Upload
daus-pirdaus
View
1.274
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Materi PDPI
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini dunia memasuki era yang disebut era globalisasi. Salah satu tanda era
ini adalah kemajuan IPTEKS (Pengetahuan, teknologi dan seni ) yang sangat pesat. Salah satu
sisi positif dari kemajuan tersebut akan berpengaruh pada kehidupan manusia, yaitu hidup
menjadi lebih enak, lebih mudah atau sering disebut “ jaman instant”. Disisi lain muncul
pula sisi negative dari perkembangan kemajuan teknologi. Kehidupan yang kita jalani saat ini
tidaklah selalu mengarah kepada hal yang baik-baik saja atau berjalan sesuai dengan
keinginan diri. Segala sesuatu yang sebelumnya kita rencanakan terlebih dahulu pun tidak
akan berjalan sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Pasti akan adanya halangan dan
rintangan yang akan kita hadapi. Berbagai problempun lahir dimana- mana, mulai dari anak-
anak sampai orang dewasa, penyiksaan terhadap anak-anak, grafik orang depresi yang kian
meningkat, kenakalan remaja yang kian berkembang, krisis moral bagi para pemimpin
bangsa dll.
Ilmu psikologi yang diharapkan ikut andil dalam pemecahan atau penyelesaian
masalah ini tampak “kurang” atau belum dapat berperan sebagaimana yang diharapkan
bahkan ibarat pisau yang tumpul. Hal ini dapat dipahami karena psikologi telah kehilangan
ruhnya yaitu psikologi telah jauh dari konsep-konsep agama. Hal ini seperti telah
dikemukakan Erich Fromm bahwa psikologi telah kehilangan makna, karena telah
meninggalkan hal esensial yaitu “dimensi ruh” dalam agama, (Haryanto,2007: 3). Salaha
satu ajaran agama islam yang paling mendasar adalah sabar dan ikhlas. Perlu diingat bahwa
Segala apapun yang ada di dunia ini tidak ada yang sempurna, pasti setiap manusia yang
menjalani kehidupan di dunia ini pernah merasakan susah, rugi, serta putus asa. Namun hal
itu janganlah dijadikan sebagai alasan untuk menjadi manusia yang malas, manusia yang
mudah menyerah sebelum melakukan usaha. Sesungguhnya penilaian yang Allah berikan
bukan kepada keberhasilan yang kita raih, tapi dari hasil usaha yang kita jalani demi
memberikan hasil yang sebaik-baiknya.
1
Sifat sabar dan ikhlas yang diaplikasikan oleh seseorang dalam kehidupannya akan
berpengaruh dengan kondisi psikologisnya. Sabar dan ikhlas akan membentuk sebuah
persepsi tentang sesuatu, bahwa ketika ia sabar dan ikhlas dalam mengahadapi problem
atau dalam bahasa agamanya cobaan ia akan mendapatkan pahala yang besar, hidup lebih
nyaman, perasaan yang damai serta tidak ceroboh dalam berperilaku. Sabar dan ikhlas juga
berpengaruh pada aspek-aspek psikologis yang perilaku perilaku setiap manusia yaitu:
Kognitif (cara berfikir), afektif ( perasaan), dan konatif (keinginan untuk melakukan sesuatu).
Mengingat masih sangat jarang yang membahas sifat sabar dan ikhlas dalam perspektif
psikologi islam, sehingga membuat kami tertarik untuk memahaminya lebih dalam. Secara
lebih detail akan kami paparkan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
a. Bagaimana Pengertian Sabar dan Ikhlas dalam Perspektif Psikologi Islam?
b. Apa Tanda- tanda Kesabaran dan Keikhlasan?
c. Bagaimana Dinamika Psikologi Sifat Sabar dan Ikhlas?
d. Apa Fungsi Psikologi Sabar dan Ikhlas?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami secara lebih mendalam tentang
sifat sabar dan ikhlas dalam perspektif psikologi islam. Dari tulisan ini diharapkan kita dapat
menemukan konsep-konsep baru dalam psikologi islam yang nantinya akan menambah
wawasan kita sebagai kaum intelektual.
D. Manfaat
a. Secara Teoritis
Tulisan ini akan membantu kita dalam memahami konsep sifat sabar dan ikhlas
dalam perspektif psikologi islam berdasarkan teori-teori yang telah ada baik itu teori
psikologi modern atau psikologi islam.
b. Secara Praktis
2
Bagi Penulis, Tulisan ini sangat diharapakan untuk penulis bisa aplikasikan dalam
kehidupan sehari hari.
Bagi Masayarakat, tulisan ini tentunya menambah wawasan masyarakat mengenai
sifat sabar dan ikhlas dalam perspektif psikologi islam, sehingga mereka dapat
memahami dan menerapkannya dalam kehidupan nyata dan mengajarkannya
kepada keluarganya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sabar dan Ikhlas dalam Islam
Kata sabar berasal dari kata al man’u berarti menahan dan al habsu berarti
mencegah. Jadi, sabar adalah menahan dan mencegah dari perbuatan yang mengarah
kepada keburukan. Sabar juga berasal dari kata Shabara Yashburu Shabaaran: yaitu
ketundukan penerimaan apa-apa yang telah Allah berikan baik kesenangan atau kesedihan.
Segala sesuatu yang kita dapatkan pasti akan ada hikamah atau maksud yang diberikan
Alllah SWT kepada hamba-Nya yang selalu senantiasa ikhtiar dan bertawaqal pada setiap
kejadian yang diterimanya dengan lapan dada. Allah SWT berfiman dalam Al-Quran:
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. orang-
orang yang berbuat baik di dunia Ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas.
Sesungguhnya Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas.
Lain lagi menurut syeikh Ibnu Qoyyim Al-jauziyah, bahwa sabar merupakan budi
pekerti yang bisa dibentuk oleh seseorang. Ia menahan nafsu, Menahan sedih, menahan
jiwa dari kemarahan, menahan lidah dari merintih kesakitan, dan juga menahan anggota
badan dari melakukan yang tidak pantas. Sabar merupakan ketegaran hati terhadap takdir
dan hukum-hukum syari’at. Sedangkan sabar menurut al-Ghazali (1058-1111), ”sabar adalah
suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuh atas dorongan ajaran
Islam”, sehingga sabar merupakan salah satu maqam (tingkatan) yang harus dijalani
mendekatkan diri kepada-Nya.
Sabar mempunyai tiga unsur, yaitu; Ilmu, hâl, dan amal. Yang dimaksud dengan ilmu
adalah pengetahuan atau kesadaran bahwa sadar itu mengandung kebaikan dan
kemaslahatan dalam agama dan memberi manfaat bagi seseorang dalam menghadapi
segala problem kehidupan. Pengetahuan yang demikian seterusnya menjadi milik hati atau
dalam bahasa psikologisnya yaitu afektif. Afek yang memiliki pengetahuan yang demikian
disebut hal, kemudian hal tersebut terwujud dalam perilaku. Terwujudnya perilaku disebut
4
dengan amal. Al-Ghozali mengumpamakan tiga unsur kesabaran itu laksana sebatang
pohon. Ilmu adalah batangnya, hal cabangnya dan amal saleh adalah buahnya.
Sedangkan pengertian ikhlas dapat dibagi dua yaitu: Secara bahasa, ikhlas bermakna
bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih dan tidak kotor. Maka orang yang ikhlas
adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan
menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.
Pengertian ini sejalan juga ditegaskan oleh guru besar sufi, Abul Qasim Al-Qusyairi yang
berpendapat bahwa ikhlas adalah mengesakan Allah yang Maha Benar dengan sengaja.
Yaitu melakukan ketaatan tampa mengharapkan perhatian manusia, ( Al- Qaradhawi
Yusuf,2008: 111). Secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam
beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang
merusak, pengertian ini dipertegas oleh Firman Allah SWT yang kita baca dalam Doa Iftitaf
sebeluk kita menunaikan ibadah Shalat “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162).
Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras (nampi beras)
dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi
nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil
dan batu kecil. Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak
membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Contoh lain dari konsep
keikhlasan adalah seperti kita buang hajat, setelah buang hajat kita tidak akan
membahasnya dan mencarinya atau seakan-akan kita melupakannya.
B. Tanda- Tanda Kesabaran dan Keikhlasan
Tanda- tanda orang yang memiliki sifat sabar ada banyak , namun secara garis besar
sebagai berikut:
Pertama, Bersyukur dengan segala yang berlaku. Manusia yang menanamkan sifat
sabar dalam dirinya akan selalu bersyukur terhadap apa yang ia alami. Cobaan yang ia
dapatkan dari Tuhan yang Maha Kuasa tidak membuatnya putusasa. Begitu banyak orang
yang tidak mampu melakukan hal ini sehingga banyak orang yang mencoba untuk bunuh diri
karena tidak bersyukur dengan nikmat yang diberikan oleh Tuhannya. Dalam psikologi
5
fenomena seperti ini biasa disebut orang yang tidak memiliki pengendalian emosi yang baik
dalam mengadapi kenyataan.
Kedua, Ridho dengan ketentuan Ilahi. Orang yang sabar selalu mengembalikan
segala sesuatunya kepada Allah SWT. Kepercayaan “belief” orang-orang yang sabar yaitu
mereka akan selalu meminta pertolongan kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
Ketiga, Mengucapkan “Innalillah hi wain na ilaihi ro ji’un” apabila menerima
musibah. Sesuai dengan Firman Allah SWt dalam Al-Quran: “ Dan sungguh akan kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu
ketika ditimpa musibah mereka mengatakan “ inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”, (Al-Baqarah
:155-156).
Keempat, Yakin bahwa setiap perkara yang berlaku itu ada hikmah di sebaliknya.
Bagi orang yang sabar selalu mengambil hikmah dari suatu keadaan atau kejadian. Ada
seorang yang telah kehilangan laptop di kos-kosan, bukannya orang ini setres karena
hilangnnya barangnnya tetapi ia sabar dengan berkeyakinan bahwa Allah SWT pasti
menggatinnya dengan yang lebih baik dari sebelummnya apabila saya bersabar.
Tanda- tanda orang yang ikhlas telah dijelaskan dalam buku Menata Niat
Mewujudkan Ikhlas yang dikarang oleh Dr. Yusuf Al- Qaradhawi: 149. Beliau menjelaskan
bahwa tanda-tanda orang ikhlas adalah sebagai berikut:
Pertama, Takut Populer: seorang yang ikhlas selalu merasa takut jika nama baiknya
dan nama baik keagamaanya terkenal dan tersebar luas ditengah masyarakat. Terutama bila
dirinya memiliki potensi yang luar biasa. Dia yakin bahwa yang akan diterima Allah adalah
yang ada didalam hati, bukan yang tampak dari luar.
Kedua, Mencurigai Diri Sendiri: orang yang ikhlas itu selalu mencurigai dirinya
sendiri, bahwa dirinya masih serba kurang disisi Allah dan belum maksimal dalam
melaksanakan kewajiban. Ia terus memiliki motivasi untuk selalu mendekatkan diri kepada
Sang Khalik.
Ketiga, Tidak meminta dan Silau Akan Pujian: tanda-tanda ikhlas yang lain adalah
tidak meminta pujian dari orang-orang yang memuji dan juga tidak berambisi untuk
mendapatkannya.
Keempat, Tidak Bakhil dalam Memuji Orang yang Memang Berhak Menerimanya:
tanda- tanda keikhlasan yang lain adalah, orang yang iklas itu tidak bakhil dalam memuji
6
orang yang memang berhak menerimanya. Contoh: Nabi SAW telah memuji beberapa orang
dari sahabatnya yang pantas mendapatkan pujian, Beliau Pernah bersabda “ sekiranya aku
boleh menjadikan kekasih selain Rabbiku, niscaya aku jadikan Abu Bakar itu sebagai kekasih.
Dia adalah saudara dan sahabatku”.
Kelima, Ridha dan Marah karena Allah, bukan karena nafsu: Tanda keikhlasan yang
lain adalah orang yang ikhlas itu menepatkan cintanya, kebenciannya memberi atau tidak
memberi, keridhahaanya, dan kemarahannya adalah karena Allah dan kepentingan agama,
bukan karena kepentingan dan keuntungan pribadi.
Keenam, Bergembira dengan setiap Potensi baru yang menonjol: Tanda keikhlasan
lainnya adalah mersa gembira dengan munculnya setiap orang baru yang berkemampuan
menonjol dari barisan aktivis pembawa bendera (islam) atau berpartisipasi dalam amal.
Ketujuh, Bersemangat mengerjakan amal yang lebih bermanfaat: Tanda keikhlasan
yang lain adalah bersemangat dalam mengerkjakan amal yang lebih diridhai Allah, bukan
amal yang lebih diridhai nafsu.
Kedelapan, Mewaspadai perasaan suci pada dirinya: Al-Quran memperingatakan kita
agar tidak merasa diri kita suci, yaitu dengan memuji diri sendiri dan menyanjungnya. Allah
SWT berfirman:
“Dan Dia lebih mengetahui tentang keadaanmu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan
ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu
suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa.” ( An-Najm: 32).
C. Dinamika Psikologis Sabar dan Ikhlas
Sabar dalam kaitannya dengan psikologi dapat digambarkan dengan teori dari
Psikoanalisis Sigmund Freud dan dianalogikan sebagai “ super ego “. Seperti yang kita
ketahui bersama teori Psikoanalisis Freud menjelaskan mengenai tiga aspek pemunculan
perilaku, diantaranya : id, ego, super ego. Id adalah kebutuhan dasar manusia yang dibawah
dari sejak lahir, seperti makan dan minum. Id bekerja dengan perinsip kenikmatan. Ego
adalah usaha atau cara untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. ego bekerja dengan
perinsip realitas. Superego adalah norma atau nilai yang ada atau biasa disebut dengan
kekuatan moral dan etik dari kepribadaian. Superego beroperasi memakai idealis principle,
(Alwisol, 2008: 15). Sifat sabar erat kaitannya dengan moral atau akhlak manusia dalam
berperilaku, Menurut Freud hal ini ada pada superego.
7
Sabar dalam kaitannya dengan Psikologi Islami dapat dianalogikan sebagai “ Qolbu “.
Dalam psikologi islami dijelaskan dalam pemunculan perilaku yaitu adanya Nafs, Aqal,
Qolbu. Dalam berperilaku qalbulah yang paling menentukan, mengingat ia sebagai salah
satu sentral yang mengendalikan manusia, termasuk didalamnya sifat sabar manusia dalam
mengahadapi suatu keadaan, sifat sabar manusia dalam menuntut ilmu, sabar dalam
menjalankan perintah Allah dan sabar dalam menahan hawa nafsu.
Begitu banyak manfaat bagi manusia ketika ia mampu bersabar dalam menjalani
hidup ini. Semakin derasnya tantangan kehidupan modern membuat manusia harus siap
secara materi dan mental dalam kehidupan sehari- hari. Sabar merupakan tanda- tanda
kesehatan mental yang baik dan akhirnya mendapatkan kenikmatan dalam hidup ini.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran “Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap
bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu Peroleh ampunan dan pahala yang
besar” (Qs. Hud: 11). ”Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah
mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang
sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu
ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang,
dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Anfal:66).
Sabar menurut al-Ghazali, yakni kesanggupan mengendalikan diri/pengendalian
nafsu yang ada dalam diri manusia. Dalam upaya manusia tersebut dapat dibagi menjadi
tiga tingkatan. 1) orang yang sanggup mengalahkan hawa nafsunya; karena ia mempunyai
daya juang dan kesabaran yang tinggi; 2) orang yang kalah oleh hawa nafsunya; ia telah
mencoba bertahan atas dorongan nafsunya tetapi kalah karena kesabarannya lemah; 3)
orang yang mempunyai daya tahan terhadap dorongan nafsu, tetapi suatu ketika kalah
karena dorongan nafsunya besar. Meskipun demikian, ia bangun lagi dan terus tetap
bertahan dengan sabar atas dorongan nafsu tersebut. Sabar mengajarkan kita
menempatkan diri secara proposional/pada fungsi dan situasi yang beragam.
Ketika sabar pada musibah, maka disingkatkan saja atas nama sabar, lawannya adalah
gelisah/keluh kesah. Kalau sabar itu pada membawakan kekayaan dinamakan mengekang
diri/meredahkan diri, lawannya dinamakan sombong dengan kesenangan (al-bathar). Kalau
sabar pada peperangan dinamakan berani, lawannya pengecut. Kalau sabar itu dalam
menahan amarah dinamakan lemah lembut, lawannya ialah at-tadzammur (pengutukan diri
8
kepada yang sudah hilang). Kalau sabar itu pada suatu pergantian masa yang membosankan
maka dinamakan lapang dada, lawannya mangkal hati dan sempit dada. Kalau sabar itu
pada menahan diri dari kehidupan dunia maka dinamakan zuhud. Maka yang terbanyak dari
akhlak iman itu masuk dalam sabar. Karena itulah, pada suatu kali Nabi s.a.w. ditanyakan
tentang iman, lalu beliau menjawab: Ialah sabar. Karena sabar itu yang terbanyak dari amal-
perbuatan iman dan yang termulia dari amal perbuatan itu.
Jika dalam keadaan sakit maka sabar ini bagaikan autosugesti atau autohealing (self
healing) yaitu penyembuhan diri sendiri, karena hal ini akan memberikan energi positif
(mentalitas) dalam diri yang mampu meningkatkan ketahanan tubuh (hormon Imunitas
tubuh) akan meningkat, hasil penelitian menyatakan bahwa pengobatan secara medis hanya
mampu memberikan sumbangsih penyembuhan sebesar 25%, 75 % dari mentalitas dan
spiritual.
Dalam menghadapai problem hidup sabarlah yang membangkitkan kita. Keadaan
yang sulit kita hadapi dengan sabar berarti kita hadapi dengan kesadaran penuh, keteguhan
hati untuk tetap stabil, istigomah, tawakal tapi tetap ikhtiyar artinya jika kita miskin kita
tidak boleh ambil jalan pintas dengan cara korupsi, melakukan riba, menipu, merampok,
atau bunuh diri dan lain sebagainya untuk melepaskan diri dari keadaan yang menimpa.
Kesabaran memungkinkan kita untuk selalu sadar terhadap apa yang telah terjadi pada diri
kita, misalanya cobaan, dengan kondisi yang stabil (sabar) tidak emosional memungkinkan
kita masih bisa mengkontrol indra kita yang lain termasuk juga akal kita, sehingga lepas dari
cobaan kita punya kecerdasan untuk menggambil hikmah dan selanjutnya dengan seluruh
potensi yang ada bangkit segera memperbaiki diri, inilah sabar yang sesungguhnya, sabar
yang kreatif, solutif, pantang menyerah. Sabar bukan meyerah pada keadaan tanpa ada
upaya untuk bangkit secara psikologis dan tanpa tau kalau kita memang selalu diberi
kesempatan untuk beramal, berkarya lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Firman Allah
Ta'ala (Artinya): Tiada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin
Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk
kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (At-Taghabun: 11). Petunjuk
kepada hati berarti jika kita tidak tengelam dalam permasalahan hidup, tidak menikmati
keminiman hidup tapi memaksimalkan hidup, niscaya kita akan selalu menemukan solusi
problem yang ada, itulah sabar yang cerdas. Karakteristik permasalahan kehidupan dan
9
kesulitan kehidupan cuma dua. Yaitu, kalau bukan ujian pasti azab. Ikhlas, sabar, syukur,
adalah tiga kunci utama dalam menjalani kehidupan ini.
Toto Tasmarah menegaskan bahwa kesabaran dapat menumbuhkan sikap percaya
diri (Self Confidence), optimis, mampu menahan beban, ujian dan terus berusaha sekuat
tenaga sehingga orang yang memiliki kualitas sabar tidak mudah didera rasa cemas, gelisah
dan putus asa ketika dihadapakan pada persoalanm yang sangat pahit dan persoalan yang
tidak diinginkan. Melainkan ia mampu mereduksi kekecewaanya dengan meningkatkan
syukur dan meyerahkan segala sesuatu kepada Allah, ( Amin & Al- Fandi,2007: 169).
Nasehat hati diatas bisa ditemui dalam pedoman hidup (way of life) umat Islam, Al-
qur’an jauh-jauh hari telah memperingatkan kepada kita bahwa dalam menjalani hidup ini
tidak semua berjalan mulus seperti apa yang kita inginkan, ada kendala, rintangan, cobaan
yang beraneka ragam yang membuat kita sebagai makhluk yang lemah terkadang
mengeluh, putus asa, kurang percaya diri untuk menjalani hidup ini, tidak bersemagat dan
lain sebagai, sehingga peran kita sebagai khalifah fil ardhi tidak berjalan. Biarlah
kejadian/peristiwa itu terjadi tetapi yang perlu kita lakukan adalah menata hati menghadapi
perstiwa yang sedang terjadi. Salah satu trik dan sekaligus solusi yang diajarkan Islam adalah
dengan sabar.
Kesabaran mengandung keikhlasan, kondisi yang tidak kita sukai menuntut kita
untuk bersabar menerima keadaan itu tetapi juga kita dituntut untuk ikhlas menerima
semua yang telah menimpa kita. Misalnya kita berusaha membantu kaum miskin, tetapi apa
yang kita dapat malah kita terkena fitnah, kita dituduh memberikan uang suap kepada
warga. Kita tidak boleh mengeluh dengan balasan yang kita terima yang tidak sebanding
dengan pengorbanan kita, peristiwa yang tidak kita sukai kita harus sabar, dan usaha yang
telah kita lakukan kita harus ikhlas. Ikhlas dalam kehidupan ini sebagai terapi
mental.Keikhlasan akan mendatangkan ketenanagan jiwa dan ketentraman hati pemeluknya
,sehingga menyebabkan hati dan dadanya lapang. Sebab, hatinya telah bersatu dalam
menggapai satu tujuan yaitu Ridha Allah SWT.
Dari paparan diatas jelaslah bahwa sifat sabar dan ikhlas memberikan efek psikologis
bagi kehidupan kita. Seseorang yang menanamkan sifat sabar dan ikhlas dalam dirinya akan
pandai mengatasi problem-problem yang menimpanya. Sebagai contoh. Seseorang yang
baru saja di PHK dari perusahaan tempat ia bekerja membuatnya semakin semangat untuk
mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan bagi dirinya, mengapa demikian karena salah
10
satu sifat yang sangat mulia dimiliki oleh orang ini yaitu ia sabar dan ikhlas menerima apa
yang dialaminya. Tapi bukan berarti ia berhenti sampai disitu saja melainkan ia menjadikan
hal tersebut sebagaiu motivator dalam hidupnya. Bukankah psikologi mengajarkan untuk
tidak gampang putus asa dan menyerah ketika mendapatkan problem tetapi psikologi
mengajarkan untuk menjadi yang lebih kreatif dalam mengahadapi sesuatu.
Namun berbeda dengan orang yang tidak menanamkan sifat sabar dan ikhlas dalam
hidupnya, betapa banyak orang yang mendapatkan problem dalam kehidupan ini dan tidak
mampu mengatasinya. Seperti para anggota dewan yang tidak terpilih mengalami depresi
karena ia gagal terpilih. Hal ini terjadi karena ia tida siap secara mental mengenai
konsekuensi- konsekuensi ke depannnya. Sifat sabar dan ikhlas untuk menerima kegagalan
yang ia alami tidak di tanamkan dalam kehidupannya.
Menurut hemat penulis, sabar dan ikhlas akan berpengaruh pada Perilaku atau sikap
kita, bahkan kondisi psikologis kita:
- sabar dan ikhlas akan membuat kita tidak mudah putus asa dalam berusaha atau
mencari yang terbaik.
- sabar dan ikhlas merupakan terapi mental dimana kita tidak mudah mengalami
setres dalam mengahadapi problem.
- sabar dan ikhlas merupakan obat terhadap penyakait hati, seperti riya dan
sombong.
- sabar dan ikhlas akan menjauhkan kita dari penyakit- penyakit hati, seperti
sombong, riya, takabbur dll.
- sabar dan ikhlas akan membuat afek seseorang tenang dan membuat kita selalu
berfikir positif tentang sesuatu.
D. Fungsi Psikologi Sabar dan Ikhlas
Sabar adalah pengendali hidup, pengotrol perilaku negatif, kunci kebaikan. Sabar
adalah siklus hidup, sabar adalah sebuah proses pencerah, sebuah proses kemandirian,
keteguhan, sabar adalah sebuah cermin seseorang yang mempunyai spektrum berpikir yang
luas, dimana dalam situasi yang sulit kondisi emosi tetap stabil sehingga dia bisa mengambil
keputusan dengan tetap. Oleh karena itu dalam buku “ Dahsyatnya Sabar dalam buku Hadi
Hasin: 2008” ada cara menerapkan sabar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: Teguh Pada
Prinsip, Tabah,Tekun dan Tidak cepat putus asa.
11
Sabar memiliki banyak manfaat dan hikmahnya, di antaranya sebagai berikut.
1. Sabar Sebagai Penolong
Kesabaran bisa menjadi penolong yang akan menyelamatkan seseorang dari bahaya,
baik bahaya dunia terlebih lagi bahaya akhirat. Contoh kecilnya misalnya di dalam
berkendaraan. Betapa pun ia terburu-buru, ia tetap mengemudikan kendaraannya dengan
penuh kehati-hatian dan sesuai aturan. Saat lampu lalu lintas berwarna merah, ia pun
berhenti dengan rela, saat di dalam kota, kendaraan pun diperlambat, tidak melebihi 40
atau 50 km/jam. Ia tetap menghargai hak-hak kendaraan lain yang ada di depan maupun di
belakang, termasuk memberi kesempatan kepada pejalan kaki atau pengguna sepeda. Jika
kesabaran demikian yang dipraktikkan setiap pengendara kendaraan bermotor, maka Insya
Allah ia akan selamat dari kecelakaan, ia selamat dari kejaran polisi karena tidak mengebut
di dalam kota sampai melampaui batas kecepatan, dan orang lain pun akan selamat dari
ulahnya kalau saja ia tidak sabar akibat terlalu cepat. Contoh lain, orang yang terkena
penyakit kanker yang telah divonis oleh Dokter, ia tidak bertahan lama lagi untuk hidup.
Tetapi ia sabar kemudian Allah menolongnya dan menyembuhkan penyakitanya. Mustahiol
bagi manusia namun tidak mustahil bagi Allah Swt. Seperti pertolongan Allah terhadap Nabi
Ayyub AS dalam menyembuhkan penyakitnya.
2. Pembawa Keberuntungan
Setiap manusia normal pasti menginginkan keberuntungan. Seorang siswa, pelajar
atau mahasiswa, ia menginginkan keberuntungan dengan kelulusan dari studinya, baik
keberuntungan dalam arti naik kelas, naik tingkat, atau lulus plus karena memperoleh nilai
yang yang baik. Sebagaimana tersurat dalam firman Allah SWT berikut, "Hai orang-orang
yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga
dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS Ali Imran : 200).
Tak ada yang perlu diragukan dari janji Allah SWT, karena Allah tak pernah dan tak
akan pernah mengingkari janji-Nya. Tak ada yang perlu dibimbangkan lagi dari
keberuntungan bagi orang-orang beriman yang sabar dan bertakwa, keberuntungan itu
12
pasti datang, pasti akan mereka terima, baik di dunia maupun di akhirat. Kalau tidak di
dunia, pasti di akhirat, asal mereka benar-benar beriman dan benar-benar sabar.
3. Mendatangkan Keuntungan yang Besar
Orang berdagang, lalu untung, itu biasa. Tapi, kalau pedagang yang beruntung besar,
ini pantas menjadi berita. Inilah yang dinyatakan Allah SWT dalam Al-Qur`an bahwa
keuntungan yang besar akan dapat diraih oleh hamba-hamba-Nya yang sabar. Sabar di
dalam menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah saw, meskipun keadaannya
dalam kesulitan. Tetap kokoh dalam menjauhi semua yang dilarang oleh Allah dan Rasul-
Nya, serta tahan uji terhadap segala cobaan.
Allah SWT berfirman, "Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang
mempunyai keuntungan yang besar.” (QS Fushshilat : 35).
4. Sabar sebagai Pengontrol
Sabar dapat menjadi pengontrol terhadap keinginan- keinginan kita yang sangat
banyak. Seorang Mahasiswa yang jalan-jalan ke Mall ia ingin sekali membeli sebuah baju
yang ia lihat dan sangat bagus menurut dia, padahal sebelum berangakat ke Mall ia tidak
ada niat sama sekali untuk memebeli baju. Akhirnya ia tidak membelinya karena ia bersabar
dan memikirkan bahwa masih banyak kebutuhan yang lain harus saya dahulukan daripada
membeli sebuah baju.
5. Sabar sebagai Obat
Kesabaran dapat menjadi obat penawar dari berbagai penyakit mental, orang yang
sering marah- marah ada baiknya jika di intervensi dengan mencoba untuk lebih sabar.
Orang yang mengalami stress, sabar juga dapat menjadi salah satu solusi. Orang yang sabar
adalah orang yang teguh dan pemberani, mereka akan tidak akan surut langkah dan terus
termotivasi untuk maju dan berkembang. Betapa banyak orang yang stres karena ia tidak
dapat seperti yang diatas. Bagi orang yang sabar tentunya tidak akan mengalami hal yang
demikian.
13
Begitu besar pengaruh orang yang ikhlas itu, sehingga dengan kekuatan niat
ikhlasnya mampu menembus ruang dan waktu. Seperti halnya apapun yang dilakukan,
diucapkan, dan diisyaratkan Rasulullah, mampu mempengaruhi kita semua walau beliau
telah wafat ribuan tahun yang lalu namun kita senantiasa patuh dan taat terhadap apa yang
beliau sampaikan. Apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah dengan sifat ikhlasnya dapat
menumbuhkan rasa percaya orang untuk mengikutinya sejak dahulu hingga sekarang.
Sedangkan fungsi keikhlasan dalam kehidupan dijelasakan dalam buku Menata Niat
Menuju Ikhlas adalah sebagai berikut:
a. Ketenangan jiwa
Keikhlasan akan mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman jiwa pelakunya,
sehingga menyebabkan dada dan hatinya lega dan lapang.sebab, hatinya telah bersatu
dalam menggapai satu tujuan, yaitu ridha allah. Cita citanya terfokus pada satu hal, yakni
meniti jalan yang dapat mengantarkan nya menuju Ridha-Nya. Tidak diragukan lagi bahwa
tujuan yang jelas dan jalan yang lurus menuju cita-cita itu dapat menenangkan manusia dari
kekacauan dan kegoncangan di tengah berbagai orientasi,pergolakan keinginan, dan jalan
yang beraneka ragam.
b. Terus-Menerus dalam Amal
Salah satu buah ikhlas adalah dengan mengalirkan kekuatan untuk terus beramal.
Orang yang beramal atau berperilaku karrena manusia dan karena nafsu perut dan
kemaluan, dia akan berhenti dari pekerjaanya ketika tidak lagi mendapatkan sesuatu yang
memuaskan nafsunya. Begitu pula orang yang berperilaku karena popularitas ia akan
mengalami kekecewaan ketika cita-citanya gagal. Ini menandakan bahwa orang yang tidak
ikhlas memiliki mental yang buruk dalam mengatasi suatu masalah.
c. Pertolongan dan Penjagaan Allah
Salah satu dari buah keikhlasan yaitu akan mendapatkan dukungan dan penjagaan
dari Allah SWT, Seperti firman-Nya: “Bukankah Allah cukup melindungi hamba-hamba-
Nya?” (Az-Zumar:36).
14
d. Bersihnya Masyarakat dan Lurusnya Kehidupan
Keikhlasan juga bermanfaat bagi kehidupan dunia kita yaitu kehidupan dunia ini
dapat berjalan dengan lancar tanpa ada musuh. Keikhlasan juga akan menjadikan kondisi
psikologis kita lebih tentram. Cara-cara buruk untuk mendapatkan popularitas dan
keberhasilan tidak akan kita lakukan ketika kita menanamkan sikap ikhlas.
Tips untuk ikhlas dapat dibaca di hadist tentang ikhlas yang diriwayatkan oleh Muaz
bin Jabal. Tips dari Rasulullah untuk kita dapat ikhlas dapat dibaca di akhir hadis itu, yaitu
sebagai berikut:
kalau dalam amalanmu ada kelalaian maka tahanlah lidahmu jangan sampai
memburukkan orang lain.
Ingatlah dirimu sendiri pun penuh dengan aib, maka janganlah mengangkat diri dan
menekan orang lain.
Jangan riya (pamer) dengan amal supaya amal itu diketahui orang.
Jangan termasuk orang yang mementingkan dunia dengan melupakan Akhirat.
Kamu jangan berbisik berdua ketika di sebelahmu ada orang lain yang tidak diajak
berbisik.
Jangan takabbur pada orang lain nanti luput amalanmu dunia dan Akhirat dan
jangan berkata kasar dalam suatu majlis dengan maksud supaya orang takut
padamu.
Jangan mengungkit-ungkit apabila membuat kebaikan.
Jangan merobekkan pribadi orang lain dengan mulutmu, kelak engkau akan dirobek-
robek oleh anjing-anjing jahanam. Sebagaimana firman Allah yang bermaksud: ‘Di
Neraka itu ada anjing-anjing perobek badan manusia’
kamu menyayangi orang lain sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri dan
benci apa yang berlaku kepada orang lain apa-apa yang dibenci oleh dirimu sendiri.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sabar bukan berhenti dan diam tampa melakukan sesuatu tetapi sabar adalah
berhenti sejenak dan segera bergerak cepat melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Dengan kesabaran kita akan mendekati keikhlasan dalam berperilaku. Dimana keduanya
sangat berdampak positif dalam kehidupan kita. Bagi orang yang sabar dan ikhlas akan
mendorong seseorang untuk berperilaku yang baik. Nilai psikologis sabar dan ikhlas
sangatlah banyak, membuat orang tidak mudah putus asa, sebagai terapi dalam
mengahadapi masalah, sebagai penawar ketika kita stres, menciptakan hubungan yang
harmonis antar sesama manusia, dan semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT.
Menurut hemat penulis, sabar dan ikhlas merupakan proses aktualisasi diri. Dalam
teori Abraham Maslow, aktualisaasi diri ditempatkan pada kebutuhan yang paling tertinggi
yaitu kebutuhan harkat kemanusiaan untuk mencari tujuan, terus maju dan menjadi lebih
baik. Sifat ikhlas dan sabar termasuk didalamnya karena kedua sifat tersebut merupakan
cara untuk mengangkat harkat manusia dari keburukan.
Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, kritik dan saran bagi penulis sangat diharapkan dalam rangka meperbaiki makalah ini.
Penulis juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam
mengenai tema yang penulis angkat dalam tulisan ini, dengan lebih banyak
menghubungkannya dengan teori-teori psikologis mutakhir.
16
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahannya. (2001). CV Asy-Syifa. Semarang
Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Al-Qaradhawi, Yusuf. (2008). Menata Niat Menuju Ikhlas. Yogyakarta: Mardiyah Press
Amin, Samsul Munir & Al-Fandi, Haryanto. (2007). Kenapa Harus Stres. Jakarta: Amzah
Hadi Yasin, Ahmad. (2008). Dahsyatnya Sabar . Jakarta : Qultum Media
Haryanto, Sentot. (2007). Psikologi Shalat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tasmara, Toto. (2001). Kecerdasan Ruhaniah (Transendental Intelligence). Jakarata: Gema
Insani Pres
17