Upload
vuongtuyen
View
225
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
HUBUNGAN REWARD DENGAN RETENSI KARYAWAN PADA
DIVISI MULTIMEDIA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK,
JAKARTA.
SKRIPSI
JAZA ROBBANI
0806397622
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM SARJANA PARALEL
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA
DEPOK
JUNI, 2012
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
HUBUNGAN REWARD DENGAN RETENSI KARYAWAN PADA
DIVISI MULTIMEDIA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK,
JAKARTA.
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
JAZA ROBBANI
0806397622
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM SARJANA PARALEL
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA
DEPOK
JUNI, 2012
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
iii
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Jaza Robbani
NPM : 0806397622
Tanda Tangan :
Tanggal : 26 Juni 2012
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
iv
Universitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh:
Nama : Jaza Robbani
NPM : 0806397622
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga
Judul Skripsi : Hubungan Reward dengan Retensi Karyawan pada Divisi
Multimedia PT Telkomunikasi Tbk, Jakarta.
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Administrasi Niaga pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang : Dra. Tutie Hermiati, M.A (.........................)
Sekretaris Sidang : Nurul Safitri, S.Sos, M.A (.........................)
Pembimbing : Drs. Pantius Drahen Soeling, M.Si (.........................)
Penguji Ahli : Drs. Heri Faturahman, MSi (.........................)
Ditetapkan di : Depok
Tanggal :26 Juni 2012
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
v
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Reward dengan Retensi Karyawan Pada Divisi Multimedia PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk, Jakarta” sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan perhatian, waktu, tenaga, dan
buah pikirannya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap segala kritik dan masukan. Pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi ini, diantaranya:
1. Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
2. Dr. Roy Valiant Salomo, M.Soc. Sc., selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
3. Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si, selaku Ketua Program Sarjana
Reguler dan Kelas Paralel Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
4. Umanto Eko P., S.Sos, M.Si, selaku Sekretaris Program Sarjana Reguler
dan Kelas Paralel Departemen Ilmu Administrasi.
5. Ixora Lundia, S.Sos, M.S, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Niaga.
6. Drs. Pantius Drahen Soeling, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan arahan kepada
penulis selama proses pembuatan skripsi ini.
7. Dr. Effy Zalfiana Rusfian M.si, selaku Penasehat Akademik yang telah
memberikan masukan dan arahan untuk penulis selama menjalani masa
kuliah.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
vi
Universitas Indonesia
8. Tim Dosen Departemen Ilmu Administrasi, khususnya dosen Ilmu
Administrasi Niaga konsentrasi SDM, Dra. Eva Andayani, Drs. Heri
Faturahman, MSi, Drs. Kusnar Budi Handaka M.Buss, Nurul Safitri S.sos,
Dra. Tutie Hermiati, MA.
9. Kedua orang tua, Ahmad Feri Firman dan Lilis Miradillah, serta saudara-
saudara, Fuda Ata, Eneng, Usbah, Dali, Iyo, Riri, As’ad, dan juga seluruh
keluarga besar di Tegal maupun di Cisalak, atas doa dan dukungannya
yang luar biasa sehingga dapat membangkitkan semangat penulis untuk
mengerjakan skripsi ini.
10. Imma Nurma Sari yang selalu menjadi motivator dan pemberi semangat
beserta dukungan tante Nuning, om Putu dan Dani dalam pengerjaan
skripsi ini.
11. Teman-teman satu bimbingan, teman-teman Bale Squad, dan semua
teman-teman Ilmu Administrasi Niaga 2008, khususnya konsentrasi SDM
yang banyak membantu dan memberikan dukungan serta semangat kepada
penulis baik dalam penyelesain skripsi ini maupun selama perkuliahan.
12. Bapak Joddy Hernady, selaku Executive General Manager Divisi
Multimedia Telekomunikas Indonesia Tbk.
13. Ibu Endang Fitri selaku Senior Service Creation, Ibu Amini Kusumawati,
mba Daru Puspitaningrum, dan mba Febby serta seluruh karyawan pihak
Divisi Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang telah
membantu dan memberikan masukan selama proses penelitian skripsi ini.
14. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara
langsung maupun tidak langsung membantu penyelesaian penulisan skripsi
ini.
Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, penulis berharap agar
skripsi ini mampu memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembacanya.
Untuk semua kesalahan yang penulis lakukan, penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Depok, 26 Juni 2012
Penulis
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
vii
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Jaza Robbani
NPM : 0806397622
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga
Departemen : Ilmu Administrasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right ) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN REWARD DENGAN RETENSI KARYAWAN PADA DIVISI
MULTIMEDIA PT TELEKOMUNIKASI TBK, JAKARTA.
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-
kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tannggal : 26 Juni 2012
Yang menyatakan,
(Jaza Robbani)
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
viii
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Jaza Robbani
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga
Judul : Hubungan Reward dengan Retensi Karyawan pada
Divisi Multimedia PT. Telekomunikasi Inonesia Tbk, Jakarta.
Pada tahun 2009 TELKOM melakukan transformasi perusahaan.
Perubahan juga terjadi didalam pengelolaan SDM untuk meningkatkan retensi
karyawan. Dalam penelitian ini, reward dipilih sebagai variabel yang memiliki
hubungan dengan retensi karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan reward dan retensi karyawan pada Divisi Multimedia PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk, Jakarta. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang menggunakan teknik total
sampling terhadap seluruh karyawan Divisi Multimedia PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk yang berjumlah 60 responden. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa reward memiliki hubungan yang signifikan dan sangat kuat dengan retensi
karyawan.
Kata kunci: reward, retensi karyawan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
ix
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Jaza Robbani
Study Program : Business Administration
Title : The Correlation of Reward towards Employees Retention at
Multimedia Division of PT Telekomunikasi Indonesia Tbk,
Jakarta
In 2009, TELKOM do the company transformation. Changes also occur
in human resource management to improve employee retention. In this study,
reward was chosen as a variable that has a correlation with employee retention.
This study aims to determine the correlation of reward and retention of employees
in the Multimedia Division of PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Jakarta. This
study used the quantitative approach with a survey method that uses total
sampling technique to all employees of the Division of PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk Multimedia, amounting to 60 respondents. The results showed that
rewards have a significant and very strong correlation with employee retention.
Key words: reward, employee retention
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
x
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. II
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................... III
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... IV
KATA PENGANTAR ................................................................................ V
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................. VII
ABSTRAK ............................................................................................. VIII
DAFTAR ISI ............................................................................................. X
DAFTAR TABEL .................................................................................... XII
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. XVI
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Pokok Permasalahan ..................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
1.4 Signifikansi Penelitian .................................................................. 7
1.5 Sistematika Penelitian ................................................................... 7
1.6 Batasan penelitian ......................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR ............................................................ 9
2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 9
2.2 Kerangka Teori ........................................................................... 11
2.2.1 Reward ................................................................................... 11
2.2.1.1 Pengertian Reward ............................................................ 11
2.2.1.2 Jenis Reward ..................................................................... 12
2.2.1.3 Tujuan Pemberian Reward ................................................ 16
2.2.2 Retensi Karyawan ................................................................... 17
2.2.2.1 Faktor Penentu Retensi Karyawan ..................................... 20
2.2.2.2 Strategi Retensi Karyawan ................................................ 23
2.3 Model Analisis............................................................................ 25
2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................... 26
2.5 Operasionalisasi Konsep ............................................................. 26
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................ 31
3.1 Metode Penelitian ....................................................................... 31
3.1.1 Pendekatan Penelitian ............................................................. 31
3.1.2 Jenis Penelitian ....................................................................... 31
3.1.2.1 Berdasarkan Tujuan Penelitian .......................................... 31
3.1.2.2 Berdasarkan Manfaat Penelitian ........................................ 32
3.1.2.3 Berdasarkan Dimensi Waktu ............................................. 32
3.1.2.4 Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data ............................ 32
3.1.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 32
3.1.3.1 Data Primer ....................................................................... 33
3.1.3.2 Data Sekunder ................................................................... 33
3.1.4 Populasi dan Sampel ............................................................... 33
3.1.5 Teknik Analisa Data ............................................................... 35
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
xi
Universitas Indonesia
3.1.6 Uji Validitas dan Reliabilitas................................................... 38
3.1.7 Lokasi Penelitian..................................................................... 39
3.2 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 39
3.2.1 Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk............................. 39
3.2.2 Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ................... 40
3.2.3 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................... 41
3.2.4 Sistem Reward PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ................. 42
BAB 4 PEMBAHASAN ......................................................................... 46
4.1 Pembahasan Hasil Pre-Test ......................................................... 46
4.1.1 Hasil Uji Validitas .................................................................. 47
4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 51
4.2 Pembahasan Data Karakteristik Responden ................................. 52
4.2.1 Jenis Kelamin ......................................................................... 52
4.2.2 Usia ........................................................................................ 52
4.2.3 Pendidikan Terakhir ................................................................ 53
4.2.4 Lama Kerja di Perusahaan ....................................................... 54
4.3 Pembahasan Data Jawaban Responden ....................................... 55
4.3.1 Variabel Reward ..................................................................... 55
4.3.1.1 Dimensi reward ekstrinsik ................................................. 56
4.3.1.2 Dimensi Reward Interinsik ................................................ 69
4.3.2 Variabel Retensi Karyawan ..................................................... 74
4.4 Analisis Uji Korelasi Pearson Product Moment dan Uji .............. 80
4.5 Uji Hipotesis ............................................................................... 81
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 83
5.1 Kesimpulan................................................................................. 83
5.2 Saran .......................................................................................... 83
DAFTAR REFERENSI ............................................................................. 85
LAMPIRAN ............................................................................................. 89
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
xii
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Karyawan TELKOM Berdasarkan Posisi Tahun 2009 .............. 3
Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka .......................................................... 10
Tabel 2.2 Operasionalisasi Konsep ..................................................................... 29
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ................................................ 37
Tabel 3.2 Ukuran Validitas ................................................................................ 38
Tabel 4.1 Pengukuran K-M-O Measure of Sampling Adequacy, Bartlett’s Test of
Sphericity, dan Nilai Variansi Tiap Dimensi Penelitian ...................................... 47
Tabel 4.2 validitas Indikator Penelitian Dimensi Reward Ekstrinsik ................... 48
Tabel 4.3 validitas Indikator Penelitian Dimensi Reward Intrinsik ..................... 49
Tabel 4.4 validitas Indikator Penelitian Variabel Retensi Karyawan ................... 50
Tabel 4.5 Reabilitas Variabel Penelitian ............................................................. 51
Tabel 4.10 Jawaban Responden untuk Pernyataan Gaji yang Diterima Setiap
Bulan Sebanding dengan Kinerja yang Dicapai .................................................. 56
Tabel 4.11 Jawaban Responden untuk Pernyataan Kenaikan Gaji yang Diberikan
Sesuai dengan Prestasi yang Diperoleh .............................................................. 57
Tabel 4.12 Jawaban Responden untuk Pernyataan Kenaikan Gaji yang Diberikan
Sesuai dengan Masa Kerja yang Dimiliki ........................................................... 57
Tabel 4.13 Jawaban Responden untuk Pernyataan Bonus Tahunan yang Diperoleh
Cukup Membantu Meningkatkan Penghasilan yang Diterima ............................. 58
Tabel 4.14 Jawaban Responden untuk Pernyataan Insentif yang Diterima Sesuai
dengan Prestasi yang Diperoleh ......................................................................... 59
Tabel 4.15 Jawaban Responden untuk Pernyataan Pengelolaan Kesehatan
Karyawan melalui Yayasan Kesehatan Telekomunikasi Indonesia Cukup
Memadai ............................................................................................................ 59
Tabel 4.16 Jawaban Responden untuk Pernyataan Program Pensiun Dini Cukup
Bermanfaat untuk Merencanakan Masa Pensiun................................................. 60
Tabel 4.17 Jawaban Responden untuk Pernyataan Program Pensiun Iuran Pasti
Dirasakan sebagai Balas Jasa dan Penghargaan atas Pengabdian Karyawan ....... 61
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
xiii
Universitas Indonesia
Tabel 4.18 Jawaban Responden untuk Pernyataan Program Pelayanan Kesehatan
Pasca Kerja Cukup Bermanfaat untuk Pengelolaan Kesehatan setelah Memasuki
Masa Pensiun ..................................................................................................... 61
Tabel 4.19 Jawaban Responden untuk Pernyataan Perabot Kantor yang
Disediakan Cukup Memadai .............................................................................. 62
Tabel 4.20 Jawaban Responden untuk Pernyataan Alat Tulis Kantor yang
Disediakan Cukup Memadai .............................................................................. 62
Tabel 4.21 Jawaban Responden untuk Pernyataan Pelayanan Sumber Daya
Manusia Berbasis Teknologi Informasi Cukup Memberikan Manfaat bagi
Kelangsungan Kerja ........................................................................................... 63
Tabel 4.22 Jawaban Responden untuk Pernyataan Jam Kerja yang Ditetapkan
Mulai Pukul 08.00 sampai dengan 17.00 setiap Hari Kerja Sesuai dengan Harapan
.......................................................................................................................... 63
Tabel 4.23 Jawaban Responden untuk Pernyataan Pengaturan Hari Kerja dalam
Seminggu (Senin-Jumat) dan Hari Libur (Sabtu dan Minggu) Cukup Baik karena
Dapat Menjamin Melaksanakan Kepentingan Pribadi/Keluarga tanpa
Mengganggu Kewajiban Masuk Kerja ............................................................... 64
Tabel 4.24 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Dihargai karena
Diberikan Kebebasan Memanfaatkan Waktu Kerja untuk Melaksanakan Tugas
Sesuai dengan Kewajiban................................................................................... 65
Tabel 4.25 Jawaban Responden untuk Pernyataan Kesempatan Promosi Jabatan
Sesuai dengan Kemampuan yang Dimiliki ......................................................... 66
Tabel 4.26 Jawaban Responden untuk Pernyataan Perlakuan Rekan Kerja yang
Penuh Kekeluargaan Membuat Berusaha Memberikan Pengabdian Terbaik ....... 66
Tabel 4.27 Jawaban Responden untuk Pernyataan Perlakuan Atasan yang Penuh
Kekeluargaan Membuat Berusaha Memberikan Pengabdian Terbaik ................. 67
Tabel 4.28 Jawaban Responden untuk Pernyataan Sanjungan dari rekan Kerja
terhadap Prestasi yang Dicapai Sangat Bernilai .................................................. 67
Tabel 4.29 Jawaban Responden untuk Pernyataan Sanjungan dari Atasan terhadap
Prestasi yang Dicapai Sangat Bernilai ................................................................ 68
Tabel 4.30 Jawaban Responden untuk Pernyataan Program Pemberian
Penghargaan Membuat Berusaha Memberikan Pengabdian Terbaik ................... 68
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
xiv
Universitas Indonesia
Tabel 4.32 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Bangga karena Diajak
Berperan Serta dalam Pengambilan Keputusan Penting ...................................... 69
Tabel 4.33 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Bangga telah
Mendapatkan Keleluasaan Kerja yang Lebih Besar ............................................ 69
Tabel 4.34 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Menikmati Pekerjaan
karena Diberikan Tanggung Jawab yang Lebih Besar ........................................ 70
Tabel 4.35 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Menikmati Pekerjaan
karena Memperoleh Lebih Banyak Pekerjaan yang Menarik .............................. 70
Tabel 4.36 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Bangga pada
Kemampuan Pribadi karena dapat Melaksanakan Pekerjaan dengan Baik .......... 71
Tabel 4.37 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Bangga pada Kinerja
yang telah Dicapai ............................................................................................. 71
Tabel 4.38 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Menikmati
Pertumbuhan Pribadi karena Mampu Melaksanakan Tugas Baru yang Menantang
.......................................................................................................................... 72
Tabel 4.39 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Menikmati Pekerjaan
karena dapat Menyelesaikan Tanggung Jawab dengan Baik ............................... 72
Tabel 4.40 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa telah dapat Mencapai
Sasaran Pribadi yang Berkenaan dengan Pengembangan Karier ......................... 73
Tabel 4.41 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Menikmati Bekerja di
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. karena Memperoleh Aktivitas yang Beraneka
Ragam ............................................................................................................... 73
Tabel 4.42 Jawaban Responden untuk Pernyataan Program Kegiatan
Ekstrakurikuler Bermanfaat dalam Mendukung Produktivitas dalam Bekerja ..... 74
Tabel 4.44 Jawaban Responden untuk Pernyataan tidak memiliki rencana untuk
bekerja di perusahaan lain dalam periode tiga tahun ........................................... 75
Tabel 4.45 Jawaban Responden untuk Pernyataan Pekerjaan yang dikerjakan
memberikan saya kepuasan. ............................................................................... 75
Tabel 4.46 Jawaban Responden untuk Pernyataan Jika ingin melakukan pekerjaan
lain, terlebih dahulu akan mencari kemungkinan di ............................................ 76
Tabel 4.47 Jawaban Responden untuk Pernyataan memiliki rencana akan tetap
berada dalam PT Telekomunikasi Indonesia Tbk di masa mendatang ................. 76
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
xv
Universitas Indonesia
Tabel 4.48 Jawaban Responden untuk Pernyataan Meskipun mendapat pekerjaan
di tempat lain, akan merasa rugi jika tidak lagi bekerja di ................................... 77
Tabel 4.49 Jawaban Responden untuk Pernyataan ingin bekerja di ..................... 77
Tabel 4.50 Jawaban Responden untuk Pernyataan meskipun dapat mengulang
kembali, maka tidak akan bekerja untuk perusahaan lain ................................... 78
Tabel 4.51 Jawaban Responden untuk Pernyataan Jika mendapat tawaran
pekerjaan yang menarik, tidak akan mengambil pekerjaan tersebut .................... 78
Tabel 4.52 Jawaban Responden untuk Pernyataan Pekerjaan saat ini di .............. 79
Tabel 4.53 Jawaban Responden untuk Pernyataan cinta bekerja di ..................... 79
Tabel 4.55 Korelasi Pearson ............................................................................... 80
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
xvi
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Reward .............................................................................. 13
Gambar 2.2 Model Analisis................................................................................ 25
Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi PT.Telkom,Tbk .................................... 41
Gambar 4.1 Grafik Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 52
Gambar 4.2 Grafik Data Responden Berdasarkan Usia ....................................... 53
Gambar 4.3 Grafik Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .............. 54
Gambar 4.4 Grafik Data Responden Berdasarkan Lama Kerja di Perusahaan ..... 54
Gambar 4.5 Uji-Z............................................................................................... 81
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar belakang
masalah yang mendasari proses penelitian mengenai hubungan rewards dengan
retensi karyawan pada Divisi Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk,
pokok permasalahan, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika
penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut:
1.1 Latar Belakang
Lingkungan ekonomi kontemporer global telah berubah drastis dan akan
terus menerus berubah. Perkembangan sosial, globalisasi, inovasi teknologi, dan
tumbuhnya persaingan global meberikan tekanan terhadap kebutuhan perusahaan
untuk mempertahankan daya saing mereka (Burke dan Ng 2006), setidaknya
melalui pemeliharaan keterampilan karyawannya. Perusahaan harus dapat
mengantisipasi inovasi teknologi dan mampu bersaing dengan perusahaan lain di
seluruh dunia. Kebutuhan ini menjadi sangat penting bagi perusahaan agar
memiliki kemampuan untuk berkembang melalui pembelajaran dan
pengembangan karyawan. Memiliki dan mempertahankan karyawan yang
terampil merupakan bagian penting dalam proses ini karena pengetahuan dan
keterampilan karyawan merupakan kunci bagi perusahaan untuk dapat
berkompetisi secara ekonomi (Hiltrop 1999). Oleh karena itu, penting bagi tiap
perusahaan memberikan karyawannya kesempatan untuk berkembang dan belajar
(Arnold 2005; Bernsen et al 2009;. Herman 2005).
Dalam era globalisasi pertumbuhan dunia bisnis tentunya berkembang
semakin pesat dan melibatkan seluruh komponen terkait di dalamnya. Komponen
yang terkait seperti proses produksi, konsep manajemen, pelayanan yang
diberikan pada konsumen. Hal ini terjadi bukan hanya di satu sektor industri saja,
namun terjadi hampir di segala sektor industri, dan semua sektor tersebut sangat
membutuhkan kecepatan lalu lintas informasi dan komunikasi untuk dapat
bersaing dalam persaingan global. Sehingga perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam sektor informasi dan komunikasi harus memberikan pelayanan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
2
Universitas Indonesia
terbaik mereka untuk mendukung kebutuhan ekonomi global. Pelayanan terbaik
tidak akan terwujud jika perusahaan tersebut tidak memiliki dan mempertahankan
karyawan–karyawan terampil mereka.
Karyawan dengan keterampilan dan pengetahuannya merupakan bagian vital
dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Oleh sebab itu,
perusahaan harus selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk
mempertahankan SDM yang mereka miliki agar mereka memberikan kontribusi
optimal sehingga terjadi simbiosis mutualisme diantara kedua belah pihak. Upaya
untuk mempertahankan karyawan telah menjadi persoalan utama dalam banyak
perusahaan karena dengan memperhatikan tingkat retensi, maka perusahaan dapat
mengetahui sejauh mana mereka mampu mempertahankan karyawan terbaiknya.
Faktor yang mampu memberikan pengaruh terhadap tingkat retensi karyawan
sebagian besar ditentukan dari kepemimpinan yang dijalankan pemimpin di dalam
perusahaan, kegiatan perekrutan, seleksi karyawan, peluang karier, komponen
organisasional, kompensasi, pelatihan dan hubungan karyawan di dalam
perusahaan.
Mengingat peranan sumber daya manusia yang sedemikian berharga bagi
perusahaan, manajer harus mampu mempersiapkan, mengelola dan
mempertahankan sumber daya manusia yang dimilikinya agar sumber daya
manusia tersebut mampu memberikan kontribusi secara optimal terhadap
pencapaian organisasi sehingga terjadi timbal balik diantara kedua belah pihak.
Masalah tenaga kerja saat ini menjadi sangat kompleks karena adanya
perkembangan teknologi yang semakin pesat dan persaingan yang semakin ketat.
Tantangan utama dalam perkembangan ini adalah bagaimana mempertahankan
karyawan yang sudah ada di dalam perusahaan tersebut.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) adalah penyedia layanan
telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan
layanan InfoComm, telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline) dan telepon
tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), layanan telepon seluler, data dan internet,
serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak
perusahaan. TELKOM mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di
Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
3
Universitas Indonesia
telepon seluler sebanyak 104 juta. Meskipun begitu, bukan berarti TELKOM
menjalani bisnisnya tanpa adanya persaingan dari kompetitor-kompetitor lainnya.
Untuk memenangkan persaingan yang ada, TELKOM dituntut mempunyai
kemampuan bersaing yang lebih baik atau sering disebut competitive advantage
dibandingkan perusahaan pesaing lainnya. Kemampuan bersaing yang lebih baik
tersebut dapat dilihat dari beberapa segi seperti modal, manajemen, kualiitas
produk, dan salah satunya adalah pengelolaan sumber daya manusia. Keunggulan
daya saing yang lain seperti teknologi produk, desain organisasi memerlukan
bantuan sumber daya manusia untuk mengoperasionalkannya. Kompetensi yang
dimiliki sumber daya manusia membuat sumber daya manusia mampu menggali
potensi dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lain untuk mencapai
profitabilitas perusahaan. Untuk dapat mencapai profitabilitas tersebut, sumber
daya manusia harus diperhatikan dengan baik karena manusia adalah sumber daya
terpenting dari suatu perusahaan yang memberikan tenaga, bakat, kreatifitas dan
usahanya kepada perusahaan. Tanpa manusia yang berkompeten dibidangnya,
akan betapa sulitnya bagi suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Manusia
tersebut yg akan menentukan maju mundurnya suatu perusahaan.
Menurut dokumen internal TELKOM pada tanggal 31 Desember 2007,
karyawan TELKOM dan anak perusahaan TELKOM berjumlah 32.465 orang,
terdiri dari 25.361 karyawan TELKOM dan 7.104 karyawan anak perusahaan.
Namun pada tanggal 31 Desember 2008 jumlah tersebut menjadi 30.213 orang,
terdiri dari 25.016 karyawan TELKOM dan 5.197 karyawan anak perusahaan.
Dan angka ter sebut terus menurun pada tanggal 31 Desember 2009 menjadi
28.750 orang, terdiri dari 23.154 karyawan TELKOM dan 5.596 karyawan anak
perusahaan.
Tabel 1.1 Jumlah Karyawan TELKOM Berdasarkan Posisi Tahun 2009
posisi Jumlah karyawan TELKOM
per 31 Desember 2009
Jumlah karyawan anak perusahaan
TELKOM per 31 Desember 2009
Manajemen Senior 155 224
Manajemen Madya 2,537 597
Pengawas 10,021 1,020
Lainnya 10,441 3,755
Jumlah 23,154 5,596
Sumber: Dokumen Internal TELKOM
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
4
Universitas Indonesia
Pada tahun 2009, terdapat pengurangan karyawan TELKOM (tidak
termasuk anak perusahaan) sebanyak 1.862 orang atau sebesar 7,4%. Dalam
rentang waktu 2005-2009, TELKOM mengalami penurunan jumlah karyawan
(tidak termasuk karyawan anak perusahaan) dengan rata-rata tingkat penurunan
sebesar 4,8% per tahun.
Sumber: Dokumen Internal TELKOM
Grafik 1.1 Jumlah Pegawai TELKOM Tahun 2005-2009
Penurunan jumlah karyawan dari tahun ke tahun tersebut menjadikan
TELKOM kehilangan banyak sumber daya manusia. Hal tersebut tentunya
membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit, karena TELKOM mengeluarkan
dana sebesar Rp1.028 miliar untuk dibayarkan kepada 1.336 karyawan yang
meningalkan perusahaan terhitung pada tanggal 31 Januari 2010 (dokumen
internal TELKOM). Namun ternyata penurunan tersebut merupakan keberhasilan
TELKOM dalam melakukan program multiexit terutama program pensiun dini
selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Meskipun terjadi angka
penurunan tersebut, namun TELKOM tetap mempertahankan karyawan dengan
tingkat pendidikan yang tinggi.
Program multiexit yang diberlakukan TELKOM merupakan sebuah program
untuk mendukung TELKOM melakukan transformasi sebagai identitas baru
perusahaan. Transformasi yang dilakukan meliputi transformasi bisnis,
transformasi infrastruktur, transformasi organisasi dan human capital serta
transformasi culture. Tak hanya di sisi pertumbuhan bisnis saja, pengembangan
SDM juga menjadi TELKOM. TELKOM meyakini bahwa karyawan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
5
Universitas Indonesia
adalah capital terbaik perusahaan yang harus dijaga, TELKOM memposisikan
karyawan sebagai satu capital yang harus dijaga nilainya. Untuk menjaga agar
karyawan sebagai capital perusahaan memiliki tingkat retensi yang tinggi,
TELKOM memberikan berbagai fasilitas bergantung kepada kompetensi,
pangkat, jabatan dan prestasinya.
Sumber: Dokumen Internal TELKOM
Grafik 1.2 Profil Karyawan TELKOM Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2008 dan 2009
Dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2008, komposisi karyawan
TELKOM berdasarkan tingkat pendidikan mengalami perubahan pada tahun
2009. Terdapat penurunan persentase karyawan yang berpendidikan pra kuliah,
kenaikan persentase karyawan yang berpendidikan lulusan diploma (D1, D2 dan
D3) dan lulusan universitas serta pasca sarjana.
Pada tahun 2009, TELKOM melakukan perubahan mendasar dalam
pengelolaan sumber daya manusia dengan cara mengubah konsep human
resources menjadi human capital. TELKOM melihat bakat karyawan
sepertihalnya keterampilan individu, pengetahuan, sikap, kecerdasan, keahlian,
pengalaman, kelayakan, kemampuan, kesesuaian, wewenang, pelatihan,
pendidikan, kreativitas dan nilai tambah lainnya sebagai aset perusahaan untuk
mendorong pembentukan sebuah organisasi pembelajaran. Sehingga TELKOM
memusatkan perhatian untuk mengawal transformasi bisnis yang mengarah
kepada bisnis new wave sebagaimana tertuang dalam Rencana Induk Human
Capital. Di dalam Rencana Induk tersebut terdapat arahan bagi perencanaan SDM
yaitu penekanan pada rekrutasi dan peningkatan kompentensi yang selaras dengan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
6
Universitas Indonesia
bisnis new wave serta penerapan program pensiun dini untuk mengurangi
kompetensi yang tidak relevan dengan bisnis new wave.
1.2 Pokok Permasalahan
Setelah keberhasilan TELKOM melakukan program multiexit melalui
program pensiun dini, TELKOM melakukan transfomasi organisasi perusahaan.
Pada transformasi tersebut TELKOM melakukan perubahan mendasar dalam
pengelolaan sumber daya manusia dengan cara mengubah konsep human
resources menjadi human capital. dalam perubahan konsep tersebut TELKOM
memperlakukan karyawan sebagai suatu modal yang harus dijaga. Sehingga
TELKOM juga berusaha mengembangkan dan meningkatkan berbagai jenis
reward yang diberikan kepada karyawan dalam upaya meningkatkan retensi
karyawan. Transformasi yang dilakukan TELKOM termasuk menciptakan
remunerasi yang lebih baik yang memperhatikan aspek person, position, dan
performance. TELKOM juga meningkatkan pelayanan kesehatan serta fasilitas-
fasilitas yang ditujukan untuk kenyamanan dan menjaga agar karyawan tetap
kondusif dalam melakukan tugas dan kewajibannya pekerjaannya. Tak cukup
disitu, TELKOM juga berusaha mengapresiasi karyawan yang berprestasi dengan
memberikan penghargaan khusus, baik berupa bonus ataupun kenaikan jenjang
kepangkatan. Ada enam contoh penghargaan yang diberikan TELKOM kepada
karyawannya yaitu Suspim Reward, Innovation Reward, Best Manager Reward,
Best Staff Reward, Religion Reward (haji, umrah, ziarah), dan Best Customer
Service Unit Reward. Semua hal tersebut merupakan upaya TELKOM dalam
meningkatkan retensi dari karyawan yang memiliki kompetensi tinggi.
Berdasarkan pemaparan diatas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian
ini adalah bagaimana hubungan reward dengan retensi karyawan Divisi
Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang ada, tujuan dari penelitian ini
adalah: “Untuk mengetahui hubungan reward dengan retensi karyawan Divisi
Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk,”.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
7
Universitas Indonesia
1.4 Signifikansi Penelitian
1. Segi Akademis
Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi
kepada kalangan akademis terutama bagi bidang ilmu administrasi
mengenai hubungan reward dengan retensi karyawan.
2. Segi Praktis
Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan
gambaran mengenai pentingnya reward system yang pada akhirnya dapat
memberikan manfaat untuk meningkatkan retensi bagi karyawan PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk,.
1.5 Sistematika Penelitian
1) Bab I Pendahuluan.
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang mendasari
pentingnya diadakan penelitian, pokok permasalahan yang diambil
dalam penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
2) Bab II Tinjauan Literatur
Bab ini berisi tentang tinjauan teori yang mendeskripsikan tentang
pengertian, jenis-jenis dan konsep dasar dari reward serta retensi
karyawan.
3) Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi uraian tentang metodologi penelitian. Penjabaran
metodologi penelitian berisikan penjelasan mengenai konsep dasar
dari penelitian ini, ruang lingkup populasi dan sampel, asumsi yang
mendasari penggunaan variabel, data yang diperlukan, cara
pengolahan, model penelitian dan analisis data secara statistik.
4) Bab IV Pembahasan
Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang meliputi hasil
pengumpulan data yang diperoleh di lapangan disertai dengan
analisis dan pembahasan terhadap hasil temuan yang berkaitan
dengan objek penelitian, yaitu reward dengan retansi karyawan.
5) Bab V Kesimpulan dan Saran
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
8
Universitas Indonesia
Bab ini berisi uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-
saran yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan hasil penelitian.
1.6 Batasan penelitian
Dalam melakukan panelitian ini, peneliti mengalami kesulitan dalam
pencarian jurnal yang memiliki variabel yang serupa, yaitu retensi
karyawan dan reward.
Penelitian ini dilakukan dalam satu divisi yaitu divisi multimedia PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Penelitian ini relative cukup lama karena responden sering tidak ada
ditempat untuk melakukan tugas diluar kantor.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang mengangkat tema mengenai hubungan reward dengan
retensi karyawan pada suatu perusahaan bukanlah sesuatu yang baru. Sebelumnya,
telah dilakukan penelitian-penelitian yang mengangkat variabel serupa. Karena
itu, penelitian ini berupaya melakukan suatu tinjauan pustaka terhadap penelitian-
penelitian terdahulu mengenai pengaruh rewards terhadap retensi karyawan.
Berikut merupakan penelitian serupa yang menjadi tinjauan pustaka dalam
penelitian:
Peneliti yang mengambil tema pengaruh rewards terhadap retensi karyawan
adalah George F. Farris pada tahun 2000 dengan jurnalnyayang berjudul “Reward
sand Retention of Technical Staff”. Dalam penelitiannya penulis meneliti
pengaruh rewards terhadap kecendrungan retensi 1109 mekanik dan ilmuan yang
bekerja pada 30 perusahaan. Pada variabel sistem reward, indikator yang
digunakan yaitu salary, individual financial awards, group financial awards,
company recognition nonfinancial awards, professional recognition, intrinsic
rewards, dan promotion. Didapat bahwa ketujuh indikator rewards tersebut
memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap kecendrungan meninggalkan
tempat mereka bekerja.
Penelitian lain yang ditulis oleh Rabia Inam Khan yang tertulis dalam
International Journal of Human Resource Studies pada tahun 2011 dengan
jurnalnya yang berjudul “Compensation Management: A strategic conduit
towards achieving employee retention and Job Satisfaction in Banking Sector of
Pakistan”. Jurnal ini memiliki dua tujuan yaitu untuk menganalisis system
kompensasi manajemen yang diimplementasikan secara berbeda oleh bank yang
menjadi studi kasus dan untuk menggali tantangan dan isu-isu saat ini mengenai
system kompensasi dari Habib Bank Limited. Penelitian ini melakukan studi
kasus terhadap 100 cabang dari bank yang memiliki reputasi baik di Pakistan
yaitu Habib Bank Limited. Dalam penelitian ini menyajikan gambaran mengenai
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
10
Universitas Indonesia
isu dari manajemen kompensasi dalam Habib Bank Limited dan juga beserta
faktor-faktor penyebab keberhasilan meretensi karyawan dengan meningkatkan
kepuasan kerja. Penelitian ini menyimpulkan bahwa manajemen kompensasi
memiliki hubungan secara langsung dan intens terhadap kepuasan kerja dan
motivasi kerja. Hasil penelitian ini juga menunjukan adanya perubahan trend dari
perencanaan reward oleh sektor perbankan di Pakistan.
Pada tahun 2009 Eva Kyndt dkk melakukan penelitian mengenai pengaruh
faktor personal dan organisasional terhadap retensi karyawan. Indikator retensi
karyawan yang digunakan dalam penelitiannya yang berjudul “Employee
Retention: Organisational and Personal Perspectives” mengadaptasi dari
penelitian-penelitian lain sebelumnya. Indikator tersebut yang dimanfaatkan
kembali dalam penelitian Pengaruh Rewads Terhadap Retensi Karyawan Pada
Divisi Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ini.
Perbandingan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan
dilakukan penulis dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka
Judul Penelitian Tahun Jurusan dan
Asal Jenis Tujuan Metodologi Hasil Penelitian
Rewards and
Retention of
Technical Staff
2000 Rutgers
University Jurnal
Untuk mengetahui
pengaruh rewards
terhadap kecendrungan
retensi 1109 mekanik dan
ilmuan di 30 perusahaan
Amerika Serikat.
Kuantitatif
Rewards memiliki pengaruh negative dan
signifikan terhadap
kecendrungan
meninggalkan
perusahaan tempat
bekerja.
Compensation
Management: A
strategic conduit
towards achieving
employee
retention and Job Satisfaction in
Banking Sector of
Pakistan
2011
Human
Resource
Management
Academic
Research Society
Pakistan
Jurnal
menganalisis system
kompensasi manajemen
yang diimplementasikan
secara berbeda dan untuk
menggali tantangan dan
isu-isu saat ini mengenai system kompensasi dari
Habib Bank Limited
Kuantitatif
Penelitian ini
menyimpulkan bahwa
manajemen kompensasi
memiliki hubungan
secara langsung dan
intens terhadap kepuasan kerja dan
motivasi kerja
Employee
Retention:
Organisational and
Personal
Perspectives
2009 Springer
Science Jurnal
Untuk menganalisis
bagaimana faktor
organisasional dan
personal mempengaruhi
retensi karyawan
kuantitatif
Penelitian ini juga
menunjukkan
perbedaan individu,
kepemimpinan dan
senioritas mempunyai
hubungan yang positif
terhadap retensi
karyawan.
Sumber: Telah diolah kembali
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
11
Universitas Indonesia
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Reward
Reward sangat penting bagi kepuasan kerja karena memenuhi kebutuhan
dasar serta membantu untuk mencapai tujuan ke tingkat yang lebih tinggi.
Menimbulkan produktivitas dengan cara menyadarkan pegawai agar mengetahui
bahwa seberapa banyak yang akan mereka dapatkan dengan mendedikasikan
waktu mereka, tenaga dan keterampilan dalam pekerjaan (Bokemeier& Lacy,
1986). Seberapa jauh seseorang memberikan konstribusi terhadap pencapai tujuan
perusahaan sesuai dengan ukuran, visi dan misi organisasi menjadi dasar dalam
menentukan sistem reward seseorang.
2.2.1.1 Pengertian Reward
Reward adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung
atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atau jasa yang
diberikan kepada perusahan (Hasibuan, 2007). Reward adalah kegiatan dimana
organisasi menilai kontribusi karyawan dalam rangka untuk mendistribusikan
reward moneter dan non moneter cukup langsung dan tidak langsung dalam
kemampuan organisasi untuk membayar berdasarkan peraturan hukum (Schuler,
1987). Nitisemito (1996) menyatakan bahwa reward merupakan balas jasa yang
diberikan oleh perusahaan kepada para karyawannya yang dapat dinilai dengan
uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Reward berarti
semua bentuk penggajian atau ganjaran kepada pegawai dan timbul karena
kepegawaian mereka. Dapat berupa pembayaran uang secara langsung (upah, gaji,
insentif, bonus) dan dapat pula berbentuk pembayaran tidak langsung (asuransi,
liburan atas biaya perusahaan) dan dapat pula berupa ganjaran bukan uang (jam
kerja yang luwes, kantor yang bergengsi, pekerjaan yang lebih menantang)
(Dessler, 2005).
Program reward penting bagi organisasi karena mencerminkan upaya
organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia sebagai komponen utama
dan merupakan komponen biaya yang paling penting. Disamping pertimbangan
tersebut, reward juga merupakan salah satu aspek yang berarti bagi pegawai,
karena bagi individu atau pegawai besarnya reward mencerminkan ukuran nilai
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
12
Universitas Indonesia
karya mereka diantara para pegawai itu sendiri, keluarga, dan masyarakat
(Sulistiyani dan Rosidah, 2003).
2.2.1.2 Jenis Reward
Shculer (1987) menyatakan bahwa reward dibedakan menjadi reward
intrinsik (intrinsic rewards) dan reward ekstrinsik (extrinsic rewards). Reward
ekstrinsik dibedakan menjadi reward ekstrinsik langsung (gaji, upah, imbalan
berdasarkan kinerja) reward ekstrinsik tidak langsung (program proteks bayaran
diluar jam kerja, fasilitas-fasilitas untuk karyawan).
Reward intrinsik adalah reward-reward yang diterima seseorang
sebagai imbalan atas jerih payahnya yang tidak dalam bentuk uang.
Biasanya reward tersebut dapat berupa rasa aman dalam pekerjaan,
simbul status, reward masyarakat dan harga diri (Shculer dan Huber,
1993).
Reward ekstrinsik langsung disebut juga reward berupa uang
merupakan imbalan yang diterima seseorang atas jerih payahnya dalam
bentuk uang berupa gaji. Imbalan berdasarkan kinerja dapat berupa
pembayaran lainnya yang berdasarkan hasil produktivitas yang terdiri
dari insentif, bonus dan merit (Shculer dan Huber, 1993). Reward
ekstrinsik tidak langsung (program proteksi, bayaran diluar jam kerja,
fasilitas-fasilitas untuk karyawan) didefinisikan di sini sebagai reward
yang diberikan oleh organisasi untuk karyawan yang tersebar untuk
keanggotaan mereka (Schuler, 1987).
Sedangkan menurut David A. DeCenzo dan Stephen P. Robbins (2001)
mengklasifikasikan reward menjadi ekstrinsik dan intrinsik. Ekstrinsik reward
terbagi menjadi dua jenis yaitu finansial dan nonfinansial reward. Finansial
reward dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
13
Universitas Indonesia
Sumber: DeCenzo & Robbins, 2001
Gambar 2.1 Struktur Reward
Reward intrinsik adalah kepuasan pribadi seseorang yang didapat dari
pekerjaan itu sendiri. Hal Ini adalah penghargaan yang datang dari diri sendiri,
seperti memiliki kebanggaan dalam suau pekerjaan, merasakan keberhasilan, atau
menjadi bagian dari tim kerja. Sedangkan reward ekstrinsik, mencakup uang,
promosi, dan benefit. Benang merahnya adalah imbalan tersebut datang dari luar
pekerjaan dan dari sumber yang ada diluar, terutama manajemen. Sehingga jika
seorang karyawan mengalami perasaan keberhasilan atau pertumbuhan pribadi
pada suatu pekerjaan, maka dinamakan imbalan intrinsik. Jika karyawan
REWARD
INTRINSIK
peran serta dalam pengambilan
keputusan
keleluasaan kerja
lebih banyak tanggung jawab
pekerjaan yang menarik
kesempatan pertumbuhan
pribadi
keanekaragaman kegiatan
EKSTRINSIK
Finansal
kompensasi langsung
gaji
bonus
premi lembur dan liburan
pilihan saham
berbagi laba
kompensasi tidak langsung
program perlindungan
upah untuk waktu tidak bekerja
layanan dan penghasilan tambahan
Non-Finansial
perabot kantor yang disukai
jam makan siang yang disukai
ruang parkir yang dikhususkan
penugasan kerja yang lebih disukai
sekertaris sendiri
gelar yang mengesankan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
14
Universitas Indonesia
menerima kenaikan gaji atau tampil di majalah perusahaan, hal tersebut termasuk
sebagai imbalan ekstrinsik. (DeCenzo & Robbins, 2001)
Reward memungkinkan untuk meningkatkan kesejahteraan finansial
karyawan. Hal ini dapat dilakukan secara langsung, misalnya, melalui upah,
bonus, atau bagi hasil, atau secara tidak langsung, melalui subsidi manfaat seperti
program pensiun, liburan, cuti sakit, dan diskon pembelian. Rewards nonfinansial
mencakup berbagai tambahan keinginan yang berpotensi disediakan organisasi.
Secara umum reward ini tidak secara langsung meningkatkan posisi finansial
karyawan. Reward nonfinansial menekankan untuk membuat kehidupan dalam
pekerjaan lebih menarik. . (DeCenzo & Robbins, 2001)
Program proteksi atau program perlindungan berupa sistem jaminan sosial,
tunjangan keamanan sosial pensiun, tunjangan pengangguran kompensasi,
kecacatan dan manfaat kompensasi pekerja, medis dan manfaat rumah sakit,
manfaat pensiun, manfaat asuransi. Bayaran diluar jam kerja berupa program
kebugaran fisik dan waktu tidak bekerja (cuti/liburan). Fasilitas-fasilitas untuk
karyawan dapat terdiri dari biaya jasa makanan atau kerugian, diskon karyawan,
pusat penitipan anak, sponsor kinerja, layanan konseling dan konsultasi karyawan,
pinjaman murah, perusahaan yang disewa, kendaraan untuk penggunaan pribadi
atau bisnis dan jasa atau reward saran. (Shculer, 1987).
Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2006) menyatakan bahwa reward
diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Reward
intrinsik didefinisikan sebagai reward yang diatur sendiri oleh seseorang. Hal
tersebut menyediakan perasaan puas atau terima kasih dan sering kali perasaan
bangga akan pekerjaan yang dilakukan dengan baik, reward intrinsik ini
dibedakan atas:
a. Penyelesaian
Kemampuan mengawali dan menyelesaikan suatu pekerjaan atau
proyek merupakan hal yang penting bagi sebagian orang. Orang-
orang seperti ini menilai apa yang mereka sebut sebagai
penyelesaian tugas. Beberapa orang memiliki kebutuhan untuk
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
15
Universitas Indonesia
menyelesaikan tugas, dan efek dari menyelesaikan tugas bagi
seseorang merupakan suatu bentuk reward pada diri sendiri.
Kesempatan yang memungkinkan orang seperti ini menyelesaikan
tugasnya dapat memiliki efek motivasi yang kuat (Ivancevich,
Konopaske, dan Matteson , 2006).
b. Pencapaian
Pencapaian merupakan reward yang muncul dalam diri sendiri,
yang diperoleh ketika seseorang meraih suatu tujuan yang
menantang. McClelland menemukan bahwa terdapat perbedaan
individual ketika seseorang berusaha mencapai pencapaian.
Sebagian orang mencari sasaran yang sulit sementara yang lainnya
cenderung untuk mencari sasaran yang umum atau mudah. Dalam
program penetapan tujuan, telah diusulkan bahwa sasaran yang
sulit menghasilkan tingkat kinerja individu yang lebih tinggi dari
pada sasaran yang umum. Akan tetapi, bahkan dalam program
semacam itu, perbedaan individual harus dipertimbangkan sebelum
mencapai kesimpulan mengenai pentingnya reward pencapaian
(Ivancevich, Konopaske, dan Matteson , 2006).
c. Otonomi
Sebagian orang menginginkan pekerjaan yang memberikan hak
untuk mengambil keputusan dan bekerja tanpa diawasi dengan
ketat. Perasaan otonomi dapat dihasilkan dari kebebasan
(Ivancevich, Konopaske, dan Matteson , 2006)
d. Pertumbuhan pribadi
Pertumbuhan pribadi dari setiap orang merupakan pengalaman
yang unik. Seseorang yang mengalami pertumbuhan semacam itu
bisa merasakan perkembangan dirinya dan bisa melihat bagaimana
kemampuannya dikembangkan. Dengan mengembangkan
kemampuan, seseorang mampu untuk memaksimalkan atau
setidaknya memuaskan potensi keterampilan. Sebagaimana orang
sering kali merasa tidak puas dengan pekerjaan dan organisasi
mereka jika tidak diizinkan atau didorong untuk mengembangkan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
16
Universitas Indonesia
keterampilan mereka (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson ,
2006).
Reward ekstrinsik datang dari luar orang tersebut. Reward ektrinsik meliputi
gaji dan upah, tunjangan, promosi dan reward interpersonal. Gaji dan upah
biasanya berupa uang yang merupakan reward ekstrinsik yang utama, mekanisme
utama untuk memberikan reward dan memodifikasi perilaku dalam organisasi.
Tunjangan utama di organisasi adalah berupa dana pensiun, jaminan kesehatan,
dan liburan. Promosi merupakan pemberian reward atas kinerja yang baik atau
dikarenakan lamanya karyawan bekerja diinstasi tersebut. Reward interpersonal
berupa status dan pengakuan yang diberikan oleh pemimpin untuk meningkatkan
motivasi kerja karyawannya (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson , 2006).
Hasibuan (2007) menyatakan bahwa reward dibedakan atas reward
langsung dan reward tidak langsung. Reward langsung berupa gaji, upah, dan
upah insentif. Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada
karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Maksudnya, gaji akan tetap
dibayarkan walaupun pekerja tersebut tidak masuk kerja. Upah adalah balas jasa
yang dibayarkan kepada karyawan harian dengan berpedoman atas perjanjian
yang disepakati membayarnya. Upah insentif adalah upah tambahan balas jasa
yang diberikan kepada karyawan tertentu yang pretasinya diatas prestasi standar.
Reward tidak langsung berupa benefit dan service yaitu reward tambahan yang
diberikan berdasarkan kebijaksanaan organisasi terhadap karyawannya dalam
usaha untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Seperti tunjangan hari raya,
uang pensiunan, pakaian dinas, darmawisata.
2.2.1.3 Tujuan Pemberian Reward
Tujuan dari pemberian kompensasi ini adalah :
1. Untuk menjamin ikatan kerja formal antara pengusaha dengan karyawan
atau pegawainya. Karyawan harus melaksakan pekerkaannya dengan baik,
sedangkan pengusaha wajib membayar kompensasi sesuai dengan
perjanjian yang telah dipakai.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
17
Universitas Indonesia
2. Kepuasan kerja. dengan adanya balas jasa, karyawan atau pegawai dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan sebagainya
sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
3. Pemenuhan SDM yang efektif. jika program kompensasi ditetapkan cukup
besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih
mudah.
4. Motivasi. jika balas jasa yang diberikan cukup besar, maka manajer akan
mudah untuk memotivasi bawahannya.
5. Stabilitas karyawan. dengan adanya program kompensasi atas rinsiko adil
dan layak serta eksternal konsistensi yang komperatif maka stabilittas
karyawan lebih terjamin karena keluar masuknya karywan ( turnover)
relative kecil.
6. Disiplin. Dengan adanya pemberian balas jasa yang cukup besar maka
disiplin karyawan atau pegawai akan semakin baik.
7. Pengaruh serikat buruh atau pekerja. Dengan yang baik pengaruh serikat
buruh atau pekerja, dengan kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh
atau pegawai dapat dihindari dan karyawan dapat berkonsentrasi pada
pekerjaanya.
8. Pengaruh pemerintah. Jika program kompensasi sesuai dengan undang-
undang perburuhan yang berlaku ( seperti batas upah minimum regional )
maka intervensi pemerintah dapat dihindari.
2.2.2 Retensi Karyawan
Retensi merupakan proses di mana karyawan terdorong untuk tetap bersama
organisasi (Mathis dan Jackson, 2008). Retensi adalah elemen penting dari
pendekatan organisasi untuk manajemen bakat yang lebih umum, didefinisikan
sebagai "pelaksanaan strategi terintegrasi atau sistem yang dirancang untuk
meningkatkan produktivitas kerja dengan mengembangkan proses-proses untuk
menarik, mengembangkan, mempertahankan, dan memanfaatkan orang-orang
dengan keterampilan dan bakat yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
bisnis saat ini dan masa depan" (Lockwood, 2006).
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
18
Universitas Indonesia
Upaya untuk mempertahankan karyawan telah menjadi persoalan utama
dalam banyak organisasi.Oleh karena itu sangatlah penting organisasi mengakui
bahwa retensi karyawan merupakan perhatian SDM yang berkelanjutan dan
tanggung jawab signifikan bagi semua supervisor dan manajer. Istilah retensi
terkait dengan istilah perputaran (turnover) yang berarti proses dimana karyawan
meninggalkan organisasi dan harus digantikan (Mathis dan Jackson, 2009).
Perputaran secara sukarela atau karyawan meninggalkan lembaga karena
keinginannya sendiri dapat disebabkan oleh banyak faktor, termasuk peluang
karier, gaji, pengawasan, geografi, dan alasan keluarga/ pribadi.
Menurut Hasibuan (2000) pemeliharaan karyawan harus mendapat perhatian
yang sungguh-sungguh. Jika pemeliharaan karyawan kurang diperhatikan,
semangat kerja, sikap dan loyalitas karyawan akan menurun. Pemeliharaan adalah
usaha mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan sikap
karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang
tercapainya tujuan perusahaan. Lebih lanjut dikatakan tujuan pemeliharaan
adalah:
1. Untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan
2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan
3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turnover karyawan
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap karyawan
7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis
8. Mengefektifkan pengadaan karyawan
Sedangkan metode-metode pemeliharaan adalah: (1) komunikasi; (2)
insentif; (3) kesejahteraan karyawan; (4) kesadaran dan keselamatan kerja; dan
(5)hubungan industrial (Hasibuan, 2000)
Banyak penelitian sebelumnya yang mengidentifikasikan faktor yang
mempengaruhi retensi karyawan. Curtis dan Wright (2001) mengaatakan indkator
terpenting dari retensi karyawan adalah komitmen organisasi. Karyawan dengan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
19
Universitas Indonesia
komitmen organisasi yang tinggi merupakan seorang yang memiliki identifikasi
yang kuat terhadap organisasi, nilai rasa kanggotaan, setuju terhadap system nilai
dan tujuan, dengan senang hati untuk tetap tinggal, dan siap untuk bekerja keras
(Curtis and Wright, 2001). Beberapa penelitian juga menyelidiki hubungan antara
kepuasan kerja dan turnover dan menemukan hubungan negative yang sangat
jelas. (Trevor, 2001). Meskipun kepuasan kerja merupakan faktor kunci untuk
retensi karyawanm akan tetapi kepuasan kerja tidak sama dengan retensi
karyawan (Eva Kyndt, 2009). Dalam penelitiannya, Eva Kyndt (2009)
menentukan retensi diukur berdasar kan dimensi intensitas, identifikasi, dan
keterpautan, sehingga menghasilkan menghasilkan beberapa item untuk mengukur
retensi karyawan berdasarkan penelitian-penelitian lain. Beberapa item tersebut
adalah:
1. Rencana karyawan untuk bekerja pada perusahaan lain dalam
periode 3 tahun.
2. Perusahaan saat ini memberikan kepuasan.
3. Jika karyawan ingin melakukan pekerjaan atau jabatan lain, terlebih
dahulu melihat kemungkinan untuk mengisi tempat yang ada di
perusahaan saat ini ia bekerja.
4. Melihat masa depan dalam perusahaan tempat ia bekerja.
5. Tidak masalah jika bekerja untuk perusahaan manapun selama
memiliki pekerjaan.
6. Ingin tetap bekerja diperusahaan saat ini untuk 5 tahun kedepan atau
lebih.
7. Jika dapat mengulang kembali karyawan akan lebih memilih bekerja
untuk perusahaan lain.
8. Akan menerima penawaran pekerjaan yang lebih menarik.
9. Pekerjaan yang dilakukan sekarang terasa sangat penting.
10. Cinta bekerja untuk perusahaan saat ini.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
20
Universitas Indonesia
2.2.2.1 Faktor Penentu Retensi Karyawan
Baik para pemberi kerja maupun para karyawan telah mengetahui bahwa
beberapa bidang umum memengaruhi retensi karyawan. Berikut adalah uraian
bagaimana setiap kelompok komponen memengaruhi upaya tersebut.
1. Komponen organisasi
Beberapa komponen organisasi mempengaruhi karyawan dalam
memutuskan apakah bertahan atau meninggalkan pekerjaan mereka.
Organisasi yang memiliki budaya dan nilai yang positif dan berbeda
mengalami perputaran karyawan yang lebih rendah. Budaya
organisasi adalah pola nilai dan keyakinan bersama yang
memberikan arti dan peraturan perilaku bagi anggota organisasional.
Nilai organisasional utama yang mempengaruhi keinginan karyawan
untuk bertahan adalah kepercayaan. Komponen organisasi lain yang
mempengaruhi retensi karyawan berhubungan dengan strategi,
peluang dan manajemen organisasi. Semua pengurangan karyawan,
pemberhentian sementara, merger dan akuisisi, serta penyusunan
ulang organisasional telah mempengaruhi loyalitas dan retensi
karyawan.
2. Peluang karier organisasi
Survei yang dilakukan AON Consulting (sebuah lembaga
independen yang mengkaji loyalitas di tempat kerja) terhadap
karyawan disemua jenis pekerjaan tetap menunjukkan bahwa usaha
pengembangan karir organisasional dapat mempengaruhi tingkat
retensi karyawan secara signifikan. Peluang untuk perkembangan
pribadi memunculkan alasan mengapa individu mengambil
pekerjaannya saat ini dan mengapa mereka bertahan. Usaha
pengembangan karir organisasional dirancang untuk memenuhi
harapan para karyawan bahwa para pemberi kerja mereka
berkomitmen untuk mempertahankan pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuannya saat ini. Perencanaan karir organisasi juga
meningkatkan retensi karyawan dengan mengupayakan perencanaan
karir formal.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
21
Universitas Indonesia
3. Penghargaan
Banyak manajer yakin bahwa uang merupakan faktor retensi
karyawan yang utama. Sekitar 89% responden dalam sebuah survei
dan sebagian besar karyawan menyebutkan gaji yang lebih baik atau
kompensasi yang lebih tinggi sebagai alasan untuk berpindah kerja.
Akan tetapi kenyataannya sedikit lebih rumit. Persoalan lain yang
mempengaruhi retensi karyawan adalah program tunjangan
kompetitif dan bonus special, kinerja dan kompensasi serta
pengakuan.
4. Rancangan tugas dan pekerjaan
Faktor mendasar yang mempengaruhi retensi karyawan adalah sifat
dari tugas dan pekerjaan yang dilakukan. Selanjutnya fleksibilitas
kerja juga membantu retensi karyawan.
5. Hubungan karyawan
Kumpulan faktor terakhir yang diketahui mempengaruhi retensi
karyawan didasarkan pada hubungan yang dimiliki para karyawan
dalam organisasi. Hubungan karyawan, termasuk perlakuan adil/
tidak diskriminatif dan pelaksanaan kebijakan SDM, juga dapat
meningkatkan retensi karyawan. Asas-asas umum manajemen
(general principles of management) menurut Henry Fayol seperti
dikutip Hasibuan menyebutkan asas kestabilan masa jabatan
(stability of turnover personnel) yang maksudnya, pimpinan
perusahaan harus berusaha agar mutasi dan keluar masuknya
karyawan tidak terlalu sering. Karena akan mengakibatkan
ketidakstabilan organisasi, biaya-biaya semakin besar dan
perusahaan tidak mendapat karyawan yang berpengalaman.
Pimpinan perusahaan harus berusaha, agar setiap karyawan betah
bekerja sampai masa pensiunnya. Jika sering keluar masuk
karyawan, manajer perlu menyelidiki penyebabnya. Apakah karena
gaji terlalu kecil, perlakuan yang kurang baik dan lain sebagainya
(Hasibuan, 1996).
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
22
Universitas Indonesia
Cushway (1996) mengatakan baik sebagai bagian dari proses perencanaan
atau bagian dari manajemen kinerja yang efektif, perlu bagi organisasi untuk
membentuk strategi kepemilikan. Kegagalan akan menyebabkan tingkat
perputaran yang tinggi. Hal-hal umum yang mempengaruhi pergantian pegawai
adalah :
1. Upah dan fasilitas – ini harus dianggap adil, karena ketidakpuasan
dapat tumbuh bila mereka diperlakukan tidak sama dengan rekannya.
Demikian juga bila organisasi tidak menggaji sebaik yang
ditawarkan competitor/ pesaing maka lama kelamaan akan
kehilangan pegawai.
2. Pengakuan dan prospek – setiap ada kesempatan, manajer harus
memberikan apresiasi atas pekerjaan yang terselesaikan dengan baik.
Pekerja yang efektif sedapat-dapatnya dipromosikan asalkan mereka
dilengkapi dengan keahlian untuk pekerjaan berikutnya, tetapi jika
promosi tak dapat diberikan, paling tidak pujian yang harus
disampaikan.
3. Kondisi kerja – Kondisi kerja yang buruk akan menyebabkan
Ketidakpuasan
4. Desain kerja – pekerjaan itu sendiri harus sedapat-dapatnya
dirancang untuk memenuhi kebutuhan individu dan harus
memungkinkan adanya variasi minat dan kesempatan untuk belajar
dan bertumbuh, jika tidak, kekecewaanlah yang mungkin timbul.
5. Hubungan kerja – hubungan kerja yang buruk akan menyebabkan
kekecewaan dan mengakibatkan ketidakhadiran serta manambah
tingkat perputaran pegawai
6. Kinerja – jika manusia merasa tidak cukup dan hatinya tidak berada
di pekerjaannya, maka secara moral mereka akan menderita, oleh
karena itu mereka harus diberi petunjuk yang jelas tentang apa yang
diharapkan dari mereka dan diberikan juga pelatihan yang perlu.
7. Perjanjian – jika manusia tidak merasa bertanggung jawab terhadap
organisasi, maka mereka akan mencari kesibukan sendiri. Adalah
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
23
Universitas Indonesia
tugas manajer untuk menjelaskan tujuan organisasi dan berusaha
mendapatkan rasa tanggung jawab mereka.
8. Promosi dan seleksi yang buruk – mengangkat seseorang yang tidak
siap untuk suatu pekerjaan akan menyebabkan tingginya tingkat
perputaran karyawan.
9. Harapan – jika ada pengharapan akan kemajuan di dalam organisasi
atau tersedianya imbalan, namun kemudian tidak terpenuhi, akan
muncul ketidakpuasan dan menambah tingkat perputaran karyawan.
10. Supervisi dan manajemen yang tidak efektif.
2.2.2.2 Strategi Retensi Karyawan
Torrington (2003) mengatakan, ada 5 macam strategi retensi karyawan,
yaitu kompensasi, pemenuhan harapan, induksi, praktik SDM yang
memperhatikan keluarga karyawan, serta pelatihan dan pengembangan. Kelima
hal itu tidak serta-merta bisa mempertahankan karyawan. Ada sejumlah hal lain
yang perlu diperhatikan, terkait dengan strategi retensi karyawan. Strategi retensi
pertama adalah kompensasi. Kompensasi dimasukkan sebagai strategi retensi
pertama, karena hal ini sering kali dianggap sebagai pemicu utama ketidakpuasan
karyawan yang pada akhirnya menyebabkan ketiadaan loyalitas.
Di dalam Teori Dua Faktor oleh Hertzberg, kompensasi adalah salah satu
faktor higiene (Gibson et al, 2003). Bila organisasi tidak bisa memenuhi faktor
higiene, karyawan merasa tidak puas. Bila mereka merasa tidak puas, mereka
mungkin tidak bekerja seperti seharusnya, dan pada akhirnya, kita sulit
mengharapkan loyalitas mereka. Tetapi bila kompensasi yang diterima sudah
sesuai dengan kebutuhan karyawan, maka yang terjadi hanyalah pemeliharaan
tingkat kepuasan, bukan kepuasan yang meningkat pesat. Ada pendapat lain yang
menyatakan bahwa upah yang baik hanya bisa mempertahankan karyawan bila
ada faktor lain yang juga membuat mereka senang. Contoh, selain mendapat upah
yang baik, karyawan akan setia pada perusahaan bila mereka memiliki lingkungan
kerja yang menyenangkan serta diberi kesempatan untuk mewujudkan aktualitasi
diri mereka. Berdasarkan informasi sejumlah informan, alasan mereka atau
bawahan atau rekan kerja mereka keluar dari tempat kerja mereka sebagian besar
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
24
Universitas Indonesia
lebih disebabkan oleh faktor lingkungan kerja dan ketiadaan harapan untuk
promosi (dead-end carrier). Jadi, selain masalah kompensasi, perusahaan harus
mampu untuk memenuhi harapan karyawan.
Karyawan masuk ke dalam organisasi dengan sejumlah harapan, antara lain
harapan untuk mendapat promosi, harapan untuk bekerja dengan tenang, harapan
untuk mendapat imbalan yang sesuai dengan tenaga yang telah dicurahkan.
Pemenuhan harapan karyawan sebenarnya termasuk di dalam kontrak psikologis.
Menurut Armstrong (2000), dari sudut pandang karyawan, kontrak psikologis
mencakup:
1. Kepercayaan terhadap manajemen organisasi untuk memenuhi
janji mereka dalam menyampaikan kesepakatan;
2. Bagaimana mereka diperlakukan secara adil dan konsisten;
3. Cakupan untuk menunjukkan kompetensi;
4. Harapan karier dan peluang untuk mengembangkan keterampilan;
5. Keterlibatan dan pengaruh
Strategi ketiga adalah induksi. Induksi terkait dengan masa orientasi
karyawan baru. Ada sejumlah tujuan induksi, yaitu membantu karyawan baru
untuk menyesuaikan emosinya dengan tempat kerja baru, menjadi wadah untuk
menyampaikan informasi dasar tentang organisasi, dan menyampaikan aspek
kultural yang dimiliki perusahaan, seperti kebiasaan yang ada di perusahaan itu
(Torrington et al., 2003).
Strategi retensi keempat adalah praktik SDM yang memerhatikan keluarga
karyawan. Contoh, bila seorang karyawan yang sudah berkeluarga akan dipindah
tugaskan, pihak perusahaan harus mempertimbangkan nasib keluarga inti
karyawan tersebut. Satu solusi yang baik adalah, saat menugaskan karyawan yang
sudah berkeluarga ke luar kota, pihak perusahaan harus memikirkan akomodasi
bagi keluarga karyawan tersebut, setidaknya membantu mencarikan akomodasi
bagi keluarga karyawan itu.
Strategi retensi kelima adalah dalam bidang pelatihan dan pengembangan
karyawan. Penugasan untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan yang tidak
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
25
Universitas Indonesia
adil pun bisa mengurangi loyalitas karyawan. Perusahaan harus menyampaikan
alasan yang masuk akal dan transparan saat akan mengirim karyawan mengikuti
pelatihan dan pengembangan. Tanpa transparansi, akan timbul kecurigaan. Rasa
curiga bisa memicu konflik, menghasilkan situasi kerja yang tidak sehat, dan pada
akhirnya mengurangi loyalitas karyawan.
Saran Chusway (1996) untuk mengurangi tingkat perputaran pegawai adalah
proses perencanaan harus memperhitungkan rencana-rencana terhadap beberapa
factor, yaitu: (1) suplai SDM; (2) organisasi dan struktur; (3) rekrutmen dan
mempertahankan kepemilikan (terhadap pegawai); (4) penggunaan dan
fleksibilitas pegawai; (5) pelatihan dan pengembangan; (6) komunikasi; (7)
manajemen kinerja; (8) upah.
2.3 Model Analisis
Model analisis yang dipakai dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antar variabel penelitian. Variabel yang terdapat dalam
penelitian ini yaitu reward (variable independen) dan retensi karyawan (variabel
dependen). Berdasarkan sifatnya, hubungan antara reward dan retensi karyawan
merupakan hubungan asimetris.
Hubungan asimetris adalah hubungan yang menyatakan bahwa suatu
variabel akan menyebabkan atau mempengaruhi variabel lainnya dan hubungan
ini bersifat satu arah. Dalam penelitian ini digambarkan bahwa reward
mempengaruhi retensi karyawan, namun retensi karyawan tidak mempengaruhi
reward.
Model analisis yang digunakan untuk dua variabel tersebut adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.2 Model Analisis
REWARD
(DeCenzo, 2001)
RETENSI
KARYAWAN
(Eva Kyndt,
2009)
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
26
Universitas Indonesia
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau
merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian (Prasetyo, 2005:
76). Hipotesa yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak terdapat hubungan reward dengan retensi karyawan pada Divisi
Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Ha: Terdapat hubungan reward dengan retensi karyawan pada Divisi
Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2.5 Operasionalisasi Konsep
Operasionalisasi konsep adalah unsur yang memberitahukan bagaimana
caranya mengukur suatu variabel (Gomes, 2007) Secara definisi, konsep
merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal yang
khusus. Konsep tidak dapat diteliti atau diukur begitu saja tanpa batasan yang
jelas. Untuk kegunaan penelitian maka konsep perlu diartikan dan
dioperasionalkan terlebih dahulu untuk dapat dibaca dan dilihat.Konsep yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki variabel yang kemudian diturunkan
kedalam dimensi yang akan diukur indikator-indikatornya.
Konsep yang akan dioperasionalisasikan adalah konsep retensi pegawai
yang di adapatasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Eva Kyndt dkk.
(2009) yang juga mengadaptasi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Salah satu
penelitian yang di adapatasi dari penelitiannya ialah penelitian yang dilakukan
Egan dkk. (2004) yang mengukur retensi karyawan sektor Teknologi Informasi
berdasarkan keinginan untuk tetap tinggal dengan menggunakan indikator: berniat
untuk mengubah pekerjaan dalam perusahaan ini di masa mendatang (1), berniat
untuk mencari kerja terkait TI di perusahaan lain di masa mendatang (2), dan
berniat untuk mencari bekerja di profesi lain selain TI di masa mendatang (3).
Responden juga diberikan pertanyaan apakah mereka ingin terus bekerja untuk
perusaan mereka saat ini. Hal lain yang ditanyakan adalah apakah karyawan yakin
bahwa mereka memiliki prospek masa depan dalam perusahaan dan mereka
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
27
Universitas Indonesia
termotivasi dalam pekerjaan mereka. Sehingga terdapat sepuluh indikator yang
digunakan oleh Eva Kyndt dkk. (2009) dalam penelitiannya.
Retensi karyawan sebagai variable dependen akan diuji hubungan dengan
variable rewards sebagai variable independen. Konsep reward yang akan di
operasionalsasikan mengadaptasi dari teori yang dikemukakan David A.
DeCenzo dan Stephen P. Robbins (2001) yang mengklasifikasikan reward
menjadi ekstrinsik dan intrinsik. reward Ekstrinsik terbagi menjadi dua jenis yaitu
finansial dan nonfinansial reward. reward Finansial dilakukan dengan dua cara
yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Reward intrinsik adalah kepuasan pribadi seseorang yang didapat dari
pekerjaan itu sendiri. Hal Ini adalah penghargaan yang datang dari diri sendiri,
seperti memiliki kebanggaan dalam suau pekerjaan, merasakan keberhasilan, atau
menjadi bagian dari tim kerja. Sedangkan reward ekstrinsik, mencakup uang,
promosi, dan benefit. Benang merahnya adalah imbalan tersebut datang dari luar
pekerjaan dan dari sumber yang ada diluar, terutama manajemen. Sehingga, jika
seorang karyawan mengalami perasaan keberhasilan atau pertumbuhan pribadi
pada suatu pekerjaan,, maka dinamakan reward intrinsik. Reward memungkinkan
untuk meningkatkan kesejahteraan finansial karyawan. Hal ini dapat dilakukan
secara langsung, misalnya, melalui upah, bonus, atau bagi hasil, atau secara tidak
langsung, melalui subsidi manfaat seperti program pensiun, liburan, cuti sakit, dan
diskon pembelian. Rewards nonfinansial mencakup berbagai tambahan keinginan
yang berpotensi disediakan organisasi. Secara umum reward ini tidak secara
langsung meningkatkan posisi finansial karyawan. Reward nonfinansial
menekankan untuk membuat kehidupan dalam pekerjaan lebih menarik. .
(DeCenzo & Robbins, 2001)
Apabila jenis-jenis reward tersebut dikaitkan dengan reward yang dapat
didistribusikan pada divisi multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, maka
jenis reward tersebut menjadi:
a. Reward ekstrinsik
1) Penghasilan berupa uang (finansial reward) yang diterima secaran
langsung yaitu: gaji pokok, bonus tahunan, dan insentif.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
28
Universitas Indonesia
2) Reward finansial tidak langsung
□ Program perlindungan
o Pengelolaan kesehatan karyawan
□ Upah untuk waktu tidak bekerja
o Pensiun dini
o Program Pensiun Iuran Pasti
o Program Pelayanan Kesehatan Pasca Kerja
3) Reward nonfinansial
□ Perabot kantor dan alat tulis kantor yang sesuai dengan
dengan kebutuhan/harpan
□ Pelayanan SDM berbasis TI
□ Penugasan kerja yang disukai
o Jam masuk kantor yang sesuai dengan keinginan
karyawan
o Hari kerja yang sesuai dengan keinginan karyawan
o Diberikan waktu kepada para karyawan untuk
melaksanakan pekerjaan sebaik-baiknya tanpa
mengurangi kesempatan untuk sembahyang,
ketoilet, bergaul, merokok, dan sebagainya.
□ Gelar
o Kesempatan promosi jabatan
o Perlakuan sebagai keluarga dari rekan kerja/atasan
o Sanjungan dan pengakuan dari rekan kerja akan
prestasi yang dicapai
o Program pemberian penghargaan oleh PT
Telekomunikasi Indonsia Tbk.
b. Reward interinsik, yaitu imbalan yang diterima pegawai dari diri mereka
sendiri berkenaan dengan pelaksanaan suatu tugas kerja.
□ Perasaan pegawai diajak berperan serta dalam pengambilan
keputusan
□ Perasaan pegawai atas keleluasaan bekerja
□ Perasaan pegawai akan meningkatnya tugas dan tanggung
jawab
□ Perasaan pegawai mendapat lebih banyak pekerjaan yang
menarik
□ Perasaan akan pertumbuhan kemampuan pribadi karena
dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
o Perasaan pertumbuhan pribadi karena mampu
melaksanakan tugasbaru yang menantang
o Perasaan pegawai terhadap penyelesaian atau
pencapaian sasaran yang berhubungan dengan
pekerjaan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
29
Universitas Indonesia
o Perasaan pegawai akan pencapaian tujuan/sasaran
pribadi
□ Perasaan pegawai akan keaneka ragaman kegiatan
o Perasaan pegawai terhadap kegiatan ekstrakulikuler
Tabel 2.2 Operasionalisasi Konsep
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Reward
Reward Extrinsic
1. Gaji
2. Bonus tahunan
3. Insentif
4. uang lembur
5. program perlindungan
6. upah untuk waktu
tidak bekerja
7. Perabot kantor yang
disukai
8. Pelayanan SDM
berbasis TI
9. Jam makan siang yang
disukai
10. Penugasan kerja
11. Gelar
interval
Intrinsic
reward
12. Berperan serta dalam
pengambilan
keputusan
13. Kebebasan dan
keleluasaan kerja
14. Tanggung jawab
15. Pekerjaan yang
menarik
16. Kesempatan
pertumbuhan pribadi
17. Keanekaragaman
kegiatan
interval
Retensi Retensi Karyawan Intensitas 1. Rencana kerja di
perusahaan lain
2. melihat masa depan
dengan perusahaan
saat ini
3. keinginan bekerja
dimanapun
4. keinginan terus
bekerja dengan
perusahaan saat ini
5. Penyesalan bekerja di
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
30
Universitas Indonesia
perusahaan saat ini.
6. Kecendrungan
menerima penawaran
pekerjaan.
7.
Keterpautan 8. Perusahaan saat ini
memberikan kepuasan
9. melihat peluang
didalam perusahaan
saat ini
10. Pentingya pekerjaan
saat ini.
11. Mencintai bekerja di
perusahaan saat ini.
Sumber: Decenzo, David A. dan Stephen P. Robbins, 2002. Human Resource Management. 7th
Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc., Eva Kyndt & Filip Dochy. (2009). Employee
Retention: Organisational and Personal Perspectives. Vocations and Learning, 2:195–
215.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian menjabarkan pendekatan yang digunakan, jenis
penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik analisis data,
skala pengukuran, lokasi penelitian.
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan didukung oleh
data kuantitatif.Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2003).Penggunaan metode statistik pada skripsi ini ialah penggunaan
metode statistik dengan menyajikan table distribusi frekuensi. Peneliti menyajikan
hasil analisis berdasarkan perhitungan kuesioner dan didukung pula oleh hasil
wawancara dan dokumentasi yang diperoleh mengenai hubungan variabel Reward
dengan Retensi Karyawan.
3.1.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dimensi waktu penelitian, dan teknik pengumpulan data.
3.1.2.1 Berdasarkan Tujuan Penelitian
Berdasarkan tujuan, penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif.
Penelitian eksplanasi bertujuan untuk memahami lebih lanjut mengapa suatu
variabel dapat mengakibatkan timbulnya suatu akibat tertentu yang telah
diperkirakan (Malhotra, 2004). Selain itu, penelitian eksplanasi juga bertujuan
untuk menjelaskan gambaran suatu kondisi, karakteristik dari suatu fenomena,
khususnya menjelaskan hubungan antar variabel yang dibuktikan melalui
hipotesis penelitian. Sehingga penelitian ini berusaha menjelaskan hubungan
rewards dalam mengendalikan, mempengaruhi, serta menggerakkan perilaku
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
32
Universitas Indonesia
retensi Karyawan pada Divisi Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Dalam penelitian ini. Penelitian ini memberikan penjelasan mengenai hubungan
reward dengan retensi karyawan pada Divisi Multimedia PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk. Penelitian ini menjadikan Divisi Multimedia sebagai objek
penelitian karena divisi ini merupakan divisi vital didalam PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk yang membutuhkan SDM dengan tingkat retensi yang tinggi agar
keahlian dan pengetahuan didalamnya dapat dipertahankan. Terlebih lagi peneliti
memiliki akses khusus kedalam Divisi Multimedia karena penglaman menjalani
proses magang didalamnya.
3.1.2.2 Berdasarkan Manfaat Penelitian
Berdasarkan manfaat, penelitian ini termasuk dalam penelitian terapan
karena berorientasi pada ilmu pengetahuan dan akademis. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori
yang diterapkan dalam memecahkan masalah masalah praktis (Gay, 1977).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan reward dengan retensi
karyawan divisi Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
3.1.2.3 Berdasarkan Dimensi Waktu
Menurut dimensi waktu penelitian, penelitian ini termasuk penelitian cross
sectional, yaitu karena penelitian dilakukan hanya pada satu waktu tertentu.Data
hanya dikumpulkan untuk waktu tertentu saja untuk menggambarkan kondisi
populasi (Purwanto, 2007). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 hingga 6 bulan
mei tahun 2012.
3.1.2.4 Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah survey dengan
cara menyebarkan kuesioner untuk mendapatan data primer serta pengumpulan
data maupun arsip yang terkait dengan bahan penelitian sebagai data sekunder.
3.1.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Rosady Ruslan, pengumpulan data merupakan suatu langkah dalam
metode ilmiah melalui prosedur sistematik, logis, dan proses pencarian data yang
valid, baik diperoleh secara langsung (data primer) maupun data yang tidak
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
33
Universitas Indonesia
langsung (data sekunder) untuk keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan
suatu riset secara benar untuk menemukan kesimpulan, memperoleh jawaban dan
sebagai upaya untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi oleh peneliti.
(Ruslan, 2004: 27). Dari segi pengumpulan data, peneliti berusaha membagi ke
dalam jenis metode pengumpulan data berdasarkan 2 jenis data yakni:
3.1.3.1 Data Primer
Pengertian dari data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari
sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga yang bersangkutan untuk
dimanfaatkan (Ruslan, 2004:38).Data primer dalam penelitian ini didapatkan
dengan survey. Metode survey dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yakni
suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada
responden (yang telah ditentukan) (Umar, 2003: 46). Pengisian kuesioner akan
dilakukan melalui self administered questionnaire atau pengisian secara mandiri
yakni pengisian dengan cara peneliti memberikan pada responden secara langsung
dan meminta responden untuk mengisi (Prasetyo, 2005: 50).
3.1.3.2 Data Sekunder
Pengertian dari data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara
tidak langsung melalui media perantara yang dihasilkan oleh pihak lain atau
digunakan oleh lembaga lain yang bukan merupakan pengolahannya tetapi dapat
dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu (Ruslan, 2004: 138). Data sekunder
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kepustakaan yaitu dengan cara
mempelajari buku, dokumen, literatur terutama yang berkaitan dengan reward dan
retansi karyawan. Pengumpulan data (informasi) dilakukan di
perpustakaan/tempat lainnya dimana tersimpan buku-buku serta sumber data
lainnya (Supranto, 1997: 11). Data sekunder lainnya yaitu data perusahaan berupa
Company Profile PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan arsip yang berkaitan
dengan penelitian baik yang di dapat langsung dari perusahaan maupun internet.
3.1.4 Populasi dan Sampel
Populasi menurut Sugiyono adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
34
Universitas Indonesia
(Sugiyono, 2002: 55). Populasi dapat diartikan juga sebagai satuan yang ingin
diteliti, atau jumlah total manusia yang cocok dijadikan responden atau yang
cukup relevan dengan suatu penelitian (Neumann, 2000: 249). Sebelum
menentukan populasi target, peneliti harus menentukan unit analisis dan unit
observasi terlebih dahulu. Unit analisis adalah satuan yang akan diteliti, dapat
berupa individu, kelompok, organisasi, kata-kata, simbol, masyarakat dan/atau
negara. Sedangkan unit observasi adalah satuan darimana data diperoleh, dapat
berupa individu, kelompok, pasangan, dokumen, dan lain sebagainya. Unit
analisis dan unit observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Unit Analisis: Pegawai tetap berstatus aktif Divisi Multimedia PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk yang telah bekerja minimal satu tahun atau
lebih. Menurut data dari bagian personalia perusahaan, terdapat sebanyak 60
orang karyawan tetap berstatus aktif pada Divisi Multimedia yang dapat
dijadikan sebagai unit analisis. Peneliti menentukan batasan lamanya kerja
minimal satu tahun karena pegawai tersebut dianggap sudah pernah mengenal
baik terhadap lingkungan dan rewards system yang dimiliki PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2. Unit Observasi: Pegawai tetap berstatus aktif Divisi Multimedia PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk,yang telah bekerja minimal satu tahun atau
lebih.
Maka populasi pada penelitian ini adalah karyawan tetap Divisi Multimedia
yang berstatus aktif dan sudah bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
mminimal selama satu tahun berjumlah 60 orang.
Sampel merupakan sebagian kecil atau kelompok yang dapat dikendalikan
dan ditarik dari populasi. Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan
diteliti yang dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 1995: 57).
Sampel sangat memegang peran yang penting karena banyak membantu
pengambilan kesimpulan untuk banyak kasus apabila tidak cukup waktu tersedia
untuk mengambil semua data yang ada di suatu populasi (Siagian, 2006: 15).
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
35
Universitas Indonesia
Dikarenakan populasi pada Divisi Multimedia tidak terlalu besar, maka
peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel secara total sampling, yaitu
menggunakan seluruh jumlah populasi perusahaan yang akan diteliti. Total
sampling digunakan jika jumlah populasi dari suatu penelitian tidak terlalu banyak
(Prasetyo, 2005: 21). Sampel dari bidang dalam penelitian ini adalah 60 orang
pegawai tetap berstatus aktif yang telah bekerja minimal satu tahun di Divisi
Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Peneliti akan melakukan uji coba kuesioner (pre-test) terhadap 30 responden
sebagai sampel pre-test yang merupakan pegawai tetap yang berstatus aktif dan
telah bekerja minimal satu tahun di Divisi General Support, PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk. Peneliti memilih Divisi General Support karena divisi ini masih
berkaitan sangat erat terhadap Divisi Multimedia. Divisi ini merupakan divisi
yang dipimpin oleh Senior Manager, yang disebut Senior Manager General
Support dan bertanggung jawab atas efektivitas dan efisiensi pengelolaan
logistik pendukung operasional, office administration & general affair, fungsi
legal support & partnership, dan fungsi settlement sehingga dapat memastikan
bahwa penyelenggaraan operasional Divisi Multimedia dapat dilaksanakan
dengan efektif, efisien serta tertib administrasi dan legal secara memadai.
3.1.5 Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses lanjutan dari proses pengolahan data untuk
melihat bagaimana menginterpretasikan data, kemudian menganalisis data dari
hasil yang sudah ada pada tahap hasil pengolahan data (Prasetyo, 2005: 182).
Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan ialah teknik analisis
kuantitatif karena data yang dikumpulkan berjumlah besar, dan mudah
diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori.
Kuisioner yang menggunakan skala perbedaan semantik pada peneltitian ini
dibuat dengan melingkari skor. Skala perbedaan semantik merupakan skala yang
dikembangkan untuk mengetahui persepsi seseorang terhadap suatu variabel,
dengan menggunakan kata sifat yang saling bertentangan (Malhotra, 2004: 259).
Dalam hal ini kata tersebut yaitu ’sangat tidak setuju’ dan ’sangat setuju’. Pada
skala ini, responden diberi ruang semantik untuk merefleksikan seberapa dekat
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
36
Universitas Indonesia
sikap mereka terhadap objek yang sedang diteliti diantara dua kutub ’sangat tidak
setuju’ dan ’sangat setuju’ tersebut Dengan kata lain, responden diharapkan untuk
memberikan tingkat persetujuannya mengenai suatu pertanyaan. Tingkatan
tersebut ditunjukkan dengan melingkari salah satu angka yang tertera pada skala
mulai dari 1 (satu) sampai 5 (lima).
Angka 1 : Sangat Tidak Setuju
Angka 5 : Sangat Setuju
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5
Setelah peneliti memperoleh data yang diinginkan melalui survey lapangan,
maka tahapan selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Analisis dilakukan
peneliti dengan bantuan software Statistical Program for Social Science versi 17.0
atau lebih dikenal dengan SPSS. Sedangkan untuk analisis inferensial
menggunakan korelasi pearson Product Moment untuk melihat ada tidaknya
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang berskala interval
(parametrik) dengan menggunakan bantuan program software SPSS versi 17.0.
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007,),
Korelasi Pearson Product Moment (PPM) digunakan untuk mengetahui derajat
hubungan antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen).
Rumus yang digunakan Korelasi PPM (sederhana):
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
n = Jumlah sampel yang diobservasi
rxy = nilai koefisien korelasi pearson product moment
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari
harga. Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya
tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat (−1 ≤ r ≤ +1).
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007), arti harga r
akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut:
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
37
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Sumber : Riduan (2007)
Untuk menguji signifikansi hipotesis nol (Ho) diterima atau ditolak, peneliti
mencari nilai Z hitung (Zh) dan Z table (Zt) kemudian membandingkan nilai
keduanya. Adapun rumus dari perhitungan Z hitung (Zh) adalah sebagai berikut
(Sugiyono, 2005):
√
Dimana:
= Simpangan baku pada distribusi sampling dibawah asumsi tidak ada
korelasi
= Rata-rata pada distribusi sampling dibawah asumsi tidak ada
korelasi
= Jumlah sampel yang diobservasi, dalam hal ini 60
= Nilai koefisien korelasi pearson
Setelah didapatkan nilai Z-hitung melalui rumus diatas, maka untuk
menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut, dengan tingkat
signifikansi sebesar 5%, maka adalah 1.96, dan criteria pengujiannya adalah:
Terima jika
Tolak jika
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.80 – 1.000 Sangat Kuat
0.60 – 0.799 Kuat
0.40 – 0.599 Cukup Kuat
0.20 – 0.399 Rendah
0.00 – 0.199 Sangat Rendah
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
38
Universitas Indonesia
3.1.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas didefinisikan sebagai tingkat kesesuaian antara suatu batasan
konseptual yang diberikan dengan bantuan operasional yang telah dikembangkan
(Walizer & Wiener, 1991:105). Sebuah pengukuran yang valid adalah yang
mengukur apa yang seharusnya diukur (De Vaus, 2002:50). Validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi mengevaluasi
sejauh mana indikator-indikator mengukur sebuah konsep (De Vaus, 2002:54).
Artinya suatu perangkat ukur (kumpulan indikator) harus mencerminkan semua
dimensi dalam sebuah variabel. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini
adalah reward sebagai variabel independen dan retensi karyawan sebagai variabel
dependen.
Pengukuran validitas dilakukan dengan melakukan analisa faktor kepada
hasil pre-test, untuk menilai nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Samplinb
Adequacy, Barlett’s Test of Sphericity, Anti-image Matrices, Total Variance
Explained dan Factor Loading of Component Matrix.
Tabel 3.2 Ukuran Validitas Ukuran Validitas Nilai Disyaratkan
1 Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy
KMO MSA adalah statistic yang mengindikasikan proporsi variasi
dalam variabel yang merupakan variansi umum (common variance),
yakni variansi yang disebabkan oleh faktor-faktor dalam penelitian.
Nilai KMO di atas .500 menunjukkan
bahwa faktor analisis dapat digunakan.
2 Bartlett’s Test of Sphericity
Bartlett’s test of sphericity mengindikasikan bahwa matriks korelasi
adalah matriks identitas, yang mengindikasikan bahwa variabel-
variabel dalam faktor bersifat related atau unrelated
Nilai signifikansi adalah hasil uji. Nilai
yang kurang dari .05 menunjukkan
hubungan yang dignifikan antar variabel,
merupakan nilai yang diharapkan.
3 Anti-image Matrices
Setiap nilai pada kolom diagonal matriks korelasi anti-image
menunjukkan Measure of Sampling Adequacy dari masing-masing
Nilai diagonal anti-image correlation
matrix di atas .500 menunjukkan variabel
cocok/sesuai dengan struktur variabel
lainnya di dalam faktor tersebut.
4 Total Variance Explained
Nilai pada kolom “Cumulative %” menunjukkan persentase variasi
yang disebabkan oleh keseluruhan factor
Nilai “Cumulative %” harus lebih besar
dari 60%
5 Component Matrix
Nilai Factor Loading dari variabel-variabel komponen faktor.
Nilai Factor Loading lebih besar atau
sama dengan .500
Sumber: Hair (2006)
Realiabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang
digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang diinginkan dapat
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
39
Universitas Indonesia
dipercaya sebagai alat pengumpul data serta mampu mengungkap informasi yang
sebenarnya di lapangan. Instrumen yangreliabel adalah instrumen yang bilamana
dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan
data yang samadengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis pada
responden. Reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator
(variabel-variabel teramati) bersifat konsisten dalam pengukurannya. Slovin
dalam Husein Umar (1998) uji reliabilitas kuesioner adalah uji kekonsistensial
alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Dalam penelitian ini uji reliabilitas
dilakukan dengan teknik Cronbach’s Alpha, dengan menggunakan formula
sebagai berikut:
(
)(
∑
∑ )
Dimana :
= Reliabilitas = Jumlah varian butir
= Jumlah butir pernyataan = Varian total
Kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai reliabilitasnya lebih besar dari nilai
kritis (0,60) dan α = 0,05.
3.1.7 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Divisi Multimedia PT.Telekomunikasi
Indonesia,Tbk . yang beralamat di Menara Multimedia, Lt.6 Jl. Kebon Sirih No.
12, Jakarta Pusat.
3.2 Gambaran Umum Objek Penelitian
3.2.1 Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi dibagi menjadi dua perusahaan milik
negara, yaitu Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang bergerak
sebagai penyedia layanan telekomunikasi domestik dan internasional serta PT
Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) yang bergerak sebagai pembuat
perangkat telekomunikasi. Pada tahun 1980, bisnis telekomunikasi internasional
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
40
Universitas Indonesia
diambil alih oleh PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) yang baru saja
dibentuk saat itu.
Selanjutnya pada 1991, Perumtel mengalami perubahan status, yaitu menjadi
perseroan terbatas milik negara dengan nama Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Telekomunikasi Indonesia, atau TELKOM. Sebelum tahun 1995, operasi bisnis
TELKOM dibagi ke dalam dua belas wilayah operasi, yang dikenal sebagai
wilayah telekomunikasi atau witel. Setiap witel bertanggung jawab penuh
terhadap seluruh aspek bisnis di wilayahnya masing-masing, mulai dari penyedia
layanan telepon hingga manajemen dan keamanan properti.
Untuk memelihara dan mempertahankan pertumbuhan di lingkungan
industri yang kompetitif, TELKOM bertransformasi dari perusahaan InfoComm
menjadi perusahaan T.I.M.E (Telekomunikasi, Informasi, Media, Edutainment)
dengan mempertahankan bisnis legacy dan mengembangkan bisnis new wave.
New TELKOM telah diperkenalkan kepada public pada tanggal 23 Oktober 2009
bertepatan dengan ulang tahun TELKOM ke-153 yang menghadirkan tagline baru
“the world in your hand” dan positioning baru “Life Confident”. Dengan logo
barunya, TELKOM berkomitmen untuk memberikan ke seluruh pelanggan
TELKOM kepercayaan diri untuk menjalani kehidupan yang mereka pilih, sesuai
dengan cara dan waktu mereka. Telkom menyediakan jasa telepon tetap kabel
(fixed wireline), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak
(mobile service), data/internet serta jasa multimedia lainnya.
3.2.2 Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Sepanjang keberadaannya,Telkom telah melayanai bangsa dan sukses
mendekatkan jarak melalui komunikaso di negara kepulauan terbesar di dunia ini.
Didukung oleh pengalaman sebagai pemain utama di Indonesia,potensi dan
kapabilita Telkom yang masih sangat besar serta peluang pasar Asia Pasifik yang
masih terbuka lebar,mengantarkan Telkom untuk mencanangkan visi dan misi
sebagai berikut :
Visi:
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
41
Universitas Indonesia
Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan
Telecommunication, Information, Media and Edutainment (TIME) di kawasan
regional.
Misi:
Menyediakan layanan TIME yang berkualitas tinggi dengan
harga yang kompetitif.
Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.
3.2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi TELKOM terdiri dari Corporate Office Group, yang
terdiri dari Direktorat Human Capital & General Affairs, Direktorat Keuangan,
Direktorat Information Technology & Supply, Direktorat Compliance & Risk
Management, Unit Strategic Investment & Corporate Planning, Internal Audit
Department, Corporate Affairs dan Corporate Communications Department.
Sementara itu, Business Operations Group terdiri dari Direktorat Konsumer,
Direktorat Enterprises & Wholesale dan Direktorat Network & Solution. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Sumber : Portofolio Telkom 2010
Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi PT.Telkom,Tbk
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
42
Universitas Indonesia
Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa Divisi Multimedia yang menjadi
fokus dalam penelitian ini berada dalam grup operasional bisnis PT.Telkom,
dibawah direktorat Network & Solution.
Lingkup Peran dan Tanggung Jawab Divisi Multimedia adalah sebagai unit
bisnis yang dibentuk sebagai unit penyedia
service/product/content/solution/platform management dalam penyelenggaraan
bisnis perusahaan pada portofolio T.I.M.E untuk lingkup Telkom Group. Selain
pentingnya peranan divisi ini pada TELKOM, penelitian ini difokuskan pada
divisi Multimedia karena SDM yang dimiliki divisi Multimedia merupakan SDM
yang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi di bidangnya.
Peranan divisi ini pun sangat penting bagi TELKOM itu sendiri. Sehingga retensi
karyawan sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilan dari divisi ini. Sehingga
hal tersebut menjadi latar belakang dari penelitian ini.
3.2.4 Sistem Reward PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Pengembangan SDM
Pengembangan SDM TELKOM disesuaikan dengan strategi
bisnis yang didasarkan pada Corporate Strategic Scenario
(CSS), Master Plan for Human Capital (MPHC), Training
Needs Analysis (TNA), transformasi organisasi serta
pertumbuhan keuangan perusahaan.
Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan karyawan di tahun 2009 difokuskan
kepada:
o Pengembangan kepemimpinan. pembinaan
karyawan yang berpotensi sebagai pemimpin dan
berkinerja tinggi yang telah menunjukkan komitmen
untuk memberikan yang terbaik dan berwawasan
global;
o Mendukung pencapaian corporate strategic goals.
Dengan mengacu pada CSS dan business plan unit
bisnis terkait;
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
43
Universitas Indonesia
o Mengurangi kesenjangan kompetensi Karyawan
melalui evaluasi kompetensi berbasis penilaian
Competency Based Human Resources Management
(CBHRM).
Upaya lain untuk mengembangkan sumber daya manusia
dilakukan melalui Knowledge Management, yaitu suatu
fasilitas bagi setiap karyawan untuk bertukar ide, konsep dan
informasi melalui artikel yang dapat diakses oleh semua
karyawan.
Promosi dan Mutasi
Selama tahun 2009, TELKOM telah dilakukan promosi
terhadap 1.804 karyawan dan mutasi sebanyak 1.132 karyawan.
Pelaksanaan promosi dilakukan dengan mengunakan
metode Assessment Tool dan Job Tender
Aktivitas Ekstrakulikuler Karyawan
Untuk meningkatkan produktivitas karyawan, TELKOM
mendukung aktivitas ekstrakurikuler karyawannya baik dalam
bidang budaya, olahraga dan keagamaan. Selain itu, aktivitas
tersebut juga mengikutsertakan karyawan dan keluarganya,
termasuk aktivitas seperti kompetisi pembacaan Al-Quran,
paduan suara gereja dan Utsawa Dharma Gita dan kegitan olah
raga.
Pensiun Dini
Pada bulan Desember 2009, TELKOM menawarkan program
pensiun dini (Pendi) kepada seluruh karyawan. Kami
menawarkan program ini dengan tujuan untuk membuat
lingkungan bisnis yang lebih efektif dan kompetitif. Program
ini ditawarkan secara sukarela bagi karyawan yang memenuhi
persyaratan (contoh: pendidikan, usia, jabatan, dan kinerja).
Dana sebesar Rp1.028 miliar telah dibayarkan kepada 1.336
karyawan yang mengikuti program ini pada tanggal 31 Januari
2010.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
44
Universitas Indonesia
Pengelolaan Hubungan Karyawan
Pada bulan Mei 2000, karyawan TELKOM membentuk serikat
bernama “Serikat Karyawan TELKOM” atau “Sekar”. Pada
bulan Mei 2006, beberapa karyawan TELKOM membentuk
serikat lain bernama “Serikat Pekerja” atau “SP” sebagai
alternatif diluar Sekar. Pengelolaan hubungan kerja karyawan
diatur melalui Perjanjian Kerja Bersama
Remunenrasi
Karyawan TELKOM menerima gaji pokok dan gaji terkait
dengan tunjangan, bonus dan berbagai tunjangan, termasuk
program pensiun dan program pelayanan kesehatan pasca kerja,
tunjangan kesehatan untuk mereka sendiri dan beberapa
anggota keluarga intinya, bantuan perumahan dan tunjangan
tertentu lainnya, termasuk yang terkait dengan kinerja unit.
Bonus dianggarkan terlebih dahulu dan diberikan pada tahun
berikutnya ketika bonus tersebut diakui (accrued). Usia
pensiun untuk seluruh karyawan TELKOM adalah 56 tahun.
TELKOM mensponsori dua program pensiun; (i) manfaat pasti
diperuntukkan untuk karyawan tetap yang direkrut sebelum
tanggal 1 Juli 2002 dan (ii) program pensiun iuran pasti untuk
semua pegawai tetap lainnya.
Tekom Employees Reward (TER)
Perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan atau
unit yang berprestasi dalam rangka meningkatkan prestasi dan
produktivitas pegawai. Penghargaan ini disebut
TELKOM Employee Reward yang meliputi penghargaan
keagamaan, penghargaan prestasi individu, dan penghargaan
prestasi unit.
Pengelolaan saham Pegawai (ESOP)
Program utama ESOP antara lain melayani transaksi jual beli
saham ESOP. Pada saat TELKOM go public pada tanggal 14
Nopember 1995, jumlah saham TELKOM sebanyak
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
45
Universitas Indonesia
116.666.475 lembar dimiliki oleh 43.218 pegawai. Pada
tanggal 31 Desember 2009, 14.316.126 lembar saham
TELKOM dimiliki oleh 11.775 pegawai dan pensiunan
TELKOM.
Pengelolaan Kesehatan Karyawan
TELKOM memberikan layanan kesehatan bagi karyawannya
melalui Yayasan Kesehatan (Yakes) TELKOM. Aktivitas
utama Yakes adalah menyelenggarakan kebutuhan kesehatan
karyawan dan pensiunan beserta keluarga intinya.
Keselamatan, Kesehatan Dan Keamanan Lingkungan Kerja
(K3) Pada tahun 2009 pengelolaan K3 tetap fokus pada
penanganan zero accident. Penilaian K3 ini dilakukan setiap
tahun dan sekarang masih dalam proses penyelesaian untuk
tahun 2010.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan hasil temuan lapangan yang diperoleh melalui
metode survei dengan instrumen kuesioner. Analisis ini menggunakan alat bantu
software SPSS (Statistical Package for Social Science) 17.0 untuk menghasilkan
interpretasi data. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 60 responden yang merupakan karyawan tetap berstatus aktif Divisi
Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Karena seluruh kuesioner yang
disebar kembali dengan lengkap sejumlah 60 kuesioner, dengan demikian
dinyatakan jumlah sampel untuk setiap unit analisis pada tabel distribusi frekuensi
adalah sebanyak 60 responden (n = 60).
Pada bagian pertama peneliti melakukan uji instrumentasi dari penelitian
yang dilakukan, yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas disertai pembahasan
hasil pre-test. Kemudian peneliti melakukan analisis data responden yang
dilanjutkan dengan analisis jawaban responden dengan menggunakan distribusi
frekuensi. Pada bagian terakhir peneliti akan melakukan analisis korelasi untuk
melihat hubungan reward terhadap retensi karyawan Divisi Multimedia PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
4.1 Pembahasan Hasil Pre-Test
Pada bagian pertama peneliti melakukan uji instrumentasi dari penelitian
yang dilakukan, yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas disertai pembahasan
hasil pre-test agar variabel-variabel penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Uji instrumen dilakukan berdasarkan hasil pre-test terhadap 15
responden. Responden dengan jumlah tersebut telah memenuhi syarat jumlah
sampel pre-test, yaitu sebanyak 15-30 responden. Adapun pre-test dimaksudkan
untuk memudahkan identifikasi konstruk dan mengeliminasi masalah-masalah
yang timbul dari kuesioner tersebut (Malhotra, 2004).
Pre-test juga dilakukan karena ada perbedaan pemahaman antar responden
terhadap isi kuesioner, sehingga data yang akan digunakan dalam penelitian
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
47
Universitas Indonesia
sesungguhnya adalah data yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang
tinggi. Antara uji validitas dan uji reliabilitas memiliki saling keterkaitan indikasi,
sehingga hasil uji validitas yang baik akan menghasilkan uji reliabilitas yang baik
pula. Sebaliknya apabila pengukuran menghasilkan reliabilitas yang tidak reliabel
bukan berarti mengindikasikan pengukuran tersebut tidak valid (Malhotra, 2004).
Data pre-test ini dikumpulkan dari 30 responden karyawan tetap yang
berstatus aktif dan telah bekerja minimal satu tahun di Divisi General Support, PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Data ini kemudian dianalisis dengan bantuan
software SPSS 17.0. Hasil uji validitas dan uji reliabilitas pada penelitian ini akan
dijelaskan pada tabel 4.1 dan table 4.2
4.1.1 Hasil Uji Validitas
Pengukuran validitas masing-masing dimensi penelitian dilakukan dengan
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy, Bartlett’s Test of
Sphericity, dan Total Variance Explained. Pengukuran kecukupan sampel
dilakukan dengan Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy untuk
setiap variabel, dimana nilai di atas .500 menunjukkan bahwa kecukupan sampel
adalah baik. Selanjutnya Uji Nilai Signifikansi Bartlett’s Test of Sphericity
dibawah .05 menunjukkan probabilitas statistik bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antar indicator di dalam faktor. Ahirnya, dilakukan pengukuran total
variansi yang dapat dijelaskan (total variance explained) oleh model, dimana nilai
yang diharapkan adalah minimum 60%. Dalam Tabel 4.2 disajikan uji-uji tersebut
untuk setiap variabel.
Tabel 4.1 Pengukuran K-M-O Measure of Sampling Adequacy, Bartlett’s
Test of Sphericity, dan Nilai Variansi Tiap Dimensi Penelitian
No Variabel
Penelitian Dimensi
K-M-O
Measure of
Sampling
Adequacy
Nilai
Signifikansi
Bartlett’s Test of
Sphericity
Total
Variansi
Dijelaskan
1 Reward Intrinsik .821 .000 70.421%
Ekstrinsik .862 .000 75.314%
2 Retensi - .911 .000 79.810%
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Berdasarkan pengukuran K-M-O Measure of Sampling Adequacy, suatu
variabel dikatakan valid jika nilainya melebihi 0.500, sedangkan jika berdasarkan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
48
Universitas Indonesia
Bartlett’s Test of Sphericity, sebuah variabel dikatakan valid jika nilainya kurang
dari 0.05. Selain kedua nilai tersebut, peneliti perlu melihat juga nilai variance
explained yang harus berada di atas 60%. Karena semua data diatas telah melebihi
angka yang ditentukan dari masing-masing pengukuran, dapat disimpulkan bahwa
semua data dari variabel diatas adalah valid.
Setelah melakukan uji validitas pada setiap dimensi dalam variabel
penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menguji validitas dari setiap
indikator penelitian. Validitas masing-masing indicator penelitian dilakukan
dengan Anti-Image Correlation dan pengukuran nilai factor loading untuk setiap
indicator. Nilai anti-image yang diharapkan adalah minimum 0.500; sedangkan
nilai factor loading yang diharapkan adalah minimum 0.500. Nilai validitas
indicator penelitian disajikan dalam tabel 4.2, tabel 4.3, dan tebel 4.4.
Tabel 4.2 validitas Indikator Penelitian Dimensi Reward Ekstrinsik
No. Indikator Anti Image
Correlation
Factor
Loading Ket.
A Variabel Reward
Reward Ekstrinsik
1 Gaji sebanding dengan kinerja .932 0.774 Valid
2 Kenaikan gaji yang sesuai dengan
prestasi .801 0.924 Valid
3 Kenaikan gaji yang sesuai dengan masa
kerja .723 0.873 Valid
4 Bonus cukup membantu meningkatkan
penghasilan .874 0.823 Valid
5 Insentif sesuai dengan prestasi .689 0.774 Valid
6 Uang lembur cukup membantu
meningkatkan penghasilan .040 0.798 Tidak Valid
7
Pengelolaan kesehatan karyawan
melalui YAKES Telekomunikasi Indonesia cukup memadai
.853 0.756 Valid
8
Tunjangan kesehatan melalui
JAMSOSTEK cukup mengurangi
ketidakpastian di masa depan
.655 0.379 Tidak Valid
9
Program Pensiun Dini cukup
bermanfaat untuk merencanakan masa
pensiun
.889 0.841 Valid
10
Program Pensiun Iuran Pasti dirasakan
sebagai balas jasa dan penghargaan atas
pengabdian karyawan
.836 0.824 Valid
11
Program Pelayanan Kesehatan Pasca
Kerja cukup bermanfaat untuk
pengelolaan kesehatan setelah
memasuki masa pensiun
.896 0.948 Valid
12 Perabot kantor yang disediakan cukup
memadai .839 0.913 Valid
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
49
Universitas Indonesia
13 Alat tulis kantor yang disediakan cukup
memadai .886 0.726 Valid
14
Pelayanan sumber daya manusia
berbasis teknologi informasi cukup
memberikan manfaat bagi kelangsungan
kerja
.760 0.695 Valid
15
Jam kerja yang ditetapkan PT
Telekomunikasi Indonesisa Tbk mulai
pukul 08.00 sampai dengan 17.00
setiap hari kerja, sesuai dengan harapan
.821 0.762 Valid
16
Pengaturan hari kerja dalam seminggu
dan hari libur cukup baik, karena dapat
menjamin melaksanakan kepentingan
pribadi/keluarga tanpa menganggu kewajiban masuk kerja
.859 0.948 Valid
17
merasa dihargai, karena diberikan
kebebasan memanfaatkan waktu kerja
untuk melaksanakan tugas sesuai
dengan kewajiban
.850 0.908 Valid
18
Kesempatan promosi jabatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki oleh
para karyawan
.825 0.779 Valid
19
Perlakuan rekan kerja yang penuh
kekeluargaan membuat berusaha
memeberikan pengabdian terbaik
.892 0.918 Valid
20
Perlakuan atasan yang penuh
kekeluargaan membuat berusaha
memeberikan pengabdian terbaik
.684 0.727 Valid
21 Sanjungan dari rekan kerja terhadap
prestasi yang saya capai sangat bernilai .694 0.804 Valid
22 Sanjungan dari atasan terhadap prestasi yang saya capai sangat bernilai
.858 0.763 Valid
23
Program pemberian penghargaan
membuat berusaha memeberikan
pengabdian terbaik
.742 0.685 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Berdasarkan hasil analisa data diatas, terdapat dua indikator pada dimensi
reward ekstrinsik yang dihapus. yaitu “Uang lembur cukup membantu
meningkatkan penghasilan” dengan nilai Anti-Image Correlation dibawah 0.500
yaitu sebesar 0.040 dan “Tunjangan kesehatan melalui JAMSOSTEK cukup
mengurangi ketidakpastian di masa depan” dengan nilai factor loading dibawah
0.500 yaitu sebesar 0.379.
Tabel 4.3 validitas Indikator Penelitian Dimensi Reward Intrinsik
No. Indikator Anti Image
Correlation
Factor
Loading Ket.
A Variabel Reward
Reward Intrinsik
24
Merasa bangga karena diajak berperan
serta dalam pengambilan keputusan penting
.826 0.896 Valid
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
50
Universitas Indonesia
25 Merasa bangga telah mendapatkan
keleluasaan kerja yang lebih besar .515 0.621 Valid
26
Merasa menikmati pekerjaan karena
diberikan tanggung jawab yang lebih
besar
.732 0.891 Valid
27
Merasa menikmati pekerjaan karena
memperoleh lebih banyak pekerjaan
yang menarik
.823 0.734 Valid
28
Merasa bangga pada kemampuan
pribadi saya karena dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik
.845 0.815 Valid
29 Merasa bangga pada kinerja yang telah
saya capai .800 0.292 Valid
30
Merasa menikmati pertumbuhan
pribadi saya, karena mampu
melaksanakan tugas baru yang menantang
.696 0.585 Valid
31
Merasa menikmati pekerjaan karena
dapat menyelesaikan tanggung jawab
saya dengan baik
.844 0.805 Valid
32
Saya merasa telah dapat mencapai
sasaran pribadi yang berkenaan dengan
pengembangan karier saya
.800 0.752 Valid
33
Merasa menikmati bekerja di PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk karena
memperoleh aktivitas yang beraneka
ragam
.662 0.762 Valid
34
Program kegiatan ekstrakurikuler
bermanfaat untuk mendukung
produktivitas dalam bekerja
.598 0.874 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa seluruh nilai anti image
correlation dan nilai factor loading pada indikator dalam reward Intrinsik berada
diatas 0.5. Hal ini menunjukkan seluruh inkator tersebut valid dan dapat
digunakan dalam instrument penelitian ini.
Tabel 4.4 validitas Indikator Penelitian Variabel Retensi Karyawan
No. Indikator Anti Image
Correlation
Factor
Loading Ket.
B Retensi
35 rencana untuk bekerja di perusahaan lain dalam periode tiga tahun
.762 0.819 Valid
36 Pekerjaan yang dikerjakan memberikan
saya kepuasan. .855 0.861 Valid
37
Jika saya ingin melakukan pekerjaan
lain, terlebih dahulu akan mencari
kemungkinan di PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
.872 0.761 Valid
38
berencana akan tetap berada dalam PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk di masa
mendatang
.829
0.705
Valid
39 Meskipun mendapat pekerjaan di tempat .796 0.810 Valid
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
51
Universitas Indonesia
lain, akan merasa rugi jika tidak lagi
bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk,
40
Ingin bekerja di PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk untuk lima tahun
kedepan jika memungkinkan
.765 0.800 Valid
41 Jika dapat mengulang, maka akan
bekerja untuk perusahaan lain .701 0.898 Valid
42
Jika mendapat tawaran pekerjaan yang
menarik, saya tidak akan ambil
pekerjaan tersebut
.757 0.820 Valid
43 Pekerjaan saat ini di PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk sangat penting .750 0.872 Valid
44 cinta bekerja di PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk .896 0.891 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Hasil uji validitas di atas menunjukkan bahwa semua indikator pada
instrumen dari variabel retensi karyawan dalam pre-test adalah valid. Terdapat 2
pernyataan pada variabel reward yang tidak valid, sedangkan pada variabel retensi
karyawan seluruhnya valid. Dengan demikian, jumlah item instrumen yang dapat
digunakan pada penelitian yaitu sebanyak 42 pernyataan.
4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s Alpha Reliability digunakan untuk uji reliabilitas. Konstruk
yang dianggap reliabel adalah lebih besar dari 0.6 (Hair et al., 1998). Konstruk
yang reliabel selanjutnya akan digunakan sebagai konstruk dalam penelitian
sesungguhnya. Perhitungan uji reliabilitas ini dilakukan setelah melakukan uji
validitas dan mereduksi indikator-indikator yang tidak valid. Hasil uji reliabilitas
dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Reabilitas Variabel Penelitian
Variabel Cronbach’s Alpha
Reward .980
Retensi .933
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012.
Dari Tabel 4.5 menunjukkan bahwa seluruh dimensi memiliki nilai
reliabilitas tinggi, yaitu lebih besar dari 0.6. Dengan demikian, seluruh dimensi
tersebut dapat digunakan dalam penelitian sesungguhnya.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
52
Universitas Indonesia
4.2 Pembahasan Data Karakteristik Responden
Data-data mengenai responden sangat penting untuk mengetahui
karakteristik responden. Dalam penelitian ini responden adalah karyawan Divisi
Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tb. Jumlah keseluruhan responden
dalam penelitian ini sebanyak 60 orang, sebagaimana data berikut:
4.2.1 Jenis Kelamin
Sumber: Hasil pengolahan, Juni 2012.
Gambar 4.1 Grafik Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Identitas berdasarkan jenis kelamin dipilih untuk mengetahui lebih detil
berapa banyak karyawan pria dan wanita yang menjadi responden dalam
penelitian. Dari tabel di atas terlihat bahwa dari total keseluruhan responden
sebanyak 60 responden, terdapat 44 orang pria dengan presentase sebesar 73.3%
dan 16 orang wanita dengan presentase sebesar 26.7%. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar karywan Divisi Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk adalah pria.
4.2.2 Usia
Identitas responden berdasarkan usia dicantumkan untuk mengetahui secara
mendalam berapa rata-rata usia responden yang menjadi sampel penelitian.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dapat dilihat dari tabel berikut:
Pria, 44
Wanita, 16
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
53
Universitas Indonesia
Sumber: Hasil pengolahan data, Juni 2012.
Gambar 4.2 Grafik Data Responden Berdasarkan Usia
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang berusia
kurang dari 30 tahun hanya berjumlah 6 orang dengan presentase sebesar 10.0%.
Sedangkan responden yang berusia antara 31 sampai 45 tahun berjumlah 43 orang
dengan presentase sebesar 71.7%, yaitu sekitar 11.6%. Responden yang berusia
lebih dari 45 tahun hanya berjumlah 11 orang atau 11.6%.
Sebagian besar karyawan Divisi Multimedia PT telekomunikasi Indonesia
Tbk berusia antara 31 sampai 45 tahun. Selain karena pada umumnya usia tersebut
merupakan usia produktif bekerja dan tingkat partisipasi terhadap kegiatan yang
masih tinggi, namun hal ini disebabkan sejarah PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk yang memberikan beasiswa dan melakukan ikatan dinas terhadap seluruh
mahasiswa 2 angkatan pertama STT Telkom pada tahun 1991 yang sudah tidak
berlaku lagi saat ini. Namun sebagian besar alumni pada angkatan tersebut masih
menetap dan bekerja didalam PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
4.2.3 Pendidikan Terakhir
Karakteristik ketiga adalah karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir.
Hal ini dimaksudkan untuk mengelompokkan karyawan pada latar belakang
pendidikan masing-masing responden. Karakteristik berdasarkan pendidikan
terakhir responden dapat dilihat pada tabel berikut:
6
43
11
0
10
20
30
40
50
< 30 tahun 31 – 45 tahun >45 tahun
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
54
Universitas Indonesia
Sumber: Hasil pengolahan data, Juni 2012.
Gambar 4.3 Grafik Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden merupakan
lulusan S1, yaitu sebesar 78.8%. Selain itu, 21.7% responden merupakan lulusan
S2. Tidak ada responden yang merupakan lulusan SMA/STM/SMEA dan D3.
Pada Divisi Multimedia tidak memiliki karyawan dengan tingkat
pendidikan SMA/STM/SMEA dan D3, karena PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
tidak lagi menempatkan karyawan dengan tingkat pendidikan tersebut pada divisi-
divisi strategis seperti halnya Divisi Multimedia.
4.2.4 Lama Kerja di Perusahaan
Karakteristik terakhir adalah berdasarkan masa kerja yang sudah dimiliki
responden. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui masa waktu kerja yang
dimiliki oleh responden dan secara tidak langsung juga mempengaruhi tingkat
retensi yang dimiliki responden.
Sumber: Hasil pengolahan data, Juni 2012.
Gambar 4.4 Grafik Data Responden Berdasarkan Lama Kerja di
Perusahaan
0 0
47
13
0 0
10
20
30
40
50
SMA D3 S1 S2 S3
3
8
21
14 13
1
0
5
10
15
20
25
1 - 5tahun
6 - 10tahun
11 – 15 tahun
16 - 20tahun
21 - 25tahun
26-30tahun
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
55
Universitas Indonesia
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar lama responden
bekerja di perusahaan lebih dar 10 tahun, yaitu sebesar 35.0% untuk responden
yang bekerja selama 11 sampai 15 tahun, Sebesar 23.3% untuk responden yang
telah bekerja di perusahaan antara 16 sampai 20 tahun. tahun, 7% responden
antara 5 sampai 7 tahun, 2.3% responden antara 8 sampai 10 tahun, dan 4.7%
responden telah bekerja di perusahaan selama lebih dari 10 tahun.
Usia pensiun seluruh karyawan PT Telekomunikasi IndonesiaTbk adalah 56
tahun,dengan tingkat pendidikan karyawan yang tinggi sehingga sangat sedikit
ditemukan karyawan dengan masa kerja lebih lama dari 26 tahun. Sedangkan
sejak tahun 1995 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk melakukan program multiexit
dan melakukan penekanan dalam sistem rekrutmen yang menyebabkan sedikitnya
jumlah responden dengan masa kerja dibawah 10 tahun. Sebagian besar responden
memiliki masa kerja 11 sampai 25 tahun karena PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk terus mempertahankan karyawan yang memiliki kompetensi tinggi yang
sebagian besar merupakan hasil ikatan dinas dengan alumni STT TELKOM.
4.3 Pembahasan Data Jawaban Responden
Pada bagian ini akan disajikan data berdasarkan dimensi dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi. Hal ini untuk memudahkan dalam membaca hasil
penelitian yang telah dilakukan. Adapun data untuk membuat tabel tersebut
diperoleh dari hasil pengolahan data kuesioner menggunakan software SPSS 17.0
dengan melihat tingkat frekuensi responden dalam memilih jawaban yang
tersedia.
Ada beberapa dimensi yang dihadirkan pada penelitian ini, yang diambil
dari teori reaward oleh David A. Decenzo & Stephen P. Robbins (2001)dan teori
retensi karyawan oleh Eva Kyndt (2009). Berikut ini akan disajikan distribusi
frekuensi berdasarkan dimensi-dimensi pada penelitian ini.
4.3.1 Variabel Reward
Variabelr reward dalam penelitian ini diukur melalui 2 dimensi, Reward
Ekstrinsik dan Reward Intrinsik. Penilaian responden terhadap setiap indikator
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
56
Universitas Indonesia
pada 2 dimensi tersebut digambarkan melalui tabel distribusi frekuensi untuk
setiap indikatornya.
4.3.1.1 Dimensi reward ekstrinsik
Penilaian responden atas dimensi reward ekstrinsik dapat dilihat melalui
tabel distribusi frekuensi berikut.
Tabel 4.6 Jawaban Responden untuk Pernyataan Gaji yang Diterima Setiap
Bulan Sebanding dengan Kinerja yang Dicapai
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 0 0.0
3 5 8.3
4 36 60.0
5 19 31.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa jawaban responden pada instrument ini
mayoritas jawaban pada kesetujuan. Sebanyak 36 responden (60.0%) menjawab
pada skor 4, dan 19 responden (31.7%) menjawab pada skor 5, sementara hanya 5
responden (8.3%) yang menjawab pada skor 3. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan Divisi Multimedia PT Telkomunikasi Indonesia Tbk menyatakan gaji
yang mereka peroleh setiap bulannya sebanding dengan kinerja yang mereka
capai.
Gaji merupakan imbalan yang sangat penting bagi seluruh karyawan, tanpa
memungkiri bahwa imbalan dalam bentuk lainnya juga penting. Akan tetapi jika
gaji tidak sesuai dengan jumlah yang memenuhi harapan individu masing-masing
karyawan, maka dalam pergaulan hidup sekarang ini yang membutuhkan uang
sebagai syarat pemenuhan kebutuhan fisik minimal (KFM) mereka, akan
berdampak negative terhadap pemenuhan kebutuhan pribadi dan sosial, jasmani
dan rohani mereka. Berdasarkan jawaban responden diketahui bahwa Karyawan
Divisi Multimedia menyatakan gaji yang mereka peroleh setiap bulannya
sebanding dengan kinerja yang mereka capai, maka responden secara tidak
langsung beranggapan bahwa gaji yang mereka peroleh sudah sesuai dengan
pengorbanan yang mereka lakukan.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
57
Universitas Indonesia
Tabel 4.7 Jawaban Responden untuk Pernyataan Kenaikan Gaji yang
Diberikan Sesuai dengan Prestasi yang Diperoleh
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 3 5.0
3 2 3.3
4 42 70.0
5 13 21.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Berasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa responden cenderung setuju dengan
pernyataan kenaikan gaji yang mereka peroleh sesuai dengan prestasi yang
mereka capai. Sebanyak 42 responden (70.0%) menjawab dengan skor 4, dan 13
responden (21.7%) yang memberikan skor 5 terhadap pernyataan tersebut. Namun
hanya 2 responden (3.3%) yang mejawab dengan skor 3, dan 3 responden (5.0%)
yang menjawab dengan skor 2 terhadap pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan
karyawan Divisi Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk merasakan bahwa
kenaikan gaji yang diberikan sesuai dengan prestasi yang mereka peroleh.
Tabel 4.8 Jawaban Responden untuk Pernyataan Kenaikan Gaji yang
Diberikan Sesuai dengan Masa Kerja yang Dimiliki
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 1 1.7
3 1 1.7
4 35 58.3
5 23 38.3
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.9 terlihat bahwa responden cenderung setuju pada pernyataan
kenaikan gaji yang diberikan sesuai dengan masa kerja yang mereka miliki karena
lebih dari separuh responden, sebanyak 35 responden (58.3%) memberikan skor 4
terhadap pernyataan tersebut, dan 23 responden (38.3%) menjawab skor 5.
Sedangkan masing-masing hanya 1 responden (1.7%) yang menjawab dengan
skor 2 dan 3. Hal ini menunjukkan karyawan Divisi Multimedia PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk memahami bahwa kenaikan gaji yang mereka
capai karena disesuaikan dengan masa kerja yang mereka miliki.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
58
Universitas Indonesia
Ketiga pernyataan diatas merupakan bagian instrumen dari indikator gaji.
Jawaban dari pernyataan-pernyataan tersebut mengarah pada kesetujuan yang
menunjukan bahwa karywan Divisi Multimedia memahami bahwa gaji yang
mereka peroleh ditentukan berdasarkan kinerja, prestasi dan masa kerja. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara mendalam sebagai berikut:
“Kalo sistem remunerasi di TELKOM, terutama gaji ya, itu ditentukan
berdasarkan 3 aspek. Yang pertama itu person. Jadi karyawan diliat
pendidikannya, masa kerjanya, dan ada juga yang namanya hot skill incentive.
Terus yang kedua Position. Nah kalo itu kaya tunjangan posisi, klas posisi. Yang
terakhir diliat performancenya dari pegawai“
Tabel 4.9 Jawaban Responden untuk Pernyataan Bonus Tahunan yang
Diperoleh Cukup Membantu Meningkatkan Penghasilan yang Diterima
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 1 1.7
3 1 1.7
4 15 25.0
5 43 71.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.10 memperlihatkan bahwa mayoritas responden sangat setuju
bahwa bonus tahunan yang mereka peroleh membantu meningkatkan penghasilan
yang mereka terima karena diakui oleh 43 responden (71.7%) dengan menjawab
dengan skor 5. Sebanyak 15 responden (25.5%) manjawab dengan skor 4,
sedangakan yang menjawab dengan skor 3 dan 2 hanya diakui masing-masing 1
responden (1.7%).
Karyawan Divisi Multimedia menikmati bonus yang diberikaan PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk berdasarkan penyelesaian audit tahun sebelumnya.
Sehingga karyawan baru bisa merasakan keuntungan dari kinerja mereka pada
tahun berikutnya. Mereka merasakan bonus tahunan yang mereka dapatkan cukup
membantu untuk meningkatkan penghasilan mereka. Berdasarkan laporan
tahunan, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk telah membayarkan bonus berkisar
antara Rp234 miliar sampai Rp518,0 miliar tiap tahunnya.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
59
Universitas Indonesia
Tabel 4.10 Jawaban Responden untuk Pernyataan Insentif yang Diterima
Sesuai dengan Prestasi yang Diperoleh
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 3 5.0
3 0 0.0
4 12 20.0
5 45 75.0
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.11 terlihat bahwa mayoritas jawaban responden pada instrumen
ini menyatakan sangat setuju. Sebanyak 45 responden (75.0%) menjawab dengan
skor 5, 12 responden (20.0%) menjawab skor 4, tidak ada responden yang
menjawab memberikan skor 3 dan 1 meskipun terdapat 3 responden (5.0%) yang
menjawab skor 2. Hal ini menunjukan sebagian besar dari karyawan Divisi
Multimedia menyatakan sangat setuju insentif yang mereka terima sesuai dengan
prestasi yang mereka peroleh.
Tabel 4.11 Jawaban Responden untuk Pernyataan Pengelolaan Kesehatan
Karyawan melalui Yayasan Kesehatan Telekomunikasi Indonesia Cukup
Memadai
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 2 3.3
3 28 46.7
4 9 15.0
5 21 35.0
Total 60 100.0
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Tabel 4.12 memperlihatkan jawaban responden mengenai pengelolaan
kesahatan karyawan yang dilakukan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk melalui
Yayasan Kesehatan Telekomunikasi Indonesia. Sebanyak 21 responden (35.0%)
menyatakan skor 5 dan 9 responden (15.0%) memberikan skor 4 bahwa
pengelolaan tersebut cukup memadai. Namun tidak jarang yang menyatakan skor
3 dengan sebanyak 28 responden (46.7%) , dan juga terdapat 2 responden (3.3%)
yang menjawab dengan skor 2. Jawaban tersebut memperlihatkan bahwa
pengelolaan kesehatan karyawan melalui yayasan Kesehatan Telekomunikasi
Indonesia sudah cukup memadai.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
60
Universitas Indonesia
Tabel 4.12 Jawaban Responden untuk Pernyataan Program Pensiun Dini
Cukup Bermanfaat untuk Merencanakan Masa Pensiun
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 1 1.7
2 1 1.7
3 0 0.0
4 10 16.7
5 48 80.0
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Jawaban responden mengenai Program Pensiun Dini yang dinyatakan dalam
tabel 4.13 di dominasi dengan pernyataan sangat setuju bahwa program tersebut
cukup bermanfaat untuk merencanakan masa pensiun, dengan diakui sebanyak 48
responden (80.0%) dengan memberikan jawaban skor 5. responden yang
menyatakan skor 4 sebanyak 10 responden (16.7%), sedangankan jawaban dengan
skor 1 dan 2 atas pernyataan jika program tersebut cukup bermanfaat untuk
merencanakan masa pensiun dinyatakan masing-masing oleh 1 responden (1.7%).
Jawaban tersebut menunujkan bahwa karyawan Divisi Multimedia PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk sangat setuju bahwa Program Pensiun Dini dari
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk cukup bermanfaat untuk merencanakan masa
pensiun mereka.
Program pensiun dini yang diberlakukan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
bertujuan untuk melakukan perampingan pada organisasi dengan mengurangi
kompetensi yang tidak relevan. Namun program ini juga memberikan manfaat
untuk karyawan yang ingin pensiun sebelum masa usia pensiun. Sebagian besar
karyawan yang memanfaatkan pensiun dini memiliki tujuan untuk berwirausaha.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk juga memberikan penyuluhan dan pelatihan
berwirausaha bagi karyawan yang ingin mengambil program pensiun dini untuk
memanfaatkan uang pensiun mereka sebagai modal usaha. Manfaat pensiun dini
ini juga dirasakan oleh karyawan Divisi Multimedia untuk merencanakan masa
pensiun.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
61
Universitas Indonesia
Tabel 4.13 Jawaban Responden untuk Pernyataan Program Pensiun Iuran
Pasti Dirasakan sebagai Balas Jasa dan Penghargaan atas Pengabdian
Karyawan
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 1 1.7
3 26 43.3
4 10 16.7
5 23 38.3
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Tabel 4.14 menunjukkan jawaban responden mengenai pernyataan Program
Pensiun Iuran Pasti mereka rasakan sebagai balas jasa dan penghargaan atas
pengabdian karyawan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Pada instrument ini
sebanyak 23 responden (38.3%) menyatakan skor 5, 10 responden (16.7%)
menyatakan skor 4, 26 responden (43.3%) menjawab skor 3, dan 1 responden
(1.7%). Meskipun paling banyak responden menyatakan skor 3 untuk pernyataan
ini namun jawaban responden mengarah kesetujuan. Sehingga karyawan Divisi
Multi media PT Telekomunikasi Indonesia Tbk merasakan Program Pensiun Iuran
Pasti sebagai balas jasa dan penghargaan atas pengabdian mereka.
Tabel 4.14 Jawaban Responden untuk Pernyataan Program Pelayanan
Kesehatan Pasca Kerja Cukup Bermanfaat untuk Pengelolaan Kesehatan
setelah Memasuki Masa Pensiun
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 2 3.3
3 26 43.3
4 10 16.7
5 22 36.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa 22 reponden (36.7%) menjawab
dengan skor 5, 10 responden (16.7%) menjawab skor 4, 26 responden (43.3%)
kurang setuju, dan 2 responden (33.3) menjawab tidak setuju terhadap pernyataan
Program Pelayanan Kesehatan Pasca Kerja cukup bermanfaat untuk pengelolaan
kesehatan mereka setelah memasuki masa pensiun. Sebagian respondenmenjawab
pada skoe 5, 4 dan 3 hal ini menyatakan jawaban responden mengarah kesetujuan.
Sehingga karyawan Divisi Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
62
Universitas Indonesia
meyakini Program Kesehatan Pasca Kerja akan cukup bermanfaat untuk
pengelolaan kesehatan mereka setelah memasuki masa pensiun.
Tabel 4.15 Jawaban Responden untuk Pernyataan Perabot Kantor yang
Disediakan Cukup Memadai
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 5 8.3
3 2 3.3
4 29 48.3
5 24 40.0
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Jawaban responden yang ditunjukan pada tabel 4.16 mendominasi pada skor
5 dan 4. Hal tersebut menunujukan responden sangat setuju dan setuju bahwa
perabot kantor yang disediakan Divisi Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk cukup memadai dengan diakui oleh 24 (40.0%) dan 29 (48.3%) responden.
Selain itu sebanyak 2 responden (3.3%) menjawab skor 3 dan 5 responden (8.3%)
yang menjawab skor 2. Berdasarkan jawaban tersebut karyawan Divisi
Multimedia PT Telekomunikasi Tbk merasakan fasilitas perabot kantor yang
disediakan cukup memadai.
Tabel 4.16 Jawaban Responden untuk Pernyataan Alat Tulis Kantor yang
Disediakan Cukup Memadai
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 4 6.7
3 3 5.0
4 13 21.7
5 40 66.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.17 menunjukkan jawaban responden mengenai ketersediaan
alat tulis kantor yang didominasi dengan jawaban skor 5. Sebanyak 40 responden
(66.7%) skor 5 dan 13 responden (21.7%) menjawab skor 4 terhadap pernyataan
alat tulis kantor yang disediakan cukup memadai. Meskipun terdapat 3 responden
(5.0%) menjawab skor 3 dan 4 responden (6.7) menjawab skor 2. Hal ini
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
63
Universitas Indonesia
menunjukan karyawan Divisi Multimedia merasakan alat tulis kantor yang
disediakan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk cukup memadai.
Tabel 4.17 Jawaban Responden untuk Pernyataan Pelayanan Sumber Daya
Manusia Berbasis Teknologi Informasi Cukup Memberikan Manfaat bagi
Kelangsungan Kerja
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 3 5.0
3 2 3.3
4 14 23.3
5 41 68.3
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.18 menyatakan jawaban responden terhadap pernyataan
pelayanan SDM berbasis TI cukup memberikan manfaat bagi kelangsungan kerja.
Sebanyak 41 responden (68.3%) menjawab dengan skor 5, 14 responden (23.3%)
menjawab skor 4, 2 responden (3.3%) menjawab skor 3 dan 3 responden (5.0%)
menjawab skor 2. Sebagian besar responden menjawab pada skor 5 dan 4. Hal ini
menunjukan bahwa karyawan Divisi Multi media PT Telekomunikasi Tbk
merasakan manfaat pelayanan SDM berbasis teknologi informasi untuk
kelangsungan kerja.
Tabel 4.18 Jawaban Responden untuk Pernyataan Jam Kerja yang
Ditetapkan Mulai Pukul 08.00 sampai dengan 17.00 setiap Hari Kerja Sesuai
dengan Harapan
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 4 6.7
3 3 5.0
4 35 58.3
5 18 30.0
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.19 menunjukkan jawaban responden untuk pernyataan jam
kerja yang ditetapkan mulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00 setiap hari kerja
sesuai dengan harapan mereka. Sebanyak 18 responden (30.0%) menyatakan
dengan skor 5, 35 responden (58.3%) menyatakan skor 4, 3 responden (5.0%)
menyatakan skor 3, dan 4 responden (6.7%) menyatakan skor 3. Jawaban ini
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
64
Universitas Indonesia
menunjukan jam kerja yang ditetapkan sudah memenuhi harapan karyawan Divisi
Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Penetapan jam masuk kantor dan keluar kantor setiap hari kerja harus
ditentukan dengan memperhatikan situasi, kondisi serta toleransi daerah
kedudukan kantor. Fleksibilitas penetapan jam kerja adalah sangat penting dalam
mendorong karyawan datang masuk dan pulang kantor tepat waktu sesuai dengan
yang telah ditentukan. Kesalahan dalam penetapan jam kerja akan dapat
menimbulkan efek negatif. Akan tetapi berdasarkan jawaban responden diatas
diatas, penetapan jam kerja yang ditetapkan mulai pukul 08.00 sampai dengan
17.00 setiap hari kerja di apresiasi cukup baik oleh karyawan Divisi Multimedia.
Tabel 4.19 Jawaban Responden untuk Pernyataan Pengaturan Hari Kerja
dalam Seminggu (Senin-Jumat) dan Hari Libur (Sabtu dan Minggu) Cukup
Baik karena Dapat Menjamin Melaksanakan Kepentingan Pribadi/Keluarga
tanpa Mengganggu Kewajiban Masuk Kerja
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 2 3.3
2 0 0.0
3 6 10.0
4 18 30.0
5 34 56.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Berdasarkan tabel 4.20 memperlihatkan jawaban responden terhadap
pernyataan mengenai pengaturan hari kerja dalam seminggu, Sebagian besar
responden menjawab skor 5 di berikan oleh 34 responnden (56.7%) dan 18
responden (30.%) menjawab skor 4 terhadap pengaturan hari kerja dalam
seminggu (senin-minggu) dan hari libur (sabtu dan minggu) cukup baik, karena
dapat menjamin mereka melaksanakan kepentingan pribadi/keluarga tanpa
mengganggu kewajiban masuk kerja. Meskipun terdapat 6 responden (10.0%)
yang menyatakan kurang setuju dan tedapat 2 responden (2.0%) yang menjawab
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan karyawan Divisi Multimedia beranggapan
bahwa pengaturan hari kerja cukup baik karena dapa menjamin mereka untuk
melaksanakan kepentingan pribadi/keluarga tanpa menggangu kewajiban masuk
kerja.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
65
Universitas Indonesia
Tabel 4.20 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Dihargai karena
Diberikan Kebebasan Memanfaatkan Waktu Kerja untuk Melaksanakan
Tugas Sesuai dengan Kewajiban
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 2 3.3
2 4 6.7
3 4 6.7
4 18 30.0
5 32 53.3
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Tabel 4.21 menunjukkan jawaban responden untuk pernyataan bahwa
mereka merasa dihargai dengan diberikan kebebasan dalam memanfaatkan waktu
kerja untuk melaksanakan tugas sesuai kewajiban. Meskipun terdapat 2 (3.3%)
responden yang menyatakan skor 1, dan masing-masing 4 responden (6.7%) yang
menyatakan skor 2 dan 3, namun sebagian besar responden menjawab skor 5 dan
4 berdasarkan jawaban 18 responden (30.0%) dan 32 responden (53.3%). Hal ini
menunjukan bahwa karyawan Divisi Multimedia merasa dihargai karena
diberikan kebebasan memanfaatkan waktu kerja mereka untuk melaksanakan
tugas sesuai dengan kewajiban.
Kebebasan yang diberikan organisasi didalam memanfaatkan waktu kerja
sangat terasa manfaatnya bagi para karyawan, karena dengan begitu mereka tidak
merasa dikekang dengan aturan dan pengawasan yang ketat dalam bekerja yang
dapat mengurangi kebebasan sebagai manusia bermartabat. Karyawan Divisi
Multimedia merasakan manfaatnya berdasarkan pengakuan salah seorang
responden sebagai beriku:
“ kalo kita disini ndak ada uang lembur. Tapi kita disini dikasih kebebasan
buat nyelesaiin tugas-tugas kita. Mau dikantor atau dirumah asalkan tugas
selesai sesuai waktu yang ditentuin. Tapi karena itu justru karyawan disini lebih
produktif. Soalnya kan kita disini sistemkerjanya juga proyekan.”
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
66
Universitas Indonesia
Tabel 4.21 Jawaban Responden untuk Pernyataan Kesempatan Promosi
Jabatan Sesuai dengan Kemampuan yang Dimiliki
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 1 1.7
2 6 10.0
3 6 10.0
4 15 25.0
5 32 53.3
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Jawaban responden untuk pernyataan kesempatan promosi jabatan diberikan
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki karyawan yang ditunjukkan dalam tabel
4.22 mengarah pada kategori sangat setuju. Lebih dari separuh responden
menyatakan skor 5 terhadap pernyataan tersebut dengan dipilih oleh 32 responden
(53.3%). Selebihnya 15 responden (25.0%) menjawab skor 4, masing-masing 6
responden (10.0%) menjawab skor 3 dan 4, juga terdapat 1 responden (1.7%)
yang menyatakan skor 1. Sehingga karyawan Divisi Multimedia memahami
bahaw kesempatan promosi jabatan di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sesuai
dengan kemapuan yang mereka miliki.
Tabel 4.22 Jawaban Responden untuk Pernyataan Perlakuan Rekan Kerja
yang Penuh Kekeluargaan Membuat Berusaha Memberikan Pengabdian
Terbaik
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 5 8.3
3 2 3.3
4 29 48.3
5 24 40.0
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Tabel 4.23 menunjukkan jawaban responden terhadap pernyataan perlakuan
rekan kerja yang penuh kekeluargaan membuat berusaha memberikan pengabdian
yang terbaik untuk PT Telekomunikasi Tbk. Jawaban responden di dominasi
dengan kategori sangat setuju dan setuju denga di akui 24 responden (40.0%) dan
29 responden (48.3%). Hanya sebagian kecil yang menjawab kurang setuju
dengan 2 responden (3.3%) dan tidak setuju dengan 5 responden (8.3%). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan Divisi Multimedia merasakan perlakuan rekan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
67
Universitas Indonesia
kerja yang penuh kekeluargaan membuat mereka berusaha memberikan
pengabdian terbaik.
Tabel 4.23 Jawaban Responden untuk Pernyataan Perlakuan Atasan yang
Penuh Kekeluargaan Membuat Berusaha Memberikan Pengabdian Terbaik
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 5 8.3
3 7 11.7
4 25 41.7
5 23 38.3
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.24 menyatakan bahwa responden sebagian besar menyatakan
sangat setuju bahwa perlakuan atasan yang penuh kekeluargaan membuat mereka
berusaha memberikan pengabdian terbaik, karena terdapat 23 responden ( 38.3%)
menyatakan skor 5 dan 25 responden (41.7%) menyatakan skor 25. Meskipun
terdapat 7 responden (11.7%) yang menjawab dengan skor 3 dan 5 responden
(8.3%) yang menjawab skor 2.
Tabel 4.24 Jawaban Responden untuk Pernyataan Sanjungan dari rekan
Kerja terhadap Prestasi yang Dicapai Sangat Bernilai
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 3 5.0
3 3 5.0
4 27 45.0
5 27 45.0
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.25 terlihat bahwa sebagian besar responden pada instrumen ini
menyatakan kesetujuan. Sanjungan dari rekan kerja terhadap prestasi yang dicapai
dinyatakan sangat bernilai bagi karyawan Divisi Multimedia. Hal tersebut dapat
dilihat dari jawaban responden yang di dominasi setuju dan sangat setuju, masing-
masing berjumalah 27 responden (45.0%). Meskipun terdapat responden yang
menjawab kurang setuju dan tidak setuju, masing-masing berjumlah 3 responden
(5.0%).
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
68
Universitas Indonesia
Tabel 4.25 Jawaban Responden untuk Pernyataan Sanjungan dari Atasan
terhadap Prestasi yang Dicapai Sangat Bernilai
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 10 16.7
3 8 13.3
4 22 36.7
5 20 33.3
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.26 menyatakan jawaban responden mengenai pernyataan
sanjungan dari atasan terhadap prestasi yang mereka capai sangat bernilai.
Sebanyak 20 responden (33.3%) menjawab skor 5, 22 responden (36.7%)
menyatakan skor 4, 8 responden (13.3) menyatakan skor 3, dan 10 responden
(16.7) menyatakan skor 2. Hal ini menunjukkan jawaban karyawan Divisi
Multimedia menganggapsanjungan dari atasan terhadapa prestasi yang mereka
capai sangat berarti.
Tabel 4.26 Jawaban Responden untuk Pernyataan Program Pemberian
Penghargaan Membuat Berusaha Memberikan Pengabdian Terbaik
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 0 0.0
3 5 8.3
4 27 45.0
5 28 46.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Indikator terakhir dari dimensi reward ekstrinsik adalah mengenai Program
Pemberian Penghargaan. Jawaban responden didominasi dengan skor 5 dan 4
terhadap pernyataan program pemberian penghargaan oleh PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk membuat mereka berusaha memberikan pengabdian terbaik.
Sebanyak 28 responden (46.7%) menjawabskor 5, dan 27 responden (45.%)
menjawab skor 4, sedangkan sisanya 5 responden (8.3%) menjawab skor 3. Hal
ini menunjukkan karyawan Divisi Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
merasa program pemberian penghargaan membuat mereka berusaha memberikan
pengabdian terbaik.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
69
Universitas Indonesia
4.3.1.2 Dimensi Reward Interinsik
Penilaian responden atas dimensi reward interinsik dapat dilihat melalui
tabel distribusi frekuensi berikut.
Tabel 4.27 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Bangga karena
Diajak Berperan Serta dalam Pengambilan Keputusan Penting
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 1 1.7
2 8 13.3
3 3 5.0
4 20 33.3
5 28 46.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.28 dapat terlihat bahwa 28 responden (46.7%) menjawab pada
skor 5, 20 respondenn (33.3%) menjawab pada skor 4, 3 responden (5.0%) pada
skor 3, 8 responden (13.3%) menjawab pada skor 2, dan 1 responden (1.7%)
menjawab pada skor 1 terhadap pernyataan bahwa mereka merasa bangga karena
diajak berperan serta dalam pengambilan keputusan penting. Jawaban responden
tersebut sebagian besar memberika skor 4 dan 5. Hal ini menunjukan bahwa
karyawan Divisi Multimedia merasa bangga karena diajak berperan serta dalam
pengambilan keputusan.
Tabel 4.28 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Bangga telah
Mendapatkan Keleluasaan Kerja yang Lebih Besar
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 0 0.0
3 3 5.0
4 22 36.7
5 35 58.3
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.29 menunjukan jawaban responden untuk pernyataan bahwa
mereka merasa bangga telah mendapatkan keleluasaan kerja yang lebih besar
yang di dominasi dengan jawaban pada skor 5 dan 4. Sebanyak 35 responden
(58.3%) menjawab pada skor 5, 22 responden (36.7%) menjawab pada skor 4, dan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
70
Universitas Indonesia
sisanya hanya 3 responden (5.0%) menjawab skor 3. Sehingga karyawan Divisi
Multimedia merasa bangga telah mendapatkan keleluasaan kerja yang lebih besar.
Tabel 4.29 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Menikmati
Pekerjaan karena Diberikan Tanggung Jawab yang Lebih Besar
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 6 10.0
3 7 11.7
4 9 15.0
5 38 63.3
Total 60 100.0
Sumber: Olahan penulis menggunakan SPSS 17.0 (2012)
Jawaban responden yang terlihat dalam tabel 4.30 menunjukkan mayoritas
responden memberikan skor 5 terhadap pernyataan mereka sangat menikmati
pekerjaan karena diberikan tanggung jawab yang lebih besar dengan diakui 38
responden (63.3%). Selain itu terdapat 9 responden (15.0%) memberikan skor 4, 7
responden (11.7%) memberikan skor 3, 6 responden (10.0%) memberikan skor 2.
Karyawan Divisi Multimedia menyatakan bahwa mereka merasa menikmati
pekerjaan karena diberikan tanggung jawab yang lebih besar.
Tabel 4.30 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Menikmati
Pekerjaan karena Memperoleh Lebih Banyak Pekerjaan yang Menarik
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 1 1.7
2 7 11.7
3 6 10.0
4 16 26.7
5 30 50.0
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Tabel 4.31 memperlihatkan separuh jumlah responden memberikan skor 5
terhadap pernyataan bahwa mereka merasa menikmati pekerjaan mereka karena
memperoleh lebih banyak pekerjaan yang menarik. Sebanyak 30 responden
(50.0%) memberikan skor 5, 16 responden (26.7%) memberikan skor 4, 6
responden (10.0%) memberikan skor 3, 7 responden (11.7) memberikan skor 2,
dan 1 responden (1.7%) memberikan skor 5. Jawaban responden menunjukkan
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
71
Universitas Indonesia
bahwa karyawan Divisi Multimedia merasa menikmati pekerjaan karena
memperoleh lebih banyak pekerjaan yang menarik.
Tabel 4.31 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Bangga pada
Kemampuan Pribadi karena dapat Melaksanakan Pekerjaan dengan Baik
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 1 1.7
2 2 3.3
3 5 8.3
4 15 25.0
5 37 61.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada Tabel 4.32 terlihat jawaban responden terhadap pernyataan bahwa
mereka merasa bangga pada kemampuan pribadi karena dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik. Sebagian besar responden menjawab bahwa mereka
setuju terhadap pernyataan tersebut dengan diakui 37 responden (61.7%) dengan
memberikan skor 5, selain itu 15 responden (25.0%) menjawab dengan skor 4, 5
responden (8.3%) menjawab dengan skor 3, 2 responden (3.3%) menjawab
dengan skor 2, dan 1 responden menjawab dengan skor 1. Hal ini menunjukan
bahwa karyawan divisi multimedia merasa bangga pada kemampuan pribadi
mereka karena dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Tabel 4.32 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Bangga pada
Kinerja yang telah Dicapai
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 2 3.3
3 2 3.3
4 34 56.7
5 22 36.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Tabel 4.33 menunjukkan jawaban responden untuk pernyataan bahwa
mereka merasa bangga pada kinerja yang telah mereka capai didominasi dengan
skor 4 dan skor 5. Sebanyak 22 responden (36.7%) menjawab sangat setuju
dengan memberikan skor 5, 34 responden (56.7%) menjawab setuju, selain itu
masing-masin 2 responden (3.3%) menjawab pada skor 3 dan 2. Hal ini
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
72
Universitas Indonesia
menyatakan bahwa karyawan Divisi Multimedia merasa bangga pada kinerja yang
telah mereka capai.
Tabel 4.33 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Menikmati
Pertumbuhan Pribadi karena Mampu Melaksanakan Tugas Baru yang
Menantang
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 2 3.3
3 1 1.7
4 26 43.3
5 31 51.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.34 terlihat jawaban responden terhadap pernyataan bahwa
mereka merasa menikmati pertumbuhan pribadi karena mampu melaksanakan
tugas baru yang menantang didominasi dengan skor 5 dan 4 yang diberikan oleh
31 reponden (51.7%) dan 26 reponden(43.3%). Selain itu hanya 1 responden yang
menjawab dengan skor 3 dan 2 responden yang menjawab dengan skor 2. Hal ini
menunjukan bahwa karyawan Divisi Multimedia merasa pertumbuhan pribadi
mereka karena mampu melaksanakan tugas baru yang menantang.
Tabel 4.34 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Menikmati
Pekerjaan karena dapat Menyelesaikan Tanggung Jawab dengan Baik
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 2 3.3
3 0 0.0
4 37 61.7
5 21 35.0
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.35 menyatakan Jawaban responden mengenai perasaan mereka
jika dapat menyelesaikan tanggung jawab dengan baik. Dalam tabel terlihat
bahwa sebanyak 37 responden (61.7%) menjawab dengan skor 4 dan 21
responden (35.05%) menyatakan dengan skor 5 terhadap pernyataan bahwa
mereka merasa menikmati pekerjaan didalam Divisi Multimedia PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk karena dapat menyelesaikan tanggung jawab
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
73
Universitas Indonesia
dengan baik. Selain itu terdapat 2 responden (3.3%) yang memberikan skor 2
terhadap pernyataan tersebut. Hal ini menunjukan bahwa karyawan Divisi
Multimedia merasa menikmati pekerjaan mereka karena dapat menyelesaikan
tanggung jawab dengan baik.
Tabel 4.35 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa telah dapat
Mencapai Sasaran Pribadi yang Berkenaan dengan Pengembangan Karier
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 4 6.7
3 2 3.3
4 34 56.7
5 20 33.3
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Tabel 4.36 menunjukan jawaban responden untuk pernyataan bahwa mereka
merasa telah dapat mencapai sasaran pribadi yang berkenaan dengan
pengembangan karier. Sebanyak 20 reponden (33.3%) meberikan skor 5, 34
responden (56.7%) memberikan skor 4, 2 responden (3.3%) menyatakan dengan
skor 3, dan 4 responden menyatakan dengan skor 2. Jawaban responden
menunjukan bahwa mereka telah dapat mencapai sasaran pribadi berkenaan
dengan pengembangan karier.
Tabel 4.36 Jawaban Responden untuk Pernyataan Merasa Menikmati
Bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. karena Memperoleh Aktivitas
yang Beraneka Ragam
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 3 5.0
3 4 6.7
4 23 38.3
5 30 50.0
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.37 terlihat 30 responden (50.0%) menyatakan skor 5 dan 23
responden (38.0%) menyatakan skor 4 terhadap pernyataan bahwa mereka merasa
menikmati bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk karena memperoleh
aktivitas yang beraneka ragam. Selain itu tedapat juga 4 responden (6.7%) yang
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
74
Universitas Indonesia
menjawab dengan skor 3 dan 3 responden (5.0%) yang menjawab dengan skor 2.
Hal ini menunjukan karyawan Divisi Multimedia merasa bahwa mereka
menikmati bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk karena memperoleh
aktivitas yang beraneka ragam.
Tabel 4.37 Jawaban Responden untuk Pernyataan Program Kegiatan
Ekstrakurikuler Bermanfaat dalam Mendukung Produktivitas dalam
Bekerja
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 4 6.7
3 2 3.3
4 23 38.3
5 31 51.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Indikator terakhir dari dimensi reward interinsik adalah mengenai Program
Kegiatan Ekstrakurikuler. Lebih dari setengah keseluruhan responden menjawab
dengan memberikan skor 5 terhadap pernyataan program kegiatan
eksatrakurikuler bermanfaat dalam mendukung produktivitas dalam bekerja,
dengan jumlah 31 responden (51.7%). Selain itu 23 responden (38.5%) menjawab
skor 4, 2 responden (3.3%) menjawab dengan skor 3 dan 4 responden (6.7%)
mejawab dengan skor 2. Sehingga karyawan Divisi Multimedia merasakan
manfaat dari Program Kegiatan Ekstrakrikuler dalam mendukung produktivitas
mereka dalam bekerja.
4.3.2 Variabel Retensi Karyawan
Variabel retensi karyawan dalam penelitian ini diukur melalui 10indikatori.
Sama halnya dengan variabel reward, pada variabel retensi karyawan ini penilaian
responden terhadap setiap indikator digambarkan melalui tabel distribusi
frekuensi.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
75
Universitas Indonesia
Tabel 4.38 Jawaban Responden untuk Pernyataan tidak memiliki rencana
untuk bekerja di perusahaan lain dalam periode tiga tahun
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 0 0.0
3 3 5.0
4 31 51.7
5 26 43.3
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.39 menunjukkan Jawaban responden mengenai rencana untuk
bekerja di perusahaan lain dalam periode tiga tahun. Dalam tabel terlihat bahwa
sebanyak 26 responden (43.3%) menjawab dengan memberikan skor 5 dan 31
responden (51.7%) menjawab dengan memberikan skor 4 terhadap pernyataan
bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk bekerja di perusahaan lain dalam
periode tiga tahun. Selain itu terdapat 3 responden (5.0%) yang memberikan skor
3 terhadap pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini karyawan
Divisi Multimedia tidak memiliki rencana untuk bekerja diperusahaan lain untuk
periode tiga tahun kedepan.
Tabel 4.39 Jawaban Responden untuk Pernyataan Pekerjaan yang
dikerjakan memberikan saya kepuasan.
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 0 0.0
3 3 5.0
4 25 41.7
5 32 53.3
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Jawaban responden yang terlihat dalam tabel 4.40 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memberikan skor 5 dan 4 terhadap pernyataan bahwa
pekerjaan yang mereka kerjakan didalam PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
memberikan mereka kepuasan. Jawaban 32 responden (53.3%) memberikan skor
5 dan 23 responden (41.7%) memberikan skor 4 terhadap pernyataan tersebut.
Selain itu masih terdapat 3 responden (5.0%) yang memberikan skor 3 pada
pernyataan tersebut. Jawaban responden menunjukan bahwa pekerjaan yang
mereka kerjakan di Divisi Multimedia memberikan mereka kepuasan.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
76
Universitas Indonesia
Tabel 4.40 Jawaban Responden untuk Pernyataan Jika ingin melakukan
pekerjaan lain, terlebih dahulu akan mencari kemungkinan di
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 0 0.0
3 3 5.0
4 30 50.0
5 27 45.0
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Jawaban responden yang terlihat dalam tabel 4.41 menunjukkan separuh dari
total responden menyatakan setuju bahwa jika mereka ingin melakukan pekerjaan
lain, mereka akan terlebih dahulu mencari kemungkinan didalam PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Hal tersebut berdasarkan jawaban 27 responden
(45.0%) yang memberikan skor 5 dan 30 responden (50.0%) yang memberikan
skor 4. Selain itu terdapat 3 responden (5.0%) menyatakan jawaban dengan skor
3. Hal ini menunjukan bahwa jika responden ingin melakukan pekerjaan lain dari
yang saat ini mereka kerjakan, maka mereka akan terlebih dahulu mencari
kemunkinan lowongan jenis pekerjaan lain yang ada didalam PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
Tabel 4.41 Jawaban Responden untuk Pernyataan memiliki rencana akan
tetap berada dalam PT Telekomunikasi Indonesia Tbk di masa mendatang
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 0 0.0
3 3 5.0
4 31 51.7
5 26 43.3
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Berdasarkan tabel 4.42 terlihat bahwa mayoritas responden menjawab
sangat setuju dan setuju terhadap pernyataan bahwa mereka berencana akan tetap
berada dalam PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dimasa mendatang. Sebanyak 26
responden (43.3%) menyatakan jawaban dengan skor 5, 31 responden (51.7%)
menyatakan jawabannya dengan skor 4, dan 3 responden (5.0%) menyatakan
jawaban dengan skor 3. Hal ini menunjukan bahwa karyawan Divisi Multimedia
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
77
Universitas Indonesia
berencana tetap berada dalam PT Telekomunikasi Indonesia Tbk di masa
mendatang.
Tabel 4.42 Jawaban Responden untuk Pernyataan Meskipun mendapat
pekerjaan di tempat lain, akan merasa rugi jika tidak lagi bekerja di
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk,
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 0 0.0
3 7 11.7
4 25 41.7
5 28 46.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.43 menunjukan jawaban responden untuk pernyataan bahwa
Meskipun mereka mendapat pekerjaan di tempat lain, mereka akan merasa rugi
jika tidak lagi bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Jawaban ini di
dominasi dengan skor 5 dan 4. Sebanyak 28 responden (46.7%) menjawab dengan
memberikan skor 5, 25 responden (41.7%) menjawab dengan skor 4, dan sisanya
hanya 7 responden (11.7%) menjawab dengan skor 3. Jawaban ini menunjukan
bahwa meskipun karyawan Divisi Multimedia mendapat pekerjaan di tempat lain,
mereka akan merasa rugi jika tidak lagi bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk.
Tabel 4.43 Jawaban Responden untuk Pernyataan ingin bekerja di
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk lima tahun kedepan jika
memungkinkan
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 1 1.7
3 5 8.3
4 23 38.3
5 31 51.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.44 terlihat tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa
mereka ingin bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk lima tahun
kedepan jika memungkinkan. Jawaban ini di dominasi dengan skor 5 yang
diberikan 31 responden (51.7%) dan skor 4 yang diberikan 23 responden (38.3%).
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
78
Universitas Indonesia
Selain itu hanya 5 responden yang menjawab dengan skor 3dan 1 responden yang
menyatakan dengan skor 1. Hal ini menunjukan bahwa karyawan Divisi
Multimedia ingin terus bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk lima
tahun kedepan jika memungkinkan.
Tabel 4.44 Jawaban Responden untuk Pernyataan meskipun dapat
mengulang kembali, maka tidak akan bekerja untuk perusahaan lain
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 1 1.7
3 3 5.0
4 29 48.3
5 27 45.0
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.45 memperlihatkan jawaban responden terhadap pernyataan
meskipun mereka dapat mengulang kembali, maka mereka tidak akan bekerja
untuk perusahaan lain. Jawaban ini didominasi dengan jawaban dengan skor 5 dan
4. Sebanyak 27 responden (45.0%) menyatakan jawaban dengan skor 5, 29
responden (48.3%) menyatakan jawaban dengan skor 4, 3 responden (5.0%)
menyatakan jawaban dengan skor 3 dan 1 responden (1.7%) menyatakan jawaban
dengan skor 2.
Tabel 4.45 Jawaban Responden untuk Pernyataan Jika mendapat tawaran
pekerjaan yang menarik, tidak akan mengambil pekerjaan tersebut
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 0 0
3 1 1.7
4 35 60.0
5 24 38.3
Total 60 100.0
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Jawaban responden mengenai pernyataan mereka bahwa tidak akan
mengambil tawaran pekerjaan menarik dari perusahaan lain yang ditunjukkan
pada tabel 4.46 didominasi dengan skor 4 dinyatakan 35 responden (60.0%).
Selain itu 24 responden (38.3%) menyatakan jawaban dengan skor 5, dan 1
responden (1.7%) menyatakan skor 3. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
79
Universitas Indonesia
responden akan menolak tawaran pekerjaan dari perusahaan lain dan akan tetap
di dalam PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Tabel 4.46 Jawaban Responden untuk Pernyataan Pekerjaan saat ini di
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sangat penting.
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 0 0
3 1 1.7
4 36 60.0
5 23 38.3
Total 60 100.0
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Pada tabel 4.47 menunjukkan jawaban responden untuk pernyataan bahwa
pekerjaan saat ini di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sangat penting bagi
mereka. Sebanyak 23 responden (38.3%) menjawab dengan skor 5, 36 responden
(60.0%) menjawab dengan skor 4, dan hanya 1 responden (1.7%) yang
menyatakan jawaban dengan skor 3, sehingga tidak ada yang menyatakan tidak
setuju dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Hal ini menunjukan
bahwa para karyawan menggap pekerjaan saat ini di Divisi Multimedia sangat
penting untuk mereka dengan berbagai alasan.
Tabel 4.47 Jawaban Responden untuk Pernyataan cinta bekerja di
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Jawaban Frekuensi Presentase (%)
1 0 0.0
2 0 1.7
3 1 1.7
4 34 56.7
5 25 41.7
Total 60 100.0 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Indikator terakhir dari dimensi retensi adalah mengenai rasa cinta bekerja
di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Lebih dari setengah keseluruhan responden
menjawab dengan memberikan skor 4 terhadap pernyataan bahwa mereka cinta
bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, dengan jumlah 34 responden
(56.7%). Selain itu 25 responden (41.7%) menjawab dengan skor 5, dan hanya 1
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
80
Universitas Indonesia
responden (1.7%) yang mejawab dengan skor 3. Hal ini menunjukan bahwa
karyawan Divisi Multimedia cinta bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
4.4 Analisis Uji Korelasi Pearson Product Moment dan Uji
Penelitian ini menggunakan teknik analisis bivariat untuk melihat ada
tidaknya hubungan antara reward dengan retansi karywan dari data yang
diperoleh serta untuk melihat seberapa kuat hubungan di antara kedua variabel
tersebut. Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah reward sementara
variabel dependennya adalah retansi karywan.
Untuk menguji hubungan reward dengan retensi karyawan, digunakan
metode uji korelasi pearson product moment, dimana reward sebagai vaiabel
independen, dan retensi karyawan sebagai variabel dependen. Uji signifikansi
dilakukan 2 tailed (2 sisi) untuk mencari adanya hubungan 2 variabel. Dengan
berdasarkan kriteria pengujian:
Sig >0.5 = Ho diterima
Sig < 0.5= Ho ditolak
Tabel 4.48 Korelasi Pearson
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Nilai 0,673 merupakan nilai r hitung. Angka ini menunjukkan korelasi
atau hubungan yang cukup kuat antara reward dengan retensi karyawan sebesar
67.3% (Riduwan, 2004). Didapatkan hasil perhitungan signifikansi sebesar 0.000,
karena nilai signifikansi tersebut lebih kecil daripada 0.5 (Sig <0.5) maka Ho
ditolak sehingga terdapat hubungan variabel reward dengan retensi karyawan.
Correlations
1 .673**.000
60 60.673** 1.000
60 60
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
Retensi
Reward
Retensi Reward
Correlation is signif icant at the 0.01 level(2-tailed).
**.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
81
Universitas Indonesia
4.5 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji adanya hubungan yang
signifikan. Dikarenakan sampel dari penelitian ini adalah 60 responden yang
termasuk kedalam kategori sampel besar, maka digunakan uji z untuk pengujian
hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Reward dengan Retensi
Karyawan
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara Reward dengan Retensi
Karyawan
Maka nilai Zh adalah:
√
Untuk menguji hipotesis nol (Ho), kriterianya adalah:
Tolak Ho jika : Zhitung > Ztabel
Terima Ho jika : Zhitung < Ztabel
Pada taraf kesalahan 5%, harga Ztabel dicari pada z (0,5 – (0,5 . 0,05) =
0,475, dari tabel yang ada dilampiran, bila harga kurva normal 0,475, maka harga
Ztabel = 1,96. Dengan demikian 5,169 > 1,96 yang berarti Zhitung > Ztabel.
0 +2,00-2,00
6,992
Ho ditolakHo ditolak
Ho diterima
X
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Juni 2012
Gambar 4.5 Uji-Z
-1.96 1.96
5.169
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
82
Universitas Indonesia
Berdasarkan gambar diatas maka nilai z dari nilai korelasi berada di luar
kisaran -1.96 dan 1.96 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan cukup kuat antara Reward
dengan Retensi Karyawan.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
83
Universitas Indonesia
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan reward dengan retensi
karyawan pada Divisi Multimedia PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Di dalam
penelitian ini, peneliti menggabungkan beberapa jurnal internasional, referensi
serta beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kedua variabel yang
diteliti, yaitu reward dan retensi karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian, yang didapat dengan menggunakan korelasi
pearson dan uji-z, yang telah dipaparkan pada bab IV, maka kesimpulan yang
dapat ditarik adalah, terdapat hubungan yang signifikan dan cukup kuat antara
reward dan retensi karyawan Divisi Multimedia PT. Telekomunikasi Tbk.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dimana terdapat hubungan yang kuat antara
reward dan retensi karyawan Divisi Multimedia PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk, maka peneliti menyarankan kepada pihak manajemen Sumber Daya Manusia
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. untuk memperhatikan secara khusus bentuk
reward yang di berikan agar dapat lebih ditingkatkan, sehingga retensi karyawan
dapat terus meningkat.
Melihat pada hasil pembahasan sebelumnya, sebagian besar karyawan
banyak yang memberikan apresiasi sangat baik terhadap sebagian besar bentuk
reward yang diberikan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk kecuali program
pengelolaan kesehatan karyawan melalui Yayasan Kesesehatan Telekomunikasi
Indonesia dan program pelayanan kesehatan pasca kerja. Maka peneliti
menyarankan agar perusahaan lebih memperhatikan dan meningkatkan lagi
reward yang diberikan khususnya pada program pelayanan kesehatan.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk juga dapat menciptakan lebih banyak
ragam dari reward ekstrinsik untuk meningkatkan retensi karyawan. Variabel
reward memiliki hubungan sebesar 67.3% terhadap retensi karyawan pada Divisi
Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, sisanya dipengaruhi oleh faktor
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
84
Universitas Indonesia
lain. Perusahaan disarankan untuk melihat lebih lanjut mengenai faktor lain yang
memiliki hubungan dengan retensi karyawan.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
85
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Buku:
Armstrong, Michael, Human Resource Management: Strategy & Action. London:
Kogan Page Limited, 2001
Bailey, Kenneth D. 1994. Methods of Social Researcsh, 3rd ed, New York : Fee
Press.
Bernardin, H. John & Joyce E. A. Russell, Human Resource Management.
Singapore: McGraw Hill Inc., 1993.
Decenzo, David A. dan Stephen P. Robbins, 2002. Human Resource
Management. 7th Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Dessler, G. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia.
Gay, L.R. dan Diehl, 1992. Research Methods for Business and Management.
Macmillan Publishing Co., New York
Gibson, Ivansevich, Donelly. 1997. Organization. Jakarta: PT.Erlangga.
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta: Ghalia Indonesia,.
Hasibuan, H. Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara. Cetakan Kesembilan, Jakarta, Penerbit PT. Gunung
Agung.
Hasibuan, H. Malayu. SP. 1997. Manajemen SDM : Dasar dan Kunci
Keberhasilan,
Husain,Umar, 2002. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Raja
Grafindo Persada,Jakarta
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
86
Universitas Indonesia
Ivancevich, J. M., Konopaske, R., Matteson, M. T. 2006. Perilaku Manajemen
dan organisasi. Jakarta: Erlangga.
Kountur, Donny. 2004. Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Jakarta: PPM.
Masri Singarimbun, dan Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian
Survey,LP3ES,Jakarta.
Mathi,s Robert L. dan Jackson, John H. 2006. Human Resource Management.
Alih bahasa, Salemba Empat. Jakarta.
McKenna, E. 2000. Business Psychology and Organizational Behaviour: A
student’s Handbook. New York : Psychology Press Ltd.
Nitisemito, Alex S. 1996. Manajemen Personalia. Edisi 8. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Robbins, S.P. 1998. Organizational Behaviour. New Jersey.Prentice-Hall,Inc.
Robbins, Stephen, Timothy A Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi 12. Jakarta:
Salemba Empat.
Robbins, Stephen.Perilaku. 2001 .Organisasi : Konsep,Kontroversi, Aplikasi, Jilid
1. Jakarta: Prenhallindo.
Schuler R.S. 1987. Personnel and Human Resource Management, 3th Edition.
Minnesouta: West Publishing Company
Siagian, S.P. 2002. Peran Staf Dalam Manajemen. Jakarta : PT.Toko Gunung
Agung.
Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
87
Universitas Indonesia
Sugiyono, 2005. Statistik Untuk Penelitian,cetakan kelima,CV.Alfabeta,Bandung.
Sugiyono. 2004. Metode penelitian bisnis. Bandung: Alfabeta
Sulistiyani, & Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori,
dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu.
Torrington, D., Hall, L. and Taylor, S., 2002. Human Resource Management 5th
ed. London: FT Prentice Hall
Uma Sekaran, 2000, Research Methods for Business. 2th Edition. New York: John
Wiley & Sons, Inc
Jurnal, Skripsi, Tesis, Karya Ilmiah, serta Disertasi:
Arnold, E. 2005. Managing human resources to improve employee retention. The
Health Care Manager, 24(2), 132–140.
Egan, T. M., Yang, B., & Bartlett, K. R.. 2004. The effects of organizational
learning culture and job satisfaction on motivation to transfer learning and
turnover intention. Human Resource Development Quarterly, 15(3), 279–
301.
Eva Kyndt & Filip Dochy. (2009). Employee Retention: Organisational and
Personal Perspectives. Vocations and Learning, 2:195–215.
George F. Farris. 2000. Rewards and Retention of Technical Staff. IEEE
Transactions on Engineering Management, vol. 46, no. 1, pp. 47-55.
Griffeth, R.W., & Hom, P.W. (1995). The employee turnover process. Research in
Personnel and Human Resources Management, 13, 245-293.
Griffeth, R.W., & Hom, P.W. (2001). Retaining valued employees. Thousand
Oaks, CA: Sage.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
88
Universitas Indonesia
Griffeth, R.W., Hom, P.W., & Gaertner, S. (2000). A meta-analysis of antecedents
and correlates of employee turnover: Update, moderator tests, and research
implications for the next millennium. Journal of Management, 26, 463-488.
Hausknecht, John; Rodda, Julianne M.; and Howard, Michael J., “Targeted
Employee Retention: Performance-Based and Job-Related Differences in
Reported Reasons for Staying" (2008). CAHRS Working Paper Series. Paper
484.
Herman, R. E. 2005. HR managers as employee-retention specialists.
Employment Relations Today, 32 (2), 1–7.
Hiltrop, J. M. 1999. The quest for the best: human resource practices to attract
and retain talent. European Management Journal, 17(4), 422–430.
Pratheepkanth, Puwanenthiren (2011). Reward System And Its Impact On
Employee Motivation In Commercial Bank Of Sri Lanka Plc, In Jaffna
District. Global Journal of Management and Business Research, Volume 11
Issue 4 Version 1.0
Sumber Lain:
www.telkom.co.id
Keputusan Direksi Perusahaan Perseroan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2010. Organisasi Divisi Multimedia. Nomor KD. 17/PS150/COP-
BO030000/2010.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
89
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
90
Universitas Indonesia
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
PROGRAM SARJANA
ILMU ADMINISTRASI NIAGA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
No. Kuesioner:
HUBUNGAN REWARD DENGAN RETENSI KARYAWAN PADA
DIVISI MULTIMEDIA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK
Selamat pagi/siang/sore,
Saya mahasiswa program sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) Jurusan Ilmu Administrasi Niaga Universitas Indonesia mengharapkan
partisipasi Anda untuk mengisi kuesioner ini. Jawaban Anda akan menjadi
masukan yang sangat berharga bagi kepentingan penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Reward dengan Retensi
Karyawan Divisi Multimeia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Selain untuk
kepentingan akademis, penelitian ini akan diajukan kembali kepada Divisi
Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk agar dapat digunakan sebagai
masukan dan saran perbaikan.
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai dari benar atau salah. Diharapkan
kejujuran Anda dalam menjawab setiap pertanyaan, karena kevalidan penelitian
ini berdasarkan jawaban Anda. Kerahasiaan identitas Anda sebagai responden
akan dijaga. Atas partisipasi Anda, Saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Jaza robbani
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
91
Universitas Indonesia
Petunjuk: Silahkan beri tanda ceklis ( ) pada pertanyaan berikut ini.
I. Karakteristik Responden
1. Jenis kelamin Anda:
□ Pria
□ Wanita
2. Usia Anda saat ini: …… tahun
3. Pendidikan terakhir yang Anda peroleh sampai dengan saat ini:
□ SMA/STM/SMEA
□ D3
□ S1
□ S2
□ S3
4. Lama bekerja di perusahaan anda saat ini: …... tahun
]
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
92
Universitas Indonesia
Petunjuk: Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama, kemudian nyatakan
pendapat Anda untuk menunjukkan sejauh mana kecendrungan Anda sangat
setuju atau tidak sangat setuju dengan pernyataan yang terjadi sebenarnya selama
bekerja di Divisi Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, dengan
memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban.
Keterangan pilihan jawaban:
Angka 1 : Sangat Tidak Setuju
Angka 5 : Sangat Setuju
Contoh:
Pernyataan 1 2 3 4 5
Gaji yang saya terima sudah baik
X
Bila Anda memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban 5, berarti Anda sangat
setuju pada pernyataan dalam contoh tersebut.
A. Extrinsic Reward
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Gaji yang saya terima setiap bulannya sebanding dengan
kinerja yang saya capai
2 Kenaikan gaji yang diberikan sesuai dengan prestasi yang
saya peroleh
3 Kenaikan gaji yang diberikan sesuai dengan masa kerja
yang saya miliki
4 Bonus tahunan yang saya dapatkan cukup membantu
meningkatkan penghasilan yang saya terima
5 Insentif yang saya terima sesuai dengan prestasi yang saya
peroleh
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
93
Universitas Indonesia
No Pernyataan 1 2 3 4 5
6 Pengelolaan kesehatan karyawan melalui Yayasan
Kesehatan Telekomunikasi Indonesia cukup memadai
7 Program Pensiun Dini cukup bermanfaat bagi saya untuk
merencanakan masa pensiun
8
Program Pensiun Iuran Pasti bagi para pegawai dirasakan
sebagai balas jasa dan penghargaan atas pengabdian
karyawan kepada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
9
Program Pelayanan Kesehatan Pasca Kerja cukup
bermanfaat bagi saya untuk pengelolaan kesehatan setelah
memasuki masa pensiun
10 Perabot kantor yang disediakan cukup memadai
11 Alat tulis kantor yang disediakan cukup memadai
12
Pelayanan sumber daya manusia berbasis teknologi
informasi cukup memberikan manfaat bagi kelangsungan
kerja
13
Jam kerja yang ditetapkan PT Telekomunikasi Indonesisa
Tbk mulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00 setiap hari
kerja, sesuai dengan harapan saya
14
Pengaturan hari kerja dalam seminggu (Senin - Jumat )
dan hari libur (Sabtu dan Minggu) cukup baik, karena
dapat menjamin saya melaksanakan kepentingan
pribadi/keluarga tanpa menganggu kewajiban masuk kerja
15
Saya merasa dihargai, karena diberikan kebebasan
memanfaatkan waktu kerja untuk melaksanakan tugas
sesuai dengan kewajiban
16 Kesempatan promosi jabatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki oleh para karyawan
17
Perlakuan rekan kerja yang penuh kekeluargaan membuat
saya berusaha memeberikan pengabdian terbaik untuk PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
94
Universitas Indonesia
No Pernyataan 1 2 3 4 5
18
Perlakuan atasan yang penuh kekeluargaan membuat saya
berusaha memeberikan pengabdian terbaik untuk PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk
19 Sanjungan dari rekan kerja terhadap prestasi yang saya
capai sangat bernilai bagi saya
20 Sanjungan dari atasan terhadap prestasi yang saya capai
sangat bernilai bagi saya
21
Program pemberian penghargaan oleh PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk membuat saya berusaha memeberikan
pengabdian terbaik untuk PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk
B. Intrinsic Reward
No Pernyataan 1 2 3 4 5
22 Saya merasa bangga karena diajak berperan serta dalam
pengambilan keputusan penting
23 Saya merasa bangga telah mendapatkan keleluasaan kerja
yang lebih besar
24 Saya merasa menikmati pekerjaan karena diberikan
tanggung jawab yang lebih besar
25 Saya merasa menikmati pekerjaan karena memperoleh
lebih banyak pekerjaan yang menarik
26 Saya merasa bangga pada kemampuan pribadi saya karena
dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
27 Saya merasa bangga pada kinerja yang telah saya capai
28 Saya merasa menikmati pertumbuhan pribadi saya,
karena mampu melaksanakan tugas baru yang menantang
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
95
Universitas Indonesia
No Pernyataan 1 2 3 4 5
29 Saya merasa menikmati pekerjaan karena dapat
menyelesaikan tanggung jawab saya dengan baik
30 Saya merasa telah dapat mencapai sasaran pribadi yang
berkenaan dengan pengembangan karier saya
31
Saya merasa menikmati bekerja di PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk karena memperoleh aktivitas yang
beraneka ragam
32
Program kegiatan ekstrakurikuler yang difasilitasi PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk bermanfaat untuk
mendukung produktivitas saya dalam bekerja
C. Retensi
No Pernyataan 1 2 3 4 5
33 Saya tidak memiliki rencana untuk bekerja di perusahaan
lain dalam periode tiga tahun
34
Pekerjaan yang saya kerjakan di dalam PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk memberikan saya
kepuasan.
35
Jika saya ingin melakukan pekerjaan lain, saya terlebih
dahulu akan mencari kemungkinan di PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
36 Saya berencana akan tetap berada dalam PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk di masa mendatang
37
Meskipun mendapat pekerjaan di tempat lain, saya akan
merasa rugi jika tidak lagi bekerja di PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk,
38 Saya ingin bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
untuk lima tahun kedepan jika memungkinkan
39 Jika saya dapat mengulang, maka saya tidak akan bekerja
untuk perusahaan lain
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
96
Universitas Indonesia
No Pernyataan 1 2 3 4 5
40 Jika saya mendapat tawaran pekerjaan yang menarik, saya
tidak akan ambil pekerjaan tersebut
41 Pekerjaan saat ini di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
sangat penting bagi saya
42 Saya cinta bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Silahkan periksa kembali kuesioner ini, pastikan semua pertanyaan telah dijawab.
Terima kasih atas kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
97
Universitas Indonesia
LAMPIRAN 2
Pearson Correlationn
Descriptive Statistics
43.92 3.495 60136.58 8.724 60
RetensiReward
Mean Std. Dev iation N
Correlations
1 .673**.000
60 60.673** 1.000
60 60
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
Retensi
Reward
Retensi Reward
Correlation is signif icant at the 0.01 level(2-tailed).
**.
Variables Entered/Removedb
Reward a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: Retensib.
Model Summary
.673a .452 .443 2.608Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Est imate
Predictors: (Constant), Rewarda.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
98
Universitas Indonesia
LAMPIRAN 4
Informan 1
Narasumber : Ibu Amini Kusumawati
Tempat dan Tanggal : rabu, 2 mei pukul 11.18 WIB di Lt.6 Menara Multimedia
Bu, mengapa mayoritas dari karyawan Multimedia berusia 40?
Kalo itu sih kaitannya dengan sejarah Telkom dulu ketika baru mendirikan
STT Telkom. Jadi waktu ketika Telkom mendirikan STT Telkom Memang
tujuannya untuk mendidik mahasiswa untuk siap bekerja di Telkom. Termasuk
saya ya waktu itu. Saya angkatan pertama dari STT Telkom. Jadi kita semua dapet
beasiswa dan pas lulus kita ada ikatan dinas langsung dipekerjakan di Telkom.
Tapi itu dulu ketika angkatan saya, kalo sekarang sepertinya udah ndak berlau lagi
deh. Nah udah begitu Telkom jarang sekali memecat karyawan, paling adanya
disini pensiun dini kalo emang sudah ndak pengen kerja disini lagi. Jadi memang
Telkom menganggap karyawan itu modal perusahaan. Telkom nganggepnya
sebagai batu loncatan gitu lho. Jadi semakin lama Telkom mempekerjakan
karyawan, Telkom yakin pasti skill karyawan terssbut semakin tinggi. Jadi kalo
ada masalah terus bisa ditangani pasti karyawan itu makin bisa kan, makin ahli.
reward atau kompensasi di Telkom menurut ibu bagaimana ya bu?
Kalo soal kompensasi sih kita ngerasanya disini sudah cukup baik yaa.dalam
artian kita karyawan Telkom berkecukupan semua ko..hahaha. tapi memang
sebenarnya kalo soal kompensasi gaji atau yang lainnya disini engga begitu
mencolok yaa.. tapi memeang lingkungan kerja disini yang buat saya betah. Kalo
sistem remunerasi di TELKOM, terutama gaji ya, itu ditentukan berdasarkan 3
aspek. Yang pertama itu person. Jadi karyawan diliat pendidikannya, masa
kerjanya, dan ada juga yang namanya hot skill incentive. Terus yang kedua
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
99
Universitas Indonesia
Position. Nah kalo itu kaya tunjangan posisi, klas posisi. Yang terakhir
diliat performancenya dari pegawai.
Tapi disini ada uang lembur kan bu?
Oalah kalo kita disini ndak ada uang lembur. Tapi kita disini dikasih
kebebasan buat nyelesaiin tugas-tugas kita. Mau dikantor atau dirumah asalkan
tugas selesai sesuai waktu yang ditentuin. Tapi karena itu justru karyawan disini
lebih produktif. Soalnya kan kita disini sistemkerjanya juga proyekan.
Terus kalo pengelolaan kesehatan karyawan itu disini gimana bu?
Oh kalo disini kita ada Yayasan Kesehatan Telekomunikasi Indonesia. Jadi
memang penanganan pertama bagi kesehatan karyawan Telkom ya di yakes itu,
ntar kalo ternyata yakes ndak sanggup baru direkomendasikan kerumahsakit lain.
Kalo program pensiun dini itu tujuannya apa bu?
Pensiun dini itu awalanya merupakan program Telkom dalam rangka
merampingkan organisasi. Jadi dulu itu Telkom mengalami pembengkakan
karyawan. Banyak karyawan-karyawan yang kemampuannya sebenernya engga
dibutuhin di Telkom. Tapi Telkom tidak ingin memecat karyawan-karyawannya
jadinya dibuatlah program pensiun dini tersebut. Nah tapi karyawan juga engga
nganggepnya sebagai akal-akalan dari Telkom untuk ngeluarin karyawa. Soalnya
memang pelayanan dari program pensiun dini sangat bagus. Jadi kita mengikuti
program pensiun dini, kita bener-bener diarahkan untuk berwirausaha. Jadi kita
diikuti pelatihan dan seminar untuk memanfaatkan uang pensiun dini sebagai
modal usaha. Nah sekarang justru ini jadi keuntungan tersendiri buat karyawan
Telkom karena bisa nentuin kapan ingin pensiun.
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012
100
Universitas Indonesia
Lampiran 4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Jaza Robbani
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Juli 1989
Alamat : Jl. Situ Indah No. 63 Kelapa Dua,
Cimanggis, Depok
Nomor Telepon : +6285710057522
Surat Elektronik :
Nama Orang Tua:
Ayah : Ahmad Feri Firman
Ibu : Lilis Miradillah
Riwayat Pendidikan Formal:
SD : SDIT Nurul Fikri Kelapa Dua, Depok
SMP : SMPIT Nurul Fikri Kelapa Dua, Depok
SMA : SMAIT Nurul Fikri Kelapa Dua, Depok
S1 : Program Studi Ilmu Administrasi Niaga
FISIP, Universitas Indonesia
Hubungan reward..., Jaza Robbani, FISIP UI, 2012