur dan
kedua adalah Kecamatan Beutong. Sementara kecamatan dengan
luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Suka Makmue. Untuk
lebih lengkap tentang gambaran luas wilayah dan distribusi luas
10 Kata yang terdapat dalam kurung merupakan ibukota kecamatan.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
35/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya20
wilayah per kecamatan serta jarak ibukota kecamatan ke kota
kabupaten dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Nagan Raya per Kecamatan
No KecamatanLuas wilayah
(Km2)
Distribusi
luas wilayah
(%)
Jarak ibukota
kec. ke
ibukota kab.
(Km)
1 Darul Makmur 1.027,93 29,00 48
2 Beutong 1.017,32 28,70 26
3 Beutong Ateuh 405,92 11,45 62
4 Tadu Raya 347,19 9,79 20
5 Seunagan Timur 251,61 7,10 15
6 Tripa Makmur 189,41 5,34 50
7 Kuala 120,89 3,41 6
8 Kuala Pesisir 76,34 2,15 23
9 Seunagan 56,73 1,60 10
10 Suka Makmue 51,56 1,45 3
Sumber:Bappeda dan BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014.
Untuk menuju ke wilayah Kabupaten Nagan Raya daklah
terlalu sulit karena dapat ditempuh dengan perjalanan udara
maupun darat. Perjalanan udara dapat ditempuh dengan alternaf
dari Bandara Internasional Kualanamu Medan ke Bandara Cut
Nyak Dien11
Nagan Raya dengan lama perjalanan kurang lebihsekitar 1 jam.12
11 Bandara ini sebelumnya bernama Bandara Meulaboh (Nama yang samadengan nama ibukota Kabupaten Aceh Barat Meulaboh. Kabupaten induksebelum pemekaran). Setelah terjadi pemekaran, Bandara Meulaboh masukke dalam wilayah Kabupaten Nagan Raya. Saat ini, Bandara Meulaboh digannamanya menjadi Bandara Cut Nyak Dien.12 Pada saat ini sudah ada dua maskapai yang secara reguler melayani
penerbangan dari dan ke Bandara Cut Nyak Dien, yaitu Wings Air dan GarudaIndonesia Explorer. Keduanya melayani rute Medan Nagan Raya PP. Maskapai
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
36/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 21
Gambar 2.3 Bandar Udara Cut Nyak Dien di Kabupaten Nagan Raya
Sumber: Dokumentasi Peneli.
Sementara jika ditempuh dengan perjalanan darat, memerlukan
waktu tempuh sekitar 5 jam dari Banda Aceh. Namun waktu yang
relaf lama tersebut dak akan terasa membosankan, karena
selama dalam perjalanan akan disuguhi pemandangan hutan,
hamparan persawahan yang hijau, perbukitan yang indah, serta
lautan biru yang membentang luas dengan pantai berpasir puh.
Wings Air melayani seap hari. Sedangkan Garuda Indonesia Explorer melayaniseap hari Senin, Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
37/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya22
Gambar 2.4 Salah satu ruas jalan yang menghubungkan antara
Kota Banda Aceh dengan Kabupaten Nagan Raya.
Sumber: Dokumentasi Peneli
Secara topogras, sebagian besar wilayah KabupatenNagan Raya adalah wilayah dataran. Sementara sebagian kecil
merupakan daerah lereng maupun lembah/Daerah Aliran Sungai
(DAS).13 Beberapa sungai besar yang mengalir di wilayah Kabu-
paten Nagan Raya diantaranya adalah Krueng Beutong, Krueng
Nagan, Krueng Lamie, Krueng Seumayam dan Krueng Isep. Sebagai
daerah hilir, wilayah Kabupaten Nagan Raya ini sering dilanda
bencana banjir apabila sudah mulai masuk musim penghujan.
Perbedaan kenggian wilayah menyebabkan air dari hulu dengan
cepat mengalir ke hilir.
13 Dari 222 desa yang ada di Kabupaten Nagan Raya: 198 desa merupakan
dataran, 13 desa merupakan lereng, dan selebihnya, 11 desa merupakanlembah/DAS.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
38/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 23
Gambar 2.5 Salah satu sungai yang mengalir di Kabupaten
Nagan Raya
Sumber: Dokumentasi Peneli.
Selain itu, wilayah Nagan Raya juga rawan terjadinya
gempa bumi sebagaimana wilayah lain di Pulau Sumatera. Seba-
gaimana telah diketahui, bahwa Pulau Sumatera tepat berada di
jalur pertemuan antara lempeng Asia dan Australia, serta berada
di bagian ujung patahan besar Sumatera yang membelah pulau
Sumatera sampai Selat Sunda. Jika mengacu pada data geologis
tersebut, Kabupaten Nagan Raya termasuk daerah yang rawan
bencana karena berada di zona patahan akf. Zona tersebut ter-
dapat di wilayah bagian tengah bersamaan dengan kabupaten
lainnya, melipu Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Aceh
Tengah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Aceh Barat Daya,
dan Aceh Selatan. Hal ini tentunya membuat Kabupaten Nagan
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
39/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya24
Raya termasuk akan mengalami bencana geologis yang cukup
panjang.
2.1.3 Kondisi KependudukanPenduduk di wilayah Kabupaten Nagan Raya tahun 2003
berjumlah 143.985 jiwa. Jumlah ini mengalami penurunan setelah
periswa tsunami yang terjadi pada akhir tahun 2004. Namun
untuk saat ini jumlah penduduk Nagan Raya terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten
Nagan Raya tercatat 158.956 jiwa. Untuk lebih detailnya dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.6 Jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya menurut
jenis kelamin dan tahun, Nagan Raya dalam angka.
Sumber: Bappeda dan BPS, 2007-2014
Bila dilihat dari persebaran penduduk, Kecamatan Darul
Makmur yang beribukotakan Alue Bilie merupakan kecamatan
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
40/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
41/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya26
Gambar 2.7 Piramida penduduk di Kabupaten Nagan Raya tahun
2013
Sumber: Bappeda dan BPS, 2014
Masyarakat Kabupaten Nagan Raya mayoritas beragama
Islam. Sebagaimana masyarakat Aceh pada umunya, masyarakat di
Kabupaten Nagan Raya juga sangat memegang teguh ajaran Islam
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tercermin
salah satunya adalah dengan adanya 6 pilar Kabupaten Nagan
Raya yang salah satunya dan terdapat di urutan pertama adalah
menegakkan syariat islam secara kaah. Banyak juga terdapat
bangunan masjid di sepanjang jalan baik di jalan besar maupun
jalan kecil. Hal itu, sesuai dan selaras juga dengan julukan Provinsi
Aceh sebagai daerah Serambi Mekah.
Namun, ada juga sebagian masyarakat yang memeluk
agama selain Islam. Meskipun mereka pemeluk agama minoritas,
namun mereka tetap bisa hidup berdampingan dengan masyarakat
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
42/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 27
lokal yang beragama Islam dengan menunjukkan toleransi yang
sangat nggi. Masing-masing dari mereka juga turut serta menjaga
dan melestarikan adat dan budaya yang ada di sana. Perbedaan
justru dak membuat mereka menjadi jauh dan bermusuhan,
malah justru terjalin sikap tenggang rasa yang nggi dan saling
tolong menolong satu sama lain, apalagi jika ada yang diterpa
musibah.
2.1.3 Potensi
Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya bahwa
wilayah Kabupaten Nagan Raya mencakup sekitar 6,25% dari
total wilayah Provinsi Aceh. Hal ini menjadikan Kabupaten Nagan
Raya sebagai salah satu kabupaten yang memiliki wilayah yang
relaf luas di Provinsi Aceh. Wilayah yang luas ini didukung
dengan kondisi tanah yang subur serta hujan yang terjadi hampir
sepanjang tahun. Untuk melihat lebih detail jumlah hari hujan
seap bulan pada tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.8 Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Nagan Raya menurut
bulan tahun 2013
Sumber: Bappeda dan BPS, 2014
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
43/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya28
Dengan kondisi alam yang menguntungkan tersebut,
tak heran bila masyarakat banyak memanfaatkan lahan yang
ada sebagai lahan pertanian maupun perkebunan. Salah satu
hasil pertanian yang mengalami peningkatan tajam adalah padi.
Peningkatan produksi padi ini terjadi baik karena peningkatan
lahan pertanian maupun karena peningkatan produkvitasnya.
Sampai tahun 2013, luas lahan pertanian tercatat mencapai
33.940 hektar (Ha). Luas lahan pertanian ini meningkat tajam bila
dibandingkan tahun 2009 yang hanya 20,027 ha.
Gambar 2.9 Lahan pertanian di Kabupaten Nagan Raya
Sumber: Dokumentasi Peneli
Dengan meningkatnya luas lahan pertanian ini, tak pelak
juga meningkatkan produksi padi. Pada tahun 2009, produksi
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
44/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
45/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya30
didukung dengan potensi sumber daya pesisir dan kekayaan laut
yang cukup besar yang apabila dimanfaatkan dengan baik dan
berkelanjutan.
Potensi lain yang layak untuk dikembangkan dan ding-
katkan produksinya karena menjadi tren saat ini adalah batu
akik dan giok. Kabupaten Nagan Raya saat ini dikenal sebagaisalah satu penghasil batu akik dan giok yang berkualitas nggi,
sehingga dak heran bila harga bebatuan tersebut mulai dari
ratusan hingga mencapai puluhan juta rupiah. Untuk wilayah
Kabupaten Nagan Raya sendiri, tambang batu alam ada di wilayah
Kecamatan Beutong dan Kecamatan Beutong Ateuh Banggala.
Masyarakat sekitar pun mulai berbondong-bondong berpindah
profesi menjadi pedagang batu giok dan akik serta pencari batu
Gambar 2.10 Simpang Peut Nagan Raya, salah satu k di jalur
lintas barat Aceh yang menghubungkan Banda Aceh
hingga Kota Medan, Sumatera Utara.
Sumber: Dokumentasi Peneli
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
46/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 31
alam. Bila hal ini dikelola dengan baik tentu akan menjadi sumber
penghasilan bagi masyarakat yang pada gilirannya mampu me-
ningkatkan perekonomian.
Gambar 2.11 Beberapa contoh batu alam dari Kabupaten
Nagan Raya
Sumber: Dokumentasi Peneli
2.1.4 Keuangan
Dalam menjalankan roda pemerintahan suatu wilayah
administrasi tentu sangat diperlukan ketersediaan anggaran yang
memadai. Anggaran digunakan, selain untuk biaya operasional
pemerintah dalam menjalankan fungsinya, digunakan untuk biaya
pembangunan baik sik maupun non sik demi kemakmuran
masyarakatnya.
Dari data yang ada menunjukkan bahwa realisasi ang-
garan pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten
Nagan Raya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
sedaknya pada lima tahun terakhir. Pada tahun 2008, tercatat
APBD Kabupaten Nagan Raya masih 379,77 milyar. Jumlah ini
meningkat menjadi 429,93 milyar pada tahun 2009. Pada tahun
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
47/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya32
2010 sedikit menurun menjadi 396,82 milyar, namun pada tahun
2011 kembali meningkat menjadi 487,69 milyar. Pada tahun 2012
menjadi 527,51 milyar, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi
639,66 milyar.
Gambar 2.12 Pendapatan daerah Kabupaten Nagan Raya menurut
sumber dan tahun
Sumber: Bappeda dan BPS, 2014.
Anggaran-anggaran tersebut sebagian besar merupakan
dana yang bersumber dari dana perimbangan (bagi hasil pajak
dan bukan pajak, dana alokasi umum, serta dana alokasi khusus).
Sebagian kecil yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),
dan sebagian yang lain berasal dari pendapatan lain-lain yang sah.
Untuk lebih jelas tentang kompisisi anggaran pendapatan daerah
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
48/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 33
Kabupaten Nagan Raya, ga tahun terakhir (2011-2013) dapat
dilihat pada gambar di atas.
Dari anggaran yang tersedia, bidang kesehatan menjadi
salah satu bidang yang menjadi prioritas dalam alokasi anggaran.
Hal ini terbuk dari alokasi anggaran untuk kesehatan minimal
10% dari APBD sebagaimana yang telah diamanatkan dalam
Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009. Bahkan pada
tahun 2012, alokasi anggaran untuk kesehatan mencapai 12% dari
APBD.14Dan hal ini berlangsung sampai sekarang.
Kemudian kalau sekop Aceh sendiri, mungkin sesuai denganpetunjuk Pusat juga, itu kan kalau alokasinya itu kan ada dana
otsus itu. Jadi kalau pendidikan kesehatan memang ee... kalau
kita katakan, bisa dibilang itu number one-nya lah. Karena
kalau pendidikan itu 20% alokasinya, kalau kesehatan 10%
minimal. Jadi seap tahun itu..., sudah berlangsung mulai
otsus kemarin, tahun berapa ya kemarin? 2008. (Sejak itu)
seap tahun alokasinya tetap, minimal 10% sampai saat ini.
Hanya besarannya yang berubah sesuai dengan pagu kita...Tapi kalau menurut saya memang salah satu yang memacu
perbaikan-perbaikan di sektor kesehatan salah satunya itu juga.
Karena kan ada dukungan-dukungan dan regulasi-regulasi yang
memang mengharuskan sektor kesehatan lebih kita inikan...,
lebih kita prioritaskan, informan SAR, Bapeda.
Peningkatan alokasi anggaran untuk kesehatan ini ber-
dampak pula pada peningkatan anggaran untuk Dinas Kesehatansebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
Kabupaten Nagan Raya. Anggaran untuk dinas kesehatan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 anggaran untuk
Dinas Kesehatan sebesar Rp. 23.882.216.539,- (Dua puluh ga
milyar delapan ratus delapan puluh dua juta dua ratus enam belas
14 Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan FKM UI, 2010
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
49/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya34
ribu lima ratus ga puluh sembilan rupiah). Dana ini diperoleh
dari APBD sebesar 16.064.682.539,- (Enam belas milyar enam
puluh empat juta enam ratus delapan puluh dua ribu lima ratus
ga puluh sembilan rupiah), sementara dari Dana Alokasi Khusus
sebesar Rp. 5.700.000.000,- (Lima milyar tujuh ratus juta rupiah),
serta dana dari klaim Jamkesmas sebesar Rp. 2.117.534.000,- (Dua
milyar seratus tujuh belas juta lima ratus ga puluh empat ribu
rupiah)15. Secara persentase dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.13 Proporsi anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan
Raya tahun 2013 menurut sumbernya.
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya
Di samping itu masih ada dana lagi dari pusat yang turun
langsung ke Puskemas yaitu dana Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) yang pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.149.150.000,- (Satu
milyar seratus empat puluh sembilan juta seratus lima puluh ribu
rupiah).
15 Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya, 2014. Prol Kesehatan.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
50/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
51/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya36
Gambar 2.14 Proporsi keluarga miskin menurut kecamatan pada
tahun 2013.Sumber: BPM, Perempuan dan KB dalam Bappeda dan BPS, 2014.
2.2 Rencana Strategis
Salah tujuan yang hendak dicapai dari pembangunan
kesehatan adalah tersedianya akses kesehatan dasar yang murah
dan terjangkau terutama untuk kelompok kalangan menengah
ke bawah. Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu daerah akan
menetapkan visi dan misi yang akan menjadi guideline dalam
merencanakan dan melaksanakan program pembangunan
kesehatan. Kabupaten Nagan Raya juga telah menetapkan visi misi
pembangunan kesehatan 20102014.17 Visi yang hendak diraih
dalam rencana strategis tersebut adalah Nagan Raya sehat, Islami,
17 Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan FKM UI, 2010.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
52/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 37
mandiri, berkeadilan, dan sejahtera dengan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan merata. Sehat memiliki makna bahwa tujuan
yang hendak dicapai adalah terwujudnya masyarakat Nagan Raya
sehat baik secara jasmani maupun rohani. Sementara pelayanan
kesehatan yang bermutu adalah terwujudnya pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan standar yang ada, dan dak hanya bermutu,
namun pelayanan kesehatan tersebut merata bagi seluruh
masyarakat. Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut,
maka ada lima misi yang akan dilakukan dalam kurun lima tahun
tersebut, diantaranya adalah:
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat1) melalui penye-
diaan pelayanan dan program kesehatan yang bermutu dan
merata.
Menjamin tersedianya sumber daya2) kesehatan yang merata
dan berkeadilan, termasuk tenaga kesehatan yang bermutu
dan profesional.
Memberdayakan masyarakat3) termasuk swasta untuk mandiri
dalam pemeliharaan kesehatan.
Mengembangkan jaminan kesehatan4) bagi seluruh penduduk
Nagan Raya.
Mencukupi biaya operasional upaya dan pelayanan kese-5)
hatan.
Visi misi pembangunan kesehatan 20102014 ini juga
didukung oleh kebijakan di atasnya. Dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Nagan Raya 20122017
disebutkan bahwa visi pembangunan Kabupaten Nagan Raya
20122017 yang hendak dicapai adalah Mewujudkan Kabupaten
Nagan Raya sebagai Sentral Pertumbuhan Kawasan Barat Selatan
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
53/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
54/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 39
Dari sepuluh misi pembangunan Kabupaten Nagan raya
20122017 tampak bahwa salah satu misi yang hendak dilakukan
adalah mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Ini
arnya bahwa masalah kesehatan dak hanya menjadi tanggung
jawab sektor kesehatan saja, namun sudah menjadi tangung
jawab bersama.
Tidak hanya di situ, sektor kesehatan juga menjadi program
yang diprioritaskan dalam pembangunan di Kabupaten Nagan Raya.
Dari 6 pilar dalam membangun Nagan Raya, sektor kesehatan, yang
dalam hal ini adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat,
menjadi pilar kedua. Satu ngkat lebih nggi bila dibandingkan
sektor pendidikan. Ini arnya bahwa meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat menjadi program prioritas yang harus
dilaksanakan. Segala sumber daya dan kebijakan tentunya akan
diprioritaskan untuk menjamin terlaksananya program tersebut
secara bertahap dan berkelanjutan.
Dibanding sektor-sektor yang lain, (sektor kesehatan) itu
juga menjadi prioritas. Karena RPJM kita ada 6 pilar itu, salah
satunya memang meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
SAR, Kabid Sosial Budaya, Bappeda Kabupaten Nagan Raya.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
55/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya40
Gambar 2.15 Enam (6) pilardalam membangun Nagan Raya
Sumber: Dokumentasi Peneli
2.3 Mekanisme Penentuan Prioritas Masalah dalam
Rencana StrategisKabupaten Nagan Raya memilliki visi pembangunan kese-
hatan selama lima tahun mendatang, yaitu Nagan Raya sehat,
islami, mandiri, berkeadilan dan sejahtera dengan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan merata. Dalam lima tahun
mendatang dilakukan berbagai upaya secara bertahap guna
meningkatkan biaya operasional kesehatan. Salah satunya adalah
dengan membagi program kesehatan yang berkaitan erat dengan
pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat. Yang pertama
adalah program kesehatan yang terfokus pada investasi sumber
daya manusia sejak dini. Yang kedua adalah program kesehatan
yang terfokus pada peningkatan produkvitas masyarakat,
yaitu penanggulangan penyakit infeksi dan non-infeksi. Yang
kega adalah program yang fokusnya pada intervensi terhadap
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
56/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 41
determinan kesehatan (faktor-faktor risiko) yang melipu, faktor
lingkungan dan faktor perilaku serta sosial-budaya, dan yang
keempat adalah program untuk mengembangkan dan mening-
katkan potensi, efekvitas, dan esiensi dalam sistem kesehatan.
Untuk penetapan sasaran strategis tersebut dilakukan
secara bersama-sama oleh staf Dinas Kesehatan dan Puskemas
serta RSUD dan Pemerintahan Daerah dengan mempermbang-
kan trend dari kinerja masa lalu serta prospek dari potensi sumber
daya kesehatan di masa mendatang. Dalam RPJMD Pemerintah
Kabupaten Nagan Raya tahun 20072012, disebutkan pula
beberapa kebijakan mengenai pembangunan kesehatan yang
innya adalah sebagai berikut:
Meningkatkan promosi hidup sehat secara akf sertaa.
menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
merata.
Memprioritaskan pencegahan dan pengendalian penyakitb.
khususnya pada kelompok rentan.
Peningkatan administrasi dan manajemen kesehatan ter-c.
masuk peningkatkan kemampuan SDM kesehatan.
Mengembangkan kemitraan dengan pihak swasta dalamd.
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar dan spesialisk.
Melaksanakan jaminan pembiayaan kesehatan bagi pen-e.
duduk miskin.
Dalam hal fungsi pembiayaan, baik Dinas Kesehatan maupun
Puskemas perlu diberi juga pemahaman dan kemampuan untuk
menyusun anggaran berbasis kinerja. Staf Puskemas perlu juga
disegarkan kemampuannya dalam berbagai fungsi manajemen
Puskemas termasuk fungsi perencanaan, rencana aksim, sistem
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
57/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya42
informasi, monitoring dan supervise. Demikian juga dengan staf
Dinas Kesehatan perlu dingkatkan juga kemampuannya dalam
menyusun P2KT (Perencanaaan dan Penganggaran Kesehatan
Terpadu), pengelolaan SIK dan SIM Kesehatan, teknik monitoring
dan supervisi, dll. Fokusnya adalah menjamin kecukupan biaya
operasional untuk program-program kesehatan masyarakat.
Selanjutnya, karena sekitar 43,6% KK di Kabupaten Nagan Raya
adalah keluarga miskin, maka pembiayaan jaminan kesehatan
miskin perlu dingkatkan efekvitasnya.
2.4 Situasi Masalah Kesehatan (Menurut tenaga
kesehatan, lintas sektor, dan masyarakat)
Dari aspek pelayanan kesehatan di Kabupaten Nagan Raya
mempunyai 1 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang terdapat
di Kecamatan Kuala, tepatnya di Desa Ujung Fahah. Sementara
itu jumlah Puskemas sebanyak 14, di mana 5 diantaranya adalahPuskemas rawat inap, serta 47 Puskemas pembantu yang tersebar
secara merata di seluruh wilayah kerja Puskemas di Kabupaten
Nagan Raya.
Sementara itu jumlah tenaga kesehatan, baik yang bekerja di
RSUD maupun Puskemas, yang berada di wilayah kerja Kabupaten
Nagan Raya sebanyak 883 dengan rincian tampak pada gambar.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
58/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 43
Gambar 2.16 Jumlah tenaga kesehatan menurut jenis dan tempat
bekerja, 2013
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 2014. (Prol Kesehatan, Lampiran tabel
73).
Berdasarkan gambar di atas dan dibandingkan dengan
jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya saat ini yang berjumlah
158.956 jiwa, maka rasio masing-masing tenaga kesehatan
adalah sebagai berikut: rasio dokter spesialis 4/100.000 (standar
6/100.000); dokter umum 33/100.000 (standar 40/100.000),
dokter gigi 3/100.000 (standar 11/100.000); perawat 193/100.000
(standar 118/100.000); bidan 254/100.000 (standar 100/100.000);apoteker 16/100.000 (standar 10/100.000); ahli gizi 10/100.000
(standar 22/100.000); Ahli sanitasi (sanitarian) 8/100.000 (standar
40/100.000), serta ahli kesehatan masyarakat 33/100.000 (standar
40/100.000).19 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut.
19 Standar mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
59/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya44
Gambar 2.17 Perbandingan rasio jumlah tenaga kesehatan per
100.000 penduduk antara kondisi riil dengan standar
yang berlaku.
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 2014.
Dari gambar di atas tampak bahwa kecuali tenaga perawat,
bidan, dan apoteker, seluruh tenaga kesehatan yang ada masih
belum sesuai dengan standar yang ada.
Sementara itu, terkait dengan kesehatan masyarakat yangmenjadi masalah di Kabupaten Nagan Raya diantaranya adalah
kesehatan balita dalam hal ini adalah kasus gizi buruk. Masalah
kesehatan yang lain adalah terkait dengan penyakit menular,
diantaranya adalah malaria, kusta,serta Tb paru.
Penetapan Indikator Povinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
60/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
61/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya46
kader untuk bisa membantu masyarakat di gampong masing-
masing... informan SJ, dinkes.
Selain malaria, jenis penyakit menular lainnya yang juga
masih menjadi masalah di Kabupaten Nagan Raya adalah penyakit
kusta.
Memang dari tahun 2007 sampai 2012 kemarin, kita mel-
akukan kontak survey ke lapangan, sehingga kita mendapatkan
kasus yang sangat nggi. Sekarang pada saat ini kita masih di
ngkat puncaknya, informan Sd, Dinkes.
Berdasarkan data yang ada, pada tahun 2013 kasus kusta
di Kabupaten Nagan Raya mencapai 67 kasus dengan rincian 22
merupakan kusta jenis Pausi Basiler(PB) dan 45 lainnya merupakan
kusta jenis Mul Basiler (MB).21,22 Jumlah ini lebih banyak bila
dibandingkan tahun 2008 yang hanya berjumlah 43 kasus.23
Saat ini penderita kusta di Kabupaten Nagan Raya sudah
ditemukan hampir di seluruh wilayah. Dari 14 Puskemas yang ada
saat ini, ke-14 nya melaporkan sudah ditemukan penderita kusta.
Kasus kusta terbanyak ditemukan di Kecamatan Tripa Makmur,
utamanya di Gampong Babah Lueng, Lueng Keubeu Jagat, dan
Kuala Teripa.
21 Prol Kesehatan 2014, Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya.22 Dalam buku Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta(2012) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal P2PL menyebutkan bahwaberdasarkan pada gambaran klinis dan hasil pemeriksaan BTA (melaluipemeriksaan kerokan jaringan kulit), kusta diklasikasikan menjadi 2 pe yaitupe PB dan pe MB. Kusta pe PB memiliki tanda diantaranya jumlah bercakkusta antara 1-5, hanya 1 syaraf tepi yang mengalami penebalan dan mengalamigangguan fungsi (ma rasa, kelemahan otot), serta BTA menunjukkan hasilnegarif. Sebaliknya, untuk kusta pe MB memiliki tanda diantaranya jumlahbercak kusta lebih dari 5, lebih dari 1 syaraf yang mengalami penebalan dan
gangguan fungsi, serta pemeriksaan BTA menunjukkan hasil posif.23 Prol Kesehatan 2009, Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
62/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
63/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya48
derajat kesehatan masyarakatnya, meskipun belum merata di
semua indikator.
Berikut disampaikan secara singkat ringkasan beberapa
indikator antara tahun 2007 dan 2013 menurut data laporan
tahunan yang diperoleh dari buku prol kesehatan dengan data
IPKM. Namun berhubung data 2007 dak didapatkan, maka
digan dengan data tahun 2008 yang termuat dalam buku prol
kesehatan tahun 2009.
Untuk IPKM 2013 berikut adalah denisi operasional dari
masing-masing indikatornya.
Balita gizi buruk dan kurang jika mempunyai nilai1) Z score
kurang dari 2 SD dari perbandingan BB dan umur.
Balita sangat pendek dan pendek jika mempunyai2) Z score
kurang dari 2 SD dari perbandingan TB dan umur.
Balita gemuk jika mempunyai nilai3) Z scoredi atas 2 SD dari
perbandingan BB dan TB.
Penimbangan balita yaitu balita yang pernah dimbang4)
dalam 6 bulan terakhir.
Kunjungan Neonatal (KN) 1 merupakan pelayanan kesehatan5)
pada 6 48 jam pertama setelah lahir.
Imunisasi6) lengkap jika seorang anak umur 12 59 bulan
telah diimunisasi 1 kali BCG, minimal 3 kali DPT, minimal 3
kali Polio, serta 1 kali Campak.Penggunaan alat kontrasepsi MKJP (Metode Kontrasepsi7)
Jangka Panjang) yaitu sterilisasi pria, sterilisasi wanita, IUD/
AKDR/Spiral, diafragma, susuk/implant pada usia subur
umur15 - 49 tahun.
Pemeriksaan kehamilan yaitu pemeriksaan kehamilan oleh8)
tenaga kesehatan dengan pola 1-1-2 (K4).
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
64/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 49
Kurang Energi Kronis (KEK) yaitu lingkar lengan atas (LILA) di9)
bawah 23,5 cm pada wanita usia subur umur 15 - 49 tahun
baik dalam kondisi hamil ataupun dak.
Persalinan oleh tenaga kesehatan10) di fasilitas kesehatan
yaitu proses persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan
(dokter kandungan, dokter umum, atau bidan) di fasilitas
kesehatan (RS pemerintah, RS swasta, Rumah Bersalin,
Klinik, Prakk nakes, Puskemas, Pustu, ataupun Polindes/
Poskesdes).
Proporsi kecamatan dengan kecukupan jumlah dokter11) per
penduduk, yaitu proporsi kecamatan dalam satu kabupaten
yang memiliki kecukupan rasio dokter per jumlah penduduk
kecamatan. Rasio dokter cukup jika dalam 1 kecamatan
memiliki minimal 1 dokter per 2.500 penduduk.
Proporsi desa dengan kecukupan jumlah Posyandu12) per desa,
yaitu proporsi desa dalam satu kabupaten yang memiliki
kecukupan rasio Posyandu per desa. Rasio Posyandu cukup
jika dalam 1 desa memiliki jumlah Posyandu minimal 4
Posyandu.
Prosoporsi desa dengan kecukupan jumlah bidan13) per
penduduk, yaitu proporsi desa dalam satu kabupaten yang
memiliki kecukupan rasio jumlah bidan per jumlah penduduk
desa. Rasio jumlah bidan cukup jika dalam 1 desa memilikiminimal 1 bidan per 1000 penduduk.
Kepemilikan Jaminan Pelayanan Kesehatan14) yaitu penduduk
yang memiliki minimal satu jenis jaminan pelayanan
kesehatan. Jenis jaminan yang dimaksud adalah Askes/ JPK
PNS/ veteran/ pensiun, JPK Jamsostek, Asuransi Kesehatan
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
65/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya50
Swasta, Tunjangan Kesehatan Perusahaan, Jamkesmas,
Jamkesda.
Merokok yaitu merokok yang dilakukan seap hari atau15)
kadang-kadang pada penduduk umur 10 tahun ke atas
selama 1 bulan terakhir.
Kebiasaan mencuci tangan yang benar pada penduduk16)
umur10 tahun ke atas, yaitu mencuci tangan menggunakan
sabun pada saat sebelum menyiapkan makanan, dan seap
kali tangan kotor, dan setelah buang air besar, dan setelah
menceboki bayi, dan setelah menggunakan pessida, dan
sebelum menyusui bayi.
Buang Air Besar di jamban,17) yaitu kebiasaan pada penduduk
umur10 tahun ke atas untuk buang air besar di jamban.
Akvitas sik,18) yaitu kebiasaan pada penduduk 10 tahun ke
atas untuk melakukan akvitas sik berat atau sedang atau
kedunya dalam seminggu berdasarkan kriteri WHO GPAQ
(Global Physical Acvity Quesonire).
Menggosok gigi yang benar, yaitu menggosok gigi yang19)
dilakukan sesudah makan pagi dan sebelum dur pada
penduduk umur 10 tahun ke atas.
Hipertensi, yaitu jika tekanan darah sistol lebih besar sama20)
dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastol lebih besar
sama dengan 90 mmHg.Cedera, yaitu penduduk semua umur21) yng pernah mengalami
cedera dalam 12 bulan terakhir sehingga kegiatan sehari-hari
terganggu.
Diabetes Mellitus, yaitu penduduk umur22) 15 tahun ke atas
yang pernah didiagnosis menderita kencingmanis oleh
dokter.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
66/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 51
Gangguan Mental, yaitu penduduk umur23) 15 tahun ke
atas yang pernah mengalami gangguan kesehatan jiwa.
Kesehatan jiwa terganggu bila mempunyai skor 6 ketasa
dengan menggunakan metode SRQ-20.
Obesitas24) sentral, yaitu lingkar perut lebih dari 80 cm pada
perempuan (non-hamil) dan lebih dari 90 cm pada laki-laki.
Kesehatan Gigi dan Mulut, yaitu penduduk semua umur25) yang
mempunyai masalah dengan gigi dan/atau mulut dalam 12
bulan terakhir.
Pneumonia,26) yaitu penduduk semua umur yang di diagnosis
pneumaania atau mengalami gejala pneumonia dalam satu
bulan terakhir.
Diare Balita, yaitu blita yang didiagnosis diare atau27)
mengalami gejala diare oleh tenaga kesehatan dalam 1 bulan
terakhir.
Infeksi Saluran Pernapasan Atas Balita, yaitu balita yang28)
pernah didiagnosis menderita sakit ISPA oleh tenaga
kesehatan atau mengalami gejala skit ISPA dalam 1 bulan
terakhir.
Akses Sanitasi,29) yaitu apabila rumah tangga menggunakan
fasilitas tempat buang air besar milik sendiri dan jenis kloset
leher angsa.
Akses air bersih, yaitu rumah tangga minimal menggunakan30)20 liter per orang per hari dan berasal dari air ledeng/PDAM
atau air ledeng eceran/membeli atau sumur bor/pompa atau
sumur gali terlindung atau mata air terlindung.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
67/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya52
Berikut adalah ringkasan beberapa indikator antara tahun
2007 dengan 2013 menurut data laporan tahunan dengan data
IPKM.
Tabel 2. 2 Ringkasan beberapa indikator antara tahun 2007 dengan
2013 menurut data laporan tahunan dengn data IPKM.
Indikator
Data Laporan Tahunan
Data dari profl kesehatan
IPKM
data dari Riskesdas
2008 2013 2007 2013
Pneumonia Terdapat
46 kasus(laporan dari
Puskemas)
Tidak ada
data
Prevalensi
5,06
Prevalensi 0,91
Diare balita Terdapat
1.883 kasus
Tidak ada
data
Tidak ada
data
Prevalensi diare
balita 1,12
Kunjungan
Neonatus
100% dari
2.317
neonatus
95,1% 2.824
neonatus
(data 2011)
Cakupan
pemeriksaan
neonatus 0-7
hari 42,86%
Cakupan KN1
95,57%
Gizi buruk 119 gizi
buruk
(Total balita
12.206)
Gibur 28
kasus, GiKur
74 kasus.
Persentase
- Gibur 20,3%
- Gikur 15,7%
- GiBurKur
36,07
Prevalensi balita
gizi buruk dan
kurang 27,71
K4 (1-1-2) 68,5% 80% Periksa hamil
60,0
Cakupan
pemeriksaan
kehamilan 14,72%
Persalinan
nakes
75,14% 85% (data
2012)
Tidak ada
data
Cakupan linakes
di faskes 24,11
Desa UCI 39 dari 222
desa
109 dari 222
desa (data
2012)
Imunisasi
lengkap
12,35
Cakupan
imunisasi lengkap
0,00
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
68/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 53
Akses air Ledeng 0,85
SPT 0,47
Sumur gali
98,54
71,3% kelg
dgn sumber
air terlindung
(2011)
Akses air
9,16%
cakupan akses
dan sumber air
bersih 9,15%
Posyandu 250 256 Tidak ada
data
Proporsi desa
yang mempunyai
kecukupan
Posyandu 0,00
Dokter
40/100.000
16/100.000 45 dokter
(35/100.000)
Rasio dokter
per Puskemas
0,62
- Rasio dokter per
Puskemas 2,154
- Proporsi kec.
yang mempunyai
kecukupan
dokter/penduduk
10,0
Bidan
100/100.000
107/100.000 404 org
(543/100.000
Rasio bidan
per Puskemas
0,64
- Rasio bidan per
Puskemas 0,74
- Proporsi desa
yg mempunyai
kecukupan bidan
per pendduk
36,77
Penimbangan
balita
Tidak ada
data
8.026 dari
18.384 balita
(44%, thn
2012)
Penimbangan
balita 21,34
Cakupan
penimbangan
balita 16,35
Keluarag dgn
jamban
56,43% 62,2%
keluarga
(data 2011)
Sanitasi 19,78 cakupan akses
sanitasi 42,70
Sumber: IPKM dan Prol Kesehatan Kabupaten Nagan Raya
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
69/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
70/193
55
Bab III
Upaya Penurunan Kasus Gizi Buruk
3.1 Jusfkasi Pemilihan Kasus
Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten
baru di Provinsi Aceh. Namun meskipun baru terbentuk padatahun 2002, Kabupaten Nagan Raya mengalami peningkatan pada
ranking IPKM 2013. Salah satu indikator IPKM yang mengalami
peningkatan adalah status gizi balita di daerah tersebut. Ber-
dasarkan indikator IPKM 2013, yang termasuk kelompok indikator
status kesehatan balita antara lain prevalensi balita gizi buruk dan
kurang, prevalensi balita sangat pendek dan pendek, prevalensi
balita gemuk, cakupan penimbangan balita, cakupan kunjungan
neonatal (KN1), dan cakupan imunisasi lengkap. Prevalensi gizi
buruk pada tahun 2007 sebesar 36,07 mengalami penurunan
pada tahun 2013 menjadi 27,71. Sementara itu pada prevalensi
balita pendek dan sangat pendek juga mengalami penurunan dari
43,61 pada tahun 2007 menjadi 33,22 pada tahun 2013. Kondisi
ini tentunya dak lepas dari kondisi ekonomi, sosial, dan polik diKabupaten Nagan Raya.
Kondisi ekonomi suatu wilayah erat kaitannya dengan
status gizi masyarakat di wilayah tersebut. Kemiskinan erat
kaitannya dengan permasalah gizi di suatu wilayah. Kemiskinan
menjadi salah satu faktor rendahnya daya beli masyarakat
terhadap pemenuhan kebutuhan dasar pangan untuk menunjang
kesehatan tubuh secara sik. Karena kemiskinan dan Kesehatan
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
71/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
72/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
73/193
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
74/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 59
Gambar 3.2 Balita yang pernah mengalami gizi buruk, kondisinya
kini relaf lebih baik
Sumber: Dokumentasi Peneli
Penurunan kasus gizi buruk dan kurang di Kabupaten Nagan
Raya ini tentu dak datang dengan sendirinya. Oleh sebab itu,
dalam bab ini digali upaya-upaya apa yang telah dilakukan oleh
pemerintah, baik sektor kesehatan maupun non kesehatan, baik
langsung maupun tak langsung, termasuk bagaimana peran serta
masyarakat dalam meningkatkan gizi balita sehingga prevalensi
balita gizi buruk dan kurang di Kabupaten Nagan Raya mengalami
penurunan.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
75/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya60
3.2 Dukungan Kebijakan dan Strategi Intervensi
3.2.1 Setelah Menegakkan Syariat Islam
Isu kesehatan merupakan salah satu isu strategis yang
mendapat perhaan pemerintah Kabupaten Nagan Raya. Hal
ini tertuang dalam RPJM Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012
- 201729. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya
bahwa Kabupaten Nagan Raya memiliki 6 pilar pembangunan di
mana kesehatan merupakan pilar ke dua yang harus dilaksanakan.
Pemerintah Nagan Raya sangat peduli dengan kesehatan terutamakesehatan ibu dan anak.
Pemda sangat memantau Kondisi kesehatan di Kab. Nagan
Raya, karena kesehatan merupakan pilar ke dua setelah Syariat
Islam, informan SZ, Dinkes.
Penurunan presentase balita gizi buruk menjadi salah satu
program RPJM Kabupaten Nagan Raya. Program yang dilakukan
untuk mendukung program ini adalah Program Pengembangan
Lingkungan Sehat, Program Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular, Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat. Kega program tersebut termasuk dalam bidang
urusan wajib pada pembangunan daerah Kabupaten Nagan Raya
yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten.
Para penanggung jawab bagian gizi di Puskemas meng-
usahakan agar balita gizi buruk di wilayahnya dak ada. Hal
tersebut merupakan instruksi dari Dinas kesehatan kabupaten.
29 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Nagan RayaTahun 2012-2017
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Perlahan Bangkit dalam Keterbatasan
76/193
Status Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 61
Kebijakan terkait gizi buruk di ngkat nasional adalah jumlah
anak gizi buruk yang dapat ditolerir hanya 5% dari seluruh
jumlah balita. Sedangkan untuk kabupaten diusahakan dak
ada bayi gizi buruk. informan ZR, Puskemas
Sesuai hasil renstra 2010,30 menyatakan bahwa untuk
memobilisasi peran serta masyarakat pengakfan Posyandu
merupakan salah satu strategi penng dalam pembangunan
kesehatan. Instruksi dari pemerintah daerah untuk mengakan
Posyandu didukung oleh masyarakat dan program lainnya.
Pengakfan Posyandu dinilai efekf dalam peningkatan balitayang dimbang guna mengansipasi balita gizi kurang agar dak
sampai pada tahap gizi buruk. Hal ini didasari pada pengalaman
masa lalu kinerja penimbangan balita sangat dibantu oleh kegiatan
Posyandu yang diselenggarakan oleh masyarakat, ditambah
dengan dukungan supervisi oleh petugas gizi dari Puskemas. Hal
ini terlihat dari cakupan balita yang dimbang di kabupaten Nagan
Raya mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga 2013.
3.2.2 Perbaikan Manajemen Puskemas
Kabupaten Nagan Raya memiliki 3