7
Nama dan No Mahasiswa : Rully Dwi Rintayani No Mhasiswa : 20120310157 RSUD : Di RSJ GHRASIA Sleman, Yogyakarta Tanggal : 24 September 2014 1. PENGALAMAN Seorang perempuan berusia 43 tahun datang bersama adik kandungnya sebab dibawa kerumah sakit karena pasien sering bentak-bentak dan ngamuk sama tetangga tanpa alasan yang jelas, suka bicara sembarangan, suka mengambil sepeda tetangga dan pasien ini pernah dipasung selama 1 bulan. Sebelumnya pasien pernah mengalami hal serupa dan sempat di rawat di rumah sakit yang lain dan diberikan beberapa obat namun karena ketidakpatuhan minum obat dan putus obat selama setahun akibatnya pasien mengalami kekambuhan lagi. Setelah pemeriksaan dilakukan pasien didiagnosis mengalami schizophrenia tak terperinci (F.20.3). 2. MASALAH YANG DIKAJI Mengapa pasien ini mengalami kekambuhan setelah putus obat selama 1 tahun yang lalu? Apa saja faktor yang menyebabkan pasien mengalami kekambuhan ? 3. ANALISIS KRITIS Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu “Skizo”yang artinya retak atau pecah (split), dan “frenia”yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita gangguan jiwa skizofrenia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadian (splitting of personality). Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang penderitanya tidak mampu menilai realitas (Reality

Rully Dwi Rintayani (20120310157)

  • Upload
    rullydr

  • View
    234

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

245745

Citation preview

Nama dan No Mahasiswa : Rully Dwi Rintayani No Mhasiswa : 20120310157 RSUD : Di RSJ GHRASIA Sleman, Yogyakarta Tanggal : 24 September 2014

1. PENGALAMAN Seorang perempuan berusia 43 tahun datang bersama adik kandungnya sebab dibawa kerumah sakit karena pasien sering bentak-bentak dan ngamuk sama tetangga tanpa alasan yang jelas, suka bicara sembarangan, suka mengambil sepeda tetangga dan pasien ini pernah dipasung selama 1 bulan. Sebelumnya pasien pernah mengalami hal serupa dan sempat di rawat di rumah sakit yang lain dan diberikan beberapa obat namun karena ketidakpatuhan minum obat dan putus obat selama setahun akibatnya pasien mengalami kekambuhan lagi. Setelah pemeriksaan dilakukan pasien didiagnosis mengalami schizophrenia tak terperinci (F.20.3).

2. MASALAH YANG DIKAJIMengapa pasien ini mengalami kekambuhan setelah putus obat selama 1 tahun yang lalu? Apa saja faktor yang menyebabkan pasien mengalami kekambuhan ?

3. ANALISIS KRITISSkizofrenia berasal dari dua kata, yaitu Skizoyang artinya retak atau pecah (split), dan freniayang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita gangguan jiwa skizofrenia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadian (splitting of personality). Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang penderitanya tidak mampu menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA) dengan baik dan pemahaman diri (self insight) buruk (Hawari, 2003). Sedangkan menurut Ashwin (2009) skizofrenia merupakan penyakit gangguan fungsi otak, bersifat kronis, yang membutuhkan terapi jangka panjang dan bahkan seumur hidup (Cakrawala, 2009).Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang harus ditangani dengan tepat dan benar.Akibat kurangnya pengetahuan mengenai skizofrenia, dapat menyebabkan timbulnya pengertian yang salah dipihak keluarga maupun lingkungan sekitarnya sehingga menyebabkan pengobatannya berlangsung lebih lama. (Benhar,2007 dalam Puspitasari, 2009).Dalam penatalaksanaan skizofrenia, kontinuitas pengobatan merupakansalah satu faktor utama keberhasilan terapi. Menurut Ashwin (2009), pasien yangtidak patuh pada pengobatan akan memiliki resiko kekambuhan lebih tinggidibandingkan dengan pasien yang patuh pada pengobatan. Ketidakpatuhanberobat ini yang merupakan alasan pasien kembali dirawat di rumah sakit(Medicastore,2009).Selain itu, penderita gangguan jiwa sering mendapatkan stigma dan diskriminasi yang lebih besar dari masyarakat disekitarnya dibandingkan dengan penyakit medis lainnya. Mereka sering mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi, misalnya perlakuan kekerasan, diasingkan, diisolasi atau dipasung. Perlakuan ini disebabkan karena ketidaktahuan atau pengertian yang salah dari keluarga atau anggota masyarakat mengenai skizofrenia sehingga menyebabkan penderita yang sudah sembuh memiliki kecenderungan untuk mengalami kekambuhan lagi sehingga membutuhkan penanganan medis dan perlu perawatan di rumah sakit jiwa lagi. Oleh sebab itu, peranan keluarga sangat dibutuhkan dalam mengantisipasi kekambuhan klien dengan cara membawa klien kontrol berobat secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat (Sumampow, 1995)Ada beberapa hal yang bisa memicu kekambuhan skizofrenia,antara lain : penderita tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter secara teratur menghentikan sendiri obat tanpa persetujuan dari dokter kurangnya dukungan dan perhatian dari keluarga dan masyarakatDukungan sosial dari anggota keluarga merupakan faktor-faktor yang penting dalam kepatuhan terhadap program-program medis. Keluarga dapat mengurangi ansietas yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan dapat mengurangi godaan terhadap ketidakpatuhan. Selain itu menurut hasil penelitian di Inggris (Vough dalam Keliiat, 1992) dan Amerika Serikat (synder dalam Keliat, 1992) memperlihatkan bahwa keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi(bermusuhan,mengkritik) diperkirakan kambuh dalam waktu 9 bulan. Hasilnya 57% kembali dirawat dari keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi, dan 17% kembali dirawat dari keluarga dengan ekspresi emosi yang rendah. permasalahan ekonomi yang membuat pasien susah membeli obat serta adanya masalah kehidupan yang berat yang membuat stress sehingga penderita kambuh dan perlu dirawat di rumah sakit.Berbagai upaya pengobatan dan teori model konsep keperawatan jiwa telah dilaksanakan, akan tetapi masih banyak pasien yang mengalami perawatan ulang atau kekambuhan dan menetap di rumah sakit jiwa. Pasien dengan diagnosa skizofrenia diperkirakan akan kambuh 50% pada tahun pertama dan 70% pada tahun kedua setelah pulang dari rumah sakit, serta kekambuhan 100% pada tahun kelima setelah pulang dari RSJ (Widodo, 2003).

Kerangka konsep

Dari hasil anamnesis dan hasil rekam medis pada pasien ini menunjukan adanya suatu penyebab yang membuat pasien ini mengalami putus obat dan mengalami kekambuhan yaitu masalah ekonomi yang sangat rendah sehingga pasien ini tidak mampu untuk membeli obat dan kurangnya kepedulian dari keluarga. Sesuai dengan pernyataan dia atas masalah keluarga dan ekonomi dapat menjadi suatu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan Schizoprhenia.

4. DOKUMENTASI Nama : Jumiati Umur: 43 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Potrowangsan 3/20, Sidoarum Godean Sleman Sebab dibawa kerumah sakit : Bentak-bentak dan ngamuk sama tetangga tanpa alasan yang jelas, suka bicara sembarangan, dan suka mengambil sepeda tetangga. Riwayat :a. Riwayat sebelumnya : pasien pernah dirawat atau mondok di Puri nirmala 2 Magelang terakhir 4 tahun yang lalu.b. Pemeriksaan status internus : TD 110/80 mmHg Nadi 88x/menit Respirasi 20x/menit Suhu afebrisc. Faktor yang mendahului : Stressor psikososial : Faktor ekonomi Faktor organik : jatuh dari pohon 20 tahun yang lalud. Status neurologis :Pitting oedem di pedis (D), Volnus (+) sudah kering.e. Pemeriksaan psikiatrik : Keadaan umum : tak tampak sakit jiwa Kesadaran:komposmentis Orientasi: O = baikT= baik W= baikS= baik Sikap & perilaku: kooperatif Afek: datar Proses pikir: bentuk nonrealistik Progres kualitatif : koheren, irelevan Progres kuantitatif: bicara cukup Isi : waham (-) Daya ingat :baik Persepsi: halusinasi (-), ilusi (-) Insight: baikf. Diagnosis masuk: F.20.0g. Diagnosis akhir: Axis 1: f.20.3 Axis 2: cenderung skizoid Axis 3 : oedem R pedis Dextra Axis 4: faktor ekonomi Axis 5: sedangh. Terapi : - Haloperidol 1,5 ng 0-0-1- clozapin25mg 0-0-1/2

5. REFRENSI

Pratiwi, Inneke.(2011). Faktor faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan minum obat pada pasien Skizofrenia di poliklinik RSJ Prof. Dr hb saanin padang. Diakses pada tanggal 27 september 2014 dari :http://repository.unand.ac.id/17978/1/INNEKE.pdf

Widodo. (2003). Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang perawatan pasien gangguan jiwa di rumah dan tingkat penerimaan keluarga terhadap frekuensi kekambuhan di RSJ Surabaya. Diakses pada tanggal 27 september 2014 dari :http://eprints.ums.ac.id/1130/1/4f.pdf

Elmira, Elza Samantha.(2013) Ketidakpatuhan Minum Obatpada PasienSkizofreniaRawat Jalan di Rumah Sakit Atma Husada Samarinda. Diakses pada tanggal 26 september 2014 dari :http://www.academia.edu/5379959/PROPOSAL_PENELITIAN_ELZA

AR, Nirmala Annai.(2011) Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Berobat Klien Skizofrenia Di Poliklinik Gmo Rsj Prof. Dr. Hb. Saanin Padang . diakses pada tanggal 25 september 2014 dari:http://repository.unand.ac.id/17907/1/HUBUNGAN%20DUKUNGAN%20KELUARGA%20DENGAN%20KEPATUHAN%20BEROBAT%20KLIEN%20SKIZOFRENIA%20DI%20POLIKLINIK%20GMO.pdf

Anonymous. Pengalaman keluarga. Available from http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125769-TESIS0617%20Ice%20N09p-Pengalaman%20Keluarga-Pendahuluan.pdf

Anonymous. Persepsi keluarga dalam merawat klien. Available from http://anisakusumawardani.blogspot.com/2011/07/persepsi-keluarga-dalam-merawat-klien.html

Dokter Pembimbing FKIK UMY

______________dr. Mahendra Priya Adhi K