4
Sejarah Perum Jasa Tirta II Perum Jasa Tirta II yang lebih dikenal sebagai PJT II, adalah BUMN yang berbentuk Perusahaan Umum ( Perum ) bergerak dalam bidang pengelolaan sumber daya air di wilayah Sungai Citarum. Berdasarkan pada tulisan Prof.Dr.Ir.W.J. Blommenstein (1948), merancang untuk memadukan potensi sumberdaya air mulai dari sungai Ciujung di Propinsi Banten ( dulu Propinsi Jawa Barat ) sampai dengan Kali Rambut di Pekalongan Propinsi Jawa Tengah dengan Sungai Citarum sebagai sumber daya utamanya untuk mengaliri areal irigasi seluas 520.000ha. Tulisan tersebut kemudian dikaji ulang oleh Ir.Van Schravendjik dan Ir.Abdullah Angudi tahun 1950 dengan menyederhanakan menjadi integrasi potensi sumber daya air di bagian Utara Jawa Barat dari Sungai Ciliwung di ujung Barat sampai dengan Sungai Cilalanang di Kabupaten Indramayu untuk mengaliri lahan seluas 253.000 hektar. Perkembangan waduk dan bendungan Jatiluhur sebagai penyediaan air untuk areal irigasi seluas 253.000 hektar direalisasikan dalam kurun waktu tahun 1958-1967 melalui Proyek Serbaguna Jatiluhur. Proyek ini merupakan Pengembangan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Citarum dengan tujuan utama meningkatkan produksi bahan pangan nasional yaitu beras dan merupakan salah satu sumber listrik utama di Indonesia. Bendungan dan PLTA Jatiluhur diresmikan dengan nama Ir.H.Djuanda, hal ini untuk mengenang jasa salah satu putra terbaik bangsa Indonesia. Prasarana yang dibangun meliputi bendungan, pembangkit listrik tenaga air, Saluran irigasi, drainase, dan kelengkapannya. Dengan adanya pengembangan skala besar sumber daya air di Wilayah Sungai Citarum yang mengintegrasikan sunga-sungai yaitu Ciliwung, sungai Bekasi, sungai Cikarang, sungai Cibeet, sungai Citarum ( sebagai sumber utamanya ), sungai Ciherang/Cilamaya, sungai Cijengkol, sungai Ciasem, sungai Cigadung dan sungai Cipunegara beserta sungai-sungai lainnya yang merupakan bagian dan atau diantara sungai-sungai tersebut diatas yang sekarang menjadi bagian Wilayah sungai “6 Ci” ( Cidanau, Ciujung, Ciliman, Cisadane, Ciliwung dan Citarum ) dengan luas keseluruhan 12.000 km 2 . Dengan selesainya pembangunan Proyek Jatiluhur pada tahun 1967, maka pada tahun 1970 untuk memaksimalkan potensi usaha dibentuk Badan Usaha Negara dengan nama Perusahaan Negara (PN) Jatiluhur, dengan tujuan

Sejarah Perum Jasa Tirta II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asd

Citation preview

Page 1: Sejarah Perum Jasa Tirta II

Sejarah Perum Jasa Tirta II

Perum Jasa Tirta II yang lebih dikenal sebagai PJT II, adalah BUMN yang berbentuk Perusahaan Umum ( Perum ) bergerak dalam bidang pengelolaan sumber daya air di wilayah Sungai Citarum. Berdasarkan pada tulisan Prof.Dr.Ir.W.J. Blommenstein (1948), merancang untuk memadukan potensi sumberdaya air mulai dari sungai Ciujung di Propinsi Banten ( dulu Propinsi Jawa Barat ) sampai dengan Kali Rambut di Pekalongan Propinsi Jawa Tengah dengan Sungai Citarum sebagai sumber daya utamanya untuk mengaliri areal irigasi seluas 520.000ha.

Tulisan tersebut kemudian dikaji ulang oleh Ir.Van Schravendjik dan Ir.Abdullah Angudi tahun 1950 dengan menyederhanakan menjadi integrasi potensi sumber daya air di bagian Utara Jawa Barat dari Sungai Ciliwung di ujung Barat sampai dengan Sungai Cilalanang di Kabupaten Indramayu untuk mengaliri lahan seluas 253.000 hektar.

Perkembangan waduk dan bendungan Jatiluhur sebagai penyediaan air untuk areal irigasi seluas 253.000 hektar direalisasikan dalam kurun waktu tahun 1958-1967 melalui Proyek Serbaguna Jatiluhur. Proyek ini merupakan Pengembangan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Citarum dengan tujuan utama meningkatkan produksi bahan pangan nasional yaitu beras dan merupakan salah satu sumber listrik utama di Indonesia. Bendungan dan PLTA Jatiluhur diresmikan dengan nama Ir.H.Djuanda, hal ini untuk mengenang jasa salah satu putra terbaik bangsa Indonesia.

Prasarana yang dibangun meliputi bendungan, pembangkit listrik tenaga air, Saluran irigasi, drainase, dan kelengkapannya. Dengan adanya pengembangan skala besar sumber daya air di Wilayah Sungai Citarum yang mengintegrasikan sunga-sungai yaitu Ciliwung, sungai Bekasi, sungai Cikarang, sungai Cibeet, sungai Citarum ( sebagai sumber utamanya ), sungai Ciherang/Cilamaya, sungai Cijengkol, sungai Ciasem, sungai Cigadung dan sungai Cipunegara beserta sungai-sungai lainnya yang merupakan bagian dan atau diantara sungai-sungai tersebut diatas yang sekarang menjadi bagian Wilayah sungai “6 Ci” ( Cidanau, Ciujung, Ciliman, Cisadane, Ciliwung dan Citarum ) dengan luas keseluruhan 12.000 km2.

Dengan selesainya pembangunan Proyek Jatiluhur pada tahun 1967, maka pada tahun 1970 untuk memaksimalkan potensi usaha dibentuk Badan Usaha Negara dengan nama Perusahaan Negara (PN) Jatiluhur, dengan tujuan untuk memupuk dana Operasi dan pemeliharaan dengan mengusahakan prasarana yang sudah dibangun.

Agar pemanfaatan dan pengembangan potensi yang dikelola lebih efektif dan efisien maka pengurusannya harus didasarkan pada prinsip ekonomi yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Dengan dasar tersebut maka Pemerintah pada tahun 1970 mengganti PN Jatiluhur menjadi Perusahaan Umum dengan nama “Perum Otorita Jatiluhur” yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah No 20 tahun 1970, kemudian disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah No 42 tahun 1990. Kemudian dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 1998 tentang perusahaan umum, maka POJ diubah dan disesuaikan dengan nama Perum Jasa Tirta II (PJT II) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94 tahun 1999. Sifat usaha PJT II adalah menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

Page 2: Sejarah Perum Jasa Tirta II

VISI

Perum Jasa Tirta II adalah Badan Usaha Milik Negara berbentuk Perusahaan Umum yang bergerak dibidang penyediaan air baku dan listrik bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

Visi Perusahaan adalah terwujudnya perusahaan yang terkemuka dan berkualitas dalam pengelolaan air dan sumber air untuk memberikan pelayanan dalam penyediaan air untuk berbagai kebutuhan dan sumbangan terhadap ketahanan pangan nasional.

MISI

Untuk mewujudkan Visi Perusahaan ditetapkan di MISI sebagai berikut:

a. Penyediaan air baku untuk air minum, listrik, pertanian, industry, pelabuhan, penggelontoran dan kebutuhan lainnya.

b. Pembangkitan dan Penyaluran listrik tenaga air.

c. Pengembangan kepariwisataan dan pemanfaatan lahan.

d. Mempertahankan ketahanan pangan melalui penyediaan air pertanian dan pengendalian bahaya banjir dengan upaya pelestarian perlindungan lingkungan melalui pemberian informasi, rekomendasi, dan penyuluhan.

e. Memaksimalkan laba dan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip bisnis untuk terjaminnya kelestarian aset Negara dan kesinambungan pelayanan kepada masyarakat.

BIDANG USAHA DAN PELAYANAN UMUM

Pelaksanaan tugas-tugas pokok dilaksanakan melalui dukungan, pengelolaan yang baik prasarana dan sarana pengairan, ketenagalistrikan dan pelayanan umum, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

Usaha Pelistrikan

Daya terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ir.H.Djuanda di Jatiluhur antara tahun 1994 s/d 1998 telah ditingkatkan (uprating) dari 150 MW menjadi 187 MW. Produksi listrik rata-rata dalam setahun sebesar 826 kWh, sebagian untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan pengembangan usaha, sedangkan sisanya dijual ke PT. PLN (Persero), melalui tegangan 150 kV dan 70 kV. Selain itu pada sistem pengairan terdapat banyak bangunan terjun dengan potensi minihidro 50 kVa sampai 5000 kVa.

Page 3: Sejarah Perum Jasa Tirta II

Usaha Air Baku

Menyediakan dan menyalurkan air baku dari sumber-sumber air bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten dan Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya, mencapai 470 juta m3 (tahun 2001). Disamping itu menyediakan pula air baku kawasan industry dan zona-zona industry di daerah kerja Perusahaan, mencapai 176 m3 (tahun 2006).

Usaha Kepariwisataan

Jatiluhur merupakan salah satu tujuan wisata di Jawa Barat dengan objek danau buatan yang sangat luas (8.300 ha), dengan pemandangan alam yang sangat indah dipadukan dengan karya teknik hidrolis (ilmiah) berupa bendungan yang sangat besar dan PLTA. Usaha kepariwisataan dilengkapi dengan hotel, bungalow, convention hall, rekreasi air (jet sky), kapal pesiar, dayung, water world.

PENGHARGAAN

1. Sejatk tahun 1998 Perum Jasa Tirta II telah mengambil langkah strategis dengan mengadopsi Sistem Manajemen mutu sesuai standar ISO 9001 versi 1994, yaitu Sistem Jaminan Mutu. Dengan melalui serangkaian assessment, maka pada bulan Februari 2001, PJT II memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Sertifikasi yang mendapat pengakuan dari Komite Akreditasi Nasional.

2. Tahun 2002 melakukan upgrading dari ISO 9001 versi 1994 ke ISO : 2000

3. Tahun 2003 memperoleh Sertifikasi SNI 19-17025-2000 dari Komite Akreditasi Nasional yang diberikan kepada Unit Pelayanan Jasa Laboratorium Kualitas Air PJT II.

4. Pada tanggal 8 Januari 1996, Perum Jasa Tirta II (d.h. Perum Otorita Jatiluhur) memperoleh penghargaan tertinggi dari Presiden Republik Indonesia yaitu “Penghargaan Upakarti” untuk bidang kepeloporan atas keberhasilan melakukan pembinaan usaha kecil dan koperasi melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

5. Tahun 1996 menerima pula penghargaan dari Gubernur Jawa Barat atas keberhasilan melakukan pembinaan dan pengendalian budidaya ikan dalam keramba jaring apung di Waduk Ir.H.Djuanda Jatiluhur.