Upload
bentarbh
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hhh
Citation preview
RUMUSAN PERTEMUAN KOORDINASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Bogor, 23-25 Juli 2011
Memperhatikan arahan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta
paparan dari Direktur Pengawasan Produksi dan Sumber Daya Alam BPKP-RI,
Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, dan Sekretaris Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta hasil diskusi yang disampaikan oleh
narasumber selama pertemuan berlangsung, dirumuskan beberapa hal sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 telah mengatur Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Di lingkup Kementerian Pertanian, Menteri
Pertanian telah menerbitkan Permentan No.23 Tahun 2009 tentang Pedum Sistem
Pengendalian Intern (SPI) di Lingkungan Kementerian Pertanian. Implementasi dari
peraturan tersebut sudah harus dilaksanakan secara intensif pada semua unit kerja.
Penerapan SPI dilakukan secara bertahap (Forming) melalui penetapan aspek
(kegiatan) yang akan dinilai yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap
pencapaian tujuan organisasi.
2. Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai,
untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP 60/2008,
Bab I Ps. 1 butir). Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, adalah Sistem
Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2)
3. SPIP merupakan suatu proses yang menitikberatkan pada perbaikan berkelanjutan
(continuing, improvement) yang implementasinya melalui tahapan-tahapan :
Knowing, Mapping, Norming, Forming dan Performing.
a. Knowing ; memahami dan menyamakan persepsi terhadap SPIP, contoh :
sosialisasi dan workshop
b. Mapping : Memahami kondisi yang ada dibandingkan dengan tujuan SPIP
(gap), contoh Diagnostics Assesment
c. Norming : Membangun pondasi dan infrastruktur SPIP, contoh : Membangun
Satgas SPIP, Fasilitasi Penyusunan Kebjakan/Aturan Internal
d. Forming : Membangun Unsur-Unsur SPIP, contoh : Piloting Penerapan
SPIP,
e. Performing : Memanfaatkan SPIP dalam Mencapai tujuan Organisasi, contoh :
Monitoring dan Evaluasi SPIP
4. Tugas Tim Satlak PI adalah mendorong dan membina pelaksanaan SPI pada unit
kerjanya melalui sosialisasi, bimbingan, pemantauan, evaluasi, penilaian terhadap
pelaksanaan SPI dan melaporkan kepada penanggung jawab SPI unit kerjanya.
Tim Satlak tidak melakukan SPI dan juga tidak bertugas menindaklanjuti Laporan
Hasil Pemeriksaan (LHP);
5. Satuan Pelaksanaan Pengendalian Intern (Satlak PI) dan unit kerja yang
melaksanakan fungsi peternakan di UPT dan provinsi seluruh Indonesia,
berkomitmen untuk meningkatkan upaya penerapan Sistem Pengendalian Intern
(SPI) di lingkup unit kerja masing-masing, dan menjadikan penerapan SPI sebagai
suatu kebutuhan bukan hanya kewajiban;
6. Agar penerapan SPI dapat dinilai oleh masing-masing unit kerja, perlu dilakukan
penilaian penerapannya, dengan menggunakan Petunjuk Pelaksanaan Penilaian
Penerapan SPI. Sehingga langkah awal untuk semester kedua tahun 2011,
penilaian akan difokuskan pada kegiatan Insentif dan Penyelamatan Betina
Produktif, Optimalisasi Akseptor IB dan InKA serta pengamanan dan penyelamatan
aset;
7. Penilaian SPI dilaksanakan oleh masing-masing tim Satlak di UPT dan Provinsi.
Selanjutnya Tim Satlak PI Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan melakukan
bimbingan, monitoring dan supervisi terhadap pelaksanaan penilaian SPI yang
dilakukan oleh Tim Satlak UPT dan Provinsi.
Bogor, 25 Juli 2011