Upload
hendryandi
View
80
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 1 of 33
SYARAT-SYARAT TEKNIS (UMUM) `
KEGIATAN :
PEKERJAAN : LOKASI :
1. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN
1.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya. a. Perpres No. 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Perpres 70 tahun 2012
beserta petunjuk teknisnya. b. Peraturan umum tentang pelaksanaan di Indonesia atau AV 1941. c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI). d. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan dan Gedung (SK SNI T-15-
1991-03). e. Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI) 1983 f. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977 g. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi h. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961 i. Peraturan Cat Indonesia (PTI) 1961 j. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja, Departemen Tenaga Kerja k.
Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia tahun 1993 l. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 08 m. Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SNI-1727-
1989-F (SKBI-1.3.53.1987) n. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton (SK SNI T-28-1991-03) o. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat, yang berkaitan dengan permasalahan bangunan.
1.2 Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku dan mengikat pula: a. Gambar Bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan telah disahkan oleh
Pemberi Tugas. b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan d. Surat Keputusan Owner tentang Penunjukan Kontraktor e. Surat Perintah Kerja (SPK)
f. Surat Penyerahan Lapangan (SPL) g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya h. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.
2. PENJELASAN GAMBAR DAN RKS
2.1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan RKS termasuk tambahan dan perubahannya yang tercantum dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2.2 Bilamana ada ketidaksesuaian antara Gambar dan RKS, maka yang mengikat adalah RKS. Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka harus berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas untuk dikoordinasikan dengan Konsultan Perencana.
2.3 Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, Kontraktor dapat menayakan kepada Konsultan Pengawas dan mengikuti keputusannya.
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 2 of 33
3. PERSIAPAN DI LAPANGAN
3.1 Bangsal Konsultan Pengawas yang telah dibangun pada tahap pekerjaan sebelumnya (Pertama) beserta segala perlengkapannya harus selalu dirawat dan terpelihara dengan baik. Setelah pekerjaan selesai pemanfaatannya akan ditentukan oleh Proyek.
3.2 Pembongkaran bangunan bangsal kerja setelah pekerjaan selesai pemanfaatannya akan ditentukan oleh Proyek dan selama masih dalam periode kontrak (termasuk periode pemeliharaan) biaya pembongkaran menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. JADWAL PELAKSANAAN 4.1 Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat rencana
pelaksanaan terperinci berupa Bar Chart, S-Curve dan Network Planning. 4.2 Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak SPK diterima Kontraktor. Rencana kerja yang telah diketahui Konsultan Pengawas akan diteruskan kepada Pemberi Tugas untuk mendapat persetujuannya.
4.3 Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja yang telah disahkan oleh Pemberi Tugas dalam 5 (lima) rangkap kepada Konsultan Pengawas, dan satu salinan harus ditempel dibangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan.
4.3 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan grafik rencana kerja tersebut.
5. SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN
5.1 Kontraktor/Pelaksana wajib menetapkan seorang khususnya di lapangan atau biasa disebut Kepala Pelaksana, yang cakap untuk memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penetapan ini harus dikuatkan dengan surat pengangkatan resmi dari Kontraktor ditujukan kepada Pemberi Tugas dan tembusan kepada Konsultan Pengawas serta Pengelola Teknis Proyek.
5.2 Selain pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan pula memberitahu secara tertulis kepada team Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas tentang Susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya masing-masing.
5.3 Bila dikemudian hari menurut team Pengelola Teknis Proyek (PTP) dan Konsultan Pengawas, Pelaksana kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan diberitahu secara tertulis untuk mengganti pelaksananya.
5.4 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Kontraktor sudah harus menunjuk pelaksana baru atau ia sendiri sebagai penanggung jawab perusahaan yang akan memimpin pelaksanaan.
6. KEAMANAN PROYEK
6.1 Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun pengrusakan.
6.2 Untuk maksud-maksud tersebut Kontraktor dianjurkan untuk membuat pagar pengamanan.
6.3 Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan.
6.4 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu Kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di tempat-tempat yang strategis dan mudah dicapai.
7. JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN 7.1 Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) dalam keadaan siap pakai harus tetap tersedia di
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 3 of 33
lapangan. 7.2 Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan
perawatan serius, Pemborong harus segera membawa korban ke rumah sakit terdekat dan melaporkan kejadian tersebut pada Pemberi Tugas.
7.3 Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik yang berada di bawah kekuasaannya maupun di bawah Pihak Ketiga dan untuk tamu-tamu proyek yang meninjau lapangan pekerjaan.
7.4 Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
7.5 Selain untuk penjaga keamanan, penginapan bagi pekerja tidak diperkenankan berada di lapangan pekerjaan, kecuali bagi para pekerja yang didatangkan dari luar daerah dengan izin tertulis dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau.
7.6 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial keselamatan para pekerja, wajib diberikan oleh para Kontraktor/Pelaksana sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Kontraktor/Pelaksana wajib menyelenggarakan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku.
8. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
8.1 Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan baik berupa alat-alat kecil maupun besar, harus disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai, sebelum pekerjaan fisik yang bersangkutan dimulai antara lain:
a. Mesin pengaduk beton dan mesipenggetar b. Mesin pemadat/compactor c. Alat merger, alat ukur listrik dan alat ukur air pada saat diperlukan d Perlengkapan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur. e. Peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
9. TEMPAT TINGGAL KONTRAKTOR DAN PELAKSANA
9.1 Untuk kemungkinan diperlukannya kerja di luar jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon yang mudah dihubungi.
9.2 Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah-rubah selama pelaksanaan pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan
Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.
SPESIFIKASI UMUM DAN TEKNIS
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 4 of 33
A. SPESIFIKASI UMUM
B. URAIAN PEKERJAAN
1. Nama Pekerjaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Perencanaan DED Kantor BKD (Badan Kepegawaian Daerah) Kabupaten Kampar
2. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi pekerjaan persiapan (Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank), Pemancangan mini pile, pondasi tapak, sloof beton, kolom beton, ring balok beton, dinding, pasangan batu bata, pekerjaan plesteran, pekerjaan plafond, Pekerjaan rangka atap, pekerjaan Kayu, pekerjaan kusen, pekerjaan daun pintu/jendela, pekerjaan penggantung/pengunci, dan pekerjaan cat.
3. Sarana Kerja Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus tersedia : a. Tenaga kerja terampil dan tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan. b. Alat-alat bantu seperti seperti beton molen, vibrator, pompa air, alat-alat penarik/kontrol,
mesin pemadat, alat-alat gali, alat-alat ukur atau peralatan lainnya yang benar-benar diperlukan dan dipergunakan dalam pelaksanaan.
4. Cara Pelaksanaan Semua jenis pekerjaan harus dilaksanakan/mengikuti ketentuan-ketntuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Bestek, Berita Acara Aanwijzing dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan dari Konsultan Pengawas.
5. Jenis dan Mutu Bahan Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri, sesuai dengan Keputusan MENPAN Nomor : 472/KPB/XII/1980, Nomor :813/MENPAN/1980 tanggal 23 Desember 1980.
B. SPESIFIKASI TEKNIS
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pembuatan Papan Nama Proyek Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat : 1. NamaProyek 2. PemilikProyek 3. LokasiProyek 4.Jumlah Biaya(Kontrak) 5.Nama Pelaksana (Kontraktor) 6. Nama Pengawas (Konsultan) 7. Jangka Waktu Pelaksanaan Penimbunan lahan dan pemadatan Pemborong harus menyiapkan lahan yang akan di bangun dengan jalan menimbun dan memadatkan lokasi bangunan. Pembersihan Lokasi Sebelum memulai pekerjaan Pembangunan bangunan baru, pemborong wajib membersihkan lokasi dari puing-puing, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan serta benda lainnya yang dianggap dapat mengganggu pelaksanaan pembangunan. Peralatan Kerja dan Mobilisasi 1. Pemborong harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan
perlatan bantu yang akan digunakan di lokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan.
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 5 of 33
2. Pemborong harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalulintas.
3. Pengawas atau pemberi tugas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
4. Bila pekerjaan telah selesai, pemborong diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat- alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas- bekasnya.
5. Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada ayat (1), pemborong harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti : tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding) pada sisi luar bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.
Pengukuran 1. Pemborong harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran dan penelitian
ukuran tata letak atau ketinggian bangunan (Bouwplank), termasuk penyediaan Back Mark atau Line Offset Mark, pada masing-masing lantai bangunan.
2. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga ahli dalam bidangnya dan berpengalaman. 3. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada pengawas agar dapat ditentukan sebagai
pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.
4. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh instansi yang berwenang dalam urusanIMB. 5. Jika pada saat pengukuran terjadi keraguan, maka hal ini harus ditanyakan kepada
Pengawas.
Sarana Air Kerja dan Penerangan 1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, pemborong
harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi.
2. Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan direksi keet, kantor pemborong, kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI NI-2.
3. Pemborong juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan pengadaan Generator Set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.
Pembuatan Los Kerja dan Bangunan Istirahat 1. Pemborong harus membuat los kerja dan bangunan tempat untuk istirahat dan tempat shalat
bagi pekerja pemborong.
2. Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat bekerja bagi tukang/pekerja pemborong dan mempunyai kondisi yang cukup baik, terlindung dari pengaruh cuaca yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan.
3. Bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan. Keamanan Proyek 1. Pemborong harus menjamin keamanan proyek baik untuk barang-barang milik pemborong,
pengawas atau pengelola proyek, serta menjaga keutuhan bangunan- bangunan yang ada dari gangguan para pekerja pemborong ataupun kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.
2. Pemborong harus menempatkan petugas-petugas keamanan selama 24 jam penuh setiap hari, yang dibagi dalam 3 (tiga) shift, dan harus selalu mengadakan pemeriksaan pengamanan setiap hari setelah selesai pekerjaan.
3. Untuk menguasai dan menjaga ketertiban bekerja para pekerjanya, setiap pekerja pemborong
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 6 of 33
diharuskan mengenakan tanda pengenal khusus yang harus dipakai pada bagian badan yang mudah terlihat oleh petugas keamanan.
4. Pekerja pemborong tidak diijinkan menginap di lokasi kecuali petugas keamanan yang sedang bertugas pada malam hari.
Kantor dan Gudang Pemborong 1. Pemborong harus membuat kantor di lokasi proyek untuk tempat bagi wakil
pemborong bekerja, dilengkapi dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
2. Pemborong juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan pencurian.
3. Penempatan kantor dan gedung pemborong harus diatur sedemikian rupa, agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
Penyedian Fasilitas Proyek 1. Pemborong juga harus memperhitungkan biaya-biaya konsumsi untuk rapat-rapat / pertemuan
dengan pemberi tugas atau wakilnya dan tamu-tamu pemberi tugas yang berkepentingan dengan proyek.
2. Unit tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai bangunan dengan radius kurang lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan tempat-tempat lain yang memerlukan.
Pemadam Kebakaran 1. Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan alat pemadam
kebakaran berupa tabung pemadam kebakaran yangdapat digunakan untuk memadamkan api akibat listrik, minyak dan gas dengan kapasitas 7 kg.
2. Unit tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai bangunan dengan radius kurang lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan tempat-tempat lain yang memerlukan.
Jalan Masuk, Jalan Sementara 1. Apabila dianggap perlu, sesuai dengan kondisi dan situasi lokasi, pemborong harus
sudah memperhitungkan pembuatan jalan masuk sementara dan/atau jembatan kerja sementara yang disetujui oleh pengawas.
2. Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti peraturan dan semua perijinan sehubungan dengan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.
3. Pemborong harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan masuk yang ada dengan mengatur trayek kenderaan yang digunakan serta membatasi/membagi beban muatan.
4. Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh pekerjaan pemborong, mobilisasi peralatan serta pemasukan bahan akan menjadi tanggung jawab pemborong dan harus segera diperbaiki.
Keselamatan Kerja
1. Pemborong harus menjamin keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam peraturan perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.
2. Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat pelengkap untuk pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
Izin-Izin 1. Pemborong harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-izin yang
diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: izin penerangan, izin pengambilan material, izin pembuangan, izin pengurugan, izin trayek dan pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan, Izin mendirikan Bangunan (IMB) serta izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan / peraturan daerah setempat.
2. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut ayat (1) di atas
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 7 of 33
menjadi tanggung jawab pemborong.
Dokumentasi 1. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasiserta
pengirimannya ke pemberi tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan. 2. Yang dimaksudkan dengan pekerjaan dokumentasi adalah :
Foto-foto proyek, berwarna, minimal ukuran postcard, untuk keperluan laporan, dan 3 (tiga) set album yang harus diserahkan pada serah terima pekerjaan untuk pertama kalinya.
Pengawasan 1. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh Konsultan Pengawas. 2. Kontraktor wajib menyediakan buku harian di lapangan sesuai dengan petunjuk
KonsultanPengawas 3. Kontraktor wajib membuat laporan harian yang menyebutkan pekerjaan yang dilaksanakan
setiap hari, bahan-bahan dan alat-alat yang didatangkan, besarnya prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan, jumlah pekerjaan, keadaan cuaca dan lain-lain.
4. Perintah dan penugasan dari Konsultan Pengawas ditulis di dalam buku harian/surat dan dibubuhi tanda tangan dan nama jelas petugas Konsultan Pengawas.
II . PEKERJAAN STRUKTUR
PEKERJAAN BETON BERTULANG
UMUM Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi : 1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.
2. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971), ASTM dan ACI.
3. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
4. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal ini Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum fabrikasi dilakukan.
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 8 of 33
5. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam gambar atau seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan, penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.
6. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua
desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
7. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
- semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini - pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting - mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton - koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian - sparing dalam beton untuk instalasi M/E - penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding bata dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat beton struktural seperti yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.
Referensi dan Standar-Standar Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut ini :
a. PBI - 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971
b. SKSNI - 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung
c. PUBI 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
d. ACI - 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced
Aggregate Conc. for Structural and Mass Concrete, Part 2
ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2
e. ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
f. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 9 of 33
g. ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete
h. ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building
i. ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
j. ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement
Concrete
k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method
l. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing
Concrete
m. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
n. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test
Specimens in the Field
o. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores
and Sawed Beams of Concrete
p. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming
Compounds for Curing Concrete
q. ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange
Rubberand Cork Expansion Joint Fillers for Concrete
Paving and Structural Construction
r. ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion
Joint Fillers for Concrete Paving and Structural
Construction (Non-extruding and Resilient Bituminous
Types)
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 10 of 33
s. SII Standard Industri Indonesia
t. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for
Concrete Reinforcement.
v. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet
Steel Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40,
deformed, for reinforcing bars, Grade 40, for stirrups and
ties.
w. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung.
x. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh
pengawas.
Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada Direksi Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan kontraktor lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin. Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 11 of 33
sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang diperuntukan proyek ini.
c. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai pengecoran.
Percobaan Bahan dan Campuran Beton
a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen
c. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan, kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus sesuai dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya. Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.
Ukuran-ukuran Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen
terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Percobaan adukan untuk berat normal beton
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 12 of 33
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee - 304, ASTM C 94-98.
Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan.
e. Pengujian slump
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
"Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 13 of 33
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi normal :
Slump pada (cm)
Konstruksi Beton
Maksimum
Minimum
Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak
bertulang.
12.50
10.00
Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan
konstruksi di bawah tanah.
9.00
7.50
Pelat, balok, kolom dan dinding.
15.00
12.50
Pembetonan massal.
7.50
7.50
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm.
f. Percobaan tambahan
Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Lapangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
Pondasi pancang Mini Pile 20x20 cm Persyaratan bahan dan alat
-Ukuran Segi empat 20x20 cm -Mutu beton K-400
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 14 of 33
-Jack Hammer 10 ton Ketentuan Umum -Lahan yang akan dipancang harus di tandai dengan Pancang Kayu 5/7 sesuai dengan jarak dan ketentuan yang tertera pada bestek. -Pemancangan dilakukan dengan mesin pemancang -setiap pemancangan harus dilakukan kalendering Galian Tanah 1. Semua sampah-sampah, tumbuh-tumbuhan dan bekas urugan harus dibuang.
penggalian harus dilaksanakan sampai kedalaman sebagaimana ditentukan dalam gambar-gambar. Sebelum pekerjaan selanjutnya dilanjutkan, maka semua pekerjaan penggalian harus disetujui pengawas.
2. Bilamana tidak dinyatakan lain oleh Pengawas, maka penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup (minimum 20 cm lebih lebar dari dasar pondasi) untuk dapat memasang maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, serta pembersihan.
3. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar tanpa instruksi tertulis dari pengawas, maka kelebihan di atas harus diisi kembali dengan adukan beton 1: 3 : 5 tanpa biaya tambahan.
4. Kontraktor harus merawat tebing galian dan menghindarkan dari longsoran. Untuk itu kontraktor harus membuat penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama masa penggalian, karena stabilitas selama penggalian merupakan tanggung jawab kontraktor.
5. Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, air bersih dan kabel-kabel yang masih berfungsi harus diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau cacat. Apabila hal tersebut dijumpai, maka kontraktor harus segera memberitahukan kepada pengawas dan mengganti semua kerusakankerusakan tersebut atas biaya sendiri.
6. Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala,maka kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.
7. Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan selanjutnya, kontraktor harus mendapat persetujuan/ijin tertulis pengawas.
Pemotongan Kepala tiang pancang Setelah dilakukan pemancangaan, ada tiang-tiang pancang yang masih berlebih diatas permukaan tanah, dengan itu tiang tersebut harus di potong guna tercapai tinggi besi pancang yang digunakan untuk pengikat Poer dan struktur bangunan Urugan Pasir dan lantai kerja 1. Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian bawah pasangan
lantai diurug dengan pasir padat minimal 5 cm atau sesuai dengan gambar dan petunjuk Pengawas. Pasir urug yang digunakan harus dari jenis pasir pasang yang bersih/bebas dari lumpur, kotoran-kotoran, sampah dan benda-benda organis lainnya yang dapat menyebabkan tidak sempurnanya pemadatan.
2. Di bawah lapisan pasir tersebut, urugan yang dipakai adalah tanah jenis silty clay yang bersih tanpa potongan-potongan bahan yang bisa lapuk, serta bahan batuan yang telah dipecahkan (pecahan batuan tersebut maksimal 15 cm).
3. Kontraktor wajib melaksanakan pengurugan dengan semua bahan urugan yang keras atau mutu bahan yang terbaik dan mengajukan contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan pengawas.
4. Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan lapis-per lapis yang tidak lebih tebal dari 15 cm (gembur) dengan alat-alat yang telah disetujui, seperti mesin penggilas getar, atau alat tumbuk dimana standar kepadatannya dicapai pada kepadatan dimana kadar airnya 95 % dari kadar air optimal, atau dry density nya mencapai 95 % dari dry density optimal, sesuai dengan petunjuk pengawas.
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 15 of 33
5. Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan density test di lapangan. Semua biaya seluruh pengujian tersebut menjadi beban Pemborong.
6. Bila bahan urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus digali keluar dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta dipadatkan kembali, sesuai dengan petunjuk Pengawas, tanpa adanya biaya tambahan.
7. Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan pemadatan, tidak dibenarkan adanya genangan air di atas tanah atau sekitar lapangan pekerjaan. Kontraktor harus mengatur pembuangan air sedemikian rupa agar aliran air hujan atau dari sumur lain dapat berjalan lancar, baik selama ataupun sesudah pekerjaan selesai.
8. Kontraktor bertanggung jawab atas stabilitas urugan tanah dan Kontraktor harus mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian Kontraktor atau akibat dari aliran air.
Pekerjaan Penyelesaian 1. Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan
daerah dari yang betul-betul seragam dan bebas permukaan yang tidak merata. 2. Seluruh lapisan akhir, harus benar-benar memenuhi piel yang dinyatakan dalam gambar.
Bila diakibatkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan meterial yang tidak lebih dari 30 cm, maka bagian atas tersebut harus digaruk sebelum material timbunan tambahan dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapai elevasi dan sesuai dengan persyaratan.
3. Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan pengisi/urugan, seluruh puing-puing, reruntuhan dan sampah-sampah harus segera disingkirkan dari lokasi.
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN BETON
Lingkup Pekerjaan Meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi,dengan memperhatikan ketentuan- ketentuan dari arsitek dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.
Pedoman Pelaksanaan 1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat pelaksanaan
beton secara umum menjadi ketentuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standar di bawah ini :
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI NI-2 1971) - Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 - Standar Industri Indonesia
2. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketetapan dan kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh pengawas. Semua pekerjaan yang tidak memenuhi syarat harus dibongkar dan diganti atas biaya pemborong sendiri.
3. Semua material harus dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh pengawas, dan pengawas berhak meminta diadakan pengujian bahan- bahan tersebut dan pemborong bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh pengawas harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek.
Bahan-Bahan A. Portland Cement
Digunakan Portland Cement dari jenis I menurut NI 8 type I menurut ASTM dan memenuhi standart semen Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia. Dalam pelaksanaannya, merk yang dipakai tidak boleh ditukartukar, kecuali ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas dan Dinas Pekerjaan Umum Pekanbaru.
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 16 of 33
B. Aggregate
Agregat Halus (Pasir) a. Jenis dan syarat campuran agregat harus memenuhi syarat-syarat dalam
PBI-1971, Bab 3. b. Mutu Pasir Butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung Lumpur dan bahan- bahan organis.
c. Ukuran Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimal 2 % berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimal 10 % berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % -90 % berat.
Agregat Kasar (Koral/Batu Pecah) a. Mutu
Butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir-butir pipih maksimal 20 % berat, tidak pecah atau hancur serta tidak mengandung zat- zat reaktif alkali.
b. Ukuran Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 %-98 % berat, selisir antara sisasisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimal 60 % dan minimal 10 % berat.
c. Penyimpanan Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.
C. Besi Beton Baja tulangan harus memenuhi persyaratan PBI NI-2 1971 dengan tegangan leleh (y
= 3.200 Kg/cm2) atau Baja U-32. Besi penulangan betin harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab ataupun basah. Juga besi penulangan harus disimpan rata (Round Bars) maupun besi-besi penulangan bergelombang (Deformed Bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Pasal 3.7.
Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain. Apabila terdapat karat pada bagian permukaan besi, maka besi harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi, atau menggunakan bahan cairan sejenis Vikaoxy Off produksi yang telah memenuhi SII atau yang setaraf dan disetujui Pengawas.
Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap beton cor di tempat yang akan digunakan; dan bahan yang akan diakui serta yang disetujui Pengawas. Semua biaya sehubungan dengan pengujian tersebut di atas sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.
Apabila baja tulangan yang digunakan telah selesai di pabrik dan perlu penyambungan yang berbeda antara penulangan lantai dasar dengan ketentuan dari pabrik pembuat dan atas persetujuan Pengawas
D. Kawat Pengikat Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam PBI NI-2 Pasal 3.7.
E. Air Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang diminum.
F. Admixture (Bahan-bahan Tambahan dalam Adukan Beton) Untuk pembetonan, pada umumnya harus digunakan tricosal VZ (3 gr. Per kg, semen) atau corplast R (3,5 cc per kg, semen).
G. Penyimpanan a. Penyiraman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus dengan
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 17 of 33
waktu dan urutan pelaksanaan. b. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh), tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum dalam zak, segera setelah diturunkan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen harus masih dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), bagian tersebut harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas dan jumlahnya tidak boleh melebihi 5 % berat. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
c. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
d. Besi beton harus bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan bantalan kayu dan bebas dari lumpur dan zat-zat lainnya (misalnya minyak dan lain- lain) serta tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
e. Aggregate harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain jenisnya/gradasinya dan di atas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.
Bekesting a. Type
Bekesting yang digunakan dapat dalam bentuk baja atau kayu. Pekerjaan lain-lain yang dikerjakan, harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Perencanaan - Bekesting harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak ada perubahan bentuk
yang nyata dan cukup dapat menampung beban-beban sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silang, sehingga kemungkinan bergeraknya bekesting selama pelaksanaan dapat ditiadakan, juga harus cukup rapat untuk menghindari keluarnya adukan (mortal). Susunan bekesting dengan penunjang-penunjang harus teratur, hingga pengawasan atas kekurangannya dapat mudah dilakukan.
- Kayu penyangga dan silangan-silangan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong, demikian juga kedudukan dan dimensi yang tepat dari bekisting adalah menjadi tanggung jawabnya.
- Pada bagian terendah dari setiap phase pengecoran dari bekisting kolom atau dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
- Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus menggunakan papan tebal minimal 2,5 cm atau multiplek 9 mm, balok
5/7, 6/10, 8/10 dan dolken dia. 8-12 cm, dapat digunakan dari mutu kayu Klas II
- Kayu bekesting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Adakan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air pembasah tersebut pada sisi bawah.
- Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, pemborong wajib mengadakan perbaikan atau pembetulan kembali.
- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48jam - Balok tanpa beban konstruksi 7Hari - Balok dengan beban konstruksi 21 Hari - Pelat beton 21 Hari
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 18 of 33
.Kualitas Beton 1. Mutu beton struktur Pondasi,kolom dan Ring balok digunakan mutu K-225 Kecuali ditentukan
lain dalam gambar, kualitas beton 2. Untuk pekerjaan ini Mutu beton yang dipakai adalah K-225, dipersyaratkan uji beton 3. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini,
dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan mengadakan trial mixes.
4. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas, laporan tersebut harus dilengkapi dengan harga karakteristik.
5. Kontraktor harus membuat mix design untuk beton apabila hasil uji tekan beton K-225 tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan, biaya ditanggung oleh kontraktor.
6. Kontraktor harus membuat benda uji beton pada setiap 5 m3 kubikasi beton sebanyak 3 buah benda uji untuk quality control.
7. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 12 cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan dan ditempatkan di atas kayu yang rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya, kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk sebanyak 25 (dua puluh lima) kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis yang di bawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diuku penurunannya (slumpnya).
8. Jumlah semen minimum 325 Kg per m3 beton khusus pada atas pondasi, pile caps luifel jumlah minimum tersebut dinaikkan menjadi 371 Kg/M3 beton atau mengacu pada hasil mix design yang diterbitkan oleh laboratorium bahan.
9. Pengujian khusus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
10.Penawaran kubus percobaan tersebut adalah dalam goni basah tapi tidak tergenang air selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
11.Jika perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 7 (tujuh) hari, dengan ketentuan hasilnya tidak boleh kurang dari 65 % kekuatan yang diminta pada 28 (dua puluh delapan) hari. Jika hasil tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton di tempat dengan cara-cara seperti ditetapkan dalam PBI 1971 dengan tidak menambah beban biaya bagi pemberi tugas (beban Pemborong).
12. Dalam pelaksanaan pembuatan beton harus digunakan alat pengaduk Beton Molen.Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 3 (tiga) menit terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk ke dalam mixer.
13. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran, harus dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya degrasi komponen-komponen beton.
14. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
Siar-Siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekesting Pembongkaran bekesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus mengikuti pasal 5.8 dan 6.5 kode PBI 1971. Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengana air semen, tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Penggantian Besi Pemborong harus memasang besi yang sesuai dengan apa yang tertera pada gambar. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada, maka:
a. Pemborong dapat menambah besi ekstra dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera
dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 19 of 33
b. Jika hal tersebut di atas (pada butir a) akan dimintakan Pemborong sebagai kerja lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.
c. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.
Jika Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter yang terdekat, dengan catatan :
- Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas - Jumlah satuan panjang atau jumlah besi yang ditempatkan tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau di daerah, overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
Curing Beton
1. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi cepatnya penguapan.
2. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus lebih diperhatikan. 3. Beton harus dibasahi paling sedikit 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran.
Tanggung JawabPemborong a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi, sesuai dengan
ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang telah diberikan. Adanya atau kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil dari Pemberi Tugas atau Perencana yang sejauh mungkin melihat/ mengawasi/menegur atau memberi nasihat, tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut.
b. Jika konsultan pengawas memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan di atas (dan telah tertera dalam gambar), maka untuk ketentuan tambahan tersebut adalah menjadi tanggung jawab konsultan Pengawas, ketentuan tambahan ini harus dilakukan secara tertulis.
Perawatan Beton 1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971, NI-2 Pasal 6.6. 2. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya
dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
3. Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak melebihi 30C.
4. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Pengawas.
5. Cara pelaksanaan perawatan serta alat dipergunakan harus mendapat persetujuan dahulu dari Pengawas.
Benda-Benda yang ditanam dalam Beton 1. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian-bagian struktur beton
bila tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar. Dalam beton perlu dipasang slip pada
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 20 of 33
tempat-tempat yang dilewati pipa. 2. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar/petunjuk pengawas tidak
dibenarkan untuk menanam saluran listrik dalam struktur beton. 3. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkurangkur, kait dan
pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilakukan.
4. Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilakukan.
5. Pemborong utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian/peralatan tersebut sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
6. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak terisi beton, harus ditutupi bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.
Pembuangan Beton Dan Kotoran Pemborong harus membersihkan dan membuang keluar dari site semua puingpuing dan sisa-sisa tulangan akibat pembobokan tiang atau pekerjaan lain. Tempat pembuangan ini harus mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
LainLain 1. Pelaksana/Kontraktor bertanggung jawab pada hasil pekerjaannya sampai dengan saat
penyerahan. 2. Pelaksana/Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat dalam bagian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambargambar atau peraturan-peraturan yang berlaku.
3. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan, yang setiap saat diperlukan untuk dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan dilapangan baik teknis maupun administrasi.
4. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian dilapangan akan dibicarakan dan diatur konsultan pengawas dengan kontraktor/pelaksana dan bila perlu akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
5. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syaratsyarat (RKS) ini dan pada penunjuk ternyata diperlukan, akan dicantumkan dalam Berita Acara Aanwizing.
III . PEKERJAAN DINDING
A. PEKERJAAN PASANGAN A.1. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
LingkupPekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata pada dinding, pasangan rooster, dan lain-lain sesuai gambar detail dan petunjuk Pengawas.
Bahan-Bahan Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : - Batu bata harus memenuhi NI-0 - Semen portland harus memenuhi NI- - Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2 - Air harus memenuhi PUBBI-1982 pasal 9
Pelaksanaan 1. Batu bata yang digunakan batu bata setempat dengan kualitas terbaik yang disetujui
Pengawas, yaitu siku dan sama ukurannya.
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 21 of 33
2. Sebelum digunakan batu bata/hollowbbrick harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
3. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
4. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari (maksimal) 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis.
5. Bidang dinding bata 1/2 (setengah) batu yang luasnya lebih besar dari 12 m harus ditambah kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 11 x11 cm, dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 10 mm, beugel diameter 6-15 cm, jarak antara kolom maksimal 4 m.
6. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguatan stek-stek besi beton diameter 8 mm. Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
7. Pembuatan lubang pada pasangan bata merah yang patah dua melebihi dari dua tidak boleh digunakan.
8. Pasangan batu bata merah untuk dinding1/2(setengah) batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
9. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding, harus dibuat pahatan yang secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
10. Pada bagian/daerah sekitar toilet dan lain-lain yang membutuhkan penempatan barang-barang yang digantungkan pada dinding, maka di dalam dinding bagian- bagian tersebut harus dipasang perkuatan yang dibuat dari besi beton secara vertikal dan horizontal, yang dihubungkan/disambung dengan las.
11. Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh pengawas mengenai tempat dan ukurannya.
12. Pemasangan dinding rooster semen seperti pada pemasangan dinding bata dan perletakannya sesuai dengan gambar pelaksanaan atau atas petunjuk Pengawas, sedangkan untuk motifnya akan ditentukan kemudian.
Pengujian Mutu Pekerjaan 1. Pemborong harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis dari pabrik
pembuat/produsen atau menurut uraian di atas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh pemborong.
2. Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan maka pengawas berhak meminta pengulangan pengujian dimana biaya pengujian dan pengulangan pengujian tersebut adalah tanggung jawab pemborong.
PEKERJAAN PASANGAN BATU ALAM
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu alam pada dinding dan lain-lain sesuai gambar detail dan petunjuk Pengawas.
Bahan-Bahan Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : - Batu Alam Andesit - Semen portland harus memenuhi NI-8 - Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2 - Air harus memenuhi PUBBI-1982 pasal 9
Pelaksanaan 1. Sebelum dipasang, sebaiknya Batu Alam direndam dalam air. Sebab batu alam
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 22 of 33
memiliki pori-pori yang besar sehingga bila ditempel langsung biasanya mudah lepas. 2. Bila akan dipasang pada dinding, kupas acak permukaan dinding agar batu alam akan
lebih kuat menempel pada dinding. 3. Gunakanlah semen khusus atau semen instan agar Jenis Batu & Jenis Batuan
alam lebih kuat menempel. 4. Batu alam memiliki presisi yang tidak terlalu pas. Penyimpangan ukuran pada
batu alam bisa mencapai 5 mm atau bahkan 1 cm. Kalau sudah begini, hasilnya bisa dipastikan tidak akan rapi. Karena itu perhatikan benar presisi batu pada saat membeli, dan gunakan tukang yang sudah berpengalaman dalam pemasang batu alam
5. Batu Alam relatif berat karenanya membutuhkan semen yang lebih banyak, mutu pasir yang baik dan air yang bersih sebagai lem penempel. Makin rendah mutu adukan, makin mudah batu tersebut lepas. Pastikan pula adukan semen diaplikasikan secara merata pada permukaan batu Batuan Alam yang akan ditempel jangan hanya bagian tengahnya saja.
6. Jangan membiarkan bekas semen di permukaan Jenis Batu Alam & Jenis Batuan Alam sampai kering. Batu Batuan Alam memiliki sifat porous (menghisap air) sehingga apabila semen didiamkan di permukaan batu sampai kering, maka akan sangat sulit dihilangkan.
7. Setelah pemasangan, sikat permukaan Jenis Batu & Jenis Batuan dan keringkan. Lalu lapisi dengan cairan coating. Apabila sering terkena air permukaan batu akan anti jamur dan lumut serta mengkilat sampai setengah tahun. Jika selalu kering tentunya akan tahan lebih lama lagi.
3. Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Pemborong harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis dari pabrik pembuat/produsen atau menurut uraian di atas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh pemborong.
2. Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan maka pengawas berhak meminta pengulangan pengujian dimana biaya pengujian dan pengulangan pengujian tersebut adalah tanggung jawab pemborong.
PEKERJAAN PLESTERAN
Lingkup Pekerjaan Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh bagian yang dijelaskan dalam gambar dan petunjuk Pengawas.
Pengendalian Pekerjaan Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam : - NI-2-1971 - NI-3-1970 - NI-8 Bahan-Bahan 1. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau campuran-campuran lain.
2. Semen Portland Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dan dalam sak yang tertutup seperti disyaratkan dalam NI-8. Hanya sebuah merk dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan, yaitu merk yang disetujui Pengawas.
3. Air Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 23 of 33
Perbandingan Campuran Plesteran 1. Plesteran dengan campuran 1 Pc : 4 Ps digunakan pada dinding, sedangkan untuk
daerah basah digunakan plesteran dengan campuran 1 Pc : 2 Ps. 2. Apabila diperlukan, acian dibuat dengan bahan PC dicampur air sampai mencapai hasil
kekentalan yang sempurna. Pelaksanaan 1. Bersihkan permukaan dasar sampai benar-benar siap untuk dilakukan pekerjaan
plesteran. 2. Untuk daerah yang luas, dibuat pola dasar plesteran (kepala plesteran) dengan jarak
1 meter arah vertikal sebagai dasar plesteran untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang datar/rata, contour dan profil-profil akurat.
3. Basahi seluruh permukaan bidang yang akan diplester untuk peresapan. Plesteran dapat dimulai setalah bidang tersebut kering.
4. Pelaksanaan plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan sepertintidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya pemborong.
Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran 1. Bersihkan permukaan dinding batu bata atau permukaan beton dari noda debu, minyak
cat, bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran. 2. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
diisyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu "kepala plesteran".
3. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang diisyaratkan ( 20 mm) dan diratakan dengan roskam kayu/besi dari kayu halus tersebut dan rata permukaannya ataupun dengan profil aluminium dengan panjang minimal 1,5 m. Kemudian basahkan terus selama 3 (tiga) hari untuk menghindarkan terjadinya retak akibat penyusutan yang mendadak.
4. Untuk plesteran pada permukaan beton, mula-mula permukaan beton harus dikasarkan dengan pahat besi untuk mendapatkan daya ikat yang kuat antara permukaan beton dengan plesteran. Bilamana perlu permukaan beton yang telah dikasarkan diberi bahan additive, misalnya "Calbon".
5. Basahi permukaan beton untuk air hingga jenuh, tunggu sampai aliran air berhenti. 6. Dalam pelaksanaan plesteran permukaan beton dengan ketebalan minimal 2 cm, tidak
diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tetapi harus dilakukan secara bertahap yaitu dengan cara menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester, kemudian setelah mengering, lakukan plesteran berikutnya dengan adukan semen pasir hingga mencapai ketebalan yang dikehendaki.
7. Apabila terdapat bagian plesteran pada permukaan beton dengan ketebalan lebih dari 3 cm, sebagai akibat dari kesalahan pada waktu pengecoran atau yang lainnya, maka plesteran tersebut harus dilapis dengan kawat ayam yang ditempelkan pada permukaan beton yang akan diplester. Biaya penambahan kawat ayam tersebut menjadi tanggungan pemborong.
8. Hindarkan benda-benda ataupun bahan-bahan lain yang dapat merusak permukaan acian.
9. Apabila ada pekerjaan plesteran yang harus dibongkar atau diperbaiki, maka hasil akhir (finishing) dari pekerjaan tersebut harus dapat menyamai pekerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas.
10. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.
IV. PEKERJAAN PASANG KERAMIK LANTAI DAN DINDING Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini mencakup hal-hal mengenai pengadaan dan pengerjaan lantai seperti
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 24 of 33
pekerjaan Pas. Lantai Keramik Ruangan, Lantai KM/WC, Keramik Dinding sesuai dengan gambar dan petunjuk Pengawas. Untuk Lantai ruangan dipasang Granite ukuran 30 x 30 cm.
Pelaksanaan Pekerjaan : 1. Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis
dan lebih mudah menempel pada saat pemasangan.
2. Perhatikan kualitas keramik. Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara presisi. Untuk itu, nat keramik harus dipasang longgar karena masing- masing keramik memiliki selisi 0.20.5mm sehingga tidak saling bertubrukan.
3. Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah keramik. Hal ini akan membuat daya rekat keramik ke adukan benar-benar lengket.
4. Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil, batu, atau ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah keramik.
5. Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
6. Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi keramik saat itu juga. Biarkan selama dua atau tiga hari. Hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan keluar melalui nat yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
7. Jangan diinjak-injak. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 23 hari. Keramik akan ambles karena adukan di bawahnya masih belum kuat untuk dibebani.
8. Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 33 m biasanya terdapat 35 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.
VI. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA Lingkup Pekerjaan: 1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, penyediaan
bahan/material,peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukandalam pelaksanaan, sehigga pekerjaan kusenkayu ini dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kusen U-PVC untuk pintu-pintu, jendela cahaya dan tempat yang disyaratkan dalam gambar.
3. Cara pengerjaan, bentuk, volume, serta detail ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, Bill of Quantity , serta mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Lapangan.
4. Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan maupun tambahan-tambahan bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Persyaratan Bahan:
1. Bahan kusen dan daun jendela yang dipakai adalah terbuat dari profil UPVC (Unplasticised Polyvinyl Cloride) yaitu sejenis thermoplastic yang berasal dari unsur garam
dan minyak bumi 2. Penguncian dengan system penguncian ganda (multi point locking). 3. Tahan terhapap kebocoran air hujan, kebisingan, api, cuaca, bebas perawatan dan hemat
energi. 5. Semua U-PVC yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 25 of 33
Syarat-syarat Pelaksanaan : 1. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, atau manual
khususnya untuk detail tertentu atas persetujuan Konsultan Lapangan. 2. Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalbanisasi. 3. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan, ini
dimaksudkan untukmendapatkan ketetapan pemasangan dilapangan. 4. Rangka U-PVC yang akan dipasang harus rata . 5. Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi wajib menyerahkan shop
drawing dan contoh jadi untuk bagian detail tertentu pada Konsultan Lapangan untuk persetujuan.
6. Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan mesin atau manual.
7. Bahan U-PVC tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau cara lainnya tetapi harus dikonsultasikan dan mendapat persetujuan Konsultan Lapangan.
. PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA
Lingkup Pekerjaan: 1. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan daun pintu dan jendela ini adalah
penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan agar dapatdilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan Jendela seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalamgambar.
3. Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantumdalam gambar,Bill of Quantity , serta mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Lapangan.
4. Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan maupun tambahan-tambahan bahan yang sehubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Persyaratan Bahan:
1. Bahan kusen dan daun jendela yang dipakai adalah terbuat dari profil UPVC (Unplasticised Polyvinyl Cloride) yaitu sejenis thermoplastic yang berasal dari unsur garam
dan minyak bumi. 2. Bahan untuk pintu terbuat dari multi plek 12 mm double dan di pasang kaca 5 mm 3. Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.
3. Daun pintu ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar detail,tidak diperkenankan menggunakan sambungan.
Bahan Perekat : a. Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik. b. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku. Bahan Finishing: Finishing untuk permukaan teakwood dari cat kayu yang bermutu baik sesuai dengan persetujuanKonsultan lapangan.
Syarat-syarat Pelaksanaan: 1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar- gambar
yang ada dilapangan (ukuran dan lubang-Lubang),termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan cara pemasangan, mekanisme dan detail- detail sesuai dengan gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu harus ditempatkanpada ruang/tempat dengansirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dankelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka U-PVC dan penguat lain yangdiperlukan hingga terjamin kekuatannya, dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutamauntuk bidang-bidang yang tampak, tidak boleh ada lubang- lubang atau bekas penyetelan.
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 26 of 33
VIII. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
Lingkup Pekerjaan: 1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyediaan
bahan/material,peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan, sehingga pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci ini dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan penggantung dan pengunci untuk pintu- pintu, jendela dantempat lain yang disyaratkan dalam gambar.
3. Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantumdalam gambar, Bill of Quantity , serta mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.
4. Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, maka semua pekerjaan maupun tambahan-tambahanbahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Persyaratan Bahan: 1. Produksi pabrik kualitas no: 1 atau setara. 2. Kunci 2 (dua) slaag dan berkotak baja, baut-baut dan ungkitnya terbuat dari
stainless steel. 3. Tipe kunci harus sesuai dengan fungsi ruangannya. 4. Pegangan (handle) dari bahan stainless stell dan solid nylon serta engsel-engsel
harus stainlesssteel dengan memakai ring nylon ukuran (3x4) inch. 5. Engsel pintu dipakai engsel kupu-kupu, dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah
untuk setiapdaun pintu dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama, jumlah engsel yangdipasang harus diperhitungkan menurut beban dan berat daun pintu, setiap engsel memikul bebanmaximum 20 kg.
Syarat-syarat Pelaksanaan: 1. Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dalam bidang
tersebut denganpersetujuan Konsultan Pengawas. 2. Kontraktor harus memberikan contoh terlebih dahulu untuk disetujui Konsultan
Lapangan 3. Kontraktor diwajibkan mengajukan dalam rangkap 3 (tiga) gambar rencana tata letak
dengan nomor unit masing-masing serta key control schedule berdasarkan gambar denah (Arsitektur) perlantai yang ada. Didalam key control schedule tersebut terlihat :
a. Nomor pintu yang harus diberi kunci. b. Tipe bahan/kunci yang akan dipasang. c. Arah pembukaan kunci. d. Bagian yang mengunakan alat-alat. e. Bagian yang menyatakan pintu-pintu khusus.
4. Semua kunci, engsel harus di lindungi dan di bungkus plastik atau tempat aslinya setelah di coba,pemasangannya dilakukan setelah bangunan selesai di cat.
5. Sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup, cara menyocokkanhanya diputar sampai ujung, sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti.
6. Engsel untuk pintu kayu dipasang 30cm dari tepi atas dan bawah sedang untuk engsel ke 3 (tiga)dipasang ditengah.
7. Semua kunci tanam haru terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu, dipasang setinggi 90 cmdari lantai atau sesuai gambar.
IX. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 27 of 33
a. Pekerjaan Instalasi Listrik Lingkup Pekerjaan Listrik:
1. Pekejaan listrik termasuk pekerjaan instalasi ini merupakan pekerjaan seluruh sistem
listrik secaralengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
2. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah terimapekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan.
3. Kontraktor harus mengurus penyambungan daya listrik ke PLN termasuk pengurusan administrasinya, semua biaya resmi akandibayar oleh Kontraktor.
Kabel Daya Tegangan Rendah
1. Umum.
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai ada bermacam-macam ukuran dan tipe yang sesuaidengan gambar rencana (NYA, NYM, NYY), kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau PLN. Sebelum dan sesudah di pasang, kabel TR (tegangan rendah) harus dites.
a. Test insulasi b. Test ontinusitas c. Test pantanahan
Instalasi dan pemasangan kabel. Bahan. Semua kabel yang akan dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan SIIdan PLN. Semua kabel harus baru dan harus jelas tanda, ukuran, jenis kabel, nomor dan jenis pintalanya.Semua kabel dengan penampang 6 mm2 keatas harus dipilin (stranded), instalasi ini tidakboleh memakai kabel dengan penampang lebih lecil dari 2,5 mm2 Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari tipe: - Untuk instalasi penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit pipa PVC. - Untuk kabel distribusi digunakan NYA dan penerangan taman dengan
mengunakankabel NYFGBY.
Semua kabel NYA yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton dll) harus berada didalam conduit PVC kelas AW yang disesuaikan dengan ukurannya, dan harus diklem.
2. Splice/pencabangan. Tidak diperkenankan adanya splice pencabangan ataupun sambungan- sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau pada kotak-kotak penghubung yang bisa dipakai (acceptable).
3. Semua sambungan kabel baik didalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari lembaga yang diisolasi dengan porselin ataubakelit ataupun PVC, yang diameternya di sesuaikan dengan diameter kabel.
4. Bahan isolasi. Semua bahan isolasi untuk pencabangan, conection dan lain-lain seperti karet, PVC asbestape sintetis, resin, splice case, composit dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain nya harus dipasang memakai cara yang disetujui olehPabrik atau menurut anjuran yang ada.
5. Penyambungan kabel a. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan yang sudah ditentukan (misalnya junction box). b.Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai carapenyambungan yang
dinyatakan oleh pabrik kepada Konsultan Lapangan. c. Kabel-kabel disambung sesuai dengan warna atau nama masing- masing,
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 28 of 33
sertasebelum dan sesudah penyambungan harus dilakukan pengetesan tahanan isolasi.
d. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan dan dilapisi dengan timah putihdan kuat.
e. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
b. Penerangan dan Stop Kontak
Lampu dan Armature. Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimasudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal. 1. Semua Armature lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
pentanahan(grounding). 2. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal box harus cukup besar
dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja danunsur teknis komponen lampu itu sendiri.
3. Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel dalam box harus diberikan saluranklem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada balast atau kapasitor.
4. Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat, kemudian di cat ovenwarna putih.
5. Ballast harus dari jenis low loss ballast dan harus dapat dipergunakan single lampu balast (satulampu flourentscent).
Stop Kontak Biasa. Stop kontak biasa yang dipakai untuk pemasangan di dinding adalah stop kontak satu phasa, ranting 250 volt, 13 ampere. Saklar dinding. Saklar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe in bouw dengan rating 250 volt, 10 ampere,single gang, double gang. Junction Box Untuk Saklar dan Stop Kontak. 1. Junction box harus dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm. 2. Kontak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan. 3. Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada juction box dengan
menggunakan baut atauditanamkan dalam dinding.
Kabel Instalasi. 1. Pada umumnya kabel untuk instalasi penerangan dari instalasi stop kontak harus dari
kabel intitembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM).
2. Kabel harus mempunyai penampang minimal 2,5 mm2. 3. Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :
- Fasa 1 : Merah - Fasa 2 : Kuning - Fasa 3 : Hitam - Netral : Biru - Tanah (ground) : hijau kuning
Pipa instalasi pelindung kabel. 1. Pipa instalasi pelindung kabek feeder yang dipakai adalah pipa PVC klas AW / GIP. 2. Pipa, elbow, socket, junction box, klem dan accessories lainnya harus sesuai
antara satu denganyang lainnya, yaitu dengan diameter minimal . 3. Pipa fleksible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kontak sambung
(junction box) dan armature lampu
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 29 of 33
X . PEKERJAAN SANITARY
Yang dimaksud dengan pekerjaan sanitary adalah : 1. Pengadaan dan pemasangan kran kran, closet duduk dan floor drain sesuai dengan
gambar rencana. 2. Mutu pipa, kran dan semua bahan yang dipakai harus bermutu baik dan mempunyai
standard SNI serta mendapat persetujuan dari direksi/pengawas. Jumlah kebutuhan dari pemasangan instalasi air bersih dan air kotor disesuaikan dengan gambar rencana dan daftar quantity.
PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS 1. PERATURAN -PERATURAN PERSYARATAN
Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturanperaturan Pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia dan khususnya daerah setempat. Selama pelaksanaan Kontrak ini harus betul- betul ditaati dan diikuti sesuai petunjuk Pengawas Pada umumnya peraturan-peraturan berikut ini yang berkenaan dengan pasal sebagaimana yang tertuang didalam spesifikasi teknis antara lain :
Peraturan Perusahaan Air Minum Negara tentang instalasi air.
Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknis
Penyehatan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan sisa dan maksud dari Peraturan - peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.
2. MATERIAL 1. Pipa Polivinyl Chloride (PVC Pipe) Pipa PVC kelas AW berikut accessoriesnya. Pipa tersebut mempunyai tekanan kerja 8 kg/cm2, tekanan test 25 kg/cm2 dalam satu menit dan tekanan pecah pada minimum 40 kg/cm2. Pipa PVC yang digunakan adalah yang dibuat dari ekstrusi bahan utama polivynil chlorida dalam keadaan panas. Kandungan PVC murni minimum 92.5 %. Polimer dan stabilizer yang digunakan harus berkwalitas baik dan tahan terhadap air dan cuaca (ultra violet) yang dijamin dengan sertifikat pabrik. Permukaan luar dan dalam harus halus licin dan tanpa cacat yang berbahaya seperti retak-retak guratan, gumpalan dan cacatcacat lainnya. Lem yang digunakan harus berkwalitas baik sesuai yang dianjurkan oleh pabrik pembuat pipa dan petunjuk Owner Pekerjaan. Pipa-pipa PVC ini harus sesuai dengan standard SII 0344-82. 2. Fittings Type fitting yang digunakan sesuai dengan tertera dalam Gambar Rencana, dan harus buatan pabrik yang sama dengan yang memproduk pipa (yang digunakan dalam instalasi ini). 3. Closet Closet duduk yang digunakan harus terbuat dari keramik padat berglasir warna special dibuat dari bahan keramik tunggal yang dibakar pada suhu tinggi. Permukaan closet tidak boleh menampakkan cacat retak-retak yang merugikan bernoda glasir dan tidak boleh menyerap air. Bentuk dan type water closet seperti terlihat 4. Floor drain Terbuat dari STAINLESS STEEL yang mempunyai bentuk sedemikian rupa sehingga mempunyai trap yang selalu terisi air (bell trap) setinggi minimum 11,5 mm serta berkualitas baik. 5. Kran Kran/faucet yang digunakan terbuat dari stainless steel
PELAKSANAAN 1. Pemasangan Pipa (Air Bersih/ Air Kotor/Bekas) Semua pipa yang tertanam baik dalam tanah maupun dalam dinding harus sudah selesai
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 30 of 33
terpasang dan di test sebelum pekerjaan dinding dan lantai selesai pada kedudukan dan kemiringan seperti tertera pada Gambar Rencana. Untuk pipa-pipa yang ditanam di dalam tanah pada lubang galian terlebih dahulu harus diberi alas pasir urug setebal minimal 10 cm demikia pula di kiri - kanan dan atas pipa. Untuk pipa PVC sambungan harus menggunakan perekat khusus PVC dimana sebelumnya pipa yang akan disambung harus dibersihkan dari segala kotoran dan minyak sehingga didapat sambungan yang kuat dan rapat. Semua accessories harus dipasang pada posisi elevasi seperti yang tertera pada Gambar Rencana. Pemasangan floor drain harus rapat betul dimana celah-celah antara floor drain dan lantai harus diisi dengan pasta semen (grouting) dan membrane water proofing berlapis- lapis atau sealant. Pada penembusan pipa-pipa dengan pelat beton harus dipasang sparing pipa yang rapat air seperti pada Gambar Rencana. Sleeves untuk pipa-pipa dibuat dari pipa besi tuang atau pipa baja yang mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar pipa ( 5 mm) Sleves harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton. Semua pipa harus diikat dengan kuat oleh penggantung atau angker yang cukup kokoh agar pipa-pipa tidak berubah letaknya. . PENGUJIAN Sebelum penyerahan pertama Kontraktor harus telah melaksanakan pengujian pengujian dilapangan disaksikan oleh Owner Pekerjaan. Pengujian dilakukan sebagai berikut : 1. Setelah sistim perpipaan air bersih selesai dipasang dan sebelum memasang fixtures seluruh
sistim pipa air bersih harus diuji. 2. Kontraktor harus bertanggung jawab atau segala kerusakan atau kegagalan akibat
pelaksanaan pengujian dan harus segera diperbaiki sampai hasilnya dapat disetujui Owner Pekerjaan. 3. Pengukuran hasil Kerja. Pekerjaan sanitary dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apa bila
telah selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan spesifikasi ini serta spesifikasi lainnya dan telah diuji ketepatannya dengan prosedur yang berlaku dan dapat diterima baik oleh Owner Pekerjaan.
XI . PEKERJAAN FINISHING, PENGECATAN DAN LAIN-LAIN A. KETENTUAN UMUM
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat, peralatan, dan perlengkapan lainnya untuk melaksanakan pekerjaan finishing, pengecatan pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas.
Bahan-Bahan 1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai
dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan. 2. Pemborong wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal-hal
yang menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain : - segel kaleng - test laboratorium - hasil akhir pengecatan Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen untuk diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan Pemborong.
Contoh-Contoh
Sebelum memulai pengecatan, Pemborong wajib menyerahkan 1 contoh bahan yang masih dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x 40 cm, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat 2014
Page 31 of 33
Pelaksanaan 1. Umum
a. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas beserta ketentuan/persyaratan/jaminan pabrik untuk mendapatkan persetujuannya. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti harus disetujui oleh Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Pemborong.
c. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan. Bilamana waktu mendesak, harap dilakukan pengecatan dalam keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.
d. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan untuk pengecatan,sesuaipersyaratanpabrikdipersiapkanuntuk pengecatan,