View
266
Download
1
Embed Size (px)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaTingkat/Semester : III/5Topik Pembahasan : Evaluasi Hasil Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaSubtopik :Proses Penyusunan, penyajian, dan Pemanfaatan Tes
Prestasi belajar.Pertemuan Ke- : Alokasi Waktu : 2 x 50 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar,
melihat, membaca, dan menanyakan berdasarkan rasa ingin tahutentang
dirinya makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam
karya yang etetis dalam gerakkan yang mencerminkan prilaku anak
bermain dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar :
1. Memahami proses penyusunan, penyajian dan pemanfaatan tes prestasi
belajar.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi :
1. Memahami fungsi dan tujuan dari penyusunan, penyajian dan pemanfaatan
tes prestasi belajar.
2. Menjelaskan langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar.
3. Membuat hasil dari penyusunan, penyajian dan pemanfaatan tes prestasi
belajar.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan fungsi dan tujuan dari penyusunan, penyajian dan
pemanfaatan tes prestasi belajar.
2. Mampu mengidentifikasi langkah-langkah pengembangan tes prestasi
belajar.
3. Mampu menggunakan tahapan dari penyusunan, penyajian dan
pemanfaatan tes prestasi belajar.
4. Mampu membuat hasil dari tahapan penyusunan, penyajian dan
pemanfaatan tes prestasi belajar.
E. Materi Ajar :
1. Fungsi dan tujuan dari penyusunan, penyajian dan pemanfaatan tes
prestasi belajar.
2. Tahapan penyusunan, penyajian dan pemanfaatan tes prestasi belajar.
3. Langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar.
4. Manfaat hasil dari penyusunan, penyajian dan pemanfaatan tes prestasi
belajar.
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientifict
2. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Masyarakat belajar(Learning
Community )
E. Kegiatan Pembelajaran
- Kegiatan Awal
1. Dosen mengkondisikan kelas
2. Dosen melaksanakan apsersepsi
3. Dosen menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
4. Dosen melaksanakan kegiatan motivasi
5. Dosen menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran.
- Kegiatan Inti
1. Mahasiswa menerima teks dari Dosen yang berhubungan dengan
materi pembelajaran.
2. Mahasiswa melakukan pembelajaran mengenai Fungsi dan tujuan dari
penyusunan, penyajian dan pemanfaatan tes prestasi belajar.
3. Mahasiswa mendiskusikan materi yang telah dibagikan oleh Dosen.
4. Mahasiswa menjelaskan tahapan dari penyusunan, penyajian dan
pemanfaatan tes prestasi belajar.
5. Mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab tentang materi
yang telah dibahas.
- Kegitan Akhir
1. Mahasiswa melaksanakan refleksi dengan bimbingan dosen
2. Mahasiswa menyampaikan simpulan materi pembelajaran
3. Mahasiswa melakukan evaluasi
4. Mahasiswa menerima tindak lanjut pembelajaran berikutnya berupa
pengarahan, tugas, dan lain-lain
F. Sumber dan Media Belajar
- Sumber
1. Hakim, Nursal. 2011. Evaluasi Hasil Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Pekanbaru:Cindekia Insani
2. Sumadi Suryabrata (1997). Pengembangan tes hasil belajar. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
3.
- Media
1. Laptop
2. Infokus
3. Teks makalah
G. Penilaian dan Hasil Proses Belajar
a. Proses
- Teknik : Pengamatan
- Bentuk : Lembar pengamata
b. Hasil pembelajaran
- Teknik : Tulisan/lisan
- Bentuk : Essay atau Uraian
- Instrumen/soal : Terlampir
Pekanbaru, 27 Desember 2013
Dosen Mata Kuliah
Drs. Nursal Hakim, M.pd.
NIP.19550706198503001
1. Tulislah langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar secara sistematis !
No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan lengkap
dari keseluruhan langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar.
10
2 Jika mahasiswa hanya menjawab sebagian atau setengah dari langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar.
8
3 Jika mahasiswa hanya menjawab seperempat dari langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar.
6
4 Jika mahasiswa hanya menjawab satu dari langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar.
4
5 Jika mahasiswa tidak menjawab sama sekali 0
2. Tulislah hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi validitas skor tes ?
No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat
tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama
sekali0
3. Jelaskan pengertian dari kisi-kisi tes !
No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat
tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama
sekali0
4. Jelaskanlah tujuan dari tes !
No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat
tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama
sekali0
5. Mengapa review dan revisi soal harus dilakukan dalam tahapan pengembangan
tes prestasi belajar. Jelaskan !
No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat
tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama
sekali0
6. Jelaskan tujuan dilakukannya ujicoba soal !
No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat
tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama
sekali0
7. Jelaskan manfaat dari pelaporan hasil tes !
No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat
tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 6
4 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama
sekali0
8. Jelaskan manfaat informasi tentang hasil pengukuran !
No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat
tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama
sekali0
9. Prinsip dari skoring yakni objektif. Jelaskanlah secara singkat maksud
pernyataan tersebut !
No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat
tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama
sekali0
10. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penyajian tes ?
No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat
tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama
sekali0
Kunci Jawaban
1. Penentuan tujuan tes, penyusunan kisi-kisi, penulisan soal, telaah dan
perbaikan soal, uji coba soal, perakitan soal, penyajian tes, skoring,
pelaporan hasil tes, pemanfaatan hasil tes.
2. Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas skor tes adalah urutan
nomor soal dan pengelompokan bentuk-bentuk soal.
3. Kisi-kisi tes adalah deskripsi tentang ruang lingkup dan isi dari apa yang
akan diujikan, serta memberikan perincian tentang soal yang diperlukan.
4. Tujuan dari sebuah tes adalah untuk menentukan bentuk dan jenis tentang
teknik pelaksanaannya. Misalnya tes keterampilan, tes diagnostik, dan lain-
lain.
5. Karena jika ada kesalahan dalam penulisan soal dapat dilakukan perbaikan
terhadap soal tes tersebut sehingga mencapai dari indikator yang akan
dicapai.
6. Tujuan ujicoba soal adalah untuk mendapatkan informasi empirik mengenai
sejumlah mana sebuah soal dapat mengukur apa yang hendak diukur.
7. Dengan adanya pelaporan hasil tes maka dapat dilakukan sebuah
pengambilan kebijaksanaan oleh guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa
serta siswa itu sendiri.
8. Adapun manfaat informasi tentang hasil pengukuran dapat dimanfaatkan
untuk perbaikan atau penyempurnaan sistem, proses pembelajaran atau
pengambilan kebijaksanaan.
9. Prinsip skoring dilakukan secara objektif, maksudnya apabila skoring
dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang sama tingkat kompetensinya,
akan menghasilkan skor atau angka yang sama. Atau jika penskoringnya
diulang hasilnya relatif sama.
10. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyajian tes yaitu waktu penyajian,
petunjuk cara menjawab yang jelas, ruang dan tempat duduk test.
MATERI POKOK
C. Proses Penyusunan, Penyajian, dan Pemanfaatan Tes Prestasi Belajar.
Agar tes prestasi belajar tersusun dengan baik sesuai dengan fungsi dan
tujuannya maka dalam pengembangannya perlu mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
Langkah-langkah Pengembangan Tes Prestasi Belajar.
1. Penentuan Tujuan Tes
Tujuan tes akan menentukan bentuk dan jenis serta teknik pelaksanaanya.
Misalnya tes keterampilan, tes diagnostic, dan lain-lain.
2. Penyusunan Kisi-kisi
kisi-kisi tes adalah deskripsi tentang ruang lingkup dan isi dari apa yang
akan diujikan, serta memberikan perincian tentang soal yang diperlukan.
3. Penulisan Soal
Penulisan butir soal adalah penjabaran indikator jenis dan tingkat yang
hendak diukur menjadi pertanyan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai
dengan perinciannya dalam kisi-kisi.
4. Telaah dan Perbaikan (Review dan Revisi) Soal.
Review dan revisi soal idelanya dilakukan oleh orang lain (bukan
dipenulis soal) dan terdiri dari suatu tim penelaah sesuai dengan ahlinya.
5. Ujicoba Soal
Tujaun ujicoba soal adalah untuk mendapatkan informasi empiric
mengenai sejumlah makna sebauh soal dapat mengukur apa yang hendak
di ukur. Informasi ini meliputi “keterbacaan soal, tingkat kesukaran, pola
jawaban, dan daya beda sol”.
6. Praktikan Soal
Agar skor tes yang diperoleh dapat dipercaya, diperlukan banyak butir
soal. hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas skor tes adalah urutan
nomor soal, pengelompokkan bentuk-bentuk soal.
7. Penyajian Tes
Halhal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah waktu penyajian,
petunjuk cara menjawab yang jelas, ruang dan tempat duduk test.
8. Skoring
Pada prinsipnya skoring harus diusahakan agar dapat dilakukan secara
objektif. Artinya, apabila skoring dilakukan oleh dua orang atau lebih,
yang sama tingkat kompetensinya, akan menghasilkan skor atau angka
yang sana. Atau jika penskoringnya diulang hasilnya relative sama.
9. Pelaporan Hasil tes
Pelaporan hasil tes sangat penting dalam rangka pengambilan
kebijaksanaan oleh guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa serta siswa
itu sendiri.
10. Pemanfaatan Hasil Tes
nformasi tentang hasil pengukuran dapat dimanfaatkan untuk pebaikan
atau penyempurnaan sistem, proses pembelajaran atau pengambilan
kebijaksanaan.
Pengembangan tes hasil belajar dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: (1) pengembangan spesifikasi tes, (2) penulisan soal, (3)
penelaahan soal, (4) pengujian butir-butir soal secara empiris, (5) administrasi tes
bentuk akhir untuk tujuan pembakuan (Spector, 1992:8 dan Sumadi, S. 1997:2).
Depdiknas (1999:23) dan Brennan (2006:17) mendeskripsikan langkah-langkah
umum pengembangan tes sebagai berikut: (1) penentuan tujuan tes, (2)
penyusunan kisi-kisi tes, (3) penulisan soal, (4) penelaahan soal, (5) uji coba soal
termasuk analisisnya, (6) perakitan soal menjadi perangkat tes, (7) penyajian tes,
(8) skoring, (9) pelaporan hasil tes , dan (10) pemanfaatan hasil tes.
1. Langkah Pengembangan Tes
Ada sembilan langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan tes
hasil belajar yaitu : (a) menyusun spesifikasi tes, (b) menulis soal tes, (c)
menelaah soal tes, (d) melakukan uji coba tes, (e) menganalisis butir soal, (f)
memperbaiki tes, (g) merakit tes, (h) melaksanakan tes, (i) menafsirkan hasil tes.
Khusus mengenai uji coba tes, dalam penyusunan tes untuk mengukur prestasi
hasil pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru dikelas seperti ulangan harian,
ulangan umum, dan ulangan kenaikan kelas tidak harus dilakukan secara
tersendiri. Pembakuan tes dilakukan setelah diujikan dengan menggunakan
metode konsistensi internal.
Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan spesifikasi
tes, yaitu berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus
dimiliki suatu tes. Spesifikasi yang jelas akan mempermudah dalam menulis soal,
dan siapa saja yang menulis soal akan menghasilkan tingkat kesulitan yang relatif
sama. Penyusunan spesifikasi tes mencakup kegiatan berikut ini : (a) menentukan
tujuan tes, (b) menyusun kisi-kisi tea, (c) memilih bentuk tes, dan (d) menentukan
panjang tes.
a. Kisi-kisi Tes
Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan
dibuat. Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga siapapun
yang menulis soal akan menghasilkan soal dan tingkat kesulitannya relatif
sama. Matriks kisi-kisi soal terdiri dari dua jalur, yaitu kolom dan baris. Kolom
menyatakan tujuan pelajaran, materi pokok dan subpokoknya, uraian materi,
dan indikator, sedangkan baris menyatakan tujuan yang akan diukur atau
diujikan (lihat lampiran 1).
Ada tiga langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes dalam sistem
pengujian berbasis kemampuan dasar, yaitu:
1. Menulis tujuan umum pelajaran,
2. Membuat daftar materi pembelajaran/materi pokok dan submateri
pembelajaran yang akan diujikan,
3. Menentukan indikator,
4. Menentukan jumlah soal materi pembelajaran/materi pokok dan submateri
pembelajaran.
Paling tidak, ada empat hal yang harus diperhatikan dalam memilih materi
pembelajaran dan submateri pembelajaran yang akan diujikan, yaitu:
1. Merupakan konsep dasar,
2. Merupakan materi pembelajaran/materi pokok dan submateri pembelajaran
yang berkelanjutan,
3. Memiliki nilai terapan,
4. Merupakan materi yang dibuat untuk mempelajari bidang lain.
Sumber utama tujuan pelajaran, materi pembelajaran/materi pokok adalah
silabus pelajaran. Pemilihan materi pembelajaran dan submateri pembelajaran
yang akan diujikan berdasarkan pada tingkat kepentingan, yaitu: konsep dasar,
materi pembelajaran yang berkelanjutan, berkaitan dengan mata pelajaran lain,
dan mengandung nilai aplikasi tinggi. Tujuan yang ingin dicapai disertai
informasi tentang materi pembelajaran kemudian diuraikan dalam bentuk
indikator.
Penentuan indikator yang dapat diukur digunakan kemampuan dasar
sebagai acuan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi pemnyimpangan-
penyimpangan dalam memilih bahan yang diujikan agar memenuhi persyaratan
kesahihan isi. Pemilihan materi tes pada umumnya dilakukan dengan
melakukan pemilihan sampel, materi yang banyak dan komplek dipilih lebih
banyak dibanding dengan materi yang mudah dan sederhana. Selanjutnya,
jumlah soal yang digunakan tergantung pada waktu yang tersedia untuk tes dan
materi yang akan diujikan.
Hal yang penting dalam menentukan materi tes adalah keshaihan isi, yaitu
seberapa jauh materi yang diujikan mewakili kemampuan dasar. Ada
kemampuan dasar yang diukur melalui tugas rumah, ada yang melalui ulangan
harian. Pada ulangan semester, materi yang diujikan harus mencakup
kemampuan dasar yang belum diujikan dan yang telah diujikan namun
dianggap penting.
b. Pemilihan Bentuk Tes
Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta
tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes, cakupan materi
tes, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Bentuk tes objektif pilihan
ganda dan bentuk tes benar salah sangat tepat digunakan bila jumlah peserta tes
banyak, waktu koreksi singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak.
Kelebihan tes objektif bentuk pilihan adalah lembar jawaban dapat diperiksa
dengan komputer, sehingga objektivitas penskoran dapat dijamin. Namun
membuat tes objektif yang baik tidak mudah.
Bentuk tes uraian objektif sering digunakan pada mata pelajaran yang
batasnya jelas, misalnya mata pelajaran Fisika, Matematika, Kimia, Biologi,
dan sebagainya. Soal pada tes ini jawabannya hanya satu, mulai dari memilih
rumus yang tepat, memasukkan angka dalam rumus, menghitung hasil, dan
menafsirkan hasilnya. Pada tes bentuk uraian objektif ini, sistem penskoran
dapat dibuat dengan jelas dan rinci.
c. Panjang Tes
Panjang tes ditentukan oleh waktu yang tersedia untuk melakukan ujian
dengan memperlihatkan bahan yang diujikan dan tingkat kelelahan peserta tes.
Pada umumnya tes dilakukan selama 90 menit sampai 120 menit. Untuk tes
bentuk pilihan ganda dengan tingkat kesulitan rata-rata sedang tiap butir soal
tergantung pada kompleksitas soal. Walau demikian disarankan menggunakan
lebih banyak soal dibanding hanya beberapa soal agar kesahihan isi tes lebih
baik.
Ada tiga hal utama yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
jumlah soal yang diujikan, yaitu: bobot masing-masing bagian yang telah
ditentukan dalam kisi-kisi, keandalan yang diinginkan, dan waktu yang
tersedia. Bobot skor tiap soal bisa ditentukan sebelum tes digunakan, yaitu
berdasar tingkat kompleksitas atau kesulitannya, yang komplek atau sulit diberi
bobot yang lebih tinggi dibanding dengan yang lebih mudah.
Pemberian bobot dapat pula dilakukan setelah tes digunakan, yaitu dengan
menghitung simpangan baku tiap butir soal. Penentuan bobot didasarkan pada
besarnya simpangan bakunya, seperti butir yang simpangan baku skornya besar
diberi bobot besar. Demikian pula butir yang memiliki simpangan baku kecil
diberi bobot kecil.
Jumlah soal yang diperlukan tiap jenis tes untuk suatu satuan waktu tertentu harus
diperhitungkan dengan tepat. Hal ini untuk menjaga agar waktu yang disediakan
kurang atau berlebih. Bagi guru yang berpengalaman dapat menentukan jumlah
dengan tepat