Upload
hoangkhue
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SAKTI MELETAKKAN NILAI SINERGI PADA INSTANSI
Di era Teknologi Informasi saat ini sebuah
oleh setiap instansi pemerintah untuk mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan
pertangungjawaban tak terkecuali transaksi keuangan yang bisa menjadi barometer dalam melihat
output kinerja suatu instansi. Dengan menggunakan sebuah s
dapat di minimalkan jumlahnya
memiliki integrasi antara modul-modul yang ada di sistem t
Pengintegrasian sistem informasi merupakan salah satu konsep kunci dari
Manajemen. Berbagi sistem dapat saling berhubungan satu dengan yang lain dengan berbagai
yang sesuai dengan keperluannya. Aliran informasi diantara sistem sangat bermanfaat bila data dalam
file suatu sistem diperlukan juga oleh sistem yang lainnya, atau output suatu sistem menjadi input bagi
sistem lainnya. Secara manual juga dapat dicapa
bagian dibawa kebagian lain, dan oleh petugas administrasi data tersebut digabung dengan data dari
sistem yang lain. Jadi kalau secara manual maka derajat integrasinya menjadi
Keuntungan utama dari integrasi sistem informasi adalah membaiknya arus informasi dalam
sebuah organisasi. Suatu pelaporan biasanya memang memerlukan waktu, namun demikian akan
semakin banyak informasi yang relevan dalam kegiatan manajerial yang dapat diperoleh bila
SAKTI MELETAKKAN NILAI SINERGI PADA INSTANSI
Di era Teknologi Informasi saat ini sebuah sistem merupakan harga mutlak yang mesti dimiliki
instansi pemerintah untuk mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan
tak terkecuali transaksi keuangan yang bisa menjadi barometer dalam melihat
engan menggunakan sebuah sistem setidaknya tingkat kesalahan lebi
dapat di minimalkan jumlahnya, sama halnya dengan tubuh manusia, sistem yang kom
modul yang ada di sistem tersebut.
Pengintegrasian sistem informasi merupakan salah satu konsep kunci dari
Manajemen. Berbagi sistem dapat saling berhubungan satu dengan yang lain dengan berbagai
yang sesuai dengan keperluannya. Aliran informasi diantara sistem sangat bermanfaat bila data dalam
file suatu sistem diperlukan juga oleh sistem yang lainnya, atau output suatu sistem menjadi input bagi
sistem lainnya. Secara manual juga dapat dicapai suatu integrasi tertentu, misalnya data dari satu
bagian dibawa kebagian lain, dan oleh petugas administrasi data tersebut digabung dengan data dari
sistem yang lain. Jadi kalau secara manual maka derajat integrasinya menjadi
i integrasi sistem informasi adalah membaiknya arus informasi dalam
sebuah organisasi. Suatu pelaporan biasanya memang memerlukan waktu, namun demikian akan
semakin banyak informasi yang relevan dalam kegiatan manajerial yang dapat diperoleh bila 1 | P a g e
SAKTI MELETAKKAN NILAI SINERGI PADA INSTANSI
merupakan harga mutlak yang mesti dimiliki
instansi pemerintah untuk mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan sampai
tak terkecuali transaksi keuangan yang bisa menjadi barometer dalam melihat
stem setidaknya tingkat kesalahan lebih
stem yang komplek harus
Pengintegrasian sistem informasi merupakan salah satu konsep kunci dari Sistem Informasi
Manajemen. Berbagi sistem dapat saling berhubungan satu dengan yang lain dengan berbagai cara
yang sesuai dengan keperluannya. Aliran informasi diantara sistem sangat bermanfaat bila data dalam
file suatu sistem diperlukan juga oleh sistem yang lainnya, atau output suatu sistem menjadi input bagi
i suatu integrasi tertentu, misalnya data dari satu
bagian dibawa kebagian lain, dan oleh petugas administrasi data tersebut digabung dengan data dari
tinggi.
i integrasi sistem informasi adalah membaiknya arus informasi dalam
sebuah organisasi. Suatu pelaporan biasanya memang memerlukan waktu, namun demikian akan
semakin banyak informasi yang relevan dalam kegiatan manajerial yang dapat diperoleh bila
2 | P a g e
diperlukan. Keuntungan ini merupakan alasan yang kuat untuk mengutamakan (mengunggulkan)
sistem informsi terintegrasi karena tujuan utama dari sistem informasi adalah memberikan informasi
yang benar pada saat yang tepat. Keuntungan lain dari pengintegrasian sistem adalah sifatnya yang
mendorong manajer dalam hal ini pimpinan kantor atau pihak lainnya untuk membagikan
(mengkomunikasikan) informasi yang dihasilkan oleh bagian nya agar secara rutin mengalir ke system
lain yang memerlukannya. Informasi ini kemudian digunakan lebih luas untuk membantu organisasi.
Bicara system, tentu saja kita hal ini tidak luput dari istilah software (perangkat lunak). karena
pada dasarnya perangkat teknologi hanya terdiri atas dua jenis ” Software dan Hardware” dan dua jenis
ini didukung oleh penggunanya / pemakai dengan istilah “Brainware”. Jika kita mengacu pada konteks
diatas, disini terlihat jelas sistem tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari
manusia sendiri yang akan menjalankan sistem tersebut.
Satuan Kerja (Satker) dan Satuan Kerja Perangka Daerah (SKPD) sebagai pengguna dana
Anggaran Pendatan Belanja Negara (APBN) dalam tatakelola perencanaan, pelakasanaan dan
pertanggung jawaban APBN memiliki System yang selama ini dibangun oleh Kementerian Keuangan
masih dalam bentuk aplikasi yang terpisah dengan database yang terpisah dan juga berbeda jenis
databasenya. Aplikasi yang digunakan dalam Satker mulai aplikasi RKAKL-DIPA, PERAN, AFS,
GAJI, SPM, SIMAK-BMN, PERSEDIAAN, SAKPA merupakan aplikasi-aplikasi yang terpisah yang
secara substansi informasi dari satu aplikasi tersebut dibutuhkan oleh aplikasi yang lain. Proses
penginputan kembali sebagai informasi awal dari satu aplikasi yang sebenarnya merupakan produk dari
aplikasi yang lain akan rentang sekali terjadinya kesalahan input dan juga merupakan kegiatan yang
tidak efektif karena terjadi penginputan yang berulang (redudansi data).
Dalam pandangan lain ada cerita dari Satker atas ketidak tepatan waktu dalam peyampaikan
informasi atas transaksi yang oleh suatu bagian dihasilkan dimana informasi itu merupakan informasi
yang sangat di butuhkan oleh bagian lainnya. Kondisi riil dilapangan terdapat keterlambatan dalam
menginformasikan dokumen output tersebut ke bagian lain yang membutuhkan infomasi tersebut.
Semisal pada saat kontrak atas pengerjaan suatu pengadaan telah selesai dan telah terima BAST pada
bagian pengadaan, bagian pencatatan aset SIMAK-BMN tidak segera mendapatkan BAST tersebut
sehingga pada saat pelaporan keuangan bulanan terjadi informasi yang kurang memadai. Apalagi
bagian Akuntansinya yang secara prosedural akan mendapatkan informasi dari bagian pencatatan
SIMAK-BMN. Atau semisal bendahara melakukan penyetoran pendapatan tetapi informasi ini belum
3 | P a g e
dilaporkan ke bagian akuntansi sehingga pada saat pelaporan, terjadi penyampaian informasi yang
kurang memadai juga. Masih banyak kasus-kasus lain yang menunjukkan kelemahan atas suatu sistem
yang tidak terintegrasi.
Untuk pembukuan bendahara baik bendahara pengeluaran maupun bendahara penerimaan belum
ada aplikasi yang secara resmi dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan. Demikian juga dalam hal
pencatatan atas kontrak dan supplier belum terdapat aplikasi, dimana saat adanya BAST atas suatu
kontrak yang ada, kita dapat melakukan verifikasi antara BAST dengan dokumen kontrak awalnya
dengan melakukan pencatatan BAST tersebut kedalam sistem aplikasi.
Dalam hal pelaporan keuangan menurut UU Perbendaharaan Negara 70 ayat (2) UU 1/2004
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan
selambat-lambatnya tahun 2008. Basis akuntansi yang ada sampai dengan sekarang kita mengunakan
cash to ward accrual dimana kita mengakui pendapatan dan belanja dengan cash basis dan untuk
neraca menggunakan accrual basis. Sehingga dalam per Dirjen. Perbendaharaan No. 62/PB/2009
diamanatkan K/L dalam menyusun laporan keuangan ditambahkan diwajibkan menambahkan
informasi pendapatan dan belanja secara accrual.
Sejalan dengan implementasi Sistem Perbendaharaandan Anggaran Negara (SPAN) pada
Kementerian Keuangan, Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) merupakan solusi yang
akan diberikan oleh Kementerian Keuangan dalam melaksanakan integrasi sistem dan penerapan
akuntansi berbasis akrual. Aplikasi SAKTI menganut singgle database yang terdiri dari 8 modul yaitu :
(1) Modul Penganggaran (2) Modul Komitmen (3) Modul Pembayaran (4) Modul Bendahara (5)
Modul Persediaan (6) Modul Aset Tetap (7) Modul General Ledger dan Pelaporan (8) Modul
Administrasi.
Penggoperasian Aplikasi SAKTI akan banyak melibatkan pengguna dengan kewenangan yang
berbeda-beda, mulai dari pengguna sebagai KPA, KPB, Bendahara, PPK, PPSPM, atasan langsung
operator dan operator masing-masing modul. Masing-masing user memiliki kewenangan yang berbeda
dalam mengoperasikan Aplikasi SAKTI. Secara umum ada 3 tingkatan user didalamnya. Pertama user
operator yang memiliki kewenangan menginput, merubah dan menghapus suatu transaksi, Kedua
validator bisa atasan langsung operator yang memiliki kewenangan untuk melakukan validasi dan
memberikan ceck list atas suatu transaksi yang sudah divalidasi serta mengembalikan ke operator
apabila tidak disetujui untuk diperbaiki. Ketiga Approver bisa KPA, KPB, PPK atau yang lainnya
4 | P a g e
sesuai dengan modul SAKTI yang digunakan dan memiliki kewenangan memberikan persetujuan atas
suatu transaksi dan secara otomatis akan membuat jurnal untuk dikirim ke modul GLP atas transaksi
yang membuat jurnal. Pada pembuatan ADK yang akan dikirimkan ke SPAN melalui Portal SPAN,
pejabat berwenang bisa KPA, PPK, KPB atau yang lainnya akan menginputkan PIN sebagai alat
pengamanan atas transaksi tersebut. Dengan penjelasan ini dapat dikatakan SAKTI akan meletakkan
nilai sinergi antar lini pada instansi.
Aplikasi SAKTI menganut beberapa konsep yang ideal dalam sebuah sistem yang diharapkan
akan membuat laporan keuangan lebih akurat dan akuntabel dengan menjunjung asas konsistensi
didalamnya. Aplikasi SAKTI menganut pola: Pertama closing date dimana apabila transaksi pada suatu
periode sudah dilakukan tutup buku maka transaksi yang ada tidak bisa diubah, apabila akan dilakukan
perbaikan atas transaksi tersebut akan dibuatkan transaksi baru yang akan dibukukan dalam periode
selanjutnya. Kedua hystorical transaction dimana koreksi atas suatu transaksi yang sudah dilakukan
posting akan membentuk transaksi baru. Jurnal bentukan yang ada, pertama akan dibuatkan jurnal
pembalik atas transaksi yang salah dan kemudian akan membentuk jurnal baru atas transaksi
perbaikannya. Ketiga audit trail merupakan salah satu fitur dalam suatu program yang mencatat semua
kegiatan yang dilakukan tiap user dalam suatu tabel log secara rinci. Audit Trail secara default akan
mencatat waktu , user, data yang diakses dan berbagai jenis kegiatan. Jenis kegiatan bisa berupa
menambah, merungubah dan menghapus. Audit Trail apabila diurutkan berdasarkan waktu bisa
membentuk suatu kronologis manipulasi data.Dasar ide membuat fitur Audit Trail adalah menyimpan
histori tentang suatu data (dibuat, diubah atau dihapus) dan oleh siapa serta bisa menampilkannya
secara kronologis. Dengan adanya Audit Trail ini, semua kegiatan dalam program yang bersangkutan
diharapkan bisa dicatat dengan baik.
Ditulis : Faried Zamachsari
(Pranata Komputer pada DTP)