28
MANAGEMENT ACCOUNTING PRACTICE CONTENTS DESEMBER 2015 Disusun Oleh: Tri Aprilian Jani 041414253001 Refivia Audie C. 041414253013 Yulliana Ekaningrum 041414253030 Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

SAM pertemuan 13.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SAM pertemuan 13.pdf

MANAGEMENT ACCOUNTING

PRACTICE CONTENTS

DESEMBER

2015

Disusun Oleh:

Tri Aprilian Jani 041414253001

Refivia Audie C. 041414253013

Yulliana Ekaningrum 041414253030

Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Airlangga

Page 2: SAM pertemuan 13.pdf

MANAGEMENT ACCONTING IN THE MANUFACTURING SECTOR:

MANAGING COST AT THE DESIGN AND PRODUCTION STAGE

By: Davila & Wouters (2007)

Abstrak: Bab ini menganalisis literatur penelitian empiris tentang akuntansi manajemen

di sektor manufaktur termasuk pengembangan serta fase produk lifecycle. Sebagai

pengelola dari pengembangan produk di perusahaan selama 15 tahun terakhir,

penelitian akuntansi manajemen telah memberikan kontribusi untuk kemajuan dalam

bidang pengetahuan ini. Perubahan dalam lingkungan manufaktur, seperti investasi

dimuka dan biaya overhead yang sedang berlangsung, menuntut kriteria kinerja selain

efisiensi, atau hubungan kritis di seluruh rantai nilai memberikan kontribusi untuk

penelitian dalam akuntansi manajemen di bidang manufaktur. Bab ini

mengidentifikasikan kemajuan yang signifikan dalam basis pengetahuan dan menyoroti

peluang penelitian di masa depan.

Introduction

Penelitian ini berfokus pada akuntansi manajemen dalam manufaktur, dimana

manufaktur mengacu pada produk ”tangible”. Penulis selanjutnya berfokus pada dua

tahap proses manufaktur: pengembangan produk baru (new product development atau

NPD) dan sistem manufaktur modern (modern manufacturing systems atau MMS).

Penulis berfokus pada karakteristik lingkungan berdasarkan: 1) investasi signifikan

yang dinilai oleh manfaat intangible, 2) biaya overhead yang tinggi karena inovasi dan

berbagai produk, 3) penggunaan ukuran kinerja non-finansial, dan 4) keberadaan

hubungan yang kritis di seluruh value chain dan tahapan siklus hidup produk. Untuk

lebih membatasi ruang lingkup pada bab ini, kita melihat penelitian empiris. Oleh

karena itu, lebih mengesampingkan ”makalah optimasi” yang mengambil informasi

biaya yang diberikan (misalnya: pembelian, tenaga kerja, atau manajemen) atau

keputusan yang optimal (misalnya: investasi, manajemen persediaan, atau penjadwalan

produksi) (Graves & De Kok 2003). Kami juga mengacu pada topik yang telah dipelajari

dalam pengaturan manufaktur akan tetapi dibahas lebih mendalam (seperti: activity

based costing atau target costing). Namun, kami tidak membatasi review untuk

penelitian yang diterbitkan dalam jurnal akuntansi manajemen.

Page 3: SAM pertemuan 13.pdf

Fokus pada manufaktur telah mendorong penelitian di bidang akuntansi

manajemen (Kaplan, 1990), seperti bagaimana manufaktur dalam perkembangannya

telah mengubah peran akuntansi mengenai keputusan investasi, akuntansi biaya,

ataupun pengukuran kinerja (Kaplan, 1984). Pada tahun 1990-an juga telah melihat

penekanan pada pengembangan produk dan R&D sebagai sumber baru pada

keunggulan kompetitif dan akuntansi manajemen dapat memberikan usaha pada

tahapan ini dalam siklus hidup produk (Cooper, 1995). Paper ini membahas dua topik

utama: pengembangan produk dan manufaktur modern. Tiap topik dibahas dengan

menggunakan kerangka sederhana yang membantu mengorganisir review. Review

dimulai dari cost modeling (ex ante) dan pengukuran (ex post) – fokus tradisional dari

akuntansi manajemen ke pengukuran kinerja non-finansial. Kemudian berpindah pada

penggunaan informasi akuntansi manajemen, dari rewards untuk memotivasi social

actors berdasarkan pada pengukuran, sampai informasi akuntansi manajemen untuk

suatu tujuan daripada motivasi (pengambilan keputusan, pembelajaran, atau

peningkatan kekuatan) dan sistem pengendalian manajemen (lihat Tabel 1).

Page 4: SAM pertemuan 13.pdf

Cost Modeling in Research and Product Development

Target costing merupakan suatu teknik yang detail untuk mengurangi biaya

selama tahap desain produk (Koga, 1999). Hal tersebut sangat cocok untuk produk yang

harganya merupakan dimensi kompetitif. Dalam pasar produk ini, perusahaan memiliki

sedikit ruang kecil untuk mengatur harga dan margin yang rendah. Oleh karena itu,

profit datang dari kemampuan untuk menjaga fungsionalitas di mana poin harga

mengharuskan pada biaya yang paling rendah. Market prices dan margin profit yang

ditentukan meenggambarkan suatu target cost yang tim pengembangan produk

gunakan sebagai target yang harus diselesaikan. Dari strarting point, target costing

telah memberikan ilmu dan tools untuk membawa biaya yang diestimasi ke dalam

target cost sekalipun proses pengembangan produk. Target costing lebih cocok untuk

lingkungan dimana biaya merupakan suatu dimensi kompetitif yang krusial dan

pemodelan biaya yang sederhana. Ketika dua kondisi ini ada, dan biaya bukan

merupakan suatu dimensi kompetitif yang kritis-teknologi, time-to-market, atau

kebutuhan pelanggan mendominasi perhatian dari tim pengembangan akan tetapi tidak

bisa diabaikan, perusahaan mengandalkan teknik alternatif untuk membawa

manajemen biaya dalam hal pengembangan produk.

Alternatif teknik manajemen biaya daat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok

– teknik pada tingkat proyek pengembangan produk dan teknik pada tingkat asal usul

produk. (Davila & Wouters, 2004). Pada tingkat proyek, suatu alternatif untuk

meningkatkan level perhatian terhadap pertimbangan biaya adalah untuk mesuplai

informasi biaya yang lebih relevan: ”untuk mengirim pesan khusus kepada desainer

produk dan engineers proses tentang bagaimana meningkatkan kemampuan

manufakturing perusahaan” (Cooper & Turney, 1990). Rabino & Wright (1993)

menderkripsikan bagaimana ABC meningkatkan informasi keuangan untuk keputusan

pengenalan produk. Anderson & Sedatole (1998) mengusulkan suatu sistem akuntansi

biaya lanjutan yang membawa bersama target costing, ABC, dan metode estimasi cost

engineering tradisional dalam pengembangan produk untuk memperluas rancangan

dan kualitas manufaktur. Pendekatan lain untuk memperoleh peningkatan level

perhatian terhadap biaya adalah penentuan akuntan manajemen untuk tim

pengembangan (Hertenstein & Platt, 2000). Penulis ini menawarkan bukti yang

melengkapi penelitian sebelumnya (Nixon, 1998) yang menyoroti peran akuntansi

Page 5: SAM pertemuan 13.pdf

manajemen sebagai bahasa yang menbawa bersama perbedaan konstituen yang

melibatkan pengembangan produk.

Alternatif lainnya untuk memanaj biaya pada level proyek adalah untuk

menggunakan cost teams paralel (Davila & Wouters, 2004). Dibanding

mengintegrasikan specialist biaya ke dalam tim pengembangan produk, ia bekerja

paralel namun di luar tim utama. Dibanding mencoba untuk memaksa kriteria biaya

yang mungkin diabaikan demi teknologi atau waktu, tim paralel ini tidak mencoba

untuk mempengaruhi tim utama tetapi mengambil subsistem yang sudah dirancang dan

mengoptimasi mereka dari suatu perspektif biaya. Dalam beberapa kasus, mereka

mungkin merancang kembali bagian sebelum produk dirilis di pasar; tetapi seringnya

usaha pengurangan biaya mereka datang sebagai perubahan teknik setelah pengenalan

produk dan sebagai bagian dari usaha pengurangan biaya yang berkelanjutan.

Pendekatan lain untuk memanaj biaya di dalam proyek adalah untuk memaksimalkan

konsep modularity (Baldwin & Clark, 2000; Schilling, 2000). Sub sistem yang tidak

kritis terhadap dimensi kompetitif utama dari proyek dirancang sebagai proyek

independen.

Target costing kehilangan beberapa efektifitasnya dalam lingkungan yang

memiliki perilaku biaya yang kompleks. Dalam lingkungan ini, target costing ditantang

dengan pemodelan perilaku yang kompleks tersebut. Solusi seringnya membatasi

model biaya ke biaya langsung daripada mendesain sistem biaya yang tim desain akan

membutuhkan waktu yang sulit untuk memahami dan menggunakan. Namun,

perusahaan beralih dengan tantangan dalam memanaj biaya tidak langsung ini selama

pengembangan produk.

Cost Management in Research and Product Development

Mengukur R&D selalu menantang (Hoge, 1963). Tetapi ketika investasi R&D

menjadi suatu bagian yang lebih signifikan dari laporan laba rugi teknologi perusahaan,

permintaan untuk mengukur pengembalian pada investasi tersebut menjadi lebih akut.

Para peneliti merespon kebutuhan para manajer, telah membahas masalah bagaimana

mengukur kinerja R&D. Akan tetapi, tantangan dari pengukuran kinerja - timeliness

(Hultink & Robben, 1995), completeness, noisiness, kongruensi, dan pertimbangan

risiko - lebih menekan dalam R&D (Davila, 2003). Solusi yang diajukan datang dari

Page 6: SAM pertemuan 13.pdf

memuaskan kebutuhan manajer secara penuh dan menyoroti suatu alur yang penuh

keberhasilan untuk penelitian selanjutnya.

Usaha untuk mengukur kinerja R&D termasuk di dalamnya finansial, pendekatan

kuantitatif dan kualitatif non-finansial. Di dalam pengukuran finansial, hal yang paling

umum dalah perencanaan dan penelurusan anggaran proyek. Nixon (1998)

menjelaskan suatu studi kasus di mana pengendali menelusuri biaya yang tergabung

dengan anggatan proyek, estimasi biaya produk, dan biaya penggunaan sumber daya.

Non-Financial Performance Measures in Research and Product Development

Kebanyakan pekerjaan dalam pengukuran R&D telah berfokus pada pengukuran

kinerja non-finansial – keduanya baik kuantitatif maupun kualitatif – dan sistem

pengukuran kinerja yang terintegrasi. Sistem pengukuran kinerja dalam R&D dapat

diuji pada empat level. Pertama di mana lebih banyak progres telah dibuat merupakan

tingkat proyek. Selanjutnya, sistem pengukuran juga perlu untuk membahas bagaimana

berbagai proyek ini mengkombinasikan satu sama lainnya untuk menciptakan suatu

portfolio yang mengumpulkan strategi perusahaan. Level ketiga dari analisis adalah

fungsi R&D untuk memahami apakah kemampuan teknologi sedang dikembangkan

dalam arah yang benar dan dimanfaatkan secara penuh. Terakhir, sistem pengukuran

dibutuhkan untuk menilai level keseluruhan dari inovasi suatu organisasi.

Management Accounting and Modern Manufacturing

Lingkungan manufaktur modern, juga disebut sebagai sistem manufaktur

lanjutan, meliputi teknologi produksi (seperti tobot, peralatan manufaktur terkendali

numerik, dan manufaktur terintergrasi komputer) dan teknologi manajemen (seperti

TQM, dan JIT). Beberapa karakteristik membuat MMS tertantang dari perspektif

akuntansi manajemen:

MMS meliputi investasi yang besar dengan manfaat intangible seperti kualitas yang

lebih besar, lead-time yang lebih pendek, atau proses produksi yang lebih reliabel

yang sulit untuk diartikan kedalam pengukuran finansial. Karakteristik ini

menimbulkan pertanyaan apakah tools pengambilan keputusan akuntansi

manajemen tradisional tepat dalam setting MMS.

MMS merupakan suatu setting manufaktur yang lebih kompleks dari produk dan

proses inovasi produksi yang cepat, varietas produk, feksibilitas, dan permintaan

Page 7: SAM pertemuan 13.pdf

kualitas, troughput times, dan tingkat persediaan. Suatu konsekuensi bahwa biaya

overhead menjadi suatu proporsi yang signifikan dari biaya keseluruhan.

Karakteristik ini membawa akuntansi manajemen untuk menghasilkan pengukuran

biaya yang lebih baik melalui siklus hidup produk dan metode untuk penelusuran

yang lebih baik dan pengalokasian biaya.

Bagian lain dari rantai nilai dan siklus hidup produk menjadi lebih penting untuk

kesuksesan perusahaan manufaktur. Memiliki suatu pabrik yang efisien, fleksibel, dan

inovatif tidaklah cukup. Bagian tersebut juga penting untuk merubah cara dari bekerja

dengan pemasok dan pelanggan untuk menggabungkan teknologi baru dengan

pengembangan produk baru. Hubugnan antara pengembangan produk dan operasi

manufaktur perlu ditingkatkan untuk pemahaman hubungan yang lebih baik antara

keputusan yang dibuat selama pengembangan produk dan kinerja nantinya dalam

siklus hidup produk.

Cost Modeling in Modern Manufacturing

Cost modeling memiliki arti yang sama dengan merancang biaya asa depan. Di

sini, cost modeling melakukan perhitungan dampak ekonomi dari perubahan dalam

sistem manufaktur. Isu kunci adalah bagaimana untuk menghitung manfaat manufaktur

intangible (sehubungan dengan faktor-faktor seperti kualitas, troughput times,

fleksibilitas manufaktur untuk perubahan secara cepat ke produk lain, atau kapasitas

produksi tambahan untuk memperbolehkan fleksibilitas volume) ketika investasi awal

pada MMS tinggi, sementara dampak langsung (moneter) dan yang secara moneter

dapat dihitung (seperti biaya material dan tenaga kerja yang lebih rendah) tidak cukup

untuk menyesuaikan investasi, tetapi kriteria kualitatif dan kuantitatif non-finansial

mengusulkan bahwa investasi mungkin tetap bermanfaat secara ekonomi bagi

perusahaan.

Studi empiris telah diuji apakah perusahaan mempertimbangkan manfaat

intagible secara eksplisit dari strategi manufaktur mereka. Abdel-Kader & Dugdale

(2011) berdasarkan pada survei pada perusahaan besar di Inggris, menemukan bahwa

analisis kriteria investasi non-finansial telah menjadi lebih penting dalam investasi

MMS dan juga secara signifikan pada empat kasus: kualitas dan reliabilitas output,

fleksibilitas manufaktur yang lebih baik, pengurangan lead-times, dan pengurangan

tingkat persediaan. Bagaimana untuk kriteria finansial yang digunakan? Survey umum

Page 8: SAM pertemuan 13.pdf

lebih banyak dilakukan pada evaluasi investasi (tidak khusus untuk teknologi

manufaktur modern) mengindikasikan bahwa ukuran arus kas nilai sekarang (NPV,

IRR) merupakan kriteria investasi yang paling umum (Arnold & Hatzopoulos, 2000;

Bruner et al., 1998; Farragher et al., 1999; Graham & Harvey, 2001; Payne et al., 1999;

Trahan & Gitman, 1995). Penggunaan kriteria ini telah meningkat dan perusahaan besar

lebih banyak menggunakannya dibanding perusahaan kecil.

Cost Measurement in Modern Manufacturing

Cost Drivers in Modern Manufacturing

Apakah struktur biaya berbeda dalam perusahaan dengan operasi manufaktur?

Kerremans et al. (1991) menginvestigasi dampak automasi terhadap biaya dan sistem

akuntansi biasa dengan menggunakan data survey dari 90 perusahaan. Mereka

menemukan tidak adanya perbedaan antara automasi perusahaan yang tinggi dan

rendah dengan respek pada presentase fixed vs. variable cost, tetapi mereka

menemukan suatu presentasi lebih besar yang signifikan dari biaya langsun vs. tidak

langsung dalam perusahaan dengan automasi yang levelnya tinggi. Mereka juga

menemukan bahwa proporsi biaya tenaga kerja langsung adalah lebih rendah di

perusahaan tersebut.

Apakah variabel non-volume mengendalikan biaya tidak langsung? Sistem ABC

didasarkan pada premis bahwa variabel selain volume produksi mengendalikan biaya

tidak langsung. Pada tingkat konseptual, cost driver melibatkan unit level (”tradisional”

production volume driver), batch level, keberlangsungan produk, dan keberlangsungan

fasilitas. Beberapa studi empiris mendukung keberadaan non-volume drivers dari biaya

overhead (Anderson, 1995; Banker & Johnston, 1993; Banker et al., 1995; Datar et al.,

1993; Dopuch, 1993; Dupoch & Gupta, 1994; Fisher & Ittner, 1999; Foster & Gupta,

1990: Ittner & Macduffe, 1995; Ittner et al., 1997).

Cost Accounting Practices in Modern Manufacturing

Praktik akuntansi biaya yang bagaimana yang digunakan dalam manufaktur?

Brierley et al. (2002) memberikan suatu gambaran umum yang luar biasa dari

penelitian deskriptif berdasarkan pada surveu prakti akuntansi biaya pada sektor

manufaktur di Eropa. Hasil dari penelitian sebelumnya diuji dalam tujuh area: berapa

banyak sistem akuntansi yang perusahaan gunakan, struktur biaya produk, aplikasi dari

Page 9: SAM pertemuan 13.pdf

lapisan tingkat overhed, dasar yang digunakan untuk menghitung tingkat overhead,

penggunaan biaya produk dalam pengambilan keputusan, penggunaan biaya produk

dalam penentuan harga produk, dan aplikasi ABC. Fry & Steele (1995) dan Fry et al

(1998) menginvestigasi perbedaan antara pengunna dan non-pengguna standar

pembiayaan. Dengan menggunakan data surveu mereka menemukan perbedaan yang

tidak signifikan antara dua kelompok ini dalam lingkungan produksi. Akan tetapi,

mereka menemukan bahwa perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan standar

sistem biaya memiliki kinerja yang lebih baik pada kriteria non-finansial untuk

perputaran persediaan, scrap reduction, pengurangan komplain kualitas, dan

pengurangan komplain pengiriman, serta situasi yangn lebih sedikit dari pengingkatan

shipment secara dramatis mendekati akhir periode pelaporan keuangan.

Need for Cost Accounting Information in Modern Manufacturing

Beberapa perbedaan karakteristik manufaktur telah diinvestigasi dalam

hubungan penggunaan dan pentingnya informasi akuntansi biaya. Kaplan & Mackey

menggunakan data survey dan mereka menemukan bahwa organisasi menggunakan

arus proses manufaktur yang lebih mungkin mengandalkan anka akuntansi untuk

mengevaluasi kinerja manajer produksi. Hasil untuk dua karakteristik lainnya

(penggunaan persediaan work-in-process; akuntansi untuk men-set-up biaya) hanya

signifikan secara marginal.

JIT, automasi, dan praktik manajemen kualitas juga mungkin memberikan

dampak pada pentingnya informasi biaya. Hoque (2000) menginvestigasi dampak

produksi JIT dan sistem manufatur yang terautomasi terhadap alokasi biaya dan

pentingnya informasi biaya bagi manajemen, berdasarkan pada suatu survey prusahaan

manufaktur di New Zealand. Temuannya mendukung hipotesis di mana perusahaan

yang beroperasi di suatu lingkungan JIT mengambil lebih sedikit penekanan pada

penggunaan sistem ABC, dan ini dapat mengurangi kebutuhan manajer untuk informasi

biaya yang detail untuk aktifitas sehari-hari mereka. Gurd et al (2002) menginvestigasi

dampak pengimplementasian TQM terhadap sistem akuntansi biaya berdasarkan pada

site visits ke enam perusahaan yang berbeda. Mereka menyimpulkan bahwa industri,

komitmen manajemen, struktur organisasi, partisipasi, dan kinerja finansial

mempengaruhi proses difusi, tetapi dalam cara yang tidak konsisten.

Page 10: SAM pertemuan 13.pdf

Apakah informasi biaya berkontribusi pada kinerja yang lebih baik? Berdasarkan

survei pada perusahaan manufaktur, Foster & Swensin (1997) melaporkan suatu

hubungan yang positif antara adopsi ABC dan kinerja. Studi lainnya, Swenson (1995)

menginvestigasi manfaat ABC dalam 25 perusahaan manufaktur. Responden

melaporkan peningkatan yang signifikan dalam penggunaan dan kepuasan atas

informasi manajemen. Ia juga melaporkan bahwa informasi ABC sering digunakan

untuk penentuan harga produk dan keputusan mix product.

Non-Financial Performance Measures in Modern Manufacturing

Ukuran kinerja non-finansial merupakan satu-satunya aspek dari pemberian

informasi yang lebih luas dalam konteks MMS. Garis penelitian lain dalam pengaturan

manufaktur menguji kontijensi yang menjelaskan desain sistem akuntansi manajemen.

Bouwens & Abemethy (2000) menginvestigasi hubungan antara empat dimensi

informasi akuntansi manajemen – scope, integrasi, agregasi, dan timeliness – serta

luasnya kustomisasi dan kesalingtergantungan. Mereka menemukan bahwa tingkat

kustomisasi yang lebih tinggi membawa pada lebih kesalingtergantungan antara

departemen seperti pemasaran, pengembangan produk, produksi, dan pembelian. Lebih

kesalingtergantungan membawa pada sistem akuntansi manajemen dengan lebih

banyak integrasi (informasi mengenai bagaimana kinerja dalam departemen yang

berbeda dihubungkan), agregasi (rangkuman informasi), dan timeliness (frekuensi dan

kecepatan pelaporan).

Selain itu, Gerdin (2005) menginvestigasi seberapa luas ruang lingkup sistem

akuntansi manajemen dihubungkan dengan kesalingtergantungan departemental dan

struktur organisasi. Dengan menggunakan data survei dari manajer produksi, studi ini

mendukung hipotesis bahwa provisi informasi non-finansial tergantung pada tipe

kesalingtergantungan dan struktur organisasi.

Management Accounting Systems for Learning Modern Manufacturing

Manager operasi memiliki berbagai macam konsentrasi, seperti kualitas,

keamanan, efisiensi, dan penyelesaian aktivitas tepat waktu. Sehari-hari, aktivitas

jangka pendek, manajer pada umumnya menggunakan data operasi non-finansial pada

unit output, scrap, kualitas, kuantitas pemesanan, ketersediaan persediaan, dan lain-

lain. ”Dalam dua belas perusahaan manufaktur yang beragam, kami menemukan tidak

Page 11: SAM pertemuan 13.pdf

adanya contoh dari suatu kunci sehari-hari indikator produksi menjadi suatu biaya atau

angka finansial lainnya” (McKinnon & Bruns, 1992, p.42). Meskipun demikian, angka-

angka akuntansi menjadi penting sebagai jarak horizon. Kinerja manajer sering diukur

pada angka finansial dan manajer membangun suatu model mental bagaimana fisik

menghitung dampak kinerja finansial. Sebagai contoh, Jonsson & Gronlund (1988)

menjelaskan bagaimana manajer operasi dalam suatu produksi menempatkan data

biaya yang digunakan di atas periode yang lebih panjang untuk mendeteksi masalah

dan untuk memonitor hasil eksperimen. Secara lokal ukuran kinerja non-finansial yang

dikembangkan memberikan input untuk pengembangan inisiatif secara terpusat dan

sistem pengukuran kinerja yang ”resmi”.

Studi lainnya menginvestigasi karakteristik sistem informasi akuntansi untuk

kelanjutan pemahaman penulis atas akuntansi apa yang digunakan untuk manufaktur.

Libby & Waterhouse (1996) dalam suatu studi survei perusahaan Kanada yang dilihat

pada hubungan antara kapasitas untuk perubahan, ukuran, dan intensitas persaingan,

serta desentralisasi, dan jumlah perubahan akuntansi manajemen memasukkan 23

sistem yang berbeda yang dikelompokkan dalam perencanaan, pengendalian,

pembiayaan, pengarahan, dan pengambilan keputusan. Angka terbesar dari perubahan

terjadi dalam sistem yang mendukung pengambilan keputusan. Kapasitas organisasi

untuk perubahan merupakan prediktor terbaik dari perubahan sistem akuntansi. Dan

masih banyak penelitian terkait lainnya.

Conclusions

Besarnya peruabahan dalam manufaktur tahun 1980-an dan pengembangan

produk di tahun 1990-an telah menjadi lahan bagi penelitian akuntansi manajemen.

Pengembangan yang signifikan dari kebutuhan tersebut merupakan ide baru tentang

alokasi biaya (ABC), relevansi ukuran non-finansial, penilaian manfaat intangible,

akuntan sebagai pemasok informasi cross-functional, pilihan nyata, biaya kualitas, atau

pembiayaan siklus hidup. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk pemahaan

yang lebih baik mengenai permintaan lingkungan manufaktur baru dari akuntansi

internal karena perkembangan baru dalam manufaktur sedang mengambil permintaan

baru pada informasi eksternal seperti kepuasan atau informasi partner untuk menjadi

bagian dari informasi akuntansi manajemen.

Page 12: SAM pertemuan 13.pdf

Paper ini juga merangkum pernyataan saat ini dari penelitian di akuntansi

manajemen dan NPD. Fungsi organisasional ini juga berangkat melalui transformasi

yang signifikan, di mana sedang memiliki suatu dampak yang besar dalam bidang

akuntansi manajemen. Dari mulai dipandang sebagai hal yang merugikan sampai ke

kinerja, akuntansi manajemen menjadi suatu bagian pusat untuk meningkatkan kinerja.

Pengembangan produk memulai revolusi ketika berpindah dari dilihat sebagai suatu

kotak hitam di mana uang masuk dan diharapkan suatu produk dapat keluar untuk

diintepretasikan sebagai proses yang diukur dan dimanaj. Penelitian dalam

pengembangan produk masih menjadi area yang subur untuk peneliti akuntansi

manajemen sebagai pendekatan baru untuk meningkatkan proses ini berdasarkan pada

teknik yang umum pada pengetahuan akuntansi dan sebagai proses menjadi lebih

kompleks melalui pembubaran tim pengemangan, integrasi cross-functional, suara

pelanggan dan pemasok, dan lain sebagainya. Tetapi penelitian dasar dan terapan

sedang muncul sebagai proses di mana penelitian terbatas dan menjadi lebih relevan

tidak hanya untuk kemajuan pengetahuan tetapi juga untuk kemajuan praktik.

Page 13: SAM pertemuan 13.pdf

Management Accounting and Control in Health Care:

An Economics Perspective

By Leslie Eldenburg and Ranjani Krishnan

Abstract: Bab ini merangkum penelitian empiris arsip akuntansi dalam akuntansi

manajemen yang didasarkan pada teori ekonomi dan menggunakan pengaturan

perawatan kesehatan. Tiga perspektif yang diteliti yaitu: (1) ekonomi biaya produksi,

meliputi struktur biaya, perilaku biaya, cost driver, desain sistem alokasi biaya, dan

tingkat kesesuaian biaya agregasi; (2) teori keagenan, meliputi insentif untuk informasi

Bias atau menggeser biaya, hubungan antara pengungkapan patokan dan biaya

penahanan, dan isu-isu yang berkaitan dengan kontrak kompensasi dan evaluasi

kinerja; dan (3) ekonomi industri, meliputi pengaruh kompetisi dan merger pada sistem

akuntansi dan biaya, dan tanggapan peraturan penganggaran modal.

Introduction

Bab ini memberikan ringkasan penelitian akuntansi manajemen yang masih

ada menggunakan teori ekonomi dan metode empiris arsip dalam pengaturan

perawatan kesehatan. Hal ini juga mengidentifikasi dan membahas peluang yang

menjanjikan untuk penelitian masa depan. Sektor kesehatan memberikan pengaturan

yang kaya di mana untuk menguji secara empiris banyak masalah dalam akuntansi

manajerial seperti produksi dan fungsi biaya, kontraktor dan pengukuran kinerja, dan

regulasi dan persaingan. Seperti diuraikan di bawah ini, peluang tersebut muncul

karena sektor kesehatan di sebagian besar negara terdiri dari organisasi dengan fungsi

produksi yang kompleks, terdiri dari beberapa jenis kepemilikan, menawarkan

beberapa produk, bersaing dalam berbagai jenis pasar termasuk pasar yang diatur, dan

menggunakan dua teknik produksi yaitu padat modal dan padat karya.

Industri perawatan kesehatan di beberapa bagian dunia telah menyaksikan

perubahan signifikan dalam peraturan dan lingkungan yang kompetitif sejak

pertengahan 1980-an. Misalnya, di banyak negara termasuk Kanada, Jerman, Norwegia,

dan Amerika Serikat, penggantian telah bergeser dari biaya-plus untuk harga tetap

untuk pelayanan rumah sakit dan obat-obatan, terutama untuk pasien yang didukung

oleh program publik. Ekonom menunjukkan bahwa penggantian berbasis biaya

mendorong persaingan kualitas, sedangkan harga tetap regulasi mendorong biaya

Page 14: SAM pertemuan 13.pdf

kompetisi dan efisiensi (Bajari & Tadelis, 2001; Shleifer, 1985). Hasil empiris

mendukung saran ini (Krishnan, 2005). Perubahan peraturan dari biaya-plus untuk

penggantian harga tetap di banyak pasar kesehatan telah mengubah dasar persaingan

dari kualitas biaya (Keeler et al, 1999;. Robinson & Luft, 1985, 1988). Pergeseran ini

memiliki implikasi untuk perilaku rumah sakit sehubungan dengan sistem akuntansi,

penganggaran, kontraktor, dan struktur modal. Jenis perubahan peraturan dan

persaingan menyediakan peneliti akuntansi kesempatan untuk secara empiris menguji

teori ekonomi industri yang berhubungan dengan perilaku perusahaan di pasar yang

kompetitif dan diatur.

Akuntansi manajerial dalam beberapa tahun terakhir telah menempatkan

penekanan pada pengukuran kinerja dan kontrak (Feltham & Xie, 1994; Holmstrom &

Milgrom, 1991). Para peneliti telah mengembangkan model lembaga untuk menentukan

bobot yang optimal untuk menempatkan pada ukuran kinerja yang digunakan dalam

kontrak kompensasi (misalnya, Banker & Datar, 1989;. Datar et al, 2001; Feltham & Xie,

1994; Holmstrom, 1979). Tugas manager rumah sakit adalah menyediakan konteks

yang baik di mana untuk memeriksa pengukuran kinerja dan pertanyaan kontrak

karena kompleksitas dan jumlah dimensi tugas yang perlu dikoordinasikan untuk

mempromosikan hasil yang sukses. Peneliti akuntansi manajerial telah memanfaatkan

kesempatan ini untuk mengeksplorasi pengukuran kinerja dan kontrak isu di sektor

kesehatan.

Fitur lain dari industri perawatan kesehatan adalah prevalensi organisasi

dengan jenis kepemilikan yang berbeda seperti nirlaba, nirlaba, dan masyarakat

(pemerintah) rumah sakit dan klinik. Teori ekonomi memprediksi bahwa nirlaba

perusahaan memiliki tujuan yang berbeda dan berperilaku berbeda dari perusahaan

nirlaba, dan bahwa perusahaan forprofit fokus pada maksimalisasi keuntungan,

sedangkan perusahaan nirlaba fokus pada tujuan tambahan seperti kualitas, kuantitas,

dan perawatan amal (Dranove, 1988; Hoerger, 1991; Newhouse, 1970; Pauly & Redisch,

1973). Karena mereka menerima subsidi pajak dan merupakan bagian dari sistem

pelaporan birokrasi, organisasi pemerintah yang berbeda dari kedua nirlaba dan

perusahaan nirlaba. Secara khusus, perusahaan pemerintah menghadapi kendala lebih

pada kedua perilaku dan tata kelola, tapi tidak menghadapi tekanan yang sama untuk

menghasilkan pendapatan atau surplus positif. Struktur insentif yang berbeda dan

motivasi manajerial dalam nirlaba, nirlaba, dan rumah sakit pemerintah memberikan

Page 15: SAM pertemuan 13.pdf

pengaturan yang kaya untuk perbandingan di bidang akuntansi dan perilaku

pengambilan keputusan kontrak.

Dua peringatan tentang bab ini yang perlu dicatat. Pertama, kami telah

mengeluarkan penelitian yang tidak sesuai dengan perspektif yang kita gunakan dalam

analisis kami dan dengan demikian tidak termasuk seluruh populasi artikel yang telah

dipublikasikan dalam literatur akuntansi perawatan kesehatan. Kedua, dalam

menemukan artikel, kita melakukan pencarian yang komprehensif menggunakan mesin

pencari Google dan Proquest. Kami juga mencari di setiap isu jurnal berikut: Abacus,

Accounting and Business Research, Accounting and Finance, Accounting, Organizations

and Society, Australian Accounting Review, Contemporary Accounting Research, Journal

of Accounting and Economics, Journal of Accounting Research, Journal of Accounting,

Auditing, and Finance, Journal of Accounting and Public Policy, Journal of Management

Accounting Research, and Scandinavian Journal of Management. Kami menemukan

bahwa sebagian besar artikel menggunakan teori ekonomi berbasis dan metode arsip

menggunakan data dari AS dan Kanada. Akibatnya, meskipun bab ini memiliki

representasi yang cukup besar dari Amerika Utara, keterbatasan ini tidak disengaja.

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, banyak perubahan peraturan dan kompetitif yang

telah terjadi di sektor pelayanan kesehatan yang relevan dengan beberapa negara; Oleh

karena itu terlepas dari negara dari mana data diperoleh, kesimpulan dari sebagian

besar penelitian ini memiliki penerapan yang luas.

Kami mengklasifikasikan penelitian akuntansi manajerial dalam penelitian

kesehatan menjadi tiga perspektif ekonomi yang luas yaitu: (1) ekonomi biaya

produksi; (2) teori keagenan; dan (3) ekonomi industri. Lampiran A menyediakan

ringkasan dari beberapa artikel yang dibahas dalam bab ini.

Production Economics Perspective / Produksi Ekonomi Perspektif

Perspektif ekonomi produksi telah menikmati popularitas yang cukup dalam

penelitian akuntansi manajerial (Christensen & Demski, 1995). Fokus utama penelitian

ini interaksi desain sistem akuntansi manajemen dan produksi serta fungsi biaya.

Contoh penelitian di bidang ini mencakup studi yang meneliti struktur dan perilaku

biaya (termasuk keterpisahan, linearitas, dan kemandirian), biaya driver di berbagai

manufaktur, Desain sistem alokasi biaya untuk meningkatkan Pembuatan keputusan

(tradisional dibandingkan aktivitas - berbasis biaya (ABC)), dan Penekanan agregasi

Page 16: SAM pertemuan 13.pdf

costs. Sesuai aliran penelitian ini spesifik pada biaya daripada perilaku manajerial

disengaja yang terkait dengan pengelolaan biaya, seperti biaya Shifting dan anggaran

biasing untuk memaksimalkan pendapatan atau lainnya dan manajerial outcomes.

Terakhir terkait dengan insentif manajerial dengan menggunakan pendekatan lembaga.

Dua cara penelitian kesehatan untuk memeriksa struktur biaya, biaya driver, dan

perilaku biaya. Pertama, peneliti menyusun literatur ekonomi kesehatan yang

mencakup komprehensif atau etical dan empiris di investigasi ke fungsi biaya rumah

sakit dan biaya behavior. Second, peraturan rumah sakit berbasis data yang providea

kekayaan data akuntansi biaya untuk analisis empiris. Gambar1 memberikan gambaran

tentang link antara variabel-variabel yang telah dieksplorasi dalam literatur. Satu

catatan tentang angka-angka adalah bahwa mereka merangkum hubungan antara

konstruksi dan tidak kembali pada metode empiris, Luft & Shields (2003) whouse fi

gures that explicitly Tentukan bentuk model yang kausal.

Cost Structure and Behavior (Struktur, Biaya dan perilaku)

Perkiraan fungsi biaya rumah sakit memiliki sejarah di penelitian Ekonomi dan

beberapa ulasan literatur di atas dari periode waktu yang berbeda (cowing et al, 1983;.

Feldstein, 1974, Mann & Yett 1968). Kekhawatiran atas tingginya biaya perawatan

kesehatan, ekonom, regulator, dan pembuat kebijakan dan Perilaku biaya rumah sakit

untuk menentukan strategi Kontrol biaya dengan kualitas perawatan. Sebuah

pertanyaan yang telah mendapat perhatian oleh para ekonom memiliki implikasi bagi

akuntan adalah whether hospital cost functions exhibit economies of scale. Yafchak

(2000) menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas untuk determine whether larger

hospitals have lower long-run average costs per bed than smaller hospitals.Penelitian

ini menggunakan Medicare data Biaya Laporan dari tahun 1989-1997 untuk

menganalisis fungsi produksi. Yafchak's menunjukkan suggest that hospitals

experienced in creasing economies of scale. Namun, menambahkan tempat tidur dapat

mengurangi biaya rata-rata, karena industri memiliki kelebihan kapasitas, tambahan

tempat tidur memiliki sedikit impact on biaya total dan tampaknya tidak menambah

pendapatan.

Penelitian akuntansi telah mengakui Kehadiran non line rities dalam fungsi

biaya dan Memiliki dieksplorasi implikasinya desain sistem akuntansi manajemen. Data

rumah sakit Terutama menggunakan ful untuk jenis studi karena Akun Chart of

Page 17: SAM pertemuan 13.pdf

termasuk spesifik informasi fi tentang jenis biaya di setiap departemen layanan akun

(overhead) dan quired dasar alokasi untuk akun. Dasar alokasi ini sering

mencerminkan Kegiatan yang berlangsung di departemen, dan di sana dapat digunakan

sebagai biaya drivers. Salah satu koran awal dalam penelitian akuntansi manajemen

untuk mengeksplorasi struktur biaya rumah sakit adalah reen & Soderstrom (1994).

Penelitian ini menantang asumsi tradisional ABC bahwa biaya yang proporsional untuk

kegiatan di jangka pendek (Gbr.1 Link1). Menggunakan data rumah sakit Washington

State, Penulis mengembangkan fungsi biaya yang konsisten dengan Generalized Cobb-

Douglas produksi dan mendapati bahwa Rasio biaya marjinal untuk biaya rata-rata

(koefisien pada tingkat aktivitas) kurang dari 1, menunjukkan bahwa ada peningkatant

pada skala.

Penelitian Noreen & Soderstrom (1997) menganalisis struktur biaya rumah

sakit lintas waktu menggunakan Sebuah biaya proporsional (ABC) Model dan

mendapati bahwa hanya sekitar 20 persen dari biaya variabel Overhead. Dalam

penelitian yang sama, Balakrish nan et ell ( 2004 ) menunjukkan bahwa pemanfaatan

kapasitas pengaruh biaya mengubah perubahan kegiatan. Sedangkan fokus penelitian

ini adalah mengasah biaya nya (yaitu, proporsionalitas biaya untuk tingkat aktivitas

berbeda untuk kenaikan dibandingkan penurunan aktivitas), mereka juga mendapati

bahwa proporsionalitas biaya untuk perubahan tingkat aktivitas yang berbeda untuk

rumah sakit.

Berbeda dengan tiga jenis model penelitian rumah sakit: sistem alokasi

berbasis volume, biaya berdasarkan aktivitas, dan dalam program bilangan bulat. Hasil

mereka menunjukkan bahwa linear - kegiatan berbasis biaya melakukan spoorly ketika

perubahan tuntutan pengguna tidak terjemahkan langsung terhadap perubahan

tuntutan sumber daya, Karena layanan yang disediakan bersamaan to multi - pleusers.

Kallapur & Eldenburg (2005) menambah literatur Struktur biaya dengan memeriksa

perubahan dalam Struktur biaya total dalam pilihan areal Kerja kerangka (Gambar 1,

Link 2). Menyarankan ketidakpastian menyebabkan perusahaan-perusahaan untuk

memilih teknologi dengan rendah dan variabel tinggi perubahan regulasi costs. Studi ini

menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan menghadapi perubahan regulasi yang

merugikan, serta tekanan keuangan yang kompetitif dan fi, membuat keputusan yang

mengubah komposisi biaya. Akuntansi dan alokasi biaya sistem ada fore need menjadi

dinamis dalam perusahaan perubahan pola perilaku biaya.

Page 18: SAM pertemuan 13.pdf

Singkatnya, struktur biaya dan perilaku sastra memiliki beberapa implikasi

untuk akuntansi manajemen dan penelitian. Pertama, signifikan nonlinier yang ada

dalam fungsi biaya karena volume konvensional - berdasarkan atau kegiatan linear -

sistem akuntansi biaya dalam informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan.

Kedua, perusahaan sering mengubah komposisi struktur biaya mereka sehubungan

dengan fi biaya tetap dan variabel, dan sebagai hasilnya, akuntansi biaya dan sistem

alokasi perlu diperbarui secara berkala untuk perubahan fl dalam struktur dan perilaku.

Cost Driver

Penelitian awal difokuskan pada volume produksi sebagai cost driver (Foster &

Gupta, 1990). Dalam upaya untuk mengidentifikasi fi lebih didefinisikan sistem biaya,

peneliti akuntansi menganalisis beberapa jenis biaya driver potensial seperti

keragaman produk dan kompleksitas proses produksi (Banker & Johnston, 1993),

transaksi manufaktur, dan produk (Banker dkk, 1995.) - Campuran heterogenitas

(Anderson , 1995). Para peneliti juga telah eksplorasi antar-dependensi antara biaya

driver (Datar et al., 1993). Selain itu, investigasi telah dilakukan pada Asumsinya

sunderlying Volume tradisional - metode Biaya berbasis ABC.

Data rumah sakit telah digunakan untuk menentukan driver non-tradisional

dari biaya overhead. Balakrishnan et al. (1996) mengembangkan model yang mewakili

rumah sakit aset konsentris, layanan saling terkait yang memberikan perawatan pasien.

Dengan menggunakan data tahun 1986 dari 165 perawatan rumah sakit di Kanada,

mereka menganalisis perilaku biaya di 18 departemen yang berbeda – tingkat biaya,

Page 19: SAM pertemuan 13.pdf

termasuk perawatan pasien, pendukung, dan departemen dukungan. Untuk setiap

kolam biaya, memperkirakan enam model biaya linear menggunakan kombinasi biaya

driver: (1) Volume, (2) Volume tertimbang dengan tindakan kompleksitas, (3) volume

dan volume yang ditimbang dengan ukuran kompleksitas, (4 ) Volume dan volume

kuadrat (untuk mencerminkan skala ekonomi), (5) volume dan kompleksitas sebagai,

variabel penjelas independen, dan (6) kompleksitas. Hasil penelitian mereka

menunjukkan bahwa ukuran kompleksitas ukuran volume yang secara signifikan

meningkatkan kekuatan Para penulis. Perkirakan bahwa 42 - 50 persen dari rumah

sakit - operasi biaya Apakah dipengaruhi oleh kompleksitas perawatan. Selain itu,

antara kompleksitas operasi dan biaya bervariasi oleh departemen. Terlebih lagi,

volume dan kompleksitas Apakah bergantung, dan biaya driver kedepan perlu Dalam

dependensi antar perusahaan. Mac Aurthur & Stranahan (1998) memperluas penelitian

Jenis tw kompleksitas: jumlah layanan Dan ketegangan individu layanan (kedalaman).

Penulis memperoleh data selama 5,306 rumah sakit acutecare dari Semua daerah dari

US from Perawatan Kesehatan Pembiayaan Administration (HCFA) dan mendapati

bahwa volume dan kedua Jenis variabel kompleksitas adalah fi driver signifikan dari

biaya overhead.

Summary of Production Cost Economic

Literatur cost driver telah mengakui Pentingnya corporating biaya lain

daripada volume, seperti kompleksitas, dan kemacetan. Topik yang mungkin berguna

untuk penelitian masa depan. Misalnya, biaya driver telah diperiksa secara

komprehensif volume, service intensity, kompleksitas. Penelitian di masa depan bisa

mengeksplorasi faktor-faktor lain yang memengaruhi biaya termasuk pasien -

campuran, pemerintahan, dan teknologi.

Dalam industri rumah sakit, saling ketergantungan yang cukup besar ada di

antara departemen meskipun saat yang sama, departemen biasanya disusun sebagai

centers. Biaya memberikan masalah Riset ferpricing yang dapat Beex plored oleh

peneliti. Hal ini juga akan untuk lebih mengeksplorasi terdependencies antara berbagai

kategori biaya dan biaya driver Seperti jenis analisis yang dilakukan oleh nan et al

Balakrish. (1996) dan Mac Aurthur & Strana- Han (1998).

Page 20: SAM pertemuan 13.pdf

Agency Perspective ( Badan Perspektif)

Teori keagenan berfokus pada desain Kontrak kerja yang memaksimalkan

kinerja organisasi dengan adanya motivasi dan masalah . Informasi muncul karena

perusahaan terpusat, keputusan operasi yang dibuat oleh manajer profesional (agen),

yang kepentingan tidak identik dengan orang-orang yang menuntut (principal) (Jensen

& Meckling, 1976). Masalah pertama informasi berbasis naik dari kepala yang

mengamati input yang diberikan usaha - agen menolak, mungkin agen marah (masalah

moral hazard) . Masalah kedua (informasi Asimetri ) muncul karena manajer biasanya

memiliki informasi yang lebih baik tentang Lingkungan operasi dibandingkan dengan

pemilik, dan dapat menggambarkan informasi pribadi mereka untuk memaksimalkan

profit perusahan (Baiman, 1982,1990). Pada bagian ini, lmenjelaskan insentif

manajerial, informasi biasing, pengukuran kinerja, dan kontraktor dalam organisasi

perawatan kesehatan dirangkum dan kesempatan untuk penelitian masa depan.

Managerial Incentives dan Information Biasing

Bagian ini membahas perilaku pelaporan manajerial yang muncul di hadapan

beberapa jenis peraturan, pengendalian biaya, dan bench marking. Gambar 2, Panel A

merangkum link antara studi ini.

Budget Biasing

Beberapa studi akuntansi fokus pada masalah agensi di regulator - mengatur

hubungan dan informasi biasing behavior untuk Anggaran biasing. Salah satu studi

sebelumnya adalah Blanchard et al. (1986) yang menganalisis perilaku manajer

penganggaran rumah sakit untuk menentukan volume yang dianggarkan dan biaya

yang bias meningkatkan pendapatan - pengaturan regulasi (Gbr.2, Panel A, Link1). Para

penulis mengembangkan model analitis yang meneliti insentif anggaran di bawah

skenario peningkatan dan penurunan volume. Hasil dari model ini menunjukkan bahwa

ketika rumah sakit anggaran untuk peningkatan (penurunan) dalam volume pada

periode berikutnya, mereka memiliki insentif fi makan dampak dari kenaikan volume

(penurunan) dari biaya rumah sakit. Data yang digunakan sebanyak 116 Rumah Sakit

selama periode 1976-1983.

Page 21: SAM pertemuan 13.pdf

Eldenburg & Soderstrom (1996) memperluas Blanchard Et al. (1986), juga

meneliti tentang anggaran dan biaya Pergeseran perilaku setelah deregulasi di

Washington State dan dalam menanggapi perubahan dalam Medicare reim- studi

bursement. Mereka mengeksplorasi secara lebih rinci hemanner di rumah sakit dimana

manajer memanipulasi anggaran dan mengalihkan biaya untuk meningkatkan

pendapatan di bawah tingkat-pengaturan regulation. Penelitian juga meneliti hubungan

antara regulasi dan informasi rumah sakit strategi biasing. Sod-Erstrom (1993) secara

empiris menunjukkan dua rumah sakit strategies digunakan dalam menanggapi

kerugikan lingkungan peraturan untuk meningkatkan revenues. Rumah Sakit bisa

mengubah kebijakan dan mengakui Pasien yang dapat diobati secara efektif pada pasien

an outbasis. Second, rumah sakit bisa melaporkan bahwa pasien lebih severelyill dari

aldiagnosis Princip yang sebenarnya.

Cost Shifting

Ketika perusahaan memiliki beberapa pendapatan yang fleksibilitas untuk

memengaruhi harga dan Streaming pendapatan lain yang menawarkan lebih maksimal

atas harga manajer cenderung untuk menggunakan biaya Pergeseran untuk

Page 22: SAM pertemuan 13.pdf

meningkatkan kinerja keuangan. Rumah Sakit memiliki beberapa jenis aliran

pendapatan untuk kategori ini dan data rumah sakit mencakup informasi laporan Biaya,

pengaturan ini memberikan kesempatan untuk mendokumentasikan biaya hifting

dalam menanggapi biaya-plus kontrak pemerintah. Elden burg & Kallapur (1997)

meneliti aset rumah sakit menghadapi perubahan sement reimbur dari biaya berbasis fl

di-feeper diagnosis untuk pasien, saat keluar pasien sement reimbur tetap Data based.

Biaya dari 68 rumah sakit Washington State lebih periode 1977 - 1991 untuk

membangun fungsi biaya, penulis mendapati bahwa rumah sakit menggunakan alokasi

biaya strategis untuk menggeser biaya dari jasa pasien untuk layanan pasien keluar, dan

bahwa pasien - mix juga bergeser untuk menangkal keluar pasien’

Benchmarks and Cost Containment

Penelitian akuntansi keuangan telah secara luas berfokus pada konsekuensi

ekonomi dari pengungkapan keuangan, (Richardson & Welker, 2001) dan harga saham

(Gigler & Hemmer, 1998) . Researchers dalam akuntansi manajemen telah menambah

studi konsekuensi keterbukaan informasi kepada internal keuangan dan informasi

akuntansi non keuangan. Misalnya, Evans (2001) meneliti satu rumah sakit untuk

mengurangi lama nginap di rumah sakit sebagai biaya penahanan. Temuan

menunjukkan bahwa lama nginap melakukan drop, tapi lebih dari semua biaya tidak

berubah karena dokter meningkat prosedur pasien perhari (Gbr. 2, Panel A, Link 8 dan

9). Evansetal. (1997) memperluas literatur untuk keuangan dan sampel non fi sampel

keuangan information. Contoh kinerja measures di rumah sakit Pensylvania sebelum

dan setelah peraturan negara baru yang membutuhkan keterbukaan informasi.

Contracting, Performance Measure, and Compensation

Dua bagian berikut membahas lembaga teori penelitian tentang kontrak,

pengukuran kinerja, dan kompensasi dalam dua pengaturan penelitian yang berbeda: Di

rumah sakit, dokter dan pengelolaan organisasi perawata.

Contracting and Performance Measurementin Hospitals

Beberapa penelitian empiris dalam akuntansi manajerial telah menggunakan

data dari sektor kesehatan untuk karakteristik kontrak issues. Tiga Sektor kesehatan

membuat pengaturan di mana untuk memeriksa masalah kontrak dan pengukuran

Page 23: SAM pertemuan 13.pdf

kinerja. Pertama, beberapa negara telah berpengalaman dalam reimbursement dari

biaya-plus untuk fi harga, yang menyediakan sebuah eksperimen alami melalui peneliti

dapat meneliti tanggapan fi. Peraturan waktu , untuk- profit, pemerintah, dan struktur

pemerintahan non profit memberikan variasi dalam stakeholder , fungsi tujuan, dan

lembaga conflicts.

Lambert & Larcker (1995) menggunakan kerangka kerja lembaga Untuk

menguji bonus - berdasarkan kontrak kompensasi dalam menanggapi peningkatan

risiko di lingkungan hospitals 'operating. Penulis mengusulkan bahwa setelah tahun

1983, efisien rumah sakit akan memiliki kontrak kompensasi yang lebih bertenaga

tinggi untuk administrator mereka, yaitu, mencakup Bonus besar.

Lambert & Larcker (1995) menguji prediksi mereka menggunakan proprietary

Data kompensasi rumah sakit Survey dari 1.078 rumah sakit untuk tahun 1986. Penulis

Conducta rumah sakit yang efisiensi menggunakan parametrik produksi frontier

function.Biaya teknik memperkirakan rata-rata produksi efisiensi, dan kemudian

menilai tingkat di efisiensi untuk setiap rumah sakit dengan membandingkannya

dengan rata-rata fi efciency. Penulis melakukan uji statistik menggunakan seluruh -

atent sectional model regresi variabel, yang secara eksplisit mengakui fections Imper

dalam pengukuran konstruksi dari survei questions. Hasil bahwa rumah sakit yang

lebih efisien sebelum 1983 cenderung menggunakan bonus-kontrak kompensasi

setelah tahun 1983.

Mengenai perbedaan kepemilikan, literatur sebelumnya dalam ilmu ekonomi

telah secara ekstensif membahas perbedaan fungsi tujuan non profit dan untuk-pro

organisasi fi (Arrow, 1963; Dranove, 1988; Fama & Jensen, 1983; Hansmann, 1996;

Hoerger, 1991 1970 ; Pauly & Redisch, 1973) . Lambert & Larcker (1995) menyatakan

bahwa untuk-fi rumah sakit pro placemore mementingkan laba yang dalam fungsi

tujuan mereka dan karenanya akan lebih cenderung menggunakan hasil bonus

contracts. Mereka menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam pengukuran kinerja dan

kontrak kompensasi di rumah sakit fi t non profit terhadap untuk-profit rumah sakit

(Gbr.2, Panel B, Link 2 dan 3).

Dua studi tambahan yang memberikan perawatan yang komprehensif dari

perbedaan antara non profit Dan untuk-profit rumah sakit termasuk Roomkin &

Weisbro (1999) dan Brickley & Van Horn (2002). Roomkin & Weisbrod (1999) menguji

perbedaan antara Non profit dan untuk-profit rumah sakit dalam penggunaan berbasis

Page 24: SAM pertemuan 13.pdf

bonus kinerja contracts. Penulis membahas empat faktor yang mungkin mendorong

perbedaan dalam struktur kompensasi (basesalary vs bonus) untuk-profit dan rumah

sakit non profit. Ini termasuk: (1) perbedaan dalam fungsi tujuan, (2) jenis lingkungan

kerja yang dihadapi manajer dalam jangka permintaan mereka, (3) perbedaan kualitas

manajer dalam hal modal manusia, dan (4 ) tanggung jawab diferensial

Menggambar pada literatur ini, Room kerabat & Weis Brod (1999) berpendapat

bahwa non profit fungsi objektif adalah Kemungkinan untuk memasukkan penyediaan

barang publik seperti penelitian dasar, pelayanan masyarakat, dan perawatan amal,

Sedangkan untuk-profit rumah sakit terutama fokus pada maksimalisasi profit. Untuk

menyingkirkan faktor-faktor lain yang dapat mendorong perbedaan Dalam kontrak

kompensasi berbasis kinerja (lingkungan kerja, kualitas, dan perbedaan pekerjaan),

penulis menggunakan model evaluasi pekerjaan yang dikembangkan oleh Hay

Konsultan dan kontrol untuk perbedaan dalam pekerjaan complexity. Penulis

menggunakan data dari tahun 1992 pada Rumah Sakit Kompensasi Survei yang

dilakukan oleh Hay Manajemen Associates, termasuk data dari 1.268 rumah sakit di AS

Setelah mengontrol rumah sakit khusus, ukuran, dan lokasi, penulis mendapati bahwa

pekerjaan xity comple adalah secara signifikan lebih tinggi untuk profit CEO.

Brickley & Van Horn (2002) menguji faktor-faktor pendorong menyerahkan

dan kompensasi CEO non profit hospitals. Mereka setuju dengan Roomkin & Weisbrod

(1999) yang berfungsi tujuan organisasi non profit couldin clude kegiatan truistic,

dalam hal ini, membayar - pertunjukan ensitivity di non profit akan menekankan

dibandingkan dengan untuk-profi t organisasi. Sementara Roomkin & Weisbrod (1999)

dan Brickley & Van Horn (2002) fokus pada perbedaan antara untuk-profit dan

organisasi profit rokok, Elden burg & Krishnan (2003) fokus pada perbedaan CEO

kompensasi dan implikasi yang dihasilkan untuk kinerja organisasi dalam waktu

berbagai jenis organisasi profit dan non profit , yaitu, rumah sakit umum non profit dan

laba yang non pribadi.

Penelitian dalam akuntansi juga telah menggunakan pekerjaan lembaga Bingkai

untuk menganalisis pengaruh kepemilikan pada Penggunaan informasi akuntansi untuk

kontrak dan pemantauan. Contoh study daerah, Elden burg & Krishnan (2005) yang

memperkirakan bahwa untuk-profit dan organisasi pemerintah non profit memiliki

struktur pemerintahan yang meningkatkan penggunaan akuntansi -. Ukuran kinerja

yang berbasis kontrak manajerial.

Page 25: SAM pertemuan 13.pdf

Organisasi pemerintah, di sisi lain, menerima subsidi pajak dan melaporkan

kepada instansi lain atau Acounty dewan pengawas sorcity council. Karena rumah sakit

dianggap instansi pemerintah Kendala ada pada penggunaan tinggi. Organisasi

pemerintah cenderung menggunakan tingkat yang lebih tinggi dari gaji Atau membayar-

untuk - kinerja kontrak untuk memotivasi kinerja. Dengan demikian, manajer kurang

peduli Tentang kinerja, tetapi lebih concer tentang membenarkan biaya atas berjalan

dan permintaan anggaran untuk mendukung manajer agencies.

Contracting and Performance Measurement in Physician and Managed Care

Organizations

Penelitian Akuntansi juga telah mengeksplorasi masalah kontrak dan

pengukuran kinerja dalam organisasi Perawatan. Potentiall untuk masalah keagenan

antara pembayar (seperti perusahaan asuransi dan HMO) dan penyedia sarises karena

Risiko - dokter ogah (agen) memiliki informasi pribadi tentang ofillness keparahan

pasien dan jenis perawatan yang diperlukan, pembayar (prinsipal) tidak bisa

mengamati. Hal lain dianggap sama, dokter Averse-risiko lebih memilih untuk

memberikan layanan yang lebih untuk Mengurangi risiko, sementara pembayar lebih

suka bahwa penyedia Exertef untuk memberikan perawatan hemat biaya.

Leone (2002) meneliti kontrak antara HMO Dan dokter perawatan primer

(PCPs) untuk mengeksplorasi HMO kontrak desain untuk meminimalkan biaya agensi.

HMO yang diatur sebagai asosiasi praktik mandiri (IPA) model mana HMO kontrak

dengan Dokter individu untuk menggunakan fee- untuk layanan kontrak dibandingkan

dengan HMO disusun sebagai kelompok atau jaringan model yang kontrak dengan

kelompok besar physicians.

Teori badan menyatakan bahwa suara dalam mengukur kinerja meningkat,

berat badan kurang ditempatkan untuk mengurangi resiko agen. Ketika ketidakpastian

dalam lingkungan bisnis meningkat, ukuran kinerja menjadi tidak ada maka IER dan

kinerja reforemeasure kurang akurat untuk tujuan insentif. Evans et al. (2005)

menggunakan data dari kontrak kompensasi antara HMO dan dokter untuk

mengeksplorasi efek ketidakpastian dan fisiko kontrak. Ittner et al. (2003) juga

meneliti penggunaan kontrak kompensasi berbasis kinerja bagi dokter dalam kelompok

medis practices. Mereka memeriksa dua Jenis praktek kelompok medis, dokter-Milik

Page 26: SAM pertemuan 13.pdf

praktek, dan yang dimiliki oleh organisasi sisi luar lainnya, seperti sistem kesehatan,

rumah sakit, dan HMOs.

Summary of Agency Research in Health Care

Dalam Gbr.2, Panel A dan B meringkas penelitian lembaga dalam perawatan

kesehatan. Meskipun tampaknya bahwa Penelitian menjelajahi kontrak manajerial dan

evaluasi kinerja, ada ruang untuk studi bersama dampak pemerintahan dan

kepemilikan kontraktor. Teori keagenan memberikan wawasan ke dalam masalah

kompleks yang meningkat kontrak kompensasi, menentukan bobot untuk

menempatkan measures. Kinerja model analitis untuk membantu Jelaskan

karakteristik yang menentukan kinerja measures dalam kontrak kompensasi ( Banker &

Datar, 1989;. Data yang retal, 2001; Feltham & Xie, 1994; Holmstrom, 1979), Penelitian

empiris belum sepenuhnya dieksploitasi model ini.

Industrial Economics Perspective

Ekonomi industri menyangkut faktor penentu dan dampak struktur pasar,

perilaku pasar dan Kinerja (Schmalen, 1989). Struktur pasar Meliputi intensitas

persaingan, regulasi, diferensiasi produk, hambatan masuk, struktur biaya, dan

penawaran perilaku integration. Market vertikal dan horizontal dengan perilaku

perusahaan-perusahaan sehubungan dengan harga, strategi produk, inovasi penelitian,

iklan, dan taktik hukum. Kinerja termasuk kinerja fi pasar, kesejahteraan, dan alokasi

efisiensi.

Krishnan (2005) meneliti apakah jenis kompetisi (yaitu, parameter perusahaan

bersaing pada asprice tersebut, kualitas, atau berbagai produk) memengaruhi

sebagaimana sociation antara intensitas persaingan (yaitu, jumlah perusahaan di pasar

dan ukuran ) dan permintaan untuk information. Terkait dengan strategi rumah sakit

untuk memengaruhi driver pendapatan, Krishnan (2001) secara empiris meneliti efek

dari merger rumah sakit pada harga dan kuantitas di diagnosis individu dan jumlah

hasil kesejahteraan pasar levels. Dari studinya menunjukkan bahwa rumah sakit tidak

hanya penggabungan meningkatkan posisi pendapatan mereka terhadap rumah sakit

non penggabungan, tetapi meningkatkan margin mereka juga.

Page 27: SAM pertemuan 13.pdf

Penelitian lain yang mengeksplorasi hubungan antara kompetisi dan akuntansi

sistem termasuk Lambert & Larcker (1995) yang menggunakan kompetisi sebagai

Variabel kontrol dalam pemeriksaan mereka mengatakan bahwa penentu dari Rumah

Sakit bonus hasil contracts. Mereka menunjukkan bahwa Kompetisi mempromosikan

rumah sakit efisiensi, mendorong disiplin di kalangan administrator rumah sakit. Selain

studi sebelumnya yang menyelidiki Peraturan terkait dengan aliran pendapatan operasi

dan biaya operasi, penelitian juga telah memeriksa pengaruh regulasi pengeluaran non

profit capital. Lynch (2003) mengatakan profit rumah sakit mengurangi penggunaan

utang jangka panjang setelah rumah sakit melakuakan regulasi untuk belanja modal

dari biaya-plus untuk fl di pasien feeper

(Gbr.3, Link 9) .

Conclusions and Opportunities for Future Research

Fungsi multi product, keberadaan berbagai macam kontrak dengan Dokter,

karyawan, dan asuransi, dan adanya organisasi dari jenis kepemilikan yang berbeda,

industri perawatan kesehatan adalah pengaturan yang sangat baik di mana untuk

beberapa pertanyaan yang menarik untuk akuntansi researchers. Penelitian yang

disarankan untuk masa depan adalah lebih fokus pada tiga bidang tambahan implikasi

untuk akuntan dan Akuntansi dan sistem kontrol (1) peran teknologi dalam mengubah

fungsi produksi dan akses ke informasi, (2) sumber dari pelayanan rumah sakit; dan

(3) perubahan kebijakan publik seperti dukungan pemerintah untuk perawatan

kesehatan.

Role Teknologi

Untuk mengurangi ketidakpastian keputusan, industri perawatan kesehatan

telah menjadi sangat intensif. Teknologi informasi yang membantu dokter memilih

Page 28: SAM pertemuan 13.pdf

pilihan pengobatan yang tepat menurunkan memperlakukan mentrisk dan juga dapat

mengurangi biaya pemerintah memperlakukan. Selain itu, karena dokter sering

memiliki insentif untuk lebih memberikan perawatan mengurangi datang risiko (obat

defensif), teknologi rumah sakit yang membantu biaya strace dan pendapatan akurat

memungkinkan rumah sakit untuk mengembangkan ukuran kinerja yang reless bising

dan yang dapat beused dokter dan manajerial kontrak dengan insentif lign dari

Berbagai parties.

Out sourcing of Hospital Services and Its

Implikasi akuntansi Rumah Sakit melakukan outsourcing operasi administrasi,

umum, dan medis sebagai pemasok eksternal. Penelitian ekonomi yang masih ada

menunjukkan bahwa beberapa faktor dalam keputusan Outsourcing pengaruh seperti

biaya transaksi dan aset spesifisitas, ketidakpastian tugas, dan pengukuran diferensial

(Coles & Hesterly, 1998).

Public Policy Changes and their Implications for Accounting

Pada tahun 1998, Taiwan menerapkan Sistem penganggaran global untuk

perawatan gigi dan diperluas sistem Penganggaran global untuk rumah sakit 2002.

Sistem Penganggaran global yang menetapkan pada pengeluaran rumah sakit Oleh

pemerintah (perusahaan asuransi terbesar dan hampir eksklusif) dan mengalokasikan

dana di rumah sakit. Peneliti akuntansi bisa fokus pada karakteristik rumah sakit

seperti ukuran dan kepemilikan, dan strategi akuntansi dan manajemen yang

membedakan sukses dan gagal dari rumah sakit. Selama beberapa tahun terakhir,

rumah sakit telah difokuskan pada siklus pendapatan untuk meningkatkan pendapatan

dari klaim yang ditolak, utan, dan harga diskon. Analisis penggunaan sistem akuntansi

dan informasi akuntansi untuk meningkatkan operasi melalui peningkatan generasi

pendapatan telah mendapat perhatian yang terbatas dalam penelitian akuntansi.