15

Sanur - Bali, 8 Juli 2017

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Page 2: Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

SAMBUTAN ..... iii

KOMITE ILMIAH .... v

DAFTAR ISI ..... vii

KEYNOTE SPEAKER

SUSTAINABLE BUILDING MATERIALS ADALAH KEBUTUHAN KS-1

PERAN ENERGI TERBARUKAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DIINDONESIA KS-11

BIDANG STRUKTUR DAN MATERIAL

PEMANFAATAN STEEL SLAG SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA CAMPURAN BETONNORMAL SM-1

PERENCANAAN BETON MUTU TINGGI DENGAN MENGGUNAKANSUPERPLASTICIZER SULPHONAT DAN PENAMBAHAN FLY ASH SM-9

ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG SRPMK TERHADAP BEBAN GEMPASTATIK DAN DINAMIK DENGAN PERATURAN SNI 1726 2012 SM-19

EVALUASI SIMPANGAN STRUKTUR AKIBAT PENAMBAHAN LANTAI DENGANMETODE ANALISIS STATIK DAN DINAMIK RESPONSE SPECTRUM (STUDI KASUS :PEMBANGUNAN GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNTIRTA) SM-27

PENGARUH PENGURANGAN PENAMPANG TERHADAP KERUSAKAN RANGKABAJA SM-35

STUDI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MOMENT RESISTING FRAMEDAN ECCENTRICALLY BRACED FRAME PADA GEDUNG CDAST SM-43

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT DRAMIX DAN PERAWATAN TERHADAP KUATTEKAN, KUAT TARIK DAN BIAYA BETON . SM-49

PENINGKATAN KINERJA BETON HIGH VOLUME FLY ASH DENGAN VARIASI UKURANBUTIR MAKSIMUM AGREGAT KASAR SM-55

KEKUATAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MENGGUNAKAN SERBUK BATUBATA SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN SM-63

STUDI PEMASANGAN PANEL BETON PRACETAK CORRUGATED SEBAGAI BADANREL-KERETA API: KASUS JALUR PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG . SM-71

ANALISIS PEMBEBANAN SEISMIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANGDENGAN DAN TANPA INTERAKSI TANAH-STRUKTUR (KASUS GEDUNG 5 LANTAI

SM-87

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU SEISMIK STRUKTUR RANGKA BETONBERTULANG DENGAN PEMODELAN PONDASI KAKU DAN FLEKSIBEL SM-101

Page 3: Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana viii

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR BAJA MENGGUNAKANKOLOM KOMPOSIT CONCRETE ENCASED DAN CONCRETE FILLED TUBE, SERTA NONKOMPOSIT SM-113

EVALUASI POTENSI ABU TERBANG SISA PEMBAKARAN ASPALT MIXING PLAN(AMP) PT.HARAPAN JAYA BETON BALI SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMENPORTLAND SM-125

STUDI PEMASANGAN PANEL BETON PRACETAK CORRUGATED SEBAGAI BADANREL-KERETA API: KASUS JALUR PELABUHAN TANJUNG EMASSEMARANG SM-135

ANALISIS PERILAKU HUBUNGAN PELAT-KOLOM TEPI STRUKTUR PELAT DATARDENGAN CONCRETE DAMAGE PLASTICITY (CDP) DARI ABAQUS SM-151

PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUATTEKAN BETON NON PASIR DENGAN AGREGAT GRANIT PULAU BANGKA SM-161

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TIDAK BERATURANDENGAN PENAMBAHAN TINGKAT MENGGUNAKAN SM-169

PERBANDINGAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BREISING KONSENTRIK (SRBK) TIPEX- SM-179

PENGUJIAN LABORATORIUM BETON SERAT DENGAN AGREGAT RINGAN .... SM-189

BIDANG GEOTEKNIK

ANALISIS KONSOLIDASI PDA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN METODEGT-1

ANALISIS WAKTU PENURUNAN KONSOLIDASI PADA KASUS PERBAIKAN TANAHMENGGUNAKAN STONE GT-11

ANALISIS PENGARUH PEMERAMAN TERHADAP TANAH LEMPUNG YANGGT-25

PEMANFAATAN LIMBAH BATUBARA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH............................................................................... GT-41

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG PONDASI AKIBAT PERBEDAAN METODEKONSTRUKSI PONDASI DALAM.................................................................................................... GT-57

KAJIAN EFEK PNGEMBANGAN TERHADAP KUAT GESER DAN PERUBAHAN VOLUMETANAH LEMPUNG BOBONARO...................................................................................................... GT-65

PENGARUH KONSOLIDASI TERHADAP DEFORMASI DAN FAKTOR KEAMANANDENGAN MODEL MATERIAL TANAH LUNAK............................................................................ GT-77

DAYA LAYAN PILE SLAB BETON BERTULAN SEBAGAI STRUKTUR PERKERASANGT-85

BIDANG MANAJEMEN PROYEK DAN REKAYASA KONSTRUKSI

KENDALA DALAM PENERAPAN METODE TERINTEGRASI PADA PROYEKKONSTRUKSI MK-1

Page 4: Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana ix

STUDI KECUKUPAN INFRASTRUKTUR PENUNJANG SOSIAL EKONOMI DANLINGKUNGAN DI BALI MK-9

STANDAR GREEN BUILDING INDONESIA: STUDI KOMPARASI MK-17

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN TQM (TOTAL QUALITY MANAGEMENT) DANKOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI (STUDIKASUS: PROYEK KONSTRUKSI DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA) MK-23

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) TERHADAP TOTAL QUALITY MANAGEMENT(TQM) DAN SUPPLY CHAINT MANAGEMENT (SCM) PADA INDUSTRI KONSTRUKSI(STUDI KASUS PADA KONTRAKTOR DI DAERAH DKI JAKARTA) ... MK-31

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS FAKTOR COST OVERRUN DALAM MENINGKATKANMK-39

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS FAKTOR PENYEBAB REWORK PROYEK KONSTRUKSIBANGUNAN GEDUNG APARTEMEN DI PERUSAHAAN X MK-47

IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTORDALAM PROYEK KERJA SAMA OPERASI DENGAN PERUSAHAAN ASING DIINDONESIA . MK-57

PENGARUH TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAANREHABILITASI REKONSTRUKSI DALAM RANGKA PERBAIKAN RUMAH TINGGAL DIKOTA PADANG PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 (STUDI KASUS: KOTO TANGAHDAN KURANJI) MK-65

EVALUASI TEKNIS DAN SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR PELAYANANKOTA DENPASAR MK-77

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN PELAYANAN IZIN MENDIRIKANBANGUNAN DI KOTA DENPASAR MK-89

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI REGULASI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DALAMPENATAAN PEMBANGUNAN DI KOTA DENPASAR MK-95

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADAPROYEK KONSTRUKSI MK-105

PERSPEKTIF PEMILIK PROYEK TERHADAP PERMASALAHAN DALAM MANAJEMENKLAIM KONSTRUKSI MK-113

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)MENGGUNAKAN OHSAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN FAVE HOTEL KARTIKA

MK-121

FAKTOR PENUNJANG MANAJEMEN MUTU TERPADU UNTUK MENINGKATKANKINERJA KONTRAKTOR KECIL MK-129

BIDANG TRANSPORTASI

JALAN LAYANG SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PRASARANA TRANSPORTASIRAMAH LINGKUNGAN TRANS-1

SKENARIO PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM DI KOTA PALANGKA TRANS-9

Page 5: Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana x

RAYA BERBASIS SISTEM TRANSPORTASI BERKELANJUTAN

POLA PERGERAKAN PEJALAN KAKI ANAK SEKOLAH PADA JALUR PEDESTRIAN TRANS-19

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN BIAYA KECELAKAAN DI JALAN TOL TANGERANGMERAK (KM 31 TRANS-29

TRANS-45

MODEL PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP NILAI KAPASITAS JALANDAN BIAYA OPERASI KENDARAAN PADA RUAS JALAN JAWA KABUPATEN

TRANS-57

TRANS-65

ANALISIS KORBAN DAN KECELAKAAN LALU LINTAS FATAL DI KABUPATENTABANAN TRANS-73

KARAKTERISTIK VISCO ELASTIC ASPAL AKIBAT PENUAAN DITINJAU DARI NILAISUDUT PHASE TRANS-81

DESAIN JALAN REL UNTUK TRANSPORTASI BATU BARA RANGKAIAN PANJANG(STUDI KASUS: SUMATERA SELATAN) TRANS-89

KARAKTERISTIK CAMPURAN AC-WC MODIFIKASI JENIS BNA BLEND PADA NILAIABRASI AGREGAT KASAR YANG BERBEDA YANG TERSEDIA DI BALI TRANS-97

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITIONINDEX (PCI) UNTUK MENUNJANG PRIORITAS PENANGANAN PERBAIKAN JALAN DI

TRANS-107

KAJIAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SIMPANG DENGAN UNDERPASS (STUDITRANS-113

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI BANDARAINTERNASIONALI GUSTI NGURAH RAI- TRANS-121

ANALISIS PERILAKU PEMILIHAN RUTE BERDASARKAN SISTEM INFORMASI LALULINTAS REAL TIME (STUDI KASUS: PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI WAZE) TRANS-131

ANALISIS MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH KABUPATEN TABANAN (STUDIKASUS : KECAMATAN TABANAN DAN KECAMATAN TRANS-141

KAPASITAS LINGKUNGAN JALAN SEBAGAI PENDUKUNG REKOMENDASIANDALALIN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT METRO MEDIKA MATARAM TRANS-149

PENANGANAN JALANDAN PEMASANGAN UTILITASDI WILAYAH KOTA DENPASAR:KONDISI DAN TRANS-159

ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMILIHAN RUTE JALAN TOLTRANS-167

KAJIAN EMISI GAS RUMAH KACA AKIBAT SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTACILEGON TRANS-179

ANALISIS KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN (CAED) DENGANEPOXY SEBAGAI BAHAN TAMBAH TRANS-189

Page 6: Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana xi

BIDANG SUMBER DAYA AIR

KURVA IDF DESAIN KOLAM RETENSI DAN DETENSI SEBAGAI UPAYA KONSERVASIAIR TANAH SDA-1

ANALISA INDEKS DAN SEBARAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN METODESTANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) DAN GEOGRAPHICAL INFORMATIONSYSTEM (GIS) UNTUK PULAU LOMBOK SDA-9

WATER ALLOCATION AND DISTRIBUTION IN JATILUHUR IRRIGATION AREAINDONESIA : EVALUATION AND CHALLENGES SDA-17

IMPLEMENTASI TRI HITA KARANA PADA SUBAK PULAGAN SEBAGAI WARISANBUDAYA DUNIA DI KECAMATAN TAMPAKSIRING, KABUPATEN GIANYAR SDA-29

SIMULASI OKSIGEN TERLARUT (DO) AKIBAT POLUSI DI ANAK SUNGAI CITARUMMENGGUNAKAN HEC-RAS SDA-41

PEMODELAN BAK PENGENDAP (SETTLING BASIN) UNTUK MEREDUKSI PENGARUHSEDIMENTASI SALURAN IRIGASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGAMIKROHIDRO (STUDI KASUS PADA SALURAN IRIGASI PROVINSI GORONTALO) SDA-49

EFEKTIVITAS LUBANG RESAPAN BIOPORI DALAM PENGENDALIAN BANJIR DIKOTA DENPASAR. SDA-57

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA BENDUNGAN PANDANDURI KABUPATENLOMBOK TIMUR UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI KABUPATEN LOMBOK TIMURBAGIAN SELATAN SDA-69

UNJUK KERJA BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG AMBANG RENDAH BLOK BETONBERKAIT SDA-79

MANAJEMEN RISIKO PELAKSANAAN UJI MODEL FISIK DI LABORATORIUM PANTAISDA-89

PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN PANTAI DI PANTAISDA-95

BIDANG LINGKUNGAN

PERANAN BAMBU DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN WILAYAH YANGLK-1

PENGARUH TANAMAN RAMBAT TERHADAP SUHU RUANG BAWAH ATAPLK-9

ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI LIMBAH PADAT BAHAN BERBAHAYA DANLK-15

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR HIJAU DALAM MENGURANGI GENANGAN DILK-23

BUCKET SYSTEM AS ALTERNATIVE OF URBAN GROWTH SIMULATION USINGLK-29

Page 7: Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017Sanur - Bali, 08 Juli 2017

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana MK-129

FAKTOR PENUNJANGMANAJEMENMUTU TERPADU UNTUKMENINGKATKAN KINERJA KONTRAKTOR KECIL DI KOTA DENPASAR

K. Suka Arimbawa1, G.A.P Candra Dharmayanti2 dan I.B Putu Adnyana3

1,2,3Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas UdayanaEmail: [email protected]

ABSTRAKPersaingan dalam industri konstruksi di Indonesia semakin ketat, terutama sejak

diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai tahun 2015. LembagaPengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) menunjukkan bahwa di Indonesia terdapatsekitar 160.000 perusahaan pelaksana konstruksi, yang 90% diantaranya adalah kontraktor kecil.Menurut data Gapensi tahun 2014, jumlah kontraktor di Kota Denpasar yang terdaftar padaorganisasi tersebut adalah 171, dan 77% diantaranya adalah grade 2, 3, dan 4, yang menunjukkanbahwa industri konstruksi di Kota Denpasar juga didominasi oleh kontraktor kecil. Kontraktorkecil memiliki keterbatasan dalam: ruang lingkup pekerjaan yang dapat diambil dan pengelolaansumber daya organisasi (dana, SDM dan peralatan/teknologi/metode kerja), sehingga dapatmempengaruhi kinerja dari kontraktor dalam menghasilkan proyek yang kualitasnya sesuairencana. Untuk dapat memenangkan persaingan, kontraktor harus mampu mempertahankan danmeningkatkan kinerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pentingdalam manajemen mutu terpadu (MMT) yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kinerjakontraktor kecil di Kota Denpasar, berdasarkan kajian literatur yang mendalam. Hasilmenunjukkan bahwa terdapat 38 faktor penunjang penerapan MMT yang berpengaruh terhadapkinerja kontraktor yang diukur berdasarkan profitability, growth, sustainability dancompetitiveness.

Kata kunci: kualitas, manajemen mutu terpadu, MMT, kinerja kontraktor

ABSTRACTCompetition in the construction industry in Indonesia is getting tighter, especially since theenactment of the ASEAN Economic Community (MEA) starting in 2015. The NationalConstruction Services Development Agency (LPJKN) shows that there are about 160,000construction companies in Indonesia, wherein 90% of them are small contractors. According to thedata of the Association of Construction Companies (Gapensi) in year 2014, there are 171contractors in Denpasar, and 77% of them are grade 2, 3, and 4, indicating that the constructionindustry in Denpasar is also dominated by small contractors. Small contractors commonly havelimitations in: the scope of work that can be taken and the management of organizational resources(funds, human resources and equipment / technology / working methods). This condition mayaffect on the performance of contractors to result the quality of a project as the plan. In order towin the competition, the contractor must be able to maintain and improve its performance. Thisstudy aims to identify the important factors of total quality management (TQM) that must beconsidered to improve the performance of small contractors in Denpasar, based on extensiveliterature review. The result indicates 38 supporting factors of TQM implementation that influencethe contractor’s performance (measured by profitability, growth, sustainability dancompetitiveness).

Keywords: quality, total quality management, TQM, contractor’s performance

1. PENDAHULUAN

Industri konstruksi di Indonesia pada saat ini dan kedepannya menghadapi persaingan yang lebih beratdalam industri konstruksi karena harus menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudahberlaku sejak tahun 2015. Hal ini tentunya membutuhkan kemampuan pelaksana konstruksi (kontraktor) untukbisa lebih efesien dalam pengelolaan proyek konstruksinya. Sebagaimana diketahui data statistik dari LembagaPengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) menunjukan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 160.000

Page 8: Sanur - Bali, 8 Juli 2017

K. Suka Arimbawa, G.A.P Candra Dharmayanti dan I.B Putu Adnyana

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana MK-130

perusahaan pelaksana konstruksi, 90% dari jumlah tersebut adalah kontraktor kecil. Dengan kata lain kontraktorkecil memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan perekonomian nasional. Menurut data Gapensi tahun 2014jumlah kontraktor di Kota Denpasar yang terdaftar pada organisasi tersebut adalah 171 perusahaan. Dari datatersebut 77% diantaranya adalah grade 2, 3 dan 4. Hal ini menunjukkan bahwa industri konstruksi di Denpasarjuga didominasi oleh kontraktor kecil. Kontraktor kecil adalah sebagai penyedia jasa konstruksi / pelaksanaproyek memiliki keterbatasan dalam hal modal usaha (kemampuan finansial), sumber daya manusia, penguasaanteknologi, dan kemampuan manajemen. Menurut Pribadi dan Putranto (2005), kontraktor skala kecil (small-scalecontractors) adalah kontraktor yang teregistrasi pada asosiasi dan lembaga konstruksi, dengan lingkuppekerjaan yang masih di tingkat lokal, menguasai beberapa peralatan, mempunyai modal rendah,menguasai beberapa keterampilan teknis, dan mempunyai keterampilan manajerial terbatas.Keterbatasan tersebut dapat mengakibatkan proses dan hasil akhir dari pelaksanaan konstruksi seringmenyimpang dari perencanaan awal.

Bila ingin memenangkan persaingan, kontraktor harus mampu mencapai mutu sesuai dengan kebutuhanpengguna jasa. Mutu yang ingin dicapai tidak hanya mutu produknya saja akan tetapi mutu yang ditinjau darisegala aspek, seperti bahan mentah (material konstruksi), pemasok (supplier), sumber daya yang mampu bekerjasecara efektif dan efisien. Peningkatan mutu usaha kontraktor kecil dapat dilakukan dengan menerapkanprinsip-prinsip yang ada pada manajemen mutu terpadu / Total Quality Management. Manajemen mututerpadu adalah metode yang dilandasi oleh perkembangan manajemen mutu yang mengendalikan organisasisecara keseluruhan yang bertujuan meningkatkan nilai yang diperoleh oleh pengguna jasa secaraberkelanjutan dengan cara perencanaan serta perbaikan proses dan sistem yang berkelanjutan. Studi empiris yangmenghubungkan antara manajemen mutu terpadu dan kinerja telah banyak dilakukan oleh para peneliti,diantaranya Suprantiningrun dan Zulaika (2003) menyatakan bahwa penerapan manajemen mutu terpaduberpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

Mutu yang sesuai dengan keinginan pelanggan, perlu direncanakan (quality planning), dikendalikan(quality control), dijamin (quality assurance) dan ditingkatkan (quality improvement). Implementasi dari hal-hal tersebut dapat menjadi alat untuk mengembangkan manajemen mutu terpadu atau lebih dikenal dengantotal quality management (TQM) (Gaspersz, 2005). Berdasarkan beberapa literatur, manajemen mutu terpadudapat digambarkan sebagai suatu pendekatan yang mengangkat mutu sebagai strategi usaha yang berorientasipada peningkatan kepuasan pelanggan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan, dengan cara:melakukan perbaikan proses penting secara terus menerus, mengubah paradigma manajemen tradisional,melibatkan seluruh anggota perusahaan, memerlukan komitmen jangka panjang , memiliki kesatuan tujuandidalam perusahaan, serta memberikan pelatihan-pelatihan khusus (Hardjosoedarmo, 2004; Tjiptono dan Diana,1998).

Menurut Tjiptono dan Diana (2001), manajemen mutu terpadu dapat memberikan beberapa manfaatutama sebagai berikut:1. Dengan perbaikan kualitas berkesinambungan, perusahaan akan dapat memperbaiki posisi persaingan.Dengan posisi yang lebih baik akan meningkatkan pangsa pasar dan jaminan harga yang lebih tinggi. Halini akan memberikan penghasilan lebih tinggi dan secara otomatis laba yang diperoleh semakinmeningkat.

2. Upaya perbaikan kualitas akan menghasilkan peningkatan keluaran (out put) yang bebas dari kerusakanatau mengurangi produk yang cacat. Berkurangnya produk yang cacat berarti berkurang pula biayaoperasi yang dikeluarkan perusahaan sehingga akan diperoleh laba yang semakin besar.

Manfaat tersebut diilustrasikan pada gambar 1 berikut ini:

Gambar 1. Manfaat Manajemen Mutu Terpadu

Menurut Putri (2009) ada 11 faktor penunjang penerapan manajemen mutu terpadu yang dapatberpengaruh pada kontraktor kecil antara lain faktor: kepeminpinan, kebijakan dan strategi, komitmen,

PerbaikanMutu

Memperbaikiposisi persaingan

Meningkatkan ou putyang bebas darikerusakan

Harga yanglebih tinggi

Mengurangibiaya produksi

MeningkatkanPangsa pasar

Meningkatkanpenghasilan

Meningkatkanlaba

Page 9: Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Faktor Penunjang Manajemen Mutu Terpadu Untuk Meningkatkan Kinerja Kontraktor Kecil Di Kota Denpasar

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana MK-131

manajemen sumber daya manusia, manajemen sumber daya, majemen proses, quality awareness, kerjasama,komunikasi, kapasitas untuk berubah dan pembelajaran. Pada penelitian sejenis, Kanapathy (2008) meninjau 27faktor kritis penunjang keberhasilan penerapan manajemen mutu terpadu dan menyatakan bahwa mutu pemasokdan keterlibatan karyawan menempati posisi paling berpengaruh terhadap penerapan manajemen mutu terpadu.Banyaknya faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu yang berdampak pada kinerja kontraktor,maka diperlukan kajian yang lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktorpenting penunjang penerapan manajemen mutu terpadu yang harus diperhatikan oleh kontraktor untukmeningkatkan kinerjanya. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut diharapkan kontraktor kecil di KotaDenpasar akan memiliki keunggulan bersaing dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

2. METODEMetode yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor penting yang menunjang penerapan manajemen

mutu terpadu yang berpengaruh positif terhadap kinerja kontraktor, meliputi kajian literatur yang menekankanpada pembentukan konsep dan pengetahuan dengan merujuk hasil publikasi berupa jurnal, buku, prosiding danliteratur valid lainnya. Metode/ pendekatan ini telah diterima secara luas dan telah banyak digunakan dalamkebanyakan studi penelitian (Lavy, 2011). Setiap publikasi terkait faktor sukses yang menunjang penerapanmanajemen mutu terpadu dikaji, khususnya mengenai pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja kontraktor.Indikator kinerja kontraktor diidentifikasi berdasarkan literatur meliputi publikasi penelitian terdahulu berupajurnal, prosiding, buku dan hasil peneitian terdahulu. Hasil dari studi ini disajikan dalam tiga pokok pembahasanmeliputi: 1) Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terhadap Kinerja; 2) Faktor Penunjang PenerapanManajemen Mutu Terpadu Untuk Meningkatkan Kinerja Kontraktor; 3) Indikator Kinerja Kontraktor

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Terhadap Kinerja Perusahaan/KontraktorStudi empiris yang menyatakan bahwa penerapan elemen pada manajemen mutu terpadu akan

berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi/perusahaan (Salaheldin, 2009; Prayogo dan Hong, 2008).Dampak positif tersebut diantaranya adalah: peningkatan daya saing, kepuasan konsumen dan kinerja bisnis padaperusahaan manufaktur di Kota Makassar (Rahmiawati; 2010); kepuasan pelanggan, moral pekerja,produktifitas, kualitas output dan delivery nya (Samson dan Tersziofki; 1999); kinerja manajerial (Dewi danSunarni, 2009; Suprantiningrum dan Zulaika, 2003; Meidiyana dkk, 2014). Melihat pentingnya perananmanajemen mutu terpadu terhadap kinerja perusahaan, maka perlu diketahui faktor-faktor penting yang dapatmenunjang penerapannya.

Faktor Penunjang Penerapan MMT/TQM Untuk Meningkatkan Kinerja KontraktorTabel 1 berikut mempresentasikan rekapitulasi faktor penunjang manajemen mutu terpadu untuk

meningkatkan kinerja kontraktor yang telah diidentifikasi pada studi ini. Berdasarkan hasil studi literatur dariberbagai penelitian oleh para ahli yang telah melakukan studi empiris tentang faktor-faktor kritis manajemenmutu terpadu diperoleh tiga puluh delapan (38) faktor penunjang yang menentukan keberhasilan implementasimanajemen mutu terpadu. Dari rekapitulasi, dukungan dan komitmen manajemen menempati posisi tertinggisebagai faktor yang memiliki frekuensi paling besar dalam menentukan keberhasilan implementasi manajemenmutu terpadu. Posisi berikutnya diikuti oleh empat faktor lainnya yang memiliki frekuensi terbesar secaraberturut-turut yaitu faktor: pendidikan dan pelatihan, manajemen mutu supplier (pemasok), fokus padapelanggan, serta keterlibatan karyawan.

Tabel 2.1 Faktor-Faktor Penunjang Penerapan Manajemen Mutu Terpadu

Sumber/ Referensi Total

No Faktor a b c d e f g h I j k l m n O Freq.

1 Dukungan dan Komitmen ManajemenTertinggi (Top Management) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

2 Pendidikan dan Pelatihan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 113 Manajemen Mutu Supplier (Pemasok) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 114 Fokus Pada Pelanggan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 105 Keterlibatan Karyawan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

Page 10: Sanur - Bali, 8 Juli 2017

K. Suka Arimbawa, G.A.P Candra Dharmayanti dan I.B Putu Adnyana

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana MK-132

Sumber/ Referensi Total

No Faktor a b c d e f g h I j k l m n O Freq.

6 Mutu/Kualitas Ketersediaan Informasi& Analisis 1 1 1 1 1 1 1 7

7 Manajemen Proses 1 1 1 1 1 1 1 78 Proses Desain Produk 1 1 1 1 1 1 69 Kualitas Penggunaan Informasi 1 1 1 1 1 1 610 Kebijakan dan Perencanaan Strategis 1 1 1 1 1 511 Kepemimpinan 1 1 1 1 412 Penilaian & Penghargaan 1 1 1 1 413 Komunikasi 1 1 1 1 414 Kerja Sama Tim 1 1 1 3

15 Membandingkan Produk, Proses AtauLayanan ( Bench Marking ) 1 1 1 3

16 Visi Misi Dan Prinsip Dasar 1 1 217 Perbaikan Berkelanjutan 1 1 218 Sistem Peningkatan Mutu/Kualitas 1 1 2

19 Peran Departemen Yang MembidangiMutu/Kualitas 1 1 2

20 Perencanaan OperasionalMutu/Kualitas 1 1 2

21 Pemberdayaan Karyawan 1 1 2

22 Peran Menajemen Menengah (MiddleManagement) 1 1

23 Pemanfaatan Teknologi 1 1

24 Penggunaan SPC (Statistical ProcessControl) 1 1

25 Pengawasan 1 126 Mutu/Kualitas Kewarganegaraan 1 127 Kapasitas Untuk Berubah 1 1

28 Manajemen Antar Muka Eksternal(External Interface Management ) 1 1

29 Mengorganisir Untuk MecapaiMutu/Kualitas 1 1

30 Kesadaran Tentang Mutu/Kualitas 1 131 Budaya Mutu/Kualitas Perusahaan 1 132 Manajemen Mutu/Kualitas Strategis 1 133 Manajemen Sumber Daya 1 134 Manajemen Sumber Daya Manusia 1 1 235 Hasil Mutu/Kualitas Internal 1 136 Hasil Mutu/Kualitas Eksternal 1 137 Kualitas Produk 1 138 Kinerja Supplier (Pemasok) 1 1Sumber:a. Benson& Shroeder (1989)b. Flynn & Sakakibara (1994)c. Golhar & Waller (1996)d. Black & Porter (1996).e. Johannesson & Ritchie (1997)

f. Rajendran & Kamalanabhan (1999)g. Solis & Raghunathan (1999)h. Prajogo & McDermott (2005)i. Kanapathy (2008)j. Febrini ( 2009)

k. Susilowati ( 2010.)l. Supriyanto (2011)m. Mittal (2013)n. Arshida ( 2013)o. Nofal and Zairi ( 2004)

Page 11: Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Faktor Penunjang Manajemen Mutu Terpadu Untuk Meningkatkan Kinerja Kontraktor Kecil Di Kota Denpasar

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana MK-133

Kinerja KontraktorKinerja atau performance merupakan keberhasilan mencapai suatu tujuan atau hasil kerja atau prestasi

kerja, yang memiliki hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi (Randall dan Gibson, 1990). Kinerjamerupakan implementasi dari rencana yang telah disusun untuk dilaksanakan oleh sumber daya manusia yangmemiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan organisasi. Pencapaian ini tidak terlepas dariindividu-individu yang bekerja dalam organisasi tersebut. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kepuasankerja individu akan mempengaruhi kinerja. Namun ada juga yang berpendapat sebaliknya bahwa kinerja justrumempengaruhi kepuasan karyawan dalam organisasi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwakinerja merupakan suatu proses kegiatan dalam organisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan, visi, dan misiorganisasi, serta menunjukkan hasil yang telah dicapai dalam upaya tersebut.

Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan pekerjaanterhadap penyimpangan dari rencana yang telah ditentukan (Wibowo,2007). Sedarmayanti (2007) menguraikanbahwa terlepas dari besar, jenis, sektor atau spesialisasinya, setiap organisasi biasanya cenderung tertarik padapengukuran kinerja dalam aspek berikut:1. Aspek finansial.Meliputi anggaran suatu organisasi. Karena aspek finansial dapat dianalogikan sebagai aliran darahdalam tubuh manusia, aspek finansial merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalampengukuran kinerja.

2. Kepuasan pelanggan.Dengan semakin banyaknya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang berkualitas, maka organisasidituntut untuk terus menerus memberikan pelayanan berkualitas prima.

3. Operasi bisnis internal.Informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan organisasi sudahseirama untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi seperti yang tercantum dalam rencana startegis.

4. Kepuasan karyawan.Karyawan merupakan aset yang harus dikelola dengan baik, apalagi dalam organisasi yang banyakmelakukan inovasi, peran strategis karyawan sangat nyata.

5. Kepuasan komunitas dan shareholders/stakeholders.Kegiatan instansi pemerintah berinteraksi dengan berbagai pihak yang menaruh kepentingan terhadapkeberadaannya. Untuk itu informasi dari pengukuran kinerja perlu didesain untuk mengakomodasikankepuasan dari stakeholders.

6. Waktu.Ukuran waktu merupakan variabel yang perlu diperhatikan dalam desain pengukuran kinerja. Kitasering membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan, namun informasi tersebut lambatditerima, kadang sudah tidak relevan / kadaluarsa.

Menurut Sedarmayanti (2007), indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yangmenggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Indikator harus merupakansesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja,baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun setelah kegiatan selesai dan berfungsi. Indikator kinerjadigunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja hari demi hari organisasi/unit kerja yang bersangkutanmenunjukkan kemampuan dalam rangka dan /atau menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Hersey dkkdalam Wibowo (2007) menjelaskan bahwa ada tujuh indikator kinerja, sebagai berikut:1. Tujuan.Tujuan merupakan sesuatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai di masa yang akan datang.Dengan demikian, tujuan menunjukkan ke arah mana kinerja harus dilakukan.

2. Standar.Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidakdapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai

3. Umpan balikUmpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerja, standarkinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpanbalik, dilakukan terhadap kinerja dan sebagai hasilnyadapat dilakukan perbaikan kinerja.

4. Alat atau SaranaAlat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikantujuan dengan sukses. Alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan.

5. KompetensiKompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja. Kompetensi merupakan kemampuan yangdimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik.

Page 12: Sanur - Bali, 8 Juli 2017

K. Suka Arimbawa, G.A.P Candra Dharmayanti dan I.B Putu Adnyana

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana MK-134

6. MotifMotif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu.

7. PeluangPeluang perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktoryang menyumbangkan pada adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi, yaitu ketersediaan waktudan kemampuan untuk memenuhi syarat.

Indikator kinerja yang disebutkan oleh peneliti diatas masih bersifat umum untuk semua organsasi, sehinggaperlu diketahui indikator yang lebih sesuai dengan konteks industri konstruksi. Sudarto (2011) menyatakan adaempat indikator kinerja perusahaan jasa pelaksana konstruksi, yaitu:1. Indikator Kinerja Profitabilitas (Profitability)Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dibandingkan terhadap pendapatan.Untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan kita dapat menggunakan rasio keuangan yangterdiri dari :a. Rasio Likuiditas. Perusahaan yang likuid mempunyai uang tunai cukup atau mempunyai suatu assetyang dapat dijual menjadi bentuk uang tunai dalam waktu yang relatif cepat untuk membayarhutang jangka pendek perusahaan. Rasio ini diperoleh dengan membandingkan harta lancar danhutang lancar.

b. Rasio Solvabilitas. Kemampuan perusahaan atau pemegang saham dalam memberikan proteksi,bilamana terjadi proses likuidasi pada saat kewajibannya telah jatuh tempo. Rasio Solvabilitasterdiri dari total hutang dibagi dengan total harta, total hutang dibagi dengan total dana pemegangsaham dan hutang jangka panjang dibagi dengan total dana pemegang saham.

c. Rasio Profitabilitas. Rasio Profitabilitas terdiri dari pendapatan bersih dibagi dengan penjualan,pendapatan sebelum pajak dibagi dengan penjualan, pendapatan bersih dibagi dengan total hartadan pendapatan bersih dibagi dengan total dana pemegang saham.

d. Rasio Pertumbuhan. Rasio pertumbuhan terdiri dari tingkat pertumbuhan yang ditunjukkan denganpenjualan dan tingkat pertumbuhan yang ditunjukkan dengan laba.

2. Indikator Kinerja Pertumbuhan (Growth)Pertumbuhan dalam pengertian yang luas, meliputi pertumbuhan pasar, pertumbuhan ragam produkatau jasa yang ditawarkan, serta pertumbuhan teknologi yang digunakan untuk penyediaan produk ataujasa tersebut. Pertumbuhan semacam ini seringkali menghasilkan peningkatan daya saing perusahaan.Selanjutnya, bertambahnya daya saing akan meningkatkan pula kemampulabaan perusahaan(Triwidodo, 2003). Pertumbuhan perusahaan dianggap sebagai indikator penting terhadap suksesnyaperusahaan. Pertumbuhan perusahaan yang stabil dapat dikatakan sebagai kunci untuk mencapaikehidupan perusahaan yang panjang dan sehat.

3. Indikator Kinerja Berkelanjutan (Sustainability)Kemampuan perusahaan untuk mempertahankan usahanya secara berkelanjutan merupakan sebuahkonsep yang dinamis. Konsep ini dibangun melalui berbagai interaksi yang intens antara perusahaandan lingkungan bisnisnya yang dinamis. Amstrong, dan Kotler (2003) memperkenalkan suatu modelberkelanjutan yang merupakan unsur utama bisnis perusahaan dalam pasar yang terus berubah. Kinerjaberkelanjutan harus dipertimbangkan sejak menentukan jenis infrastruktur yang akan dibangun melaluidesain dan spesifikasi, pada saat pelaksanaan konstruksi, operasi infrastrukturnya termasukpemeliharaan dan perbaikan serta pada saat dekonstruksi. Pada industri konstruksi, konstruksiberkelanjutan itu sendiri adalah menciptakan lingkungan yang sehat dengan menggunakan sumber dayayang efisien, dengan menggunakan prinsip-prinsip yang berdasarkan ekologi (Ofori, 1990). Denganmengimplementasikan teknik konstruksi yang berkelanjutan, industri konstruksi dapat mengurangibiaya siklus hidup, meningkatkan nilai asset, dan mengurangi konsumsi energi dan limbah. Industrikonstruksi dapatberadaptasi sesuai dengan kebutuhan pemilik terhadap asset dan pelayanan yangberkelanjutan, sehingga dapat mengintegrasikan kemampuan yang berkelanjutan dalam strategi danpelayanan bisnisnya (Samaras, 2004).

4. Indikator Kinerja Daya Saing (Competitiveness)Porter (2004) memaparkan bahwa daya saing adalah inti dari sukses atau gagalnya perusahaan. dayasaing perusahaan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mendesain, memproduksi, dan memasarkanproduk yang lebih superior dibanding pesaingnya, dengan mempertimbangkan harga dan kualitas(Momaya and Selby, 1988).Pada dasarnya, daya saing konstruksi di Indonesia masih terbilang rendah(Budiwibowo, 2005). Hal ini menjadi gambaran pada level perusahaan jasa konstruksi Indonesia karenadaya saing perusahaan menjadi komponen penting bagi daya saing industri. Porter berpendapat bahwaperan pemerintah dan peluang pada pengembangan daya saing suatu industri adalah penting, namunsecara tidak langsung (Porter, 1990). Sedangkan untuk mengukur kinerja daya saing pada level nasional

Page 13: Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Faktor Penunjang Manajemen Mutu Terpadu Untuk Meningkatkan Kinerja Kontraktor Kecil Di Kota Denpasar

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana MK-135

dapat dilihat dari produktivitas (Porter, 1994) serta market share perusahaan (Hansen dan Wernerfelt,1989). Kondisi ekonomis global secara signifikan dapat memperluas dan membuat lingkunganpersaingan perusahaan semakin kompleks.

Identifikasi indikator pengukur kinerja kontraktor pada penelitian ini lebih merujuk pada indikator yangdisajikan oleh Sudarto (2011) karena lebih sesuai untuk mengukur kinerja kontraktor.

4. KESIMPULANBerdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat 38 faktor pendukung penerapan

manajemen mutu terpadu yang dapat berdampak positif terhadap kinerja kontraktor yang diukur berdasarkanempat indikator yaitu profitability, growth, sustainability dan competitiveness.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Nofal, A. and Zairi, M.TQM (2004) "Critical Factors: The Recipe for SuccessfulImplementation.Critical Factors of TQM: An Update on The Literature. The European centre For total QualityManagement".International Journal of Applied Quality Management. Volume 2 Issue 2 Special Edition

Amstrong, dan Kotler (2003), Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesembilan, Penerbit PT. IndeksGramedia, Jakarta

Black, S. & Porter, L. (1996). "Identification of the critical factors of TQM. Decision Sciences", 27, 1–21.

Budiwibowo, A. (2005). Cluster Konstruksi Indonesia. Bidang kekhusuan Manajemen Konstruksi,Program Pascasarjana Bidang Ilmu Teknik. Universitas Indonesia. Magister Ilmu Teknik. Jakarta.

Dewi, F. N dan Sunarni, C.W. (2009). "Pengaruh Penerapan Total Quality Manajemen (TQM) PadaKinerja Manajerial Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Wilayah Yogyakarta dan Sekitarnya". MODUS, JurnalEkonomi dan Bisnis. Vol. 21 No. 1 Hal 12-22

Flynn, B., Schoeder, R. & Sakakibara, S. (1994). "A framework for quality management research andassociated measurement instrument", Journal of Operations Management, 11, 336–366.

Gasver, V. (2005), Total Quality Management, PT. Gramedia Pustaka Utaman, JakartaAhire, S. L., Golhar, D.Y. & Waller, M.A. (1996). "Development and validation of TQM implementation

constructs".Decision Sciences, 27(1), 23–56.Hansen G, and Wernerfelt B (1989). "Determinants of firm performance: the relative importance of

economic and organizational factors". Strategic Management Journal 10 (5): 399- 411Hardjosoedarmo, S (2004) Total Quality Mangement, Penerbit ANDI, YogyakartaKanapathy, K . (2008) "Critical Factors of Quality Management Used in Research Questionnaires: A

Review of Literature". Sunway Academic Journal 5. (Non-ISI/Non-SCOPUS Cited Publication).Koriawan, Nyoman. (2011). "Karakteristik danKinerja Perusahaan Jasa KonstruksiKualifikasi Kecil di

Kabupaten JembranaTahun 2009",(Tesis ), Jurusan PascasarjanaTeknik Sipil Universitas Udayana.Lavy, S. (2011). "A Literature Review on Measuring Building Performance by Using Key performance

Indicators", AEI 2011, ASCE.Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi /LPJK, (2004), Klasifikasi dan Kualifikasi, www.lpjk.or.idLembaga Pengembangan Jasa Konstruksi /LPJK, (2008), Registrasi usaha jasa pelaksana konstruksi,

www.lpjk.or.idMeidiyana, Andrea V.Rutiyaningsih, dan Sri, Immanuela,Intan. “Pengaruh Total Quality Management

(TQM) Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward)sebagai Variabel Moderating pada PT. INKA (Persero) Madiun”.Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi.Vol. 02No. 01, Februari 2014.Hal.1-8.

Momaya, K., & Selby, K. (1998). “International competitiveness of the Canadian construction industry: acomparison with Japan and the United states”.Canadian Journal of Civil Engineering, Vol 25 (4), pp. 640-652.

M. Arshida, Massoud. & Agil, Syed Omar. (2013) "Critical Success Factors For Total QualityManagement Implementation Within The Libyan Iron And Steel Company".Iss & Mlb. 24-26.

Mittal, Deepak & Bala, Kiran.(2013)."Analysis of Critical Factors for Successful Implementation of TotalQuality Management in Manufacturing Industries".International Journal of Latest Trends in Engineering andTechnology (IJLTET).Vol. 3 Issue 1

Ofori, G., (1990) The Construction Insdutry : Aspect Of Its Economic And Management,SingaporeUniversity Press

Prajogo, Daniel I., and Christopher M. McDermott, (2005) "The relationship between total qualityManagement practices and organizational culture", International Journal of Operations & ProductionManagement, Vol. 25, No. 1, pp. 1101-1122.

Page 14: Sanur - Bali, 8 Juli 2017

K. Suka Arimbawa, G.A.P Candra Dharmayanti dan I.B Putu Adnyana

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana MK-136

Prayogo, Daniel I., and Soon W. Hong. (2008). "The effect of TQM on performance in R&Denvironment: A perspective from South Korean firms", Technovation28 : pp. 855-863.Porter, M.E. (1990). The Competitive Advantage of Nations. The Free Press. New YorkPorter, M. E. (1994). "The role of location in competition".Journal of Economics of Business,1(1), 35–39.

Putri, Dina Febrini. 2009."Faktor-Faktor Penting Penerapan Sistem Berbasis TQM Untuk MeningkatkanMutu Kontraktor Kecil Di Indonesia (Studi Kasus Kota Bandung)".(Tesis). Bandung : ITB"

Joseph, N., Rajendran, C., & Kamalanabhan, T.J.(1999). "An instrument for measuring total qualitymanagement implementation in manufacturing-based business units in India". International Journal ofProduction Research,37(10), 2201–15.

Salaheldin, S. I. (2009). "Critical success factors for TQM implementation and their impact onperformance of SMEs". International journal of productivity and performance management, 58(3), 215-237.

Samson, D. and Terziovski, M. (1999), “The relationship between total quality management practices andoperational performance”, Journal of Operations Management, Vol. 17 No. 4,pp. 393-409.

Sedarmayanti. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen PegawaiNegeri Sipil. Bandung : PT. Refika Aditama.

Randall, D.M. and AM. Gibson, (1990)“Methodology in Business Ethics Research: A Review andCritical Assessment,” Journal of Business Ethics, 457-471.

Rao, S., Solis, L.E., & Raghunathan, T.S. (1999). "A framework for international quality managementresearch:Development and validation of a measurement instrument". Total Quality Management, 10(7), 1047–75.

Saraph, J.V., Benson, P. G., & Shroeder, R.G. (1989). "An instrument for measuring the critical factors ofquality management". Decision Sciences, 20, 810–829.

Sudarto.,2011. Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi di Indonesia. CSIS, JakartaSuprantiningrum dan Zulaikha,(2003). Pengaruh Total Quality Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial

Dengan Sistim Pengukuran Kinerja dan Sistim Penghargaan SebagaiVariabel Moderating. Studi Empiris PadaHotel Indonesia. SNA VI, hal 775-789 Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek. Jakarta

Supriyanto,Achmad, (2011). "Implementasi Total Quality Management Dalam Sistem Manajemen MutuPembelajaran Di Institusi Pendidikan",Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1

Susilowati,Fajar. (2010)"Studi Penerapan Manajemen Kualitas pada kontraktor Besar Di Indonesia".(Tesis). Bandung : ITB"

Tjiptono, F. dan Anatasia Diana(2002), Total Quality Management, Edisi Revisi, Yogyakarta : PenerbitAndi Ofset, 2002

Tjiptono, F dan Anastasia Diana. (1995) Total Quality Manajemen. Yogyakarta.Triwidodo, B. E. A. (2003), Buku Referensi Untuk Kontraktor Bangunan Gedung Sipil, PT. Gramedia

Pustaka Utama, JakartaTumelap.J, Sumajouw. M. D. J. dan Waney, Estrelita V. Y. (2014) "Analisis Kinerja Perusahaan Jasa

Pelaksana Konstruksi (Studi Kasus di Kabupaten Sarmi)". Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2, (135-142) ISSN: 2087-9334

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.Zeitz G., Johannesson R., & Ritchie J.E. Jr. (1997). "An employee survey measuring total quality

management practices and culture". Group and Organization Management, 22(4), 414–444.

Page 15: Sanur - Bali, 8 Juli 2017