Upload
dinas-perindustrian-dan-perdagangan-provinsi-jawa-tengah
View
232
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
e-Paper Bulan Desember 2011. © 2011. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. Website : http://dinperindag.jatengprov.go.id | Email : [email protected] | Twitter : @dinperindag | Facebook : https://www.facebook.com/dinperindagprov
Citation preview
E-PAPER DINPERINDAG Provinsi Jateng
EDISI DESEMBER 2011
“ONE TEAM, ONE SPIRIT, ONE GOAL”
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 4 Telp. 8311705, 8311708, Fax.8311707, 8451700 S E M A R A N G 5 0 2 4 1
website : http://dinperindag.jatengprov.go.id
EDISI DESEMBER 2011
TIM PENYUSUN E-PAPER INFO INDAG Penanggung Jawab : Kepala Dinas
Pengarah : 1. Sekretaris Dinas 2. Para Kepala Bidang/Balai
Ketua Umum : Sigid Adi Brata Sekretaris : Siti Chiswati
Ketua Redaksi : Nina Veronika Marthahima Redaksi : 1. Hadi Pangestu
: 2. Sigid Adi Brata : 3. Teguh Prihadi : 4. Listyati PR
: 5. Kumarsi : 6. Subandi : 7. Faria Suryani
Publikasi TI : 1. Nandhi Nur Ardisasmito 2. Febriyan Nurul Santoso
Sekretariat Operasional
:
1. Hery Sutantyo K
2. Rebo Sukimin 3. Nugroho 4. Ludyantoro Sri Marsetyo
5. Budi Prasetyo
Sekapur Sirih
SEMARANG GREAT SALE 2011
ASSALAMU’ALAIKUM WR WB.
Semarang Great Sale
Potret Sinergitas
Pemerintah dan
Swasta yang
diprakarsai oleh
Pemkot Semarang,
Kadin Jawa Tengah dan Suara Merdeka.
Pada tahun 2011 ini sudah menginjak
tahun ke dua Semarang Great Sale, yang
mendapat dukungan dari Asosiasi seperti
PHRI, APPBI, Aprindo, ASITA, REI
Kota Semarang sebagai ibukota
provinsi Jawa Tengah, kota metropolitan
berbasis perdagangan dan jasa.
Perdagangan dan pariwisata sebagai sektor
unggulan, disamping pertanian dan industri
seharusnya menjadi magnit bagi kota-kota
lain untuk datang ke kota Semarang.
Untuk memajukan kepari- wisataan,
perdagangan serta untuk meningkatkan laju
perekonomian maka perlu dibangkitkan
dan ditingkatkan semua potensi yang ada
dan diperlukan komitmen dari berbagai
pihak untuk membangun sinergitas antara
pemerintah, swasta dan masyarakat dengan
menangkap setiap peluang yang ada.
EDISI DESEMBER 2011
Tahun ini para pecinta belanja di
Kota Semarang akan kembali dimanjakan
dengan program SEMARGRES. Perhelatan
ini merupakan wujud nyata sinergitas
Pemerintah, Swasta dan Masyarakat.
Event SEMARGRES (Semarang Great
Sale) merupakan sebuah acara yang intinya
memberikan pelayanan ekstra kepada
pengunjung berupa pemberian diskon atau
potongan harga, kegiatan promosi
penjualan (hadiah, door price, kupon
undian), paket wisata keliling kota
Semarang, kegiatan penunjang lainnya
seperti pameran, festival, karnaval, pentas
seni dan lain lain diberbagai tempat seperti
mall, retail, hotel, tempat hiburan dan lain
sebagainya.
Semarang Great Sale 2011 diikuti
oleh 800 unit usaha dan mendapat
dukungan dari banyak asosiasi, serta
dimanjakan dengan diskon gila-gilaan yang
berlaku untuk semua aktivitas perdagangan,
perbelanjaan, mall, restoran dan lain-lain.
Selain itu ajang SEMARGRES juga
berimbas pada perdagangan elektronik.
Banyak pelaku bisnis elektronik yang
menyambut antusias kegiatan ini. Walhasil
penjualan elektronik meningkat 75 %.
Hampir semua produk dari vendor ternama
mengalami peningkatan penjualan. Nilai
transaksipun menembus sampai Rp. 8
miliar.
SEMARGRES bertujuan untuk
mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan
sekaligus diharapkan berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu
sektor industri dan pariwisata perlu secara
bersamaan dan bergandengan terus
dikembangkan untuk kemajuan kota
Semarang dan Jawa Tengah.
Banyak sekali agenda kegiatan di
event Semarang Great Sale tahun 2011 ini
antara lain : Semarang Fashion Festival,
Pameran UMKM, Pelayanan SIM dan STNK,
Diskon sampai dengan 50 % pelayanan
Rumah Sakit, Destinasi Wisata di Water
Blaster, Semarang Semargres Plaza Simpang
Lima dan lain sebainya.
Semoga penyelenggaraan Semarang
Great Sale menjadi daya tarik baru bagi
dunia pariwisata kota Semarang serta
membawa dampak multiplier yang positif
bagi peningkatan angka kunjungan
wisatawan, peningkatan pendapatan devisa
Negara dan peningkatan ekonomi
masyarakat.
Belajar dari pengalaman Singapura
dalam menyelenggarakan Great Sale
EDISI DESEMBER 2011
Singapore (GSS) yang sudah dilaksanakan
sejak tahun 1994 lalu, dimana dukungan
dana pemerintah membawa hasil yang
signifikan.
Demikian sekapur sirih yang dapat
saya sampaikan, semoga Semarang Great
Sale mendapat dukungan dari semua pihak,
yaitu masyarakat, dunia usaha dan
Pemerintah, sehingga dapat meningkatkan
pariwisata di Kota Semarang khususnya dan
Jawa Tengah pada umumnya.
Bila semua pihak komitmen
mendukung, kekurangan yang ada saat ini
kita jadikan evaluasi untuk masa
mendatang.
WASSALAMU’ALAIKUM WR WB.
Semarang, Desember 2011
Ir.IHWAN SUDRAJAT,MM
EDISI DESEMBER 2011
Tajuk Rencana
PROMOSIKAN PRODUK IKM/UKM JAWA TENGAH MELALUI SEMARGRES
2011
Pada Awal bulan Desember 2011,
tepatnya tanggal 3 s.d 4 Desember 2011
Dinas Perindag Provinsi Jawa Tengah
menggelar Pekan Great Sale Produk Kreatif
Jawa Tengah untuk mendukung kegiatan
Semargres Kota Semarang berupa produk
batik, tenun dan produk-produk kerajinan,
yang bertempat di halaman Lawang Sewu
Semarang. Penyelenggaraan tersebut
didukung oleh Dekranas Provinsi Jawa
Tengah dan beberapa IKM/UKM Jawa
Tengah.
Masyarakat dimanjakan dengan
discount besar-besaran hingga mencapai
50 % OFF* untuk beberapa item tertentu.
Kegiatan Pekan Great Sales Produk Kreatif
tersebut yang jatuh pada hari sabtu dan
minggu, Lawang Sewu ramai dikunjungi
masyarakat, yang kebetulan pada saat yang
sama digelar gebyar wisata kuliner. Tidak
saja para IKM/UKM yang merasa puas
karena meraup omzet penjualan yang
cukup besar, tetapi para pengunjung yang
membeli produk-produk IKM/UKM tersebut
juga merasa puas karena mereka
mendapatkan produk - produk yang
diinginkan lebih murah dibanding ditempat
lain, bisa menghemat Rp. 50.000,- s.d
100.000,- an per item produk. Saking
merasa senangnya karena harganya murah
dan motifnya cocok, seorang ibu yang
didampingi putrinya sampai memborong
produk tenun etnic dari jepara hingga 20
potong, selain buat sendiri tenun tersebut
mau diberikan untuk beberapa relasi
katanya.
Keramaian pengunjung juga
terdapat distand batik Lasem dan batik
maos Cilacap yang standnya berdampingan,
sejak pagi hingga sampai sore hari selalu
ramai dikerumuni pengunjung. Batik Lasem
sepertinya sudah mendapat konsumen
fanatif dan loyal di Semarang, hal ini
terbukti stand tersebut mampu mendapat
omzet sebesar Rp 15.000.000,- selama dua
hari, padahal untuk satu potong kain
harganya minimal Rp 250.000,-, harga
tersebut sudah termasuk discount, biasanya
dijual dengan harga Rp. 300.000,-. Stand-
stand lainnya yang mendapat omzet
penjualan cukup besar diatas Rp
10.000.000,- s.d Rp. 20.000.000,- an
EDISI DESEMBER 2011
diantaranya Tenun Etnik Jepara, Tenun HR
Jepara, Batik Adi Pekalongan, Batik Danis
Art Pekalongan.
Tujuan dari pelaksanaan Great Sale
Produk Kreatif Jawa Tengah selain sebagai
wujud sinergitas dukungan pemerintah dan
usaha mikro kecil menengah dalam
SEMARGRES 2011, juga sekaligus sebagai
media ajang promosi untuk
memperkenalkan keanekaragaman produk-
produk IKM/UKM kita, sekarang lebih bagus
dan patut kita promosikan terus menerus
agar tidak kalah dengan produk impor
sejenisnya yang masuk di negara kita.
Kontinuitas produksi dari usaha kecil
menengah perlu dijaga bahkan terus
didorong peningkatan produksinya, untuk
itu membutuhkan usaha kerja keras
dibidang promosi agar produk yang
dihasilkan tidak mandeg tapi bisa laku terus
menerus. Untuk menghabiskan stock
produk, para IKM/IKM tersebut difasilitasi
Dinperindag Prov. Jateng untuk menggelar
pameran dengan memberikan discount
besar-besaran kepada masyarakat. Kali ini
para IKM/UKM diminta untuk memberikan
discount atas produk yang dijualnya, ada
yang 10 %, 20%, 35 % bahkan ada yang
50%.
Melihat respons masyarakat yang
bagus, hal ini terlihat dari banyaknya jumlah
kunjungan dan omzet penjualan yang
diperoleh peserta pameran selama dua hari
tersebut total omzet yang diperoleh
sebesar Rp. 122.000.000,- maka agenda
SEMARGRES yang dicanangkan Pemerintah
Kota Semarang sejak tahun 2010, yang
dinyatakan sebagai salah satu agenda
unggulan event Kota Semarang, merupakan
pemilihan event lokal yang cukup potensial
dan perlu dipertimbangkan untuk
mempromosikan produk-produk IKM/UKM.
Yang tidak kalah pentingnya adalah
daya tarik Lawang Sewu itu sendiri sebagai
tempat untuk pelaksanaan pameran. Animo
masyarakat dari hari ke hari menunjukan
trend perhatian yang bagus terhadap
Lawang Sewu.
EDISI DESEMBER 2011
GREAT SALE MEMBUAT SEMARANG SEMAKIN RAMAI
Berawal dari image tertinggal dari kota
besar lainnya, Walikota Semarang Sumarmo
membuat gerakan yang bertujuan untuk
mensejajarkan Semarang dengan kota besar
lainnya di Indonesia, ide ini mendapat
respon dari Gubernur Jawa Tengah yang
sudah jenuh dengan “tidak
berkembangnya” Kota Semarang sebagai
kota metropolitan, program mempercantik
wajah kota Semarang, promosi wisata
Semarang mendapat apresiasi dari
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Bahkan
Gubernur Jawa Tengah menginginkan
sarana prasarana di Kota Semarang dapat
ditingkatkan termasuk Pelabuhan Tanjung
Emas dan Bandara Ahmad Yani karena
kedua fasilitas tersebut merupakan pintu
gerbang masuk Kota Semarang dan Jawa
Tengah sekaligus sebagai pengungkit
perekonomian. Kondisi Bandara Ahmad
Yani saat ini cukup memprihatinkan hal ini
sangat berpengaruh kepada jumlah
penunpang dan frekuwensi penerbangan
perlu pembenahan terhadap kualitas dan
panjang landasan serta terminal yang
representative untuk mendukung Visit
Jateng 2013.
EDISI DESEMBER 2011
Semarang sebagai Ibu kota Provinsi Jawa
Tengah sedang giat melakukan promosi,
salah satu program promosi yang yang
dilaksanakan adalah penyelenggaraan
Semarang Great Sale selama bulan
Desember, program ini telah dimulai pada
tahun 2010 dan pada tahun 2011
mengalami perkembangan yang pesat mulai
dari peserta, (800 perusahaan), kegiatan
penunjang ( pameran, festival, karnaval,
wisata seputar Semarang dan pentas
kesenian) serta hadiah yang disediakan (
satu buah rumah, 2 mobil dan puluhan
kendaraan roda 2 serta hadiah menarik
lainnya)
Great sale ini mempunyai tujuan
membangkitkan semua potensi yang ada di
Kota Semarang untuk memajukan
kepariwisataan, perdagangan, serta
meningkatkan laju perekonomian kota dan
provinsi. Semarang great sale 2011
mempersembahkan berbagai produk
unggulan yang ada di Jawa Tengah yang
diikuti mulai dari mall, hotel, retail, tempat
hiburan, PKL dsb yang turut diramaikan oleh
UKM dan IKM yang mengambil peran
sebagai peserta pameran. Mengulang
sukses tahun lalu, perhelatan Semarang
Great Sale 2011 akan digelar lagi mulai 1-31
Desember mendatang. Sebanyak 800 unit
usaha mulai dari mal, retail, hotel, restoran
dan kuliner, tempat hiburan dan wisata,
rumah sakit dan jasa kesehatan, pedagang
kaki lima (PKL) serta UMKM ikut
meramaikan, event tahunan ini akan
didukung oleh delapan asosiasi, yaitu
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
(PHRI), Asosiasi Pengelola Pusat
Perbelanjaan Indonesia (APPBI), Asosiasi
Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo),
Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia
(Asita), Indonesia Marketing Association
(IMA), Asosiasi Perusahaan Pameran
Indonesia (Asperapi), Asosiasi Pengusaha
Kawasan Pandanaran, dan Ikatan
Perusahaan Penyelenggara Pesta (Ika
Pesta).
Semarang Great Sale merupakan simbol
sinergi antara pemkot dengan swasta,
termasuk juga pengusaha besar dengan
UKM, serta pemprov dan pemerintah
pusat. Dengan adanya semarang great sale
kita dapat mengetahui sejauh mana potensi
yang ada di Semarang khususnya dan Jawa
Tengah pada umumnya, unsur apa yang
perlu ditingkat lebih optimal lagi. Kegiatan
yang intinya memberikan pelayanan ekstra
kepada pengunjung berupa pemberian
EDISI DESEMBER 2011
diskon atau potongan harga, kegiatan
promosi penjualan (hadiah, door prize,
kupon undian), paket wisata keliling Kota
Semarang, kegiatan penunjang lainnya
seperti : pameran, festival, karnaval, pentas
kesenian,dll, di berbagai tempat seperti :
mal, retail, hotel, restoran, tempat hiburan.
Kegiatan semarang great sale 2011 cukup
berhasil dan dapat dinikmati masyarakat
Semarang dan sekitarnya.
Gegap gempita event rutin akhir tahun,
telah berlalu, ajang promosi produk di
berbagai tempat usaha di Kota Semarang
telah terlalui dengan baik, bahkan bisa
dibilang sukses. Namun demikian pekerjaan
rumah yang harus diselesaikan agar event
tahun depan semakin bermakna dan
bermanfaat terutama untuk mendorong
produk – produk local Semarang.
Keberpihakan banyak pihak untuk lebih
mengakomodasi produk-produk UKM juga
diperlukan, sehingga kesetaraan antara
usaha besar, menengah, dam kecil dapat
berjalan seirama untuk memantapkan
kesetaraan Kota Semarang dengan Kota-
kota metropolis lainnya.
EDISI DESEMBER 2011
HARGA KEPOKMAS BULAN DESEMBER 2011
Perkembangan harga beras khususnya Cisadane II dan IR64 selama bulan Desember2011
terjadi kenaikan harga memasuki Minggu III sampai Minggu IV Desember 2011 dikarenakan
terjadinya hujan yang cukup besar diikuti angin puting beliung sehingga pedagang besar
beras mengalami kesulitan menggiling padi menjadi beras,
Persediaan/stock di tingkat pedagang besar Jateng semakin menipis, beras yang beredar di
Jateng sebagian kecil berasal dari beberapa Kab di Jateng sedangkan sebagian besar lainnya
berasal dari Jabar (Karawang, Cirebon) dan Jatim (Bojonegoro, Magetan), permintaan
konsumsi beras masyarakat masih cukup tinggi disebabkan musim penghujan dan masuknya
masa liburan sekolah.
EDISI DESEMBER 2011
PENERAPAN SKA ELEKTRONIK BERJALAN DENGAN LANCAR
Kesibukan di lantai 3 Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, tempat
menerbitkan Surat Keterangan Asal (SKA),
mengalami peningkatan. Perusahaan-
perusahaan ekspedisi muatan kapal laut (EMKL)
menghadap petugas dari PT EDI yang
melakukan tutorial sistem penerbitan SKA
elektronik yang diberlakukan mulai 2 Januari
2011.
Awalnya memang terjadi keterlambatan karena
perlu penyesuaian dengan sistem yang baru.
Namun setelah sebulan berlangsung,
penerbitan SKA yang dilakukan Instansi Penerbit
Surat Keterangan Asal (IPSKA) Semarang
berjalan normal kembali. Pada awal
perpindahan sistem, petugas PT EDI
mendampingi IPSKA dan bertindak sebagai
konsultan bagi EMKL maupun petugas yang
menerbitkan SKA.
SKA elektronik yang diterbitkan sekitar 300
dokumen per hari terdiri atas form A, D, E, IJPA,
dan B. Sebelumnya, banyak pihak bertanya
tentang perubahan sistem penerbitan SKA dari
sistem otomasi yang operasionalnya dilakukan
oleh PT Sucofindo menjadi sistem SKA
elektronik yang dipegang PT EDI.
Kebijakan SKA Elektronik ini sejalan dengan
Keppres No.11/2011 tentang Komitmen Cetak
Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN. ASEAN Single
Window (ASW) menghendaki adanya sistem
Nasional Single Window (NSW) dari setiap
negara anggota ASEAN. Sistem itu dioperasikan
dan diintegrasikan sehingga mampu
meningkatkan kinerja penanganan atas lalu-
lintas barang antarnegara anggota ASEAN dan
mendorong percepatan proses customs
clearance dan cargo release.
Penerbitan SKA elektronik ini dilakukan untuk
mendukung pelaksanaan ASW yang
dilaksanakan Januari 2012, yang mana semua
penerbitan dokumen ekspor dan impor harus
berada dalam satu sistem dan terintegrasi.
Sosialisasi SKA elektronik telah dilakukan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa
Tengah bekerjasama dengan Direktorat
Fasilitasi Ekspor Impor Kementerian
Perdagangan kepada semua eksportir dan
petugas EMKL jauh sebelum SKA Elektronik
diterapkan.
Secara sederhana, proses penerbitan SKA
Elektronik dimulai dengan pendaftaran secara
online oleh eksportir/petugas EMKL pada sistem
IPSKA dan dilakukan verifikasi oleh petugas.
Dokumen SKA dicetak dan ditandatangani oleh
eksportir dan selanjutnya dilakukan pengesahan
dan penerbitan SKA.
EDISI DESEMBER 2011
Hal yang membedakan sistem SKA elektronik
dari sistem otomasi SKA adalah sistem SKA
elektronik tidak membutuhkan perangkat keras
yang canggih. Sistem itu cukup menggunakan
akses internet, proses maintenance sistem dan
database serta update sistem terpusat,
sehingga dapat mempersingkat waktu
penerbitan SKA. Selain itu, SKA diproses dengan
model self assessment oleh eksportir sehingga
mengurangi beban kerja petugas.
SKA sendiri merupakan suatu dokumen yang
wajib disertakan pada waktu barang ekspor
Indonesia akan memasuki wilayah negara
tertentu, berdasarkan kesepakatan dalam
perjanjian bilateral, regional, multilateral
maupun ketentuan sepihak dari suatu negara.
SKA membuktikan bahwa barang tersebut
berasal, dihasilkan dan/atau diolah di Indonesia.
SKA juga berfungsi sebagai persyaratan
eksportir guna memperoleh preferensi yang
akan disertakan pada barang ekspor untuk
memperoleh fasilitas pembebasan sebagian
atau seluruh bea masuk (SKA Preferensi) dan
sebagai dokumen penyerta/tiket masuk barang
ke suatu negara (SKA Non Preferensi).
SKA merupakan dokumen terakhir dari kegiatan
ekspor barang sehingga dalam proses
penerbitannya, dipersyaratkan dokumen
pendukung seperti invoice (faktur pembelian),
packing list, B/L (bill of lading), pemberitahuan
ekspor barang (PEB) yang diterbitkan oleh Bea
dan Cukai serta surat-surat lain yang
mendukung/menunjukkan bahwa barang yang
diekspor merupakan barang yang berasal dan
diproduksi di Indonesia.
Selain untuk mendapatkan
preferensi/penurunan tarif bea masuk, SKA juga
bermanfaat untuk memenuhi persyaratan
pencairan letter of credit (L/C) terhadap
pembiayaan ekspor, pelacakan bila terjadi
tuduhan dumping, dan untuk keperluan data.
Statistik ekspor berdasarkan penerbitan SKA
dapat mengambarkan perkembangan ekspor di
Jawa Tengah mengingat ekspor yang
menggunakan dokumen SKA kurang lebih
berkisar 75%. Adapun 25% lainnya tidak
menggunakan SKA karena importir dan negara
yang dituju tidak mempersyaratkan SKA.
Adanya Free Trade Area (FTA) mengakibatkan
pemakaian SKA semakin meningkat. Dengan
penggunaan SKA, semakin banyak fasilitas yang
diberikan, seperti penurunan sebagian atau
seluruh bea masuk yang menguntungkan
importir, sehingga mereka mempersyaratkan
SKA sebagai salah satu dokumen ekspor. Hal ini
dapat dimanfaatkan oleh eksportir Indonesia
dengan melakukan penawaran harga yang lebih
tinggi untuk ekspor dengan menggunakan SKA.
EDISI DESEMBER 2011
Ekspor Jateng
Sementara, perkembangan nilai ekspor Jawa
Tengah (migas dan nonmigas ) sampai Oktober
2011 mencapai US$ 3.874.330.505 atau
mengalami peningkatan 22,16% dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan nilai ekspor didukung oleh
meningkatnya ekspor non migas yang naik
16,3% menjadi US$ 3.483.128.729 pada 2011.
Dukungan dari garmen, kayu olahan, benang,
wooden furniture, tekstil dan elektronik masih
mendominasi ekspor Jawa Tengah.
Pasar masih membutuhkan produk garmen dan
tekstil. PT Sriteks sebagai produsen tekstil dan
produk tekstil (TPT) besar misalnya,
mendapatkan order pakaian militer dari
Amerika Serikat da, sejumlah negara di kawasan
Eropa dan Asia. Bahkan, Timor Leste juga
memesan seragam militernya melalui Perdana
Memteri yang berkunjung ke PT Sriteks
beberapa saat lalu. Permintaan TPT diprediksi
tetap meningkat sejalan dengan
berkembangnya fashion dan mode dunia.
Negara tujuan ekspor Jawa Tengah masih
didominasi oleh Amerika Serikat, Jepang,
Jerman, RRC dan Turki. Ekspor ke RRC
mengalami kenaikan terbesar menjadi US$
194.512.811 atau 120,61% dari nilai ekspor
2010 (Januari- Oktober). Kondisi ini
menunjukkan ekspor Jawa Tengah ke RRC
semakin besar karena eksportir mampu
memanfaatkan kerjasama FTA antara Asean
dan China yang dikemas dalam Asean-China
Free Trade Area (ACFTA) dengan menggunakan
SKA Form E. Adapun ekspor ke Jepang naik
66,45%, Turki 37,46% dan Jerman 28,32%.
Sementara, untuk impor terjadi kenaikan 33,2%
dari periode sama tahun lalu menjadi US$
10.730.569.376. Adapun impor nonmigas
meningkat mencapai US$ 4.568.880.504 atau
naik 5,78% dari 2001. Meningkatnya impor
disebabkan adanya kebutuhan bahan baku
industri dalam negeri yang masih bergantung
pada bahan baku impor seperti TPT, dan produk
elektronika serta adanya kebijakan impor beras
untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam
negeri.
Berdasarkan data tersebut, neraca perdagangan
Jateng non-migas masih negatif, yakni minus
US$ 6.856.238.871. Kondisi ini menunjukkan
kebutuhan impor kita lebih besar dari nilai
ekspor dan itu perlu diwaspadai dengan upaya
mengurangi volume impor, khususnya impor
bahan baku/komponen yang sudah mampu
diproduksi oleh IKM kita.
EDISI DESEMBER 2011
PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK DI JAWA TENGAH MENINGKAT
Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya
merupakan bagian dari pada sejarah
pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan
sudah dimulai sejak permulaan manusia
mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar
5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari
penggunaan pupuk dalam memperbaiki
kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan
tua manusia di daerah aliran sungai-sungai
Nil, Euphrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin.
Lahan-lahan pertanian yang terletak di
sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat
subur karena menerima endapan lumpur
yang kaya hara melalui banjir yang terjadi
setiap tahun.
Pertanian dan peternakan ibarat dua sisi
mata uang, satu sama lain tidak bisa
dipisahkan, karena hasil pertanian selain
untuk manusia juga bermanfaat bagi
kelangsungan hidup binatang ternak. Begitu
juga sebaliknya pertanian dapat
menghasilkan pupuk kandang yang
berguna untuk asupan nutrisi bagi
pertanian. Salah satu sarana pendukung
bagi berlangsungnya kegiatan sector
pertanian
adalah pupuk. Pupuk adalah zat hara yang
ditambahkan pada tumbuhan agar
berkembang dengan baik sesuai genetic
danpotensi produksinya.Pupuk dapat dibuat
dari bahan organic ataupun non-organik
(sintetis).Pupuk organic adalah pupuk yang
tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pelapukan sisa - sisa tanaman, hewan, dan
manusia. Pupuk organic bisa dibuat dalam
bermacam-macam bentuk meliputi cair,
curah, tablet, pelet, briket, atau granul yang
digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah. Pemilihan bentuk
ini tergantung pada penggunaan, biaya, dan
aspek - aspek pemasaran lainnya
(www.pupuk-organik.info). Pupuk organic
mengandung banyak bahan organic
daripada kadar haranya. Sumber bahan
organic dapat berupa kompos, pupuk hijau,
pupuk kandang, sisa panen (jerami,
brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu,
dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah
industri yang menggunakan bahan
pertanian, dan limbah kota (sampah).
Pupuk merupakan pendukung yang sangat
penting untuk kelangsungan budi daya
pertanian. Di Indonesia, pupuk organic
EDISI DESEMBER 2011
sudah lama dikenal para petani. Penduduk
Indonesia sudah mengenal pupuk organic
sebelum diterapkannya revolusi hijau di
Indonesia.Setelah revolusi hijau,
kebanyakan petani lebih suka menggunakan
pupuk buatan karena praktis
menggunakannya, jumlahnya jauh lebih
sedikit dari pupuk organik, harganya pun
relative murah, dan mudah
diperoleh.Kebanyakan petani sudah sangat
tergantung pada pupuk buatan, sehingga
dapat berdampak negative terhadap
perkembangan produksi pertanian.
Tumbuhnya kesadaran para petani akan
dampak negatif penggunaan pupuk buatan
dan sarana pertanian modern lainnya
terhadap lingkungan telah membuat
mereka beralih dari pertanian konvensional
kepertanian organik.
Selama ini kebutuhan pupuk untuk
pertanian sebagian besar dipenuhi oleh
pupuk buatan. Namun pada akhir-akhir ini
penggunaan pupuk buatan yang semakin
besar ternyata berpengaruh pada
penurunan produktivitas lahan.Hal ini
disebabkan karena dengan pemakaian
pupuk buatan yang pada umumnya
melebihi dosis yang disarankan, menjadikan
tingkat kesuburan tanah menurun. Juga
dengan pemakaian pupuk buatan yang
berlebihan dapat memberikan dampak yang
merugikan bagi lingkungan, dimana muncul
pencemaran air dan tanah. Mengingat
sektor pertanian masih menjadi andalan
dalam menopang perekonomian maupun
mencukupi kebutuhan pangan bagi
masyarakat, perlu adanya solusi untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi
terkait dengan penurunan produktivitas
lahan. Salah satu alternatif yang bisa
dilakukan adalah dengan menggunakan
pupuk organic pada kegiatan pertanian .
Dengan penggunaan pupuk organik, maka
kesuburan tanah akan dapat ditingkatkan
yang pada akhirnya akan meningkatkan
produktivitas lahan . Di Jawa Tengah
penggunaan pupuk organic mulai
disarankan sejak 10 tahun yang lalu bahkan
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo,
berharap petani di Jawa Tengah
menggunakan pupuk organic granul, bagi
tanamannya. Sekarang ini, permintaan
masyarakat dunia dari hasil pertanian yang
sehat makin meningkat. Terutama hasil
pertanian yang menggunakan pupuk
organik.Bila sekarang ini petani sudah mulai
menggunakan pupuk organic granul ini,
kemungkinan hasil pertanian petani Jawa
EDISI DESEMBER 2011
Tengah berkualitas ekspor. Dengan hasil
pertanian yang lebih baik maka
penggunaan pupuk organic dipastikan akan
diminati oleh petani. Untuk mendukung
program peningkatan penggunaan pupuk
organic di Jawa Tengah, gubernur melalui
program peningkatan ketahanan pangan
meresmikan beberapa pabrik pupuk organic
di Jawa Tengah, menurut Bibit Waluyo
dengan penggunaan pupuk organik, tanah
pertanian lebih subur, hasil produksinya
juga laku dijual keluar negeri. Lain jika
menggunakan pupuk anorganik, tanah kita
menjadi rusak, jadi bantat dan mengeras,
lama-lama produknya menurun. Tapi kalau
pupuk organik, tanahnya semakin subur,
hasilnya semakin baik, paling tidak mesti
ada 3-4 pabrik untuk menggurangi
ketergantungan terhadap pupuk anorganic.
Jawa Tengah secara alami memiliki bahan
baku untuk pupuk organik yang berasal dari
limbah hasil budi daya pertanian, namun
belum termanfaatkan secara
optimal,sehingga banyak terbuang
percuma. Kegiatan pengolahan sumber
daya tersebut menjadi pupuk organic sudah
ada, namun perlu disadari bahwa pada
umumnya kegiatan tersebut masih dalam
skala kecil sehingga untuk mencukupi
kebutuhan di sector pertanian masih belum
tercapai. Di samping itu kegiatan yang
diusahakan tersebut masih dihadapkan
pada berbagai keterbatasan di antaranya
dalam aspek ketersediaan sumber daya
manusia yang berkualitas juga dalam aspek
teknologi.
Dalam rangka mendukung pengembangan
IKM Pupuk Organik di Jawa Tengah untuk
memenuhi kebutuhan akan pupuk di sector
pertanian, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Tengah telah
mengalokasikan beberapa kegiatan
pelatihan dan banlat bagi IKM Pupuk
Organik di Jawa Tengah. Selama tahun 2011
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Tengah telah melakukan 7 kali
pelatihan, 10 kali banlat, dan 1 kali
pendampingan yang dilakukan untuk
mengembangkan potensi IKM Pupuk
Organik yang tersebar di Kabupaten
Sukoharjo, Pati, Klaten, Brebes, Kudus, dan
Banyumas. Dengan adanya kegiatan
tersebut diharapkan akan dapat
mewujudkan upaya pengembangan kualitas
dan kuantitas produk pupuk organic
sehingga dapat terserap oleh sector
pertanian.
EDISI DESEMBER 2011
PARCEL DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
Menjelang hari besar keagamaan seperti
Lebaran, Natal dan Tahun Baru sudah
menjadi hal jamak bagi masyarakat
mempersiapkan segala sesuatu untuk
menyambutnya. Tidak hanya aktivitas
keagamaan yang mengalami peningkatan,
tetapi aktivitas sosial, ekonomi dan kultural
juga mengalami peningkatan signifikan.
Berbagai lapisan masyarakat berupaya
untuk menyiapkan dan menyongsong hari
besar tersebut dengan sesempurna
mungkin. Momen hari besar keagamaan
biasanya dijadikan ajang untuk
meningkatkan tali silaturahmi dan
merekatkan kembali rasa persaudaraan dan
kekeluargaan. Bagi kalangan pebisnis, hari
raya dijadikan pijakan untuk lebih
mempererat hubungan dalam bisnisnya.
Sedangkan bagi masyarakat kebanyakan,
hari raya dimanfaatkan sebagai sarana
berbagi dengan sesama. Untuk mempererat
silaturahmi tersebut, tidak sedikit yang
meman-faatkan parcel sebagai medianya.
Bicara tentang isi parcel dari waktu ke
waktu mengalami perubahan yang
disesuaikan dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat. Dahulu parcel
identik dengan makanan atau bahan
makanan yang dikemas secara apik. Namun
seiring perkembangan, parcel telah me-
ngalami perubahan. Isi parcel tidak hanya
melulu soal makanan, melainkan dipilih
yang lebih efektif, efisien dan praktis serta
dapat dimanfaatkan langsung oleh si
penerima. Oleh karena itu isi parcel saat ini
lebih beraneka ragam sesuai dengan selera
si pengirim/pemesan. Parcel bisa berujud
EDISI DESEMBER 2011
produk elektronik, misalnya hand phone,
iPad, MP3 Player, peralatan rumah tangga,
kain batik, interior rumah, kosmetik,
aksesoris wanita dan lain-lain. Dilihat dari
nilainya sangat bervariasi dari yang ratusan
ribu hingga jutaan rupiah.
Momen hari besar keagamaan, memang
menjadi puncak tertinggi lalu-lintas parcel.
Oleh karena itu menjelang datangnya hari
raya diidentikkan dengan musim parcel.
Namun, acapkali permasalah-an muncul
seiring dengan perkembangan perparcelan.
Lantas apa yang perlu diketahui konsumen
me-ngenai parcel dan apa saja
permasalahannya?. Bagaimana per-
lindungan bagi konsumen, siapa yang
bertanggungjawab bila terjadi klaim
kerugian akibat mengonsumsi parcel?.
Berikut ini kami coba menelaahnya.
Tanggung Jawab
Dalam bisnis parcel setidak-nya ada 5 (lima)
unsur pelaku yaitu; pembuat parcel (pelaku
usaha parcel), industri/pabrik selaku
pembuat produk, jasa pengantar (delivery),
pemesan dan penerima parcel.
Dilihat isi parcel ada dua macam yaitu bisa
merupakan buatan sendiri dari si pembuat
parcel atau dapat berupa barang-barang
yang diproduksi secara masal (pabrikan).
Pembuat parcel bisa sekaligus berperan
langsung sebagai penjual parcel. Atau
pembuat parcel tidak menjual langsung
namun pemasarannya dikelola pihak lain
seperti ritail atau supermarket.
Jika terjadi permasalahan terhadap isi
parcel maka, bila barang dalam parcel
produk internal pembuat parcel maka,
pembuat parcel bertanggung jawab penuh.
Apabila isi parcel tersebut merupakan
barang pabrikan maka industri inilah yang
bertanggung jawab. Namun, pembuat
parcel bisa turut serta bertanggung jawab,
tergantung dari permasalahan yang
ditimbulkan. Jika kesalahan rusaknya
barang tersebut bukan karena kesalahan
pabrik tetapi merupakan kesalahan si
pembuat parcel maka menjadi tanggung
jawab si pembuat parcel. Misalnya pembuat
parcel membeli produk pabrikan. Saat
membeli barang belum atau mendekati
kadaluwarsa. Kemudian pembuat parcel
menjual rangkaian hasil parcel beberapa
bulan kemudian dan ternyata barang
tersebut sudah kadaluwarsa maka pembuat
parcellah yang bertanggung jawab. Dengan
demikian tanggung jawab mengenai isi
parcel ada 2 yaitu dapat secara sendiri-
sendiri atau dapat merupakan tanggung
EDISI DESEMBER 2011
jawab renteng antara pembuat parcel dan
pabrikan.
Pilih dengan Cermat
Bagi pengusaha parcel saat mereka
berbelanja terhadap barang-barang yang
nantinya akan dikemas dalam parcel
hendaknya cermat dan hati-hati. Jangan
mudah tergiur terhadap diskon harga
barang yang sangat murah, terutama
barang-barang impor produk makanan da-
lam kemasan. Perhatikan labelnya, pilihlah
yang telah menggunakan bahasa Indonesia.
Selain pangan maka untuk parcel yang
berisi produk non pangan seperti elektro-
nik, handphone, alat – alat rumah tangga
juga harus dipilih dengan label berbahasa
Indonesia. Karena Kementerian
Perdagangan telah merevisi percepatan
pemberlakuan wajib label bahasa Indonesia
untuk produk non-pangan melalui
Keputusan Menteri Perdagangan Nomor
22/M-DAG/PER/5/2010 pada 21 Mei 2010
tentang Kewajiban pencantuman label pada
barang yang sudah berlaku mulai tanggal 1
September 2010.
Sebagai konsumen kewaspadaan juga
diperlukan. Acapkali selama lebaran banyak
beredar produk makanan impor ilegal,
barang-barang impor yang berkualitas ren-
dah dan berpotensi merugikan konsumen,
membahayakan kesehatan serta
keselamatan. Salah satu contoh,
beredarnya produk pangan yang mendekati
masa kadaluarsa bahkan sudah kadaluarsa.
Hal ini terjadi akibat adanya demand yang
sangat tinggi di dalam negeri.
Memilih produk berlabel bahasa Indonesia
sangat penting buat konsumen karena akan
diketahui apa saja kandungan yang ada
pada produk tersebut. Sehingga dapat
diminimalisir adanya kesalahan jika
konsumen mempunyai pantangan terhadap
zat-zat tertentu. Dan yang tidak kalah
penting adalah pencantuman nama
perusahaan atau nama dan alamat
importer. Jika terjadi permasalahan
terhadap produk yang dikonsumsinya maka
dapat diketahui jelas pihak yang ber-
tanggung jawab atas masuknya barang ke
wilayah hukum Indonesia.
Jika membeli parcel yang berisi produk
ilegal, secara tidak langsung kita telah
berkontribusi merugikan negara dengan
mendukung produk yang masuk tanpa
pajak. Selain merugikan negara maka
konsumen akan menanggung semua risiko
jika terjadi komplain produk bersangkutan,
EDISI DESEMBER 2011
karena tidak ada yang dapat dimintai
pertanggungjawaban atas kerugian yang
ditimbulkan. Memang ada
perusahaan/pabrik namun berada di luar
negeri. Hal ini akan menyulitkan dan
merugikan konsumen.
Untuk pengusaha parcel, pemilihan produk
ilegal juga sangat merugikan jika terjadi
komplain dari konsumen akhir. Apabila
tidak jelas siapa yang mengimpor atau yang
memproduksi maka 100% si pengusaha
parcel wajib menanggung kerugian
tersebut. Karena dialah yang mengetahui
dari mana asal usul barang tersebut.
Pangan impor yang masuk secara legal (sah)
tentunya akan menyantumkan nomor
registrasi dari Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) RI No.xxxxxxxxxxx di
setiap label kemasannya. Sedangkan dalam
produk ilegal, selain tidak memiliki ijin edar
dari BPOM, biasanya menggunakan bahasa
asli negara asal. Beruntung bila masih
menggunakan bahasa Inggris, namun jika
menggunakan bahasa dan tulisan negara
asal seperti China atau Thailand, secara
umum masyarakat kita sulit memahami.
Artinya, kita tidak mengerti maksud dari
label. Celakanya, konsumen bisa salah
dalam mengonsumsi produk tersebut.
Promosi gratis
Mencantumkan alamat atau nomor telpon
bagi si pembuat parcel akan memberikan
keuntungan baik bagi konsumen maupun
pengusaha parcel itu sendiri. Bagi
konsumen jika ada permasalahan maka
konsumen dapat segera melaporkan
permasalahannya.Laporan konsumen
menjadi acuan/ materi evaluasi dan idikator
kualitas produk. Konsumen juga dapat
dijadikan agen-agen promosi yang tidak
berbayar untuk menyebarkan informasi jika
kon-sumen mendapatkan kepuasan atas
produk dan jasanya.
Bagi konsumen akhir (penerima), jika isi
parcel, cara pengemasan, serta layanannya
baik maka penempelan nama dan alamat
perusahaan menjadi ajang promosi gratis
calon-calon konsumen baru. Kabar dari
mulut ke mulut konsumen merupakan
sarana beriklan gratis yang justru sangat
efektif. Selain itu pengusaha parcel akan
dapat segera melakukan tindakan sedini
mungkin bila terjadi komplain, yang
berujung meminimalisir kerugian baik dari
sisi konsumen maupun pengusaha parcel
itu sendiri.
EDISI DESEMBER 2011
Tips memilih parcel:
Sebagai sarana menjalin tali silaturahmi,
keberadaan parcel memang cukup efektif.
Ungkapan terimakasih, turut bersimpati
mau-pun rasa penghargaan dapat diujudkan
dengan pengiriman parcel. Terlepas dari pro
kontra pengiriman parcel yang lebih bersifat
politis, pemilihan parcel memang
selayaknya perlu diperhatikan. Jangan
sampai niat tulus mengirim parcel justru
berujung celaka bagi penerima karena
ketidakjelian pengirim dalam memilih
parcel.
Untuk itu, ada sedikit kiat-kiat dalam
memilih parcel yang perlu diperhatikan
agar sesuai dengan maksud dan tujuan baik
kita. Hal-hal yang perlu diperhatikan
diantaranya adalah:
1. Selalu usahakan memilih parcel yang
mencantumkan alamat pembuat parcel.
2. Amati dan pilih produk pangan yang
sudah di-registrasi oleh BPOM dengan ciri
pencantuman kode MD untuk makanan
dalam negeri atau ML untuk makanan
impor/luar negeri.
3. Amati dan perhatikan dengan seksama
label pada kemasan produk. Pilihlah produk
yang berlabel bahasa Indonesia baik untuk
produk pangan maupun non pangan.
4. Bila produk merupakan barang impor,
maka pilih produk yang mencantumkan
alamat importir.
5. Amati dan perhatikan kondisi fisik
produk. Hindari produk yang cacat, rusak,
penyok (kaleng atau plastik) dan kotor. Pilih
kemasan yang terkemas dengan baik dan
mulus.
HUSSEIN SYIFA, MENJADIKAN INDUSTRI LOGAM TUAN DI NEGERI SENDIRI
EDISI DESEMBER 2011
Bekerja bukan semata-mata demi
keuntungan agaknya lekat dengan Hussein
Syifa. Tekadnya yang ingin menggantikan
barang-barang impor dengan barang
produksi dalam negeri membuatnya total
dalam mengelola PT Bahama Lasakka,
sebuah perusahaan pengecoran logam di
Batur, Ceper, Klaten.
Keinginannya membesarkan perusahaan
berawal dari usaha orangtua, Muhammad
Mahmudi, yang diwariskan kepada Hussein
dan enam saudaranya. Berbekal usaha
warisan itulah, dia dan saudara-saudaranya
mendirikan usaha pengecoran logam dengan
label perusahaan masing-masing.
“Jangan sampai produk asing menjadi raja di
negeri kita, padahal kita sendiri sebetulnya
mampu membuat barang yang sama,” ujar
anak ketiga dari tujuh bersaudara ini.
Laki-laki kelahiran Klaten, 10 Juni 1965, itu
lantas berpikir untuk membeli perusahaan
milik saudara-saudaranya, jika ingin
membuat perusahaan warisan orangtuanya
EDISI DESEMBER 2011
menjadi besar dan mampu menghadapi
produk impor serupa. Jadilah pada 1988
Hussein membeli perusahaan milik saudara-
saudaranya dan menggabungkannya
menjadi satu perusahaan bernama Bahama
Lasakka.
“Bahama itu singkatan dari Bin Haji
Mahmudi, ayah saya, sedangkan Lasakka
berarti “jangan diragukan”. Artinya, kualitas
produk kami tidak perlu diragukan,”
jelasnya.
Bahama Lasakka yang memiliki core
businesss produksi peralatan rumah tangga
dan industri mendapat order pertama kali
berupa pompa pasir timah dari buyer di
Bangka dan Belitung (sekarang provinsi
Bangka Belitung).
Seiring dengan izin usaha yang dikantongi
sebagai perseroan komanditer atau CV,
Bahama pada 1995 mulai mengembangkan
usaha dan bekerjasama dengan beberapa
perusahaan. Dari PT Telkom, Bahama
memperoleh order pembuatan mainhole
cover and frame.
Bahama juga memproduksi burner kompor
gas atas pesanan PT Aditec Cakrawiyasa
Jakarta, produsen kompor gas merek
Quantum. Atas kerjasama dengan PT Sinar
Agung Selalu Sukses (SASS) pula, Bahama
mengerjakan spare part otomotif.
Perkembangan usaha yang semakin pesat
mendorong Bahama melakukan inovasi
dalam bidang teknologi dan penyempurnaan
organisasi perusahaan sembilan tahun
kemudian.
“Di bidang teknologi, kami melakukan
investasi mesin pelebur induksi atau
induction casting machinery,” tuturnya.
Bahama, lanjut dia, juga meningkatkan
keterampilan sumber daya manusia melalui
pelatihan secara periodik, baik pada level
manajemen maupun karyawan.
Upaya itu semakin mantap dengan
penyempurnaan di bidang organisasi melalui
pengubahan status badan hukum dari CV ke
perseroan terbatas (PT) agar dapat fleksibel
menunjang aktivitas usaha.
Dengan jumlah tenaga kerja mencapai 150
orang, saat ini Bahama secara rutin
memproduksi burner kompor gas T 203 C
dengan kapasitas 16.000 unit per bulan,
EDISI DESEMBER 2011
burner kompor gas M Ø 80-100 sebanyak
48.000 unit per bulan, dan spare parts
sejumlah 10.000 unit per bulan.
Bahama juga memproduksi mesin pemanas
ayam pesanan buyer dari Bandung, spare
part pompa air dari Panasonic, spare part
mesin pemotong kertas, rem blok kereta api,
pompa tambak, brake drum, pompa dalam,
dan roof drain.
Pasokan suku cadang dari Jepang yang
minim karena bencana gempa dan tsunami
yang terjadi di Negeri Sakura itu beberapa
waktu lalu sempat menjadi berkah tersendiri
bagi Hussein. Pabriknya mengalami
peningkatan order hingga 40% dari buyer-
buyer lokal.
“Ini menunjukkan produk kita juga tidak
kalah dari produk negara lain dari sisi
kualitas,” ujarnya.
Dengan pesanan yang terus mengalir itu,
perusahaan bermotto “Good Product, High
Quality, and Serve Better” itu mampu
meraup omzet Rp2 miliar-Rp4 miliar per
bulan.
“Dengan omzet itu, kami mampu membayar
karyawan bubut dengan penghasilan Rp2
juta-Rp3 juta per bulan,” ungkapnya.
Husein berharap, pemerintah terus memberi
dukungan kepada para pengrajin cor
tembaga dengan memberikan akses modal,
mempermudah pengadaan bahan baku dan
pembinaan.
EDISI DESEMBER 2011
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Tengah
Jl.Pahlawan No.4 Semarang, Jawa Tengah.
Indonesia
Phone ( 024 ) 8419826 / 8417601
Fax ( 024 ) 8311710.
”One Team, One Spirit, One Goal”
Find Us on Web:
http://dinperindag.jatengprov.go.id