38
DAFTAR ISI

SD lg

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

DAFTAR ISI

BAB IPENDAHULUAN

Sindrom Down pertama kali diketahui oleh Seguin pada tahun 1844, tetapi tanda-tanda klinis atau fenotip kelainan ini mula-mula diuraikan oleh seorang dokter berkenbangsaan Inggris yang bernama Jhon Langdon Down pada tahun 1866.Sindrom Down adalah salah satu dari sekian banyak kelainan genetik yang disandang manusia. Kelainan ini paling sering terjadi diantara kelainan-kelainan yang lain dengan angka kejadian satu diantara 650-1000 bayi baru lahir. Sindrom Down merupakan kelainan yang bersifat universal, tidak mengenal batas ras, bangsa, suku bangsa, geografi, musim serta jenis kelamin. Penderita sindroma Down mempunyai karakteristik berupa gambaran wajah yang khas, defisit kognitif, dan malforitas congenital mayor seperti kelainan jantung kongenital, anomlai gastrointestinal, disfungsi endokrin, visual dan auditorik.

BAB IIISI2.1Anamnesis Riwayat kehamilan ibu sebelumnya, pada usia berapa ibu hamil, apakah pernah terdapat riwayat keguguran. Riwayat anggota keluarga, mungkin juga ada yang menderita sindrom down dengan trisomi 21bebas atau pun dengan trisomi 21 mosaik Apakah ada keterlambatan pertumbuhan pada anak, seperti tinggi badan. Apakah pada anak tersebut terdapat keterlambatan dalam proses berpikir atau sulit dalam mengikuti pelajaran di sekolahnya. Bagaimana aktifitas anak sehari-hari, apakah anak terlihat cepat lelah. Apakah anak sering sesak napas dan berdebar-debar Apakah anak sulit dalam mendengar. Riwayat sering menderita ISPA Apakah ada gangguan buang air besar pada anak.2.2Pemeriksaan2.2.1Pemeriksaan Fisik Hipotoni yang berkurang dengan bertambahnya usia Brakisefali, mikrosefali, ubun-ubun melebar dan terlambat menutup Fisura palpebra yang miring (slanting), lipatan epikantus bilateral, gangguan refraksi, strabismus, nistagmus dan iris yang berbintik-bintik (bercak-bercak Brushfield. Tulang hidung hipoplastik danflat nasal bridge (jembatan hidung yang datar) Lidah yang cenderung menjulur, fisura pada lidah, anak bernafas dengan mulut, berliur, agenesis dan malformasi gigi Telinga kecil,over folded helix, gangguan pendengaran (66-89%) mencapai > 15-20 db. Jari tangan pendek-pendek dan gemuk,form finger line, hiperekstensi persendingan jari tangan. Leher yang pendek dan lebar Kelainan jantung bawaan (40-50%), berupa aritmia dan palpitasi Sesak napas, takikardi, takipnea.2.2.2Pemeriksaan Penunjang www2.2.2.1 Pemeriksaan Radiologi karidologi anak Rontgen foto thoraksUntuk mengetahui adanya pembesaran jantung dan pertambahan vaskularisasi di paru dengan. ElektrokardiografiDigunakan untuk memeriksa gangguan aktivasi listrik dan sistem konduksi jantung EkokardografiDapat terdeksi lokasi defek, taksiran besar ukuran shunt dengan memperkirakan ukuran relatif ruangan-ruangan dan arahnya. Auditory Brainstem Respon. news-medical.net./health/down syndruntuk menentukan derajat gangguan pendengaran Denver development screening testdeteksi dini gangguan tumbuh kembang.

2.2.2.2 Pemeriksaan laboratorium Amnionsintesis genetic suryoKemajuan tekhnik di bidang kedokteran memungkinkan para dokter untuk mengetahui sejk awal yaitu pada wakti bayi masih dalam kandungan ibunya. Tentang kemungkinan adanya aneuploidi pada bayi. Cara ini mengetes kemungkinan adanya kelainan kromosom pada bayi yang masih terdapat di dalam kandungan ibunya. Waktu paling baik untuk melakukan amninosintesis ialah pada kehamilan 14-16 minggu. Jika terlalu awal dilakukan, cairan amnion belum cukup banyak, sedangkan jika terlambat melakukannya maka akan lebih sulit untuk untuk membuat kultur dari sel-sel fetus yang ikut terbawa cairan amnion. Apabila pada karyotipe terlihat adanya 3 buah autosom nomor 21, maka secara prenatal sindrom down sudah dapat dipastikan pada bayi itu. Nuchal translucency testingTes ini dapat dilakukan pada kehamilan 11-14 minggunakan ultrasonografi. . news-medical.net./health/down syndr Pemeriksaan kariotipingPada semua penderita sindrom down untuk mencari adanya translokasi kromosom. Kalau ada, maka orang tuanya harus diperiksa. Kalau salah satu dari ayah atau ibu karier, maka keluarganya yang lain juga diperiksa, hal ini sangat berguna untuk pencegahan. Kemungkinan terulangnya kejadian sindrom down yang disebabkan oleh translokasi kromosom adalah 5%-15%, sedangkan kalau trisomi hanya 1%. Chorionic villus sampling (CVS)Tes ini menggunakan sampel dari plasenta dan dapat dikerjakan pada kehmilan 10 sampai 13 minggu Percutaneus umbilical blood sampling (PUBS)Tes ini menggunakan sampel dari darah pada saluran umbilicus dan dapat dikerjakan pada kehamilan lebih dari 20 minggu.Pemeriksaan sindrom down secara klinis pada bayi sering meragukan, sehingga pemeriksaan dermatoglifik (sidik jari telapak tangan dan kaki) pada sindrom down menunjukan gambaran yang khas. Dermatoglifik ini merupakan cara yang sederhana,mudah dan cepat serta ketepatan yang tinggi dalam mendiagnosis sindrom down. Fluorescence In Situ Hybridization(FISH): digunakan untuk mendeteksiTrisomi 21secara cepat, baik pada masa prenatal maupun masa neonatal. Thyroid-stimulating hormone(TSH) andThyroxine(T4): untuk menilai fungsi kelenjar tiroid. Dilakukan segera setelah lahir dan berkala setiap tahun.Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromsom 21 yang berlebihan. Diperkirakan bahwa materi genetic yang berlebihan itu terletak pada lengan bawah kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lain menghasilkan suatu perubahan homeostasis yang memungkinkan terjadinya penyimpangan perkembangan fisik dan susunan saraf pusat.2.3Diagnosis2.3.1Diangnosis Banding1. Kongenital Rubella SyndromRubella merupakan penyakit infeksi diantara 20-50% kasus bersifat asimptomatis. Gejla rubella hampir mirip dengan penyakit lain yang disertai ruam. Gejala klinis untuk mendiagnosa infeksi virus rubella pada orang dewasa atau pada kehamilan adalah:1. infeksi bersifat akut yang ditandai oleh adanya ruam makulopapular2. suhu tubuh >37,20C3. Atrhalghia/arthritis, limfadenopati, kongjungtivitisInfeksi virus rubella berbahaya apabila infeksi terjadi pada awal kehamilan. Virus dapat berdampak di semua organ dan menyebabkan berbagai kelainan bawaan. Janin yang terinfeksi rubella beresiko besar meninggal dalam kandungan, lahir premature, abortus sertamerta (spontan) dan mengalami malformasi sistem organ. Berat ringannya infeksi virus rubella di janin berganrung pada lama umur kehamilan saat infeksi terjadi. Apabila infeksi terjadi pada trimester 1 kehamilan, maka 80-90% akan menimbulkan kerusakan janin. Risiko infeksi akan menurun 10-20% apabila infeksi terjadi pada trimester II kehamilan. 50% lebih kasus infeksi rubella selama kehamilan bersifat subklinis bahkan tidak dikenali. Oleh karena itu pemeriksaan labortaorik sebaiknya digunakan untuk semua kasus dengan kecurigaan infeksi rubella.clinical pathologyKriteria klinis congenital rubella syndromeBayi di diagnosa mengalami kongenital rubella syndrome apabila mengalami 2 gejala pada kriteria A atau 1 kriteria A dan 1 kriteria B, sbb ;a) katarak, glaukoma bawaan, penyakit jantung bawaan (paling sering adalah patient ductus arterious atau peripheral pulmonary artery stenosis), kehilangan pendengaran, pigmentasi retina.b) Purpura, splenomegali, jaundice, mikroemsefali, retardasi mental, meningoensefalitis dan radiolucent bone disease (tulang tampak gelap pada hasil foto roentgen).Beberapa kasus hanya mempunyai satu gejala dan kehilangan pendengaran merupakan cacat paling umum yang ditemukan bayi dengan congenital rubella syndrome. Definisi kehilangan pendengaran menurut WHO adalah batas pendengaran 26 dB yang tidak dapat disembuhkan dan bersifat permanen.2.Cerebral palsy UI anakDefinisicerebral palsy ialah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak progresif, terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) dan merintangi perkembangan otak normal dengan gambaran klinis dapat berubah selama hidupndan menunjukan kelainan dalam sikap dan pergerakan, disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastic, gangguan ganglia basalis dan serebelum dan kelainan mental.Gejala klinisGangguan motorik berupa kelainan fungsi dan lokalisasi serta kelainan bukan motorik yang menyulitkan gambaran klinis cerecral plasy.Kelainan fungsi motorik terdiri dari :1. SpastisitasTerdapat peninggian tonus otot dan refleks yang disertai dengan klonus refkleks Babinsky yang positif. Tonus otot yang meninggi itu menetap dan tidak hilang meskipun penderita dalam keadaan tidur. Peninggian tonus ini tidak sama derajatnya pada suatu gabungan otot, karena tampak sikap yang khas dengan kecenderungan terjadinya kontraktur, misalnya lengan dalam adduksi, fleksi pada sendi siku dan pergelangan tangan dalam pronasi serta jari-jari dalam fleksi sehingga posisi ibu jari melintang di telapak tangan. Tungkai dalam sikap adduksi, fleksi pada sendi paha dan lutut, kaki dalam fleksi plantar dan telapak kaki berputar ke dalam.Bentuk kelumpuhan spasitisas tergantung kepada letak dan besarnya kerusakan, yaitu :Monoplegia/monoparesis : kelumpuhan keempat anggota gerak, tetapi salah satu anggota gerak lebih hebat dari yang lainnya.Hemiplegia/hemiparesis : kelumpuhan lengan dan tungkai dipihak yang samaDiplegia/diparesis : kelumpuhan keempat anggota gerak, tetapi tungkai lebih hebat dari pada lengan.Teraplegia/tetraparesis : kelumpuhan keempat anggota gerak, tetapi lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai.2. Tonus otot yang berubahBayi pada golongan ini pada usia bula pertama tampak flasid dan berbaring seperti kodok terlentang, sehingga tampak seperti kelainan pada lower motor neuron. Menjelang umur 1 tahun barulah terjad perubahan tonus otot dari rendah hingga tinggi. Refleks otot yang normal dan rfleks Babinsky negative, yang khas adalah refleks neonatal dan tonic neck refleks menetap. Kerusakan biasanya terletak dibatang otak dan disebabkan oleh asfiksia perinatal dan ikterus.3. Koreo-atetosisKelainan yang khas ialah sikap abnormal dengan pergerakan yang terjadi dengan sendirinya (involuntary movement).4. AtaksiaIalah gangguan koordinasi. Menunjukan perkembangan motorik yang terlambat. Kehilangan keseimbangan tampak bila mulai belajar duduk. Mulai berjalan sangat lamban dan semu pergerakan canggung dan kaku.5. Gangguan pendengaranGangguan berupa kelainan neurogen terutama persepsi nada tinggi, sehingga sulit menangkap kata-kata.6. Gangguan bicaraDisebabkan oleh gangguan pendengaran atau retardasi mental. Gerakan yang terjadi dengan sendirinya di bibir dan lidah meyebabkan sukar mengontrol otot-otot tersebut sehingga anak sulit membentuk kata-kata dan sering tampak anak berliur.7. Gangguan mataGangguan mata biasanya berupa strabismus konvergen dan kelainan refraksi. Pada keadaan asfiksia yang berat dapat terjadi katarak.

3. Kongenital Heart DisesaseASD (Atrial Septal Defek)kardiologi anakSifat Khusus: Tidak ada sianosis Volume aliran darah ke paru bertambah Shunt terletak didaerah atriumAnamnesis Biasanya asimptomatik Gejala gagal jantung baru terlihat pada umur 4 bulan Bila pirau cukup besar akan terjadi sesak napas, infeksi paru berulang (batuk kronik),palpitasi, berat badan sedikit berkurang. Gangguan pertumbuhan jarang terjadiPemeriksaaan FisikBanyak anak-anak ataupun remaja dengan defek sekat atrium tidak menunjukan gejala apa-apa (asimptomatik) bahkan dengan shunt yang besar sekalipun. Adanya gejala gagal jantung kongestif biasanya berhubungan dengan kelainan yang lain, seperti obstruktif pada jantung sebelah kiri, atrium runggal, atau defek pada bantalam endokardium yang komplit. Berta dan tinggi pasien seringkali dibawah normal. Pada pasien yang kurus, pulsasi jantung mungkin dapat terlihat atau dipalpasi pada dinding dada. Pada auskultasi, suara jantung 1 diperkeras sebanding dengan ukuran shunt. Suara jantung II membelah lebar selama 0,05 detik atau lebih secara konstan (tak berubah dengan respirasi). Ini adalah khas untuk kelainan defek sekat atrium yang cukup besar. Pembelahan lebar itu disebabkan oleh pengosongan beban-berlebih ventrikel kanan yang tertunda. Bila penyakit telah berlanjut hingg terjadi Eisenmengers complex dapat terdengar suara jantung II yang mengeras. Ini merupakan tanda telah terjadinta hipertensi pulmonal yang permanen/irreversible. Bising sistolik ejeksi ditimbulkan oleh adanya stenosis pulmonal relative, yaitu katup pulmonal seolah-olah menyempit karena volume darah yang dialirkan harus lebih besar.2.3.1Diangnosis KerjaSindroma Down (trisomi 21) merupakan kelainan genetik, dimana penderita mempunyai kelebihan satu kromososm 21 (mempunyai 3 kromosom 21), individu normal hanya mempunyai sepasang kromosom 21. Tambahan kromosom 21 ini berasal dari salah satu orang tua. Kelebihan kromosom 21 ini akibat abnormalitas proses gametogenesis/meiosis (non disjunction) kromosom 21. Trisomi 21 merupakan penyebab sindrom down terbanyak (sekitar 95%). Selain itu sindroma Down dapat diakibatkan oleh peristiwa translokasi (translokasi Robertsonian) (kromosom No.21/No.14 ditranslokasikan ke kromosom 21)kedokteran damianusGambaran KlinikPenderita sindrom Down memberikan kesan wajah yang seragam, karena kemiripan raut muka yang khas pada penderita. Sekali melihat penderita sindrom Down, maka tanpa banyak kesulitan akan dapat didefininsikan penderita sindrom Down yang lain. Sindrom Down biasanya dapat didiagnosa pada waktu lahir atau dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama etelah lahir, dengan melihat gambaran yang khas pada wajah mereka.berkala kedokteranSindrom Down merupakan kelainan kromosom yang ditandai dengan retardasi mental, wajah yang sangat khas yaitu mata sipit seperti bangsa mongol, jembatan hidung yang datar, lidah yang menjulur keluar, hipotoni, telapak tangan yang pendek dan lebar, wajah seperti kera (Simean Creases), jari ke-5 yang hanya dua ruas dan melengkung (clinodactily), dan kaki kecil. Menurut Grouchy and Turleau, fenotip penderita sindrom Down adalah hipotonia dengan hiperelaksitas ligamentum, wajah bulat dan datar, celah mata miring ke atas luar, daun telingan kecil, tengkuk datar, pendek dan lebar, jari-jari tangan dan kaki pendek dan besar, dan telapak tangan hanya mempunyai sebuah lipatan palmar transversal (simian line). Semua penderita sindrom Down mengalami retardasi mental yang cukup berat dan ini berakibat Intelligence Quotion (IQ) penderita tidak dapat mencapai normal, antara 25-75, ketrampilan sosialnya seringkali melampaui parameter intelektual yang lain. Anak-anak dengan sindrom Down biasanya gembira dan sangat penyayang. Kelainan jantung bawaan, leukemia, kelainan kongenital GIT dan kepekaan terhadap terjadinya infeksi karena adanya defisiensi sistem imun merupakan gambaran klinis lain yang sering dijumpai pada penderita sindrom Down. Insidens leukemia meningkat (1%). berkala kedokteran,pediatric.,damianusTable : Gambaran Klinik Utama yang Diperlihatkan oleh Sindrom Down nelson anakGambaran KarakteristikSindrom Down

UmumKeterbelakangan mental; hipotonia.

Kepala-mukaOksiput yang datar; fisura palpebralis yang serong; lipatan epikantus; iris yang berbintik-bintik (bercak-bercak Brushfield); lidah yang menonjol dan cacat; jembatan hidung yang datar.

ToraksPenyakit jantung bawaan, terutama cacat sekat, bantalan endokardial.

Abdomen dan PelvisSudut asetabular dan iliakal yang mengecil; kriptorkidisme.

Tangan dan KakiGuratan-guratan simian; tangan pendek dan lebar; hipoplasia falang tengah jari tangan yang ke-5; kesenjangan diantara jari kaki yang pertama dan yang ke-2.

Gambaran lain yang diamati dengan frekuensi bermaknaLangit-langit yang melengkung tinggi; strabismus; leher yang pendek dan lebar; geligi yang kecil-kecil; lidah yang beralur; atresia intestinal; anus imperforatus.

Aspek-Aspek Sitogenetika peditaricSejauh ini, temuan yang paling sering dan nyata didapat adalah trisomi 21. Melalui penelitian biologi molecular, pada 80% kasus telah terbukti bahwa penambahan kromosom 21diturunkan dari ibu. Risiko kekambuhan trisomi 21 pada keluarga-keluarga ini sekitar 1%. Jika seorang perempuan sindrom Down akibat trisomi 21 hamil, maka kemungkinan anaknya menderita trisomi 21 adalah 50%. Tetapi bila laki-laki sindrom Down menikah dengan perempuan normal, maka sangat jarang anaknya menderita trisomi 21.Temuan-temuan kromosom pada sindrom Down

Trisomi 21,contoh : 47,XY+21 95%Mosaik, contoh : 46,XX/47,XX+21 2%Translokasi Robertsonian yang paling tidak seimbang, contoh : 46,XX-15,+t(15q21q)* 3%

* Kariotip ini dapat dijelaskan sebagai berikut: pasien adalah seorang wanita (46,XX) dengan sindrom Down akibat penggantian kromosom 15 (-15) dengan kromosom translokasi yang merupakan penggabungan lengan-lengan panjang satu kromosom 15 dengan satu kromosom 21 (+t(15q21q))

Anak-anak dengan sindrom Down mosaic mempunyai gambaran klinik yang biasanya lebih ringan dibandingkan dengan sindrom Down yang sempurna. Jika hanya sebagian kecil sel yang trisomi, individu-individu ini dapat hidup normal. Bila mempunyai anak, anak tersebut beresiko relatife tinggi, menderita trisomi 21 sempurna. Risikonya sebanding dengan proporsi gamet yang membawa kromosom 21 tambahan.Jika seorang anak menderita sindrom Down akibat translokasi Robertsonian yang tidak seimbang, ada kemungkinan sebesar 25% bahwa salah satu orangtuanya membawa sifat ini dalam bentuk yang seimbang. Pada 75% sisanya, kasus muncul sebagai kejadian de novo dan membawa resiko kekambuhan hanya sekitar 1 persen. Namun demikian, jika orangtua terbukti membawa sifat (karrier), maka anaknya sangat beresiko mengidap sindrom Down, bisanya resiko sebesar 2-5% bila pembawa sifatnya laki-laki dan 10-15% bila pembawa sifatnya perempuan. Pda kasus yang sangat jarang, salah satu orangtua membawa sifat translokasi Robertsonian 21q21q yang seimbang, maka resiko anak yang terlahir hidup menderita sindrom Down adalah 100%.Faktor resikoPada beberapa penelitian diperoleh fakta bahwa terdapat hubungan antara kelahiran anak sindrom down dengan usia ibu. Angka kejadian sindom down meningkat sejalan dengan pertambahan usia ibu pada waktu melahirkan anak yang menderita sindrom down tersebut. Angka kejadian sindrom down akan meningkat pada usia >30 tahun dan meningkat tajam pada usia >40 tahun. berkala kedokteran. Risiko adanya bayi sindrom Down bagi ibu-ibu berumur kurang dari 25 tahun ialah kira-kira 1 dalam 1500 kelahiran, pada usia 40 tahun 1 dalam 100 kelahiran, sedangkan pada usia 45 tahun 1 dalam 45 kelahiran. Iniberarti bahwa apabila ibu-ubu yang hamil pada usia 45 tahun diperiksa, maka 1 dari 40 ibu dapat diduga mengandung bayi trisomi 21.geentk suryoSejalan dengan meningkatnya usia ibu maka kejadian sindrom down meningkat secara signifikan. Data epidemiologic menunjukan bahwa usia rerata ibu yang melahirkan anak sindrom down lebih tinggi dibandingkan usia rerata ibu dengan anak normal. Pada tahun 1990, Epstein mempostulasikan beberapa penyebab ekstra kromosom 21 atau nondisjunction ini, yaitu :berkala kedokteran1. Aging oocyte hypothesis, bahwa pengaruh intrinsic maupun ekstrinsik (lingkungan) dalam sel induk, yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi nondisjunction oleh karena factor-faktor; terputusnya benag-benang spindle atau komponennya, atau kegagalan dalam pemisahan nucleolus. Factor lain yang menyebabkan kerusakan sel pada meosis I seperti ketidakseimbangan hormonal pada saat mengandung dan infeksi2. Compromised microcirculation hypothesis, bahwa terjadinya non-disjunction adalah disuga akibat ketidakseimbangan hormone, mikrovaskular di sekitar folikel ovarium kurang semprna dan terjadi penurunan aliran darah.3. Delayed fertilization and sperm aging hypothesis, bahwa akibat penurunan frekuensi koitus pada pasangan tua dan mungkin juga pada ibi-ibu yang sangat muda telah meningkatkan kejadian ketrlambatan pembuahan dimana saat itu terjadi penuaan ovum pada meosisi II setelah ovulasi. Disamping itu, pematangan speerma dalam traktus reproduksi pria yang berhubungan dengan koitus infrekuenn, berperan dalam ekstra kromosom 21 yang berasala dari ayah.4. mtDNA mutation hypothesis, bahwa mutasi mtDNA disebabkan oleh penurunan ATP dan meningkatnya produksi radikal bebas, dapat berpengaruh pada proses pembelahan spindle dan segregasi kromoson yang dapat menyebabkan terjadinya nondisjunction kromosom. Mutasi mtDNA paling sering berasal dari pihak ibu, dimam mutasi mtDNA pada oosit meningkat sejalan dengan usia ibu.berkala kedokteran)Komplikasi1. Demensia AlzheimerPenderita sindrom Down mempunyai risiko lebih besar terhadap demensia Alzheimers. penderita sindrom Down mempunyai insidens lebih tinggi untuk mengalami demensia Alzheimers. Diperkirakan lebih dari 25% penderita sindrom Down berusia diatas 35 tahun menunjukan gejala-gejala demensia Alzheimers dan insidens makin bertambah dengan meningkatnya umur. Insidens penyakit Alzheimer pada penderita sindrom Down, 3 sampai 5 kali lebih banyak dari pada masyarakat umum. Penderita sindrom Down wanita mempunyai resiko lebih besar dari pada penderita sindrom Down laki-laki untukmenderita penyakit Alzheimer.Adanya ekstra gen akibat abnormalitas kromosom ketiga (trisomi 21) pada penderita sindrom Down merupakan suatu faktor penyebab berkembangnya penyakit Alzheimer lebih dini. Penderita sindrom Down cenderung memiliki onset demensia lebih awal, rta-rata kemunculannya lebih cepat 20 tahun (sekitar umur 30-40 tahun) dibandingkan kejadian demensia pada masyarakat umum (sekitar umur 60-70 tahun). Penuaan dini otak penderita sindrom Down juga merupakan faktoe pencetus munculnya penyakit Alzheimer. Hampir pada semua penderita sindrom Down setelah berumur 35 tahun ditemui adanya plak amiloid (amiloid plaque) dan neurofibrillary tangles (kekusutuan neurofibriler) pada otaknya, seperti yang dijumpai pada penderita demensia Alzheimer.Munculnya demensia Alzheimer pada penderita sindrom Down akibat mutasi gen APP (Amyloid Precursor Protein) yang terletak pada kromosom 21. Pada penderita sindrom Down (trisomi 21), mutasi gen APP menyebabkan demensia Alzheimers familial early onset karena mutasi gen APP akan meningkatkan produksi peptide beta amiloid. Bila peptida ini dilepas keluar sel, peptide ini dapat terakumulasi dalam otak membentuk plak amiloid pada penyait Alzheimer. Pada penderita sindrom Down (trisomi 21), gen APP berekspresi berlebihan sehubungan dengan trisomi 21.damianus2. LeukemiaKeganasan hematologi seperti leukemia lebih sering terjadi pada anak-anak dengan sindrom Down. Secara khusus, risiko untuk leukemia lymphoblastic akut adalah minimal 10 kali lebih umum pada sindrom Down dan untuk bentuk megakaryoblastic leukemia akut myelogenous minimal 50 kali lebih umum di DS. Leukemia transien adalah bentuk leukemia yang jarang terjadi pada individu tanpa sindrom Down tetapi mempengaruhi sampai 20 persen dari bayi yang baru lahir dengan sindrom Down. Ini bentuk leukemia biasanya jinak dan sembuh dengan sendirinya selama beberapa bulan, meskipun dapat menyebabkan penyakit serius lainnya.2.4EtiologiSindrom Down disebabkan oleh kelebihan satu kromosom 21 sehingga dikenal sebagai trisomi kromosom 21 atau trisomi 21. Pangkal kesalahan ini bermula dari pembentukan sel gamet pada saat terjadi pembelahan meiosis. Pada saat gametogenesis dua kromosomm 21, yang seharusnya terpisah kedalam dua inti sel anak, gagal terpisah (nondisjunction).berkala kedokteranSelama satu abad sebelumnya banyak hipotesis tentang penyebab sindrom down yang dilaporkan. Tetapi semenjak ditemukan adanya kelainan kromosom pada sindrom daown pada tahun 1959, maka perhatian lebih dipusatkan pada kejadian nondisjunction sebagai penyebabnya yaitu:tumbuh kembang anak,EGCdr.Soetjiningsih,DSAk.cetakan 1 2000 jakarta1. Genetic Diperkirakan terdapat predisposisi pada genetic terhadapnondisjunction. Bukti yang mendukung teori ini adalah berdasarkan atas hasil penelitian epidemiologi yang menyatakan adanya peningkatan resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan sindrom down.2. Radiasi Radiasi dikatakan sebagai salah satu penyebab non-disjunction pada sindrom down. Penelitian mengatak sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down pernah mengalami radiasi di daerah perut sebelum terjadinya konsepsi. Sedangkan penelitian lain tidak menemukan adanya hubungan radiasi dengan penyimpangan kromosom.3. Infeksi Infeksi juga dikatakan sebagai salah satu penyebab terjadinya sindrom down. Sampai saat ini belum ada penelitian ang mampu memastikan bahwa virus dapat mengakibatkan terjadinya non-disjunction.4. AutoimunFactor lain yang juga diperkirakan sebagai etiologi sindrom down adalah autoimun, teutama tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan tiroid.5. Umur ibuApabila umur ibi diatas 35 tahun, diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan non-disjunction pada kromosom. Perubahan endokrin seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron, menurunya konsentasi setradiol sistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormone dan peningkatan secara tajam kada LH (Luteinizing Hormon) dan FSH hormone (Follicular Stimulating hormone) secara tba-tiba sebelum dan selama menopause dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya non-disjunction.6. Umur ayah Penenlitian sitigenetik pada orang tua dengan anak sindrom down mendapatkan bahwa 20-30% kasus ekstra kromosom 21 bersumber dar ayah, tetapi korelasinya tidak setinggi dengan umur ibu.2.5EpidemiologiSindrom Down dapat ditemukan pada semua etnik penduduk. Sekitar 1 diantara 700 bayi yang lahir hidup menderita kelainan ini. Telah diketahui adanya hubungan yang erat antara kejadian sindrom Down dengan semakin lanjutnya usia ibu, yaitu peningkatan Insiden sebesar 1% bila usia ibu mencapai 40 tahun. Makin lanjutnya usia ayah berpengaruh sangat kecil terhadap insidens kelainan ini. Dikatakan bahwa angka kejadiannya pada bangsa kulit putih lebih tinggi daripada kulit hitam, tetapi perbedaan ini tidakbermakna. Sedangkan angka kejadian pada berbagai golongan sosial ekonomi adalah sama. pediatric2.6PatofisiologiBahwa hampir semua penderita sindrom Down membawa 47 kromosom didalam sel-sel tubuhnya. Sementara pada orang normal hanya mendapat 46 kromosom. Jadi, pada penderita sindrom Down terdapat kelebihan satu kromosom, yaitu pada kromosom 21, sehingga kemudian dikenal sebagai trisomi 21.Trisomi 21 adalah sebuah kesalahan genetik. Pangkal kesalahan ini bermula dari pembentukan sel gamet pada saat terjadi pemebelahan meiosis. Pada saat gametogenesis dua kromosom 21 yang seharusnya terpisah kedalam dua inti sel anak, gagal terpisah (nondisjunction), sehingga satu sel memiliki dua kromosom 21 sedang sel yang lain tidak mempunyai kromosom 21. Sel yang memiliki dua kromosom 21 tetap hidup, sedangkan sel yang tidak membawa kromosom 21 akan mati. Pada waktu fertilisasi, sel yang membawa dua kromosom 21 akan menjadi zigot dengan tiga kromosom 21. Apabila zigot ini tertanam dan tumbuh terus dalam rahim, maka bayi yang lahir akan menderita sindrom Down.damianus, berkala kedokteranPadaDown syndrometrisomi 21, dapat terjadi tidak hanya pada meiosis pada waktu pembentukan gamet, tetapi juga pada mitosis awal dalam perkembangan zigot, walaupun kejadian yang lebih sering terjadi adalah kejadian yang pertama. Oosit primer yang terhenti perkembangannya saat profase pada meiosis I stasioner pada tahap tersebut sampai terjadi ovulasi, yang jaraknya dapat mencapai hingga 40 sampai 45 tahun. Diantara waktu tersebut, oosit mungkin mengalami disposisi.non-disjunction. Pada kasusDown syndrome, dalam meiosis I menghasilkan ovum yang mengandung dua buah autosom 21, dan apabila dibuahi oleh spermatozoa normal yang membawa autosom 21, maka terbentuk zigot trisomi 21.Non-disjunctionini dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 1) adanya virus atau kerusakan akibat radiasi2) adanya pengandungan antibodi tiroid yang tinggi3) sel telur mengalami kemunduran apabila setelah berada dalamtuba fallopiitidak dibuahi.(genetika suryo)Non-disjunctionhanya ditemukan terjadi pada oogenesis, sementara boleh dikatakan hampir tidak pernah adanon-disjunctiondalam spermatogenesis, karena spermatogenesis terjadi setiap hari dan tidak ada waktu penundaan spermatogenesis seperti halnya pada oogenesis. (genetika suryo)Jika satu sel telur dengan jumlah kromosom yang abnormal (disebabkan oleh non-disjunction) dibuahi oleh sperma yang normal, hasil fertilisasi akan mempunyai jumlah kromosom yang tidak normal. Sebanyak 95% sindrom down disebabkan oleh non-disjunction. Pada translokasi sebagian dari kromoson 21 terpecah dalam proses pembelahan sel dan menempel pada kromosom lain. Adanya potongan tambahan dari kromosom 21 inilah yang mengakibatkan munculnya karateristik sindrom down. Pada mosaic penderita sebagain memiliki jumlah kromoson yang normal dan sisanya memiliki trisomi 21. Non-disjunction dapat terjadi pada meosis I atau meosis II. Secara normal pada meosis 1 pasangan kromosom homolog memisah menghasilkan dua sel haploid. Selanjutnya pada meosis 2, pasangan kromatid memisah pada sel yang baru. Pada peristiwa gagal berpisah terdapat pasangan kromosom homolog dan pasangan kromatid yang melekat satau sama lain, tidak berpisah. Akibatnya terdapat gamet abnormal dengan kromosom lebih atau kurang.

.non-disjungsi di Meiosis I:non-disjungsi di Meiosis II:Indvidu dengan pola kromosom mosaic memiliki beberapa sel dengan jumlah kromosom 46 dan beberapa sel dengan jumlah kromosom 47.

Sel darahSel-sel kulit

PenderitaDown syndrometranslokasi mempunyai 46 kromosom t(14q21q). Setelah kromosom orang tua diselidiki, ternyata ayah normal, tetapi ibu hanya mempunyai 45 kromosom, termasuk satu autosom 21, satu autosom 14, dan satu autosom translokasi 14q21q. Ibu merupakan karier, sehingga normal walaupun kariotipenya 45,XX,t(14q21q). Perkawinan laki-laki normal (46,XY) dengan perempuan karierDown syndromesecara teoritis menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip 2 normal : 1Down syndrome.

Pemeriksaan sitogenik penderita sindrom Down menunjukan ada 3 bentuk trisomi yaitu trisomi 21 bebas, translokasi, dan mosaik :berkala kedokteran1. Sindrom Down trisomi 21 bebas. Sebagian besar penderita sindrom Down termasuk golongan ini. Trisomi 21 bebas terjadi secara de nova yaitu suatu nondisjunction sewaktu gametogenesis baik paternal maupun maternal. Kesalahan gametogenesis ini sekitar 90% berasal dari meiosis maternal (terutama meiosis 1) dan sekitar 10% berasala dari meiosis paternal (terutama meiosis II). Frekuensi kelahiran penderita sindrom Down jenis ini menjadi semakin tinggi sejalan dengan meningkatnya usia ibu.2. Sindrom Down translokasi. Translokasi ialah peristiwa terjadinya perubahan struktur kromosom, disebabkan suatu potongan kromosom bersambungan dengan potongna kromosom lain yang bukan homolognya. Pada sindrom Down jenis ini, lengan panjang dari autosom nomor 21 melekat pada autosom lain, kadang-kadang dengan autosom nomor 15 tetapi yang lebih sering dengan autosom nomor 14. Dengan demikian penderita sindrom Down translokasi memiliki 46 kromosom, 46XY, t(14q21q) atau 46XX, t(14q21q) bila translokasi dengan kromosom 14. Insiden translokasi ini terjadi pada 4% kasus sindrom Down.3. Trisomi 21 Mosaik. Trisomi mosaik merupakan sebagian kecil (2,7%) populasi penderita sindrom Down. Trisomi ini juga terjadi akibat adanya peristiwa nondisjunction, tetapi hal itu terjadi setelah embrio terbentuk atau ketika terjadi pembelahan mitosis. Mekanisme terjadinya serupa dengan mekanisme yang terjadi pad ape,belahan meiosis. Karotype trisomi 21 mosaik ini memiliki sel yang normal dan sel trisomi 21. Fenotip jenis ini bervariasi dari normal sampai benar-benar sindrom Down, tergantung perbandungan jumlah sel normal dan sel trisomi.2.7Penatalaksanaan Pediatric.com

Anak dengan sindrom down perlu penanganan secara multidisiplin. Selain penanganan secara medis, pendidikan anak juga perlu mendapatkan perhatian disamping partisipasi dari keluarganya.1. Penanganan secara medisAnak dengankelainan ini membutuhkan perhatian dan penanganan medis yang sama dengan anak normal. Mereka memerlukan pemeliharaan kesehatan, imunisasi, kedaruratan medis, serta dukungan dang bimbingan dari keluarga. Tetapi terdapat beberapa keadaan anak sindrom down memerlukan perhatian khusus, yaitu dalam hal:a. Pendengaran70%-80% anak dengan sindrom down dilaporkan terdapat gangguan pendengaran. Oleh karenanya perlu pemeriksaan telingan sejak awal kehidupan, serta dilakukan tes berkala oleh dokter THT.b. Penyakit jantung bawaan30%-40% anak dengang sindrom down punya penyakit jantung bawaan. Mereka perlu penanganan jangka panjang oleh ahli jantung anak.(Defek Sekat Ventrikel)Pada penderita dengan defek kecil, orang tua harus diyakinkan lagi mengenai sifat lesi yang relatif jinak, dan anak harus didorong untuk hidup secara normal, tanpa pembatasan aktivitas fisik. Perbaikan secara bedah tidak dianjurkan. Sebagai perlindungan terhadap endokarditis infektif, keutuhan gigi primer dan permanen harus dengan teliti dipertahankan; profilaksis antibiotik harus diberikan untuk kunjungan ke dokter gigi (termasuk pembersihan , tonsilektomi dan prosedur pembedahan orofaring lain juga untuk instrumentasi saluran genitourinaria dan intestinal bawah. Penderita ini dapat dipantau dengan kombinasi pemeriksaan klinis dan kadang-kadang uji laboratorium noninvasif sampai defek telah menutup secara spontan. Elektrokardigram merupakan cara skrining yang sangat baik pada penderita ini untuk kemungkinan hipertensi pulmonal atau stenosis pulmonal yang ditunjukan oleh hipertrofi ventrikel kanan.Pada bayi dengan VSD besar, manejemen medik mempunyai dua tujuan: mengendalikan gagal jntung kongestif dan mencegah terjadinya penyakit vaskuler pulmonal. Penderita ini dapat menunjukan tanda-tanda penyakit paru berulang atau kronis dan sering gagal tumbuh. Cara-cara pengobatan ditujukan pada pengendalian gejala gagal jantung dan mempertahankan pertumbuhan normal. Jika pengobatan awal berhasil, shunt ukurannya dapat mengurang dengan perbaikan spontan, terutama selama umur tahun pertama. Klinisi harus waspada untuk tidak merancukan perbaikan klinis karena pengurangan ukuran defek dengan perbaikan klinis karena terjadinya fisiologi Eisenmenger. Karena penutupan dengan pembedahan dapat dilakukan dengan risiko kecil pada kebanyakan bayi, manajemen medik harus tidak diteruskan pada bayi bergejala sesudah percobaan yang tidak berhasil. Lagipula, penyakit vaskuler pulmonal dicegah bila pembedahan dilakukan pada umur tahun pertama. Dengan demikian, defek besar yang disertai dengan hipertensi pulmonal harus ditutup secara elektif pada umur antara 6 dan 12 bulan, atau lebih awal jika gejala-gejala ada. Hasil perbaikan bedah primer sangat baik dan komplikasi yang menimbulkan masalah jangka panjang sangat jarang. (Behrman RE, Kliegman RM, Alvin AM. Nelson textbook of pediatrics. 15th ed. Volume 2. Jakarta: EGC. 2000.)c. PenglihatanSering mengalami gangguan penglihatan seperti katarak, sehingga perlu evaluasi ahli mata.d. Nutrisi Beberapa kasus, terutama yang disertai kelainan congenital yang berat. Akan terjadi gangguan pertumbuhan pada masa bayi/prasekolah. Sebaliknya terdapa kasus obesitas pada masa remaja atau setelah dewasa. Sehingga perlu kerja sama dengan ahli gizi.e. Kelainan tulangKelaianan tulang mencangkup dislokasi patella, subloksasio pangkal paha atau ketidakstabilan atlantoaksial. Bila keadaan sampai menimbulkan depresi medulla spinalis atau apabila anak memegang kepalanya dalam posisi tortikolis, maka diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa spinaservikal dan diperlukan konsultasi neurologis.f. Lain-lain Aspek medias lainyan yang memerlukan dengan ahlinya, meliputi masalah imunologis, gangguan fungsi metabolism dan kekacauan biokomia.2. PendidikanTernyata anak dengan sindrom down mampu berpartisipasi dalam belajar melalui program intervensi dini, taman kanak-kanak, dan pendidikan khsusu yang positif akan berpengaruh pada tumbuh kembang nakan secara menyeluruh:a. Intervensi diniDengan intervensi dini yang dilakukan pda bayi dengan sindrom down dan keluarganya, menyebabkan kemajuan yang tidak dapat dicapai oleh yang tidak mengikti program tersebut. Terdapat sejumlah program intervensi dini yang dipakai sebagai pedoman untuk memberikan lingkungan yng memadai bagi anak sindrom down makin meningkat. Anak akan mendapat manfaat dari stimulasi sensoris dini, latihan khusus yang mencakup aktivitas motorik kasar dan halus, dan petunjuk agar anak mampu berbahasa. Demikian pula mengajari anak mampu menolong diri sendiri seperti belajar makan, belajar buang aiar besar/kecil, mandi, berpakaian akan member kesempatan anak untuk belajar mandiri.b. Taman bermain/taman kanak-kanakAnak akan memperoleh manfaat peningkatan motorik kasar dan halus lewat bermain bersama teman-teman. Anak juga mampu melakukan interaksi social. Dengan member kesempatan anak berinteraksi dengan lingkungan luar akan memungkinkan anak berpartisipasi dalam dunia yang lebih luas.c. Pendidikan khusus (SLB C)Program pendidikan khusus pada anak dengan sindrom down akan membantu anak melihat dunia sebagai suatu tempat yang menarik untuk mengambangkan diri dan bekerja. Pengalamam yang diperoleh disekolah akan membantu mereka memperoleh perasaan tentang identitas personal, harga diri dan keenangan. Lingkunag sekolah memberikas kepada anak dasar kehidupan dalam perkembangan keterampilan fisik,akademis dan kemampuan social. selama dalam pendidikan anak diajari untuk biasa bekerja dengan baik, dan menjalin hubungan baik denganteman. Sehingga anak dapat mengerti mana yang salah mana yang benar, serta bagaiman harus bergaul dsengan masyarakat.3. Penyuluhan orang tuaBegitu diagnosis sindrom down ditegakkan, para dokter harus menyampaikan dengan bijaksana dan jujur. Penjelasan pertama sangat menentukan adaptasi dan sikap orang tua selanjutnya. Dokter harus menjelaskan bahwa anak dengan sindrom down adalah individu yang mempunyi hak yang sama dengan anak yang normal, serta pentingnya kasih saying dan pengasuhan orang tua.2.8Preventif Amniosentesis untuk mengetahui kelainan kromosomMemungkinkan para dokter untuk mengtahui sejak awal (yaitu pada waktu masih bayi dalam kandungan ibunya) tentang kemungkinan adanya aneuploidi pada bayi. Cara untuk mengetes kemungkinan adanya kelainan kromosom pada bayi yang masih terdapat didalam kandungan ibunya dinamakan amniosentesis. Cairan amnion berikut sel-sel bebas dari fetus (bayi dalam kandungan ) diambil sebanyak 10-20 cc dengan menggunakan jarum injeksi. Waktu yang paling baik untuk melakukan amniosentesis ialah pada kehamila 14-16 minggu. Jika terlalu awal dilakukan, cairan amniom belum cukup banyak, sedang jika terlambat melakukannya, maka akan lebih sulit untuk membuat kultur dari sel-sel fetus yang ikut terbawa cairan amnion.Sel-sel fetus setelah melalui suatu prosedie tertentu lalu dibiakkan dan 2-3 minggu kemudian diperiksa kromosomnya untuk dibuat karotypenya. Apabila pada karotype terlihat adanya 3 buah autosom no.21, maka secara prenatal sindroma Down sudah dapat dipastikan pada bayi itu. Dengan amniosentesis dapat juga untuk mengetahui apakah bayi didalam kandungan mengalami kelainan biokomia. genetic suryo Dengan diadakan penyuluhan genetika (Genetic Counseling) ditambah pula dengan adanya program Keluarga Bencana Lestari, maka risiko untuk mendapatkan anak cacat sindroma Down dan lain-lain yang disababkan oleh kelainan kromosom dapat ditekan amat rendah.genetik suryo Pemeriksaan kariotipingPada semua penderita sindrom down untuk mencari adanya translokasi kromosom. Kalau ada, maka orang tuanya harus diperiksa. Kalau salah satu dari ayah atau ibu karier, maka keluarganya yang lain juga diperiksa, hal ini sangat berguna untuk pencegahan. Kemungkinan terulangnya kejadian sindrom down yang disebabkan oleh translokasi kromosom adalah 5%-15%, sedangkan kalau trisomi hanya 1%. Para ibu dianjurkan untuk tidak hamil setelah usia > 35 tahun.2.9PrognosisHarapan hidup penderita sindrom Down meningkat secara dramatis akibat semakin banyaknya antibiotik yang digunakan dan adanya perekembngan yang pesat pada bedah jantung. Sekitar 15-20% anak-anak dengan sindrom Down mennggal sebelum usia 5 tahun, biasanya akibat penyakit jantung bawaan yang berat dan tidak dpat dioperasi. Sisanya memiliki angka kelangsungan hidup yang baik, hingga mencapai usia dewasa. Menjelang usia 40 tahun hampir semua penderita akan mengalami penyakit Alzheimer, mungkin akibat langsung dari pengaruh suatu dosis gen, karena gen yang mengode protein amiloid yang tampaknya menyebabkan penyakit Alzheimer terletak dikromosom 21.pediatric

BAB IIIPENUTUPSindrom Down adalah kelainan genetic yang paling sering terjadi, yaitu 1 diantara 650-1000 bayi baru lahir. Sindrom Down disebabkan oleh kelebihan 1 kromosom 21 sehingga disebut juga trisomi 21. Keadaan ini terjadi akibat kegagalan segregasi (nondisjunction) kromosom 21 selama meiosis pada oogenesis (90%) atau spermatogenesis (10%). Usia ibu yang lanjut (tua) merupakan faktor risiko terjadinya sindrom Down. Kejadian sindron Down mulai meningkat secara lambat pada usia ibu 30 tahun dan meningkat tajam setelah usia ibu lebih dari 35 tahun. Penderita sindrom Down memberikan kesan wajah yang seragam, karena kemiripan raut muka yang khas pada penderita. Sekali melihat penderita sindrom Down, maka tanpa banyak kesulitan akan dapat didefininsikan penderita sindrom Down yang lain. Sindrom Down biasanya dapat didiagnosa pada waktu lahir atau dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama setelah lahir, dengan melihat gambaran yang khas pada wajah mereka. Sindrom Down merupakan kelainan kromosom yang ditandai dengan retardasi mental, wajah yang sangat khas yaitu mata sipit seperti bangsa mongol, jembatan hidung yang datar, lidah yang menjulur keluar, hipotoni, telapak tangan yang pendek dan lebar, wajah seperti kera (Simean Creases), jari ke-5 yang hanya dua ruas dan melengkung (clinodactily), dan kaki kecil.Beberapa factor berpengaruh pada harapan hidup penderita sindrom down. Yang terpenting adalah tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan yang mengakibatkan 80% kematian. Kematian akibat penyakit jantung bawaan terjadi terutama pada satu tahun pertama kehidupan. Keadaan lain yang sedikit berpengaruh terhadap harapan hidup penderita ini adalah meningkatnya angka kejadian leukemia pada sindrom down, sekitar 15 kali dari populasi normal.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Hull D, Johnston DI. Dasar-dasar pediatri. Edisi 3. Jakarta. EGC.2008. hal: )2. (Rosida L, Arifin S. Jurnal Kedokteran dan kesehatan Berkala Kedokteran. Volume 6. Lampung. FK Lampung Mangkurat. 2007. Hal:82)3. (Behrman RE, Kliegman RM, Alvin AM. Nelson textbook of pediatrics. 15th ed. Volume 2. Jakarta: EGC. 2000.)4. http://medicastore.com/penyakit/920/Sindroma_Down.html(masih amburadul,hahaha)