29
Scanned by CamScanner

Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Scanned by CamScanner

Page 2: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Scanned by CamScanner

Page 3: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

k-l)., ,.. .,r Prosiding Pertemuan llmiai Tahunan XVI , ."AMi . c 201 3

: i .., IYATAP? GEOGSAF BWDONESlA 1 . -. . .-+

Banjarmasin 2-3 Nopember

1) Peran lnforrnasi Geospasial untuk Pengelolaan Surnberdaya LVilayah Strategis di

lndonesia

2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global

3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun Karakter Bargsa

Terna PIT IGI XVI yang diuraikan di atas sangatlah fundamental bagi kepentingari pernasyarakatan (sosialisasi) dan penyadaran rnasyarakat bangsa Indonesia akan pentingny;~

informasi geospasial dalam rnenghadapi tantangan global dengar; k~ rnba l i pada jati diri k~angs;~ lndonesia yakni 4 pilar (Pancasila, UUD 1945, NKFI, Ehineka Tunggal Ika) yang menjadi paqutan. pedoman, dan ideologi nasional bangsa Indonesia.

Problernatika saat ini adalah konf l~k ruang, prirnord~alisme yang melahirkan gerakan gerakan masif dimana-rnana yang dapat berakibat pada kerapuhan keutuhan bangsa dar

negara. Berdasarkan ha1 tersebut maka dalarn agenda pertemuan ilrniah tahunan XVI temp yang cliusung adalah sebuah terna yang sarat akan rnakna yang terkandung didalarnnya, ha

i tu ditandai dengan semakin rapuhnva jiwa rasionalisme yang berujung pada ancarnar

keutuhan NKRI. Terna tersebut rnerupakan proses untuk rnernacu gerakan cinta wilayah dar sadar spasial akan berbagai potensi dan ancaman baik dari dalarn rnaupun dari luar (global) Oleh karena itu Panitia lkatan Geograf Indonesia Provinsi Kalirnantarl Selatan berharap semoga dokumen seminar dan PIT IGI XVI sebagai nask2h akadernik dalam bentuk naskah prosiding,

marnpu rnendorong bagi para pernimpin bangsa dalam rnemperkol:oh kesadaran spasial-Nya pada zeluruh wilayah NKRI.

Tamu Undangan, Geograf lndonesia yang saya hormati. Diakhip sarnbutan ini saya selaku panitia/pengurus IGI Provinsi Kalinantan Selatan rnernohon rnaaf yang sedalam-dalamnya jika da lan proses hingga akhir acara terdapat berbagai kekeliruan,

kesalahan dan kekhilafan "Tiada Gading yang Tak Retak" Sernoga PIT IGI XVI yang terdokumentasi dalam naskah buku prosiding ini rnenjadi inspirasi clan soirit pernirnpir dan pelaku pernbangunan

d i Indonesia.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

a Penyelenggara PIT IGI XVI

;:s.:~la Urn.~rn IGI Provinsi Kalirnantan Selatan

Geograf Berkarya Membangun Bangsa

Page 4: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Pros~ding Pertemuan llm~ah Tahunan XVI

IKATAN GEOGRAF INDONESIA Banjarmasln 2-3 Nopember

PENGURUS IGI PROVlNSl KALIMANTAN SELATAN KOMlSARlAT UNlViRSlTAS LAMBUNG MANGKUFAT

SAMBUTAN DAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PANlTlA PERTEMUAN ILMIAY TAHUNAN XVI IKATAN

GEOCGRAF INDONESIA

Hari Sabtu, Tanggal 2 November 2013, Pukul 08.00 \Vita. Gedung Mahligai Panca!ila - BANJARMASIN

Assalarnu Alaikum Wr.Wb. Salam Sejahtera

Yth. 1. 2. 3. 4 .

5. 6. 7. 8. 9.

10. 11.

Ketua Umum IGI Pusat Kementerian Riset dan Teknologi RI Gubernur Provinsi Kalirnantan 5elatan Kepala Badan lnformasi Geospasial (BIG) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Bupati/Walikota se-Provinsi Kalirnantan Selatan

DPR-MPR Provinsi Kalirnantan .:elatan Rektor/Dekan/lKA Universitas L arnbung Maigkurat LSM, Pers, dan Sponsor Para Narasurnber Utarna dan A f i l ~ , Tokoh Nzsiona'

Tamu Undangan dan Geograf sc-Indonesia

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang M,jha Kuasa penyelenggaraan Seminar dalam Pertemuan llrniah Tahunan (PIT) lkatan Geograf lndonesia ke XVI dapat terselenggara. lzinkan say;) selaku Panitia/Pengurus Wilayah IG! Provins Kalimantan Selatan Komisariat Universitas Lambung Mangkurat rnemberikan gaml~aran secarj umum pertangungjawaban kegiatan PIT IGI XVI rjanjarmasin, sebagai berikut:

1) Kegiatan PIT IGI XVI telah disot;~al~sasikan secara internal dalarn kepengurusan IGI Pusat pada saat IGI XIV di Undiksha Bali d a n IGI XV d i UNS Solo.

2 ) Pengurus IGI Provinsi Kalimantcin Selatan scjak tahun 2012 telah melakukan seranekaiari kerjasama melalui Penibantu Rektor IV Bidang P~rencanaan dan Kerjasama dan Dekan FKlP Universitas iambung M.ingkvrat untuk nievbantu proses administrasi dalarn rnenjaring kegiatan pendanaan/sponsor.

3) Panitia juga bekerjasarna pada jaringan rnvdia lnkal dan nasional untuk mewartakan

pada rnasyarakat terkait acara hari ini

Undangan, Geograf Indonesia yang saya hormati.

Tern.1 yang diusung pada PIT IGI XVI y ,~kn i "Memperkokoh Kesadaran Spasial Kepemimpinan NKRl Menghadapi Tantangan Global" Tema ini lahir dari clari berbagai pernikiran yang berkembang diseluruh geograf pcrwakil;tn Indones~a. T ~ r n a utarna tersebut melahirkan tlca sub tcma sebagai berikut:

Page 5: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan llm~ah Tahunan XVI f4"\ ' 2013 ; 3%; IKATAN GEOGRAF INDONESIA ..,,

' i .. Banjarrnasin 2-3 Nopember

1) Peran lnformasi Geospasial untuk Pengelolaan Surnberd;ya LVilayah Strategis dl Indonesia

2) Geostrategis NKRI dalam Menghadapi Tartangan Global

3) Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun Karakter Bangsa

Terna PIT IGI XVI yang diuraikan di atas sangatlah fundamental bagi kepentir~gan pemasyarakatan (sosialisasi) dan penyadaran rnasyarakat bangsa Indonesia akan pentingnya inforrnasi geospasial dalarn rnenghad~pi tantangan global dengan kernbali pada jati diri bangsa Indonesia yakni 4 pilar (P.mcasila, UUD 19.25, NKPI, Bhineka Tclnggal Ika) yang rnenjadi panutan, pedornan, dan ideologi nasional bangsa Indonesia.

Problematika saat ini adalah konflik ruang, pcirnordialisme yang rnelahirkan gerakan- gerakan masif dimana-rnana yang dapat berakibat pada kerapuhan keutuhan bangsa dan negara. Berdasarkan ha1 tersebut rnaka dalarn agenda perternuan ilrniah tahunan XVl t~ l rna yang diusung adalah sebuah terna yang sarat aFan makna yang terkandung didalamnya, ha1 i tu ditandai dengan sernakin rapuhnya jiwa nasionalisme yang berujung pada ancaman keutuhan NKRI. Terna tersebut rnerupakan prose:; untuk rnernacu gerakan cinta wilayah dan sadar spasial akan berbagai potensi dan ancamart baik dari dalarn rnaupun dari luar (global). Oleh karena i tu Panitia lkatan Geogra' Indonesia Provinsi Kalirnantan Selatan berharap semoga dok~~ rnen seminar dan PIT IGI XVI scbagai naskzxh akadernik dalam bentuk naskah prosiding. rnampu mendorong bagi para pemirnpin bangsa dalam memperkokoh kesadaran spasial-Uya pad? seluruh wilayah NKRI.

Tamu Undangan, Geograf Indonesia yang saya hormati . Diakhir sambutan ini saya selaku par i t ia /pengur~s IGI Provinsi Kalirnantan Selatan rnernoion maaf yang sedalarn-dalamnya jika dalam proses hiqgga akhir acara terdapat berbagai kekelir~ran, kesalahan dan kekhilafan "Tiada Gading yang Tak Retak" Semoga PIT IGI XVI yang terdokumentasi dalarn naskah buku prosiding ini rnenjadi inspirasi tian spirit pernirnpin dan pelaku pernbanguian di Indonesia.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

a Penyelenggara PIT IGI XVI

Kalimantan Selat2n

Geograf Berkarya Membangun Bangsa

Page 6: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan llm~ah Tahunan XVI f@& f12013 IKATAN GEOGRAF INDONESIA b4

Banjarmasin 2-3 Nopember

KEMENTERIAN PENDIC IKAN DAN KEBUDAYAAN UNlVERSlTAS LAW BUNG MANGKURAT

Jalan Brigjen H. Hassan Basry I.;otak Pos 219 Banjarmasin-70123 Telp/Fax. (0511) 33C4177 - (0511) 3305195

Laman: http://~vvww.unlarn.ac.id

---

Assalamu Alaikutn Wr.Wb. Salarn Sejahtera

Alharndulillah, izinkan saya selaku Rektor Universitas Larnbuig Mangkurat mengucapkarl "SELAMAT" atas diterbitkannya naskah buku prosiding hasi! oertemuan llmiah Tahcnan Ikatan Geograf lndonesia XVI. Tentunya terbitnya buku ini diharapkan membawa dampak secara positif oada sebuah refleksi pencerahan dan cara pandang terhadap dinamita berbangsa dan bernegara. lndonesia sebagai negara dengan berbagai potcnsi SDA dan SDM sangat penting untuk dipikirkan secara kewilayahan dalam bingkai secara kornprehensif.

Naskah buku prosiding ini adalah lahir dari pemikir-pemikir dari seluruh Geograf 'ndonesia yakni pernikir-pernikir yang berwawasan kewilayahan (spasial) dan kelingkungan yang :entunya akan sangat bermakna bagi pembelaj3ran insan-insan muca Indonesia. Segenap civitas 3kademika Universitas Larnbung M a n g k u r a m e n y a r n b u t posi'if tentang gagasan aksn oelaksanaan dan dokumentasi akadernik dari PIT lkatan Geograf Inrionesia ke XVI dengan tema "Memperkokoh Kesadaran Spasial Kepernirnpinan NKRl untuk Menghadapi Tantangan Global". lema tersebut rnengandung rnakna yang sangat fundamental dalarn rnenatap kehiciupan herbangsa dan bernegara derni kedarnaian pada seluruh sendi-send kehidupan. Semoga naskah buku prosiding ini rnernberikan manfaat bagi kita semua, amiin.

Wassalamu Alaikurn Wr. Vlb. 0anjarrna;in. 2 Nopernber 2013

Rektor Mangkurat,

'/,& %&r. Ir. H.M. Ruslan, M&

Geograf Berkary3 hlembangun Rangsa

Page 7: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

.. . .

\ 2013 Proriding Pertenurn I m r h Tahunan XVI I? ;..

: 353: , . '

I KATAN GEOGRAF INDON ESlA ~!~~h.i,z: :'. Banjarmasin 2-3 Nopember -.!. . .

KETUA U M U M IKATAN GEOGRAF INDONESIA (1131)

SAMBUTAN PADA PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAFI XVI IKATAN GEOGRAC INDONESIA

Hari Sabtu, Tanggal 2 Novembrr 2013, Pukul 08.00 Wita. Gedung Mahligai Pancasila - BANJARMASIN

Asa!lamu'alaikurn Warahrnatullahi Wabarakatuh Selanat Pagi dan Salarn Sejahtera

Pada kesernpatan yang berbahagia ini ijirikanlah saya memohon seluruh hadirin untuk rnernananjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah rnemberikan rahrnat dan hidayahNya kepada kita sernua, untuk. hadir pada Seminar Nasional dan FIT IGI XVI di UNLALI BANJARMASIN. Seminar Nasional ini kegiatan ilrniah rutin tahunan vang diikutr para geograf indonesia bahkan dari luarnegri,. Pada tahun ini IGI Pusat bekerjasanadengan UNLAM un:uk penyelengaaraan PIT IGI dan seminar selama du;3 hari tanggal 2 s.d. 3 november 2013.Terna Sernlnar Nasional adalah MEMPERKOKOH KESAD4RAN SPASIAL KEPEMlMPlNAN NKRl 3NTUK MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL. NKRl rnemiliki potensi geografis yang beraneka ragam crn:uk dirnznfaatkan bagi kemakmuran dan kesejahteraan.

Perkernbangan i l n u geografi dalam penr?rapannya bagi pewbangunan NKRl semakin nyata keberhasilannya diberbagi sektov seperti lingkungan dan bencan.3, pembangunan wilayah, tataruang, kependudukan, dan pemanfaatan teknologi GIS/RS. lnconesia menghadapi era kebangkitan abad 2 1 Asia. Pengetahuan dan pemahaman lntelegensi Geografi perlu dimakqai seba5ai penguat nasiona'rsrne dan rnernperkokoh kepernimpinan kKRI.Tiga pilar inteligensi geografi rnencakup lntelegensi spasial, natural ekologis dan regional sebagai modal dajar mengelola program pembangunan wilayah.

Tantangan di abad Asia bagi lndonesia perlu dipersiapkan karena perubahan global bahwa dunia bergerak ke Multicenter. Kebangkitan negara di abad Asia ditandai rnunculnya pusat baru perekonornian global. Negara Rrasil, Pusia, India, China, lndonesia (BRICI), Meksiko, Afrika Selatan akan rnenjadi kekuatan multicenter diera peradaban modern, dalarn konteks global kekuatan lndonesia dalam konteks global memiliki peran geopolitik dan geogafi ekonorni yang sangat strategis. Sebagai Regara berpenduduk banyak, negara maritirn tropis dan rnemiiki kebhinekaan yang tinggi, memiliki kekuatan b e s ~ r menjadi negara herpengaruh di Asia dan Afrik.3, dan dapat dikelola rnenuju kernaiuan sejajar dengan negara negar3 di belahan Eropa.

Surnbangan ilrnu Geografi untuk kemajuan dan kesejahteraan kehidupan di dunia sangnt relevan dengan permasalahan global yang tersirat di program MDG's, seperti rnasalah lingkungan, kependudukan, dan sumbardaya ,darn. lsue pen:ing masalah global bagi keberlanjutan kehidupan diburni adalah climate change, krisis air, e~~erg i , sarnpah, dan biodiversitas serta bencana alarn. Pendidikan Geografi memberikan pergetahclan tentang ruang, wilayah, lingkungan dan alarn beserta kehidupann\*a yang merupakan nodd i dasar rnembentuk manusia NKRl yang rnerniliki jiwa nasionalisme yyang berorientasi global. Selnin itu pengetahuan geografi didukung oleh teknologi GI8 d3n remote s2nsing menjadikan k?unpp,~rlan utama dalam

Geograf Berkarya Mernbangun Bangsa

Page 8: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Pros~d~ng P e r t e m u a n llrniah Tahunan XVI

IICATAN GEOGRAF INDONESIA Banjarrnas~n 2-3 Nopernber i

pembangunan spasial dan sektoral. Para geograf secara profesional harus dapat menerapkan lteilmuannya dalam rangka mengimplementasikan UUPR, UUPLH, dan UU lnformasi Geospas~al UU tentang bencana dan peraturan lain yang terkait dengan bidaug geografi.

Semoga naskah prosiding Seminar Nasional dan PIT IGI XVI yang telah dihasilkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan NKRl masa depan dan pendidikan Geograf~ i ~n t i l k rnembangun karakter bangsa, Amin.

Wassallarnuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Geograf Berkarya r,lembangun

Page 9: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

. .

P\ t2013 Prosiding Pertemuan llmiah Tahunan XVI ti,$< :

Jirt3-: . I . -.- .* I KATAN G EOG RAF IN DON ESlA A, ~-~ A > , , ...?. ,.

Banjarmasin 2-3 Nopember -".,. ,", --,.-- --- - ...--%wa., --.----*- - - - -.- . * -.-~....-.--..---"--.:

1, ,',?! , . . ..

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

SAMBUTAN PADA PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN XVI IKATAN GEOGRAF INDONESIA

Hari Sabtu, Tanggal 2 November 2013, Pukul08.00 \Vita. Gedung Mahligai Pancasila - BANJARMASIN

Assolornu'oloikum wr. wb. Selamat pagi dan salarn sejahtera untuk kita semua,

Pada suasana yang khitrnad dan penuh kebahagiaan ini, marilah tiada hentl-hent~nya kita panjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SLVT-Tuhan Yang fvlaha Esa. Karena berkat rahmat, karunia dan ridho-Nya, kita rnasih menda3at kesempatan dan kc,sehatan, untuk berhadir pada acara Pertemuan llmiah Tahunan (PIT) Pe-15 lkatan Geograf lndonesia Tahun 2013. Shalawat dan salam, tidak lupa kita rampaikan keharibaan Nabi Besar Nuhammad SA'N, beserta para keluarga dan sahabat-sahabat-h'ya, dan kita e m u a yang setia rneng kuti jejak langkah beliau dari masa ke rnasa, hingga akhir zaman nanti.

Pada kesemp3tan ini, atas nama pribadi dan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada lkatan Geograf lndonesis Komisariat Universitas Lambun Mangkurat, atas terselenggaranya Perternuan llmiah Tahunan ini. Kegiatan ini rnenjadi k~banggaan yarlg luar biasa bagi Pro~insi Kalirnantan Selatan, karena dengan adanya tangkaian kegiatari seperti seminar nasional, pertemuan ilmiah tahcnan, fieldtrip dan paparan makalah d.3ri perwakilan daerah-daerah di Indonesia, tentu akan menarnbah khazanah ilmu penget-ihuarr, bagi masyarakat banua, khususnya para peserta kegiatan ini.

Secara khusus saya menguc.~pkan selama: datang kepada Mentrr i Riset dan Teknologi, Bapak Prof. Dr. H. Gusti Muhammad Hatta, MS (yang diwakilkan pada Staf Ahli Bidang Surnberdaya dan Material Maju B3pak Ir. ldham Suhardi, Ph.D), yang pada hari i i i akan menyarnpaikan Keynote Speech, dan juga Ketu.1 Dewan Pimpinan Nqsional HKTI, Bapak H. Prabowo Soebianto (diwakilkan pada sekjen HKTI Bapak Fadli Zon), y a i g aka11 menyarnpaikan orasi ilmiah. Terimakasih atas keseliaannya ur~tuk berhadir di Kota Panjarmasin, Yalirnantarl Selatan. Semoga kegiatan ini, akan sernakin mempererat tali silahturahrni iliantara kita semua.

Tidak lupa pula saya ucapkan selamat dat.lng, kepada para narasumber seminar nasional dari b~ rbaga i daerah di Indonesia. Srlarnat datang di kota kami yang secierhana ini, terirnakasih, semoga Anda sekalian merasa nyaman dalam penyarnbutan kami yang sangat sederhana pula. lnilah kota yang kami banggakan, sramoga Anda iekalian, akan merasakan pula kecintaan dan kebanggaan kami kepatla kota ini.

Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Peserta Seminar dan Hadirin yang saya horrnati,

Secara histor~s, pendidikan di Indonesia telah mengalami proses semenjak era dimulainya peradaban Nusantara. Demikian pula era kolonial, walaupuq ketika i tu pendidikan formal di masa kolonial bisa dibilang cukt~p te r l anba~ atau tertinggal dibanding dengan negara lain. Keberadaan pernerintah kolonial Relanda, membuat pendidikar bagi segenap rakyat lndonesia menjadi tidak rnerata. Narnun bukan pu l l berarti bahwa pendic'ikan di Indonc?sia Eetika itu, sangat bergantung pada pemerintlh kolonial Bclanda

Kenyataannya, banyak lemhaga pendidiLan formal rnaupun r o n formal Vang pada akhirnya secara swadaya diusahakan oleh pribumi Ktta dqpat mc,lhat keberadaan Taman Siwa,

Page 10: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan llrn~ah Tahunan XV'

IKATAN GEOGRAF INDONESIA Banjarmasin 2-2 Nopernber

Muharnrnadiyah, Al-lrsyad, rnaupun Nahdlatul Ulama. Ini rnembuktikan, bahwa sesungguhny;~ sernangat bangsa lndonesia untuk rnenjadi warga Negara, dan bagian dari dunia yang terpelaja- dan berpengetahuarl sungguh sangat besar. Arnat disadari w la , bahwa dengan hany;~ pendidikanlah bangsa lndonesia diharapkan dapat rnerebut kernerdekaan, rnenata negara dar~ rnewujudkan cita-cita bersarna. Kebodohan dan keterbelakangan sudah terbukti merupakan sasaran ernpuk bagi rnunculnya penjajahan, penindasan dan perilaku yang tidal. berprikernanusiaan.

Sarnpai saat ini, isu pendidikan rnasih mendapat porsi wacana yang cukup besar diperbincangkan oleh segenap e l ~ r n e n bangsa. Hal ini tentu adalah rnerupakan implikasi, dar. keinginan yang dinamis bangsa Indonesia, untuk senantiasa mengingink.an pelaksanaar pendidikan dapat mewujud dalam cita-cita bangsa, sebagairnana terrnuat dalarn mukaddirnat- UUD 1945. Isu-isu pendidikan yang terkait dengan: pengajaran agama, akses untuk mendapatkan pendidikan, tiadanya diskrirninasi, pembiayaan pendidikan, kur'kulum, layanan pendbdikan, rnanajernen satuan pendidikan, infrastruktur pendidikan, prestasi atas profesional pend dikan, rnaupun luaran pendidikan senantiasa rnenjadi perbincangan yang hangat. Sernua teriternas dalarn isu nasional rnausun isu lokal.

Menter i Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Peserta Seminar dan Hadirin yang saya hormati,

Secara yuridis, sistem pendidikan rjasional telah diatur dalarn berbagai k e t f n t u ~ n konstitusional. Baik dalarn UUD 1945 rnaupbn dalam berbagai prodilk peraturan peruridang- undangan. Di dalam rnukaddirnah UUD 1945. di sana telah disebutkan rnengenai cita negara dibidang pendidikan yakni, rnelindungi segenap bangsa lndonesia dan seluruh turnpa+ darah lndonesia dan untuk rnernajukan kesejahteraan unium, rnencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut rnelaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kernerdekaan, perdaniaian abai i dan keadilan sosial. Dernikian pula, di dalarn b.3tang tubuh UUD 1945 akan dapat ditemukan rnengenai kewajiban pemerintah m t u k menyelenggarakan pendidikan nasional di satu s ~ j i dan pada sisi lain pendidikan rnerupakan hak warga negara.

Landasan konstitusi tersebut rnasih dijabarkan lagi dalam UU No 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, UU No 9 l ahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan, UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Doseri, serta berbagai per2turan pernerintah, persturan rnenteri, dan peraturan daerah. Pal ini menunjukkan bahwa pemcrintah dan se6:enap elemen bangsa telah secara seksama, untuk rnernberikan pendidCkan yarg layak bag seluruh r.,>kydt Indonesia. Memang irnplernentasi dari semua peraturan tersebut rnasih penuh tantangan. Kita semua rnasih harus berdaya upaya, agar tercipta pendidikan yang berkarakter dan rnerniliki daya saing di tengah percaturan dunia gl3bal.

Menter i Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Peserta Seminar clan Hadirin yang saya hormati,

Dalam kerangka tersebut, saya bertiarap Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-16 IGatp~n Geograf lndonesia ini, dapat memherikan da~npak yzng positif bagi penyelenggaraan pendiciik;jn di bum; Larnbung Mangkurat, baik pendidikan formal rnaupun non-f3rmal. Para peserta seriinar, saya harapkan dapat mengaplikasika~ ilmu, wawasan, dan pengetahuan yang didapat dala:n seminar ini. Agar dapiat berguna bagi niasyaraltat Kalirnantan Selatan khususnya, dan Indcnrs~;i secara universal. Karerla sebuah seminar, juga merunakan sarana pendidikan yang efekt~f, t id~rk hanya bagi kalangan akadernisi rnatlpun praktisi, tetapi juga segenap lapisan rnasyarakat. Terlebih dalam kegiatan ini, tema-terna yang diangkat t~erka~tan erat dengai masalah dan peng~t;huan geografi di Nusantara. Sehingga pengeunaarlnya diharapkan rnzmpu membangun karakter bangsa, mengelola sumber daya wilayah str.3tegis di Indonesia, dan meningkatkar- kualit.15 sumber daya rnanusia dalam menghadapi tantangan global.

Geograf B?rk?rya Membangui Banqs3

Page 11: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

f'"9 . Prosiding Pertemuan llmtah Tahclnan XVI 6 ,,+ 201 3

IKATAN GEOGRAF INDONESIA A!'

\I I - - . ,

Banjarmas~n 2-3 Nopember

Selain itu, paparan makalah d3r i p e r w a k i k n kawasan barat, tengah, dan t i m u r 1ndone;ia akan sernakin rnemperkaya pengetahuan dan wawasan kebangsaan d i negeri yang ki ta c intai ini. Kita bersama akan menger t i dan pada gil irannya 3kan rnemahami kondisi geografis Nusantara. Dan perlahan-lahan, dengan pernahaman tersebut secsra bersama ki-a akan b a h u membatw, u n t u k rnenciptakan kenyamanan dan stabil i tas keanianan d i Indonesia.

Demikian sambutan saya pada kesernpat3n ini, kepada s e r n u peserta seminar, saya ucapkan selamat mengikut i dan mel2ksanakan kegiatsn ini. Sernoga tu juan dilaksanakannya keglatan pada har i in i dapat tercapai, dan rnernherikan hasil yang rnaksimal bag1 Kal imantan Selatan.

Akhirnya, saya ucapkan selarnat atas terselenggaranya kegiatan ini, c'an dengan mer~gucapkan "Bismillahirrah-rnanirrahirn", Perternuan l lm iah Tahunan (PIT) XVI Ikatan Geograf Indonesia Tahun 2013, saya nyatakan resrni dibcka. Semoga ALLAH SWT selalu m e m b e r ~ k a n birnbingan dan petunjuk-Nya kepada k i ia sernua.

Sekion don Terima kosih, Wassalamu'olaikum wr. wb.

Geograf Berkarya Membangun Bangsa

Page 12: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

.ltl)lN UeqnlnJy ]eny~~dUJaw ey2ue~ welep qe8uauaw uep Jesep ueyppuad Bue(uaj eped ~rey~e!r!!p g1~p.q 2ueA ue~erelad elew 1e8eqas 'leuo!se~ uey!p!puad wnlny!Jn>( we(ep 1)e~8oag ue~ad uej)!y8ueqwaw ynlun ye1ul~awad 2uo~opua~ 'VVUVl83d

:lnr!Jaq !e9eqas ueye(!qay !nlelaw ~auo!s~~ qey8uel -qey3uel 1!qwe8uaw ue8!~ap Jnsun IqnJnlas ye!c8caw ,,VI~~NOQNI j~t~3033 NV~V)II,, welep!p :unqe%al BueA e!sauopul )e~%oag deuaBas !uey 'lnqaslal ucBueqw!yad !e8eq~aq Jesep selv

'e!sauopul !p ueunaueqwad uelnluel~aqay Bu~douaw uelep!p ueynl~adlp le8ues eue3uaq uep ueBl~nyBu!l ueelola8uad seysedey !y![!l*law 1edep Rueh eisnuew ehep~aqwns eAuepe rl! euaJpy 4310 .e!sauopul ec2ueg u~dnp!qay we~ue8uaw eue3uaq uep ue3uny8ui( ueyesnJay L eytpe!uaw ledeo ledal yep11 Bueh ueelola:juad !de~al ueyv .!u! e~e8au !p epeJaq ue8uny8u!l Lep lelau!w ~sualod u1e3eu. !e8eq~aq uerlpe!uslu 'enuaq ~elue %uadu!al uenwal~ad s!~eB ualo !nlel!p e8nj uep eM!ls!lnie>( s!Je9 Bue!uedas !p ye)al~a~ PueA e!sauopu( e~e8a~ '!s!s u!el!a

.J!e qeue) n~njuad qnJnlas !p qehel!~ ueun8ueqwad uerley8u!uau ndwew BueA ueqPAPl!Mv\ay Buep!q !p !1qe !sey!j!sads ueynl~ad!p ehuyehelas eyew '!u! lees ueun8ueqiuad ey!uJeu!p pep leq!ye ilehel!~ se)!~eds!p yalo yedwep~al yeAueq 3ueA (le4Bu!l~al uep 'uedap~al 'Jen~~al) iieA~~!w eAuepe ~e8u!Buaw nl! u!elaS

-le!seds !seLuJoju! ueleeluewad s!seqJaq n1.q 1e3eq~aq uerBueqwa8uaw werep y!p!p euasad !:leq leyaq !pe!uaw ndwew ueye 'qe8uauaw uep Jesep leyBu!l !p 1je~Boa4 uey!p!puad !nlelaw euaJey 'ueynl~ad!p 1e8ues !JEJ~O~B n~n8 sel!sedey uep ile~act ueyley8u!uaw ue8uap !jeJ80a8 !seuJJoju! !Bolouyal ue8ueqwa8uad nit qeqas yalo 'e~e8a~ uep esBueg llawala qn~nlas seysedey ueler3u1~1ad qalo !8ueqlu!!p rldwew ueysnJeqlp !u! !ses!leaol:! em !p !901ouyal ue8ueqway~ad

.e!sauopul e~e8aly uep es8ueg ueqnlnay seyueq"Jadwaw uep uedap ?sew ueypnjn~aw ndwew ellas 'g~depe uep 's!weu!p '~auo!s!~ 'repla3 Bueh ,,!J!plleLu elsnueul,, yelaJuaw ndwew ue!pnway uep 'e!sauopul leuo!seu uey!p!puad uelen8l~ad wals~s !8ale~)s uep ueye!!qay !nlelalA i~edap esew yedeuaw uep rile( esew lnre~aw ndwe~u snJeq e!sauopui es8u~g .e!sauopul !p s!Ball?~ls qeAel!~-qehe(!~ ueyBueqwa8uau ue8uap e52ueq ueynlehuaw ~edep Bueh leya~ad qelepe !4eJE!oa8 !~!p llel ueJad .elsauopul !p !je~8oag ueq!p!puad urnlny!lnn eAu8u luad ueye ueul~qeil~ad ueley8u!uad !nlelaw essueq uauodwoy qi~:l(as ueynBBu~lay yalo :uedol!p ledep snJeq e!sauopu; was 'InqasJal eyBue~ welea

'IHyN qehel!~ le!seds ueJepesay q3yoy~adwaw uenlnl ue8uap es8ueq uauodwoy qnlnlas pep esBueq el!I-el!:, ueypnln~aw yrilun ueelapJaway !s18uaui eqesn qelepe ueeyapJauay s!8ol !suanyasuoy 'es3 eqew ?I.IP,J, u?qnl JewqeJ IeyJaq qelepe e!sauopul es8ueq !ede~!p ilela) Bueh ueeyapJaway emqeg

Page 13: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan llmiih Tahunan XVI ,.,- 2 01 3 ,' ; >&Q.: ;

- . ' IKATAN GEOGRAF INDON ESlA , . L;."~!, .. ,.--

Banjarmasin 2-3 Nopember

SAMBUTAN DAN DEKLARASI BANJARMASIN Sarnbutan Penyelenggara Kegiatan PIT IGI XVI Sarrbutan Rektor Universitas Lambung Mangkurat Sarrbutan Ketua Urnum lkatan Geograf Indonesia Sambutan Gubernur Provinsi Kalirnantan Selatan Deklarasi Banjarmasin lkatan Geograf Indonesia

1.1. MEMPERKOKOH KESADARAN SPASIAL KEPEMIMPINAN NKRl MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL

Kesadaran Spasial untuk Memperkokoh Kepemirnpinan NKRl dalarn Menghadapi Tantangan Global Suratman

Pemanfaatan dan Pengembangan l lmu Pengetahuan Teknologi, dan Geospasial Sebagsi Daya Saing Bangsa ldwan Suhardi

... Ill

v vi

viii xi

Kebijakan dan Strategi Penyediaan lnfortnasi Geospasial Daiam Perspektif Memb3ngur 24 Kecerdasan Spasial Nasional Asep Karsidi

Geopolitik Indonesia: Perspektif Mar i t im Dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi 33 Fadli Zon

PENDlDlKAN GEOGRAFI INOVATIF UNTUK MEMBANGUN KARAKTER BANGSA 3 9

Pendidikan Geografi lnovatif Untuk Membangun Karakter Bnngsa H. Amka

Keunggular~ Pembelajaran Screntiiic lndcor dan Outdoor Study untuk Meningkatkan 47 Aktivitas, Hasil Belajar, d a ~ Kernampuan Menulis Karya llmiah Peserta Didik d i Biclang Geografi Achmad Fatchan

Pendidikan lnovatif Untuk D ~ y a Saing Bangsa Sutorto Hadi

Pembelajaran Geografi Model Learning Cycle 7E Sebagai Up2ya Penanaman Karakter 80 Siswa lya' Setyasih

Pendidikan Karakter Bangsa: Sumbangan Pengajar Geografi Gunardo R. B

Pembelajaran Geografi Dalam Pandangan Filsafat Rekontruksionisme Wiwik Sri Utami

Page 14: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan l l m ~ a h Tahunan XVI

IKATAN GEOGRAF INDONESIA I

Banjarmasin 2-3 Nopember

Pembelajaran lnteraktif Multikultur Untuk Membangun Yesadaran Geospasial Pebelajar (Suatu Upaya Meminimalisir Potensi Konflik Kedaerahan Di Nusa Tenggara Barat) Syofril

Kontribusi Geoliteracy terhadap Bencana pada Pembentukan Peserta Didik yang Berkarakter di Sekolah Monengah Siti Azizah Susilawati, Miftilhul Arozaq

Upaya Meningkatkan Semangat Kebangsaan & Rasa Cinta Tanah Air Bagi Mahasiswa Melalui Kajian Geografi Politik Parida Angriani

Tingkat Pengetahuan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Pada Generasi Muda (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Geografi-FIS Unesz Tahun 2012) Ketut Prasetyo

Sistem lnformasi Geografis (SIG) Sebagai Media Pengajaran Geografi Suatu Kasus Manfaat Med~a Pengajaran Geografi Pada Pendidikan Tirlggi Made Suryodi

Field Study: Pembelajaran lnovatif Materi-Materi Fisiografis Mata Pelajaran Geograf~ SMA Muhammad Nursa'ban

Pernbelajaran Edutainment Dalam Geografi Dengan Memanfaatkan Lingkungaq Seb3g.qi Media Pembelajarar: Apik Budi Santoso

Geography Literacy Anak Perbatasan (Kajian Terhadap Sil..ap Cinta Tanah Air Siswa SD, SMP, SMK di Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau Ka imantan Barat) Muhammad Zid., Asma Irma Setianingsih.

Penerapan SIG (Sistem lntormasi Geografi) Sebagai Mo te l Pembelajaran untuk Pengembangan Kecakapan Berfikir Keruangan di SMU (S~kolah Menengah Umurn) Sugiyanto

Menumbuhkan Sikap P e d ~ l i Pada Lin~kungan Melalui Pemahaman lnformasi Geospasial Kris Sunarto., Niendyawati

Pembelajaran Kebencanaan Sebagai Clpaya Penanaman Karakter Pad? Masyarzkat Rawan Bahaya Banjir Kali Beringin Kota Semarang Erni Suharini

Mengintegrasikan Kompetclnsi Berpikir Spasial dalam Penibelajaran Geografi Melalu Pemanfaatan Teknologi Geospasial (Belajar dari Pengalaman Negara Lain) Bambang Syaeful Hadi

Geograf Berkerya Mernbaqgun Rangsn

Page 15: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

!~u~uApua!~ "u~uuA.tns uyor 8uequolac~ dn unu !selnu!S uep

08Z ll?Jea !p (e!lalen uenulal JesepJag ualuen .AOJ~ ~!s!ssd Iueunsl yedueplal qehel!~

uAufl~ !P V !88u!l !wouoy3 s!8elad

EST ueyl ehep~aquns !sua]od uenluauad yn]un rimes Inel !a !je~8nueaso euauouaj

~luuhw 'H 622 (euo!seu uesn~ndan uelenqwad welea (e!seds uesepJaJa2 uep !~e~8oa3 !seJaj!l

uu~asufa

uelelas OZZ ue~uew!le>( !a 8uen:j ueexeuad welea eAuuejeejueuad uep le1sedsoa9 !seuJojul

uy!g.~uy !unA UUJON

(~002 uep oooz u?qel e!sauopu( e88uel qeunu uednp!ya]

LOZ yadsv !anJnS exea s!s!(euv) e!sauopul Jesea uey!p!puad ~elelag q!le~ ueelelauad

!JnJsuH ![nd u!unJuy

061 esBueg JalyeJen ue8 ~eqwaFuad uep !se,j!leqolg eq !p !4e~8oa~) uey!p!puad ueJad

Page 16: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan llm~ah Tahunan XVI 2013

IKATAN GEOGRAF INDONESIA Banjarmasin 2-3 Nopember

Konteks Kerentanan dan Strategi Penchidupan Pada Tingkatan yang Berbeda (Kajian 292 Terhadap Fennmena Rob Di Bwk Ill Kota Sernarang) Rahma Hayati

Analisa Digital Dalam Penentuan Kesesuaian Perairan untuk B~tdidaya Rumput Laut 301 Pada Pantai Buleleng Bagian Bnrat I Wayan Treman

Analisis Spasial Tingkat Po'ensi dan Nodel Pengendalian Tanah Longsor di Kecarnatan 311 Selo Kabupaten Boyolali, Jaws Tengah Agus Anggoro Sigit., Rudiyanto., Nuqroho Purwono

Tipe dan Sebaran Longsornn di DAS Aio Pravinsi Gorontalo Fitryane Lihawa., lndriati Martha Patuti., Nurfaika

Konservasi Tanah dan Kesesuaian Aspek Fisik Lahan di DPS Garang Provinsi J a w 326 Tenga h La Ode Restele., Junun Sartohadi., Totok Gunawan., Had; Sabari Yi~nus.

Model Prediksi Erosi Berbasis Spasial [Wepp) Didik Taryana

Penataan Ruang Berbasis Mitipasi Lorgsor di Kecamatan Vatesih Kabupaten 342 Karanganyar Provinsi Jawa Tengah Kuswaji Dwi Priyono., Muhammad Yusuf

Analisis Spasiai Tipologi Kerusakan Lahan Berbasis Sistem lnformasi Geografis 350 luhadi

lnformasi Geospasial Kebencarjaan D;~larn Pengelolaan Kawasan Rawan Bencana 359 Longsor Lahan Di Sulawesi Selatan Sulaiman Zhiddiq., Muhammad Yusuf

Keseirnbangan Lingkung~n Lahan Rawa dan Eksploitasiny2 di Provinsi Kalimant3n 3 64 Selatan Sidharta Adyatma

Analisis Daya Dukung Lingkungan Hidup Daerah Aliran Sungai DAS) JI~ntah, Katlupatr.n 370 Karanganyar Tahun 20i3 Rahning Utomowati

Perubahan Morfologi Sungai P3belan Akibat Lahar Pasca Erupsi Gununga~i Merapi 384 2010

ri Had o. Henkynu roha., Muh. Aris Marfui., Bachtiar Wahyu Mutnqin., PG$Y%Lnto., ~ lC lade s r n m o y l

Kajian Akurasi Metode Klailfikasi Supclrvis~d untuk Mendeteksi Jalur Lahar Guriungapi 392 Merapi Rosalina Kumalawati., R. Rijanta., Jimun Sartohadi., Rimawan Pradiptyo., Seftiawan Samsu Rijal., Ahmad Syukvon Prasaja

Geograf Berkaqla Illernbangun Banqsa

Page 17: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

-,

>$:-,.\ ; 2013 Prosiding Pertemuan llmiah Tahunan XVI ; lk.4, '; '. .. 4 ' ,d

I . ) IKATAN GEOGRAF INDONESIA 1 +:7:,1, Banjarmasin 2-3 Nopember - .

Merged Rain Gauge-Satellite Precipitation Data untuk Analisis Distribusi Spasial Curah Hujan Andung Bayu Sekaranom., Pramono Hndi., Muh Aris Marfai

Pengelolaan Terpadu DAS Milhakam Deasy Arisanty., EIlyn Normelani

Perkembangan Tema Riset Geomorfologi Karst Dalam Perspektif lklim Eko Haryono

Kualitas Air Tetesan Atap Mulut Gua Karst di Gu3 Gilap Kenteng Ponjong Gunungkidul Nugroho Hari Purnomo

Variasi Temporal Curah Hujan Bulanan dan Dampaknya Terhadap Penyerapan Karbondioksida Atrnosfer Pada Proses Pelarutan Batuan Gamping di Kawasan Karst Gunungsewu, Gunungkidul Ahmad Cahyadi., Bayu Argadyanto Prahawa

Model Jejaring Pengukur Hujan (Rain-Gauge) Sebagai Basis Sistem Penduga Awal Musim Tanam Dalam Mengatasi Dampakr Perubahan lklim (Studi Kasus Di Kecarnatan Maos Kabupaten Cilacap) Djoko Harmantyo., Eko Kusrotmoko., Sobirin

Dampak Perubahan lklim Terhadap lmbangan Air Secara Meteorologis Dengan Menggunakan Metode Thornthwaite Mather Di Karst Wono:iri Pipit Wijayanti, Rita Noviani, Gentur Adi Tjahjono

Analisis Kualitas Mata Air Sebagai Sumber Kebutuhan Air Be-sih Di Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, Madura Kuspriyan to

Zonasi dan Pemanfaatan Bukit Sepuluh Ribu Kota Tasikrnalaya Siti Fadjarojani

Proses Perubahan Spasial Kota Gorontalo (Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Terbangun) M . Yusuf Tuloli., Hadi Sabari Yunus., Sri Rum Giyarsih

Pemetaan Kawasan Wisata Bshari Fulau Pasoso Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala Widyastuti., Julham., Nurvita

Studi Geografi Politik dalam Mengidentifikasi Batas Wilayah Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional Prambanan antara Provinsi DIY-Jaw2 Tengi~h Agung Satryo Nugroho

Geograf Berkarya Membangun Bangsa

Page 18: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Pros~ding Peqemuan llm~ah Tahunan XVI 2013 2 ~ ~ ~ 2 ,

IKATAN GEOGRAF INDONESIA & / J

..El' Banjartnasln 2-3 Nopember

.. --- .-.--. . , . .- - . - . , -. .. . . ~ . .. . .

Kajian Perluasan Sifat Fisik Kekotaan Kota Yogyakarta Di Kawasan tiinterland (Studi 503 Kasus Kawasan Sekitar Kampirs Univ~rsi tas Muharnrnadiyah Yogyakarta, Kecamatar~ Kasihan, Kabupaten Bant.11) Ahmad Sarwodi., Sri Rum Giyarsih., Retno Widodo Dwi Pramono

lnformasi Spasial Ruang Hijau Kota bleredam Co2 dan Menghasilkan 0 2 Kota Seniararlp, 515 Dewi Liesnoor Setyowati

Aktivitas dan Pola Kegiatan Penambangan Batubara di K;jbupaten Kuta~ I<artarlegar;r 523 Nasruddin., Doni Stiadi

Pengelolaan Wilayah Pen2rnbangan .'iirtu Berbasis Pada 4nalisis Erozi-Sedimenta51 530 Tanah (Soil Rt~distribution) Kascrs di DAS Loano Kabupaten Purworejo Provinsi Jaa:a Tengah Aries Dwi Wahyu Rahmadana., Junun Sartohadi., Danang Sri Hadmoko., Nur A i n ~ n Horlin Pulungan

Pernetaan Wilayah Strateg~s Rawan Konflik Sosial Risma Fadhilla Arsy

Evaluasi Pendapatan Masvarakat Pasca Bencana Blnj i r L;ihar dl Sub Das Putih 552 Kabupaten Magelang Rosalina Kumalawati., Junun Sartohodi., Rijanta, Rima~van Pradiptyo

Pemberdayaan Keluarga Rliskin di Kal~upaten Lebak Pro.uinsi Banten M.H. Dewi Susilowati., Tuty Hondayclni., Ratna Saraswclti

Pengaruh Aspek Dernografis Tilrhadap Kondisi Lingkungai Permukirnan Di Kccama'an 565 Wonokrorno kota Surabaya Sulistinah

Analisis Agihan Permukirnan Dengan Venggunakan Sistem lnforrnasi Geograf!: Di 570 Daerah Sekitar Situs Sangiran Kecamatan Kalijarnbe Kabupaten Sragen Dahroni., Baharudin., Syaiful Anwar

Optlmasi Kelernbagaan Pa-la Pcngelolaan Mangrove di Pesisir Kabupaten Tan~eranf , 574 Provinsi Banten Muzani

Meminirnalisir Bahaya Banj~r dl Kota Fanjarmasin dengan Peraturan Daerah Rumaii 586 Panggung Sulis

Alih Fungsi Lahan dan Ketshanan Panl~an DI Kawasan Perambangan Batubara Kabupaten Kutai Kartanegara Nasruddin., Lutfi Muta'ali., Su Ritohardoyo., R. Suharyadi

1.4. GEOSTRATEGIS NKRl DALAM MENGH ADAPI TANTANGAN GLOBAL

Geograf Berka ya bvlernbarlcjun Banqsl

Page 19: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

z0 oo". @ Prosiding Pertemuanllrnia Tahunan XVI r.ah, , ! .J/~.T' $3' , 'I ! . .2"13 LKATAN GEOGRAF INDONESIA

-2. 2 . - . ' i " 4 - - , q ..<,-/ '

Banjarmasin 2-3 Nopember 'Y-~...-.

..... . --..,--... 1- ..... --_--- - *... ..._. -. - . , . , . . . .-- , -.. --. _ ._* .. 11 -___..^.- -._-. . ".. , _ _ .. . - - Dinarnika dan lntegrasi Makro Ekonomi (;lobal Nasional serta Potret Ekonomi Re3iona Kalirnantan Ahmad Alim Bachri

Kinerja Pembangunan Ekononi dan lndek Pernbangunan M3nusia untuk Penyuwnan Strategi Pengembangan Wilayah Kalirnantan Lutfi Muta'ali

Masyarakat Tangguh Bencan~ dalam Geostrategis Indonesi> Djati Mardiatno

Dicari Presiden Rl yang Bervi5i Geografis Al. Susanto

Pemindahan Ibukota RI ke Pulau Kalimar~tan (Analisa Geostrategis NKRI) Nasruddin

Pembekalan 'Map' Reading Guna Peningkatan Kesadaran Geografis Peserta Pendidikan Kepemimpinan Tingkat Nasioral 1.emhanni-l~ R1 Dalam Rangka Yetahanan Nasional Sukendra Martha

Pembangunan Pulau-Pulau kecil Terluar Sebagai Beranda Depan NKRI Nasruddin., Wahvu Utomo., Lutfi Muta'ali., Su Rifohardoyo, F. Suhoryodi., Aris Poniman

Indonesia Sebagai Peristiwa,Fakta dan Kilai Geosfera Momon Sudarma

Pembakuan Narna Rupabumi Sehagai Bagian Geostrategis rJKRI Aji Putra Perdana

Pemahaman Keruangan Dalam Konteks Memperkokoh Wawasan Nusantara Rudiono

Kajian Geografis Satuan-Satuan Tanah Super Tebal di Indonesia Junun Sartohadi

Menghadapi Tantangan Global Melalui "embangunan Pedesaan Eva Alviawati

ialsafah "Memayu Hayuning Bawana" Sebagai Potensi Geostrategis dalam Undzng

Undang No. 13 iahun 2012 Tentang Keijtimewaan Daerah lstimewa Yogyakarta Terhadap Pengelolaan Sumber Daya Alam Nurul Khotimah

Delta Barito Sebagai Sumberdaya Kepe:;isiran di Kalimantarl Deasy Arisanty., Junun Sartohadi., M u $ . Aris Marfai., Danang Sri Hadmoko

Pengaruh Status Migrant Ten.3ga Kerja Inc!onesia (TKI) Terhadap Remitansi dan Daernh As~ll Budijanto

Geograf Berkarya Membangun Banga

Page 20: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan llrniah Tahunan XVI

IKATAN GEOGRAF INDONESIA \<,, Banjarmasin 2-3 Nopember \--.A

- -- -.--".-* ...-----.--- Pola Migrasi dan Variasi Tangkap Musinan Pada Aktivitas Yelayan Migrant (Andon) cii 726 Pesisir Parangtritis Yogyakarta Dewi Susiloningtyas., Tuty Handayani., Nurul Sri Rahatininqtyas

Kajian Geofisik-Kimia dalam Rona Lingkungan Awal Pembangunan Koridor Jalan 732 Nasional Kawasan Perbatasan Trans Kalimantan Tivianton, LA., Werdiningsih., Cahyadi, A.

Strategi Pengembangan Kota untuk fvlemicu Perkernbangan Daerah Tertinggal ?an 749 Transmigrasi Rini Rachmawati

Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Kabupaten Magelang Pada Pemilihan 755 Umurn Tahun 2004 dan 2039 Muhammad Musiyam., Afif Baqus W;caksono., dan lumndi

Kajian Perluasan Sifat Fisik Kekotaan Kota Yogyakarta Di Kawasan Hinterland (Studi 761 Kasus Kawasan Sekitar Kalrpus Universitas Muharnmadiyah Yogyakarta, Kecarnatan Kasihan, Kabupaten Bantul) Ahmod Sarwadi., Sri Rum Giyarsih., Petno Widodo Dwi Pramono

Prospek dan Masalah Ekologis dalam Pertarnbangan Batubara lndonesia Nasruddin

Penyusunan Model Peta Kerawanan Kerusakan Lingkungan Pulau Kalirnantan Sigit Heru Murti., Projo Danoedoro., Tuti Hendrawati., Kusdanvanto., Heri Susanto., Eko Budiharto

Penyusunan Model Pengembangan Kawasaan Pasca Tarnbang Batubara Untuk 790 Mendukung Ketahanan Ekonorni Wilayah di Kabupaten Kutai Kartanegara Nasruddin., Lutfi Muta'ali., Su Ritohardoyo., R. Suharyadi

Analisis Prioritas Penataan Ruang Tertluka Hijau (RTH) Daerah Permukiman Kota Gecc 804 Yogya karta Yuli Priyana., Muhammafl Ali Majidhi Romadhoni., Jurnodi

Model Pengelnlaan RTH Menuju Peml~angunan Kota Hijau (Studi Kasus Di Kota Medan) 810 Darwin P Lubis., Retno Widhiastuti., Alvi Syahrin., Seng'i Damanik

Model Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan (Kzsus Solo Green City) 815

lnna Prihartini., Rita Novicrni., Pipit Wijayonti

Tata Ruang Air Tanah Kota Surakarta 1-ahun 2013 Setya Nugraha., Sumani., Rahning Utomowati.

Analisis Dinamika Sistem Perkotaan dan Transformasi Wilayah untuk Penent~~an Mode' 838 Pembangunan Wilayah 5010 Saya Rita Noviani., Pipit Wijayrlnti., Yasin Yusuf

Rawan Bencana Suatu Tantangan Po:.isi Geologis Indonesia

Rahmanelii

Geograf Berkrya Mernbangun 8 a n g : T 7

Asus
Highlight
Page 21: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

, I' .' Prosiding Pertemuan llmiah Tahunan XVI

, , 2013 5%"

IKATANGEOGRAFINDONESIA ', .. .: - ,

Banjarmasin 2-3 No3ember . . - -*.* - . . .. . ~ .- . , ~ . .- ~ -.- >- . - % . -.a*. -. . . .,...-. -. . . .. . . . . .. ., .. .< - . .~ .- . .

Penegakan Hukum Pidana Lingkungan Hidup (Sebagai Salah Satu Langkah Un tuk Memperkokoh Kesadaran Spasial Kepemimpin 3n N K R l Untuk Mengt iadapi Tantangan Global) 357

Erna luita, Rozana Eka Putri

1.5. Pertemuan llmiah Tahunan (Pit) Igi Xvi 368

Geograf Berkarya Membangun Bangsa

Page 22: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan llmiah Tahunan XVI 1 2013

IKATAN GEOGRAF INDONESIA -</ Banjarmasin 2-3 Nopember kc*.. ,-

RAWAN BENCANA SUATU TANTANGAN POSISI GEOLOGIS INDONESIA

Rahrnanelli

Dosen Prodi Pendidikan Geografi Fakultas llrnu Sosial Uni,~ersitas Negeri Padang

e-mail: [email protected]

A bstroct

This paper aims to explain the disaster-prone lndonesian geo1ogi:al position is a challenge, and

the efforts made by the government in disoster prone areas. T'lis paper refers to a personcl

experience and a record of several reference b ~ o k s and internet sources. On one side of t h ~

lndonesian geological position to contribute valuable and benefkial to the mineral resources,

on the other hand led t o Indonesia is prone to disasters such as floods, landslides, wind storms,

and earthquakes. Disasters in lndonesia appears to be caused by geologicol aspects of thc

position, the location of astronomical, and climatology, but ,n this paper focuses on thf.

geological aspects of the position. The findings in the field, thot most of the victims of th r

disoster was allegedly due to low awareness and low geo-spotial community response t c )

disasters. Some effort were mode to minimize the disaster victim::, among others: (1) building cr

community culture of disoster response and disaster awareness t'7rough the process of d;soster

awareness, (2) o concrete step in contro'ling disasters through disaster management are

focused and integrated (community, government, community disaster mitigation, and (3,'

increase the commitment of the state structure, both notional, region01 and local levels that

hove the force of low (constitut;ons, decrees, local laws).

Key Words: Disaster Prone, Geological Position, Indonesia

I. PENDAHULUAN Gernpa 7,9 SR di Kota Padang 30 September 2009 tidak akan perrah luput dari pikiran rnasyar;~kat nya

yang rnenelan korban hampir 1600 jiwa dan kerugian harta benda bernilai milyaran. Masih terasa suasana rnencekarn tatkala di depan mata reruntuhan bangunan rnenirnpa warga, dan kendaraan di jalan raya .;sling bertnbrakan, orang-orang yang sedang berdiri dan herjalan jatuh ke tan; h. Masyarakat berbondong-tiondong rnendju ternpat yang lebih arnan,karena takut tsunami akan datang. Dan t.3tkala keluarga berpisah dengan anak dan istrinya, dan tatkala penulis tidak tahu dimana keberadaan anak-aiak dan suarni, ingat orang tuil dan seluruh farnili di desa yang entah bagairnana nasibnya. Sekelurnit fakta terjadi akibat kondisi geologis lndcnesia yang tidak stabil dan rawan bencana.

Bencana alarn tidak henti-hentinya melanda negara Indonesia. Seperti banjir bandang Wasior (Fapua Barat) tak obahnya seperti pamandangan tsunami di Aceh. Meletusnya Gunung hlerapi di Slernan (Jawa Tengah). Pada saat yang sarna terjadi gelombang tsunami akibat gempa berkekuatan7,2 SR, di Kel~ulauan Mentawai (P. Pagai) rnenyebabkan ratusan jiwa hilang terseret ombak. 5.ementara i t~r, kota padat di ibr~kota Indonesia (Jakarta) dilanda banjir tahunan, rnenyus~~l beberapa daerah di Jawa lainnya direndam ba i j i r dan longsor. Di benak rnasyarakat masih tercirnpan berbclgai peristiwa musibah lainnya. Sejak peristiwa tsunawi di Aceh tahun 2004, pikiran rnasyarakat selalu dibayangi trauma Aceh, terutama bagi rnasyarakat yang ber-lonisili di sepanjang pantai.

Suatu ha1 yang patut direnung kan bahwa "Apakah sernua bencan;j ini semata -rnata akibat ferlomena alarn, atau merupakan adzab, peringatan atau tegur.in dari pencipta alam semesta atas segala apa yan,: sudah diperbuat rnanusia"? Mungkin ada hikmahnya agar rnasyarakat menjalai i kehidupan lebih ber'lati-hjti. .?an tidak gegabah dalam berbuat, serta lebih bijak dalarn rnengelola alarn. Bila peristiwa-peristiwa t e r s e b ~ t tidak direnungkan oleh sernua orang, rnaka kejadian tersebut berlalu beg t u saja dan hanya sekedar fa4ta.

-. . -- -- Geograf Berkarya Mernbangun Bangsa 349

Asus
Highlight
Page 23: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

-

Prosiding Pertemuan llmiah Tahunan XVI & 1 2013 h i ! I , -.-. 4.. ' .

IKATAN GEOCRAF INDONESIA ;,),- ;;>$,, i i

.., ,-.2 , Banjarmasin 2-3 Nop3mber --a. P -v--*-..-- .-,--.- -..-.-- ,. --.

Konseku6,nsi nya, manusia tidak akan melakukan perub~,han dan introspeksi diri atas musibah yang menirnpa mereka.

Terkait dengan pernyataan-pernyataan di atas, bencana yang terjadi di lndonesia disebabkan olah aspet letak astronomis, klirnatologis,dan aspek posisi letak geo'ogis lndonesia yang dilalui oleh dua jalur peyununqaq besar di junia yaitu jalur sirkum Pasifik dan sirkum Mediteranea. Kondisi g~iologis lndonesia yang demik~an, perlu dilakukan pernahaman kepada masyarakat bahwa rnereka berada di daerah rawan bencana. Urtuk rnernaharni posisi geologis dan akibatnya bag; rnasyarakat lndonesia dibahas beberapa persoalan yaitu; (1) Bagaimar~a posisi geologis lndonesia dan effek posisi geologis bagi wilayah Indonesia, (2) Mengapa kesadara.1 bencana penting? dan, (3) Apa upaya yang r'ilakukan di daerah rawan bencar~a baik oleh pernerintah rnaupun masyarakat? Melalui tulisan ini mudah-mudahan ada rnanfaatnya bagi pe.-erta seminar dan rrenam3a5 pengetahuan masyarakat Indonesia.

I I . PEMBAHASAN

A. Rawan Bencana dan Posisi Geologis lndonesia

Secara astronomis lndonesia terletak pada posisi 6 O LU-11° LS dan 95'BT-141°BT, ha1 ini mcnyebabkao posisi geografis lndonesia sangat unik. Konsckuensinya, lndonesia berada di claerah tropis yang memiliki iklini yang rawan dan ekstrim. Selain itu, Indonesia juga termasuk wilayah Pacific ring offire (deretan gunung berapi Pasifik atau cincin api Pasifik), dari Indonesia juga terletak di pertemuan dua lernpeng tektonik clunia clan dipengaruhi tiga gerakan. Gerakan tersebut yaitu gerakan sistem Sunda di bagian barat, gerakan sistem pinggiran Asia Tirnur, dan gerakan sirkurn ,lustralia. Faktor-faktor tersebut menyebabkan lndonesia rentari terhadap letusan gunung berapi dan gempa bumi.

Fenomena alarn tidak dapat diprediksi dan sering di luar logika. Hal ini dapat dilihat pada perlstw.3 tsunami ~-fi Aceh, Nias, Mentawai Sumatera Barat dan neletusnya Gunung Merapi. Bencana tersebut telah merenggrlt harta, nyawa, yang berdampak trauma psikologis yang mendalam bagi masyarakat. Bencana y 3n!: terjadi hsrus rnenjadi pelajaran sekaligus guru yang berharga, selain berserah diri kepada-Nya, rnanusia pt?rlu berbuat ruatu upaya konkrit secara faktual dalam mernahami dan mengantis pasi kondisi alarn secara teor it^;

dan logis.

Berdasarkan fenomena alam dan posisi letak Indonesia baik dari segi letak geologis, letak as:ronomis, dan letak geografis Indonesia, sangat memicu kerawanan bencana. Bencana alam bisa saja terjadi di darat, di Idut, maupun di udara secara tiba-tiba. Bencana yang meiirnpa manusia selain karena proses alam, tetapi j.dga disebabkan oleh aktivitas manusia.

Proses alarn yang terjad~ di tiga domain tersebut, saling berkaitan satu sarna lain. Dengan demiklan, bencana alam yang terjadi di suatu kawzsan, sangat ditentukan oleh kondisi geologi, oseanograf~ rlarl meteorologi kawasan atau daerah yang bersangkutan. Meskipun terdapat perbedaan antara geosfer, hidro!fer dan atmosfer, narnun proses yang terjadi sansat berkaitan satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri.

Penyebab kerawanan bencana di lndonesia Gapat terjadi secara bersiklus ataupun tidak bersik'us. Bencana 3lam yang bersiklus kejadiannya berkaitan dengan proses-proses di atmosfer atau berkaitan den1:an gerakan burni sebagai bagian dari sistem benda langit. 3encana alam yang tidak bersiklus berkaita~ den.:an proses-proses geologi yang berlangsung di bumi. Berikut ini dijelaskan bencana alam bersiklus, dan benc~bna alam yang tidak bersiklus sebagai berikut:

1. Bencana Alarn Bersiklus

Bencana alam bersiklus disebabkan oleh proses geologi dan proses atmosfir. Proses geologi dapa'.

dibedakan menjadi proses-proses endogen (yang bekerja di dalam burni) d3n proses-proses e k ~ ~ ~ e n (~anl: bekerja di permukaan burni). Proses atmosfir terjadi akibat perubahan-perubahan di atrnosfir yang member: dampak kepada perubahan kondisi suhu dan tekanan udnra di permukaan burni. Proses yang mernicu b e n c m alam bersiklus tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Bencana Disebabkan Proses Geologi (Proses Endogen dan Proses Eksogen) clijelaskan sebagai berikut;

1). Proses Endogen: (a) Gerok Tektonik ynng menyebnbkan gempa. Gempa dapat rnengebabkan terjadirlVa patahan di kerak bumi. Guncangan gempa dapat rnenyebabkan longsor atarl gerakan tanah seperti Yang

__--.

850 Geograf Berkarya Membangun Bangs2

Page 24: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan llmiah Tahunan XVI

IKATAN GEOGRAF INDONESIA Banjarmasin 2-3 Nopember 1

terjadi di Padang Pariaman (Sumatera Barat). ,\dapun patahan yang terjadi di dasar laut dapat memicu terjadinya tsunami (prosesnya terjadi di laut atau hidrosfer), seperti terjadinya gempa 26 Dezembe- 2304 di Samudera lndonesia menyebabkan tsunami di Aceh. Sementara itu, longsor yang terjadi di palung-palung laut dalam juga dapat rnenirnbulkan tsunami. jb) Magmotisme dapat rnenirnbulkan gunung api, Ir2tusan Eunung api dan rnenimbulkan aliran awan panas atau lahar panas karena ada danau kawah yaig jebol. Endapan pasir di lereng gunung api ketika terjadi hujan lebat (proses atmosfer) dapat rnenimbulkan aliran lahar, baik lahar panas maupun lahar dingin. Contohnya yang terjadi dl Gunung Merapi Yogyakarta.

2 ) Proses Eksogen; (a) Pelapukan batuan menyehabkan terjadinya gerdkan tanah atau longsor. Longsor pada tlatuan yang lapuk dapat terjadi karena guncangan gernpa (proses endogen), atau oleh curah hujan (oroses di atrnosfer) yang tinggi. (2) Bonjir terjadi karena curah hujan yang tinggi. Aliran air yanp, terjadi dapat rnenimbulkan erosi di tebing-tebing sungai. Muztan sedimen yang rnasuk ke laut karena aliran surgsi akan rnenimbulkan sedimentasi di laut.

b. Rencana Disebabkan Proses Atmosfir

1) Angin: proses-proses yang terjadi di atrnosfer, disebabkan oleh tiupan angin terjadi karena perbedaan tekanan udara. Di Indonesia, pola angin musim secara umum dipengzruhi oleh perbedaan te4anan uc'ara di Benua Asia dan Benua Australia (Keoulauan lndonesia terletak di antara kedua benua tersebut). Pola angin tersebut dikenal sebagai angin Angin Musirn Barat dan Angin Musirn Timur. Untuk daerah oesisir, daerah yang terbuka dari arah barat akan terkena pukulan gelombang yang timbul karena angin barat Sedang untuk daerah pesisir yang terbuka dari arah timur akan terkena pukulan gelombang yang timbul Earena 2ngin yang bertiup dari arah timur.

Pada daerah-daerah tertentil, karena kondisi rnorfologi daratan nya yang bergunu~g-gl~nun;, me nyebabkan terjadinya tiupan angin lokal yang merusak. Khusus di lndonesia tidak mengalami Badli Tropis seperti yang terjadi pada daerah sedang. Namun sehalik nya, bada yang terjadi di Samuclera Indonesia 6apat rnenirnbulkan gelombang tlnggi di paitai-pantai dan sek tar pulau-pulau di Irldoneria yang rienghadap ke Samudera Indonesia. Pilkulan gelomba~g di panrai dapat rnenyebabkan erosi pantai.

2 ) Kekeringan dan Banjir; terjadi di lndonesia berkaitan dengan perubahan angin musirn vang berrtaitan c'engan posisi lndonesia yang diapit oleh dua bequa. Perubahan angin juga terjadi karena pengaruCl proses atmosfer yang terjadi di Samudera Pasifik (El Nino atau La Nina). Akijat pengaruh proses angin S~mudera Fasifik yang luas, rnaka musim kering dapat berlangsung lebih panjang durasinya, rnusim hujar datang tdambat, atau curah hujan sangat tinggi. Kekeringan dapat rnenimbulkan kebakaran hutan fseperri terjadi di Sumatera dan Kalimantan) atau kelaparan (atau kekurangan stok pangan nasional) karena krhabisan bahan pangan akibat kemarau panjang.

2. Bencana Alarn Tidak Bersiklus

Sudah dijelaskan sebelurnnya bahwa bencanz alam yang tidak bersiklus berkaitan dengan prcsej-proses geologi yang selalu berlangsung di bumi. Berikut ini adalah macam-macam bencana alam yang 5dak t~ersiklus terdiri dari:

a. Eencana Disebabkan Aktivitas Vulkarisrne

1) Aliran awan panas; Bencana ini terjadi ketika gunung api bererupsi (meletus). Bencana ini hanva dapat twjadi di sekitar gununp api yang sec'ang aktif ber-erupsi (seperti aktivitas Gunung Merapi sekaranq (3ktober dan Nopember 2010)

2 ) Aliran lahar; Bencana ini juga terjadi di sekitar gunung api. Lahar dapat dibedakan menjadi Ish;ir panas dan lahar dingin. Lohar panos dapat terjadi karena dua kondisi: (a) terjadi apabila ada danau kqwah di gunung api yang aktif bererupsi, sehngga ketika terjadi erupsi material panas yang bercamp~lr air meclgalir nlenuruni lereng gunung api sebagai lahar panas. (b) terjadi apabila endapan material panns has I rrupsi gunung api yang menurnpuk di lereng gunung api mendapat siraman tiujan yang banyak, sehiqgga ~nc'apan gunung api yang panas bercampur dengan air rnengalir rnenuruni lereng gunung api sebagai labs- panas. Li~hor dingin terjadi ketika endapan material gunung api yang telah dipgin mendapat siraman air hujan yang banyak, sehingga percarnpuran kedu,lnya mengalir menuruni lereng gunung api.

- -. - - -. - - - Geograf Serkarya Mernbangun E!angsa 8 5 1

Page 25: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan llmiah Tahunan XVI ,'& 1 201'3 0 ;; !:P$' 1

IKATANGEOGRAFINDONESIA , :> .:d -

Banjarmasin 2-3 Nopember

3) Semburan/Hujon abu, pasir don batu. Bencana ini terjadi ketika gunung api aktif bererupsi (G. Mer~p i l . Jangkauan bencana ini bisa bersifat sangot lokal di sekitar gunung api yang bererupsi itu, dan bisa pul2 berskllla global. Bencana yang berskala t:lobal terjad bila sernburan debu oleh gunung api yang bererupr.i dapat rnasuk ke lapisan atmosfer yang tinggi, sepeqi letusan Gunung Tarnbora tahun 1815 dan erupsi Gunung Krakatau tahun 1883.

4) Semburan gos berocull. Bencana sernburan gas beracun dapat terjdi di lingkungan gunung api y3n5 berad3 dalarn fase masa akhir erupsi seperti di daer;h Dieig. Gas yang disernburkan terutama adalsh ga; HZS.

5 ) Tsunami. Bencana tsunami dapat terjadi karena erupsi letusan gunung api yang terjadi di laut, sep:rti yang terjadi ketika letusan Gunung Krakatau tahun 1883. Ketika itu, tsunami melanda kawasan pesisir Sclat Sunda baik yang di Pulau Jawa (Banten) rnaupun di Pulau Sumatera (Lampung).

b. Bencana Disebabkan Gempa Tektonik

1) Pangunan runtuh. Bencana ini terjadi apabila terjadi goncangan gernpa yang keras leb~h dari 5 Skala Richter. Kernatian yang berkaitan dengan gempa terjadi karena bangunan yany runtuh karena gempa dan rnenimpa manusia.

2) Gerokan tunah atau Tanah Langsor. Bencana ini terjadi karena gernpa yang kuat rnelanda dae-ah pegunungan atau perbukit an yang berlereng t~r ja l .

3) Tsunami. Bencana ini karena terjadinya gernpa sang kuat di laut. Kav~asan yang dilanda tsunami bisa bersif2t lokal dan bisa berskala regional. Tsunami b~l lan Desernber 2004 (dikenal sebagai Tsunami Acoh) teijadi gernpa di sebelah barat Pulau Surnatera bagian utara adalah contoh tsunami yang berskala regioral Sedan!: tsunami yang terjadi bulan Oktober 2010 yang melanda Pulau Mentawai adalah contoh tsi~n;rn~ berskala lokal.

c. Bencana Yang Terjadi di Kawasan Pesisir

Bencana yang biasa terjadi di kawazan pesisir adalah subsiden, yai'u turunnya perrnukaan tan3h Menyusul terjadinya subsiden adalah terjadinya bnnjir karena posang-surut. Apabila kejadian subsiden bukar d; kawasan pesisir, rnaka bencana yang menyertainya adalah banjir koreno hujon.

d. Bencana Disebabkan Kondisi Lokal

Bencana alarn lain yang sangat lokal dan sangat spesifik adalah clmblesan dan gununcj lumpur. Amblesan ini terjadi karena permukaan tanah tiba-tiba turun, dan umumny.3 terjadi daerah berbukit-bukit. Fenornens gunung lurnpur adalah fenornena rnuncuinya lumpur ke perrnukairn burni. Lurnpur dapat rnunrul begitu saja di dalarn rumah. Fenornena ini banyak terjadi di Jawa Timur.

Berbagai bencana alarn yang dapat terjadi di fndonesia, dapat dipahami bahwa bencana alam dartat terjadi dan dapat diperkirakan tempat kejadian atau yang 3kan terkena hencan;>. Kapan waktu kedatangan atau kejadian suatu bencana, khusus untuk gernpa, rnernang kita belurn dapat rnernperkirakan waktc kejadiannva, tetapi kita dapat menentukan daerah-daerah yang berbahaya bila terjadi gernpa.

B. Pentingnya Kesadaran Bencana

Bentuk kepulauan Indonesia, struktur geologi, dan letak geografis lndoresia mernpunyai tingkat resiko yang tergolong sangat rawan terhadap ancaman bencana alarn, seperti banjr, tanah longsor, gernpa bumi, tsunami, kekeringan dan kebakaran hutan. 3 i sarnping itu, kerawanan bencana sangat berbeda dari suatu daerah derlgan daerah lainnya. Sebagai negara kepulauar, Indonesia rnempunyai tingkat kesulitan ya ig tinggi dalarn upaya penyelarnatan korban bencana dan rehabilitasi kerusakan yang ter;adi.

BerSagai rnacam bencana alarn yang rnerusak dan rnernbahayakan kelangsungan hidup warga rnasyarakat, baik yang hidup dikota-kota besar, di desa-desa terpencil, bencana dapat terjadi setiap saat tan3a dapat rnenghidarinya. Walaupun ancarnan bencana alarn tidak dapat di tolak dan di elakan oleh siapapun, setidaknya pemerintah dan rnasyarakat harus dapat rnenyiapkan diri dcngan sebai4-baiknya, mela'ui rnanajernen pengembangan sistim prakiraan bencana beserta penyebarluasan irlformasi peringatan dini kepadja masyarakat (Early Warning Disoster Preporadness)

-- ----- 852 Geograf Berkarya Mernbangun Bangs2

Page 26: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan llmiah Tahunan XVI m; / 2012 IKATAN GEOGRAF INDONESIA -+:

Banjarmasin 2-3 Nopember - - I

Fenornena alarn yang terjadi tidak dapat diprediksi dan sering di luar logika. Contohnya; dapat dilihat dalarn peristiwa gernpa, Rabu (2/9), di wilayah yang rneliputi Jawa, Bali, clan Sumatera. Gempa berkekuatan 7,3 pada Skala Richter seperti dicatat Badan Meteorologi, Klimatologi, d a i Geofisika (BMKG) telah rnercnggut harta, nyawa, dampak trauma psikologis yang rnendalarn, dan rneninggalkan rnonurnen rnurka alarn.

Kalau sudah diketahui akar permasalahanny2, rnengapa banyak jatuh korban sia-sia hanya karena faktor "ketidak tahuan" Fakta menunjukkan, setelah terjadi gernpa dengan Skala Richter pada angka 9.00 MMI. Penduduk Kota Sabang rnalah gernbira melihat air laut yang tiba-tiba rnenyusut drastis, dan rnencari ikan rnenggelepar-gelepar tanpa rnenyadari bahaya besar yang rnengancarnnya. Kalau saja peristiwa alarn seperti itu terjadi di sepanjang pantai Lautan Pasifik, seperti tsunami yang rnelarda Fukushima di Jepang, mttsyarakat seketika akan ingat pada tsunami "safety rules" yang pernah diajarkan d m dibacanya. Mereka akan scgcra lari rnenuju keternpat yang lebih tinggi, naik keatas lantai 2 atau 3 atau naik kepohon-pohon tinggi yang ada, nawun yang dilakukan rnasyarakat adalah sebaliknya.

Fakta lain rnenunjukkan, ketika terjadi gempa di Padang (Sumatera Barat), masalah utarna ltorban berjatuhan bukan karena tsunami yang ditakutkan, melainkan tertirnpa reruntuhan bangunan yang ticiak tahan gernpa. Dari sekitar 1.100 korban rneninggal (data PBB) lebih dari 600 tewas karena tertimpa banguian yang roboh, artinya kesadaran rnasyarakat kota Padang rnasih rendah. Hal ini dibuktikan dari konsep dan s3e;ifikasi bangunan yang kebanyakan tidak arnan gernpa atau tidak ramah gernpa.

Kernunculan bencana seperti mega gernpa dcngan orde pengulangan ratusan tahun dapat pula menjadi periode waktu dalarn rnembangun budaya baru. Budaya baru yang sadar akan terjadinya bencana di sekitar ternpat tinggal masing-masing, dan budaya bagaimana cara rnenghindari bencana tersebut (mitigation owcreness), bukan berarti rnelawan bencana, tetapi adalah mengurangi resiko bencana atau sadar terhadap bencana yang akan rnenirnpa.

"Menghindari" artinya melakukan cara-car; sisternatis dalam mengurangi dampak yang dit mbulkan bencana, rnateri rnaupun non rnateri. Eagaimana rnasyarakat sadar bahwa wilayahnya sangat rentan :erhadap bencana. Masyarakat paham tentang apa yang teriadi jika kekuatan ge-npa sangat dahsyat rnelandi wilayah rnereka. Sernua ini dapat dilakukan rnelalui proses pendidikan formal rnaupun informal. Walaupun penciidikan butuh waktu lama dan biaya besar, tetapi hanya d.?ngan pendidikanlah rnereka rnengerti kenapa harus sadar akan begitu banyaknya bencana "mengintai" rnereka.

Terkait dengan kesadaran tentang bencana, ada dua ha1 penting yang haws diperhatikan, pcrtamo rnembangun kultur rnasyarakat, dalam perspektif ini mernperioritaskan partisipasi dirnana k3munitas rnasyarakat rnenyusun langkah reduksi risiko yang konkrit berdasarkan visi kornunitas yang secara id?ai. Siap- siaga tentang penentuan level tingkat risiko y m g dapat diterirna, keputusan bagairnana risiko yang teritlentifikasi akan disikapi dengan dicegah. Hidup berdampingan dengaii bencana, dan sejauhrnana k2mitrnen para pernangk~l kepentingan dalarn rneng antisipasi bencana.

Kedua, adanya kornitrnen dari struktur negara, baik bersifat nasional, regional maupun loka! yang rnempunyai kekuatan hukurn, bisa berbentuk konstitusi, Surat Ke-putusan, Peraturan Daerah dan set~againya. Dari komitrnen struktur tersebut diharapkan respon negara tentang benrana tidak sebatas bersifat entergency. Naniun rnewujud lebih riil seperti negara rnenernp~tkan dirnensi-dimenri lain tentang tata-sosial van(: normal. Bila negara rnerniliki departernen kelautan, ekononi, kehutanan dan lainnya, rnaka arnat pantas soal sadar benzana dapat diwujudkan.

Selain paharn akan pentingnya kesadaran bericana, masyarakat ju!:a rnesti paham "korakteristik" ternpat tingqal dan tempat rnereka beraktivitas. Yang paling sederhana adalah d mana rurnah mereka berada? Apakah ber;!da di sarnping rurnah si A, dekat scrngai, dekat tebing, dekat pertokoan, berada di bukit, dan c,et)af:ainya. Hal ini disebut dengan rnemahami lokasi dan posisi (geo-spasial) suatu wilayah. Sejak gernpa dan tr.unarni rnelmda Nangroe Aceh Darussalam, rnasyarakat NAD menjadi rnasyarakat Indonesia yang paling sadar akan pentingnya data geo-spasial dalarn proses rnanajernen bencana, rnulni dari proses evakuasi, penindahan penduduk ke lokasi lain (relokasi) bahkan sarnpai pafa proses rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah.

Bagairnana menuntun rnasya raCat Indonesia agar bisa rnernpunyzi kesadaran geo-spasial? Ini pun dapat dilakukan rnelalui proses pendidikan. Cilm kartun "Dora the Explorer"? mengingatkan kita bahwa, wbstansi filmnya pada dasarnya adalah pendidikan. "Peta ...p eta ...p eta" begitu yang sering terdengar dari film te rs~but . Peta adalah salah satu bentuk produk gee-spasial. Peta bisa "herbicara" banyak tentang IoCasi d3n posisi wilayah, maps can speak more than thousand herds (peta akan dapat berbicara lebih dari s ~ r i 5 u kata). Kesadaran geo-spasial inilah yang dibut;rhkan rnasy;.rakat Indonesia.

- -- - - - - - -- - -. -- -- ...- Geogra' Berkarya hlernbangun Bangsa 853

Page 27: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan llmiah Tahunan XVI

Banjarmasin 2-3 Nopember

D;llarn konteks teknologi, perkembangan produksi data geo-spasial sud2h begitu pesat. Tetapi yang Ij-.Sih penting adalah bagaimana masyarakat d?pat belajar dan membangun k2bersarnaan dalam menghallapi bencana. Basis komuni tas sadar bencana inilah yang perlu dibangun secars sistematis dan berke!anjutai cli Indonesi;~. Kita perlu meniru Jepang dalam menanamkan nilai-nilai penting dalarn kehidupan nya termr~suk mernbangun budaya baru, yaitu budaya tanggap terhada~ be~cana melalui prqses kesadaran bencana (disostrr oworenes) dan kesadaran geo-spasial (geo-rpotiol awareness).

C. Upaya Yang Dilakukan di Daerah Rawan Bencana

Setiap bencana alam (gempa, banjir, longsor,. dan sebagainya) ter-jadi di Indonesia, selalu d;!p;lt dipastikai akan muncul korban jiwa yang tidak sedikit. St?mua orang tahu bahwa bencana yang terjatli d~sebab kan oleh kondisi geografis nya. Coba bayangkan jika d?lam satu tahun terjzidi 3 bencana alam, berapa iwa rakyat yang melayang? Pasti akan terjadi "mortolitas" massal yang cukup besar.

Mmusia diberi aka1 dan kemampuan berpikir untrrk bisa meminimalisir dampak bencana alam. M~nusia bisa belajar dari alarn agar mampu menyesuaikan diri supaya b:etika terjadi beicana alam. Misalnya saat terjacli gempa tidak banyak korban jiwa yang berjatuhan atau kerugian material. Bila masyarakat tidak menyadari h;il tersebut, maka pada bencana berikutnya, korban jiwa tidak akan terelakkan. Sebaliknya, bila masyarakat satjar, maka dampak yang ditimbulkan bencana bisa di minirnalisir.

Berbagai infrastruktur dan permukiman yang dikcmbang kan masih belum sepenuhnya diba~gun atas kesadaran. lndonesia perlu belajar dari bangsa Jepang yang Iterap dilanda gempa bumi yang tid2.k banyak merenggut korban jiwa. Jepang senantiasa melakukar riset mengenai bencana dan terus meningkattan pengetahuan tentang berbagai mitigasi bencana yang dalam implementasinya berhasil me nekan jurnlah korban dan kerugian akibat gempa bumi. hlasvarakat di Jepang sangat sadzr akan bencana, dan senantiasa "sedia pavung sebelurn hujan."

Pe3erintah Indonesia sudah menyadari ha1 ters?blrt, seperti adanya Undang-Undang No 24/2.307 tentang Fenanggulangan Bencarla. Pada Pasal 1 ayat 1 UU tersebut mendefinisikan, bencona adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat, tlaik disebabkan oleh faktor alam, faktor non-al~m rnaupun faktor rnanusia sehiigga rnengakibat kan timbuliyq korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian +larta benda, darl dampak psikologis.

Pada ayat 5 UU itu pula disebutkan mengenai penyelenggoro on penonggulongon bencono ad~lah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Ayat (6) menyebutkan, kegioton p e ~ c e g o h or1 bencono adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya ~ n t u k rnenghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.

Ketnudian ayat 7 dan 8 menjelaskan, kesiapsiagaan adalah serangkaial kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yane, tepat guna dan berdaya guna. Dan peringotan din; adalah serangkaian kegi3tan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh Iembara yang berwenang. Sedangl:ar, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik rnaupun penyadaran dan peningkatan ke mampuan menghadapi ancaman bencana.

UU tersebut terlihat sangat hebat, karena sudah memikirkan semuanya. Bahwa kita sudah menyaciari bahwa lndonesia merupa kan wilayah rawan bencana. Namun kita masih lemah dalam mcxn[: implementasikannya. UU tersebut merupakan produk politik yang dihasilkan oleh para politisi kita (DF'R). Namun d ~ l a m praktiknya, kita seperti mengabaikan semua itu. Sebenarnya tita belum membangun bud;^

"sadar risiko bencana" atau "sadar bencana alam" karena belum tersosialisasi untuk semua rnasyaraiat Indonesia. Yang perlu dilakukan oleh pernerirtah adalah membangun dan mendidik masyarakat yang sadar clan tanggap terhadap bencana yang akan dan vang sedang terjadi. Beberapa h3l perlu di sosialisasikan dan d' latihkan, ctiantaranya yaitu :

1. Sistem Peringaton Dini

Pernerintah sebaiknya me nyediakan sistem perinpatan dini ( misalnya zirine, detektor, alat komunik;lsi, dan lain-lain ) yang dapat di handalkan tert~tarna di dalrah rawan bencana. Sehingga saat bencara t e r j d masyarakat langsung tahu apa yang harus di lakukan. Hal int sebagian besar suciah dilakukan pemerintah. terutama di daerah pantai masyarakat sudah melakukan s mulasi tsunami.

-pp-pp - 854 Geograf Berkarya Membangun Bangsa

Page 28: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan llmiah Tahunan XVI /hi 201.3 8 .. IKATAN GEOGRAF INDONESIA <:KJ

Banjarmasin 2-3 Nopember kc.- H

I

2. Pen yelomoton Diri / Evakuosi

Mayoritas penyebab banyak nya korban adalah tidak siap saat terjadi bencana sehingga muncul kepanikan. Masyarakat perlu dilatih dan dibiasakan mengenai cara menyelarnatkan diri saat bencana. FAi!alnya, saat gempa terjadi, jika berada dalarn bangunan namun tidak rnernungkinkan keluar, sebaiknya berli*idung di bawsh kolong meja dan sebagainya. Belajarlah ke Jepang misalnya, Jepang adalah negeri gempa narnuq korban jiwanya selalu lebih sedikit. Selain itu. di Indoner.ia banyak perusaha3n tarnbang dan minyak yarlg selalu menekankan pentingnya keselamatan pekerjanya. Manfaatkanlah rnereka untuk "Sharing" mengenai ha1 tersebut.

2. Pertolongan Pertomo Pada Korban

Masyarakat juga perlu di didik tentang teknik pertolongan pertarna pada korban bencana ( P?K 1 First Aid ). Setiap terjadi bencana, kebutuh an yang paling urgen adalah tenaga rnedis, karena jika korban lu<a parah tidal: segera mendapat pertolongan maka akibatnya akan fatal. Apalagi kapasitas rumah sakit rnenjadi :.angat minim disebabkan oleh banyaknya korban. Pengalaman terjadi saat gempa Jogjakarta tahun 2006 y3n: lalu, yang mana jumlah korbannya lebih dari 5000 jiwa. Ketika itu, sernua rumah sakit menjadi "over load jehingga banyak korban yang terpaksa digeletakkan di halaman atau pelataran parkir rumah sakit. Meski begitu rrereka belum tentu segera mendapatkan pertolongan karena jumlah tenags medis sangat terbatas. Vaka jika masyarakat sudah terlatih untuk memberikan pertolong an pertarna, dikarapkan dapat memini malisir j ~ m l a h korban meninegal, misalnya dengan menghentikan pen darahan yang terjadi dan sebagainya.

3. Tanggop Dorurot

Se!anjutnya yaitu mengenai tanggap darur-at. Biasanya saat bencana, bantuan logistik pangar baru datang 12 jam pasca bencana, dan ~tu-pun belum menjangkau seluruh wilayah bencana, tel-utarna daerah terpencil. Mungkin lebih baik jika srtiap desa rnernpunyai semacam "lumbung logistik bencana" ;ebingga saat bencana terjadi masyarakat rrasih bisa rnemenuhi kebutuhan pangannya untuk sernentar;~ v~aktu, sarnbil menunggu bantilan datang. Lurnbung logistik dapat mengantis'pasi masyar;,kat untuk tidak r n e ~ i n t a surnbangan di pinggir jalan, dan tidak ada masyarakat yang rnembajzk kendaraan pengangkut bar3nl: atau bantuan.

4. Fehabilitasi Pasco Bencana

Saat rehabilitasi oasca bencana, rnasyarakat perlu disadarkan mrngenai pentingnya stru'ctur b3n):irnan tahan bencana. Sehingga jika nantinya muncul bencana alam, misalnya gernpa, jumlah bangun;!n rclsak nenjadi minimal dan jurnlah korban jiwa pun nienjadi menurun. Sebagai geograf sudah sepantaa;nya ber partisipasi, rnemotivasi, dan membangun rnasyarakat yang sadar dan tanggap terhadap bencana, ciiringi dengan implementasi terpadu UU no 24 tahun 2007 tentang penangg~rlangan bencana.

Ill. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara pali ig rawan dari segi kebencanaan di dunia. Gempa, 'sunami, gunung meletus, banjir, longsor merupakan bencana "langganan" yarg rnelanda seluruh wilayah mul,.i dari Labang sarnpai Merauke. Hal ini disebabkan cleh posisi lndonesia yang terletak pada pertem~lan tiga It:mpeng tektonik dunia yaitu Lempeng Austr~l ia di selatan, Lempeng Euro-Asia di bagian barat, dan Lempeng Samudera Pasifik di bagian tirnur.

2. Pila kita sadar terhadap bencana yang akan menirnpa, dan menyadari di lingkungan mana kita berrrukim, maka kita bisa meminimalisir dampak yang ditimhulkan bencana.

3. Langkah konkrit dalam mengendali kan bencana nelalui rnanajemen penanganan bencana yang teri~rah dan terpadu. Dengan demikian, korban dapat tersel~rnat kan dan upaya ~ ~ n t u k pemulihan pascabencarla dapat dilakukan dengan cepat.

4. Sebagai landasan hukum pengendaiian bencana di Indonesia. pcmerintah sudah mengeluarkan Undang- Clndang No 24/2007 tentang Penan~gulangan B~ncana.

- -. -- - - - -- -- - - - - -. - - . . . - - Geograf Berkarya Mernbangun Rangsn 855

Page 29: Scanned by CamScannerrepository.unp.ac.id/904/1/rawan bencana rahmanelli 1.pdf2) Geostrategis NKRI dalarn Menghadapi Tantangan Global 3! Pendidikan Geografi lnovatif untuk Mernbangun

Prosiding Pertemuan Ilmiah 'ahunan XVI

IKATAN GEOGRAF INDONESIA L \. ./-' -

< - d. Banjarmasin 2-3 Nopember

B. Saran

1. Mengoptimalkan ketersediaan data geo-spasial dalam proses manajemen bencana, mulai dari prosps evakuasi, pemindahan penduduk ke lokasi lain (re'okasi) bahkan sampai pada proses rehab litasi dan rekonstruksi wilayah.

2. Agar masyarakat paham "karakteristik" twnpat tinggal dan tempat mereka beraktivitas.

3. Agar rnasyarakat membangun budaya tanggap benrana dan komunitas sadar bencana mela!ui proses kesadaran bencana (disaster awareness) dan kesadavn geo-spasial (geo-spatial awareness).

4. Memhangun kultur masyarakat dalam menyusun langkah reduksi risiko yang konkrit berdasarkan visi komuriitas yang secara ideal, dan hidup berdampingan dengan bencana

5. Merealisasikan komitmen para pemangku kepentingan dalam men~antisipasi bencana. 6. Menirgkatkan komitmen struktur negara, baik bersi'at nasional, regional maupun lokal yang mempuiyai

kekuatan hukum, bisa berbentuk konstitusi, Surat Keputusan, Peraturzn Daerah dan sebagainya. Dari komitmen struktur tersebut diharapkan respon negara tentang bencana tidak sebatas bersifat emergencv.

4) DAFTAR RUJUKAN

Dibyosaputro, Suprapto, 1998. Geomorfologi Dasar. 3epartemen Pendidlkan dan Kebudayaan. Fakc ltas Geografi Universitas Gadjah Mada. Yogvakarta

Kesodaran Bencana Minrrn Bataviase.co.id

Ismail, Asep. 2009. Membangun Masyarakot Tanggap Bencano, www. Cempokosari 95yk.blogspot.com

Mahfud, Siaga Bencana, Pikiran Rakyat (7 September 2009)

Oemardi, Sarwedi. 2005. Pendidikan dun Mit~gasi Rencano Alum; Pelajoran Berharga dari Aceh (Artikel) Olange, 1591, Geologi Umum. Jakarta: Gaya Media Pratama

Wahyu. Bencana Alarn di Indonesia November 3.2009.

Wikantika, Ketut. 2009. Kesadaran Akan Rencona don Geo-sposial Fakultas llmu dan Teknologi Kebuniian

(Enrth Science & Technology) IT0

Kesadaran Bencana Minim Bataviase.ro.id

-- -~ -- _.- --

856 Gsograf Berkarya Membangun Bangsa