21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tingkat/Semester : III/5 Topik Pembahasan : Evaluasi Hasil Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Subtopik :Proses Penyusunan, penyajian, dan Pemanfaatan Tes Prestasi belajar. Pertemuan Ke- : Alokasi Waktu : 2 x 50 menit A. Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar, melihat, membaca, dan menanyakan berdasarkan rasa ingin tahutentang dirinya makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang etetis dalam

Rpp

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Rpp

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaTingkat/Semester : III/5Topik Pembahasan : Evaluasi Hasil Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaSubtopik :Proses Penyusunan, penyajian, dan Pemanfaatan Tes

Prestasi belajar.Pertemuan Ke- : Alokasi Waktu : 2 x 50 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar,

melihat, membaca, dan menanyakan berdasarkan rasa ingin tahutentang

dirinya makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam

karya yang etetis dalam gerakkan yang mencerminkan prilaku anak

bermain dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar :

1. Memahami proses penyusunan, penyajian dan pemanfaatan tes prestasi

belajar.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi :

1. Memahami fungsi dan tujuan dari penyusunan, penyajian dan pemanfaatan

tes prestasi belajar.

2. Menjelaskan langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar.

3. Membuat hasil dari penyusunan, penyajian dan pemanfaatan tes prestasi

belajar.

Page 2: Rpp

D. Tujuan Pembelajaran

1. Mampu menjelaskan fungsi dan tujuan dari penyusunan, penyajian dan

pemanfaatan tes prestasi belajar.

2. Mampu mengidentifikasi langkah-langkah pengembangan tes prestasi

belajar.

3. Mampu menggunakan tahapan dari penyusunan, penyajian dan

pemanfaatan tes prestasi belajar.

4. Mampu membuat hasil dari tahapan penyusunan, penyajian dan

pemanfaatan tes prestasi belajar.

E. Materi Ajar :

1. Fungsi dan tujuan dari penyusunan, penyajian dan pemanfaatan tes

prestasi belajar.

2. Tahapan penyusunan, penyajian dan pemanfaatan tes prestasi belajar.

3. Langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar.

4. Manfaat hasil dari penyusunan, penyajian dan pemanfaatan tes prestasi

belajar.

D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientifict

2. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Masyarakat belajar(Learning

Community )

E. Kegiatan Pembelajaran

- Kegiatan Awal

1. Dosen mengkondisikan kelas

2. Dosen melaksanakan apsersepsi

3. Dosen menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran

4. Dosen melaksanakan kegiatan motivasi

5. Dosen menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Page 3: Rpp

- Kegiatan Inti

1. Mahasiswa menerima teks dari Dosen yang berhubungan dengan

materi pembelajaran.

2. Mahasiswa melakukan pembelajaran mengenai Fungsi dan tujuan dari

penyusunan, penyajian dan pemanfaatan tes prestasi belajar.

3. Mahasiswa mendiskusikan materi yang telah dibagikan oleh Dosen.

4. Mahasiswa menjelaskan tahapan dari penyusunan, penyajian dan

pemanfaatan tes prestasi belajar.

5. Mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab tentang materi

yang telah dibahas.

- Kegitan Akhir

1. Mahasiswa melaksanakan refleksi dengan bimbingan dosen

2. Mahasiswa menyampaikan simpulan materi pembelajaran

3. Mahasiswa melakukan evaluasi

4. Mahasiswa menerima tindak lanjut pembelajaran berikutnya berupa

pengarahan, tugas, dan lain-lain

F. Sumber dan Media Belajar

- Sumber

1. Hakim, Nursal. 2011. Evaluasi Hasil Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Pekanbaru:Cindekia Insani

2. Sumadi Suryabrata (1997). Pengembangan tes hasil belajar. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

3.

- Media

1. Laptop

2. Infokus

3. Teks makalah

G. Penilaian dan Hasil Proses Belajar

Page 4: Rpp

a. Proses

- Teknik : Pengamatan

- Bentuk : Lembar pengamata

b. Hasil pembelajaran

- Teknik : Tulisan/lisan

- Bentuk : Essay atau Uraian

- Instrumen/soal : Terlampir

Pekanbaru, 27 Desember 2013

Dosen Mata Kuliah

Drs. Nursal Hakim, M.pd.

NIP.19550706198503001

Page 5: Rpp

1. Tulislah langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar secara sistematis !

No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan lengkap

dari keseluruhan langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar.

10

2 Jika mahasiswa hanya menjawab sebagian atau setengah dari langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar.

8

3 Jika mahasiswa hanya menjawab seperempat dari langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar.

6

4 Jika mahasiswa hanya menjawab satu dari langkah-langkah pengembangan tes prestasi belajar.

4

5 Jika mahasiswa tidak menjawab sama sekali 0

2. Tulislah hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi validitas skor tes ?

No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat

tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama

sekali0

3. Jelaskan pengertian dari kisi-kisi tes !

No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat

tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama

sekali0

Page 6: Rpp

4. Jelaskanlah tujuan dari tes !

No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat

tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama

sekali0

5. Mengapa review dan revisi soal harus dilakukan dalam tahapan pengembangan

tes prestasi belajar. Jelaskan !

No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat

tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama

sekali0

6. Jelaskan tujuan dilakukannya ujicoba soal !

No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat

tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama

sekali0

7. Jelaskan manfaat dari pelaporan hasil tes !

No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat

tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 6

Page 7: Rpp

4 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama

sekali0

8. Jelaskan manfaat informasi tentang hasil pengukuran !

No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat

tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama

sekali0

9. Prinsip dari skoring yakni objektif. Jelaskanlah secara singkat maksud

pernyataan tersebut !

No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat

tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama

sekali0

10. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penyajian tes ?

No Descriptor Penilaian Skor1 Jika mahasiswa menjawab dengan sangat

tepat 102 Jika mahasiswa menjawab dengan tepat 83 Jika mahasiswa menjawab kurang tepat 64 Jika mahasiswa menjawab tidak tepat 45 Jika mahasiswa tidak menjawab sama

sekali0

Page 8: Rpp

Kunci Jawaban

1. Penentuan tujuan tes, penyusunan kisi-kisi, penulisan soal, telaah dan

perbaikan soal, uji coba soal, perakitan soal, penyajian tes, skoring,

pelaporan hasil tes, pemanfaatan hasil tes.

2. Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas skor tes adalah urutan

nomor soal dan pengelompokan bentuk-bentuk soal.

3. Kisi-kisi tes adalah deskripsi tentang ruang lingkup dan isi dari apa yang

akan diujikan, serta memberikan perincian tentang soal yang diperlukan.

4. Tujuan dari sebuah tes adalah untuk menentukan bentuk dan jenis tentang

teknik pelaksanaannya. Misalnya tes keterampilan, tes diagnostik, dan lain-

lain.

5. Karena jika ada kesalahan dalam penulisan soal dapat dilakukan perbaikan

terhadap soal tes tersebut sehingga mencapai dari indikator yang akan

dicapai.

6. Tujuan ujicoba soal adalah untuk mendapatkan informasi empirik mengenai

sejumlah mana sebuah soal dapat mengukur apa yang hendak diukur.

7. Dengan adanya pelaporan hasil tes maka dapat dilakukan sebuah

pengambilan kebijaksanaan oleh guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa

serta siswa itu sendiri.

8. Adapun manfaat informasi tentang hasil pengukuran dapat dimanfaatkan

untuk perbaikan atau penyempurnaan sistem, proses pembelajaran atau

pengambilan kebijaksanaan.

9. Prinsip skoring dilakukan secara objektif, maksudnya apabila skoring

dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang sama tingkat kompetensinya,

akan menghasilkan skor atau angka yang sama. Atau jika penskoringnya

diulang hasilnya relatif sama.

10. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyajian tes yaitu waktu penyajian,

petunjuk cara menjawab yang jelas, ruang dan tempat duduk test.

Page 9: Rpp

MATERI POKOK

C. Proses Penyusunan, Penyajian, dan Pemanfaatan Tes Prestasi Belajar.

Agar tes prestasi belajar tersusun dengan baik sesuai dengan fungsi dan

tujuannya maka dalam pengembangannya perlu mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut :

Langkah-langkah Pengembangan Tes Prestasi Belajar.

1. Penentuan Tujuan Tes

Tujuan tes akan menentukan bentuk dan jenis serta teknik pelaksanaanya.

Misalnya tes keterampilan, tes diagnostic, dan lain-lain.

2. Penyusunan Kisi-kisi

kisi-kisi tes adalah deskripsi tentang ruang lingkup dan isi dari apa yang

akan diujikan, serta memberikan perincian tentang soal yang diperlukan.

3. Penulisan Soal

Penulisan butir soal adalah penjabaran indikator jenis dan tingkat yang

hendak diukur menjadi pertanyan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai

dengan perinciannya dalam kisi-kisi.

4. Telaah dan Perbaikan (Review dan Revisi) Soal.

Review dan revisi soal idelanya dilakukan oleh orang lain (bukan

dipenulis soal) dan terdiri dari suatu tim penelaah sesuai dengan ahlinya.

5. Ujicoba Soal

Tujaun ujicoba soal adalah untuk mendapatkan informasi empiric

mengenai sejumlah makna sebauh soal dapat mengukur apa yang hendak

di ukur. Informasi ini meliputi “keterbacaan soal, tingkat kesukaran, pola

jawaban, dan daya beda sol”.

6. Praktikan Soal

Agar skor tes yang diperoleh dapat dipercaya, diperlukan banyak butir

soal. hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas skor tes adalah urutan

nomor soal, pengelompokkan bentuk-bentuk soal.

7. Penyajian Tes

Page 10: Rpp

Halhal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah waktu penyajian,

petunjuk cara menjawab yang jelas, ruang dan tempat duduk test.

8. Skoring

Pada prinsipnya skoring harus diusahakan agar dapat dilakukan secara

objektif. Artinya, apabila skoring dilakukan oleh dua orang atau lebih,

yang sama tingkat kompetensinya, akan menghasilkan skor atau angka

yang sana. Atau jika penskoringnya diulang hasilnya relative sama.

9. Pelaporan Hasil tes

Pelaporan hasil tes sangat penting dalam rangka pengambilan

kebijaksanaan oleh guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa serta siswa

itu sendiri.

10. Pemanfaatan Hasil Tes

nformasi tentang hasil pengukuran dapat dimanfaatkan untuk pebaikan

atau penyempurnaan sistem, proses pembelajaran atau pengambilan

kebijaksanaan.

Pengembangan tes hasil belajar dapat dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut: (1) pengembangan spesifikasi tes, (2) penulisan soal, (3)

penelaahan soal, (4) pengujian butir-butir soal secara empiris, (5) administrasi tes

bentuk akhir untuk tujuan pembakuan (Spector, 1992:8 dan Sumadi, S. 1997:2).

Depdiknas (1999:23) dan Brennan (2006:17) mendeskripsikan langkah-langkah

umum pengembangan tes sebagai berikut: (1) penentuan tujuan tes, (2)

penyusunan kisi-kisi tes, (3) penulisan soal, (4) penelaahan soal, (5) uji coba soal

termasuk analisisnya, (6) perakitan soal menjadi perangkat tes, (7) penyajian tes,

(8) skoring, (9) pelaporan hasil tes , dan (10) pemanfaatan hasil tes.

Page 11: Rpp

1. Langkah Pengembangan Tes

Ada sembilan langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan tes

hasil belajar yaitu : (a) menyusun spesifikasi tes, (b) menulis soal tes, (c)

menelaah soal tes, (d) melakukan uji coba tes, (e) menganalisis butir soal, (f)

memperbaiki tes, (g) merakit tes, (h) melaksanakan tes, (i) menafsirkan hasil tes.

Khusus mengenai uji coba tes, dalam penyusunan tes untuk mengukur prestasi

hasil pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru dikelas seperti ulangan harian,

ulangan umum, dan ulangan kenaikan kelas tidak harus dilakukan secara

tersendiri. Pembakuan tes dilakukan setelah diujikan dengan menggunakan

metode konsistensi internal.

Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan spesifikasi

tes, yaitu berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus

dimiliki suatu tes. Spesifikasi yang jelas akan mempermudah dalam menulis soal,

dan siapa saja yang menulis soal akan menghasilkan tingkat kesulitan yang relatif

sama. Penyusunan spesifikasi tes mencakup kegiatan berikut ini : (a) menentukan

tujuan tes, (b) menyusun kisi-kisi tea, (c) memilih bentuk tes, dan (d) menentukan

panjang tes.

a. Kisi-kisi Tes

Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan

dibuat. Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga siapapun

yang menulis soal akan menghasilkan soal dan tingkat kesulitannya relatif

sama. Matriks kisi-kisi soal terdiri dari dua jalur, yaitu kolom dan baris. Kolom

menyatakan tujuan pelajaran, materi pokok dan subpokoknya, uraian materi,

dan indikator, sedangkan baris menyatakan tujuan yang akan diukur atau

diujikan (lihat lampiran 1).

Ada tiga langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes dalam sistem

pengujian berbasis kemampuan dasar, yaitu:

1. Menulis tujuan umum pelajaran,

2. Membuat daftar materi pembelajaran/materi pokok dan submateri

pembelajaran yang akan diujikan,

3. Menentukan indikator,

Page 12: Rpp

4. Menentukan jumlah soal materi pembelajaran/materi pokok dan submateri

pembelajaran.

Paling tidak, ada empat hal yang harus diperhatikan dalam memilih materi

pembelajaran dan submateri pembelajaran yang akan diujikan, yaitu:

1. Merupakan konsep dasar,

2. Merupakan materi pembelajaran/materi pokok dan submateri pembelajaran

yang berkelanjutan,

3. Memiliki nilai terapan,

4. Merupakan materi yang dibuat untuk mempelajari bidang lain.

Sumber utama tujuan pelajaran, materi pembelajaran/materi pokok adalah

silabus pelajaran. Pemilihan materi pembelajaran dan submateri pembelajaran

yang akan diujikan berdasarkan pada tingkat kepentingan, yaitu: konsep dasar,

materi pembelajaran yang berkelanjutan, berkaitan dengan mata pelajaran lain,

dan mengandung nilai aplikasi tinggi. Tujuan yang ingin dicapai disertai

informasi tentang materi pembelajaran kemudian diuraikan dalam bentuk

indikator.

Penentuan indikator yang dapat diukur digunakan kemampuan dasar

sebagai acuan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi pemnyimpangan-

penyimpangan dalam memilih bahan yang diujikan agar memenuhi persyaratan

kesahihan isi. Pemilihan materi tes pada umumnya dilakukan dengan

melakukan pemilihan sampel, materi yang banyak dan komplek dipilih lebih

banyak dibanding dengan materi yang mudah dan sederhana. Selanjutnya,

jumlah soal yang digunakan tergantung pada waktu yang tersedia untuk tes dan

materi yang akan diujikan.

Hal yang penting dalam menentukan materi tes adalah keshaihan isi, yaitu

seberapa jauh materi yang diujikan mewakili kemampuan dasar. Ada

kemampuan dasar yang diukur melalui tugas rumah, ada yang melalui ulangan

harian. Pada ulangan semester, materi yang diujikan harus mencakup

kemampuan dasar yang belum diujikan dan yang telah diujikan namun

dianggap penting.

Page 13: Rpp

b. Pemilihan Bentuk Tes

Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta

tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes, cakupan materi

tes, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Bentuk tes objektif pilihan

ganda dan bentuk tes benar salah sangat tepat digunakan bila jumlah peserta tes

banyak, waktu koreksi singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak.

Kelebihan tes objektif bentuk pilihan adalah lembar jawaban dapat diperiksa

dengan komputer, sehingga objektivitas penskoran dapat dijamin. Namun

membuat tes objektif yang baik tidak mudah.

Bentuk tes uraian objektif sering digunakan pada mata pelajaran yang

batasnya jelas, misalnya mata pelajaran Fisika, Matematika, Kimia, Biologi,

dan sebagainya. Soal pada tes ini jawabannya hanya satu, mulai dari memilih

rumus yang tepat, memasukkan angka dalam rumus, menghitung hasil, dan

menafsirkan hasilnya. Pada tes bentuk uraian objektif ini, sistem penskoran

dapat dibuat dengan jelas dan rinci.

c. Panjang Tes

Panjang tes ditentukan oleh waktu yang tersedia untuk melakukan ujian

dengan memperlihatkan bahan yang diujikan dan tingkat kelelahan peserta tes.

Pada umumnya tes dilakukan selama 90 menit sampai 120 menit. Untuk tes

bentuk pilihan ganda dengan tingkat kesulitan rata-rata sedang tiap butir soal

tergantung pada kompleksitas soal. Walau demikian disarankan menggunakan

lebih banyak soal dibanding hanya beberapa soal agar kesahihan isi tes lebih

baik.

Ada tiga hal utama yang harus dipertimbangkan dalam menentukan

jumlah soal yang diujikan, yaitu: bobot masing-masing bagian yang telah

ditentukan dalam kisi-kisi, keandalan yang diinginkan, dan waktu yang

tersedia. Bobot skor tiap soal bisa ditentukan sebelum tes digunakan, yaitu

berdasar tingkat kompleksitas atau kesulitannya, yang komplek atau sulit diberi

bobot yang lebih tinggi dibanding dengan yang lebih mudah.

Page 14: Rpp

Pemberian bobot dapat pula dilakukan setelah tes digunakan, yaitu dengan

menghitung simpangan baku tiap butir soal. Penentuan bobot didasarkan pada

besarnya simpangan bakunya, seperti butir yang simpangan baku skornya besar

diberi bobot besar. Demikian pula butir yang memiliki simpangan baku kecil

diberi bobot kecil.

Jumlah soal yang diperlukan tiap jenis tes untuk suatu satuan waktu tertentu harus

diperhitungkan dengan tepat. Hal ini untuk menjaga agar waktu yang disediakan

kurang atau berlebih. Bagi guru yang berpengalaman dapat menentukan jumlah

dengan tepat