1
JAKABARING Sport City (JSC) di Palembang dijanji- kan tidak telantar pasca-SEA Games (SEAG) XXVI. JSC dijanjikan tetap dapat dipakai untuk kepentingan olahraga Indonesia. Hal itu dikatakan Guber- nur Sumatra Selatan (Sumsel) Alex Noerdin dalam diskusi di Jakarta, akhir pekan lalu. “Di Jakabaring pada 2012 akan ada tiga kejuaraan dunia, satu kejuaraan Asia Pasifik, dan satu kejuaraan Asia Oceania. Jadi, enggak kayak perkiraan orang-orang bahwa Jakabaring bisa telantar.” Lima kejuaraan internasio- nal itu kejuaraan dunia sepak takraw pada Februari, bola voli pantai Asia Pasik April, sepatu roda Asia Oceania Juli, kejuaraan dunia bola voli Okto- ber 2012, dan kejuaraan dunia ski air pada November. Alex bercerita tentang ba- gaimana JSC dipilih menjadi tuan rumah kejuaraan dunia ski air 2012. “Presiden Federasi Ski Air Dunia datang ke Jakaba- ring tiga bulan sebelum SEAG. Masih danau, tapi beliau sudah bisa lihat bahwa itu bisa jadi salah satu arena ski air terbaik di dunia,” jelasnya. Selain itu, Alex memaparkan bahwa akan ada universitas olahraga di JSC. Universitas itu juga untuk pengembangan sains olahraga. Saat merespons universitas olahraga itu, Menpora Andi A Mallarangeng pada diskusi yang sama meminta provinsi- provinsi lain membangun seko- lah olahraga dan kompleks olahraga. “Provinsi-provinsi lain juga harus punya sekolah olahraga. Thailand punya 26 sekolah olahraga. Indonesia baru pu- nya beberapa sekolah olah- raga di Ragunan DKI Jakarta, Kalimantan Timur, dan Jawa Barat. Provinsi-provinsi lain juga harus punya kompleks olahraga.” Di sisi lain, berkali-kali Alex menyebut Sumsel ingin men- jadi tuan rumah Asian Games 2019. Jika sukses, Palembang dikatakannya lebih baik lagi dalam hal keberadaan arena- arena olahraga. “Tolong jadikan Sumsel jadi tuan rumah Asian Games 2019. Masih delapan tahun lagi, tapi beri kami waktu lima tahun kalau Sumsel jadi tuan rumah,” pintanya kepada Menpora. Keinginan Alex didasari sedikitnya dua hal. Pertama, Sumsel dianggapnya sukses mengonversi Jakabaring yang sebelumnya benar-benar rawa menjadi JSC yang modern dalam waktu sekitar 11 bulan. Kedua, Alex ingin Indonesia, khususnya Sumsel, lebih maju dalam hal pengembangan olah- raga. Ada sejumlah kota yang berminat ingin menjadi tuan rumah Asian Games 2019, yaitu Dubai di Uni Emirat Arab, Taipei (Taiwan), Hanoi (Viet- nam), dan New Delhi (India). (KK/R-2) Tolong jadikan Sumsel jadi tuan rumah Asian Games 2019. Masih delapan tahun lagi, tapi beri kami waktu lima tahun kalau Sumsel jadi tuan rumah.” Alex Noerdin Gubernur Sumsel SENIN, 5 DESEMBER 2011 21 O LAHRAGA JSC tidak akan Ditelantarkan KEMEGAHAN JAKABARING: Atraksi kembang api saat penutupan SEA Games XXVI di Kompleks Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (22/11). MANDEKNYA prestasi per- bulutangkisan Indonesia di pentas internasional harus membuat Pengurus Besar Per- satuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) diminta berintrospeksi dan membenahi diri dalam berbagai aspek. “Prestasi (bulu tangkis) kita merosot ya sebabnya kita sendiri. Kalau bukan kelom- poknya, kalau bukan grupnya, enggak dipakai. Yang penting kuasai PBSI, kuasai kepelatih- an,” imbuh juara dunia 1983 Icuk Sugiarto di Jakarta, akhir pekan lalu. Icuk menyebutkan perma- salahan nonteknis di PB PBSI ialah memilih pelatih pelat- nas Cipayung atas dasar suka dan tidak suka. Padahal, cara semacam itu membuat banyak pelatih berkualitas hengkang dari pelatnas dan melatih di negara lain. Bukan cuma Icuk yang me- ngaku prihatin dengan situa- si seperti itu dan berharap PB PBSI mau berintrospeksi. Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 dan juara dunia 1993 Alan Budikusuma juga menyoroti peranan PBSI men- dorong pembinaan di tingkat akar rumput. Menurutnya, PBSI harus me- manfaatkan hubungan baik de- ngan banyak pihak, terutama pengusaha, agar memperba- nyak kejuaraan serta program- program pembinaan untuk menjaring anak-anak muda berbakat. “Banyak hal (yang harus diintrospeksi). Itu hanya salah satunya. Selain itu, try out internasional juga saya rasa masih kurang banyak. Program kepelatihan pun harus ditinjau kembali,” pungkas Alan. Spesialis ganda putra Chan- dra Wijaya, yang merebut juara All England 1999 dan Olimpiade 2000 bersama Tony Gunawan, meminta PBSI melakukan evaluasi mendalam untuk membenahi sisi teknis seperti sumber daya manusia (komposisi pelatih dan pemain pelatnas), metode kepelatihan, ataupun hal nonteknis, yaitu perhatian kepada kesejahtera- an pemain. Namun, Sekjen PB PBSI Ya- cob Rusdianto terang-terangan membantah tudingan adanya pilih kasih dalam masalah kepelatihan. Mekanisme pe- milihan pelatih pelatnas di- awali usulan-usulan nama dari bawah untuk selanjutnya ditunjuk oleh divisi pembinaan dan prestasi (binpres). “Jika memang ada (kursi pelatih) yang kosong, pemilih- annya itu berdasarkan usulan nama-nama dari bawah beserta rekam jejak mereka,” papar Yacob, kemarin. (*/R-2) PBSI Diminta Introspeksi Prestasi EKO SUPRIHATNO M IGUELAngel Cot- to memastikan gelar kelas mene- ngah junior versi Asosiasi Tinju Dunia (WBA) tetap berada dalam genggam- annya. Itu didapat setelah ia memenangi pertarungan menghadapi Antonio ‘Tijuana Tornado’ Margarito dengan technical knock out (TKO) ronde 10 di Madison Square Garden, New York, Amerika Serikat, kemarin. Kemenangan yang diraih pe- tinju asal Puerto Riko tersebut terbilang tidak terlalu istimewa karena selama pertarungan ia berada dalam tekanan lawan. Cotto lebih banyak tersudut ke tali ring kendati masih mampu melepaskan pukulan. Dokter ring Anthony Curreri, saat ronde sembilan, sempat memeriksa kondisi mata kanan Margarito yang membeng- kak terkena pukulan-pukulan, termasuk memeriksa hidung. Ketika ronde 10 baru berjalan beberapa detik, dokter kembali naik ke sisi ring dan akhirnya memberikan rekomendasi ke- pada wasit Steve Smoger untuk menghentikan pertarungan. ‘’Poin utamanya adalah dia tidak bisa melihat dengan keseluruhan mata kanan, dan itu amat berbahaya untuk Mar- garito. Berbahaya bila bertinju tidak dengan pandangan yang leluasa,’’ papar Curreri. Wajah kecewa jelas terlihat dari kubu Margarito yang me- ngaku sebetulnya sang petinju masih sanggup melakukan pertarungan hingga ronde 12 berakhir. Namun, wasit biasanya tidak pernah meng- abaikan rekomendasi medis dari tim dokter. Padahal jika melihat raihan angka untuk kedua petinju hingga ronde sembilan, keme- nangan Cotto masih terbilang tipis. Hakim Julie Lederman memberi poin 89-82, Steve Weisfeld 89-82, dan John Po- turaj 89-82. Hasil itu membuat rekor Cotto menjadi 37-2(30 KO), dan Margarito menjadi 38-8 (27 KO). Kemenangan itu memang menjadi ajang pembalasan dendam buat Cotto yang sem- pat dikalahkan Margarito pada pertarungan Juli 2008. Namun, 13 bulan tidak naik ring setelah dikalahkan Manny Pacquiao membuat Margarito harus bersusah payah mengatasi Cotto. Bahkan pada ronde ketujuh sebuah pukulan keras Cotto mengarah ke mata ka- nan Margarito yang langsung memberikan efek kepada sang petinju. ‘’Lihat saja bagaimana pe- nampilannya dan rasakan ke- menangan saya terhadap dia. Dia tidak berarti buat saya dan saya di sini dengan orang- orang yang mendukung saya,’’ ujar Cotto seusai laga yang kemenangannya disambut teriakan meriah dan kibaran bendera Puerto Riko dari pe- nonton. Tidak puas Margarito memang tidak canggung mengungkapkan kekecewaannya. ‘’Saya sudah katakan pada mereka berapa banyak (pukulan) yang sudah saya lakukan. Saya tahu sejak awal kalau mereka sebenarnya sudah melindungi dia (Cotto) karena saya sudah memba- ngun momentum ini,’’ teriak ‘Tijuana Tornado’, julukan Margarito. Dalam pertarungan yang dianggap sebagai lang- kah pemuas Cotto, pro- motor Bob Arum memba- yar sang petinju dengan US$5 juta. Selain itu, promotor dari Top Rank itu memberikan keuntungan dari persentase bayar per tayang ( pay per view/PPV), dari penonton televisi yang membeli siaran pertarungan tersebut. Di sisi lain, Margarito hanya menda- patkan US$2,5 juta plus sedikit persentase dari PPV tersebut. (AP/Reuters/R-3) suprihatno@mediaindonesia.com Dendam itu sudah terbalaskan kendati tidak terlalu istimewa saat Cotto meraihnya. Menang TKO, Cotto Tuntaskan Dendam PUKULAN COTTO: Juara kelas menengah junior Miguel Angel Cotto (kanan) melepaskan pukulan keras ke arah Antonio Margarito dalam perebutan gelar di Madison Square Garden, New York, AS, kemarin. Cotto sukses mempertahankan gelarnya dengan kemenangan TKO ronde 10. Alan Budikusuma Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 REUTERS/MIKE SEGAR ANTARA/AKBAR NUGROHO GUMAI ANTARA

SENIN, 5 DESEMBER 2011 Menang TKO, Cotto Tuntaskan Dendam · nal itu kejuaraan dunia sepak takraw pada Februari, bola voli pantai Asia Pasifi k April, sepatu roda Asia Oceania Juli,

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

JAKABARING Sport City (JSC) di Palembang dijanji-kan tidak telantar pasca-SEA Games (SEAG) XXVI. JSC dijanjikan tetap dapat dipakai untuk kepentingan olahraga Indonesia.

Hal itu dikatakan Guber-nur Sumatra Selatan (Sumsel) Alex Noerdin dalam diskusi di Jakarta, akhir pekan lalu. “Di Jakabaring pada 2012 akan ada tiga kejuaraan dunia, satu kejuaraan Asia Pasifik, dan satu kejuaraan Asia Oceania. Jadi, enggak kayak perkiraan orang-orang bahwa Jakabaring bisa telantar.”

Lima kejuaraan internasio-

nal itu kejuaraan dunia sepak takraw pada Februari, bola voli pantai Asia Pasifi k April, sepatu roda Asia Oceania Juli, kejuaraan dunia bola voli Okto-ber 2012, dan kejuaraan dunia ski air pada November.

Alex bercerita tentang ba-gaimana JSC dipilih menjadi tuan rumah kejuaraan dunia ski air 2012. “Presiden Federasi Ski Air Dunia datang ke Jakaba-ring tiga bulan sebelum SEAG. Masih danau, tapi beliau sudah bisa lihat bahwa itu bisa jadi salah satu arena ski air terbaik di dunia,” jelasnya.

Selain itu, Alex memaparkan bahwa akan ada universitas

olahraga di JSC. Universitas itu juga untuk pengembangan sains olahraga.

Saat merespons universitas

olahraga itu, Menpora Andi A Mallarangeng pada diskusi yang sama meminta provinsi-provinsi lain membangun seko-lah olahraga dan kompleks olahraga.

“Provinsi-provinsi lain juga harus punya sekolah olahraga. Thailand punya 26 sekolah olahraga. Indonesia baru pu-nya beberapa sekolah olah-raga di Ragunan DKI Jakarta, Kalimantan Timur, dan Jawa Barat. Provinsi-provinsi lain juga harus punya kompleks olahraga.”

Di sisi lain, berkali-kali Alex menyebut Sumsel ingin men-jadi tuan rumah Asian Games 2019. Jika sukses, Palembang dikatakannya lebih baik lagi dalam hal keberadaan arena-arena olahraga.

“Tolong jadikan Sumsel jadi tuan rumah Asian Games 2019. Masih delapan tahun lagi, tapi beri kami waktu lima tahun kalau Sumsel jadi tuan rumah,” pintanya kepada Menpora.

Keinginan Alex didasari sedikitnya dua hal. Pertama, Sumsel dianggapnya sukses mengonversi Jakabaring yang sebelumnya benar-benar rawa menjadi JSC yang modern dalam waktu sekitar 11 bulan. Kedua, Alex ingin Indonesia, khususnya Sumsel, lebih maju dalam hal pengembangan olah-raga.

Ada sejumlah kota yang berminat ingin menjadi tuan rumah Asian Games 2019, yaitu Dubai di Uni Emirat Arab, Taipei (Taiwan), Hanoi (Viet-nam), dan New Delhi (India).(KK/R-2)

Tolong jadikan Sumsel jadi tuan

rumah Asian Games 2019. Masih delapan tahun lagi, tapi beri kami waktu lima tahun kalau Sumsel jadi tuan rumah.”Alex NoerdinGubernur Sumsel

SENIN, 5 DESEMBER 2011 21OLAHRAGA

JSC tidak akan Ditelantarkan

KEMEGAHAN JAKABARING: Atraksi kembang api saat penutupan SEA Games XXVI di Kompleks Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (22/11).

MANDEKNYA prestasi per-bulutangkisan Indonesia di pentas internasional harus membuat Pengurus Besar Per-satuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) diminta berintrospeksi dan membenahi diri dalam berbagai aspek.

“Prestasi (bulu tangkis) kita merosot ya sebabnya kita sen diri. Kalau bukan kelom-poknya, kalau bukan grupnya, enggak dipakai. Yang penting kuasai PBSI, kuasai kepelatih-an,” imbuh juara dunia 1983 Icuk Sugiarto di Jakarta, akhir

pekan lalu.Icuk menyebutkan perma-

salahan nonteknis di PB PBSI ialah memilih pelatih pelat-nas Cipayung atas dasar suka dan tidak suka. Padahal, cara semacam itu membuat banyak pelatih berkualitas hengkang dari pelatnas dan melatih di negara lain.

Bukan cuma Icuk yang me-ngaku prihatin dengan situa-si seperti itu dan berharap PB PBSI mau berintrospeksi. Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 dan juara dunia

1993 Alan Budikusuma juga menyoroti peranan PBSI men-dorong pembinaan di tingkat akar rumput.

Menurutnya, PBSI harus me-manfaatkan hubungan baik de-ngan banyak pihak, terutama pengusaha, agar memperba-nyak kejuaraan serta program-program pembinaan untuk menjaring anak-anak muda berbakat.

“Banyak hal (yang harus diintrospeksi). Itu hanya salah satunya. Selain itu, try out internasional juga saya rasa

masih kurang banyak. Program kepelatihan pun harus ditinjau kembali,” pungkas Alan.

Spesialis ganda putra Chan-dra Wijaya, yang merebut juara All England 1999 dan Olimpiade 2000 bersama Tony Gunawan, meminta PBSI melakukan evaluasi mendalam untuk membenahi sisi teknis seperti sumber daya manusia (komposisi pelatih dan pemain pelatnas), metode kepelatihan, ataupun hal nonteknis, yaitu perhatian kepada kesejahtera-an pemain.

Namun, Sekjen PB PBSI Ya-cob Rusdianto terang-terangan membantah tudingan adanya pilih kasih dalam masalah kepelatihan. Mekanisme pe-milihan pelatih pelatnas di-awali usulan-usulan nama dari bawah untuk selanjutnya ditunjuk oleh divisi pembinaan dan prestasi (binpres).

“Jika memang ada (kursi pelatih) yang kosong, pemilih-annya itu berdasarkan usulan nama-nama dari bawah beserta rekam jejak mereka,” papar Yacob, kemarin. (*/R-2)

PBSI Diminta Introspeksi Prestasi

EKO SUPRIHATNO

MIGUEL Angel Cot-to memastikan gelar kelas mene-ngah junior versi

Asosiasi Tinju Dunia (WBA) tetap berada dalam genggam-annya. Itu didapat setelah ia memenangi pertarungan menghadapi Antonio ‘Tijuana Tornado’ Margarito dengan technical knock out (TKO) ronde 10 di Madison Square Garden, New York, Amerika Serikat, kemarin.

Kemenangan yang diraih pe-tinju asal Puerto Riko tersebut terbilang tidak terlalu istimewa karena selama pertarungan ia berada dalam tekanan lawan. Cotto lebih banyak tersudut ke tali ring kendati masih mampu melepaskan pukulan.

Dokter ring Anthony Curreri, saat ronde sembilan, sempat memeriksa kondisi mata kanan Margarito yang membeng-

kak terkena pukulan-pukulan, termasuk memeriksa hidung. Ketika ronde 10 baru berjalan beberapa detik, dokter kembali naik ke sisi ring dan akhirnya memberikan rekomendasi ke-pada wasit Steve Smoger untuk menghentikan pertarungan.

‘’Poin utamanya adalah dia tidak bisa melihat dengan keseluruhan mata kanan, dan itu amat berbahaya untuk Mar-garito. Berbahaya bila bertinju tidak dengan pandangan yang leluasa,’’ papar Curreri.

Wajah kecewa jelas terlihat dari kubu Margarito yang me-ngaku sebetulnya sang petinju masih sanggup melakukan pertarungan hingga ronde 12 berakhir. Namun, wasit biasanya tidak pernah meng-abaikan rekomendasi medis dari tim dokter.

Padahal jika melihat raihan angka untuk kedua petinju hingga ronde sembilan, keme-nangan Cotto masih terbilang

tipis. Hakim Julie Lederman memberi poin 89-82, Steve Weisfeld 89-82, dan John Po-turaj 89-82. Hasil itu membuat rekor Cotto menjadi 37-2(30 KO), dan Margarito menjadi 38-8 (27 KO).

Kemenangan itu memang menjadi ajang pembalasan dendam buat Cotto yang sem-pat dikalahkan Margarito pada pertarungan Juli 2008. Namun, 13 bulan tidak naik ring setelah

dikalahkan Manny Pacquiao membuat Margarito harus bersusah payah mengatasi Cotto. Bahkan pada ronde ketujuh sebuah pukulan keras Cotto mengarah ke mata ka-nan Margarito yang langsung memberikan efek kepada sang petinju.

‘’Lihat saja bagaimana pe-nampilannya dan rasakan ke-menangan saya terhadap dia. Dia tidak berarti buat saya

dan saya di sini dengan orang-orang yang mendukung saya,’’ ujar Cotto seusai laga yang kemenangannya disambut teriakan meriah dan kibaran bendera Puerto Riko dari pe-nonton.

Tidak puasMargarito memang tidak

canggung mengungkapkan kekecewaannya. ‘’Saya sudah katakan pada mereka berapa

banyak (pukulan) yang sudah saya lakukan. Saya tahu sejak awal kalau mereka sebenarnya sudah melindungi dia (Cotto) karena saya sudah memba-ngun momentum ini,’’ teriak ‘Tijuana Tornado’, julukan Margarito.

Dalam pertarungan yang d i a n g g a p s e b a g a i l a n g -kah pemuas Cot to , pro-motor Bob Arum memba-yar sang petinju dengan

US$5 juta. Selain itu, promotor dari Top Rank itu memberikan keuntungan dari persentase bayar per tayang (pay per view/PPV), dari penonton televisi yang membeli siaran pertarungan tersebut. Di sisi lain, Margarito hanya menda-patkan US$2,5 juta plus sedikit persentase dari PPV tersebut. (AP/Reuters/R-3)

[email protected]

Dendam itu sudah terbalaskan kendati tidak terlalu istimewa saat Cotto meraihnya.

Menang TKO, Cotto Tuntaskan Dendam

PUKULAN COTTO: Juara kelas menengah junior Miguel Angel Cotto (kanan) melepaskan pukulan keras ke arah Antonio Margarito dalam perebutan gelar di Madison Square Garden, New York, AS, kemarin. Cotto sukses mempertahankan gelarnya dengan kemenangan TKO ronde 10.

Alan BudikusumaPeraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992

REUTERS/MIKE SEGAR

ANTARA/AKBAR NUGROHO GUMAI

ANTARA