47
Karya Ilmiah KEAMANAN DALAM BERTRANSAKSI MELALUI E-COMMERCE Oleh : Purwadi, S.Kom., M.Kom. SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

Karya Ilmiah

KEAMANAN DALAM BERTRANSAKSI MELALUIE-COMMERCE

Oleh :

Purwadi, S.Kom., M.Kom.

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTERTRIGUNADARMA

MEDAN2012

Page 2: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Internet merupakan sarana elektronik yang dapat

dipergunakan untuk berbagai aktivitas seperti komunikasi, riset,

transaksi bisnis dan lainnya. Sejak diperkenalkan pada tahun

1969 di Amerika Serikat, internet mengalami perkembangan

yang luar biasa. Apalagi dengan diperkenalkannya teknologi

World Wide Web (WWW), semakin menambah sempurnanya

teknologi tersebut (McLeod dan Schell, 2004:64). Teknologi

internet menghubungkan ribuan jaringan komputer individual

dan organisasi di seluruh dunia. Setidaknya ada enam alasan

mengapa teknologi internet begitu populer. Keenam alasan

tersebut adalah internet memiliki konektivitas dan jangkauan

yang luas; dapat mengurangi biaya komunikasi; biaya transaksi

yang lebih rendah; dapat mengurangi biaya agency; interaktif,

fleksibel, dan mudah; serta memiliki kemampuan untuk

mendistribusikan pengetahuan secara cepat (Laudon dan

Laudon, 2000:300).

Page 3: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

2

Penggunaan internet untuk aktivitas transaksi bisnis

dikenal dengan istilah Electronic Commerce (e-commerce)

(McLeod dan Schell, 2004:49). Menurut Indrajit (2001:2),

karakteristik e-commerce terdiri atas terjadinya transaksi

antara dua belah pihak; adanya pertukaran barang, jasa, atau

informasi; dan internet sebagai medium utama dalam proses

transaksi. Dalam praktiknya, transaksi e-commerce dapat terjadi

antara organisasi bisnis dengan sesama organisasi bisnis (B2B)

dan antara organisasi bisnis dengan konsumen (B2C) (Laudon dan

Laudon, 2000:307; Indrajit, 2001:1; Corbitt et al., 2003; McLeod

dan Schell, 2004:50).

Pengguna internet di Indonesia yang resmi tercatat

berlangganan pada tahun 2003 sebanyak 739.571, yang terbagi

dalam kategori personal/perseorangan sebanyak 591.045 dan

korporasi sebanyak 148.526 (CIC, 2004). Jumlah tersebut belum

termasuk pengguna yang memanfaatkan jasa internet cafe,

warnet, dan fasilitas internet instan sepert i Terlkomnet Instan,

Mobile-8, atau StarOne. Menurut catatan WDR research,

pertumbuhan pengguna internet di Indonesia mencapai 105% per

tahun dan merupakan pertumbuhan paling tinggi di antara

negara-negara di Asia setelah China (Boerhanoeddin, 2003).

Page 4: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

3

Kondisi tersebut dapat dijadikan pemicu untuk

menumbuhkan e-commerce di Indonesia. Dengan semakin

banyaknya pengguna internet, diharapkan dapat mempengaruhi

perilaku masyarakat dalam melakukan pembelian barang/jasa,

yaitu dari pembelian secara konvensional ke e-commerce.

Sebagaimana hasil penelitian Liao dan Cheung (2001) bahwa

pengguna internet di Singapura, semakin banyak

mempergunakan internet maka ia semakin senang melakukan

pembelian melalui eshop (toko maya). Fenomena ini diharapkan

dapat menjadi daya tarik bagi pengusaha, khususnya di

Indonesia, untuk mulai mengembangkan inovasi bisnis melalui e-

commerce.

Pada saat ini jumlah e-shop di Indonesia sudah mencapai

lebih dari dua puluh buah. Produk yang dijual bermacam-

macam, seperti buku, komputer, telepon genggam, handicraft,

dan t-shirt. Pada tahun 2000 tercatat nilai transaksi ecommerce

di Indonesia mencapai US$ 100 juta. Sedangkan nilai transaksi

ecommerce di seluruh dunia mencapai US$ 390 milyar. Hal ini

berarti nilai transaksi e-commerce di Indonesia masih sekitar

0,026% dari seluruh total nilai transaksi ecommerce dunia

(Boerhanoeddin, 2003). Jika mengacu pada hasil penelitian yang

Page 5: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

4

dilakukan Liao dan Cheung (2001) di Singapura, setidaknya

dengan semakin berkembangnya jumlah pengguna internet di

Indonesia, diprediksikan akan terus meningkatkan volume dan

nilai transaksi e-commerce.

Membuka transaksi bisnis melalui internet bukan berarti

terhindar dari kejahatan oleh pihak lain sebagaimana

bertransaksi secara konvensional. Potensi kejahatan berupa

penipuan, pembajakan kartu kredit (carding), pentransferan

dana illegal dari rekening tertentu, dan sejenisnya sangatlah

besar apabila sistem keamanan (security) infrastruktur e-

commerce masih lemah. Oleh karena itu, keamanan infrastruktur

e-commerce menjadi kajian penting dan serius bagi ahli

komputer dan informatika (Liddy dan Sturgeon, 1988; Ferraro,

1998; Udo, 2001; McLeod dan Schell, 2004:51).

Kejahatan melalui internet (cyberfraud/internetfraud)

dalam berbagai bentuknya, baik di Indonesia maupun di belahan

dunia lainnya masih menjadi ancaman bagi keberlangsungan e-

commerce. Menurut hasil riset pada tahun 2001 yang dilakukan

oleh ClearCommerce.com yang berkantor di Texas, Indonesia

dinyatakan berada di urutan ke dua negara asal pelaku

cyberfraud setelah Ukraina. Hasilnya menunjukkan bahwa

Page 6: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

5

sekitar 20% dari total transaksi kartu kredit dari Indonesia di

Internet adalah fraud. Riset tersebut mensurvei 1.137 toko

online, 6 juta transaksi, dan 40 ribu pelanggan (Utoyo, 2003). Di

Amerika Serikat, pada tahun 2003 cyberfraud dengan modus

transaksi penyalahgunaan kartu kredit mencapai angka tertinggi,

yaitu 39%. Berikutnya disusul money order (26%), cek (11%),

debit card (7%) dan bank debit (7%) (IFW, 2004). Sedangkan

total nilai kerugian uang sebesar US$ 125,6 juta dengan rincian

masing-masing US$ 10.000 – US$ 99.999 sebanyak 1,8%; US$

5.000 – US$ 9.999 sebanyak 3%; US$ 1.000 – US$ 4.999 sebanyak

21,2%; US$ 100 – US$ 999 sebanyak 47,6%; dan di bawah US$ 100

sebanyak 26,3% (IC3,2004).

Data di atas menunjukkan bahwa transaksi melalui e-

commerce memiliki potensi resiko yang cukup tinggi. Tetapi

mengapa transaksi e-commerce hingga saat ini masih

berlangsung dan cenderung meningkat? Apakah manfaat yang

diperoleh lebih besar daripada risikonya? Berkaitan dengan hal

ini, Corbit et al. (2003) telah melakukan penelitian dan hasilnya

adalah ternyata meningkatnya partisipasi konsumen di dalam e-

commerce berkaitan langsung dengan pengalaman menggunakan

web, orientasi pasar dan kepercayaan. Peneliti lain, Mukherjee

Page 7: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

6

dan Nath (2003), menemukan bahwa komitmen konsumen dalam

menggunakan ecommerce berkaitan langsung dengan shared

value (etika, keamanan, dan privacy) dan kepercayaan. Resiko

dalam e-commerce, menurut Tan dan Thoen (2000), dapat

dieliminir dengan menjalin komunikasi yang baik antara dua

pihak yang bertransaksi, di antaranya melalui penyajian

informasi yang relevan. Penyajian informasi yang baik akan

menghindari terjadinya information asymmetry yang seringkali

dimanfaatkan pihak lain untuk melakukan kejahatan di internet

(cybercrime). Melalui komunikasi yang baik, konsumen merasa

mendapat jaminan keamanan dalam bertransaksi sehingga

partisipasinya dalam e-commerce menjadi meningkat.

Bangunan sistem e-commerce sebaik apapun pasti masih

mengandung potensi risiko. Sebagaimana penelitian yang

dilakukan oleh Pavlou dan Gefen (2002), Corbit et al. (2003),

Kim dan Tadisina (2003), Mukherjee dan Nath (2003), dan

peneliti yang lain dari sekian banyak faktor yang dapat

mempengaruhi terjadinya transaksi melalui e-commerce, faktor

kepercayaan (trust) menjadi faktor kunci. Hanya pelanggan yang

memiliki kepercayaan yang akan berani melakukan transaksi

Page 8: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

7

melalui media internet. Tanpa ada kepercayaan dari pelanggan,

mustahil transaksi ecommerce akan terjadi.

Mayer et al. (1995) setelah melakukan review literatur dan

pengembangan teori secara komprehensif menemukan suatu

rumusan bahwa kepercayaan (trust) dibangun atas tiga dimensi,

yaitu kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan

integritas (integrity). Tiga dimensi ini menjadi dasar penting

untuk membangun kepercayaan seseorang agar dapat

mempercayai suatu media, transaksi, atau komitmen tertentu.

Indonesia sebagai negara sedang berkembang, dan baru

sekitar lima tahun terakhir mengadopsi e-commerce, tentunya

memiliki beberapa perbedaan dengan negara-negara maju yang

telah lama mempraktikkan e-commerce. Perbedaan tersebut

setidaknya menyangkut masalah regulasi, perangkat hukum, dan

perilaku konsumen.

Berkaitan dengan praktik e-commerce di Indonesia yang

relatif masih baru tersebut, fenomena yang menarik untuk

diteliti adalah sejauhmana kepercayaan (trust) pelanggan e-

commerce dalam melakukan transaksi online dan bagaimana

kaitannya dengan tingkat partisipasi pelanggan e-commerce.

Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah ”Pengaruh Dimensi

Page 9: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

8

Kepercayaan (Trust) Terhadap Partisipasi Pelanggan E-

Commerce: Studi Pada Pelanggan E-Commerce di Indonesia”.

1.2. Tujuan Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui

keamanan dalam bertransaksi melalui e-commerce.

Page 10: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

9

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Evolusi Internet

Internet menghubungkan manusia ke seluruh dunia. Melalui

internet, manusia dapat saling berbagi pengetahuan dan

informasi melalui e-mail, publikasi digital, belanja secara

online, mencari berita, dan sebagainya (Sevdik dan Akman,

2002).

Internet sebagai teknologi informasi yang pada saat ini

digunakan di berbagai bidang dan telah mengalami kemajuan

yang luar biasa, dalam perkembangannnya mengalami tahapan

evolusi. Sebagaimana dikemukakan oleh Kristula (2001) internet

diawali ketika Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada

tahun 1969 melakukan riset mengenai cara menghubungkan

komputer yang ada di berbagai tempat agar dapat saling

berkomunikasi untuk keperluan pertahanan militer. Proyek riset

ini dikenal dengan nama ARPANET (Advanced Research Projects

Agency Network).

Proyek ini berhasil membuat jaringan yang menghubungkan

empat titik di tempat berbeda dengan kecepatan 50 Kbps, yaitu

Page 11: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

10

titik di University of California at Los Angeles, Stanford

University, University of California at Santa Barbara, dan

University of Utah. Pada tahun 1972, program e-mail pertama

dibuat oleh Ray Tomlinson. Untuk mentransfer data, ARPANET

menggunakan NCP (network control protocol), sehingga

komunikasi antar host (komputer pusat) dapat berjalan pada

jaringan yang sama. Pada tahun 1973, NCP disempurnakan

menjadi TCP/IP. Proyek ini dipimpin oleh Vinton Cerf dari

Stanford dan Bob Kahn dari DARPA (Defense Advanced Research

Projects Agency). Dengan TCP/IP ini memungkinkan jaringan

komputer dapat terhubung dan berkomunikasi dengan jaringan

lainnya.

Istilah internet diperkenalkan pertama kali oleh Vinton

Cerf dan Bob Kahn pada tahun 1974. Komponen penting dalam

jaringan lokal (LAN-Local Area Network) yang berfungsi untuk

mentransfer data melalui kabel secara cepat adalah Ethernet.

Pada tahun 1976 tercatat Ethernet pertama kali dibuat oleh Dr.

Robert M. Metcalfe. Pada tahun ini pula, melalui proyek satelit

SATNET, Amerika Serikat terhubung dengan Eropa dan TCP/IP

digunakan sebagai protokol standar di ARPANET. Setahun

Page 12: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

11

berikutnya, AT&T Bell Lab membuat dan mendistribusikan sistem

operasi UNIX.

Pada tahun 1979, news group USENET dibuat oleh Steve

Bellovin, mahasiswa Program Pascasarjana University of North

Carolina, yang programnya dibuat oleh Tom Truscott dan Jim

Ellis. USENET ini menggunakan sistem operasi UNIX. Selain itu,

IBM memperkenalkan BITNET (Because its Time Network) yang

dapat digunakan untuk mengirim e-mail dan mengelola mailing

list (forum diskusi melalui e-mail).

Perkembangan berikutnya, tahun 1981 National Science

Foundation membuat backbone yang diberi nama CSNET dengan

kecepatan transfer data pada jaringan sebesar 56 Kbps. CSNET

tersebut diperuntukkan bagi institusi tanpa harus akses melalui

ARPANET. Karena kedua jaringan tersebut merupakan jar ingan

yang berbeda dan belum saling terhubung, maka Vinton Cerf

mengajukan proposal untuk koneksi antar jaringan (inter-

network connection) antara CSNET dan ARPANET.

Seiring dengan perkembangan internet yang semakin maju,

pada tahun 1983 didirikan IAB (Internet Activities Board), yang

bertugas untuk menentukan standar pengelolaan internet. Tepat

Page 13: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

12

1 Januari 1983, semua komputer yang terhubung ke ARPANET

harus menggunakan TCP/IP, dan TCP/IP ini dijadikan sebagai

protokol utama untuk menggantikan NCP. Perkembangan lain

yang cukup revolusioner pada tahun 1983 ini adalah dengan

dibuatnya domain name system (DNS) oleh University of

Wisconsin. DNS ini berfungsi untuk pengalamatan server

komputer dengan cara memberikan nama domain tertentu yang

merupakan penterjemahan nomor IP server.

Hal ini memudahkan pengguna dalam mengakses server

karena tidak harus menghafal nomor IP server yang relatif lebih

sulit diingat jika dibandingkan dengan nama domain. Pada tahun

1984, ARPANET dipecah menjadi dua jaringan, yaitu MILNET dan

ARPANET. MILNET diperuntukkan bagi kepentingan militer,

sedangkan ARPANET diperuntukkan bagi kepentingan riset. IBM

menyediakan router yang berfungsi untuk mengelola jaringan

yang diberi nama National Science Foundation Network

(NSFNET). Berikutnya, pada tahun 1986 The Internet Engineering

Task Force (IETF) didirikan sebagai forum koordinasi teknis bagi

DARPA yang dapat bekerja pada ARPANET, US Defense Data

Network (DDN), dan the Internet core gateway system. Sejak

Page 14: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

13

tahun 1987, BITNET dan CSNET bergabung membentuk the

Corporation for Research and Educational Networking (CREN).

Mulai tahun 1990, backbone ARPANET tidak digunakan lagi

dan diganti dengan backbone NSFNET yang memiliki kecepatan

lebih tinggi. Hal penting pula yang patut dicatat pada tahun ini,

Tim Berners-Lee dan CERN di Geneva mengimplementasikan

sistem hypertext untuk efisiensi akses informasi kepada anggota

the international high-energy physics community. Pada tahun

1991, NSF memasang jaringan baru yang diberi nama National

Research and Education Network (NREN). Jaringan ini dibuat

untuk mendukung penelitian jaringan berkecepatan tinggi dan

tidak dipergunakan sebagai jaringan komersial.

CERN merilis World-Wide Web (WWW) tahun 1992 dan

tahun 1993 InterNIC dibentuk oleh NSF untuk melakukan

pelayanan internet yang spesifik, yaitu pelayanan direktori dan

database (oleh AT&T), pelayanan registrasi (oleh Network

Solutions Inc.), dan pelayanan informasi (oleh General

Atomics/CERFnet). Bersamaan dengan itu, Marc Andressen, NCSA

dan the University of Illinois mengembangkan antar muka

berbasis grafis (graphical user interface) untuk mengakses

Page 15: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

14

WWW, dan diberi nama Mosaic for X. Mulai pada tahun 1994,

internet mengalami perkembangan yang pesat. Ribuan komputer

mulai tersambung ke backbone NSF. Pada tahun ini pula sejarah

internet mulai masuk dunia e-commerce. Hal ini ditandai dengan

Pizza Hurt menawarkan produknya melalui website dan

dibukanya cyber-bank.

2.2. E-Commerce

E-commerce adalah aktivitas penjualan dan pembelian

barang atau jasa melalui fasilitas internet (Ferraro, 1998). E-

commerce dapat dilakukan oleh siapa saja dengan mitra

bisnisnya, tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dalam aktivitas

ecommerce sesungguhnya mengandung makna adanya hubungan

antara penjual dan pembeli, transaksi antar pelaku bisn is, dan

proses internal yang mendukung transaksi dengan perusahaan

(Javalgi dan Ramsey, 2001). E-commerce telah merubah cara

perusahaan dalam melakukan bisnis (Lee, 2001; Darch dan

Lucas, 2002).

Media yang populer dalam aktivitas e-commerce adalah

world wide web (WWW). Oleh karenanya, perbaikan terus

menerus mengenai pelayanan yang disediakan oleh sistem web

Page 16: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

15

e-commerce akan mempunyai pengaruh yang besar pada tingkat

penjualan dan kepuasan konsumen (Aberg dan Shahmehri, 2000).

Adapun struktur sistem e-commerce berbasis web sebagaimana

disajikan pada gambar berikut.

Gambar 2.1.Struktur Sistem E-Commerce Berbasis Web

(Aberg dan Shahmehri, 2000)

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa

konsumen dapat berinteraksi dengan perusahaan penyedia

layanan e-commerce melalui tiga jalur (interface), yaitu web

browser, telepon atau fasilitas chating (chat window) . Semua

informasi mengenai konsumen akan disimpan pada user model

dan informasi ini dijadikan oleh perusahaan sebagai database

Page 17: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

16

profil konsumen. Informasi profil konsumen tersebut sangat

berarti bagi perusahaan dalam kaitannya untuk meningkatkan

pelayanan dan kepuasan konsumen.

Faktor-faktor yang menjadi pendorong implementasi e-

commerce, menurut Desruelle dan Burgelman (2001) meliputi:

• Globalisasi dan liberalisasi perdagangan;

• Kompetisi yang semakin tajam;

• Perkembangan teknologi;

• Pengurangan tujuan secara fisik; dan

• Publisitas.

Sedangkan faktor penghambatnya adalah:

• Faktor investasi;

• Faktor teknis;

• Faktor organisasi; dan

• Faktor jaringan.

Menurut Gaertner dan Smith (2001), dari hasil kajian

literatur dan empiris permasalahan yang dapat diidentifikasi

berkaitan dengan keuntungan dan kerugian ecommerce meliputi:

• Keuangan dan penjualan;

• Pembelian;

Page 18: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

17

• Kenyamanan dan informasi; dan

• Administrasi dan komunikasi.

Secara terinci, identifikasi terhadap keuntungan dan

kerugian e-commerce bagi pembeli disajikan pada tabel 1

berikut.

Tabel 1. Keuntungan dan Kerugian E-Commerce Bagi Pembeli

Berdasarkan tabel di atas, pada sisi keuntungan, diketahui

bahwa dengan menggunakan e-commerce pembeli dapat

melakukan transaksi pembelian secara lebih leluasa, terutama

dalam memilih dan membandingkan barang/jasa yang akan

dibeli di antara beberapa vendor. Dengan demikian, pembeli

akan memperoleh barang/jasa yang tepat, baik harga maupun

Page 19: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

18

fiturnya. Sedangkan pada sisi kerugian banyak menyangkut pada

aspek keamanan, pengetahuan pembeli, dan ketersediaan

infrastruktur internet. Oleh karena itu, seiring dengan semakin

berkembangnya teknologi keamanan e-commerce, banyaknya

informasi dan komunitas pengguna ecommerce, serta semakin

banyaknya tersedia infrastruktur internet, maka kerugian yang

dihadapi pembeli dapat semakin diperkecil.

Selain keuntungan dan kerugian e-commerce bagi pembeli,

dapat diidentifikasi pula keuntungan dan kerugian e-commerce

bagi penjual. Hasil identifikasi tersebut sebagaimana disajikan

pada tabel 2. berikut.

Page 20: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

19

Tabel 2. Keuntungan dan Kerugian E-Commerce bagi Penjual

Page 21: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

20

Berdasarkan tabel di atas, pada sisi keuntungan, terlihat

bahwa penjual yang menggunakan e-commerce diantaranya

dapat melakukan transaksi lebih efisien dan dapat mendekatkan

diri kepada konsumen sehingga upaya untuk meningkatkan

kepuasan konsumen bisa dilakukan secara lebih mudah.

Sedangkan pada sisi kerugian, penjual harus dapat mengadopsi

teknologi e-commerce secara tepat sehingga kerugian yang

dihadapi dalam penggunaan e-commerce bisa diminimalisir.

Dalam praktiknya, e-commerce dikelompokkan menjadi dua

segmen, yaitu business to business (B2B) dan business to

consumer (B2C). B2B e-commerce merupakan bentuk transaksi

perdagangan melalui internet yang dilakukan oleh dua atau

lebih perusahaan, sedangkan B2C e-commerce merupakan

transaksi jual beli melalui internet antara penjual dengan

konsumen (end user) (Ustadiyanto, 2001:11).

Transaksi B2B melibatkan relatif lebih sedikit orang. Orang

yang terlibat dalam transaksi B2B biasanya orang yang terlatih

dalam mempergunakan sistem informasi dan telah terbiasa

dengan proses bisnis yang dipengaruhi oleh transaksi. Jumlah

transaksi lebih kecil tetapi memiliki nilai transaksi yang tinggi

Page 22: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

21

(McLeod dan Schell, 2004:50). Transaksi yang terjadi pada B2B

dilakukan dalam bentuk electronic data interchange (EDI), dan

transaksi ini biasanya dilakukan dengan supplier/vendor

(Ferraro, 1998).

Secara fundamental transaksi B2C memiliki desain yang

berbeda dengan B2B (Sproule dan Archer, 2000). Konsumen yang

dihadapi dalam transaksi B2C mungkin memiliki atau tidak

memiliki kemampuan dalam mempergunakan teknologi

informasi. Oleh karena itu, di dalam web e-commerce untuk

keperluan B2C mutlak harus dipasang panduan atau bantuan bagi

konsumen yang mengalami kesulitan (McLeod dan Schell,

2004:50). Jika dibandingkan dengan B2B, jumlah transaksi B2C

lebih besar, tetapi nilai transaksinya lebih kecil.

Di dalam proses transaksi e-commerce, baik itu B2B

maupun B2C, melibatkan lembaga perbankan sebagai institusi

yang menangani transfer pembayaran transaksi. Arus informasi

pada transaksi e-commerce sebagaimana disajikan pada gambar

berikut ini.

Page 23: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

22

Gambar 2.Arus Informasi E-Commerce

(Laudon dan Laudon, 2000:311)

2.3. Pengertian Trust

Trust merupakan pondasi dari bisnis. Suatu transaksi bisnis

antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila masing-masing

saling mempercayai. Kepercayaan (trust) ini tidak begitu saja

dapat diakui oleh pihak lain/mitra bisnis, melainkan harus

Page 24: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

23

dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Trust telah

dipertimbangkan sebagai katalis dalam berbagai transaksi antara

penjual dan pembeli agar kepuasan konsumen dapat terwujud

sesuai dengan yang diharapkan (Yousafzai et al., 2003).

Beberapa literatur telah mendefinisikan trust dengan

berbagai pendekatan (Mukherjee dan Nath, 2003). Pada awalnya

trust banyak dikaji dari disiplin psikologi, karena hal ini

berkaitan dengan sikap seseorang. Pada perkembangannya, trust

menjadi kajian berbagai disiplin ilmu (Riegelsberger et al.,

2003; Murphy dan Blessinger, 2003; Kim dan Tadisina, 2003),

termasuk menjadi kajian dalam ecommerce.

Menurut Yousafzai et al. (2003) setidaknya terdapat enam

definisi yang relevan dengan aplikasi e-commerce. Hasil

identifikasi dari berbagai literatur tersebut dapat dikemukakan

sebagai berikut:

• Rotter (1967) mendefinisikan trust adalah keyakinan bahwa

kata atau janji seseorang dapat dipercaya dan seseorang akan

memenuhi kewajibannya dalam sebuah hubungan pertukaran.

• Morgan dan Hunt (1994) mendefinisikan bahwa trust akan

terjadi apabila seseorang memiliki kepercayaan diri dalam

Page 25: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

24

sebuah pertukaran dengan mitra yang memiliki integritas dan

dapat dipercaya.

• Mayer et al. (1995) mendefinisikan trust adalah kemauan

seseorang untuk peka terhadap tindakan orang lain

berdasarkan pada harapan bahwa orang lain akan melakukan

tindakan tertentu pada orang yang mempercayainya, tanpa

tergantung pada kemampuannya untuk mengawas i dan

mengendalikannya.

• Rousseau et al. (1998) mendefinisikan trust adalah wilayah

psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa

adanya berdasarkan harapan terhadap perhatian atau

perilaku yang baik dari orang lain.

• Gefen (2000) mendefinisikan trust adalah kemauan untuk

membuat dirinya peka pada tindakan yang diambil oleh orang

yang dipercayainya berdasarkan pada rasa kepercayaan dan

tanggung jawab.

• Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan trust adalah penilaian

hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan

transaksi tertentu menurut harapan orang kepercayaannya

dalam suatu lingkungan yang penuh ketidak-pastian.

Page 26: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

25

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa

trust adalah kepercayaan pihak tertentu terhadap yang lain

dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu

keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan

memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang

diharapkan.

2.4. Dimensi Trust

Menurut Mayer et al. (1995) faktor yang membentuk

kepercayaan seseorang terhadap yang lain ada tiga yaitu

kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan

integritas (integrity). Ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Kemampuan (Ability)

Kemampuan mengacu pada kompetensi dan karakteristik

penjual/organisasi dalam mempengaruhi dan mengotorisasi

wilayah yang spesifik. Dalam hal ini, bagaimana penjual mampu

menyediakan, melayani, sampai mengamankan transaskis dari

gangguan pihak lain. Artinya bahwa konsumen memperoleh

jaminan kepuasan dan keamanan dari penjual dalam melakukan

transaksi. Kim et al. (2003a) menyatakan bahwa ability meliputi

Page 27: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

26

kompetensi, pengalaman, pengesahan institusional, dan

kemampuam dalam ilmu pengetahuan.

b. Kebaikan hati (Benevolence)

Kebaikan hati merupakan kemauan penjual dalam

memberikan kepuasan yang saling menguntungkan antara dirinya

dengan konsumen. Profit yang diperoleh penjual dapat

dimaksimumkan, tetapi kepuasan konsumen juga tinggi. Penjual

bukan semata-mata mengejar profit maksimum semata,

melainkan juga memiliki perhatian yang besar dalam

mewujudkan kepuasan konsumen. Menurut Kim et al. (2003a),

benevolence meliputi perhatian, empati, keyakinan, dan daya

terima.

c. Integritas (Integrity)

Integritas berkaitan dengan bagaimana perilaku atau

kebiasaan penjual dalam menjalankan bisnisnya. Informasi yang

diberikan kepada konsumen apakah benar sesuai dengan fakta

atau tidak. Kualitas produk yang dijual apakah dapat dipercaya

atau tidak. Kim et al. (2003a) mengemukakan bahwa integrity

dapat dilihat dari sudut kewajaran (fairness), pemenuhan

Page 28: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

27

(fulfillment), kesetiaan (loyalty), keterus-terangan (honestly),

keterkaitan (dependability), dan kehandalan (reliabilty).

2.5. Partisipasi

Partisipasi adalah keterlibatan seseorang dalam suatu

kegiatan tertentu. Dalam konteks e-commerce, partisipasi

diukur dengan banyaknya konsumen dalam melakukan transaksi

(Kim et al., 2003b). Partisipasi sangat ditentukan oleh

kepercayaan terhadap rekanan, media, atau lainnya yang

terlibat dalam suatu kegiatan.

Partisipasi dalam e-commerce akan tumbuh dengan baik

apabila penjual mampu menjaga kepercayaan yang telah

diberikan oleh konsumen. Ketika konsumen merasakan bahwa

penjual telah menjaga dengan baik kepercayaan yang diberikan,

maka konsumen dengan senang hati akan terus meningkatkan

partisipasinya. Bahkan dalam situasi tertentu, konsumen akan

mengajak atau memberitahukan kepada rekannya untuk ikut

berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Sesuai dengan theory of reasoned action (TRA) oleh

Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Song dan Zahedi (2003),

disimpulkan bahwa kepercayaan akan membentuk sikap

Page 29: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

28

seseorang, sehingga akan mempengaruhi niat dan perilaku

seseorang. Berdasarkan teori tersebut, maka kepercayaan

seseorang terhadap media e-commerce akan mempengaruhi

intensitasnya dalam berpartisipasi untuk menggunakan media

tersebut.

Page 30: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

29

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Kemampuan (Ability) Vendor dan Kepercayaan (Trust)Pelanggan Ecommerce

Kemampuan (ability) vendor mempunyai pengaruh positif

secara langsung terhadap kepercayaan (trust) pelanggan e-

commerce di Indonesia, tetapi pengaruh tersebut tidak

signifikan. Temuan ini tidak sama dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Aubert dan Kelsey (2000) di mana ability

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap trust.

Temuan ini berarti bahwa bagi responden pengguna e-

commerce di Indonesia, variabel kemampuan (ability) yang

dimiliki oleh vendor bukan menjadi variabel yang penting untuk

dipertimbangkan dalam menumbuhkan kepercayaan terhadap

vendor. Meskipun dari hasil perhitungan pengaruhnya positif,

namun karena tidak signifikan, sehingga variabel tersebut bukan

menjadi sesuatu yang penting untuk dipertimbangkan. Hasil

temuan yang berbeda dengan hasil temuan peneliti sebelumnya

dapat disebabkan oleh adanya kultur dan filosofi yang berbeda.

Page 31: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

30

Karena kultur atau filosofi yang berbeda, dapat menyebabkan

pandangan terhadap nilai-nilai tertentu berbeda pula.

3.2. Kebaikan Hati (Benevolence) Vendor dan Kepercayaan(Trust) Pelanggan E-commerce

Kebaikan hati (benevolence) vendor mempunyai pengaruh

positif secara langsung terhadap kepercayaan (trust) pelanggan

e-commerce di Indonesia dan pengaruhnya tidak signifikan.

Temuan ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Aubert dan Kelsey (2000) di mana benevolence memiliki

pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap trust.

Sama halnya dengan variabel ability, meskipun

pengaruhnya positif terhadap trust, oleh karena pengaruh

tersebut tidak signifikan, maka berarti variabel benevolence

vendor bukan menjadi variabel yang penting untuk

dipertimbangkan oleh reponden pengguna e-commerce di

Indonesia.

3.3. Integritas (Integrity) Vendor dan Kepercayaan (Trust)Pelanggan Ecommerce

Hasil pembahasan memenunjukkan bahwa integritas

(integrity) vendor mempunyai pengaruh positif secara langsung

Page 32: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

31

terhadap kepercayaan (trust) pelanggan e-commerce di

Indonesia dan pengaruhnya signifikan. Temuan ini mendukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Aubert dan Kelsey (2000) di

mana integrity memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap trust.

Berdasarkan hasil tersebut di atas, berarti semakin tinggi

integritas vendor maka akan semakin tinggi pula kepercayaan

pelanggan terhadap vendor tersebut. Oleh karena pengaruhnya

signifikan, maka variabel integritas ini menjadi variabel yang

penting dipertimbangkan oleh responden e-commerce di

Indonesia dalam menumbuhkan kepercayaan terhadap vendor

penyedia e-commerce.

3.4. Kepercayaan (Trust) dan Tingkat Partisipasi Pelanggan E-commerce

Hasil pembahasan menunjukkan bahwa kepercayaan (trust)

memiliki pengaruh positif secara langsung terhadap variabel

participation pelanggan ecommerce di Indonesia. Pengaruh

tersebut sangat signifikan. Hasil temuan ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Tung et al. (2001) di mana trust

yang dibangun oleh vendor memberikan semangat yang lebih

Page 33: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

32

positif bagi anggota komunitas maya dalam merekomendasikan

anggota komunitas lainnya untuk tidak khawatir (merasa

berisiko) dalam melakukan transaksi melalui e-commerce.

Anggota yang memiliki pengalaman keterlibatan yang lebih besar

dalam e-commerce akan memiliki perasaan yang lebih rendah

terhadap risiko bertransaksi melalui e-commerce dibandingkan

dengan anggota yang keterlibatannya lebih sedikit. Penelitian

Tung et al. Tersebut menyimpulkan bahwa trust merupakan

faktor penting dalam merekomendasikan transaksi melalui e-

commerce. Trust terbukti dapat meningkatkan partisipasi

pelanggan dalam e-commerce.

Partisipasi pelanggan e-commerce dapat dilihat melalui

indikator keberlanjutan/loyalitas konsumen dalam melakukan

transaksi. Penelitian Geven (2002) menunjukkan hasil bahwa

trust memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

loyalitas pelanggan e-commerce.

Penelitian yang dilakukan oleh Corbitt et al. (2003) juga

menghasilkan hal yang sama, di mana variabel trust memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel

participation in e-commerce. Trust merupakan faktor penting

Page 34: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

33

yang dipertimbangkan dalam e-commerce participation. Di

samping itu, penelitian Mukherjee dan Nath (2003) menemukan

bahwa variabel trust memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap variabel komitmen pelanggan, dan komitmen

merupakan cerminan dari participation.

Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Song dan

Zahedi (2003); Kim et al. (2003a); Kim dan Xu (2004); dan Kim

dan Kim (2005) menunjukkan hasil yang tidak berbeda, di mana

variabel trust memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap variabel keberlanjutan (intentions) yang merupakan

salah satu indikator dari konstruk participation yang diukur

dalam penelitian ini. Penelitian Kim dan Xu (2004) menemukan

bahwa variabel trust memiliki pengaruh terbesar terhadap

variabel purchase intention jika dibandingkan dengan variabel

lainnya.

Tidak berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya,

bagi responden pengguna e-commerce di Indonesia, variabel

kepercayaan merupakan variabel yang sangat dipertimbangkan

dalam mewujudkan tingkat partisipasi dalam transaksi e-

commerce. Semakin tinggi kepercayaan yang dimiliki oleh

Page 35: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

34

pelanggan, maka tingkat partisipasinya dalam e-commerce juga

akan semakin tinggi pula.

3.5. Kemampuan (Ability) Vendor dan Tingkat PartisipasiPelanggan Ecommerce

Temuan bahwa kemampuan (ability) vendor mempunyai

pengaruh positif, baik secara langsung maupun tidak langsung

terhadap tingkat partisipasi pelanggan e-commerce di Indonesia,

namun pengaruhnya tidak signifikan. Temuan ini sejalan dengan

temuan pada penelitian yang dilakukan oleh Gefen dan Straub

(2004) di mana ability mempunyai pengaruh positif terhadap

keberlanjutan pembelian (purchase intentions) yang merupakan

salah satu indikator dari konstruk participation yang diukur

dalam penelitian ini, tetapi pengaruhnya tidak signifikan.

Berdasarkan hasil temuan penelitian ini berarti bahwa

variabel ability vendor bukan menjadi variabel yang penting

dipertimbangkan dalam meningkatkan partisipasi pelanggan e-

commerce di Indonesia.

3.6. Kebaikan Hati (Benevolence) Vendor dan TingkatPartisipasi Pelanggan E-commerce

Dalam pembahasan ini ditemukan bahwa kebaikan hati

(benevolence) vendor ternyata bukan merupakan variabel yang

Page 36: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

35

signifikan dalam mempengaruhi tingkat partisipasi pelanggan e-

commerce di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Pengaruhnya memang positif, tetapi tidak begitu

besar sehingga bukan menjadi variabel yang dipertimbangkan.

Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Gefen dan Straub (2004) di mana benevolence vendor

mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

keberlanjutan pembelian (purchase intentions) yang merupakan

salah satu indikator dari konstruk participation yang diukur

dalam penelitian ini.

Variabel benevolence vendor dalam penelitian ini bukan

menjadi variabel yang penting bagi responden e-commerce di

Indonesia dalam meningkatkan partisipasinya karena dari hasil

perhitungan pengaruhnya tidak signifikan.

3.7. Integritas (Integrity) Vendor dan Tingkat PartisipasiPelanggan Ecommerce

Hasil temuan menunjukkan bahwa Integritas (integrity)

vendor mempunyai pengaruh positif, baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap tingkat partisipasi pelanggan e-

commerce di Indonesia. Pengaruh tersebut signifikan. Temuan

Page 37: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

36

ini mendukung penelitian Gefen dan Straub (2004) di mana

integrity mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

keberlanjutan pembelian (purchase intentions) yang merupakan

salah satu indikator dari konstruk participation yang diukur

dalam penelitian ini.

Variabel integrity vendor ternyata memiliki pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap tingkat partisipasi pelanggan e-

commerce di Indonesia. Hal ini berarti, semakin tinggi integrity

yang dimiliki vendor, maka akan semakin tinggi pula tingkat

partisipasi pelanggan e-commerce di Indonesia. Oleh karena itu,

variabel integrity vendor merupakan variabel yang penting dan

dipertimbangkan oleh responden pelanggan e-commerce di

Indonesia dalam menumbuhkan partisipasi.

Implikasi dari tulisan ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu

implikasi praktis dan teoritis. Implikasi praktis menyangkut hal -

hal yang perlu dilakukan oleh pelaku bisnis dalam praktik e-

commerce berkaitan dengan hasil bahasan. Sedangkan implikasi

teoritis adalah hal-hal yang dapat dilakukan oleh penulis

berikutnya dalam rangka menyempurnakan hasil tulisan ini.

Secara rinci kedua implikasi tersebut dikemukakan sebagai

berikut:

Page 38: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

37

a. Implikasi Praktis

Bagi pengguna e-commerce di Indonesia, dari variabel-

variabel yang mempengaruhi trust, ternyata variabel yang

memiliki pengaruh positif dan signifikan hanyalah variabel

integrity vendor. Sedangkan untuk variabel yang mempengaruhi

tingkat partisipasi, variabel yang memiliki pengaruh signif ikan

adalah variabel integrity vendor dan trust pelanggan. Oleh

karena itu, bagi pelaku bisnis e-commerce di Indonesia dapat

melakukan hal-hal berikut:

• Berusaha semaksimal mungkin memenuhi apa yang diharapkan

oleh pelanggan.

• Memberikan semua informasi secara fair terhadap pelanggan,

tidak ada informasi yang disembunyikan, baik mengenai

spesifikasi produk, harga, layanan purna jual, atau informasi

penting lainnya.

• Reputasi vendor harus terus dijaga dan dipertahankan.

• Memberikan kenyamanan kepada pelanggan dalam

bertransaksi.

• Memberikan kepuasan kepada pelanggan dalam bertransaksi.

• Bertanggung jawab terhadap transaksi yang dilakukan dengan

pelanggan.

Page 39: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

38

b. Implikasi Teoritis

Dalam rangka pengembangan teori mengenai trust dan

partisipasi pelanggan ecommerce, bagi penulis berikutnya

diharapkan:

• Menambah indikator dan/atau variabel penelitian yang belum

dimasukkan dalam model penelitian ini, baik yang

mempengaruhi trust maupun participation pelanggan e-

commerce.

• Jumlah sampel sebaiknya diperbesar sehingga hasilnya lebih

representatif dan bisa digunakan untuk mengeneralisir

kondisi yang sesungguhnya terjadi di lapangan.

Page 40: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

39

BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan dari tulisan ini

dapat dikemukakan sebagai berikut:

• Kemampuan (ability) vendor mempunyai pengaruh positif

secara langsung terhadap kepercayaan (trust) pelanggan e-

commerce di Indonesia dan pengaruh tersebut tidak

signifikan.

• Kebaikan hati (benevolence) vendor mempunyai pengaruh

positif secara langsung terhadap kepercayaan (trust)

pelanggan e-commerce di Indonesia dan pengaruh tersebut

tidak signifikan.

• Integritas (Integrity) vendor mempunyai pengaruh positif

secara langsung terhadap kepercayaan (trust) pelanggan e-

commerce di Indonesia dan pengaruh tersebut signifikan.

• Kepercayaan (trust) mempunyai pengaruh positif secara

langsung terhadap tingkat partisipasi pelanggan e-commerce

di Indonesia dan pengaruh tersebut signifikan.

• Kemampuan (ability) vendor mempunyai pengaruh positif,

baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap tingkat

Page 41: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

40

partisipasi pelanggan e-commerce di Indonesia, dan pengaruh

tersebut tidak signifikan.

• Kebaikan hati (benevolence) vendor mempunyai pengaruh

positif, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap

tingkat partisipasi pelanggan ecommerce di Indonesia, dan

pengaruh tersebut tidak signifikan.

• Integritas (integrity) vendor mempunyai pengaruh positif,

baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap tingkat

partisipasi pelanggan e-commerce di Indonesia, dan pengaruh

tersebut signifikan.

Page 42: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

41

DAFTAR PUSTAKA

Aberg, J. dan Shahmehri, N., 2000. The Role of Human WebAssistants in ECommerce: an Analysis and a UsabilityStudy, Internet Research: Electronic NetworkingApplications and Policy, 10 (2): 114-125.

Aubert, B. A., dan Kelsey, B. L., 2000. The Illusion of Trust andPerformance, Scientific Series of Cirano, 3: 1-13.

Black, J. A., dan Champion, D. J., 2001. Metode dan MasalahPenelitian Sosial (Terjemahan). Refika Aditama, Bandung.

Boerhanoeddin, Z., 2003. E-Commerce in Indonesia.http://www.isoc.org/inet2000/cdproceedings/7c/7c_3.htm diakses 18 Mei 2005.

CIC, 2004. Indonesian Internet Statistics.http://www.insan.co.id. Diakses 18 Mei 2005.

Cooper, D. R., dan Schindler, P. S., 2003. Business ResearchMethods. Eight Edition. McGraw-Hill/Irwin, New York, NY10020.

Corbit, B. J., Thanasankit, T., dan Yi, H., 2003. Trust and E -commerce: a Study of Consumer Perceptions, ElectronicCommerce Research and Application, 2: 203-215.

Darch, H. dan Lucas, T., 2002. Training as an E-CommerceEnabler, Journal of Workplace Learning, 14 (4): 148-155.

Desruelle, P. dan Burgelman, C. J., 2001. The Impact of E -Commerce on The Value Chain, The Journal of Policy,Regulation and Strategy for Telecomunication,Information and Media, 3 (6): 485-497.

Ferdinand, A., 2000. Structural Equation Modeling DalamPenelitian Manajemen: Aplikasi Model-model Rumit dalamPenelitian untuk Tesis S-2 dan Disertasi S-3. BPUniversitas Diponegoro, Semarang.

Page 43: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

42

Ferraro, A., 1998. Electronic Commerce: The Issues andChallenges to Creating Trust and a Positive Image inConsumer Sales on the World Wide Web, First Monday:Peer-Reviewed Journal on The Internet , 3 (6),http://www.firstmonday.org/issues/issue3_6/ferraro/index.html diakses 18 Mei 2005.

Gaertner, N. dan Smith, M., 2001. E-Commerce in a Web-basedEnvironment: Auditing Relative Advantages in TheAustralian Health Sector, Managerial Auditing Journal, 16(6): 347-365.

Gefen, D., 2002. Customer Loyalty in E-Commerce, Journal ofthe Association for Information Systems, 3:27-51.

Gefen, D. dan Straub, D.W., 2004. Consumer Trust in B2C e -Commerce and the Importance of Social Presence:Experiments in e-Products and e-Services, Omega: TheInternational Journal of Management Science, 1-18.

Ghozali, I., 2004. Model Persamaan Struktural: Konsep danAplikasi dengan Program AMOS Ver. 5.0. BP UniversitasDiponegoro, Semarang.

Hair, Jr., J.F., Anderson, R. E., Tatham, R.L. dan Black, W.C.,1998. Multivariate Data Analysis. Fifth Edition. Prentice-Hall, Inc., New Jersey 07458.

IC3 (The Internet Crime Complaint Center), 2004. 2003 InternetFraud Report: January 1, 2003-December 31, 2003,http://www.ifccfbi.gov/strategy/statistics.asp diakses 18Mei 2005.

IFW (Internet Fraud Watch), 2004. Internet Scams: Fraud TrendsJanuary-December 2003, http://www.fraud.org/internet/intstat.htm

Indrajit, R. E., 2001. E-Commerce: Kiat dan Strategi Bisnis diDunia Maya. Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Page 44: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

43

Javalgi, R. dan Ramsey, R., 2001. Strategic Issues of E-Commerce as an Alternative Global Distribustion System,International Marketing Review, 18 (4): 376-391.

Khare, R. dan Rifkin, A., 1988. Trust Management on the WorldWide Web, First Monday: Peer-Reviewed Journal on TheInternet, 3 (6), http://www.firstmonday.org/issues/issue3_6/khare/index.html. diakses 18 Mei 2005.

Kim, E., dan Tadisina, S., 2003. Customer’s Initial Trust in E-Business: How to Measure Customer’s Initial Trust,Proceedings of Ninth Americas Conference on InformationSystems, pp. 35-41.

Kim, D. J., Ferrin, D. L., dan Rao, H. R., 2003a. Antecedents ofConsumer Trust in B-to-C Electronic Commerce,Proceedings of Ninth Americas Conference on InformationSystems, pp. 157-167.

Kim, D. J., Lee, K. Y., Lee, D., Ferrin, D. L., dan Rao, H. R.,2003b. Trust, Risk and Benefit in Electronic Commerce:What Are The Relationships?, Proceedings of NinthAmericas Conference on Information Systems, pp. 168-174.

Kim, H. dan Xu, Y., 2004. Internet Shopping: Is It a Matter ofPerceived Price or Trust?, Proceedings of Twenty-FifthInternational Conference on Information Systems, pp. 831-842.

Kim, Y. H. dan Kim, D. J., 2005. A Study of Online TransactionSelf-Efficacy, Consumer Trust, and Uncertainty Reductionin Electronic Commerce Transaction, Proceedings of the38th Hawaii International Conference on System Sciences.

Kolsaker, A. dan Payne, C., 2002. Engendering Trust in E -Commerce: a Study of Gender-based Concerns, MarketingIntelligence & Planning, 20 (4): 206-214.

Kristula, D., 2001. The History of the Internet,http://www.davesite.com/webstation/net-history.shtml.diakses 18 Mei 2005.

Page 45: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

44

Laudon, K.C., dan Laudon, J.P., 2000. Management InformationSystems: Organization and Technology in the NetworkedEnterprise. Sixth Edition. Prentice-Hall International,Inc., New Jersey 07458.

Lee, C. S., 2001. An Analytical Framework for Evaluating E -Commerce Business Models and Strategies, InternetResearch: Electronic Networking Applications and Policy,11 (4): 349-359.

Liao, Z., dan Cheung, M. T., 2001. Internet -based E-Shoppingand Consumer Attitudes: an Empirical Study, Informationand Management, 8: 299-306.

Liddy, C. dan Sturgeon, A., 1988. Seamless SecuredTransactions, Information Management & ComputerSecurity, 6 (1): 21-27.

Mayer, R.C., Davis, J. H., dan Schoorman, F. D., 1995. AnIntegratif Model of Organizational Trust, Academy ofManagement Review, 30 (3): 709-734.

McLeod, R dan Schell, G. P., 2004. Management InformationSystems. Ninth Edition. Pearson Education Inc., NewJersey 07458.

Mukherjee, A., dan Nath, P., 2003. A Model of Trust in OnlineRelationship Banking, International Journal of BankMarketing, 21 (1): 5-15.

Murphy, G. B. dan Blessinger, A. A., 2003. Perceptions of No-name Recognition Business to Consumer E-CommerceTrustworthiness: The Effectiveness of Potential InfluenceTactics, Journal of High Technology ManagementResearch, 14: 71-92.

Pavlou, P. A., dan Gefen, D., 2002. Building Effective OnlineMarketplaces with Institution-based Trust, Proceedings ofTwenty-Third International Conference on InformationSystems, pp. 667-675.

Page 46: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

45

Ratnasingham, P. dan Kumar, K., 2004. Trading Partner Trust inElectronic Commerce Partisipation, Proceedings of TenthAmericas Conference on Information Systems, pp. 544-552.

Ridings, C. M., Gefen, D., dan Arinze, B., 2002. SomeAntecedents and Effect of Trust in Virtual Communities,Journal of Strategic Information Systems, 11: 271-295.

Riegelsberger, J., Sasse, M. A., dan McCarthy, J. D., 2003. TheResearcer’s.

Dilemma: Evaluating Trust in Computer-MediatedCommunication, International Journal of Human-ComputerStudies, 58: 759-781.

Sekaran, U., 1992. Research Methods for Business, a Skill -Building Approach.

Second Edition. John Wiley & Sons, Inc. Canada.

Sevdik, A. B. dan Akman, V., 2002. Internet in the Lives ofTurkish Women, First Monday: Peer-Reviewed Journal onThe Internet, 7 (3), http://firstmonday.org/issues/issue7_3/sevdik/index.html. diakses 18 Mei 2005.

Song, J. dan Zahedi, F. M., 2003. Exploring Web Customers’Trust Formation in Infomediaries, Proceeding of TwentyFourth International Conference on Information Systems,pp. 549-562.

Sproule, S. dan Archer, N., 2000. A Buyer Behaviour Frameworkfor The Development and Design of Software Agents in E -Commerce, Internet Research: Electronic NetworkingApplications and Policy, 10 (5): 396-405.

Tan, Y., dan Thoen, W., 2000. Formal Aspects of a GenericModel of Trust for Electronic Commerce, Proceedings ofthe 33rd Hawaii International Conference on SystemSciences, pp. 1-8.

Tung, L. L., Tan, P. L. J., Chia, P. J. T., Koh, Y. L., dan Yeo, H.L., 2001. An Empirical Investigation of Virtual

Page 47: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER … DALAM... · SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... Riset tersebut mensurvei

46

Communities and Trust, Proceedings of Twenty-SecondInternational Conference on Information Systems, pp. 307 -319.

Udo, G. J., 2001. Privacy dan Security Concerns as MajorBarriers for E-Commerce: a Survey Study, InformationManagement & Computer Security, 9 (4): 165-174.

Ustadiyanto, R., 2001. Framework e-Commerce. Edisi Pertama.Penerbit Andi Yogyakarta.

Utoyo, D. B., 2003. Darkside of the Warnet.http://free.vlsm.org/v17/com/ictwatch/paper/paper040.htm diakses 18 Mei 2005.

Walczuch, R., Seelen, J., dan Lundgren, H., 2001. PsychologicalDeterminants for Consumer Trust in E-Retailing,Proceedings of Eighth Research Symposium on EmergingElectronic Market, pp. 1-21.

Yousafzai, S. Y., Pallister, J. G., dan Foxall, G. R., 2003. AProposed Model of Etrust for Electronic Banking,Technovation, 23: 847-860.