Upload
netii-netiari-arii
View
349
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT RABIES
OLEH KELOMPOK 5
KELAS A4-B:
1. Desak Made Arista Dewi (10.321.0732)
2. I Gusti Agung Gede Winantara (10.321.0735)
3. I Putu Adhi Maha Wiguna (10.321.0747)
4. Ni Kadek Netiari (10.321.0763)
5. Ni Putu Siska Ambayati Dewi (10.321.0776)
6. Ni Putu Sumertini (10.321.0777)
STIKES WIRAMEDIKA PPNI BALI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2011/2012
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYAKIT RABIES
Pokok Bahasan : Penyakit Neurobehavior
Sub Pokok Bahasan: Rabies
Sasaran : Masyarakat
Hari/ Tanggal : Rabu, 25 April 2012
Waktu : 08.00-08.30 WITA
Tempat : Desa Adat Buruan
Struktur Organisasi
Penyaji : Netiari
Moderator : Arista Dewi
Notulen : Siska Ambayati Dewi
Fasilitator : Adhi Maha, Sumertini
Observer : Winantara
A. Latar Belakang
Tahun 2009 ini merupakan bukti bahwa Indonesia bukanlah negara yang
bebas dari penyakit Rabies, terbukti dengan adanya korban meninggal yang
terinfeksi oleh penyakit ini di beberapa Rumah Sakit di Indonesia. Salah satunya
adalah provinsi Bali yang telah dklaim bebas rabies justru telah banyak korban
berjatuhan baik yang suspect maupun yang telah positif terjangkit virus rabies.
Sekarang Dinas Peternakan Bali sedang genjar-genjarnya memberantas penyakit
mematikan ini yang disebabkan oleh gigitan hewan, anjing yang dianggap sebagai
sahabat manusia justru sebagai penyebar utama dari penyebaran virus rabies ini
melalui gigitannya. Sehingga tidak heran banyak anjing yang dibunuh, namun untuk
anjing yang dipelihara akan diberikan vaksinasi. Agar kita terhindar dari penyakit
mematikan ini, hendaknya kita mengetahui bagaimana ciri-ciri hewan yang telah
terinfeksi virus rabies. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai penyakit rabies
dari pengertian sampai dengan tips-tips bila kita atau orang terdekat kita digigit oleh
anjing atau hewan yang lainnya yang berpotensi untuk menyebarkan virus rabies
B. Tujuan Umum
Pada akhir penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan mampu
memahami tentang pengertian rabies, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan
serta pencegahannya.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian rabies
2. Menjelaskan penyebab rabies
3. Menjelaskan gejala klinis rabies
4. Menjelaskan tentang pengobatan rabies
5. Menjelaskan pencegahan rabies
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
E. Media
1. Laptop
2. LCD
3. Leaflet
F. Isi Materi
1. Pengertian tentamine suicide
2. Penyebab tentamine suicide
3. Klasifikasi tentamine suicide
4. Tanda dan Gejala tentamine suicide
5. Pencegahan tentamine suicide
G. Proses Pelaksanaan
No
Waktu KegiatanSasaran
Penyajian Masyarakat
1. 5 menit
Pembukaan
a. Salam pembukab. Perkenalanc. Menyampaikan
tujuand. Kontrak waktue. Melakukan
apersepsi
Menyampaikan salam pembuka, maksud dan tujuan serta kontrak waktu pelaksanaan kegiatan kepada peserta penyuluhan dengan bahasa yang sopan dan jelas serta penggunaan kata yang efisien.
Menanyakan beberapa pertanyaan seputar opini peserta mengenai topik penyuluhan.
Menjawab salam Memperhatikan
dan terlihat antusias mengikuti penyuluhan
2. 15 menit
Kegiatan Inti
a. Penyampaian materi
Pengertian rabies Penyebab rabies Tanda dan Gejala
rabies Terapi rabies Pencegahan
rabies
Menyampaikan materi dengan jelas dan tepat sesuai dengan metode yang dipilih
Menyampaikan materi tidak berbelit-belit serta efisien sehingga mencegah kekurangan waktu
Memanfaatkan semua media yang tersedia untuk menyampaikan materi dengan baik.
Menyimak dan memperhatikan penyuluhan dengan baik dan antusias.
3. 10 menit
Penutup
a. Sesi tanya jawabb. Melakukan evaluasic. Menyimpulkan
materi yang didiskusikan
d. Mengakhiri kegiatan dengan salam
Melalukan dialog interaktif dengan peserta penyuluhan.
Menanyakan beberapa pertanyaan singkat kepada pasien tentang materi penyuluhan untuk mengetahui feed back.Contoh pertanyaan:a. Apa pengertian
rabiesb. Apa penyebab
rabiesc. Apa tanda gejala
rabiesd. Apa pengobatan
rabiese. Apa pencegahan
rabies Menyampaikan
kesimpulan dengan singkat dan jelas.
Menyampaikan salam penutup dan ucapan terimakasih dengan sopan dan jelas.
Peserta penyuluhan dengan antusias bertanya dan berdialog tentang materi penyuluhan.
Bersama penyaji menyimpulkan materi.
Mengerti dan mempunyai pengetahuan baru tentang materi penyuluhan ditandai dengan hampir keseluruhan peserta dapat menjawab studi kasus.
Menjawab salam.
H. Setting Tempat
Penyuluhan dilaksanakan di balai Desa Adat Buruan
PenyajiLaptop
LCD
Peserta PenyuluhanPeserta Penyuluhan
Peserta PenyuluhanPeserta Penyuluhan
Peserta PenyuluhanPeserta Penyuluhan
Tembok
Peserta PenyuluhanPeserta Penyuluhan
Moderator
Fasilitator Fasilitato
Observer
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
o SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.
o Media (Laptop, LCD, Leaflet) dan tempat sudah siap
o Moderator dan sekretaris sudah siap.
o Peserta siap mengikuti penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
o Media (Laptop, LCD, Leaflet) sudah disiapkan sesuai rencana.
o Tempat siap dan disusun sesuai dengan setting tempat yang telah
direncanakan.
o Penyaji,moderator, sekretaris dan peserta siap mengikuti penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
o Penyuluhan berjalan sesuai rencana dan tepat waktu.
o Masalah yang muncul saat pelaksanaan penyuluhan dapat diatasi dengan
baik.
o Tujuan penyuluhan tercapai yaitu peserta penyuluhan dapat memahami
tentang isi penyuluhan dan diharapkan akan terjadi perubahan perilaku.
J. Referensi
Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta: Gaya Baru.
Brunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2003. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Doengoes E.Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Sylvia A. Price. 2006. Patofosiologi Konsep Penyakit. Jakarta: EGC
Santosa NI. 1989. Perawatan I (Dasar-Dasar Keperawatan). Jakarta: Depkes RI,
Suharso Darto. 1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya: F.K. Airlangga.
LAMPIRAN
A. PENGERTIAN
Rabies atau lebih sering dikenal dengan nama anjing gila merupakan suatu
penyakit infeksi akut yang menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh
virus rabies dan ditularkan dari gigitan hewan penular rabies. Hewan yang rentan
dengan virus rabies ini adalah hewan berdarah panas. Penyakit rabies secara almi
terdapat pada bangsa kucing, anjing, kelelawar, kera dan karnivora liar lainnya.
B. PENYEBAB
Adapun penyebab dari rabies adalah :
a. Virus rabies.
b. Gigitan hewan atau manusia yang terkena rabies.
Penyakit rabies terutama ditularkan melalui gigitan binatang. Kuman yang
terdapat dalam air liur binatang ini akan masuk ke aliran darah dan
menginfeksi tubuh manusia
c. Air liur hewan atau manusia yang terkena rabies.
Walaupun jarang ditemukan, virus rabies ini dapat ditularkan ketika air liur
hewan yang terinfeksi mengenai selaput lendir seseorang seperti kelopak
mata atau mulut atau kontak melalui kulit yang terbuka
C. TANDA DAN GEJALA
Gejala penyakit pada hewan dikenal dalam 3 bentuk :
a. Bentuk ganas (Furious Rabies)
Masa eksitasi panjang, kebanyakan akan mati dalam 2-5 hari setelah tanda-
tanda terlihat.
Tanda-tanda yang sering terlihat :
- Hewan menjadi penakut atau menjadi galak
- Senang bersembunyi di tempat-tempat yang dingin, gelap dan menyendiri
tetapi dapat menjadi agresif
- Tidak menurut perintah majikannya
- Nafsu makan hilang
- Air liur meleleh tak terkendali
- Hewan akan menyerang benda yang ada disekitarnya dan memakan
barang, benda-benda asing seperti batu, kayu dsb.
- Menyerang dan menggigit barabg bergerak apa saja yang dijumpai
- Kejang-kejang disusul dengan kelumpuhan
- Ekor diantara 2 (dua)paha
b. Bentuk diam (Dumb Rabies)
Masa eksitasi pendek, paralisa cepat terjadi.
Tanda-tanda yang sering terlihat :
- Bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk
- Kejang-kejang berlangsung sangat singkat, bahkan sering tidak terlihat
- Lumpuh, tidak dapat menelan, mulut terbuka
- Air liur keluar terus menerus (berlebihan)
- Mati
c. Bentuk Asystomatis
- Hewan tidak menunjukan gejala sakit
- Hewan tiba-tiba mati
Gejala Rabies Pada Manusia:
a. Diawali dengan demam ringan atau sedang, sakit kepala, nafsu makan
menurun, badan terasa lemah, mual, muntah dan perasaan yang abnormal
pada daerah sekitar gigitan (rasa panas, nyeri berdenyut)
b. Rasa takut yang sangat pada air, dan peka terhadap cahaya, udara, dan suara
c. Air liur dan air mata keluar berlebihan
d. Pupil mata membesar
e. Bicara tidak karuan, selalu ingin bergerak dan nampak kesakitan
f. Selanjutnya ditandai dengan kejang-kejang lalu lumpuh dan akhirnya
meninggal dunia.
D. PENANGANAN/PENGOBATAN
1. Cuci luka gigitan itu dengan air mengalir dan sabun kurang lebih 10-15 menit.
Mencuci luka gigitan dengan air dan sabun bisa menghilangkan setidaknya
92% virus rabies.
2. Setelah itu baru ketempat kesehatan terdekat untuk meminta perawatan lebih
lanjut dan mendapatkan VAR (vaksinasi anti rabies)
3. Jangan langsung ke tempat kesehatan setelah digigit anjing karena itu
memberikan waktu untuk virus masuk dalam tubuh. Jadi ditekankan agar
mencuci luka segera setelah digigit.
4. Usahakan untuk menangkap anjing tersebut dan kurungatau diikat untuk
memastikan apakah anjing tersebut menderita rabies atau tidak. Jika anjing
mati dalam rentang waktu kurang lebih 10 hari setelah menggigit, maka
dipastikan anjing tersebut tertular rabies.
5. Untuk VAR dilakukan selam 3 kali yaitu :
- Pertama, saat digigit
- Kedua, seminggu setelah digigit
- Ketiga, tiga minggu setelah digigit
Apabila anjing telah dibunuh atau mati setelah menggigit, maka VAR harus
dijalani secara penuh. Dengan pelaksanaan VAR secara lengkap, maka
pertahanan tubuh untuk rabies yang dibentuk oleh vaksin akan maksimal, jika
setengah-setengah maka pertahanan tubuh yang terbentuk juga tidak
maksimal.
E. PENCEGAHAN
Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus
atau segera seteleh terjangkit. Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kepada
orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu :
1. Dokter hewan
2. Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi
3. Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang
terjangkit rabies dimana banyak anjing ditemukan
4. Para penjelajah gua kelelawar
Vaksinasi memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi kadar antibody
akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap penyebaran
selanjutnya harus mendapat dosis buster vaksinasi setiap 2 tahun.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan dan pemberantasan
rabies adalah:
1. Anjing peliharaan, tidak boleh dibiarkan lepas berkeliaran, harus didaftarkan ke
Kantor Kepala Desa atau Kelurahan atau Petugas Dinas Peternakan setempat.
2. Anjing harus diikat dengan rantai yang panjangnya tidak boleh lebih dari 2
meter.
3. Anjing yang hendak dibawa keluar halaman harus diikat dengan rantai tidak
lebih dari 2 meter dan moncongnya harus menggunakan berangus (beronsong).
4. Pemilik anjing wajib untuk menvaksinasi rabies.
5. Anjing liar harus segera dilaporkan kepada petugas Dinas Peternakan atau Pos
Kesehatan Hewan untuk diberantas / dimusnahkan.
6. Kurangi sumber makanan di tempat terbuka untuk mengurangi anjing liar
7. Daerah yang terbebas dari penyakit rabies, harus mencegah masuknya anjing,
kucing, kera dan hewan sejenisnya dari daerah tertular rabies.
8. Masyarakat harus waspada terhadap anjing yang diliarkan dan segera
melaporkannya kepada Petugas Dinas Peternakan atau Posko Rabies
F. HEALTH EDUCATION KLIEN RABIES
Healty education yang bisa kita beri kepada klien dan keluarga agar
penyakit rabies bisa di hindari dan mempercepat proses penyembuhan klien antara
lain:
1. Anjurkan klien dan keluarga bila memelihara anjing di ikat dengan rantai tidak
lebih dari 2 meter.
2. Anjurkan klien dan keluarga untuk memberikan vaksinasi rabies kepada
anjing peliharaanya
3. Anjurkan klien dan keluarga bila tergigit anjing langsung luka gigitan tersebut
di cuci menggunakan sabun dan di bilas di air mengalir 10-15 menit dan di
beri betadin dan segera di bawa kerumah sakit untuk mendapatkan vaksin
rabies.
4. Anjurkan klien dan keluarga agar tidak membunuh anjing yang menggigit klien
karena keadaan anjing 2 minggu kedepan menentukan keadaan klien.
5. Anjurkan klien dan keluarga bila anjing yang menggigit terlanjur di bunuh
kepala anjing tersebut agar di laporkan dan bawa ke dinas peternakan untuk
dijadikan bahan penelitian .