13
SELF MEDICATION (SWAMEDIKASI) DI INDONESIA DAN MALAYSIA

Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengobatan sendiri

Citation preview

Page 1: Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan

SELF MEDICATION (SWAMEDIKASI) DI INDONESIA DAN MALAYSIA

Page 2: Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan

Pendahuluan

• Swamedikasi atau self medication dapat diartikan secara sederhana sebagai upaya seseorang untuk mengobati dirinya sendiri.

• Swamedikasi dipilih masyarakat untuk meredakan penyakit ringan yang dapat ditangani sendiri.

Page 3: Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan

Swamedikasi di Indonesia

• Berdasarkan hasil Susenas tahun 2009, BPS mencatat bahwa terdapat 66% orang sakit di Indonesia yang melakukan swamedikasi. Angka ini relatif lebih tinggi dibandingkan persentase penduduk yang berobat jalan ke dokter (44%).

Page 4: Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan

• Menurut situs www.wsmi.com (world self-medication industry), bentuk swamedikasi yang bertanggung jawab adalah penggunaan obat bebas secara tepat berdasarkan inisiatif pribadi pasien, dengan bantuan tenaga kesehatan ahli (dokter atau apoteker) jika diperlukan.

Page 5: Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan
Page 6: Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan

• Tercatat bahwa ada 30% konsumen Indonesia yang pernah dan biasa melakukan swamedikasi dan peresepan sendiri (termasuk pembelian obat tanpa resep). Yang lebih mencengangkan, 47% di antaranya adalah untuk jenis obat-obatan antiobiotik.

Page 7: Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan

• Jika dilakukan studi di Indonesia, ada kemungkinan ditemukan indikasi yang sama juga karena keberadaan antibiotik yang selama ini sangat mudah diperoleh sehingga penggunaannya menjadi cenderung tidak rasional.

• Antibiotik selama ini dianggap sebagai obat segala penyakit yang dapat dibeli bebas dengan harga terjangkau.

Page 8: Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan
Page 9: Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan

Adapun dalam fenomena swamedikasi, peresepan sendiri (termasuk pembelian obat tanpa resep) ini disebabkan oleh beberapa hal.

• Pertama, perkembangan teknologi informasi, dengan semakin berkembangnya teknologi, masyarakat menjadi lebih mudah dalam mengakses informasi, termasuk di dalamnya informasi mengenai kesehatan. Masyarakat jadi lebih terbuka dengan adanya informasi di Internet mengenai pengobatan, termasuk juga pengobatan alternatif. Masyarakat jadi lebih berani untuk melakukan pengobatan terhadap penyakit yang dideritanya berdasarkan aneka informasi yang didapatkan melalui Internet.

Page 10: Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan

• Kemudahan mendapatkan obat juga mendukung pergeseran ini, yang didukung peningkatan jumlah apotek dan toko obat di Indonesia. Jika dilihat dari perkembangan tahun 2007 sampai 2009, perkembangan jumlah apotek dibandingkan total jumlah saluran distribusi relatif meningkat stabil, berbeda halnya dengan pedagang besar farmasi dan toko obat. Jika dibuat rata-rata, maka satu apotek akan melayani ± 17.800 orang

Page 11: Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan

Sebagaimana ditunjukkan dalam hasil survei MarkPlus Insight, alasan swamedikasi, peresepan sendiri, atau pembelian obat tanpa resep di masyarakat Indonesia, yaitu:

• penyakitnya dinilai ringan (46%), • harga yang lebih murah (16%), • dan obat mudah didapat (9%).

Page 12: Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan

• Seiring dengan terus bertambahnya jumlah apotek, secara tidak langsung apotek juga mendapatkan persaingan dari toko-toko modern seperti minimarket dan supermarket, terutama yang juga menyediakan berbagai obat OTC yang biasa digunakan untuk swamedikasi.

• Berdasarkan peraturan pemerintah tentang pendirian apotek (Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002), salah satu kriteria wajib dalam pendirian apotek adalah keberadaan apoteker pengelola apotek.

• Selain sebagai persyaratan wajib, keberadaan apoteker menjadi salah satu keunggulan apotek dari berbagai saluran distribusi obat lain yang biasa diakses konsumen untuk swamedikasi.

Page 13: Self Medication (Swamedikasi) Di Indonesia Dan

• Apoteker memiliki peranan yang sangat penting bagi swamedikasi karena langsung berinteraksi dengan konsumen dalam hal pemilihan obat. Posisi apoteker ini menjadi sangat strategis dalam mewujudkan pengobatan swamedikasi yang bertanggung jawab. Namun pada kenyataannya seringkali sebuah apotek tidak memiliki apoteker yang selalu siap siaga ketika konsumen membutuhkan.