29
Laporan Praktikum Hari/Tgl : Rabu, 18 September 2013 Sanitasi Dan Higiene Dosen : Mrr. Lukie T, STP, Msi Asisten : Yuvita Alfa Nurani, AMd SANITASI UDARA DAN RUANG Oleh: Faisal Salman Alparisi J3E112121 Grace Vela Siregar J3E212139 Nurdiani Afrilia J3E112086

Santasi Ruang Dan Udara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Santasi Ruang Dan Udara

Laporan Praktikum Hari/Tgl : Rabu, 18 September 2013

Sanitasi Dan Higiene Dosen : Mrr. Lukie T, STP, Msi

Asisten : Yuvita Alfa Nurani, AMd

SANITASI UDARA DAN RUANG

Oleh:

Faisal Salman Alparisi J3E112121

Grace Vela Siregar J3E212139

Nurdiani Afrilia J3E112086

PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: Santasi Ruang Dan Udara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih

dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan

bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan

meningkatkan kesehatan manusia.

Sanitasi memegang peranan penting dalam industri pangan karena

merupaka usaha taua tindakan ynag diterapkan untuk mencegah terjadinya

perpindahan penyakit pada makanan. Dengan menerapkan sanitasi yang tepat dan

baik, maka keamanan dari pangan yang diproduksi akan dijmin aman untuk

dikonsumsi. Kata Hygiene menurut Lukman (2008), berarti kondisi atau tindakan

untuk meningkatkan kesehatan atau ilmu yang berkaitan dengan pemeliharaan

kesehatan. Higiene mencakup usaha perawatan kesahatah dirii akaibat pekerjaan.

Udara merupakan salah satu sumber kontaminasi dalam pengolahan

pangan. Tingkat pencemaran udara tidak mengandung mikroflora secara alami,

tetapi kontaminasi dari lingkungan sekitarnya mengakibatkan udara mengandung

berbagai mikroorganisme. Mikroorganisme yang terdapat di udara biasanya

melekat pada bahan padat, misalnya debu, atau terdapat di dalam droplet air.

Menurut Irianto (2002), jumlah mikroorganisme yang mencemari udara juga

ditentukan oleh sumber pencemaran di dalam lingkungan, misalnya dari saluran

pernapasan manusia yang disemprotkan melalui batuk dan bersin.

Ruangan merupakan salah satu sumber kontaminasi dalam pengolahan

pangan. Jika di dalam suatu ruangan banyak terdapat debu dan air, mikroba yang

ditemukan di dalamnya juga bermacam-macam. Tingkat pencemaran udara di

dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti laju ventilasi,

padatnya orang, dan sifat serta taraf kegiatan orang-orang yang menempati

ruangan tersebut. Mikroorganisme dapat terhembuskan dalam bentuk percikan

dari hidung dan mulut.

1.1 Tujuan

Tujuan dari praktikum sanitasi udara dan ruang ini adalah untuk

memberikan pemahaman dan keterampilan kepada mahasiswa mengenai metode

pengujian sanitasi udara dan ruang.

2

Page 3: Santasi Ruang Dan Udara

BAB II

METODOLOGI

2.1 Sanitasi Udara

3

Siapkan 2 cawan steril

APDA

Tuang sekitar 15 ml APDA

Tuang sekitar 15 ml NANA

Simpan pada toilet CB dengan dibuka cawan

setengahnya selama 30 menit

Inkubasi 30o C selama 2 hari

Setelah tumbuh mikroba hitung densitas mikroba

Page 4: Santasi Ruang Dan Udara

2.1 Sanitasi Ruang

4

Lantai

Inkubasi pada suhu 30o C selama 2 hari

Amati dan hitung densitas mikroba

Simpan agar tersebut ke dalam cawan

Potong agar RODAC sepanjang 1-1,5 cm

Tempelkan pada lantai selama 4 detik

Page 5: Santasi Ruang Dan Udara

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

a. foto sanitasi udara di toilet CB

b. metode open disc inkubasi 5 hari media NA

5

Page 6: Santasi Ruang Dan Udara

c. metode open disc method inkubasi 5 hari media APDA

d. metode RODAC inkubasi 5 hari media PCA

6

Page 7: Santasi Ruang Dan Udara

Data hasil pengamatan Sanitasi Udara (Open Disc Method) dan

Sanitasi Ruang (RODAC)

KELOMPOK 1 (Lab Mikro)

Sanitasi Udara

Ulangan ke- NA APDA

1 55

(d= 9,2 cm)

5

(d= 9,2 cm)

2 66

(d= 9,2 cm)

5

(d= 9,2 cm)

Perhitungan :

Luas cawan = πr2 Luas cawan = πr2

= 3,14 x (4,6)2 = 3,14 x (4,6)2

= 66,4424 cm2 = 66,4424 cm2

Media NA Media APDA

55+662

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

66,4424 cm2

= 1,8 x 104 cfu/jam/m2

5+52

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

66,4424 cm2

= 1,5 x 103 cfu/jam/m2

KELOMPOK 1 (Lab Mikro)

Sanitasi Ruang

Ulangan ke-PCA (d = 2,8)

Sebelum Sesudah

1 21 14

2 11 7

Perhitungan :

Luas agar = πr2

= 3,14 x (1,4)2

= 6,1544 cm2

Media PCA (sebelum dibersihkan) Media PCA (setelah dibersihkan)

7

Page 8: Santasi Ruang Dan Udara

21+112

x 10000 cm2

6,1544 cm2

= 2,6 x 104 cfu/m2

14+72

x 10000 cm2

6,1544 cm2

= 1,7 x 104 cfu/m2

KELOMPOK 2 (CB Olah 4)

Sanitasi Udara

Ulangan ke- NA APDA

1 34

(d= 9,5 cm)

2

(d= 9,5 cm)

2 51

(d= 9,5 cm)

4

(d= 9,5 cm)

Perhitungan :

Luas cawan = πr2 Luas cawan = πr2

= 3,14 x (4,75)2 = 3,14 x (4,75)2

= 70,84625 cm2 = 70,84625 cm2

Media NA Media APDA

34+512

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

70,84625 cm2

= 1,2 x 104 cfu/jam/m2

2+42

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

70,84625 cm2

= 8,5 x 102 cfu/jam/m2

KELOMPOK 2 (CB Olah 4)

Sanitasi Ruang

Ulangan ke-PCA (d = 2,8)

Sebelum Sesudah

1 70 27

2 107 24

Perhitungan :

8

Page 9: Santasi Ruang Dan Udara

Luas agar = πr2

= 3,14 x (1,4)2

= 6,1544 cm2

Media PCA (sebelum dibersihkan) Media PCA (setelah dibersihkan)

70+1072

x 10000 cm2

6,1544 cm2

= 1,4 x 105 cfu/m2

27+242

x 10000 cm2

6,1544 cm2

= 4,1 x 104 cfu/m2

KELOMPOK 3 (CB Olah2)

Sanitasi Udara

Ulangan ke- NA APDA

1119

(d= 9,2 cm)

1

(d= 9,3 cm)

253

(d=9,0 cm)

4

(d= 9,3 cm)

Perhitungan :

Luas cawan (NA) = πr2 Luas cawan (APDA) = πr2

= 3,14 x (4,55)2 = 3,14 x (4,65)2

= 65,00585 cm2 = 67,89465 cm2

Media NA Media APDA

119+532

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

65,00585 cm2

= 2,6 x 104 cfu/jam/m2

1+42

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

67,89465 cm2

= 7,7 x 102 cfu/jam/m2

KELOMPOK 3 (CB Olah2)

Sanitasi Ruang

Ulangan ke-PCA (d = 2,8)

Sebelum Sesudah

1 52 21

2 36 24

Perhitungan :

9

Page 10: Santasi Ruang Dan Udara

Luas agar = πr2

= 3,14 x (1,4)2

= 6,1544 cm2

Media PCA (sebelum dibersihkan) Media PCA (setelah dibersihkan)

52+362

x 10000 cm2

6,1544 cm2

= 7,2 x 104 cfu/m2

21+242

x 10000 cm2

6,1544 cm2

= 3,7 x 104 cfu/m2

KELOMPOK 4 (Toilet Lab Terpadu)

Sanitasi Udara

Ulangan ke- NA APDA

182

(d= 9,0 cm)

50

(d= 9,0 cm)

274

(d= 9,0 cm)

43

(d=9,0 cm)

Perhitungan :

Luas cawan (NA) = πr2 Luas cawan (APDA) = πr2

= 3,14 x (4,5)2 = 3,14 x (4,5)2

= 63,585 cm2 = 63,585 cm2

Media NA Media APDA

82+742

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

63,585 cm2

= 2,4 x 104 cfu/jam/m2

50+432

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

63,585 cm2

= 1,5 x 102 cfu/jam/m2

KELOMPOK 4 (Toilet Lab Terpadu)

Sanitasi Ruang

Ulangan ke-PCA (d= 2,8)

Sebelum Sesudah

1 101 10

2 81 12

Perhitungan :

10

Page 11: Santasi Ruang Dan Udara

Luas agar = πr2

= 3,14 x (1,4)2

= 6,1544 cm2

Media PCA (sebelum dibersihkan) Media APDA (setelah dibersihkan)

101+812

x 10000 cm2

6,1544 cm2

= 1,5 x 105 cfu/m2

10+122

x 10000 cm2

6,1544 cm2

= 1,8 x 104 cfu/m2

KELOMPOK 5 (CB Ling)

Sanitasi Udara

Ulangan ke- NA APDA

152

(d= 9,0 cm)

2

(d=9,0cm)

245

(d= 9,0cm)

1

(d=9,0cm)

Perhitungan :

Luas cawan (NA) = πr2 Luas cawan (APDA) = πr2

= 3,14 x (4,5)2 = 3,14 x (4,5)2

= 63,585 cm2 = 63,585 cm2

Media NA Media APDA

52+452

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

63,585 cm2

= 1,5 x 104 cfu/jam/m2

2+12

x 60menit30menit

x 10000 cm2

63,585 cm2

= 4,7x 102 cfu/jam/m2

KELOMPOK 5 (CB Ling)

Sanitasi Ruang

Ulangan ke-PCA (d = 2,8)

Sebelum Sesudah

1 47 17

2 50 15

Perhitungan :

11

Page 12: Santasi Ruang Dan Udara

Luas agar = πr2

= 3,14 x (1,4)2

= 6,1544 cm2

Media PCA (sebelum dibersihkan) Media PCA (setelah dibersihkan)

47+502

x 10000 cm2

6,1544 cm2

= 7,8 x 104 cfu/m2

17+152

x 10000 cm2

6,1544 cm2

= 2,6 x 104 cfu/m2

KELOMPOK 6 (Kantin)

Sanitasi Udara

Ulangan ke- NA APDA

191

(d= 10cm)

33

(d= 9,8 cm)

2118

(d= 9,5cm)

16

(d=9,8cm)

Perhitungan :

Luas cawan (NA) = πr2 Luas cawan (APDA) = πr2

= 3,14 x (4,875)2 = 3,14 x (4,9)2

= 74,624 cm2 = 75,3914 cm2

Media NA Media APDA

91+1182

x 60 menit30menit

x 10000cm2

74,624 cm2

= 2,8 x 104 cfu/jam/m2

33+162

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

75,3914 cm2

= 6,5 x 103 cfu/jam/m2

KELOMPOK 6 (Kantin)

Sanitasi Ruang

Ulangan ke-PCA (d = 2,8)

Sebelum Sesudah

1 24 12

2 14 8

Perhitungan :

12

Page 13: Santasi Ruang Dan Udara

Luas agar = πr2

= 3,14 x (1,4)2

= 6,1544 cm2

Media PCA (sebelum dibersihkan) Media APDA (setelah dibersihkan)

24+142

x 10000cm2

6,1544 cm2

= 3,1 x 104 cfu/m2

12+82

x 10000 cm2

6,1544 cm2

= 1,6 x 104 cfu/m2

KELOMPOK 7 (Toilet CB)

Sanitasi Udara

Ulangan ke- NA APDA

1339

(d= 9,3cm)

6

(d=9,3cm)

2240

(d=9,1 cm)

11

(d=9,1 cm)

Perhitungan :

Luas cawan (NA) = πr2 Luas cawan (APDA) = πr2

= 3,14 x (4,6)2 = 3,14 x (4,6)2

= 66,4424 cm2 = 66,4424 cm2

Media NA Media APDA

339+2402

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

66,4424 cm2

= 8,7 x 104 cfu/jam/m2

6+112

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

66,4424 cm2

= 2,6 x 103 cfu/jam/m2

KELOMPOK 7 (Toilet CB)

Sanitasi Ruang

Ulangan ke-PCA (d = 2,8)

Sebelum Sesudah

1 68 48

2 74 33

Perhitungan :

13

Page 14: Santasi Ruang Dan Udara

Luas agar = πr2

= 3,14 x (1,4)2

= 6,1544 cm2

Media PCA (sebelum dibersihkan) Media APDA (setelah dibersihkan)

68+742

x 10000cm2

6,1544 cm2

= 1,2 x 105 cfu/m2

48+332

x 10000 cm2

6,1544 cm2

= 6,6 x 104 cfu/m2

KELOMPOK 8 (UKS)

Sanitasi Udara

Ulangan ke- NA APDA

166

(d= 9,0cm)

17

(d=9,0cm)

280

(d= 9,0cm)

10

(d= 9,0cm)

Perhitungan :

Luas cawan (NA) = πr2 Luas cawan (APDA) = πr2

= 3,14 x (4,5)2 = 3,14 x (4,5)2

= 63,585 cm2 = 63,585 cm2

Media NA Media APDA

66+802

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

63,585 cm2

= 2,3 x 104 cfu/jam/m2

17+102

x 60 menit30 menit

x 10000 cm2

63,585 cm2

= 4,2 x 103 cfu/jam/m2

KELOMPOK 8 (UKS)

Sanitasi Ruang

Ulangan ke-PCA

Sebelum Sesudah

1 18 9

2 17 8

Perhitungan :

14

Page 15: Santasi Ruang Dan Udara

Luas agar = πr2

= 3,14 x (1,4)2

= 6,1544 cm2

Media PCA (sebelum dibersihkan) Media APDA (setelah dibersihkan)

18+172

x 10000 cm2

6,1544 cm2

= 2,8 x 104 cfu/m2

9+82

x 10000cm2

6,1544 cm2

= 1,4 x 104 cfu/m2

*Diameter PCA = 2,8 cm

Uji Sanitasi Udara

kel RuanganRata-ratakoloni Densitas

NA APDA NA APDA

1 Lab Mikro 60,5 5 1,8 x 104

cfu/jam/m2

1,5 x 103

cfu/jam/m2

2 CB olah 4 42,5 3 1,2 x 104

cfu/jam/m2

8,5 x 102

cfu/jam/m2

3 Cb Olah 2 86 2,5 2,6 x 104

cfu/jam/m2

7,7 x 102

cfu/jam/m2

4 Toilet Lab Terpadu 78 46,5 2,4 x 104

cfu/jam/m2

1,5 x 102

cfu/jam/m2

5 CB ling 48,5 1,5 1,5 x 104

cfu/jam/m2

4,7x 102

cfu/jam/m2

6 Kantin 104,5 24,5 2,8 x 104

cfu/jam/m2

6,5 x 103

cfu/jam/m2

7 Toilet CB 289,5 8,5 8,7 x 104

cfu/jam/m2

2,6 x 103

cfu/jam/m2

8 UKS 73 13,5 2,3 x 104

cfu/jam/m2

4,2 x 103

cfu/jam/m2

Uji Sanitasi Ruang

15

Page 16: Santasi Ruang Dan Udara

kel Ruangan

Rata-rata koloni

(PCA)Densitas

sebelum sesudah sebelum sesudah

1 Lab Mikro 16 10,5 2,6 x 104

cfu/m2

1,7 x 104

cfu/m2

2 CB olah 4 88,5 25,5 1,4 x 105

cfu/m2

4,1 x 104

cfu/m2

3 Cb Olah2 44 22,5 7,2 x 104

cfu/m2

3,7 x 104

cfu/m2

4 Toilet Lab Terpadu 91 11 1,5 x 105

cfu/m2

1,8 x 104

cfu/m2

5 CB ling 48,5 16 7,8 x 104

cfu/m2

2,6 x 104

cfu/m2

6 Kantin 19 10 3,1 x 104

cfu/m2

1,6 x 104

cfu/m2

7 Toilet CB 71 40,5 1,2 x 105

cfu/m2

6,6 x 104

cfu/m2

8 UKS 17,5 8,5 2,8 x 104

cfu/m2

1,4 x 104

cfu/m2

3.2 Pembahasan

16

Page 17: Santasi Ruang Dan Udara

Sanitasi Ruang

Pada ruangan, hal yang penting untuk diperhatikan adalah lantai, dinding,

dan langit-langit. Lantai yang licin dan dikonstruksi dengan tepat, mudah

dibersihkan. Sedangkan lantai yang kasar dan dapat menyerap, sulit untuk

dibersihkan. Lantai yang terkena limbah cairan misalnya dari alat pemasakan dan

tidak ditiriskan dengan baik dapat menjadi tempat penyediaan makanan bagi

bakteri dan serangga. Dinding dan langit-lngit yang kasar dapat membawa bakteri

seperti Staphylococcus aureus. Lantai, dinding, dan langit-langit yang

konsturksinya buruk, jauh lebih sulit untik dijaga sanitasinya. Akan tetapi,

struktur yang licin pun dapat menjadi sumber kontaminan yang tidak diinginkan

bila tidak dibersihkan dan dipelihara secara teratur dan efektif.

Pada praktikum ini dilakukan sanitasi ruang pada lantai di beberapa tempat

seperti ; lab mikro, CB olah 4, CB Olah 2, Toilet lab terpadu, CB Ling, Kantin,

Toilet CB, dan UKS., metode yang digunakan merupakan metode RODAC. Agar

suntik PCA steril ditempelkan pada lantai yang belum dibersihkan dengan

desinfektan dan pada lantai yang belum dan telah dibersihkan dengan desinfektan

bermerk “So Klin lantai”.

Jumlah mikroba pada lantai ruangan sebelum dibersihkan desinfektan

terbanyak terdapat pada toilet lab terpadu dengan jumlah rata-rata koloni 91dan

jumlah total mikroba sebanyak 1,5 x 105 cfu/m2 . Jumlah koloni paling sedikit

terdapat di ruang Lab CB mikro yaitu 16 koloni dengan jumlah total mikroba

sebanyak 2,6 x 104 cfu/m2. Setelah dibersihkan dengan desinfektan, jumlah total

mikroba menurun. Pada lantai ruang Toilet lab terpadu jumlah mikroba turun

menjadi 1,8 x 104 cfu/m2, sedangkan pada lantai lab CB mikro jumlah total

mikroba turun menjadi 1,7 x 104 cfu/m2. Terdapat perbedaan penurunan jumlah

mikroba di setiap ruang sebelum dan sesudah dibersihkan.

Tingginya jumlah mikroba pada lantai sebelum pemberian desinfektan

disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Srikandi Fardiaz (1992, h.78) faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan jasad renik adalah nutrient, air, suhu, pH,

oksigen, adanya zat penghambat misalnya desinfektan dan adanya jasad renik

lain.

Adanya perbedaaan jumlah mikroba sebelum dan sesudah pemberian

desinfektan dari faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jasad renik karena

17

Page 18: Santasi Ruang Dan Udara

adanya zat penghambat, karena apabila pengaruh pencahayaan, suhu,kelembaban,

pada saat praktikum baik sebelum dan sesudah pemberian desinfektan adalah

relatif sama.

Faktor utama yang menetukan bagaimana desinfektan bekerja adalah kadar

desinfektan, waktu yang diberikan kepada desinfektan untuk bekerja, suhu

desinfektan, jumlah dan tipe mikroorganisme yang ada dan keadaan bahan yang

didesinfeksi. Apabila proses desinfeksi ditujukan pada patogen tertentu, agen yang

dipilih sebagai desinfektan harus dikenal sebagai bakterisidaefektif terhadap

organisme tersebut. Cara kerjadesinfektan dalam mematikan mikroorganisme

yaitu:

a. Kerusakan pada Dinding sel dengan cara menghambat pembentukan atau

mengubah setelah selesaiterbentuk.

b. Perubahan metabolisme sel, adanya kerusakan pada membran sitoplasma

yang akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel.

c. Perubahan molekul protein dan Asam Nukleat, apabila terjadi perubahan

molekul protein dan asam nukleat dimanahidupnya suatu sel bergabung

pada terpeliharanya molekul ini, makadapat merusak sel tanpa diperbaharui

kembali.

d. Penghambatan kerja enzim penghambatan kerja enzim dapat mengakibatkan

tergangguny ametabolisme atau matinya sel.

e. Penghambatan sintetis asam nukleat dan protein, adanya gangguan DNA,

RNA dan protein didalam proses kehidupannormal sel dapat mengakibatkan

kerusakan total pada sel.

Sanitasi Udara

Pengujian mikroorganisme dalam udara dilakukan di ruangan yang telah

ditentukan. Tempat yang dipilih untuk menguji sanitasi udara tersebut antara lain

Lab Mikro, CB Olah 4, CB Olah 2, Toilet Lab Terpadu, CB Lingkungan, Kantin,

Toilet CB, dan yang terakhir adalah UKS. Pengujian dilakukan dengan cara

meletakkan media agar NA dan PDA yang telah membeku dalam cawan petri

pada tempat-tempat yang telah disebutkan sebelumnya. Cawan petri tersebut

diletakkan dalam keadaan terbuka selama 30 menit, tujuannya adalah agar

mikroorganisme di udara dapat menempel dan menjadikan media agar tersebut

18

Page 19: Santasi Ruang Dan Udara

menjadi tempat tumbuhnya, sehingga jumlah mikroorganisme baik bakteri,

kapang, dan khamir dapat diketahui. Selanjutnya dilakukan inkubasi untuk

menumbuhkan mikroorganisme sesuai dengan kondisi yang cocok, yaitu pada

suhu 30oC .

Hasil yang diperoleh setelah dilakukan inkubasi selama dua hari dapat

dilihat pada tabel hasil pengamatan. Hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk

jumlah koloni dan densitas atau kepadatan mikroba yang terdapat di udara.

Jumlah koloni dihitung secara manual, dan dapat dihitung densitasnya.

Dari tabel tersebut dilihat bahwa urutan densitas yang tumbuh pada medium

NA dari jumlah terbesar hingga terkecil adalah pada NA yang disimpan di  Toilet

CB terdapat 8,7 x 104 cfu/jam/m2, di Kantin terdapat 2,8 x 104 cfu/jam/m2, di CB

Olah 2 terdapat 2,6 x 104 cfu/jam/m2, di Toilet Lab Terpadu terdapat 2,4 x 104

cfu/jam/m2, di UKS terdapat 2,3 x 104 cfu/jam/m2, di CB Mikro terdapat 1,8 x

104 cfu/jam/m2, di CB Lingkungan terdapat 1,5 x 104 cfu/jam/m2, dan di CB

Olah 4 terdapat 1,2 x 104 cfu/jam/m2. Densitas koloni kapang dan khamir , dari

urutan terbesar hingga terkecil yang hidup di medium APDA adalah yang

disimpan di Kantin terdapat 6,5 x 103 cfu/jam/m2, di UKS terdapat 4,2 x 103

cfu/jam/m2, di Toilet CB terdapat 2,6 x 103 cfu/jam/m2, di Lab Mikro terdapat

1,5 x 103 cfu/jam/m2, di CB Olah 4 terdapat 8,5 x 102 cfu/jam/m2, di CB Olah 2

terdapat 7,7 x 102 cfu/jam/m2, di CB Lingkungan terdapat 4,7 x 102 cfu/jam/m2,

dan di Toilet Lab Tepadu terdapat 1,5 x 102 cfu/jam/m2. Berdasarkan data

tersebut, dapat disimpulkan bahwa mikroorganisme yang mendominasi dalam

kontaminasi udara adalah bakteri, hal ini dapat terlihat dari jumlahnya yang lebih

banyak dibandingkan dengan yang tumbuh di medium APDA.

Adanya mikroorganisme yang tumbuh di masing-masing cawan

menandakan bahwa udara di tempat tersebut tidak selamanya bebas dari

kontaminasi mikrooganisme dan dengan adanya pengujian ini membuktikan

bahwa adanya aktifitas di setiap tempat menunjukan adanya mikrooganisme yang

ada di tempat tersebut.

Perhitungan densitas sangat dipengaruhi oleh luas cawan dan lamanya

kontak cawan dengan udara tempat uji dilakukan. Luas cawan petri yang

berbentuk lingkaran dapat dihitung dengan mengukur diameter tiap cawan yang

digunakan.

19

Page 20: Santasi Ruang Dan Udara

Tingkat pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi oleh

faktor-faktor seperti laju ventilasi, padat orang dan sifat serta saraf kegiatan

orang-orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme terhembuskan

dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut selama bersin, batuk dan bahkan

bercakap-cakap titik-titik air terhembuskan dari saluran pernapasan mempunyai

ukuran yang beragam dari mikrometer sampai milimeter. Titik-titik air yang

ukurannya jatuh dalam kisaran mikrometer yang rendah akan tinggal dalam udara

sampai beberapa lama, tetapi yang berukuran besar segera jatuh ke lantai atau

permukaan benda lain. Debu dari permukaan ini sebentar-sebentar akan berada

dalam udara selama berlangsungnya kegiatan dalam ruangan tersebut (Pelczar,

1994).

Terdapat berbagai prediksi jenis mikroorganisme yang memungkinkan

menyebar diudara dan dapat mengkontaminasi bahan pangan, dari mulai yang

bersifat pendegradasi hingga patogen. Bakteri yang memungkinkan menjadi agen

kontaminan antara lain Pseudomonas, Xanthomonas, Gluconobacter,

Halobacterium, Halococcus, Alcaligenes, Acetobacter, dan Brucella. Kapang

yang kemungkinan menjadi kontaminan adalah jenis Aspergillus Sp.

Beberapa cara yang digunakan untuk membersihkan udara yaitu:

1. Menyiram tanah dengan air sehingga mengurangi debu yang berterbangan.

2. Menyemprot udara dengan desinfektan sehingga udara berkurang

mikrobanya

3. Dengan menggunakan radiasi sinar ultraviolet.

BAB IV

KESIMPULAN

20

Page 21: Santasi Ruang Dan Udara

Dari praktikum yyang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semua

tempat dimanapun terdapat mikroba maupun kapang kamir pada udara dan

ruangan. Perbedaaan jumlah mikroba pada ruangan meliputi faktor pengaruh

pencahayaan, suhu, kelembaban, pada saat praktikum baik sebelum dan sesudah

diebrsihkan sedangkan faktor perbedaan mikroba pada udara meliputi faktor laju

ventilasi, padat orang dan sifat serta saraf kegiatan orang-orang yang menempati

ruangan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

21