41
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Kampus II Ukrida Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta 11510 Ahmad Zul Fahmi B Ahmad Ros 102010375 B2 [email protected] Katarak Senile Abstrak Abstrak: Katarak merupakan kelainan mata yang ditandai dengan kekeruhan lensa, terutama disebabkan oleh proses degenerasi yang berkaitan dengan usia. Namun katarak dpat disebabkan oleh proses radang intraokuler, trauma, infeksi dalam kandungan dan faktor keturunan. Selain itu, katarak dapat dipermudah timbulnya pada situasi dan kondisi tertentu misalnya penyakit diabetes mellitus, merokok, hipertensi, peningkatan asam urat serum, radiasi sinar ultra violet B, miop tinggi, dan kekurangan anti oksidan. Akibat kekeruhan lensa mata, sinar yang masuk ke selaput jala akan terganggu, sehingga terjadi gangguan ketajaman penglihatan, gangguan ini dapat terjadi ringan dengan keluhan silau, terutama bila kena sinar terang, namun bila kekeruhan lensa meluas akan menimbulkan gangguan ketajaman penglihatan sampai kebutaan. Kriteria kebutaan menurut WHO tahun 1985, apabila tajam 1 | Page

Senile Cataract fahmi.docx

  • Upload
    xoxothe

  • View
    94

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Senile Cataract fahmi.docx

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Kampus II Ukrida Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta 11510

Ahmad Zul Fahmi B Ahmad Ros

102010375 B2

[email protected]

Katarak Senile

AbstrakAbstrak: Katarak merupakan kelainan mata yang ditandai dengan kekeruhan lensa, terutama

disebabkan oleh proses degenerasi yang berkaitan dengan usia. Namun katarak dpat disebabkan

oleh proses radang intraokuler, trauma, infeksi dalam kandungan dan faktor keturunan. Selain

itu, katarak dapat dipermudah timbulnya pada situasi dan kondisi tertentu misalnya penyakit

diabetes mellitus, merokok, hipertensi, peningkatan asam urat serum, radiasi sinar ultra violet

B, miop tinggi, dan kekurangan anti oksidan. Akibat kekeruhan lensa mata, sinar yang masuk ke

selaput jala akan terganggu, sehingga terjadi gangguan ketajaman penglihatan, gangguan ini

dapat terjadi ringan dengan keluhan silau, terutama bila kena sinar terang, namun bila

kekeruhan lensa meluas akan menimbulkan gangguan ketajaman penglihatan sampai kebutaan.

Kriteria kebutaan menurut WHO tahun 1985, apabila tajam penglihatannya kurang atau sama

dengan 3/60 artinya orang itu tidak mampu menghitung jari pada jarak 6 meter. Seseorang

dengan tajam penglihatannya 3/60-6/60 disebut gangguan kelihatan berat.1

Kata kunci: katarak, kekeruhan lensa, degenerasi, diabetes mellitus

1 | P a g e

Page 2: Senile Cataract fahmi.docx

Pendahuluan

Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies, Inggeris Cataract, dan Latin cataracta yang berarti air

terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun

akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi

akibat hidrasi ( penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya.

Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan

kongenital, atau penyulit penyakit mata local menahun. Bermacam-macam penyakit mata dapat

mengakibatkan katarak seperti glaucoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat

berhubungan proses penyakit intraocular lainnya. Katarak dapat disebabkan bahan toksik khusus

(kimia dan fisik).2 Oleh itu, menurut kasus yang diberikan, kita dapat ketahui bahwa pasien

mendapat katarak senile dan akan diperbahaskan secara lebih terperinci yang lagi dalam makalah

ini.

2 | P a g e

Page 3: Senile Cataract fahmi.docx

Skenario

Seorang laki-laki 60 tahun datang ke poli mata dengan keluhan kabur pada kedua mata, tidak

disertai mata merah. Pasien melihat seperti ada awan dan menutupi kedua mata. Pada

pemeriksaan didapatkan mata kanan visus 6/60 pinhole tidak maju, pada mata kiri visus 6/30

dikoreksi 6/6

Hipotesis

Laki-laki 60 tahun datang dengan keluhan penglihatan mata kabur pada kedua mata, tidak

disertai mata merah. Pasien melihat seperti ada awan dan menutupi kedua mata. Pada

pemeriksaan didapatkan mata kanan visus 6/60 pinhole tidak maju, pada mata kiri visus 6/30

dikoreksi 6/6 menderitai katarak senile.

Anamnesis

Anamnesis adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara, baik langsung kepada

pasien (autoanamnesis) maupun kepada orang tua atau sumber lain (alloanamnesis) misalnya ibu

bapa atau pengantar. Anamnesis merupakan bagian terpenting untuk menentukan diagnosisi dan

pemeriksaan klinis. Dengan anamnesis ini didapatkan data subjektif, pihak pasien diberi

kesempatan untuk mengingat kembali dan menceritakan secara rinci masalah kesehatan yang

dihidapi anak termasuk keluhan utama, keluhan tambahan, tanda-tanda timbul, riwayat

terjadinya keluhan dan tanda sampai anak dibawa berobat.

I. Identitas

Identitas pasien diperlukan untuk memastikan bahwa benar-benar anak tersebut yang

dimaksudkan dan tidak keliru. Bermula dengan nama anak, sebaiknya dicantumkan dengan

nama orang tua. Seterusnya umur, jenis kelamin, nama orang tua, alamat, pekerjaan orang

tua, agama dan suku.

II. Keluhan utama atau riwayat penyakit sekarang

Biasanya ditanyakan keluhan utama yaitu keluhan yang menyebabkan pasien datang

berobat. Riwayat perjalanan penyakit harus diketahui dengan jelas. Umumnya, mencakup

3 | P a g e

Page 4: Senile Cataract fahmi.docx

lamanya keluhan, bagaimana terjadinya keluhan; mendadak, perlahan-lahan, terus-menerus,

hilang timbul atau berhubungan dengan waktu. Selain itu, sifat keluhan; keluhan bersifat

menetap atau menjalar, berat ringannya keluhan dan perkembangannya dan riwayat penyakit

terdahulu. Riwayat keluarga boleh ditanyakan sama ada, ada atau tidak saudara sedarah yang

mengalami keluhan yang sama dan apakah upaya yang telah dilakukan dan bagaimana

hasilnya.

III. Riwayat penyakit terdahulu

Perlu juga ditanyakan riwayat kesehatan mata sebelum terjadi trauma, apabila terjadi

pengurangan penglihatan ditanyakan apakah pengurangan penglihatan itu terjadi sebelum

atau setelah kecelakaan tersebut, ambliopia, penyakit kornea atau glaukoma, riwayat

pembekuan darah atau penggunaan antikoagulan sistemik seperti aspirin atau warfarin.

IV. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

Status pertumbuhan anak dapat diambil dari kurva berat badan terhadap umur dan

panjang badan terhadap umur. Data ini dapat diperolrh dari Kartu Menuju Sehat atau karta

pemeriksaan lain. Status perkembangan pasien perlu untuk mengetahui tahapan

perkembangan anak. Pada anak usia persekolahan, bisa dilihat perkembangannya sewaktu

persekolahan dan prestasi belajarnya.

V. Riwayat imunisasi dan pemakanan

VI. Riwayat social

Pemeriksa boleh menanyakan pada pasien mengenai aktivitas sehariannya.

VII. Riwayat keluarga

Untuk riwayat keluarga, biasanya boleh diambil data keluarga sama ada pernah tidak

menghidap penyakit glaucoma, diabetes mellitus, katarak atau pigmentosa retinitis. Selain

itu, boleh ditanya corak reproduksi ibu dan lingkungan perumahan.3

4 | P a g e

Page 5: Senile Cataract fahmi.docx

Pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik bisa dilakukan dengan pengukuran tanda vital yaitu; frekuensi nadi, tekanan

darah, frekuensi pernafasan dan suhu tubuh. Data antropometrik juga boleh diambil dengan

mengukur tinggi badan, berat badan, lingkaran kepala (anak), lingkaran perut dan lingkaran

lengan atas atau tebal lipatan kulit untuk mengetahui status gizi. Pemeriksaan umum yaitu

inspeksi pupil, bola mata dan kelopak mata dan palpasi contohnya pada bagian yang bengkak

pada kelopak mata perlu untuk pasien yang trauma tumpul sehingga menimbulkan hifema.

Pemeriksaan Mata

Pengamatan atau pemeriksaan terhadap pasien dilakukan sejak pasien mulai masuk ke dalam

kamar pemeriksaan dokter. Pemeriksaan dapat dibedakan dalam pengamatan, pemeriksaan atau

gejala penyakit dan kelainan. Pengamatan dapat dilakukan pada saat pasien masuk ruang

pemeriksaan yaitu dilihat apakah pasien dibimbing keluarga, masuk dengan memegang satu sisi

kepala atau mata berdarah. Bagi pasien yang dibimbing keluarga, biasanya mengalami gangguan

penglihatan, lapang pandang sempit yang mana disebabkan oleh glaukoma, retinitis pigmentosa

dan penyakit kelainan saraf sentral. Bagi pasien yang masuk dengan memegang satu sisi kepala

bisa dipikirkan mungkin pasien mengalami glaukoma kongestif akut. Mata yang berdarah

mengalami cedera sehingga terjadinya luka.3

Pemeriksaan ketajaman penglihatan (visus)

Ketajaman penglihatan perlu dinilai terutama pada anak usia sekolah dengan menggunakan

karta-mata yang menampilkan huruf Snellen, huruf Bailey-Lovie, huruf ‘HOTV’ atau

pengenalan gambar Allan. Bagi anak usia 7 tahun, visus sama seperti orang dewasa yaitu

20/20.rudolf Ketajaman penglihatan diperiksa dengan menutup salah satu mata dan memastikan

apakah pasien dapat membaca huruf dengan ukuran yang bervariasi dengan mata yang tidak

tertutup. Lebih formal, kartu Snellen dengan jarak 6 meter dapat digunakan untuk pemeriksaan

pada tiap-tiap mata secara bergantian. Jika pasien hanya dapat membaca huruf pada kartu

5 | P a g e

Page 6: Senile Cataract fahmi.docx

Snellen dengan jarak 6 meter, yang pada orang normal dapat terbaca pada jarak 60 meter,

visusnya 6/60.

Pemeriksaan lapang pandang

Uji konfrontasi dilakukan untuk menguji lapang pandang mata pasien. Salah satu mata pasien

dan pemeriksa yang berlawanan ditutup atau dihalangi sesuatu. Mata pemeriksa seharusnya

berada sekitar 2 kaki dari pasien sehingga lapang pandang pemeriksa normal sesuai lapang

pandang pasien. Pasien dan pemeriksan saling bertatapan mata secaralangsung pada mata yang

tidak ditutup agar lapang pandang dapat dibandingkan. Pemeriksa kemudian menggerakkan

jarum pentul secara perlahan ke atas dan ke samping dari mata yang diperiksa, di antara mata

pasien dan pemeriksa.Bila pasien sudah melihat saat bersamaan dengan pemeriksa berarti lapang

pandang pasien normal, syaratnya lapang pandang pemeriksa adalah normal.

Pemeriksaan tekanan intraokular

Pengukuran tekanan intraokular membutuhkan sebuah tonometer. Apabila seorang bayi dan anak

kecil dicurigai glaukoma, pemeriksaan tonometri aplanasi, gonioskopi dan pemeriksaan diskus

optikus sebaiknya dilakukan dalam keadaan anestesi umum. Tekanan intraokular sebaiknya

diukur pada saat induksi anestesi. Karena pada saat itu tekanan intraokular akan turun karena

anestesi umum. Tonometer aplanasi merupakan alat yang paling tepat untuk mengukur tekanan

intra okular dan tidak dipengaruhi faktor kekakuan sklera.

Pemeriksaan Slit Lamp

Slit Lamp akan memungkinkan pemeriksaan yang lebih detail yang dapat menunjukkan camera

oculi anterior yang lebih dangkal dibandingkan dengan mata kontralateral untuk melihat adanya

trauma tembus anterior. Selain itu, pemeriksaan ini dapat menilai hifema mikroskopik di mana

terdapat sel darah merah dalam camera oculi anterior, adanya sel darah putih dalam ruang

anterior akibat uveitis traumatik, resesi sudut iridokornea dilihat dengan lensa kontak gonioskopi

yang mana didapatkan pada trauma tumpul dan membantu untuk mengukur peningkatan tekanan

intraokular dengan tonometri aplanasi.

6 | P a g e

Page 7: Senile Cataract fahmi.docx

Pemeriksaan pemulasan fluorescen

Pemeriksaan ini adalah untuk irigasi pada mata. Hanya epitel kornea yg rusak yang bersifat

menyerap fluorescen. Caranya adalah tetes ke mata. Jika terdapat hasil warna hijau akan

menunjukkan adanya kerusakan epitel kornea. Indikasi untuk tes fluorescen adalah adanya gejala

trias yaitu fotofobia, lakrimasi, dan blefarospasme. Selain itu, ada riwayat trauma mata, mata

merah dan ada kekeruhan kornea.4

Pemeriksaan Penunjang

Computerized Tomography Scan Orbita (CT Scan)

CT Scan untuk mata menggunakan sinar x untuk melihat imej orbita dan bola mata. Kontras

dimasukkan secara intravena untuk melihat imej yang jelas. CT Scan boleh diguna untuk

mendiagnosis kelainan pada pembuluh darah, otot mata, bola mata, nervus optic dan sinus. CT

Scan juga dapat mendeteksi infeksi, fraktur orbita dan benda asing pada orbita. Jika ada

perdarahan, lesi dan tumor akan dideteksi oleh CT Scan.5

7 | P a g e

Page 8: Senile Cataract fahmi.docx

Diagnosis

Working Diagnosis

Berikut merupakan data- data pemeriksaan mata pada pasien tersebut.

Jadual 1 menunjukkan simplifikasi hasil pemeriksaan dari kasus

Mata Oculi Dextra Oculi Sinistra

Visus 6/60 6/30

Pin Hole Tetap 6/6

Berdasarkan data-data hasil pemeriksaan di atas, didapati bahawa pasien yang berumur 60 tahun

itu menderita Katarak Senile Oculi Dextra.

Katarak Senile Oculi Dextra

Katarak senile ini biasanya mengenai orang tua kerana proses degenerasi. Katarak ini biasanya

boleh diubati dan visusnya biasanya boleh diperbaiki jika diambil tindakan yang cepat dan tepat

oleh dokter mata.6

Differential Diagnosis

Setelah working diagnosis ditentukan, perkara ini akan dibandingkan dengan diagnosis yang lain

iaitu Differential Diagnosis. Differential Diagnosis yang diambil adalah Retinopati Diabetikum

dan glaucoma kronik.

8 | P a g e

Page 9: Senile Cataract fahmi.docx

Retinopati Diabetikum

Retinopati diabetes adalah kelainan retina yang ditemukan pada penderita diabetes mellitus

seperti pasien di atas yang mengalami DM selama 10 tahun. Retinopati merupakan gejala

diabetes mellitus pada mata dimana ditemukan pada retina:

1. Mikroaneurismata, ,merupakan penonjolan dinding kapiler, terutama daerah vena dengan

bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah terutama polus

posterior dan gejala ini merupakan kelainan diabetes mellitus dini pada mata.

2. Pendarahan dapat dalam bentuk titik, garis dan bercak yang biasanya terletak dekat

mikroaneurismata di polus posterior.

3. Dilatasi pembuluh darah balik dengan lumennya irregular dan berkelok-kelok, bentuk ini

seakan akan dapat memberikan pendarahan tapi hal ini tidaklah demikian.

4. Hard exudate merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina dengan gambarannya khusus

yaitu irregular dan kekuning-kuningan.

5. Soft exudate atau disebut cotton wool patches merupakan iskemia retina.

6. Pembuluh darah baru pada retina biasanya terletak dipermukaan jaringan.

7. Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina terutama daerah macula sehingga

sangat mengganggu tajam penglihatan pasien.

8. Hiperlipidemia suatu keadaan yang sangat jarang.6

Glukoma :

Glukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan yang memberikan

kesan warna tersebut pada pupil penderita glaucoma. Kelainan mata glaucoma ditandai dengan

meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf optic, dan menciutnya lapang pandang.

Penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraocular ini disebabkan:

- Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.

- Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut mata atau di celah pupil (glaucoma

hambatan pupil)

Pada glaucoma akan trdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang

pandang dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi (penggaungan) serta degenerasi papil saraf

optic, yang dapat berakhir dengan kebutaan. Ekskavasi glaukomatosa, penggaungan atu ceruk

9 | P a g e

Page 10: Senile Cataract fahmi.docx

papil saraf optic akibat glaucoma pada saraf optic. Luas atau dalamnya ceruk ini pada glaucoma

congenital dipakai sebagai indicator progresivitas glaucoma.

Klasifikasi glaucoma:

1) Glaucoma primer

- Glaucoma sudut terbuka (glaucoma simplek)

- Glaucoma sudut sempit

2) Glaucoma congenital

- Primer atau infantile

- Menyertai kelainan congenital lainnya

3) Glaucoma sekunder

- Perubahan lensa

- Kelainan uvea

- Trauma

- Bedah

- Rubeosis

- Steroid dan lainya.

4) Glaucoma absolute

Dari pembahagian di atas dapat dikenal glaucoma dalam bentuk-bentuk:

1) Glaucoma sudut sempit primer dan sekunder, (dengan blockade pupil)

2) Glaucoma sudut terbuka primer dan sekunder.

3) Kelainan pertumbuhan, primer (congenital, infantile, juvenile), sekunder kelainan pertumbuhan

lain pada mata.

10 | P a g e

Page 11: Senile Cataract fahmi.docx

Glaucoma (Martin Doyler)2

Gl sudut tertutup Gl simpleks Gl infantil

Serangan Decade ke 5 Decade ke 6 Bayi

Tipe penderita Emosional Arteriosklerosis Ik>pr

B.M.D Dangkal Normal Dalam sekali

Sudut BMD Sempit Biasa terbuka Kel kongesti

Halo + serangan - -

Papil Ekskavasi bila lanjut +, dini Dalam sekali

Tekanan Naik bila diprovokasi Variasi, tinggi Tinggi

Kampus + bila lanjut Konstriksi

Pengobatan Dini iridektomi Obat bila gagal Goniotomi

Orogosis Dini, baik Sedang/ buruk Buruk

EtiologiKatarak dapat ditemukan dalam keadaan tanapa adanya kelainan mata atau sistemik (katarak

senil, juvenile, herediter) atau kelainan kongenital mata. Katarak disebabkan oleh berbagai faktor

seperti:

Penyebab sistemik:

- Faktor keturunan

- Masalah kesehatan, misalnya diabetes.

- Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid dan klorpromazin.

- Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.

- Operasi mata sebelumnya.

- Sindrome sistemik (down, lowe)

11 | P a g e

Page 12: Senile Cataract fahmi.docx

- Dermatitis atopic

- Trauma (kecelakaan) pada mata

- Kadar kalsium yang rendah

Penyebab terjadinya kekeruhan lensa ini dapat:

1. Primer, berdasarkan gangguan perkembangan dan metabolism dars lensa

2. Sekunder, akibat tindakan pembedahan lensa.

3. Komplikasi penyakit local atau pun umum.8

EpidemiologiKatarak senilis  terus menjadi penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan di

dunia. Dalam studi terbaru yang dilakukan di Cina, Kanada, Jepang,  Denmark,  Argentina, dan

India,  katarak diidentifikasi sebagai penyebab  utama gangguan penglihatan dan

kebutaan , dengan statistik mulai dari 33,3% (Denmark) sampai setinggi 82,6% (India). Data

yang diterbitkan memperkirakan bahwa 1,2% dari seluruh penduduk Afrika

adalah buta, dengankatarak menyebabkan  36% dari kebutaan ini. Dalam survei yang

dilakukan di 3 kabupaten di dataran Punjab, tingkat keseluruhan terjadinya katarak

senilis adalah15,3% di antara 1269 orang diperiksa yang masih berusia 30 tahun dan lebih tuadan

4,3% untuk segala usia. Ini meningkat tajam menjadi 67% untuk usia 70 tahun dan lebih

tua. Analisis formulir pendaftaran buta di barat Skotlandia menunjukkan katarak senilis sebagai

1 dari 4 penyebab utama kebutaan.9

Anatomi MataMata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari luar

ke dalam, lapisan–lapisan tersebut adalah : (1) sklera/kornea, (2) koroid/badan siliaris/iris, dan

(3) retina. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar,

sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri atas

kornea transparan tempat lewatnya berkas–berkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah

dibawah sklera adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluh-pembuluh

12 | P a g e

Page 13: Senile Cataract fahmi.docx

darah untuk memberi makan retina. Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah retina, yang

terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan syaraf di dalam.

Retina mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya

menjadi impuls syaraf.

Struktur mata manusia berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke retina. Semua

komponen–komponen yang dilewati cahaya sebelum sampai ke retina mayoritas berwarna gelap

untuk meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan lensa berguna untuk

mengumpulkan cahaya yang akan difokuskan ke retina, cahaya ini akan menyebabkan perubahan

kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang impuls–impuls syaraf ini dan

menjalarkannya ke otak.

Gambar 1 menunjukkan struktur anatomi mata.10

Cahaya masuk ke mata dari media ekstenal seperti, udara, air, melewati kornea dan

masuk ke dalam aqueous humor. Refraksi cahaya kebanyakan terjadi di kornea dimana terdapat

pembentukan bayangan yang tepat. Aqueous humor tersebut merupakan massa yang jernih yang

menghubungkan kornea dengan lensa mata, membantu untuk mempertahankan bentuk konveks

13 | P a g e

Page 14: Senile Cataract fahmi.docx

dari kornea (penting untuk konvergensi cahaya di lensa) dan menyediakan nutrisi untuk

endothelium kornea. Iris yang berada antara lensa dan aqueous humor, merupakan cincin

berwarna dari serabut otot. Cahaya pertama kali harus melewati pusat dari iris yaitu pupil.

Ukuran pupil itu secara aktif dikendalikan oleh otot radial dan sirkular untuk mempertahankan

level yang tetap secara relatif dari cahaya yang masuk ke mata. Terlalu banyaknya cahaya yang

masuk dapat merusak retina. Namun bila terlalu sedikit dapat menyebabkan kesulitan dalam

melihat. Lensa yang berada di belakang iris berbentuk lempeng konveks yang memfokuskan

cahaya melewati humour kedua untuk menuju ke retina.

Untuk dapat melihat dengan jelas objek yang jauh, susunan otot siliare yang teratur

secara sirkular akan akan mendorong lensa dan membuatnya lebih pipih. Tanpa otot tersebut,

lensa akan tetap menjadi lebih tebal, dan berbentuk lebih konveks. Manusia secara perlahan akan

kehilangan fleksibilitas karena usia, yang dapat mengakibatkan kesulitan untuk memfokuskan

objek yang dekat yang disebut juga presbiopi. Ada beberapa gangguan refraksi lainnya yang

mempengaruhi bantuk kornea dan lensa atau bola mata, yaitu miopi, hipermetropi dan

astigmatisma.

Selain lensa, terdapat humor kedua yaitu vitreous humor yang semua bagiannya

dikelilingi oleh lensa, badan siliar, ligamentum suspensorium dan retina. Dia membiarkan cahaya

lewat tanpa refraksi dan membantu mempertahankan bentuk mata.

Bola mata terbenam dalam corpus adiposum orbitae, namun terpisah darinya oleh

selubung fascia bola mata. Bola mata terdiri atas tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu :

1. Tunica Fibrosa

Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior yang opaque atau sklera dan bagian

anterior yang transparan atau kornea. Sklera merupakan jaringan ikat padat fibrosa dan

tampak putih. Daerah ini relatif lemah dan dapat menonjol ke dalam bola mata oleh

perbesaran cavum subarachnoidea yang mengelilingi nervus opticus. Jika tekanan

intraokular meningkat, lamina fibrosa akan menonjol ke luar yang menyebabkan discus

menjadi cekung bila dilihat melalui oftalmoskop.

Sklera juga ditembus oleh n. ciliaris dan pembuluh balik yang terkait yaitu

vv.vorticosae. Sklera langsung tersambung dengan kornea di depannya pada batas

limbus. Kornea yang transparan, mempunyai fungsi utama merefraksikan cahaya yang

masuk ke mata. Tersusun atas lapisan-lapisan berikut ini dari luar ke dalam sama dengan:

14 | P a g e

Page 15: Senile Cataract fahmi.docx

(1) epitel kornea (epithelium anterius) yang bersambung dengan epitel konjungtiva. (2)

substansia propria, terdiri atas jaringan ikat transparan. (3) lamina limitans posterior dan

(4) endothel (epithelium posterius) yang berhubungan dengan aqueous humour.

2. Lamina vasculosa

Dari belakang ke depan disusun oleh sama dengan : (1) choroidea (terdiri atas lapis

luar berpigmen dan lapis dalam yang sangat vaskular) (2) corpus ciliare (ke belakang

bersambung dengan choroidea dan ke anterior terletak di belakang tepi perifer iris) terdiri

atas corona ciliaris, procesus ciliaris dan musculus ciliaris (3) iris (adalah diafragma

berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang di pusatnya yaitu pupil) iris membagi

ruang diantara lensa dan kornea menjadi camera anterior dan posterior, serat-serat otot

iris bersifat involunter dan terdiri atas serat-serat sirkuler dan radier.

3. Tunica sensoria (retina)

Retina terdiri atas pars pigmentosa luar dan pars nervosa di dalamnya. Permukaan

luarnya melekat pada choroidea dan permukaan dalamnya berkontak dengan corpus

vitreum. Tiga perempat posterior retina merupakan organ reseptornya. Ujung anterior

membentuk cincin berombak, yaitu ora serrata, di tempat inilah jaringan syaraf berakhir.

Bagian anterior retina bersifat non-reseptif dan hanya terdiri atas sel-sel pigmen dengan

lapisan epitel silindris di bawahnya. Bagian anterior retina ini menutupi procesus ciliaris

dan bagian belakang iris.

Di pusat bagian posterior retina terdapat daerah lonjong kekuningan, macula lutea,

merupakan daerah retina untuk penglihatan paling jelas. Bagian tengahnya berlekuk

disebut fovea sentralis.

Nervus opticus meninggalkan retina lebih kurang 3 mm medial dari macula lutea

melalui discus nervus optici. Discus nervus optici agak berlekuk di pusatnya yaitu tempat

dimana ditembus oleh a. centralis retinae. Pada discus ini sama sekali tidak ditemui coni

dan bacili, sehingga tidak peka terhadap cahaya dan disebut sebagai bintik buta. Pada

pengamatan dengan oftalmoskop, bintik buta ini tampak berwarna merah muda pucat,

jauh lebih pucat dari retina di sekitarnya.10

15 | P a g e

Page 16: Senile Cataract fahmi.docx

PatofisiologiPatofisiologi terjadinya katarak senilis cukup rumit dan belum sepenuhnya dipahami. Namun

kemungkinan, patogenesis penyakit ini melibatkan banyak faktor. Semakin bertambah usia

lensa,maka akan semakin tebal dan berat sementara daya akomodasinya semakin melemah.

Ketika lapisan kortikal bertambah dalam pola yang konsentris, nukleus sentral tertekan dan

mengeras,disebut nuklear sclerosis.

Ada banyak mekanisme yang memberi kontribusi dalam progresifitas kekeruhan lensa. Epitel

lensa berubah seiring bertambahnya usia, terutama dalam hal penurunan densitas (kepadatan)

selepitelial dan penyimpangan diferensiasi sel serat lensa (lens fiber cells). Walaupun epitel lensa

yang mengalami katarak menunjukkan angka kematian apoptotik yang rendah, akumulasi-

akumulasi dari serpihan-serpihan kecil epitelial dapat menyebabkan gangguan pembentukanserat

lensa dan homeostasis dan akhirnya mengakibatkan hilangnya kejernihan lensa. Lebih jauh lagi,

dengan bertambahnya usia lensa, penurunan rasio air dan mungkin metabolit larut air dengan

berat molekul rendah dapat memasuki sel pada nukleus lensa melalui epitelium dan korteks yang

terjadi dengan penurunan transport air, nutrien dan antioksidan. Kemudian,kerusakan oksidatif

pada lensa akibat pertambahan usia mengarahkan pada terjadinya katarak senilis. Mekanisme

lainnya yang terlibat adalah konversi sitoplasmik lensa dengan berat molekul rendah yang larut

air menjadi agregat berat molekul tinggi larut air, fase tak larut air dan matriks protein membran

tak larut air. Hasil perubahan protein menyebabkan fluktuasi yang tiba-tiba pada indeks refraksi

lensa, menyebarkan jaras-jaras cahaya dan menurunkan kejernihan. Area lain yang sedang

diteliti meliputi peran dari nutrisi pada perkembangan katarak secara khusus keterlibatan dari

glukosa dan mineral serta vitamin.11

Jadual 2 menunjukkan Klasifikasi Katarak Senil11

Klasifikasi Keterangan

Nuclear cataract Excessive nuclear sclerosis and yellowing, with

consequent formation of a central lenticular

16 | P a g e

Page 17: Senile Cataract fahmi.docx

opacity. Nucleus can become very opaque and

brown, termed a brunescent nuclear cataract.

Cortical Cataract Changes in the ionic composition of the lens cortex

and the eventual change in hydration of the lens

fibers

Subscapular Cataract  Formation of granular and plaquelike opacities in

the posterior subcapsular cortex

Stadium Katarak Senil

Katarak insipient

Pada stadium ini akan terlihat kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks

anterior dan posterior ( katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Katarak

subscapular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subscapular posterior, celah terbentuk

anatara serat lensa dan korteks berisi jaringan degenerative (benda Morgagni) pada katarak

insipient. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refaksi yang tidak sama

pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk yang lama.

Katarak intumesen

Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degenerative menyerap air.

Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang akan

mendorong iris sehingga bilik mata menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris

sehingga bilik mata menjadi dangkal disbanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa

ini akan dapat memberikan penyulit glaucoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak

yang berjalan cepat dan mengakibatkan myopia lenticular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi

korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang memberikan

miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel

serat lensa.

17 | P a g e

Page 18: Senile Cataract fahmi.docx

Gambar 2 menunjukkan katarak stase katarak intumesen13

Katarak imatur

Sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada

katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotic bahan

lensa yang degenerative. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan

pupil, sehingga terjadi glaucoma sekunder.

Gambar 3 menunjukkan katarak stase imatur13

Katarak matur

Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi

akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan

maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi

kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan

akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh,

sehingga uji bayangan iris negative.

18 | P a g e

Page 19: Senile Cataract fahmi.docx

Gambar 4 menunjukkan katarak stase matur13

Katarak hipermatur

Katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses degenarasi lanjut, dapat menjadi keras atau

lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenarasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa

menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan

lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan

zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang

tebal maka korteks yang berdegenarasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan

memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nucleus yang terbenam di dalam

korteks lensa karena lebih berat dan ini disebut katarak Morgagni.

Gambar 5 menunjukkan katarak stase hipermatur13

Katarak Brunesen

Katarak yang berwarna coklat sampai hitam (katarak nigra) terutama pada nucleus lensa, juga

dapat terjadi pada katarak pasien diabetes mellitus dan myopia tinggi. Sering tajam penglihatan

lebih baik daripada dugaan sebelumnya dan biasanya ini terdapat pada orang berusia lebih dari

65 tahun yang belum memperlihatkan adanya katarak kortikal posterior.12

19 | P a g e

Page 20: Senile Cataract fahmi.docx

Gambar 6 menunjukkan katarak stase Brunesen13

Jadual 3 menunjukkan ringkasan stase katarak senile12

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah (air

masuk)

Normal Berkurang

(air+masa lensa

keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopos

Penyulit - Glaukoma - Uveitis+Glaukoma

Gejala Klinis

1. Penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresi f.

2. Visus mudur yang derajatnya tergantung lokalisasi dan tebal tipisnya kekeruhan,

Bila:Kekeruhan tipis,kemunduran visus sedikit atau sebaliknya. dan kekeruhan

terletak diequator, tak ada keluhan apa-apa.

3. Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak.

4. Diplopia monocular yaitu penderita melihat 2 bayangan yang disebabkan oleh

karenarefraksi dari lensa sehingga benda-benda yang dilihat penderita akan menyebabkan silau.

20 | P a g e

Page 21: Senile Cataract fahmi.docx

5. Pada stadium permulaan penderita mengeluh miopi, hal ini t erjadi karena

proses pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan refraksi power mata

meningkat, akibatnya bayangan jatuh dimuka retina.13

Penatalaksanaan

Medika-Mentosa

Jadual 4 menunjukkan medika mentosa bagi katarak senile14

Medicine Class Function

Phenylephrine ophthalmic (Neo

Synephrine)

Mydriatics - ensure maximal pupillary

dilation preoperatively, which is

essential for a successful lens

extraction.

- Acts locally as potent

vasoconstrictor and mydriatic by

constricting ophthalmic blood

vessels and radial muscles of the

iris

Prednisolone acetate 1% (AK-

Pred, Pred Forte)

Corticosteroids Glucocorticoids inhibit edema,

fibrin deposition, capillary

dilation, and phagocytic

migration of acute inflammatory

response as well as capillary

proliferation, deposition of

collagen, and scar formation.

Dexamethasone ophthalmic

(Ocu-Dex)

Corticosteroids Decreases inflammation by

suppressing migration of

polymorphonuclear leukocytes

and reducing capillary

permeability.

21 | P a g e

Page 22: Senile Cataract fahmi.docx

Ciprofloxacin ophthalmic

(Ciloxan)-Post operative

Antibiotic - Active against a broad spectrum

of gram-positive and gram-

negative organisms. Bactericidal

action results from interference

with enzyme DNA gyrase needed

for bacterial DNA synthesis.

Erythromycin ophthalmic (E-

Mycin)- Post operative

Antibiotic - Indicated for infections caused

by susceptible strains of

microorganisms and for

prevention of corneal and

conjunctival infections.

Nepafenac ophthalmic (Nevanac) NSAIDs - Indicated for treatment of pain

and inflammation associated with

cataract surgery.

- converted by ocular tissue

hydrolases to amfenac, an

NSAID. Inhibits prostaglandin H

synthase (cyclooxygenase), an

enzyme required for

prostaglandin production.

Non Medika-Mentosa

Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.

1. Pengangkatan lensa

Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:

A.) ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) atau EKEK 

Lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya. Untuk memperlunak lensa sehingga

mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yangkecil, digunakan gelombang

suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi). Termasuk kedalamgolongan ini ekstraksi

linear, aspirasi dan irigasi. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien

dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra

okular,kemungkinan akan dilakukan bedah gloukoma, mata dengan presdiposisi untuk

22 | P a g e

Page 23: Senile Cataract fahmi.docx

terjadinya prolaps badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan

sitoid makular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan

pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada

pembedahan ini yaitu dapatterjadinya katarak sekunder.

B) ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction) atau EKIK: ekstraksi jenis ini merupakan

tindakan bedah yang umum dilakukan pada katarak senil. lensa beserta kapsulnya

dikeluarkan denganmemutus zonula Zinn yang telah mengalami degenerasi. Pada saat ini

pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan. 

Phacoemulsification

Untuk mencegah astigmatisme pasca bedah EKE, maka luka dapat diperkecil dengan

tindakan bedah fakoemulsifikasi. Pada tindakan ini lensa yang katarak di fragmentasi dan

diaspirasi.Tindakan operasi katarak dengan Teknik Fakoemulsifikasi memiliki banyak

keunggulan diantaranya :

1.Luka operasi sangat pendek(3 ml).

2.Dengan alat fako seluruh lensa dapat  dihancurkan dan kemudian disedot/dihisap

keluar.

3.Penggunaan lensa tanam hanya cukup ditutup dengan 1 atau 2 jahitan, atau pada

kondisi tertentu tidak memerlukan jahitan sama sekali.

4.Masa penyembuhan lebih singkat.15

23 | P a g e

Page 24: Senile Cataract fahmi.docx

Komplikasi

1. Komplikasi Intra Operatif

Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi suprakoroid,

pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi vitreus, incacerata kedalam luka serta retinal light

toxicity.

2. Komplikasi dini pasca operatif

- COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan yang keluar dan

masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar, edema stroma dan epitel, hipotonus,

brown-McLean syndrome (edema kornea perifer dengan daerah sentral yang bersih paling

sering)

- Ruptur kapsul posterior, yang mengakibatkan prolaps vitreus

- Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak adekuat yang dapat

menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang tidak sempurna, astigmatismus, uveitis

anterior kronik dan endoftalmitis.

- Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi

3. Komplikasi lambat pasca operatif

- Ablasio retina

- Endoftalmitis kronik yang timbul karena organissme dengan virulensi rendah yang

terperangkap dalam kantong kapsuler

- Post kapsul kapacity, yang terjadi karena kapsul posterior lemah Malformasi lensa intraokuler,

jarang terjadi.15

24 | P a g e

Page 25: Senile Cataract fahmi.docx

Pencegahan80 persen kebutaan atau gangguan penglihatan mata dapat dicegah atau dihindari. Edukasi dan

promosi tentang masalah mata dan cara mencegah gangguan kesehatan mata. sebagai sesuatu

yang tidak bisa ditinggalkan. Usaha itu melipatkan berbagai pihak, termasuk media massa, kerja

sama pemerintah, LSM, dan Perdami. Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar

gula darah selalu normal pada penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga kesehatan mata,

mengonsumsi makanan yang dapat melindungi kelainan degeneratif pada mata dan antioksidan

seperti buah-buahan banyak yang mengandung vitamin C, minyak sayuran, sayuran hijau,

kacang-kacangan, kecambah, buncis, telur, hati dan susu yang merupakan makanan dengan

kandungan vitamin E, selenium, dan tembaga tinggi. Vitamin C dan E dapat memperjelas

penglihatan. Vitamin C dan E merupakan antioksidan yang dapat meminimalisasi kerusakan

oksidatif pada mata, sebagai salah satu penyebab katarak. Hasil penelitian yang dilakukan

terhadap 3.000 orang dewasa selama lima tahun menunjukkan, orang dewasa yang mengonsumsi

multivitamin atau suplemen lain yang mengandung vitamin C dan E selama lebih dari 10 tahun,

ternyata risiko terkena katarak 60% lebih kecil.Seseorang dengan konsentrasi plasma darah yang

tinggi oleh dua atau tiga jenis antioksidan ( vit C, vit E, dan karotenoid) memiliki risiko

terserang katarak lebih rendah dibandingkan orang yang konsentrasi salah satu atau lebih

antioksidannya lebih rendah. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan Farida (1998-1999)

menunjukkan, masyarakat yang pola makannya kurang riboflavin (vitamin B2) berisiko lebih

tinggi terserang katarak. Menurut Farida, ribovlafin memengaruhi aktivitas enzim glutation

reduktase. Enzim ini berfungsi mendaur ulang glutation teroksidasi menjadi glutation tereduksi,

agar tetap menetralkan radikal bebas atau oksigen.16

25 | P a g e

Page 26: Senile Cataract fahmi.docx

PrognosisDengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang. Hasil

pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak resiko ini kecil dan jarang

terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan dengan ECCE atau fakoemulsifikasi

menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga 2 garis pada pemeriksaan

dengan menggunakan snellen chart. Prognosisnya adalah dubia ad bonam.17

KesimpulanMenurut hasil anamnesis dan pemeriksaan di atas, didapati bahawa pasien laki-laki yang

berumur 60 tahun dengan keluhan penglihatan mata kanan bertambah kabur dan tidak disertai

mata merah menderita Katarak Senile

26 | P a g e

Page 27: Senile Cataract fahmi.docx

Daftar Pustaka1. Dr.Saptoyo Argo Morosidi dan Dr. Margrette Franciscus Paliyama. Ilmu Penyakit Mata.

Katarak Senile, 2011; Fakultas Kedokteran Ukrida: 59

2. Prof.dr.H.Sidarta Ilyas. Ilmu Penyakit Mata. Katarak, 2009; Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia: 200

3. Paul Riordan-Eva and John P.Whitcher. Vaughan and Asbury’s General Ophthalmology.

Ophthalmologic Examination, 2007; McGraw Hill: 70

4. Lynn S. Bickley. Bates Guide to Physical Examination and History Taking. Eye

examination, 2008; Lippincott: 134

5. Vicente Victor D Ocompo Jr et al. Senile Cataract Workup. Imaging Studies. Medscape

Reference. 2012. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/1210914-

workup#a0720. Diunduh pada 12 Maret 2012.

6. Prof.dr.H.Sidarta Ilyas. Ilmu Penyakit Mata. Katarak, 2009; Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia: 207-219

7. F Ryan Prall et al. Exudative ARMD. Presentation. Medscape Reference. 2012. Diunduh

dari http://emedicine.medscape.com/article/1226030-overview. Diunduh pada 12 Maret

2012.

8. Vicente Victor D Ocompo Jr et al. Senile Cataract Clinical Presentation. Causes.

Medscape Reference. 2012. Diunduh dari

http://emedicine.medscape.com/article/1210914-clinical#a0218. Diunduh pada 12 Maret

2012.

9. Murthy GV, Vashist P, John N, Pokharel G, Ellwein LB. Prevelence and causes of visual

impairment and blindness in older adults in an area of India with a high cataract surgical

rate. Ophthalmic Epidemiol. Aug 2010;17(4):185-95

10. Dr.Saptoyo Argo Morosidi dan Dr. Margrette Franciscus Paliyama. Ilmu Penyakit Mata.

Anatomi Mata, 2011; Fakultas Kedokteran Ukrida: 3-16

11. Vicente Victor D Ocompo Jr et al. Senile Cataract Overview. Pathophysiology.

Medscape Reference. 2012. Diunduh dari

http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview#a0104. Diunduh pada 12

Maret 2012.

27 | P a g e

Page 28: Senile Cataract fahmi.docx

12. Prof.dr.H.Sidarta Ilyas. Ilmu Penyakit Mata. Katarak, 2009; Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia: 206-207

13. Ronald Pitts Crick et al. A Textbook of Clinical Ophthalmology. Painless Impairment of

Vision (in the White Eye). Cataract, 2003; Crick and Shaw: 94

14. Hirneiss C, Neubauer AS, Kampik A, Schönfeld CL. Comparison of prednisolone 1%,

rimexolone 1% and ketorolac tromethamine 0.5% after cataract extraction: a prospective,

randomized, double-masked study.Graefes Arch Clin Exp Ophthalmol. Aug

2005;243(8):768-73.

15. Ronald Pitts Crick et al. A Textbook of Clinical Ophthalmology. Lens. Principles and

complications of cataract surgery, 2003; Crick and Shaw: 495

16. Robertson JM, Donner AP, Trevithick JR. A possible role for vitamins C and E in

cataract prevention. Am J Clin Nutr. Jan 1991;53(1 Suppl):346S-351S.

17. Vicente Victor D Ocompo Jr et al. Senile Cataract Follow-Up. Prognosis. Medscape

Reference. 2012. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/1210914-

followup#a2650. Diunduh pada 12 Maret 2012.

28 | P a g e