Upload
rivdhal-saputra
View
375
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/11/2018 RIVDHALSAPUTRA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rivdhalsaputra 1/6
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM SUMBER DAYA MINERAL
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MINERAALOGI OPTIK
ACARA : PEMBUATAN SAYATAN TIPIS
DISUSUN OLEH :
RIVDHAL SAPUTRA
36524
ASISTEN
NADIA SORAYA
YOGYAKARTA
JUNI
2011
5/11/2018 RIVDHALSAPUTRA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rivdhalsaputra 2/6
Pembuatan Sayatan Tipis (Thin Section)
Sayatan tipis batuan adalah suatu metode pengamatan batuan atau mineral, dengan
cara membentuk dan menipiskan batuan sedemikian rupa (biasanya ketebalan 0,35
mm - standar internasional) sehingga dapat dijadikan preparat untuk penelitian
menggunakan mikroskop. Fungsi utama dari sayatan tipis batuan ini adalah untuk
melakukan analisis dan identifikasi mineral baik yang ada dalam batuan, maupun
tidak. Kesempurnaan suatu sayatan tipis ini menentukan keberhasilan dari suatu
penelitian, karena dengan sayatan tipis seorang geologist bisa menganalisis dan
mendapatkan data yang lebih teliti dan akurat.
Pembuatan sayatan tipis bukanlah hal yang mudah, proses pembuatan sayatan tipis
ini memerlukan peralatan-peralatan khusus dan harus melalui tahapan-tahapan
tertentu hingga suatu sayatan layak untuk diamati dan dianalisis. Semua batuan
dapat dijadikan sayatan tipis, baik yang sudah terlitifikasi atau belum, maupun untukendapan yang masih belum terkonsolidasi.
Untuk sayatan tipis pada batuan yang belum terkonsolidasi biasanya membutuh
metode tambahan. Karena endapan yang belum terkonsolidasi atau belom kompak
ini secara fisik masih terpisah dalam bentuk butiran-butiran, sehingga butuh
disatukan terlebih dahulu dengan melakukan semacam lithifikasi buatan dengan
menggunakan Resin dan Katalis. Resin berfungsi sebagai cemen buatan, yang
mengikat butir-butir sedimen tersebut, sedangkan katalis adalah sebagai akselerator
yang mempercepat terjadinya proses tersebut. Apabila batuan buatan tersebut
sudah jadi atau mengeras, maka lakukan metode pembuatan sayatan tipis sepertibiasa.
Berikut adalah tahapan cara pembuatan sayatan tipis :
1. Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
Persiapan merupakan hal yang paling
pertama yang harus dilakukan alam
melakukan pembuatan sayatan tipis,
tanpa persiapan yang bagus dan cukup,maka akan terjadi proses pembuatan
sayatan tidak akan maksimal.
Persiapkan segala alat dan bahan yang
akan dibutuhkan saat proses
berlangsung.
Alat dan bahan yang dibutuhkan diantaranya adalah :
- Mesin pemotong
- Mesin gerinda penghalus
- Mesin Hot Plate - Kaca
Gambar 1. Contoh Persiapan
5/11/2018 RIVDHALSAPUTRA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rivdhalsaputra 3/6
- Mikroskop polarisasi
- Sampel batuan
- Kaca preparat
- Lem epoxy atau balsam kanada
- Bubuk karborundum- Resin dan katalis (bila diperlukan)
2. Pemotongan Sampel
Sampel pada umumnya
memiliki ukuran yang
beragam, namun untuk dapat
dijadikan suatu sayatan tipis,
sebuah sampel harus
dipotong hingga ukuran
tertentu, atau disesuaikan
dengan ukuran preparat yang
akan dibuat. Pekerjaan
memotong sampel ini adalah
pekerjaan yang sederhana
tetapi beresiko tinggi. Mesin pemotong ini memiliki cakram gergaji dengan
diameter 40 cm dan mata yang terbuat dari intan atau korundum, sehingga
memiliki kekerasan yang sangat tinggi dan mampu memotong batuan apa
saja. Karena itu dibutuhkan kehati-hatian ekstra saat memotong sampel,
usahakan berhati hati danmemperhatikan posisi
cakram gergaji tersebut, jika
tidak berhati-hati jari tangan
bisa hilang. Selain itu
usahakan agar sampel tetap
diposisi saat dipotong,
jangan sampai bergerak
atau berpindah posisi.
Dalam menentukan bagian
mana dari suatu sampel
yang akan dipotong
hendaknya melakukan orientasi terlebih dahulu. Bagian sampel yang akan
dipotong dan dijadikan sayatan tipis dari sampel batuan tersebut sebaiknya
adalah bagian yang mewakili identitas dan karakteristik batuan secara
keseluruhan, baik pada sampel maupun pada singkapan di lapangan atau
disesuaikan dengan kebutuhan analisis yang akan dilakukan.
Gambar 2. Mesin Pemotong
Gambar 3. Proses Pemotongan Sampel
5/11/2018 RIVDHALSAPUTRA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rivdhalsaputra 4/6
3. Penghalusan Permukaan
Permukaan sampel yang telah dipotong tersebut harus dihaluskan terlebih
dahulu salah satu sisinya dengan menggunakan gerinda dan butiran
karborundum. Butiran karborundum ini adalah semacam bubuk yang sering
digunakan pada kertas ampelas. Penghalusan permukaan dimulai dari butiran
karborundum dengan nomor terkecil atau dari yang paling kasar hingga paling
halus. Butiran korundum ini terbagi atas berbagai ukuran, diataranya yaitu ukuran
100, 200, 400, 1000 dan 2000.
Penghalusan yang menggunakan karborundum ukuran 100-200 ini dilakukan
pada mesin gerinda. Jadi, bubuk karborundum ini ditabur diatas mesingerinda, lalu dibasahi dengan air untuk meredam panas, kemudian mesin
gerinda dihidupkan untuk mengasah sampel yang telah dipotong hingga
permukaannya rata dan halus. Setelah dirasa cukup, proses boleh dihentikan.
4. Menempelkan Sampel pada Kaca Preparat
Setelah penghalusan salah satu sisi selesai, maka bagian ini akan
ditempelkan atau dilekatkan pada kaca preparat. Perekatan atau penempelan
ini menggunakan media lem tertentu seperti lem epoxy namun lem yang
Gambar 4. Mesin Gerinda Penghalus Gambar 5. Proses Penghalusan Sampel
Gambar 7. Proses Penempelan pada Kaca PreparatGambar 6. Sampel yang telah
halus dan rata.
5/11/2018 RIVDHALSAPUTRA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rivdhalsaputra 5/6
paling baik adalah balsam kanada. Pengeleman atau penempelan ini harus
dilakukan dengan cepat dan timing yang pas, agar tidak terbentuk gelembung
udara atau buih. Buih ini adalah hal yang sangat menggagu pada sayatan,
keberadaan buih dapat merusak sayatan dan membuatnya mudah terkelupas
selain itu buih juga akan menyulitkan saat pengamatan dilakukan.
Setelah dipastikan sampel telah melekat dengan baik dan tidak ada
gelembung udara yang terbentuk, lalu masukkan sampel ini ke mesin hot
plate. Mesin ini berguna untuk menghilangkan sisa molekul air yang ada di
dalam batuan, sehingga lem yang digunakan untuk merekatkan batuan dapat
merekat dengan sempurna.
5. Penghalusan Tahap Akhir
Gambar 9. Penghalusan dengan mesin
Gambar 12. Sayatan yang telah halus
dan tipis merata
Gambar 11. Penghalusan dg karborundum
ukuran 1000 - 2000
Gambar 10. Penghalusan dg karborundum
ukuran 200 - 400
Gambar 8. Pemasan sampel
yang telah direkat
ke kaca preparat
dengan mesin Hot
Plate
5/11/2018 RIVDHALSAPUTRA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rivdhalsaputra 6/6
Setelah sampel benar-benar telah merekat sempurna, lalu lanjutkan
penghalusan kembali pada bagian sampel yang satunya. Penghalusan tetap
dimulai dari ukuran karboundum yang paling kecil hingga yang paling halus.
Diawali dengan menggunakan mesin gerinda, karborundum ukuran 100-400
dan dibasahi dengan air, lalu setelah dirasa cukup rata, penghalusandilanjutkan di kaca, diakukan secara manual menggunakan karborundum
dengan ukuran yang lebih halus yaitu pada ukuran 1000 dan 2000 dan tidak
lupa tetap dibasahi dengan air sebagai peredam panas. Ketika mengasah
secara manual ini, hal yang harus diperhatikan adalah kerataan dan
kehalusan permukaan sampel, perhatikan bagian susut-sudutnya.
Kerataan permukaan ini akan sangat mempengaruhi saat pemasangan
cover glass nantinya. Pemasangan cover glass ini adalah untuk penutup, atau
finishing. Cover glass berguna untuk melindungi sayatan batuan dari faktor
luar yang dapat merusak sayatan. Setelah dipasang cover glass sebaiknya
sayatan tipis didiamkan selama waktu tertentu.
6. Pengamatan dengan mikroskop polarisasi
Setelah semua proses diselesaikan dengan baik, maka sayatan siap diamati
pada mikroskop polarisasi untuk dianalisis dan diidentifikasi sesuai kebutuhan
penelitian.
Gambar 14. Proses Pemasangan cover
glass
Gambar 13. Sayatan yang telah halus dan
tipis diberi lem perekat
Gambar 14. Proses Pengamatan sayatan pada
mikroskop polarisasi