52
SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 1

Samaritan Edisi 1 2016

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Samaritan Edisi 1 2016

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 1

Page 2: Samaritan Edisi 1 2016

RESENSI

Dia di dunia kerja kita?”. Saat kita dihadapakan pilihan sulit untuk menyalah-gunakan wewenang jabatan, apakah Dia masih pribadi yang sama dengan yang kita ikuti di gereja, ataukah Dia hanya figur yang kita kagumi untuk kita pedulikan sewaktu-waktu saja.

Sekilas buku ini ringan untuk dibaca. Namun, makna maupun pesan-pesan yang diuraikannya keras. Reflektif dan penuh dengan dan teguran, Kyle Idleman mengajak kita berpikir tentang konsekuensi menjadi seorang pengikut Kristus, maupun berkat dan pemeliharaan Tuhan yang pasti kita terima sebagai seorang pengikut Kristus sejati.

Buku ini termasuk buku yang sangat dire-komendasikan oleh beberapa pemimpin maupun pendeta yang saya kenal. Versi bahasa Inggrisnya pun cukup laris di Indonesia. Dan Literatur Per-kantas Jatim telah melakukan dengan sangat baik dalam menterjemahkan keseluruhan buku ini, sehingga bahasa Indonesianya tetap enak untuk dibaca.

Setelah membaca buku ini, kita akan dibawa untuk menyimpulkan inti dari seluruh buku ini; untuk menentukan sikap: apakah kita adalah pengikut, atau kita adalah penggemar; yang berdalih akan mengikut Dia besok, setelah kita “menyelesaikan” hal ini dan itu.

Dr. Elia A.B.Kuncoro, Sp.Onk.Rad

2 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Pernahkah kita menggemari bintang film atau serial tertentu sampai kita tidak pernah ketinggalan untuk menonton setiap new

release atau episode-nya? Atau apakah kita seorang penggemar olahraga atau tim bola tertentu yang pertandingannya tidak pernah satu pun kita lewat-kan? Singkatnya, kita adalah seorang fans. Nah, pernahkah kita menempatkan Yesus sebagai figur sama seperti orang atau tokoh yang kita gemari itu?

Faktanya, Tuhan menginginkan para pengi-kut-Nya lebih dari pada orang-orang yang rutin datang ke gereja, orang yang berdoa dalam waktu-waktu tertentu, atau yang sering menulis dalam status media sosialnya mengenai Tuhan, bahkan lebih dari pada orang-orang yang mampu berkhotbah mengutip bagian tertentu dari Alkitab. Singkatnya, Tuhan tidak menginginkan respons seorang penggemar. Tuhan Yesus menginginkan respons pengikut yang sedia berkorban dalam mengikut Dia.

Buku ini berbicara tentang kejujuran hubungan kita dengan pribadi Yesus. “Seperti apa-kah Dia saat kita di gereja?” Dan, “seperti apakah

KONSEKUENSIMENGIKUT YESUSJudul : Not a fan - Bukan Seorang PenggemarPenulis : Kyle IdlemanHalaman : 239

Page 3: Samaritan Edisi 1 2016

RESENSI

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 3

Samaritan diterbitkan sebagai saranainformasi dan pembinaan bagimahasiswa dan tenaga medis Kristen

PenerbitPelayanan Medis Nasional (PMdN)Perkantas

Pemimpin Umum dr. Lineus Hewis, Sp.A

RedaksiDR. dr. Lydia Pratanu Gunadi, MSdr. Maria Irawati Simanjuntak, Sp.PD-KICdr. Eka Yudha Lantang, Sp.ANIr. Indrawaty Sitepu, MAdr. Elia A.B. Kuncoro, Sp.Onk.Raddrg. Karmelia Nikke DarnestiRedaksi PelaksanaThomas Nelson PattiradjawaneSekretaris RedaksiDra. Jacqueline Fidelia Rorimpandey

Alamat RedaksiJl. Pintu Air Raya No. 7 Blok C-5Jakarta 10710Tel: 021-345 2923, Fax: 021-352 2170email: [email protected]: Medis Nasional PerkantasTwitter: @MedisPerkantas

Cover & Layout Hendri Wijayanto

PercetakanPT. Anugerah Inova Indonesia (AVIOS)

Bagi sahabat PMdNyang rindu mendukung PMdN melaluimajalah SAMARITAN,dapat mentransfer keBCA, KCU. Matraman JakartaRek. 342 256 6799a.n. Eveline Marceliana

Bukti transfer mohon dikirim melaluifax atau email dengan nama dan alamatpengirim yang lengkap

DAFTAR ISI:

RESENSI - Ada Paradigma Baru 2DARI REDAKSI 4ATRIUM - Apakah Saya Masih Seorang Murid Kristus

5

FAKTUAL - Harga yang Harus Dibayar Seorang Murid

7

FAKTUAL - Long Life Discipleship 10FAKTUAL - Komitmen Mempelajari Firman

14

UNTAIAN FIRMAN - Menjaga Kebugaran Rohani

16

KESAKSIAN - KTB, Tempat Belajar Hidup 19KESAKSIAN - Medical MISSION COURSE xi

21

LAPORAN - Persiapan Kamp Medis Alumni XI

27

INFO - Begini Aturan Aborsi di Indonesia 29INFO - 9 Negara yang Memiliki Hukum Aborsi Paling Ketat

30

INFO - Sejarah dan Manfaat Strawberry 31INFO - Tenaga Medis Rawan Gugatan 34INFO - Memilukan, Inikah Rumah Sakit Terburuk di Dunia?

36

ANTAR KITA - On Call 38ANTARA KITA - “Penyakit” Penulis 39DARI SUKU KE SUKU - Suku Dondo: Memasukan Mayat ke Dalam Pohon Sagu

40

TEROPONG DOA 42HUMORIA 44REFLEKSI - Darah-Nya, Nyawa-Nya 45ANTAR KITA 48

Page 4: Samaritan Edisi 1 2016

DARI REDAKASI

4 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Konon, orang yang komit itu, mereka yang mempunyai kebiasaan dan keberanian mengeluarkan komitmen. Biasanya, sadar bahwa ia tengah mengaitkan keadaan sekarang

dengan keadaan di masa mendatang. Komitmen seolah sumbu yang menjadi jangkar penghubung kondisi sekarang

dengan kondisi yang belum pasti. Lewat komitmennya, ia berkata, “Apa pun yang terjadi, saya akan…”.

Nah, dalam kondisi sekarang yang ruwet dan semrawut begini, kita bisa-bisa takut melihat future. Komitmen pun bisa jadi melemah.

Sampai-sampai, ungkapan religius “Insya Allah” disalahgunakan orang untuk menyatakan: tidak komit.

Kondisi-kondisi yang tidak bisa diduga, sering membuat hati gundah dan berakibat “kita tidak berani untuk komit apa-apa”.

Belum lagi kalau kita melihat sangat jauh ke depan: “Bagaimana Indonesia di tahun 2030?”;

“Bagaimana masalah kesehatan ditangani di ‘era pasar bebas’ ini?” Kondisi yang tidak jelas ini sering menyebabkan kita beranggapan

bahwa komitmen bisa jadi “senjata makan tuan” bagi kita, karena akan membuat kita berada dalam posisi yang sulit bila tidak bisa memenuhinya.

Pertanyaannya, bisakah kita hidup tanpa komitmen?

Page 5: Samaritan Edisi 1 2016

Oleh: DR. dr. Lydia Pratanu Gunadi, MS

Apakah Saya Masih Seorang Murid Kristus?

Atrium

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 5

Eugene Peterson dalam bukunya yang berjudul A LONG OBEDIENCE IN THE SAME DIRECTION membahas tentang

bagaimana bertumbuh sebagai murid dalam masyarakat dan pengaruh nilai-nilai yang serba instan. Bahasan di buku itu merupakan telaahpada limabelas pasal dalam kitab Mazmur (Maz.120-134).Dalam buku itu, kehidupan seorang murid dapat disamakan atau merupakan suatu perjalanan panjang ketaatan (long obedience) kepada Allah. Ketaatan yang panjang ini membutuhkan akar yang diperoleh dari suatu masa yang panjang dan bukan sesuatu yang instan. Dalam kelimabelas Mazmur tersebut murid-murid Kristus dikuatkan dan dimotivasi untuk tetap menekuni ketaatan sebagai murid dan mengalami Kristus sebagai Juruselamat, Tuhan dan Sahabat serta Gembala dalam berbagai musim kehidupan (season of life).

Siapakah yang dapat disebut murid?Apakah seorang yang telah dibaptis? Apakah seorang yang aktif dalam pelayanan di gereja, di kampus atau di charity? Atau dalam jabatan di gereja: jadi majelis, dan sebagainya?

Ada banyak ayat yang menjelaskan tentang murid Kristus. Dalam Yoh. 8:31-32, seorang murid Kristus adalah seorang yang tetap dalam

firman. Yaitu seorang yang mengenal kebenaran – dan memiliki kemerdekaan karena pengenalan akan kebenaran. Seorang yang punya hati yang baik yang sangat menghargai firman Tuhan, haus dan lapar akan firman Tuhan (kebenaran) dan yang kesukaannya adalah firman Tuhan. Ia tidak lagi terikat oleh apapun untuk mengikut Yesus dengan penuh. Uang, posisi, ketakutan, rasa minder, pengaruh pacar, orang tua. Ia menger-ti dengan benar tempat dan fungsi semua itu, sehingga ia tidak inginkan semua itu mengikat dia untuk mengikut Tuhan Yesus.

Tentu di jaman informasi seperti sekarang, dimana kita dipenuhi/dicekoki berbagai informa-si baik TV, radio, koran, majalah, iklan, kuliah, tempat kerja, info-info dan omongan dari teman, orang tua, saudara, tetangga, dll. Maka mudah sekali firman Tuhan yang kita baca/dengar cepat tergeser dan terlupakan! Kita perlu berusaha lebih keras untuk tinggal di dalam firman Tuhan supaya bisa jadi murid-murid-Nya!

Pertama-tama kita mesti sadari bahwa nilai firman Tuhan lebih tinggi dan bernilai dari info-info lainnya, karena bukan hanya merupakan kebutuhan rohani kita tapi juga berguna utnuk hidup salah dan bernilai kekal, yang benar dan bahagia di dunia ini, yang bermakna.

Page 6: Samaritan Edisi 1 2016

Atrium

6 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Ciri murid Kristus yang kedua adalah saling mengasihi. Dalam Yoh. 13:33-34 Tuhan Yesus memberi perintah ini dengan sangat gamblang. Saling mengasihi seperti apa? Seperti Tuhan Yesus mengasihi kita, demikian juga kita harus saling mengasihi – kasih yang tidak pamrih, take & give; tapi kasih yang berkorban, yang bisa menerima dan memberi.

Sekarang sangat banyak gereja/persekutuan/lembaga pelayanan yang jemaat/ anggotanya kum-pul bukan karena saling mengasihi tetapi hanya karena mau dengar pembicara tertentu, atau kare-na ajaran-ajaran yang baik/hebat, memiliki misi dan program yang baik/bagus bahkan tidak jarang karena ketertarikan pada program/ acara/ musik/ puji-pujian di sana. Dalam Yoh 15:8 dikatakan pula bahwa sebagai murid, kita akan berbuah banyak. Itu semua terjadi karena persekutuan kita dengan Tuhan dan tinggal dalam firman-Nya (anggur).

Buah pertobatan, buah Roh dan buah Injil menjadi beberapa tanda yang dapat dilihat dari hidup seorang murid sejati.

Bagaimana diri kita? Setelah sepuluh atau mungkin dua puluh tahun sebagai orang percaya, apakah saya masih seorang murid Kristus? Apakah dalam masa tersebut saya masih sama taat sebagai seorang murid, dan bahkan sekarang lebih taat lagi kepada Guru Agung saya?

Atau justru saya sekarang lebih mengasihi diri sendiri daripada Tuhan Yesus? Lebih mengasihi uang dan kesuksesan daripada Dia? Apakah saya sekarang lebih taat kepada suara mayoritas daripa-da suara Tuhan Yesus?

Ada tiga alat pengukur yang saya kira tepat dipergunakan sebagai kriteria apakah saya seorang murid Kristus, yaitu:

1. Motivasi: ketika dulu kita menjawab panggil- an menjadi murid Kristus pertama kalinya, motivasi kita adalah ingin menjadi serupa dengan Guru kita. Setelah beberapa tahun berlalu, adalah motivasi menjadi serupa dengan Dia tetap menjadi yang terutama? Jangan-jangan motivasi kita sekarang adalah ingin menjadi dokter spesialis yang sukses dengan pasien banyak; rumah yang mewah

dan anak-anak yang sekolah di sekolah inter-nasional dan lain sebagainya?

2. Prioritas: Dengan banyaknya aktivitas dan kesibukan, berbagai komitmen dalam peker-jaan dan tanggung jawab; dimanakah posisi prioritas untuk bertumbuh sebagai murid? Bagaimanakah kita mengatur prioritas-priori -tas hidup kita supaya kita tetap bertumbuh dan berakar dalam Firman, doa dan pe-layanan? Ataukah kita sudah lama sebetulnya tidak hidup dalam prioritas yang benar?

3. Penyerahan diri: Dalam pengikutan kita pada Kristus, adakah orang/ hal-hal yang bisa menggoyahkan kita untuk terus ikut Dia? Pengaruh/rasa hutang budi pada direktur ru-mah sakit tempat kita bekerja, pengaruh nilai materialism di sekitar kita, bahkan pengaruh nilai-nilai permisif dan sekuler yang makin ‘menggarami’ kehidupan kita.

Kembali pada bagian awal tulisan ini, bagaimanakah ‘perjalanan’ ketaatan kita sebagai murid Kristus? Dapatkah kita mengumpamakan hidup kita sebagai murid-Nya sebagai: A LONG OBEDIENCE IN THE SAME DIRECTION to God?

Adakah kita disegarkan dan selalu dimotivasi, bahwa selama ketaatan panjang dalam berbagai sphere and season of life, kita mengalami Tuhan sebagai Penjaga, Penolong, sumber anugerah, kekuatan dan Pelindung kita?

Page 7: Samaritan Edisi 1 2016

Harga yang Harus DibayarSeorang MuridOleh: dr. Nora Netty Margaretha Silalahi*

Faktual

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 7

Dalam kekristenan dewasa ini, istilah ‘bayar harga’ bukanlah sesuatu yang asing. Namun, kita perlu mengerti dengan

benar bagaimana istilah bayar harga dapat hadir ditengah-tengah kekristenan. Karena Alkitab sendiri tidak pernah menyebutkan bahwa Tuhan memerintahkan kita untuk membayar harga. Jadi mengapa kita harus membayar harga???

Rasul Paulus mengatakan dalam I Korintus 6:20, bahwa kita ini telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar !! dibeli dari siapa? Dari tuan lama kita yaitu dosa. Dan dibeli secara lunas oleh kematian Kristus di kayu salib. Yesus membebas-kan kita dari belenggu dosa yang berujung maut, kematian tanpa akhir. Namun ketika kita sudah dibeli, tidak sekonyong-konyong kita menjadi ma-nusia bebas seperti burung lepas dari kandangnya. Karena kita memiliki tuan yang baru yaitu Kristus yang membeli kita dengan hidup dan nyawa-Nya. Membayar harga disini bukan berarti kita harus membayar kepada Kristus agar kita menjadi ma-nusia yang bebas.

Apa yang telah diberikan-Nya kepada kita tidak akan dapat kita bayarkan kembali !! Kini, ketika banyak orang kristen mengatakan kita

harus membayar harga sesungguhnya yang kita lakukan bukan membayar atas apa yang Kristus lakukan bagi kita. Sebanyak dan selama apapun kita membayar kepad Tuhan, baik itu dengan persembahan dalam pelayanan (yang dikategori-kan manusia sebagai suatu tindakan bayar harga). Karya Kristus itu tidak akan pernah tergantikan. Mengapa? Karena Kristus membayar kita bukan dengan kekayaan dan kuasa-Nya, namun dengan hidup-Nya.

Paulus menulis kepada jemaat di Galatia: “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk bagi kita”. Jadi apakah yang kita lakukan ?? Pengabdian dan ketaatan, karena Kristus kini menjadi Tuan bagi kita. Bukan kita yang menjadi tuan bagi diri kita sendiri.

Inilah yang menjadi aplikasi harga yang harus dibayar. Dalam kitab Injil Matius 16:21-28, PENGABDIAN dan KETAATAN seperti apa yang diharapkan oleh Tuhan sebagai pemilik kita ??

Page 8: Samaritan Edisi 1 2016

Menyangkal DiriMenyangkal diri berarti melupakan apa yang

berharga bagi diri kita, melupakan apa yang menjadi keinginan diri sendiri. Yang utama adalah kehendak dan keinginan Kristus dalam semua aspek kehidupan kita.

Saya jadi teringat pada masa sebelum meng- ambil keputusan untuk mengikut Kristus. Saya pu-nya motivasi bahwa seorang dokter berkelimpah -an dalam materi, dihargai dan dihormati.

Memiliki Kristus berarti menyangkal diri dalam hal ini. Ketika bekerja sebagai dokter PTT di Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Sumbawa saya punya banyak kesempatan untuk mengumpulkan kekayaan materi dengan wewenang saya sebagai kepala PUSKESMAS. Selanjutnya saya ditawarkan lagi untuk menduduki suatu jabatan dan materi dengan diminta syarat untuk berpindah keper-cayaan. Saat inipun saya bertugas sebagai dokter yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat serta membuka praktek pribadi. Sebelum diberlakukan tentang gratifikasi banyak dari pihak produk obat-obatan mengajak bekerja sama dalam penggunaan obat dengan menjanjikan penawaran yang meng-giurkan. Puji Tuhan, kesempatan-kesempatan yang ada tersebut saya harus lupakan dengan tetap

berpegang pada ketaatan dan pengabdian pada Kristus.

Memikul SalibPada masa Yesus, salib dikenal sebagai alat

penghukuman dan alat untuk mempermalukan orang dihadapan umum. Ketika Tuhan meminta kita untuk memikul salib, Ia tidak meminta kita untuk memikul salib-Nya. Kita tidak akan mampu memikul salib Tuhan. Tapi Ia menginginkan kita untuk mengikuti teladan-Nya. Yang siap menang-gung penderitaan bukan karena perbuatan kita, namun karena Kristus. Penderitaan semacam apa sih ?? Menurut versi Paulus penderitaanya adalah ketika harus menerima cemooh, penolakan bah-kan hingga ditangkap dan dibunuh karena Kristus. Ketika Ia harus mengalami beragam kesukaran dan kesesakan kaena Kristus. Bagaimana dengan kita ? Awal bekerja sebagai dosen PTT di daerah yang berbeda kepercayaan dengan saya, penolakan saya terima dari kelompok masyarakat tersebut. Dan ketika saya bertahan untuk tetap bertugas di daerah tersebut, tempat tinggal saya pun mereka curi. Sampai pada masa kerusuhan yang berbau SARA. Sayapun termasuk dokter yang di sweep-ing karena kristenisasi dengan selebaran kertas

8 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Page 9: Samaritan Edisi 1 2016

yang diedarkan masing-masing kecamatan. Saya berkomitmen untuk tetap melaksanakan tugas dan panggilan sebagai dokter dengan penuh integritas dan pengabdian. Sampai pada suatu pengalaman dimana Tuhan berkarya dengan cara-Nya yang ajaib. Akhirnya semua pihak menerima kehadir- an saya, bahkan melindungi dan menjaga untuk tetap di daerah tersebut pada masa sweeping. Di akhir masa tugas saya, mereka memohon kepada pimpinan daerah untuk mempertahankan saya tetap bertugas di daerah tersebut. Tetapi kare-na saya punya panggilan tugas yang baru oleh DEPKES sayapun meninggalkan daerah tersebut dengan sukacita dan suatu keyakinan apa yang pernah saya tabur, Tuhanlah yang akan memberi pertumbuhan.

‘Mengikut Aku’ berani meninggalkan segala sesuatu dan tidak lagi berjalan dalam kegela-pan namun memiliki terang hidup (Luk.9:61; Yoh.8:12). Sebagai murid Kristus dan alumni medis bagaimana kita untuk tetap berkomitmen mengaplikasikan mengikut Kristus yang adalah guru kita?? PENGABDIAN dan KETAATAN untuk menjadi terang Kristus. Saat ini saya bekerja sebagai dokter jaga di RSUP Adam Malik Medan bagian Instalasi Gawat Darurat, disamping itu saya juga dipercayakan pimpinan untuk bertanggung-

jawab dalam pelayanan medis. Tempat saya beker-ja ini dikelilingi kehidupan teman sejawat yang sebagian besar memiliki gaya hidup sekularisme dan konsumtif. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk tetap menjaga komitmen hidup sebagai murid Kristus dalam kesederhanaan dan prinsip tetap memberi dalam pekerjaan Tuhan.

Puji dan syukur bagi Kristus yang tetap meme-lihara saya bersama keluarga untuk tetap melayani Tuhan. Dengan hikmat membagi waktu yang Tuhan berikan saya juga tetap berkomitmen dalam pelayanan mahasiswa dan alumni medis untuk pemuridan lewat kelompok tumbuh bersama serta pelayanan sosial di panti jompo. Sering dalam perjalanan dari rumah ke tempat saya bertugas dan melayani (± 45 km), saya merenungkan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran dan materi sebagai aplikasi membayar harga tidak sebanding dengan apa yang Kristus lakukan dalam pengorbanan-Nya dan pemeliharaan-Nya yang ajaib dalam kehidupan saya bersama keluarga. Tanpa saya sadari airmata sayapun mengalir membangkitkan semangat dan membawa damai sejahtera serta sukacita untuk tetap mengikut Dia sebagai murid dan mewujudkan rencana-Nya lewat hidup saya.

*Bekerja di RSUP Adam Malik Medan

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 9

Faktual

Page 10: Samaritan Edisi 1 2016

FaktualLong Life DiscipleshipOleh: Dr. Henny E. S. Ompusunggu, M.Biomed*

Saat melayani sebagai dokter PTT di sebuah RSUD di provinsi Kalimantan Barat, saya sempat syok melihat banyak penyimpangan yang terjadi. Ketidakbenaran yang terjadi tidak hanya berim-plikasi moral, tapi pastinya berdampak buruk pada layanan pasien secara langsung dan jangka panjang. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh tenaga medis (dokter, perawat, bidan), tetapi berjamaah yakni termasuk tenaga farmasi, radiolog, kasir, staf kantor, dll. Saya membayangkan kalaulah hal serupa juga terjadi di banyak fasilitas kesehatan di Indonesia, menjadi suram membayangkan kualitas kesehatan rakyat Indonesia ini. Lewat hal ini, Tuhan membawa saya kepada satu titik yang membuat saya dapat melihat dengan jelas potensi besar pelayanan pemuridan di mahasiswa. Masa

saat mahasiswa adalah masa pencarian jati diri, masa pengkristalan prinsip-prinsip hidup dan terbuka untuk belajar serta dibentuk. Kalau sudah alumni dan sudah bekerja cenderung agak sulit untuk diarahkan, karena saat alumni kristalisasi prinsip dan nilai sudah terbentuk dan ego semakin lebih tinggi sebagai seorang yang sudah dapat menentukan masa depan hidupnya sendiri. Dalam pergumulan pribadi, saya semakin dibukakan bahwa butuh orang-orang yang sudah terbina dan mau kembali ke kampus untuk mengajar dan membimbing mahasiswa agar berkualitas dalam hal keilmuan dan spiritualitas mereka sehingga pada akhirnya mereka menjadi tenaga medis yang Injili, profesional, misioner dan berintegritas.

Dibutuhkan pemuridanbukan sekedar pendidikan

Saya tidak pernah berpikir, kuliah di Fakultas Kedokteran dan menjadi seorang dosen (guru). Yang saya tahu, kalau kuliah di fakultas kedokter-an untuk menjadi seorang dokter yang mengobati orang sakit. Akan tetapi Tuhan memimpin dan mengarahkan setahap demi setahap dalam perjala-nan hidup saya. Diawali dari penjangkauan yang dilakukan oleh UKM KMK UP FK USU. Tahapan awal sebelum seorang menjadi murid harus ter-lebih dahulu diinjili dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya,selanjutnya sama seperti bayi yang baru lahir agar dapat bertumbuh dan berkembang dengan sehat hingga dewasa butuh suplai nutrisi yang baik, sama halnya dengan seorang yang lahir baru masih merupakan bayi rohani agar dapat memiliki iman yang terus bertumbuh dan semakin dewasa rohani harus terus mendapat makanan rohani be-rupa pembelajaran Firman Tuhan, hal inilah yang dilakukan dalam pembinaan Kelompok Kecil. Di dalam Kelompok Kecil kita belajar dan semakin mengenal Yesus serta karya-Nya, dibentuk men-jadi murid sejati, komitmen melakukan disiplin

10 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Page 11: Samaritan Edisi 1 2016

rohani dalam rangka meningkatkan kualitas hubungan pribadi dengan Tuhan, serta dibentuk dari segi karakter, yang kesemuanya menjadikan kita menjadi seorang murid yang mencintai Tuhan melebihi apapun dan membenci dosa melebihi apapun.

Saya bersyukur Tuhan menangkap saya saat mahasiswa dan ditempah sedemikian rupa dalam kelompok kecil untuk menjadi murid yang sejati, walaupun dalam prosesnya pasti ada masa-masa jatuh bangun, tidak taat, namun terpujilah Dia, Allah yang sangat sabar dalam membimbing saya, menuntun dan mengarahkan saya kepada rancan-ganNya menjadi manusia yang seperti Dia ingink-an yang mencintai Yesus melebihi dari siapapun atau apapun, tetap hidup dalam Firman Tuhan, hidup bagi Kristus dan mati bagi keakuanku, pikul salib, hidup dalam kasih dan bergantung penuh kepada-Nya serta terus menghasilkan buah.

Tantangan menjadi muridMotto dalam pelayanan mahasiswa adalah

“student today leader tomorrow” dimana setiap mahasiswa yang dibina menjadi murid dalam kelompok kecil pada akhirnya harus memuridkan kembali (murid yang memuridkan kembali), yang merupakan amanat agung Tuhan kita (Matius 28:18-20). Setelah 2 tahun dibina saya mengambil keputusan untuk memberi diri menjadi pemimpin kelompok kecil (PKK). Ada fenomena yang terjadi di pelayan mahasiswa Medan, dimana ketika PKK sudah masuk coass, kelompok kecil nya dan kelompok kecil yang dipimpinnya mulai kurang aktif bahkan ada yang tidak aktif lagi. Dengan alasan sulitnya mencari jadwal yang pas, sibuk dan sebagainya. Akan tetapi ketika saya mencoba mengamati fenomena ini saat saya masuk coass, yang saya temukan adalah kebanyakan coass yang tidak komit dalam pemuridan adalah mereka yang belum memahami pentingnya pemuridan, merasa sudah cukup tangguh dan cukup mengenal Yesus lewat pemuridan selama di kampus, tanpa men-yadari bahwa arena pertandingan saat di kampus sangat berbeda dengan arena pertandingan saat di dunia coass. Saat di kampus kita hanya disibukkan dengan kuliah, tugas, praktikum dan ujian, serta punya komunitas seiman dalam KMK yang dapat

saling menopang untuk terus bertumbuh dan memuliakan Tuhan. Akan tetapi ketika kita mema-suki dunia coass, kita akan diperhadapkan dengan lebih banyak tekanan bukan hanya pikiran, tetapi juga fisik dan psikis. Menghadapi pasien dengan berbagai macam kasus dan karakter, mengha-dapi keluarga pasien, menghadapi rekan sesama coass, yang pastinya tidak semua orang pelayanan dengan prinsip serta standar hidup yang berbeda dengan kita, atau dokter jaga yang memberi tugas folket (follow ketat) pasien yang sering membuat coass jaga harus rela tidak tidur dan sebagainya, yang membuat seorang coass sangat kelelahan sehingga mulai berpikir dua kali untuk meluang-kan waktu untuk kelompok apalagi memimpin kelompok yang notabene harus persiapan ekstra untuk memimpin adik kelompok, berpikir lebih baik waktunya dipakai buat istirahat mengumpul-kan energi untuk jaga berikutnya. Selain masalah waktu, fenomena lain yang saya amati di dunia coass adalah mulai menurunkan standar hidup sedikit demi sedikit, karena rekan satu tim coass pastinya tidak semua memilik standar hidup yang sama dengan kita, berdalih karena berbeda sendiri, maka harus ikut dengan rekan satu tim untuk merekayasa status pasien yang dibawa dalam lapkas (laporan kasus), merekayasa vital sign pasien yang di folket yang sering disebut OTT (on the table), dan kompromi-kompromi lainnya yang tidak jarang membuatnya enggan untuk kembali bergabung dalam kelompok kecil, merasa tidak layak, merasa malu. Sehingga muncul istilah “alumni yang terhilang” dimana saat mahasiswa dibina dalam pemuridan memiliki kualitas hidup yang memperTuhankan Kristus akan tetapi ketika telah menjadi alumni tidak terus terlibat dalam pelayanan pemuridan, standar hidupnya mulai bergeser dan akhirnya terikut arus.

Harga pemuridanMelihat fenomena ini membuat saya

menyadari pentingnya Kelompok Kecil yang berkesinambungan serta terus terlibat dalam pelayanan, karena menyadari kita manusia yang lemah, sehingga butuh untuk terus ditopang dan diingatkan melalui kebenaran Firman Tuhan dan memiliki komunitas yang dapat selalu memantau

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 11

Faktual

Page 12: Samaritan Edisi 1 2016

Faktualhidup kita serta saling memotivasi untuk tetap setia serta tidak menurunkan standar hidup kita agar senantiasa memuliakan Tuhan di dalam hidup kita. Hal ini membuat saya semakin ber-komitmen untuk tetap kelompok dan memimpin adik-adik kelompok saya sekalipun saya coass, menyadari beratnya tantangan yang akan dihadapi di dunia coass, kalau di dunia coass saja sudah jatuh, apalah lagi ketika sudah menjadi alumni. Memang tidak mudah, kita harus mengorbankan waktu yang harusnya bisa kita gunakan untuk beristirahat tetapi kita gunakan untuk kelompok kecil. Tetapi yang saya rasakan justru saat saya baru selesai jaga malam, harus lanjut WH (wajib hadir) sampai jam 2 siang, saya lanjut kelompok kecil, justru sepulang dari kelompok kecil lelah dan ngantuk hilang. Merasa sangat disegarkan oleh kebenaran firman Tuhan dan terus diingatkan untuk komitmen berrintegritas serta melayani dengan kasih.

Akhirnya saya berpisah dengan adik-adik kelompok saya saat saya harus melayani sebagai dokter PTT di Kalimantan Barat. Selama 2 tahun Tuhan mengizinkan saya melihat fenomena pe-layanan kesehatan yang terjadi di salah satu daerah di Indonesia dan terlibat langsung di dalamnya. Tuhan meresahkan hati saya dan tidak jarang saya menangis karena prihatin, akan tetapi masalah ti-dak akan selesai hanya dengan menangis prihatin. Perlu ada langkah iman untuk melakukan suatu perubahan. Hal ini semakin meresahkan hati saya, hingga akhirnya saya taat pada pimpinan Tuhan yang mengarahkan saya untuk menjadi seorang dosen. Walaupun sempat ada fase di dalam hidup saya yang masih enggan melepas status klinisi untuk beralih menjadi seorang akademisi, sempat tawar-menawar dengan Tuhan, “saya mau Tuhan menjadi dosen tapi seorang dosen spesialis penya-kit dalam ya Tuhan”, tetapi akhirnya bukan kehen-dakku yang jadi tapi kehendak-Nya lah yang jadi.

Untuk taat pada pimpinan Tuhan kita harus berani meninggalkan comfort zone kita. Bagi saya tempat PTT saya adalah comfort zone saya, bekerja di RSUD dengan fasilitas yang lengkap dan gaji yang lumayan besar dan jaminan untuk didanai studi lanjut serta diterima PNS. Tantangan terberat saya saat harus meninggalkan comfort zone saya

adalah orang tua saya yang menganggap saya aneh melepas pekerjaan saya untuk kembali ke Medan yang belum jelas mau berbuat apa dan kerja di mana (menurut pemikiran orangtua saya). Tetapi janji penyertaan Tuhan yang membuat saya yakin untuk pergi dan taat pada pimpinan Tuhan. Hing-ga pada akhirnya Tuhan memimpin saya ke Fakul-tas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, merupakan FK yang paling muda di kota Medan.

Menjadi murid untuk memuridkanSaat kembali ke Medan hal pertama yang

saya cari adalah KTB dan pelayanan, dan saya memilih bergabung dengan pelayanan PERKAN-TAS Medan yang bagi saya memiliki kesamaan visi dengan visi yang Tuhan tanamkan di hati saya dan bersyukur juga dapat bergabung dengan KTB alumni medis. Tuhan tetap mengingatkan saya tujuan awal saya kembali ke Medan adalah mengerjakan pemuridan. Saat saya kembali ke Medan, Tuhan sudah mempersiapkan 2 pekerjaan besar untuk saya kerjakan bersama-sama dengan teman-teman sepelayanan. Yang pertama adalah perintisan kembali UKM KMK UP FK USU yang sempat dibekukan. Kami alumni yang ada di Medan memimpin adik-adik FK USU untuk memulai kembali pelayanan pemuridan di FK USU. Pelayanan kedua yang cukup berat bagi saya yang minim pengalaman adalah merintis pelayanan pemuridan di FK Univ. HKBP Nom-mensen (UHN). Awalnya bingung mau mulai dari mana, tetapi saya mendapat informasi sebelum saya masuk menjadi dosen di FK UHN tahun 2012, sudah ada beberapa dosen FK UHN yang memimpin kelompok kecil akan tetapi sudah tidak aktif. Saya mencoba memulai pendekatan dan sharing kepada 1 orang mahasiswi FK UHN yang pernah ikut kelompok kecil tersebut, mengajaknya untuk kelompok kecil kembali serta mengajak teman-temannya yang rindu untuk dibina dalam kelompok kecil. Akhirnya ada 10 orang yang rindu dibina, dan terpujilah Tuhan pemuridan terus bertumbuh dan berkembang di FK UHN walau-pun banyak tantangan yang harus dihadapi tapi satu hal yang dapat saya saksikan ketika Tuhan membuka pintu untuk pelayananNya boleh diker-jakan di FK UHN tidak ada yang bisa menutupnya

12 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Page 13: Samaritan Edisi 1 2016

dan menghentikannya (Wahyu 3:8). Sampai pada akhirnya pelayanan pemuridan di FK UHN resmi bergabung dengan UKM KMK UHN dan resmi menjadi Unit pelayanan (UP) pada tanggal 5 Juli 2015. Dan saat ini sudah ada 46 orang mahasiswa FK UHN yang dibina dalam kelompok kecil diluar beberapa orang mahasiswa 2010-2012 yang sudah dianggap alumni. Yang membuat saya terkagum akan karya Allah bukanlah soal jumlah anggota kelompok kecil yang terus bertambah tiap tahun-nya akan tetapi melihat kesaksian hidup mereka dan perjuangan mereka untuk berintegritas dalam menjalani studi mereka, berani tampil beda, life style mereka yang baik dan hidup yang bergaul akrab dengan Firman Tuhan membuat mereka ter-lihat berbeda di mata adik-adik kelas mereka, hal inilah yang menarik adik-adik kelas mereka untuk memberi diri dibina dalam kelompok kecil juga (adanya contoh profil yang nyata di lingkungan kampus mereka), walaupun pertumbuhan adik-adik kelompok kecil sangat bervariasi, ada yang pertumbuhannya sangat cepat, ada yang sangat lambat dan terkesan stagnan, ada yang konsisten, ada yang tidak konsisten, tapi saya belajar melihat mereka masing-masing unik dan spesial di mata Tuhan, belajar untuk bersabar dan tidak mem-bandingkan antara satu dengan yang lain, belajar menghargai pertumbuhan mereka meskipun sangat kecil atau sangat perlahan.

Melihat mereka terus bertumbuh dan semakin memperTuhankan Kristus tidak jarang membuat saya menangis membayangkan mereka inilah yang nantinya akan dipakai menjadi rekan sekerja Tuhan untuk melakukan pembaharuan pelayanan medis di Indonesia ketika mereka tetap setia sampai akhir hidup mereka. Ada satu orang saja dokter yang sungguh-sungguh memperTuhankan Kristus di dalam hidupnya, bisa dipakai Tuhan secara luar biasa untuk melayani ratusan bah-kan ribuan masyarakat Indonesia yang menjadi pasiennya dan tidak hanya menyembuhkan penyakitnya tetapi menyembuhkan jiwanya lewat pemberitaan Injil dan Tuhan dipermuliakan melalui hidup dan profesinya, bisa dibayangkan luar biasanya perubahan pelayanan medis yang terjadi ketika pembinaan dalam pemuridan terus dilakukan dan semakin banyak dokter-dokter

yang memperTuhankan Kristus dalam hidupnya yang taat pada pimpinan Tuhan tersebar di segala penjuru Indonesia, bukan suatu hal yang mustahil perubahan pelayanan medis di Indonesia kearah yang lebih baik terjadi. Penglihatan ini yang mem-buat saya semangat untuk tetap setia mengerjakan panggilan Tuhan untuk saya menjadi seorang akademisi yang terus mengerjakan pemuridan. Tuhan mengajarkan saya untuk CONTENTMENT atas rancangan Tuhan terhadap hidup saya tanpa harus membandingkan hidup saya dengan orang lain. Hidup yang sukses bukan soal seberapa tinggi gelar yang didapat, atau seberapa besar penghasil- an kita, atau seberapa tinggi posisi karir kita, akan tetapi hidup yang sukses adalah saat hidup kita berhasil menjadi seperti yang Tuhan rancangkan, menghasilkan buah dan memuliakan-Nya sampai Tuhan memanggil saya kembali (Filipi 1: 21-22).

Bila saat ini kita mendapat kesempatan bertemu dengan Allah, melihat hidup kita dan pencapaian iman kita saat ini, akankah Dia ber-kata kepada kita, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaKu yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan Tuanmu.” (Matius 25:21).

Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, me-lainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan

hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman

dalam anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku.

(Galatia 2:20)

*Alumni FK Universitas Sumatera Utara (2002-2008);Magister Biomedik dari FK USU (2012-2014);

PTT DEPKES RI di RSUD Kab. Bengkayang,Kalimantan Barat (2009-2011);

Dosen tetap Fakultas KedokteranUniversitas HKBP Nommensen Medan (2012-sekarang).

Faktual

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 13

Page 14: Samaritan Edisi 1 2016

Faktual

Komitmen MempelajariFirman Allah

14 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Mungkin Anda menganggap orang-orang Kristen tidak perlu dinasihati untuk mendisiplin diri membaca Alkitab,

namun kalau kita cermati dalam kehidupan di sekitar kita, ternyata, banyak orang yang men-ganggap dirinya Kristen tidak setiap hari memba-ca Alkitab. Mereka hanya membacanya sekali-kali saja atau tidak membacanya lagi.

Jika membaca Alkitab dapat kita umpamakan seperti menelusuri lebarnya sebuah danau dengan mengendarai kapal bermotor, maka mempelajari Alkitab dapat kita umpamakan seperti menelusuri danau tersebut pelan-pelan dengan perahu tak bermotor. Seperti yang dikatakan penulis Jerry Bridges: “Membaca Alkitab membuat kita melihat betapa luasnya isi Alkitab, sedangkan mempela-jari Alkitab membuat kita melihat betapa dalam artinya.”

Marilah kita melihat tiga contoh berikut ini. Pertama, tentang Ezra. “Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukan-nya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel” (Ezra 7:10). Di sini terdapat urutan yang menarik. (1) Ezra bertekad; (2) Ezra meneliti Taurat Tuhan; (3) Ezra melakukan Taurat

Tuhan; (4) Ezra mengajar ketetapan Taurat Tuhan kepada orang-orang. Sebelum dia mengajarkan Firman Tuhan kepada umat Allah, terlebih dahulu dia sendiri mempraktikkan apa yang dia sudah pelajari dari Firman Tuhan karena dia menelitin-ya. Namun sebelum dia menelitinya, dia terlebih dahulu “bertekad” untuk menelitinya. Dengan perkataan lain, Ezra mendisiplin diri untuk meneliti Firman Allah, maksudnya: menekuni Firman Allah.

Contoh kedua, terdapat dalam Kisah Para Rasul 17:11. “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya daripada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.” Hasilnya tertulis dalam ayat berikutnya: “Banyak di antara mereka menjadi percaya.” Kesediaan untuk menyelidiki Kitab Suci adalah sikap yang luhur.

Contoh ketiga dapat kita temukan dalam 2 Timotius 4:13. Rasul Paulus sedang mendekam di penjara dan sedang menulis pasal terakhir dari suratnya kepada saudara-saudara seimannya. Dengan mengharapkan kedatangan Timotius, ia

Page 15: Samaritan Edisi 1 2016

Faktual

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 15

menulis, “Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu.” Kitab dan perkamen yang dimintanya itu pasti termasuk salinan-salinan dari Kitab Suci. Di dalam penjara yang dingin dan suram itu, sang rasul minta dua hal: jubah untuk menghangatkan badannya dan firman Allah untuk menghangatkan pikiran dan hatinya. Rasul Paulus pernah melihat surge (2 Korintus 12:1-6); dia pernah melihat Kristus yang sudah bangkit (Kisah Para Rasul 9:5); dia pernah mengalami mukjizat yang terjadi oleh kuasa Roh Kudus (Kisah Para Rasul 14:10); dia pernah menjadi juru tulis Tuhan (2 Petrus 3:16). Walau demikian, dia tidak berhenti mempelajari Firman Allah. Dia terus mempelajarinya sampai akhir hidupnya. Jika Rasul Paulus saja perlu terus me-nerus mempelajari Firman Allah, tentu saja Anda dan saya juga perlu mendisiplin diri mempelajari Firman Allah.

Jadi, mengapa kita tidak melakukan hal itu? Mengapa banyak orang Kristen lalai mempela-jari Firman Allah? R.C. Sproul, seorang penulis Kristen, berkata dengan tepat namun tajam: “Di sinilah problem sesungguhnya dari kelalaian kita. Kita gagal melaksanakan kewajiban kita mempela-jari Firman Allah bukan semata-mata karena kita menemukan kesulitan dalam memahami artinya ataupun karena Firman Allah itu membosankan, melainkan karena diperlukan waktu dan usaha

untuk mempelajarinya. Penyebab kelalaian kita bukanlah karena kita kurang cerdas atau tidak in-gin mempelajari Firman Allah. Penyebabnya ialah karena kita malas.”

Di samping malas, ada juga penyebab lainnya. Sebagian orang mungkin tidak mengetahui bagaimana caranya mempelajari Alkitab, dan di mana harus memulainya. Sebenarnya, untuk memulai tidaklah susah. Perbedaan dasar antara membaca Alkitab dan mempelajari

Alkitab hanya sejauh menggunakan pensil dan kertas. Maksud saya, sementara Anda membaca, tulislah penemuan-penemuan Anda. Catat juga pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benak Anda. Jika Alkitab Anda mempunyai ayat acuan (ayat referensi), bacalah ayat-ayat acuan tersebut yang ada hubungannya dengan ayat-ayat yang Anda pertanyakan. Kemudian catatlah pengertian yang Anda dapati. O ya, manfaatkan juga kamus Alkitab yang terdapat di bagian akhir Alkitab Anda.

Cara lain untuk memulai: Buatlah intisari dari pasal yang sedang Anda pelajari. Cara melakukan-nya ialah, mempelajari pasal tersebut, pakai proses yang sama untuk mempelajari pasal berikutnya sampai Anda selesai mencatat intisari setiap paragraf yang ada dalam satu kitab itu. Dengan cara demikian, Anda akan mendapat pengertian yang lebih dalam dibandingkan bila Anda hanya membaca Alkitab secara sekilas saja. Yuk!

*/tnp

Page 16: Samaritan Edisi 1 2016

MenjagaKebugaran

RohaniOleh: Triawan Wicaksono, S.T, M.Div

16 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Akulah pokok anggurdan kamulah ranting-rantingnya.Barangsiapa tinggal di dalam Aku

dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat

berbuat apa-apa. (Yoh 15:5)

Setiap orang yang menjadi murid Kristus, di-tuntut untuk berkomitmen. Tanpa komitmen tidak mungkin seseorang menjadi murid

Kristus. Seorang yang mau menjadi murid tanpa komitmen adalah ibarat seorang yang memiliki impian untuk bisa berenang tetapi tidak menye-diakan waktu untuk datang ke kolam renang dan mulai berlatih dengan teratur.

Bila sudah bisa berenang, komitmen untuk berlatih dengan teratur tetap penting untuk diteruskan. Mengapa? Demi menjaga kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani ialah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari dengan ringan tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.

Kebugaran rohani seperti kebugaran jasmani sangat penting bagi seorang murid Kristus. Ke-bugaran rohani sangat diperlukan agar kita memi-liki cadangan energi rohani yang cukup untuk menghadapi tantangan dan kesulitan. Menghadapi

orang-orang sulit. Menghadapi godaan yang dapat menjatuhkan kita.

Seperti Kristus ketika menghadapi godaan untuk menyembah Iblis setelah berpuasa 40 hari, 40 malam. Dia digoda akan diberikan semua kerajaan dunia dan kemegahannya sehingga tidak perlu mati di kayu salib (Mat 4:8-10). Menolak jalan yang mudah dan tetap taat untuk berjalan di jalan salib, membutuhkan energi rohani yang tidak sedikit. Apalagi mengingat secara fisik kemungk-inan besar Kristus sedang lemah setelah berpuasa 40 hari dan 40 malam.

Kebugaran rohani juga jelas sekali tampak ketika Kristus menolak teguran Petrus supaya Kristus dihindarkan dari Salib. Yesus balik me-negur Petrus dengan keras: “enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Mat 16:22-26).

Butuh kebugaran rohani untuk bisa terus memikirkan apa yang dipikirkan Allah dan bukan apa yang dipikirkan manusia. Kejatuhan ke dalam dosa, seringkali bukan disebabkan karena ketidaktahuan. Sebabnya seringkali karena tidak cukup energi untuk terus memikirkan apa yang Allah pikirkan. Apalagi bila pikiran itu berasal

Page 17: Samaritan Edisi 1 2016

Untaian Firman

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 17

dari orang yang sangat dekat dan sangat dipercaya seperti Petrus. Sungguh tidak mudah untuk terus memikirkan apa yang Allah pikirkan.

Komitmen untuk melakukan disiplin-disiplin rohani sebagai tanggung jawab untuk bertumbuh menjadi murid Kristus, ketika masih ikut KK/KTB di PMK, biasanya masih cukup tinggi. KTB/KK menjadi sarana yang memungkinkan setiap ang-gotanya termasuk pemimpinnya untuk melakukan saat teduh, doa, puasa, PA (pemahaman Alkitab) dan disiplin-disiplin yang lain dengan teratur. Kebugaran rohani cukup terjaga pada waktu itu.

Seiring dengan tibanya waktu bagi mahasiswa untuk meninggalkan kampus dan kemudian bekerja dan melayani, kesibukan akan bertambah. Apalagi bila sudah menikah dan memiliki anak, maka waktu-waktu pribadi menjadi makin berku-rang. Akibatnya waktu-waktu untuk melakukan disiplin-disiplin rohani juga cenderung berku-rang. Tidak mudah untuk terus mempertahankan kebugaran rohani.

Belum lagi ditambah dengan makin terkonek-sinya tiap individu dengan adanya handphone yang kemudian berkembang cepat menjadi smart-phone. Kita bukan hanya terhubung satu dengan yang lain secara real time. Ini mengakibatkan kita makin sibuk untuk merespon email, whatsapp, BBM, Line, panggilan telepon dll. Bila lambat merespon, tidak jarang akan muncul keluhan atau bahkan kemarahan. Ada tekanan untuk terus online. Ada tekanan untuk cepat merespon.

Kesibukan sudah menjadi bagian yang lazim kita terima. Bahkan ketika kesibukan mulai mengurangi komitmen kita dalam melakukan disiplin-disiplin rohani, kita tidak merasa ada something missing. Kita cenderung mudah meng-abaikannya. Apalagi bila kita merasa kesibukan kita adalah demi Allah.

Kita makin tidak peka mendengar suara Allah. Hati kita lebih dipenuhi oleh kesibukan dan infor-masi-informasi terkini. Tanpa kita sadari, pikiran kita makin dipenuhi dengan cara pikir dunia dan bukan cara pikir Allah.

Pelan tetapi pasti, kebugaran rohani mulai berkurang. Tanpa disadari kita mulai dipenuhi dengan keletihan. Masalah dan pergumulan hidup mulai menekan. Kekuatan rohani untuk mengh-

adapi masalah dan pergumulan makin melemah. Seperti baterai yang tidak di-charge hingga penuh. Kita masih punya kekuatan rohani, tetapi tidak cukup untuk menghadapi masalah dan pergumu-lan itu.

Menjadi sensitif, mudah tersinggung dan mu-dah marah menjadi gejala yang biasa muncul. Mo-tivasi mulai dikotori dengan kepentingan pribadi. Ketidakpekaan terhadap pergumulan orang lain menjadi biasa. Dosa yang awalnya dilawan, bisa jadi mulai dirindukan. Kejatuhan hanya tinggal tunggu waktu.

Bagaimana menjaga kebugaran rohani?Sama seperti ranting tidak pernah tidak ter-

hubung dengan pokoknya (kecuali bila dipotong), demikianlah seharusnya murid-murid Kristus, senantiasa tinggal di dalam Kristus dan Kristus di dalamnya (Yoh 15:4-8). Akibatnya ranting itu akan berbuah dan berbuah banyak. Inilah satu-satunya jalan untuk memelihara kebugaran rohani (Yoh 15:1-8).

Tinggal di dalam Kristus tidak bisa dilepaskan dari kerelaan untuk dibersihkan. Sama seperti ranting yang dibersihkan supaya lebih banyak berbuah, demikian pula kita perlu dibersihkan. Pembersihan ini bisa melalui teguran dari Firman Tuhan, melalui teguran orang lain dan bisa juga melalui pengalaman menyakitkan.

Proses pembersihan adalah proses yang menyakitkan. Ada sesuatu yang harus dibuang, ditinggalkan, dilepaskan. Ini mutlak diperlukan agar sari-sari makanan tidak terbuang percuma untuk menghasilkan sesuatu yang tidak perlu.

Sejauh mana kita rela dibersihkan?Pokok anggur diharapkan menghasilkan buah

anggur. Murid Kristus diharapkan menghasil-kan buah Roh (Gal 5:22-23) dan buah jiwa (Mat 28:19-20). Buah Roh dan buah jiwa yang kita bawa kepada Kristus adalah hasil dari tinggal di dalam Kristus. Bukan dari diri sendiri.

Sejauh mana kita telah berbuah Roh dan jiwa?Tinggal di dalam Kristus juga mengandung

makna ketergantungan penuh. Dasar dari keter-gantungan ini adalah kesadaran bahwa ranting hanya bisa berbuah bila melekat pada pokoknya.

Page 18: Samaritan Edisi 1 2016

Untaian Firman

18 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Tidak lebih dan tidak kurang. Ketika pengetahuan, kedudukan dan harta

kita makin besar, ketergantungan kepada Kristus biasanya akan menurun. Ketika ketergantungan kepada Kristus menurun, kita akan cenderung play God and not love God.

Alih alih hati kita dipenuhi kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, hati diliputi kebencian, kemarahan, kegusaran, kejahatan, ketidakpedulian, kekasaran dan ketida-kmampuan untuk mengendalikan diri. Bukannya membawa jiwa-jiwa kepada Kristus, justru kita menjadi batu sandungan.

Ketergatungan pada Kristus secara praktis diwujudkan dengan kerinduan kepada Firman Allah. Sama seperti pemazmur yang senantia-sa merindukan Allah seperti rusa merindukan sungai yang berair demikianlah hendaknya kita merindukan FirmanNya (Mzm 42:1). Pemazmur merenungkan Firman siang dan malam dan bukan sekedar membacanya (Mzm 1). Merenungkan apa artinya, apa artinya bagi saya dan bagaimana mengaplikasikannya. Sejatinya ini adalah proses yang tidak akan pernah selesai.

Selamat menjaga kebugaran rohani. Selamat tinggal di dalam Kristus. Tuhan memberkati.

Page 19: Samaritan Edisi 1 2016

Kesaksian

Oleh: Randy Renaldo Wiratama*

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 19

KTBTempat Belajar Hidup

KTB. Kelompok Tumbuh Bersama. Sungguh membingunkan dan tak mengerti, saat saya pertama kali mendengar istilah tersebut.

Namun, izinkan saya bercerita tentang KTB yang telah menjadi bagian hidup saya yang tak tergan-tikan.

Saya sudah Kristen sejak kecil karena orang tua saya beragama Kristen. Menurut saya, mereka adalah pengikut Kristus yang taat. Saya pun sering diajak ikut kegiatan gereja dan sekolah minggu sejak kecil. Sayangnya, saya tidak benar-benar mengerti dan kenal Kristus. Kegiatan-kegiatan gereja saya ikuti. Saya jenuh. Akibatnya, ketika saya hidup terpisah dari orang tua saat saya SMP dan SMA, kehidupan Kristiani saya makin kacau. Jarang ke gereja dengan alasan susah mencari transportasi dan memang demikian faktanya.

Pada akhir kehidupan SMA, saya mengalami sakit perut hebat yang mengakibatkan saya perlu mondok di rumah sakit. Namun, saya menemu-kan kasih Tuhan dari peristiwa itu, terutama dari orang-orang yang mendoakan saya, walaupun mereka tidak saya kenal. Setelah sembuh, saya diajak untuk rutin pergi ke gereja. Mulai saat itu, saya bertobat. Saya menerima Kristus dalam acara katekisasi yang diadakan di suatu gereja.

Bertobat dan menerima Kristus bukanlah ak- hir dari segalanya. Setelah menerima Kristus, ada kebingungan di hati saya tentang apa yang perlu

saya lakukan setelahnya. Saya rajin pergi ke gereja tiap minggu, berdoa setiap hari, dan terkadang membaca renungan tetapi saya merasa bahwa ada sesuatu yang kurang. Hidup saya belum jauh berubah dari sebelumnya. Kemalasan, kemarahan, kekhawatiran, keserakahan masih mendominasi dalam diri saya.

Pada saya masuk kuliah, saya diperkenalkan pada PMKK (Persekutuan Mahasiswa Kristiani Kedokteran). Pada awalnya, saya merasa “terasing” dalam komunitas tersebut. Saya bukanlah orang yang ekstrovert atau orang yang rajin berorgan-isasi. Komunitas tersebut terasa terlalu “ramai” bagi saya. Saya pun jarang mengikuti kegiatan persekutuan tersebut.

Suatu ketika dalam kegiatan PMKK, saya di-sodori formulir kesediaan ikut KTB. Saya bingung dan tidak yakin. Entah kenapa saya memutuskan untuk bersedia ikut KTB. Mungkin akibat banyak-nya teman-teman saya yang bersedia saat itu. KTB saya terdiri atas seorang kakak dan 3 orang adik, yang salah satunya adalah saya.

Perjalanan KTB kami bukanlah perjalanan yang mulus. Ada seorang adik KTB yang “terlepas”. Jadwal KTB yang semakin hari semakin tidak ter-atur dan tidak menentu. Hingga kini kami sudah jarang bertemu dimana kakak KTB kami menjalani internship di luar pulau dan waktu luang adik KTB yang berkurang sejak koas.

Page 20: Samaritan Edisi 1 2016

Kesaksian

20 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Meskipun banyak kendala, saya sungguh merasa dekat dengan Kristus dalam KTB. Ter-dorong untuk mengenal-Nya lebih lagi. Diperke-nalkan tentang “Saat Teduh”, berdoa, keselamatan, persekutuan, dan banyak hal lain. Terlebih dari semua materi, saya punya keluarga baru, yaitu KTB. Tempat saya dikuatkan ketika kehidupan percintaan saya belum seperti yang saya harapkan. Tempat saya ditegur ketika saya berbuat kesalahan dan keras kepala. Tempat saya berlatih untuk bersabar dan menerima orang lain. Tempat saya memulai belajar bersekutu dengan saudara seiman.

Sekalipun saat ini saya jarang bertemu, KTB tetap menjadi bagian hidup saya. Hubungan saya dengan kakak KTB dan saudara-saudara KTB saya tidak akan hilang. Hidup saya pun masih jauh dari sempurna. Mengikuti kelompok KTB lain ataupun kegiatan-kegiatan pemuridan di tempat lain bukanlah suatu larangan ketika kita sudah memiliki satu KTB karena ada Yesus yang sama yang memuridkan saya.

KTB adalah keluarga. KTB adalah tempat belajar hidup. KTB adalah tempat “berlari” kepada Kristus saat susah. KTB adalah tempat berbagi rasa syukur kepada Tuhan. KTB adalah penuntun

di jalan Tuhan dan pengingat saat mulai “serong” dari jalan Tuhan.

KTB adalah tempat bertumbuh di dalam Kristus.

*Pengurus PMDKY 2016-2017

“Iman Kristiani membawa kitakepada hubungan

dan kedekatandengan Allah,

dan kedekatan inimenyatakan diri

dalam tindakan-tindakan imandan perbuatan-perbuatan

kasih.”

Page 21: Samaritan Edisi 1 2016

Kesaksian

Medical MISSION COURS XI(28 Februari - 22 Mei 2016)

“Kita harus membawa berita pada dunia dalam gelap. Tentang kebenaran dan kasih dan damai yang menetap.Karna glap jadi remang pagi dan remang jadi siang t’rang. Kuasa Kristus ‘kan nyatalah, rahmani dan cemerlang”

Lagu ini menginspirasi dan mengingatkan kami akan sebuah anugerah dari Pemilik hidup kami yaitu anugerah yang memanggil

kami untuk menyatakan berita kebenaran diten-gah dunia yang menolak kebenaran, menyatakan terang ditengah dunia yang berjalan dalam

kegelapan, untuk mau mengasihi ditengah kasih manusia yang sudah memudar dan menyatakan damai bagi mereka. Oleh karena anugerahNya itu pula lah, kami dipilihNya untuk menikma-ti satu bagian indah dari rencanaNya melalui Medical Mission Course XI. Medical Mission Course adalah program yang diselenggarakan oleh Pelayanan Medis Nasional (PMdN) PERKAN-TAS/ Christian Medical and Dental Fellowship of Indonesia (CMDFI). Kegiatan ini diadakan untuk memperlengkapi tenaga medis (dokter, dokter gigi dan perawat) untuk mengerjakan panggilan Allah melalui profesi sebagai tenaga medis secara khusus

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 21

Page 22: Samaritan Edisi 1 2016

yang meyakini panggilan untuk bermisi ke daerah pedalaman.

MMC XI yang diselenggarakan tahun ini terdiri dari 11 orang yaitu dr.Esther RH (Batam), dr Gantarini RP (Bandung), dr.Christy Abigail W (Jakarta), dr.Fitriyani Simangunsong (Medan), dr.Jane Andrea CD (Medan), drg.Deo Develas (Jakarta), dr.Marisa P Sinambela (Medan), Ns.Tan-tri Mawarni Rambe (Medan), dr.Grace Duma Mawarni Hutahaean (Medan), drg.Marcelina (Makassar), dr.Linna Minggu (Manado).

Kegiatan MMC berlangsung selama satu minggu di Guest House YAPKI OMF dan sebelas minggu di Serukam. Minggu pertama diawali di Guest House YAPKI OMF Jakarta. Selama berada di OMF, kami banyak belajar tentang misi Allah dan panggilan Allah bagi orang percaya untuk mengerjakan misi Allah ditengah dunia. Kami memahami keberadaan kami sebagai rekan sekerja Allah untuk mengerjakan isi hatiNya ditengah dunia melalui profesi kami sebagai dokter, dokter gigi dan perawat yang bermisi. Kami belajar bahwa bagian hidup orang percaya tidak hanya memberitakan Injil bagi orang yang belum percaya tapi juga turut ambil bagian untuk melihat kondisi dunia saat ini dan terlibat didalamnya untuk mengupayakan sesuatu bagi pembaharuan dunia secara khusus ditengah dunia medis.

Tibalah saatnya kami memulai perjalanan yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya. Kami memulai perjalanan menuju Serukam, Kalimantan Barat. Butuh waktu sekitar 2 jam dari Jakarta-Pontianak. Kemudian kami harus melan-jutkan perjalanan sekitar 5 jam dari Pontianak menuju Serukam yang ditempuh menggunakan mobil.

Sepanjang perjalanan menuju Serukam, kami

disambut oleh pemandangan alam yang indah dan jarang kami temukan di daerah asal kami mas-ing-masing. Tentu hal ini menjadi hal yang berke-san bagi kami dalam mengawali petualangan kami di MMC XI. Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya kami tiba di RS Bethesda Serukam. Kami menyebutnya rumah sakit diten-gah hutan. Sambutan hangat dari keluarga besar RSU Bethesda Serukam ketika kami tiba juga ikut menambah sukacita perjalanan kami.

Setiap hari sebelum memulai aktivitas, kami bersama mentor melakukan morning devotion. Bagian alkitab yang menyertai perjalanan kami setiap hari di MMC adalah Injil Markus. Injil Markus menolong kami untuk melihat bahwa kami adalah bagian dari Kerajaan Allah dan akan terus berjalan dalam menghadirkan Kerajaan Al-lah ditengah dunia. Tentu bukan hal yang mudah tapi kami kembali diingatkan tentang panggilan kami sebagai murid yang punya banyak keter-batasan dan ketidakmengertian untuk memahami rencana kekal Allah, oleh karena itulah diperlu-kan hati yang mau belajar dan taat setahap demi setahap sampai kami menyelesaikan pertandingan yang Tuhan percayakan dengan tetap setia meme-lihara iman.

Kegiatan yang dilakukan di lingkungan rumah sakit adalah lecture dan bed side teaching. Kami belajar mengaplikasikan ilmu medis untuk me-layani pasien secara holistik.

Selain itu ada juga kegiatan yang dilakukan untuk mengasah skill kami seperti seminar dan training. Semua kegitan ini sangat menolong kami untuk semakin maksimal melayani pasien. Selain bisa belajar dari mentor-mentor yang luar bisa (dalam maupun luar negeri), kami juga bisa secara langsung mengaplikasikan pembelajaran

22 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Page 23: Samaritan Edisi 1 2016

yang didapatkan kepada pasien yang ada di rumah sakit. Kami didampingi oleh mentor yang bukan saja ahli di bidang ilmu mereka tetapi juga mereka punya hati misi untuk melayani ornag banyak. Hal ini menjadi pengalaman luar bisa bagi kami kare-na kami bisa melihat secara langsung teladan yang menginspirasi kami untuk semakin mengasihi dan melihat bahwa jiwa berharga di mata Tuhan.

Setiap hari minggu, kami juga melakukan pelayanan rutin ke desa binaan. Menempuh perjalanan yang cukup jauh dan jikalau musim hujan medan yang ditempuh akan semakin sulit dilalui karena jalan licin dan jembatan yang dilalui oleh mobil juga cukup darurat. Akan tetapi hal itu tidak membuat kami menyerah tetapi hati kami semakin menyala-nyala untuk melayani karena kami mengingat sebuah teladan dari Yesus Kristus yang telah mengajari kami untuk men-gasihi jemaat yang kami layani. Kami melakukan pelayanan sekolah minggu, ibadah minggu, KTB remaja, penyuluhan dan home visit. Jemaat yang kami layani terbuka dengan kedatangan kami seh-ingga ini menjadi kesempatan yang baik bagi kami untuk melayani mereka secara holistik.

Melayani orang banyak tidak cukup hanya datang menyampaikan kebenaran tapi hidup bersama dengan orang yang dilayani. Hal ini lah yang dilakukan oleh MMC melalui kegiatan live in di dua desa yaitu Sukadana, kabupaten Kayong Utara dan Siding, kabupaten Bengkayang. Perjala-nan menuju desa sangat jauh dan mengharuskan kami untuk menempuhnya dengan menggunakan transportasi darat dan perahu untuk menelusuri sungai agar kami tiba di desa tujuan. Hujan, arus sungai yang deras, terkadang ada gelombang dan perahu yang hampir tenggelam karena muatan yang cukup banyak menemani perjalanan kami

menuju desa. Selama kegiatan live in, kami tinggal bersama masyarakat selama satu minggu untuk melihat kondisi masyarakat dan melayani mas-yarakat secara holistik melalui kegiatan pelayanan anak, remaja, dewasa, penyuluhan dan home visit. Kami belajar melihat bahwa mereka yang ada di pedalaman adalah kaum yang berharga bagi Tuhan dan kami bersyukur bisa datang melayani setiap mereka yang terhilang.

Kesempatan untuk mengikuti MMC XI ini menjadi kesempatan yang mengubahkan hidup kami masing-masing. Tidak ada kata yang bisa kami sampaikan untuk menyimpulkan apa yang dapat kami rasakan selain syukur dan pujian kepada Allah yang mempercayakan kami untuk melayani dan belajar di MMC. Melayani dan teruslah melayani, karena sesungguhnya yang terbesar dan terkemuka dihadapanNya ialah mereka yang memberikan seluruh hidupnya untuk menjadi hamba bagi Dia Pemilik kehidupan dan mau taat bekerja segiat-giatnya bagi perluasan Kerajaan Allah. Akhir kata, Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang menyeleng-garakan kegiatan ini, terimakasih kepada PMdN PERKANTAS, OMF, RSU Bethesda Serukam, semua mentor dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Kiranya kita semua se-makin setia mengerjakan panggilan kita dimana-pun kita berada. Tuhan memberkati

“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 23

Page 24: Samaritan Edisi 1 2016

Kesaksian

24 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Page 25: Samaritan Edisi 1 2016

Kesaksian

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 25

Page 26: Samaritan Edisi 1 2016

Kesaksian

26 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Page 27: Samaritan Edisi 1 2016

PersiapanKamp Medis Alumni XIOleh: drg. Marice Herlina Sihombing (Ketua Panitia Pelaksana KMdNA XI)

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 27

Puji Syukur kepada Allah Bapa karena tahun ini akan diselenggarakan lagi Kamp Medis Alumni Nasional (KMdNA) XI, tanggal 9-12

September 2016. KMdNA XI adalah ‘sequel’ ketiga (terakhir) dari dua kamp sebelumnya (KMdNA 2012 dan KMdNA 2014), yang bertema besar “Quo Vadis Doctors and Nurses”. Tahun ini tema khususnya adalah “Commit to your calling and go beyond”, melalui tema ini alumni medis diingatkan dan dimantapkan kembali visi dan misi profesi medis untuk menjawab kebutuhan dan tantangan dunia medis di Indonesia maupun global, serta mendorong alumni memiliki ambisi yang besar dan kudus bagi Tuhan. Tema ini secara teologis akan dibahas tuntas oleh Dr Tan Kang San melalui eksposisi tokoh Rasul Paulus. Panitia bersyukur karena ditengah kesibukannya sebagai Direktur Eksekutif dari Asia CMS (Church Mission Soci-ety). , Dr. Tan dan istrinya, Ms. Loun Lin Tan ber-sedia melayani di Kamp ini. Beberapa pembicara yang akan mengisi acara kamp adalah dr. Haroon Laldin (Pakistan), dr. Vinod Shah (India), dr. Goh Wei Leong (Singapore), Tracy Trinita (RZIM Indo-nesia), dr. Edy Lubis (RS Serukam), Prof. Budi-ana Keliat (Guru Besar FIP, UI), dr. Tuan Juniar (Direktur RS Siloam, Medan), Ir. Indrawaty Sitepu (Perkantas), Prof. George Mathew (Excecutive Dean, FK UPH), dr. Matthias Quake (Singapore), drg. Faye Alouani (alumni-POFKGUI) dan beber-apa pembicara lain yang sedang dalam konfirmasi. Para pembicara yang berpengalaman ini akan mengisi sesi-sesi yang akan mengarahkan peserta bagaimana mengimplementasikan aspek teologis yang dipaparkan oleh pembicara utama kedalam praktis medis saat ini dan kehidupan sehari-hari kita sebagai dokter, dokter gigi dan perawat.

Menyadari bahwa ada kebutuhan khusus masing-masing profesi dan bidang medis, maka Panitia telah menyusun kapita selekta dimana

peserta bisa memilih topik sesuai profesi atau ke-butuhan khususnya. Beberapa topik kapita selekta yang sudah disusun adalah Evangelism through apologetic in market places, Contextual Mission through medical service, Reaching out LGBT in our community, Mission Hospital: Go beyond in quality and mission, Urban Mission, Dokter gigi: Go beyond your practice room dan Perawat: Panggilan dan karir di bidang keperawatan.

Untuk memperkaya peserta maka diren-canakan ada beberapa sharing pelayanan misi dari beberapa negara Asia Timur yang juga berpar-tisipasi dalam Kamp ini yaitu dari Singapura, Malaysia, Pakistan dan Timor Leste/Filipina. Secara simultan di Kamp ini akan ada pertemuan International Christian Medical and Dental Associ-ation (ICMDA) Asia Timur yang akan membicara-kan bentuk kerjasama misi medis di wilayah Asia timur dan rencana persiapan konferensi pertama ICMDA Asia Timur.

Dalam rangka mempublikasikan dan mem-perkenalkan KMdNA kepada dokter, dokter gigi dan perawat di Jakarta, Panitia KmdNA dan PMdN telah mengadakan pre-Camp Seminar yang dilaksanakan 20 Maret 2016. Pre-camp Seminar ini mengambil tema “LGBT, in light of faith and sci-ence” dan bertempat di aula RS PGI Cikini, Jakar-ta. Pembicara utama dari sisi teologia adalah Pdt. Drs. Yonky Karman, Ph.D, dan 2 pembicara dari sisi medis-konseling adalah dr. Yenny Sinambela, Sp.KJ, dan Sonny Samurai, MA (Konseling). Lewat seminar yang dihadiri kurang lebih 150 peserta, “efek samping” yang diharapkan akan semakin memperkenalkan pelayanan medis kristen dan khususnya KMdNA di kalangan dokter, dokter gigi dan perawat.

Pada Kamp kali ini, kami panitia menarget-kan 300 peserta alumni medis, dokter, dokter gigi dan perawat dari dalam negeri dan luar negeri.

Laporan

Page 28: Samaritan Edisi 1 2016

LaporanInformasi lengkap tentang Kamp ini juga akan bisa diakses lewat website pada pertengah bulan Mei 2016 dan juga lewat Warta KMdNA XI. Untuk mendukung kebutuhan dana, beberapa aksi dana telah dikerjakan Panitia, yakni antara lain: penjualan makanan ringan, tisu, minyak goreng, kaos, termasuk janji iman panitia. Sementara itu proposal permohonan dana ke donatur akan berjalan dan kami berdoa pada Tuhan agar lewat dukungan alumni semua kebutuhan Kamp ini bisa dicukupkan.

Demikian update dari panitia KMdNA XI,

kami mengajak kakak-kakak dan rekan-rekan alumni sekalian untuk mendukung kamp ini melalui doa dan mari ikut serta untuk diberkati di Kamp Medis Nasional Alumni XI pada tanggal 9-12 September 2016 di Wisma Kinasih, Bogor. Ajak teman-teman sejawat dan juga keluarga kita dalam kamp ini, agar kita dapat sama-sama bersekutu, bertumbuh dan diperlengkapi dalam kebenaran Firman Tuhan. Tuhan Memberkati.

28 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Page 29: Samaritan Edisi 1 2016

Begini Aturan

Aborsi di Indonesia

Info

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 29

Barangkali masih banyak yang bertanya apakah aborsi boleh dilakukan di Indonesia. Banyak yang menganggap bahwa aborsi

adalah jalan pintas untuk menutupi kehamilan yang tidak diinginkan. Akibatnya, sejumlah wanita justru mengakses aborsi tidak aman yang dilaku-kan secara diam-diam di sebuah tempat ilegal.

“Selama pelayanan ini dianggap tabu, maka agak sulit orang mendapat pelayanan yang baik karena mereka semua bersembunyi,” ujar Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dr Sarsanto W Sarwono, SpOG, saat ditemui Kompas.com, Kamis (25/2/2016).

Padahal, aborsi sebenarnya telah diatur dalam Undang-Undang tentang Kesehatan Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Aborsi tidak diiz-inkan, kecuali dengan alasan kedaruratan medis ibu dan bayi serta bagi korban pemerkosaan.

Misalnya, kehamilan terjadi pada wanita yang sudah terlalu tua untuk hamil. Jika kehamilan dibiarkan, dikhawatirkan dapat menyebabkan kematian ibu. Abortus janin pun dapat dilakukan pada usia kandungan kurang dari 8 minggu.

Menurut Sarsanto, kedaruratan medis tak hanya mencakup masalah fisik, tetapi juga psikis dan sosial.

Untuk itu, sebelum dilakukan aborsi, pasien wajib mendapat konseling yang dilakukan oleh konselor yang berkompeten dan berwenang.

Bahkan, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pelatihan dan Penyelengga-raan Pelayanan Aborsi atas Indikasi Kedaruratan Medis dan Kehamilan Akibat Perkosaan. Permen-kes tersebut memperjelas tata laksana aborsi di Indonesia.

Dalam Permenkes itu disebutkan, pelayanan

aborsi yang aman, bermutu, dan bertanggung jawab harus dilakukan oleh dokter sesuai standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.

Dokter tersebut telah mendapat pelatihan dan bersertifikat. Aborsi juga bisa dilakukan di puskesmas, klinik pratama, klinik utama, atau yang setara, dan rumah sakit.

Menurut Sarsanto, pelayanan aborsi yang aman sangat penting untuk mengurangi angka kematian ibu.

Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), terjadi 1,5 juta-2 juta kasus aborsi. Aborsi menyumbang 30 persen kasus kematian ibu. Penyebab kematian kebanyakan terjadi karena melakukan aborsi yang tidak aman.

Sarsanto menegaskan, adanya pelayanan aborsi yang aman dan legal tidak akan mendorong terjadinya kehamilan pada remaja.

Remaja yang hamil di luar nikah justru dikha-watirkan mengakses aborsi tidak aman di klinik ilegal. Klinik aborsi legal yang dimiliki PKBI se-lama ini 80 persen menangani aborsi pada wanita yang sudah berkeluarga.

Untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan berujung pada aborsi, sangat penting terus dilakukan edukasi kesehatan repro-duksi sejak dini.

Sumber: www.kompas.com

Page 30: Samaritan Edisi 1 2016

InfoInfo

9 Negara yang MemilikiHukum Aborsi Paling Ketat

30 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Perdebatan mengenai legalitas aborsi kembali menghangat di Benua Amerika menyusul penyebaran virus zika yang bisa menyebab-

kan cacat lahir pada bayi.Amerika Latin memang terkenal dengan

hukum aborsi yang paling ketat di dunia. Negara lain yang memiliki legalitas aborsi tak kalah ketat antara lain negara-negara di Karibia, Afrika, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.

Mayoritas negara-negara, sekitar 96 persen dari 196 negara menurut data Perserikatan Bang-sa-Bangsa, mengijinkan aborsi untuk menyelamat-kan nyawa perempuan.

Namun ada 6 negara yang menyatakan aborsi ilegal dalam kondisi apa pun. Negara tersebut adalah Chile, Republik Dominika, El Salvador, Nikaragua, Vatikan City, dan Malta.

Menurut Katherine Mayall, global advocacy di Center for Women’s Reproductive Rights, dalam beberapa dekade terakhir hukum yang mengatur aborsi tidak seketat sebelumnya.

“Dalam 20 tahun terakhir, lebih dari 30 negara telah meliberalisasi hukum aborsi,” kata Mayall.

Berikut adalah negara-negara dengan hukum aborsi yang paling ketat di dunia:1. Brasil: Aborsi diperbolehkan pada kasus

pemerkosaan, untuk menyelamatkan nyawa perempuan, dan pengecualian untuk kondisi tertentu.

2. Chile: Semua aborsi adalah ilegal tanpa

pengecualian.3. Irlandia: Hanya diijinkan untuk menyelamat-

kan nyawa perempuan.4. Nigeria: Hanya diijinkan untuk menyelamat-

kan nyawa perempuan dan pada beberapa kasus kesehatan.

5. Iran: Hanya diijinkan untuk menyelamatkan nyawa perempuan.

6. Arab Saudi: Hanya diijinkan untuk menye-lamatkan nyawa perempuan atau alasan kesehatan, membutuhkan ijin dari suami atau orangtua.

7. Indonesia: Hanya diijinkan untuk menye-lamatkan nyawa perempuan, kasus pe-merkosaan, kedaruratan medis yang terdetek-si sejak usia dini kehamilan, membutuhkan ijin dari suami.

8. Filipina: Semua aborsi adalah ilegal tanpa pengecualian.

9. Argentina: Diijinkan hanya untuk menye-lamatkan nyawa perempuan, alasan keseha-tan, dan kasus pemerkosaan.

Sumber: www.kompas.com

Page 31: Samaritan Edisi 1 2016

Sejarah dan Manfaat Strawberry

Info

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 31

Stroberi atau Strawberry dikenal dengan nama arbei yang berasal dari bahasa Belanda, aardbei yaitu sebuah genis tumbuhan dalam

keluarga Rosaceae. Di Indonesia buah ini disebut “stroberi”. Ada kurang lebih 20 species stroberi. Species yang paling umum ditanam untuk dijual adalah dari hasil penyilangan Fragaria Vs ananas-sa. Stroberi merupakan berry yang paling terkenal dari semua berry dan termasuk tanaman semak.

Buah Stroberi memang bukan buah asli Indonesia. Tanaman yang tergolong sebagai ta-naman buah herba ini pertama kali ditemukan di Negara Chili, Amerika. Salah satu spesiesnya yang terkenal adalah Fragaria Chiloensis yang menye-bar ke berbagai belahan dunia seperti Amerika, Eropa, dan Asia. Selain itu, ada spesies Fragaria Vesca yang penyebarannya lebih luas lagi dan jenis stroberi inilah yang pertama kali masuk ke Indonesia.

Sekarang ini ada lebih dari 700 macam buah stroberi yang menyebar di seluruh penjuru dunia dan yang banyak kita temukan di pasar-pasar, baik pasar tradisional ataupun pasar swalayan adalah stroberi modern (komersil) Fragaria x ananassa var Duchesne asal Amerika Utara dengan Fragaria Chiloensis var Duchesne asal Chili.

Maka, banyak orang menyebut buah strawber-ry dengan buah cinta.

Strawberry mulai di kenal di Indonesia pada pertengahan tahun 1990-an. Strawberry yang memerlukan temperatur rendah untuk tumbuh dengan baik sangat cocok dengan daerah Ranca- bali, Bandung.. Strawberry yang banyak ditanam penduduk adalah Fragaria Nilgerrensis yang oleh warga setempat lebih dikenal dengan Strawberry Nyodo. Selain di daerah Jawa Barat, Strawberry juga mulai dibudidayakan di daerah Tawang- mangu Kabupaten Karang Anyar, Sukabumi, Cipanas, Lembang, Batu dan Bedugul (Bali).

Buahnya yang berwarna merah menanda-kan bahwa buah ini kaya akan pigmen warna antosianin dan mengandung antioksidan yang tinggi. Karena kandungan antioksidannya yang tinggi itulah strawberry mempunyai khasiat yang sangat banyak. Selain itu strawberry ternyata kaya Vitamin C, Serat, rendah kalori, folat, potassium, serta asam ellagic. Dengan mengkonsumsi dela-pan buah strawberry setiap hari, maka kebutuhan Vitamin C dan serat orang dewasa sudah tercu- kupi. Strawberry memiliki kandugan Vitamin C sebanyak 56,7 mg per 100 gram. Dengan kandu- ngan vitamin C-nya tersebut diyakini strawberry mampu mengurangi resiko terserang penyakit kanker hingga 37% seperti yang dirilis The Iowa Women’s Health Study, selain itu strawberry juga diyakini mampu mencegah kanker payudara dan leher rahim.

Buah Strawberry yang berwarna putih ini

Page 32: Samaritan Edisi 1 2016

32 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

merupakan hasil perkawinan silang antara straw-berry fragaria dan nanas ananassa.

ManfaatManfaat buah Strawberry sangat luar biasa

untuk kesehatan. Buah Strawberry dikenal sebagai buah yang paling populer di dunia, hal tersebut dikarenakan buah strawberry memiliki rasa yang lezat dan juga tampilan yang menawan. Buah Strawberry kaya akan berbagai mineral, vitamin, dan antioksidan, yang semuanya mudah diserap oleh tubuh. Strawberry banyak mengandung vi-tamin A, B, B2, B3, B5, B6, C, beta -karoten, asam folat, kalsium, magnesium, potasium, sodium, seng, dan besi.

Karena kandungan vitamin C dan seng dalam buah strawberry sangat tinggi maka tidak heran jika buah strawberry mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara menyeluruh sekaligus membantu tubuh melawan infeksi seperti pilek dan flu. Buah Strawberry juga dikenal mampu mengatasi berbagai macam masalah kesehatan seperti pneumonia, malaria, sembelit, dan diare. Kadar vitamin C yang tinggi dalam buah strawber-ry dapat membantu tubuh menyerap zat besi dari makanan dan membantu dalam meningkatkan kadar vitamin dan zat besi dalam tubuh, sehingga

dengan mengkonsumsi buah strawberry dapat mencegah anemia.

Selain itu Strawberry juga membantu menjaga kesehatan pencernaan, menurunkan kolesterol dan menurunkan kadar glukosa. Buah Strawberry juga bermanfaat untuk menjaga kestabilan berat badan, karena dengan mengkonsumsi buah straw-berry akan menekan nafsu makan Anda yang itu artinya akan membantu penurunan berat badan.

Manfaat buah strawberry untuk kesehatanBuah strawberry sebagai Anti-kanker. Straw-

berry termasuk dalam daftar top “superfoods” karena memiliki kemampuan menecegah dari berbagai macam penyakit termasuk penyakit kanker. Hal tersebut dikarenakan kandungan anti-oksidan yang sangat tinggi yang terdapat da-lam buah strawberry yang bekerja secara sinergis dan lebih kuat dalam melawan oksidasi sekaligus mencegah kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dalam tubuh kita.

Menghilangkan jerawat. Vitamin C, Alpha Hydroxy Acids (AHA), asam salisilat dan flavo-noid dalam buah strawberry membantu dalam membersihkan jerawat dan mengurangi minyak berlebih. Dengan demikian, buah strawberry merupakan bahan alami untuk menghilangkan

Info

Page 33: Samaritan Edisi 1 2016

Info

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 33

jerawat. Mempertajam daya ingat serta kesehatan

mental: penelitian telah Telah menunjukkan bahwa bahwa, selain memiliki efek anti-anemia, folat yang ditemukan dalam buah strawberry juga ber-manfaat untuk meningkatkan daya ingat, kon-sentrasi dan kemampuan otak untuk memproses informasi. Hal ini juga penting untuk mencegah cacat otak pada bayi selama masa kehamilan sang ibu.

Menjaga kesehatan pencernaan: Karena kandungan vitamin C yang tinggi dalam buah strawberry sehingga dapat merangsang sekresi saliva dan cairan lambung, dengan demikian dapat meningkatkan pencernaan terutama terhadap protein. Selain itu, serat yang terkandung dalam strawberry sangat efektif untuk mengurangi sem-belit dan membersihkan usus besar.

Suasana hati: mengkonsumsi buah strawberry dapat merangsang pelepasan serotonin, yang dapat meningkatkan suasana hati sekaligus bertanggung untuk menjaga suasana hati tetap baik dan rileks.

Menjaga kesehatan Jantung : Anti-oksidan yang ditemukan dalam buah strawberry berupa perpaduan antara vitamin C dan anthocyanidins, dapat membantu melindungi arteri dari keru-sakan, serta mencegah pembentukan bekuan darah dalam pembuluh darah.

Menjaga kesehatan kulit dari efek buruk radikal bebas. Vitamin C dan antioksidan yang hadir dalam buah strawberry mampu mencegah kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas pada kulit dan tubuh. Radikal bebas terjadi selama proses transformasi makanan menjadi energi. Radikal bebas mempercepat proses penuaan dan vitamin C efektif dalam menghalangi kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas tersebut. Un-tuk mencegah efek buruk dari radikal bebas anda dapat menggunakan 1 sendok teh madu dan 2 sen-dok teh krim susu dengan dicampur strawberry yang ditumbuk. Setelah itu anda dapat menggu-nakannya pada seluruh wajah dan juga bagian leher selama kira-kira 20 menit. Kemudian setelah selesai cuci dengan air bersih dan keringkan.

Mencegah Pertumbuhan jamur: Strawberry adalah sumber yang baik dari mineral seperti tem-baga, mangan dan magnesium. kombinasi antara

mangan, tembaga dan asam dikarboksilat dapat menghambat pertumbuhan jamur di kulit kepala.

Menjaga Kesehatan Tulang: Strawberry mengandung sekitar 21 % dari Mangan yang membantu untuk mempertahankan kepadatan tulang. Kalium dan Vitamin K yang ditemukan da-lam Strawberry juga sangat baik untuk kesehatan tulang anda.

Menurunkan Kolesterol: Strawberry kaya akan phyto - nutrisi yang merupakan jenis senyawa yang berperan untuk mencegah dari berbagai ma-cam penyakit. Senyawa ini juga lah yang membuat warna dan juga bau pada buah strawberry. Sen-yawa ini juga telah terbukti mampu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dengan mengham-bat oksidasi low density lipo - protein (LDL).

Penyimpanan: dianjurkan Strawberry dimakan sesegera mungkin dan usahakan jangan dicuci kecuali jika ingin dikonsumsi. Strawberry harus disimpan dalam wadah tertutup untuk mencegah kerusakan. Strawberry juga tidak boleh terkena sinar matahari untuk waktu yang lama karena akan merusak dan membuatnya cepat busuk.

Dari berbagai sumber /JFR

Page 34: Samaritan Edisi 1 2016

Info

Tenaga MedisRawan Gugatan

34 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Praktik dokter dan profesi medis lainnya rawan terhadap gugatan. Itu karena praktik medis penuh risiko terkait keselamatan

pasien. Apalagi kesadaran warga tentang layanan kesehatan bermutu meningkat. Karena itu, profesi medis perlu perlindungan hukum.

Menurut Ketua Majelis Kehormatan Di-siplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) periode 2011-2016 Prof Ali Baziad, profesi dokter rawan terhadap gugatan. Itu terjadi seiring tumbuhnya kesadaran warga terhadap layanan kesehatan bermutu dan warga kian paham bahwa pengad-uan pelanggaran disiplin dokter bisa disampaikan kepada MKDKI.

”Masyarakat memilih mengadukan kasus disiplin dokter ke MKDKI sebab jika menempuh jalur hukum, biasanya lama, perlu pengacara, dan harus menyiapkan uang,” ucap Ali.

Namun, dua bulan terakhir ini semua kasus yang masuk ke MKDKI tak bisa diproses. Itu karena masa jabatan MKDKI periode 2011-2016 habis pada 7 April 2016, sedangkan MKDKI baru belum dibentuk. Padahal, kasus yang diadukan ke majelis itu meningkat. Dalam lima bulan terakhir, 38 kasus masuk ke MKDKI.

Jika MKDKI yang baru belum terbentuk dan

pengaduan masyarakat terus masuk, pengaduan itu tak bisa diproses. Selain itu, warga bisa men-gadukan kasus dugaan pelanggaran disiplin lewat jalur hukum. Itu berpotensi merugikan dokter. ”Kehadiran MKDKI memberi kepastian hukum bagi dokter,” ujar Ali.

Sanksi Bagi DokterSetiap tahun, MKDKI menerima 40-60

pengaduan warga per tahun, 45 persennya ada pelanggaran disiplin. Pada 2006 sampai Maret 2016, MKDKI menerima 354 kasus, 104 kasus di antaranya ada pelanggaran dan dikenai sanksi berupa pencabutan surat tanda registrasi atau STR (52 persen), peringatan tertulis (42 persen), dan kembali menjalani edukasi (6 persen).

Pihak MKDKI memeriksa apa dokter yang diadukan pelapor bertindak medis sesuai prosedur operasional standar. Jika ada pelanggaran disiplin, sanksi bagi dokter terlapor, yakni pencabutan STR 1 bulan sampai 1 tahun.

Namun, banyak warga tak memahami putusan MKDKI atas satu kasus. Misalnya, ada keluarga pasien mengadukan dokter karena anggota keluar-ga mereka meninggal setelah berobat ke dokter itu. Setelah kasus diperiksa MKDKI, dokter terlapor

Page 35: Samaritan Edisi 1 2016

Info

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 35

dinyatakan tak bersalah karena bertindak sesuai standar profesi.

Menurut Ketua Program Magister Hukum Kesehatan Universitas Gadjah Mada Ari Her-nawan dalam seminar ”Perlindungan Hukum pada Tenaga Kesehatan Hewan dan Manusia”, Sabtu (21/5), di Bandar Lampung, tenaga medis rentan gugatan. Mereka meliputi dokter, dokter hewan, bidan, perawat, dan apoteker.

”Karena banyak tudingan malapraktik, perlu perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan. Kerja tenaga kesehatan terkait nyawa manusia dan rent-an dituding bersalah saat gagal menyelamatkan pasien,” ujarnya.

Banyak warga kurang paham kualifikasi malapraktik sehingga mudah menuduh mal-apraktik. Di sisi lain, tenaga medis perlu paham hukum demi mengantisipasi gugatan malapraktik. ”Perawatan berujung kematian pasien tak bisa langsung dianggap malapraktik,” ujarnya.

Ketua Konsentrasi Hukum Kesehatan Magis-ter Hukum Universitas Lampung Fakih menam-bahkan, perlu proteksi hukum bagi tenaga medis yang melayani kesehatan sesuai standar profesi, prosedur operasional standar, dan persetujuan tindakan medik. ”Perlindungan hukum tak bisa didapat tenaga medis yang tak memenuhi standar,” ujarnya.

Dokter hewan pun rentan gugatan. Jadi, perlu tim konsultan hukum kesehatan bagi tenaga kese-hatan manusia dan hewan.

”Kami kerap menangani hewan unggulan berharga ratusan juta rupiah, misalnya hewan pemenang lomba. Banyak gugatan akibat hewan unggulan mati seusai kami tangani,” kata Ketua Dewan Penasihat dan Majelis Kehormatan Pengu-rus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Wiwiek Bagja.

Sumber: Kompas edisi 23 Mei 2016, di halaman 14

Page 36: Samaritan Edisi 1 2016

Info

Memilukan, Inikah Rumah Sakit Terburuk di Dunia?

36 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Seorang pasien kanker anak berbaring di atas kasur yang kotor dan berantakan di Rumah Sakit Luis Razetti, Venezuela

Mati listrik, tanpa alat medis, kehabisan air, hingga kekurangan obat-obatan dan antibiotik, merupakan potret memi-

lukan dari kondisi sehari-hari rumah sakit di Venezuela.

Gambaran buruk rumah sakit itu terlihat jelas dari foto-foto Meridith Kohut untuk The New York Times. Kunjungan sang fotografer pada pagi hari ke Rumah Sakit Luis Razetti di Barcelona, Venezuela pun disambut dengan kematian tiga bayi yang baru lahir.

Pemadaman listrik di kota turut mematikan respirator di ruang bersalin. Dokter terpaksa menggunakan tangan kosong untuk menolong bayi agar tetap hidup dengan memompa udara ke dalam paru-paru selama berjam-jam. Malam harinya, empat bayi baru lahir kembali meninggal dunia.

Bayi prematur sulit tertolong, karena tidak ada peralatan memadai. Hanya ada inkubator yang tel-ah rusak dan pecah di dalam ruangan rumah sakit.

Ahli bedah di Caracas, Venezuela, Dr. Osleidy Camejo mengatakan, kematian bayi sudah men-jadi pemandangan mereka sehari-hari di rumah sakit.

Kematian bayi di bawah usia satu bulan meningkat lebih dari seratus kali lipat di rumah sakit umum pemerintah. Angka kematian ibu juga meningkat lima kali lipat.

Di ruang operasi, pasien harus menunggu berjam-jam di atas tempat tidur berlumuran

darah. Banyak tempat tidur dan fasilitas pembe-dahan yang tidak dibersihkan karena rumah sakit kehabisan air dan sabun. Ahli bedah terpaksa membersihkan dengan tangan mereka sendiri menggunakan botol air soda.

Dokter tidak menggunakan sarung tangan, ruangan yang steril, hingga peralatan memadai untuk mengoperasi pasien. Rumah sakit juga tidak memiliki X-ray dan mesin dialisis ginjal yang berfungsi.

“Beberapa orang datang ke sini sehat dan pulang meninggal dunia,” kata Dr Leandro Pérez dari unit ruang gawat darurat Rumah Sakit Razetti Luis.

Ironisnya, perawatan sejumlah pasien, seperti kanker, terhenti karena persediaan obat habis. Se-bagian besar obat yang diperlukan untuk menye-lamatkan nyawa hanya tersedia di pasar gelap.

“Ada orang yang meninggal karena kurangnya obat-obatan, anak-anak sekarat karena kekuran-gan gizi, dan lainnya meninggal karena tidak ada tenaga medis,” kata Dr Yamila Battaglini, seorang ahli bedah di rumah sakit.

Lorong-lorong rumah sakit juga dijadikan tempat perawatan sementara, karena tidak cukup tempat tidur. Bahkan, kertas untuk menuliskan resep atau data pasien pun habis. Ada yang menye-but, kondisi rumah sakit seperti di medan perang. Kotor dan berantakan.

Perekonomian di Venezuela memang tengah terjun bebas setelah harga minyak turun drastis

Page 37: Samaritan Edisi 1 2016

Info

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 37

Dokter gunakan botol soda bekas untuk menangani pasien patah tulang di rumah sakit Venezuela.

pada Januari. April lalu, direktur rumah sakit, Aq-uiles Martínez pun ditangkap karena diduga telah mencuri peralatan medis dan obat-obatan.

Menanggapi potret mengerikan dari kondisi rumah sakit, Presiden Venezuela Nicholas Maduro mengatakan, layanan kesehatan negara mereka sebenarnya sudah lebih baik.

Meski rumah sakit di Venezuela disebut sebagai rumah sakit terburuk di dunia, ia menga-takan, tidak ada sistem kesehatan di dunia ini yang lebih baik, selain Kuba.

Ia juga menolak upaya mencari dukungan internasional untuk memperbaiki sistem keseha-tan di negaranya.

Sumber: Kompas, 23 Mei 2016

Page 38: Samaritan Edisi 1 2016

On Call

Antar Kita

38 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Para calon dokter pasti tahu dong istilah ‘on call’. Yup, ini adalah istilah untuk dokter yang siap dipanggil 24 jam saat dibutuhkan oleh pasien. Beberapa dokter spesialis seperti bedah dan obgyn harus selalu siap di samping telepon. Mereka harus langsung terbang menuju rumah sakit (RS) bila mendapat telepon penting. Tak kenal kantuk dan lelah.

Ternyata selama menjadi koas, kita juga merasakan efek dari ‘on call’. Tak jarang para koas dibangunkan dengan dering telepon di tengah malam untuk mengambil hasil foto ct scan pasien. Ada juga yang dibangunkan untuk menyampaikan pesan kepada para perawat untuk memberi obat. Waktu tidur pun perlu dikorbankan demi karir.

Namun akibat ‘on call’, banyak hal yang bisa terjadi. Pernah, di suatu malam minggu, kami para koas memanfaatkan waktu untuk makan malam bersama di restoran. Dengan tawa gembira, kami masuk ke rumah ke rumah makan bercanda-gu-rau dan melepas lelah. Akhirnya ada waktu free untuk merelaksikan otak. Sambil bercengkrama, kami mulai memesan makanan. Beraneka ragam makanan pun terhidang di depan mata. Rasanya begitu nikmat. Satu sendok, dua sendok, namun di sendokan selanjutnya, tiba-tiba sebuah handphone berdering, teman kami pun menjawab, “Siap, dok-ter!”. Ya, itu telepon dari konsulen yang memberi perintah, “Segera ke IGD sekarang, ada pasien gawat darurat yang tersedak. Beri laporan kepada

saya setelah kamu lihat keadaannya.” Lalu telepon terputus.

Waduh! Makanan masih banyak, kami semua langsung kalang kabut. Makanan nikmat itu harus dilahap dengan kecepatan tinggi. Sambil men-gunyah, membayar bill, dan berlari ke mobil, kami pun kembali meluncur. Oh makanan…

Di hari lain, sore hari. Saatnya bersantai, teman-teman mulai melakukan aktivitas mas-ing-masing. Ada yang tidur, belanja, atau makan. Saya pergi untuk mengambil cucian baju dengan mengenakan celana pendek. Tiba-tiba handphone saya berdering. “Kamu dicari konsulen seka-rang, ditunggu di bangsal.” Oh no! Saya bingung, bagaimana caranya masuk ke RS dengan celana pendek dan tanpa jas. Akhirnya teringatlah kalau di tempat laundry ada pakaian resmi dan jas saya. “Mbak, saya numpang ganti baju di sini yah”. Tan-pa menunggu jawaban, saya langsung mengganti pakaian dan berlari ke RS. Sesampainya di depan konsulen, nafas masih terengah-engah. Konsulen bertanya, “Kamu dari mana?” dengan polosnya saya menjawab, “laundry, dok”. Beliau hanya melongo mendengar jawaban saya. Sejak saat itu, setiap kali kami bertemu, beliau akan bertanya, “Sudah laundry baju, dik”.

Sumber: Coas Diary 5, Ukrida Newsletter Mei-Juni 2014

Page 39: Samaritan Edisi 1 2016

“Penyakit” Penulis

Antar Kita

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 39

Apakah Anda sedang “belajar” menjadi penulis Kristen?Kalau boleh, saya ibaratkan:

*Pasien: Calon penulis Kristen (termasuk saya)*Diagnosa: Menunda pekerjaan alias malas*Resep: Menerapkan disiplin untuk menulis sehari satu jam

Nah, kemauan Anda sangat menentukan hasilnya. RESEP ini tidak akan manjur kalau Anda tidak mau melakukannya.

Jangan menunda tekad Anda. Lihatlah mas-alah dalam kacamata Allah. Tapi kalau kita sudah disiplin melakukannya, jangan terjebak pada rutinitas, seakan memang semuanya harus begitu. Kita perlu bahkan harus, untuk menggugah sesuatu yang sudah baik menjadi yang terbaik.

RESEP yang sudah diperbaiki adalah: Berdoa setiap hari dengan sungguh-sungguh dan mohon hikmat, kesehatan, pengertian, dan kemampuan dari Roh Kudus.

Waktu kita tidak boleh terbuang percuma. Kita harus memprioritaskan hal-hal penting. Ada waktu untuk berbicara kepada Tuhan dan membi-arkan Dia berbicara kepada kita; ada waktu untuk bergaul, ada waktu untuk belajar, dan ada waktu

untuk menulis.Namun OPERASI kadang-kadang perlu

dilakukan dokter pada pasiennya. Tidak mustahil sebagai calon penulis Kristen, ada hal yang harus dipotong dan dibuang. Seperti kebiasaan mela-mun, bicara omong kosong, senda gurau yang bodoh, atau bisa juga pesta pora. Semuanya itu benar-benar buang-buang waktu. Padahal waktu yang sia-sia itu bisa menjadi kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik, seperti berlatih menulis.

Nah, lebih jelasnya mari kita datang kepada DOKTER yang profesional. Tanyakan pada-Nya, apa yang dibutuhkan dalam hidup kita supaya dapat menjadi penulis Kristen yang efektif.

Jadi, tetap semangat, menulis. Menulis dan menulis.

*/tnp

Page 40: Samaritan Edisi 1 2016

Dari Suku ke Suku

40 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Suku Dondo:Memasukan Mayat ke Dalam Pohon Sagu

Orang Dondo berdiam antara lain di Desa Oyom, Kecamatan Baolan,Kabupaten Buol Toli-Toli, Provinsi Sulawesi Tengah.

Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil dan kelompok itu tersebar di berbagai tempat yang umumnya di tepi sungai di tengah hutan. Nama kelompok itu biasanya sama dengan nama sungai yang mereka tempati, misalnya sungai Salungan, sungai Ogomolobu, sungai Oyam, sungai Kombuno.

Mereka berdiam dalam rumah-rumah panggung setinggi 1,5 meter di atas tanah yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran-nya sekitar tiga kali empat meter. Tiang rumah terbuat dari kayu bulat, atap daun rimba, dinding kulit bambu, dan lantai kulit bambu atau kayu. Bahan-bahan tadi diikat dengan rotan. Rumah-ru-mah itu umumnya hanya mempunyai satu pintu dimana dipasang tangga untuk turun dan naik.

Dilihat dari ciri-ciri fisiknya orang Dondo tergolong ras Veddoid, dengan bentuk tubuh ku-rus, muka oval, rambut ikal berwarna hitam, kulit sawo matang. Sikap mereka umumnya bersifat regresif, pemalu dan rendah diri, namun terbuka dan jujur. Bahasa yang digunakan adalah bahasa

Tialo, yang merupakan dialek dari bahasa yang terdapat di pantai timur Kabupaten Donggala. Pada tahun 1988 di Desa Oyom, jumlah mereka adalah sekitar 750 jiwa yang tergabung dalam 150 kepala keluarga.

Mata pencaharian utamanya adalah berladang. Ladang itu dikerjakan dengan sistem tebang bakar (slash and burn) dan berpindah-pindah. Di ladang mereka menanam padi dan palawija seperti kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi rambat, cabe, dan lain-lain. Sekarang mereka juga sudah menanam pisang, kelapa, coklat, dan kopi. Mata pencaharian sampingan adalah berburu, menangkap ikan, meramu hasil hutan. Berburu biasa dilakukan perorangan atau dalam kelompok, yakni berburu kijang, babi, dan ayam hutan. Alat berburu adalah tombak, jerat, panah, serta dibantu oleh anjing.

Kehidupan satu keluarga dimulai dengan pemilihan jodoh yang terserah kepada sang anak yang kemudian direstui oleh orang tua kedua belah pihak. Seorang dianggap sudah dewasa setelah berusia sekitar 16 tahun dan pernyataan kedewasaan itu ditandai dengan pemotongan atau pengasahan gigi. Adat menetap sesudah

Page 41: Samaritan Edisi 1 2016

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 41

nikah rupanya bersifat utrolokal, artinya sepasang penganten bisa memilih tinggal di lingkungan kerabat suami atau di lingkungan kerabat istri. Adat mereka juga membenarkan perkawinan pologini artinya beristri lebih dari satu. Perceraian merupakan hal yang biasa kalau sudah tidak lagi terdapat kecocokan antara suami dan istri. Namun perceraian itu harus diketahui oleh kepala adat (Kapitalau).

Secara formal mereka umumnya telah memeluk agama Islam atau agama Kristen. Hal ini setelah mereka ada kontak dengan anggota masyarakat kelompok yang ada di sekitar daerah mereka. Namun, mereka pun masih saja belum tuntas meninggalkan kepercayaan nenek moyang-nya. Dalam menghadapi kematian mereka pernah mengenal kebiasaan memasukkan mayat ke dalam pohon sagu yang diisi telah dikerok. Penguburan dilakukan di halaman rumah sendiri. Para anggota kerabat tidur di sekitar kuburan itu untuk beber-apa waktu lamanya, guna menemani kerabat yang meninggal itu. Peringatan atas kematian itu ada yang berlangsung selama tujuh hari atau lebih bagi

yang mampu.Salah satu perilaku sehat yang mulai nampak

di kalangan suku Dondo adalah dibudidayakannya peraturan membuang sampah pada tempatnya. Jika ada yang sakit, sebagian masyarakat ada yang membawa ke Pelayanan Kesehatan seperti Pusk-esmas, tetapi tidak jarang juga yang membawa ke kyai atau orang pintar. Ada pula yang menyatukan dua pengobatan ini.

Sumber: Profil Suku-Suku Yang Terabaikan, PJRN 2003

Page 42: Samaritan Edisi 1 2016

Teropong Doa

42 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Kesetiaan dalam doa dan pemahaman Alkitab diperlukan bagi pertumbuhan rohani kita pribadi dan bagi kekuatan kita dalam pelayanan. Saatnya kita berdoa

Pelayanan Medis Nasional ( PMdN ) Perkantas/ Christian Medical and Dental Fellowship of IndonesiaBersyukur:• Bersyukur untuk pelaksanaan MMC XII

masih terus berlangsung dengan baik di Serukam saat ini dan bersyukur untuk setiap peserta yang berjumlah sebelas peserta masih teap bisa mengikuti sesi demi sesi sampai nantinya tanggal 22 Mei penutupan MMC XI

• Bersyukur untuk Panitia Kamp Medis Nasional Mahasiswa XX Yogja dan Panitia Kamp Medis Nasional Alumni XI masih terus mempersiapkan pelaksanaan Kam p.

Doakan:• Doakan Warta II Kamp Medis Nasional Ma-

hasiswa ke XX Yogja yang sedang disebarkan ke Perkantas daerah sehingga bisa sampai ke setiap PMK /PMdK daerah dan doakan pen-carian dana baik lewat proposal yang telah dikirim kedonatur maupun l ewat pecarian dana lainnya kiranya setiap donatur yang dikirim proposal boleh meresponi dengan baik dan mengambil bagian dalam pelaksa-naan Kamp Medis Nasional Mahasiswa lewat dana.

• Doakan persiapan Persiapan Kamp Medis Nasional Alumni ke XI, doakan warta II yang masih dikerjakan dan proposalnya, do-akan kerjasama antara panitia dengan baik dalam mempersiapkan Kamp Medis Alumni Nasional

• Doakan Persiapan Konsultasi Pelayanan Me-dis Nasional yang akan dilaksanakan tanggal 4 – 5 Agustus 2016 acaranya sebelum Kamp Medis Nasional Mahasiswa. doakan Form Pendaftaran KNPM sudah dikirim kesetiap PMdK /PMK di daerah via email kontak staf medis/ orang kunci kampus FK/ FKG, doakan juga Form Dara Demografi dan Form Pemetaan yang dikirim kiranya boleh diisi

oleh daerah sesuai waktu yang ditentukan dan dikirimkan data tersebut ke PMdN.

Pokok Doa Persekutuan Medis Kristen Yogyakarta (PMdKY)

Persekutuan Medis Kristen Yogyakarta merupakan sebuah persekutuan yang mengerja-kan pelayanan medis dengan visi “Menghasilkan tenaga medis yang takut akan Tuhan, berintegritas, misioner, dan profesional. Di tempat inilah kami bersama-sama untuk belajar, bertumbuh, dan melayani Tuhan. Berikut beberapa pokok doa:• Berdoa kepada Tuhan untuk kesatuan hati,

supaya semua pengurus menyatukan langkah dan hati untuk satu tujuan, yaitu melakukan apa yang menyenangkakn hati Tuhan dan memiliki hikmat Tuhan dalam setiap mem-buat keputusan. Kami juga berdoa supaya kami boleh memiliki kerendahan hati dalam melakukan pelayanan ini dan biar nama Tuhan saja yang di tinggikan.

• Berdoa untuk Badan Pengurus Harian (BPH) yang ditengah aktifitas masing-masing tetap mampu berkomunikasi dengan baik dan mengerjakakn pelayanan ini dengan sungguh-sungguh, juga dapat mengkoordinir dan melaksanakan setiap program kerja yang telah ditetapkan. Berdoa untuk divisi pembinaan agar mampu menjaga kelom-pok kecil yang ada dan terus melakukan penginjilan dan pemuridan supaya semakin banyak teman-teman yang bertumbuh dalam kelompok kecil. Berdoa untuk divisi relasi agar kami mampu menjalin relasi dengan adik-adik dan kakak-kakak semua supaya bisa saling membagikan pengalaman yang menguatkan dan memberkati. Dan berdoa untuk divisi pengabdian supaya mampu men-jalin kerjasama dengen gereja lokal sehingga kami mampu memberikan pelayanan bagi orang lain.

Page 43: Samaritan Edisi 1 2016

Teropong Doa

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 43

Pokok Doa Kamp Medis Nasional Mahasiswa XX

Kamp Medis Nasional Mahasiswa merupakan wadah pembinaan pekerja Allah dalam bidang medis, membentuk dan memperlengkapi calon tenaga medis menjadi pribadi yang memiliki visi Allah, yang taat dan setia terhadap visi tersebut meskipun menghadapi tantangan dan kesulitan. Tahun ini Kamp Medis Nasional Mahasiswa XX akan diadakan di Kota Jogjakarta pada tanggal 05 - 10 Agustus 2016. Pertama – tama kami mau mengucap syukur pada Tuhan karena kasih karuniaNya kepanitiaan Kamp Medis Nasional Mahasiswa XX boleh terbentuk. Dalam perjalanan kepanitiaan ini kami menjumpai banyak hal yang sepertinya mustahil untuk bisa kami lakukan, namun kami percaya bahwa Tuhan yang akan selalu memberi kekuatan kepada kami, berikut ini adalah pokok doa dari kepanitiaan Kamp Medis Nasional Mahasiswa XX:

Untuk divisi usaha dana supaya melalui usaha dana dan donatur dapat mencukupkan kebutuhan dana dan berdoa supaya Tuhan turut campur tangan dan memberkati semua orang yang berkor-ban untuk acara ini. Untuk sie acara agar Tuhan memberikan hikmat dan kebijaksanaan kepada divisi acara supaya setiap acara yang disusun benar-benar menjadikan Tuhan sebagai pusat dari acara tersebut, dan juga berdoa untuk beberapa teman-teman sie acara yang akan mengikuti pro-gram Kuliah Kerja Nyata supaya Tuhan membantu memberikan solusi kepada sie acara. Untuk divisi keseketariatan supaya bisa mengorganisir dengan baik proses pendaftaran dan pendataan peserta, supaya banyak teman-teman yang tergerak untuk mengikuti kamp ini dan mencapai jumlah target. Untuk divisi akomodasi dan transportasi supaya bisa mencari tempat yang memiliki fasilitas yang baik dan kuota peserta yang cukup untuk acara kamp medis ini. Untuk divisi doa agar tetap terus mendukung kepanitiaan ini dalam doa, supaya Tu-han yang mendenger setiap doa dan menjawabnya. Untuk divisi Perlengkapan, doakan agar diberikan kemampuan untuk mencari kebutuhan peralatan yang dibutuhkan. Untuk Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi, doakan agar bisa mengorgani-sasikan dengan baik khususnya pembuatan warta

2 dan distribusinya juga untuk pendokumen-tasikan seluruh kegiatan kamp. Doakan untuk Badan Pengurus Harian (BPH) yang saat ini masing-masing sedang memiliki banyak aktifitas, biarlah Tuhan yang menolong kami supaya kami tetap bisa berkoordinasi dengan panitia pelaksana agar acara tetap berjalan dengan baik. Dan untuk setiap panitia lokal dan panitia pengarah agar se-lalu memiliki kesehatian dalam melakukan setiap bagian di kepanitiaan ini dan biarlah nama Tuhan yang ditinggikan.

Page 44: Samaritan Edisi 1 2016

Humoria

44 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

PERBEDAAN“Apa perbedaan orang pesimis dengan orang

optimis?” tanya seorang suami kepada istrinya.Sang istri terdiam beberapa menit sebelum akhirnya menjawab, “Orang optimis adalah yang menciptakan pesawat terbang. Sedangkan orang pesimis adalah yang menciptakan parasut.”

LAMBAIAN TANGANKetika temanku, Cynthia, melihat seorang

lelaki tuna netra dan anjingnya sedang menyeberang, dia menghentikan mobil dan melambaikan tangannya ke arah mereka. “Cynthia,” kataku. “Lelaki itu tidak bisa melihatmu.”“Iya, saya tahu!” katanya ketus. “Saya melambai kepada anjingnya, kok.”

SANGAT DEKATSeorang pasien di sebuah klinik diminta

mengisi formulir. Setelah nama dan alamat, per-tanyaan berikut adalah “Saudara Terdekat”Si Pasien menjawab, “Sangat Dekat. Cukup jalan kaki saja.”

KURANG CERMATKarena ingin mengurangi berat badan, aku

dan suamiku memulai program diet yang menyer-takan secara lengkap menu makanan mereka se-hari-hari. Aku membuat makanan dengan cermat sesuai yang tertulis dalam resep, lalu membagi dua, untukku dan suamiku. Kami merasa sangat senang dengan diet tersebut karena kami tak pernah kelaparan!Tapi, begitu menyadari bahwa berat badan kami justru semakin bertambah, aku membaca ulang resep-resep itu dengan lebih cermat. Dan kudapati tulisan: “Resep untuk enam orang.”

PMSSeorang rekan kerja dipromosikan menjadi

kepala bagian keuangan, atau Payment Manage-ment System (PMS), di klinik tempat praktik kami. Di pintu ruangannya kini terpampang label bertuliskan “Direktur PMS”.

Sumber: Reader’s Digest Indonesia

Page 45: Samaritan Edisi 1 2016

Refleksi

Darah-Nya,Nyawa-NyaOleh: Dr. Lineus Hewis, Sp.A

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 45

Kira-kira, berapa ya… Hb Tuhan Yesus ketika Dia mengatakan,”Sudah selesai”?.1 Pertanyaan ini mungkin kedengarannya

konyol, namun sebagai praktisi medis, saya justru memikirkan sisi lain dari peristiwa yang sangat keji sekaligus memilukan, yaitu, penyaliban Tuhan Yesus.

Baru-baru ini teman gereja saya terpeleset dan kepalanya terantuk kaca akuarium, akibatnya dia memerlukan pekerjaan 4 jam seorang ahli bedah untuk menghentikan perdarahannya dan membu-tuhkan tranfusi berkantong-kantong darah untuk meningkatkan Hb-nya yang turun hingga 8 g/dL. Begitu juga seorang pasien anak belum lama ini mengalami perdarahan saluran cerna yang masif, Hb nya turun dari 13 g/dL ke 6 g/dL dan anak berada dalam kondisi syok hipovolemik dengan tekanan darah 60 mmHg /tidak terukur.

Saya membayangkan perjalanan panjang penderitaan Yesus. Ketika hari masih gelap Yesus ditangkap dan diadili oleh Mahkamah Agama, muka diludahi dan ditinju dan dipukuli orang banyak. Ketika hari mulai terang Yesus diserahkan kepada Pilatus untuk diadili, yang berujung pada keputusan menyalibkanNya. Sebelum disalib,

1. Yohanes 19:30

Yesus disesah dengan pencambukan yang brutal dimana prajurit Romawi menggunakan cambuk yang terdiri dari beberapa tali kulit, yang mas-ing-masing diberi potongan-potongan tulang atau logam dan ini bisa membuat punggung orang menjadi bubur, pembuluh darah vena dan bahkan arteri bisa terobek, bahkan organ visceral pun bisa terekspos.2 Batasan cambukan tidak boleh lebih dari 40 kali dalam aturan Taurat3 juga kemungkinan tidak dipatuhi prajurit Romawi yang terkenal sadis. Tidak cukup itu, mahkota duri ditancapkan di kepala Yesus, dilanjutkan dengan perjalanan memikul salib yang membuatnya wajah dan tubuh-Nya menghantam jalan berbatuan. Akhirnya paku besar ditancapkan di tangan dan kaki, membuat-Nya tergantung tinggi di bukit Golgota, menuntaskan proses penyaliban diri-Nya. Bayangkan berapa banyak darah yang mengalir keluar dari tubuh-Nya. Tidak heran jika penyali-ban itu berlangsung sekitar pukul 9 -12 siang4, dan pada sekitar pukul 3 sore5 Tuhan Yesus menghem-2. http://www.frugalsites.net/jesus/scourging.htm; http://biblehub.com/john/19-1.htm; http://www.truthmagazine.com/archives/volume44/v440106010.htm 3. Ulangan 25:34. Markus 15: 25, Yohanes 19:14-165. Markus 15:34

Page 46: Samaritan Edisi 1 2016

Kesaksian

46

buskan nafas terakhir.Apa yang dituliskan Rasul Petrus dalam I Pet.

1:18-19 “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat,” seakan memberikan makna baru buat saya.

Sejak dari awal Kitab Kejadian, ‘darah’ sudah memiliki makna penting di hadapan Tuhan.6 De-mikian juga pada Paskah pertama bangsa Israel di tanah Mesir, darah hewan persembahan dioleskan di palang pintu masing-masing rumah bangsa Israel sebagai tanda bahwa mereka adalah umat Allah sehingga malaikat tidak membinasakan anak sulung di rumah tersebut pada malam Paskah ketika Tuhan membinasakan anak sulung bangsa Mesir.7

Darah mewarnai seluruh Kitab Imamat dalam setiap prosesi yang dilakukan oleh para imam un-tuk mengadakan perdamaian antara manusia den-gan Allah. Ketika melarang umat-Nya memakan darah, Allah menperingatkan, “Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah 6. Kejadian 4:107. Keluaran 12

memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.”8

Menarik bukan? Frase ‘nyawa makhluk ada di dalam darahnya” benar-benar menantang saya untuk mencernanya sebagai seorang dokter. Dalam dunia medis yang kita tekuni, tidak bisa dipungkiri bahwa darah adalah bagian yang paling esensial dalam kehidupan manusia. Organ vital seperti otak misalnya, dengan sekitar 100 milyar neuron serta triliunan sinapsnya yang berfungsi begitu kompleks dalam mengatur seluruh tubuh, sangatlah bergantung pada sirkulasi darah. Bila dalam waktu beberapa menit atau lebih otak tidak mendapatkan suplai darah, maka akan terjadi kerusakan yang permanen, bahkan kematian bila kondisi ini berlanjut lebih lama lagi. Jantung juga memiliki peran yang tidak kalah pentingn-ya karena memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh, sangatlah bergantung pada darah untuk menunaikan tugasnya. Terhentinya suplai ke pembuluh utama jantung dalam beberapa menit saja sudah dapat mengakibatkan serangan jantung yang dapat mengakibatkan kematian. Ini baru bicara tentang peran darah dalam mensuplai oksigen dan nutrisi ke seluruh organ tubuh, belum 8. Imamat 17:11

46 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Page 47: Samaritan Edisi 1 2016

lagi peranan dalam imunitas, regulasi suhu, asam basa, dan peran-peran penting lainnya. Tidaklah berlebihan bila ini semua bicara bahwa darah adalah nyawa dari makhluk.

Ketika Yesus mulai disesah dengan cambuk yang merobek dagingnya, ketika mahkota duri dipasangkan di kepala-Nya, ketika paku menem-bus tangan dan kakinya, darah-Nya mengalir tiada henti. Bahkan berjam-jam tergantung di kayu salib, darah-Nya terus menetes dan terkuras habis tanpa penambahan cairan sama sekali. Saya mem-bayangkan ketika kompensasi kardiovaskuler-Nya tidak lagi mampu mengatasi perdarahan berat yang terjadi maka kegagalan sirkulasi pasti terjadi pada giliran berikutnya, syok hipovolemik.

Sangatlah sulit membayangkan bahwa dalam penderitaan yang tak terkira, Yesus yang memiliki seluruh kuasa Ilahi dalam genggaman-Nya, memi-lih untuk taat. Dia memilih untuk berdoa, ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”9 ketika ejekan, olok-olo-kan serta hujatan diarahkan kepada-Nya. Dia memilih untuk tidak melakukan intervensi Ilahi atas kondisi tubuh-Nya, melainkan mengijinkan tetes demi tetes darah meninggalkan tubuh-Nya, dan mengijinkan proses alami itu terjadi, yaitu kematian, dengan berucap,””Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.”10 Saya mem-bayangkan dalam kemanusiaan-Nya, Yesus pasti bergumul luar biasa di kayu salib, bahkan ketika sirkulasi darah ke otak-Nya sudah sangat terbatas, dan kesadaran mulai menurun, Dia tetap memilih untuk mati menanggung dosa umat manusia, Dia

9. Lukas 23:3410. Lukas 23:46

Refleksimemilih menyelesaikan misi-Nya.11 Ini meng-ingatkan akan ucapan Tuhan Yesus bahwa Dia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.12

Perlahan saya mulai melihat keterkaitan antara ‘darah adalah nyawa’ dengan ‘darah korban per-damaian’ yang mengadakan perdamaian dengan perantaraan nyawa10 dan dengan apa yang dika-takan Rasul Petrus bahwa umat Kristen ditebus dengan ‘darah Kristus’,13 karena sesungguhnya lewat kucuran darah-Nya, nyawaNya-lah yang diserahkan ganti kita, dan karena bilur-bilur-Nya, kita telah dipulihkan dari penyakit dosa yang membinasakan.14

Namun yang terpenting adalah saya tahu bahwa Yesus memilih membiarkan darah-Nya mengalir lewat bilur-bilur-Nya, bukan karena Dia tidak sanggup melawan. Sebagai konsekuensinya, nyawa-Nya harus Dia serahkan, bukan karena di-rebut dari-Nya. Semua dilakukan-Nya karena Dia mengasihi anda dan saya, bahkan ketika kita ma-sih berdosa dan belum mengenal-Nya. Betapa kita harus bersyukur dan menyerahkan seluruh hidup kita melayani-Nya, seperti bait terakhir dari lirik lagu When I Survey the Wondrous Cross: “Were the whole realm of nature mine, that were a present far too small; Love so amazing, so divine, demands my soul, my life, my all.” Selamat Paskah!

11..Yohanes 19:3012. Mat 20:2813. I Petrus 1:18-1914. I Petrus 2:24

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 47

Page 48: Samaritan Edisi 1 2016

48 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Segenap redaksi Majalah Samaritan, Pengurus danPelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Mengucapkan :

Selamat Ulang Tahun

Antar Kita

Artono Isharanto, SpB, SpBTKV, drJessy Ansye Caroles, drDaniel Huri, drSandra Olivia FransDewi Citra Puspita, drSetiawan Surjawidjaja, drgSienny, drgYenny Tanoyo, drYos Bungalangan, drJack Poluan, drJaneline Rivana Sefty Tengor, drJeffrey Wibowo, drTrijanto Agoeng Noegroho, Mkes, SpKK, drYohana Elisabeth Gultom, drdr. SusiFernando Rumapea, drJulfreser Sinurat, drMariana Nicolina Sompie,MPH, drIiyani Henyda Tarigan, drgLovina Ria Rumata Pane, drSri Sjamsudewi, Sp.Rad, dr (Wiwiek Basir)Frida Ervina D.Sitorus, SKMEvawanti Sihotang, drgDebora Herawati Sadrach, drgAstuti. H. Toban, drNatalia B. L. Soriton, drgRhista Christanti S. Putri (Ns)Heriyannis Homenta, M.Biomed, drNona Notanubun, K.M.Kes, drSusanti Trisnadi, drgJahja Zacharia, SpA, dr + Tuti drKristellina S. Tirtamulia, SpA, drLasmauli Situmorang, drHerawati Lianto, drMarthalenaSiahaan, S. Kep, NsChandrawati Santoso, drVera Diane Tombokan

2 Januari 2 Januari 3 Januari 3 januari 5 Januari 6 Januari 7 Januari 7 Januari 7 Januari 7 Januari 10 Januari 10 Januari12 Januari 12 Januari 12 Januari13 Januari13 januari 13 Januari 14 Januari 14 Januari 15 Januari 15 Januari 18 Januari 18 Januari 20 Januari 21 Januari21 Januari 22 Januari 23 Januari 24 Januari 24 Januari 27 Januari 27 Januari 30 Januari 1 Februari2 Februari 2 Februari

Page 49: Samaritan Edisi 1 2016

Antar Kita

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 49

Andreas Andoko, drLidya HeryantoPrasarita Esti Pudyaningrum, drErmawaty Karo-Karo, drGibson, Pardede, drFlorencia Ferdinand Victor Joseph,DrBernard Theodore Ratulangi, SpPK, dr + Relisa Sembiring, drg.Eventina Doriska Tambunan, drgMonalisa L. Tobing, drAndre Reppi, dr Candra Sari Kusumaningrum, drGaluh, drErly Rahayu, drIce Hendriani SFitriany Saragih, S.KepImelda Rosmaida Siagian, drLinda Nieck, drgLady Margaretha Febriany Sirait , drEko Wulandari, SpPK, drHenry Kolondang, SpB, dr Heri Sutrisno Prijopranoto, Sp.PD, drLidia Kartika Perangin – angin, drgdr. Kartika Cindy Fibrian Amalia Berhimpon, drTina Tombokan, drLinda Kartika Sari, SpKJ, drAtmajaya N. Tamba, drHendra Ginting, drMartha Handoko, drAnugrah Riansari, drStephanie Pangau, MPH, drLianda Tamara, drTogu Johanes, drAnggiat Silaen, drSamuel Sih Reka Prawidya, drPetriana Primiastanti, SpPK, drMenny Sri M. Saragih, drArny Merylani Kurnia Sinlae, S.Kep, NsLusiana Batubara, drFrans M. Pasaribu, drMilana W, drNovian Wibowo, dr, SpSSri Paulina R.U. Kaban, SKMAlva Juan, drCornelia Barbalina Parinussa, dr

3 Februari 3 Februari 4 Februari 5 februari 6 Februari7 Februari 8 Februari

8 Februari 8 Februari 9 Februari 9 Februari 9 Februari 10 februari 10 Februari 11 Februari 13 Februari13 Februari15 Februari 17 Februari 17 Februari 17 Februari 21 Februari 22 FebruarI 23 Februari24 Februari25 Februari 25 Februari 1 Maret1 Maret 2 Maret 5 Maret6 Maret 7 Maret 7 Maret 9 Maret 10 Maret 11 Maret 12 Maret 12 Maret 13 Maret 14 Maret 14 maret 14 Maret 14 Maret 15 Maret

Page 50: Samaritan Edisi 1 2016

Antar Kita

50 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016

Masye Kalendesang, drLuli Hanna Restina PanjaitanSorta Rosniuli Sianturi, drRachmat Purwata, SpKJ, drErika Yohana Magdalena Hutagalung, drIswahyudi, Sp.B, drMartini Rotua Nainggolan, drgLenny Senduk, drMario Marbungaran Hutapea, Sp.M, drStephanie Darda Susilowati, drArnold Radjagukguk, drRoy Marten Tarigan, drFanny Listiyono, drGrace Kambey, drRismauli Aruan, dr Benyamin Sihombing, drCarolina Damayanti Marpaung, dr (Maya marpaung)Asrina Veranita, drSaut Monang Silitonga, drDina Elizabeth Sinaga, drEka Yudha Lantang, drSuleman, drCindra Paskaria, drHerlina Darusman, drgArlin Nopalina Hutagalung, drMuktar Hutasoit, drgIreine S. C. Roosdy, drManiur Imanda TobingNilawaty, drSuzanna P. Mongan, Sp.OG, drHusein Basri, MSc, M.Kes, dr Hertina Silaban, drJeng Seriana, drgNovian Sollina Eoh, drApriani Oendari, drAprinando Tambunan, drErmasanti Puspito, drAlfiane Indri Kaunang , drAndrey Setiawan, drgBenyamin Lukito,SpPD, drDolarina De Breving, M. Kes, drIndra Ariesta Eko Setiawan, drKarta Sawenda, drReyni L. Panjaitan, drValentina Yanti Ruliana T, dr

15 Maret 17 Maret 17 Naret18 Maret 18 Maret 22 Maret 22 Maret 22 Maret 24 Maret 25 Maret26 Maret 26 Maret 27 Maret 28 Maret 30 Maret 30 Maret 31 Maret

2 April2 April3 April3 April3 April6 April 7 April 7 April 7 April8 April 8 April 10 April 10 April11 April 13 April 14 April 14 April 17 April 19 April 19 April 20 April 20 April 20 April 21 April24 April 25 April’27 April 27 April

Page 51: Samaritan Edisi 1 2016

Antar Kita

SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016 51

Mawartih Susanty, drPrapti Utami, drdrg. Onny SuryaRut Hanna Barail, dr Kristo Kurniawan, drHarpina Somba, drAmelia Louisa Kristiani, drSri Anggia Meilyta Hutagalung, drAdolfina Emilia Wamaer (Ns)Pujianto, Mkes, drDede Budiman, SpPD, drBrillyan Christopher L, drFrinsca Meithy Pattiasina, drgNaomi Patioran Panggalo, SpM, drIe Mien, drDevi R.M. Tarigan, drAntonius Wibowo, drDebora Widiansa Making, drBenutomo Rumondor, SpB, drMarthen L. Wattimena, MD, drNovita Patresia Amba, drYessica Meliany, drEvi Douren, drFrans Susanto, DRGde Ngurah Indraguna Pinatih, MSc.,Akp.,SpGK, dr, DrAmelia Juliana Adam, drdrg. Erlisa SembiringAdrian Gunawan, drEster Lianawati Antoro, dr Langi Surjani, drParan Bagionoto, SpB, drNina I. S. H. Supit, Sp.Rad, drGaluh Martin Maytasari, drMeivie Jeanne Tumiwa, drRina Simamora, drHotber Pasaribu, drChitra Meilani Badudu, drgEdi Setiawan Tehuteru, SpA, MHA, IBCLC, drRidwan Adisurya, drStephen Kuswanto, dr

28 April 30 April30 April1 Mei 1 Mei 2 Mei2 Mei 3 Mei 3 Mei 4 Mei 4 Mei 8 mei 8 Mei 10 Mei 13 Mei14 Mei 15 Mei 16 Mei 17 Mei 18 Mei18 Mei 19 Mei 20 Mei 21 mei21 Mei

21 Mei 21 Mei 22 Mei 22 Mei23 Mei 23 Mei 24 Mei 25 Mei 25 Mei 26 mei 27 Mei28 Mei 29 Mei 29 Mei 31 Mei

Page 52: Samaritan Edisi 1 2016

52 SAMARITAN | Edisi 1 Tahun 2016