355
Dr. Ir. Wilhelmus Hary Susilo, MM, IAI, IMARC Prof. Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Model Desain Penelitian Empiris Konfirmatory & Uji Dimensi Variabel yang Signifikan: Perspektif Indonesia, Frame- work Pemasaran Internasional dan Perilaku Konsumen BP ,62 BP1 e1 ,78 ,35 BP2 e2 ,59 ,16 BP3 e3 ,40 ,33 BP4 e4 ,57 ,64 BP5 e5 ,80 ,67 BP6 e6 ,82 ,78 BP7 e7 ,88 ,00 KP ,80 KPE e12 ,90 ,89 KPKJ e11 ,94 ,78 KPKT e10 ,88 ,77 KPK e9 ,88 ,43 KPBF e8 ,66 ,50 C ,50 CK e18 ,71 ,64 CG e17 ,80 ,83 CKJ e16 ,91 ,45 CC e15 ,67 ,59 CKS e14 ,77 ,48 CHE e13 ,69 ,65 JM ,36 JMP e19 ,60 ,35 JMK e20 ,59 ,59 JMM e21 ,77 ,64 JMMR e22 ,80 ,44 JMC e23 ,67 ,21 JMPL e24 ,46 ,71 ,07 ,39 ,47 ,01 z1 z2 z3 Chi-square=802,070 Prob=,000 GFI=,794 AGFI=,749 TLI=,831 CFI=,849 RMSEA=,101 ,36 N M E D I A

RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

Dr. Ir. Wilhelmus Hary Susilo, MM, IAI, IMARCProf. Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA

RISET PEMASARAN INTERNASIONAL

Model Desain Penelitian Empiris Konfirmatory & Uji Dimensi Variabel yang Signifikan: Perspektif Indonesia, Frame- work

Pemasaran Internasional dan Perilaku Konsumen

Dr.Ir. Wilhelmus Hary Susilo, MM, IAI & Prof. Dr. Yudi Yulius

RISET PEMASARAN Model Desain Penelitian Empiris Konfirmatory & Uji Dimensi Variabel

yang Signifikan: Perspektif Indonesia, Frame- work Pemasaran Internasional dan Perilaku Konsumen

BP

,62

BP1

e1

,78

,35

BP2

e2

,59

,16

BP3

e3

,40

,33

BP4

e4

,57

,64

BP5

e5

,80

,67

BP6

e6

,82

,78

BP7

e7

,88

,00

KP

,80

KPEe12

,90,89

KPKJe11,94

,78

KPKTe10,88

,77

KPKe9 ,88

,43

KPBFe8,66

,50

C

,50

CK

e18

,71

,64

CG

e17

,80

,83

CKJ

e16

,91,45

CC

e15

,67,59

CKS

e14

,77

,48

CHE

e13

,69

,65

JM

,36

JMP e19,60

,35

JMK e20,59 ,59

JMM e21,77,64

JMMR e22,80

,44

JMC e23

,67

,21

JMPL e24

,46

,71

,07

,39

,47,01

z1

z2

z3

Chi-square=802,070Prob=,000GFI=,794

AGFI=,749TLI=,831CFI=,849

RMSEA=,101

,36

IN MEDIA

IN MEDIA

IN MEDIA

IN MEDIA

N MEDIAi

N MEDIAi

N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi

N MEDIAi

2 cm x 2,2cm

2,5 cm x 3 cm

N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi

N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi

3 cm x 3,5 cm

IN MEDIA

N MEDIAN MEDIA

Page 2: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

RISET PEMASARAN INTERNASIONALDr. Ir. Wilhelmus Hary Susilo, MM, IAI, IMARCProf. Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA

Hak Cipta ©2017, di penulis Diterbitkan oleh : Penerbit IN MEDIA Telp/Faks. : (021) 82425377/(021) 82425377 Website : http//www.penerbitinmedia.co.id E-mail : [email protected]

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Penerbit IN MEDIA, BogorAnggota IKAPI No 250/ JBA/2014Ukuran : 17 x 24 cm, 355 hal.

ISBN : 978-602-6469-35-9 Perpustakaan Nasional : Katalog dalam Terbitan (KDT)

1. Manajemen 2. Judul 1

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

IN MEDIA

IN MEDIA

IN MEDIA

IN MEDIA

N MEDIAi

N MEDIAi

N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi

N MEDIAi

2 cm x 2,2cm

2,5 cm x 3 cm

N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi

N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi N MEDIAi

3 cm x 3,5 cm

IN MEDIA

N MEDIAN MEDIA

Page 3: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

iiiRiset Pemasaran Internasional

KATA PENgANTAR

Peningkatan daya beli konsumen pada dekade ini sangat signifikan, dengan berkembangnya teknologi informasi/ internet. Variasi barang dan jasa yang tersedia di pasar sangat besar. Selanjutnya sejumlah informasi mengenai hampir segala hal ada di situs web secara on-line. Menurut Kotler dan Keller (2013) riset marketing menggali lebih spesifik pada aspek- aspek; penyampaian nilai konsumen yang unggul, keinginan konsumen, harapan konsumen, persepsi, kepuasan dan loyalitas konsumen. Selanjutnya capaiaan riset pemasaran untuk menilai tingkat efektivitas, efisiensi dan meningkatkan akuntabilitas perusahaan maupun institusi bisnis.

Penerimaan nilai konsumen yang dirasakannya, menurut Bennett (2010), harus berguna baik barang maupun jasa yang sesuai dengan tujuan kebutuhan dan keinginan konsumen, yang kemudian menjadi alasan untuk konsumen melakukan pembelian atau tindakan konsumen yang setuju dengan arahan persuasive dari pemasar. Nilai yang diterima oleh konsumen menjadi factor penting dalam program pemasaran. Selanjutnya menurut Kotler and Keller (2013) untuk meraih sukses di masa depan marketing harus bersifat holistic, membangun brand lebih kuat melalui kinerja daripada melalui promosi dan mengarah secara elektronik serta melalui membangun sistem informasi dan komunikasi yang superior. Falsafah konsep pemasaran (Limakrisna dan Susilo, 2012) bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsep pemasaran yang diterapkan dapat merupakan falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup institusi, agar mendapat laba dalam jangka panjang.

Buku riset pemasaran ini mendukung peneliti pemasaran untuk dapat mengkaji permasalahan pemasaran, dengan capaiaan riset pemasaran untuk menilai tingkat efektivitas, efisiensi dan meningkatkan akuntabilitas perusahaan maupun institusi bisnis. Smoga dengan membaca buku riset pemasaran ini dapat memberikan inspirasi pada peneliti pemasaran untuk dapat mencapai hasil riset pemasaran yang empiris, efisien dan efektif.

Penulis

Page 4: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

iv Riset Pemasaran Internasional

Ucapan Terimakasih

Puji Tuhan Yesus Kristus Allah Bapa di Surga dan Bunda Maria Perawan Suci Tak Bernoda, karena kasih karuniaNYA, kemurahan hatiNYA dan hikmat yang diberikan kepada saya dalam penyelesaian penulisan buku ini, sehingga hanya nama Tuhan Yesus Kristus Allah Bapa di Surga yang berhak dipermuliakan. Untuk ini semua dengan segala kerendahan hati, dalam kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada semua pihak yang mendukung diterbitkannya buku ini. Semoga Tuhan Yesus Allah Bapa yang di Surga selalu dan senantiasa memberkati kita semua dengan damai sejahtera Allah, sehingga kita boleh dipenuhi oleh rasa suka cita Allah yang berkelimpahan amin.

Jakarta, 2017Penulis

Page 5: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

vRiset Pemasaran Internasional

DAfTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... iiiUcapan Terimakasih .................................................................................................... ivDaftar Isi .......................................................................................................... vPendahuluan .......................................................................................................... 1

Bab 1 Arti Penting Falsafah Ilmu Dan Teori, Serta Paradigma Ekonomi Baru Pada Riset Marketing ......................................................... 7 A. Kebenaran Filsafat Bagi Informasi Pada Riset Marketing Yang Empiris. ......................................................................................... 7 B. Arti Penting Kebenaran Ilmu Pada Keperluan Informasi Yang Dihasilkan Melalui Riset Pemasaran ....................... 8 C. Teori Sebagai Fungsi Menjelaskan, Memprediksi Dan Mengkontrol Secara Empiris. ............................................................... 9 D. 2 Tipe Argumen Bagi Riset Pemasaran. ............................................. 10 E. Hubungan Teori Dan Penelitian Pemasaran ...................................... 10 F. Falsiflabilitas Sebagai Kriteria Untuk Teori ........................................ 13 G. Peran Internet Pada Ekonomi Baru Dan Peningkatan Daya Beli Konsumen Menjadi Perhatian Pemasar ............................ 13 H. Peran Perluasan Merek Dan Nilai Yang Ditawarkan Perusahaan Pada Ekonomi Baru ......................................................... 21 I. Peran Kepercayaan, Positioning, Diferensiasi Dan Nilai Yang Ditawarkan Perusahaan Pada Pertumbuhan Industri E- Commerce Di Indonesia................................................... 22

Page 6: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

vi Riset Pemasaran Internasional

Tugas Penelitian ............................................................................................ 23 Tugas Kelas .................................................................................................... 23

Bab 2 Riset Pemasaran Dan Riset Konsumen Suatu Konsep Dan Perspektif Aplikasi Pada Bisnis Yang Inspiratif .................................................................................... 25 A. Definisi Riset Pemasaran Pada Perpektif Aplikasi Bisnis ................. 26 B. Klasifikasi Riset Pemasaran ................................................................. 29 C. Proses Riset Pemasaran Yang Empiris ................................................ 34 D. The Nature Of Marketing Research .................................................... 36 E. Perbedaan Masalah Manajemen Dan Masalah Riset Pemasaran .... 45 F. Desain Penelitian Pemasaran ............................................................... 46 G. Kriteria Penyusunan Kuesioner .......................................................... 48 H. Ukuran Sampel Pada Riset Pemasaran (Malhotra, 2004): ............... 52 I. Teknik Sampling. .................................................................................. 53 J. Syarat- Syarat Data Yang Baik. ............................................................ 54 K. Format Laporan Riset Pemasaran ....................................................... 55 L. Peran Riset Konsumen Dalam Penyusunan Strategi Perencanaan Marketing Perusahaan Maupun Institusi Bisnis Jasa ........................ 56 Tugas Penelitian ............................................................................................ 58 Tugas Kelas .................................................................................................... 58

Bab 3 Analisis Data Korelasi Dimensi Variabel Dan Regresi Linear Berganda Pada Aplikasi Riset Pemasaran Yang Empiris ............................................................................. 59 A. Penggunaan Tes Statistik Untuk Penelitian Pemasaran. ................... 59 B. Langkah- Langkah Analisis Data ........................................................ 60 Tugas Penelitian ............................................................................................ 108 Tugas Kelas .................................................................................................... 108

Bab 4 Model Persamaan Struktural Pada Analisis Data Hasil Penelitian Pemasaran Dengan Strategi Model Konfirmatory .................................. 109 A. Sem Mengkombinasikan Aspek Analisis Jalur Dan Analisis Faktor Konfirmatori Untuk Mengestimasi Beberapa Persamaan Secara Simultan. ............................................... 109 B. Peran Strategi Konfirmatory Pada Sem Bagi Riset Pemasaran Jasa Yang Empiris Di Perbankan .................................... 154 C. Peran Aplikasi Analisis Dimensi Antar Variabel Penelitian

Page 7: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

viiRiset Pemasaran Internasional

Pada Implikasi Manajerian Di Perbankan .......................................... 175 Tugas Penelitian ............................................................................................ 177 Tugas Kelas .................................................................................................... 177

Bab 5 Fakta- Fakta Penelitian Dan Strategi Melakukan Identifikasi Permasalahan Penelitan Marketing ............................................................ 179 A. Peran Fakta- Fakta Empiris Dalam Penelitian Marketing. ................. 179 B. Metode Identifikasi Permasalahan Pada Riset Marketing Dengan Strategi Model Konfirmatori Yang Empiris ............................... 193 Tugas Penelitian ............................................................................................ 197 Tugas Kelas .................................................................................................... 197

Bab 6 Aplikasi Teori Marketing Dalam Membangun Model Penelitian Pemasaran Di Bidang Institusi Pendidikan Tinggi, Layanan On- Line Perbankan Dan Keputusan Pembelian Pada Website Portal ...................................................................................... 199 A. Peran Jasa Pada Bisnis Yang Kompetitif Di Masa Mendatang ........ 199 B. Teori Marketing ..................................................................................... 205 C. Konsep Marketing Masa Depan Yang Superior Dan Berdaya Saing Unggul .......................................................................... 208 D. Pemasaran Jasa Yang Efektif ................................................................ 213 E. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Citra Institusi Di Lingkungan Perguruan Tinggi Swasta Di Jakarta. ................... 220 F. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Aktivitas Mahasiswa. 222 G. Kajian Teori Marketing Yang Menkonstruksi Model Riset Marketing Di Sector Perbankan ................................................. 223 H. Kajian Teori Marketing Yang Menkonstruksi Model Riset Marketing Di Sector Layanan Website Portal Internet ........... 229 Tugas Penelitian ............................................................................................ 236 Tugas Kelas .................................................................................................... 236

Bab 7 Peran Kualitas Layanan Jasa Unggul Dan Marketing 3.0 Terhadap Minat Membeli Konsumen Pada Institusi Pendidikan Tinggi ............... 237 A. Peran Kualitas Layanan Jasa Unggul Pada Institusi ......................... 237 B. Pengaruh Kualitas Layanan Jasa Terhadap Citra Institusi Di Lingkungan Perguruan Tinggi Swasta Di Jakarta. ....................... 241 C. Pengaruh Kualitas Layanan Jasa Terhadap Aktivitas Mahasiswa .. 242 D. Peran Marketing 3.0 Terhadap Minat Membeli Konsumen

Page 8: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

viii Riset Pemasaran Internasional

Pada Institusi Pendidikan Tinggi......................................................... 243 Tugas Penelitian ............................................................................................ 246 Tugas Kelas .................................................................................................... 246

Bab 8 Strategi Membangun Citra Unggul Pada Institusi Pendidkan Tinggi .. 247 A. Membangun Citra yang berbeda pada Institusi Pendidikan Tinggi 249 B. Pengaruh Citra Institusi Terhadap Aktivitas Mahasiswa ................. 249 Tugas Penelitian ............................................................................................ 250 Tugas Kelas .................................................................................................... 250

Bab 9 Peran Konsumen Jasa Dalam Mengambil Keputusan Pembelian Pada Daya Saing Institusi Tinggi. .............................................................. 251 A. Peran Konsumen/ Pengguna Jasa Pendidikan Institusi Pendidikan Tinggi Terhadap Daya Saing Institusi Yang Berkelanjutan ................................................................................ 251 Tugas Penelitian ............................................................................................ 254 Tugas Kelas .................................................................................................... 254

Bab 10 Aplikasi Efektivitas Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa, Kualitas Layanan Jasa Dan Citra Institusi Serta Implikasinya Pada Peningkatan Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi. ............................. 255 A. Model Teoritis Dengan Strategi Analisis Sem Konfirmatori ........... 255 B. Analisis Statistik : Yang Digunakan Sem- Amos ............................ 256 C. Tahapan Permodelan Dan Analisis Persamaan Struktural (Ghozali,2008) Dilakukan Melalui 7 Tahap ...................................... 258 D. Pembahasan Hasil Penelitian Model Empirik: .................................. 268 Tugas Penelitian ............................................................................................ 268 Tugas Kelas .................................................................................................... 269

Bab 11 Peran Model Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa, Kualitas Jasa Dan Citra Institusi Serta Implikasinya Pada Peningkatan Konsumen Di Institusi Pendidikan Tinggi. .............................................................. 271 A. Implikasi Hasil Riset Pemasaran Pada Insititusi Pendidikan Tinggi Dan Penerapan Strategi Konfirmatori Pada Hasil Riset Model Persamaan Struktural ................................................................ 271 B. Implikasi Pada Institusi Pendidikan Tinggi Yang Inspiratif ............. 275 C. Hasil Penelitian Pemasaran Dengan Strategi Konfirmatori Meningkatkan Pengetahuan Empiris Para Pengelola

Page 9: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

ixRiset Pemasaran Internasional

Perguruan Tinggi Swasta Di Indonesia. ............................................ 277 Tugas Penelitian ............................................................................................ 278 Tugas Kelas .................................................................................................... 278

Bab 12 Manajemen Riset Dan Audit Manajemen Riset Marketing Yang Akuntabel ............................................................................................. 279 A. Manajemen Riset Marketing ................................................................. 280 Tugas Penelitian ............................................................................................ 284 Tugas Kelas .................................................................................................... 284

Bab 13 Aplikasi Riset Marketing Pada Model Hibrid Daya Saing Unggul Institusi Pendidikan Tinggi Dengan Strategi Confirmatory ..... 285 A. Model Hibrid Pengaruh Marketing 3.0 Untuk Mencapai Daya Saing Unggul Pada Institusi Program Pascasarjana Di Jakarta ....................................................... 286 Tugas Penelitian ............................................................................................ 310 Tugas Kelas .................................................................................................... 310

Bab 14 Framework Internasional Riset Marketing Yang Efektif ........................ 311 A. Riset Marketing Internasional ............................................................. 312 B. Framework dan tipe Riset Marketing Internasional ......................... 318 C. Metode Survey Riset Pemasaran Internasional Dan Etika Penelitian ...................................................................................... 320 D. Ukuran Sampel Pada Riset Marketing Internasional ........................ 320 Tugas Penelitian ............................................................................................ 322 Tugas Kelas .................................................................................................... 322 Daftar Referensi .......................................................................................................... 323

Page 10: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

x Riset Pemasaran Internasional

Page 11: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

1Riset Pemasaran Internasional

PENDAHULUAN

Buku ini ditulis dengan pertimbangan dapat memberikan inspirasi, dasar pemikiran dan acuan bagi pembaca yang sedang melakukan riset pemasaran. Menurut Kotler dan Keller (2013) riset marketing menggali lebih spesifik pada aspek- aspek; penyampaian nilai konsumen yang unggul, keinginan konsumen, harapan konsumen, persepsi, kepuasan dan loyalitas konsumen. Selanjunya capaiaan riset pemasaran untuk menilai tingkat efektivitas, efisiensi dan meningkatkan akuntabilitas perusahaan maupun institusi bisnis. Kepercayaan konsumen menurut Kotler and Kartajaya (2010) , cara memperoleh kembali kepercayaan konsumen adalah dengan merangkul apa yang disebut dengan “sistem kepercayaan konsumen yang baru”, yang bersifat horizontal. Konsumen saat ini mengumpulkan komunitasnya sendiri, ikut menciptakan produk dan pengalaman mereka sendiri dan hanya mencari karakter yang dikagumi di luar komunitas mereka. Tetapi setelah mereka menemukannya, mereka akan menjadi pengikut yang setia. Konsumen semakin menghargai: co-creation, communitization, dan characters. Unsur-unsur penting yang harus ada dalam character building adalah : (1). Rasa Hormat (Respect), (2). Perhatian (Care), (3). Penuh Tanggung Jawab (Responsibility), (4). Pengetahuan (Knowledge) .Perusahaan harus berusaha agar merek tersebut nyata dan memberikan pengalaman yang sesuai dengan kondisi yang telah dilontarkan dalam proses pengenalan pada konsumen, tidak hanya pada iklannya. Untuk menjaga kredibiltas institusi yang melakukan promosi dengan iklan, maka institusi wajib memenuhi kondisi kenyataan yang benar- benar sama antara iklan dengan fakta aslinya. Dalam dunia konsumen yang horizontal, kehilangan kredibilitas berarti kehilangan seluruh jaringan konsumen potensial, sehingga akan berdampak pada institusi yang maju dan berkelanjutan.

Masa depan marketing adalah horizontal, bukan vertikal. Masa depan marketing sebagian akan dibentuk oleh pembangunan saat ini dan sebagian lagi oleh kekuatan jangka panjang. Kondisi saat ini di kota- kota besar seperti Tokyo dapat diidentifikasi

Page 12: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

2 Riset Pemasaran Internasional

adanya perkembangan pada aspek society yang begitu pesat dapat dilihat pada suasana communitization di pusat kota (dokumentasi penulis, Tokyo, Maret 2014):

10

(Knowledge) .Perusahaan harus berusaha agar merek tersebut nyata dan memberikan pengalaman yang sesuai dengan kondisi yang telah dilontarkan dalam proses pengenalan pada konsumen, tidak hanya pada iklannya. Untuk menjaga kredibiltas institusi yang melakukan promosi dengan iklan, maka institusi wajib memenuhi kondisi kenyataan yang benar- benar sama antara iklan dengan fakta aslinya. Dalam dunia konsumen yang horizontal, kehilangan kredibilitas berarti kehilangan seluruh jaringan konsumen potensial, sehingga akan berdampak pada institusi yang maju dan berkelanjutan.

Masa depan marketing adalah horizontal, bukan vertikal. Masa depan marketing sebagian akan dibentuk oleh pembangunan saat ini dan sebagian lagi oleh kekuatan jangka panjang. Kondisi saat ini di kota- kota besar seperti Tokyo dapat diidentifikasi adanya perkembangan pada aspek society yang begitu pesat dapat dilihat pada suasana communitization di pusat kota (dokumentasi penulis, Tokyo, Maret 2014):

Agar merek dapat berkoneksi dengan manusia, merek perlu mengembangkan sebuah DNA otentik yang menjadi inti dari diferensiasi mereka. DNA ini mencerminkan identitas merk dalam jaringan sosial Konsumen. Merek dengan DNA yang unik akan terus membangun karakternya. (Kotler et al, 2010)

Peran Communitization bagi Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan, konsumen memiliki sifat dasar sebagai mahluk sosial yang selalu berinteraksi antar sesama konsumen produk dengan merk yang sama, untuk suatu manfaat yang diharapkan. Konsumen dengan gaya hidup pada merk tertentu selalu terhubung dengan para komunitasnya untuk dapat menciptakan relasi sosial yang menjadi suatu grup konsumen berdasarkan merk yang sama. Cara mereka terhubung dapat mempergunakan media sosial maupun kontak langsung pada suatu even yang diprakasai bersama untuk saling bertemu dan bertukar informasi serta pengalaman yang dirasakannya (Susilo & Yulius, 2013).

11

Agar merek dapat berkoneksi dengan manusia, merek perlu mengembangkan sebuah DNA otentik yang menjadi inti dari diferensiasi mereka. DNA ini mencerminkan identitas merk dalam jaringan sosial Konsumen. Merek dengan DNA yang unik akan terus membangun karakternya. (Kotler et al, 2010)

Peran Communitization bagi Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan, konsumen memiliki sifat dasar sebagai mahluk sosial yang selalu berinteraksi antar sesama konsumen produk dengan merk yang sama, untuk suatu manfaat yang diharapkan. Konsumen dengan gaya hidup pada merk tertentu selalu terhubung dengan para komunitasnya untuk dapat menciptakan relasi sosial yang menjadi suatu grup konsumen berdasarkan merk yang sama. Cara mereka terhubung dapat mempergunakan media sosial maupun kontak langsung pada suatu even yang diprakasai bersama untuk saling bertemu dan bertukar informasi serta pengalaman yang dirasakannya (Susilo & Yulius, 2013).

Selanjutnya menurut Kotler et al (2010), konsumen saling berinteraksi dan akan selalu terhubung dapat dengan media social yang ikatannya berasal dari relasi one to one diantara anggotanya dan menciptakan basis yang kuat diantara penggemar yang loyal. Dengan semakin seringnya kelompok komunitas pelanggan melakukan kegiatan bersama dan melibatkan kalangan masyarakat secara luas, akan banyak potensi informasi yang dapat terserap secara luas dan ide- ide baru dapat bermunculan. Pengaruh dari

Page 13: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

3Riset Pemasaran Internasional

situasi pemanfaatan penyerapan fenomena- fenomena yang actual, akan menjadian institusi bisnis jasa semakin tangguh dalam menghadapi persaingan ( Susilo & Yulius, 2013).

12

Selanjutnya menurut Kotler et al (2010), konsumen saling berinteraksi dan akan selalu terhubung dapat dengan media social yang ikatannya berasal dari relasi one to one diantara anggotanya dan menciptakan basis yang kuat diantara penggemar yang loyal. Dengan semakin seringnya kelompok komunitas pelanggan melakukan kegiatan bersama dan melibatkan kalangan masyarakat secara luas, akan banyak potensi informasi yang dapat terserap secara luas dan ide- ide baru dapat bermunculan. Pengaruh dari situasi pemanfaatan penyerapan fenomena- fenomena yang actual, akan menjadian institusi bisnis jasa semakin tangguh dalam menghadapi persaingan ( Susilo & Yulius, 2013).

Interaksi one- to one dapat tercipta melalui even- even serial conference maupun gathering pada peluncuran produk maupun jasa yang baru dan mencapai target psar tertentu, seperti even serial conference ICBASS 2014 di Tokyo, yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

13

Interaksi one- to one dapat tercipta melalui even- even serial conference maupun gathering pada peluncuran produk maupun jasa yang baru dan mencapai target psar tertentu, seperti even serial conference ICBASS 2014 di Tokyo, yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Communitization juga dapat dibangun pada even International conference ICESEBS 2014, yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Communitization juga dapat dibangun pada even International conference ICESEBS 2014, yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 14: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

4 Riset Pemasaran Internasional

13

Interaksi one- to one dapat tercipta melalui even- even serial conference maupun gathering pada peluncuran produk maupun jasa yang baru dan mencapai target psar tertentu, seperti even serial conference ICBASS 2014 di Tokyo, yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Communitization juga dapat dibangun pada even International conference ICESEBS 2014, yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Selanjutnya pada even International conference ICETAB 2014 terbentuk komunikasi dan berbagi informasi lintas negara secara luas, dapat dilihat pada gambar- gambar di bawah ini:

14

Selanjutnya pada even International conference ICETAB 2014 terbentuk komunikasi dan berbagi informasi lintas negara secara luas, dapat dilihat pada gambar- gambar di bawah ini:

Penyampaian Customer Value yang Efektif, penerimaan nilai konsumen yang efektif dapat dirasakannya , menurut Bennett (2010), harus berguna baik barang maupun jasa yang sesuai dengan tujuan kebutuhan dan keinginan konsumen, yang kemudian menjadi alasan untuk konsumen melakukan pembelian atau tindakan konsumen yang setuju dengan arahan persuasif dapi pemasar. Nilai konsumem merupakan konsep pemasaran yang paling kuat dan menjadi focus para pelaku pemasaran, karena penawaran dari manajer pemasaran akan berhasil kalau disertai dengan

Penyampaian Customer Value yang Efektif, penerimaan nilai konsumen yang efektif dapat dirasakannya , menurut Bennett (2010), harus berguna baik barang maupun jasa yang sesuai dengan tujuan kebutuhan dan keinginan konsumen, yang kemudian menjadi alasan untuk konsumen melakukan pembelian atau tindakan konsumen yang setuju dengan arahan persuasif dapi pemasar. Nilai konsumem merupakan konsep pemasaran yang paling kuat dan menjadi focus para pelaku pemasaran, karena penawaran dari manajer pemasaran akan berhasil kalau disertai dengan penyampaiaan nilai dan kepuasan kepada pembeli sasaran. Selanjutnya nilai pada konsumen merefleksikan persepsi manfaat, mutu pelayanan dan harga (Limakrisna dan Susilo, 2012). Selanjutnya nilai konsumen atau kegunaan barang maupun jasa memiliki 4 aspek yang meliputi; (1). Bentuk,apa yang menjadi keinginan konsumen, (2). Tempat, ketersediaan barang maupun jasa dimana dibutuhkan oleh pelanggan, (3). Waktu, ketersediaan dari barang maupun jasa ketika konsumen memerlukannya, dan (4). Kepemilikan, barang maupun jasa bagi konsumen. ( Bennett, 2010)

Page 15: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

5Riset Pemasaran Internasional

Penulis berpendapat dalam upaya penyelesaian proses riset pemasaran diperlukan kepekaan dalam penentuan jenis riset pemasaran, baik jenis riset identifikasi atau jenis riset pemecahan masalah maupun gabungan kedua jenis penelitian tersebut, seperti kasus yang peneliti angkat dalam buku ini, agar dapat memudahkan pembaca dalam penyelesaian riset pemasaran. Pada proses analisis data juga diperlukan kepekaan dalam pemilihan jenis program alat bantu analisis statistik yang relevan dan tepat guna.

Buku ini berisi tentang bagaimana memahami ilmu dan teori serta proses induksi dan deduksi untuk menemukan hasil kajian riset pemasaran dengan pendekatan strategi konfirmasi, implikasi manajerial dan teori baru. Selanjutnya juga dibahas tentang pengetahuan riset pemasaran sebagai dasar untuk melaksanakan proses riset pemasaran. Untuk menjadikan buku ini lebih spesifik, penulis mengkaitkan dengan kajian empiris terhadap dunia pendidikan tinggi. Pada institusi pendidikan tinggi dapat diterapkan kajian ilmu pemasaran dan yang terkait sehingga dapat mendukung eksistensinya. Kajian yang dilakukan berkenaan dengan bauran pemasaran jasa institusi pendidikan tinggi, kualitas pelayanan institusi, citra institusi serta implikasinya pada ekesistensi pendidikan tinggi. Selanjutnya buku ini juga mengupas secara pengetahuan tingkat global tentang riset marketing Internasional dan frame work yang efektif pada riset Internasional, manajemen dan audit riset marketing, metode analisis data dengan SEM- LISREL, regresi linear berganda, regresi diskriminan, regresi logistic dan metode EViews. Penulis berharap buku ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas yang berkecimpung di dunia pemasaran jasa dan produk konsumen serta para pembaca yang tertarik dibidang riset pemasaran secara umum maupun riset Marketing Internasional.

16

melaksanakan proses riset pemasaran. Untuk menjadikan buku ini lebih spesifik, penulis mengkaitkan dengan kajian empiris terhadap dunia pendidikan tinggi. Pada institusi pendidikan tinggi dapat diterapkan kajian ilmu pemasaran dan yang terkait sehingga dapat mendukung eksistensinya. Kajian yang dilakukan berkenaan dengan bauran pemasaran jasa institusi pendidikan tinggi, kualitas pelayanan institusi, citra institusi serta implikasinya pada ekesistensi pendidikan tinggi. Selanjutnya buku ini juga mengupas secara pengetahuan tingkat global tentang riset marketing Internasional dan frame work yang efektif pada riset Internasional, manajemen dan audit riset marketing, metode analisis data dengan SEM- LISREL, regresi linear berganda, regresi diskriminan, regresi logistic dan metode EViews. Penulis berharap buku ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas yang berkecimpung di dunia pemasaran jasa dan produk konsumen serta para pembaca yang tertarik dibidang riset pemasaran secara umum maupun riset Marketing Internasional.

Page 16: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

6 Riset Pemasaran Internasional

Page 17: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

7Riset Pemasaran Internasional

Pada Bab ini akan dibahas tentang kebenaran filsafat bagi informasi pada riset marketing yang empiris, arti Penting Kebenaran Ilmu pada keperluan Informasi yang dihasilkan melalui Riset Pemasaran, kemudian tujuan ilmu adalah menjelaskan gejala alam secara cermat, sehingga pada akhirnya manusia dapat melakukan prediksi dengan menggunakan ilmu yang dimiliki, 2 Tipe Argumen bagi Riset pemasaran secara umum yang meiliputi; (1). Deduksi, adalah pengambilan kesimpulan dengan melakukan generalisasi terhadap fakta secara logis dan (2). Induksi, dengan memperhatikan pemikiran positivistic maupun hermenuetik, apabila kedua pemikiran analisis riset ini dipadukan dalam bentuk mix method, maka akan di dapat informasi yang holistic bagi pengambil keputusan.

Selanjutnya mengkaji hubungan antara teori dan penelitian bersifat timbal balik, dalam arti penelitian dapat menemukan teori dan penelitian membutuhkan dasar- dasar teoritis. Kemudian ada satu syarat fundamental kalau suatu hipotesis atau satu sistem hipotesis mau diakui status sebagai hukum atau teori ilmiah. Selanjutnya di bahas suatu manfaat terjadinya perkembangan , invesi maupun inovasi teknologi baru, yang dapat menjadi suatu even revolusi digital telah memberikan banyak sekali kapabilitas baru yang ada ditangan para konsumen dan bisnis.

A. Kebenaran Filsafat bagi Informasi pada Riset Marketing yang Empiris.Riset marketing memerlukan kajian empiris untuk dapat memberikan informasi-

informasi yang empiris bagi para manajer pemasaran dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya sesuatu yang bersifat umum dan abstrak seringkali tidak bisa disentuh oleh manusia dengan panca indranya. Melalui pemikiran dengan akal sehat, sesuatu yang abstrak tersebut bisa dianggap sebagai kebenaran apabila sudah melalui perenungan mendalam dan luas.

BAB I

Arti Penting falsafah Ilmu dan Teori, serta Paradigma Ekonomi Baru pada

Riset Marketing

Page 18: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

8 Riset Pemasaran Internasional

Kebenaran demikian sebenarnya tidak menolak pengalaman. Pendekatan filsafat mencoba melalui bukti empiris pada pengalaman yang telah terwujud sehingga kebenaran bersifat secara luas. (Simamora, 2004).

B. Arti Penting Kebenaran Ilmu pada keperluan Informasi yang Dihasilkan Melalui Riset PemasaranInformasi- informasi yang superior sangat dibutuhkan oleh para manajer pemasaran

dalam pengambilan keputusan startegis. Utuk itu riset pemasaran yang dihasilkan secara empiris harus memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang superior, agar pengambilan keputusan bias sangat efektif. Pendekatan induktif dan deduktif sangat diperlukan dalam upaya kajian empiris dalam riset marketing, baik dalam tahap penentuan premis maupun kajian deduktif berdasarkan hasil riset marketing yang telah teruji kebenaran secara empiris. Pengetahuan adalah pernyataan atau pengakuan terhadap hubungan antara dua model atau sesuatu. Ilmu Pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman- pengalaman dan pengetahuan- pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmoni dalam suatu bangunan yang teratur.

Suatu ilmu harus memenuhi syarat- syarat berikut: (1). Tatanan/ orde. (2). Determinisme/ setiap peristiwa memiliki sebab. (3). Parsimoni/ kesederhanaan. (4). Empirisme. Pandangan tentang Ilmu, menurut (Chalmers, 1983) , pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang telah dibuktikan kebenarannya. Pengetahuan yang dapat dipercaya , karena ia telah dibuktikan kebenarannya secara obyektif.

Teori- teori ilmiah ditarik dengan cara ketat dari fakta-fakta pengalaman yang diperoleh lewat observasi dan eksperimen. Ilmu adalah suatu stuktur yang dibangun di atas fakta-fakta.

Skematik Induktif tentang IlmuDisebelah kiri gambar dibawah ini menjelaskan tentang hukum-hukum dan teori-teori yang ditarik secara induktif lewat observasi.(Chalmers,1983)

20

Teori- teori ilmiah ditarik dengan cara ketat dari fakta-fakta pengalaman yang diperoleh lewat observasi dan eksperimen. Ilmu adalah suatu stuktur yang dibangun di atas fakta-fakta.

Skematik Induktif tentang Ilmu

Disebelah kiri gambar dibawah ini menjelaskan tentang hukum-hukum dan teori-teori yang ditarik secara induktif lewat observasi.(Chalmers,1983)

Peran Pendekatan Deduksi dan Induksi dalam Riset Pemasaran

Proses berpikir deduktif dan induktif dilakukan bersama-sama dalam sebuah penelitian dan implementasi dalam metode riset berupa metode mix dalam riset marketing.

FENOMENA- FAKTA

EMPIRIS

RAMALAN & PENJELASAN

Induksi Deduksi

Page 19: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

9Riset Pemasaran Internasional

Peran Pendekatan Deduksi dan Induksi dalam Riset PemasaranProses berpikir deduktif dan induktif dilakukan bersama-sama dalam sebuah penelitian dan implementasi dalam metode riset berupa metode mix dalam riset marketing.

Proses induksi berperan dalam mendefinisikan masalah- masalah penelitian, sedangkan proses deduksi berperan dalam mengembangkan, membuktikan hipotesis riset dan menginterpretasikan data secara empiris dan positivistik. (Simamora, 2004).

Proses deduksi dalam riset pemasaran dengan melakukan kajian yang bersumber dari hasil- hasil penelitian marketing sebelumnya dan terkait dengan tema ini yang akan di bahas. Proses ini berkaitan dengan pendekatan strategi konfirmasi pada analisis data dengan pendekatan model persamaan structural ( SEM), sehingga peneliti pemasaran akan melakukan konfirmasi data hasil riset lapangan terhadap model teoritis marketing yang di bangun berdasarkan kajian teori dan hasil- hasil penelitian sebelumnya. Pada model variable laten SEM, kajian konfirmatory pada pengaruh kausal antara variable- variable tidak teramati/ un-observed variables) atau disebut juga dengan variable- variable laten atau konstruk laten yang merupakan suatu konsep abstrak, yang terdiri dari variable laten eksogen dan endogen.(Wijanto, 2008,pp.10)

C. Teori sebagai Fungsi Menjelaskan, Memprediksi dan Mengkontrol secara Empiris.Tujuan ilmu adalah menjelaskan gejala alam secara cermat, sehingga pada akhirnya

manusia dapat melakukan prediksi dengan menggunakan ilmu yang dimiliki. Bila telah diuji secara berkali-kali dan terbukti benar, maka ilmu dikategorikan sebagai teori.

Fungsi teori bagi penelitian yang empiris pada bidang pemasaran meliputi: (1). Fungsi Eksplanatif, yang dapat menjelaskan akan kebenaran ilmu yang menjadi dasar pemahaman suatu variable. (2). Fungsi Preditif, dapat memprediksikan variable yang akan dikaji bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan, (3). Fungsi Kontrol, dapat memperhatikan perkembangan ilmu dan pengetahuan melalui varaibel- variable yang ada dan pengembangan dari kajian riset sebelumnya serta dapat menjaga arah prediksi ilmu dan pengetahuan baru dari hasil penelitian yang di lakukan.

Aplikasi teori marketing yang digunakan untuk mendasari kajian empiris pada penelitian pemasaran yang mengkaji nilai konsumen yang dibangun berdasarkan pendekatan elemen marketing terintegrasi, Inti dari pemasaran yaitu penyampaian nilai kepada pelanggan dan bagaimana mengkomunikasikan nilai tersebut kepada pelanggan, dan sebelum semua itu dilakukan, perusahaan harus memiliki suatu produk/layanan yang memenuhi atau melebihi value pelanggan. Oleh karena itu, dalam holistic marketing dibahas bagaimana inti kegiatan dari pemasaran dan keseluruhan pemasaran itu diwakilan oleh empat komponen penting, yaitu : Integrated marketing, merupakan sebuah penggabungan aktivitas-aktivitas dan program-program pemasaran yang

Page 20: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

10 Riset Pemasaran Internasional

dimaksudkan untuk membuat, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada pelanggan (Kotler and Keller, 2013), dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

23

penggabungan aktivitas-aktivitas dan program-program pemasaran yang dimaksudkan untuk membuat, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada pelanggan (Kotler and Keller, 2013), dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

D. 2 Tipe Argumen bagi Riset Pemasaran.

Dua tipe argument pengambilan kesimpulan bagi riset pemasaran meliputi:

(1). Deduksi, adalah pengambilan kesimpulan dengan melakukan generalisasi terhadap fakta secara logis.

(2). Induksi, dalam perpikir induktif berarti mulai dari fakta-fakta, membuat kesimpulan dari bukti- bukti yang tersedia.

Marketing

Terintegrasi

KOMUNIKASI- PEMASARAN

PRODUK/ JASA

DISTRIBUSI

D. 2 Tipe Argumen bagi Riset Pemasaran.Dua tipe argument pengambilan kesimpulan bagi riset pemasaran meliputi:

(1). Deduksi, adalah pengambilan kesimpulan dengan melakukan generalisasi terhadap fakta secara logis.

(2). Induksi, dalam perpikir induktif berarti mulai dari fakta-fakta, membuat kesimpulan dari bukti- bukti yang tersedia.

E. Hubungan Teori dan Penelitian PemasaranHubungan antara teori dan penelitian bersifat timbal balik, dalam arti penelitian

dapat menemukan teori dan penelitian membutuhkan dasar- dasar teoritis. Dalam penelitian pemasaran kajian teoritis dan hasil- hasil penelitian sebelumnya, serta riset lanjutan maupun gap teoritis dapat menjadi latar belakang riset pemasaran.

Fakta memiliki pengaruh terhadap teori, sebaliknya teori juga memiliki pengaruh terhadap penelitian; (1). Teori dapat meringkaskan fakta-fakta. (2). Teori dapat memprediksi sesuatu yang mungkin terjadi. (3). Penelitian akan semakin terfokus dengan teori. Pengembangan teori baru melalui pendekatan melakukan kontruksi model penelitian pemasaran dapat dilakukan untuk kajian ilmu pemasaran secara holistic. Teori pemasaran yang modern disampaikan oleh Kotler dan Keller (2013); (1). People. Orang-orang yang terlibat, baik dari perusahaan maupun pelanggan dalam proses marketing. Karyawan dalam suatu perusahaan harus dapat memahami pelanggan bukan hanya sebagai pelanggan yang berbelanja kemudian mengkonsumsi barang/jasa saja, namun perusahaan harus memahami pelanggan sebagai manusia, sehingga perusahaan dapat lebih luas dalam melihat value yang diinginkan pelanggan. (2). Process. Proses merekfleksikan kreativitas, disiplin, dan struktur yang digunakan dalam manajemen pemasaran. Pemasar harus memastikan semua ide dan konsep

Page 21: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

11Riset Pemasaran Internasional

pemasaran berjalan dengan baik dan pada tempatnya. Dengan proses yang termanage dengan baik, perusahaan dapat menghasilkan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan menghasilkan dalam produk/jasa yang melebihi value pelanggan. (3). Program. Program merefleksikan semua kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan pelanggan yang meliputi 4P lama (Product, Price, Promotion, Place).

Product (produk), poduk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk secara luas meliputi desain, merek, hak paten, positioning, adan pengembangan produk baru.

Price (Harga), harga adalah elemen dalam bauran pemasaran yang tidak saja menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk. Harga juga merupakan pesan yang menunjukkan bagaimana suatu brand memposisikan dirinya di pasar. Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktik saingan dan perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan, mark-up, mark-down, dan sebagainya.

Place (Distribusi), distribusi meliputi aktivitas perusahaan dalam membuat produknya tersedia di target pasar. Strategi pemilihan tempat meliputi transportasi, pergudangan, pengaturan persediaan, dan cara pemesanan bagi konsumen.

Promotion (Promosi), promosi adalah berbagai cara untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual. Kegiatan promosi antara lain iklan, personal selling, promosi penjualan, dan public relation.

(4). Performance. Holistic marketing. Kinerja adalah hasil keseluruhan produk. Holistic marketing adalah keseluruhan; holistik marketing adalah ide dimana pemasaran merupakan segalanya, dikatakan bahwa organisasi yang sukses harus memiliki pendekatan secara menyeluruh pada pemasaran dimana semua bagian dari organisasi memfokuskan untuk bagaimana meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan dan bagaimana mengkomunikasikan nilai tersebut kepada pelanggannya. Konsep dari pemasaran menyeluruh ialah, konsep dimana para pemasar berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan suatu kebutuhan agar didapat pendekatan yang lebih lengkap dan menyatu (kohesif) melebihi aplikasi konsep pemasaran secara tradisional. Konsep ini didasari pada pengembangan, desain, dan pengimplementasian dari program-program pemasaran, proses-proses, dan aktivitas-aktivitas yang disadari saling ketergantungan. Dan dari konsep ini terdapat 4 komponen penting seperti yang terlihat pada gambar berikut :

Page 22: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

12 Riset Pemasaran Internasional

27

bagaimana meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan dan bagaimana mengkomunikasikan nilai tersebut kepada pelanggannya. Konsep dari pemasaran menyeluruh ialah, konsep dimana para pemasar berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan suatu kebutuhan agar didapat pendekatan yang lebih lengkap dan menyatu (kohesif) melebihi aplikasi konsep pemasaran secara tradisional. Konsep ini didasari pada pengembangan, desain, dan pengimplementasian dari program-program pemasaran, proses-proses, dan aktivitas-aktivitas yang disadari saling ketergantungan. Dan dari konsep ini terdapat 4 komponen penting seperti yang terlihat pada gambar berikut :

PEMASARAN HOLISTIIK

INTERNAL MARKETING:

DIV. PEMASARAN, SENIOR MANAJER, DIV. TERKAIT

KINERJA PEMASARAN: SALES RAVENUE, BRAND & KONSUMEN EQUITY, ETIK, KOMUNITAS, LINGKUNGAN, HUKUM

INTEGRATED MARKETING:

KOMUNIKASI, PRODUK/ JASA, CHANNEL

RELATIONSHIP MARKETING:

KONSUMEN, CHANNEL, MITRA

Inti dari pemasaran yaitu penyampaian nilai kepada pelanggan dan bagaimana mengkomunikasikan nilai tersebut kepada pelanggan, dan sebelum semua itu dilakukan, perusahaan harus memiliki suatu produk/layanan yang memenuhi atau melebihi value pelanggan. Oleh karena itu, dalam holistic marketing dibahas bagaimana inti kegiatan dari pemasaran dan keseluruhan pemasaran itu diwakilan oleh empat komponen penting, yaitu :1. Integrated marketing Merupakan sebuah penggabungan aktivitas-aktivitas dan program-program

pemasaran produk maupun jasa yang dimaksudkan untuk membuat, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada pelanggan dengan efektif.

2. Internal marketing Kegiatan-kegiatan pemasaran perusahaan maupun institusi bisnis jasa yang

dilakukan dalam perusahaan yang berhubungan dengan departemen lain dan top management. Didalam konsep internal marketing, marketing bukanlah divisi tunggal tetapi lebih kepada seluruh kesatuan elemen perusahaan maupun institusi.

3. Relationship marketing Kegiatan pemasaran di mana membangun hubungan dengan bagian-bagian,

organisasi-organisasi, atau lainnya, baik yang terhubung secara langsung atau pun tidak langsung yang memberi kontribusi untuk pencapain tujuan dalam organisasi, khususnya pada bagian pemasaran.

4. Performance marketing Berhubungan dengan bagaimana performansi suatu perusahaan maupun institusi

dalam melakukan penjualan, kinerja dalam hal ekuitas merk terhadap pelanggan,

Page 23: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

13Riset Pemasaran Internasional

etika didalam pemasaran, tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, kepatuhan terhadap hukum yang berlaku dan komunitas sosial.

Jadi, dalam holistic marketing, terdapat kegiatan-kegiatan yang menjadi inti dari pemasaran secara keseluruhan yang diwakili oleh keempat komponen ini . Keempat komponen ini membentuk kegiatan pemasaran secara keseluruhan.

F. Falsiflabilitas sebagai kriteria untuk TeoriFalsiflabilitas sebagai krieteria untuk menemukan teori oleh kelompok falsifikasionis

memandang ilmu sebagai suatu perangkat hipotesis yang dikemukakan secara coba-coba dengan tujuan melukiskan secara akurat perilaku suatu aspek dunia atau alam semesta.

Ada satu syarat fundamental kalau suatu hipotesa atau satu sistem hipotesis mau diakui status sebagai hukum atau teori ilmiah, apabila ia akan menjadi bagian dari ilmu, maka hipotesis akan harus Falsiabel (dapat dinyatakan sebagai tidak benar atau salah).(Chalmers,1983).

G. Peran Internet pada Ekonomi Baru dan Peningkatan Daya Beli Konsumen menjadi Perhatian PemasarRevolusi digital telah memberikan banyak sekali kapabilitas baru yang ada ditangan

para konsumen dan bisnis. Potensi yang dimiliki konsumen pada decade ini yang dahulu tidak mereka miliki, dikembangkan dari (Kotler dkk, 2004):1. Fenomena yang terjadi pada peningkatan daya beli yang signifikan di kalangan

masyrakat luas. (dengan berkembangnya teknologi informasi/ internet).

30

sebagai hukum atau teori ilmiah, apabila ia akan menjadi bagian dari ilmu, maka hipotesis akan harus Falsiabel (dapat dinyatakan sebagai tidak benar atau salah).(Chalmers,1983).

G. Peran Internet pada Ekonomi Baru dan Peningkatan Daya Beli Konsumen menjadi Perhatian Pemasar

Revolusi digital telah memberikan banyak sekali kapabilitas baru yang ada ditangan para konsumen dan bisnis. Potensi yang dimiliki konsumen pada decade ini yang dahulu tidak mereka miliki, dikembangkan dari (Kotler dkk, 2004):

1. Fenomena yang terjadi pada peningkatan daya beli yang signifikan di kalangan masyrakat luas. (dengan berkembangnya teknologi informasi/ internet).

2. Fakta- fakta di berbagai toko maupun supermarket, perkantoran yang memiliki variasi barang dan jasa yang tersedia lebih besar yang memudah konsumen dalam mempertimbangkan keputusan pembeliaan.

Page 24: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

14 Riset Pemasaran Internasional

31

2. Fakta- fakta di berbagai toko maupun supermarket, perkantoran yang memiliki variasi barang dan jasa yang tersedia lebih besar yang memudah konsumen dalam mempertimbangkan keputusan pembeliaan.

3. Kemudahan konsumen untuk menjangkau berbagai informasi mengenai hampir segala hal, yang terkait barang maupun jasa dan tersedia secara luas. (on-line).

3. Kemudahan konsumen untuk menjangkau berbagai informasi mengenai hampir segala hal, yang terkait barang maupun jasa dan tersedia secara luas. (on-line).

31

2. Fakta- fakta di berbagai toko maupun supermarket, perkantoran yang memiliki variasi barang dan jasa yang tersedia lebih besar yang memudah konsumen dalam mempertimbangkan keputusan pembeliaan.

3. Kemudahan konsumen untuk menjangkau berbagai informasi mengenai hampir segala hal, yang terkait barang maupun jasa dan tersedia secara luas. (on-line).

4. Konsumen dapat melakukan tindakan bertransaksi dengan ujung jari dengan berbagai kemudahan yang lebih besar konsumen dalam berinteraksi dan membuat pesanan barang maupun jasa yang dibutuhkan (24 jam non-stop).

32

4. Konsumen dapat melakukan tindakan bertransaksi dengan ujung jari dengan berbagai kemudahan yang lebih besar konsumen dalam berinteraksi dan membuat pesanan barang maupun jasa yang dibutuhkan (24 jam non-stop).

5. Informasi yang terdistribusi dengan kuat, ketelitian dan kemudahan dalam peningkatan kemampuan konsumen untuk membandingkan perincian mengenai produk atau jasa, sehingga tingkat pengetahuaan konsumen akan kuat, sebelum bersikap untuk memutuskan tindakan pembeliaan barang maupun jasa (tersedianya akses web, e-mail).

5. Informasi yang terdistribusi dengan kuat, ketelitian dan kemudahan dalam peningkatan kemampuan konsumen untuk membandingkan perincian mengenai produk atau jasa, sehingga tingkat pengetahuaan konsumen akan kuat, sebelum

Page 25: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

15Riset Pemasaran Internasional

bersikap untuk memutuskan tindakan pembeliaan barang maupun jasa (tersedianya akses web, e-mail).

32

4. Konsumen dapat melakukan tindakan bertransaksi dengan ujung jari dengan berbagai kemudahan yang lebih besar konsumen dalam berinteraksi dan membuat pesanan barang maupun jasa yang dibutuhkan (24 jam non-stop).

5. Informasi yang terdistribusi dengan kuat, ketelitian dan kemudahan dalam peningkatan kemampuan konsumen untuk membandingkan perincian mengenai produk atau jasa, sehingga tingkat pengetahuaan konsumen akan kuat, sebelum bersikap untuk memutuskan tindakan pembeliaan barang maupun jasa (tersedianya akses web, e-mail).

6. Banyak perusahaan maupun institusi produk maupun jasa dapat mengoperasikan saluran informasi dan penjualan baru yang lebih efektif dan dapat menjangkau wilayah geografis yang luas untuk menginformasikan dan mempromosikan produk yang dihasilkannya.

33

6. Banyak perusahaan maupun institusi produk maupun jasa dapat mengoperasikan saluran informasi dan penjualan baru yang lebih efektif dan dapat menjangkau wilayah geografis yang luas untuk menginformasikan dan mempromosikan produk yang dihasilkannya.

7. Kemudahanan perusahaan maupun institusi dalam mengumpulkan informasi yang lebih menyeluruh dan luas mengenai situasi pasar, pelanggan yang loyal, prospek yang luas dan pesaing. Perusahaan maupun institusi dapat melakukan penelitian pemasaran secara holistik dengan menggunakan internet.

8. Peningkatan akselerasi perusahaan maupun institusi dapat mempermudah dan mempercepat informasi internal antar karyawan mereka.

7. Kemudahanan perusahaan maupun institusi dalam mengumpulkan informasi yang lebih menyeluruh dan luas mengenai situasi pasar, pelanggan yang loyal, prospek yang luas dan pesaing. Perusahaan maupun institusi dapat melakukan penelitian pemasaran secara holistik dengan menggunakan internet.

8. Peningkatan akselerasi perusahaan maupun institusi dapat mempermudah dan mempercepat informasi internal antar karyawan mereka.

9. Perusahaan maupun institusi dapat memiliki jalur komunikasi 2 arah dengan pelanggan loyal maupun konsumen serta konsumen baru dan melakukan transaksi dengan lebih efisien. (melalui fasilitas keberadaan internet dengan kemampuan loading tinggi dan cepat)

Page 26: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

16 Riset Pemasaran Internasional

10. Kemudahan perusahaan maupun institusi di era sekarang dapat mengirimkan iklan , kupon, contoh dan informasi kepada para pelanggan/ konsumen yang meminta atau telah memberi izin bagi perusahaan untuk mengirimkan kepada mereka.

34

9. Perusahaan maupun institusi dapat memiliki jalur komunikasi 2 arah dengan pelanggan loyal maupun konsumen serta konsumen baru dan melakukan transaksi dengan lebih efisien. (melalui fasilitas keberadaan internet dengan kemampuan loading tinggi dan cepat)

10. Kemudahan perusahaan maupun institusi di era sekarang dapat mengirimkan iklan , kupon, contoh dan informasi kepada para pelanggan/ konsumen yang meminta atau telah memberi izin bagi perusahaan untuk mengirimkan kepada mereka.

11. Perusahaan maupun institusi dapat menyesuaikan penawaran dan layanan kepada kebutuhan konsumen. Perusahan dapat mengetahui jumlah pengunjung situs web mereka dan frekwensi kunjungannya untuk selalu memotiror tingkat interkoneksi antar konsumen maupun dengan institusi. Dengan

11. Perusahaan maupun institusi dapat menyesuaikan penawaran dan layanan kepada kebutuhan konsumen. Perusahan dapat mengetahui jumlah pengunjung situs web mereka dan frekwensi kunjungannya untuk selalu memotiror tingkat interkoneksi antar konsumen maupun dengan institusi. Dengan memasukan informasi ini ke data base dan memperkayanya dengan informasi lain, mereka akan memiliki bekal yang lebih baik untuk menyesuaikan pesan, tawaran dan layanan.

35

memasukan informasi ini ke data base dan memperkayanya dengan informasi lain, mereka akan memiliki bekal yang lebih baik untuk menyesuaikan pesan, tawaran dan layanan.

12. Perusahaan maupun institusi dapat meningkatkan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, perekrutan, pelatihan dan komunikasi internal maupun eksternal.

12. Perusahaan maupun institusi dapat meningkatkan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, perekrutan, pelatihan dan komunikasi internal maupun eksternal.

Page 27: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

17Riset Pemasaran Internasional

35

memasukan informasi ini ke data base dan memperkayanya dengan informasi lain, mereka akan memiliki bekal yang lebih baik untuk menyesuaikan pesan, tawaran dan layanan.

12. Perusahaan maupun institusi dapat meningkatkan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, perekrutan, pelatihan dan komunikasi internal maupun eksternal.

13. Perusahaan maupun institusi dapat memperbaiki sistem logistik dan operasional secara berarti sehingga bisa melakukan penghematan biaya yang besar sambil sekaligus meningkatkan akurasi dan kualitas layanan konsumen yang handal.

36

13. Perusahaan maupun institusi dapat memperbaiki sistem logistik dan operasional secara berarti sehingga bisa melakukan penghematan biaya yang besar sambil sekaligus meningkatkan akurasi dan kualitas layanan konsumen yang handal.

Internet memberikan layanan yang lebih akurat dan cepat untuk mengirimkan dan menerima informasi, pesanan, transaksi, dan pembayaran antara perusahaan, mitra bisnis dan mitra pelanggan.

Internet memberikan layanan yang lebih akurat dan cepat untuk mengirim-kan dan menerima informasi, pesanan, transaksi, dan pembayaran antara peru-sahaan, mitra bisnis dan mitra pelanggan.

36

13. Perusahaan maupun institusi dapat memperbaiki sistem logistik dan operasional secara berarti sehingga bisa melakukan penghematan biaya yang besar sambil sekaligus meningkatkan akurasi dan kualitas layanan konsumen yang handal.

Internet memberikan layanan yang lebih akurat dan cepat untuk mengirimkan dan menerima informasi, pesanan, transaksi, dan pembayaran antara perusahaan, mitra bisnis dan mitra pelanggan.

Sebagai contoh deskripsi aplikasi internet dalam bisnis provider di Jakarta, dalam performance marketing mencakup hal-hal sebagai berikut (Vika, 2014) :

o Sales revenue

Page 28: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

18 Riset Pemasaran Internasional

o Brand & customer equityi. Pengetahuan akan merek (brand awareness)ii. Kualitas yang dipercaya dikandung sebuah merekiii. Asosiasi-asosiasiiv. Kesetiaan merek (brand loyalty)

o Ethicso Environmento Legalo Community

Data Program :- Data iklan yang masuk dalam UTV.

37

Sebagai contoh deskripsi aplikasi internet dalam bisnis provider di Jakarta, dalam performance marketing mencakup hal-hal sebagai berikut (Vika, 2014) :

o Sales revenue o Brand & customer equity

i. Pengetahuan akan merek (brand awareness)

ii. Kualitas yang dipercaya dikandung sebuah merek

iii. Asosiasi-asosiasi iv. Kesetiaan merek (brand

loyalty) o Ethics o Environment o Legal o Community

Data Program :

- Data iklan yang masuk dalam UTV.

- Data page view UTV belum mengalami kenaikan secara signifikan walaupun

sudah dilakukan berbagai aktivitas pemasaran (endorsement artis, data twitter)o Promosi melalui artis Social media TwitterEndorsement artis. Dalam hal ini perusahaan meng-endorse Pevita

Pearce. Walaupun perusahaan telah melakukan berbagai usaha pemasaran, layanan

UTV masih memiliki traffik yang rendah dan belum menjadi top of mind dalam benak pelanggan, seperti yang terlihat dalam grafik berikut :o Sesi Useetv.com yang tidak mengalami kenaikan secara berkala

38

- Data page view UTV belum mengalami

kenaikan secara signifikan walaupun sudah dilakukan berbagai aktivitas pemasaran (endorsement artis, data twitter)

o Promosi melalui artis Social media Twitter Endorsement artis. Dalam hal

ini perusahaan meng-endorse Pevita Pearce.

Walaupun perusahaan telah melakukan berbagai usaha pemasaran, layanan UTV masih memiliki traffik yang rendah dan belum menjadi top of mind dalam benak pelanggan, seperti yang terlihat dalam grafik berikut :

o Sesi Useetv.com yang tidak mengalami kenaikan secara berkala

Page 29: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

19Riset Pemasaran Internasional

o Pengguna UTv.com yang tidak mengalami kenaikan secara berkala

39

o Pengguna UTv.com yang tidak mengalami kenaikan secara berkala

Billboard digital di bandara Internasional:

Billboard digital di bandara Internasional:

39

o Pengguna UTv.com yang tidak mengalami kenaikan secara berkala

Billboard digital di bandara Internasional:

Pada decade saat ini, seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, penggunaan internet semakin marak digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Internet memberikan kontribusi yang besar bagi seluruh lapisan masyarakat luas. Jumlah konsumen pengguna internet yang sangat besar dan terus berkembang telah mewujudkan budaya internet yang sangat luas. Penggunaan teknologi Internet mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu pengetahuan dan cara pandang dunia. Hanya dengan menggunakan mesin pencari seperti Google atau Yahoo, pengguna di seluruh dunia dapat mengakses internet dengan mudah untuk mengetahui bermacam-macam informasi. Dengan akses internet, cakupan jarak dan batas negara tidak lagi menjadi kendala untuk mencari dan mengetahui informasi.

Page 30: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

20 Riset Pemasaran Internasional

40

Pada decade saat ini, seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, penggunaan internet semakin marak digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Internet memberikan kontribusi yang besar bagi seluruh lapisan masyarakat luas. Jumlah konsumen pengguna internet yang sangat besar dan terus berkembang telah mewujudkan budaya internet yang sangat luas. Penggunaan teknologi Internet mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu pengetahuan dan cara pandang dunia. Hanya dengan menggunakan mesin pencari seperti Google atau Yahoo, pengguna di seluruh dunia dapat mengakses internet dengan mudah untuk mengetahui bermacam-macam informasi. Dengan akses internet, cakupan jarak dan batas negara tidak lagi menjadi kendala untuk mencari dan mengetahui informasi.

Berdasarkan data pada tabel di atas yang diperoleh dari internetlivestats.com, terjadi peningkatan jumlah pengguna internet yang sangat signifikan beberapa tahun belakangan ini. Tren meningkat terjadi pada awal tahun 2000 dan melonjak drastis pada tahun-tahun berikutnya. Internet sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup dan gaya hidup baru yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.

Selanjutnya Pemasaran dengan perubahan perspektif pada masa depan, akan menjadi kewajiban para manajer pemasaran untuk dapat memahami bahwa kehidupan di masa yang akan datang akan lebih komplek dan meningkat secara global. Kemudian menurut Bennett (2010) pada masa mendatang akan memiliki banyak konsumen yang lebih rumit, para competitor yang berkembang dan semakin langkanya sumber daya alam. Pada banyak negara pertumbuhan ekonomi akan meningkat, dan bertambahnya peluang perdagangan yang selalu berubah dengan pesat, maka peran marketing untuk dapat meraih konsumen secara global. Marketing dapat memimpin suatu organisasi melalui etika bisnis, aspek- aspek social dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Penyampaian nilai pada konsumen menjadi hal yang utama, bagi proses marketing produk maupun jasa. Konsumen merasa harus menerima nilai atau kegunaan dari produk maupun jasa yang dapat memuaskan kebutuhannya, yang menjadikan alasan untuk melakukan pembeliaan sesuai pendekatan persuasive dari manajer pemasaran terhadap konsumen. Selanjutnya nilai konsumen atau kegunaan meliputi 4 aspek menurut Bennett (2010), yang meliputi; bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan. Skema 4 aspek yang membentuk nilai konsumen dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

Page 31: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

21Riset Pemasaran Internasional

42

dapat memuaskan kebutuhannya, yang menjadikan alasan untuk melakukan pembeliaan sesuai pendekatan persuasive dari manajer pemasaran terhadap konsumen. Selanjutnya nilai konsumen atau kegunaan meliputi 4 aspek menurut Bennett (2010), yang meliputi; bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan. Skema 4 aspek yang membentuk nilai konsumen dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

H. Peran Perluasan Merek dan Nilai yang Ditawarkan Perusahaan pada Ekonomi Baru

Pengembangan merek dan nilai yang ditawarkan oleh perusaan dalam membangun karakternya berupa DNA bisnis yang unik dan berdaya saing unggul.

Nilai

konsumen

Bentuk Kepemilikan Tempat Waktu

H. Peran Perluasan Merek dan Nilai yang Ditawarkan Perusahaan pada Ekonomi BaruPengembangan merek dan nilai yang ditawarkan oleh perusaan dalam membangun

karakternya berupa DNA bisnis yang unik dan berdaya saing unggul.Strategi aplikasi bisnis yang diterapkan dalam pengembangan merk, nilai yang

ditawarkan pada konsumen dan membangun karakter DNA bisnis perusahaan yang unik dapat dilakukan melalui: bentuk produk yang menarik, bungkus yang menarik, menjaga heritage brand, ekstensifikasi merek, antisipasi perubahan prilaku konsumen dengan consumer insight, inovasi produk dan mendekatkan diri pada konsumen, konsep keterjangkauan dari aspek harga jual, segmentasi pelanggan, mengembangakan visi perusahaan yang mulia, perluasan merek, promosi yang agresif.

Selanjutnya sebagai contoh strategi perluasan merek yang dilakukan perusahaan Tempo Scan ( SWA, 2014), dapat dilihat pada table di bawah ini:

No Aplikasi Strategi Bisnis untuk Perluasan Merek1 Perusahaan mengembakan aspek produk dan kebijakan harga jual: dengan

menghadirkan produk yang berkualitas dan harga jual produk yang terjangkau untuk kepentingan masyarakat luas.

2 Perusahaan mengembangakn nilai yang disampaikan pada konsumen: dengan berpedomana pada core value, berupa nilai- nilai yang dibawa produk dan ditawarkan pada konsumen. Konsistensi nilai- nilai yang ditawarkan harus memilikin konsistensi tinggi, sehingga konsumen dapat merasakan produk yang dikonsumsinya.

3 Perusahaan mengembankan invensi dan inovasi produk secara berkelanjutan: produk harus inovatif dan memiliki keunggulan bersaing disbanding kompetitornya.

Page 32: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

22 Riset Pemasaran Internasional

4 Perusahaan melakukan perluasan merek dan sigap pada perubahan prilaku konsumen: perluasan merek harus sejalan dengan consumer insight , tren pasar, dan perubahan prilaku konsumen serta promosi secara komprehensif untuk meraih pasar.

5 Perusahaan menerapkan promosi secara komprehensif.6 Perusahaan mengembangkan system distribusi, yang menjadi kekuatan utama.

I. Peran Kepercayaan, positioning, diferensiasi dan Nilai yang Ditawarkan Perusahaan pada Pertumbuhan Industri e- commerce di IndonesiaUntuk menciptakan ikon perusahaan internet di Indonesia dapat dikembangkan

dengan memperhatikan beberapa aspek yang meliputi (Marketers, 2014): (1). Kepercayaan, (2). Positioning, (3). Nilai postif perusahaan Internet pada industry e- comemerce, (4). Diferensiasi yang ditawarkan, (5). Meyakinkan pihak investor, (6). Inovasi, (7). Pertumbuhan pasar, (8). Pertumbuhan transaksi e- commerce di Indonesia.

Selanjutnya aplikasi bisnis perusahaan internet di Indonesia yang memiliki pertumbuhan transaksi e-commerce pertahun sebesar 49%, menjadi suatu peluang yang menjadi perhatian para pelaku bisnis e- commerce di Indonesia pada saat ini. Salah satu perusahaan e- commerce di Indonesia seperti Tokopedia yang mengembangkan usahanya tidak hanya di Indonesia akan tetapi menjadi kelas dunia, kepercayaan menjadi modal utama dalam mewujudkan mimpi pengusaha yang berhasil (Marketers, 2014). Perusahaan internet seperti Tokopedia mengembangkan visi perusahaan dengan cerdas yaitu, perusahaan bukan saja menjadi sebagai perusahaan e- commerce semata akan tetapi sebagai icon perusahaan internet asal Indonesia yang inspiratif, seperti Google dan Yahoo yang dikenal sebagai perusahaan Internet asal USA. Perusahaan intenet memberikan nilai postif kepada konsumen, memberikan solusi untuk mengatasi krisis pelaku e-commerce, dari pihak penjual dapat memiliki system yang canggih, setiap individu dapat berbisnis dengan sangat mudah, membuka took secara gratis dan menerima pembayaran secara utuh. Kemudian di pihak pembeli memiliki tingkat keamanan dalam bertransaksi. Pembayaran yang dilakukan melalui rekening bersama, setelah pembeli menerima barang kemudian dana disalurkan kepada penjual.

Selanjutnya strategi diferensiasi yang dapat diterapkan pada perusahaan internet meliputi: (1). Memberikan banyak kemudahan, (2). Efisiensi waktu transaksi, (3). Penghematan biaya, (4). Kepercayaan bagi penjual dan pihak pembeli, (5). Efisiensi jalur distribusi dari importir ke pihak distributor, agen maupun kepada pihak enduser. Pertumbuhan industry e- commerce dalam transaksi mencapai 49% pertahun, pengguna internet di Indonsia sudah mencapai 20% dan transaksi jual- beli sebagai suatu lifestyle serta menyebabkan konsumen menyukai bisnis dan transaksi dengan internet, sehingga

Page 33: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

23Riset Pemasaran Internasional

peluang bisnis dari industry ini sangat menjanjikan di masa mendatang dan sangat visioner.

46

transaksi, (3). Penghematan biaya, (4). Kepercayaan bagi penjual dan pihak pembeli, (5). Efisiensi jalur distribusi dari importir ke pihak distributor, agen maupun kepada pihak enduser. Pertumbuhan industry e- commerce dalam transaksi mencapai 49% pertahun, pengguna internet di Indonsia sudah mencapai 20% dan transaksi jual- beli sebagai suatu lifestyle serta menyebabkan konsumen menyukai bisnis dan transaksi dengan internet, sehingga peluang bisnis dari industry ini sangat menjanjikan di masa mendatang dan sangat visioner.

TUGAS PENELITIAN1. Tanyakan pada seorang Pengusaha maupun pengelola institusi bisnis yang telah

berhasil, apa falsafah teori yang menjadi dasar pemahaman pemikirannya dan diterapkan dalam riset marketing yang diterapkan dalam menggali informasi yang dibutuhkan dalam memecahkan permasalahan perusahaan?

2. Bahaslah lebih mendalam arti penting filsafat ilmu yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis mindset, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!.

TUGAS KELAS1. Apakah anda benar- benar telah memahami arti penting mempelajari terjadinya

revolusi digital telah memberikan banyak sekali kapabilitas baru yang ada ditangan para konsumen dan bisnis untuk aplikasi riset marketing?

47

TUGAS PENELITIAN

1. Tanyakan pada seorang Pengusaha maupun pengelola institusi bisnis yang telah berhasil, apa falsafah teori yang menjadi dasar pemahaman pemikirannya dan diterapkan dalam riset marketing yang diterapkan dalam menggali informasi yang dibutuhkan dalam memecahkan permasalahan perusahaan?

2. Bahaslah lebih mendalam arti penting filsafat ilmu yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis mindset, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!.

TUGAS KELAS

1. Apakah anda benar- benar telah memahami arti penting mempelajari terjadinya revolusi digital telah memberikan banyak sekali kapabilitas baru yang ada ditangan para konsumen dan bisnis untuk aplikasi riset marketing?

Page 34: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

24 Riset Pemasaran Internasional

Page 35: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

25Riset Pemasaran Internasional

Pada bab ini akan dibahas definisi Riset Pemasaran pada perpektif aplikasi bisnis dari berbagai pakar riset pemasaran, riset marketing akan mempelajari aspek- aspek; keinginan dan harapan konsumen, kepuasan dan loyalitas konsumen serta pencapiaan nilai- nilai yang diterima konsumen terhadap produk maupun jasa. Klasifikasi riset pemasaran, jenis riset identifikasi permasalahan pemasaran dilaksanakan oleh institusi pemasaran dalam melakukan upaya identifikasi seluruh permasalahan pemasaran yang terjadi dimasa depan dan apabila permasalahan- permasalah pemasaran pada suatu institusi jasa telah dapat diidentifikasi dengan baik, maka institusi dapat melakukan suatu riset pemecahan masalah yang spesifik pada berbagai permasalahan pemasaran yang dihadapi oleh perusahaan maupun institusi jasa. Selanjutnya Dalam rangka menelaah dan mengkaji hasil penelitian pemasaran yang lebih spesifik hubungan antar dimensi dari variable bebas (eksogen) dengan variable terikat (endogen), maka diperlukan matriks korelasi dimensi antar variable penelitian yang signifikan berpengaruh. Adapun bentuk korelasinya adalah analisis bivariat, sehingga dapat diketahui adanya nilai koefisien kuat hubungan antara dua (2) dimensi dari variable yang mengakibatkan variable dari dimensi yang bersangkutan mempengaruhi variable dari dimensi yang terkait, kemudian akan memiliki implikasi manajerial yang unik menjadi prioritas action plan maupun strategi marketing plan. Kemudian Dalam studi riset pemasaran memiliki suatu set yang terdiri dari 6 langkah proses riset marketing yang meliputi: (1). Melakukan definisi permasalahan, (2). Pengembangan dan pendekatan pada permasalahan. (3). Melakukan formulasi rencana penelitian. (4). Pekerjaan observasi atau pengumpulan data. (5). Persiapan pengolahan data dan analisis data. (6). Penyusunan laporan dan presentasi.

Selanjutnya menyusun langkah- langkah dalam menentukan desain riset pemasaran dapat dilakukan sebagai berikut; menentukan jenis rancangan riset pemasaran

BAB IIRISET PEMASARAN DAN RISET KONSUMEN

SUATU KONSEP DAN PERSPEKTIf APLIKASI PADA BISNIS YANg INSPIRATIf

Page 36: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

26 Riset Pemasaran Internasional

(Eksploratoris, deskriptif atau kausal), informasi yang dibutuhkan, menetapkan prosedur pengukuran dan skala (definisi operasional), menyusun dan melakukan pre-test terhadap kuisoner atau bentuk pengumpul data lainnya (one shot method uji validitas dan reliabilitas), menetapkan populasi penelitian, proses teknik sampling dan jumlah sampel, rencana analisis data. sistematika pembahasan, pelaporan dan presentasi/ desiminasi hasil riset, model temuan riset serta implikasi terhadap teori.

Selanjutnya perluasan riset marketing adalah riset konsumen yang menitik beratkan pada perilaku konsumen produk maupun jasa. Kemudian luaran riset konsumen ini dapat memiliki implikasi bagi aspek pengambilan keputusan manajemen perusahaan maupun institusi bisnis jasa maupun strategi marketing plan yang diterapkan perusahaan maupun institusi bisnis jasa, berdasarkan pemahaman tentang proses pengambilan keputusan konsumen.

50

Selanjutnya perluasan riset marketing adalah riset konsumen yang menitik beratkan pada perilaku konsumen produk maupun jasa. Kemudian luaran riset konsumen ini dapat memiliki implikasi bagi aspek pengambilan keputusan manajemen perusahaan maupun institusi bisnis jasa maupun strategi marketing plan yang diterapkan perusahaan maupun institusi bisnis jasa, berdasarkan pemahaman tentang proses pengambilan keputusan konsumen.

A. Definisi Riset Pemasaran pada Perpektif Aplikasi BisnisPemahaman riset marketing dalam perpektif bisnis terlebih dahulu dapat memahami

esensi dari riset pemasaran yang dibutuhkan oleh perusahaan maupun institusi dalam meningkatkan kemampuan identifikasi konsumen, mengurangi resiko ketidak pastian dalam menjalankan bisnis dan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menyusun rencana strategis marketing.

Esensi dari riset pemasaran menurut Bennett (2010) merupakan elemen dari marketing yang dapat memberikan informasi- informasi terkini tentang kondisi konsumen yang terbaru dan potensial pada manajemen dalam kaitannya untuk mereduksi sesuatu yang tidak pasti dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan penyusunan rencana pemasaran suatu perusahaan maupun institusi. Riset pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dapat membantu manajer pemasaran dalam melakukan identifikasi berbagai kelompok konsumen yang memiliki kesamaan perhatian dalam suatu produk maupun jasa. Dengan memahami dan menghitung lingkungan dan besaran dari kelompok- kelompok konsumen dan kebutuhannya, maka pemasaran akan mendapatkan keunggulan dari tingkat keunikan dan peluang keuntungan bagi kemajuan perusahaan maupun institusi.

Page 37: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

27Riset Pemasaran Internasional

Riset marketing mempelajari aspek- aspek; keinginan konsumen, harapan konsumen, kepuasan dan loyalitas konsumen serta pencapaian nilai- nilai yang diterima konsumen terhadap produk maupun jasa. Tugas riset marketing untuk menilai tingkat efisiensi dan efektivitas dari aktivitas pemasaran perusahaan maupun institusi jasa. Selanjutnya riset marketing dapat pula membantu pada peningkatan akuntabel perusahaan. ( Kotler dan Keller, 2013).

Menurut Malhotra (2004), Riset Pemasaran adalah identifikasi, pengumpulan, analisis dan penyebar luasan informasi secara sistematis dan obyektif dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan identifikasi dan pemecahan masalah dan peluang dalam bidang pemasaran. Selanjutnya menurut Kotler (2000), Riset Pemasaran sebagai perancangan, pengumpulan, analisis dan pelaporan yang sistematis dari data atau temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan. Definisi riset marketing menurut Bennett (2010), merupakan keterkaitan kelompok konsumen terhadap pemasar melalui keberadaan informasi- informasi yang digunakan untuk melakukan identifikasi dan mengidentifikasi peluang- peluang dan permasalahan yang meliputi; generalisasi, perkembangan yang luar biasa dan evaluasi pada tindakan implementasi pemasaran dan memonitor kinerja pemasaran perusahaan maupun institusi. Kemudian riset marketing meliputi; definsi permasalahan, desain penelitian, definisi metode sampling, koleksi data, analisis data, inferensi statistika dan melaporkan hasil riset yang mendukung pengambilan keputusan pemasaran pada perusahaan.

Skema keterkaitan riset marketing dengan konsumen serta organisasi, dapat dilihat pada gambar di bawah ini Bennett (2010):

53

kinerja pemasaran perusahaan maupun institusi. Kemudian riset marketing meliputi; definsi permasalahan, desain penelitian, definisi metode sampling, koleksi data, analisis data, inferensi statistika dan melaporkan hasil riset yang mendukung pengambilan keputusan pemasaran pada perusahaan.

Skema keterkaitan riset marketing dengan konsumen serta organisasi, dapat dilihat pada gambar di bawah ini Bennett (2010):

Riset Pemasaran menurut (Simamora, 2004): adalah proses identifikasi, pengumpulan, analisis dan penyebaran informasi tentang masalah-

Produk, jasa maupun ide

Informasi- informasi pemasaran

berdasarkan kebutuhan dan

keinginan

Perusahaan maupun Institusi/ organisasi

Konsumen

Riset Pemasaran menurut (Simamora, 2004): adalah proses identifikasi, pengumpulan, analisis dan penyebaran informasi tentang masalah- masalah

Page 38: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

28 Riset Pemasaran Internasional

dan kesempatan-kesempatan pasar secara sistematis, dimana hasil yang diperoleh dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan- keputusan untuk mengevaluasi , memonitor, dan mengoptimalkan performa pemasaran. Lalu dikatakan oleh (Santoso dan Tjiptono,2001, hal. 8-9) bahwa riset pemasaran adalah suatu alat bantu bagi manajemen bagi pengambilan keputusan manajerial, khususnya dalam bidang ilmu manajemen pemasaran. Riset pemasaran menurut Rangkuti (2005) adalah suatu kegiatan penelitian di bidang ilmu pemasaran yang dilakukan secara sistematis, yang dimulai dari adanya perumusan masalah, menyusun tujuan penelitian, tindakan pengumpulan data, pengolahan data lalu dilakukan interpretasi data. Langkah tersebut dilakukan untuk memberi masukan kepada pihak manajemen bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

Berbagai definisi riset pemasaran memiliki kesamaan pada penekanan dalam hal; pengumpulan dan evaluasi data dalam suatu penelitian pada bidang pemasaran, yang dapat memberi kontribusi penting bagi manajer pemasaran dalam memecahkan masalah.

Riset pemasaran dilakukan oleh pihak yang berkepentingan dalam upaya mengembangan institusinya, dengan jalan melakukan identifikasi, menentukan sasaran dan tujuan riset, menyusun hipotesis, melakukan permodelan dan alternatifnya, mengumpulkan data dan melakukan analisis, sehingga out-put riset pemasaran yang sistematis akan sangat berkontribusi bagi seluruh pemangku kepentingan. Selanjutnya riset pemasaran secara formal didefinisikan menurut Limakrisna dan Susilo (2012) sebagai perancangan, pengumpulan, penganalisaan dan pelaporan yang sistematis atas data yang relevan bagi situasi pemasaran spesifik yang dihadapi organisasi, yang dapat dilihat pada skema di bawah ini:

55

hipotesis, melakukan permodelan dan alternatifnya, mengumpulkan data dan melakukan analisis, sehingga out-put riset pemasaran yang sistematis akan sangat berkontribusi bagi seluruh pemangku kepentingan. Selanjutnya riset pemasaran secara formal didefinisikan menurut Limakrisna dan Susilo (2012) sebagai perancangan, pengumpulan, penganalisaan dan pelaporan yang sistematis atas data yang relevan bagi situasi pemasaran spesifik yang dihadapi organisasi, yang dapat dilihat pada skema di bawah ini:

Data yang relevan bagi

situasi pemasaran spesifik

RISET MARKETING

INFORMASI STRATEGIS BAGI PEMASARAN DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN MANAJEMEN

Perancangan Riset

Pengumpulan data

Penganalisisan data

Pelaporan sistematis

Page 39: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

29Riset Pemasaran Internasional

Kemudian peran riset pemasaran menurut Kotler dan Keller (2013), untuk mengembangkan inovasi produk, strategi perusahaan yang berhasil, program tindakan, pemasaran memerlukan pembaharuan informasi- informasi terkini tentang lingkungan, pesaing dan pemilihan segmen pasar. Akhirnya pemasar memerlukan untuk terus mempelajari kebutuhan konsumen, harapan, persepsi, tingkat kepuasan konsumen dan loyalitas , melalui aktivitas riset pemasaran yang handal. Sehingga penyusunan rencana pemasaran sesuai hasil riset pemasaran, implikasi hasil dan temuan hasil riset pemasaran.

B. Klasifikasi Riset Pemasaran 1. Riset identifikasi permasalahan pemasaran Jenis riset identifikasi permasalahan pemasaran dilaksanakan oleh institusi

pemasaran dalam melakukan upaya identifikasi seluruh permasalahan pemasaran yang terjadi dimasa depan. Misalnya institusi jasa pendidikan pada masa yang akan datang melihat pada aspek- aspek yang akan mempengaruhi keberlanjutan institusinya, dengan berkonsentrasi pada: (a). Penelitian terhadap potensi pasar institusi pendidikan tinggi, dengan memperhatikan tingkat kelulusan siswa sekolah menengah atas yang semakin bertambah. (b). Penelitian pangsa pasar dari institusi yang ingin diraih. (c). Penelitian citra institusi yang terus berkembang dengan kekhususannya, misalnya citra sebagai instutusi riset terbesar.(d). Riset pada karakteristik pasar yang ingin dibidik oleh institusi, (e). penelitian pada analisis konsumen yang tertarik untuk memasuki institusi pendidikan.

2. Problem Solving Research. Apabila permasalahan- permasalah pemasaran pada suatu institusi jasa telah dapat

diidentifikasi dengan baik, maka institusi dapat melakukan suatu riset pemecahan masalah yang spesifik pada berbagai permasalahan pemasaran yang dihadapi. Dari hasil penelitian berbagai permasalahan pemasaran pada institusi akan diperoleh suatu temuan hasil penelitian yang dapat dipergunakan bagi pengambilan keputusan manajemen institusi untuk memecahkan permasalahan dengan sangat spesifik, dalam arti sampai pada analisis DIMENSI dari Variabel yang terkait, sebagai variable operasional penelitian yang dilakukan.

3. Analisis Dimensi pada Variabel yang Signifikan berpengaruh pada Riset Pemasaran Dalam rangka melihat dan mengkaji hasil penelitian yang lebih spesifik hubungan

dimensi dari variable bebas (eksogen) dengan variable terikat (endogen), maka diperlukan matriks korelasi dimensi antar variable penelitian. Adapun bentuk korelasinya adalah analisis bivariat, sehingga dapat diketahui adanya nilai koefisien kuat hubungan antara dua (2) dimensi dari variable yang mengakibatkan variable dari dimensi yang bersangkutan mempengaruhi variable dari dimensi yang terkait.Dari besarnya korelasi antar variable tersebut, maka dapat ditetapkan, skala prioritas

dimensi penyebab terhadap dimensi akibat, di mana dimensi yang paling tinggi menjadi

Page 40: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

30 Riset Pemasaran Internasional

paling dominan mempengaruhi/ berhubungan pada variable tersebut. Nilai korelasi dimensi yang tinggi harus mendapatkan perhatian lebih, dari pada nilai korelasi yang rendah. (Surip, 2012)

Product moment correlation (r) yang diusulkan oleh Karl Pearson yang juga dikenal dengan Pearson correlation coefficient (bivariate correlation), merupakan kesimpulan statistika tingkat kekuatan hubungan antar variable metric (dengan skala interval dan rasioa). Selanjutnya analisis uji dimensi- dimensi antar variable penelitian yang signifikan dalam menyimpulkan tingkat kekuatan hubungan (association) antar dua dimensi variable yang signifikan dengan skala metric (Malhotra, 2004). Misalnya tim pemasaran akan melakukan analisis dimensi variable pada uji tingkat kekuatan hubungan seberapa kuat tingkat penjualan kendaraan roda empat berhubungan dengan pengeluaran iklan peruahaan. Selanjutnya dapat untuk mengetahui hubungan (association) antara pangsa pasar kendaraan roda empat dan ukuran tingkat penjualan.

Selanjutnyan matrik uji dimensi antar variabel dapat dilihat pada matrik hubungan antar dimensi variable sebagai berikut:

Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4

X1.1 .90 .30 .40 .20X1.2 .40 .50 .70 .80X1.3 .10 .20 .20 .10X1.4 .10 .10 .70 .70

Dari matrik dimensi di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan/ korelasi dimensi penyebab (X1.1) terhadap dimensi akibat (Y2.1) memiliki nilai korelasi tertinggi yaitu .90, sehingga akan menjadi dominan mempengaruhi suatu variable penyebab terhadap variable akibat yang memiliki tingkat pengaruh yang signifikan.

Selanjutnya dapat dijelaskan dalam contoh kasus hasil penelitian, analisis pengaruh antar variable dapat dilihat pada table tingkat signifikasi hasil pengolahan data sebagai berikut:

Evaluasi Koefisien Jalur Pengaruh Antar Variabel.Koefisien Jalur ( regresi terstandar ) Pengaruh antar Variabel, untuk menguji

hipotesis disajikan koefisien jalur yang menunjukan pengaruh antar variabel, dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

Koefisien Jalur ( Regresi Terstandar) , pengaruh antar Variabel dan Nilai P (Value)No Jalur Koefisien Jalur/ Esti-

mate (Standardized Reg-gresion Weights)

P. value

1 KJ C .706 *** (signifikan pada 0.001)

Sumber: Output AMOS 16.0 ( Data Primer diolah )Dari table di atas dapat dilihat pengaruh antara variable Kualitas Jasa (KJ)

terhadap variable Citra Institusi ( C ), memiliki nilai koefisien jalur sebesar .706 dan

Page 41: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

31Riset Pemasaran Internasional

nilai P dengan notasi *** , yang berarti signifikan pada .001. Selanjutnya untuk dapat melakukan analisis hubungan antar Dimensi pada variable Kualitas Jasa dengan Dimensi pada variable Citra Institusi dilakukan analisis bivariat dengan menguji hubungan Dimensi Kualitas Jasa terhadap Dimensi Citra Institusi dengan melakukan uji Pearson Correlation dan dilihat pada nilai r (er).

Hasil korelasi antar dimensi variable yang signifikan anatara variable kualitas jasa berpengaruh pada variable citra institusi yang dapat dilihat pada table di bawah ini:

DIMENSI KJ1 KJ2 KJ3 KJ4 KJ5

C1 .324 .444 .396 .455 .472C2 .336 .473 .367 .506 .502C3 .395 .549 .474 .567 .574C4 .287 .416 .427 .454 .438C5 .503 .619 .590 .651 .630C6 .401 .517 .486 .532 .559

Keterangan notasi:NO NOTASI KETERANGAN DIMENSI VARIAVEL-VARIBEL

1 KJ1 DIMENSI BUKTI FISIK

2 KJ2 DIMENSI KEANDALAN

3 KJ3 DIMENSI KETANGGAPAN

4 KJ4 DIMENSI KETERJAMINAN

5 KJ5 DIMENSI EMPATI

6 C1 DIMENSI KEPERCAYAAN

7 C2 DIMENSI GAGASAN

8 C3 DIMENSI KINERJA

9 C4 DIMENSI CITRA

10 C5 DIMENSI KESAN

11 C6 DIMENSI HUBUNGAN EMOSIONAL

Dengan memperhatikan nilai r (er) pada table korelasi, maka dapat disimpulkan dimensi yang paling kuat mememiliki hubungan adalah korelasi atau hubungan antara dimensi Keterjaminan (KJ4) terhadap dimensi Kesan (C5) dengan nilai korelasi sebesar .651. Sehingga aspek keterjaminan dari institusi dan dimensi kesan dari konsumen harus mendapatkan perhatian yang lebih utama dalam pengelolaan suatu institusi. Selain itu dimensi KJ5 memiliki korelasi yang kuat dengan dimensi C5, dengan nilai korelasi sebesar .630. Diikuti oleh hubungan dimensi KJ 2 terhadap dimensi C5, dengan nilai korelasi sebesar .619.

Page 42: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

32 Riset Pemasaran Internasional

Selanjutnya penelitian yang bertujuan untuk pemecahan masalah ini, terdiri dari beberapa kelompok konsentrasi penelitian pemasaran jasa pada suatu institusi yang terdiri dari:(1). Penelitian segmentasi, pada penelitian pemecahan masalah yang berkonsentrasi

pada segmentasi memiliki dasar- dasar permasalahan untuk; (a). memecahkan permasalahan pada bidang penentuan potensi pasar dan daya tanggap berbagai segmen pasar yang dapat berperan bagi tingkat keberlanjutan suatu institusi jasa, (b). menentukan citra institusi yang berkelanjutan dan berorientasi maju menuju institusi penelitian, (c). Menyusun profil institusi bagi pengenalan diberbagai segmen.

(2). Penelitian tentang produk institusi jasa yang dapat memiliki daya saing dan dapat diserap oleh pasar. ( uji konsep, penentuan produk yang handal, brand positioning dan lain sebagainya )

(3). Penelitian Penetapan harga, pada penelitian pemecahan masalah yang berkonsentrasi pada penetapan harga memiliki dasar- dasar permasalahan untuk; (a). tingkat suatu arti penting factor harga dalam pemilihan suatu merk/ institusi jasa, (b). kebijakan penetapan harga, (c). merespon perubahan harga.

(4). Penelitian tentang promosi, pada penelitian pemecahan masalah yang berkonsentrasi pada promosi suatu institusi memiliki dasar- dasar permasalahan untuk; (a) menetukan tingkat anggaran yang optimal, (b). menganalisis hubungan promosi penjualan, bauran promosi yang optimal, (c). menentukan tingkat efektivitas iklan.

(5). Penelitian distribusi, pada penelitian pemecahan masalah yang berkonsentrasi pada distribusi jasa suatu institusi memiliki dasar- dasar permasalahan untuk; (a). penentuan tipe distribusi, (b). intensitas cakupan, (c). lokasi distribusi jasa institusi.

Klasifikasi riset marketing ke dalam 2 tipe sangat berguna secara konseptual sebaik pada aplikasi prakteknya, kedua hal tersebut dapat dikombinasikan.Kemudian klasifikasi Riset Pemasaran yang dapat member inspirasi pada para manajer pemasaran dalam menggali informasi yang dibutuhkan dapat dibagi menjadi 2 bagian , yaitu (Santoso & Tjiptono, 2001)

Page 43: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

33Riset Pemasaran Internasional

64

Kemudian klasifikasi Riset Pemasaran yang dapat member inspirasi pada para manajer pemasaran dalam menggali informasi yang dibutuhkan dapat dibagi menjadi 2 bagian , yaitu (Santoso & Tjiptono, 2001)

RISET PEMASARAN

RISET IDENTIFIKASI MASALAH

RISET PEMECAHAN MASALAH

1.Potensi Pasar

2.Pangsa Pasar.

3.Citra Institusi

4.Karakteristik Pasar

5.Analisis Penjualan

6.Peramalan dan Tren Bisnis

1.Riset Segementasi

2.Riset Produk.

3.Riset Penetapan Harga

4.Riset Promosi

5.Riset Distribusi

Selanjutnya jenis- jenis dari riset identifikasi masalah pemasaran bisnis meliputi (Malhotra, 2004):

Riset Potensial PasarPangsa pasar produk maupun jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat secara luasKarakteristik pasar yang mendominan pada tempat dan waktu tertentu untuk produk dan jasa.Riset tentang Citra Institusi maupun Perusahaan yang dapat berpengaruh pada aktivitas pembeliaan konsumen target dengan segmen tertentu.Analisis Penjualan Produk maupun jasa pada periode waktu tertentu dalam satu tahun maupun lima tahun.Riset Perkiraan/ Peramalan Penjualan Produk maupun Jasa dengan target Pasar tertentu untuk kuran waktu ternetnu di masa yang akan datang.

Riset trend penjualan Produk maupun Jasa yang ditawarkan pada Konsumen

Jenis riset dan contoh isu riset pemecahan masalah pemasaran, yang dapat member informasi- informasi yang diperlukan oleh para manajer pemasaran meliputi:

Segmentation Research a. Menetapkan basis dari segmentasi pasar yang dominan.b. Menetapkan potensi pasar dan merespon variasi segmen

produk maupun jasa.c. Memilih target market dan mengkreasi life style profile, demo-

grafi, media, dan produk image dari produk dan jasa yang dita-warkan

Page 44: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

34 Riset Pemasaran Internasional

Product Research a. Uji Konsep,b. Optimasi desain produk yang memiliki keunikan.c. Uji Kemasan produk tertentud. Modifikasi Produk yang ditawakan.e. Posisi Merk memposisikan pada pangsa pasar konsumen ter-

tentuf. Uji Marketing, g. Uji Pengendalian .

Pricing Research a. Tingkat pentingnya harga dalam pemilihan Merk tertentu.b. Kebijaksanaan.c. Ketentuan Harga Produk maupun jasad. Elastisitas harga dari permintaan pasar. e. Dampak dari perubahan harga pada wilayah tertentu.

Promotional Research a. Anggaran Optimal untuk Promosi produk maupun jasa yang ditawarkan.

b. Hubungan/ relasi dari para penjual terhadap target konsumen.c. Efektivitas Bauran promosi yang optimal. d. Keputusan: Copy decisions.e. Keputusan: Media decisions.f. Uji Kreatifitas periklan.g. Tuntutan secara substansi.h. Evalusai efektivitas periklanan terhadap revenue.

Product Research a. Uji Konsep,b. Optimasi desain produk yang memiliki keunikan.c. Uji Kemasan produk tertentud. Modifikasi Produk yang ditawakan.e. Posisi Merk memposisikan pada pangsa pasar konsumen ter-

tentuf. Uji Marketing, g.Uji Pengendalian .

C. Proses Riset Pemasaran yang EmpirisProses riset pemasaran yang inspiratif menurut Bennett (2010), dimulai dari

peluang pemasaran atau permasalahan dan memerlukan untuk informasi- informasi sebagai akses untuk pilihan maupun solusi. Kemudian proses riset pemasaran meliputi: (1). Definisi peluang maupun permasalahan, (2). Analisis biaya pemasaran secara proposional, (3). Hipotesis penelitian, (4). Spesifikasi informasi/ data yang dibutuhkan, (5). Spesifikasi tipe penelitian, (6). Spesifikasi metode koleksi data, (7). Desain sample, (8). Menentukan lay-out instrument penelitian/ kuisioner, (9). Koleksi data, (10). Input data, (11). Analisis penelitian, (12). Pelaporan dan rekomendasi dan (13). Implementasi hasil penelitian. Tahap akhir dari proses penelitian marketing untuk mengembangkan

Page 45: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

35Riset Pemasaran Internasional

rencana tindakan untuk menyatukan hasil penelitian pemasaran terhadap proses pengambilan keputusan pemasaran.

Dalam studi riset pemasaran memiliki suatu set yang terdiri dari 6 langkah (Menurut Malhotra, 2004) yang meliputi: (1). Melakukan definisi permasalahan, (2). Pengembangan dan pendekatan pada permasalahan. (3). Melakukan formulasi rencana penelitian. (4). Pekerjaan observasi atau pengumpulan data. (5). Persiapan pengolahan data dan analisis data. (6). Penyusunan laporan dan presentasi.

Sedangkan proses penelitian pemasaran menurut Kotler dkk (2004,p.142) meliputi: (1). Mendefinisikan masalah dan tujuan riset. (2). Menyusun Rencana Riset. (3). Mengumpukan informasi. (4). Menganalisis Informasi. (5). Mempresentasikan Temuan. (6). Membuat Keputusan. Selanjutnya proses riset secara menurut (Ghozali,2005) Riset Hypothetico Deductive Method (Positivisme) meliputi 8 langkah yaitu: (1). Langkah I: Observasi. (2). Langkah II: Pengumpulan data awal/ literatur survey. (3). Langkah III: Definisi Masalah. (4).Langkah IV: Dukungan basic theory/”Theorytical framework”. (5). Langkah V : Hypotesis. (6). Langkah VI: Design Penelitian/ Metode Penelitian (7). Langkah VII: Koleksi data. (8). Langkah VIII: Proses deduksi/ deskripsi, menjelaskan, meramalkan.

Langkah- langkah riset pemasaran dalan bidang jasa pendidikan tinggi dapat dilakukan dengan tahap sebagai berikut:(1). Tahap Pertama : Pengamatan dan identifikasi fakta- fakta, fenomena dan gejala

yang terjadi serta kesenjangan masalah yang terjadi.(2). Tahap Dua : Studi pendahuluan, kajian awal dan Observasi langsung, pengumpulan

data serta informasi.(3). Tahap Tiga : Kajian Teoritis dan hasil- hasil Riset sebelumnya.(4). Tahap Empat : Merumuskan secara sistematis; rumusan masalah, tujuan penelitian

dan kegunaan penelitian.(5). Tahap Lima : Pengembangan landasan teori dan tinjauan literatur.(6). Tahap Enam : Kajian hubungan antar variabel dengan hasil- hasil riset sebelumnya

dan penentuan operasional variable.(7). Tahap Tujuh : Menentukan Model Teoritis, diagram alur model Penelitian,

Persamaan struktural, persamaan spesifikasi model pengukuran dan hipotesis penelitian.

(8). Tahap Delapan: Menentukan Desain Penelitian dan pembuatan instrument serta uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian.

(9). Tahap Sembilan : Observasi dan pengumpulan data, serta dilakukan uji data yang akan digunakan dalam analisis penelitian.

(10). Tahap Sepuluh : Proses Deduksi; pembahasan, penekanan pada penyebab, menjelaskan, menjawab hipotesis, dan implikasi teoritis.

(11). Tahap Sebelas : Temuan Model Riset , kontribusi, kotribusi hasil penelitian bagi institusi dan keterbatasan penelitian.

Page 46: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

36 Riset Pemasaran Internasional

Selanjutnya langkah- langkah pada proyek riset pemasaran menurut Limakrisna dan Susilo (2013), melipti: (1). Menentukan tujuan penelitian pemasaran, (2). Mengidentifikasi tujuan informasinya, (3). Menentukan audiens, (4). Memilih desain riset, (5). Membuat rencana sampel, (6). Pra pengujian Instrumen riset pemasaran, (7). Aplikasi riset lapangan, (8). Menganalisis data, (9). Menulis laporan, rekomendasi dan implikasi hasil riset pemasaran.

D. The Nature of Marketing ResearchPada penelitian pemasaran ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dan

dipertimbangkan agar dapat menjadi kepekaan dalam upaya pembahasan secara menyeluruh. Aspek yang dimaksud adalah:(a). Dalam memandang permasalahan dan merekam fakta- fakta yang terjadi dari

perpektif peneliti pemasaran, lebih baik dapat memahami dan untuk melihat paradigma yang terjadi. Pada industry perbankan paradigm yang terjadi dapat pada aspek tingkat kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah yang akan berdampak pada kinerja pemasaran perbankan.

Pada saat ini salah satu paradigm yang terjadi di sector perbankan yaitu (Towi, 2014): dampak dari krisis ekonomi di Indonesia pada saat lalu sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap konsumen dalam keputusan menggunakan produk perbankan, selain perubahan sikap konsumen tersebut di pengaruhi juga oleh adanya kepercayaan konsumen terhadap suatu produk. Hal ini tampak dari perubahan respon pasar ataupun adanya pengalaman dari konsumen yang semakin beragam dan hal ini berpengaruh dari minat konsumen untuk menjadi nasabah dari bank, demikian juga dengan atribut dari produk yang terdapat pada suatu produk tertentu dapat menentukan sikap konsumen dalam menentukan persepsinya terhadap suatu produk. Selanjutnya kriteria penilaian 120 Bank tahun 2014 dilihat berdasarkan Modal, Kualitas Aset (Non Performance Loan, Pertumbukan kredit), Rentabilitas (Return on Average Aset (ROA), Return on Average Equity (ROE), Pertumbuhan Laba tahun berjalan), Likuiditas (Loan to Deposit Ratio (LDR), Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), Efisien (beban Operasional, Net Interest Margin (NIM). Sehingga dapat disimpulkan bahwa selain persaingan bisnis secara langsung maka dapat pula kepercayaan nasabah terhadap bank dapat di prioritaskan agar nasabah dapat membukukan keuangan didalam bank, dan bank dapat menjaga kualitas pelayanan yang baik terhadap nasabah. Dengan demikian kepercayaan nasabah merupakan rasa aman dalam interaksinya terhadap suatuyang diinginkan dan diharapkan akan memberikan hasil yang positif danmenguntungkan bagi nasabah. Dari pada itu salah satu kepercayaan yang di berikan oleh nasabah terhadap Bank adalah menjaga informasi mengenai dana nasabah yang tersedia , dana yang dimiliki oleh nasabah

Page 47: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

37Riset Pemasaran Internasional

dapat digunakan sewaktu-waktu tanpa mengharuskan nasabah datang ke kantor cabang terdekat.

Bank sebagai salah satu sektor jasa layanan keuangan, kinerjanya akansangat bergantung pada baik atau buruknya layanan secara keseluruhan kepadapara nasabahnya. Makin baik layanan dari suatu bank, maka akan semakin relatiflebih mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari nasabah untuk menyimpandana atau mengajukan pinjaman pada bank tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa persaingan yang terjadi tidak hanya didasarkan pada peningkatan kualitas dari suatu produk perbankan saja tetapi saat ini lebih condong untuk memasukkanunsur pencapaian kepuasan dan terwujudnya loyalitas nasabah sebagai syarat utama. Sebagai unit bisnis bank senantiasa berorientasi terhadap laba, kegiatan pemasaran bank sudah merupakan suatu kebutuhan utama dan sudah merupakan suatu keharusan untuk dijalankan, tanpa kegiatan pemasaran jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya dapat di penuhi. Oleh karena itu bagi dunia usaha perbankan perlu mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus menerus melakukan riset pasar.

Produk bank merupakan jasa yang ditawarkan kepada nasabah untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki atau digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah. Produk bank terdiri dari produk simpanan (Tabungan, Giro dan Deposito), produk pinjaman (Kredit), Produk Jasa (Kliring, Transfer, Pembayaran, Safe Deposit Box dll). Persaingan yang semakin ketat antar bank yang menawarkan produk Bank membuat sales marketing lebih jeli dalam menentukan strategi pemasaran dan promosi terutama dalam hal menentukan segmen pasar, target pasar dan memposisikan produk bank.

Dengan melihat data produk Tabungan, Giro dan Deposito suatu Bank pada tahun 2014 dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus, dapat dikaji pada gambar di bawah ini, sebagai berikut :

Page 48: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

38 Riset Pemasaran Internasional

76

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN JUL AU

GSEPT

OCT

SavingsAccount -Maestro

62 65 71 81 81 82 84 87 87 87

SavingsAccount -Gamma

360365371373374378380383384382

SavingsAccount -Mantap

10 11 20 20 20 22 27 28 28 25

SavingsAccount -

Tabunganku16 16 16 16 16 16 16 16 16 16

SAVINGBank, 2014

Page 49: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

39Riset Pemasaran Internasional

77

7 7 7 7 7 7 7 8 8 8

97103 104 105

109 111 112 112 112 111

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEPT OCT

GIRO Current - Big Top Current - Reguler

Current - Dollar Top

Page 50: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

40 Riset Pemasaran Internasional

78

14 18 18 18 18 19 19 23 22 22

98 104 113 122 133 140 146162 166162

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEPT OCT

DEPOSITO 2014

Time Deposit Beta USD

Time Deposit - RegulerIDR

62%15%

23%SAVING

GIRO

DEPOSITO

Secara grafik total pengguna produk Tabungan Bank pada gambar di atas sebesar 62% dan Deposito 23% sedangkan Giro 15% dari total keseluruhan pengguna produk Bank, berdasarkan data secara keseluruhan nasabah menunjukkan bahwa masih kurangnya nasabah Giro dibandingkan dengan nasabah Tabungan yang berarti perlunya ditingkatkan jumlah nasabah Giro bisa dengan melalui promosi gratis biaya LLG (Lalu Lintas Giro) dan RTGS (Real Time Gross Setllement) ataupun gratis biaya pembuatan buku Cek atau Giro.

Masih terdapatnya kemungkinan bahwa produk yang dihasilkan masih belum dapat memuaskan keinginan nasabah untuk mempercayakan transaksi keuangannya di bank sehingga loyalitas terhadap bank masih berkurang, hal ini dapat dilihat dari table dibawah mengenai data complain nasabah bank yang harus diantisipasi:

Page 51: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

41Riset Pemasaran Internasional

80

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100% 97% 96%

79%

86%

84%83%

84%

80%

86%

64%

3%4%

21%

14%16%17%16%20%

14%

36%

Puas

Tidak Puas

Adanya peningkatan kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank terhadap nasabah pada bulan Agustus sebesar 20% dan bulan Oktober yaitu 36% sehingga dapat menimbulkan potensi loyalitas nasabah yang akan berkurang terhadap bank. Hal ini banyak diakibatkan karena meningkatnya tidak kepuasan nasabah mengenai transaksi dari ATM (Automatic Teller Machine) sebanyak 121 komplain dan sisanya berasal dari Rekening Koran yang belum diterima nasabah ataupun hal-hal yang bersifat transaksional. Komplain nasabah terhadap bank tetap akan ditindaklanjuti dengan perbaikan pelayanan maupun kehandalan system untuk mengurangi kekecewaan nasabah terhadap bank dan untuk meningkatkan kepuasan nasabah.

Page 52: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

42 Riset Pemasaran Internasional

81

Adanya peningkatan kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank terhadap nasabah pada bulan Agustus sebesar 20% dan bulan Oktober yaitu 36% sehingga dapat menimbulkan potensi loyalitas nasabah yang akan berkurang terhadap bank. Hal ini banyak diakibatkan karena meningkatnya tidak kepuasan nasabah mengenai transaksi dari ATM (Automatic Teller Machine) sebanyak 121 komplain dan sisanya berasal dari Rekening Koran yang belum diterima nasabah ataupun hal-hal yang bersifat transaksional. Komplain nasabah terhadap bank tetap akan ditindaklanjuti dengan perbaikan pelayanan maupun kehandalan system untuk mengurangi kekecewaan nasabah terhadap bank dan untuk meningkatkan kepuasan nasabah.

463540

601

323225

600690

201100

705

0100200300400500600700800

Dengan semakin meningkatnya keluhan atau komplain nasabah suatu bank tahun 2012- 2013 , mengakibatkan jumlah nasabah yang datang untuk menutup rekening tabungan ataupun nasabah yang pasif di Bank juga meningkat, seperti terlihat dalam gambar di bawah ini:

82

Dengan semakin meningkatnya keluhan atau komplain nasabah suatu bank tahun 2012- 2013 , mengakibatkan jumlah nasabah yang datang untuk menutup rekening tabungan ataupun nasabah yang pasif di Bank juga meningkat, seperti terlihat dalam gambar di bawah ini:

(b). Dalam menerapkan marketing strategi dan program- program, manager marketing memerlukan informasi tentang eksistensi pelanggan/ customers, kehadiran pelaku bisnis yang lain/ competitors, dan other forces in the market place.

Page 53: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

43Riset Pemasaran Internasional

(c). Informasi yang dibutuhkan haruslah relevan, memiliki akurasi yg baik, reliabel, valid, dan terkini. Informasi yang memiliki akurasi tinggil, valid dan reliabel dapat diperoleh melalui pusat data pada setiap institusi maupun perusahaan. Selanjutnya data yang akurat dan memiliki presisi tinggi akan dapat memberikan hasil analisis data yang kuat, sehingga implementasi dan informasi yang sampai pada manajer pengambilan keputusan memiliki tingkat ketepatan tinggi, memiki tingkat estmasi yang terbaik dan terhindar dari bias.

Diagram tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam riset pemasaran perusahaan maupun institusi dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

84

Diagram tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam riset pemasaran perusahaan maupun institusi dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Grup Customer: Konsumen, Pegawai,

Pemegang saham, Suplier/Pemasok

Variabel Pemasaran terkontrol:

Produk, Harga, Promosi, Distribusi

Variabel tidak terkontrol:

Ekonomi, politik,teknologi,

kompetisi, hukum/peraturan

, sosial, bidaya

Riset Pemasaran

Kebutuhan informasi, Keputusan Marketing,

Manager Marketing: Segmentasi pasar,Target, Program, Kinerja dan kontrol

Faktor- faktor yang berhubungan dengan permasalah riset pemasaran:

Page 54: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

44 Riset Pemasaran Internasional

85

Faktor- faktor yang berhubungan dengan permasalah riset pemasaran:

Faktor- faktor yang berhubungan dengan permasalah riset pemasaran:

Informasi yang lalu dan

perkiraan kedepan

Sumber dan kendala

Tujuan

Pemasaran dan kemampuan

teknologi

Lingkungan Ekonomi

Lingkungan Hukum/ Peraturan

Prilaku Pembeli

Keterangan diagram diatas dan definisi ( Malhotra, 2004): (1). Primary data: merupakan data asli yang diobeservasi langsung oleh pene;iti yang khusus ditujukan bagi permasalahan riset. (2), Secondary data: : data yang dikumpulkan untuk keperluan tertentu selain dari data untuk masalah utama. (3). Objectives: Tujuan dari institusi dan dari pengambil keputusan harus sesuai dan mengikuti keberhasilan riset pemasaran. (4). Buyer behavior: Suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami dan memprediksikan keinginan pembeli, reaksi berdasarkan setiap individu , karakter yang sangat spesifik, meliputi: (a). Jumlah dan lokasi geografis dan pembeli dan yang bukan. (b). Karakteristik demografi dan psikologik. (c). Pola Kebiasaan dalam mengkonsumsi produk dan konsumsi pemilihan kategori produk. (d). Prilaku konsumsi dan respon terhadap media promosi. (e). Sensitivitas harga produk. (f). Pola out-let eceran yang disukai pembeli. (5). Legal environment: Aturan kebijakan publik dan norma dimana institusi melakukan usahanya. “ (6). Economic environment: Lingkungan ekonomi terdiri dari; penghasilan, harga, tabungan, nilai pinjaman/ kridit, dan kondisi umum ekonomi. (7). Management decision problem:

Page 55: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

45Riset Pemasaran Internasional

Permasalahan dihadapkan kepada pengambila keputusan . Itu juga berarti apa yang harus dilakukan oleh pengambil keputusan. (8).Marketing research problem : Suatu permasalahan yang menjadi bahan informasi pertimbangan yang diperlukan dan bagaimana itu dapat tercapai menjadi langkah yang paling mungkin. (9). Analytical Model: Eksplisit dari serangkaian variabel dan hubungan mereka yang dirancang untuk mewakili beberapa nyata system yang nyata atau proses secara keseluruhan atau sebagian

E. Perbedaan Masalah Manajemen dan masalah Riset PemasaranPermasalahan pada aspek manajerial

Menyampaikan apa yang diperlukan oleh pengambil keputusan dalam bertindak.

Orientasi pada Tindakan

Fokus pada gejala

Permasalahan pada penelitian Pemasaran

Menyampaikan informasi apa yang diperlukan dan bagaimana informasi yang diperlukan dapat diperoleh secara empiris.

Berorientasi kepada informasi yang valid dan reliabel, secara empiris.

Fokus untuk menekankan pencarian pada aspek penyebab situasi aspek pemasaran tertentu.

Perumusan Masalah Keputusan manajemen dan masalah Riset pemasaranMasalah Keputusan Manajemen

Haruskah sebuah produk maupun jasa baru diluncurkan?

Haruskah kampanye iklan produk maupun jasa diubah?

Haruskah harga produk maupun jasa dinaikan?

Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan jumlah pelanggan yang loyal?

Masalah Riset PemasaranMenentukan preferensi konsumen dan keinginan membeli bagi produk baru yang dilun-curkan pada pasar saasaran

Menentukan efektivitas media iklan saat ini, bagi penyampaian nilai konsumen.

Menentukan elastisitas harga permintaan dan dampaknya terhadap penjualan dan laba pada berbagai tingkat perubahan harga. Menentukan keunggulan institusi, dibandingkan kompetitor berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan institusi pendidikan tinggi.

Page 56: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

46 Riset Pemasaran Internasional

F. Desain Penelitian PemasaranDesain riset marketing perlu dikaji secara cermat sesuai tujuan penelitian yang

ditetapkan pada latar belakang diperlukannya riset marketing yang mengacu pada kepentingan bisnis yang kompetitif. Jenis rancangan riset pemasaran berkaitan dengan: (1). Eksploratoris, (2). Deskriptif, (3). Kausal.

Strategi Riset Pemasaran Konfirmatori

Salah satu desain riset yang digunakan dalam penelitian pemasaran adalah model riset pemasaran dengan strategi konfirmatori pada SEM (Model Persamaan Struktural). Model hybrid yang digunakan untuk analisis data diaplikasikan setelah tahap CFA (Confirmatory Factor Analysis) di lakukan. Model ini digunakan untuk mengkonfirmasikan data terhadap satu model yang dibangun secara teoritis pada satu model riset pemasaran secara deduktif.

Pada riset pemasaran di industry perbankan yang memberikan kajian tentang kulitas produk, promosi, kepuasan nasabah serta implikasinya pada kepuasan nasabah di sector perbankan yang terdiri dari 2 (dua) tahap analisis. Pada tahap pertama yaitu, (a). Uji kecocokan analisis Model Pengukuran CFA (confirmatory factor Analysis) dilakukan kajian terhadap tingkat kecocokan model pada setiap variable dengan memperhatikan ambang penerimaan GOF (Goodness of Fit), (b). Mengkaji tingkat validitas (nilai t>2), SLF ≥ 0.70, atau ≥ 0.50 dan (3). Reliabilitas konstruk dengan nilai CR≥ 0.70 dan VE≥ 0.50, untuk setiap variable yang dibangun dari kajian teoritis. Ada dua buah ukuran reliabilitas yang digunakan yaitu Construct Reliability dan Variance Extracted. Construct Reliability (C-R) diperoleh melalui rumus (Hair, et al., 2006:777):

90

GOF (Goodness of Fit), (b). Mengkaji tingkat validitas (nilai t>2), SLF ≥ 0.70, atau ≥ 0.50 dan (3). Reliabilitas konstruk dengan nilai CR≥ 0.70 dan VE≥ 0.50, untuk setiap variable yang dibangun dari kajian teoritis. Ada dua buah ukuran reliabilitas yang digunakan yaitu Construct Reliability dan Variance Extracted. Construct Reliability (C-R) diperoleh melalui rumus (Hair, et al., 2006:777):

2

2j

( standardized loading)Construct Reliability =

( standardized loading) + ε

Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah C-R 0,7. Ukuran reliabilitas yan kedua adalah Variance Extracted (V-E) yang menunjukkan jumlah varians indikator-indikator yang diekstraksi dari laten variabel. Nilai Variance Extracted (V-E) yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator yang digunakan telah mewakili laten variabel secara baik. Variance Extracted (V-E) diperoleh melalui rumus :

2

2

(standardized loading)Variance Extracted =

(standardized loading) j

Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas konstruk penelitian yang direkomendasikan adalah V-E 0,5.

Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah C-R ≥ 0,7. Ukuran reliabilitas yan kedua adalah Variance Extracted (V-E) yang menunjukkan jumlah varians indikator-indikator yang diekstraksi dari laten variabel. Nilai Variance Extracted (V-E) yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator yang digunakan telah mewakili laten variabel secara baik. Variance Extracted (V-E) diperoleh melalui rumus :

90

GOF (Goodness of Fit), (b). Mengkaji tingkat validitas (nilai t>2), SLF ≥ 0.70, atau ≥ 0.50 dan (3). Reliabilitas konstruk dengan nilai CR≥ 0.70 dan VE≥ 0.50, untuk setiap variable yang dibangun dari kajian teoritis. Ada dua buah ukuran reliabilitas yang digunakan yaitu Construct Reliability dan Variance Extracted. Construct Reliability (C-R) diperoleh melalui rumus (Hair, et al., 2006:777):

2

2j

( standardized loading)Construct Reliability =

( standardized loading) + ε

Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah C-R 0,7. Ukuran reliabilitas yan kedua adalah Variance Extracted (V-E) yang menunjukkan jumlah varians indikator-indikator yang diekstraksi dari laten variabel. Nilai Variance Extracted (V-E) yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator yang digunakan telah mewakili laten variabel secara baik. Variance Extracted (V-E) diperoleh melalui rumus :

2

2

(standardized loading)Variance Extracted =

(standardized loading) j

Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas konstruk penelitian yang direkomendasikan adalah V-E 0,5.

Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas konstruk penelitian yang direkomendasikan adalah V-E ≥ 0,5.

Page 57: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

47Riset Pemasaran Internasional

Adapun skema model pengujian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

91

Adapun skema model pengujian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Selanjutnya pada tahap kedua yaitu tahap analisis model structural/ hybrid model yang meliputi (a). Uji kecocokan keseluruhan model (Goodness of Fit), (b). Uji persamaan structural dan (c). Uji

Selanjutnya pada tahap kedua yaitu tahap analisis model structural/ hybrid model yang meliputi (a). Uji kecocokan keseluruhan model (Goodness of Fit), (b). Uji persamaan structural dan (c). Uji hipotesis dengan penerimaan nilai t-value ≥ 2. Model structural pada kajian analisis hybrid dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 58: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

48 Riset Pemasaran Internasional

92

hipotesis dengan penerimaan nilai t-value ≥ 2. Model structural pada kajian analisis hybrid dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Langkah- langkah dalam menentukan desain riset pemasaran dapat dilakukan sebagai berikut: (1). Menentukan jenis rancangan riset pemasaran (Eksploratoris, deskriptif atau kausal). (2). Menentukan informasi yang dibutuhkan. (3).

λ(x)9.2δ9

η2

ξ2

ξ1

η2

Y1 Y4Y3Y2

Y8

Y7

Y6

Y5X4

X3

X2

X1

X8

X7

X6

ε1 ε4ε3ε2

ζ1 ζ2

λ (x)1.1

λ2(x)2.1

λ4(x)4.1λ3(x)3.1

λ(x)6.2

λ5(x)5.1

λ(x)7.2

λ(x)8.2

X5

λ(y)1.1 λ(y)3.2λ(y)2.2)

λ(y)4.2

λ(y)5.2

λ(y)6.2

λ(y)7.2

λ(y)8.2

δ1

δ2

δ3

δ4

δ5

δ6

δ7

δ8

ε5

ε7

ε8

ε9

γ2.1

γ2.2γ1.2

γ1.1

β2.1

X9

Langkah- langkah dalam menentukan desain riset pemasaran dapat dilakukan sebagai berikut: (1). Menentukan jenis rancangan riset pemasaran (Eksploratoris, deskriptif atau kausal). (2). Menentukan informasi yang dibutuhkan. (3). Menetapkan prosedur pengukuran dan skala (definisi operasional). (4). Menyusun dan melakukan pre-test terhadap kuisoner atau bentuk pengumpul data lainnya (one shot method uji validitas dan reliabilitas, validitas terhadap nilai total variable dengan uji Pearson Correlation Bivariat dan Uji valid dengan Analisi Faktor) (5). Menetapkan populasi penelitian, proses teknik sampling dan jumlah sampel. (6). Menyusun rencana analisis data. (7). Sistematika pembahasan, pelaporan dan presentasi/ desiminasi hasil riset, model temuan riset serta implikasi terhadap teori.

G. Kriteria Penyusunan KuesionerAgar responden tidak mengalami kesulitan dalam mengisi kuisioner, dikarenakan

beberapa hal yang dapat menimbulkan keraguan dan lain- lain, maka hal- hal berikut harus dilakukan:(1). Pastikan tidak ada bias dan makna lain dalam pertanyaan.(2). Buat pertanyaan sesederhana mungkin dan mudah dipahami(3). Buat pertanyaan yang spesifik dan terkait dengan kasus yang dihadapi.(4). Hindari jargon atau singkatan yang dapat membuat responden menjadi tidak

paham.(5). Tidak mempergunakan kata-kata yang canggih atau tidak umum untuk menghindari

kesalahan persepsi.(6). Hindari kata-kata yang meragukan yang dapat membuar responden jadi bertanya-

tanya tentang maknanya.

Page 59: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

49Riset Pemasaran Internasional

(7). Hindari pertanyaan dengan kalimat negatif.(8). Hindari pertanyaan yang berandai- andai dan dapat mmenimbulkan pertanyaan

baru dalam benak responden.(9). Jangan memakai kata yang menimbulkan salah interpretasi dan dapat menyesatkan

pemikiran responden.(10). Perhalus pertanyaan yang sensitif dan dapat mengandung potensi menimbulkan

dampak kekacauan sosial.(11). Pastikan tidak tumpang tindih dengan pertanyaan lainnya dan tidak terdapat

duplikasi makna pertanyaanya.Instrument riset pemasaran pada kajian segmentasi pasar program magister

pendidikan tinggi di Jakarta, dapat dilihat di bawah ini:

KUISIONER RISET MARKETINGStrategi Pemasaran Jasa: Analisis BEHAVIORAL SEGMENTATION pada Institusi

Pendidikan Tinggi di JakartaIdentitas:Jenis Kelamin: L/ PUsia: Tahun.Pekerjaan: Swasta/ Pns/ Dosen/ Tni/Polri/ Pengusaha/ LainnyaBidang Pekerjaan/Bisnis/Industri Bidang Produk/ Jasa dan sebutkan:

Penghasilan/ Bulan : a. > Rp 5 Jutab. < Rp 5 Juta

Beri tanda pada kolom pilihan saudara dengan tanda ( √ )1 2 3 4 5 6 7 8√ 9 10

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

No Pernyataan Nilai1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

I Variabel Communitization Marketing 3.0I.1 DIMENSI- Aspek Penggunaan Teknologi1 Menghubungkan konsumen sampai tingkat global2 Menggunakan web3 Menggunakan media sosial4 Tingkat kecepatan koneksi antar konsumen

I.2 DIMENSI- Koneksi antar Konsumen1 Keyakinan akan merk yang sama2 Saling berinteraksi3 Menciptakan basis penggemar yang loyal4 Di fasilitasi oleh Institusi pendidikan tinggi satu merk

Page 60: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

50 Riset Pemasaran Internasional

5 Koneksi berkelanjutanII VARIABEL PERSEPSI HARGA

II.1. DIMENSI- Persepsi Kualitas pada Harga1 Kualitas komunikasi dengan bagian keuangan baik2 Tingkat biaya pendidikan di Institusi sesuai dengan

harapan mahasiswa Pascasarjana.

3 Pihak Bank selalu bekerjasama dengan bagian keuan-gan Kampus dengan baik

4 Kenaikan tingkat biaya pendidikan mempengaruhi daya beli konsumen

II.2 DIMENSI- Persepsi Biaya yang Dikeluarkan1 Biaya pendidikan di Institusi terjangkau2 Diskon diberikan bagi yang membayar lunas biaya

pendidikan

3 Sistem pembayaran yang praktis4 Biaya lain diluar biaya pendidikan terjangkau

III VARIABEL VALUE KonsumenIII.1 DIMENSI- Form

1 Kebutuhan transfer ilmu terpenuhi2 Keinginan kebutuhan ilmu tercapai3 Ilmu didapat bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan4 Ilmu di dapat meningkatkan intelektual

III.2. DIMENSI- Place1 Lokasi kampus mudah dijangkau2 Lokasi kampus ada di beberapa lokasi strategis3 Lokasi kampus cepat dijangkau4 Kampus disukai mhasiswa pascasarjana.

III.3. DIMENSI- Time1 Waktu pendaftaran setiap semester 1 2 3 4 5 6 7 8 9 102 Proses pembelajaran tepat waktu3 Dosen memberikan waktu konsultasi dengan leluasa4 Pelayanan terhadap mahasiswa sesuai kebutuhan

waktu mahasiswa.

III.4. DIMENSI- Ownership1 Lulus tepat waktu.2 Wisuda dan menerima ijazah tepat waktu3 Pengumuman nilai ujian tepat waktu4 Pengumuman yudisium tepat waktu

Page 61: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

51Riset Pemasaran Internasional

IV VARIABEL Purchasing Intentions & ActIV.1 DIMENSI Konsep Produk/ Jasa

1 Memperkenalkan institusi dengan rutin di media cetak2 Memperkenalkan institusi di media elektronik3 Melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum4 Melaporkan prestasi akademik kepada masyarakat

umum

IV.2 DIMENSI- Situasi1 Penawaran program Magister kompetitif.2 Dapat dibayar dengan cepat dan mudah3 Keterbatasan waktu memilih Institusi4 Taktik promosi yang handal dari Instutusi

IV.3 DIMENSI- Stimulate/ Dorongan Purchase1 Kampus yang menarik2 Program Magister yang ternama3 Dosen yang Handal4 Pelayanan yang empaty

IV.4 DIMENSI- Tindakan Purchase1 Menghemat waktu2 Transaksi berlangsung dengan sederhana3 Transaksi berlangsung cepat4 Transaksi dengan kartu kredit5 Transaksi dengan kartu debetV. VARIABEL LoyalitasV.1 DIMENSI- Pembelian Ulang1 Saya bersedia kembali belajar di Institusi sampai

masa studi berakhir karena lokasi yang strategis dan pelayanan yang diberikan baik.

2 Saya bersedia ikut pelatihan dan seminar yang diada-kan

3 Saya akan melanjutkan jenjang S3 di Institusi yang sama

V.2 DIMENSI- Tahan dari Institusi Pesaing1 Saya tidak tertarik dengan tawaran dari universitas lain2 Saya selalu bersedia menjadi tenaga pengajar setelah

lulus dari Institusi.3 Bila ada kekurangan di Institusi, saya tidak akan lang-

sung pindah ke universitas lainV.3 DIMENSI- Merekomendasikan1 Bersedia memberi rekomendasi kepada orang lain

untuk masuk di Insitusi tempat saya kuliah

Page 62: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

52 Riset Pemasaran Internasional

2 Saya bersedia memberi informasi pelatihan dan semi-nar pada Institusi ke keluarga dan orang lain.

3 Saya selalu menceritakan dan menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan Institusi.

V.4 DIMENSI- Membeli Lini Lain1 Saya mengikuti kegiatan seminar Internasional yang

diselenggarakan oleh institusi2 Saya mengikuti kegiatan seminar Nasional yang

diselenggarakan oleh institusi3 Makan di Kantin representatif 4 Mengikuti pelatihan statistic lanjut

VI VARIABEL BEHAVIORAL SEGMENTATIONVI.1 DIMENSI KNOWLEDGE

1 Informasi Institusi di dapat melalui WEB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2 Informasi Institusi di dapat melalui surat kabar3 Informasi Institusi di dapat dari teman4 Pengetahuan tentang Institusi di dapat dengan mudah

dan lengkap

VI.2 DIMENSI ARAH SIKAP1 Ingin memiliki pendidikan yang lebih baik dan tinggi2 Ingin memiliki pengetahuan yang luas3 Ingin dapat berguna bagi masyarakat luas

VI.3 DIMENSI MANFAAT/ RESPON PRODUCT (Jasa)

1 Peningkatan jenjang pendidikan tinggi2 Peningkatan karier di pekerjaan3 Prestise pribadi4 Mengembangkan bisnis pribadi

H. Ukuran sampel pada riset pemasaran (Malhotra, 2004):No Jenis Kajian/Riset Pemasaran Ukuran Sampel

MinimumUkuran Sampel Rentang tipikal

1 Riset Identifikasi 500 1000 - 25002 Riset Pemecahan Masalah 200 300 – 5003 Uji Produk 200 300 – 5004 Uji Kajian Pemasaran 200 300 – 5005 Periklanan 150 200 - 3006 Uji audit pasar 10 toko 10-20 toko7 Grup Fokus 6 grup 10-15 grup

Page 63: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

53Riset Pemasaran Internasional

Pada kajian riset marketing memilii banyak cara dalampenentuan jumlah sampel yang antara lain dengan menggunakan rumus perhitungan penentuan jumlah sampel penelitain Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat diartikan sampel adalah elemen populasi yang merupakan subyek pengukuran dari unit penelitian yang memberikan kesimpulan tentang seluruh populasi. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini structural equation modeling (SEM) maka ukuran sampel dihitung berdasarkan ketentuan yang ada dalam penggunaan structural equation modeling. Dalam penelitian pemasaran, pengambilan sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin karena populasi dalam penelitian ini sudah diketahui jumlahnya.

Rumus Slovin digambarkan sebagai berikut, misalnya populasi target/ sasaran diketahui sejumlah 200 responden maka:

NN = ------------------ 1 + Ne2

200 200N = ------------------------ = ------------- = 133 1 + 200 (0.05)2 1.5

Keterangan:n = ukuran/besarnya sampelN = Ukuran/ besarnya populasie = ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat

ditolerir. Batas kesalahan ada setiap populasi tidak sama, ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10%. Tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian pemasaran adalah 5%.

Sampel yang akan digunakan sebagai responden dalam penelitian ini adalah 133 nasabah dan metode yang digunakan dalam memilih sampel adalah dengan menggunakan metode simpe random Sampling yaitu mengambil responden sebagai sampel berdasarkan acak.

I. Teknik Sampling. Teknik sampling dengan Teknik Probability untuk penelitian Conclusive research

design/ Kuantitatif/ Causal dan Deskriptif. (Arikunto, 2002) terdiri dari:(1). Sampel Acak. (Random sample), sampel campur : di dalam pengambilan responden

penelitian, peneliti melakukan suatu tindakan mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama dan memiliki hak yang sama untuk

Page 64: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

54 Riset Pemasaran Internasional

memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Seluruh subjek diberi nomor, maka sampel random dilakukan dengan cara: (a). Undian, (b).Tingkatan sama, (c). Menggunakan tabel bilangan random.

(2). Sampel Berstrata (Stratified sample): apabila populasi terbagi atas tingkat atau strata, adanya strata tidak boleh diabaikan dan setiap strata harus memiliki peran dalam perwakilan grup sebagai sampel. (perwakilan dari keadaan semua tingkat pendidikan, ekonomi, umur, kelas, jenis pekerjaan)

(3). Sampel Wilayah (Area Probability sample) : digunakan apabila terjadi perbedaan ciri dan karakteristik tertentu antara wilayah yang satu dengan lainnya. Sehingga dapat menjadi gambaran secara keseluruhan dari wilayah yang ditentukan menjadi target populasi.

(4). Sampel Proporsi (Proportional sample) atau sampel imbangan: Untuk dapat memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau wilayah ditentukan dengan tingkat kesesuaian dan sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah.

(5). Sampel Kelompok (Cluster sample): kondisi responden dengan perwakilan dari kelompok dan harus dipertimbangkan ciri-ciri dan karakteristik tertentu yang ada. (kelompok pegawai negri, swasta, pedagang, petani, nelayah dsb).

J. Syarat- syarat Data yang Baik.Data yang baik harus memenuhi syarat- syarat berikut ini (Simamora, 2004):

(1). Relevan, yaitu sesuai dengan kebutuhan. (2). Akurat, yaitu pengumpulan dan pelaporannya dapat dipertanggungjawabkan. (3).Sesuai, dengan kaidah- kaidah riset. (4). Up to date, masih menggambarkan saat ini. (5). Impartial, artinya data sekunder dikumpulkan dan dilaporkan secara objektif.

Transformasi dataTransformasi data dengan SPSS (Ghozali, 2001), data yang tidak terdistribusi

normal dapat ditransformasi agar menjadi normal. Untuk menormalkan data harus diketahui terlebih dahulu bagaimana Bentuk Grafik Histogram. Screening terhadap Normalitas data merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate, khususnya jika tujuannya adalah inferensi.

Jika terdapat Normalitas maka resedual akan terdistribusi dengan normal dan independen, yaitu perbedaan antara nilai prediksi dengan skor yang sesungguhnya atau error akan terdistribusi secara simetri disekitar nilai means sama dengan nol. Untuk mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov, dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, Ho: data terdistribusi normal, Ha: data tidak terdistribusi secara normal.

Page 65: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

55Riset Pemasaran Internasional

Data outlierSetelah melakukan transformasi untuk mendapatkan normalitas data, langkah

screning berikutnya adalah mendeteksi adanya data oulier. (Ghozali, 2001, p.36-38).Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik yang terlihat unik yang

sangat berbeda jauh dengan hasil observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk variabel tunggal maupun variabel kombinasi. Ada 4 penyebab terjadinya data yang bersifat outlier meliputi: (1). Kesalahan entry data. (2). Gagal mespesifikasi adanya missing value dalam program komputer. (3). Outlier bukan sebagai anggota populasi yg diambil sebagai sampel. (4). memiliki nilai ekstrim dan tidak terdistribusi normal.

Menentukan Tingkat Nyata (Significan Level) dan Besarnya nilai α (Supranto & Nandan, 2009)

Penentuan tingkat nyata, yang dinyatakan dengan simbol α adalah menentukan peluang untuk menolak Ho, padahal Ho itu benar. Peluang berada dalam kisaran 0 dan 1, Jika 0 dinyatakan tidak mungkin terjadi sedangkan 1 dinyatakan pasti terjadi.

Besarnya nilai α, penentuannya belum ada patokan, tetapi pada umumnya untuk disiplin ilmu yang menentukan tingkat ketelitian sangat tinggi dipakai tingkat α = 0,01 (1%), sedangkan disiplin ilmu yang tidak menuntut tingkat ketelitian tinggi dipakai α =0,05 (5%).

K. Format Laporan Riset PemasaranSetelah penelitian peamsaran dilakukan maka format laporan riset pemasaran dapat

disusun dengan memperhatikan hal- hal di bawah ini yang meliputi:(1). Halaman Judul.(2). Daftar isi.(3). Rangkuman Eksekutif berisi ringkasan temuan- temuan, kesimpulan umum dan

rekomendasi.(4). Introduksi mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan pembatasan masalah.(5). Isi/ pembahasan, terdiri atas; landasan teori dan kajian literatur, Model /kerangka

teoritis, model penelitian, persamaan struktural model penelitian, persamaan spesifikasi model pengukuran, hipotesis penelitian, metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan atau temuan riset dan keterbatasan riset.

(6). Kesimpulan, implikasi teori, kontribusi dan rekomendasi.(7). Lampiran, meliputi, kuisoner yang digunakan, kalkulasi rinci menyangkut berbagai

uji statistik, tabel- tabel yang tidak dimasukan ke dalam bagian isi laporan, data mentah hasil input pengisian kuisioner dan bibliografi.

Page 66: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

56 Riset Pemasaran Internasional

L. Peran Riset Konsumen dalam Penyusunan Strategi Perencanaan Marketing Perusahaan maupun Institusi Bisnis JasaPeran Riset Konsumen dalam penyusunan strategi perencanaan Marketing

perusahaan maupun institusi bisnis jasa, berkembang dengan pesat pada decade saat ini, dimana pemasar memiliki pemikiran dengan memahami prilaku konsumen dan proses pengambilan keputusan pembelian maka akan emmberikan informasi- informasi penting bagi departemen marketing dalam menyusun strategi bisnis pemasaran yang unggul.

Selanjutnya perluasan riset marketing adalah riset konsumen yang menitik beratkan pada perilaku konsumen produk maupun jasa. Kemudian luaran riset konsumen ini dapat memiliki implikasi bagi aspek pengambilan keputusan manajemen perusahaan maupun institusi bisnis jasa maupun strategi marketing plan yang diterapkan perusahaan maupun institusi bisnis jasa, berdasarkan pemahaman tentang proses pengambilan keputusan konsumen (Schiffman dan Kanuk, 2008).

109

maupun institusi bisnis jasa, berdasarkan pemahaman tentang proses pengambilan keputusan konsumen (Schiffman dan Kanuk, 2008).

Paradigma riset konsumen memperhatikan peran suasana hati konsumen dan emosi serta mengkaji lebih jauh pada jiwa konsumen dari

Paradigma riset konsumen memperhatikan peran suasana hati konsumen dan emosi serta mengkaji lebih jauh pada jiwa konsumen dari keputusan konsumen pada saat memutuskan pembelian suatu produk maupun jasa.

Page 67: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

57Riset Pemasaran Internasional

110

keputusan konsumen pada saat memutuskan pembelian suatu produk maupun jasa.

Selanjutnya pendapat dari Schiffman dan Kanuk, (2008), metode riset konsumen yang digunakan terdiri dari metode kualitatif dan kuantitatif. Kemudian riset kuantitatif pada riset konsumen dengan pendekatan positivisme. Karakteristik pendekatan positivisme dapat dilihat pada table di bawah ini:

Selanjutnya pendapat dari Schiffman dan Kanuk, (2008), metode riset konsumen yang digunakan terdiri dari metode kualitatif dan kuantitatif. Kemudian riset kuantitatif pada riset konsumen dengan pendekatan positivisme. Karakteristik pendekatan positivisme dapat dilihat pada table di bawah ini:

Karakteristik pendekatan positivisme pada Riset Konsumen

1 Riset kuantitatif bersifat deskriptif, untuk mengkaji tingkat pengaruh variable promosi terhadap perilaku konsumen.

2 Menggunakan metode eksperimen dan survey dengan intrumen kuisioner penelitian.

3 Hasil berupa deskriptif, empiris, probabilitas/ random.

4 Dapat digeneralisasi, dengan paling tidak mempergunakan 3 lokasi penelitian yang berbeda.

5 Menggunakan analisis statistika yang canggih.

Proses riset konsumen meliputi; menentukan tujuan riset konsumen, mengumpulkan dan evalausi data sekunder, survey data primer dengan instrument penelitian yang valid dan reliabel, proses analisis data hasil riset lapangan dan akhirnya penyusunan laporan hasil riset konsumen yang unggul.

Page 68: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

58 Riset Pemasaran Internasional

111

Karakteristik pendekatan positivisme pada Riset Konsumen

1 Riset kuantitatif bersifat deskriptif, untuk mengkaji tingkat pengaruh variable promosi terhadap perilaku konsumen.

2 Menggunakan metode eksperimen dan survey dengan intrumen kuisioner penelitian.

3 Hasil berupa deskriptif, empiris, probabilitas/ random.

4 Dapat digeneralisasi, dengan paling tidak mempergunakan 3 lokasi penelitian yang berbeda.

5 Menggunakan analisis statistika yang canggih.

Proses riset konsumen meliputi; menentukan tujuan riset konsumen, mengumpulkan dan evalausi data sekunder, survey data primer dengan instrument penelitian yang valid dan reliabel, proses analisis data hasil riset lapangan dan akhirnya penyusunan laporan hasil riset konsumen yang unggul.

TUGAS PENELITIANTanyakan pada seorang Pengusaha maupun pengelola institusi bisnis yang telah berhasil, jenis- jenis Riset pemasaran apa saja yang diterapkan untuk dapat memajukan bisnis secara signifikan?

TUGAS KELASApakah anda benar- benar telah memahami arti penting mempelajari riset marketing dengan desain model konfirmatori yang empiris dan berdaya guna tinggi dan peran riset konsumen dalam pengembangan strategi marketing yang unggul?

112

TUGAS PENELITIAN

Tanyakan pada seorang Pengusaha maupun pengelola institusi bisnis yang telah berhasil, jenis- jenis Riset pemasaran apa saja yang diterapkan untuk dapat memajukan bisnis secara signifikan?

TUGAS KELAS

Apakah anda benar- benar telah memahami arti penting mempelajari riset marketing dengan desain model konfirmatori yang empiris dan berdaya guna tinggi dan peran riset konsumen dalam pengembangan strategi marketing yang unggul?

Page 69: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

59Riset Pemasaran Internasional

Pada bab ini berisi penggunaan uji statistika untuk penelitian pemasaran dilakukan dengan mempertimbangakan beberapa aspek terkait, langkah- langkah analisis data, Analisa Inferensial ( Uji Signifikansi), pengujian statistik yang relevan dengan data dan tujuan penelitian, pengujian Hipotesis dengan memperhatikan tingkat signifikansi, arti Penting data dengan Distribusi Normal. Teknik statistika yang umum digunakan untuk mengukur hubungan seperti ini dikenal sebagai analisis korelasi, dengan uji Bivariat Peason Correlation. Penggunaan analisis multivariat dengan analisis yang melibatkan banyak variabel (lebih dari dua).

113

BAB III : Analisis Data Korelasi Dimensi Variabel dan Regresi Linear Berganda Pada Aplikasi Riset Pemasaran yang Empiris

Pada bab ini berisi penggunaan uji statistika untuk penelitian pemasaran dilakukan dengan mempertimbangakan beberapa aspek terkait, langkah- langkah analisis data, Analisa Inferensial ( Uji Signifikansi), pengujian statistik yang relevan dengan data dan tujuan penelitian, pengujian Hipotesis dengan memperhatikan tingkat signifikansi, arti Penting data dengan Distribusi Normal. Teknik statistika yang umum digunakan untuk mengukur hubungan seperti ini dikenal sebagai analisis korelasi, dengan uji Bivariat Peason Correlation. Penggunaan analisis multivariat dengan analisis yang melibatkan banyak variabel (lebih dari dua).

A. Penggunaan Tes Statistik untuk Penelitian Pemasaran.Penggunaan uji statistic untuk penelitian pemasaran dilakukan dengan

mempertimbangakan beberapa aspek meliputi: (1). Menyusun hipotesis penelitian yang berupa: Hipotesis Nol (Ho) dan hipotesisi alternative (Ha). (2). Menentukan tingkat Signifikansi penelitian, seberapa besar tingkat ketelitian penelitian yang akan digunakan. (3).Memperhatikan jenis analisis data metric atau non-metrik sehingga dapat digunakan

BAB III: ANALISIS DATA KORELASI DIMENSI

VARIABEL DAN REgRESI LINEAR BERgANDA PADA APLIKASI RISET PEMASARAN YANg

EMPIRIS

Page 70: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

60 Riset Pemasaran Internasional

jenis Statistik Parametrik dan Non-Parametrik. (4). Skala pengukuran. Menurut Ghozali (2002) skala pengkuran dikelompokan menjadi 4 jenis yaitu: (a). Skala Nominal, (b). Skala Ordinal. (c). Skala Interval. (d). Skala Rasio.

Pemilihan Uji Statistik

Pada prinsipnya terdapat 2 jenis alat uji statistik yaitu (Ghozali, 2002): (1). Statistik Parametrik. (2). Statistik Non-Parametrik.

Pemilihan merupakan suatu hal yang kritikal, dengan mempertimbangkan hal-hal: (1). Kekuatan (power) uji statistik. (2). Skor sampel atau data yang dipilih. (3). Sifat populasi dimana sampel diambil. (4). Hipotesis yang ingin diuji. (5). Jenis pengukuran atau skala yang digunakan. (6). Asumsi persyaratan akan model dan pengukuran. Selanjutnya langkah- langkah Uji hipotesis meliputi: (1). Pernyataan hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (H1), (2). Memilih tingkat nyata. (3). Mengidentifikasi Uji statistik. (4). Merumuskan pembuatan keputusan. (5). Menerima Ho. (6). Menolak Ho.

Pernyataan Dua Arah:

Ho adalah suatu pernyataan yang menyatakan tidak ada perbedaan (“tidak ada pengaruh”), sedangkan H1 adalah suatu pernyataan yang menyatakan ada perbedaan (“ada pengaruh”). (Supranto & Nandan, 2002)

B. Langkah- langkah analisis Data(1). Analisis Deskriptif

Suatu prosedur pengolahan data dengan menggabarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk tabel dan grafik.

Data yang disajikan meliputi: frekwensi, proporsi, rasio, rata- rata hitung, median, modus, Ukuran variasi: simpangan baku, variansi, rentang dan kuartil.Contoh (01). data prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk table:

116

Contoh (01). data prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk table:

Contoh (02). Data dengan presentasi bentuk table pada penilaian konsumen terhadap strategi produk.:

Page 71: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

61Riset Pemasaran Internasional

Contoh (02). Data dengan presentasi bentuk table pada penilaian konsumen terhadap strategi produk.:

116

Contoh (01). data prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk table:

Contoh (02). Data dengan presentasi bentuk table pada penilaian konsumen terhadap strategi produk.:

Contoh (03) data berbentuk table dan menunjukan gambaran dari (%), jawaban dari penilaian konsumen pada suatu Hipermarket tentang tingkat efektivitas suatu strategi promosi .

117

Contoh (03) data berbentuk table dan menunjukan gambaran dari (%), jawaban dari penilaian konsumen pada suatu Hipermarket tentang tingkat efektivitas suatu strategi promosi .

Page 72: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

62 Riset Pemasaran Internasional

Contoh (04). Data penilaian konsumen terhadap tingkat efektivitas Iklan di suatu Hipermarket, menunjukan penilain konsumen terhadap iklan suatu hypermarket sebesar 38,2 % menyatakan kurang, selanjutnya yang menyatakan sudah baik sebesar 20,8%, dan yang merasakan tingkat cukup adalah sebesar 41,2%.

118

Contoh (04). Data penilaian konsumen terhadap tingkat efektivitas Iklan di suatu Hipermarket, menunjukan penilain konsumen terhadap iklan suatu hypermarket sebesar 38,2 % menyatakan kurang, selanjutnya yang menyatakan sudah baik sebesar 20,8%, dan yang merasakan tingkat cukup adalah sebesar 41,2%.

Iklan

Fre

que

ncy

Perce

nt

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 13 38.2 38.2 38.2

Cukup 14 41.2 41.2 79.4

Baik 7 20.6 20.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

Contoh (05) grafik dengan data kategorikal/ non-metrik digunakan Pie Charts :

119

Contoh (05) grafik dengan data kategorikal/ non-metrik digunakan Pie Charts :

Sedangkan untuk data yang memiliki skala pengukuran metric/ rasio dapat dipresentasikan data yang disajikan meliputi;

28,4%

58,2%

13,4%

PendidikanDasar

PendidikanMenengah

PendidikanTinggi

54%46%

Jenis KelaminPerempuan(53,3%)

Laki-laki(46,7%)

Page 73: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

63Riset Pemasaran Internasional

Sedangkan untuk data yang memiliki skala pengukuran metric/ rasio dapat dipresentasikan data yang disajikan meliputi; frekwensi, proporsi, rasio, rata-rata hitung, median, modus, Ukuran variasi: simpangan baku, variansi, rentang dan kuartil dari suatu penjualan ikan air laut di hypermarket “WHS” ( dalam kg ):

120

frekwensi, proporsi, rasio, rata-rata hitung, median, modus, Ukuran variasi: simpangan baku, variansi, rentang dan kuartil dari suatu penjualan ikan air laut di hypermarket “WHS” ( dalam kg ):

Ikan air laut

N Valid 24

Missing 0

Mean 435.0417

Std. Error of Mean 36.16065

Median 415.0000

Mode 300.00

Std. Deviation 177.15026

Variance 31382.216

Skewness .455

Std. Error of Skewness .472

Kurtosis -.853

Std. Error of Kurtosis .918

Range 600.00

Minimum 200.00

Maximum 800.00

Sum 10441.00

Percentile

s

25 300.0000

50 415.0000

75 587.5000

Selanjutnya tampilan grafik Histogram dengan kurva normal yang menunjukan data penjualan ikan air laut di hypermarket “ WHS” dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 74: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

64 Riset Pemasaran Internasional

121

Selanjutnya tampilan grafik Histogram dengan kurva normal yang menunjukan data penjualan ikan air laut di hypermarket “ WHS” dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Selanjutnya contoh data deskriptif hasil penelitian pemasaran pada karakteristik

responden, dapat dilihat pada gambar maupun table di bawah ini:Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan dengan deskripsi sebagai berikut :a. Jenis Kelamin Responden penelitian ini terdiri dari 86 nasabah atau 54 % berjenis kelamin wanita

dan 74 nasabah atau 46 % berjenis kelamin pria.

Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

122

Selanjutnya contoh data deskriptif hasil penelitian pemasaran pada karakteristik responden, dapat dilihat pada gambar maupun table di bawah ini:

Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan dengan deskripsi sebagai berikut :

a. Jenis Kelamin Responden penelitian ini terdiri dari 86 nasabah atau 54 % berjenis kelamin wanita dan 74 nasabah atau 46 % berjenis kelamin pria.

Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Responden

b. Pekerjaan Jenis pekerjaan responden sangat bervariasi. Jenis pekerjaan terbanyak adalah pada jenis pekerjaan sebagai Karyawan Swasta yaitu sebanyak 47

No Jenis Kelamin Frekuensi %1 Pria 74 462 Wanita 86 54

Total 160 100

Page 75: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

65Riset Pemasaran Internasional

b. Pekerjaan Jenis pekerjaan responden sangat bervariasi. Jenis pekerjaan terbanyak adalah pada

jenis pekerjaan sebagai Karyawan Swasta yaitu sebanyak 47 %, sedangkan jenis pekerjaan yang paling sedikit dikategorikan sebagai lain-lain (contohnya : Dokter, Ibu Rumah Tangga dan TNI-Polri) yaitu sebanyak 1%.

Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Responden

123

%, sedangkan jenis pekerjaan yang paling sedikit dikategorikan sebagai lain-lain (contohnya : Dokter, Ibu Rumah Tangga dan TNI-Polri) yaitu sebanyak 1%.

Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan

Responden

No Jenis Pekerjaan Frekuensi %1 Karyawan Swasta 76 472 Pegawai BUMN/BUMD 39 243 Wiraswasta 31 194 PNS 7 45 Pelajar/ Mahasiswa 5 36 Lain-lain 2 1

Total 160 100

c. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan responden bervariasi hingga jenjang Sarjana Doktoral. Jenjang

pendidikan terbanyak adalah Sarjana yaitu sebanyak 63 %, sedangkan jenjang pendidikan yang paling sedikit adalah Sarjana Doktoral sebanyak 1 %.

TabelDistribusi Frekuensi Jenis Pendidikan Responden

124

c. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan responden bervariasi hingga jenjang Sarjana Doktoral. Jenjang pendidikan terbanyak adalah Sarjana yaitu sebanyak 63 %, sedangkan jenjang pendidikan yang paling sedikit adalah Sarjana Doktoral sebanyak 1 %.

Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Pendidikan

Responden

No Pendidikan Frekuensi %1 ≤ SMA 10 62 D1-D3 28 183 S1 101 634 S2 19 125 S3 2 1

Total 160 100

Distribusi Data

Distribusi data variabel kualitas layanan online, kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah adalah sebagai berikut :a. Kualitas Layanan Online

Page 76: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

66 Riset Pemasaran Internasional

TabelStatistik Deskriptif Variabel Kualitas Layanan Online

125

Distribusi Data

Distribusi data variabel kualitas layanan online, kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah adalah sebagai berikut :

a. Kualitas Layanan Online Tabel

Statistik Deskriptif Variabel Kualitas Layanan Online

Skor teoritik dari penelitian terhadap variabel kualitas layanan online dengan 30 butir pertanyaan akan dapat dinilai dengan nilai skor terendah adalah 30 sedang nilai skor tertinggi adalah 150 dengan nilai tengah 75. Jika dibandingkan dengan data primer yang diperoleh di lapangan didapatkan responden yang menjawab pertanyaan dengan skor terendah adalah 1 responden dan yang tertinggi juga 1 responden. Total skor terendah adalah 73 dan tertinggi adalah 135. Rata-rata skor 106,09 dengan nilai tengah 108 dan nilai yang paling sering mucul

Skor teoritik dari penelitian terhadap variabel kualitas layanan online dengan 30 butir pertanyaan akan dapat dinilai dengan nilai skor terendah adalah 30 sedang nilai skor tertinggi adalah 150 dengan nilai tengah 75. Jika dibandingkan dengan data primer yang diperoleh di lapangan didapatkan responden yang menjawab pertanyaan dengan skor terendah adalah 1 responden dan yang tertinggi juga 1 responden. Total skor terendah adalah 73 dan tertinggi adalah 135. Rata-rata skor 106,09 dengan nilai tengah 108 dan nilai yang paling sering mucul adalah 110. Keragaman data kualitas layanan online menunjukkan nilai sebesar 128,75 dengan simpangan baku 11,35.

126

adalah 110. Keragaman data kualitas layanan online menunjukkan nilai sebesar 128,75 dengan simpangan baku 11,35.

Gambar. Grafik Histogram Variabel Kualitas

Layanan Online

Dengan memperhatikan tabel statistik penelitian kualitas layanan online terlihat bahwa nilai rata-rata, nilai tengah dan nilai yang sering muncul dari hasil penelitian berada diatas skala nilai tengah skor teoritik penelitian berarti secara umum pendapat responden mengenai kepuasan nasabah dalam penelitian ini cukup tinggi. Secara grafik deskripsi data variabel kualitas layanan online dapat dilihat pada gambar diatas.

Gambar. Grafik Histogram Variabel Kualitas Layanan Online

Dengan memperhatikan tabel statistik penelitian kualitas layanan online terlihat bahwa nilai rata-rata, nilai tengah dan nilai yang sering muncul dari hasil penelitian berada diatas skala nilai tengah skor teoritik penelitian berarti secara umum pendapat responden mengenai kepuasan nasabah dalam penelitian ini cukup tinggi. Secara grafik deskripsi data variabel kualitas layanan online dapat dilihat pada gambar diatas.

Page 77: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

67Riset Pemasaran Internasional

b. Kepuasan NasabahTabel

Statistik Deskriptif Variabel Kepuasan Nasabah

127

b. Kepuasan Nasabah

Tabel Statistik Deskriptif Variabel

Kepuasan Nasabah

Skor teoritik dari penelitian terhadap variabel kepuasan nasabah dengan 31 butir pertanyaan akan dapat dinilai dengan nilai skor terendah adalah 31 sedang nilai skor tertinggi adalah 155 dengan nilai tengah 77,5. Jika dibandingkan dengan data primer yang diperoleh di lapangan didapatkan responden yang menjawab pertanyaan dengan skor terendah adalah 1 responden dan yang tertinggi juga 1 responden. Total skor terendah adalah 48 dan tertinggi adalah 150. Rata-rata skor 110,31 dengan

Skor teoritik dari penelitian terhadap variabel kepuasan nasabah dengan 31 butir pertanyaan akan dapat dinilai dengan nilai skor terendah adalah 31 sedang nilai skor tertinggi adalah 155 dengan nilai tengah 77,5. Jika dibandingkan dengan data primer yang diperoleh di lapangan didapatkan responden yang menjawab pertanyaan dengan skor terendah adalah 1 responden dan yang tertinggi juga 1 responden. Total skor terendah adalah 48 dan tertinggi adalah 150. Rata-rata skor 110,31 dengan nilai tengah 113 dan nilai yang paling sering mucul adalah 117. Keragaman data kepuasan nasabah menunjukkan nilai sebesar 239,79 dengan simpangan baku 15,49.

128

nilai tengah 113 dan nilai yang paling sering mucul adalah 117. Keragaman data kepuasan nasabah menunjukkan nilai sebesar 239,79 dengan simpangan baku 15,49.

Gambar Grafik Histogram Variabel Kepuasan Nasabah

Dengan memperhatikan tabel statistik penelitian kualitas layanan online terlihat bahwa nilai rata-rata, nilai tengah dan nilai yang sering muncul dari hasil penelitian berada diatas skala nilai tengah skor teoritik penelitian berarti secara umum pendapat responden mengenai kepuasan nasabah dalam penelitian ini relatif tinggi. Secara grafik deskripsi data variabel kualitas layanan online dapat dilihat pada gambar diatas.

Gambar Grafik Histogram Variabel Kepuasan Nasabah

Dengan memperhatikan tabel statistik penelitian kualitas layanan online terlihat bahwa nilai rata-rata, nilai tengah dan nilai yang sering muncul dari hasil penelitian berada diatas skala nilai tengah skor teoritik penelitian berarti secara umum pendapat responden mengenai kepuasan nasabah dalam penelitian ini relatif tinggi.

Page 78: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

68 Riset Pemasaran Internasional

Secara grafik deskripsi data variabel kualitas layanan online dapat dilihat pada gambar diatas.

c. Loyalitas Nasabah Skor teoritik dari penelitian terhadap variabel loyalitas nasabah dengan 31 butir

pertanyaan akan dapat dinilai dengan nilai skor terendah adalah 31 sedang nilai skor tertinggi adalah 155 dengan nilai tengah 77,5. Jika dibandingkan dengan data primer yang diperoleh di lapangan didapatkan responden yang menjawab pertanyaan dengan skor terendah adalah 1 responden dan yang tertinggi juga 1 responden. Total skor terendah adalah 44 dan tertinggi adalah 154. Rata-rata skor 104,19 dengan nilai tengah 110 dan nilai yang paling sering mucul adalah 113. Keragaman data kepuasan nasabah menunjukkan nilai sebesar 562,46 dengan simpangan baku 23,71.

Tabel Statistik Deskriptif Variabel Loyalitas Nasabah

129

c. Loyalitas Nasabah

Skor teoritik dari penelitian terhadap variabel loyalitas nasabah dengan 31 butir pertanyaan akan dapat dinilai dengan nilai skor terendah adalah 31 sedang nilai skor tertinggi adalah 155 dengan nilai tengah 77,5. Jika dibandingkan dengan data primer yang diperoleh di lapangan didapatkan responden yang menjawab pertanyaan dengan skor terendah adalah 1 responden dan yang tertinggi juga 1 responden. Total skor terendah adalah 44 dan tertinggi adalah 154. Rata-rata skor 104,19 dengan nilai tengah 110 dan nilai yang paling sering mucul adalah 113. Keragaman data kepuasan nasabah menunjukkan nilai sebesar 562,46 dengan simpangan baku 23,71.

Tabel Statistik Deskriptif Variabel Loyalitas Nasabah

Dengan memperhatikan tabel statistik penelitian loyalitas nasabah terlihat bahwa nilai rata-rata, nilai tengah dan nilai yang sering muncul dari hasil penelitian berada diatas skala nilai tengah skor teoritik penelitian berarti secara umum pendapat responden mengenai loyalitas nasabah dalam penelitian ini tinggi. Secara grafik deskripsi data variabel loyalitas nasabah dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar Grafik Histogram Variabel Loyalitas Nasabah

130

Dengan memperhatikan tabel statistik penelitian loyalitas nasabah terlihat bahwa nilai rata-rata, nilai tengah dan nilai yang sering muncul dari hasil penelitian berada diatas skala nilai tengah skor teoritik penelitian berarti secara umum pendapat responden mengenai loyalitas nasabah dalam penelitian ini tinggi. Secara grafik deskripsi data variabel loyalitas nasabah dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar Grafik Histogram Variabel Loyalitas Nasabah

Page 79: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

69Riset Pemasaran Internasional

(2). Analisa Inferensial ( Uji Signifikansi). Pengujian statistik yang relevan dengan data dan tujuan penelitian. Pengujian

Hipotesis dengan memperhatikan tingkat signifikansi Arti Penting data dengan Distribusi Normal Distribusi (sebaran ) peluang kontinu yang dapat menggambarkan memiliki tingkat

baik dalam statistika adalah terpenuhinya distribusi normal. Uji sebaran data yang terdistribusi normal dapat dilakukan dengan uji K-S (Kolmogorov-Smirnov) dan uji Shapiro-Wiks. Pada regresi digunakan uji asumsi klasik yang salah satunya adalah residu yang ada harus memiliki distribusi data normal. Penggunaan model regresi untuk prediksi akan menghasilkan suatu kesalahan pengukuran yang disebut eror atau residu , dimana merupakan selisih antara data actual dengan data hasil peramalan, dan residu yang ada sebaiknya memiliki distribusi normal. Pada SPSS dapat mempergunakan histogram dengan kurva normal dan normal probability plot untuk dapat melihat tingkat normalitas data. (Santoso,2012)

Sebagai contoh, dapat dilihat pada hasil olah data primer di bawah ini: Pada uji normalitas dapat di lihat pada gambar histogram dan normal probabilitas plot di bawah ini,

132

Page 80: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

70 Riset Pemasaran Internasional

132

Pada histogram dapat dilihat data distribusi nilai residu (eror) menunjukan distribusi normal dengan identifikasi gambar berbentuk bel/ lonceng. Juga dapat dilihat pada normal probability plot terlihat sebaran eror (berupa titik- titik) masih ada berkisar disekitar garis lurusnya. Kedua hal tersebut dapat menunjukan model regresi memenuhi persyaratan asumsi klasik yaitu asumsi normalitas. Uji sebaran distribusi normalitas data dengan menggunakan uji K-S: dan uji S-W, dengan melihat nilai Sig. atau signifikansi/ nilai probabilitas > 0.05 akan memiliki distribusi data normal/ simetris.

133

Pada histogram dapat dilihat data distribusi nilai residu (eror) menunjukan distribusi normal dengan identifikasi gambar berbentuk bel/ lonceng. Juga dapat dilihat pada normal probability plot terlihat sebaran eror (berupa titik- titik) masih ada berkisar disekitar garis lurusnya. Kedua hal tersebut dapat menunjukan model regresi memenuhi persyaratan asumsi klasik yaitu asumsi normalitas. Uji sebaran distribusi normalitas data dengan menggunakan uji K-S: dan uji S-W, dengan melihat nilai Sig. atau signifikansi/ nilai probabilitas > 0.05 akan memiliki distribusi data normal/ simetris.

Page 81: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

71Riset Pemasaran Internasional

134

Dari perhitungan pada nilai descriptive dapat dilihat nilai perhitungan skewness dan nilai kurtosis yang jauh dari nilai 2, sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal atau mendekati normal.

Uji distribusi data dapat juga menggunakan uji P-P Plot dan Q-Q Plots. Langkah- langkah uji meliputi; analyze Descriptive Statistics Q-Q Plots.

Dari perhitungan pada nilai descriptive dapat dilihat nilai perhitungan skewness dan nilai kurtosis yang jauh dari nilai 2, sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal atau mendekati normal.Uji distribusi data dapat juga menggunakan uji P-P Plot dan Q-Q Plots. Langkah- langkah uji meliputi; analyze Descriptive Statistics Q-Q Plots.Output dari QQ Plot:

Page 82: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

72 Riset Pemasaran Internasional

135

Output dari QQ Plot:

Data terlihat tersebar di sekitar garis, yang menunjukan data terdistribusi normal atau dapat dianggap mengikuti distribusi normal.

Data terlihat tersebar di sekitar garis, yang menunjukan data terdistribusi normal atau dapat dianggap mengikuti distribusi normal.Out put dari BOXPLOT dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

136

Out put dari BOXPLOT dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Jika garis hitam atau tanda median terletak persis di tengah boxplot maka data berdistribusi normal / mendekati distribusi normal. Jika berada di sebelah atas maka distribusi menceng ke kiri. Selanjutnya a normal distribution memiliki bentuk kurva seperti lonceng yang dapat menggambarkan distribusi data dari rata-rata 0 dan standar deviasi 1. Catatan yang terpenting dari suatu kurva berdistribusi normal memiliki konsentrasi di pusat dan menurun pada kedua sisinya.

Page 83: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

73Riset Pemasaran Internasional

Jika garis hitam atau tanda median terletak persis di tengah boxplot maka data berdistribusi normal / mendekati distribusi normal. Jika berada di sebelah atas maka distribusi menceng ke kiri. Selanjutnya a normal distribution memiliki bentuk kurva seperti lonceng yang dapat menggambarkan distribusi data dari rata-rata 0 dan standar deviasi 1. Catatan yang terpenting dari suatu kurva berdistribusi normal memiliki konsentrasi di pusat dan menurun pada kedua sisinya.

137

Penyebaran data dari kurva adalah simetris, yang memiliki pusat pada rata-rata dan penyebarannya ditentukan oleh standar deviasinya. Tingginya dari sebaran data kurva normal yang memberikan nilai x, ditentukan oleh:

Penyebaran data dari kurva adalah simetris, yang memiliki pusat pada rata-rata dan penyebarannya ditentukan oleh standar deviasinya. Tingginya dari sebaran data kurva normal yang memberikan nilai x, ditentukan oleh:

138

dimana:

e = constant

u = mean

σ = standard deviation

Kondisi unik tentang the normal distribution curve adalah bahwa rata-rata, nilai tengah dan modus memiliki nilai yang sama.

Page 84: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

74 Riset Pemasaran Internasional

dimana:e = constantu = meanσ = standard deviation

Kondisi unik tentang the normal distribution curve adalah bahwa rata-rata, nilai tengah dan modus memiliki nilai yang sama. Langkah- langkah uji normalitas data dengan SPSS:

Uji Normalitas Data, dengan langkah klik Analyze lalu pilih Deskriptive Statistict dan tekan Explore, dapat dilihat pada tampilan layar di bawah ini:(1). Masukan data yang akan diuji ke kotak dependent list

139

Langkah- langkah uji normalitas data dengan SPSS:

Uji Normalitas Data, dengan langkah klik Analyze lalu pilih Deskriptive Statistict dan tekan Explore, dapat dilihat pada tampilan layar di bawah ini:

(1). Masukan data yang akan diuji ke kotak dependent list

Page 85: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

75Riset Pemasaran Internasional

(2). Tekan Plots , selanjutnya klik kotak Normality plots with test, histogram dan pilih none pada kotak boxplots. Klik continue.

140

(2). Tekan Plots , selanjutnya klik kotak Normality plots with test, histogram dan pilih none pada kotak boxplots. Klik continue.

(3). Ok, dan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

.156 29 .071 .921 29 .033

a. Lilliefors Significance Correction

(3). Ok, dan diperoleh hasil sebagai berikut:

140

(2). Tekan Plots , selanjutnya klik kotak Normality plots with test, histogram dan pilih none pada kotak boxplots. Klik continue.

(3). Ok, dan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

.156 29 .071 .921 29 .033

a. Lilliefors Significance Correction

uji plot , menunjukan data mendekati normal, karena data tersebar disekitar garis lurus dan pada histogram dapat dilihat bentuk kurva normal. Dan nilai Shapiro-Wilk (untuk data responden <50) = 0,033 berada di bawah 0,05. Bila data lebih besar dari 50 maka digunakan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

Page 86: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

76 Riset Pemasaran Internasional

141

uji plot , menunjukan data mendekati normal, karena data tersebar disekitar garis lurus dan pada histogram dapat dilihat bentuk kurva normal. Dan nilai Shapiro-Wilk (untuk data responden <50) = 0,033 berada di bawah 0,05. Bila data lebih besar dari 50 maka digunakan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

Data deskriptifStatistic Std. Error

LamaInp Mean 12.5517 1.2091595% Confidence Interval for Mean Lower Bound 10.0749

Upper Bound 15.02855% Trimmed Mean 12.5019

Median 12.0000

Variance 42.399

Std. Deviation 6.51145

Minimum 3.00

Maximum 23.00

Range 20.00

Interquartile Range 13.00

Skewness .180 .434

Kurtosis -1.423 .845

Page 87: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

77Riset Pemasaran Internasional

Keterangan:No Item Keterangan1 Mean Merupakan nilai rata-rata dari suatu data2 Median Merupakan nilai tengah dari suatu data, yang telah diurutkan dari data

terkecil hingga data terbesar3 Variance Merupakan ukuran seberapa jauh data tersebar disekitar rata-rata4 Std. Deviation Merupakan akar kuadrat dari varian5 Minimum Data nilai terkecil6 Maximum Data nilai terbesar7 Range Merupakan selisih antar data dengan nilai terbesar dan data dengan

nilai terkecil8 Interquatile

range

Merupakan selisih antara kuartil pertama dan kuartil ketiga

9 Skewness Merupakan ukuran kemencengan suatu kurva10 Kurtosis Merupakan ukuran keruncingan suatu kurva.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kenormalan distribusi data sebagai syarat dilakukan test parametric dengan parameter seperti; rata-rata, standar deviasi, variasi dan data harus berdistribusi normal. Data yang normal berarti memiliki tingkat sebaran yang normal sehingga dapat mewakili populasi. (Sarjono,2011).

Bila data tidak terdistribusi dengan normal dan memiliki bentuk Grafik Histogram dengan bentuk tertentu maka bentuk Trasformasi data dengan SPSS, sebagai berikut (Ghozali, 2006):• Moderate positive Skewness (Menceng ke Kiri), Bentuk transformasi: SQRT (x)

atau akar kuadrat • Substansial Positive Skewness , Bentuk Transformasi: LG10 (x) atau logaritma 10

atau LN • Severe Positive Skewness dengan bentuk L , Bentuk Trasformasi: 1/x atau inverse • Moderate Negative Skewness (Menceng ke Kanan) , Bentuk Transformasi: SQRT (k-x) • Substansial negative Skewness , Bentuk Trasformasi: LG10 (k-x) • Severe Negative dengan bentuk J , Bentuk Trasformasi: 1/(k-x)

Korelasi

Peneliti untuk menyelidiki hubungan yang terjadi antara variabel satu dengan variabel lainnya dengan data yang memiliki skala kontinyu (skala interval dan rasio). Teknik statistik yang umum digunakan untuk mengukur hubungan seperti ini dikenal sebagai analisis korelasi. Korelasi didefinisikan sebagai kuantifikasi dari sejauh mana dua variabel yang terkait, memiliki suatu hubungan yang bersifat linier. Korelasi dapat diartikan sebagai hubungan dan analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui pola dan keeratan hubungan antara dua atau lebih variable yang saling terkait.

Page 88: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

78 Riset Pemasaran Internasional

Arah hubungan antara dua variabel dapat dibedakan menjadi: (1). Positive Correlation: perubahan pada satu variabel diikuti perubahan variabel yang lain secara teratur dengan arah gerakan yang sama. (2). Inverse/Negative correlation: perubahan pasa satu variabel diikuti pada perubahan variabel yang lain secara teratur dengan arah gerakan yang berlawanan. (3). Nihil correlation: arah hubungan kedua variabel yang tidak teratur.

Korelasi Pearson

Pada populasi yang mendasari dari mana titik sampel (xi, yi) dipilih, korelasi antara X dan Y dinotasikan dengan r (er). Korelasi mengkuantifikasi kekuatan hubungan linier antara x dan y. Hasil ini dapat dianggap sebagai produk rata-rata menyimpang normal standar dari X dan Y. Seperti teknik parametrik lain, koefisien korelasi Pearson sangat sensitif terhadap nilai-nilai outlying.

Korelasi Pearson (Product Moment Pearson) dapat digunakan bagi penelitian yang akan menilai tingkat keeratan hubungan antara 2 variabel yang mempunyai distribusi data normal. Sedangkan skala data yang digunakan adalah jenis data interval dan rasio. (Priyatno,2009). Selanjutnya aplikasi pada riset marketing, apakah persepsi kualitas produk oleh konsumen berhubungan dengan persepsi terhadap harga jual kendaraan roda empat?, Seberapa kuat sales produk rumah tanggan berhubungan dengan pengeluaran iklan pada divisi marketing perusahaan? Apakah ada hubugan antara pangsa pasar indistru perumahan mewah dan ukuran dari kekuatan penjualan?

Kekuatan adanya suatu hubungan korelasi dapat digambarkan dengan nilai koefisien tingkat hubungan nilai r (er) sebagai berikut :r = 0 - .2 rendah, mungkin tidak berartir = .21 - .4 rendah, kemungkinan cukup pentingr = .41 - .6 korelasi sedangr = .61 - .8 korelasi tinggir = .81 - 1 korelasi sangat tinggi

Rumus Product Moment Pearson:

147

r = .21 - .4 rendah, kemungkinan cukup penting

r = .41 - .6 korelasi sedang

r = .61 - .8 korelasi tinggi

r = .81 - 1 korelasi sangat tinggi

Rumus Product Moment Pearson:

- variables X and Y, dengan rata-rata XBAR dan YBAR respectively

- Standard deviations SX dan SY respectively.

- variables X and Y, dengan rata-rata XBAR dan YBAR respectively- Standard deviations SX dan SY respectively.

Page 89: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

79Riset Pemasaran Internasional

Contoh grafik korelasi sempurna:

148

Contoh grafik korelasi sempurna:

Uji Dimensi Variabel Riset Pemasaran yang Signifikan.

Pada uji Dimensi Variabel Riset Pemasaran yang Signifikan berperan untuk memberikan informasi implikasi manajerial dan rencana tindakan bagi para manajer pemasaran. Untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari variabel penelitian maka di gunakan Korelasi Pearson yaitu korelasi antara X dan Y dinotasikan dengan r (er). Dua variabel dikatakan mempunyai korelasi jika perubahan salah satu variabel disertai dengan perubahan variabel lainnya baik dalam arah yang sama ataupun arah sebaliknya.

Uji Dimensi Variabel Riset Pemasaran yang Signifikan.

Pada uji Dimensi Variabel Riset Pemasaran yang Signifikan berperan untuk memberikan informasi implikasi manajerial dan rencana tindakan bagi para manajer pemasaran. Untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari variabel penelitian maka di gunakan Korelasi Pearson yaitu korelasi antara X dan Y dinotasikan dengan r (er). Dua variabel dikatakan mempunyai korelasi jika perubahan salah satu variabel disertai dengan perubahan variabel lainnya baik dalam arah yang sama ataupun arah sebaliknya.

Selanjutnya nilai koefisien korelasi yang kecil (tidak signifikan) bukan berarti kedua variabel tersebut tidak saling berhubungan, akan tetapi mungkin saja dua variabel mempunyai keeratan hubungan yang kuat namun nilai koefisien korelasinya mendekati nol, misalnya pada kasus hubungan non linier. Berikut adalah table yang menunjukkan korelasi dimensi variable bebas dengan dimensi variable terikat pada kajian riset marketing pada di table ini:

Page 90: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

80 Riset Pemasaran Internasional

149

Selanjutnya nilai koefisien korelasi yang kecil (tidak signifikan) bukan berarti kedua variabel tersebut tidak saling berhubungan, akan tetapi mungkin saja dua variabel mempunyai keeratan hubungan yang kuat namun nilai koefisien korelasinya mendekati nol, misalnya pada kasus hubungan non linier. Berikut adalah table yang menunjukkan korelasi dimensi variable bebas dengan dimensi variable terikat pada kajian riset marketing pada di table ini:

VARIABEL DIMENSI

VARIABEL LOYALITAS Y2

Pembelian Berulang ( Y2.1)

Pembelian Antar Lini ( Y2.2)

Rekomendasi Kepada Orang lain (Y2.3)

Kekebalan terhadap produk pesaing ( Y2.4)

VARIABEL KEPUASAN

(Y1)

Realiability (Y1.1) r.Y1.1Y2.1

r.Y1.1 Y2.2

r.Y1.1Y2.3 r.Y1.1Y2.4

Responsiveness (Y1.2) r.Y1.2Y2.1 r.Y1.2Y2.2 r.Y1.2Y2.3 r.Y1.2Y2.4

Assurance (Y1.3) r.Y1.3Y2.1 r.Y1.3Y2.2 r.Y1.3Y2.3 r.Y1.3Y2.4

Empathy (Y1.4) r.Y1.4Y2.1 r.Y1.4Y2.2 r.Y1.4Y2.3 r.Y1.4Y2.4

Tangibles (Y1.5) r.Y1.5Y2.1 r.Y1.5Y2.2 r.Y1.5Y2.3 r.Y1.5Y2.4

Aplikasi uji dimensi antar variable yang signifikan pada riset pemasaran dengan

menggunakan uji korelasi Pearson (Product Moment Pearson), antara variable citra Institusi dengan variable tingkat aktivitas mahasiswa yang mempergunakan skala interval dengan responden sebanyak 224 sampel. Langkah- langkah analisis data dengan mempergunakan SPSS adalah sebagai berikut:(1). Input data variable yang akan dikorelasikan.

150

Aplikasi uji dimensi antar variable yang signifikan pada riset pemasaran dengan menggunakan uji korelasi Pearson (Product Moment Pearson), antara variable citra Institusi dengan variable tingkat aktivitas mahasiswa yang mempergunakan skala interval dengan responden sebanyak 224 sampel. Langkah- langkah analisis data dengan mempergunakan SPSS adalah sebagai berikut:

(1). Input data variable yang akan dikorelasikan.

Page 91: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

81Riset Pemasaran Internasional

(2). Isikan variable Citra Institusi dan Tingkat Aktivitas mahasiswa pada suatu institusi universitas.

(3). Selanjutnya , klik Anayze Correlate Bivariat.

151

(2). Isikan variable Citra Institusi dan Tingkat Aktivitas mahasiswa pada suatu institusi universitas.

(3). Selanjutnya , klik Anayze Correlate Bivariat.

(4). Lalu perhatikan kotak dialog pada gambar yang ditampilkan, dan masukan variable citra dan aktivitas.

(4). Lalu perhatikan kotak dialog pada gambar yang ditampilkan, dan masukan variable citra dan aktivitas.

151

(2). Isikan variable Citra Institusi dan Tingkat Aktivitas mahasiswa pada suatu institusi universitas.

(3). Selanjutnya , klik Anayze Correlate Bivariat.

(4). Lalu perhatikan kotak dialog pada gambar yang ditampilkan, dan masukan variable citra dan aktivitas.

(5). Selanjutnya lakukan klik Pearson, Two-tailed, Flag significan correlation kemudian tekan OK.

Page 92: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

82 Riset Pemasaran Internasional

(6). Out-Put.

152

(5). Selanjutnya lakukan klik Pearson, Two-tailed, Flag significan correlation kemudian tekan OK.

(6). Out-Put.

(7). Analisis hasil dari out-put.

Korelasi antara citra institusi dengan aktivitas

mahasiswa di universitas memberikan nilai koefisien

.635, dapat dikatakan tingkat hubungan antara dua

variable tersebut adalah korelasi tinggi, karena berada

pada rentang 0,6 – 0,8 (yang memiliki criteria

korelasi tinggi). Angka koefisien positif menunjukan

hubungan positif, yaitu jika citra institusi meningkat

Correlations

aktivitas citra

aktivitas Pearson Correlation 1 .635**

Sig. (2-tailed) .000

N 224 224

citra Pearson Correlation .635** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 224 224

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(7). Analisis hasil dari out-put. Korelasi antara citra institusi dengan aktivitas mahasiswa di universitas memberikan

nilai koefisien .635, dapat dikatakan tingkat hubungan antara dua variable tersebut adalah korelasi tinggi, karena berada pada rentang 0,6 – 0,8 (yang memiliki criteria korelasi tinggi). Angka koefisien positif menunjukan hubungan positif, yaitu jika citra institusi meningkat maka tingkat aktivitas mahasiswa juga akan bertambah.

Selanjutnya untuk uji hipotesis, dilakukan uji signifikansi di antara kedua variable. Pengujian menggunakan uji dua sisi (two tailed). Signifikan artinya nyata (berarti) di mana hubungan yang terjadi dapat diberlakukan untuk populasi. Dari nilai signifikansi output sebesar 0,000 maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara citra institusi dengan tingkat aktivitas mahasiswa di universitas.

Analisis data Mulitivariat secara Empiris: TO EXPAND EXPLANATORY ABILITY & STATISTICAL EFFICIENCY

Analisis multivariat adalah analisis yang melibatkan banyak varaibel (lebih dari dua) (Supranto, 2004). Pembagian metode pada analisis multivariate meliputi:(1). Metode Dependen yaitu memiliki variabel yang mempengaruhi (x) dan ada variabel

yang dipengaruhi. Terdiri dari ; Klaster, Anova, Deskriminan, Logistik dan Konjoin. Analisis dependensi bertujuan untuk menjelaskan atau meramalkan nilai variabel tak bebas berdasarkan lebih dari satu variabel bebas yang mempengaruhinya. (X1, X2, X3...Xk, dan Y). Metode Depedensi terdiri dari: Satu Variabel Tak Bebas: Anova dan Ancova, Regresi Beganda, Analisis Diskriminan, Analisis Konjoin. Lebih dari Satu Variabel Tak Bebas: Manova dan Mancova, Korelasi Kanonikal

Page 93: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

83Riset Pemasaran Internasional

Hubungan antara multivariate pada metode Dependent meliputi (Hair, 1998):No Metode Dependent

1 Canonical Correlation

Y1+Y2+Y3+…..+Yn = X1+X2+X3+…+Xn

(metric, nonmetric) (metric, nonmetric)

2 Multivariate Analysis of Variance

Y1+Y2+Y3+…..+Yn = X1+X2+X3+…+Xn

metric nonmetric

3 Analysis of Variance

Y1 = X1+X2+ X3+…..+ Xn

metric nonmetric

4 Multiple Discriminant Analysis

Y1 = X1+X2+ X3+…..+ Xn

Nonmetric metric

5 Analisis data Regresi Linear Berganda

Y1 = X1+X2+ X3+…..+ Xn

metric Metric, nonmetric

6 Analisis Conjoint

Y1 = X1+X2+ X3+…..+ Xn

Nonmetric, metric nonmetric

7 Model Persamaan Struktural (SEM)

Y1 = X11+X12+X13+……+ X1n

Y2 = X21+X22+X23+……+ X2n

Ym = Xm1+Xm2+Xm3+ …….+Xmn

metric Metric, nonmetric

(2). Metode Interdependensi/ saling ketergantungan yaitu semua variabel sama derajatnya, tidak ada yang mempengaruhi dan tidak ada yang dipengaruhi. Terdiri dari; Analisis faktor. Analisis interdependensi bertujuan untuk memberikan arti kepada suatu set variabel (kelompok variabel) atau mengelompokan suatu set variabel menjadi kelompok yang lebih sedikit jumlahnya.

Page 94: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

84 Riset Pemasaran Internasional

Metode Interdependensi terdiri dari:Fokus pada Variabel: Analisis Faktor

Fokus pada Objek: Analisis Klaster, Penskalaan Multidimensi

Regresi Sederhana

Pada analisis regresi dikembangkan suatu persamaan matematis atau persamaan regresi, yaitu suatu formula yang mencari suatu nilai pada variable terikat dari suatu nilai pada variable bebas yang dilakukan pengukuran.

Analisis regresi merupakan analisis yang dipergunakan untuk memprediksikan dan mengukur pengaruh antara variable X terhadap variable Y.Adapun persamaan regresi linear sederhana dengan formula:Y = c + b.XKeterangan:Y = merupakan variable terikat.c = konstanta.b = adalah nilai beta hasil uji.X = merupakan variable bebas.

Regresi Linear Berganda

Regresi Multiple menurut Malhotra (2004) merupakan suatu teknik yang secara serentak mengembangkan suatu hubungan matematika antara dua atau lebih variable independent dan variable dependen dengan skala interval. Selanjutnya regresi linear sederhana dapat digunakan untuk mengeksplorasi sifat hubungan antara dua variabel acak kontinu. Jika peneliti mengetahui nilai dari sebuah variabel penjelas hanya meningkatkan kemampuan kami untuk memprediksi hasil dari respon, peneliti mungkin menduga bahwa variabel tambahan dapat digunakan untuk memperkuat hasil analisis variable terikat.

Untuk menyelidiki hubungan yang lebih kompleks antara sejumlah variabel yang berbeda, kita menggunakan perpanjangan alami dari regresi linear sederhana, dikenal sebagai analisis regresi berganda. Ketika mempelajari model regresi berganda, kita mempertimbangkan model bentuk tertentu. (Pagano, 1993) Mengetahui populasi N adalah nilai rata-rata respon ketika semua variabel penjelas memiliki nilai 0; nilai populasi, adalah perubahan dalam y diperkirakan sesuai dengan salah satu unit kenaikan xi mengingat bahwa semua variabel penjelas lainnya tetap konstan. Sama seperti peneliti harus membuat beberapa asumsi sebelumnya pas model regresi yang hanya melibatkan satu variabel penjelas, kita harus membuat satu set asumsi-asumsi model regresi analog sebelum menilai tingkat kecocockan model multiple yang lebih kompleks.

Page 95: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

85Riset Pemasaran Internasional

Rumusan permasalahan pada riset marketing yang dapat dijawab melalui regresi berganda dapat meliputi beberapa aspek yang dapat dilihat pada table di bawah ini:

No Rumusan permasalahan pada Riset Marketing1 Dapatkan variasi dalam penjualan kendaraan roda empat di Jakarta menjelaskan dalam

koteks variasi pada pembelanjaan iklan perusahaan, persepsi harga jual dan kelengka-pannya serta tingkat distribusi luaran produk terbaru?

2 Dapatkah variasi dalam pangsa pasar kendaraan roda empat dapat diperhitungkan den-gan ukuran kekuatan penjualan perusahaan, pengeluaran biaya iklan produk dan ang-garan promosi dari penjualan?

3 Apakah persepsi konsumen apartemen mewah di Jakarta dalam penentuan kualitas produk melalui persepsi harga apartemen, brand image developer apartemen dan atribut merk?

4 Seberapa besar variasi penjualan sepeda motor di kota Bekasi dapat dijelaskan melalui pengeluaran biaya iklan, persepsi harga dan tingkat distribusi kendaraan sepeda motor terbaru?

5 Apakah kontribusi pengeluaran iklan perusahaan property di Bekasi dalam menjelaskan variasi dalam penjulan ketika tingkat harga dan distribusi menjadi variable control?

6 Apakah tingkatan penjualan Hp terbaru di Jakarta dapat diharapkan melalui tingkat pengeluaran biaya iklan, persepsi harga dan tingkat distribusi ?

Asumsi ini adalah sebagai berikut (Pagano, 1993): (1). Untuk nilai-nilai tertentu pada variable bebas, X1, X2, X3… dan XQ dianggap hasil

ukurnya tanpa kesalahan dan secara random. Sedangkan nilai Y ( variable terikat) hasilnya adalah terdistribusi normal dengan mean dan deviasi standar.

(2). Hubungan antara dan X1, X2, X3 ... dan XQ diwakili oleh persamaan matematis.(3). Untuk setiap set tertentu dari nilai-nilai X1, X2, X3 .. ..adalah konstan.(4). Hasil nilai Y adalah bersifat independen .

Sedangkan Asumsi Regresi Linear Ganda meliputi (Ghozali, 2006, Yasril,2008 dan Sarjono, 2011, Susilo dkk, 2013):(1). Asumsi Univariat, Variabel numerik variabel Dependen (Y) harus memiliki

distribusi Normal, sehingga dapat dianalisis dengan statistik Parametrik. (2). Asumsi Bivariat, Dengan memperhatikan korelasi Pearson atau regresi linier

sederhana.Variabel yang masuk kandidat adalah variabel yang nilai p Valuenya < 0.25. Dengan memperhatikan korelasi antar variabel untuk mengetahui gejala Kolinearitas antar variabel indipenden (X) , yaitu jika nilai r>0,8.

(3). Asumsi Model Multivariata. Eksistensi, Untuk setiap nilai X (variabel independen) maka variabel Y

(varibel dependen) merupakan suatu variabel random dengan sistem distribusi probabilitas tertentu yang mempunyai mean dan variasi yang tertentu pula. Asumsi ini baru dapat terpenuhi jika pengambilan sampel dilakukan secara random/ acak. Asumsi eksistensi dapat diketahui dengan cara melakukan

Page 96: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

86 Riset Pemasaran Internasional

analisis deskriptif variabel residual dari model. Jika residual ada nilai mean dan varian atau standar deviasi maka asumsi eksistensi terpenuhi.

b. Independensi/ Uji Autokorelasi, Nilai Y ( variabel dependen ) secara statistik pada tiap individu tidak tergantung antara satu dengan yang lainnya. Asumsi ini hanya berlaku jika satu individu tidak dilakukan observasi atau pengukuran lebih dari satu kali. Asumsi ini tidak berlaku bila observasi dilakukan terhadap individu yang sama pada waktu yang berbeda. Asumsi ini harus dipenuhi, pengabaian ketergantungan nilai Y, dapat mengakibatkan kesimpulan statistik yang tidak valid.Untuk mengetahui asumsi independensi dilakukan uji DW (Durbin Watson) dengan Nilai DW berada diantara dU sampai dengan (4-dU).

c. Linearitas, Mean nilai Y adalah fungsi garis lurus dari Xi yang dibentuk dari persamaan regresi.Persamaan matematikanya adalah: Y = β0 + β1Xi + β2X2 … + βnXn + εI .

Uji dengan compare means, Means dan tentukan tests for linearity, dan dasar pengambilan keputusannya pada uji linearitas, jika nilai Sig. atau signifikansi pada Deviation from Linearity > 0,05, maka hubungan antar variable adalah linear.(Sarjono, 2011)

d. Homocedasticity, Asumsi homocedasticity dapat diketahui dengan membuat plot residual. Bila titik sebaran tidak mempunyai pola tertentu dan menyebar merata disekitar garis nol residual maka varian homogen pada setiap nilai X, sehingga asumsi ini terpenuhi

e. Multivariate normalitas, Untuk nilai x yang fit maka nilai Y akan terdistribusi dengan normal.

f. Colinearity, dapat diketahui dari nilai VIF atau Tolerance, jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi kolinearitas.

Regresi Persamaan Kuadrat Terkecil persamaan regresiUntuk memperkirakan populasi, peneliti pemasaran menggunakan metode kuadrat

terkecil agar sesuai model. Teknik ini mensyaratkan bahwa kita meminimalkan jumlah kuadrat residu, dalam hal ini, ketika sebuah variabel penjelas untuk terlibat, model yang memiliki tingkat ketepatan/ kecocokan berupa suatu garis lurus sederhana /the fitted model was simply a straight line.

Selanjutnya model regresi berganda menurut Malhotra (2004), merupakan persamaan yang digunakan untuk menjelaskan suatu hasil luaran dari analisis regresi berganda. Persamaan matematis dari regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = β0 + β1Xi + β2X2 … + βnXn + εISedangkan manfaat analisis Regresi Linear Berganda meliputi (Supranto, 2004):

(1). Dipergunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari setiap variabel bebas (yang tercakup dalam persamaan) terhadap variabel tak bebas, kalau variabel bebas

Page 97: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

87Riset Pemasaran Internasional

tersebut naik 1 unit dan variabel lainnya (sisanya) tetap dengan menggunakan nilai koefisien regresi parsial.

(2). Dimanfaatkan untuk meramalkan nilai variabel tak bebas Y, kalau seluruh variabel bebasnya sudah diketahui nilainya dan semua koefisien regresi parsial sudah dihitung.

Model estimasi dari RLB:

164

(2). Dimanfaatkan untuk meramalkan nilai variabel tak bebas Y, kalau seluruh variabel bebasnya sudah diketahui nilainya dan semua koefisien regresi parsial sudah dihitung.

Model estimasi dari RLB:

Ý = Y topi = perkiraan/ ramalan Y, kalau X1 sampai Xk sudah diketahui nilainya.

bj = koefisien regresi parsial, untuk mengukur besarnya perubahan nilai Y kalau Xj naik 1 unit dan nilai X lainnya tetap (bj juga disebut besarnya pengaruh Xj terhadap Y, kalau Xj naik 1 unit).

Ý= bo + b1X1 + b2X2 ....+bjXj....+bkXk

Ý = Y topi = perkiraan/ ramalan Y, kalau X1 sampai Xk sudah diketahui nilainya.bj = koefisien regresi parsial, untuk mengukur besarnya perubahan nilai Y kalau

Xj naik 1 unit dan nilai X lainnya tetap (bj juga disebut besarnya pengaruh Xj terhadap Y, kalau Xj naik 1 unit).

Tahap 1 – 3 dalam Diagram Penentuan Analisis dengan Regresi Berganda (Hair, 1998, hal.160, 177):

165

Tahap 1 – 3 dalam Diagram Penentuan Analisis dengan Regresi Berganda (Hair, 1998, hal.160, 177):

Masalah Penelitian: Pilih Tujuan penelitian untuk : penelitian bersifat prediksi atau penelitian bersifat menjelaskan. Mennetukan variable terikan dan variable bebas penelitian.

Tahap 4

Asumsi dalam Regresi Berganda: Setiap variable sesuai dengan asumsi dari: Normalitas, Linearity, Homoscedasticity, dan Independence of the error terms

Menyusun variable- variabel tambahan: Melakukan transformasi untuk memenuhi asumsi regressi berganda, Menggunakan variable Dummy untuk nonmetric, Hubungan tertentu untuk variable moderasi.

Isu Riset Desain: Memperoleh kecukupan ukuran sampel untuk memastikan: Power statistic alat analisis, tingkat generalisasi hasil riset.

Dari tahap4, regresi variat sesuai asumsi

no

Page 98: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

88 Riset Pemasaran Internasional

Selanjutnya pada diagram tahap 4 dalam regresi linier berganda, dapat dilihat pada kotak di bawah ini:

166

Selanjutnya pada diagram tahap 4 dalam regresi linier berganda, dapat dilihat pada kotak di bawah ini:

Dari putusan tahap - 3

Pemilihan Teknik Estimasi: Peneliti menghendaki analisis: (1). Menentukan Model Regresi, (2). Memanfaatkan Analisis prosedur Regresi yang mana menentukan variable- variable bebas untuk memprediksikan secara optimis.

Regresi variate sesuai dengan asumsi klasik dalam analisis regresi.

Jika tidak, maka kembali ke tahap 2

Jika Ya, Menguji secara statistic dan Tingkat Signifikansi praktis meliputi: koefisien Detirminasi, Adjusted coefficient determination, standard error of estimate, Nilai statistic tingkat signifikan dan koefisien regresi.

Identifikasi pengaruh hasil observasi: Apakah ada hasil observasi yang menentukan untuk menjadi pengaruh dan memerlukan penghapusan dari model yang dianalisis? Jika Tidak maka di lanjutkan ke Tahap 5 dan 6. Selanjutnya jika diperlukan maka kembali ke pemilihan teknik estimasi awal.

Selanjutnya pada diagram tahap 5 dan 6 dalam regresi linier berganda, dapat dilihat pada kotak di bawah ini:

Page 99: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

89Riset Pemasaran Internasional

167

Selanjutnya pada diagram tahap 5 dan 6 dalam regresi linier berganda, dapat dilihat pada kotak di bawah ini:

Pada Tahap 5: Lakukan Interpretasi Hasil Regresi Multivariat: (1). Evaluasi Model Persamaan untuk Prediksi dengan Nilai koefisien regresi. (2). Evaluasi variable- variable bebas yang relative penting dengan mempergunakan koefisien Beta hasil uji. (3). Menilai tingkat multikolinier dan pengaruhnya.

Tahap 6: Validasi hasil Akhir penelitian pemasaran produk maupun jasa.

Selanjutnya akan diberikan contoh kasus pada penelitian yang mempergunakan analisis uji regresi linier berganda dengan mempergunakan SPSS, sebagai berikut:(1). Input data dalam format SPSS.

168

Selanjutnya akan diberikan contoh kasus pada penelitian yang mempergunakan analisis uji regresi linier berganda dengan mempergunakan SPSS, sebagai berikut:

(1). Input data dalam format SPSS.

Page 100: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

90 Riset Pemasaran Internasional

(2). Selanjutnya pilih Menu dan tentukan pada item Regression klik di Linear.

169

(2). Selanjutnya pilih Menu dan tentukan pada item Regression klik di Linear.

(3). Pada kotak Linear Regression, lakukan pemasukan varaibel Dependent adalah variable S, sedangkan pada kotak Independent(s) masukan varaibel W dan variable H. Klik pada kotak Statistics.

(3). Pada kotak Linear Regression, lakukan pemasukan varaibel Dependent adalah variable S, sedangkan pada kotak Independent(s) masukan varaibel W dan variable H. Klik pada kotak Statistics.

169

(2). Selanjutnya pilih Menu dan tentukan pada item Regression klik di Linear.

(3). Pada kotak Linear Regression, lakukan pemasukan varaibel Dependent adalah variable S, sedangkan pada kotak Independent(s) masukan varaibel W dan variable H. Klik pada kotak Statistics.

(4). Setelah klik di statistics, lanjutkan dengan memilih pada Regression Coefisien: Estimates, Confident Intervals 95%, Model fit, Covariance matrix, Deskriptives

Page 101: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

91Riset Pemasaran Internasional

, collinearity diagnostic dan pada kotak Residual pilih Durbin-Watson klik di kotak continue.

170

(4). Setelah klik di statistics, lanjutkan dengan memilih pada Regression Coefisien: Estimates, Confident Intervals 95%, Model fit, Covariance matrix, Deskriptives , collinearity diagnostic dan pada kotak Residual pilih Durbin-Watson klik di kotak continue.

(5). Selanjutnya pilih kotak Plots. Masukan Dependent ke kotak Y dan ADJPRED ke kotak X. Klik histogram.

(5). Selanjutnya pilih kotak Plots. Masukan Dependent ke kotak Y dan ADJPRED ke kotak X. Klik histogram.

170

(4). Setelah klik di statistics, lanjutkan dengan memilih pada Regression Coefisien: Estimates, Confident Intervals 95%, Model fit, Covariance matrix, Deskriptives , collinearity diagnostic dan pada kotak Residual pilih Durbin-Watson klik di kotak continue.

(5). Selanjutnya pilih kotak Plots. Masukan Dependent ke kotak Y dan ADJPRED ke kotak X. Klik histogram.

(6). Kemudian klik continue dan tekan Save. Lalu pada kotak pilih Unstandardized pada bagian Predicted Value.--> continue

Page 102: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

92 Riset Pemasaran Internasional

171

(6). Kemudian klik continue dan tekan Save. Lalu pada kotak pilih Unstandardized pada bagian Predicted Value.--> continue

(7). Pilih kotak option klik continue dan OK

(7). Pilih kotak option klik continue dan OK

171

(6). Kemudian klik continue dan tekan Save. Lalu pada kotak pilih Unstandardized pada bagian Predicted Value.--> continue

(7). Pilih kotak option klik continue dan OK

(8). Out –Put (a). Deskcriptive Statistics:

Page 103: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

93Riset Pemasaran Internasional

172

(8). Out –Put

(a). Deskcriptive Statistics:

Mean, adalah rata- rata dari masing- masing variable W, H dan S. Selanjutnya Std Deviation adalah akar kwadrat dari varians (nilai- rata-rata nilai) . N adalah banyak data yang dilakukan pengujian yaitu 119 responden penelitian.

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Dependen

(variable S)

6.2857 2.25547 119

Independen

(variable W)

5.7983 2.24582 119

Independen

(Variabel H)

5.8487 2.40986 119

Mean, adalah rata- rata dari masing- masing variable W, H dan S. Selanjutnya Std Deviation adalah akar kwadrat dari varians (nilai- rata-rata nilai) . N adalah banyak data yang dilakukan pengujian yaitu 119 responden penelitian.

(b). Pada correlations dapat diketahui tingkat korelasi antar variable.

173

(b). Pada correlations dapat diketahui tingkat korelasi antar variable.

Pada table dapat diketahui nilai r hitung dari Pearson Correlation antara variable W S memiliki nilai hubungan -0.92 dan nilai Sig. 0,159 merupakan hubungan yang lemah dan berlawanan serta tidak signifikan. Sedangkan hubungan antara H S, memiliki nilai hubungan 0,206 dan nilai Sig. 0,206 merupakan hubungan yang lemah dan searah serta tidak signifikan.

Pada table dapat diketahui nilai r hitung dari Pearson Correlation antara variable W S memiliki nilai hubungan -0.92 dan nilai Sig. 0,159 merupakan hubungan yang lemah dan berlawanan serta tidak signifikan. Sedangkan hubungan antara H S, memiliki nilai hubungan 0,206 dan nilai Sig. 0,206 merupakan hubungan yang lemah dan searah serta tidak signifikan.

Page 104: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

94 Riset Pemasaran Internasional

(c). Variabel Entered/ removed.

174

(c). Variabel Entered/ removed.

Variabel entered adalah variable independen W dan H, yang dimasukan dalam persamaan model penelitian, sedangkan varaibel removed adalah varaibel yang dikeluarkan dalam persamaan dan dalam hal ini tidak ada variable yang dikeluarkan dari model penelitian. Metode yang digunakan adalah Enter.

Variabel entered adalah variable independen W dan H, yang dimasukan dalam persamaan model penelitian, sedangkan varaibel removed adalah varaibel yang dikeluarkan dalam persamaan dan dalam hal ini tidak ada variable yang dikeluarkan dari model penelitian. Metode yang digunakan adalah Enter.

(d). Model Summary

175

(d). Model Summary

Pada model Summary dapat diketahui nilai R yaitu besarnya koefisien korelasi antara varaibel W dan H terhadap variable S sebesar 0,228. R Square adalah koefisien determinasi sebesar 0,052 = 5,20%, yang menunjukan pengaruh variable W dan H terhadap variable S, sehingga sangat kecil sekali sedangkan masih 94,8% adalah pengaruh dari variable- variable lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.

Nilai Adjusted R Square merupakan nilai R kuadrat yang disesuaikan sebesar 0,036. Kemudian nilai std. Error of estimate adalah ukuran kesalahan standar penaksiran sebesar 2, 215.

Page 105: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

95Riset Pemasaran Internasional

Pada model Summary dapat diketahui nilai R yaitu besarnya koefisien korelasi antara varaibel W dan H terhadap variable S sebesar 0,228. R Square adalah koefisien determinasi sebesar 0,052 = 5,20%, yang menunjukan pengaruh variable W dan H terhadap variable S, sehingga sangat kecil sekali sedangkan masih 94,8% adalah pengaruh dari variable- variable lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.

Nilai Adjusted R Square merupakan nilai R kuadrat yang disesuaikan sebesar 0,036. Kemudian nilai std. Error of estimate adalah ukuran kesalahan standar penaksiran sebesar 2, 215.

(e). Pada table ANOVA dalah diketahui:

176

(e). Pada table ANOVA dalah diketahui:

Nilai F hitung adalah 3,175.

Df pembilang = jumlah variable – 1 = 3-1=2.

Df penyebut = jumlah data – jumlah variable = 119-3= 116, Total = 118.

Nilai Sig. 0,45 < 0,05, meunjukan pengaruh simultan dalam model penelitian ini adalah signifikan. Dengan nilai R kuadrat yang cukup kecil.

ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regres

sion

31.158 2 15.579 3.175 .045a

Residu

al

569.128 116 4.906

Total 600.286 118

a. Predictors: (Constant), Independen, Independen

b. Dependent Variable: Dependen

Nilai F hitung adalah 3,175. Df pembilang = jumlah variable – 1 = 3-1=2. Df penyebut = jumlah data – jumlah variable = 119-3= 116, Total = 118. Nilai Sig. 0,45 < 0,05, meunjukan pengaruh simultan dalam model penelitian ini

adalah signifikan. Dengan nilai R kuadrat yang cukup kecil.

Page 106: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

96 Riset Pemasaran Internasional

(f). Pada table Coefficients dapat diketahui:

177

(f). Pada table Coefficients dapat diketahui:

177

(f). Pada table Coefficients dapat diketahui:

Persamaan regresi yang didapat adalah sebagai berikut:

Nilai konstanta 5,712 menunjukan bila tidak ada nilai W dan H (nilai 0) maka nilai S adalah 5,712.Nilai Sig. dari variable W adalah sebesar = 0,284 >0,05, sehingga tidak signifikan pengaruh pada variable S. Lalu pada varaibel H, memiliki nilai Sig. adalah= 0,025 <0,05 maka variable H memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable S.Secara simultan variable W dan variable H, secara bersama- sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable S, dengan nilai Sig= 0,045< 0,05.Selanjutnya lakukan uji asumsi klasik yang meliputi:(a). Uji normalitas data:

178

Persamaan regresi yang didapat adalah sebagai berikut:

Nilai konstanta 5,712 menunjukan bila tidak ada nilai W dan H (nilai 0) maka nilai S adalah 5,712.

Nilai Sig. dari variable W adalah sebesar = 0,284 >0,05, sehingga tidak signifikan pengaruh pada variable S. Lalu pada varaibel H, memiliki nilai Sig. adalah= 0,025 <0,05 maka variable H memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable S.

Secara simultan variable W dan variable H, secara bersama- sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable S, dengan nilai Sig= 0,045< 0,05.

Selanjutnya lakukan uji asumsi klasik yang meliputi:

(a). Uji normalitas data:

S = 5,712 – 0,098 W + 0,195 H

S = 5,712 – 0,098 W + 0,195 H

Page 107: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

97Riset Pemasaran Internasional

179

Dari gambar grafik dan plot di atas menunjukan data cenderung berdistribusi secara normal.

(b) Uji Heterokedastisitas dalam model regresi, dapat dilihat pada penyebaran data yang tidak berpola, dan cenderung acak.

Dari gambar grafik dan plot di atas menunjukan data cenderung berdistribusi secara normal.

(b) Uji Heterokedastisitas dalam model regresi, dapat dilihat pada penyebaran data yang tidak berpola, dan cenderung acak.

179

Dari gambar grafik dan plot di atas menunjukan data cenderung berdistribusi secara normal.

(b) Uji Heterokedastisitas dalam model regresi, dapat dilihat pada penyebaran data yang tidak berpola, dan cenderung acak.

(c) Uji Multikorelasi, dapat dilihat dari nilai VIP kedua variable memiliki nilai 1,001 < 10, berarti nilai kolinearitas dapat di toleransi. Nilai korelasi anatar variable bebas W dan H sebesar = 0,024 < 0,9 tidak terjadi korelasi antar variable bebas.

Page 108: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

98 Riset Pemasaran Internasional

(d). Uji Autokorelasi, untuk melihat apakah ada pada model penelitian terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu. Nilai Durbin-Watson= 1,152.

Lihat table D-W pada tingkat signifikansi 95%. K= jumlah variable bebas=2 N= 119 Maka nilai dL = 1,6669 dan nilai dU= 1,7352 dan DW= 1,152. pada kasus

ini terjadi autokorelasi positif, karena nilai D-W lebih kecil dari nilai dL dan hasil masih bisa disimpulkan.

(e).Uji Linearitas, bertujuan untuk melihat apakah data yang dimiliki sesuai dengan garis linear. Nilai Sig. pada Deviation from Linearity= 0,766>0,05, sedangkan pada varaibel bebas satunya memiliki nilai marjinal.

181

(e).Uji Linearitas, bertujuan untuk melihat apakah data yang dimiliki sesuai dengan garis linear. Nilai Sig. pada Deviation from Linearity= 0,766>0,05, sedangkan pada varaibel bebas satunya memiliki nilai marjinal.

Langkah uji Linearitas dalam SPSS meliputi: file data dalam SPSS Menu Analyze Compare Means Means masukan varaiabel bebas dan terikat. Selanjutnya pada Options pilih pada Statistics for first Layer klik pada Test for Linearity continue OK.

Langkah uji Linearitas dalam SPSS meliputi: file data dalam SPSS Menu Analyze Compare Means Means masukan varaiabel bebas dan terikat. Selanjutnya pada Options pilih pada Statistics for first Layer klik pada Test for Linearity continue OK.

Uji Asumsi Klasik dan Penangannya bila Tidak TerpenuhiUji asumsi klasik dan penangannya apablia persyaratannya tidak dapat terpenuhi

akan diuraikan sebagai berikut, agar hasil estimasinya terbaik dan terhindar dari bias. Skema uji asumsi klasik yang harus dipenuhi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 109: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

99Riset Pemasaran Internasional

182

Uji Asumsi Klasik dan Penangannya bila Tidak Terpenuhi

Uji asumsi klasik dan penangannya apablia persyaratannya tidak dapat terpenuhi akan diuraikan sebagai berikut, agar hasil estimasinya terbaik dan terhindar dari bias. Skema uji asumsi klasik yang harus dipenuhi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Bila terjadi Multikolinearitas maka dapat dilakukan tindakan (Ghozali, 2006), yang meliputi: (a). Apriori informasi, (b). Menggabungkan data silang dan data runtut waktu, (c). Keluarkan varaibel bebas yang berkorelasi tinggi, (d). Transformasi variable dalam bentuk LN (logaritma natural), (e). Model regresi linear berganda dengan variable bebas dengan korelasi tinggi hanya untuk estimasi prediksi saja, (f). Gunakan metode analisis Bayesian regression maupun Ridge regression, (g). Gunakan center data untuk analsis Center data adalah data mentah dikurangi (rata-rata) meannya ( Xi –X(mean)).

Selanjutnya apabila terjadi autokorelasi perlu diperhatikan langkah- langkah tindakan perbaikan yang meliputi: (a). Terjadi kesalahan spesifikasi model regresi berganda karena ada variable penting yang tidak dimasukan dalam model regresi berganda dan model regresi memiliki bentuk fungsi regresi berganda yang tidak benar, (b). Melakukan transformasi pada model awal. Langkah terakhir yang dilakukan untuk mengatasi kondisi homoskedastisitas data hasil riset adalah dengan metode estimasi WLS (Weighted Least Square).

Skema uji kualitas dan uji asumsi klasik agar tercapai suatu hasil intrepretasi data yang BLUE (best linear unbiased estimate) pada analisis data pada regresi linear berganda dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 110: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

100 Riset Pemasaran Internasional

184

Skema uji kualitas dan uji asumsi klasik agar tercapai suatu hasil intrepretasi data yang BLUE (best linear unbiased estimate) pada analisis data pada regresi linear berganda dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Selanjutnya skema langkah- langkah proses analisis data multivariate yang efisien dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 111: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

101Riset Pemasaran Internasional

185

Selanjutnya skema langkah- langkah proses analisis data multivariate yang efisien dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

186

Page 112: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

102 Riset Pemasaran Internasional

186

Luaran hasil uji regresi linear berganda yang efektif untuk analisis data multivariate yang meliputi; uji tingkat kecocokan model dengan nilai adjusted R2, Uji tingkat determinasi R2 dan Uji signifikansi hipotesis secara parsial (uji t) dan secara bersama- sama ( uji F/ Nilai P value pada table ANOVA), dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

187

Luaran hasil uji regresi linear berganda yang efektif untuk analisis data multivariate yang meliputi; uji tingkat kecocokan model dengan nilai adjusted R2, Uji tingkat determinasi R2 dan Uji signifikansi hipotesis secara parsial (uji t) dan secara bersama- sama ( uji F/ Nilai P value pada table ANOVA), dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 113: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

103Riset Pemasaran Internasional

Analisis DiskriminanAnalisis Diskriminan digunakan untuk penelitian yang melakukan analisis

pengujian ada tidaknya hubungan sebab- akibat (kausalitas) dari suatu fenomena yang terjadi.

Syarat yang menjadi keharusan dalam suatu analisis diskriminan adalah variable dependen (Y) memilki data dengan skala kategori (non-metrik) dan pada variable bebas (X) memiliki data dengan skala rasio (metric). Misalnya data non-metrik/ kategori: nilai 1= untuk kondisi sehat, kode nilai 2= untuk kondisi tidak sehat. Grup satu dan grup dua, kelompok satu dan kelompok dua, serta grup tiga.Memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan rendah.

Selanjutnya tujuan analisis diskriminan dapat digambarkan secara garis besar adalah sebagai berikut (Santoso, 2012):(1). Analisis diskriminan adalah bentuk multivariate dependence, dapat dilakukan

untuk penelitian yang bertujuan menyelidiki suatu perbedaan yang nyata pada setiap grup/ kelompok kategori variable dependen/ terikat (Y).

(2). Selanjutnya setelah diketahui adanya suatu perbedaan maka dilakukan kajian pada variable independen/ bebas (X) model diskriminan, yang menyebabkan adanya suatu hasil perbedaan pada fenomena penelitian,

(3). Mengkonstruksi suatu model fungsi diskriminan.(4). Melakukan klasifikasi secara menyeluruh terhadap objek untuk melakukan kajian

pengelompokan pada grup yang terkait.Pada analisis diskriminan dapat digunakan jumlah responden penelitian sebanyak

5-20 responden kali jumlah variable bebasnya. Misalnya ada delapan variable bebas dengan skala data metric, maka jumlah sampelnya berkisar 40 sampai 160 responden.

Asumsi pada model Analisis Diskriminan yang harus dilakukan, sehingga suatu model penelitian yang menggunakan analisis model diskriminan dapat diterapkan adalah sebagai berikut:(1). Data pada variable bebas dengan skala metrik harus memiliki distribusi normal

(multivariate normality). Jika data tidak memiliki distribusi normal dapat menjadi kendala pada tingkat ketepatan model analisis diskriminan. Apabila terjadi data pada variable bebas tidak memiliki distribusi normal maka dapat digunakan regresi logistic.

(2). Matriks kovarians pada seluruh variable independen/ bebas adalah identik ( nilai Sig >0,05).

(3). Tidak terjadi korelasi antar variable bebas/ independen (X1, X2, X3…Xn), aagar tidak terjadi bias pada saat interpretasi model diskriminan.

Page 114: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

104 Riset Pemasaran Internasional

(4). Data outlier, yang memiliki nilai ekstrim pada variable bebas tidak terjadi, yang dapat menyebabnya ketidak tepatan dalam proses klasifikasi dari model fungsi diskriminan.

Model matematis dari Analisis Diskriminan:

190

(3). Tidak terjadi korelasi antar variable bebas/ independen (X1, X2, X3…Xn), aagar tidak terjadi bias pada saat interpretasi model diskriminan.

(4). Data outlier, yang memiliki nilai ekstrim pada variable bebas tidak terjadi, yang dapat menyebabnya ketidak tepatan dalam proses klasifikasi dari model fungsi diskriminan.

Model matematis dari Analisis Diskriminan:

Langkah aplikasi dengan SPSS meliputi:

(1). Buka data file diskriminan

(2). Pilih Menu.

(3). Klik Classify Diskriminan.

(4). Masukan pada kotak Grouping Variable variable kategorikal.

(5). Masukan variable Independents.

Y = X1 + X2 + X3 + X4 + …Xn

Y= data non-metrik

X1- Xn = data metrik

Langkah aplikasi dengan SPSS meliputi:(1). Buka data file diskriminan(2). Pilih Menu.(3). Klik Classify Diskriminan.(4). Masukan pada kotak Grouping Variable variable kategorikal.(5). Masukan variable Independents.(6). Pada kotak Statistics pilih kolom Descriptive klik pada Univariates ANOVAs

dan Box’s M.(7). Continue dan tekan OK.(8). Output.(9). Bila goup covariance matrices adalah relative sama ( bias dilihat pada nilai Sig.

>0,05). Maka asumsi terpenuhi.(10). Maka proses analisis diskriminan dapat dilanjutkan.(11). Buka kembali file diskriminan.(12). Menu Classify Discriminan.(13). Masukan kembali variable Grup dan variable independen.(14). Tekan dan pilih pada kotak Statistics pada kotak Discriminant Analysis

Statistics pilih Means, selanjutnya pada kotak Fuction Coefisiens pilih Fisher’s dan Unstandardized.--> tekan continue.

(15). Klik Use stepwise method, pilih Mahalanobis distance dan pada Criteria pilih Use probability of F, continue.

(16). Klik pada kotak Classify.(17). Pada kotak Discriminant Analysis Classification Display :klik casewise results

dan Leave-one-out classification.(18). Continue dan OK.(19). Output.

Page 115: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

105Riset Pemasaran Internasional

Regresi LogistikPada prinsipnya sama dengan analisis diskriminan, hanya berbeda pada variable

terikat/ dependen (y) yang bukan kategorikal/ grup, melainkan menggunakan data dengan skala nominal atau data binary ( memiliki dua criteria, seperti nilai 1= untuk minum obat, nilai 2= tidak minum obat). (Santoso, 2012)

Regresi logistic terdiri dari 3 jenis yang meliputi: (1). Regresi logistic Nominal, (2). Regresi logistic Multinominal dan (3). Regresi logistic Ordinal.

Regresi Logistik adalah suatu model matematik yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara satu atau beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen yang bersifat dikotmus (binary). Variabel dikotomus adalah variabel yang hanya memiliki 2 nilai, misal hidup/mati, sakit/sehat, Merokok/tidak merokok. Pada regresi logistik, variabel independen/bebas yang digunakan berupa variabel katagorik maupun numerik.

Variabel independen lebih baik menggunakan variabel kategorik, agar lebih mudah dalam menginterpretasikan hasil analisisnya. Bila salah satu atau beberapa variabel independen, merupakan variabel dengan skala nominal dengan 3 atau lebih kategorik, maka harus dibuat dummy variabel, yang menggambarkan kategori dari variabel tersebut dengan reference grupnya salah satu dari kategori tersebut. Regresi logistik (menggunakan varibel kategorik yg bersifat dikotomus) berbeda dengan regresi linier(menggunakan numerik), pada penggunaan jenis variabel dependennya (Y).

Regresi logistic dikelompokan menjadi dua, yaitu: (1). Regresi logistik sederhana, digunakan peneliti yang ingin mempelajari hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen yang bersifat dokotomus. (2). Regresi logistik ganda, digunakan peneliti yang ingin mempelajari hubungan antara beberapa variabel independen/ variable bebas dengan satu variabel dependen/ variable terikat yang bersifat dokotomus.

Model logistik dikembangkan dari fungsi logistik dengan nilai Z merupakan penjumlahan linier konstanta (a) ditambah dengan b1.X1, ditambah b2.X2 dan seterusnya sampai bi.Xi, variabel X adalah variabel independen.

Model dari regresi logistic sederhana dan regresi logistic ganda dapat dilihat pada model di bawah ini: (1). Regresi logistik sederhana :

Z= ∂ + ß1.X1(2). Regresi logistik ganda

Z= ∂ + ß1.X1 + ß2.X2+.....+ ßi.XiSelanjutnya untuk mengestimasi parameter bo dan b1 pada regresi linier digunakan

cara “least square”, sedangkan pada regresi logistik digunakan cara “ Maximum Likelihood”, dengan asumsi bahwa error term mempunyai distribusi normal, sehingga dihasilkan nilai- nilai estimasi parameter yang akan memaksimumkan probabilitas (fitted

Page 116: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

106 Riset Pemasaran Internasional

value). Likelihood adalah suatu pengukuran seberapa besar data yang ada mendukung nilai parameter menurut model probabilitas. Sedangkan konsep dari teori likelihood adalah nilai parameter yang membuat hasil observasi lebih mungkin (more probable), adalah lebih mendukung dari nilai parameter yang membuat hasil observasi kurang mungkin (les probable).

Langkah- langkah analisis uji regresi logistic dengan mempergunakan SPSS, meliputi:(1). Input data dalam format SPSS.(2). Menu Analyze Regression Binary Logistic.(3). Pada kotak Dependen atau variable terikat isikan variable binary.(4). Pada kotak Covariates isikan variable bebas matrik.(5). Pilih Options dan Hosmer-Lemeshow goodness of fit dan Iteration history.(6). Lanjutkan continue.(7). Kotak Method pilih Enter OK(8). Output dan analisis hasil.(9). Menguji nilai dari kelayakan Model Regresi.(10). Pada table Hosmer dan Lemeshow Test, lihat nilai Sig. dan bandingkan dengan

nilai signifikansi 0.05. Bila nilai Sig dari Hosmer-Lemeshow test>0,05, berarti “tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati”.

Sehingga Model regresi binary diterima dan dapat dipergunakan oleh peneliti pada analisis selanjutnya.

(11). Menilai keseluruhan model regresi.(12). Menguji koefisien Regresi logistic pada table variable in the equation lihat

nilai Sig.(13). Selanjutnya variable yang digunakan pada persamaan Regresi Logistik, hanya

variable bebas yang memiliki nilai Sig < 0,05. Bila ada variable yang tidak signifikan, maka harus dikeluarkan dalam model pertama. Sehingga proses regresi logistic diulangi kembali dan hanya mempergunakan variable bebas yang memiliki nilai P value yang signifikan ( nilai Sig. < 0,05).

(14). Menentukan persamaan regresi Binary, dengan memperhatikan nilai pada kolom Beta (B), dan perhatikan pada variable bebas dan nilai constant. Perhatikan pula nilai pada kolom Sig, untuk menilai pada nilai konstanta dan nilai variable bebas yang dibandingkan dengan nilai signifikan.

(15). Interpretasi nilai prediksi dari persamaan / model regresi binary/ regresi logistic yang sudah memiliki tingkat signifikansi .

Selanjutnya skema langkah- langkah uji data multivariate dengan uji regresi logistic binary, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 117: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

107Riset Pemasaran Internasional

198

Selanjutnya skema langkah- langkah uji data multivariate dengan uji regresi logistic binary, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

MANOVAAnalisis model MANOVA ( Multivariate Analysis of Variance ) merupakan perluasan

dari analisis model ANOVA (Analysis of Variance). MANOVA dapat dipergunakan dalam penelitian yang bermaksud melakukan eksplorasi suatu kajian hubungan pada variable- variable bebas yang memiliki skala pengukuran dengan tipe kategorikal dengan variable- variabel terikat dengan skala tipe metric.

Model MANOVA:Y1 + Y2 + Y3 + ..Yn = X1 + X2 + X3 + …. Xn.Asumsi pada MANOVA:(1). Independensi antar anggota grup.(2). Matriks kovarians antar grup pada variable terikat adalah identik.(3). Pada variable – variable terikat berdistribusi normal secara multivariate.(4). Variabel- variable terikat tidak terjadi korelasi.(5). Deteksi data outlier.

Langkah- langkah proses analisis MANOVA dengan SPSS, adalah sebagai berikut:(1). Input data File MANOVA.

Page 118: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

108 Riset Pemasaran Internasional

(2). Klik Menu General Linier Model Univariate.(3). Pada kotak Dependent Variabel masukan variable terikat dengan skala metric.(4). Pada kotak Covariate (s) masukan data variable bebas.(5). Klik kotak Option pilih Parameter estimates.(6). Klik continue dan OK(7). Output.

200

Langkah- langkah proses analisis MANOVA dengan SPSS, adalah sebagai berikut:

(1). Input data File MANOVA.

(2). Klik Menu General Linier Model Univariate.

(3). Pada kotak Dependent Variabel masukan variable terikat dengan skala metric.

(4). Pada kotak Covariate (s) masukan data variable bebas.

(5). Klik kotak Option pilih Parameter estimates.

(6). Klik continue dan OK

(7). Output.

TUGAS PENELITIAN– Bahaslah lebih mendalam arti penting uji multivariate pada riset pemasaran yang

telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!

TUGAS KELASApakah anda benar- benar telah memahami arti penting mempelajari analisis inferensial secara analisis data multivariate pada analisis data regresi liner berganda, regresi logistic nominal, regresi logistic multinominal dan regresi logistic ordinal dalam riset pemasaran?

201

TUGAS PENELITIAN

– Bahaslah lebih mendalam arti penting uji multivariate pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!

TUGAS KELAS

Apakah anda benar- benar telah memahami arti penting mempelajari analisis inferensial secara analisis data multivariate pada analisis data regresi liner berganda, regresi logistic nominal, regresi logistic multinominal dan regresi logistic ordinal dalam riset pemasaran?

Page 119: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

109Riset Pemasaran Internasional

Pada bab ini berisi pemahaman tentang Model persamaan struktural yang merupakan gabungan dari analisis faktor dan analisi jalur menjadi satu metode statistik komprehensif. Dalam praktek pendekatan konvensional model persamaan struktural di gunakan dalam penelitian SOSIAL dan PERILAKU. Selanjunya juga memahami arti penting mayoritas aplikasi SEM mempergunakan Confirmatory Modeling Strategy, dimana seorang peneliti membentuk model dan hanya ingin mengetahui apakah model tersebut cocok/ fit. Strategi ini hanya menguji satu model saja. Memahami langkah- langkah dalam aplikasi perangkat lunak LISREL, yang dapat dipahami dengan memperhatikan aplikasi pada penelitian pemasaran di perbankan serta Uji Dimensi antar Variabel yang signifikan sebagai implikasi manajerial.

A. SEM Mengkombinasikan Aspek Analisis Jalur dan Analisis Faktor Konfirmatori Untuk Mengestimasi Beberapa Persamaan Secara Simultan.Model persamaan structural yang sering disingkat dengan SEM adalah sebuah

teknik analisis statistika yang mengkombinasikan beberapa aspek yang terdapat pada analsis jalur dan analsis faktor konfirmatori untuk mengestimasi beberapa persamaan secara simultan.Secara umum Teknik SEM terbagi 2:(1). Mengestimasi persamaan yang saling berhubungan secara simultan ( Structural

Model ).(2). Merepresentasikan variabel construct berdasarkan variabel observed (

Measurement Model ).

BAB IV MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

PADA ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN PEMASARAN DENgAN STRATEgI MODEL

KONfIRMATORY

Page 120: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

110 Riset Pemasaran Internasional

Diagram Langkah Pendekatan Model Persamaan Struktural, diagram Langkah Pendekatan Model Persamaan Struktural dengan strategi pendekatan 2 tahap, dapat dilihat pada gambar prosedur SEM di bawah ini dikembangkan dari pendapat Wijanto, (2008):

204

1. Spesifikasi : Path Diagram/ Model Matematik dari

Model Riset Marketing Konfirmastori

2. Identifikasi : Tetapkan nilai Loading Factor dari salah satu Measured Variabel=1, tetapkan varian dari semua laten varaibel =1

3. Estimasi: Tentukan Program Simplis, untuk model Pengukuran ( Model CFA), dan lakukan Estimasi ML, Robust ML/ WLS.

4. Uji Kecocokan: Analisis Model Pengukuran CFA: (a). Uji Kecocokan GOF ( Chi-Square, P value, RMSEA, GFI & CFI), (b). Uji Validitas t value≥ 2, Standar Loading Factor≥0.70 atau 0.50. (c). Uji Reliabilitas ( Construct Reliability ≥0.70 atau Variance Extracted ≥ 0.50)

5. Respesifikasi: Modifikasi program simplis, Hapus Measurement Variabel yang tidak memenuhi syarat ( model trimming), gunakan Modification index

Lanjutkan Penyusunan Program Simplis untuk Full SEM / tambahkan persamaan structural kedalam model CFA.

OK Tidak

Estimasi ML, ML Robust/

WLS NEXT

Page 121: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

111Riset Pemasaran Internasional

205

ANALISIS MODEL STRUKTURAL : (1). Uji Kecocokan Keseluruhan Model (GOF: ( Chi-Square, P value, RMSEA, GFI & CFI)), (2). Uji Persamaan Struktural (Koefisien Struktural), (3). Uji Penerimaan Hipotesis dengan nilai t value ≥ 2.

OK

Intepretasi hasil riset pemasaran, mengkonfirmasi

hipotesis.

Konfirmasi data terhadap teori

Deduktif dan konfirmasi terhadap

riset sebelumnya yang relevan

Lanjutan….

Tidak: Modifikasi Program Simplis dan Uji Kembali

Dasar teori dalam SEM:

Dasar teori Marketing dalam aplikasi analisis data yang mendukung program SEM pada model penelitian marketing memiliki teori yang kuat dan hasil deduksi penelitian- penelitian sebelumnya yang empiris untuk dikonfirmasi dari data hasil riset pemasaran yang dilakukan.

Model yang akan dianalisis dengan SEM harus memiliki landasan teori yang mendukung. Dengan demikian model yang direka- reka, atau tidak memiliki landasan teori tidak dapat dipakai. Teori didefinisikan sebagai kelompok hubungan kausal yang

Page 122: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

112 Riset Pemasaran Internasional

sistematis yang memberikan penjelasan yang konsisten dan menyeluruh dari sebuah fenomena.

Pembentukan konstruksi Model dalam SEM:

Dalam pembentukan konstruksi model Penelitian Marketing dalam SEM, memilki 3 strategi dalam membangun model dalam SEM yang meliputi:(1). Confirmatory Modeling startegy : Sebagian besar aplikasi SEM pada riset pemasaran dapat mempergunakan

Confirmatory Modeling Strategy, dimana seorang peneliti membentuk model dan hanya ingin mengetahui apakah model tersebut cocok/ fit. Strategi ini hanya menguji satu model saja, tidak membandingkan dengan model lain yang kemungkinan memiliki tingkat kecocokan yang lebih baik.

Selanjutnya yang dimaksud dengan model penelitian marketing merupakan suatu ringkasan dari teori marketing yang berkenaan dengan variable- variable serta dimensi- dimensi variable yang dinyatakan dalam formulasi persamaan matematika. Dalam SEM- Lisrel terdiri dari 2 tahap persamaan matematis yaitu: (1) Model Pengukuran dan (2). Model Struktural. Kemudian model penelitian marketing dikatakan memiliki penilaian yang cocok (fit) apabila gambaran hubungan pokok yang cocok (fit) dan selaras pada variable- variable riset marketing yang diteliti, adapun penilaiannya dengan memperhatikan batas- batas penerimaan model penelitian marketing secara absolute, penerimaan model penelitian marketing yang bersifat tambahan maupun yang sederhana. Sedangkan model pengukuran pada penelitian marketing merupakan gambaran hubungan inti yang ditunjukan untuk mengukur dimensi- dimensi variable penelitian marketing yang dapat membentuk variable riset marketing. Setelah analisis model pengukuran maka dilakukan analisis model structural yang menggambarkan pengaruh yang terjadi diantara variable- variable laten (variable ksi dan variable eta).

Prelis pada analisis data awal di dalam SEM- LISREL yang digunakan secara efektif dalam menyimpan data penelitian marketing dan juga dapat memberikan deskripsi awal data riset marketing yang di impor data melalui data dalam format excel. Pada analisis data penelitian marketing yang menggunakan LISREL, dapat menggunakan data mentah maupun data kovarians, yang dapat menunjukan hubungan linear yang terjadi pada variable- variabel laten. Kovarians lebih menekankan pada variasi dari kedua variable yang terjadi secara serentak/ bersama- sama. Selanjutnya untuk ukuran tentang tingkat baik – buruknya fit suatu model penelitian marketing dapat dianalisis melalui nilai Chi- square yang memiliki nilai <3, dalam analisis tingkat fit model penelitian marketing yang menggunakan LISREL.

Page 123: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

113Riset Pemasaran Internasional

Aplikasi kajian riset marketing yang menggunakan strategi model konfirmasi, pada bisnis yang kompetitif dapat di lihat pada table di bawah ini, yang meliputi:

Tabel. Aplikasi Riset Marketing dengan Strategi Model KonfirmasiAplikasi strategi model konfir-masi

Tema dan Hipotesis Riset Marketing

Aplikasi Riset Pemasaran internet banking di Perbankan

1. Kualitas layanan online yang dibentuk oleh dimensi-dimensi e-service quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah pada penggunaan internet banking.

2. Kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen nasa-bah pada penggunaan internet banking.

3. Kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah pada penggunaan internet banking.

4. Komitmen nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasa-bah pada penggunaan internet banking.

Aplikasi Riset Pemasaran keputusan kon-sumen dalam memilih KPR di Perbankan

H1 : Produk KPR perbankan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam memilih KPR Bank H2 : Persepsi Harga berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam memilih KPR Bank H3 : Promosi berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam memilih KPR Bank H4 : Tempat/ Distribusi berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam KPR BankH5 : Produk, Harga, Promosi dan Distribusi secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam memilih KPR Bank di Jakarta.

Aplikasi Riset Pemasaran dalam Insti-tusi Pendidikan Tinggi

1. Orientasi pelanggan berpengaruh terhadap tingkat daya saing Institusi Pendidi-kan Tinggi pada Program Pascasarjana PTS di Jakarta.

2. Building Character Institusi berpengaruh terhadap tingkat daya saing Institusi Pendidikan Tinggi pada Program Pascasarjana PTS di Jakarta.

3. Orientasi pelanggan dan Building Character Institusi secara bersama-sama ber-pengaruh terhadap tingkat daya saing Institusi Pendidikan Tinggi pada Program Pascasarjana PTS di Jakarta

Aplikasi Riset Pemasaran dalam Institusi Jasa Keuangan

1. Kualitas pelayanan berpengaruh positterhadap customer satisfaction dan customer loyalty

2. Persepsi tarif berpengaruh positif terhadap customer satisfaction dan customer loyalty

3. Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap customer loyalty4. Persepsi tarif sewa modal berpengaruh positif terhadap customer loyalty5. Kualitas pelayanan dan persepsi tarif sewa modal berpengaruh positif terhadap

customer satisfaction6. Kualitas pelayanan dan persepsi tarif sewa modal berpengaruh positif terhadap

customer satisfaction dan customer loyalty7. Kualitas pelayanan, persepsi tarif sewa modal dan customer loyalty berpengaruh

positif terhadap customer satisfaction

Page 124: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

114 Riset Pemasaran Internasional

Aplikasi Riset Pemasaran dalam Insti-tusi Pendidikan Tinggi

Hipotesis satu yang diajukan adalah bauran pemasaran jasa berpengaruh terha-dap citra institusi di lingkungan program sudi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta. Hipotesis dua yang diajukan adalah kualitas jasa berpengaruh terhadap citra di lingkungan program studi Arsitektur, Fakultas teknik, PTS di Jakarta. Hipotesis tiga yang diajukan adalah bauran pemasaran jasa berpengaruh terhadap aktivitas mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik, PTS di Jakarta. Hipotesis empat yang diajukan adalah kualitas jasa berpengaruh terhadap aktivitas mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik, PTS di Jakarta. Hipotesis lima yang diajukan adalah citra institusi berpengaruh terhadap aktivitas mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur, FT, PTS di Jakarta.

Aplikasi Riset Pemasaran dalam Insti-tusi Pendidikan Tinggi pada veriabel kepua-san pelayanan jasa, persepsi harga, kepuasan mahasiwa pen-didikan tinggi dan loyalitas konsumen

H1: Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap Kepuasan mahasiswa H2: Harga kompetitif berpengaruh positif terhadap Kepuasan mahasiswa H3: Kepuasan mahasiswa berpengaruh positif terhadap Loyalitas konsumenH4 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap Loyalitas konsumen H5: Harga berpengaruh positif terhadap Loyalitas konsumen

Aplikasi Riset Pemasaran dalam KEPUTU-SAN PENGGU-NAAN WEB-SITE PORTAL

H1: Program berpengaruh secara signifikan terhadap sikap atas website portalH2: Kinerja Marketing berpengaruh secara signifikan terhadap sikap atas website

portalH3: Program berpengaruh terhadap keputusan penggunaanH4: Kinerja Marketing berpengaruh terhadap keputusan penggunaanH5: Sikap atas website portal berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

penggunaan website portalH6: Program, Kinerja Marketing bersama-sama berpengaruh secara signifikan

terhadap sikapH7 Program, Kinerja Marketing dan sikap berpengaruh terhadap keputusan peng-

gunaan

Aplikasi riset Pemasaran pada brand image, program market-ing, loyalitas konsumen bbm

H1: People berpengaruh positif terhadap brand image PertaminaH2: Process berpengaruh positif terhadap brand image PertaminaH3: Program berpengaruh positif terhadap brand image PertaminaH4: Brand image pertamina berpengaruh positif terhadap loyalty

Page 125: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

115Riset Pemasaran Internasional

(2). Competing Models Strategy: Dalam competing model strategy, konstruksi model utama yang diusulkan

dibandingkan dengan beberapa model alternatif. Strategi ini lebih baik dari Confirmatory model strategy, karena dapat membandingkan dan mendapatkan informasi yang lebih baik dan lebih banyak, sehingga dapat mengambil keputusan konstruksi model ter-fit.

(3). Model Development Strategy: Konstruksi model diusulkan lalu diestimasi dengan SEM, setelah diperoleh hasilnya

maka dilakukan re-spesifikasi model untuk mendapatkan konstruksi model paling fit.

Langkah- langkah aplikasi SEM pada Risep Pemasaran yang Inspiratif dengan strategi penelitian marketing: Confirmatory Modeling startegy Langkah- langkah aplikasi SEM (Ghozali,2004,p.61) meliputi beberapa tahap, yang terdiri dari:1. Membangun konstruksi model berdasarkan teori atau grand teori.

Model SEM berdasarkan pada teori hubungan kausal, di mana perubahan dari sebuah variabel akan mempengaruhi variabel lainnya.

Ada 4 kriteria yang harus dipenuhi model kausal dalam penelitian pemasaran yang epiris, yang berkenaan dengan: (1). Adanya asosiasi hubungan antara kedua variabel dalam kontek pemasaran. (2). Adanya perbedaan waktu terjadinya sebab-akibat.(3). Tidak adanya variabel sebab yang lain. (4). Adanya dukungan teori pemasaran yang kuat.

2. Membentuk path diagram Diagram jalur adalah sebuah diagram/ gambar yang menampilkan hubungan

(relationships) yang lengkap dari kelompok konstruk. Dimana garis lurus dengan panah yang menunjukan bahwa variabel sumber panah adalah variabel independent dan variabel yang dikenai panah adalah variabel dependent.

Contoh konstruksi model hibrid penelitian dengan menggunakan SEM dan program LISREL:

Page 126: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

116 Riset Pemasaran Internasional

215

Ada 4 kriteria yang harus dipenuhi model kausal dalam penelitian pemasaran yang epiris, yang berkenaan dengan: (1). Adanya asosiasi hubungan antara kedua variabel dalam kontek pemasaran. (2). Adanya perbedaan waktu terjadinya sebab-akibat.(3). Tidak adanya variabel sebab yang lain. (4). Adanya dukungan teori pemasaran yang kuat.

2. Membentuk path diagram

Diagram jalur adalah sebuah diagram/ gambar yang menampilkan hubungan (relationships) yang lengkap dari kelompok konstruk. Dimana garis lurus dengan panah yang menunjukan bahwa variabel sumber panah adalah variabel independent dan variabel yang dikenai panah adalah variabel dependent.

Contoh konstruksi model hibrid penelitian dengan menggunakan SEM dan program LISREL:

Keterangan notasi model:(1). Berbentuk Persegi adalah variabel observasi Observedvariables).(2). Berbentuk Oval adalah variabel konstruk/ latent ( construct variables ).

Selanjutnya contoh konstruksi model hybrid penelitian dengan menggunakan SEM dan program LISREL pada riset pemasaran yang berkaitan dengan internet banking di perbankan Jakarta, dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

216

Keterangan notasi model:

(1). Berbentuk Persegi adalah variabel observasi (Observedvariables). (2). Berbentuk Oval adalah variabel konstruk/ latent ( construct variables ).

Selanjutnya contoh konstruksi model hybrid penelitian dengan menggunakan SEM dan program LISREL pada riset pemasaran yang berkaitan dengan internet banking di perbankan Jakarta, dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

Gambar. Model Penelitian Marketing dengan Strategi Konfirmasi dengan Pendekatan SEM

Gambar. Model Penelitian Marketing dengan Strategi Konfirmasi dengan Pendekatan SEM

Kemudian contoh konstruksi model diagram jalur penelitian dengan menggunakan SEM dan program LISREL pada riset pemasaran yang berkaitan dengan internet banking di perbankan Jakarta, Diagram jalur adalah sebuah diagram/ gambar yang menampilkan hubungan (relationships) yang lengkap dari kelompok konstruk. Dimana garis lurus dengan panah

Page 127: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

117Riset Pemasaran Internasional

yang menunjukan bahwa variabel sumber panah adalah variabel kualitas dan kepuasan konsumen/ independent dan variabel yang dikenai panah adalah variable loyalitas konsumen sebagai variabel dependent, dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

217

Kemudian contoh konstruksi model diagram jalur penelitian dengan menggunakan SEM dan program LISREL pada riset pemasaran yang berkaitan dengan internet banking di perbankan Jakarta, Diagram jalur adalah sebuah diagram/ gambar yang menampilkan hubungan (relationships) yang lengkap dari kelompok konstruk. Dimana garis lurus dengan panah yang menunjukan bahwa variabel sumber panah adalah variabel kualitas dan kepuasan konsumen/ independent dan variabel yang dikenai panah adalah variable loyalitas konsumen sebagai variabel dependent, dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

Gambar. Model Penelitian Marketing dengan Strategi Konfirmasi pada Diagram Jalur

Gambar. Model Penelitian Marketing dengan Strategi Konfirmasi pada Diagram Jalur

3. Menerjemahkan path diagram ke dalam persamaan structural dan measurement.

Setelah model disusun dalam path diagram , selanjutnya menerjemahkan diagram tersebut ke dalam bentuk persamaan matematis.

Terdapat 2 kelompok persamaan yaitu: (1). Persamaan Struktural model : Variabel independent dalam notasi Lisrel disimbolkan dengan (Ksi), sedangkan variabel dependent disimbolkan dengan (eta). Panah yang menunjukan dari variabel independent ke variabel independent dan atau dependent disimbolkan dengan (gamma). Sedangkan panah dari variabel dependent ke variabel dependent diberi simbol ( Beta ). (2). Persamaan Measurement model: untuk variabel independent maupun dependent disimbolkan dengan (Lamda). Indepedent= Lamda x dan dependent= lamda y.

Struktural Model: Structural model adalah bagian dari SEM yang menampilkan hubungan antara variabel- variabel construct.

Ada dua tipe variable dalam SEM yaitu:Exogenous variabel adalah variabel konstruk yang menjadi variabel

independen , yaitu variabel yang tidak diprediksi oleh variabel konstruk yang lain.

Endogenous variable adalah variabel construk yang menjadi variabel dependent , yang diprediksi oleh variabel konstruk yang lain.

Page 128: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

118 Riset Pemasaran Internasional

Measurement Model: Measurement model adalah bagian dari SEM yang menspesifikasikan indikator ( variabel observed) untuk setiap varibel construct, serta menghitung nilai reliabilitas untuk construct .

Contoh (01) persamaan model SEM: Persamaan Struktural :

(1). C = γ.1 BP + γ.2 KJ + ζ.1(2). AM = γ.3 BP + γ.4 KJ + β.1 C + ζ.2

Persamaan spesifikasi model pengukuran ( Measurement Model ) : BP.1 = λ1 BP + ε1

BP.2 = λ2 BP + ε2

............BP.49 = λ49 BP + ε49

Selanjutnya contoh (02), setelah model riset marketing internet banking di perbankan disusun dalam path diagram, kemudian menerjemahkan diagram tersebut ke dalam bentuk persamaan matematis sebagai berikut:

Spesifikasi Model Pengukuran, Tabel di bawah ini adalah spesifikasi model awal persamaan model pengukuran yang berupa notasi matematik.

Tabel. Persamaan Model PengukuranNo Variabel Laten Dimensi Persamaan Matematik

1 Kualitas Layanan Online

EFF EFF = λEFF* ξEFF+ δEFFREL REL = λREL* ξREL+ δRELFUL FUL = λFUL* ξFUL+ δFULPRC PRC = λPRC* ξPRC+ δPRCRES RES = λRES* ξRES+ δRES

KOM KOM = λKOM* ξKOM+ δKOMKTK KTK = λKTK* ξKTK+ δKTK

2 Kepuasan Nasabah

MJS MJS = λMJS* ξMJS+ δMJSFJS FJS = λFJS* ξFJS+ δFJS

HGA HGA = λHGA* ξHGA+ δHGAEMO EMO = λEMO* ξEMO+ δEMO

3 Loyalitas Nasabah

MIT MIT = λMIT* ηMIT+ εMITBUY BUY = λBUY* ηBUY+ εBUYREK REK = λREK* ηREK+ εREK

Page 129: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

119Riset Pemasaran Internasional

Spesifikasi Model Struktural

Selanjutnya, tabel di bawah ini menjabarkan persamaan model struktural yang menjelaskan hubungan antara satu variabel laten ke variabel laten lainnya.

Tabel. Persamaan model strukturalVariabel Laten Variabel Laten yang

MempengaruhiNotasi matematik Struktural

Loyalitas Nasabah Kualitas Layanan Online danKepuasan Nasabah

η = γ1ξ1+ γ2ξ2+ζ

Model Matematik Hybrid pada Riset Marketing Internet banking di perbankan Pada Gambar di bawah ini merupakan penggabungan seluruh komponen SEM

menjadi suatu model lengkap, biasanya disebut Full atau Hybrid Model. Diagram lintasan menggambarkan model penelitian dalam bentuk notasi matematik. Berikut keterangan notasinya :• Variabel :

ξ1 = Kualitas layanan onlineξ2 = Kepuasan nasabahη = Loyalitas nasabah

• Parameter regresi :γi = regresi variabel eksogen menuju endogenλxi = muatan factor antara variabel eksogen dan indikator Xλyi = muatan factor antara variabel endogen dan indikator Y

• Kesalahan (error):ζi = kesalahan variabel endogenδi = kesalahan indikator Xεi = kesalahan indikator Y

Page 130: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

120 Riset Pemasaran Internasional

223

Gambar Path Diagram Hybrid Model

Gambar Path Diagram Hybrid Model

4. Menentukan matrik input dan mengestimasi model. Data input: data yang diinput untuk SEM berupa matrik varians kovarians

atau matrik korelasi. Asumsi dalam SEM: (1). Setiap pengambilan harus independent. (2). Sampel

yang diperoleh merupakan sampel random. (3). Hubungan antar variabel berbentuk linier. (4). Data berdistribusi normal.

Matrik input terdiri dari : (1). Matrik Kovarians: hasil yang diperoleh dengan menggunakan matrik kovarians sebagai input pembanding yang valid dengan hasil estimasi dari sampel yang lain dengan model yang sama. Hal ini tidak dapat dilakukan apabila digunakan matrik korelasi. Kekurangan matrik kovarians adalah bahwa hasil yang diperoleh tidak mudah untuk diinterpretasikan karena setiap variabel memiliki satuan (matrik) yang berbeda. (2). Matrik Korelasi: keuntungan menggunakan matrik korelasi sebagai input adalah bahwa nilai yang diperoleh sudah memiliki satuan yang sama dan nilai yang diperoleh dapat langsung dibandingkan. Penggunaan

Page 131: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

121Riset Pemasaran Internasional

matrik korelasi sangat tepat bila tujuan dari penelitian adalah untuk melihat model hubungan (relation) antar construct.

Sampel yang digunakan antara 100 – 200 responden, bila lebih dari 400 maka LISREL akan menjadi sangat sensitif.

5. Mengidentifikasi model struktural yang dihasilkan. Sebuah model disebut just-identified apabila nilai derajat bebasnya adalah

nol (0). Model merupakan model yang cocok sempurna (perfect fit), akan tetapi model ini tidak dapat di uji. Sebuah model disebut underidentified bila nilai derajat bebas negatif. Model ini tidak akan dapat diestimasi sebelum dilakukan perubahan model dengan mem-fix kan beberapa parameter.

Model disebut overidentified adalah model yang diharapkan, yaitu dimana nilai derajat kebebasan positif, yaitu dimana informasi yang dimiliki lebih banyak dari informasi yang dibutuhkan.

Jumlah korelasi antara variabel indikator di hitung dengan menggunakan rumus: ½ [ (p+q)(p+q+1)] Dimana: P= jumlah indikator endogen. Q= jumlah indikator eksogen. df= ½ [ (p+q)(p+q+1)] – t T= jumlah parameter yang ditaksir.

6. Menguji kecocokan model. Terdapat 4 tahap yang harus dilakukan dalam menguji kecocokan model yaitu:

(1). Memperhatikan nilai taksiran yang rusak: varians error negatif, nilai standardized yang lebih besar atau terlalu mendekati 1, dan standar eror yang terlampau besar. (2). Uji Keseluruhan: bila tidak terdapat nilai yang rusak menguji kecocokan model secara keseluruhan dengan kondisi; Absolute fit measures, incremental fit measures dan Parsimonius fit measures. Evaluasi model dilakukan dengan evaluasi kriteria Goodness of Fit Indices dengan memperhatikan Cut-off value dan hasil model.

No Kriteria Goodness of Fit Indices Cut-off Value1 Chi-square/ df <32 Probability >0.053 AGFI ≥0.904 GFI ≥0.905 TLI ≥0.906 CFI ≥0.907 RMSEA 0.05 s/d 0.08

( Sumber: Ghozali, 2008 )

Page 132: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

122 Riset Pemasaran Internasional

Asumsi SEM umumnya berdasarkan pada metode maximum likelihood (ML), dengan metode ML menghendaki adanya asumsi yang harus dipenuhi yaitu ( Ghozali, 2008): (a) jumlah sampel harus besar (asymptotic), (b) distribusi dari observed variabel normal secara multivariate, (c) Model yang dihipotesiskan harus valid, (d) Skala pengukuran variabel kontinyu/ interval. (3). Uji individual (CFA) Measurement Model: selanjutnya memperhatikan setiap konstruk pada unidimensionality (nilai kecocokan yg diterima) dan reliability (konsistensi internal indikator-indikator dalam konstruk). (4). Uji Individual Struktural Model: Signifikansi koefesien Beta dan Gama dengan uji t, Kecocokan dari model struktural dengan memperhatikan nilai R kuadrat ( Squared multiple Correlation).

7. Menginterpretasi dan modifikasi model. Setelah model dapat diterima dari segi statistik, peneliti harus menguji apakah

hasil yang diperoleh sesuai dengan teori yang diajukan atau tidak, melihat tingkat signifikansi, model alternatif lain, dan arah model serta kajian deduktif terhadap konfimasi pada hasil- hasil penelitian sebelumnya yang empiris dengan tema yang sama.

Contoh (01). output hasil LISREL: DATE: 7/20/2012 TIME: 14:09 L I S R E L 8.72 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2005 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file C:\Users\Dr.Kuncono\Desktop\Riset Samarinda\Data.spj:

ANALISIS DATA Raw Data from file 'C:\Users\Dr.Kuncono\Desktop\Riset Samarinda\Data.psf' Latent Variables INTI SATELIT Relationships KI1 - KI10 = INTI KSB1 - KSB11 = SATELIT

Page 133: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

123Riset Pemasaran Internasional

SATELIT = INTI Set Error Covariance of KSB2 KSB1 Set Error Covariance of KSB3 KSB1 Set Error Covariance of KSB3 KSB2 Set Error Covariance of KSB5 KSB4 Set Error Covariance of KSB6 KSB5 Set Error Covariance of KSB9 KSB4 Set Error Covariance of KSB10 KSB4 Set Error Covariance of KSB10 KSB7 Set Error Covariance of KSB11 KSB1 Set Error Covariance of KSB11 KSB2 Set Error Covariance of KSB11 KSB3 Set Error Covariance of KI2 KI1 Set Error Covariance of KI8 KI1 Set Error Covariance of KI9 KI8 Set Error Covariance of KI10 KI2 Set Error Covariance of KI10 KI4 Path Diagram End of Problem Sample Size = 100 ANALISIS DATA Covariance Matrix KSB1 KSB2 KSB3 KSB4 KSB5 KSB6 -------- -------- ------- -------- -------- -------- KSB1 3.50 KSB2 2.73 3.01 KSB3 2.48 2.40 3.02 KSB4 1.00 1.13 1.41 4.61 KSB5 0.79 0.64 1.03 3.59 4.56 KSB6 1.39 1.14 1.53 4.02 4.43 5.83 KSB7 0.77 0.96 1.17 3.96 3.78 4.85 KSB8 1.08 1.39 1.65 4.60 4.61 5.70 KSB9 1.04 1.27 1.66 4.59 4.83 5.98 KSB10 1.15 1.44 1.85 4.64 4.33 5.41 KSB11 1.48 1.54 1.89 3.20 3.33 4.25 KI1 -0.20 -0.02 0.01 -0.21 -0.39 -0.67 KI2 -0.35 -0.03 -0.08 -0.04 -0.27 -0.29 KI3 0.06 0.16 0.13 -0.06 0.05 0.24 KI4 -0.19 -0.03 0.12 -0.06 0.05 -0.16 KI5 -0.27 0.02 0.27 -0.74 -1.43 -2.30 KI6 0.44 0.54 0.61 0.14 0.15 0.08 KI7 0.14 0.22 0.34 0.45 0.51 0.32 KI8 0.10 0.16 0.38 0.12 0.29 0.24 KI9 -0.03 0.18 0.27 0.14 0.22 0.40 KI10 0.21 0.27 0.33 0.03 0.08 0.25

Page 134: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

124 Riset Pemasaran Internasional

Covariance Matrix KSB7 KSB8 KSB9 KSB10 KSB11 KI1 -------- -------- -------- -------- -------- -------- KSB7 6.52 KSB8 5.96 7.35 KSB9 6.06 7.35 7.93 KSB10 5.86 6.64 6.83 6.80 KSB11 4.18 5.05 5.28 4.98 4.65 KI1 -0.55 -0.62 -0.56 -0.27 -0.69 4.09 KI2 -0.07 -0.28 -0.08 -0.03 -0.22 1.97 KI3 0.32 0.21 0.36 0.36 0.12 0.86 KI4 -0.21 -0.26 -0.17 -0.12 -0.21 1.64 KI5 -2.36 -2.49 -2.46 -2.32 -1.79 1.95 KI6 0.28 0.28 0.31 0.47 0.20 2.06 KI7 0.52 0.55 0.61 0.68 0.37 1.42 KI8 0.63 0.49 0.54 0.58 0.41 0.89 KI9 0.65 0.56 0.78 0.71 0.31 1.15 KI10 0.47 0.51 0.66 0.65 0.44 1.27 Covariance Matrix KI2 KI3 KI4 KI5 KI6 KI7 -------- -------- -------- -------- -------- -------- KI2 2.01 KI3 0.73 1.73 KI4 1.32 0.98 3.11 KI5 1.19 0.31 1.36 11.06 KI6 1.16 1.03 1.86 0.88 2.94 KI7 0.91 0.74 1.37 0.95 1.73 1.79 KI8 0.69 0.62 1.04 0.26 1.34 1.10 KI9 0.95 0.72 1.39 0.65 1.34 1.15 KI10 0.35 0.84 0.73 0.06 1.64 1.09 Covariance Matrix KI8 KI9 KI10 -------- -------- -------- KI8 1.45 KI9 1.21 2.12 KI10 0.84 1.02 2.57 ANALISIS DATA Number of Iterations =112 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) Measurement Equations KSB1 = 0.42*SATELIT, Errorvar.= 3.33 , R² = 0.051 (0.47) 7.03 KSB2 = 0.51*SATELIT, Errorvar.= 2.75 , R² = 0.086

Page 135: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

125Riset Pemasaran Internasional

(0.13) (0.39) 4.06 7.03 KSB3 = 0.64*SATELIT, Errorvar.= 2.61 , R² = 0.14 (0.19) (0.37) 3.34 7.02 KSB4 = 1.74*SATELIT, Errorvar.= 1.58 , R² = 0.66 (0.77) (0.23) 2.25 6.80 KSB5 = 1.74*SATELIT, Errorvar.= 1.43 , R² = 0.68 (0.77) (0.21) 2.25 6.99 KSB6 = 2.17*SATELIT, Errorvar.= 1.14 , R² = 0.81 (0.96) (0.17) 2.27 6.62 KSB7 = 2.22*SATELIT, Errorvar.= 1.57 , R² = 0.76 (0.98) (0.23) 2.26 6.70 KSB8 = 2.66*SATELIT, Errorvar.= 0.28 , R² = 0.96 (1.17) (0.065) 2.28 4.26 KSB9 = 2.76*SATELIT, Errorvar.= 0.33 , R² = 0.96 (1.21) (0.074) 2.28 4.48 KSB10 = 2.50*SATELIT, Errorvar.= 0.56 , R² = 0.92 (1.10) (0.094) 2.28 5.97 KSB11 = 1.92*SATELIT, Errorvar.= 0.98 , R² = 0.79 (0.81) (0.15) 2.37 6.66 KI1 = 1.29*INTI, Errorvar.= 2.38 , R² = 0.41 (0.19) (0.36) 6.89 6.56 KI2 = 0.84*INTI, Errorvar.= 1.30 , R² = 0.35 (0.13) (0.19) 6.21 6.69 KI3 = 0.72*INTI, Errorvar.= 1.21 , R² = 0.30 (0.13) (0.18) 5.70 6.78 KI4 = 1.25*INTI, Errorvar.= 1.55 , R² = 0.50 (0.16) (0.25) 7.83 6.31 KI5 = 0.69*INTI, Errorvar.= 10.58, R² = 0.043 (0.34) (1.51)

Page 136: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

126 Riset Pemasaran Internasional

2.01 7.01 KI6 = 1.51*INTI, Errorvar.= 0.66 , R² = 0.77 (0.14) (0.14) 10.87 4.91 KI7 = 1.13*INTI, Errorvar.= 0.50 , R² = 0.72 (0.11) (0.092) 10.24 5.46 KI8 = 0.89*INTI, Errorvar.= 0.65 , R² = 0.55 (0.11) (0.10) 8.38 6.27 KI9 = 0.99*INTI, Errorvar.= 1.13 , R² = 0.46 (0.13) (0.18) 7.47 6.47 KI10 = 1.01*INTI, Errorvar.= 1.49 , R² = 0.41 (0.15) (0.23) 6.82 6.54 Error Covariance for KSB2 and KSB1 = 2.51 (0.40) 6.35 Error Covariance for KSB3 and KSB1 = 2.21 (0.37) 5.96 Error Covariance for KSB3 and KSB2 = 2.07 (0.34) 6.07 Error Covariance for KSB5 and KSB4 = 0.44 (0.14) 3.24

Error Covariance for KSB6 and KSB5 = 0.56 (0.14) 4.03 Error Covariance for KSB9 and KSB4 = -0.18 (0.085) -2.13 Error Covariance for KSB10 and KSB4 = 0.27 (0.10) 2.58 Error Covariance for KSB10 and KSB7 = 0.29 (0.10) 2.76 Error Covariance for KSB11 and KSB1 = 0.67 (0.20) 3.37

Page 137: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

127Riset Pemasaran Internasional

Error Covariance for KSB11 and KSB2 = 0.57 (0.18) 3.16 Error Covariance for KSB11 and KSB3 = 0.66 (0.18) 3.72 Error Covariance for KI2 and KI1 = 0.86 (0.21) 4.01 Error Covariance for KI8 and KI1 = -0.14 (0.10) -1.30 Error Covariance for KI9 and KI8 = 0.31 (0.10) 3.01 Error Covariance for KI10 and KI2 = -0.40 (0.13) -3.06 Error Covariance for KI10 and KI4 = -0.43 (0.16) -2.61 Structural Equations SATELIT = 0.097*INTI, Errorvar.= 0.99 , R² = 0.0094 (0.11) (0.88) 0.85 1.13 Correlation Matrix of Independent Variables INTI -------- 1.00 Covariance Matrix of Latent Variables SATELIT INTI -------- -------- SATELIT 1.00 INTI 0.10 1.00 Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 172 Minimum Fit Function Chi-Square = 233.95 (P = 0.0012) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 215.84 (P = 0.013) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 43.84 90 Percent Confidence Interval for NCP = (10.39 ; 85.45) Minimum Fit Function Value = 2.36 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.44 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.10 ; 0.86) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.051

Page 138: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

128 Riset Pemasaran Internasional

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.025 ; 0.071) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.46 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 3.37 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (3.03 ; 3.79) ECVI for Saturated Model = 4.67 ECVI for Independence Model = 34.54 Chi-Square for Independence Model with 210 Degrees of Freedom = 3377.79 Independence AIC = 3419.79 Model AIC = 333.84 Saturated AIC = 462.00 Independence CAIC = 3495.50 Model CAIC = 546.55 Saturated CAIC = 1294.79

Normed Fit Index (NFI) = 0.93 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.98 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.76 Comparative Fit Index (CFI) = 0.98 Incremental Fit Index (IFI) = 0.98 Relative Fit Index (RFI) = 0.92 Critical N (CN) = 93.28 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.49 Standardized RMR = 0.082 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.83 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.77 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.62 The Modification Indices Suggest to Add an Error Covariance Between and Decrease in Chi-Square New Estimate KSB6 KSB1 11.5 0.32 KSB11 KSB4 8.4 -0.31 KSB11 KSB10 10.7 0.22 Time used: 0.109 Seconds

Page 139: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

129Riset Pemasaran Internasional

243

Contoh (02). Analisis Jalur dengan menggunakan LISREL. Kasus : Pada suatu penelitian dilakukan analisis pengaruh variable bauran

pemasaran jasa (mix), kualitas jasa (kualitas), terhadap variable citra institusi (citra) dan dampaknya terhadap variable Aktivitas mahasiswa di Universitas (aktivita). Diagram Konsep variabel dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 140: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

130 Riset Pemasaran Internasional

244

Contoh (02). Analisis Jalur dengan menggunakan LISREL.

Kasus : Pada suatu penelitian dilakukan analisis pengaruh variable bauran pemasaran jasa (mix), kualitas jasa (kualitas), terhadap variable citra institusi (citra) dan dampaknya terhadap variable Aktivitas mahasiswa di Universitas (aktivita).

Diagram Konsep variabel dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Langkah- langkah analisis dengan mempergunakan LISREL adalah sebagai berikut:

(1). Input data dalam format Exel (lebih disarankan yang compatible), seperti dalam tampilan di bawah ini:

245

Langkah- langkah analisis dengan mempergunakan LISREL adalah sebagai berikut:

(1). Input data dalam format Exel (lebih disarankan yang compatible), seperti dalam tampilan di bawah ini:

Page 141: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

131Riset Pemasaran Internasional

(2). Buka program LISREL, seperti pada tampilan di bawah ini:

246

(2). Buka program LISREL, seperti pada tampilan di bawah ini:

Page 142: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

132 Riset Pemasaran Internasional

(3). Lakukan perubahan input data dari Exel menjadi data PRELIS dengan cara pilih File lalu klik IMPORT Data, seperti pada kotak di bawah ini:

247

(3). Lakukan perubahan input data dari Exel menjadi data PRELIS dengan cara pilih File lalu klik IMPORT Data, seperti pada kotak di bawah ini:

(4). Open Data dan ketik file name sama dengan nama data awal klik Open.

(4). Open Data dan ketik file name sama dengan nama data awal klik Open.

247

(3). Lakukan perubahan input data dari Exel menjadi data PRELIS dengan cara pilih File lalu klik IMPORT Data, seperti pada kotak di bawah ini:

(4). Open Data dan ketik file name sama dengan nama data awal klik Open.

Page 143: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

133Riset Pemasaran Internasional

(5). Ketik file name dengan nama yang sama seperti nama file awal (“whsok”). Kemudian klik Save pada kolom Save As.

248

(5). Ketik file name dengan nama yang sama seperti nama file awal (“whsok”). Kemudian klik Save pada kolom Save As.

(6). Muncul data di Kotak dengan nama file: “whsok”

(6). Muncul data di Kotak dengan nama file: “whsok”

248

(5). Ketik file name dengan nama yang sama seperti nama file awal (“whsok”). Kemudian klik Save pada kolom Save As.

(6). Muncul data di Kotak dengan nama file: “whsok”

Page 144: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

134 Riset Pemasaran Internasional

(7). Untuk memulai proses Lisrel Pilih File lalu klik di New, seperti pada kotak di bawah ini:

249

(7). Untuk memulai proses Lisrel Pilih File lalu klik di New, seperti pada kotak di bawah ini:

(8). Kemudian dalam tampak window New pilih SIMPLIS Project lalu tekan OK.

(8). Kemudian dalam tampak window New pilih SIMPLIS Project lalu tekan OK.

249

(7). Untuk memulai proses Lisrel Pilih File lalu klik di New, seperti pada kotak di bawah ini:

(8). Kemudian dalam tampak window New pilih SIMPLIS Project lalu tekan OK.

Page 145: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

135Riset Pemasaran Internasional

(9). Muncul kotak Save As, ketik pada kotak File name adalah nama file yang tetap sama (“whsok”) lalu klik Save.

250

(9). Muncul kotak Save As, ketik pada kotak File name adalah nama file yang tetap sama (“whsok”) lalu klik Save.

(10). Keluar kotak dialog kosong, selanjutnya pilih Set-Up.

(10). Keluar kotak dialog kosong, selanjutnya pilih Set-Up.

250

(9). Muncul kotak Save As, ketik pada kotak File name adalah nama file yang tetap sama (“whsok”) lalu klik Save.

(10). Keluar kotak dialog kosong, selanjutnya pilih Set-Up.

Page 146: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

136 Riset Pemasaran Internasional

(11). Isi pada kotak Set-Up klik di Title and Comment isikan judul penelitian dan tim penelitinya

251

(11). Isi pada kotak Set-Up klik di Title and Comment isikan judul penelitian dan tim penelitinya

(12). Pengisian Judul Riset: “analsis jalur” lalu klik Next kemudian klik Next sekali lagi.

(12). Pengisian Judul Riset: “analsis jalur” lalu klik Next kemudian klik Next sekali lagi.

251

(11). Isi pada kotak Set-Up klik di Title and Comment isikan judul penelitian dan tim penelitinya

(12). Pengisian Judul Riset: “analsis jalur” lalu klik Next kemudian klik Next sekali lagi.

Page 147: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

137Riset Pemasaran Internasional

(13). Klik Next pertama muncul kotak Group Name Next saja.

252

(13). Klik Next pertama muncul kotak Group Name Next saja.

(14). Klik Next kedua muncul kotak Labels. Isikan Observed variable dengan cara klik Add and browse.

(14). Klik Next kedua muncul kotak Labels. Isikan Observed variable dengan cara klik Add and browse.

252

(13). Klik Next pertama muncul kotak Group Name Next saja.

(14). Klik Next kedua muncul kotak Labels. Isikan Observed variable dengan cara klik Add and browse.

Page 148: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

138 Riset Pemasaran Internasional

(15). Isikan varibel next, muncul kotak Add/Read Variabels. Pada kotak baris Read from file pilih PRELIS System File dan pada kotak baris File name klik di Browse.

253

(15). Isikan varibel next, muncul kotak Add/Read Variabels. Pada kotak baris Read from file pilih PRELIS System File dan pada kotak baris File name klik di Browse.

(16). Pada Kotak Browse ketik nama file yang sama seperti di awal penulisn file:”whsok” lalu Open.

(16). Pada Kotak Browse ketik nama file yang sama seperti di awal penulisn file:”whsok” lalu Open.

253

(15). Isikan varibel next, muncul kotak Add/Read Variabels. Pada kotak baris Read from file pilih PRELIS System File dan pada kotak baris File name klik di Browse.

(16). Pada Kotak Browse ketik nama file yang sama seperti di awal penulisn file:”whsok” lalu Open.

Page 149: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

139Riset Pemasaran Internasional

(17). Muncul kembali kotak Add/ Read Variabel lalu klik Ok

254

(17). Muncul kembali kotak Add/ Read Variabel lalu klik Ok

Page 150: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

140 Riset Pemasaran Internasional

(18). Muncul kotak dialog dan tekan F8.

255

(18). Muncul kotak dialog dan tekan F8.

(19). Tekan F8

(19). Tekan F8

255

(18). Muncul kotak dialog dan tekan F8.

(19). Tekan F8

Page 151: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

141Riset Pemasaran Internasional

(20). Isikan Syntax pada baris di bawah Relationships: citra=mix, citra=kualitas, aktivita=citra, aktivita=kualitas dan aktivita=citra mix kualitas

256

(20). Isikan Syntax pada baris di bawah Relationships: citra=mix, citra=kualitas, aktivita=citra, aktivita=kualitas dan aktivita=citra mix kualitas

Page 152: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

142 Riset Pemasaran Internasional

(21). Run LISREL pada kotak Lisrel. Output Diagram Konsep:

257

(21). Run LISREL pada kotak Lisrel. Output

Diagram Konsep:

Page 153: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

143Riset Pemasaran Internasional

(22). Out Put Diagram Jalur dengan Nilai T-Value

258

(22). Out Put Diagram Jalur dengan Nilai T-Value

Page 154: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

144 Riset Pemasaran Internasional

(23). Diagram Estimate

259

(23). Diagram Estimate

Page 155: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

145Riset Pemasaran Internasional

(24). Diagram Standardized Solution

260

(24). Diagram Standardized Solution

(25).Diagram Modification Indices

(25).Diagram Modification Indices

260

(24). Diagram Standardized Solution

(25).Diagram Modification Indices

Page 156: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

146 Riset Pemasaran Internasional

(26). Out Put Matriks:

DATE: 8/20/2012 TIME: 21:24 L I S R E L 8.72 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2005 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file C:\Users\WILHELMUS HARY\Desktop\WHS12\whsok.spj: analisis path diagram marketing mix whs12 Raw Data from file 'C:\Users\WILHELMUS HARY\Desktop\WHS12\whsok.psf' Relationships citra=mix citra=kualitas aktivita=citra aktivita=mix aktivita=kualitas aktivita=citra mix kualitas Path Diagram End of Problem Sample Size = 224 analisis path diagram marketing mix Covariance Matrix aktivita citra mix kualitas -------- -------- -------- -------- aktivita 38.16 citra 36.18 85.07 mix 80.81 127.93 538.61 kualitas 170.26 257.64 734.14 1537.88 analisis path diagram marketing mix Number of Iterations = 0 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) Structural Equations aktivita = 0.18*citra - 0.0073*mix + 0.083*kualitas, Errorvar.= 17.90, R² = 0.53 (0.044) (0.021) (0.014) (1.70) 4.17 -0.35 5.94 10.51 citra = 0.026*mix + 0.15*kualitas, Errorvar.= 41.78, R² = 0.51 (0.032) (0.019) (3.97) 0.83 8.26 10.51 Reduced Form Equations aktivita = - 0.0025*mix + 0.11*kualitas, Errorvar.= 19.31, R² = 0.49 (0.022) (0.013) -0.11 8.77 citra = 0.026*mix + 0.15*kualitas, Errorvar.= 41.78, R² = 0.51 (0.032) (0.019) 0.83 8.26 Covariance Matrix of Independent Variables mix kualitas

Page 157: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

147Riset Pemasaran Internasional

-------- -------- mix 538.61 (51.24) 10.51 kualitas 734.14 1537.88 (78.66) (146.30) 9.33 10.51

Covariance Matrix of Latent Variables aktivita citra mix kualitas -------- -------- -------- -------- aktivita 38.16 citra 36.18 85.07 mix 80.81 127.93 538.61 kualitas 170.26 257.64 734.14 1537.88 Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 0 Minimum Fit Function Chi-Square = 0.0 (P = 1.00) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 0.00 (P = 1.00)

The Model is Saturated, the Fit is Perfect ! Time used: 0.062 Seconds

266

Interpretasi Data Hasil Analisis dengan LISREL:

Penjelasan OutPut LISREL meliputi:

(1). Covariance Matrik.

Kovarians dapat menunjukan hubungan linear yang terjadi dan menekankan pada konteks variasi dari kedua varaibel secara simultan, pada variable Aktivitas dengan variable Citra sebesar 36.18 (nilai kovarians positif=hubungan linear positif), hubungan variable aktiva dengan variable mix sebesar 80.81 serta variable aktivitas dengan variable kualitas sebesar 170.26 (nilai kovarians positif=hubungan linear positif). Selanjutnya hubungan varaibel citra dengan variable mix sebesar 127,26, dan hubungan variable citra dengan variable kualitas sebesar

Covariance Matrix

aktivita citra mix kualitas

-------- -------- -------- --------

aktivita 38.16

citra 36.18 85.07

mix 80.81 127.93 538.61

kualitas 170.26 257.64 734.14 1537.88

Covariance Matrix aktivita citra mix kualitas -------- -------- -------- -------- aktivita 38.16 citra 36.18 85.07 mix 80.81 127.93 538.61 kualitas 170.26 257.64 734.14 1537.88

Page 158: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

148 Riset Pemasaran Internasional

Kovarians dapat menunjukan hubungan linear yang terjadi dan menekankan pada konteks variasi dari kedua varaibel secara simultan, pada variable Aktivitas dengan variable Citra sebesar 36.18 (nilai kovarians positif=hubungan linear positif), hubungan variable aktiva dengan variable mix sebesar 80.81 serta variable aktivitas dengan variable kualitas sebesar 170.26 (nilai kovarians positif=hubungan linear positif). Selanjutnya hubungan varaibel citra dengan variable mix sebesar 127,26, dan hubungan variable citra dengan variable kualitas sebesar 257.64, merupakan hubungan linear dan positif. Kemudian hubungan variable mix dengan kualitas sebesar 734.14 ( walau secara model teoritis tidak memiliki dasar pembentukan hipotesis penelitian )

(2). Structural Equation Output structural equation dapat dilihat pada pembahasan di bawah ini: LISREL Estimates (Maximum Likelihood) Structural Equations (a). aktivitas = 0.18*citra - 0.0073*mix + 0.083*kualitas,

Errorvar.= 17.90, R² = 0.53 (0.044) (0.021) (0.014) (1.70) 4.17 -0.35 5.94 10.51

Nilai R² = 0.53 menunjukan besarnya pengaruh secara simultan dari variable citra, mix dan kualitas terhadap variable aktiva adalah 53%cukup kuat. Dengan parameter estimate (error variance) sebesar 17,90. Nilai standar error variable Citra sebesar 0,044, mix sebesar 0,021 dan variable kualitas sebesar 0,014 dan nilai t value variable citra sebesar 4.17, t value variable mix= -0,35 dan t value variable kualitas= 5,94. Error merupakan terdapat perbedaan antara nilai-nilai yang diamati dengan nilai prediksi pada kajian penelitian.

Nilai t hitung variable citra = 4.17, mix=-0.35 dan kualitas= 5.94, sedangkan nilai t table di cari dengan langkah sebagai berikut:

Sample Size = 224 Menentukan df ( Derajat Bebas ) = N (jumlah responden/ sampel )-2 = 224-2 = 222. Buka SPSS klik data view Tranform selanjutnya pilih Compute Variabel.

Isikan pada kolom target variable t_0.05 pada level signifikansi 95%. Kemudian pada Kotak Numeric Expression, ketik rumus IDF.T (0,95,df) OK (Sarjono,2011 hal.45-50). Maka didapat nilai t tabel = 1,65 . Selanjutnya untuk mencari r table, pada kotak Target Variabel ketik r_0.05 sedangkan pada kotak Numeric Expression ketik rumus t_0.05/SQRT(df+t_0.05**2).

Maka persamaan structural di atas adalah t berpengaruh secara signifikan pada variable citra dan varaibel kualitas, karena t hitung (4,17 dan 5,94) > dari t table (1,65).

Page 159: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

149Riset Pemasaran Internasional

Penjelasan cara mencari t table dengan program SPSS, dengan langkah se-bagai berikut.

269

Penjelasan cara mencari t table dengan program SPSS, dengan langkah sebagai berikut.

Buka program SPSS

Input df

269

Penjelasan cara mencari t table dengan program SPSS, dengan langkah sebagai berikut.

Buka program SPSS

Input df

Page 160: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

150 Riset Pemasaran Internasional

270

Ketik nilai df = N-2

Pilih Transform dan klik di Compute variable.

270

Ketik nilai df = N-2

Pilih Transform dan klik di Compute variable.

Page 161: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

151Riset Pemasaran Internasional

271

Isikan pada kotak Target (t_0.05) variable dan Numeric Expression (IDF.T (0,95,df )

Hasil t tabel

271

Isikan pada kotak Target (t_0.05) variable dan Numeric Expression (IDF.T (0,95,df )

Hasil t tabel

(b). citra = 0.026*mix + 0.15*kualitas,

Errorvar.= 41.78, R² = 0.51

(0.032) (0.019) (3.97)

0.83 8.26 10.51

Page 162: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

152 Riset Pemasaran Internasional

Nilai R² = 0.51 menunjukan besarnya pengaruh secara simultan dari variable mix dan variable Kualaitas terhadap variable Citra adalah 51,00% , cukup kuat. Dengan parameter estimate (error variance) sebesar 41.78. Nilai standar error variable mix sebesar 0,032, SE variable Kualitas = 0.019. Selanjutnya nilai t value variable mix adalah sebesar 0,83. Sedangkan t value variable kualitas adalah sebesar 8,26. Error merupakan terdapat perbedaan antara nilai-nilai yang diamati dengan nilai prediksi pada kasus penelitian.

Nilai t hitung = 0,83, dan 8,26 sedangkan nilai t table di cari dengan langkah sebagai berikut:

Sample Size = 224Menentukan df ( Derajat Bebas ) = N (jumlah responden/ sampel )-2 = 224-2 = 222.Buka SPSS klik data view Tranform selanjutnya pilih Compute Variabel.

Isikan pada kolom target variable t_0.05 pada level signifikansi 95%. Kemudian pada Kotak Numeric Expression, ketik rumus IDF.T (0,95,df) OK (Sarjono,2011 hal.45-50). Maka didapat nilai t hitung = 1,65. Selanjutnya untuk mencari r table, pada kotak Target Variabel ketik r_0.05 sedangkan pada kotak Numeric Expression ketik rumus t_0.05/SQRT(df+t_0.05**2).Maka persamaan structural di atas untuk variable mix terhadap variable Citra adalah tidak berpengaruh secara signifikan, karena t hitung (0,83) < dari t table (1,65). Sedangkan variable Kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap varibel Citra karena nilai t hitung (8,26) adalah > 1.65.

(c). Reduced Form Equationsaktivita = - 0.0025*mix + 0.11*kualitas, Errorvar.= 19.31, R² = 0.49 (0.022) (0.013) -0.11 8.77 citra = 0.026*mix + 0.15*kualitas, Errorvar.= 41.78, R² = 0.51 (0.032) (0.019)

0.83 8.26

Reduced form equations adalah bentuk yang paling sederhana dari persamaan- persamaan structural, menunjukan variable disebelah kanan tanda “=” adalah variabel independen / eksogen.

Page 163: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

153Riset Pemasaran Internasional

(3). Variance of Independent Variabel

274

(3). Variance of Independent Variabel

Varian adalah nilai kuadrat dari standard deviasi, dengan melihat matriks di atas dapat diketahui bahwa varians variable mix dan kualitas adalah = 51,24 dan 78, 66. Memilikin standard error sebesar= 0.66. dan t value= 10,5 dan 9,33.

Variances of Independent Variables

mix kualitas

-------- --------

mix 538.61

(51.24)

10.51

kualitas 734.14 1537.88

(78.66) (146.30)

9.33 10.51

Varian adalah nilai kuadrat dari standard deviasi, dengan melihat matriks di atas dapat diketahui bahwa varians variable mix dan kualitas adalah = 51,24 dan 78, 66. Memilikin standard error sebesar= 0.66. dan t value= 10,5 dan 9,33.

(4). Covariance Matrix of Latent Variabel

275

(4). Covariance Matrix of Latent Variabel

Pada matriks ini member informasi tentang variable- variable yang dilakukan analisis, yang dalam penelitian ini menunjukan hubungan/ relationships pada varaibel observed (variable yang langsung dapat diukur secara empiris) dan bukan variable latent.

Covariance Matrix of Latent Variables

aktivita citra mix kualitas

-------- -------- -------- --------

aktivita 38.16

citra 36.18 85.07

mix 80.81 127.93 538.61

kualitas 170.26 257.64 734.14 1537.88

Pada matriks ini member informasi tentang variable- variable yang dilakukan analisis, yang dalam penelitian ini menunjukan hubungan/ relationships pada

Page 164: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

154 Riset Pemasaran Internasional

varaibel observed (variable yang langsung dapat diukur secara empiris) dan bukan variable latent.

(5). Goodness of Fit Statistics

276

(5). Goodness of Fit Statistics

Dengan melihat kotak Goodness of Fit Statistics di atas hasil analisi pada penelitian tersebut memiliki model yang fit dan sangat baik karena memiliki nilai Chi-Square = 0.00 (P = 1.00) .Nilai Chi – Square 0.00 menunjukan model yang baik dan fit sempurna. Sedangkan nilai P value sebesar 1.00>0.05. Nilai P adalah probabilitas untuk memperoleh penyimpangan/ deviasi. Sehingga nilai P>0.05 menunjukan bahwa data empiris yang diperoleh adalah identik dengan teori yang telah dibangun dan dikembangkan berdasarkan SEM.

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 0

Minimum Fit Function Chi-Square = 0.0 (P = 1.00)

Normal Theory Weighted Least Squares

Chi-Square = 0.00 (P = 1.00)

The Model is Saturated, the Fit is Perfect !

Time used: 0.062 Seconds

Dengan melihat kotak Goodness of Fit Statistics di atas hasil analisi pada penelitian

tersebut memiliki model yang fit dan sangat baik karena memiliki nilai Chi-

Square = 0.00 (P = 1.00) .Nilai Chi – Square 0.00 menunjukan model yang baik dan fit sempurna. Sedangkan nilai P value sebesar 1.00>0.05. Nilai P adalah probabilitas untuk memperoleh penyimpangan/ deviasi. Sehingga nilai P>0.05 menunjukan bahwa data empiris yang diperoleh adalah identik dengan teori yang telah dibangun dan dikembangkan berdasarkan SEM.

B. Peran Strategi Konfirmatory pada SEM bagi Riset Pemasaran Jasa yang Empiris di Perbankan Peran strategi konfirmasi pada SEM yang mempergunakan perangkat lunak LISREL,

bagi riset pemasaran jasa perbankan yang empiris dengan tema pengaruh Kualitas Layanan Online dan Kepuasan Nasabah terhadap Loyalitas Nasabah pada perbankan di Jakarta. Adapun model penelitian yang dikonfirmasi merupakan satu model riset pemasaran yang empiris berdasarkan fakta- fakta yang terjadi di perbankan.

Selanjutnya aplikasi empiris pada Riset Pemasaran dengan strategi Konfirmatory (Ester,2013), dan analisis data menggunakan SEM, dengan perangkat lunak LISREL. Pendekatan analisis dengan strategi konfirmasi model, dilakukan dengan pendekatan 2 (dua) tahap yang meliputi: Tahap Uji CFA dan uji Hibrid Model.

Page 165: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

155Riset Pemasaran Internasional

1. Analisa Kecocokan Model Struktural (Goodness of Fit) pada riset Marketing dengan pendekatan konfirmasi.

Setelah melakukan pengujian persyaratan analisis, selanjutnya yaitu melakukan analisis kecocokan model (goodness of fit) dengan menggunakan program Lisrel 8.7. Adapun tahapan yang dilakukan berkaitan dengan :a. Spesifikasi Model

1) Spesifikasi Model Pengukuran Pada tabel di bawah ini adalah spesifikasi model awal persamaan model

pengukuran yang berupa notasi matematik.Tabel. Persamaan Model Pengukuran

No Variabel Laten Dimensi Persamaan Matematik

1 Kualitas Layanan Online EFF EFF = λEFF* ξEFF+ δEFF

REL REL = λREL* ξREL+ δRELFUL FUL = λFUL* ξFUL+ δFULPRC PRC = λPRC* ξPRC+ δPRCRES RES = λRES* ξRES+ δRESKOM KOM = λKOM* ξKOM+ δKOMKTK KTK = λKTK* ξKTK+ δKTK

2 Kepuasan Nasabah MJS MJS = λMJS* ξMJS+ δMJS

FJS FJS = λFJS* ξFJS+ δFJSHGA HGA = λHGA* ξHGA+ δHGAEMO EMO = λEMO* ξEMO+ δEMO

3 Loyalitas Nasabah MIT MIT = λMIT* ηMIT+ εMIT

BUY BUY = λBUY* ηBUY+ εBUYREK REK = λREK* ηREK+ εREK

2) Spesifikasi Model Struktural Pada tahap spesifikasi model structural ,selanjutnya pada tabel di bawah

ini menjabarkan persamaan model struktural yang menjelaskan hubungan antara satu variabel laten ke variabel laten lainnya dalam impolementasi riset marketing yang mengkaji loyalitas nasabah di perbankan.

Tabel. Persamaan model struktural

Variabel Laten Variabel Laten yang Mempengaruhi

Notasi matematik Struktural

Loyalitas Nasabah Kualitas Layanan Online dan Kepuasan Nasabah

η = γ1ξ1+ γ2ξ2+ζ

Page 166: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

156 Riset Pemasaran Internasional

3) Model Matematik Hybrid pada Penelitian Pemasaran Jasa Pada gambar di bawah ini merupakan penggabungan seluruh komponen

SEM menjadi suatu model lengkap, biasanya disebut Full atau Hybrid Model. Diagram lintasan menggambarkan model penelitian dalam bentuk notasi matematik. Berikut keterangan notasinya :• Variabel : ξ1 = Kualitas layanan online ξ2 = Kepuasan nasabah η = Loyalitas nasabah• Parameter regresi : γi = regresi variabel eksogen menuju endogen λxi = muatan factor antara variabel eksogen dan indikator X λyi = muatan factor antara variabel endogen dan indikator Y• Kesalahan (error): ζi = kesalahan variabel endogen δi = kesalahan indikator X εi = kesalahan indikator Y

281

Gambar. Path Diagram Hybrid Model Pengaruh Kualitas layanan online dan Kepuasan (Ksi1 dan Ksi2)

terhadap Loyalitas Nasabah/ Konsumen (Eta) di Perbankan

Gambar. Path Diagram Hybrid Model Pengaruh Kualitas layanan online dan Kepuasan

(Ksi1 dan Ksi2) terhadap Loyalitas Nasabah/ Konsumen (Eta) di Perbankan

Page 167: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

157Riset Pemasaran Internasional

4) Confirmatory Factor Analysisa) Analisis Offending Estimates pada variable- variable laten yang membangun

struktur model penelitian pemasaran. Setelah mendapatkan hasil frekuensi dari profil responden, peneliti

pemasaran kemudian mengolah data dengan Lisrel. Penelitian ini menggunakan metode dua tahap (two step approach), yaitu pengukuran CFA di tahap pertama dan Second CFA di tahap kedua. Pengukuran CFA tingkat pertama ini menghasilkan printed output dan path diagram. Analisis awal dimulai dengan memeriksa hasil pengukuran untuk memastikan tidak terdapat offeding estimates (nilai-nilai yang melebihi batas yang dapat diterima). Berikut kriteria analisisnya, yaitu:1. Offending estimates, terutama adanya negative error variances (dikenal

dengan Heywood cases). Jika ada varian kesalahan negatif, maka varian kesalahan tersebut perlu ditetapkan menjadi 0,005 atau 0,01.

2. Nilai standardized loading factor > 1.3. Standard errors yang berhubungan dengan koefisien-koefisien yang

diestimasi mempunyai nilai yang besar. Setelah memeriksa dengan baik pada seluruh variable laten; Kualitas

layanan online dan Kepuasan (Ksi1 dan Ksi2) terhadap Loyalitas Nasabah/ Konsumen (Eta) di Perbankan, peneliti tidak ditemukan kembali adanya offending estimates dari hasil pengukuran CFA. Sehingga, pengujian selanjutnya dapat dilakukan.

b) Uji validitas dan reliabilitas konstruk pada variable laten; Kualitas layanan online dan Kepuasan (Ksi1 dan Ksi2) terhadap Loyalitas Nasabah/ Konsumen (Eta) di Perbankan.

Hasil uji validitas dan reliabilitas konstruk dalam model SEM pada program Lisrel didapatkan dari tahap yaitu Confirmatory Factor Analysis (CFA). Pada tahap pertama ini, variabel-variabel teramati atau indikator pada tiap variabel laten harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Setelah pengujian tersebut memenuhi syarat, maka dilakukan tahap kedua yaitu Second Order CFA (2ndCFA). Dari pengolahan Lisrel, diperoleh hasil berupa printed output dan path diagram. Output yang terdapat dalam path diagram akan menginformasikan tentang standardized solution yang menunjukkan loading factor, nilai error variance yang menunjukkan kesalahan pengukuran estimasi parameter, nilai standard error yang akan digunakan untuk membagi nilai estimasi parameter sehinggan diperoleh t-value, serta t-value yang menunjukkan signifikansi bila nilai t >2.

Pada gambar- gambar di bawah ini, Gambar A, Gambar B, Gambar C dan Gambar D adalah hasil estimasi CFA ke 1 (sebelum penghapusan indikator

Page 168: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

158 Riset Pemasaran Internasional

yang tidak memenuhi syarat validitas) yaitu standardized solution dan t-value. Sedangkan, Gambar E, Gambar F, Gambar G, dan Gambar. H adalah hasil CFA ke 2 standardized solution dan t-value setelah dilakukan penghapusan indikator pada variabel kualitas layanan online dan kepuasan nasabah. Pada hasil estimasi CFA nilai t-value terdapat variabel yang tidak memiliki lintasan. Hal ini dikarenakan Lisrel telah menetapkan secara default, yaitu berarti variabel tersebut manifest secara nyata berhubungan dengan variabel latennya

285

Gambar A CFA I : Basic Model Standardized Solution Variabel Kualitas Layanan Online

Gambar A CFA I : Basic Model Standardized Solution Variabel Kualitas Layanan Online

Page 169: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

159Riset Pemasaran Internasional

286

Gambar B CFA I : Basic Model t value Variabel Kualitas Layanan Online

Gambar B CFA I : Basic Model t value Variabel Kualitas Layanan Online

Page 170: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

160 Riset Pemasaran Internasional

287

Gambar C CFA I : Basic Model Standardized Solution Variabel Kepuasan Nasabah

Gambar C CFA I : Basic Model Standardized Solution Variabel Kepuasan Nasabah

Page 171: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

161Riset Pemasaran Internasional

288

Gambar D CFA I : Basic Model t value Variabel Kepuasan Nasabah

Gambar D CFA I : Basic Model t value Variabel Kepuasan Nasabah

Page 172: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

162 Riset Pemasaran Internasional

289

Gambar E CFA II : Basic Model Standardized Solution Variabel Kualitas Layanan Online

Gambar E CFA II : Basic Model Standardized Solution Variabel Kualitas Layanan Online

Page 173: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

163Riset Pemasaran Internasional

290

Gambar F CFA II : Basic Model t value pada Variabel Kualitas Layanan Online

Gambar F CFA II : Basic Model t value pada Variabel Kualitas Layanan Online

Page 174: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

164 Riset Pemasaran Internasional

291

Gambar G CFA II : Basic Model Standardized solution pada Variabel Kepuasan Nasabah

Gambar G CFA II : Basic Model Standardized solution pada Variabel Kepuasan

Nasabah

Page 175: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

165Riset Pemasaran Internasional

292

Gambar H CFA II : Basic Model t value pada Variabel Kepuasan Nasabah

Gambar H CFA II : Basic Model t value pada Variabel Kepuasan Nasabah

Page 176: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

166 Riset Pemasaran Internasional

293

Gambar I CFA II : Basic Model standardized solution pada Variabel Loyalitas Nasabah

Gambar I CFA II : Basic Model standardized solution pada Variabel Loyalitas

Nasabah

Page 177: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

167Riset Pemasaran Internasional

294

Gambar J CFA II : Basic Model t value pada Variabel Loyalitas Nasabah

Gambar J CFA II : Basic Model t value pada Variabel Loyalitas Nasabah

Validitas dan Reliabilitas Konstruk Variabel Kualitas Layanan Online

Pengujian validitas dan reliabilitas konstruk untuk variabel Kualitas Layanan Online terdapat 26 indikator teramati atas variabel laten kualitas layanan online telah lolos uji validitas, karena telah memenuhi persyaratan yaitu nilai loading factor ≥ 0,50 dan nilai t-value ≥ 1,96. Namun, beberapa indikator lainnya seperti REL4, REL5, FUL6 dan RES3 ternyata tidak dapat memenuhi persyaratan karena nilai standardized

Page 178: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

168 Riset Pemasaran Internasional

loading factors < 0,50. Walaupun t-value beberapa indikator tersebut melebihi 1,96, namun tidak memenuhi standar SLF sehingga peneliti menghapus keempat indikator teramati tersebut karena kurang mewakili variabel kualitas layanan online. Sedangkan, uji reliabilitas konstruk variabel kualitas layanan online menghasilkan nilai yang baik. Pada Tabel dapat dilihat bahwa construct reliability (CR) sebesar 0,95 ≥ 0,70, sehingga variabel kualitas layanan online memiliki konsistensi yang baik. Salah satu cara lain untuk melihat reliabilitas adalah melalui variance extracted (VE), dimana nilai VE yang didapatkan adalah 0,91 ≥ 0,50.

Validitas dan Reliabilitas Konstruk Variabel Kepuasan Nasabah

Pengujian validitas dan reliabilitas konstruk untuk variabel Kepuasan Nasabah dengan hasil penghitungan reliabilitasnya, menunjukkan bahwa terdapat 29 indikator teramati atas variabel laten kepuasan nasabah telah lolos uji validitas, karena telah memenuhi persyaratan yaitu nilai loading factor ≥ 0,50 dan nilai t-value ≥ 1,96. Namun, satu indikator yaitu FJS9 ternyata tidak dapat memenuhi persyaratan karena nilai standardized loading factors < 0,50 dan juga nilai t-value < 1,96 sehingga peneliti menghapus keempat indikator teramati tersebut karena kurang mewakili variabel kepuasan nasabah. Sedangkan, uji reliabilitas konstruk variabel kepuasan nasabah menghasilkan nilai yang baik. Pada Tabel dapat diketahui bahwa construct reliability (CR) sebesar 0,96 ≥ 0,70, sehingga variabel kepuasan nasabah memiliki konsistensi yang baik. Salah satu cara lain untuk menilai reliabilitas adalah melalui variance extracted (VE), dimana nilai VE yang didapatkan adalah 0,92 ≥ 0,50.

Validitas dan Reliabilitas Konstruk Variabel Loyalitas Nasabah

Pengujian validitas dan reliabilitas konstruk untuk variabel Loyalitas Nasabah, berikut dengan hasil penghitungan reliabilitasnya, menunjukkan bahwa semua indikator teramati atas variabel laten loyalitas nasabah telah lolos uji validitas, karena telah memenuhi persyaratan yaitu nilai loading factor ≥ 0,50 dan nilai t-value ≥ 1,96. Sedangkan, uji reliabilitas konstruk variabel loyalitas nasabah menghasilkan nilai yang baik. Pada Tabel dapat dinilai bahwa construct reliability (CR) sebesar 0,97 ≥ 0,70, sehingga variabel loyalitas nasabah memiliki konsistensi yang baik. Salah satu cara lain untuk melihat reliabilitas adalah melalui variance extracted (VE), dimana nilai VE yang didapatkan adalah 0,95 ≥ 0,50.

Second Order CFA

Setelah tahap pertama menghasilkan model CFA dengan validitas dan reliabilitas yang baik, maka tahap kedua pun dilaksanakan. Second order CFA (2ndCFA)

Page 179: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

169Riset Pemasaran Internasional

menunjukkan hubungan antar variabel-variabel laten pada tingkat pertama sebagai indikator-indikator dari variabel sebuah variabel laten tingkat dua. Pada tahap kedua ini, peneliti menambahkan model struktural aslinya pada model CFA hasil pertama untuk menghasilkan model hybrid. Selanjutnya, model hybrid akan dianalisis dan dievaluasi kecocokan keseluruhan modelnya dengan menggunakan Goodness of Fit (GOF). Setelah dipastikan bahwa kecocokan model fit (baik), maka selanjutnya dilakukan pengujian kecocokan model struktural untuk menguji hipotesis penelitian dengan mengevaluasi nilai t-value pada model strukturalnya yaitu ≥ 1,96 (tingkat keyakinan 95%).

Analisis Kecocokan Keseluruhan Model

Pada penelitian pemasaran, aplikasi menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan program Lisrel dimana metode ini menguji secara bersama-sama model yang terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Setelah lolos pengujian validitas dan reliabilitas dengan model CFA, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis kecocokan data dengan model secara keseluruhan atau dalam Lisrel disebut Goodness of Fit (GOF). Pengujian ini akan mengevaluasi apakah model yang dihasilkan merupakan model fit atau tidak. Printed output yang dihasilkan oleh estimasi pengukuran 2ndCFA pada program Lisrel, analisis kecocokan keseluruhan model dapat dilihat dari angka statistik sebagai berikut, yaitu :a) Nilai Chi Square yaitu 154,85 dan p = 0.00 < 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

kecocokan kurang baik karena syarat model yang baik yaitu jika nilai Chi Square kecil dan p > .050 tidak terpenuhi.

b) Nilai NCP sebesar 74,21 yang merupakan nilai yang cukup baik. 90 % confidence interval dari NCP (43,35 ; 112,86) adalah sempit, maka berdasarkan NCP dapat disimpulkan bahwa kecocokan keselurahan model baik.

c) Selanjutnya nilai RMSEA yaitu 0,079 yang berarti kecocokan model adalah baik atau good fit dan 90% confidence internal dari RMSEA (0.061 ; 0.098), dan nilai RMSEA masih berada dalam kisaran interval tersebut sehingga RMSEA memiliki ketepatan yang baik. Nilai RMSEA yang baik adalah ≤ 0,05 close fit dan 0,05< RMSEA≤ 0,08 good fit. Sedangkan jika nilai RMSEA antara 0,08 sampai 0,10 adalah marginal fit dan > 0,10 menunjukkan poor fit. P-value fot test of close fit (RMSEA < 0,05) = 0,0064 < 0,50, maka kecocokan keseluruhan model kurang baik karena p-value yang diinginkan untuk test of close fit adalah ≥ 0,05.

d) Setelah itu, dilakukan analisis ECVI sebagai perbandingan model dan semakin kecil nilai ECVI sebuah model maka akan semakin baik tingkat kecocokannya. Pengujian kecocokan model dapat dilihat dengan menggunakan nilai ECVI saturated dan ECVI independence. Nilai ECVI model diketahui yaitu sebesar 1,32; ECVI saturated model 1,32; dan ECVI independence model 25,60. Dari hasil tersebut dapat dianalisis

Page 180: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

170 Riset Pemasaran Internasional

bahwa ECVI model sama dengan nilai dengan ECVI saturated model dibandingkan dengan jarak ke ECVI independence model. Lalu, 90 % confidence internal dari ECVI (1.13;1.57) menandakan ECVI model berada di dalam 90 % confidence interval, sehingga estimasi nilai ECVI mempunyai nilai presisi yang baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model berdasarkan ECVI adalah baik. Hal ini didukung pernyataan bahwa ECVI saturated model mewakili ‘best fit’ dan ECVI Independence Model mewakili ‘worst fit’, maka nilai ECVI yang diinginkan model harus sedekat mungkin dengan ECVI satureated model.

e) Seperti juga ECVI, AIC juga digunakan sebagai perbandingan model. Nilai AIC model yang dihasilkan adalah 210,21; nilai AIC saturated model 210; dan nilai AIC independence model 4.069,67. Hal ini dapat menunjukkan bahwa AIC model lebih dekat ke AIC saturated model dibandingkan ke AIC independence model, maka kecocokan keseluruhan model dikatakan baik.

f) Sama halnya dengan AIC, CAIC dapat dianalisis dengan cara yang sama, yaitu dengan membandingkan nilai CAIC model dengan saturated CAIC dan independence CAIC. Nilai CAIC model adalah 336,54; nilai CAIC saturated 637,89; dan nilai CAIC independence 4.216,72. Hasil tersebut membuktikan bahwa nilai CAIC model lebih dekat dengan saturated CAIC dibandingkan dengan Independence CAIC, sehingga dapat dikatakan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik.

g) Nilai Standardized RMR = 0,047 < 0,05 menunjukkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik.

h) Sedangkan nilai GFI yaitu sebesar 0,88 dan nilai AGFI sebesar 0,83. Nilai kecocokan model yang baik untuk parameter AGFI dan GFI ≥ 0,90 dan nilai 0,80 < GFI/AGFI ≤ 0,90 dikatakan marginal fit. Nilai GFI dan AGFI menunjukkan bahwa nilai tersebut dapat digolongkan ke dalam kategori marginal fit dan kecocokan keseluruhan model dapat dikatakan cukup baik.

i) Selanjutnya, NFI = 0,96 ≥ 0,90 menunjukkan bahwa kecocokan keseluruhan model berarti baik (good fit).

j) Parameter NNFI = 0,97 ≥ 0,90 menunjukkan bahwa kecocokan keseluruhan model berarti baik (good fit).

k) Nilai CFI = 0,98 ≥ 0,90 maka kecocokan keseluruhan model adalah baik (good fit).l) Nilai IFI = 0,98 ≥ 0,90 maka kecocokan keseluruhan model adalah baik (good fit).m) Nilai RFI = 0,95 ≥ 0,90 maka kecocokan keseluruhan model adalah baik (good fit).

Page 181: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

171Riset Pemasaran Internasional

Tabel. Hasil Estimasi Uji Kecocokan Keseluruhan Model (Goodness of Fit)

Ukuran GOF Target Tingkat Kecocokan Hasil Estimasi Tingkat Kecocokan

Chi Square Nilai yang kecil x² = 154,85 Kurang Baik

P P > 0.05 (P = 0,0)

NCP Nilai yang kecil 74,21 Baik

Interval Interval yang sempit (43,35 ; 112,86)

RMSEA RMSEA ≤ 0,08 0,079 Baik (good fit)

P (Close Fit) P ≥ 0,05 0,0064ECVI Nilai yang kecil dan dekat den-

gan ECVI SaturatedM = 1,32 ; S = 1,32

; I = 25,60Baik (good fit)

AIC Nilai yang kecil dan dekat den-gan AIC Saturated

M = 210,21 ; S = 210 ; I =4.069,67

Baik (good fit)

CAIC Nilai yang kecil dan dekat den-gan CAIC Saturated

M = 336,54 ; S = 637,89 ; I =

4.126,72

Baik (good fit)

NFI NFI ≥ 0,90 0,96 Baik (good fit)

NNFI NNFI ≥ 0,90 0,97 Baik (good fit)

CFI CFI ≥ 0,90 0,98 Baik (good fit)

IFI IFI ≥ 0,90 0,98 Baik (good fit)

RFI RFI ≥ 0,90 0,95 Baik (good fit)

RMR Standardized RMR ≤ 0,05 0,047 Baik (good fit)

GFI GFI ≥ 0,90 0,88 Marginal Fit

AGFI AGFI ≥ 0,90 0,83 Marginal Fit

Pada Tabel di atas menyimpulkan hasil uji kecocokan keseluruhan model. Dari pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan terdapat satu ukuran GOF yang menunjukkan kecocokan yang kurang baik, 2 ukuran GOF menunjukkan kecocokan yang sedang (marginal fit) dan 11 ukuran menunjukkan kecocokan yang baik (good fit), sehingga dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik (good fit).

Uji Kecocokan Model StrukturalSetelah peneliti melakukan uji kecocokan keseluruhan model, maka tahap

selanjutnya adalah menguji hipotesis penelitian pada model strukturalnya. Pengujian

Page 182: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

172 Riset Pemasaran Internasional

model dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel kualitas layanan online dan variabel kepuasan nasabah terhadap variabel loyalitas nasabah. Pengujian ini akan diketahui apakah hipotesis model penelitian akan diterima atau ditolak. Keseluruhan variabel laten tersebut diukur dari 92 indikator teramati yang telah disusun berupa pertanyaan, yaitu masing-masing variabel laten terdiri dari variabel kualitas layanan online yaitu 26 indikator karena indikator REL4, REL5, FUL6 dan RES3 tidak memenuhi syarat standardized loading factor ≤ 0.50 sehingga harus dihapus dari variabel kualitas layanan online namun hal ini tidak mengurangi substansi dari variabel tersebut karena masih terdapat indikator lain yang dapat mendukung analisa lebih lanjut. Variabel kepuasan nasabah diukur dengan 30 indikator dan 1 buah indikator yaitu FJS9 dihapus karena tidak memenuhi syarat standardized loading factor, sedangkan untuk variabel loyalitas nasabah sebanyak 31 indikator.

Hasil uji hipotesis terlihat dari printed output hasil proses syntax dalam rumus persamaan olahan peneliti dan juga terdapat pada path diagram. Pada hubungan yang signifikan nilai t-value harus lebih besar dari t-tabel. Hubungan yang signifikan akan ditandai dengan t-value yang berwarna hitam pada path diagram dengan nilai ≥ 1,96, sedangkan untuk hubungan yang tudak signifikan ditandai dengan t-value yang berwarna merah pada path diagram dengan nilai dibawah 1,96. Path diagram yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini, memberikan gambaran mengenai pengaruh antara variabel kualitas layanan online dan kepuasan nasabah terhadap loyalitas nasabah.

Printed output dan path diagram yang dikeluarkan oleh program Lisrel merupakan hasil dari pengukuran higher order yaitu 2ndCFA. Jadi, metode yang digunakan adalah two step approach, yang terdiri dari dua tahap yaitu tahap pertama peneliti melakukan pengukuran CFA. Kemudian tahap kedua yaitu dengan second order CFA (2ndCFA) untuk menghasilkan statistik pengukuran model struktural yang lebih tepat dan akurat. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data dengan model 2ndCFA sama dengan model CFA tingkat pertama. Penelitian pemasaran ini menggunakan tingkat kepercayaan 95% dengan batas t-value 1,96. Sebelum melakukan pengujian model, seluruh indikator penelitian harus lulus uji validitas dan reliabilitas, terkecuali 5 indikator yaitu REL4, REL5, FUL6, RES3, dan FJS9 yang tidak diikutsertakan dalam pengujian selanjutnya. Berikut di bawah ini adalah path diagram hasil uji hipotesis model :

Page 183: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

173Riset Pemasaran Internasional

306

Gambar. Hasil Uji Structural Model T-Values

Gambar. Hasil Uji Structural Model Estimates

Hipotesis H1 menyatakan adanya hubungan positif dan signifikan antara kualitas layanan online dengan loyalitas pelanggan. Berdasarkan dari path diagram di atas, hasil pengujian model memperlihatkan bahwa t-value yaitu 0,32 (tingkat keyakinan 95 %) dengan angka positif yang berwarna merah, yang berarti nilai t-value < 1,96 sehingga menunjukkan bahwa hipotesis H1 tidak terbukti atau ditolak. Hal ini menandakan bahwa hubungan yang ada pada hipotesis H1 adalah positif dan tidak signifikan.

Page 184: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

174 Riset Pemasaran Internasional

Kemudian, path diagram hasil pengujian hubungan untuk hipotesis H2 yaitu adanya hubungan positif antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan memperlihatkan angka yang berwarna hitam dan nilai t-value > 1,96. Nilai t-value yang dihasilkan adalah 2,05 (tingkat keyakinan 95%) yang berarti membuktikan bahwa memang terdapat korelasi yang signifikan atau hubungan positif antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Sehingga dapat dinyatakan hipotesis H2 diterima. Pengujian untuk hipotesis H3 yaitu terdapat asosiasi positif antara kualitas layanan online dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Path diagram memperlihatkan angka berwarna hitam dan t-value > 1,96. Nilai t-value yang dihasilkan yaitu 4,90 (tingkat keyakinan 95 %) dan hal ini membuktikan bahwa hipotesis H3 diterima. Dengan penerimaan hipotesis H3 menandakan terdapatnya hubungan atau asosiasi positif yang signifikan antara kualitas layanan online dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.

Analisis Kecocokan Model StrukturalBerdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya, dua dari tiga

hipotesis penelitian membuktikan adanya hubungan signifikan pada tingkat keyakinan 95 % dengan t-value > 1,96. Secara umum, tabel adalah kesimpulan hasil uji hipotesis dan disertai estimasi koefisien regresi yang tidak distandarisasikan (unstandardized coefficients).

A. Peran Aplikasi Strategi Konfirmasi dengan perangkat LISREL dalam Riset Pemasaran

Peran Strategi Konfirmasi dengan perangkat LISREL pada kajian hasil penelitian pemasaran di sector perbankan pada Kualitas layanan online dan Kepuasan (Ksi1 dan Ksi2) terhadap Loyalitas Nasabah/ Konsumen (Eta) di Perbankan, adalah melakukan konfirmasi data hasil penelitian terhadap model hybrid yang disusun dalam kajian empiris.

Luaran hasil konfirmasi pada uji deduktif pada riset pemasaran selanjutnya dilakukan telaah dan pembahasan terhadap hasil- hasil riset pemasaran yang telah dilakukan sebelumnya. Kemudian dibandingkan hasil- hasil yang di dapat dengan kajian konfirmasi terhadap penelitian- penelitian sebelumnya yang terkait, sejauhmana tingkat keberhasilan konfirmasi data terhadap model empiris yang dikaji secara positivistic. Hasil- hasil penelitian pemasaran yang dapat mengkonfirmasi data terhadap model hybrid pada riset marketing dapat menjadi saran dan implikasi terhadap riset- riset yang akan datang, sedangkan hasil penelitian yang mengkonfirmasi data terhadap model riset dapat menjadi implikasi manajerial pada model variable- variabel yang diteliti.

Page 185: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

175Riset Pemasaran Internasional

B. Peran Aplikasi Analisis Dimensi Antar Variabel Penelitian pada Implikasi Manajerian di PerbankanAnalisis ini dilakukan untuk mengukur korelasi antar dimensi variabel endogen

dan eksogen yang menggunakan matriks Pearson Corellation dengan bantuan program SPSS . Hasil analisis dimensi terhadap variabel-variabel penelitian dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel. Hasil Analisis Dimensi Variabel PenelitianVariabel Y

Dimensi MIT BUY REKX1 EFF .409 .382 .523

REL .478 .401 .489FUL .515 .524 .569PRC .245 .345 .324RES .393 .363 .427KOM .296 .216 .352KTK .407 .352 .394

X2 MJS .520 .569 .599FJS .509 .518 .578

HGA .393 .454 .408EMO .497 .592 .582

Dari hasil analisis dimensi dapat diketahui hubungan antara dimensi variabel endogen dengan dimensi eksogen terikat sebagai berikut :

Dimensi variabel kualitas layanan online terhadap dimensi loyalitas nasabah, Dimensi “Fullfilment” pada variabel kualitas layanan online memiliki hubungan yang erat dengan dimensi ‘Rekomendasi” pada variabel loyalitas nasabah dengan koefisien korelasi sebesar 0,569. Sistem internet banking yang baik dalam memberikan layanan yang tepat waktu, real time process, cepat dan akurat dapat memberikan image kualitas layanan kepada para nasabah Bank. Kualitas pelayanan yang baik akan membuat para nasabah merekomendasikan layanan internet banking maupun produk-produk lain yang dimiliki Bank kepada pihak lain. Dimensi “Fullfilment” pada variabel kualitas layanan online memiliki hubungan yang erat dengan dimensi “Pembelian Ulang” pada variabel loyalitas nasabah dengan koefisien korelasi sebesar 0,524. Kualitas layanan yang dialami oleh para nasabah Bank melalui sistem internet banking yang baik dalam memberikan layanan yang tepat waktu, real time process, cepat dan akurat dapat membuat para nasabah Bank melakukan pembelian ulang baik dalam hal konsisten pemakaian internet banking di masa mendatang maupun keinginan untuk terus menggunakan produk-produk layanan yang dimiliki oleh Bank. Dimensi “Efisiensi” pada variabel kualitas layanan online memiliki hubungan yang erat dengan dimensi ‘Rekomendasi”

Page 186: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

176 Riset Pemasaran Internasional

pada variabel loyalitas nasabah dengan koefisien korelasi sebesar 0,523. Efektifitas layanan internet banking dalam hal kecepatan akses, waktu download halaman dan informasi yang terorganisir secara baik dapat meyakinkan para nasabah Bank untuk dapat merekomendasikan layanan internet banking maupun produk-produk lain yang dimiliki Bank kepada pihak lain. Dimensi “Fullfilment” pada variabel kualitas layanan online memiliki hubungan yang erat dengan dimensi ‘Komitmen” pada variabel loyalitas nasabah dengan koefisien korelasi sebesar 0,515. Kualitas layanan sistem internet banking yang baik dalam hal ketepatan waktu, real time process, cepat dan akurat dapat meningkatkan komitmen yang kuat bagi para nasabah terhadap Bank. Dimensi “Reliabilitas” pada variabel kualitas layanan online memiliki hubungan yang erat dengan dimensi ‘Rekomendasi” pada variabel loyalitas nasabah dengan koefisien korelasi sebesar 0,569. Sistem internet banking yang memberikan keandalan dan kelancaran dalam bertansaksi, juga didukung oleh update informasi dan berita terkini dapat membuat para nasabah Bank merekomendasikan layanan internet banking maupun produk-produk lain yang dimiliki Bank kepada pihak lain.

Dimensi variabel kepuasan pelanggan terhadap dimensi loyalitas nasabah. Dimensi “Manfaat Jasa” pada variabel kepuasan nasabah memiliki hubungan yang erat dengan dimensi “Rekomendasi” pada variabel loyalitas nasabah dengan koefisien korelasi sebesar 0,599. Manfaat jasa layanan internet banking yang dialami oleh para nasabah Bank dalam hal kemudahan bertransaksi, fleksibilitas, kenyamanan, dan berkualitas tinggi serta didukung oleh layanan pelanggan dapat memberikan keyakinan untuk merekomendasikan layanan internet banking maupun produk-produk lain yang dimiliki Bank kepada pihak lain oleh para nasabah.

Dimensi “Emosi” pada variabel kepuasan nasabah memiliki hubungan yang erat dengan dimensi “Pembelian Ulang” pada variabel loyalitas nasabah dengan koefisien korelasi sebesar 0,592. Perasaan/emosi yang dialami oleh para nasabah Bank dalam menggunakan layanan internet banking seperti halnya kenyamanan, kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi dapat membuat para nasabah Bank melakukan pembelian ulang baik dalam hal konsisten pemakaian internet banking di masa mendatang maupun keinginan untuk terus menggunakan produk-produk layanan yang dimiliki oleh Bank. Dimensi “Emosi” pada variabel kepuasan nasabah memiliki hubungan yang erat dengan dimensi “Rekomendasi” pada variabel loyalitas nasabah dengan koefisien korelasi sebesar 0,582. Perasaan/emosi yang dialami oleh para nasabah Bank dalam menggunakan layanan internet banking seperti halnya kenyamanan, kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi dapat membuat para nasabah Bank merekomendasikan layanan internet banking maupun produk-produk lain yang dimiliki Bank kepada pihak lain oleh para nasabah.

Dimensi “Fitur Jasa” pada variabel kepuasan nasabah memiliki hubungan yang erat dengan dimensi “Rekomendasi” pada variabel loyalitas nasabah dengan koefisien korelasi sebesar 0,578. Fitur jasa layanan internet banking dalam hal desain tampilan yang

Page 187: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

177Riset Pemasaran Internasional

menarik, kecepatan dan kemudahan dalam bertransaksi serta didukung oleh keamanan melalui token dan layanan online akan membuat para nasabah Bank merekomendasikan layanan internet banking maupun produk-produk lain yang dimiliki Bank kepada pihak lain oleh para nasabah. Dimensi “Manfaat Jasa” pada variabel kepuasan nasabah memiliki hubungan yang erat dengan dimensi “Pembelian Ulang” pada variabel loyalitas nasabah dengan koefisien korelasi sebesar 0,569. Kepuasan nasabah yang dialami melalui manfaat jasa internet banking dalam hal kemudahan bertransaksi, fleksibilitas, kenyamanan, dan berkualitas tinggi serta didukung oleh layanan pelanggan dapat membuat para nasabah untuk setia dalam melakukan pembelian ulang baik dalam hal konsisten pemakaian internet banking di masa mendatang maupun keinginan untuk terus menggunakan produk-produk layanan yang dimiliki oleh Bank.

313

kecepatan dan kemudahan dalam bertransaksi serta didukung oleh keamanan melalui token dan layanan online akan membuat para nasabah Bank merekomendasikan layanan internet banking maupun produk-produk lain yang dimiliki Bank kepada pihak lain oleh para nasabah. Dimensi “Manfaat Jasa” pada variabel kepuasan nasabah memiliki hubungan yang erat dengan dimensi “Pembelian Ulang” pada variabel loyalitas nasabah dengan koefisien korelasi sebesar 0,569. Kepuasan nasabah yang dialami melalui manfaat jasa internet banking dalam hal kemudahan bertransaksi, fleksibilitas, kenyamanan, dan berkualitas tinggi serta didukung oleh layanan pelanggan dapat membuat para nasabah untuk setia dalam melakukan pembelian ulang baik dalam hal konsisten pemakaian internet banking di masa mendatang maupun keinginan untuk terus menggunakan produk-produk layanan yang dimiliki oleh Bank.

TUGAS PENELITIAN– Bahaslah lebih mendalam arti penting uji SEM dengan perangkat lunak LISREL,

dengan strategi model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis !

TUGAS KELAS Apakah anda benar- benar telah memahami arti penting mempelajari analisis model

konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

314

TUGAS PENELITIAN

– Bahaslah lebih mendalam arti penting uji SEM dengan perangkat lunak LISREL, dengan strategi model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis !

TUGAS KELAS

Apakah anda benar- benar telah memahami arti penting mempelajari analisis model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

Page 188: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

178 Riset Pemasaran Internasional

Page 189: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

179Riset Pemasaran Internasional

Pada bab ini akan dibahas , bagaimana peneliti dalam riset marketing memiliki tingkat kepekaan dalam ketepatan menemukan dan menyelidiki fakta- fakta penelitian yang memiliki kepekaan dalam proses bisnis yang kompetitif. Menentukan jenis- jenis data- data empiris dalam suatu perusahaan maupun institusi yang dapat mendukung strategi melakukan identifikasi permasalahan pada riset marketing. Aplikasi temuan fakta- fakta dan strategi menetapkan identifikasi permasalahan dalam aplikasi riset pemasaran di berbagai tema dan lokasi dalam riset marketing.

315

Bab V : Fakta- fakta Penelitian dan Strategi melakukan Identifikasi Permasalahan Penelitan Marketing

Pada bab ini akan dibahas , bagaimana peneliti dalam riset marketing memiliki tingkat kepekaan dalam ketepatan menemukan dan menyelidiki fakta- fakta penelitian yang memiliki kepekaan dalam proses bisnis yang kompetitif. Menentukan jenis- jenis data- data empiris dalam suatu perusahaan maupun institusi yang dapat mendukung strategi melakukan identifikasi permasalahan pada riset marketing. Aplikasi temuan fakta- fakta dan strategi menetapkan identifikasi permasalahan dalam aplikasi riset pemasaran di berbagai tema dan lokasi dalam riset marketing.

A. Peran Fakta- fakta Empiris dalam Penelitian Marketing.Peran fakta- fakta empiris dalam penelitian marketing pada aplikasi riset di sektor

perbankan. institusi pendidikan tinggi dan jasa penyedia layanan internet dapat di telaah pada kajian di bawah ini.

Peran fakta- fakta pada kajian riset marketing di sekor perbankan berkenaan dengan, pengaruh kualitas layanan on line di perbankan, kepuasan nasabah terhadap loyalitas konsumen.

BAB VfAKTA- fAKTA PENELITIAN DAN STRATEgI MELAKUKAN IDENTIfIKASI PERMASALAHAN

PENELITAN MARKETINg

Page 190: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

180 Riset Pemasaran Internasional

Sejalan dengan perkembangan teknologi, pengguna internet di Indonesia diperkirakan akan terus bertambah. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memprediksi, pengguna internet di Indonesia pada tahun 2013 akan sebanyak 82 juta atau naik dari 63 juta pengguna pada 2012. Bahkan, menurut perkiraan APJII, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia itu akan terus berlanjut hingga tahun-tahun ke depan. Pada 2014 pengguna internet di Indonesia akan sebanyak 107 juta dan pada 2015 akan menjadi 139 juta pengguna. Jika dirata-rata, tiap tahun, dari 2012 hingga 2015 akan terjadi pertumbuhan pengguna internet sebesar 30 %.(Ester, 2013)

Tabel Proyeksi Perumbuhan Pengguna Internet di Indonesia

317

Tabel Proyeksi Perumbuhan Pengguna Internet di

Indonesia

Pada data tersebut dapat mengindikasikan bahwa

perubahan interaksi masyarakat yang meliputi interaksi bisnis, ekonomi, sosial dan budaya telah berubah. Hadirnya internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan terutama perannya sebagai saluran komunikasi, publikasi dan penyampaian informasi yang dibutuhkan. Pembangunan infastruktur layanan perbankan yang berbasis elektronik atau electronic

Pada data tersebut dapat mengindikasikan bahwa perubahan interaksi masyarakat yang meliputi interaksi bisnis, ekonomi, sosial dan budaya telah berubah. Hadirnya internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan terutama perannya sebagai saluran komunikasi, publikasi dan penyampaian informasi yang dibutuhkan. Pembangunan infastruktur layanan perbankan yang berbasis elektronik atau electronic banking (e-banking) akan menjadi tren di masa yang akan datang.

Layanan e-banking kian menjadi perhatian bank karena selain menawarkan kemudahan lebih kepada nasabah, beban transaksi e-banking jauh lebih murah daripada di cabang. Jika bank memiliki ATM dengan tingkat penggunaan maksimal, ongkos per transaksinya cukup murah atau sekitar Rp 350. Internet banking jauh lebih murah lagi, di bawah Rp 250 karena perangkat aksesnya ditanggung nasabah. Jika dibandingkan dengan biaya transaksi di kantor cabang yang bisa mencapai Rp 3.000 dan bisa lebih

Page 191: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

181Riset Pemasaran Internasional

mahal, tergantung pada costumer based sebuah bank. Karena biaya transaksi yang lebih murah, wajar jika bank giat menggiring nasabahnya untuk memanfaatkan layanan internet banking. Bank memandang pemanfaatan teknologi memberikan efektifitas dan efisiensi dari aspek keamanan data, kecepatan pelayanan dan kemampuan bersaing. Nasabah akan mempunyai banyak pilihan dalam menentukan bank mana yang akan dipilihnya, oleh karena itu bank dengan teknologi yang unggul akan menjadi pilihan nasabah.

Dalam survey yang dilakukan Marketing Research Indonesia (MRI) bekerjasama dengan info bank bertajuk “ Bank Service Excellence Monitor” , dimana survey ini dilakukan setiap tahun terhadap industri perbankan di Indonesia. Survey ini dilakukan sejak tahun 1996, untuk periode 2011/2012 survey dilakukan di empat kota yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Semarang dan Cirebon yang melibatkan 19 bank dengan menggunakan metode mystery shopping dan focus group discussion. Kualitas pelayanan prima untuk kategori Internet Banking pada tahun 2012 masih berada di posisi 9 atau masih di bawah jika dibandingkan dengan performa terbaiknya pada tahun 2006 hingga 2007 yang dapat dilihat dalam tabel. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kualitas layanan online BNI masih belum memuaskan.

Tabel. Performa Internet Banking Bank Tahun 2007 - 2012

319

bank dengan menggunakan metode mystery shopping dan focus group discussion. Kualitas pelayanan prima untuk kategori Internet Banking pada tahun 2012 masih berada di posisi 9 atau masih di bawah jika dibandingkan dengan performa terbaiknya pada tahun 2006 hingga 2007 yang dapat dilihat dalam tabel. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kualitas layanan online BNI masih belum memuaskan.

Tabel. Performa Internet Banking Bank Tahun 2007 - 2012

7 7 7

0

109

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Peringkat Kualitas Internet Banking BNI

Perfoma Internet Banking BNI Tahun 2007 - 2012

Sumber : Marketing Research Indonesia (MRI) dalam Majalah Infobank

Tingkat loyalitas nasabah juga mengalami penurunan pada tahun 2012. Hal ini penting karena loyalitas nasabah merupakan salah satu modal utama bagi kesuksesan suatu bank, terutama di tengah kondisi persaingan perbankan konsumer yang semakin tajam. Dalam Survey Indonesian Bank Loyalty Index (IBLI) yang diadakan oleh

Page 192: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

182 Riset Pemasaran Internasional

MarkPlus Insight dan Majalah Infobank sejak tahun 2004 terhadap bank-bank di Indonesia bertujuan untuk mengevaluasi kinerja bank khusus pada produk tabungan dan kartu kredit. Untuk survey tahun 2012, survey dilakukan di enam kota besar yang meliputi Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar dengan total responden yng terlibat lebih dari 3.500 nasabah bank. Berdasarkan hasil survey tersebut, BNI menduduki peringkat empat atau turun satu peringkat dibandingkan dengan tahun 2011. Tercatat selama tahun 2012, jumlah dana masyarakat yang disimpan dalam bentuk giro dan tabungan di Kantor Cabang BNI Jakarta Pusat sebesar Rp 5,113 Trilyun atau mengalami penurunan sebesar Rp 274,46 Milyar jika dibandingkan dengan tahun 2011. Penurunan yang terjadi di Cabang ini merupakan yang paling besar untuk wilayah DKI Jakarta.

Selain itu jumlah konsentrasi penetrasi tabungan tertinggi di Indonesia berada di DKI Jakarta. Tingginya nominal tabungan di DKI Jakarta didukung oleh tingkat perekonomian yang sangat baik tercermin dari pendapatan per kapita yang mencapai Rp 100,9 juta per penduduk. Konsentrasi penetrasi tabungan sangat tinggi terjadi di DKI Jakarta berada di Jakarta Pusat. Hal ini tampaknya disebabkan karena Jakarta Pusat merupakan sentra dari kegiatan bisnis dan perkantoran di DKI Jakarta, sehingga banyak penduduk dan perusahaan yang memilih untuk membuka rekening tabungan di sini walaupun secara administratif tidak bermukim di Jakarta Pusat. Selain itu tingginya penetrasi tabungan disebabkan karena aktivitas perbankan nasional memang terkonsentrasi di sini yang dapat terlihat dari sebaran outlet perbankan nasional yang terfokus di DKI Jakarta. Di DKI Jakarta, terdapat 1 outlet perbankan untuk setiap 2.127 penduduk dewasa. Rasio ini merupakan yang terbaik dan jauh melampaui daerah lain di Indonesia. Seiring dengan perkembangan tingkat penetrasi giro dan tabungan di DKI Jakarta tersebut di atas, maka persaingan untuk untuk meraih nasabah semakin kompetitif. Para pesaing berlomba-lomba untuk memberikan layanan yang terbaik bagi nasabahnya salah satunya yaitu memberikan kemudahan transaksi melalui Internet Banking. Tercatat selama tahun 2012 transaksi melalui Internet Banking yang dilakukan oleh nasabah BNI Kantor Cabang Jakarta Pusat sebanyak 154.537 transaksi dengan nilai transaksi sebesar Rp 499 Milyar.

Fakta-fakta tersebut di atas harus mendapat perhatian dari manajemen Bank terutama Kantor Cabang Jakarta Pusat bila melihat tingkat persaingan yang semakin kompetitif di wilayah DKI Jakarta dan juga peningkatan jumlah transaksi internet banking. Kualitas layanan online harus terus ditingkatkan performanya agar dapat bersaing karena hal ini akan sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan yang berujung pada loyalitas pelanggan salah satu kunci sukses bisnis perbankan dimasa yang akan datang.

Peran fakta- fakta pada kajian riset marketing di sekor pemasaran pendidikan tinggi berkenaan dengan, marketing atau pemasaran untuk suatu lembaga pendidikan perlu mendapatkan perhatian khusus.

Page 193: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

183Riset Pemasaran Internasional

Lembaga pendidikan menurut Alma (2005,p.1) adalah merupakan bagian dari jasa, dan marketing jasa pendidikan makin lama makin dirasakan menjadi penting. Alma (2005,p.36,37) menyatakan elemen-elemen strategi bauran pemasaran ini terdiri dari 7P yaitu 4P tradisional dan 3P lagi dalam pemasaran jasa dengan perincian : P1=Product, artinya produk yang dihasilkan dan ditawarkan ke konsumen haruslah produk berkualitas, P2= Price, produsen harus pandai menetapkan kebijaksanaan harga, P3= Place, berarti kemana tempat/lokasi yang dituju, P4=Promotion, merupakan daya tarik, P5=People, berarti orang yang melayani, P6= berupa bukti fisik berarti konsumen akan melihat keadaan nyata dari benda-benda yang menghasilkan jasa tersebut, P7= berupa proses yang terjadi diluar pandangan konsumen.

Di samping 4Ps atau 7Ps dari teori bauran pemasaran, Kotler menyebutkan bahwa dalam pemasaran juga perlu mempertimbangkan faktor politik dan opini publik sebagai elemen yang harus diperhatikan dalam bauran pemasaran (marketing mix) (Kotler & March,1991, p.44). Mengingat keberadaan suatu institusi pendidikan dalam wilayah tertentu dengan memiliki karakteristik politik dan masyarakat tertentu, maka setiap negara mengatur lembaga pendidikan tingginya dalam mengoperasikan kegiatan bisnis pendidikannya dengan cara tertentu pula. Dengan memperhatikan hasil riset Yulius (2004) bauran pemasaran jasa pendidikan mempengaruhi citra PTS (Perguruan Tinggi Swasta), bauran pemasaran secara total mempengaruhi jumlah mahasiswa aktif, citra PTS mempengaruhi jumlah mahasiswa aktif dan bauran pemasaran dan citra PTS secara bersama-sama mempengaruhi jumlah mahasiswa aktif. Sedangkan perbedaan riset yang akan dilakukan terhadap riset sebelumnya adalah dengan memperhatikan variabel kualitas jasa yang dikembangkan oleh; Lovelock & Wright (2005), Lupiyoadi & Hamdani (2006), Faganel & Macur (2006), dan Alma (2005). Juga melihat data jumlah mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur yang lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan jumlah mahasiswa Ekonomi, sebagai berikut :

Tabel –tabel ( Tabel 01 .Tabel Perkembangan Jumlah Pendaftar Negri dan Swasta Tiap Propinsi (tahun 2003/2004), Tabel 02. Gambaran Umum Mahasiswa Perguruan Tinggi Negri dan Swasta (tahun 2003/2004), Tabel 03. Gambaran Umum Mahasiswa PTN + PTS Menurut Bidang Studi ). Sumber : Statistik Pendidikan Tahun 2003/2004 (Pusat data dan informasi Pendidikan, BALITBANG, Departemen Pendidikan Nasional).

Page 194: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

184 Riset Pemasaran Internasional

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Pendaftar Negri dan Swasta Tiap Propinsi.

324

Tiap Propinsi (tahun 2003/2004), Tabel 02. Gambaran Umum Mahasiswa Perguruan Tinggi Negri dan Swasta (tahun 2003/2004), Tabel 03. Gambaran Umum Mahasiswa PTN + PTS Menurut Bidang Studi ). Sumber : Statistik Pendidikan Tahun 2003/2004 (Pusat data dan informasi Pendidikan, BALITBANG, Departemen Pendidikan Nasional).

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Pendaftar Negri dan Swasta Tiap Propinsi.

Sumber : http://www.depdiknas.go.id/statistik/thn03-04/dikti/tab12.htm

Sumber : http://www.depdiknas.go.id/statistik/thn03-04/dikti/tab12.htm

Fakta- fakta aktuan pada masalah jumlah mahasiswa pembeli jasa yang relatif sedikit pada Program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS dan Perguruan Tinggi Negri di Jakarta dengan melihat data pada Tabel 2, di mana jumlah mahasiswa baru yang diterima pada program studi Arsitektur berjumlah 7.878 mahasiswa dari 28.421 mahasiswa pendaftar. Dengan memperhatikan data jumlah mahasiswa pada program Arsitektur FT PTS di Jakarta maka diperlukan alat riset marketing/pemasaran pendidikan dengan skala multi dimensi untuk menyediakan hasil pelaporan yang lebih menyeluruh. Menurut Herce & Swenson (1991) diperlukan ”marketing research tool”.

Selanjutnya dengan memperhatikan data jumlah calon mahasiswa pada Program Studi Arsitektur yang mendaftar yaitu 28.421 mahasiswa untuk PTS dan PTN dan bila diperbandingkan dengan jumlah calon mahasiswa pada Program studi Ekonomi yang mendaftar pada tahun 2004-2004 sejumlah 623.217 maka akan teridentifikasi sedikit sekali yaitu 28.421/623.217 = 4,5 %.

Page 195: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

185Riset Pemasaran Internasional

Tabel 2. Gambaran Umum Mahasiswa Perguruan Tinggi (PT)

326

Tabel 2. Gambaran Umum Mahasiswa Perguruan Tinggi (PT)

Sumber : http://www.depdiknas.go.id/statistik/thn03-04/dikti/tab12.htm

Sumber : http://www.depdiknas.go.id/statistik/thn03-04/dikti/tab12.htm

Page 196: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

186 Riset Pemasaran Internasional

Tabel 3. Grafik Gambaran Umum Mahasiswa PTN+ PTS

327

Tabel 3. Grafik Gambaran Umum Mahasiswa PTN+ PTS

Sumber : http://www.depdiknas.go.id/statistik/thn03-04/dikti/tab12.htm

Sumber : http://www.depdiknas.go.id/statistik/thn03-04/dikti/tab12.htm

Fakta- fakta lain yaitu kondisi fakta eksternal dengan kejadian kondisi krisis 1998 pada Negara Indonesia yang juga mempengaruhi kondisi pembangunan dan pertumbuhan proyek properti sehingga mempengaruhi penyerapan sumberdaya manusia khususnya sarjana Arsitektur yang dapat berdampak langsung pada dunia pendidikan, khususnya program studi arsitektur. Kemudian hal lain yang mempengaruhi adalah bagaimana citra institusi yang baik yang dibentuk oleh institusi tersebut dan dipublikasikan dan diterima dengan baik di mata masyarakat. Hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan citra institusi adalah bagaimana para pelanggan, prospek dan pesaing melihat institusi anda. Institusi memerlukan citra penampilan fisik dan citra bisnis yang profesional dengan reputasi yang sangat baik. Jika salah satu mengalami kekurangan maka kelangsungan usaha akan gagal. Reputasi institusi anda merupakan sesuatu yang disampaikan oleh publik kepada yang lain (Gerson ,1994). Selanjutnya citra institusi yang baik juga berdasarkan Akreditasi yang dimiliki oleh

Page 197: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

187Riset Pemasaran Internasional

perguruan tinggi yang dinilai dan ditetapkan oleh badan Akreditasi Nasional Republik Indonesia.

Sehubungan dengan reputasi suatu lembaga pendidikan, beberapa hal penting yang kerap diperhitungkan dan menjadi pertimbangan calon mahasiswa sebagai konsumen untuk memilih suatu lembaga pendidikan adalah: (1)bentuk lembaga; (2)kurikulum perguruan tinggi, dan; (3)akreditasi program studi. Menurut UU No.20, Pasal 20 (ayat 1) tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. Menurut Pasal 38 (ayat 3) tentang kurikulum pendidikan dinyatakan bahwa kurikulum dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada Standard Nasional untuk setiap program studi. Sedangkan pada pasal 60 (ayat 1) dinyatakan bahwa Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Proses akreditasi program studi dilakukan oleh suatu badan tertentu. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) adalah merupakan satu-satunya badan akreditasi yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia (dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional). Tugas utama badan ini adalah (1)meningkatkan mutu pendidikan tinggi, (2)memperkenalkan serta menyebarluaskan “Paradigma baru dalam mengelola pendidikan tinggi” dan (3) meningkatkan relevansi, atmosfir akademik, pengelolaan institusi, efisiensi dan keberlanjutan pendidikan tinggi (Tadjudin, 2000) .

Lembaga pendidikan yang dinyatakan mencapai peringkat akreditasi yang baik (tinggi) tentunya memiliki program pendidikan dengan tingkat kelayakan tinggi dan terklasifikasi dalam Peringkat Akreditasi A atau B. Dengan atribut peringkat akreditasi yang disandangnya ini selanjutnya perguruan tinggi tersebut akan memperoleh citra dan reputasi yang baik pula di mata masyarakat. Pada umumnya calon mahasiswa sebagai pelanggan yang akan masuk ke perguruan tinggi khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) akan selalu memperhatikan kualifikasi akreditasi ini. Hal ini dapat dimaklumi karena program studi yang berakreditasi A dan B pada suatu PTS dinilai mempunyai kualitas baik sehingga akan dapat memberikan harapan untuk meraih nilai kepuasan tertentu bagi calon mahasiswa dalam mencari ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai persiapan memasuki dunia kerja (Yulius ,2004).

Untuk mencapai keberhasilan jangka panjang maka suatu lembaga pendidikan harus dapat memberikan layanan yang memuaskan menyangkut “needs” dan “wants” bagi para siswanya, Alma (2005 ). Sedangkan menurut, Lovelock & Wright (2005) kehandalan menjadi inti kualitas jasa karena jasa yang tidak dapat diandalkan adalah jasa yang buruk. Jika jasa intinya tidak dikerjakan secara handal, pelanggan akan menganggap perusahaan itu tidak kompeten dan akan berpindah ke penyedia jasa lain.

Masih dalam pendapat Alma (2005) menegaskan bahwa tujuan akhir pemasaran adalah memuaskan pelanggan dan dengan adanya kepuasan akan terjadi pembelian ulang yang pada akhirnya akan meningkatkan laba universitas/institusi.

Page 198: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

188 Riset Pemasaran Internasional

Selanjutnya dalam memilih program studi pada suatu perguruan tinggi merupakan masalah yang cukup pelik, apalagi mengingat bahwa pendidikan adalah satu bentuk investasi jangka panjang yang sedikit banyak akan menentukan kehidupan seseorang di masa depan. Program studi yang dipilih sebaiknya sesuai dengan bakat dan minat serta memprediksi kebutuhan masyarakat akan profesi dan bidang studi, mutu universitas dan akreditasi dari program studi (ASP, 2006) . Dalam pendapatnya ,Joni (2006) menyampaikan bahwa Badan Akreditasi Nasional di luar negeri agak berbeda dengan di BAN–PT di Indonesia. BAN-PT di Indonesia bertugas mengawasi mutu lembaga penyelenggara pendidikan, sementara praktek badan akreditasi di luar negri terdedikasi untuk jenis program studi tertentu seperti keteknikan (“engineering”) misalnya. Dengan memperhatikan Undang-undang RI No.18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi yang menetapkan persyaratan tingkat ahli yang professional dalam bidang jasa konstruksi, maka pendidikan strata satu harus memiliki kualitas pendidikan yang baik. Kualitas pendidikan arsitektur yang baik harus sesuai dengan Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa serta memenuhi standart yang ditetapkan dalam Keputusan Mendiknas 045/U/2002 tentang kurikulum inti perguruan tinggi yang berdasarkan kompetensi (Siregar, 2005).

Dari uraian di atas maka penelitian gap yang terutama meliputi : pengaruh bauran pemasaran jasa pendidikan terhadap citra perguruan tinggi swasta dan jumlah mahasiswa aktif, jika dilihat epsilonnya (faktor lain yang mempengaruhi citra dan jumlah mahasiswa aktif) masih cukup besar sehingga dapat dilanjutkan oleh peneliti berikutnya (Yulius, 2004). Faktor lain yang cukup menjadi perhatian di bidang pendidikan adalah kualitas jasa pendidikan (Alma, 2005). Kesenjangan kualitas Jasa, Lovelock & Wright (2005) yang menyebabkan adanya perbedaan persepsi mengenai kualitas jasa adalah sebagai berikut:1. Kesenjangan persepsi manajemen: yaitu adanya perbedaan antara penilaian

pelayanan menurut pengguna jasa dan persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa.

2. Kesenjangan spesifikasi kualitas: yaitu kesenjangan antara persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa dan persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa.

3. Kesenjangan penyampaian jasa: yaitu kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa.

4. Kesenjangan komunikasi pemasaran : yaitu kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan pelanggan mengenai kualitas jasa dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat oleh perusahaan melalui komunikasi pemasaran.

5. Kesenjangan dalam pelayanan yang dirasakan: yaitu perbedaan persepsi antara jasa yang dirasakan dan yang diharapkan oleh pelanggan.

Page 199: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

189Riset Pemasaran Internasional

Manfaat kepuasan pelanggan dan kualitas jasa menurut, Lovelock & Wright (2005,) meliputi; 1. mengisolasi pelanggan dari persaingan, 2.dapat menciptakan keunggulan yang berkelanjutan, 3.mengurangi biaya kegagalan, 4.mendorong pelanggan kembali dan mendorong loyalitas, 5.meningkatkan/mempromosikan cerita positif dari mulut-ke mulut dan 6. menurunkan biaya untuk menarik pelanggan baru. Sehingga perusahaan terobsesi dengan kepuasan pelanggan, mengingat hubungannya yang langsung dengan kesetiaan pelanggan, pangsa pasar dan keuntungan. Menurut, Rowley (1997) pada perguruan tinggi diperlukan dimensi kualitas pelayanan untuk menyelidiki masalah : “kualitas adalah, yang mana kualitas penting, dan memiliki kualitas. Mengidentifikasi aspek-aspek dari pengalaman pendidikan yang membedakan pendidikan dari pengalaman layanan lain sebagai termasuk eksklusivitas akses; peran pelanggan dalam proses dan sifat longitudinal pengalaman pendidikan. Mengusulkan konsep kontrak layanan, didirikan pada contoh pertama dengan siswa, sebagai salah satu pendekatan untuk mengelola harapan dan persepsi untuk menghasilkan kualitas dengan penilaian lebih positif. (Rowley, Jenifer, 1997, vol. 5, issue: 1 ).

Salah satu tenaga ahli profesional bidang jasa konstruksi dalam industri konstruksi adalah tenaga ahli bidang arsitektur yang dilahirkan dari pendidikan program studi Arsitektur/Teknik Arsitektur. Program Studi Arsitektur/Teknik Arsitektur adalah salah satu program studi bidang rekayasa konstruksi dan dalam situasi dan kondisi di mana negara Indonesia terus membangun masih memerlukan banyak tenaga-tenaga yang tangguh dan professional di bidang konstruksi dan arsitektur. Namun kebutuhan akan tenaga ahli bidang tersebut faktanya tidak didukung dengan keberadaan jumlah mahasiswa yang cukup pada program studi Arsitektur khususnya dalam lingkungan FT PTS di Jakarta yang nantinya akan melahirkan tenaga-tenaga tersebut. Untuk kepentingan tersebut, Program Studi Arsitektur FT PTS seharusnyalah mengupayakan peningkatan kuantitas dan kualitas bagi mahasiswa bidang ilmu Arsitektur. Seperti yang disampaikan oleh Hugstad & Brown (1991), tentang ciri – ciri kunci dari pengembangan program di fakultas: atribut utama program pengembangan fakultas: pendidikan, kelengkapan, keterkaitan antara tujuan organisasi dan individu, fleksibilitas, berbagai metode, dengan proses personil, dan kesinambungan. Jumlah usulan- usulan program dibuat untuk perbaikan dari berbagai program pengembangan fakultas. (Hugstad & Brown, 1991, p.26-30).

Kajian tentang pemasaran pada pendidikan tinggi sudah eksis keberadaannya dalam suatu lingkungan pemasaran menurut Dirks (1998): Pendidikan tinggi exsists di lingkungan pasar dalam enam hal. Pertama, dan paling jelas, ini berfungsi sebagai produser atau produk dan jasa pendidikan untuk klien siswa. Itu berusaha untuk memasarkan layanan mereka kepada orang-orang yang mencari pendidikan persembahan. Kedua, pendidikan lembaga mencari menarik sumbangan dari nilai. Ketiga, berbasis pengetahuan layanan disediakan untuk hibah dan kontrak penyandang dana. Keempat dan kelima, lembaga pendidikan mencari persetujuan dan dukungan

Page 200: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

190 Riset Pemasaran Internasional

umum dari comminity lebih besar dan masyarakat pada umumnya. Ini outreach jatuh di bawah perspektif yang lebih kompleks, menyentuh pada lingkungan sosial dan budaya dan hubungan. Akhirnya, pendidikan tinggi intitutions ada di pasar hubungan dengan pemasok dan personil. (Dirks, 1998, p.2)

Hal yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan dilakukannya penelitian pengaruh bauran pemasaran jasa dan kualitas jasa terhadap citra institusi serta implikasinya pada aktivitas mahasiswa di lingkungan Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik PTS di Jakarta (lingkungan Kopertis Wilayah III) (Susilo, 2010). Dengan mengungkapkan fakta yang bermanfaat maka diharapkan akan adanya peningkatan jumlah mahasiswa bidang arsitektur sehingga tenaga ahli profesional bidang arsitektur konstruksi dapat banyak dilahirkan dan dimanfaatkan oleh Negara Indonesia. Atas dasar pertimbangan bahwa peringkat akreditasi program studi dari suatu Perguruan Tinggi merupakan indikator kualitas pendidikan yang dihasilkan, maka penelitian mengarah kepada sejumlah perguruan tinggi yang memiliki program studi Arsitektur/Teknik Arsitektur dengan Peringkat Akreditasi A dan B dalam lingkungan Kopertis Wilayah III. Dipilihnya institusi yang memiliki program studi Arsitektur/Teknik Arsitektur dalam lingkungan Kopertis Wilayah III (yang sebagian besar berlokasi di DKI Jakarta dan sekitarnya) dikarenakan jumlah mahasiswa yang terdaftar pada Universitas menurut lembaga tiap Propinsi pada Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan tinggi Swasta Propinsi DKI Jakarta adalah jumlah tertinggi sebanyak 595.197 pada tahun 2003/2004, dibandingkan dengan propinsi-propinsi lainnya di Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003/2004) . Menurut hasil penilaian akreditasi program studi, khususnya program studi arsitektur/teknik arsitektur dalam lingkungan pengawasan Kopertis Wilayah III yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional, diperoleh hasil peringkat akreditasi dari 16 Universitas, 2 Sekolah Tinggi dan 3 Institut (BAN-PT, 2004). Dari sejumlah tersebut, 13 Perguruan Tinggi termasuk dalam klasifikasi Peringkat Akreditasi A dan B untuk program studi Arsitektur/Teknik Arsitektur yang dimilikinya, Direktori Kopertis Wilayah III (2006) yang selanjutnya menjadi target populasi dalam penelitian pemasaran jasa yang akan dilakukan.

Peran fakta- fakta pada kajian riset marketing di sekor layanan internet, pengaruh Program Marketing, Kinerja Marketing terhadap Sikap Kon-sumen serta Implikasinya pada Keputusan Penggunaan Konsumen Inte-net.

Menurut perkiraan APJII, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia itu akan terus berlanjut hingga tahun-tahun ke depan. Pada 2014 pengguna internet di Indonesia akan sebanyak 107 juta dan pada 2015 akan menjadi 139 juta pengguna. Jika dirata-rata, tiap tahun, dari 2012 hingga 2015 akan terjadi pertumbuhan pengguna internet sebesar 30 %.

Page 201: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

191Riset Pemasaran Internasional

Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, penggunaan internet semakin marak digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Internet memberikan kontribusi yang besar bagi seluruh lapisan masyarakat. Jumlah pengguna internet yang sangat besar dan terus berkembang telah mewujudkan budaya internet. Internet mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu pengetahuan dan cara pandang dunia. Hanya dengan menggunakan mesin pencari seperti Google atau Yahoo, pengguna di seluruh dunia dapat mengakses internet dengan mudah untuk mengetahui bermacam-macam informasi. Dengan akses internet, cakupan jarak dan batas negara tidak lagi menjadi kendala untuk mencari dan mengetahui informasi.

338

Berdasarkan data yang diperoleh dari internetlivestats.com, terjadi peningkatan jumlah pengguna internet yang sangat signifikan beberapa tahun belakangan ini. Tren meningkat terjadi pada awal tahun 2000 dan melonjak drastis pada tahun-tahun berikutnya. Internet sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup dan gaya hidup baru yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal tersebut, agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, PT Telekomunikasi melebarkan bisnisnya melalui produk-produk inovatif yang disesuaikan dengan

Berdasarkan data yang diperoleh dari internetlivestats.com, terjadi peningkatan jumlah pengguna internet yang sangat signifikan beberapa tahun belakangan ini. Tren meningkat terjadi pada awal tahun 2000 dan melonjak drastis pada tahun-tahun berikutnya. Internet sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup dan gaya hidup baru yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal tersebut, agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, PT Telekomunikasi melebarkan bisnisnya melalui produk-produk inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dalam konten hiburan. Produk UTV memberikan pengalaman baru bagi pasar Indonesia untuk menikmati hiburan melalui Internet. UseeTV dikembangkan untuk menjawab kebutuhan gaya hidup modern di mana pelanggan kita bisa mendapatkan akses hiburan tanpa henti dengan cara yang mudah, melalui perangkat pribadi milik mereka, seperti ponsel, tablet, laptop dan televisi. Layanan yang diberikan UTV adalah layanan portal hiburan, informasi dan lifestyle, berupa berbagai macam konten streaming digital

Page 202: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

192 Riset Pemasaran Internasional

maupun aplikasi, seperti video film, video klip musik, karaoke, Live TV, TV on Demand, Live Streaming Radio dan Radio on Demand.

Hal ini memungkinkan mereka untuk menonton semua program kapan saja dan dimana saja. Namun terdapat masalah, yaitu sejak diluncurkan pada tahun lalu, dan setelah melakukan berbagai promosi, page view/kunjungan website portal Utv.com tidak mengalami kenaikan berkala sejak tahun lalu sampai dengan Agustus 2014 ini. Seperti yang terlihat pada grafik berikut :

339

kebutuhan pelanggan dalam konten hiburan. Produk UTV memberikan pengalaman baru bagi pasar Indonesia untuk menikmati hiburan melalui Internet. UseeTV dikembangkan untuk menjawab kebutuhan gaya hidup modern di mana pelanggan kita bisa mendapatkan akses hiburan tanpa henti dengan cara yang mudah, melalui perangkat pribadi milik mereka, seperti ponsel, tablet, laptop dan televisi. Layanan yang diberikan UTV adalah layanan portal hiburan, informasi dan lifestyle, berupa berbagai macam konten streaming digital maupun aplikasi, seperti video film, video klip musik, karaoke, Live TV, TV on Demand, Live Streaming Radio dan Radio on Demand.

Hal ini memungkinkan mereka untuk menonton semua program kapan saja dan dimana saja. Namun terdapat masalah, yaitu sejak diluncurkan pada tahun lalu, dan setelah melakukan berbagai promosi, page view/kunjungan website portal Utv.com tidak mengalami kenaikan berkala sejak tahun lalu sampai dengan Agustus 2014 ini. Seperti yang terlihat pada grafik berikut :

Dari gambar di atas bisa diperoleh keterangan page view UTV belum mengalami kenaikan secara signifikan walaupun sudah dilakukan berbagai aktivitas pemasaran (endorsement artis, data twitter). Hanya terdapat 1 (satu) iklan yang terlihat dalam website UTV.com. Selain itu juga terdapat data kuisioner terkait kualitas penyiaran dari pengguna UTV.com seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, sebagaiberikut :

340

Dari gambar di atas bisa diperoleh keterangan page view UTV belum mengalami kenaikan secara signifikan walaupun sudah dilakukan berbagai aktivitas pemasaran (endorsement artis, data twitter). Hanya terdapat 1 (satu) iklan yang terlihat dalam website UTV.com. Selain itu juga terdapat data kuisioner terkait kualitas penyiaran dari pengguna UTV.com seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, sebagaiberikut :

Pada data tersebut didapatkan kualitas layanan UTV belum memenuhi ekspektasi pelanggan. Sebagian besar (42.2%) pelanggan mengatakan bahwa layananan kadang putus-putus. Hal ini berarti kualitas/performansi layanan masih kurang bagus. Jika dibandingkan dengan website

0%

50%

%

Kualitas Penyiaran

Tidak bisa di-play Sering putus-putus

Kadang putus-putus Lancar

Pada data tersebut didapatkan kualitas layanan UTV belum memenuhi ekspektasi pelanggan. Sebagian besar (42.2%) pelanggan mengatakan bahwa layananan kadang putus-putus. Hal ini berarti kualitas/performansi layanan masih kurang bagus. Jika dibandingkan dengan website portal hiburan streaming lainnya, posisi website UTV.com masih berada di bawahnya.

Page 203: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

193Riset Pemasaran Internasional

341

portal hiburan streaming lainnya, posisi website UTV.com masih berada di bawahnya.

Berdasarkan data portal hiburan tersebut, peringkat U.com masih dibawah mivo.com. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pemimpin pasar bisnis jasa penyedia portal hiburan mivo.com merupakan pelopor dalam bentuk live TV online. Sehingga kepekaan pembaca terhadap situs portal hiburan masih melekat pada mivo.com.

Sehingga terdapat tantangan yang sangat besar bagi U.com dalam merebut pangsa pasar. U.com harus semakin meningkatkan program dan performansinya untuk meningkatkan jumlah

Berdasarkan data portal hiburan tersebut, peringkat U.com masih dibawah mivo.com. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pemimpin pasar bisnis jasa penyedia portal hiburan mivo.com merupakan pelopor dalam bentuk live TV online. Sehingga kepekaan pembaca terhadap situs portal hiburan masih melekat pada mivo.com.

Sehingga terdapat tantangan yang sangat besar bagi U.com dalam merebut pangsa pasar. U.com harus semakin meningkatkan program dan performansinya untuk meningkatkan jumlah penggunanya. Maka dari itu, untuk melakukan penelitian marketing mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan website portal U.com serta impikasinya terhadap sikap dan keputusan menggunakan website portal (Vika, 2014).

B. Metode Identifikasi Permasalahan pada Riset Marketing dengan Strategi Model Konfirmatori yang Empiris

Metode identifikasi permasalahan pada riset marketing yang empiris pada aplikasi riset di sector perbankan, institusi pendidikan tinggi dan pada bisnis layanan internet dapat ditelaah pada kajian berikut ini.

Metode identifikasi permasalahan pada riset marketing yang empiris pada aplikasi riset di sector perbankan

Berdasarkan fakta-fakta empiris, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memprediksi, pengguna internet di Indonesia pada tahun 2013 akan sebanyak 82 juta atau naik dari 63 juta pengguna pada 2012. Bahkan, menurut perkiraan APJII, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia itu akan terus berlanjut hingga tahun-tahun ke depan. Pada 2014 pengguna internet di Indonesia akan sebanyak 107 juta dan

Page 204: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

194 Riset Pemasaran Internasional

pada 2015 akan menjadi 139 juta pengguna. Dalam survey yang dilakukan Marketing Research Indonesia (MRI) bekerjasama dengan info bank bertajuk “ Bank Service Excellence Monitor” , dimana survey ini dilakukan setiap tahun terhadap industri perbankan di Indonesia. maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :1. Pembangunan infastruktur layanan perbankan yang berbasis elektronik atau

electronic banking (e-banking) akan menjadi tren di masa yang akan datang seiring dengan angka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia pada tahun 2013 akan sebanyak 82 juta atau mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 63 juta orang.

2. Layanan e-banking kian menjadi perhatian bank untuk berlomba-lomba menggiring nasabahnya untuk memanfaatkannya karena selain menawarkan kemudahan lebih kepada nasabah, beban transaksi e-banking jauh lebih murah daripada di cabang.

3. Kualitas pelayanan prima untuk kategori Internet Banking pada tahun 2012 masih berada di posisi 9 atau masih di bawah jika dibandingkan dengan performa terbaiknya pada tahun 2006 hingga 2007.

4. Perkembangan tingkat penetrasi giro dan tabungan di DKI Jakarta, maka persaingan untuk untuk meraih nasabah semakin kompetitif. Para pesaing berlomba-lomba untuk memberikan layanan yang terbaik bagi nasabahnya salah satunya yaitu memberikan kemudahan transaksi melalui Internet Banking.

5. Jumlah dana masyarakat yang disimpan dalam bentuk giro dan tabungan di Kantor Cabang Bank Jakarta Pusat atau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011.

6. Tingkat loyalitas nabasah Bank mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Strategi identifikasi permasalahan pada riset marketing yang empiris pada aplikasi riset di sector institusi pendidikan tinggi.

Identifikasi permasalahan memiliki peran dalam mengkaji fakta- fakta secara mendalam pada aspek permasalahan riset marketing. Pemasar diharapkan memiliki ketelitian dalam melakukan identifikasi permasalahan agar tujuan riset marketing dapat tercapai. Adanya suatu penurunan dari fakta- fakta pemasaran dapat menjadi strategi peneliti dalam upaya melakukan kajian perumusan permasalahan pemasaran.

Selanjutnya ditampilkan studi kajian fakta- fakta pada marketing jasa pendidikan tinggi di Jakarta dapat ditelaah sebagai berikut: banyak faktor dan pemangku kepentingan dalam pengelolaan suatu perguruan tinggi swasta untuk dapat menjalankan dan mengendalikan berlangsungnya manajemen pendidikan tinggi yang berkelanjutan. Dalam penelitian pemasaran jasa ini hanya ditetapkan beberapa faktor saja, yang dianggap cukup penting yaitu:

Page 205: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

195Riset Pemasaran Internasional

1. Bauran pemasaran jasa: Pada jasa institusi pendidikan harus memperhatikan pemangku kepentingan / stakeholeder yang berpotensi terdiri dari 16 (enam belas) ”major publics”, individu dan kelompok yang sangat berpengaruh pada universitas (Kotler dkk, 1995). Sedangkan menurut Zeithaml dan Bitner (2000): Layanan bauran pemasaran: cara lain untuk mulai mengatasi tantangan layanan pemasaran adalah untuk berpikir kreatif mengenai pemasaran campuran-melalui bauran pemasaran yang diperluas untuk layanan (Zeithaml & Bitner, 2000, p. 16). Alma (2005) menyatakan elemen-elemen strategi bauran pemasaran dalam jasa pendidikan ini terdiri dari 7P yaitu 4P tradisional dan 3P lagi dalam pemasaran jasa.

2. Kualitas Jasa : Kualitas jasa, Lovelock&Wright (2005) adalah suatu evaluasi kognitif jangka panjang pelanggan terhadap penyerahan jasa suatu perusahaan. Tujuan utama dalam meningkatkan kualitas jasa adalah memperkecil kesenjangan yang merupakan penilaiaan pelanggan secara keseluruhan.

Selanjutnya menurut Lovelock& Wright, (2005) ada 5 (lima) dimensi kualitas sebagai kriteria suatu kualitas jasa yang meliputi : 1. Kehandalan (”reliability”): apakah perusahaan dapat diandalkan dalam menyediakan jasa seperti yang dijanjikan, dari waktu ke waktu?, 2. Keberwujudan (”tangible”): seperti apa terlihat fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan bahan komunikasi penyedia jasa tersebut?, 3.Daya tanggap (”responsiveness”): apakah karyawan perusahaan tersebut senang membantu dan mampu memberikan jasa yang cepat?, 4. Jaminan (”assurance”): apakah karyawan jasa memiliki pengetahuan yang cukup, sopan, kompeten, dan dapat dipercaya?, 5. Empati (”emphaty”): apakah perusahaan jasa tersebut memberikan perhatian yang besar dan khusus?

Pada teori 5 (lima) dimensi yang paling penting dari kualitas jasa meliputi, Faganel & Macur (2006) : 1. Kehandalan. Ini berarti bahwa perusahaan layanan menyediakan pelanggan dengan akurat layanan pertama kali tanpa membuat kesalahan dan memberikan apa berjanji untuk melakukan dengan waktu yang disepakati, 2. Responsif. Ini berarti bahwa karyawan perusahaan layanan bersedia untuk membantu pelanggan dan menanggapi permintaan mereka serta memberitahu pelanggan ketika layanan yang akan diberikan, dan kemudian memberikan layanan yang cepat, 3. Jaminan. Ini berarti bahwa perilaku karyawan akan memberikan pelanggan kepercayaan perusahaan dan perusahaan yang membuat pelanggan merasa aman. Ini juga berarti bahwa karyawan selalu sopan dan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menanggapi pelanggan , 4. Empati. Ini berarti bahwa perusahaan memahami pelanggan dengan masalahnya dan melakukan dalam kepentingan terbaik mereka serta memberikan pelanggan perhatian pribadi individu dan nyaman , 5.Tangibles. Penentu ini berkaitan dengan daya tarik fasilitas, peralatan dan bahan yang digunakan oleh perusahaan layanan juga untuk penampilan layanan karyawan. (Faganel & Macur, 2006, p.126, 127)

Page 206: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

196 Riset Pemasaran Internasional

3. Citra Institusi: Para konsumen membeli sesuatu, bukan hanya sekedar membutuhkan barang itu, tetapi ada sesuatu yang lain yang diharapkan. Sesuatu yang lain itu sesuai dengan citra yang terbentuk di dalam dirinya. Oleh sebab itu, penting sekali organisasi memberi informasi kepada publik agar dapat membentuk citra yang baik, (Alma, 2005). Sutojo (2004) mengatakan bahwa bagi perusahaan citra baik dan kuat mempunyai manfaat; (1). daya saing yang kuat dalam jangka menengah dan panjang, (2). memberikan proteksi selama masa krisis, (3). menjadi daya tarik eksekutif handal, (4). meningkatkan efektifitas strategi pemasaran, (5). penghematan biaya operasional.

4. Aktivitas mahasiswa: Menurut Indrajit & Djokopranoto (2006) pelanggan pada universitas adalah mahasiswa yang kuliah di universitas tersebut, dimana mahasiswa sangat intens mengikuti proses yang terjadi di universitas dalam pembuatan produk, apakah produk itu mahasiswa sendiri, pembelajaran, penguasaan ilmu pengetahuan atau pendidikan. Mahasiswa ikut dalam proses, sehingga sangat mempengaruhi mutu produk. Berhasil tidaknya proses belajar sangat tergantung pada partisipasi mahsiswa masing-masing, betapapun pandainya para dosen yang mengajar.

Metode identifikasi permasalahan pada riset marketing yang empiris pada aplikasi riset di sector layanan portal website

Dalam mengupas semua latar belakang dan analisis untuk pengembangan selanjutnya, maka berikut ini adalah rumusan masalah dari faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan website portal Utv.com :1) Page view/kunjungan website portal Utv.com tidak mengalami kenaikan berkala

sejak tahun lalu sampai dengan triwulan 2 tahun 2014 ini walaupun sudah dilakukan berbagai aktivitas pemasaran

2) Posisi website portal Utv.com yang masih berada di bawah posisi website portal lainnya.

3) Hanya terdapat 1 (satu) iklan yang terlihat dalam website UTV.com4) Jumlah registrasi user layanan UTV.com belum mengalami kenaikan secara berkala. 5) Dalam survey didapatkan kualitas layanan UTV belum memenuhi ekspektasi

pelanggan. Sebagian besar (42.2%) pelanggan mengatakan bahwa layananan kadang putus-putus. Hal ini berarti kualitas/performansi layanan masih kurang bagus.Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan

penelitian sebagai berikut :1) Apakah program marketing perusahaan terdapat pengaruh terhadap sikap atas

website portal Utv.com ?2) Apakah kinerja marketing perusahaan terdapat pengaruh terhadap sikap atas

website portal Utv.com ?3) Apakah program marketing perusahaan terdapat pengaruh terhadap keputusan

penggunaan pada website portal U.com ?

Page 207: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

197Riset Pemasaran Internasional

4) Apakah kinerja marketing perusahaan terdapat pengaruh terhadap keputusan penggunaan pada website portal U.com ?

5) Apakah sikap konsumen atas website portal terdapat pengaruh terhadap keputusan penggunaan website portal Utv.com ?

6) Apakah program marketing perusahaan, kinerja marketing bersama-sama terdapat pengaruh terhadap sikap atas website portal Utv.com ?

7) Apakah program, kinerja marketing dan sikap berpengaruh terhadap keputusan penggunaan website portal Utv.com ?

350

1) Apakah program marketing perusahaan terdapat pengaruh terhadap sikap atas website portal Utv.com ?

2) Apakah kinerja marketing perusahaan terdapat pengaruh terhadap sikap atas website portal Utv.com ?

3) Apakah program marketing perusahaan terdapat pengaruh terhadap keputusan penggunaan pada website portal U.com ?

4) Apakah kinerja marketing perusahaan terdapat pengaruh terhadap keputusan penggunaan pada website portal U.com ?

5) Apakah sikap konsumen atas website portal terdapat pengaruh terhadap keputusan penggunaan website portal Utv.com ?

6) Apakah program marketing perusahaan, kinerja marketing bersama-sama terdapat pengaruh terhadap sikap atas website portal Utv.com ?

7) Apakah program, kinerja marketing dan sikap berpengaruh terhadap keputusan penggunaan website portal Utv.com ?

TUGAS PENELITIANBahaslah lebih mendalam peran fakta- fakta pada kajian riset marketing di sekor layanan internet, pengaruh Program Marketing, Kinerja Marketing terhadap Sikap Konsumen serta Implikasinya pada Keputusan Penggunaan Konsumen Intenet!

TUGAS KELASApakah anda benar- benar telah memahami arti penting mempelajari Metode identifikasi permasalahan pada riset marketing yang empiris pada aplikasi riset di sector layanan portal website?

351

TUGAS PENELITIAN

Bahaslah lebih mendalam peran fakta- fakta pada kajian riset marketing di sekor layanan internet, pengaruh Program Marketing, Kinerja Marketing terhadap Sikap Konsumen serta Implikasinya pada Keputusan Penggunaan Konsumen Intenet!

TUGAS KELAS

Apakah anda benar- benar telah memahami arti penting mempelajari Metode identifikasi permasalahan pada riset marketing yang empiris pada aplikasi riset di sector layanan portal website?

Page 208: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

198 Riset Pemasaran Internasional

Page 209: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

199Riset Pemasaran Internasional

Pada bab ini berisi kajian teori marketing dalam membangun model penelitian pemasaran. Aplikasi teori marketing pada; layanan on line perbankan, strategi bauran Pemasaran Jasa pada Institusi Pendidikan Tinggi dan layanan perusahaan website portal, untuk membangun model konfirmatori dalam riset pemasaran.

352

BAB VI : Aplikasi Teori Marketing Dalam Membangun Model Penelitian Pemasaran di Bidang Institusi Pendidikan Tinggi, Layanan On- Line Perbankan dan Keputusan Pembelian pada Website Portal

Pada bab ini berisi kajian teori marketing dalam membangun model penelitian pemasaran. Aplikasi teori marketing pada; layanan on line perbankan, strategi bauran Pemasaran Jasa pada Institusi Pendidikan Tinggi dan layanan perusahaan website portal, untuk membangun model konfirmatori dalam riset pemasaran.

A. Peran Jasa pada Bisnis yang Kompetitif di Masa MendatangJasa menurut Lovelock dan Wright (2005) ada 2 pendekatan yaitu :(1). Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain.

Walaupun prosesnya terkait dengan produk fisik, tetapi kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi.

BAB VI Aplikasi Teori Marketing Dalam

Membangun Model Penelitian Pemasaran di Bidang Institusi Pendidikan Tinggi,

Layanan On- Line Perbankan dan Keputusan Pembelian pada Website

Portal

Page 210: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

200 Riset Pemasaran Internasional

(2). Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberi manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut.Beberapa ahli pemasaran mengemukakan pengertian jasa sebagai berikut: Layanan adalah kegiatan atau kinerja yang salah satu pihak dapat menawarkan

lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan dari apa pun. Hasil produksi dapat atau mungkin terikat untuk produk fisik (Kotler, 2003, p.444). Sedangkan menurut Alma (2005), jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah dan bersifat tidak berwujud. Jasa (services) pendapat dari Tjiptono (2006), merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya; bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel, rumah sakit dan sebagainya.

Selanjutnya, jasa didefinisikan menurut Nasution (2005) adalah aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produksinya mungkin terikat atau tidak pada produk fisik. Jadi pada dasarnya jasa menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006) , merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberi nilai tambah (misalnya; kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) konsumen. Sementara perusahaan yang memberikan operasi jasa adalah perusahaan yang memberikan konsumen produk jasa baik yang berwujud atau tidak, seperti; transportasi, hiburan, restoran dan pendidikan.

Karakteristik JasaKarakteristik jasa menurut pendapat Alma (2005) mengemukakan ada 3

karakteristik yang meliputi:(1). Lebih bersifat tidak berujud dari pada berujud : jasa merupakan perbuatan,

penampilan atau sebuah usaha, bila membeli jasa maka pada umumnya tidak ada ujudnya. Misalnya; mobil dapat mewakili jasa yang ditawarkan oleh taksi, namun esensi jasa yang dibeli itu adalah penampilan.

(2). Produksi dan konsumsi bersamaan waktunya. : dikatakan produksi dan konsumsi berjalan serempak artinya di penghasil jasa sering hadir secara fisik, pada waktu konsumsi berlangsung. Misalnya; seorang profesor di perguruan tinggi memproduksi jasa dan mahasiswa langsung menkonsumsi pada waktu itu juga (pada waktu kuliah).

(3). Kurang memiliki standar dan keseragaman : Industri jasa cenderung dibedakan antara berdasarkan orang dan berdasarkan perlengkapan. Implikasi perbedaan adalah hasil jasa berdasarkan orang , jasa kurang memiliki standardisasi dibandingkan dengan hasil jasa dari jasa yang berdasarkan perlengkapan (alat).

Page 211: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

201Riset Pemasaran Internasional

Misalnya: para konsumen selalu mengharapkan adanya kesamaan seperti orang ingin rasa makanan yang sama seperti yang pernah dicicipi.

Menurut Kotler (2003), jasa memiliki 4 ciri utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu: (1). Tidak berwujud (Intangibillity) : jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasakan, diraba, didengar dan dicium sebelum ada transaksi pembelian. Untuk mengurangi ketidakpastian , pembeli akan mencari tanda atau bukti dari mutu jasa tersebut. (2). Tidak dapat dipisahkan (Inseparabillity) : jasa-jasa pada umunya diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada waktu bersamaan. (3). Beraneka ragam (variabillity) : jasa itu sangat beranekaragam, karena tergantung pada yang menyediakannya dan kapan serta di mana disediakan. (4). Tidak tahan lama (Perishabillity) : jasa-jasa tidak dapat disimpan. Keadaan tidak tahan lama dari jasa-jasa bukanlah masalah jika permintaannya stabil.

Macam-macam JasaMacam- macam jasa menurut pemikiran Alma (2005) dapat dikelompokan menjadi 5 yaitu : (1). Personalized services : jasa ini sangat bersifat personal, yang tidak dapat dipisahkan

dari orang yang menghasilkan jasa tersebut. Oleh sebab itu pelayanannya haruslah ditangani sendiri oleh produsennya. Pemakaian perantara dalam hal ini tidak praktis. Saluran distribusinya sangat pendek , karena penjualan langsung adalah yang paling tepat. Personalized services digolongkan menjadi 3, adalah ; (a). Personal services seperti: tukang cukur, salon kecantikan, laundry, foto. (b). Profesional service; seperti: bidang pengobatan, hukum, akuntansi, arsitektur, teknik, keuangan, konsultan, manajemen, marketing, pendidikan, administrasi kesehatan dan lain-lain. (c). Business service, seperti : biro-biro konsultan.

(2). Financial services : terdiri dari; bank, asuransi, lembaga penanam modal.(3). Public utility and transportation services : mempunyai monopoli secara alamiah

misalnya perusahaan listrik, air minum. Sedangkan untuk transportasi services meliputi; angkutan kereta api, kendaraan umum, pesaawat udara dan lain sebagainya.

(4). Entertainment: yang termasuk dalam kelompok ini adalah usaha-usaha di bidang; olahraga, bioskop, gedung-gedung pertunjukan dan usaha-usaha hiburan lainnya.

(5). Hotel services: berbagai jenis penginapan dengan fasilitas yang tersedia.

Selanjutnya klasifikasi jasa menurut Tjiptono (2006) dengan 7 basis, dapat dilihat pada tabel klasifikasi jasa berikut ini:

Page 212: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

202 Riset Pemasaran Internasional

Tabel. Klasifikasi Jasa yang Berpotensi Inovasi Bisnis yang InspiratifNo Basis Klasifikasi Contoh1. Segmen Pasar * Konsumen Akhir.

* Konsumen organisasionala. Salon , karaoke, pet-shop, studio musik,

barber-shopb. Konsultan manajemen bisnis, arsitektur,

kontraktor2. Tingkat Keberwu-

judan*Rented-good service*Owned-good service*Non-good service

a. Penyewaan mobil, motor, alat berat konstruksi

b. Reparasi mobil, hp, komputerc. Pemandu wisata, workshop batik

3. Ketrampilan Penyedia Jasa

*Professional service*Nonprofessional service

a. Arsitek, Dokter, Psikologb. Supir taksi

4. Tujuan Organisasi Jasa

*Profit service*Non profit service

a. Bank, Perusahaan swasta Nasionalb. Yayasan sosial

5. Regulasi *Regulated service*Nonregulated service

a. Angkutan umum, bus, angkot, pesawatb. Katering, jasa antar

6. Tingkat Intensitas Karyawan

*Equipment-base service*People- base service

a. ATMb. Pelatihan sepak bola, basket, renang

7. Tingkat Kontak Penyedia Jasa dan pelanggan

*High-contact service*Low-contact service

a. Universitas, Sekolah Tinggi, Akademib. Bioskop, show circus

Sumber: dikembangkan dari (Tjiptono, Fandi, 2006, p.13)

Selanjutnya generalisasi klasifikasi jasa menurut Nasution (2005) terdiri dari 4 (empat) kelompok yaitu:(1). Jasa dapat dibedakan apakah berbasis peralatan (pencuci mobil otomatis, mesin

penjual) atau berbasis orang (mencuci jendela, jasa akuntansi). Jasa berbasis orang dapat dibedakan dari segi penyedianya, yaitu pekerja tidak terlatih atau profesional.

(2). Beberapa jenis jasa mengharuskan kehadiran klien (bedah otak, salon, memainkan musik, dan terlibat dalam percakapan ringan dengan kliennya).

(3). Jasa berbeda dalam hal memenuhi kebutuhan perorangan (jasa personal) atau kebutuhan bisnis (jasa bisnis). Penyedia jasa biasanya mengembangkan program jasa yang berbeda untuk pasar perorangan dan bisnis.

(4). Penyedia jasa berbeda dalam tujuannya, yaitu laba dan nirlaba, dan kepemilikan yaitu swasta atau masyarakat.

Berdasarkan klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization-

WTO), ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa meliputi, (Lupiyoadi&Hamdani, 2006) : (1). Jasa Bisnis.(2). Jasa Komunikasi.(3). Jasa Konstruksi dan Jasa Teknik.(4). Jasa Distribusi.(5). Jasa Pendidikan.(6). Jasa Lingkungan Hidup.(7). Jasa Keuangan.(8). Jasa Kesehatan dan Jasa Sosisal.(9). Jasa Kepariwisataan dan jasa Perjalanan.(10). Jasa Rekreasi, Budaya dan Olahraga.(11). Jasa Transportasi.(12). Jasa lain-lain.

Page 213: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

203Riset Pemasaran Internasional

Karakteristik Jasa Pendidikan.Gejala Konsumerisme dalam Pendidikan. Konsumerisme adalah suatu kegiatan protes dari pihak konsumen yang mempunyai posisi lemah menghadapi para produsen, mereka menuntut adanya perlindungan. Konsumen merasa dirugikan karena pihak produsen ternayata menjual produk tidak terjamin, kurang mutu, tidak sesuai dengan apa yang diiklankan (Alma, 2005).

Pendidikan Tinggi dan Perguruan Tinggi :Menurut Indrajit & Djokopranoto (2006) : (1). Pendidikan Tinggi adalah pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi dari pada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah. (2). Peguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi.

Manajemen Perguruan Tinggi : Menurut, Indrajit & Djokopranoto (2006) korporasi universitas dapat dipandang pula sebagai suatu lembaga, perusahaan, dan agen atau perantara. Beberapa aplikasi fungsi manajemen umum dalam manajemen perguruan tinggi meliputi: (1). Perencanan: perencanaan program kerja, termasuk perencanaan anggaran, baik perencanaan 5 tahunan maupun perencanaan tahunan. Namun perencanaan perlu pula dilakukan untuk perencanaan strategis. (2). Pengorganisasian: fungsi pengorganisasian termasuk fungsi pengisian staf yang sesuai untuk setiap tugas dan kedudukan. Ada sekurang-kurangnya 4 (empat) jenis kelompok karyawan yang mempunyai tugas berbeda; (a). Karyawan Akademik, adalah para dosen dan peneliti yang bertugas mengajar dan melakukan penelitian ilmiah, (b). Karyawan Administrasi, adalah karyawan yang bekerja di rektorat, keuangan, pendaftaran, personalian dan lain sebagainya, (c). Karyawan penunjang Akademik, adalah yang bekerja sebagai ahli atau karyawan di perpustakaan, laboratorium, bengkel latihan dan sejenisnya, (d). Karyawan penunjang lain, adalah karyawan lain seperti sopir, tukang kebun, petugas perawatan gedung. Tugas pengorganisasian dan staf termasuk perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan, pengembangan karier, pembuatan rincian tugas, kebutuhan tugas, penetapan otorisasi, menentukan hubungan lini dan hubungan staf, membuat penilaian tugas dan jenjang tugas, merencanakan kaderisasi. (3). Penggerakkan : adalah tugas menggerakkan seluruh manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan agar masing-masing bekerja sesuai dengan yang telah ditugaskan dengan semangat dan kemampuan maksimal. (4). Pengawasan adalah fungsi terakhir dari manajemen merupakan pengamatan dan pengukuran terhadap pelaksanaan dan hasil kerja terhadap kesesuaian dengan perencanaan program kerja.

Page 214: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

204 Riset Pemasaran Internasional

Hal-hal yang Mempengaruhi Karakteristik Jasa Perguruan Tinggi, (Lupiyoadi & Hamdani 2006) Aspek yang mempengaruhi jasa pendidikan tinggi berkenaan dengan: (1). Perguruan tinggi termasuk kedalam kelompok jasa murni, di mana pemberian jasa yang dilakukan didukung alat kerja atau sarana pendukung semata. (contoh: ruangan kelas, kursi, meja, buku dan lain sebagainya). (2). Jasa yang diberikan membutuhkan kehadiran pengguna jasa (mahasiswa), yang dalam hal ini pelanggan yang mendatangi lembaga pendidikan tersebut untuk mendapatkan jasa yang diinginkan (meski dalam perkembangannya ada juga yang menawarkan program universitas terbuka ). (3). Penerima jasanya adalah orang , jadi merupakan pemberian jasa yang berbasis orang. Atau dalam jasa disebut sistem kontak tinggi , yaitu hubungan antara pemberi jasa dan pelanggan tinggi. Pelanggan dan pemberi jasa terus berinteraksi selama proses pemberian jasa berlangsung. Dengan kata lain, untuk menerima jasa pelanggan harus menjadi bagian dari sistem jasa tersebut. (4). Hubungan dengan pelanggan berdasarkan hubungan keanggotaan, di mana pelanggan telah menjadi anggota lembaga pendidikan tertentu. Sistem pemberian jasanya dilakukan terus-menerus dan teratur sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. (5). Lima dimensi perguruan tinggi : perguruan tinggi adalah suatu satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Tujuan pendidikan tinggi ialah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi . Dengan demikian lima dimensi makna yang melekat pada perguruan tinggi, yaitu: dimensi keilmuan, dimensi pendidikan, dimensi sosial, dimensi korporasi dan dimensi etis. Dapat dilihat pada gambar setelah hal ini:

364

teknologi . Dengan demikian lima dimensi makna yang melekat pada perguruan tinggi, yaitu: dimensi keilmuan, dimensi pendidikan, dimensi sosial, dimensi korporasi dan dimensi etis. Dapat dilihat pada gambar setelah hal ini:

Lima Dimensi Perguruan Tinggi: (Sumber: Indrajit & Djokopranoto, (2006), Manajemen Perguruan Tinggi Modern,

Penerbit ANDI, Yogyakarta, p. 40)

Dimensi Keilmuan

Dimensi Pendidikan

Dimensi Sosial

Dimensi Korporasi

Dimensi Etis

Lima Dimensi Perguruan Tinggi: (Sumber: Indrajit & Djokopranoto, (2006), Manajemen Perguruan Tinggi Modern, Penerbit ANDI, Yogyakarta, p. 40)

Page 215: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

205Riset Pemasaran Internasional

B. Teori MarketingMenurut Kotler (2003) definisi marketing dibedakan menjadi dua yaitu definisi

secara sosial dan definisi managerial :” Marketing is a social process by which individuals and groups obtain what they need

and want through creating, offering, and freely exchanging products and services of value with others”. For a managerial definition, marketing often been discribed ”the art of selling product” ( Kotler, 2003, p.9 ).

Sedangkan definisi marketing menurut The American Marketing Association :”Marketing is the process of planning and executing the conception, pricing, promotion,

and distribution of ideas, goods, and services to create exchanges that satisfy individual and organizational goals” ( Kotler, 2003, p. 9 ).

Tahun 1935, National Association of Marketing Teachers, suatu organisasi pendahulu AMA, mendefinisikan pemasaran sebagai berikut (Keefe,2004,p.17):

“Marketing is the performance of business activities that direct the flow of goods and services from producers to consumers”.

(Definisi tahun 1960, berlaku sejak tahun 1935): menandaskan pemasaran merupakan kegiatan bisnis.

Pada waktu itu definisi tahun 1985 dipandang suatu terobosan dalam bidang disiplin pemasaran.

Daya tarik utama terletak pada munculnya pertukaran sebagai konsep inti yang mendasari pemasaran.

Serta diperkenalkannya 4-P ( Product, Price, Promotion, Place) sebagai bauran pemasaran yang diformalkan oleh McCarthy (1957) dalam buku ajarannya tentang manajemen pemasaran.

Definisi Marketing terkini menurut AMA, adalah (Keefe, 2004,p.17): “Marketing is an organizational function and a set process for creating, communicating

and delivering value to customers and for managing customer relationship in way that benefit the organizational and stakeholders”.

Perubahan definisi Marketing 1985 kepada definisi 2004 , Meliputi:(1). Proses perencanaan dan pengambilan keputusan bergeser menjadi suatu organisasi

fungsional dan suatu set dalam proses. Sehingga peran pemasaran lebih difokuskan pada tataran strategik dalam suatu organisasi. Dengan demikian tanggung jawab pemasaran tidak hanya pada eksekutif tetapi menjadi tanggung jawab semua yang terlibat dalam proses bisnis.

(2). 4-P digeser menjadi Creating, Communicating and delivering value to Customer, Oleh karena itu yang menjadi hal utama dalam meraih keberhasilan suatu strateji

Page 216: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

206 Riset Pemasaran Internasional

pemasaran adalah menciptaakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai unggul kepada pelanggan

(3). Terjadi pergeseran Obyek Pemasaran, Terjadi pergeseran obyek pemasaran yakni tidak lagi ditekankan pada idea, goods and service tetapi pada Pelanggan.

Dengan demikian pengelolaan hubungan dengan pelanggan menjadi titik sentral untuk disiplin pemasaran. Suatu organisasi yang customer centric terus-menerus berusaha melayani setiap pelanggan dengan empati dan selalu memperdayakan mereka, bukan menjadikan mereka sebagai sasaran.

(4). Fokus proses Pemasaran, Fokus proses pemasaran yang tadinya dipusatkan pada pertukaran diperluas ke arah relationship yang memiliki cakrawala waktu yang panjang.Di dalam setiap kegiatan pertukaran terdapat hubungan relational (relationalship)

yang akan menjadi hubungan interaktif dan terus menerus jika tercipta satisfaksi, kepercayaan dan komitmen.

Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (2003) menyatakan 4 pilar dari konsep pemasaran yaitu:

368

menjadi hubungan interaktif dan terus menerus jika tercipta satisfaksi, kepercayaan dan komitmen.

Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (2003) menyatakan 4 pilar dari konsep pemasaran yaitu:

( Sumber: Kotler, Philip (2003), MARKETING MANAGEMENT, Pearson Education, Inc, Upper Saddle River,

New Jersey, p. 20 ).

Pasar Target

Kebutuhan Konsumen

Marketing Terintegrasi

Profit melalui kepuasan konsumen

( Sumber: Kotler, Philip (2003), MARKETING MANAGEMENT, Pearson Education, Inc, Upper Saddle River, New Jersey, p. 20 ).

Pembaharuan Fungsi 4P dari Bauran Pemasaran yang Berdaya Saing dalam Keputusan Pembelian

Pembaharuan fungsi 4P dari bauran pemasaran dengan memperhatikan empat alat bauran pemasaran yang meliputi ( Kotler dan Keller, 2013):

Page 217: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

207Riset Pemasaran Internasional

369

Pembaharuan Fungsi 4P dari Bauran Pemasaran yang Berdaya Saing dalam Keputusan Pembelian Pembaharuan fungsi 4P dari bauran pemasaran dengan memperhatikan empat alat bauran pemasaran yang meliputi ( Kotler dan Keller, 2013):

Pada manajemen pemasaran modern 4 Ps dijelaskan oleh Kottle dan Keller (2013), sebagai berikut: (1). People, merefleksikan berada dalam suatu kesatuan bagian pemasaran internal, karyawan pada kenyataannya merupakan hal kritis bagi kesuksesan pemasaran perusahaan. Pemasaran akan berlangsung dengan baik apabila masyarakat di dalam organisasi juga baik. Pengusaha dan Pemasar juga harus dapat melihat pada konsumen sebagai bagian dari organisasinya yang hidup dengan wawasan yang luas, tidak hanya berbelanja dan mengkonsumsi barang maupun jasa. (2). Proses, mereflesikan keseluruhan dari kreativitas, disiplin

Bauran Pemasaran Four

Ps:

1. Produk 2. Tempat 3. Promosi 4. Harga

Manajemen Pemasaran

Modern Four Ps:

1. People 2. Proses

3. Program 4. Kinerja

Pada manajemen pemasaran modern 4 Ps dijelaskan oleh Kottle dan Keller (2013), sebagai berikut: (1). People, merefleksikan berada dalam suatu kesatuan bagian pemasaran internal, karyawan pada kenyataannya merupakan hal kritis bagi kesuksesan pemasaran perusahaan. Pemasaran akan berlangsung dengan baik apabila masyarakat di dalam organisasi juga baik. Pengusaha dan Pemasar juga harus dapat melihat pada konsumen sebagai bagian dari organisasinya yang hidup dengan wawasan yang luas, tidak hanya berbelanja dan mengkonsumsi barang maupun jasa. (2). Proses, mereflesikan keseluruhan dari kreativitas, disiplin dan struktur manajemen pemasaran. (3). Program direfleksikan dengan aktivitas pada konsumen secara langsung. (4). Kinerja pemasaran direfleksikan dengan program pemasaran yang holistic.

PERGESERAN KE HUMAN SPIRIT: MODEL 3i (Kotler 2010)Dalam Marketing 3.0, perusahaan harus melihat konsumen sebagai manusia seutuhnya. Menurut Steven covey dalam Kotler (2010), manusia yang utuh memiliki 4 komponen dasar: (1). Tubuh, (2). Otak yang memiliki pemikiran dan analisis independen, (3). Hati yang peka terhadap emosi, (4). Spirit pusat jiwa dan filosofi. Konsep positioning (Al Ries & Jack Trout) dalam Kotler (2010) ide dari suatu produk harus diposisikan secara berarti dan unik dalam benak konsumen. Seperti mobil volvo yang berhasil menanamkan sebagai mobil dengan tingkat keamanan yang tinggi.

Konsep Emosional MarketingUpaya untuk menarget benak konsumen tidak cukup, sehingga pemasar harus membidik hati konsumen dimana memuat perasaan- perasaan konsumen. Konsep emosional marketing perusahaan, anatara lain meliputi: a. Konsep :” third place for drinking coffee “ milik starbuck.b. Konsep:” unconventional” milik virginc. Konsep:” creative imagination “ milik apple.

Page 218: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

208 Riset Pemasaran Internasional

Marketing perlu berevolusi ke Tahap KetigaMarketing berlu berevolusi ke tahap ke tiga dengan mengacu pada spirit konsumen. Pemasar perusahaan harus memahami kegelisahan dan keinginan konsumen dan melakukan apa yang disebut ( Steven Covey dalam Kotler , 2010 ) “unlocking the soul code” agar tetap relevan. Perusahaan harus membidik konsumen sebagai manusia seutuhnya yang terdiri dari: pikiran, hati dan spirit. Marketing 3.0; Marketing harus didefinisikan kembali sebagai segitiga dari merk, positioning dan diferensiasi. 3i : brand identity.

C. Konsep Marketing Masa Depan yang Superior dan Berdaya saing Unggul

(1). Co-creation, menurut Prahalad ( new age of innovation ) dalam Kotler (2010), co-creation adalah istilah untuk menjelaskan pendekatan baru dalam inovasi. Mengamati cara baru dalam menciptakan produk dan pengalaman melalui kolaborasi perusahaan, konsumen, pemasok, dan mitra distribusi yang saling terhubung dalam sebuah jaringan inovasi.

Ada 3 proses kunci yang menjadi perhatian pada co- creation yang meliputi: (1). Perusahaan harus menciptakan sebuat “platform”, yaitu sebuah produk generik yang dapat disesuaikan lagi. (2). Biarkan konsumen individual di dalam jaringan menyesuaikan platform agar sesuai dengan identitas unik mereka. (3). Umpan balik konsumen dan perkaya dan memperluas platform kemudian dengan memadukan semua usaha penyesuaian yang yang dilakukan oleh jaringan konsumen yang bertambah luas. Praktik ini sudah umum terjadi dalam pendekatan open source dari pengembangan perangkat lunak dapat diperluas pada industri lainnya. Perusahaan bisnis produk maupun jasa dapat memanfaatkan co-creation yang terjadi di jaringan horizontal konsumen.

(2). Konsep Communitization, teknologi tidak hanya menghubungkan dan mendorong negara dan perusahaan ke arah globalisasi, akan tetapi juga menghubunbgkan dan mendorong konsumen ke arah communitization. Konsep communitization terkait erat dengan konsep tribalisme dalam marketing. Dalam suatu komunitas produk sepeda motor konsumen ingin terhubung dengan konsumen lain, bukan dengan perusahaan. Perusahaan harus mengakomodasi tren baru ini dan membantu konsumen untuk terkoneksi di dalam komunitasnya. Karena bisnis yang berhasil membutuhkan dukungan dari komunitasnya. Hal yang paling utama untuk membuat para konsumen tetap bersama adalah keyakinan mereka dan afiliasi yang kuat terhadap merek, sehingga suatu Perusahaan harus memelihara komunikasi yang horizontal antar pengguna sepeda morot tertentu tersebut dengan baik.

Page 219: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

209Riset Pemasaran Internasional

(3). Konsep Character Building, untuk dapat mewujudkan suatu merek produk maupun jasa dapat berkoneksi dengan manusia, merek perlu mengembangkan DNA otentik yang menjadi inti dari diferensiasi mereka. DNA mencerminkan identitas merek dalam jaringan sosial konsumen. Merek dengan DNA yang unik akan terus membangun karakternya. Mencapai deferensisasi sudah cukup sulit bagi pemasar apalagi mencapai diferensiasi yang otentik. Perusahaan maupun institusi bisnis produk dan jasa harus berusaha agar merek tersebut nyata dan memberikan pengalaman yang sesuai dengan yang dinyatakan, tidak hanya pada iklannya. Untuk menjaga kredibiltas. Dalam dunia konsumen yang horizontal, kehilangan kredibilitas berarti kehilangan seluruh jaringan konsumen potensial.

Marketing Masa Depan Menuntut Lebih AkuntabelPengusaha sebagai manajemen puncak mengenali Marketing masa depan sebagai

program pemasaran yang disuusn lebih akuntabel dari pada program masa lalu. Untuk menghasilkan tingkat kesuksesan pada masa datang, program pemasaran harus lebih holistic dan memiliki departemen pemasaran yang lebih ramping. Pengusaha yang sekaligus pemasar harus dapat mencapai pengaruh yang besar pada organisasi, secara terus menerus melakukan inovasi, menciptakan ide baru dan berusaha keras untuk mendekatkan nilai- nilai produk maupun jasa dengan menjaga kedekatan terhadap konsumen secara berbeda tetapi tetap pada jalur professional. Pengusaha selalu memiliki komitmen pada pembangunan merk usaha dan kinerja lebih utama dari pada promosi. Pengusaha terus berfokus pada penggunaan secara elektronik dan mememnangkan persaingan dengan membangun system informasi dan komunikasi yang superior. Pada tahun- tahun yang akan dating dapat diprediksi akan terjadinya ( dikembangkan dari pemikiran Kotler dan Keller, 2013):

NO ITEM MARKETING YANG BERAKHIR MASANYA

ITEM MARKETING YANG BERKEMBANG

1 Departemental dari Marketing Holistic Marketing2 Pengeluaran Anggran Marketing secara bebas ROI Marketing3 Intusisi Pemasaran Teori dan keilmuan Marketing 4 Marketing secara manual Pemasaran yang Otomatis dan Kreatif5 Marketing secara masal Marketing secara presisi.

Untuk dapat menyelesaikan perubahan dan menjadi pemasaran yang menyeluruh maka pengusaha sebagai pemasaran utama memerlukan ketrampilan baru yang lengkap sesuai kompetensinya yang meliputi: manajemen hubungan dengan konsumen, manajemen relasi, data base marketing dan penggalian data, manajemen pusat kontak dengan konsumen dan telemarketing, pemasaran public relation, membangun merk dan manajemen brand-asset, experiental marketing, komunikasi pemasaran secara

Page 220: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

210 Riset Pemasaran Internasional

terpadu serta analisis tingkat profit melalui segmentasi, konsumen dan channel. Selain itu pengusaha untuk mencapai program pemasran yang superior maka harus memperhatikan; kerja keras, melihat lebih mendalam dan penuh dengan inspirasi.

Memahami pemasaran masa depan yang berorientasi pada value konsumen dapat dimulai dari pemahaman definisi dan arti penting pemasaran secara umum. Definisi pemasaran yang akan disampaikan merupakan pengembangan dari pemikiran Kotler (2010 dan 2013) dan Bennett (2010). Dengan memahami definisi dan arti penting pemasaran diharapkan pelaku bisnis dapat menelaah secara lebih cermat tentang konsep dan strategi pemasaran serta menyusun rencana pemasaran yang handal.

Definisi formal marketing menurut The American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2013, hal 27), adalah sebagai berikut:

“ Marketing is the activity, set of institution, and process for creating, communicating, delivering and exchanging offering that have value for customers, clients, partners and society at large”.

Dengan memperhatikan definisi di atas menunjukan bahwa suatu aktivitas pemasaran merupakan perjalanan institusi bisnis dengan suatu proses penciptaan, komunikasi, penyampaian dan pertukaran yang memiliki nilai bagi konsumen, klien, relasi dan masyarakat secara luas. Nilai bagi konsumen menjadi penekanan dan sentral dalam suatu bisnis yang kuat. Pengusaha diharapkan dapat meraih benak konsumen dalam penyampaian produk maupun jasa dengan komunikasi yang handal. Adanya kreasi yang baru dan terus menerus memunculkan ide- ide yang inovatif akan membuat pengusaha dapat memimpin pasar secara lebih berkembang dan dapat diterima masyarakat secara luas.

Selanjutnya pengertian marketing lainnya menurut Bennett, (2010, hal. 2-3)1. Marketing is process of facilitating exchanges in which buyer exchange something

of value (typically money) for something of equal value to them (goods or services)2. Marketing is all activites after manufacturing that promote and deliver the good

or service to customer.3. Marketing is the process by which resources are brought to bear againt opportunities

and threats.Pada ketiga definisi tentang marketing selanjutnya Bennett (2010) menyampaikan

gagasannya bahwa marketing merupakan proses untuk memberi fasilitas pertukaran pada pembeli yang dengan value tertentu, baik produk maupun jasa dengan menggunakan mata uang. Kemudian marketing dapat juga bermakna segala aktivitas yang dilakuakn oleh pemasaran setelah proses pabrikasi. Selanjutnya marketing juga merupakan proses yang diberikan oleh sumberdaya dalam menyampaikan value pada konsumen, dengan memperhatikan peluang dan hambatan yang harus dihadapi.

Selanjutnya Kotler dan Keller (2013, pp.27), menyatakan bahwa marketing adalah tentang identifikasi dan mempertemukan kebutuhan manusia dan kebutuhan social.

Page 221: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

211Riset Pemasaran Internasional

Definisi yang paling baik dan singkat pada marketing adalah suatu kondisi titik temu antara kebutuhan dan profit.

Sedangkan manajemen marketing merupakan suatu seni dan pengetahuaan untuk memilih dan mendapatkan target pasar yang ditentukan oleh pemasar, mendapatkan dan menumbuhkan pelanggan melalui penciptaan, penyampaiaan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang superior. ( Kotler dan keller, 2013). Pada usaha/ bisnis terdapat sepuluh tipe entitas yang di pasarkan menurut Kotler dan Keller (2013) meliputi:

1. Barang.2. Jasa3. Acara.4. Pengalaman.5. Orang.6. Tempat.7. Properti.8. Organisasi.9. Informasi10. Idea

Konsep- konsep inti dalam pemasaran menurut Kotler dan Keller (2013) meliputi: 1. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan.2. Pasar Sasaran, Positioning dan Segmentasi.3. Penawaran dan Merek.4. Nilai dan Kepuasan.5. Saluran Pemasaran.6. Rantai pasokan.7. Persaingan.8. Lingkungan Pemasaran.

Selanjutnya akan digambarkan konsep inti dalam pemasaran sebagai berikut; Needs. Wants and demands: Pemasar harus mencoba memahami apa yang dibutuhkan(needs), diinginkan (wants) dan diminta pada pasar sasaran ( target market). Needs, adalah kebutuhan dasar manusia, seperti; makanan, minuman, udara, pakaian, tempat berteduh untuk hidup. Needs menjadi wants ketika mereka diarahkan ke spesifik objek yang bisa memenuhi kebutuhan. Misalnya : rendang untuk orang padang, gudeng yang diingini di yogya.

Kemudian proses pembelian oleh konsumen yang didahului oleh pemahaman akan kebutuhan dan keinginan konsumen menurut Bennett (2010) dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini:

Page 222: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

212 Riset Pemasaran Internasional

379

Misalnya : rendang untuk orang padang, gudeng yang diingini di yogya.

Kemudian proses pembelian oleh konsumen yang didahului oleh pemahaman akan kebutuhan dan keinginan konsumen menurut Bennett (2010) dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini:

Konsep Purchase Funnel

Konsumen dalam memutuskan pembelian pada tahap awal akan memperhatikan terhadap brand awarness, apabila konsumen dapat merasa puas / brand equity maka akan dilakukan pembelian ulang, yang dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Konsep Purchase Funnel Konsumen dalam memutuskan pembelian pada tahap awal akan memperhatikan

terhadap brand awarness, apabila konsumen dapat merasa puas / brand equity maka akan dilakukan pembelian ulang, yang dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

380

Selanjutnya model tingkatan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk maupun jasa dapat di lihat mada diagram di bawah ini:

Selanjutnya model tingkatan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk maupun jasa dapat di lihat mada diagram di bawah ini:

380

Selanjutnya model tingkatan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk maupun jasa dapat di lihat mada diagram di bawah ini:

Page 223: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

213Riset Pemasaran Internasional

Penciptaan Nilai dan Kepuasan Konsumen yang SuperiorPenawaran akan berhasil apabila disertai dengan penyampaian nilai dan kepuasan

kepada pelanggan. Pembeli memilih antara penawaran yang berbeda didsarkan pada persepsi pada penawaran yang paling bernilai (the most velue). Nilai mencerminkan persepsi manfaat dan biaya yang terlihat dan tak terlihat kepada pelanggan. Nilai: nilai dapat dilihat pada kombinasi mutu , pelayanan dan harga. Nilai meningkat dengan mutu dan pelayanan dan menurun dengan harga, walaupun faktor lainnya mungkin mempunyai penawaran yang penting. Nilai merupakan konsep pemasaran yang sentral. Nilai konsumen menurut Cravens dan Piercy (2006), merupakan suatu luaran dari suatu proses yang dimulai dari strategi bisnis yang ditentukan dalam suatu pemahaman akan kebutuhan konsumen.

Pengusaha memiliki kesempatan yang paling utama dan penting untuk dapat menciptakan nilai konsumen. Selanjutnya konsep untuk nilai konsumen melalui nilai insiatif perusahaan meliputi: (1). Kemampuan untuk mempertahankan konsumen, (2). Kemampuan untuk membangun hubungan jangka panjang dengan kosumen, (3). Kemampuan untuk menarik konsumen baru, (4). Pertumbuhan pada pangsa pasar, (5). Pertumbuhan nilai keuntungan perusahaan, (6). Pertumbuha penjualan, (7). Pengurangan komplai dari konsumen, (8). Pertumbuhan inovasi produk maupun jasa.

Kemudian untuk memberikan nilai yang superior bagi konsumen yang merupakan inti dari desain bisnis perusahaan pada suatu industry, dengan memberikan kepuasan pada pelanggan sebagai nilai yang diharapkan. Untuk itu pengusaha yang focus pada pemenuhan kepuasan konsumen akan dapat memenuhi harapan konsumen secara menyeluruh sehingga konsumen akan loyal dan berlangsung hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan pada setiap pemangku kepentingan bisnis.

D. Pemasaran Jasa yang EfektifPemasaran relasional dibahas dalam pemasaran jasa , Lupiyoadi & Hamdani (2006),

mengingat interaksi antara konsumen dan produsen begitu tinggi pada sebagian besar bisnis jasa. Pemasaran relasional menekankan rekrutmen dan pemeliharaan/ mempertahankan pelanggan melalui peningkatan hubungan perusahaan dan pelanggannya.

Lingkungan jasa yang dinamis mendorong pemasaran yang efektif, produk jasa harus disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, ditentukan harga yang realistis, didistribusikan melalui saluran yang nyaman dan secara aktif dipromosikan ke pelanggan (Lovelock & Wright, 2005).

Sedangkan menurut Alma (2005) sifat-sifat khusus dari pemasaran Jasa terdiri dari 6 (enam) kriteria yaitu : (1) .Menyesuaikan dengan selera konsumen. (2). Keberhasilan

Page 224: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

214 Riset Pemasaran Internasional

pemasaran jasa dipengaruhi oleh jumlah pendapatan penduduk. (3). Pada pemasaran jasa tidak ada fungsi penyimpanan. (4). Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud (perlengkapannya). (5). Saluran distribusi dalam marketing jasa tidak begitu penting. (6). Harga jasa. Manajemen jasa terpadu menurut Lovelock & Wright (2005) merupakan perencanaan dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan pemasaran, operasi dan sumberdaya manusia yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa. Manajemen jasa terpadu terdiri dari 8 (delapan) komponen yaitu: (1). Elemen produk. (2). Tempat dan waktu. (3). Proses. (4). Produktivitas dan kualitas. (5). Orang. (6). Promosi dan edukasi. (7). Bukti fisik. (8). Harga dan biaya jasa lainnya. Keterkaitan antara pemasaran , sumber daya manusia dalam manajemen jasa dan pelanggan yang terdiri dari 3 ( tiga ) tipe pemasaran jasa yaitu ; (1). pemasaran eksternal, (2). pemasaran internal, (3). Pemasaran interaktif , dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

384

terpadu terdiri dari 8 (delapan) komponen yaitu: (1). Elemen produk. (2). Tempat dan waktu. (3). Proses. (4). Produktivitas dan kualitas. (5). Orang. (6). Promosi dan edukasi. (7). Bukti fisik. (8). Harga dan biaya jasa lainnya. Keterkaitan antara pemasaran , sumber daya manusia dalam manajemen jasa dan pelanggan yang terdiri dari 3 ( tiga ) tipe pemasaran jasa yaitu ; (1). pemasaran eksternal, (2). pemasaran internal, (3). Pemasaran interaktif , dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar :. Three Types of Marketing in Service Industries ( Sumber : Kotler, Philip (2003), MARKETING MANAGEMENT,

Pearson Education, Inc, Upper Saddle River, New Jersey USA, p 451 )

Perusahaan

Karyawan Konsumen

Service Industries

Interactive Marketing

Internal Mkt.

Eksternal Mkt.

Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler (2003) adalah:

”The marketing mix is the set of marketing tools the firm uses to pursue its mar-keting objectives in the target market” ( Kotler,2003, p. 15 ) Selanjutnya 4 (empat) komponen dari bauran pemasaran menurut Kotler (2003) dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Page 225: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

215Riset Pemasaran Internasional

385

Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran menurut Kotler (2003) adalah:

”The marketing mix is the set of marketing tools the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market” ( Kotler,2003, p. 15 )

Selanjutnya 4 (empat) komponen dari bauran pemasaran menurut Kotler (2003) dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar : 4 Komponen Bauran Pemasaran & Pasar Sasaran ( Sumber : Kotler, Philip (2003), MARKETING MANAGEMENT, Pearson Education, Inc, Upper Saddle River, New Jersey, USA, p 16 )

Dikatakan oleh Alma (2005) bahwa apabila pendapatan seseorang meningkat, maka ada kecenderungan baginya untuk memperbesar

Marketing Mix

Target Market Produk

Harga Promosi

Tempat

Dikatakan oleh Alma (2005) bahwa apabila pendapatan seseorang meningkat, maka ada kecenderungan baginya untuk memperbesar pengeluaran untuk keperluan membeli jasa-jasa. Pada jasa institusi pendidikan harus memperhatikan pemangku kepentingan / stakeholders yang berpotensi terdiri dari 16 (enam belas) ”major publics”, individu dan kelompok yang sangat berpengaruh pada universitas (Kotler dkk, 1995) yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

386

pengeluaran untuk keperluan membeli jasa-jasa. Pada jasa institusi pendidikan harus memperhatikan pemangku kepentingan / stakeholders yang berpotensi terdiri dari 16 (enam belas) ”major publics”, individu dan kelompok yang sangat berpengaruh pada universitas (Kotler dkk, 1995) yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar :Bagan Stakeholder dari Universitas. (Sumber: Kotler and Fox,(1995), STRATEGIC MARKETING FOR

EDUCATIONAL INSTITUTIONS, Prentice-Hall, Inc, A Simon and Schuster Company, Englewood Cliffs, New Jersey 07632, USA, p. 20

University

Suppliersrs

Accreditation

General Pbc.

Local Community

Parents of Students

Adm & Staff

Alumni

Competitorss

Business Community

Faculty

Trustees

Legislature

Faundation

Media

Prospektive stdn

Current stdn

Page 226: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

216 Riset Pemasaran Internasional

Dalam perkembangannya kemudian Alma (2005) menyatakan elemen-elemen strategi bauran pemasaran dalam jasa pendidikan ini terdiri dari 7P yaitu 4P tradisional dan 3P lagi dalam pemasaran jasa. Rincian dari “The Seven Ps of marketing” dapat dilihat pada gambar 7 adalah sebagai berikut:

387

Dalam perkembangannya kemudian Alma (2005) menyatakan elemen-elemen strategi bauran pemasaran dalam jasa pendidikan ini terdiri dari 7P yaitu 4P tradisional dan 3P lagi dalam pemasaran jasa. Rincian dari “The Seven Ps of marketing” dapat dilihat pada gambar 7 adalah sebagai berikut:

Gambar :The Seven Ps of Marketing Mix (Sumber: Alma, Buchari (2005), PEMASARAN JASA STRATEJIK JASA

PENDIDIKAN, Alfabeta CV, Bandung, p. 115)

P4: Promosi

P1: Produk P2: Harga P3: Tempat

P5: Masyarakat

P7: Proses P6: Bukti

Fisik

Sedangkan menurut Zeithaml dan Bitner (2000): layanan bauran pemasaran: cara lain untuk mulai mengatasi tantangan layanan pemasaran adalah untuk berpikir kreatif mengenai pemasaran campuran-melalui bauran pemasaran yang diperluas untuk layanan (Zeithaml & Bitner, 2000, p. 16)

Page 227: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

217Riset Pemasaran Internasional

388

Sedangkan menurut Zeithaml dan Bitner (2000): layanan bauran pemasaran: cara lain untuk mulai mengatasi tantangan layanan pemasaran adalah untuk berpikir kreatif mengenai pemasaran campuran-melalui bauran pemasaran yang diperluas untuk layanan (Zeithaml & Bitner, 2000, p. 16)

Gambar : ”Expanded Marketing Mix for Services” (Sumber: Zeithaml & Bitner, (2000), SERVICES MARKETING, Integrating

Customer Focus Across the Firm, The Mc Graw-Hill Companies, Inc, USA, p. 19)

Produk Tempat Promosi

Harga People Bukti Fisik

Proses

good feature, quality level

accessories

Packaging

Warranties

Product lines

branding

Channel type

Expousure

Intermediaries

Outlet location

Transportation

Storage

Managing channel

Blend

Sales people number

Advertising

Sales promot

ion

Publ

icity

Flexibility

Price level

Term

Differentiatio

n

Discounts

allowance

Employee;

reqruiting trainee,

motiva tion,

reward, team work

Customer educstion training

Facility

Equpip ment

Signage

Dressing

Other tangible

Flow activiyies

Stepping; simple/ complex

involment

Selanjutnya menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006) bauran pemasaran bisnis jasa merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan ”positioning ” yang ditetapkan dapat berjalan sukses dan terdiri dari 7 (tujuh) unsure; produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan layanan konsumen, yang dapat dilihat pada gambar setelah hal ini :

Page 228: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

218 Riset Pemasaran Internasional

390

Gambar : Unsur dan Fokus Utama pada Bauran Pemasaran Bisnis Jasa

(Sumber: Lupiyoadi & Hamdani, (2006), Manajemen PEMASARAN JASA, Penerbit Salemba 4, Jakarta, p. 81)

UNSUR :

1.PRODUK

2.HARGA

3.TEMPAT

4.PROMOSI

5.ORANG

6.PROSES

7.LAYANAN KONSUMEN

1.Keunggulan produk jasa terletak pada kualitasnya, yang mencakup keandalan, ketanggapan, kepastian dan empati.,2. Keputusan dalam penentuan harga harus konsisten dengan strategi pemasaran. Faktor-faktor seperti; positioning jasa, siklus hidup jasa, kepastian jasa meupakan hal yang mempengaruhi penentuan harga dalam bisnis jasa., 3.Tempat dalam bisnis jasa dimaksudkan sebagai cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. 4. Keberhasilan dalam promosi jasa tergantung pada : kemampuan mengidentifikasi audiencs target sesuai segmen pasar, kemampuan menentukan tujuan promosi, kemampuan mengembangkan pesan yang disampaikan dan kemampuan memilih bauran komunikasi.5. Orang sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.6. Proses dalam pemasaran jasa terkait dengan kualitas yang diberikan, terutama dalam hal sistem penyampaian jasa.7. Layanan konsumen mengarah pada aktivitas pelayanan pra-transaksi, saat transaksi dan pasca transaksi.

FOKUS UTAMA

Perlunya pemasaran pada sebuah PTS menurut Alma (2005) dalam menghadapi bagaimana mencari jumlah mahasiswa yang dikehendaki PTS harus mempraktekkan pemasaran/ marketing secara terintegrasi. Model penawaran jasa pendidikan tinggi yang memperhatikan bauran pemasaran jasa dapat dilihat pada gambar setelah halaman ini :

Page 229: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

219Riset Pemasaran Internasional

392

Gambar : Model Penawaran Jasa Pendidikan Tinggi (Sumber: Alma, Buchari (2005), PEMASARAN JASA STRATEJIK JASA

PENDIDIKAN, Alfabeta CV, Bandung, p. 72)

PTS

P1

P4

P2

P6

P7

P5

P3

Akademik dan sosio -kult.

Unsur pimpinan, dosen, karyawan

Berbagai teknik promosi

SPP dan biaya lainnya

Lokasi

Fisik bangunan, kelas, fasilitas, taman

Kegiatan interaktif& belajar

Balikan

Dari kajian teori diatas maka bauran pemasaran jasa dapat disimpulkan adalah suatu set alat pemasaran yang terpadu yang digunakan suatu institusi untuk mencapai target pemasaran jasa yang ditetapkan. Dalam upaya mewujudkan tercapainya target pemasaran dari suatu institusi, diperhatikan hal- hal yang berhubungan dengan faktor ; produk jasa , biaya jasa, lokasi jasa, promosi jasa, petugas jasa, prasarana fisik dan proses pelayanan jasa.

Page 230: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

220 Riset Pemasaran Internasional

E. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa terhadap Citra Institusi di Lingkungan Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta.Menurut pendapat Cetin (2004) tentang perencanaan dan penerapan citra institusi

dan promosi di lingkungan pendidikan tinggi, universitas dihimbau untuk menyediakan pendidikan mutu tinggi, citra universitas dan sistem pemasaran: Universitas menghadapi banyak masalah dan tantangan di era sekarang upaya pendidikan yang lebih tinggi. Universitas sedang didesak untuk menyediakan pendidikan berkualitas tinggi, ada sebagai Universitas well-reputed, mencapai keberhasilan pendaftaran, meningkatkan posisi kompetitif, menyediakan program akademik kontemporer dan dirancang dengan baik, dan mempertahankan kekuatan keuangan. Lebih jauh lagi, Strategis Perencanaan dan manajemen media untuk menyediakan informasi yang sungguh-sungguh untuk pasar internal, para pemangku kepentingan, pemasok pasar, pasar calon, platform nasional dan internasional, dan masyarakat pada umumnya harus secara akurat dirancang dan implementasinya. ( Cetin.2004, p. 57-75)

Peranan elemen bauran pemasaran dalam lembaga pendidikan ,Alma (2005) meliputi; 1. P1: Product, merupakan hal yang paling mendasar dan menjadi pertimbangan preferensi pilihan bagi calon. Dapat berupa diferensiasi produk akan memberikan dampak terhadap kesempatan lapangan kerja dan menimbulkan citra terhadap nama universitas dan terhadap mutu dari produk itu sendiri. 2. P2 : Price, elemen ini sejajar dengan mutu produk. Apabila mutu produk baik maka calon mahasiswa berani membayar lebih tinggi. 3. P3: Place, pada umumnya para pimpinan Perguruan Tinggi Swasta sependapat bahwa lokasi, letak PTS yang mudah dicapai, cukup berperan sebagai bahan pertimbangan calon mahasiswa untuk memasuki PTS. 4.P4: Promotion, elemen promosi berlebihan mempunyai hubungan korelatif negative terhadap daya tarik peminat. 5. P5: Physical Evidence, adalah merupakan tampilan bangunan, laboratorium, lapangan olahraga dan taman. 6. P6: People, dapat berupa prilaku pimpinan, dosen, beserta seluruh jajarankaryawan PTS yang memiliki peran mengangkat citra PTS. 7. P7: Process, yaitu bagaiman proses mahasiswa selama pendidikan (proses ujian, bimbingan skripsi, proses wisuda dan lain sebagainya

Selanjutnya disampaikan oleh Alma (2005), dalam menempatkan bauran pemasaran harus berpegang pada prinsip ekonomis yaitu: dengan pengorbanan sekecil-kecilnya ingin mendapatkan hasil mix yang sebesar-besarnya. Maka dalam menetapkan bauran pemasaran harus dipertimbangkan : 1. Dalam keadaan yang seimbang sebaik mungkin, 2. Tidak boleh statis, dituntut dinamika dan kreativitas, 3. Tidak boleh meniru, karena situasi dan kondisi institusi tidak sama, 4.Bertujuan jangka panjang, agar kestabilan institusi lebih baik, 5.Didasarkan pengalaman. Dalam kondisi seperti saat ini bisnis harus menggunakan konsep-konsep pemasaran.

Untuk itu ada 10 (sepuluh) teknik yang dapat diterapkan dalam rangka memenuhi kebutuhan pemakai/pembeli dan meningkatkan penjualan adalah: (1) mengembangkan

Page 231: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

221Riset Pemasaran Internasional

suatu rencana pemasaran (biasanya termasuk riset kebutuhan pembeli/pengguna, faktor lingkungan, potensi-potensi yang berpeluang dan permasalahan); (2) mengatur (manage) informasi pemasaran yang tersedia dari berbagai sumber; (3) mengantisipasi dan merespon perubahan-perubahan situasi ekonomi, kompetisi (persaingan), perkembangan trend sosial dan gaya hidup masyarakat; (4) menggunakan metoda market segmentation; (5) menetapkan strategi bauran pemasaran yang konsisten; (6) position product dan operasi bisnis yang benar; (7) meningkatkan metoda promotion dan pengeluaran biaya promosi yang bijaksana; (8) bersaing bukan dalam konteks harga (price) tapi dalam konteks image, reputasi, dan service (pelayanan); (9) menggali sistem distribusi/teknologi baru; (10) mengevaluasi usaha-usaha pemasaran yang telah dilakukan dengan cara mengukur tingkat penjualan, market share, attitude (sikap) dan awareness level (tingkat pengenalan produk) serta service complaint (pelayanan terhadap komplain pelanggan) , (Weinstein , 1985). Kaitan teori bauran pemasaran dan konstribusinya terhadap citra suatu lembaga, perusahaan atau institusi juga perlu mendapatkan telaahan, Kotler (2001) menyampaikan bahwa variable bauran pemasaran adalah faktor penentu citra perusahaan.

Menurut Alma (2005) pada Model strategi bauran pemasaran PTS, di mana kegiatan proses belajar-mengajar sebagai kegiatan yang sangat sentral dalam mengelola suatu PTS dan berpengaruh timbal balik dengan harapan/ citra, lihat gambar dibawah ini:

397

Gambar :Model Strategi Bauran Pemasaran PTS yang Berpengaruh dengan Harapan/Citra

(Sumber: Alma, Buchari, (2005), PEMASARAN STRATEJIK JASA PENDIDIKAN, Alfabeta, Bandung, p. 104)

Sedangkan menurut Yulius (2004) dari hasil penelitian empirik ditemukan bahwa bauran pemasaran jasa pendidikan secara total mempengaruhi citra PTS dan unsur yang paling dominan adalah unsur sumber daya manusia dan unsur prasarana fisik. Menurut Balmer (2006) tentang corporate marketing and integrating with cooporate image: Identitas perusahaan, citra dan merk perusahaan , corporate communications, citra perusahaan dan reputasi perusahaan harus diintegrasikan dengan dalam satu payung pemasaran perusahaan . (Balmer, 2006,p.730-741).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa bauran pemasaran jasa berpengaruh terhadap citra di lingkungan Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta

P6

Proses Belajar

Mengajar

P1

P7

P2 P3

P5

P4

Dosen, Mahasiswa, Dana, Fasilitas, Prodi,

Segmentasi

Nilai-nilai yang dianut Pimpinan PTS

Sumber daya

internal

Peluang/Ancaman

Harapan/citra

Sumberdaya eksternal

Sedangkan menurut Yulius (2004) dari hasil penelitian empirik ditemukan bahwa bauran pemasaran jasa pendidikan secara total mempengaruhi citra PTS dan unsur yang paling dominan adalah unsur sumber daya manusia dan unsur prasarana fisik. Menurut Balmer (2006) tentang corporate marketing and integrating with cooporate

Page 232: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

222 Riset Pemasaran Internasional

image: Identitas perusahaan, citra dan merk perusahaan , corporate communications, citra perusahaan dan reputasi perusahaan harus diintegrasikan dengan dalam satu payung pemasaran perusahaan . (Balmer, 2006,p.730-741).Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa bauran pemasaran jasa berpengaruh terhadap citra di lingkungan Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta

F. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa terhadap Aktivitas Mahasiswa. Menurut pendapat Sampson (2005) pemasaran jasa berkembang pada lingkungan

akademik: Pertumbuhan layanan pemasaran sebagai bidang akademik menawarkan wawasan ke dalam bagaimana bidang studi yang baru berkembang. Penekanan khusus yang berkontribusi dan dipercepat atau dihambat penciptaan pengetahuan, penyebaran dan pemanfaatan dalam layanan pemasaran diperiksa, menggunakan beberapa metode. Analisis mengungkapkan bahwa layanan pemasaran dikembangkan secara akademis karena diisi kebutuhan dalam pemasaran praktek. Industri diasumsikan peran berpengaruh dalam pengembangan bidang akademik layanan pemasaran. (Sampson, 2005, http://soma.byu.edu).

Dengan memperhatikan pendapat Alma (2005) pada model penawaran jasa pendidikan tinggi di mana bauran pemasaran jasa dengan 7 P akan mempengaruhi peningkatan jumlah peminat yaitu calon mahasiswa pengguna jasa dan juga memperhatikan hasil penelitian empirik dari Yulius(2004).

Menurut pendapat Bennett (1997) bauran pemasaran mempengaruhi proses pembelian: Disposisi pembeli terhadap produk, layanan, atau pemasok, selama sumber proses dapat diwakili oleh lima kriteria, disebut five Vs: nilai, kelangsungan hidup, volume, berbagai dan kebajikan. Mengusulkan bahwa lima vs. dapat digunakan dalam conjuction dengan bauran pemasaran untuk mencapai pemahaman yang lebih rinci tentang proses pembelian ( Bennett ,1997, p. 151-158).

Selanjutnya menurut Ndubisi (2007) menguji pengaruh dari relationship marketing strategy pada kesetian oleh pelanggan: Empat variabel (kepercayaan, komitmen, komunikasi dan penanganan konflik) memiliki efek signifikan dan memprediksi baik proporsi varians dalam kesetiaan pelanggan. Selain itu, mereka adalah significanly yang berhubungan dengan satu sama lain. ( Ndubisi, 2007, p. 98-106). Sedangkan pendapat Harvey (1996) tentang pemasaran pada dunia pendidikan sudah sangat mendesak untuk harapan mendapatkan dan menarik para siswa. Pendapat secara mendasar bahwa metode dan ideologi pemasaran komersial, jika benar dipahami dan diterapkan dengan benar oleh para profesional di bidang pendidikan, dapat bermanfaat daripada berbahaya, dan mungkin penting untuk sekolah dan perguruan tinggi yang berharap untuk menarik siswa dan menawarkan mereka penyediaan paling relevan. (Harvey, 1996, p.26-32).

Page 233: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

223Riset Pemasaran Internasional

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa bauran pemasaran jasa berpengaruh terhadap aktivitas mahasiswa.

Kajian teoritis yang mekonstruksi model riset marketing menghasilkan model penelitian yang dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

400

Kajian teoritis yang mekonstruksi model riset marketing menghasilkan model penelitian yang dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

BP

,62

BP1

e1

,78

,35

BP2

e2

,59

,16

BP3

e3

,40

,33

BP4

e4

,57

,64

BP5

e5

,80

,67

BP6

e6

,82

,78

BP7

e7

,88

,00

KP

,80

KPEe12

,90,89

KPKJe11,94

,78

KPKTe10,88

,77

KPKe9 ,88

,43

KPBFe8,66

,50

C

,50

CK

e18

,71

,64

CG

e17

,80

,83

CKJ

e16

,91,45

CC

e15

,67,59

CKS

e14

,77

,48

CHE

e13

,69

,65

JM

,36

JMP e19,60

,35

JMK e20,59 ,59

JMM e21,77,64

JMMR e22,80

,44

JMC e23

,67

,21

JMPL e24

,46

,71

,07

,39

,47,01

z1

z2

z3

Chi-square=802,070Prob=,000GFI=,794

AGFI=,749TLI=,831CFI=,849

RMSEA=,101

,36

G. Kajian Teori Marketing yang Menkonstruksi Model Riset Marketing di sector PerbankanDeskripsi Teoritik pada riset pemasaran yang melakukan kajian dengan tema

loyalitas konsumen melalui pemakaian internet banking.1. Internet Banking Menurut Bank Indonesia (2004), Internet Banking merupakan salah satu pelayanan

jasa Bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet.1 Jenis kegiatan internet banking menjadi 3 (tiga) yaitu :a. Informational Internet Banking, merupakan pelayanan jasa Bank kepada

nasabah dalam informasi melalui jaringan internet dan tidak melakukan eksekusi transaksi (execution of transaction).

1 Wiji Nurastuti , Teknologi Perbankan (Yogyakarta : Graha Ilmu 2011),p. 113

Page 234: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

224 Riset Pemasaran Internasional

b. Communicative Internet Banking, merupakan pelayanan jasa Bank kepada nasabah dalam bentuk komunikasi atau melakukan interaksi dengan Bank penyedia layanan internet banking secara terbatas dan tidak melakukan eksekusi transaksi.

c. Transactional Internet Banking, merupakan pelayanan jasa Bank kepada nasabah untuk melakukan interaksi dengan bank penyedia layanan internet banking dan melakukan eksekusi dan transaksi.

Menurut Turban et.al (2002), internet banking adalah perbankan yang menggunakan internet yang memungkinkan dilakukannya pembayaran tagihan, mendapat pinjaman dari bank, atau melakukan transfer antar rekening. Sedangkan Furst et.al (2000) mendefinisikan internet banking sebagai saluran perpanjangan jarak jauh untuk mengantarkan jasa-jasa perbankan. Jasa-jasa perbankan yang diberikan melalui internet banking adalah jasa-jasa yang diberikan melalui perbankan tradisional, seperti pembukaan rekening tabungan dan melakukan transfer dana antar rekening. Selain itu terdapat juga jenis layanan baru seperti tagihan pembayaran elektronis yang memungkinkan nasabah untuk menerima dan melakukan pembayaran melalui internet banking. Selanjutnya Furst et al. (2000) mengungkapkan bahwa perbankan melalui internet banking dibedakan menjadi dua jenis. Bank yang memiliki bangunan kantor cabang dapat membuat situs internet dan menawarkan layanan perbankan yang diberikan melalui kantor cabangnya. Alternatif kedua adalah bank yang hanya memberikan jasa layanan perbankan melalui internet banking atau bank dengan tanpa kantor cabang (branchless) biasa juga disebut virtual bank dan internet only bank. Menurut SE Bank Indonesia No.6/18/DPNP tanggal 20 April 2004 perihal manajemen resiko pada aktivitas pelayanan jasa bank melalui internet (Internet Banking), jenis internet banking yang kedua (internet only bank) tidak diperbolehkan di Indonesia.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Internet Banking merupakan salah satu jasa layanan bank melalui jaringan internet yang memungkinkan nasabah untuk mendapatkan jasa dan layanan perbankan seperti memperoleh informasi dan melakukan transaksi perbankan.

2. Konsep Loyalitas Pelanggan Loyalitas2 merupakan istilah kuno yang secara tradisional telah digunakan untuk

melukiskan kesetiaan dan pengabdian antusias kepada negara, cita-cita atau individu. Lebih belakangan ini, dalam konteks bisnis, istilah ini telah digunakan untuk melukiskan kesediaan pelanggan untuk terus berlangganan pada sebuah perusahaan dalam jangka panjang, dengan membeli dan menggunakan barang dan jasanya secara berulang-ulang dan lebih baik lagi secara eksklusif, dan dengan

2 Lovelock dan Wright, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta : Indeks 2007), p.133

Page 235: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

225Riset Pemasaran Internasional

sukarela merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada teman-teman dan rekan-rekannya.

Loyalitas atau kesetiaan pelanggan tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui proses belajar dan pengalaman pembelian jasa secara konsisten sepanjang waktu. Bila yang didapat sesuai dengan harapan, maka pembelian dilakukan berulang-ulang. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai pelanggan loyal, atau sebaliknya. Loyalitas memberi pengertian yang sama atas loyalitas merek dan loyalitas pelanggan. Loyalitas merek mencerminkan loyalitas pelanggan terhadap merek tertentu, sedangkan loyalitas pelanggan mencakup loyalitas terhadap merek. Sehingga dapat dikatakan bahwa loyalitas dinyatakan dengan presentase dari orang yang pernah membeli dalam jangka waktu tertentu dan melakukan pembelian ulang sejak pembelian yang pertama.

Loyalitas pelanggan adalah suatu keadaan terdapat komitmen yang kuat dalam pembelian ulang atau penggunaan kembali barang atau jasa secara konsisten, meskipun situasi pengaruh dan usaha-usaha pemasaran berpotensi untuk menyebabkan perilaku berubah.

3. Konsep Kepuasan Pelanggan Ada begitu banyak definisi yang berkembang untuk kepuasan pelanggan.3 Sebagai

ilustrasi, berikut ini adalah lima diantaranya:• Perasaan yang timbul setelah mengevaluasi pengalaman pemakaian produk

(Cadotte, Woodruff and Jenkins, 1987).• Respon pelanggan terhadap evaluasi persepsi atas perbedaan antara harapan

awal sebelum pembelian atau standar kinerja lainnya dan kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah memakai atau mengkonsumsi produk bersangkutan (Tse & Wilton, 1988).

• Evaluasi purnabeli keseluruhan yang membandingkan persepsi terhadap kinerja produk dengan ekpektasi pra-pembelian (Fornel, 1992).

• Ukuran kinerja ‘produk total’ sebuah organisasi dibandingkan serangkaian keperluan pelanggan (customer requirements) (Hill, Brierley & MacDougall, 1999)

• Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia persepsikan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, et al, 2004).

Kualitas layanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhannya. Jadi, dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan pada gilirannya kepuasan tersebut dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan.

3 Fandy Tjiptono, Service Management Edisi 2 (Yogyakarta : Andi,2012),p.311-312

Page 236: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

226 Riset Pemasaran Internasional

Tercapainya kualitas layanan yang sempurna akan mendorong terciptanya kepuasan pelanggan, karena kualitas layanan merupakan sarana untuk mewujudkan kepuasan pelanggan. Kualitas layanan dapat diwujudkan dengan memberikan layanan kepada pelanggan dengan sebaik mungkin sesuai dengan apa yang menjadi harapan pelanggan. Ketidakpuasan pada salah satu atau lebih dari dimensi layanan tersebut tentunya akan memberikan kontribusi terhadap tingkat layanan secara keseluruhan, sehingga upaya untuk meningkatkan kualitas layanan untuk masing-masing dimensi layanan harus tetap menjadi perhatian.

4. Kualitas Layanan Zeithaml et.al4 dalam bukunya mengemukakan bahwa selama bertahun-tahun,

peneliti dalam bidang jasa telah mengemukakan bahwa konsumen menilai kualitas pelayanan berdasarkan persepsi mereka terhadap hasil teknis yang diberikan, proses dimana hasil itu disampaikan, dan kualitas lingkungan fisik di mana layanan ini disampaikan.

Kualitas layanan (service quality) menjadi begitu penting penggunaannya dalam ruang lingkup bisnis dengan meningkatnya persaingan yang terus berkelanjutan. Kualitas jasa adalah evaluasi kognitif jangka panjang pelanggan terhadap penyerahan jasa suatu perusahaan5. Sebelum pelanggan membeli suatu jasa, mereka memiliki harapan tentang kualitas jasa yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan pribadi, pengalaman sebelumnya, rekomendasi dari mulut ke mulut, dan iklan penyedia jasa. Setelah membeli dan menggunakan jasa tersebut, pelanggan membandingkan kualitas yang diharapkan dengan apa yang benar-benar mereka terima. Kinerja jasa yang mengejutkan dan menyenangkan pelanggan, yang berada di atas tingkat jasa yang mereka inginkan, akan dipandang memiliki kualitas yang lebih tinggi. Jika penyerahan jasa berada dalam zona toleransi, mereka akan merasa jasa ini memadai. Namun, apabila kualitas yang sebenarnya berada di bawah tingkat jasa yang memadai dengan yang diharapkan pelanggan, perbedaan (kesenjangan kualitas) akan muncul antara kinerja jasa dan harapan pelanggan.

Kualitas, apabila dikelola dengan tepat, berkontribusi positif terhadap terwujudnya kepuasan dan loyalitas pelanggan6. Kualitas memberikan nilai plus berupa motivasi khusus bagi para pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan perusahaan. Ikatan emosional semacam ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan dan kebutuhan spesifik pelanggan. Pada gilirannya, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan

4 Valarie A. Zeithaml, Mary Jo Bitner dan Dwayne D. Gremler, Services Marketing 4th edition (New York : Mc Graw Hill 2006), p.116

5 Lovelock dan Wright, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta : Indeks 2007), p.966 Fandy Tjiptono, Service Management Edisi 2 (Yogyakarta : Andi,2012),p.153

Page 237: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

227Riset Pemasaran Internasional

yang kurang menyenangkan. Selanjutnya, kepuasan pelanggan berdampak pada terciptanya rintangan beralih (switching barriers), biaya beralih (switching costs), dan loyalitas pelanggan.

Dalam riset awalnya, Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1985) meneliti sejumlah industri jasa (seperti perbankan, jasa kartu kredit, reparasi dan pemeliharaan, serta jasa telepon interlokal) dan berhasil mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok kualitas layanan : reliabilitas, responsivitas atau daya tanggap, akses, kesopanan (courtesy), komunikasi, kredibilitas, keamanan, kemampuan memahami pelanggan, dan bukti fisik (tangibles)7. Dalam riset berikutnya di tahun 1988, mereka menemukan adanya overlapping di antara beberapa dimensi di atas, Oleh sebab itu, mereka menyederhanakan sepuluh dimensi tersebut menjadi lima dimensi pokok. Kompetensi, kesopanan, kredibilitas, dan keamanan disatukan menjadi jaminan (assurance). Sedangkan akses, komunikasi, dan kemampuan memahami pelanggan diintegrasikan menjadi empati (emphaty). Dengan demikian, terdapat lima dimensi utama yang dikenal sebagai SERVQUAL, yaitu:

1) Reliability (kehandalan), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali.

2) Responsiveness (ketanggapan), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera.

3) Assurance (Jaminan), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya (trust) dan keyakinan pelanggan (confidence).

4) Empathy (Empati), berarti bahwa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.

5) Tangibles (Benda berwujud), berkenaan dengan penampilan fasilitas fisik fasilitas layanan, peralatan atau perlengkapan, sumber daya manusia, dan materi komunikasi perusahaan.

5. Kualitas Layanan Online Periset akadermis Zeithaml, Parasuraman, dan Malhotra8 mendefinisikan

kualitas jasa online sebagai perluasan dimana situs web memfasilitasi belanja, pembelian dan pengiriman yang efisien dan efektif. Mereka mengidentifikasi 11 dimensi kualitas jasa online anggapan yaitu akses, kemudahan navigasi, efisiensi, fleksibilitas, keandalan, personalisasi, keamanan (privacy),

7 Fandy Tjiptono, Service Management Edisi 2 (Yogyakarta : Andi,2012),p.1748 Kotler dan Keller , Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid II (Jakarta : Erlangga 2009),p.54

Page 238: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

228 Riset Pemasaran Internasional

responsivitas, jaminan (kepercayaan), estetika situs dan pengetahuan harga. Beberapa dimensi dalam kualitas jasa online ini sama dengan kualitas jasa offline, tetapi beberapa atribut dasar khususnya berbeda. Kualitas jasa online juga memiliki dimensi berbeda. Empati tidak penting dalam jasa online, kecuali dalam masalah jasa. Dimensi inti dari kualitas jasa regular adalah efisiensi, pemenuhan, keandalan, privasi; dimensi inti dari pemulihan jasa adalah keresponsifan, kompensasi, dan akses waktu riil untuk membantu.

Kelompok periset akademis lainnya, Wolfinbanger dan Gilly, mengembakan skala kualitas jasa online tereduksi dengan empat dimensi kunci yaitu keandalan/pemenuhan, rancangan situs web, keamanan (privacy), dan layanan pelanggan. Periset menerjemahkan penemuan studi mereka untuk menunjukkan bahwa kerangka yang paling dasar dari “pengalaman online yang meyakinkan” adalah keandalan dan fungsionalitas untuk memberikan penghematan waktu, kemudahan transaksi, seleksi yang baik, informasi yang mendalam dan tingkat personalisasi yang tepat.

Pada tahun 2005 dalam artikel “ E-S-QUAL : A Multiple Item Scale for Assesing Electronic Service Quality” yang dipublikasikan di Journal of Service Research, Parasuraman et.al menganalisa kembali mengidentifikasi tujuh dimensi (efisiensi, system availability, fulfillment, privasi, daya tanggap, kompensasi dan kontak) yang membentuk skala “core online service” dan skala “recovery online service”. Empat dimensi utama (efisiensi, system availability, fulfillment, dan privasi) merupakan skala inti e-SERVQUAL yang digunakan untuk mengukur persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa, sedangkan tiga dimensi lainnya (daya tanggap, kompensasi dan kontak) merupakan skala recovery e-SERVQUAL. Maksudnya, ketiga dimensi ini hanya berperan penting dalam situasi pelanggan online mengalami masalah atau memiliki sejumlah pertanyaan yang ingin dicarikan solusinya. Secara ringkas, ketujuh dimensi e-SERVQUAL meliputi :1) Efisiensi, yaitu kemampuan pelanggan untuk mengakses website, mencari

produk yang diinginkan dan informasi yang berkaitan dengan produk tersebut, dan meninggalkan situs bersangkutan dengan upaya minimal.

2) System availability (Reliabilitas), berkenaan dengan fungsionalitas teknis situs bersangkutan, khususnya sejauh mana situs tersebut tersedia dan berfungsi sebagaimana mestinya.

3) Fulfillment, mencakup akurasi janji layanan, ketersediaan stok produk, dan pengiriman produk sesuai dengan waktu yang dijanjikan.

4) Privasi, berupa jaminan bahwa data pelanggan tidak akan diberikan kepada pihak lain manapun dan bahwa informasi transaksi pelanggan terjamin keamanannya.

5) Daya tanggap (responsiveness), merupakan efektivitas situs web dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi pelanggan.

Page 239: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

229Riset Pemasaran Internasional

6) Kompensasi, merupakan ukuran sejauhmana situs web dapat memberikan kompensasi atas permasalahan yang dihadapi pelanggan.

7) Kontak, mencerminkan kebutuhan pelanggan untuk bisa berbicara dengan staf layanan pelanggan secara online atau melalui telepon.

Model penelitian pemasaran dengan model konfirmatori yang dapat dikonstruksi berdasarkan kajian teoritis di atas, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

414

kompensasi atas permasalahan yang dihadapi pelanggan.

7) Kontak, mencerminkan kebutuhan pelanggan untuk bisa berbicara dengan staf layanan pelanggan secara online atau melalui telepon.

Model penelitian pemasaran dengan model konfirmatori yang dapat dikonstruksi berdasarkan kajian teoritis di atas, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

H. Kajian Teori Marketing yang Menkonstruksi Model Riset Marketing di sector Layanan Website Portal Internet

Bauran Pemasaran

Dalam bauran pemasaran yang baru (Kotler & Keller, 2013) 4P bertransformasi menjadi People, Process, Program, dan Performance.People Orang-orang yang terlibat, baik dari perusahaan maupun pelanggan dalam proses marketing. Karyawan dalam suatu perusahaan harus dapat memahami pelanggan bukan hanya sebagai pelanggan yang berbelanja kemudian mengkonsumsi barang/jasa saja, namun perusahaan harus memahami pelanggan sebagai manusia, sehingga perusahaan dapat lebih luas dalam melihat value yang diinginkan pelanggan.ProcessProses merekfleksikan kreativitas, disiplin, dan struktur yang digunakan dalam manajemen pemasaran. Pemasar harus memastikan semua ide dan konsep pemasaran berjalan dengan baik dan pada tempatnya. Dengan proses yang termanage dengan baik, perusahaan dapat menghasilkan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan menghasilkan dalam produk/jasa yang melebihi value pelanggan.

Page 240: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

230 Riset Pemasaran Internasional

Program Program merefleksikan semua kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan pelanggan yang meliputi 4P lama (Product, Price, Promotion, Place). Product (produk).Poduk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk secara luas meliputi desain, merek, hak paten, positioning, dan pengembangan produk baru.Kualitas WebsiteKualitas website atau WebQual merupakan salah satu metode atau teknik pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi pengguna akhir. Metode ini merupakan pengembangan dari SERVQUAL yang disusun oleh Parasuraman yang banyak digunakan sebelumnya pada pengukuran kualitas jasa. WebQual sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1998 dan telah mengalami beberapa interaksi dalam penyusunan dimensi dan butir pertanyaannya. Webqual merupakan salah satu metode atau teknik pengukuran kualitas. Webqual tersebut disusun berdasarkan penelitian pada tiga area yaitu :

Information Quality adalah mutu dari isi yang terdapat pada site, pantas tidaknya informasi untuk tujuan pengguna seperti akurasi, format dan keterkaitannya.

Service Design Quality adalah mutu dari interaksi pelayanan yang dialami oleh pengguna ketika mereka menyelidiki kedalam site lebih dalam, yang terwujud dengan kepercayaan dan empati, sebagai contoh isu dari keamanan transaksi dan informasi, pengantaran produk, personalisasi dan komunikasi dengan pemilik website. Usability adalah mutu yang berhubungan dengan rancangan site, sebagai contoh penampilan, kemudahan penggunaan, navigasi dan gambaran yang disampaikan kepada pengguna.

Webqual dapat digunakan untuk menganalisis kualitas beberapa website, baik website internal perusahaan (intranet) maupun website eksternal. Persepsi pengguna tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu persepsi tentang mutu layanan yang dirasakan (aktual) dengan tingkat harapan (ideal). webqual digunakan untuk mengukur kualitas website yang dikelola oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) (Barnes dan Vidgen, 2003). Website yang bermutu dari perspektif pengguna dapat dilihat dari tingkat persepsi layanan aktual yang tinggi dan kesenjangan persepsi aktual dengan ideal (gap) yang rendah. Model kualitas website atau webqual tersebut pertama kali digunakan pada portal sekolah bisnis berdasarkan faktor-faktor kemudahan penggunaan, pengalaman, informasi dan komunikasi, serta integrasi (Barnes dan Vidgen, 2000). Tingkat pengukurannya banyak menggunakan seven-likert scale.

Price (Harga)

Harga adalah elemen dalam bauran pemasaran yang tidak saja menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk. Harga juga merupakan pesan yang menunjukkan bagaimana suatu brand

Page 241: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

231Riset Pemasaran Internasional

memposisikan dirinya di pasar. Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktik saingan dan perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan, mark-up, mark-down, dan sebagainya.

Place (Distribusi), Distribusi meliputi aktivitas perusahaan dalam membuat produknya tersedia di target pasar. Strategi pemilihan tempat meliputi transportasi, pergudangan, pengaturan persediaan, dan cara pemesanan bagi konsumen.

Promotion (Promosi), Promosi adalah berbagai cara untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual. Kegiatan promosi antara lain iklan, personal selling, promosi penjualan, dan public relation.

Performance, Holistic marketing. Kinerja adalah hasil keseluruhan produk. Holistic marketing adalah keseluruhan; holistik marketing adalah ide dimana pemasaran merupakan segalanya, dikatakan bahwa organisasi yang sukses harus memiliki pendekatan secara menyeluruh pada pemasaran dimana semua bagian dari organisasi memfokuskan untuk bagaimana meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan dan bagaimana mengkomunikasikan nilai tersebut kepada pelanggannya.

Konsep dari pemasaran menyeluruh ialah, konsep dimana para pemasar berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan suatu kebutuhan agar didapat pendekatan yang lebih lengkap dan menyatu (kohesif) melebihi aplikasi konsep pemasaran secara tradisional. Konsep ini didasari pada pengembangan, desain, dan pengimplementasian dari program-program pemasaran, proses-proses, dan aktivitas-aktivitas yang disadari saling ketergantungan.

Inti dari pemasaran yaitu penyampaian nilai kepada pelanggan dan bagaimana mengkomunikasikan nilai tersebut kepada pelanggan, dan sebelum semua itu dilakukan, perusahaan harus memiliki suatu produk/layanan yang memenuhi atau melebihi value pelanggan. Oleh karena itu, dalam holistic marketing dibahas bagaimana inti kegiatan dari pemasaran dan keseluruhan pemasaran itu diwakilan oleh empat komponen penting, yaitu :

Integrasi marketing, merupakan sebuah penggabungan aktivitas-aktivitas dan program-program pemasaran yang dimaksudkan untuk membuat, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada pelanggan.

Internal marketing, kegiatan-kegiatan pemasaran yang dilakukan dalam perusahaan yang berhubungan dengan departemen lain dan top management. Di dalam konsep internal marketing, marketing bukanlah divisi tunggal tetapi lebih kepada seluruh kesatuan elemen perusahaan.

Page 242: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

232 Riset Pemasaran Internasional

Hubungan marketing, kegiatan pemasaran di mana membangun hubungan dengan bagian-bagian, organisasi-organisasi, atau lainnya, baik yang terhubung secara langsung atau pun tidak langsung yang member kontribusi untuk pencapain tujuan baik dalam organisasi, khususnya pada bagian pemasaran.

Kinerja marketing, berhubungan dengan bagaimana performansi suatu perusahaan dalam melakukan penjualan, kinerja dalam hal ekuitas merk terhadap pelanggan, etika didalam pemasaran, tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, kepatuhan terhadap hukum yang berlaku dan komunitas sosial.

Jadi, dalam holistic marketing, terdapat kegiatan-kegiatan yang menjadi inti dari pemasaran secara keseluruhan yang diwakili oleh keempat komponen ini. Keempat komponen ini membentuk kegiatan pemasaran secara keseluruhan. Dalam kinerja marketing mencakup hal-hal sebagai berikut :

Sales revenue, Brand & customer equity , Pengetahuan akan merek (brand awareness), Kualitas yang dipercaya dikandung sebuah merek, Asosiasi-asosiasi, Kesetiaan merek (brand loyalty), Ethics, Environment, Legal, Community.

Sikap

Pengertian Sikap, menurut Schiffman dan Kanuk (2008), sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu. Kotler dan Armstrong (1997), sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari individu terhadap suatu obyek yang relatif konsisten”. Sikap menempatkan orang dalam kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu, mengenai mendekati atau menjauhinya.

Obyek Sikap, obyek dalam definisi kita mengenai sikap yang berorientasi pada konsumen harus ditafsirkan secara luas meliputi konsep yang berhubungan dengan konsumsi atau pemasaran khusus, seperti produk, golongan produk, merek, jasa, kepemilikan, penggunaan produk, sebab-sebab atau isu, orang, iklan, situs internet, harga, medium, atau pedagang ritel. Dalam menyelenggarakan riset sikap, kita cenderung menjadi obyek-spesifik (mengkhususkan pada obyek tertentu).

Komponen Sikap, struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu sebagai berikut (Azwar, 2000):

Komponen kognitif, komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.

Komponen afektif, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-

Page 243: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

233Riset Pemasaran Internasional

pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

Komponen konatif, komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

Ciri-Ciri Sikap, ciri-ciri sikap menurut Purwanto (dalam Akbar, 2010) adalah sebagai berikut : Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang apabila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senatiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senatiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

Fungsi Sikap, sikap menurut Loudon dan Della Bitta (dalam Akbar, 2010) mempunyai empat fungsi sebagai berikut: Fungsi penyesuaia, fungsi ini mengarahkan manusia menuju objek yang menyenangkan atau menjauhi objek yang tidak menyenangkan, Hal ini mendukung konsep utilitarian mengenai maksimasi hadiah atau penghargaan dan minimisasi hukuman. Fungsi pertahanan diri, sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri terhadap ancaman serta membantu untuk memenuhi suatu fungsi dalam mempertahankan diri. Fungsi ekspresi nilai, sikap ini mengekspresikan nilai-nilai tertentu dalam suatu usaha untuk menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam sesuatu yang lebih nyata dan lebih mudah ditampilkan. Fungsi pengetahuan, manusia membutuhkan suatu dunia yang mempunyai susunan teratur rapi, oleh karena itu mereka mencari konsistensi, stabilitas, definisi, dan pemahaman dari suatu kebutuhan yang selanjutnya berkembanglah sikap ke arah pencarian pengetahuan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek sikap antara lain sebagai berikut (Schiffman dan Kanuk, 2008): Pengalaman pribadi, Pengaruh keluarga dan teman-teman, Pemasaran langsung, Media massa

Page 244: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

234 Riset Pemasaran Internasional

Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Semuel dkk, 2007) adalah pemilihan dari dua atau alternatif pilihan keputusan pembelian, sehingga dapat dikatakan seseorang dapat membuat keputusan jika tersedia beberapa alternatif pilihan. Sedangkan menurut Mowen dan Minor (2002) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif dan memilih diantara pilihan-pilihan pembelian mereka.

Lima tahap pengambilan keputusan yang telah diidentifikasi antara lain pengenalan masalah, pencarian, evaluasi alternatif, pilihan dan evaluasi pascaakusisi (postacquisision). Pendapat tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Kotler (2005) yang mengatakan proses keputusan pembelian merupakan suatu perilaku konsumen untuk menentukan proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu produk, dimana adanya sebuah penyelesaian masalah harga yang terdiri dari lima tahap yaitu sebagai berikut: Pengenalan masalah, merupakan tahap awal dimana seseorang merasa memiliki kebutuhan dan keinginannya yang harus dipenuhi. Proses ini bisa dipicu dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya seperti teman-teman, keluarga maupun lingkungan. Pencarian informasi, pada tahap ini konsumen akan mencari lebih banyak informasi berkaitan dengan produk yang akan dibelinya. Ada yang berasal dari pengalaman pribadi maupun mencarinya melalui jalur media, seperti iklan-iklan di majalah ataupun koran. Evaluasi alternative, konsumen menggunakan informasi, intuisi ataupun pendapat orang lain untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam himpunan pikiran.

Keputusan pembelian, pada tahap ini konsumen secara aktual membeli suatu produk. Perilaku pasca pembelian. Tahap terakhir ini adalah tahap evaluasi penilaian dimana konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Jika produk sesuai harapan maka konsumen puas. Jika melebihi harapan maka konsumen sangat puas. Jika kurang memenuhi harapan maka konsumen tidak puas. Tahap ini sangat penting bagi produsen karena menentukan apakah konsumen bisa menjadi pelanggan tetap atau ia akan beralih ke produk pesaing. Bila konsumen puas, dia akan menunjukkan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi.

Menurut Engel, dkk (1994) Bentuk proses pengambilan keputusan dapat digolongkan sebagai berikut: Fully Planned Purchase, dicirikan ketika produk dan merek telah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi, dalam pengertian membutuhkan usaha dan waktu yang besar untuk dikorbankan (contoh : barang otomatif yang harganya mahal) namun dapat pula terjadi dengan keterlibatan produk rendah (kebutuhan rumah tangga).

Keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh diskon, kupon atau aktivitas promosi lainnya. Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah

Page 245: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

235Riset Pemasaran Internasional

ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh diskon harga ataupun display produk. Unplanned Purchase, jenis bentuk keputusan ini dicirikan dimana produk dan merek dipilih ditempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dari produk pajangan sebagai ganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan seseorang akan kebutuhan dan memicu pembelian.

Model penelitian pemasaran keputusan pembelian konsumen pada layanan website portal internet dengan model konfirmatori yang dapat dikonstruksi berdasarkan kajian teoritis di atas, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

428

Model penelitian pemasaran keputusan pembelian konsumen pada layanan website portal internet dengan model konfirmatori yang dapat dikonstruksi berdasarkan kajian teoritis di atas, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

ReferensiBennet, Anthony G, 2010, The Big Book of Marketing, the McGraw-Hills Company, NYCravens, David dan Piercy, Nigel F. 2006. Strategic Marketing, Eighth Edition,

International edition, New York, McGRAW-HILL / IRWIN Companies.Kotler, Philip & Keller, Kevin, (2013), Manajemen Pemasaran, Jilid 1,2 Edisi Ketiga Belas,

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Page 246: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

236 Riset Pemasaran Internasional

Kotler, Philip & Keller, Kevin, (2009. Marketing Management, 14 e, Horizon Edition, England , Pearson Education Limited.

Kotler, Philips dan Kartajaya, Hermawan dan Setiawan, Iwan, (2010), Marketing 3.0, Mulai dari Produk ke Pelanggan ke Human Spirit, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nandan, Limakrisna dan Susilo, Wilhelmus H, 2012, Manajemen Pemasaran, Teori dan Aplikasi dalam Bisnis, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.

TUGAS PENELITIANBahaslah lebih mendalam peran teori marketing pada strategi model konfirmasi riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!.

TUGAS KELASApakah anda benar- benar telah memahami teori- teori pemasaran yang memiliki arti penting dalam menghasilkan riset marketing pada model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

430

TUGAS PENELITIAN

Bahaslah lebih mendalam peran teori marketing pada strategi model konfirmasi riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!.

TUGAS KELAS

Apakah anda benar- benar telah memahami teori- teori pemasaran yang memiliki arti penting dalam menghasilkan riset marketing pada model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

Page 247: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

237Riset Pemasaran Internasional

Pada bab ini berisi kajian teori kualitas layanan jasa dan Marketing 3.0 terhadap minat membeli konsumen yang telah diaplikasi pada riset pemasaran dalam kajian tingkat kepuasan konsumen serta implikasinya pada loyalitas konsumen barang maupun jasa.

431

BaB VII : Peran Kualitas Layanan Jasa Unggul dan Marketing 3.0 terhadap Minat Membeli Konsumen pada Institusi Pendidikan Tinggi

Pada bab ini berisi kajian teori kualitas layanan jasa dan Marketing 3.0 terhadap minat membeli konsumen yang telah diaplikasi pada riset pemasaran dalam kajian tingkat kepuasan konsumen serta implikasinya pada loyalitas konsumen barang maupun jasa.

A. Peran Kualitas Layanan Jasa Unggul pada InstitusiKualitas jasa, menurut Lovelock& Wright (2005) adalah suatu evaluasi kognitif

jangka panjang pelanggan terhadap penyerahan jasa suatu perusahaan. Tujuan utama dalam meningkatkan kualitas jasa adalah memperkecil kesenjangan yang merupakan penilaian pelanggan secara keseluruhan.

Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang berkualitas kepada pelanggannya, pencapaian pangsa pasar yang tinggi, serta peningkatan laba perusahaan tersebut sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan .(Zeithmal, Berry dan

BaB VIIPeran Kualitas Layanan Jasa Unggul dan Marketing 3.0 terhadap Minat Membeli Konsumen pada Institusi Pendidikan

Tinggi

Page 248: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

238 Riset Pemasaran Internasional

Parasuraman, 1996). Sedangkan konsekuensi atas pendekatan kualitas jasa suatu produk mencapai kesuksesan dalam menghadapi persaingan (Lupiyoadi & Hamdani, 2006).

Kualitas jasa (SERVQUAL) dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama yaitu : persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan (Lupiyoadi & Hamdani, 2006).

Sedangkan menurut Kotler (2003) dikatakan kualitas jasa memiliki 5 ketentuan yaitu : (1). Keandalan: kemampuan untuk melakukan layanan yang dijanjikan dependably dan akurat, (2). responsif: keinginan untuk membantu pelanggan dan untuk menyediakan layanan yang cepat, (3). jaminan: pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka untuk menyampaikan kepercayaan dan keyakinan, (4). empati: penyediaan peduli, individual perhatian bagi pelanggan, (5). Tangibles: penampilan fisik fasilitas, peralatan, tenaga, dan bahan-bahan komunikasi (Kotler, 2003, p. 455)

Menurut Parasuraman dkk (1998) terdapat 5 (lima) dimensi kualitas layanan jasa (SERVQUAL) dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Lupiyoadi & Hamdani, 2006) yang meliputi: (1). Dimensi Berwujud. (2). Dimensi Kehandalan. (3). Dimensi Ketanggapan. (4). Dimensi Jaminan. (5).Dimensi Empati.

434

Gambar: 5 (lima) Dimensi Kualitas Jasa (SERVQUAL) (Sumber: Lupiyoadi & Hamdani, (2006), Manajemen PEMASARAN

JASA,, Penerbit Salemba 4, Jakarta, p. 182, 237, 238)

Dimensi

Definisi Operasional

1.Kondisi peralatan, 2.kondisi sarana, 3.Kondisi SDM perusahaan.,4.Keselarasan fasilitas dengan jenis jasa yang diberikan

1.Kesesuaian pelaksanaan dengan jadwal., 2.Kepedulian dengan masalah yang dihadapi konsumen.3.Keandalan penyampaian jasa sejak awal,4.Ketepatan waktu.5.Keakuratan penanganan.

1.Kejelasan informasi waktu penyampaian .2.Kecepatan dan ketepatan layanan.3.Kesediaan pegawai selalu membantu konsumen.4. Keluangan waktu pegawai dalam layanan cepat.

1.Kemampuan SDM. 2.Rasa aman selama berurusan jasa.. 3.Kesabaran karyawan. 4.Dukungan pimpinan pada tugas karyawan

1.Perhatian pemberi jasa kepada konsumen. 2.Perhatian staf. 3.Pemahaman kebutuhan konsumen. 4.Perhatian perusahaan terhadap kepentingan konsumen. 5.Kesesuaian jam kerja.

I. Berwujud: kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik II. Keandalan: kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpecaya

III. Ketanggapan: suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan.

IV. Jaminan dan Kepastian: pengetahuan, kesopanan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan

V. Empati: memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual yang diberikan kepada para pelanggan..

Page 249: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

239Riset Pemasaran Internasional

Selanjutnya menurut Lovelock& Wright, (2005) ada 5 (lima) dimensi kualitas sebagai kriteria suatu kualitas jasa yang meliputi : (1). Kehandalan (”reliability”): apakah perusahaan dapat diandalkan dalam menyediakan jasa seperti yang dijanjikan, dari waktu ke waktu?, (2). Keberwujudan (”tangible”): seperti apa terlihat fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan bahan komunikasi penyedia jasa tersebut?, (3).Daya tanggap (”responsiveness”): apakah karyawan perusahaan tersebut senang membantu dan mampu memberikan jasa yang cepat?, (4). Jaminan (”assurance”): apakah karyawan jasa memiliki pengetahuan yang cukup, sopan, kompeten, dan dapat dipercaya?, (5). Empati (”emphaty”): apakah perusahaan jasa tersebut memberikan perhatian yang besar dan khusus?

Demikian pula menurut Alma (2005), mengungkapkan ada 5 faktor dominan atau penentu kualitas jasa yaitu :(1). Keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan terpercaya dan akurat, konsisten dan kesesuaian pelayanan. (2). Daya tanggap , yaitu kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan yang diajukan konsumen. (3). Kepastian, yaitu berupa kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukankan kepada konsumen. (4). Empati, yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih peduli memberikan perhatian secara pribadi kepada pelanggan. (5). Berwujud, yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan dan berbagai materi komunikasi.

Selanjutnya menurut Kotler (2003) ada suatu model “service- quality” yang telah diformulasikan yang mana sangat penting sebagai tuntutan utama untuk penyampaian suatu kualitas jasa yang bermutu tinggi.

Page 250: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

240 Riset Pemasaran Internasional

436

Selanjutnya menurut Kotler (2003) ada suatu model “service- quality” yang telah diformulasikan yang mana sangat penting sebagai tuntutan utama untuk penyampaian suatu kualitas jasa yang bermutu tinggi.

Gambar :”Service Quality Model” ( Sumber : Kotler, Philip (2003), MARKETING

MANAGEMENT, Pearson Education, Inc,Upper Saddle River, New Jersey, USA, p 456 )

Translation of perceptions into service-quality

spesifications

Manajemen Persepsi dari harapan Konsumen

External ,Komunikasi terhadap konsumen

Layanan yang disampaikan

Komunikasi dengan Word of mouth

Penilaiaan layanan

Layanan yang diharapkan

Kebutuhan Individu Pengalaman masa lalu

KONSUMEN

PEMASAR

Sedangkan menurut Zeithalm & Bitner (2000) dikatakan kualitas layanan jasa merupakan suatu komponen yang cukup kritis dari persepsi pelanggan. Kualitas layanan merupakan komponen penting dari persepsi pelanggan. Dalam kasus layanan murni, kualitas layanan akan menjadi unsur yang dominan di evaluasi konsumen. Dalam kasus di mana pelanggan layanan atau layanan yang ditawarkan dalam kombinasi dengan produk fisik, kualitas layanan juga mungkin sangat penting dalam menentukan kepuasan pelanggan. (Zeithalm & Bitner, 2000, p.81 ).

Page 251: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

241Riset Pemasaran Internasional

438

Gambar : Pengaruh Kualitas layanan, Kualitas Produk dan Harga terhadap Kepuasan Konsumen

(Sumber: Zeithaml & Bitner, (2000), SERVICES MARKETING, Integrating Customer Focus Across the Firm, The Mc Graw-

Hill Companies, Inc, USA, p. 75)

Dari kajian teori di atas maka kualitas jasa dapat disimpulkan sebagai suatu komponen yang dominan dan berpengaruh dari persepsi pelanggan jasa, sehingga penyampaian out-put suatu kualitas jasa yang bermutu tinggi dapat tercapai. Dalam upaya pencapaian suatu kualitas jasa mutu tinggi ada 5 faktor penentu kualitas jasa yaitu; kehandalan, keberwujudan, daya tanggap, jaminan dan empati.

1.Reliability

2.Responsiveness

3.Assurance

4.Emphaty

5.Tangibles

Kualitas Produk

Harga

Service Quality

Situational Factors

Kepuasan Konsumen

Personal Factors

Dari kajian teori di atas maka kualitas jasa dapat disimpulkan sebagai suatu komponen yang dominan dan berpengaruh dari persepsi pelanggan jasa, sehingga penyampaian out-put suatu kualitas jasa yang bermutu tinggi dapat tercapai. Dalam upaya pencapaian suatu kualitas jasa mutu tinggi ada 5 faktor penentu kualitas jasa yaitu; kehandalan, keberwujudan, daya tanggap, jaminan dan empati.

B. Pengaruh Kualitas Layanan Jasa terhadap Citra Institusi di Lingkungan Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta.Menurut Lupiyoadi & Hamdani (2006), apabila kesenjangan dalam pelayanan jasa

yang dirasakan tidak ada, atau persepsi antara jasa yang dirasakan pelanggan dan yang diharapkan pelanggan terbukti sama, maka perusahaan akan memperoleh citra dan dampak positif.

Dalam pengujiannya oleh Ruyter dan Wetzels (2000) tentang aturan citra perusahaan dalam extending service brands kepada pasar tradisional dan pasar yang baru pada sektor telekomunikasi, menghasilkan kajian eksperimen menunjukkan bahwa konsumen mengevaluasi pelayanan extention oleh penyedia dengan suatu penemuan citra inovatif dengan pelayanan jangka panjang yang lebih baik oleh perusahaan dengan suatu citra pelopor dalam kaitan dengan penilaian kredibilitas perusahaan dan mengharapkan kualitas jasa yang baik. 

Page 252: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

242 Riset Pemasaran Internasional

Pada dimensi yang ke lima dari layanan kualitas jasa yaitu empati, yang berkaitan dengan memberikan perhatian penuh kepada konsumen (Lupiyoadi& Hamdani, 2006). Berkaitan dengan peranan penting karyawan dalam membangun citra perusahaan di masyarakat. Karena jabatan atau tugas mereka banyak karyawan bertindak sebagai duta perusahaan di masyarakat, (Sutojo, 2004).

Sedangkan menurut Gronroos (1984) dimensi kualitas jasa berhubungan dengan citra:

”Quality dimensions are interrelated and that the importance of image should be recognised” (Gronroos, 1984, Vol.18, issue: 4).

Selanjutnya menurut Bamert & Wehrly (2005) menilai kualitas jasa terhadap brand equity:

”Assessing the quality dimesion in consumers-based measurers of brand equity in the context of services and to compare it with consumer goods” (Bamert & Wehrly, 2005, p. 132-141).

Pendapat dari Nguyen & LeBlanc (1998) tentang penelitian dari pengaruh kualitas jasa terhadap citra perusahaan: Studi menunjukkan bahwa kualitas layanan positif berkaitan dengan nilai dan nilai ditemukan dampak yang positif pada citra dan pelanggan menerima tingkat yang lebih tinggi kualitas layanan akan membentuk citra yang menguntungkan dari lembaga perbankan. (Nguyen & LeBlanc, 1998, p.52-65).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa kualitas layanan jasa pendidikan berpengaruh terhadap citra institusi di Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta

C. Pengaruh Kualitas layanan Jasa terhadap Aktivitas Mahasiswa Dengan memperhatikan uraian teori Kotler (2003), Zeithalm & Bitner (2000) dan

Alma (2005) pada model penawaran jasa pendidikan tinggi di mana bauran pemasaran jasa dengan 7P akan mempengaruhi kepuasan pelanggan sehingga dapat meningkatkan jumlah peminat yaitu calon mahasiswa pengguna jasa sebagai output.

Selanjutnya menurut Bloemer, Ruyter & Peeters (1998) pengaruh yang penting dari dimensi reliability ( a quality dimensions) terhadap loyalty:

”That reliability (a quality dimension) are relatively important drivers of retail bank loyalty” (Bloemer, Ruyter & Peeters, 1998, p.276-286).

Sedangkan menurut Russell (2005) pada marketing education tentang kualitas jasa dan strategi meningkatkan pendapatan: Kajian persepsi layanan kualitas persepsi di antara siswa internasional, persyaratan untuk sebuah universitas untuk mengadopsi strategi pemasaran yang jelas untuk meningkatkan jumlah siswa internasional dan menghasilkan pendapatan tambahan. ( Russell, 2005,p.65-77).

Page 253: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

243Riset Pemasaran Internasional

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa kualitas jasa berpengaruh terhadap aktivitas mahasiswa pada institusi perguruan tinggi.

D. Peran Marketing 3.0 terhadap Minat Membeli Konsumen pada Institusi Pendidikan TinggiPeran pendidikan tinggi pada program pascasarjana bermakna strategis dan

memiliki nilai pelanggan bagi para mahasiswa dalam membangun komunitas intelektual di Indonesia pada masa mendatang sehingga Institusi program pascasarjana memiliki peran yang tinggi dalam upaya membangun daya saing Institusi dan keunggulan kompetitif. Selanjutnya menurut Kotler (2013) untuk meraih sukses di masa depan marketing harus bersifat holistic, membangun brand lebih kuat melalui kinerja daripada melalui promosi dan mengarah secara elektronik serta melalui membangun sistem informasi dan komunikasi yang superior.

Falsafah konsep pemasaran ( Limakrisna dan Susilo, 2012 ) bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsep pemasaran yang diterapkan dapat merupakan falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup institusi, agar mendapat laba dalam jangka panjan. Selanjutnya Institusi memprioritaskan untuk berfokus pada pelanggan, dan kinerja institusi didefinisikan dengan mempertimbangkan faktor eksternal, yaitu dari perspektif pelanggan yang ditargetkan, sehingga merupakan pendorong mendasar pembelian (Wang dan Lo, 2004).

Selanjutnya marketing masa depan yang sukses harus lebih holistic dan memiliki departemen yang ramping ( Kotler dan Keller, 2013). Peran marketing tidak hanya mengandalkan promosi dan iklan yang berbagai macam dan dalam jumlah yang besar, akan tetapi kinerja marketing menjadi andalan yang unggul. Kemudian menurut temuan penelitian Viacava dan Pedrozo (2010) pada manajemen di pendidikan tinggi yang kompleks diperlukan perspektif karakteristik manusia dan potensi- potensi yang berkembang pada pemikiran manusia sebagai prosesor data otomatis secara logis untuk logika yang dapat dikembangkan untuk mempertimbangkan interaksi antara emosi dan kognisi dan lingkungannya. Orientasi pemasaran institusi pendidikan tinggi menurut Wright (2012), literatur pemasaran menggambarkan empat jenis orientasi pemasaran, perguruan tinggi dan Universitas harus sepenuhnya menyadari potensi manfaat maupun biaya setiap jenis orientasi. Pada orientasi pemasaran sebuah perguruan tinggi atau Universitas bisa memiliki dampak signifikan pada semua aspek dari strategi pemasaran. Sehingga pengelola institusi pendidikan tinggi harus sadar akan manfaat dan biaya dari berbagai jenis orientasi pemasaran, sebelum memutuskan. Jenis pemasaran orientasi yang dipilih juga akan memiliki dampak besar pada alokasi sumber daya, serta segmen mahasiswa yang tertarik, dan kualitas mahasiswa setelah lulus. Setelah

Page 254: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

244 Riset Pemasaran Internasional

Institusi pendidikan tinggi menentukan struktur pasar dari program pascasarjana yang ditawarkan, akan sangat berguna bagi pengembangan profil konsumen program magister untuk dapat menentukan pasar dan generic dari tipe program magister. (Cravens dan Piercy, 2006).

Kepuasan konsumen secara positif dihubungkan dengan niat membeli kembali, keinginan untuk merekomendasikan barang dan jasa, loyalitas dan juga keuntungan. Dalam kaitannya dengan loyalitas pelanggan, bahwa apabila konsumen puas terhadap barang atau kualitas layanan yang serta value yang unggul diberikan pada konsumen, maka akan meningkatkan loyalitas konsumen. Konsumen yang loyal atau setia akan melakukan pembelian ulang dari produk maupun institusi yang sama, memberitahukan ke konsumen yang lain yang potensial, dari mulut ke mulut, dan menjadi penangkal serangan dari pesaingnya, sehingga dapat meningkatkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Seperti hasil penelitian Curtis et al (2011), yang membahas secara keseluruhan layalitas konsumen berkaitan dengan signifikan terhadap tindakan pembelian ulang dan tingkat kepuasan pelanggan, ketika kepuasan pelanggan kerkaitan pada intesi pembelian. Selanjutnya banyak kondisi daya saing institusi pendidikan tinggi yang lemah pada aspek ukuran daya saing organisasi ( Organizational Competitiveness ) meliputi aspek- aspek: (1). Lingkungan kerja yang kurang kondusif, (2). Disain pekerjaan yang tidak terschedul dengan baik, (3). Inovasi pengembangan program magister dan proses belajar- mengajar, (4). Manajemen teknologi yang diterapkan masih belum terintegrasi, (5). Manajemen kualitas yang masih kurang handal, (6). Indikator kualitas yang tidak standar. Daya saing unggul institusi dapat didukung oleh loyalitas yang kuat, sesuai dengan penelitian Curtis et al (2011), yang menyatakan bahwa loayalitas dan intensi pembelian ulang diindikasi memiliki hubungan yang kuat dan positif. Konsumen secara normal mengikuti proses keputusan pembelian, mulai dari tahap memahami kebutuhan akan pendidikan, mencari informasi tentang instutusi program pascasarjana, kemudian melakukan identifikasi dan evaluasi alternative program magister dan akhirnya memutuskan salah satu program. Selanjutnya menurut Cravens dan Piercy (2006), ketika pengalaman konsumen dan informasi dari instutusi pendidikan tinggi tidak mencukupi dalam konsumen menentukan keputusan pembeliaan, maka kajian penelitiaan sangat diperlukan untuk identifikasi dan menggambarkan konsumen dan prospeknya.

Marketing 3.0: Building character Institusi dan Peran Communitization untuk Keterkaitan pada Konsumen

Kepercayaan konsumen menurut Kotler and Kartajaya (2010) , cara memperoleh kembali kepercayaan konsumen adalah dengan merangkul apa yang disebut dengan “sistem kepercayaan konsumen yang baru”, yang bersifat horizontal. Konsumen saat ini mengumpulkan komunitasnya sendiri, ikut menciptakan produk dan pengalaman

Page 255: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

245Riset Pemasaran Internasional

mereka sendiri dan hanya mencari karakter yang dikagumi di luar komunitas mereka. Tetapi setelah mereka menemukannya, mereka akan menjadi pengikut yang setia. Konsumen semakin menghargai: co-creation, communitization, dan characters. Unsur-unsur penting yang harus ada dalam character building adalah : (1). Rasa Hormat (Respect), (2). Perhatian (Care), (3). Penuh Tanggung Jawab (Responsibility), (4). Pengetahuan (Knowledge) .Perusahaan harus berusaha agar merek tersebut nyata dan memberikan pengalaman yang sesuai dengan kondisi yang telah dilontarkan dalam proses pengenalan pada konsumen, tidak hanya pada iklannya. Untuk menjaga kredibiltas institusi yang melakukan promosi dengan iklan, maka institusi wajib memenuhi kondisi kenyataan yang benar- benar sama antara iklan dengan fakta aslinya.

Dalam dunia konsumen yang horizontal, kehilangan kredibilitas berarti kehilangan seluruh jaringan konsumen potensial, sehingga akan berdampak pada institusi yang maju dan berkelanjutan. Selanjutnya masa depan marketing adalah horizontal, bukan vertikal. Masa depan marketing sebagian akan dibentuk oleh pembangunan saat ini dan sebagian lagi oleh kekuatan jangka panjang. Agar merek dapat berkoneksi dengan manusia, merek perlu mengembangkan sebuah DNA otentik yang menjadi inti dari diferensiasi mereka. DNA ini mencerminkan identitas merk dalam jaringan sosial Konsumen. Merek dengan DNA yang unik akan terus membangun karakternya. (Kotler and Kartajaya, 2010, p35)

Konsumen memiliki sifat dasar sebagai mahluk sosial yang selalu berinteraksi antar sesame konsumen produk dengan merk yang sama, demi suatu manfaat yang diharapkannya. Konsumen dengan gaya hidup pada merk tertentu selalu terhubung dengan para komunitasnya untuk dapat menciptakan relasi sosial yang menjadi suatu grup konsumen berdasarkan merk yang sama. Cara mereka terhubung dapat mempergunakan media sosial maupun kontak langsung pada suatu even yang diprakasai bersama (Susilo and Yulius, 2013). Selanjutnya menurut Kotler and Kartajaya (2010), konsumen saling berinteraksi dan akan selalu terhubung dapat dengan media social yang ikatannya berasal dari relasi one to one diantara anggotanya dan menciptakan basis yang kuat diantara penggemar yang loyal. Dengan semakin seringnya kelompok komunitas pelanggan melakukan kegiatan bersama dan melibatkan kalangan masyarakat secara luas, akan banyak potensi informasi yang dapat terserap secara luas dan ide- ide baru dapat bermunculan. Dampak dari situasi pemanfaatan penyerapan fenomena- fenomena yang actual, akan menjadian institusi bisnis jasa semakin tangguh dalam menghadapi persaingan (Susilo and Yulius, 2013).

Mendorong Konsumen dalam Purchasing Intentions/ DecisionKonsumen memiliki niat membeli akan sangat subjektif dan penuh ketidak pastian

serta memiliki alternative pilihan terhadap barang maupun jasa. Berdasarkan pada penelitian dan pengaruh internal maupun eksternal, pemasar sering bertanya pada konsumen tentang niat membeli dari konsumen untuk dapat memprediksi penjualan.

Page 256: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

246 Riset Pemasaran Internasional

Dimensi yang menjadi focus dari pemasar terhadap keinginan konsumen dalam melakukan tindakan pembelian meliputi: (1). Adanya konsep produk maupun jasa yang disampaikan pada konsumen. (2). Situasi yang dapat mempengaruhi pembelian oleh konsumen. (3). Dorongan pembelian oleh konsumen. (4). Tindakan pembelian oleh konsumen. (Bennett, 2010)

448

komunitas pelanggan melakukan kegiatan bersama dan melibatkan kalangan masyarakat secara luas, akan banyak potensi informasi yang dapat terserap secara luas dan ide- ide baru dapat bermunculan. Dampak dari situasi pemanfaatan penyerapan fenomena- fenomena yang actual, akan menjadian institusi bisnis jasa semakin tangguh dalam menghadapi persaingan (Susilo and Yulius, 2013).

Mendorong Konsumen dalam Purchasing Intentions/ Decision Konsumen memiliki niat membeli akan sangat subjektif dan penuh ketidak pastian serta memiliki alternative pilihan terhadap barang maupun jasa. Berdasarkan pada penelitian dan pengaruh internal maupun eksternal, pemasar sering bertanya pada konsumen tentang niat membeli dari konsumen untuk dapat memprediksi penjualan.

Dimensi yang menjadi focus dari pemasar terhadap keinginan konsumen dalam melakukan tindakan pembelian meliputi: (1). Adanya konsep produk maupun jasa yang disampaikan pada konsumen. (2). Situasi yang dapat mempengaruhi pembelian oleh konsumen. (3). Dorongan pembelian oleh konsumen. (4). Tindakan pembelian oleh konsumen. (Bennett, 2010)

TUGAS PENELITIANBahaslah lebih mendalam Konsumen memiliki niat membeli akan sangat subjektif dan penuh ketidak pastian serta memiliki alternative pilihan terhadap barang maupun jasa dan peran strategi model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!.

TUGAS KELASApakah anda benar- benar telah memahami arti penting hasil riset marketing pada model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dengan teori Marketing 3.0 dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

449

TUGAS PENELITIAN

Bahaslah lebih mendalam Konsumen memiliki niat membeli akan sangat subjektif dan penuh ketidak pastian serta memiliki alternative pilihan terhadap barang maupun jasa dan peran strategi model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!.

TUGAS KELAS

Apakah anda benar- benar telah memahami arti penting hasil riset marketing pada model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dengan teori Marketing 3.0 dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

Page 257: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

247Riset Pemasaran Internasional

Pada bab ini berisi kajian teoritis tentang membangun citra institusi yang handal pada pendidikan tinggi yang dapat berpengaruh pada konsumen melakukan minat pembelian.

450

Bab VIII : Strategi Membangun Citra Unggul pada Institusi Pendidkan Tinggi

Pada bab ini berisi kajian teoritis tentang membangun citra institusi yang handal pada pendidikan tinggi yang dapat berpengaruh pada konsumen melakukan minat pembelian.

A. Membangun Citra yang Berbeda pada Institusi Pendidikan TinggiPara konsumen membeli sesuatu, bukan hanya sekedar membutuhkan barang itu,

tetapi ada sesuatu yang lain yang diharapkan. Sesuatu yang lain itu sesuai dengan citra yang terbentuk di dalam dirinya. Oleh sebab itu, penting sekali organisasi memberi informasi kepada public agar dapat membentuk citra yang baik (Alma, 2005).

Menurut pendapat Crompton (1986) menyatakan bahwa citra ialah: Citra institusi adalah jumlah dari keyakinan, ide, dan kesan orang memiliki lembaga atau program, fasilitas atau personil. Dapat didefinisikan sebagai yang membangun mental yang dikembangkan oleh seorang individu berdasarkan beberapa kesan yang dipilih di antara keseluruhan kesan yang berlimpah. (Crompton, 1986, p.213). Citra menurut Sutojo (2004), adalah pancaran atau reproduksi jati diri orang perorangan , benda atau organisasi. Bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap perusahaan.

BAB VIIISTRATEgI MEMBANgUN CITRA UNggUL PADA INSTITUSI

PENDIDKAN TINggI

Page 258: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

248 Riset Pemasaran Internasional

Sementara itu pakar lain menyebutkan bahwa citra merupakan pancaran atau reproduksi jatidiri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi dan bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan, (Steinmetz, 1976).

Pendapat lain juga diajukan oleh Sutojo (2004) mengatakan bahwa bagi perusahaan citra baik dan kuat mempunyai manfaat; 1. daya saing yang kuat dalam jangka menengah dan panjang, 2. memberikan proteksi selama masa krisis, 3. menjadi daya tarik eksekutif handal, 4. meningkatkan efektifitas strategi pemasaran, 5. penghematan biaya operasional. Selanjutnya, Sutojo (2004) juga menyatakan karyawan atau SDM adalah salah satu “stakeholders” perusahaan, mereka mempunyai peranan penting dalam membantu pimpinan perusahaan membangun citra baik perusahaan di masyarakat. Sedangkan citra adalah persepsi masyarakat terhadap jati diri tersebut. Lebih kearah physical identity dan impression, Gregory dkk (1999) menyatakan identitas perusahaan terdiri dari dua elemen pokok yaitu nama dan logo, yang apabila digabungkan keduanya akan menjadi symbol perusahaan dan menjadi identitas perusahaan tersebut.

Salah satu upaya memperkuat brand image suatu perusahaan ,Kotler dkk(2005), adalah dengan memposisikan dan mendiferensiasi secara efektif. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :  

453

Salah satu upaya memperkuat brand image suatu perusahaan ,Kotler dkk(2005), adalah dengan memposisikan dan mendiferensiasi secara efektif. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar: Bagan Memperkuat Brand Institusi ( Sumber: Kotler, dkk, 2005), Rethinking Marketing, PT

INDEK, Jakarta, Edisi Bahasa Indonesia, p.65)

Memposisikan (The world’s

most constituency-

centred networks solution)

Pembedaan (Content, Context,

Technology, People,

Facilities)

Merek

CISCO SYSTEM

Page 259: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

249Riset Pemasaran Internasional

Selanjutnya menurut menurut Kotler (2003) :”Image differentiation: buyers respond differently to company and brand image.

Identity and image need to be distinguished. Identity comprises the ways that a company aims to identify or position itself or its product. Image is the way the public percieves the company or its products. Image is affected by many factors beyond the company’s control”. ( Kotler, 2003, p. 326).

 Jadi image ini dibentuk berdasarkan impresi, berdasarkan pengalaman yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu, sehingga akhirnya dipakai sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan , karena image dianggap mewakili totalitas pengetahuan sesorang terhadap sesuatu. (Alma, 2005).

Menurut Kotler (2003) :”An Effective identity does three things. First, it establishes the product’s character and

value proposition. Second, it conveys this character in a distinctive way. Third, it delivers emotional power beyond a mental image”,(Kotler, 2003, p. 326)

Dari kajian di atas maka citra institusi dapat disimpulkan suatu yang diharapkan baik dari institusi tersebut sehingga persepsi masyarakat maupun pelanggan dapat mengesankan institusi tersebut adalah baik, sehingga dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam memilih jasa institusi.

Dalam upaya meningkatkan citra institusi pendidikan tinggi yang unik dengan memperhatikan beberapa faktor yang berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap institusi tersebut yang meliputi; nilai- nilai kepercayaan yang tercipta pada keberadaan dan kiprah institusi tersebut di masyarakat, tingkat gagasan untuk pengenalan institusi, tingkat kinerja institusi, tingkat terciptanya citra yang menonjol dan yang terbentuk di masyarakat, tingkat kesan yang menonjol pada institusi, persepsi terciptanya hubungan emosional antara pelanggan dan institusi.

B. Pengaruh Citra Institusi terhadap Aktivitas MahasiswaDengan memperhatikan pendapat Alma (2005), Kotler (2003) dan Collins (2003)

citra akan mempengaruhi peningkatan jumlah peminat konsumen pembeli jasa. Sedangkan menurut pendapat Nguyen & LeBlanc (1998) efek yang positif dari

corporate image terhadap customer loyalty: Nilai ditemukan postively dampak pada citra, menyarankan bahwa lembaga perbankan harus memiliki citra yang kuat ketika pelanggan percaya mereka mendapatkan nilai tinggi dan persepsi tentang citra yang ditemukan berdampak pada layanan loyalitas. (Nguyen & LeBlanc , 1998, p. 52-65). Selanjutnya menurut Bloemer, Ruyter & Peeters (1998) pengaruh yang penting dari dimensi image terhadap loyalty:

”Position on the market (an image dimension) are relatively important drivers of retail bank loyalty” (Bloemer, Ruyter & Peeters, 1998, p.276-286).

Page 260: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

250 Riset Pemasaran Internasional

Pendapat dari Andreassen & Lindestad (1998) tentang pengaruh dari corporate image and loyalty for customer:

”Corporate image impact customer loyalty directly”( Andreassen & Lindestad, 1998,p.7).

Sedangkan menurut Russell (2005) reputasi menjadi pertimbangan student decision making: Dalam bournemouth universitas, reputasi keramahan program pendidikan dan pariwisata dan link yang paling penting dalam pengambilan keputusan, pertimbangan siswa mengenai pilihan mereka program studi dan tempat. ( Russell, 2005,p.65-77).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa citra institusi di lingkungan PTS di Jakarta berpengaruh terhadap konsumen/ aktivitas mahasiswa pada institusi pendidikan tinggi.

TUGAS PENELITIANBahaslah lebih mendalam peran citra institusi terhadap konsumen dalam memutuskan pembeliaan pada model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!

TUGAS KELASApakah anda benar- benar telah memahami arti penting hasil riset marketing pada membangun citra institusi dengan model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

457

TUGAS PENELITIAN

Bahaslah lebih mendalam peran citra institusi terhadap konsumen dalam memutuskan pembeliaan pada model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!

TUGAS KELAS

Apakah anda benar- benar telah memahami arti penting hasil riset marketing pada membangun citra institusi dengan model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

Page 261: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

251Riset Pemasaran Internasional

Pada bab ini berisi kajian teori peran konsumen jasa dalam mengambil keputusan pembelian terhadap daya saing Institusi pendididkan tinggi yang berkelanjutan.

458

Bab IX : Peran Konsumen Jasa dalam Mengambil Keputusan Pembelian pada Daya Saing Institusi Tinggi.

Pada bab ini berisi kajian teori peran konsumen jasa dalam mengambil keputusan pembelian terhadap daya saing Institusi pendididkan tinggi yang berkelanjutan.

A. Peran Konsumen/ Pengguna Jasa Pendidikan Institusi Pendidikan Tinggi terhadap Daya Saing Institusi yang BerkelanjutanMenurut Indrajit & Djokopranoto (2006) pelanggan pada universitas adalah

mahasiswa yang kuliah di universitas tersebut, di mana mahasiswa sangat intens mengikuti proses yang terjadi di universitas dalam pembuatan produk, apakah produk itu mahasiswa sendiri, pembelajaran, penguasaan ilmu pengetahuan atau pendidikan. Mahasiswa ikut dalam proses, sehingga sangat mempengaruhi mutu produk. Berhasil tidaknya proses belajar sangat tergantung pada partisipasi mahasiswa masing-masing, betapapun pandainya para dosen yang mengajar.

BAB IXPERAN KONSUMEN JASA DALAM MENgAMBIL KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA DAYA SAINg INSTITUSI TINggI.

Page 262: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

252 Riset Pemasaran Internasional

Inti perspektif pelanggan menurut Indrajit & Djokopranoto (2006) ialah ukuran seberapa jauh pelanggan puas atas layanan universitas, dapat dilihat pada gambar setelah halaman ini:

460

Gambar :Hubungan Perspektif Pelanggan Pada Scorecard Dengan Keempat Perspektifnya.

(Sumber: Indrajit & Djokopranoto, (2006), Manajemen Perguruan Tinggi Modern, CV Andi Offset,

Yogyakarta, p. 140)

STRATEGI PERSPEKTIF KEUANGAN

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN & PERTUMBUHAN

PERSPEKTIF PROSES

INTERNAL

MISI

Perspektif Pelanggan

Selanjutnya untuk dapat menarik pelanggan menurut Kotler (2003) : Pelanggan menjadi lebih sulit untuk menyenangkan. Mereka lebih cerdas, lebih sadar harga, menuntut lebih banyak, lebih sedikit memaafkan, dan mereka adalah pendekatan oleh banyak lebih banyak pesaing dengan sama atau lebih baik menawarkan. Perusahaan-perusahaan yang mencari untuk memperluas penjualan dan keuntungan mereka harus menghabiskan banyak waktu dan sumber daya yang mencari pelanggan baru. (Kotler, 2003,p. 72).

Page 263: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

253Riset Pemasaran Internasional

Sedangkan pengaruh yang terpenting bagi keputusan oleh pembeli menurut Kotler (2003) : Bisnis pembeli menanggapi banyak pengaruh ketika mereka membuat mereka putusan membeli. Ketika pemasok menawarkan serupa, bisnis pembeli dapat memenuhi persyaratan pembelian dengan pemasok apapun, dan mereka menempatkan lebih berat di perawatan pribadi yang mereka terima. Di mana pemasok persembahan berbeda secara substansial, bisnis pembeli lebih bertanggung jawab untuk pilihan mereka dan lebih banyak perhatian pada faktor-faktor ekonomi. (Kotler, 2003, p. 221).

Ada 4 faktor utama menurut Kotler (2003) yang mempengaruhi pembeli untuk bereaksi yaitu: (1). environmental, (2). organizational, (3). interpersonal, (4). individual. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

462

Ada 4 faktor utama menurut Kotler (2003) yang mempengaruhi pembeli untuk bereaksi yaitu: (1). environmental, (2). organizational, (3). interpersonal, (4). individual. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar : Major Influences on Industrial Buying Behavior ( Sumber : Kotler, Philip (2003), MARKETING

MANAGEMENT, Pearson Education, Inc, Upper Saddle River, New Jersey, USA, p 222)

Lingkungan

1.Level of demand2.Econom

ic outlook,3.Interest

rate, 4.Rate of technological,

5.Political and regulatorydevelopments, 6.Competitive

development, 7.Social

responsibility concerns

Organisasi

1.Objectives

2.Polities

3.Procedures

4.Organizational structures

5.Systems

Kepribadian

1.Interest

2.Authority

3.Status

4.Emphathy

5.Persuasiveness

Individu

1.Age 2.Income ,3.Education ,4.Job position, 5.Personality, 6.Risk attitudes ,7.Culture

Pembeli

Untuk memilih jasa perguruan tinggi yang akan dimasuki menurut Alma (2005), maka seorang calon mahasiswa akan dipengaruhi oleh beberapa unsur lingkungan seperti: orang tua, saudara, teman dekat, teman sekolah, para mahasiswa suatu perguruan tinggi. Dari kajian teori diatas maka aktivitas mahasiswa pada institusi dapat disimpulkan adalah mahasiswa yang kuliah di universitas tersebut, di mana mahasiswa sangat intens mengikuti proses yang terjadi dalam institusi dalam pembuatan produk.

Page 264: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

254 Riset Pemasaran Internasional

Adapun faktor- faktor yang menjadi pertimbangan tingkat aktivitas mahasiswa meliputi; proses perkuliahan/ akademik, kegiatan non akademik, tingkat rutinitas kegiatan merekomendasikan institusi, tingkat reputasi institusi, tingkat kecerdasan dan kecermatan dalam melakukan pemilihan institusi, tingkat pengaruh aktivitas mahasiswa oleh lingkungan dalam pemilihan pembelian jasa pada institusi.

463

Untuk memilih jasa perguruan tinggi yang akan dimasuki menurut Alma (2005), maka seorang calon mahasiswa akan dipengaruhi oleh beberapa unsur lingkungan seperti: orang tua, saudara, teman dekat, teman sekolah, para mahasiswa suatu perguruan tinggi. Dari kajian teori diatas maka aktivitas mahasiswa pada institusi dapat disimpulkan adalah mahasiswa yang kuliah di universitas tersebut, di mana mahasiswa sangat intens mengikuti proses yang terjadi dalam institusi dalam pembuatan produk.

Adapun faktor- faktor yang menjadi pertimbangan tingkat aktivitas mahasiswa meliputi; proses perkuliahan/ akademik, kegiatan non akademik, tingkat rutinitas kegiatan merekomendasikan institusi, tingkat reputasi institusi, tingkat kecerdasan dan kecermatan dalam melakukan pemilihan institusi, tingkat pengaruh aktivitas mahasiswa oleh lingkungan dalam pemilihan pembelian jasa pada institusi.

TUGAS PENELITIANBahaslah lebih mendalam peran Konsumen pada keputusan pembelian dengan model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!.

TUGAS KELASApakah anda benar- benar telah memahami arti penting hasil riset marketing dengan peran konsumen dalam mengambil keputusan pada model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

464

TUGAS PENELITIAN

Bahaslah lebih mendalam peran Konsumen pada keputusan pembelian dengan model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!.

TUGAS KELAS

Apakah anda benar- benar telah memahami arti penting hasil riset marketing dengan peran konsumen dalam mengambil keputusan pada model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

Page 265: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

255Riset Pemasaran Internasional

Pada bab ini berisi kajian penerapan analisis model empiris pada penelitian pemasaran untuk mengkonfirmasikan data terhadap kajian teori.

465

Bab X : Aplikasi Efektivitas Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa, Kualitas Layanan Jasa dan Citra Institusi serta Implikasinya pada Peningkatan Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi.

Pada bab ini berisi kajian penerapan analisis model empiris pada penelitian pemasaran untuk mengkonfirmasikan data terhadap kajian teori.

A. Model Teoritis dengan Strategi Analisis SEM KonfirmatoriPengembangan model teoritis dengan melakukan serangkaian eksplorasi ilmiah

melalui telaah pustaka guna mendapatkan justifikasi teoritis yang akan dikembangkan.

466

A.Model Teoritis dengan Strategi Analisis SEM Konfirmatori

Pengembangan model teoritis dengan melakukan serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka guna mendapatkan justifikasi teoritis yang akan dikembangkan.

Buyer/ AM

Bauran Pemasaran

Kualitas layanan Jasa

Citra

BAB XAplikasi Efektivitas Pengaruh Bauran

Pemasaran Jasa, Kualitas Layanan Jasa dan Citra Institusi serta Implikasinya

pada Peningkatan Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi.

Page 266: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

256 Riset Pemasaran Internasional

Model Penelitian:Penggambaran model dilakukan dengan menggunakan SEM program AMOS :

467

Model Penelitian:

Penggambaran model dilakukan dengan menggunakan SEM program AMOS :

BP

BP1

e1

1

1

BP2

e21

BP3

e31

BP4

e41

BP5

e51

BP6

e61

BP7

e71

KP

KPEe121

KPKJe111

KPKTe101

KPKe91

KPBFe81

1

C

CK

e18

1CG

e17

1CKJ

e16

1CC

e15

1CKS

e14

1CHE

e13

1

1

JM

JMP e191

1

JMK e201

JMM e211

JMMR e221

JMC e231

JMPL e241

z11

z21

z31

Metode yang Digunakan.

B. Analisis Statistik : yang digunakan SEM- AMOS Model analisis pada penelitian ini yang digunakan adalah “Structural Equation

Modeling” (SEM). SEM digunakan dalam penelitian ini karena mempunyai kemampuan untuk mengkonfirmasi dimensi-dimensi atau indikator-indikator sebuah konsep dari variabel laten, sekaligus dapat mengukur hubungan antar variabel yang telah didukung teori dan penelitian empirik (Hasnawati, 2005) .

Page 267: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

257Riset Pemasaran Internasional

Model persamaan struktural yang menggunakan variabel laten dengan jumlah indikator yang banyak dari segi teoritis memang lebih baik karena akan mampu menjelaskan kesalahan pengukuran dalam model lebih baik. (Ghozali,2008)

Mengingat dalam penelitian ini jumlah indikator/butir pertanyaan cukup banyak yaitu: 1. Variabel bauran pemasaran jasa pendidikan memiliki 49 indikator, 2. Variabel kualitas jasa memiliki 86 indikator, 3. Variabel citra institusi memiliki 18 indikator dan 4. Variabel aktivitas mahasiswa memiliki 12 indikator. Sehingga salah satu cara mengatasi hal ini adalah mengestimasi model SEM dengan indikator tunggal komposit dengan program AMOS .(Ghozali,2008, p.295).

Operasionalisasi Variabel.

Bauran pemasaran, sebagai variabel eksogen/ variabel independent karena variabel ini tidak dipengaruhi oleh variabel anteseden (sebelumnya), Ghozali (2004) . Konstruk eksogen digambarkan dalam hurup Greek dengan karakter “ksi” ,Ghozali, (2004). Diukur dengan menggunakan quitioner yang dikembangkan oleh; Alma (2005), Kotler (2003), Yulius, (2004) dan dilakukan modifikasi oleh peneliti dan berjumlah 49 butir pertanyaan. Skala pengukuran untuk variabel bauran pemasaran jasa adalah skala interval.

Kualitas Jasa, sebagai variabel eksogen/ variabel independent karena variabel ini tidak dipengaruhi oleh variabel anteseden (sebelumnya), Ghozali (2004) . Konstruk eksogen digambarkan dalam hurup Greek dengan karakter “ksi” ,Ghozali, (2004). Variabel ini diukur dengan kuisoner yang dikembangkan oleh Lovelock& Wright (2005) , Lupiyoadi& Hamdani (2006) dan dilakukan modifikasi oleh peneliti dan berjumlah 86 butir pertanyaan. Skala pengukuran untuk variabel kualitas pelayanan adalah skala interval.

Citra di Lingkungan Program Studi Arsitektur FT PTS di Jakarta, sebagai variabel endogen/dependen karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel sebelumnya. Ghozali (2004). Konstruk endogen digambarkan dalam hurup Greek dengan karakter “eta”.Ghozali (2004). Variabel ini diukur dengan kuisoner yang dikembangkan oleh; Alma (2005), Sutojo (2004), Yulius (2004), Gregory (1999), Crompton (1986) dan dilakukan modifikasi oleh peneliti dan berjumlah 18 butir pertanyaan. Skala pengukuran untuk variabel citra adalah skala interval.

Aktivitas Mahasiswa , sebagai variabel laten/konstruk endogen/dependen karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel sebelumnya. Ghozali (2004). Konstruk endogen digambarkan dalam hurup Greek dengan karakter “eta”.,Ghozali (2004). Variabel ini diukur dengan kuisoner yang dikembangkan oleh; Indrajit & Djokopranoto (2006), Tjiptono (2006), Alma (2005), Kotler (2003), Yulius (2004) dan Collins (2003) dan dilakukan modifikasi oleh peneliti dan berjumlah 12 butir pertanyaan. . Skala pengukuran untuk variabel aktivitas mahasiswa adalah skala interval.

Page 268: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

258 Riset Pemasaran Internasional

C. Tahapan Permodelan dan Analisis Persamaan Struktural (Ghozali,2008) dilakukan melalui 7 Tahap

Tahap Satu:

Membuat permodelan struktural variable yang berpengaruh dan diuji hipotesis penelitian.

Permodelan struktural yang menggambarkan pengaruh antar variabel yang dihipotesiskan. Penelitian ini akan melihat pengaruh variabel laten (bauran pemasaran jasa, kualitas pelayanan dan citra institusi) terhadap variabel laten (aktivitas mahasiswa) pada program studi Arsitektur FT PTS .

Tahap Dua: Menyusun diagram jalur.

471

(bauran pemasaran jasa, kualitas pelayanan dan citra institusi) terhadap variabel laten (aktivitas mahasiswa) pada program studi Arsitektur FT PTS .

Tahap Dua: Menyusun diagram jalur.

Tahap Tiga: Mengubah diagram jalur menjadi persamaan struktural

Setelah teori atau model teoritis dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram alat peneliti dapat mengkonversi spesifikasi model tersebut ke dalam serangkaian persamaan yaitu :

Persamaan Struktural : yang dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk.

BP

BP1

e1

1

1

BP2

e21

BP3

e31

BP4

e41

BP5

e51

BP6

e61

BP7

e71

KP

KPEe121

KPKJe111

KPKTe101

KPKe91

KPBFe81

1

C

CK

e18

1CG

e17

1CKJ

e16

1CC

e15

1CKS

e14

1CHE

e13

1

1

JM

JMP e191

1

JMK e201

JMM e211

JMMR e221

JMC e231

JMPL e241

z11

z21

z31

Tahap Tiga: Mengubah diagram jalur menjadi persamaan struktural

Setelah teori atau model teoritis dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram alat peneliti dapat mengkonversi spesifikasi model tersebut ke dalam serangkaian persamaan yaitu :Persamaan Struktural : yang dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. (1). C = γ.1 BP + γ.2 KJ + ζ.1 (2). AM = γ.3 BP + γ.4 KJ + β.1 C + ζ.2

Persamaan spesifikasi model pengukuran ( Measurement Model ) : Di mana harus ditentukan variabel yang mengukur konstruk dan menentukan

serangkaian matriks yang menunjukan korelasi yang dihipotesiskan antar konstruk atau variabel. Komponen- komponen struktural mengevaluasi hipotesis hubungan kausal,

Page 269: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

259Riset Pemasaran Internasional

antara laten variabel pada model kausal dan menunjukan sebuah pengujian seluruh hipotesis dari model sebagai satu keseluruhan. (1). Bauran Pemasaran Jasa (BP) merupakan variabel Eksogen : BP.1 = λ1 BP + ε1

BP.2 = λ2 BP + ε2

............. BP.49 = λ49 BP + ε49

(2). Kualitas Jasa (KJ) merupakan variabel Eksogen :

KJ.1 = λ50 KJ + ε50

................ KJ.86 = λ135 KJ + ε135

(3). Citra Institusi (C) merupakan variabel endogen : C.1 = λ 136 C + ε136

................ C.18 = λ 153 C + ε153

(4). Aktivitas Mahasiswa (AM) merupakan variabel endogen: AM.1 = λ 154 AM + ε154

................. AM. 12 = λ 165 AM + ε165

Keterangan Notasi Persamaan Struktural :No Notasi Keterangan1 BP Variabel Eksogen/ Laten Bauran Pemasaran Jasa

2 KJ Variabel Eksogen/ laten Kualitas Jasa3 C Variabel Endogen/ Laten Citra

4 AM Variabel Endogen/ Laten Aktivitas Mahasiswa5 Γ (gamma) Hubungan langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen.6 Β (Beta) Hubungan langsung variabel endogen terhadap variabel endogen.7 Ζ (ZETA) Kesalahan dalam persamaan yaitu antara variabel eksogen dan /atau

endogen terhadap variabel endogen

8 Λ (Lamda) Hubungan antara variabel laten eksogen ataupun endogen terhadap indikator- indikatornya.

9 Ε Error

Page 270: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

260 Riset Pemasaran Internasional

Tahap Empat: Memilih matrik Input untuk analisis data.

Matriks input yang digunakan adalah kovarian, karena yang diuji dalam penelitian ini adalah pengaruh kausalitas, karena menurut Hair , (1998) penggunaan matriks varian/ kovarians pada saat pengujian teori akan lebih memenuhi asumsi- asumsi metodologi di mana standart error yang dilaporkan akan menunjukkan angka yang lebih akurat dibandingkan menggunakan matriks korelasi. Estimasi model menggunakan teknik maximum likelihood estimation method.

Tahap Lima: Menilai identifikasi model.

Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem penilaiaan mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik Gejala- gejala problem identifikasi antara lain: 1. Standart error pada satu atau beberapa koefisien sangat besar, 2. Muncul angka- angka yang aneh seperti varians error negatif, 3. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar koefesien estimasi ( > 0.90) (Ghozali, 2008, p.64-65).

Tahap Enam: mengevaluasi estimasi model.

Evaluasi model dilakukan dengan evaluasi kriteria Goodness of Fit Indices dengan memperhatikan Cut-off value dan hasil model.Kriteria Goodness of Fit IndicesNo Kriteria Goodness of Fit Indices Cut-off Value

1 Chi-square Diharapkan kecil2 Probability >0.053 AGFI ≥0.904 GFI ≥0.905 TLI ≥0.906 CFI ≥0.907 RMSEA 0.05 s/d 0.08

( Sumber: Ghozali, 2008 ) Asumsi SEM umumnya berdasarkan pada metode maximum likelihood (ML),

dengan metode ML menghendaki adanya asumsi yang harus dipenuhi yaitu ( Ghozali, 2008): (1). Jumlah sampel harus besar (asymptotic), (2). Distribusi dari observed variabel normal secara multivariate, (3). Model yang dihipotesiskan harus valid, (4) Skala pengukuran variabel kontinyu/ interval.

Tahap Tujuh Interpretasi Model dan Uji Hipotesis

Dengan memperhatikan nilai koefisien jalur/ regresi terstandar pengaruh antar variabel dan nilai P value akan menjawab hipotesis penelitian, dengan membandingkan dengan tingkat signifikansi 0,05.

Page 271: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

261Riset Pemasaran Internasional

Uji Validitas Kuisoner Penelitian

Uji Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan metode “one shot method” , dilakukan dengan beberapa langkah meliputi: (1). Pengambilan data sejumlah 30 responden. (2). Pengolahan data dalam format SPSS. (3). Pengambilan keputusan validitas dan reliabilitas dengan memperhatikan r hitung dan r Alpha pada akhir analisis.Validitas Kuisoner PenelitianNo Variabel Penelitian Keterangan Validitas1 Validitas butir-butir pertanyaan pada

variabel Bauran Pemasaran JasaTerdapat 1 butir pertanyaan ( BP 3.20) yang tidak valid, karena r hitung (0,0544) < r tabel (0,1806).

2. Validitas butir-butir pertanyaan pada variabel Kualitas Jasa

Terdapat 2 butir pertanyaan (KJ.1.3 dan KJ.1.4) yang tidak valid, karena :

r hitung (K 1.3) (0,0787) < r tabel (0,2018) dan

r hitung (K 1.4) (0,1021) < r tabel (0,2018)3. Validitas butir-butir pertanyaan pada

variabel Citra InstitusiSeluruh butir-butir pertanyaan adalah Valid, karena seluruh r hitung positif dan > r tabel (0,2407).

4. Validitas butir-butir pertanyaan pada variabel Aktivitas Mahasiswa di lingkungan Program Studi Arsitektur FT di Jakarta

Seluruh butir-butir pertanyaan adalah Valid, karena seluruh r hitung positif dan > r tabel (0,2407).

Sumber: data primer diolah.

Setelah memperhatikan validitas indikator yang tidak valid dikeluarkan dari data yaitu butir- butir pertanyaan BP 3.20, KJ.1.3 dan KJ.1.4, kemudian data diolah kembali dengan metode yang sama.

Uji Reliabilitas Kuisoner Penelitian

Selanjutnya setelah seluruh butir- butir pertannyaan valid maka dilakukan penilaian reliabilitas dengan melihat nilai r Alpha pada akhir analisis yang dapat dilihat sebagai berikut:

Reliabilitas Kuisoner PenelitianNo Variabel Penelitian R Alpha Notasi R tabel Nilai Cronbach

AlphaKeterangan Reliabilitas

1 Bauran Pemasaran Jasa 0.9562 > 0.1806 96.06% Reliabel.2 Kualitas Jasa ( KJ1.1 s/d KJ3.43) 0.9671 > 0.2018 96.82% Reliabel3 Kualitas Jasa (KJ4.44 s/d KJ5.88) 0.9875 > 0.2018 98.61% Reliabel4 Citra 0.9566 > 0.2407 96.04% Reliabel5 Aktivitas Mahasiswa 0.9566 > 0.2407 96.04% Reliabel

Sumber: data primer diolah

Page 272: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

262 Riset Pemasaran Internasional

Evaluasi Normalitas Data.

Menurut Ghozali (2008) metode maximum likelihood (ML) menghendaki adanya asumsi yang harus dipenuhi yaitu distribusi dari observed variabel normal secara multivariate. Uji Normalitas data dapat dilihat dalam Tabel . Penilaian Normalitas Data Model Empiris adalah sebagai berikut:Penilaian Normalitas Data Model EmpirisSumber: data primer diolah:

Secara multivariate nilai 177,927 merupakan koefisien dari multivariate kurtosis dengan nilai critical 37,690 yang nilainya diatas 2,58, sehingga data tidak normal secara multivariate. Untuk itu dilakukan estimasi dengan prosedur bootstrap (Ghozali,2008).

Hasil dari posedur bootstrap adalah sebagai berikut:Out- Put Estimasi dengan Prosedur Bootstrap

479

data tidak normal secara multivariate. Untuk itu dilakukan estimasi dengan prosedur bootstrap (Ghozali,2008).

Hasil dari posedur bootstrap adalah sebagai berikut:

Out- Put Estimasi dengan Prosedur Bootstrap

Bollen-Stine Bootstrap (Default model)

The model fit better in 2000 bootstrap samples.

It fit about equally well in 0 bootstrap samples.

It fit worse or failed to fit in 0 bootstrap samples.

Testing the null hypothesis that the model is correct, Bollen-Stine bootstrap p = ,000

ML discrepancy (implied vs sample) (Default model)

|--------------------

176,841 |*

209,147 |**

241,454 |********

273,761 |***************

306,068 |********************

338,374 |*****************

370,681 |************

Page 273: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

263Riset Pemasaran Internasional

480

N = 2000 402,988 |*******

Mean = 324,776 435,295 |****

S. e. = 1,260 467,601 |**

499,908 |*

532,215 |*

564,522 |

596,828 |

629,135 |*

|--------------------

Pada Model original tanpa bootstrap nilai chi-square = 562,888, dengan probabilitas .000. Sedangkan hasil nilai probabilitas Bollen-Stine bootstrap p = .000 adalah signifikan sehingga hasil ini tetap konsisten.

Evaluasi Outlier

Evaluasi terhadap multivariate outlier perlu dilakukan karena meskipun data yang dianalisis menunjukan tidak ada outlier pada tingkat univariate , tapi observasi- observasi itu dapat menjadi outliers. Jarak mahalonobis untuk tiap- tiap variabel dapat dihitung dan akan menunjukan jarak sebuah variabel dari rata- rata semua variabel (Ferdinand, 2005, p.147). Perhitungan jarak mahalanobis didasarkan pada nilai Chi-square dalam tabel distribusi χ² pada derajat bebas sebesar 24 (jumlah sub-variabel) pada tingkat p < 0,001 yaitu = 42.980. Oleh karena itu data yang

Pada Model original tanpa bootstrap nilai chi-square = 562,888, dengan probabilitas .000. Sedangkan hasil nilai probabilitas Bollen-Stine bootstrap p = .000 adalah signifikan sehingga hasil ini tetap konsisten.

Evaluasi OutlierEvaluasi terhadap multivariate outlier perlu dilakukan karena meskipun data

yang dianalisis menunjukan tidak ada outlier pada tingkat univariate , tapi observasi- observasi itu dapat menjadi outliers. Jarak mahalonobis untuk tiap- tiap variabel dapat dihitung dan akan menunjukan jarak sebuah variabel dari rata- rata semua variabel (Ferdinand, 2005, p.147). Perhitungan jarak mahalanobis didasarkan pada nilai Chi-square dalam tabel distribusi χ² pada derajat bebas sebesar 24 (jumlah sub-variabel) pada tingkat p < 0,001 yaitu = 42.980. Oleh karena itu data yang memiliki jarak mahalanobis lebih kecil dari 42.980 dianggap tidak terjadi multivariate outlier.

Terdapat 25 pengamatan nilai yang memiliki nilai mahalanobis distance lebih besar dari 42,980, namun dalam penelitian ini pengamatan tersebut tidak dikeluarkan dari model, karena menurut Ferdinand (2005) dalam analisis hasil penelitian, bila tidak terdapat alasan khusus untuk mengeluarkan kasus yang mengidikasikan adanya outliers, maka kasus tersebut harus tetap diikut sertakan dalam analisis selanjutnya.

Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Model Empiris.

Estimasi Model.

Estimasi model pengukuran dilakukan terhadap dimensi- dimensi yang membentuk konstruk laten. Hasil output program AMOS menunjukan model pada gambar dibawah ini:

Page 274: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

264 Riset Pemasaran Internasional

482

Out Put Model Penelitian ( Program AMOS ).

( Sumber: Data primer diolah )

Out Put Model Penelitian ( Program AMOS ).

( Sumber: Data primer diolah )

Evaluasi Kriteria Model Empirik

No Kriteria Cut-of Value Hasil Model Evaluasi Model

1 Chi-square Diharapkan kecil ( 0= nilai fit sempurna)

802.070 Tidak very good fit model

2 Probability ≥ 0.05 ,000 Perbedaan matrik kovarian antara populasi dan sampel adalah signifikan

3 GFI ≥ 0.90 0.794 Marjinal4 AGFI ≥ 0.90 0.749 Marjinal5 TLI ≥ 0.90 0.831 Marjinal6 CFI ≥ 0.90 0.849 Marjinal7 RMSEA 0.05≤ x≤0.08 0.101 Tidak very good fit model

Sumber: Output Model AMOS (data primer diolah).

Estimasi terhadap kriteria ( Absolut Fit Measure ) :

Chi-Square ( X²)

Chi-square: nilai chi-square sebesar 802.070 dan signifikan pada probabilitas 0.000. Tingkat signifikansi ini dibawah kriteria sebesar 0.05. Informasi tersebut

Page 275: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

265Riset Pemasaran Internasional

memberi indikasi bahwa perbedaan matrik kovarians antara populasi dan sampel adalah signifikan. Nilai Chi-square yang tinggi relatif terhadap degree of freedom (246), menunjukan bahwa matrik kovarians atau korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata dan ini menghasilkan probabilitas (p= 0.000) lebih kecil dari tingkat signifikansi, oleh karena itu uji ketepatan model dengan berdasarkan nilai Chi-Square dikategorikan tidak termasuk very good fit .

GFI – Goodness Fit Index.

Goodness Fit Index ( GFI ): Merupakan ukuran non-statistik yang nilainya berkisar dari nilai 0 ( poor fit) samppai 1 (perfect fit). Nilai GFI yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah 0.794 , nilai GFI berada di bawah kriteria penerimaan yaitu GFI≥ 0.90. Besarnya nilai ini hanya menunjukan dukungan marjinal terhadap model teoritis dan tidak termasuk a very good fit.

RMSEA – Root Mean Square Error of Approximation.

Root Mean Square Error of Approximation ( RMSEA ) merupakan ukuran yang mencoba memperbaik kecenderungani statistik chi-square menolak model dengan jumlah sampel besar. Hasil uji empiris RMSEA untuk menguji model konfirmatori atau competing model strategy dengan jumlah sampel besar. RMSEA memiliki nilai sebesar 0.101, yang berada diluar pada kriteria penilaian RMSEA antara 0.05 sampai 0.08 sehingga uji ketepatan model tidak dapat diterima. Dengan berdasarkan nilai RMSEA 0.101 maka dikategorikan tidak termasuk very good fit.

Incremental Fit Measures .

Incremental Fit Measure membandingkan proposed model dengan baseline model sering disebut dengan null model. Null model merupakan model realistic dimana model- model yang lain harus diatasnya.

AGFI- Adjusted Goodness- of-Fit .

Adjusted goodness-of-fit merupakan pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan ratio degree of freedom untuk proposed model dengan degree of freedom untuk null model. Nilai AGFI yang dihasilkan dalam penelitian ini memiliki nilai 0.749, nilai berada dibawah kriteria penerimaan yaitu AGFI ≥ 0.90 . Besarnya nilai AGFI ini hanya menunjukan dukungan marjinal terhadap model teoritis.

TLI- Tucker-Lewis Index.

Tucker-Lewis Index ( TLI ) atau dikenal dengan nonnormed fit index (NNFI), ukuran ini menggabungkan ukuran pasirmony kedalam index komparasi antara proposed model dan null model. TLI memiliki nilai 0.831 yang lebih kecil dari pada kriteria yang ditetapkan yaitu ≥ 0.90 , sehingga menunjukan memberi dukungan marjinal terhadap model teoritis.

Page 276: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

266 Riset Pemasaran Internasional

CFI- Comparative Fit Index.

CFI memiliki nilai 0.849 yang lebih kecil dari pada kriteria yang ditetapkan yaitu≥ 0.90, sehingga menunjukan memberi dukungan marjinal terhadap model teoritis.

Evaluasi Koefisien Jalur Pengaruh Antar Variabel.Koefisien Jalur ( regresi terstandar ) Pengaruh antar Variabel.

Untuk menguji hipotesis disajikan koefisien jalur yang menunjukan pengaruh antar variabel, dapat dilihat pada Tabel dibawah ini

Koefisien Jalur ( Regresi Terstandar)

Pengaruh antar Variabel dan Nilai P (Value)

No Jalur Koefisien Jalur/ Estimate (Standardized Reggresion Weights)

P. value

1 BP C ,007 ,939 (tidak signifikan pada 0,05 )2 KJ C ,706 *** (signifikan pada 0.001)3 BP AM ,068 ,456 (tidak signifikan pada 0,05)4 KJ AM ,474 *** (signifikan pada 0.001)5 C AM ,393 *** (signifikan pada 0.001)

Sumber: Output AMOS ( Data Primer diolah )

Analisis Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total.

Pengaruh langsung (direct effects) adalah koefisien dari semua garis koefisien dengan anak panah satu ujung. Dengan melihat hasil out put program AMOS , nilai masing- masing pengaruh langsung hubungan kausalitas dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel .berikut ini:

487

Analisis Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total.

Pengaruh langsung (direct effects) adalah koefisien dari

semua garis koefisien dengan anak panah satu ujung. Dengan melihat hasil out put program AMOS , nilai masing- masing pengaruh langsung hubungan kausalitas dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel .berikut ini:

Standardized Direct Effects Model Empiris

Sumber : Data primer diolah

Tabel di atas menunjukan bahwa bauran pemasaran jasa (BP) tidak memiliki kontribusi langsung bagi citra institusi (C) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta dengan nilai sebesar ,007 dan juga bauran pemasaran jasa (BP) tidak memberikan kontribusi langsung bagi aktivitas mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta, dengan nilai ,068.

Selanjutnya kualitas jasa (KJ) memiliki nilai statistik signifikan bagi citra institusi (C) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta dengan nilai sebesar ,706 sehingga berkontribusi secara langsung. Demikian juga kualitas jasa (KJ) memiliki nilai statistik signifikan bagi

BP KJ C AM

C ,007 ,706 ,000 ,000

AM

,068 ,474 ,393 ,000

Tabel di atas menunjukan bahwa bauran pemasaran jasa (BP) tidak memiliki kontribusi langsung bagi citra institusi (C) di lingkungan program studi Arsitektur

Page 277: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

267Riset Pemasaran Internasional

Fakultas Teknik PTS di Jakarta dengan nilai sebesar ,007 dan juga bauran pemasaran jasa (BP) tidak memberikan kontribusi langsung bagi aktivitas mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta, dengan nilai ,068.

Selanjutnya kualitas jasa (KJ) memiliki nilai statistik signifikan bagi citra institusi (C) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta dengan nilai sebesar ,706 sehingga berkontribusi secara langsung. Demikian juga kualitas jasa (KJ) memiliki nilai statistik signifikan bagi aktivitas mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta dengan nilai sebesar ,474 sehingga memiliki kontribusi secara langsung.

Kemudian citra institusi (C) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta memiliki pengaruh langsung terhadap aktivita mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur PTS di Jakarta dengan nilai statistik yang signifikan sebesar ,393.

Pengaruh tidak langsung (indirect effects) adalah pengaruh yang muncul melalui sebuah variabel antara. Dengan melihat hasil perhitungan dengan menggunakan program AMOS 16.0, nilai masing-masing pengaruh tidak langsung dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

488

aktivitas mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta dengan nilai sebesar ,474 sehingga memiliki kontribusi secara langsung.

Kemudian citra institusi (C) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta memiliki pengaruh langsung terhadap aktivita mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur PTS di Jakarta dengan nilai statistik yang signifikan sebesar ,393.

Pengaruh tidak langsung (indirect effects) adalah pengaruh yang muncul melalui sebuah variabel antara. Dengan melihat hasil perhitungan dengan menggunakan program AMOS 16.0, nilai masing-masing pengaruh tidak langsung dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Standardized Indirect Effects Model Empiris

Sumber: data primer diolah.

BP KJ C AM

C ,000 ,000 ,000 ,000

AM ,003 ,277 ,000 ,000

Pengaruh total adalah pengaruh dari berbagai hubungan. Dengan melihat out put AMOS 16.0, nilai masing- masing total pengaruh hubungan kausalitas dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel. Standardized Total Effects Model Empiris.

489

Pengaruh total adalah pengaruh dari berbagai hubungan. Dengan melihat out put AMOS 16.0, nilai masing- masing total pengaruh hubungan kausalitas dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel. Standardized Total Effects Model Empiris.

Standardized Total Effects Model Empiris

Sumber: data primer diolah

Pengaruh total dari bauran pemasaran jasa (BP) terhadap citra institusi (C) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta sebesar ,007 dan terhadap aktivitas mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta sebesar ,071. Hal ini dapat dijelaskan Bauran pemasaran jasa (BP) tidak memiliki kontribusi yang besar terhadap citra institusi dan aktivitas mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta.

Pengaruh total kualitas jasa (KJ) terhadap citra institusi (C) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta sebesar ,706 dan terhadap aktivitas mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta sebesar ,751. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kualitas jasa (KJ) memiliki kontribusi yang besar terhadap citra (C) dan aktivitas mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta.

BP KJ C AM

C ,007 ,706 ,000 ,000

AM ,071 ,751 ,393 ,000

Page 278: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

268 Riset Pemasaran Internasional

Pengaruh total dari bauran pemasaran jasa (BP) terhadap citra institusi (C) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta sebesar ,007 dan terhadap aktivitas mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta sebesar ,071. Hal ini dapat dijelaskan Bauran pemasaran jasa (BP) tidak memiliki kontribusi yang besar terhadap citra institusi dan aktivitas mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta.

Pengaruh total kualitas jasa (KJ) terhadap citra institusi (C) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta sebesar ,706 dan terhadap aktivitas mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta sebesar ,751. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kualitas jasa (KJ) memiliki kontribusi yang besar terhadap citra (C) dan aktivitas mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta.

Pengaruh total citra institusi (C) terhadap aktivitas mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta sebesar ,393. Hal ini dapat dijelaskan bahwa citra institusi (C) memberikan kontribusi yang besar terhadap aktivitas mahasiswa (AM) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta.

D. Pembahasan Hasil Penelitian Model Empirik:

Pembahasan Model

Berdasarkan hasil uji kesesuaian dan uji statistik, model empirik dalam penelitian ini secara keseluruhan tidak dapat dikatakan sebagai a very good fit/ model melainkan tidak a very good fit/model. Hal ini terjadi karena hasil nilai- nilai yang menjadi acuan dan kriteria dalam uji kesesuaian dan uji statistik model adalah: Nilai Chi-square menghasilkan evaluasi model yang tidak a very good fit model dan nilai probabilitasnya ( P value) yang merupakan matrik kovarian antara populasi dan sampel adalah signifikan . Nilai GFI, nilai AGFI, nilai TLI dan nilai CFI menghasilkan evaluasi model yang marjinal. Sedangkan nilai RMSEA adalah dengan evaluasi model tidak a very good fit/model .

Model yang a very good fit tidak dapat disajikan dalam model penelitian ini tidak lain adalah karena data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sangat beragam, baik data antar variabel maupun data dalam sebuah variabel itu sendiri.

TUGAS PENELITIANBahaslah lebih mendalam pengaruh kualitas layanan jasa, bauran pemasaran terhadap citra institusi serta implikasinya pada keputusan konsumen yang dapat meningkatan

Page 279: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

269Riset Pemasaran Internasional

daya saing institusi dengan model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis!

TUGAS KELASApakah anda benar- benar telah memahami arti penting hasil riset marketing pada model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh, pada kajian aplikasi riset di institusi pendidikan tinggi ?

491

TUGAS PENELITIAN

Bahaslah lebih mendalam pengaruh kualitas layanan jasa, bauran pemasaran terhadap citra institusi serta implikasinya pada keputusan konsumen yang dapat meningkatan daya saing institusi dengan model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis!

TUGAS KELAS

Apakah anda benar- benar telah memahami arti penting hasil riset marketing pada model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh, pada kajian aplikasi riset di institusi pendidikan tinggi ?

Page 280: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

270 Riset Pemasaran Internasional

Page 281: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

271Riset Pemasaran Internasional

Pada bab ini berisi aplikasi hasil riset pemasaran dari model konfirmatori .

492

Bab XI : Peran Model Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa, Kualitas Jasa dan Citra Institusi serta Implikasinya pada Peningkatan Konsumen di Institusi Pendidikan Tinggi.

Pada bab ini berisi aplikasi hasil riset pemasaran dari model konfirmatori .

A. Implikasi hasil Riset Pemasaran pada Insititusi Pendidikan Tinggi dan Penerapan Strategi Konfirmatori pada Hasil Riset Model Persamaan StrukturalHasil penenelitian ini diketahui bahwa bauran pemasaran jasa berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap citra institusi di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta

Menurut Cetin (2004) universitas dalam menghadapi isu multitude dan tantangan pada era masa kini menerapkan pendidikan kualitas tinggi, citra universitas dan sistem pemasaran serta memperhatikan pemangku kepentingan terkait. Selanjutnya menurut Kotler (2001) bahwa variabel bauran pemasaran adalah faktor penentu citra perusahaan. Hasil pengujian hipotesis pertama ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulius (2004) dari hasil penelitian empirik ditemukan bahwa bauran pemasaran

BAB XI Peran Model Pengaruh Bauran

Pemasaran Jasa, Kualitas Jasa dan Citra Institusi serta Implikasinya pada

Peningkatan Konsumen di Institusi Pendidikan Tinggi.

Page 282: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

272 Riset Pemasaran Internasional

jasa pendidikan secara total mempengaruhi citra PTS dan unsur yang paling dominan adalah unsur sumberdaya manusia dan unsur prasarana fisik.

Aplikasi hasil penelitian ini juga tidak mendukung temuan- temuan; dari penelitian Chattananon, Lawley, Trimetsoontorn (2007) mengidikasikan membangun image perusahaan melalui program marketing secara sosial dan komunikasi perusahaan dengan menciptakan atitude konsumen yang positif. Selanjutnya temuan hasil penelitian Li & Hung (2009) menunjukan taktik pemasaran yang terseleksi signifikan dan terprediksi dengan sangat berarti pada citra sekolah. Taktik Promosi merupakan strategi yang paling efektif prediksi terhadap prilaku orangtua. Akhirnya Citra sekolah menjadi mediator dari hubungan antara taktik pemasaran dan loyalitas orangtua. Tidak konsistensinya hasil penelitian ini dengan penelitian- penelitian sebelumnya menunjukan bahwa penerapan bauran pemasaran jasa tidak berkontribusi langsung kepada citra institusi di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat menurut Lupiyoadi & Hamdani (2006), apabila kesenjangan dalam pelayanan jasa tidak ada, maka perusahaan akan memperoleh citra dan dampak positif. Aplikasi hasil penelitian ini mendukung dari penelitian- penelitian sebelumnya di mana hasil studi mengindikasikan bahwa kualitas jasa berhubungan positif dan signifikan terhadap citra institusi. Kualitas jasa didapati berpengaruh positif terhadap citra pada institusi perbankan ( Nguyen & LeBlanc, 1998 ). Selanjutnya menurut Gronross (1984) dimensi kualitas berhubungan dan sangat penting dalam citra. Sedangkan menurut Ruyter & Wetzels (2000), dalam kajian eksperimen menunjukan pelayanan jangka panjang yang lebih baik mempengaruhi citra.

Selanjutnya implikasi hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian dari Gurbuz (2008) kualitas jasa mempengaruhi citra produk. Konsistensinya hasil penelitian ini dengan hasil penelitian- penelitian sebelumnya menunjukan bahwa penerapan kualitas jasa berkontribusi secara langsung terhadap citra institusi di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta. Kemudian implikasi hasil penelitian ini tidak mendukung dari hasil penelitian- penelitian sebelumnya bahwa bauran pemasaran jasa secara total mempengaruhi jumlah mahasiswa aktif (Yulius, 2004). Selanjutnya menurut Alma (2005) pada model penawaran jasa pendidikan tinggi, dimana bauran pemasaran jasa universitas mempengaruhi jumlah peminat yaitu calon mahasiswa pengguna jasa. Lalu menurut Bennet (1997) bauran pemasaran mempengaruhi proses pembelian dan Harvey (1996) berargumentasi metode dan ideologi dari marketing komersial sangat tepat diterapkan oleh ahlinya dalan institusi pendidikan/ Universitas sehingga diharapkan akan menarik mahasiswa. Kemudian pengujian dari Ndubisi (2007) menunjukan pengaruh yang signifikan antara strategi pemasaran relationship terhadap kesetiaan pelanggan.

Disamping itu aplikasi hasil model penelitian pemasaran dengan strategi konfirmatori tidak mendukung pendapat menurut Rosenberg & Czepiel (1984),

Page 283: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

273Riset Pemasaran Internasional

marketers menyusun bauran pemasaran yang spesial dan modifikasi organisasi pemasaran dan menciptakan keseimbangan kinerja pemasaran antara konsumen baru dan yang lama untuk meningkatkan pertumbuhan keuntungan. Selanjutnya aplikasi hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian- penelitian sebelumnya menurut Judd (2003) bauran pemasaran jasa dapat membantu institusi dalam berorientasi kepada konsumen untuk menghasilkan suatu daya saing melalui differentiation dan memberikan nilai pada konsumen. Sedangkan hasil penelitian Eusebio & Andreu (2006), ditemukan bahwa strategi pemasaran yang efektif terjadi pada orientasi terhadap pelanggan. Dengan tidak mendukungnya hasil model penelitian pemasaran ini terhadap penelitian- penelitian sebelumnya maka bauran pemasaran jasa tidak memberikan kontribusi langsung terhadap aktivitas mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta.

Temuan ini berarti dengan eksistensi dan peningkatan kualitas layanan jasa (dimensi bukti fisik, dimensi keandalan, ketanggapan, keterjaminan dan empati) akan dapat meningkatkan aktivitas mahasiswa (proses perkuliahan, kegiatan non akademik, merekomendasikan, menilai reputasi institusi, “customer becoming harder to please” dan pengaruh lingkungan ) di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta. Implikasi penelitian pemasaran dengan stretegi konfirmasi ini mendukung pendapat- pendapat menurut; Alma (2005) pada model penawaran jasa pendidikan tinggi, kualitas pelayanan jasa guna kepuasan pelanggan akan meningkatkan jumlah peminat yaitu calon pengguna jasa sebagai out- put. Sedangkan menurut Bepko (2006) kebutuhan akan konsumsi kualitas pelayanan jasa (lebih spesifik pada seragam karyawan, presentasi dan “ demeanor serve”) yang diprioritaskan sesuai dengan harapan pelanggan. Lalu pendapat Russel (2005) Dalam mengevaluasi persepsi dari kualitas pelayanan jasa pada mahasiswa internasional, permintaan universitas untuk mengadopsi marketing strategi untuk meningkatkan jumlah populasi mahasiswa internasional dan meningkatkan pendapatan. Selanjutnya menurut Bloemer, Ruyter & Peeters (1998) pengaruh yang penting dari dimensi reliability atau dimensi kualitas terhadap kesetiaan pelanggan. Disamping itu model penelitian pemasaran ini juga mendukung penelitian menurut Gurbuz (2008) dalam temuannya menyatakan persepsi yang positif dari kualitas jasa berpengaruh pada kesetiaan pelanggan. Selanjutnya hasil penelitian pemasaran ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yanchen (2009) hasil penelitian empirik, mengidikasikan pengaruh positif antara kualitas jasa dengan pelanggan.

Dengan konsistennya hasil model penelitian pemasaran ini dengan penelitian- penelitian sebelumnya maka kualitas jasa berkontribusi secara langsung terhadap aktivitas mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta.

Implikasi model penelitian pemasaran dengan strategi konfirmatori dengan temuan ini mengindikasikan dengan eksistensi dan meningkatnya citra institusi di lingkungan program studi Arsitektur FT PTS di Jakarta akan dapat meningkatkan

Page 284: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

274 Riset Pemasaran Internasional

aktivitas mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta yang dapat berimplikasi pada daya saing institusi pendidikan tinggi. Implikasi model penelitian pemasaran dan hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya dari Yulius (2004) citra PTS mempengaruhi jumlah mahasiswa aktif, tetapi pengaruhnya relatif kecil.

Disamping itu aplikasi hasil model penelitian pemasaran dengan strategi konfirmatori ini juga mendukung pendapat- pendapat menurut; Russell (2005) reputasi program studi tourism Bournemouth University adalah sangat penting bagi mahasiswa dalam mengambil keputusan memilih program studi. Lalu pendapat Bloomer, Ruyter & Peeters (1998) Dimensi citra pada posisioning pasar adalah sangat relatif penting mengendalikan kesetian pelanggan retail bank. Selanjutnya menurut Andreassen & Lindestad (1998) coorporate image mempengaruhi secara langsung terhadap kesetiaan pelanggan. Menurut Nguyen & LeBlanck (1998) citra yang kuat berdampak positif pada kepercayaan pelanggan. Dengan konsistennya hasil penelitian ini dengan hasil penelitian- penelitian sebelumnya maka citra institusi berkontribusi langsung terhadap aktivitas mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta.(1). Bauran pemasaran jasa berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap citra

institusi di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta, dengan temuan hasil ini maka temuan ini melemahkan teori bauran pemasaran jasa (4Ps). Berdasar temuan tersebut berarti bauran pemasaran jasa berpengaruh positif tetapi relatif kecil sehingga tidak signifikan terhadap citra institusi sehingga perlu meningkatkan dan mengoptimalkan dimensi- dimensi pada variabel bauran pemasaran jasa yang meliputi ; proses pelayanan jasa pendidikan, prasarana fisik, petugas jasa pendidikan, produk jasa pendidikan, biaya pendidikan, lokasi jasa pendidikan dan promosi jasa pendidikan. Dengan up date 4Ps bauran pemasaran terhadap perkembangan modern bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2013), dapat menjadi masukan bagi penelitian marketing pada masa yang akan datang.

(2). Kualitas jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra institusi di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta, dengan temuan hasil penelitian ini maka temuan ini memperkuat teori kualitas jasa. Berdasarkan temuan tersebut berarti kualitas jasa dapat di tingkatkan dengan mengoptimalkan citra institusi.

(3). Bauran pemasaran jasa berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap aktivitas mahasiswa di lingkungan program Studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta, dengan temuan hasil penelitian ini maka temuan ini melemahkan teori bauran pemasran jasa. Berdasarkan temuan tersebut berarti bauran pemasaran jasa berpengaruh positif tetapi relatif kecil sehingga tidak signifikan terhadap

Page 285: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

275Riset Pemasaran Internasional

aktivitas mahasiswa, sehingga perlu meningkatkan dan mengoptimalkan dimensi- dimensi pada variabel bauran pemasaran jasa yang meliputi ; proses pelayanan jasa pendidikan, prasarana fisik, petugas jasa pendidikan, produk jasa pendidikan, biaya pendidikan, lokasi jasa pendidikan dan promosi jasa pendidikan.

(4). Kualitas jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap aktivitas mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur FT PTS di Jakarta, maka temuan ini memperkuat teori kualitas jasa. Berdasarkan temuan tersebut berarti kualitas jasa dapat di tingkatkan dengan mengoptimalkan aktivitas mahasiswa.

(5). Citra institusi berpengaruh positif dan signifikan terhadap aktivitas mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta, dan berdasarkan temuan hasil penelitian ini maka temuan ini memperkuat teori citra institusi. Berdasarkan temuan tersebut berarti citra institusi dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan aktivitas mahasiswa.

(6). Temuan Model teoritis pemasaran jasa institusi pendidikan tinggi adalah sebagai berikut:

501

(6). Temuan Model teoritis pemasaran jasa institusi pendidikan tinggi adalah sebagai berikut:

Kualitas Layanan Jasa Prima

Citra Institusi Unik

Buyer/ Aktivitas Personal

B. Implikasi pada Institusi Pendidikan Tinggi yang InspiratifUntuk meningkatkan aktivitas mahasiswa pada program studi Arsitektur FT PTS

di Jakarta dapat disampaikan saran- saran sebagai berikut:(1). Dalam kualitas jasa pada program studi Arsitektur FT PTS di Jakarta menjadi

perhatian yang dominan, sehingga yang perlu mendapat perhatian adalah dimensi- dimennsi pada variabel kualitas jasa yang meliputi: keterjaminan,

Page 286: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

276 Riset Pemasaran Internasional

empati ketanggapan, kehandalan, dan bukti fisik/ keberwujudan. Dimensi yang paling dominan adalah keterjaminan yaitu kondisi/ pencapaian tingkat kompetensi dan kemampuan penyelenggara pendidikan.

(2). Dalam citra institusi pada program studi Arsitektur FT PTS di Jakarta menjadi perhatian yang dominan, sehingga yang perlu mendapat perhatian adalah aspek: kinerja institusi, gagasan memperkenalkan institusi, kesan terhadap institusi, kepercayaan terhadap institusi, hubungan emosional konsumen dengan institusi dan citra institusi selama proses pendidikan. Dimensi yang paling menonjol adalah kinerja institusi dalam mengelola proses belajar pada institusi, sehingga mendukung aktivitas mahasiswa dapat berlangsung dengan baik.

(3). Dalam aktivitas mahasiswa pada program studi Arsitektur FT PTS di Jakarta menjadi perhatian yang dominan, sehingga yang perlu mendapat perhatian adalah aspek; menilai reputasi institusi, merekomendasikan institusi, kecerdasan dan kecermatan dalam memilih institusi, mengikuti proses perkuliahan akademik, mengikuti kegiatan non akademik dan pengaruh lingkungan dalam memilih institusi. Dimensi yang paling menonjol adalah aktivitas mahasiswa dalam menilai reputasi institusi, sehingga penyelenggara pendidikan tinggi perlu memperhatikan untuk selalu meningkatkan reputasi institusinya agar dapat dipercaya oleh masyarakat luas.

Kontribusi

Studi ini memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, pengetahuan pengelola perguruan tinggi swasta yang memiliki bidang program studi Arsitektur Fakultas Teknik dan peneliti berikutnya.

Studi ini memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan:

Kontribusi pada ilmu pengetahuan khususnya bidang manajemen pemasaran pada jasa perguruan tinggi swasta di Indonesia, dengan cara mengenal variabel bauran pemasaran jasa dan kualitas jasa terhadap citra institusi yang memiliki pengaruh terhadap aktivitas mahasiswa di lingkungan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta. Adapun; Variabel bauran pemasaran jasa dibangun oleh tujuh indikator yang meliputi: (1) Produk jasa ( BP1), (2) Biaya jasa (BP2). (3) Lokasi jasa (BP3), (4) Promosi jasa (BP4), (5) Petugas jasa (BP5), (6) Prasarana jasa (BP6), (7) Proses jasa (BP7). Sedangkan variabel Kualitas jasa dibangun oleh lima indikator pengukuran yang meliputi: (1) Dimensi bukti fisik (KJBF), (2) Dimensi Keandalan (KJK), (3) Dimensi ketanggapan (KJKT), (4) Dimensi Keterjaminan (KJKJ), (5) Dimensi Empati (KJE), kemudian Variabel Citra institusi dibangun oleh enam indikator pengukran yang meliputi: (1) Persepsi kepercayaan (CK), (2) Gagasan (CG), (3) Persepsi kinerja

Page 287: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

277Riset Pemasaran Internasional

(CKJ), (4) Persepsi Citra (CC), (5) Persepsi kesan (CKS), (6) Hubungan emosional (CHE). Sedangkan variabel aktivitas mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta dibangun oleh enam indikator pengukuran yang meliputi: (1) Kegiatan akademik (AMP), (2) kegiatan non akademik (AMK), (3) Kegiatan merekomendasikan (AMM), (4) Menilai reputasi (AMMR), (5) Tingkat kecerdasan customer (AMC), (6) Pengaruh lingkungan (AMPL).

Pengaruh antar variabel yang positif dan signifikan pada hasil penelitian ini adalah antar variabel KJ C, KJ AM dan C AM, sedangkan pengaruh antar variabel yang tidak dapat dikonfirmasi BP C dan yang tidak dapat dikonfirmasi juga adalah BP AM.

C. Hasil Penelitian Pemasaran dengan Strategi Konfirmatori Meningkatkan Pengetahuan Empiris para Pengelola Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia.

Bukti empiris tentang pengaruh bauran pemasaran jasa dan kualitas jasa terhadap citra institusi serta implikasinya pada aktivitas mahasiswa di lingkungan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta, dapat dijadikan dasar untuk perencanaan induk pengembangan, sehingga keluaran yang diprediksikan oleh PTS dapat tercapai.

Sehingga penerapan bauran pemasaran jasa untuk dapat meningkatkan aktivitas mahasiswa di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta harus memperhatikan penerapan kualitas jasa mutu tinggi dan meningkatkan citra institusi serta meningkatkan reputasi dengan baik di lingkungan program studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta.

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada peneliti berikutnya.

Hasil penelitian empirik ini dapat sebagai dasar penelitian lanjutan, pengembangan maupun replikasi penelitian yang akan dilakukan. Hasil- hasil nilai estimasi dari parameter- parameter dan nilai parameter pengaruh antar variabel langsung maupun hubungan tidak langsung yang terstandar dan nilai P value yang menunjukan tingkat signifikansi pengaruh antar variabel dari hasil out- put program statistik AMOS 16.0 dapat dijadikan referensi.

Pengembangan penelitian dan replikasi ini diperlukan agar temuan peneliti dapat digeneralisasi dan riset dalam bidang pemasaran jasa, kualitas jasa dan citra institusi serta implikasinya pada aktivitas mahasiswa di lingkungan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta akan menjadi lebih luas dan berkembang dengan tetap memperhatikan norma-norma ilmiah dalam melakukan penelitian lanjutan.

Page 288: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

278 Riset Pemasaran Internasional

506

value yang menunjukan tingkat signifikansi pengaruh antar variabel dari hasil out- put program statistik AMOS 16.0 dapat dijadikan referensi.

Pengembangan penelitian dan replikasi ini diperlukan agar temuan peneliti dapat digeneralisasi dan riset dalam bidang pemasaran jasa, kualitas jasa dan citra institusi serta implikasinya pada aktivitas mahasiswa di lingkungan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik PTS di Jakarta akan menjadi lebih luas dan berkembang dengan tetap memperhatikan norma-norma ilmiah dalam melakukan penelitian lanjutan.

TUGAS PENELITIANBahaslah lebih mendalam peran strategi model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Institusi!.

TUGAS KELASApakah anda benar- benar telah memahami arti penting hasil riset marketing pada model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

507

TUGAS PENELITIAN

Bahaslah lebih mendalam peran strategi model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Institusi!.

TUGAS KELAS

Apakah anda benar- benar telah memahami arti penting hasil riset marketing pada model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

Page 289: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

279Riset Pemasaran Internasional

Pada bab ini di bahas peran manajemen riset dan audit riset marketing, riset yang empiris pada pengembangan model riset marketing dengan strategi konfirmatori, memerlukan penanganan dengan manajemen yang terstruktur, mengingat kajian permasalahan pada riset marketing disektor perbankan maupun institusi pendidikan tinggi yang sangat luas dan komprehensif.

Manajemen riset marketing disektor perbankan maupun institusi pendidikan tinggi yang sangat luas dan komprehensif yang dilakukan meliputi beberapa tahap yaitu; tahap perencanaan, pengorganisasiaan, penempatan personel, proses dan implementasi serta dilengkapi dengan tahap evaluasi hasil riset yang empirik.

508

Bab XII : Manajemen Riset dan Audit Manajemen Riset Marketing yang Akuntabel

Pada bab ini di bahas peran manajemen riset dan audit riset marketing, riset yang empiris pada pengembangan model riset marketing dengan strategi konfirmatori, memerlukan penanganan dengan manajemen yang terstruktur, mengingat kajian permasalahan pada riset marketing disektor perbankan maupun institusi pendidikan tinggi yang sangat luas dan komprehensif.

Manajemen riset marketing disektor perbankan maupun institusi pendidikan tinggi yang sangat luas dan komprehensif yang dilakukan meliputi beberapa tahap yaitu; tahap perencanaan, pengorganisasiaan, penempatan personel, proses dan implementasi serta dilengkapi dengan tahap evaluasi hasil riset yang empirik.

BAB XII MANAJEMEN RISET DAN AUDIT MANAJEMEN RISET MARKETINg

YANg AKUNTABEL

Page 290: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

280 Riset Pemasaran Internasional

A. Manajemen Riset Marketing Pada area fungsional manajemen riset marketing terdiri dari beberapa tahap yang

dikembangakan oleh penulis berdasarkan pemikiran area fungsional manajemen dari David (2010), yang meliputi fungsi- fungsi; perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf dan pengendalian serta diikuti dengan tindakan audit fungsi manajemen kelayakan riset.(a). Tahap Perencanaan riset pemasaran uji konfirmasi model : perencanaan terdiri

atas semua aktivitas manajerial yang terkait dengan persiapan di masa depan. Perencanaan riset meliputi; penyusunan term of reference dari kajian model hybrid riset marketing, perencanaan tahap proposal pelaksanaan riset, presentasi dan kelayakan di hadapan para pemangku kepentingan, board of director, pimpinan institusi untuk mendapatkan umpan balik yang belum terpikirkan dalam perencanaan usulan proposal penelitian yang diajukan oleh tim peneliti pemasaran model marketing. Selanjutnya merencanakan program kerja field research yang baku dan terstruktur dengan kuat.

Tugas –tugas khususnya mencakup peramalan terhadap model riset marketing konfirmasi, penetapan tujuan dari kajian riset marketing, penggunaan strategi dalam upaya menghasilkan luaran penelitian yang tepat, pengembangan kebijakan, dan penentuan sasaran. Perumusan Strategi pada tahap perencanaan penelitian variable- variable riset pemasaran yang meliputi; melakukan field research secara terpadu dengan melibatkan peran serta dari seluruh pemangku kepentingan.

(b). Tahap Pengorganisasian : pengorganisasian mencakup semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur tugas dan hubungan otoritas. Tugas-tugas khususnya mencakup rancangan organisasional, dimana dikelompokan menjadi tim survey, tim kajian, tim input data, tim analisis data, tim koordinasi antar peneliti dengan pengelola institusi setempat. Spesialisasi pekerjaan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Pada aktivitas penyebaran kuisioner dilakukan oleh tim survey yang mengerti kondisi dan situasi penyebaran instrument riset pemasaran pada responden. Spesialisasi juga dilakukan pada tim analisis yang menggunakan software kajian tertentu dengan SPSS dan LISREL, dilakukan oleh personal yang memiliki kemampuan yang handal. deskripsi kerja, spesifikasi kerja, rentang kendali, kesatuan komando, koordinasi, rancangan pekerjaan, dan analisis kerja.

Penerapan Strategi pada tahap ini dilakukan pembagian spesifikasi pekerjaan berdasarkan tingkat kompetensi tim peneliti, agar luaran penelitian dapat tercapai dengan optimal. Koordinasi yang terstruktur perlu didukung oleh etika kerja yang mumpuni, agar proses pembahasan hasil kajian dapat valid dan reliable.

(c). Tahap Pemotivasian : pemotivasian mencakup upaya-upaya menuju pembentukan perilaku manusia. Setiap tim peneliti yang telah dikelompokan diharapkan memiliki tingkat motivasi dan komitmen yang tinggi, sehingga kinerja pada riset lapangan

Page 291: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

281Riset Pemasaran Internasional

dapat terselesaikan sesuai program dan time line yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan penelitian kajian riset pemasaran.

Topik-topik spesifiknya mencakup; kepemimpinan dari setiap kelompot tim perlu melakukan koordinasi pada para anggotanya yang dapat menentukan tingkan kinerja luaran hasil riset yang handal, komunikasi antar tim dan terhadap anggota peneliti perlu dijaga secara harmonis, kelompok kerja yang terbentuk berdasarkan fungsi- fungsi riset lapangan perlu mendapat perhatian berdasarkan tingkat kompetensi yang handal dan terjamin kemampuannya agar hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan baik, modifikasi perilaku, delegasi otoritas pekerjaan hanya dapat berlangsung pada personal peneliti yang kompeten, pengayaan pekerjaan, kepuasan kerja, pemenuhan kebutuhan dari seluruh tim peneliti perlu diperhatikan sebagaimana mestinya sesuai dengan program kerja yang telah direncanakan, perubahan organisasional, semangat kerja tim peneliti dan anggotanya perlu dijaga dengan baik, dan semangat kerja manajerial.

Penerapan Strategi pada tahap ini meliputi; motivasi dan komitmen kerja yang handal pada setiap tim berserta anggotanya, komunikasi kerja antar personal yang beretika dan harmonis, menjaga kepuasan kerja yang baik dan kepemimpinan yang handal dan dapat menciptakan budaya kerja riset yang kondusif.

(d). Tahap Penempatan Staf : Aktivitas penempatan staf tim peneliti, tenaga surveyor, tim analsis data, dan tim presentasi hasil penelitian berpusat pada manajemen personalia atau sumber daya manusia. Termasuk di dalamnya adalah administrasi gaji dan upah dari setiap tim peneliti lapangan , tunjangan peneliti, analis data dan surveyor lapangan, wawancara, rekrutmen, pemecatan, pelatihan perlu diberikan pada tim surveyor dalam menghadapi masyarakat dalam proses pengisian instrument penelitian, pengembangan manajemen, keamanan tim peneliti lapangan yang harus melewati wilayah yang berat, tindakan afirmatif, peluang kerja yang setara, kebijakan pendisiplinan perlu diterapkan pada setiap tim peneliti agar kinerja hasil riset dapat sesuai dengan program kerja yang telah dicanangkan, prosedur keluhan, dan kehumasan.

Penerapan Strategi pada tahap ini meliputi; penerapan pemilihan tim peneliti yang handal dan memiliki tingkat kompetensi yang tepat, Kompensasi biaya yang memadai bagi setiap tim peneliti dan komitmen pada tingkat disiplin kerja yang handal untuk dapat menghasilkan luaran hasil riset yang valid dan reliable.

(e) Tahap Pengendalian : Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial pelaksanaan penelitian kajian riset pemasaran yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil-hasil aktualnya sesuai rencana keseluruhan kinerja penelitian. Area pentingnya mencakup pengendalian kualitas data yang dihasilkan pada penelitian lapangan, pengendalian keuangan sesuai rencana pada program kerja, pengendalian pelaksanaan observasi dan survey data serta pengolahan data, pengendalian

Page 292: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

282 Riset Pemasaran Internasional

persediaan, pengendalian pengeluaran, dan sanksi bagi tim peneliti yang tidak sesuai dengan komitmen kerja. Strategi pengendalian: meliputi beberapa langkah yaitu; pemantauan progress

kerja, pemantauan kinerja tim, pemantauan kualitas data yang didapat dari survey lapangan, pemantauan luaran data hasil analsis data dan pemantauan presentasi hasil secara keseluruhan untuk dapat menghasilkan input balik yang relevan dengan kajian riset marketing dengan model konfirmatori.

Bagan Manajemen Riset marketing dengan model konfirmatori dapat dilihat pada skema di bawah ini:Tahap Fungsi Manajemen Riset Marketing dengan Model Konfirmatori

Tahap Perencanaan riset marketing

Tahap Pengorganisasian

Tahap Pemotivasian

Tahap Penempatan Staf Peneliti

Tahap Pengendalian

persiapan di masa depan. Tugas –tugas khususnya mencakup peramalan, penetapan tujuan, penggunaan strategi, pengembangan kebijakan, dan penentuan sasaran

struktur tugas dan hubungan otoritas. Tugas-tugas khusus cakup rancang organisasional, spesialisasi pekerjaan, deskripsi kerja, spesifikasi kerja, rentang kendali, kesatuan komando, koordinasi, rancang pekerjaan, dan analisis kerja

kepemimpinan, komunikasi, kelompok kerja, modifikasi perilaku, delegasi otoritas, pengayaan pekerjaan, kepuasan kerja, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasional, semangat kerja karyawan, dan semangat kerja manajerial

administrasi gaji dan upah, tunjangan karyawan, wawancara, rekrutmen, pemecatan, pelatihan, pengembangan manajemen, keamanan karyawan, tindakan afirmatif, peluang kerja yang setara, hubungan dengan serikat pekerja, pengembangan karier, riset personalia, kebijakan pendisiplinan, prosedur keluhan, dan kehumasan

pengendalian kualitas data, pengendalian anggaran , pengendalian persediaan , pengendalian pengeluaran, analisis varians, imbalan, dan sanksi

Page 293: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

283Riset Pemasaran Internasional

B. Peran Audit Manajemen Tim Peneliti

Untuk dapat menghasilkan perencanaan strategis dalam proses dan pelaksanaan penelitian lanjutan dalam kajian riset marketing dengan model konfirmatori, diperlukan tindakan audit manajemen riset marketing dalam studi tersebut.

Selanjutnya daftar pertanyaan berikut dapat membantu menentukan kekuatan dan kelemahan khusus dalam area fungsional bisnis dan manajemen kelayakan hasil riset marketing. Jawaban tidak dapat mengindikasikan kelemahan potensial, walaupun signifikansi dan implikasi strategis dari jawaban tidak itu, tentu saja, akan bervariasi bergantung organisasi dari tim peneliti yang dibentuk. Jawaban positif atau ya menunjukkan area kekuatan potensial.1. Apakah tim peneliti kajian riset marketing menggunakan konsep-konsep

manajemen strategis dalam menjalankan aktivitas riset lapangan ?2. Apakah tujuan dan maksud penelitian pada kajian riset marketing dengan model

konfirmatori oleh tim peneliti dapat terukur dan terkomunikasikan dengan baik ?

3. Apakah seluruh ketua tim peneliti di semua tingkat hierarkis membuat rencana kerja riset lapanagan secara efektif ?

4. Apakah para ketua tim peneliti mampu mendelegasikan otoritas secara baik ?5. Apakah struktur organisasi pada tim peneliti kajian riset marketing dengan model

konfirmatori sesuai ?6. Apakah deskripsi kerja dan spesifikasi pekerjaannya dari setiap anggota penelitian

sudah jelas dan terstruktur ?7. Apakah semangat kerja para peneliti riset marketing tinggi ?8. Apakah tingkat keluar masuknya/perputaran (turnover) dan kemangkiran dari

seluruh tim peneliti rendah ?9. Apakah mekanisme imbalan dan pengendalian organisasional efektif, pada

aplikasi riset pemasaran dengan model konfirmatori?

516

4. Apakah para ketua tim peneliti mampu mendelegasikan otoritas secara baik ?

5. Apakah struktur organisasi pada tim peneliti kajian riset marketing dengan model konfirmatori sesuai ?

6. Apakah deskripsi kerja dan spesifikasi pekerjaannya dari setiap anggota penelitian sudah jelas dan terstruktur ?

7. Apakah semangat kerja para peneliti riset marketing tinggi ?

8. Apakah tingkat keluar masuknya/perputaran (turnover) dan kemangkiran dari seluruh tim peneliti rendah ?

9. Apakah mekanisme imbalan dan pengendalian organisasional efektif, pada aplikasi riset pemasaran dengan model konfirmatori?

Page 294: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

284 Riset Pemasaran Internasional

TUGAS PENELITIANBahaslah lebih mendalam peran audit manajemen marketing dengan strategi model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!.

TUGAS KELASApakah anda benar- benar telah memahami arti penting tahap manajemen riset marketing pada model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

517

TUGAS PENELITIAN

Bahaslah lebih mendalam peran audit manajemen marketing dengan strategi model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis yang dilakukan oleh Pengusaha yang saudara wawancara!.

TUGAS KELAS

Apakah anda benar- benar telah memahami arti penting tahap manajemen riset marketing pada model konfirmasi pada aplikasi riset pemasaran dan dilanjutkan pada analisis uji dimensi antar variable yang signifikan berpengaruh?

Page 295: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

285Riset Pemasaran Internasional

Pada bab ini di bahas peran riset marketing, merupakan suatu riset yang empiris pada pengembangan model riset marketing dengan strategi konfirmatori, memerlukan penanganan dengan manajemen yang terstruktur, mengingat kajian permasalahan pada riset marketing disektor institusi pendidikan tinggi yang sangat luas dan komprehensif. Manajemen riset marketing disektor institusi pendidikan tinggi yang sangat luas dan komprehensif yang dilakukan meliputi beberapa tahap yaitu; tahap perencanaan, pengorganisasiaan, penempatan personel, proses dan implementasi serta dilengkapi dengan tahap evaluasi hasil riset yang empirik. Aplikasi hasil riset ini di tulis dalam format manuscript paper conference dengan strategi konfirmasi SEM.

518

Bab XIII : Aplikasi Riset Marketing pada Model Hibrid Daya Saing Unggul Institusi Pendidikan Tinggi dengan Strategi Confirmatory

Pada bab ini di bahas peran riset marketing, merupakan suatu riset yang empiris pada pengembangan model riset marketing dengan strategi konfirmatori, memerlukan penanganan dengan manajemen yang terstruktur, mengingat kajian permasalahan pada riset marketing disektor institusi pendidikan tinggi yang sangat luas dan komprehensif. Manajemen riset marketing disektor institusi pendidikan tinggi yang sangat luas dan komprehensif yang dilakukan meliputi beberapa tahap yaitu; tahap perencanaan, pengorganisasiaan, penempatan personel, proses dan implementasi serta dilengkapi dengan tahap evaluasi hasil riset yang empirik. Aplikasi hasil riset ini di tulis dalam format manuscript paper conference dengan strategi konfirmasi SEM.

BAB XIIIAplikasi Riset Marketing pada Model

Hibrid Daya Saing Unggul Institusi Pendidikan Tinggi dengan Strategi

Confirmatory

Page 296: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

286 Riset Pemasaran Internasional

A. MODEL HIBRID PENGARUH MARKETING 3.0 UNTUK MENCAPAI DAYA SAING UNGGUL PADA INSTITUSI PROGRAM PASCASARJANA DI JAKARTA

Abstrak

Suatu konsep yang dikembangkan dari pengaruh Marketing 3.0 terhadap pencapaian tingkat daya saing institusi pascasarjana pendidikan tinggi di Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan uji model hibrid marketing 3.0, dengan uji kuantitatif dilakukan dengan model persamaan struktural. Sampel yang digunakan sebanyak 105 mahasiswa pascasarjana pada 3 institusi di Jakarta. Temuan penelitian ini menunjukan model hibrid yang marjinal fit dengan nilai Chi-square= 420.7, GFI= 0.73 dan CFI= 0.97. Hipotesis yang dapat dikonfirmasi meliput; pengaruh communitization terhadap keputusan pembelian dengan nilai t= 3,69, pengaruh building character terhadap daya saing dengan nilai t= 5,72, pengaruh communitization terhadap daya saing dengan nilai t= 2,80, pengaruh keputusan pembelian terhadap loyalitas dengan nilai t= 2,80 dan ada pengaruh marketing 3.0, keputusan pembelian, dan loyalitas secara simultan terhadap daya saing institusi dengan nilai R2= 0,98. Selanjutnya dilakukan uji antar dimensi- dimensi dari variabel penelitian dan yang memiliki korelasi paling superior dan signifikan adalah dimensi; dorongan dan tindakan purchase dari variable keputusan pembelian yang berhubungan dengan dimensi;pembelian ulang, tahan terhadap pesaing, merekomendasikan dan membeli lini lain dari variabel loyalitas, dengan nilai r (er) sebesar 0,99.

Kata kunci: Marketing 3.0, Tingkat daya saing Institusi, Model Hibrid Persamaan Stuktural, Dimensi superior.

1. PENDAHULUANPeran pendidikan tinggi pada program pascasarjana bermakna strategis dan

memiliki nilai pelanggan bagi para mahasiswa dalam membangun komunitas intelektual di Indonesia pada masa mendatang sehingga Institusi program pascasarjana memiliki peran yang tinggi dalam upaya membangun daya saing Institusi dan keunggulan kompetitif. Selanjutnya menurut Kotler (2013) untuk meraih sukses di masa depan marketing harus bersifat holistic, membangun brand lebih kuat melalui kinerja daripada melalui promosi dan mengarah secara elektronik serta melalui membangun sistem informasi dan komunikasi yang superior. Falsafah konsep pemasaran ( Limakrisna dan Susilo, 2012) bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsep pemasaran yang diterapkan dapat merupakan falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup institusi, agar mendapat laba dalam jangka panjan. Selanjutnya Institusi memprioritaskan untuk berfokus pada pelanggan, dan kinerja institusi didefinisikan dengan mempertimbangkan faktor eksternal, yaitu

Page 297: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

287Riset Pemasaran Internasional

dari perspektif pelanggan yang ditargetkan, sehingga merupakan pendorong mendasar pembelian (Wang dan Lo, 2004).

Selanjutnya marketing masa depan yang sukses harus lebih holistic dan memiliki departemen yang ramping ( Kotler dan Keller, 2013). Peran marketing tidak hanya mengandalkan promosi dan iklan yang berbagai macam dan dalam jumlah yang besar, akan tetapi kinerja marketing menjadi andalan yang unggul. Kemudian menurut temuan penelitian Viacava dan Pedrozo (2010) pada manajemen di pendidikan tinggi yang kompleks diperlukan perspektif karakteristik manusia dan potensi- potensi yang berkembang pada pemikiran manusia sebagai prosesor data otomatis secara logis untuk logika yang dapat dikembangkan untuk mempertimbangkan interaksi antara emosi dan kognisi dan lingkungannya. Orientasi pemasaran institusi pendidikan tinggi menurut Wright (2012), literatur pemasaran menggambarkan empat jenis orientasi pemasaran, perguruan tinggi dan Universitas harus sepenuhnya menyadari potensi manfaat maupun biaya setiap jenis orientasi. Pada orientasi pemasaran sebuah perguruan tinggi atau Universitas bisa memiliki dampak signifikan pada semua aspek dari strategi pemasaran. Sehingga pengelola institusi pendidikan tinggi harus sadar akan manfaat dan biaya dari berbagai jenis orientasi pemasaran, sebelum memutuskan. Jenis pemasaran orientasi yang dipilih juga akan memiliki dampak besar pada alokasi sumber daya, serta segmen mahasiswa yang tertarik, dan kualitas mahasiswa setelah lulus.

Kepuasan konsumen secara positif dihubungkan dengan niat membeli kembali, keinginan untuk merekomendasikan barang dan jasa, loyalitas dan juga keuntungan. Dalam kaitannya dengan loyalitas pelanggan, bahwa apabila konsumen puas terhadap barang atau kualitas layanan yang serta value yang unggul diberikan pada konsumen, maka akan meningkatkan loyalitas konsumen. Konsumen yang loyal atau setia akan melakukan pembelian ulang dari produk maupun institusi yang sama, memberitahukan ke konsumen yang lain yang potensial, dari mulut ke mulut, dan menjadi penangkal serangan dari pesaingnya, sehingga dapat meningkatkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Seperti hasil penelitian Curtis dkk (2011), yang membahas secara keseluruhan loyalitas konsumen berkaitan dengan signifikan terhadap tindakan pembelian ulang dan tingkat kepuasan pelanggan, ketika kepuasan pelanggan kerkaitan pada intensi pembelian. Selanjutnya banyak kondisi daya saing institusi pendidikan tinggi yang lemah pada aspek ukuran daya saing organisasi ( Organizational Competitiveness ) meliputi aspek- aspek: (1). Lingkungan kerja yang kurang kondusif, (2). Disain pekerjaan yang tidak terschedul dengan baik, (3). Inovasi pengembangan program magister dan proses belajar- mengajar, (4). Manajemen teknologi yang diterapkan masih belum terintegrasi, (5). Manajemen kualitas yang masih kurang handal, (6). Indikator kualitas yang tidak standar. Daya saing unggul institusi dapat didukung oleh loyalitas yang kuat, sesuai dengan penelitian Curtis dkk (2011), yang menyatakan bahwa loyalitas dan intensi pembeliang ulang diindikasi memiliki hubungan yang kuat dan positif. Dari uraian tersebut, maka penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai “ Model hybrid

Page 298: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

288 Riset Pemasaran Internasional

total pengaruh Marekting 3.0 mencapai daya saing unggul pada institusi Program Pascasarjana di Jakarta.

2. IDENTIFIKASI MASALAHIdentifikasi masalah yang dapat telaah pada variable daya saing institusi meliputi:

(1). Lingkungan kerja yang tidak kondusif. (2). Program kerja institusi yang tidak terjadwal. (3). Inovasi program study yang lambat. (4). Manajemen penggunaan informasi teknologi yang kurang terintegrasi. (5). Manajemen kualitas kinerja institusi yang rendah. (6). Indikator kualitas luaran yang kurang baik.

3. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam kajian ini terdiri dari model hibrid yaitu: (1). Apakah ada

pengaruh Building character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian konsumen serta implikasinya terhadap loyalitas dan daya saing Institusi program Pascasarjana di Jakarta? (2). Apakah ada hubungan dimensi- dimensi antar variable yang saling berpengaruh?

4. TUJUAN PENELITIANTujuan penelitian dalam kajian ini terdiri dari model hibrid yaitu: (1). Untuk

mengetahui ada pengaruh Building character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian konsumen serta implikasinya terhadap loyalitas dan daya saing Institusi program Pascasarjana di Jakarta. (2). Untuk mengetahui ada hubungan dimensi- dimensi antar variable yang saling berpengaruh.

5. MANFAAT PENELITIANManfaat penelitian ini memberikan kontribusi empiris dan informasi sebagai

pengambilan keputusan strategis kepada pihak pengelolan institusi Pascasarjana dengan memperhatikan model hibrid yang fit dan informasi yang valid dan signifikan dari uji dimensi antar variabel penelitian. Sedangkan bidang keilmuaan marketing jasa yang unggul akan dapat mengetahui variable- variable marketing dan dimensi- dimensinya yang paling dominan, superior dan signifikan untuk dikembangkan bagi peningkatan daya saing unggul pada Institusi bisnis jasa.

6. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Marketing 3.0 Dengan Prinsip Building character Institusi yang Otentik

Kepercayaan konsumen menurut Kotler et.al (2012) , cara memperoleh kembali kepercayaan konsumen adalah dengan merangkul apa yang disebut dengan “sistem

Page 299: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

289Riset Pemasaran Internasional

kepercayaan konsumen yang baru”, yang bersifat horizontal. Konsumen saat ini mengumpulkan komunitasnya sendiri, ikut menciptakan produk dan pengalaman mereka sendiri dan hanya mencari karakter yang dikagumi di luar komunitas mereka. Tetapi setelah mereka menemukannya, mereka akan menjadi pengikut yang setia. Konsumen semakin menghargai: co-creation, communitization, dan characters. Unsur-unsur penting yang harus ada dalam character building adalah : (1). Rasa Hormat (Respect), (2). Perhatian (Care), (3). Penuh Tanggung Jawab (Responsibility), (4). Pengetahuan (Knowledge) .Perusahaan harus berusaha agar merek tersebut nyata dan memberikan pengalaman yang sesuai dengan kondisi yang telah dilontarkan dalam proses pengenalan pada konsumen, tidak hanya pada iklannya. Untuk menjaga kredibiltas institusi yang melakukan promosi dengan iklan, maka institusi wajib memenuhi kondisi kenyataan yang benar- benar sama antara iklan dengan fakta aslinya. Dalam dunia konsumen yang horizontal, kehilangan kredibilitas berarti kehilangan seluruh jaringan konsumen potensial, sehingga akan berdampak pada institusi yang maju dan berkelanjutan.

Masa depan marketing adalah horizontal, bukan vertikal. Masa depan marketing sebagian akan dibentuk oleh pembangunan saat ini dan sebagian lagi oleh kekuatan jangka panjang. Agar merek dapat berkoneksi dengan manusia, merek perlu mengembangkan sebuah DNA otentik yang menjadi inti dari diferensiasi mereka. DNA ini mencerminkan identitas merk dalam jaringan sosial Konsumen. Merek dengan DNA yang unik akan terus membangun karakternya. (Kotler, 2010, p35)

Peran Communitization bagi Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan

Konsumen memiliki sifat dasar sebagai mahluk sosial yang selalu berinteraksi antar sesame konsumen produk dengan merk yang sama, demi suatu manfaat yang diharapkannya. Konsumen dengan gaya hidup pada merk tertentu selalu terhubung dengan para komunitasnya untuk dapat menciptakan relasi sosial yang menjadi suatu grup konsumen berdasarkan merk yang sama. Cara mereka terhubung dapat mempergunakan media sosial maupun kontak langsung pada suatu even yang diprakasai bersama ( Susilo,2013). Selanjutnya menurut Kotler (2010), konsumen saling berinteraksi dan akan selalu terhubung dapat dengan media social yang ikatannya berasal dari relasi one to one diantara anggotanya dan menciptakan basis yang kuat diantara penggemar yang loyal.

Dengan semakin seringnya kelompok komunitas pelanggan melakukan kegiatan bersama dan melibatkan kalangan masyarakat secara luas, akan banyak potensi informasi yang dapat terserap secara luas dan ide- ide baru dapat bermunculan. Dampak dari situasi pemanfaatan penyerapan fenomena- fenomena yang actual, akan menjadian institusi bisnis jasa semakin tangguh dalam menghadapi persaingan (Susilo, 2013).

Page 300: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

290 Riset Pemasaran Internasional

Mendorong Konsumen dalam Purchasing Intentions/ Decision

Konsumen memiliki niat membeli akan sangat subjektif dan penuh ketidak pastian dan memiliki alternative pilihan terhadap barang maupun jasa. Berdasarkan pada penelitian dan pengaruh internal maupun eksternal, pemasar sering bertanya pada konsumen tentang niat membeli dari konsumen untuk dapat memprediksi penjualan. Dimensi yang menjadi focus dari pemasar terhadap keinginan konsumen dalam melakukan tindakan pembeliaan meliputi: (1). Adanya konsep produk maupun jasa yang disampaikan pada konsumen. (2). Situasi yang dapat mempengaruhi pembelian oleh konsumen. (3). Dorongan pembelian oleh konsumen. (4). Tindakan pembeliaan oleh konsumen. (Bennett, 2010)

Loyalitas Konsumen Jasa

Menurut Kotler (2013) loyalitas konsumen adalah komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih. Istilah loyalitas konsumen sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetap menjadi lebih sulit ketika dianalisis maknanya. Loyalitas customer merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalin dalam kurun waktu tertentu.

Jenis-jenis loyalitas konsumen menurut Griffin ( 2003) terdapat empat jenis loyalitas yang muncul bila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasikan- silang dengan pola pembelian ulang, yang rendah dan tinggi. Adapun jenis-jenis loyalitas customer yaitu : (1). Tanpa loyalitas untuk berbagai alasan tertentu, ada beberapa konsumen yang tidak mengembangkan loyalitas atau kesetiaan kepada suatu produk maupun jasa tertentu. Tingkat keterikatan yang rendah dengan tingkat pembelian ulang yang rendah menunjukkan absennya suatu kesetiaan. Suatu usaha harus menghindari kelompok no loyality untuk dijadikan target pasar konsumen, karena mereka tidak akan menjadi konsumen yang setia. (2). Loyalitas yang lemah (Inertia Loyality) merupakan sebuah jenis loyalitas konsumen adanya keterikatan yang rendah dengan pembelian ulang yang tinggi, memiliki sikap membeli berdasarkan kebiasaan konsumen dalam purchase act. Dasar yang digunakan untuk pembelian produk atau jasa disebabkan oleh faktor kemudahan situasional dan terjadi terhadap produk atau jasa yang sering dipakai oleh konsumen. (3). Loyalitas Tersembunyi (Laten Loyality), merupakan sebuah kesetiaan atau ketertarikan yang relatif tinggi dengan tingkat pembelian ulang yang rendah dan didasarkan pada pengaruh faktor situasional daripada sikapnya.

Dimensi Loyalitas konsumen yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, menurut Griffin (2003),

Page 301: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

291Riset Pemasaran Internasional

pelanggan yang loyal : (1). Melakukan pembelian produk maupun jasa kembali (Purchase regular repeat purchases ). (2). Membeli diluar lini produk/jasa (Purchase across product and service lines). (3). Merekomendasikan produk maupun jasa pada konsumen lain. ( Refers other )

Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi yang Unggul dan Berkelanjutan.

Menurut pendapat dari Kontoghiorghes, Constantine (2003) dalam Mas’ud (2004, p.487-488), dalam mengukur daya saing organisasi ( Organizational Competitiveness ) meliputi aspek- aspek: (1). Lingkungan kerja, (2). Disain pekerjaan, (3). Inovasi, (4). Manajemen teknologi, (5). Manajemen kualitas, (6). Indikator kualitas. Marketing masa depan menurut Kotler (2013) untuk meraih sukses dalam persaingan bisnis masa depan, maka marketing harus lebih holistic dan sedikit departemen. Pemasar harus dapat mencapai pengaruh yang besar dalam Institusi, melanjutkan kreasi penemuan ide- ide baru dan bekerja keras untuk lebih dekat dengan konsumen dengan cara menjaga para konsumen secara berbeda tetapi dengan kepatutan yang wajar.

Kerangka Teoritis Penelitian

Kerangka teoritis pada penelitian pada ini menjadi dasar pengembangan uji model hybrid yang akan dikaji konfirmatori tingkat signifikansi model hybrid yang fit dan superior dalam memberikan luaran sebagai input dan informasi bagi pengambilan keputusan yang strategic pada bidang marketing institusi pendidikan tinggi di Jakarta. Kerangka teoritis penelitian yang dikembangkan menjadi model hybrid dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:

529

dikaji konfirmatori tingkat signifikansi model hybrid yang fit dan superior dalam memberikan luaran sebagai input dan informasi bagi pengambilan keputusan yang strategic pada bidang marketing institusi pendidikan tinggi di Jakarta. Kerangka teoritis penelitian yang dikembangkan menjadi model hybrid dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:

Gambar.1 Kerangka teoritis penelitian yang dikembangkan menjadi model hybrid Pengaruh Building Character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap

Keputusan Pembelian dan Implikasinya pada Loyalitas serta Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi ( Sumber: dikembangkan oleh peneliti)

Daya Saing Institusi

Building Character- Marketing

3.0

Communitization

Marketing 3.0

Keputusan Pembelian

Loyalitas Konsumen

529

dikaji konfirmatori tingkat signifikansi model hybrid yang fit dan superior dalam memberikan luaran sebagai input dan informasi bagi pengambilan keputusan yang strategic pada bidang marketing institusi pendidikan tinggi di Jakarta. Kerangka teoritis penelitian yang dikembangkan menjadi model hybrid dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:

Gambar.1 Kerangka teoritis penelitian yang dikembangkan menjadi model hybrid Pengaruh Building Character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap

Keputusan Pembelian dan Implikasinya pada Loyalitas serta Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi ( Sumber: dikembangkan oleh peneliti)

Daya Saing Institusi

Building Character- Marketing

3.0

Communitization

Marketing 3.0

Keputusan Pembelian

Loyalitas Konsumen

Page 302: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

292 Riset Pemasaran Internasional

Hipotesis Penelitian

Pada gap penelitian pemasaran variable dependent menjadi focus pengembangan hipotesis. Hasil kajian dari Stimac dan Simic (2012) strategi yang dapat diterapkan pada institusi pendidikan tinggi ; membentuk departemen pemasaran, alat-alat pemasaran yang harus digunakan untuk mempromosikan lembaga: publisitas, web marketing, Humas, pemasaran langsung yang bertujuan potensial pada mahasiswa saat ini dan mantan mahasiswa untuk meningkatkan citra dan reputasi institusi pendidikan tinggi. Keberhasilan kinerja marketing dapat diukur dari program dan performance as holistic marketing, menurut Kotler dan Keller (2013) pada pembaharuan fungsi 4P. Pada program kerja Institusi dapat mencerminkan konsumennya dengan aktivitas langsung yang manfaatnya dapat dirasakan oleh konsumen. Kinerja pemasaran institusi dalam pemasaran secara terintegrasi untuk mendapatkan implikasi pada aspek keuangan seperti profit yang dihasilkan sebaik brand dan ekuitas konsumen. Seperti hasil penelitian Curtis dkk (2011), yang membahas secara keseluruhan loyalitas konsumen berkaitan dengan signifikan terhadap tindakan pembelian ulang dan tingkat kepuasan pelanggan, ketika kepuasan pelanggan kerkaitan pada intensi pembelian. Daya saing unggul institusi dapat didukung oleh loyalitas yang kuat, sesuai dengan penelitian Curtis dkk (2011), yang menyatakan bahwa loyalitas dan intensi pembeliang ulang diindikasi memiliki hubungan yang kuat dan positif.

Selanjutnya untuk peningkatan daya saing institusi diperlukan networking yang formal, seperti hasil telaah oleh Kingsley dan Malecki (2004), bukti menunjukkan bahwa jaringan informal yang digunakan oleh institusi yang relative masih kecil atau mencari perkembangan jaringan-jaringan yang formal, untuk dapat menyusun strategi pengembangan institusi, dengan melakukan identifikasi hambatan yang ada, sehingga jaringan formal yang superior dapat menjadi sangat penting bagi peningkatan daya saing institusi. Jaringan penghubung antara institusi dengan pemanguku kepentingan dapat menggunakan strategi marketing 3.0, yang mengedepankan semangat pada konsumen. Selanjutnya pada hasil penelitian yang berkaitan dengan daya saing institusi pendidikan tinggi yang menelaah orientasi pemasaran dan kualitas pelayanan oleh Stimac dan Simic (2012), menyatakan bahwa potensi peningkatan posisi kompetitif pada pasar pendidikan tinggi dengan memperhatikan aspek citra baik dan reputasi di lingkungan lokal dan telah mengidentifikasi kekuatan institusi pada kualitas staf pengajar, sumber-sumber studi, kerjasama dengan lembaga-lembaga serupa.

Berdasarkan kajian di atas maka hipotesis penelitian yang dikembangkan dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini yang terdiri dari :

Page 303: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

293Riset Pemasaran Internasional

Tabel. 1 Hipotesis Model Hibrid Penelitian

No Hipotesis Penelitian1 H1: Ada pengaruh Building character Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian

pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

2 H2: Ada pengaruh Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

3 H3: Ada pengaruh Building character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

4 H4: Ada pengaruh keputusan pembelian terhadap loyalitas mahasiswa Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

5 H5: Ada pengaruh Building character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian serta implikasinya pada Loyalitas pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

6 H6: Ada pengaruh keputusan pembelian terhadap daya saing Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

7 H7: Ada pengaruh loyalitas terhadap daya saing Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

8 H8: Ada pengaruh Building character Marketing 3.0 terhadap Daya saing pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

9 H9: Ada pengaruh Communitization Marketing 3.0 terhadap daya saing pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

10 H10: Ada pengaruh Building character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian serta implikasinya pada Loyalitas dan Daya saing pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

7. METODE PENELITIAN

Desain Riset

Penelitian ini menggunakan metode riset kuantitatif dengan pendekatan desain riset marketing konfirmatori dan menguji model hybrid dari model persamaan structural (SEM), dengan analisis data memakai perangkat lunak LISREL. (Hair, 1998, Wijanto, 2007, Susilo dan Yulius, 2013). Selanjutnya Uji dimensi- dimensi antar variable penelitian, menurut Ghozali (2006), Diposumarto (2012) dan Diposumarto dan Susilo (2013) pada analisis uji Pearson correlation digunakan untuk menelaah nilai r (er) yang kuat dan signifikan pada dimensi- dimensi variabel yang saling berhubungan dengan erat, melalui matrik uji korelasi dimensi variable penelitian.

Sampel dan Data Penelitian

Populasi sumber dengan kriteria mahasiswa yang sedang belajar di pascasarjana (S2), dan ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini terdiri dari 3 institusi Pascasarjana di Jakarta yang meliputi STIK Sint Carolus, UMB dan UPI Y.A.I, sehingga dapat dilakukan generalisasi populasi sumber pada sampel yang ditentukan (Susilo,

Page 304: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

294 Riset Pemasaran Internasional

2013). Teknik penentuan responden pada penelitian ini adalah total sampling atau pencuplikan ekshaustif menurut Murti (2010) , sebagai criteria sampling frame yang dibentuk dari kelas Pascasarjana yang diajarkan oleh peneliti di tiga Institusi di Jakarta sebanyak 105 responden. Selanjutnya prosedur pengumpulan data meliputi; uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian, penyebaran kuesioner, pengisiaan oleh responden di kelas pada saat perkuliahan dan pengumpulan hasil isiaan instrument untuk diolah lebih lanjut.

Definisi operasional Variabel

Definisi operasional variable pada riset pemasaran dapat dilihat pada table 2 di bawah ini:

Tabel. 2 Definisi Operasional Variabel Penelitian: Building Character (V1), Communitization Marketing 3.0 ( V2), Keputusan Pembelian (V3), Implikasinya pada

Loyalitas (V4), Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi (V5) No Variabel Dimensi Indikator1 Building Character (V1) Perhatian, Penuh Tanggung Jawab,

Pengetahuan, Rasa Hormat, dan DNA Institusi.

Terdiri dari 18 Indikator

2 Communitization Marketing 3.0 ( V2)

Penggunaan Teknologi dan Koneksi antar Konsumen.

Terdiri dari 9 Indikator

3 Keputusan Pembelian (V3) Konsep Jasa, Situasi, Dorongan Purchase, dan Tindakan Purchase,

Terdiri dari 14 Indikator

4 Loyalitas (V4) Pembelian Ulang, Tahan dari Institusi Pesaing, Merekomendasaikan dan Membeli Lini Lain.

Terdiri dari 12 Indikator

5 Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi (V5)

Lingkunga Kerja, Desain Pekerjaan, Inovasi, Manajemen Teknologi, Manajemen Kualitas, dan Indikator Kualitas.

Terdiri dari 18 Indikator

8. HASIL DAN PEMBAHASANHasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian yang digunakan dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan pendekatan “Sekali Uji”, dengan uji Pearson Correlation, dengan jumlah 30 responden dan hasil nilai cronbach’s Alpha sebesar 0,969, sehingga hasil uji instrument penelitian sangat reliable.

Analisis Univariat dan Univariat Statistika Deskriptif

Distribusi data responden yang berhasil didapat meliputi; distribusi asal institusi pendidikan tinggi S-2, jumlah responden, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan rata- rata usia responden dan standar deviasi usia, dapat dilihat pada tabel.3 di bawah ini:

Page 305: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

295Riset Pemasaran Internasional

Tabel. 3 Distribusi Karakteristik Data Responden

No Institusi Pendidikan Tinggi S2

Jumlah Responden

Jenis Kelamin (%)

Pekerjaan (%) Penghasilan (%)

Rata- rata Umur

SD

1 STIK SINT CAROLUS

11 P= 60

L= 40

1.(Dosen)= 4.8

2.(Swasta)= 60

3.( PNS)= 11.4

4.( Lainnya)= 23.8

1 (≥5Juta)= 61.9

2 (<5 Juta)= 38.1

32. 86 Thn

7.32

2 UMB 75

3 UPI Y.A.I 19

( Sumber: data primer diolah )

Jenis kelamin perempuan lebih mendominasi mengikuti pendidikan tinggi program pascasarjana, dengan melihat table 2 di atas, sebesar 60%, sedangkan untuk pekerjaan pada sector swasta memiliki 60%, dengan tingkat penghasilan (≥5Juta)= 61.9%. Tingkat usia peserta pendidikan tinggi memiliki nilai rata- rata 32,8 tahun dengan SD 7,3. Departemen Pemasaran pada institusi poendidikan tinggi dapat melakukan segmen pasar lebih fokus berdasarkan data pada table 2 di atas, sehingga action plan pada rencana pemasaran dapat lebih terarah pada target market yang tepat.

Hasil Analisis Model Persamaan Struktural

Hasil analisis model persamaan structural meliputi; uji CFA, uji Hibrid, uji fitting Model, dan uji hipotesis. Persamaan matematis model hybrid yaitu:

ᶯ1 = γ11.ξ1+ γ12.ξ2+ζ1 (1).

η2= γ11.ξ1+ γ12.ξ2+ζ1+ β 2.1 η1 + ζ2 (2).

η3= γ11.ξ1+ γ12.ξ2+ζ1 + β 2.1 η1 + β 3.1 η2+ ζ3 (3).

Uji Model Pengukuran dengan CFA

Uji Confirmatory factors analysis (CFA) meliputi variable- variable penelitian: Building Character (V1), Communitization Marketing 3.0 ( V2), Keputusan Pembelian (V3), Loyalitas (V4) dan variabel Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi (V5), meliputi; tingkat kecocokan model dapat dilihat pada tabel 4, dan uji validitas dan reliabilitas konstruk dapat dilihat pada uraian di bawah ini:

Page 306: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

296 Riset Pemasaran Internasional

Tabel. 4 Goodness of fit Indeks CFA Variabel PenelitianGoodness of fit

IndeksNilai yang diharapkan

(Cut of Value)V1 V2 V3 V4 V5

x²- Chi- square < 3 1.942 222.6 546.5 288.1 379.1

GFI ≥ 0,90 0.37 0.59 0.62 0.72 0.71

CFI ≥ 0,90 0.83 0.88 0.89 0.88 0.95

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Konstruk

Hasil uji validitas dan reliabilitas konstruk meliputi: (1). Indikator yang tidak valid meliputi; S4, SP1, SP2, TP3 (Variabel Keputusan pembelian), Indikator; PU3, TIP3 (Variabel Loyalitas) dan Indikator; LK1 (Variabel Daya Saing Institusi), indicator- idikator yang tidak valid tidak diikutkan pada uji model hybrid. (2). Nilai Reliabilitas variable sebaiknya memiliki nilai > 0.7 (Wijanto, 2007, Susilo dan Yulius, 2013), dan nilai hasil hitung (Contruct Reliability/ CR) adalah; Building Character (V1)= 0.93 , Communitization Marketing 3.0 ( V2) = 0.95 , Keputusan Pembelian (V3) = 0.95 , Loyalitas (V4) = 0.92 dan variabel Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi (V5) = 0.96, sehingga seluruh konstruk variable adalah reliabel.

Luaran hasil uji measurement model dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini:

537

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Konstruk

Hasil uji validitas dan reliabilitas konstruk meliputi: (1). Indikator yang tidak valid meliputi; S4, SP1, SP2, TP3 (Variabel Keputusan pembelian), Indikator; PU3, TIP3 (Variabel Loyalitas) dan Indikator; LK1 (Variabel Daya Saing Institusi), indicator- idikator yang tidak valid tidak diikutkan pada uji model hybrid. (2). Nilai Reliabilitas variable sebaiknya memiliki nilai > 0.7 (Wijanto, 2007, Susilo dan Yulius, 2013), dan nilai hasil hitung (Contruct Reliability/ CR) adalah; Building Character (V1)= 0.93 , Communitization Marketing 3.0 ( V2) = 0.95 , Keputusan Pembelian (V3) = 0.95 , Loyalitas (V4) = 0.92 dan variabel Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi (V5) = 0.96, sehingga seluruh konstruk variable adalah reliabel.

Luaran hasil uji measurement model dapat dilihat

pada gambar 2 di bawah ini:

Page 307: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

297Riset Pemasaran Internasional

538

Page 308: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

298 Riset Pemasaran Internasional

539

Page 309: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

299Riset Pemasaran Internasional

Uji Model Hibrid

Uji Fitting Model Hibrid Penelitian

Hasil uji model hybrid total pada penelitian pengaruh Building Character (V1) dan Communitization Marketing 3.0 ( V2) terhadap Keputusan Pembelian (V3) dan Implikasinya pada Loyalitas (V4) serta Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi (V5) dapat dilihat pada gambar.3 di bawah ini:

540

Uji Model Hibrid

Uji Fitting Model Hibrid Penelitian

Hasil uji model hybrid total pada penelitian pengaruh Building Character (V1) dan Communitization Marketing 3.0 ( V2) terhadap Keputusan Pembelian (V3) dan Implikasinya pada Loyalitas (V4) serta Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi (V5) dapat dilihat pada gambar.3 di bawah ini:

Gambar.3 Model Hasil Uji Hibrid total pengaruh Building Character (V1) dan Communitization Marketing 3.0 ( V2) terhadap Keputusan

Pembelian (V3) dan Implikasinya pada Loyalitas (V4) serta Daya Saing Institusi Pendidikan Tinggi (V5)

Selanjutnya uji kecocokan model memiliki tingkat model yang marjinal fit yang dapat di lihat pada tabel. 5 di bawah ini:

Tabel. 5 Goodness of fit Indeks Model Hibrid PenelitianGoodness of fit Indeks Nilai yang diharapkan (Cut of Value) Model Hibridx²- Chi- square/df < 3 420.70GFI ≥ 0,90 0.73CFI ≥ 0,90 0.97

( Sumber: data primer diolah)

Uji Hipotesis penelitian

Hasil uji hipotesis penelitian dapat dilihat dengan penerimaan hipotesis apabila nilai t hasil luaran LISREL memiliki nilai >2 dan nilai determinasi R2 untuk melihat tingkat kontribusi pengaruh secara simultan dari seluruh variabel predictor (Wijanto, 2007, Susilo dan Yulius, 2013), yang dapat dilihat pada tabel 6. di bawah ini:

Page 310: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

300 Riset Pemasaran Internasional

Tabel.6 Hasil Uji Hipotesis Model Hibrid PenelitianNo Hipotesis Penelitian Nilai t

hitung / R2

Keterangan

1 H1: Ada pengaruh Building character Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

t=1.09 Tidak mengkonfirmasi

2 H2: Ada pengaruh Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

t= 3.69 Mengkonfirmasikan

3 H3: Ada pengaruh Building character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

R2=0.81 81% berkontribusi

4 H4: Ada pengaruh keputusan pembelian terhadap loyalitas mahasiswa Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

t=2.80 Mengkonfirmasi

5 H5: Ada pengaruh Building character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian serta implikasinya pada Loyalitas pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

R2=0.81 81% berkontribusi

6 H6: Ada pengaruh keputusan pembelian terhadap daya saing Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

t= 0.42 Tidak mengkonfirmasi

7 H7: Ada pengaruh loyalitas terhadap daya saing Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

t= -1.51 Tidak mengkonfirmasi

8 H8: Ada pengaruh Building character Marketing 3.0 terhadap Daya saing pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

t= 5.72 Mengkonfirmasi

9 H9: Ada pengaruh Communitization Marketing 3.0 terhadap Daya saing pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

t= 2.07 Mengkonfirmasi

10 H10: Ada pengaruh Building character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian serta implikasinya pada Loyalitas dan Daya saing pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

R2=0.98 98% berkontribusi

(Sumber: data primer diolah)

Page 311: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

301Riset Pemasaran Internasional

Uji Dimensi Antar Variabel

Uji dimensi- dimensi antar variable- variable penelitian yang berpengaruh secara signifikan yang meliputi ; variable Purchasing terhadap variabel loyalitas konsumen dan variabel Communitization terhadap variabel Purchase, Variabel Building character dan Communitization terhadap variabel Daya saing institusi dan variable Purchasing terhadap variabel loyalitas konsumen dengan menggunakan uji bivariat Pearson Correlation dapat di lihat pada tabel 7 dan tabel 8 matrik uji hubungan di bawah ini:

Tabel.7 Uji Dimensi- dimensi antar variable Purchase dengan variabel LoyalitasKonsumenVARIABEL LOYALITAS: PU TIP ME MLL

VARIABEL PURCHASE:KPJAS .996 .995 .995 .996STSI .998 .998 .998 .998STIMUL .999 .999 .999 .999TPUR .999 .999 .999 .999

(Sumber: data primer diolah)

Tabel.8 Uji Dimensi- dimensi Antar variable Purchase, Variabel Building character dan Communitization terhadap variabel Daya saing institusi dan variabel Purchasing.

KPJAS STSI STIMUL TPUR LK DP INOV MTEK MK IK

CARE .698 .698 .698 .698 .698 .698

RES .874 .874 .874 .874 .874 .874

KNOW .819 .819 .819 .819 .819 .819

RESPT .882 .882 .882 .882 .882 .882

DNA .743 .743 .743 .743 .743 .743

APETEK .979 .979 .990 .994 .993 .993 .993 .993 .993 .993

KAK .979 .997 .990 .994 .993 .993 .993 .993 .993 .993

(Sumber: data primer diolah)Dimensi- dimensi yang berhubungan pada table 6 di atas, dengan sangat erat

dan signifikan dari variable purchase ( dimensi; STIMUL dan TPUR) dan variable loyalitas konsumen (dimensi: PU, TIP, ME, MLL) memiliki nilai r (er) terbesar = .999, sebagai hubungan yang superior. Sedangkan pada table 7, yang memiliki hubungan dengan sangat erat dan signifikan memiliki nilai r (er) terbesar= .997 pada hubungan dimensi KAK (Variabel Communitization) terhadap dimensi STSI (Variabel Keputusan pembelian)

Page 312: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

302 Riset Pemasaran Internasional

Pembahasan

Ada pengaruh secara signifikan pada hasil penelitian ini antara variabel: Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta hal ini sejalan dengan pemikiran Bennett (2010) pemasar harus memahami proses bahwa konsumen melakukan pembelian barang maupun jasa dalam kaitannya penggunaan strategi bauran pemasaran yang berhasil. Bauran pemasaran yang up to date meliput; people, proses, program dan kinerja Institusi. Selanjutnya menurut Kotler dan Keller (2013) yang menyatakan marketing akan berhasil dengan baik apabila (people) personal di dalam organisasi memiliki komitmen yang kuat dan juga merefleksikan pemasar dapat memahami konsumen dengan baik dan lebih luas, tidak hanya sekedar pembelian barang maupun jasa. Menurut Stimac dan Simic (2012) strategi yang dapat diterapkan pada institusi pendidikan tinggi ; membentuk departemen pemasaran, alat-alat pemasaran yang harus digunakan untuk mempromosikan lembaga: publisitas, web marketing, Humas, pemasaran langsung yang bertujuan potensial pada mahasiswa saat ini dan mantan mahasiswa untuk meningkatkan citra dan reputasi institusi pendidikan tinggi.

Selanjutnya ada pengaruh keputusan pembelian terhadap loyalitas mahasiswa Institusi program Pascasarjana di Jakarta, loyalitas menurut Kotler dan Keller (2013) perlu dibangun melalui interaksi dengan para konsumen, dan pentingnya mendengarkan pendapat konsumen. Kemudian untuk menjaga loyalitas fokus dari pemasar terhadap keinginan konsumen dalam melakukan tindakan pembeliaan meliputi: (1). Konsep yang kuat pada produk maupun jasa yang disampaikan pada konsumen. (2). Memperhatikan situasi tertentu yang dapat mempengaruhi pembelian oleh konsumen. (3). Dorongan pembelian oleh konsumen. (4). Memperhatikan tindakan pembeliaan oleh konsumen. ( Bennett, 2010 ). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Meyer dkk,(2013) yang menyatakan bahwa dirasakan manfaat dan loyalitas yang bervariasi sesuai dengan orientasi pembelian. Kemudian temuan penelitian yang berkaitan dengan loyalitas konsumen pesawat udara menurut Anuwichanont (2011) menyatakan brand trust secara meyakinkan memprediksi kedua sikap dan perilaku loyalitas secara signifikan. Kajian di sektor ritel terhadap loyalitas konsumen dalam pembelian menurut, Meyer (2008) temuan penelitiannya memerlukan konfirmasi di sektor ritel lain sebelum mereka dapat dianggap sepenuhnya generalisable. Pengecer dalam upaya mereka untuk segmen pasar sasaran, yang memungkinkan mereka untuk mengalokasikan pengeluaran pemasaran mereka secara lebih efektif. Studi yang dilakukan oleh Meyer ini memberikan kontribusi untuk pengetahuan lebih 'generalisable' oleh menyelidiki tentang kesetiaan pembelian, kompetitif program dan lokasi penyimpanan pada pasar yang lebih luas.

Ada pengaruh Building character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap Daya saing pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta. Keberhasilan kinerja marketing dapat diukur dari program dan performance as holistic marketing, menurut Kotler dan Keller (2013) pada pembaharuan fungsi 4P. Pada program kerja Institusi dapat

Page 313: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

303Riset Pemasaran Internasional

mencerminkan konsumennya dengan aktivitas langsung yang manfaatnya dapat dirasakan oleh konsumen. Kinerja pemasaran institusi dalam pemasaran secara terintegrasi untuk mendapatkan implikasi pada aspek keuangan seperti profit yang dihasilkan sebaik brand dan ekuitas konsumen. Implikasi selanjutnya terhadap institusinya yang berupa social responsibility, legal, etik dan hubungan komunitas. Pemasaran masa depan menurut Kotler dan Keller (2013) meliputi; pemasaran secara terintegrasi (holistic marketing), ROI marketing, mengandalkan riset marketing, otomatisasi dan kreativitas pemasaran serta pemasaran dengan presisi yang baik. Selanjutnya untuk menghasilakan kinerja marketing secara holistic, pemasar memerlukan kemampuan dan kompetensi tentang; manajemen hubungan konsumen, manajemen hubungan dengan mitra kerja, data base pemasaran dan penggaliannya, manajemen pusat kontak dan telemarketing, pemasaran PR, pengembangan brand, experiental marketing, komunikasi pemasaran terintegrasi serta analisis profit berdasarkan segmentasi, konsumen dan channel. Institusi pendidikan tinggi yang mengelola program pascasarjana mulai mengembangkan strategi untuk memasuki pasar global, agar dapat bersaing diperlukan strategi pemasaran yang kuat, seperti pada hasil pemikiran White dan Griffith (1997), strategi pengembangan untuk daya saing global untuk sebuah organisasi untuk pasar global secara kompetitif, itu harus memilih dan mengimplementasikan sebuah strategi pemasaran yang kompatibel dengan strategi korporasinya. Untuk beroperasi di pasar global harus mengembangkan sebuah ikatan yang sinergis anatara strategi pemasaran dan korporasi. Melalui strategi kombinasi yang benar, dapat memaksimalkan keuntungan kompetitif, sehingga memungkinkan untuk bersaing secara efektif dan efisien ke seluruh dunia.

Selanjutnya untuk peningkatan daya saing institusi diperlukan networking yang formal, seperti hasil telaah oleh Kingsley dan Malecki (2004), ada sedikit bukti menunjukkan bahwa jaringan informal yang digunakan oleh institusi yang relative masih kecil atau mencari perkembangan jaringan-jaringan yang formal, untuk dapat menyusun strategi pengembangan institusi, dengan melakukan identifikasi hambatan yang ada, sehingga jaringan formal yang superior dapat menjadi sangat penting bagi peningkatan daya saing institusi. Pada hasil penelitian yang berkaitan dengan daya saing institusi pendidikan tinggi yang menelaah orientasi pemasaran dan kualitas pelayanan oleh Stimac dan Simic (2012), menyatakan bahwa potensi peningkatan posisi kompetitif pada pasar pendidikan tinggi dengan memperhatikan aspek citra baik dan reputasi di lingkungan lokal dan telah mengidentifikasi kekuatan institusi pada kualitas staf pengajar, sumber-sumber studi, kerjasama dengan lembaga-lembaga serupa. Ancaman yang paling berbahaya pada institusi pada posisi pasar adalah kompetisi, terutama dari lembaga pendidikan tinggi swasta lebih fleksibel dan berorientasi pada pasar. Memahami nilai dan pentingnya pemasaran yang unik pada aplikasi di bidang pendidikan tinggi adalah prasyarat bagi kinerja pemasaran yang berhasil , karena perubahan dinamis dalam nilai seluruh stakeholder, persyaratan dan kebutuhan. Untuk menciptakan kualitas layanan yang baik membutuhkan kerangka perencanaan dan

Page 314: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

304 Riset Pemasaran Internasional

suatu analisis yang strategis dan untuk mencapai hal tersebut pada dimensi kualitas Jasa terdapat lima dimensi model Servqual (Service Quality) menurut Lovelock (2012:155) Kualitas pelayanan terdiri dari lima dimensi dari service quality yang dikenal sebagai SERVQUAL yaitu: 1) Reliability (keandalan), kemampuan melaksanakan layanan yang dijanjikan secara meyakinkan dan akurat. 2) Responsiveness (ketanggapan), kesediaan membantu konsumen dan memberikan jasa dengan cepat, 3) Assurance (jaminan), pengetahuan dan kesopanan serta kemampuan mereka menyampaikan kepercayaan dan keyakinan. 4) Empathy (empati), kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus kepada masing-masing konsumen.

5) Tangibles (benda berwujud), penampilan fisik, perlengkapan, karyawan dan bahan komunikasi. Kemudian kualitas layanan yang baik akan memberikan dampak positif sebagai berikut; terjalin relasi saling menguntungkan jangka panjang, terbukanya peluang pertumbuhan bisnis melalui pembelian ulang, terbentuknya loyalitas pelanggan, kesan word of mouth yang positif untuk menjaring pelanggan yang baru pada peningkatan jumlah mahasiswa pascasarjana, persepsi pelanggan dan publik yang positif terhadap institusi pendidikan tinggi dan peningkatan daya saing global.

SIMPULAN dan IMPLIKASI MANAJERIAL

Berdasarkan analisis hasil uji hybrid dan pembahasan di atas maka kesimpulan dalam penelitian ini meliputi:1). Distribusi responden dalam penelitian ini terdiri dari; Laki- laki= 40%,

Perempuan = 60%. Tingkat penghasilan (≥5Juta)= 61.9 %, dan (<5 Juta)= 38.1 %, serta rata- rata usia responden 32,8 tahun dengan SD 7.32, dapat menajdi dasar penyusunan action plan pemasaran pada institusi pendidikan tinggi.

2). Tidak ada pengaruh Building character Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

3). Ada pengaruh Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

4). Ada pengaruh Building character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

5). Ada pengaruh keputusan pembelian terhadap loyalitas mahasiswa Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

6). Ada pengaruh Building character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian serta implikasinya pada Loyalitas pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

7). Tidak ada pengaruh keputusan pembelian terhadap daya saing Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

8). Tidak Ada pengaruh loyalitas terhadap daya saing Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

Page 315: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

305Riset Pemasaran Internasional

9). Ada pengaruh Building character Marketing 3.0 terhadap Daya saing pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

10). Ada pengaruh Communitization Marketing 3.0 terhadap daya saing pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

11). Ada pengaruh Building character dan Communitization Marketing 3.0 terhadap keputusan pembelian serta implikasinya pada Loyalitas dan Daya saing pada Institusi program Pascasarjana di Jakarta.

Implikasi Implikasi hasil penelitian dapat menjadi landasan penyusunan kebijakan

institusi dalam menenetukan arah prioritas pengembangan dan strategi pemasaran yang akan diimplementasikan , dapat di lihat pada tabel 9 di bawah ini, yang meliputi:

Tabel.9 Implikasi Manajerial dari Hubungan antar Dimensi yang Superior dan Signifikan

NO HUBUNGAN ANTAR DIMENSI YANG SUPERIOR DAN SIGNIFIKAN

IMPLIKASI MANAJERIAL

1 KAK DAN STSI Institusi selalu meningkatkan untuk menjaga hubungan yang baik dengan konsumen agar tetap yakin dengan institusi pascasarjana dan koneksi yang berkelanjutan dengan penawaran program magister yang kompetitif.

2 KAK DAN INOV Institusi selalu meningkatkan untuk menjaga hubungan yang baik dengan konsumen agar tetap yakin dengan institusi pascasarjana dan koneksi yang berkelanjutan dengan keunikan program magister, dan kompetensi luaran yang handal.

3 APETEK DAN INOV

Institusi selalu mengembangkan penggunaan teknologi terbaru sampai tingkat global dengan keunikan program magister, dan kompetensi luaran yang handal.

4 KAK DAN KPJAS Institusi selalu meningkatkan untuk menjaga hubungan yang baik dengan konsumen agar tetap yakin dengan institusi pascasarjana dan koneksi yang berkelanjutan dengan meningkatkan secara rutin publikasi di media dan keterbukaan prestasi akademik di masyarakat.

5 APETEK DAN KPJAS

Institusi selalu mengembangkan penggunaan teknologi terbaru sampai tingkat global dengan juga selalu meningkatkan secara rutin publikasi di media dan keterbukaan prestasi akademik di masyarakat, agar selalu mendapat perhatian di hati masyarakat.

6 STIMUL DAN ME Meningkatkan dorongan keputusan pembelian pada konsumen dengan institusi yang memiliki dosen- dosen yang handal dan people institusi yang berempati tinggi terhadap konsumen yang loyal dengan merekomenadasikan pada konsumen yang lainnya.

Page 316: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

306 Riset Pemasaran Internasional

7 STIMUL DAN MLL Meningkatkan dorongan keputusan pembelian pada konsumen dengan institusi yang memiliki dosen- dosen yang handal dan people institusi yang berempati tinggi terhadap konsumen yang memiliki keinginan mengikuti aktivitas seminar Internasional dan nasioanl serta meningkatkan kemampuan mahasiswa magister dalam melakukan riset dan analisis data.

8 TPUR DAN PU Meningkatakan tindakan keputusan pembelian melalui proses yang hemat waktu, transaksi yang sederhana dan penuh kemudahan terhadap potensi p-embelian ulang konsumen yang loyal.

9 TPUR DAN TIP Meningkatakan tindakan keputusan pembelian melalui proses yang hemat waktu, transaksi yang sederhana dan penuh kemudahan terhadap daya tahan konsumen untuk tidak berpindah kepada competitor.

10 RES DAN INOV Meningkatkan people institusi yang penuh tanggung jawab, memenuhi seluruh fasilitas belajar- mengajar, pemenuhan dosen yang handal dan meningkatkan kualitas layanan yang baik dengan keunikan program magister, dan kompetensi luaran yang handal.

11 KNOW DANJ INOV Meningkatkan pengetahuan yang mumpuni, perpustakaan yang lengkap, kemudahan mengakses informasi dan meningkatkan kemampuan pengajar secara berkesinambungan dengan keunikan program magister, dan kompetensi luaran yang handal.

12 RESPT DAN INOV Meningkatkan rasa hormat, memberikan perhatian yang kuat pada konsumen, institusi meningkatkan perhatian pada people institusi dan meningkatkan budaya organisasi yang berkesinambungan dengan keunikan program magister, dan kompetensi luaran yang handal.

Keterangan:

Dimensi- Variabel Keterangan DimensiKAK (Variabel Communitization) Koneksi antar KonsumenSTSI (Variabel Keputusan Pembelian) SituasiINOV ( Variabel Daya saing) InovasiKPJAS (Variabel Keputusan Pembelian) Konsep produk dan jasaAPETEK (Variabel Communitization) Aspek Penggunaan TeknologiSTIMULI (Variabel Keputusan Pembelian) Dorongan purchaseTPUR (Variabel Keputusan Pembelian) Tindakan purchaseME ( Variabel Loyalitas Konsumen) MerekomendasikanMLL ( Variabel Loyalitas Konsumen) Membeli lini lainPU ( Variabel Loyalitas Konsumen) Pembelian Ulang

Page 317: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

307Riset Pemasaran Internasional

TIP ( Variabel Loyalitas Konsumen) Tahan dari institusi pesaingRES (Variabel Building Character) Penuh tanggung jawabKNOW (Variabel Building Character) PengetahuanRESPT (Variabel Building Character) Rasa hormat

Selanjutnya implikasi hasil penelitian dari sisi akademis meliputi: (1). Pengembangan pengetahuaan dan kajian tentang variable predictor pada Building Character Marketing 3.0 yang dikonstruksi oleh dimensi Penuh Tanggung Jawab (RES), dimensi Pengetahuan (KNOW) dan dimensi Rasa Hormat (RESPT), yang signifikan berpengaruh terhadap dimensi inovasi (INOV) pada variable Daya Saing Institusi. (2). Pengembangan pengetahuan dan kajian variable predictor pada Communitization Marketing 3.0 yang dikonstruksi oleh dimensi Penggunaan Teknologi (APETEK) dan dimensi Koneksi antar Konsumen (KAK), yang signifikan berpengaruh terhadap dimensi inovasi (INOV) pada variable Daya Saing Institusi. (3). Pengembangan dan meningkatkan kajian dimensi Inovasi pada variable Daya saing Institusi yang memiliki pengaruh signifikan melalui variable Marketing 3.0, sebagai salah satu alat strategi pencapaiaan kinerja marketing. Indikator- indicator dari dimensi Inovasi yang perlu mendapat perhatian superior dalam meningkatkan daya saing Insitusi meliputi; a). Institusi memperkenalkan program studi baru dengan penuh perhitungan, b). Institusi pendidikan tinggi mengembangkan system belajar- mengajar yang berkelanjutan dan unggul, c). Luaran pembelajaran dapat diaplikasikan bagi kepentingan masyarakat luas. (4). Pengembangan dan meningkatkan kajian dimensi Penuh Tanggung Jawab (RES), pada variable Building Character Marketing 3.0, yang meliputi indicator- indicator sebagai berikut; a). Institusi memenuhi seluruh fasilitas fisik dalam proses belajar- mengajar, b). Institusi memberikan pengajar yang handal dan kompeten, c). Institusi menyediakan layanan jasa yang superior. (5). Pengembangan dan meningkatkan kajian dimensi Penggunaan Teknologi (APETEK) pada variable Communitization Marketing 3.0, yang meliputi indicator- indicator sebagai berikut; a). Menghubungkan konsumen sampai pada level global, b). Penggunaan WEB secara optimal, c). Pemanfaatan media social dengan baik, d). tingkat kecepatan koneksi antar konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Anuwichanont, Jirawat, PhD. (2011). “The Impact Of Price Perception On Customer Loyalty In The Airline Context “, Journal of Business & Economics Research Vol.9. Issue 9 p.: 37-49. http://search.proquest.com/docview/ 892713889?accountid=34643, diunduh 5 agustus 2014.

Bennett, Anthony G. (2010). The Big Book of Marketing, Lessons and Best practices from the World’s Greatest Companies, New York, The McGraw –Hill Companies..

Curtis, Tamilla; Abratt, Russell, Rhoades, Dawna, Dion, Paul. (2011), CUSTOMER LOYALTY, REPURCHASE AND SATISFACTION: A META-ANALYTICAL REVIEW, Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction and Complaining Behavior Vol. 24 , p: 1-26.

Page 318: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

308 Riset Pemasaran Internasional

http://search.proquest.com/ docview/923772312? accountid=34643, diunduh 5 Agustus 2014

David, Fred R, (2010), Strategic Management, Manajemen Strategis, Konsep, Jakarta, Penerbit Salemba Empat.

Diposumarto, Ngadino Surip. (2012). METODOLOGI PENELITIAN: Teori dan Terapan, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Diposumarto, Ngadino S dan Susilo, Wilhelmus H. (2013). RISET PEMASARAN: Aplikasi Dengan SPSS, LISREL & AMOS Pada Penelitian Peamasaran Jasa, Jakarta: Penerbit IN Media.

Ghozali, Imam. (2006). APLIKASI ANALISIS MULTIVARIAT DENGAN PROGRAM SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Griffin, Ricky W dan Ebert, Ronald J. (2007). BISNIS, Edisi Kedelapan, Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Griffin, J. (2003). Customer loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan, Alih bahasa: Dr Dwi Kartini Yahya, Jakarta, Penerbit Erlangga.

Hair, Joseph, F., Anderson, Rolpp E., Tatham Ronald, L, Black, William, C.(1998). Multivariate Data Analysis, Prentice Hall, Third Edition, 1998.

Kingsley, Gordon dan Malecki, Edward J. (2004), “Networking for Competitiveness”, Small Business Economics 23.1 : 71-84. , http://search.proquest.com/docview/220955590?accountid=34643, diunduh 5 Agustus 2014.

Kotler, Philip. (2003), Manajemen Pemasaran: Perspektif Asia, Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip and Keller Kevin L. (2013). MARKETING MANAGEMENT, Fourteenth Edition, Horizon Edition, England PEARSON Education Linited.

Kotler, Philip., Whalen, B. (1984). “ Kotler: Rethinking the Marketing Concept”, Marketing News Chicago, Vol.: 18, No.Iss 19, p.1.

Lovelock, Christopher et al. (2012). Pemasaran Jasa, Manusia, Teknologi, Strategi, Perspektif Indonesia, Jilid2, Edisi Ketujuh. Jakarta. Penerbit ERLANGGA

Meyer-Waarden, Lars. (2008), “The influence of loyalty programme membership on customer purchase behavior”, European Journal of Marketing, Volume . 42, Issue . 1/2, Pages . 87-114, http://dx.doi.org/ 10.1108/03090560810840925, diunduh 5 Agustus 2014

Meyer-Waarden, Lars; Benavent, Christophe; Castéran, Herbert. (2013), “The effects of purchase orientations on perceived loyalty programmes' benefits and loyalty”, International Journal of Retail & Distribution Management , Vol.41.Issue.3 : 201-225. docview/ 1315333092 ? accountid=34643, di unduh 5 Agustus 2014.

Murti, Bhisma. (2010), Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Page 319: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

309Riset Pemasaran Internasional

Stimac, Helena; Simic, Mirna Leko. (2012), “COMPETITIVENESS IN HIGHER EDUCATION: A NEED FOR MARKETING ORIENTATION AND SERVICE QUALITY”, Economics & Sociology 5.2 : 23-34,153. http://search.proquest.com/ docview/1268704687? accountid= 34643, diunduh 5 Agustus 2014.

Susilo, Wilhelmus H dan Yulius, Yudi. (2013). Marketing Bisnis Jasa, Peran Orientasi Pelanggan, Building Character Terhadap Tingkat Daya Saing Institusi: Teori dan Aplikasi SPSS & LISREL pada Riset Pemasaran. Jakarta. IN Media.

Viacava, Keitiline Ramos and Pedrozo, Eugenio Avila. (2010).” Higher Education in management: reinventing the paradigm to gain the capacity to handle today’s complexity”, On the Horizon, Vol.18 Iss:1, pp.45- 52. Diunduh 26 Oktober 2012, http://www.emeraldinsight.com/jornal.htm?issn=1047- 8121&volume=18&issue=1& articleid= 1838391&show=abstract.

Wang, Yonggui dan Lo, Hing-Po, (2004), “Customer-Focused Performance and Its Key Resources-Based Determinats: An Integrated Framework”, Competitiveness Review: An International Business Journal incorporating Journal of Global Competitiveness, Vol.14 Iss:1/2, pp34-59, http://www.emeraldinsight.com/jornal.htm?issn=10595422&volume=14&issue=1/2&articleid=1669084&show=abstract, diunduh 26 Oktober 2012.

White, D Steven, Griffith, David A. (1997), “Combining corporate and marketing strategy for global competitiveness”, Publication title , Marketing Intelligence & Planning, Vol.15. Issue. 4 pp: 173. http://search.proquest.com/ docview/213124472?accountid=34643, diunduh 5 Agustus 2014.

Wijanto, Setyo H. (2007). Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8, KONSEP & TUTORIAL. Jakarta, Penerbit Graha Ilmu.

Wright, Robert E. (2012), “Marketing Orientations and Higher Education: Applications and Implications”, The Journal of Applied Business and Economics, Volume .13 , Issue . 5, pp. 53-57. http://search.proquest.com/docview/1315304178?accountid=34643, diunduh 5 Agustus 2014

Page 320: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

310 Riset Pemasaran Internasional

TUGAS PENELITIANBuat penelitian dengan tema daya saing Insitutusi pada manajemen marketing dengan strategi model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis .!

TUGAS KELASApakah anda benar- benar telah memahami menulis artikel riset marketing dengan benar.?

561

http://search.proquest.com/docview/1315304178?accountid=34643, diunduh 5 Agustus 2014

TUGAS PENELITIAN

Buat penelitian dengan tema daya saing Insitutusi pada manajemen marketing dengan strategi model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis .!

TUGAS KELAS

Apakah anda benar- benar telah memahami menulis artikel riset marketing dengan benar.?

Page 321: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

311Riset Pemasaran Internasional

Pada bab ini berisi pengembangan framework untuk conducting riset marketing secara global, menggambarkan lingkungan riset marketing Internasional, tipe riset marketing Internasional, metode survey yang dilakukan, penggunaan instrument riset dengan berbagai bahasa, pertimbangan etika riset dan penggunaan internet dan pertimbangan ukuran sampel marketing Internasional.

562

Bab XIV : Framework Internasional Riset Marketing yang Efektif

Pada bab ini berisi pengembangan framework untuk conducting riset marketing secara global, menggambarkan lingkungan riset marketing Internasional, tipe riset marketing Internasional, metode survey yang dilakukan, penggunaan instrument riset dengan berbagai bahasa, pertimbangan etika riset dan penggunaan internet dan pertimbangan ukuran sampel marketing Internasional.

BAB XIV framework Internasional Riset Marketing

yang Efektif

Page 322: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

312 Riset Pemasaran Internasional

A. Riset Marketing Internasional Pada riset marketing Internasional pengembangan framework untuk conducting

riset marketing secara global, aplikasi metode survey yang dilakukan, penggunaan instrument riset dengan berbagai bahasa, pertimbangan etika riset dan penggunaan internet menjadi focus perhatian yang kuat. Selanjutnya dalan penelitian internasional memperhatikah hal- hal yang kristis pada aspek; social, budaya, lingkungan pada negara- negara sebagai lokasi bisnis Internasional sehingga peoses adaptasi perspektif operasi bisnis menjadi focus perhatian perusahaan maupun industry barang dan jasa, sehingga strategi operasi bisnis dapat berlangsung sesuai program perusahaan.

Riset pemasaran Internasional telah banyak mendukung peusahaan- perusahaan local yang beroperasi di negara- negara lain. Pelabuhan di provinsi DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan yang focus pada kegiatan bongkar- muat baik nasonal dan asing, penggunaan riset internasional dapat dilanjutkan untuk mencapai tingkat kesuksesan perdagangan internasional, seperti data di bawah ini (BPS. 2004):

Source of port Bongkar (ton) Muat (ton)

DKI JKT NASIONAL ASING NASIONAL ASING

TANJUNG PRIOK 2.826.383 - 1.652.189 -

SUNDA KELAPA 14.374.155 11.334.650 10.015.797 349.112

TOTAL 17.200.518 11.334.650 11.667.986 349.112

SULAWESI SELATAN

MAKASAR 2.173.544 1.078.718 1.516.415 1.606.320

Selanjutnya riset pemasaran Internasional telah banyak mendukung peusahaan- perusahaan local yang beroperasi di negara- negara lain. Bisnis penerbangan dapat juga menggunaan riset internasional dapat dilanjutkan untuk mencapai tingkat kesuksesan kinerja perusahaan maskapai penerbangan Internasional, seperti data di bawah ini (BPS. 2004):

AIRPORT OF ORIGIN DISTINATION

FOREIGN AIRPORT DOMESTIC AIRPORT

2003 2004 CHANGES (%) 2003 2004 CHANGES (%)

SOEKARNO-HATTA 22.352 28.531 26,64 90.500 11.243 22,92

JUANDA 2.623 3.601 47,29 38.848 45.073 16.02

HASANUDDIN 342 376 9.94 19.347 21.834 12,84

NGURAH RAI 8.346 9.646 15,58 15.331 19.799 29,14

Pada bisnis perbankan dengan modal asing dan beroperasi di Indonesia, aplikasi riset pemasaran Internasional telah banyak mendukung perbankan local dan Internasional yang beroperasi di Jakarta dan menggunakan mata uang local dan Asing, dengan data produk perbankan dapat dilihat pada table di bawah ini (Towi, 2014):

Page 323: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

313Riset Pemasaran Internasional

565

Berdasarkan data Rekening Giro diatas, untuk produk Giro Big Top (IDR, produk yang mengharuskan nasabah untuk menyetor minimal saldo 25 juta tidak mengalami perubahan sampai

7 7 7 7 7 7 7 8 8 8

97103 104 105 109 111 112 112 112 111

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

GIRO Cabang TACurrent - Big Top Current - Reguler

Current - Dollar Top

Berdasarkan data Rekening Giro diatas, untuk produk Giro Big Top (IDR, produk yang mengharuskan nasabah untuk menyetor minimal saldo 25 juta tidak mengalami perubahan sampai dengan bulan Agustus 2014 hanya mengalami penigkatan 1 rekening, dan Giro Reguler (IDR) yang mengharuskan nasabah mempunyai saldo minimal 1 juta rupiah mengalami peningkatan tidak cukup significant yaitu rata-rata sebanyak 1 sampai 2 rekening pada bulan mei, juni, dan juli sedangkan agustus 2014 tidak mengami penambahan. Begitupun untuk produk Giro Dollar Top (USD) sama sekali tidak mengalami perubahan dari bulan Januari 2014.

Page 324: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

314 Riset Pemasaran Internasional

566

dengan bulan Agustus 2014 hanya mengalami penigkatan 1 rekening, dan Giro Reguler (IDR) yang mengharuskan nasabah mempunyai saldo minimal 1 juta rupiah mengalami peningkatan tidak cukup significant yaitu rata-rata sebanyak 1 sampai 2 rekening pada bulan mei, juni, dan juli sedangkan agustus 2014 tidak mengami penambahan. Begitupun untuk produk Giro Dollar Top (USD) sama sekali tidak mengalami perubahan dari bulan Januari 2014.

14 18 18 18 18 19 19 23 22 22

98 104 113 122 133 140 146162 166 162

DEPOSITO Cabang TA 2014

Time Deposit Beta USD

Time Deposit - Reguler IDR

Berdasarkan data Deposito di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan yang dialami oleh Rabobank Cabang Tanah Abang tidak mengalami perubahan yang drastis ditandai dengan hanya bertambahnya jumlah nasabah secara rata-rata sebanyak 1 sampai 2 nasabah perbulan untuk produk Deposito Beta (USD) kecuali untuk produk Deposito Reguler (Rupiah) yang mengalami pertambahan sekitar 6 nasabah perbulan dilihat dari pertumbuhan di bulan Mei 2014.

567

Berdasarkan data Deposito di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan yang dialami oleh Rabobank Cabang Tanah Abang tidak mengalami perubahan yang drastis ditandai dengan hanya bertambahnya jumlah nasabah secara rata-rata sebanyak 1 sampai 2 nasabah perbulan untuk produk Deposito Beta (USD) kecuali untuk produk Deposito Reguler (Rupiah) yang mengalami pertambahan sekitar 6 nasabah perbulan dilihat dari pertumbuhan di bulan Mei 2014.

Pada grafik total pengguna produk Tabungan di Cabang Tanah Abang sebesar 62% dan Deposito 23% sedangkan Giro 15% dari total keseluruhan pengguna produk Rabobank di Cabang Tanah Abang,

62%15%

23%SAVING

GIRO

DEPOSITO

Page 325: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

315Riset Pemasaran Internasional

Pada grafik total pengguna produk Tabungan di Cabang Tanah Abang sebesar 62% dan Deposito 23% sedangkan Giro 15% dari total keseluruhan pengguna produk Rabobank di Cabang Tanah Abang, berdasarkan data secara keseluruhan nasabah di Cabang Tanah Abang menunjukkan bahwa masih kurangnya nasabah Giro dibandingkan dengan nasabah Tabungan yang berarti perlunya ditingkatkan jumlah nasabah Giro. Peningkatan jumlah tersebut dapat dilakukan dengan cara promosi gratis biaya LLG (Lalu Lintas Giro), RTGS (Real Time Gross Setllement) dan gratis biaya pembuatan buku Cek atau Giro. Masih terdapatnya kemungkinan bahwa produk yang dihasilkan masih belum dapat memuaskan keinginan nasabah untuk mempercayakan transaksi keuangannya di bank sehingga loyalitas terhadap bank masih berkurang, hal ini dapat dilihat dari table dibawah mengenai data complain nasabah

568

berdasarkan data secara keseluruhan nasabah di Cabang Tanah Abang menunjukkan bahwa masih kurangnya nasabah Giro dibandingkan dengan nasabah Tabungan yang berarti perlunya ditingkatkan jumlah nasabah Giro. Peningkatan jumlah tersebut dapat dilakukan dengan cara promosi gratis biaya LLG (Lalu Lintas Giro), RTGS (Real Time Gross Setllement) dan gratis biaya pembuatan buku Cek atau Giro. Masih terdapatnya kemungkinan bahwa produk yang dihasilkan masih belum dapat memuaskan keinginan nasabah untuk mempercayakan transaksi keuangannya di bank sehingga loyalitas terhadap bank masih berkurang, hal ini dapat dilihat dari table dibawah mengenai data complain nasabah

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%97%96%

79%86%84%83%84%80%

86%

64%

3%4%

21%14%16%17%16%20%

14%

36% Puas

Tidak Puas

Adanya peningkatan kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank terhadap nasabah pada bulan Agustus sebesar 20% dan bulan Oktober yaitu 36% sehingga dapat menimbulkan potensi loyalitas nasabah yang akan berkurang terhadap bank. Hal ini banyak diakibatkan karena meningkatnya ketidakpuasan nasabah menggunakan transaksi melalui ATM (Automatic Teller Machine) sebanyak 121 komplain dan sisanya berasal dari Rekening Koran yang belum diterima nasabah ataupun hal-hal yang bersifat transaksional. Komplain nasabah terhadap bank tetap akan ditindaklanjuti dengan perbaikan pelayanan maupun kehandalan system untuk mengurangi kekecewaan nasabah terhadap bank dan untuk meningkatkan kepuasan nasabah.

Page 326: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

316 Riset Pemasaran Internasional

569

Adanya peningkatan kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank terhadap nasabah pada bulan Agustus sebesar 20% dan bulan Oktober yaitu 36% sehingga dapat menimbulkan potensi loyalitas nasabah yang akan berkurang terhadap bank. Hal ini banyak diakibatkan karena meningkatnya ketidakpuasan nasabah menggunakan transaksi melalui ATM (Automatic Teller Machine) sebanyak 121 komplain dan sisanya berasal dari Rekening Koran yang belum diterima nasabah ataupun hal-hal yang bersifat transaksional. Komplain nasabah terhadap bank tetap akan ditindaklanjuti dengan perbaikan pelayanan maupun kehandalan system untuk mengurangi kekecewaan nasabah terhadap bank dan untuk meningkatkan kepuasan nasabah.

463540

601

323225

600690

201100

705

0100200300400500600700800

Sedangkan dibulan Juli 2014 terjadi peningkatan complain dari nasabah dikarenakan adanya transaksi ATM yang tidak sempurna yang mengakibatkan potensi kerugian pada nasabah sehingga diperlukan perbaikan. Selanjutnya di bulan Agustus telah terjadinya penurunan jumlah komplain nasabah. Secara konseptual pelayanan yang baik diyakini mampu menciptakan loyalitas nasabah. Penanganan komplain menjadi sebuah alur penting manakala produk yangdihasilkan tidak sesuai dengan value/ nilai yang diharapkan nasabah. Disisi lain selera dan tuntutan nasabah berubah dengan begitucepat sehingga mengharuskan Bank memberikan nilai tambah kepada nasabah melalui layanan yang prima (Service Excellence) dan menjadikan pelayanan sebagai komponen utama selain produk. Selanjutnya tujuan yang utama bank adalah bagaimana membuat nasabah merekaloyal kepada bank. Kemudian bagi perusahaan yang terpenting adalah bagaimana proses dan mekanisme mencapai loyalitas pelanggan. Dari pada itu untuk dapat mewujudkan loyalitas pelanggan yang dibutuhan perusahaan adalah menciptakan kepuasan pelanggan sebagai dasar. Dengan demikian penanganan komplain yang dibutuhkan pelangan agar menjadi puas sebenarnya baru pada tahap permulaan saja untuk mencapai loyalitas nasabah.

Selanjutnya paradigma riset Internasional dapat dilakukan pada lingkup aspek maskapai penerbangan Nasional yang juga beroperasi secara Internasional maupun global yang melayani beberapa benua. Ketidak siapan bandara mahalnya harga jual avtur dapat memicu total kerugian pada maskapai penerbangan domestic dan internasional. Pada maskapai penerbangan Garuda total kerugian Garuda mencapai nilai Rp 1,6 triliun pertahun. Untuk itu peran Pemerintah untuk dapat membenahi pada 2 aspek tersebut agar maskapai penerbangan NAsional dapat bersaing di era ASEAN Open Sky yang dimulai pada tahun 2015. Beban avtur dan PPN suku cadang pesawat sebesar 10% serta biaya bagasi yang dibebankan serta perizinan pembukaan rute baru akan berpengaruh

Page 327: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

317Riset Pemasaran Internasional

pada harga tiket pesawat yang ditawarkan. Perjalanan kinerja Garuda dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2015, yang terkait dengan jumlah penumpang Internasional, jumlah penumpang domestic, jumlah pesawat dan jumlah total penumpang dapat dilihat pada table di bawah ini:Item 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Penumpang Internasional (juta)

11.3 13.2 14.8 16.2 18.9 21.7 23.7 26.3 27.9

Jumlah penumpang nasional (juta)

34.0 39.2 37.4 43.8 51.6 60.0 71.2 79.3 88.1

Jumlah Pesawat

49 48 54 70 89 87 106 140 166

Jumlah total penumpang (juta)

45.3 52.4 52.2 60.0 70.5 81.7 94.9 105.6 116.0

(sumber: SWA Dec 2104)

Grafik perkembangan jumlah pesawat, dan penumpang maskapai penerbangan Garuda dari tahun 2006 sampai tahun 2014, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

572

Grafik perkembangan jumlah pesawat, dan penumpang maskapai penerbangan Garuda dari tahun 2006 sampai tahun 2014, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

0

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah Pesawat

Jumlah Pesawat

1850190019502000205021002150220022502300

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah totalpenumpang(juta)

Jumlahpenumpangnasional(jumlah)

JumlahPenumpangInternasional(juta)

Item

Page 328: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

318 Riset Pemasaran Internasional

572

Grafik perkembangan jumlah pesawat, dan penumpang maskapai penerbangan Garuda dari tahun 2006 sampai tahun 2014, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

0

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah Pesawat

Jumlah Pesawat

1850190019502000205021002150220022502300

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah totalpenumpang(juta)

Jumlahpenumpangnasional(jumlah)

JumlahPenumpangInternasional(juta)

Item

B. FRAMEWORK dan Tipe Riset Marketing Internasional Conducting untuk riset marketing internasional lebih kompleks daripada riset

pemasaran dengan lingkup nasional. Riset pemasaran Internasional dapat melakukan uji variable- variable antara lain

pengaruh akses jaringan dan komitmen Internasional suatu perusahaan Internasional terhadap pengembangan produk yang dapat berimplikasi terhadap kinerja perusahaan Internasional. Model yang dibentuk dapat digambarkan pada skema di bawah ini (Solberg dan Durrieu, 2006):

573

B. FRAMEWORK dan Tipe Riset Marketing Internasional

Conducting untuk riset marketing internasional lebih kompleks daripada riset pemasaran dengan lingkup nasional.

Riset pemasaran Internasional dapat melakukan uji variable- variable antara lain pengaruh akses jaringan dan komitmen Internasional suatu perusahaan Internasional terhadap pengembangan produk yang dapat berimplikasi terhadap kinerja perusahaan Internasional. Model yang dibentuk dapat digambarkan pada skema di bawah ini (Solberg dan Durrieu, 2006):

Efektivitas riset pemasaran internasional dapat didukung dengan kerangka riset pemasaran Internasional yang holistic, dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Malhotra, 2004):

Membangun Komitmen

Internasional

Akses Jaringan Prima

Pengembangan Produk

Perusahaan

Kinerja Unggul

Efektivitas riset pemasaran internasional dapat didukung dengan kerangka riset pemasaran Internasional yang holistic, dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Malhotra, 2004):

Page 329: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

319Riset Pemasaran Internasional

574

LINGKUNGAN RISET MARKETING INTERNASIONAL

MARKETING:

kepuasan pelanggan, tingkat persaingan bisnis,produk, harga, media, efisiensi system distribusi

TAHAP 1: Definisi

Permasahan penelitian pemasaran

PEMERINTAH: kebijakan public, regulasi, insentif pemerintah, denda, dan investasi.

TAHAP 2: Pengembangan

suatu pendekatan pemecahan

permasalahan penelitian pemasaran

HUKUM: hokum secara umum, internasional, pajak, hukum perdagangan.

SOSIAL BUDAYA: nilai- nilai, bahasa, pola komunikasi, institusi keluarga.

TAHAP 3: Merumuskan

desain penelitian pemasaran

EKONOMI: GDP, sumberdaya, income, tren pertumbuhan.

TAHAP 4: Pengumpulan data penelitian

INFORMASI DAN TEKNOLOGI: system informasi dan teknologi, komputerisasi, penggunaan internet.

TAHAP 5: Persiapan data

dan analisis TAHAP 6: Persiapan

pelaporan dan presentasi.

STRUKTURAL: transportasi, komunikasi, utilitas, dan infrastruktur.

Tipe Riset Marketing Internasional

Tipe riset marketing Internasional terdiri dari 4 (empat) yang meliputi: (1). Deskriptif, (2). Kontekstual, (3). Comparasi model dan Konfirmasi, (4). Teoritis. Selanjutnya kaitan antara tipe riset dan lingkungan penelitian riset marketing Internasional dapat dilihat pada table di bawah ini:

Page 330: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

320 Riset Pemasaran Internasional

No Tipe riset Marketing Internasional

Lingkungan Penelitian

Prioritas Penekanan

1 Deskripif Aplikasi pengaruh Validasi Eksternal2 Kontekstual Aplikasi pengaruh Validasi Eksternal3 Comparasi dan Konfirmasi Aplikasi teori Validasi Internal4 Teoritis/ Basic resesarch Aplikasi teori Validasi Internal

C. Metode Survey Riset Pemasaran Internasional dan Etika PenelitianMetode survey riset marketing internasional dapat menggunakan: wawancara

dengan mempergunkan telpon, wawancara personal di rumah responden, wawancara dengan media surat dan survey elektronik. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner harus dapat beradaptasi dengan lingkungan budaya dan tidak terjadi bias yang dipengaruhi perbedaan budaya dan bahasa.

Selanjutnya etika riset pemasaran Internasional memiki kesamaan dengan riset nasional, yaitu berdasarkan 6 langkah framework riset marketing dan pemangku kepentingan riset pemasaran internasional yang meliputi; klien, peneliti, responden dan masyarakat / populasi, harus memiliki penghargaan dan tanggung jawab satu sama lain pada riset yang dilakukan. Prosedur standar operasi dari etka riset pemasaran internasional perlu disusun dengan ketat, sehingga dalam pelaksanaan riset lapangan tidak mengalami gangguan dan hambatan yang berarti.

D. Ukuran Sampel pada Riset Marketing InternasionalUntuk dapat mengurus riset marketing Internasional dalam suatu negara asing,

dapat memiliki kesulitan dalam menentukan dan mengestimasi secara statistika pada jumlah ukuran sample, dikarenakan estimasi populasi kemungkinan sulit didata dan setiap negara memiliki varian jumlah populasinya. Oleh sebab itu ukuran sampel dalam riset marketing Internasional dapat ditentukan dengan penentuan kualitatif.

Selanjutnya pemilihan sample dan teknik sampling pada penelitian marketing Internasional menurut Reynolds dkk (2003) berkaitan dengan tipe riset yang dilakukan pada kajian yang relevan, dapat dilihat pada table di bawah ini

Page 331: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

321Riset Pemasaran Internasional

Tipe Riset Pemasaran Internasional

Tujuan Riset Pemasaran Internasional

Karakteristik Sampling Memilih Metode Sampling

Tujuan Sampling

Atribut sampling yang diminta

Deskripif Menguji sikap dan prilaku konsumen pada Negara tertentu.

Mewakili gambaran dalam suatu Negara

Kemampuan estimasi kesalahan sample

Probabilitas pada setiap Negara

Kontekstual Menguji cirri dan sifat kelompokn konsumen lintas Negara

Mewakili populasi spesifik yang tertarik dalam suatu Negara

Kemampuan estimasi kesalahan sample

Prob abilitas pada populasi yang terkait

Comparasi dan Konfirmasi

Menguji persamaan dan perbedaan serta model riset pemasaran karakteristik konsumen barang dan jasa antar Negara

Perbandingan lintas Negara

Sample homogeny untuk mengkontrol factor eksternal

Non-probabilitas dapat diterima

Teoritis/ Basic resesarch

Menguji konsumen barang dan jasa lintas negara secara general terhadap teori atau model riset pemasaran

Perbandingan lintas negara

Homogen atau dengan mempertimbangkan kondisi sample yang heterogen.

Non-probabilitas dapat diterima

578

Basic resesarch

konsumen barang dan jasa lintas negara secara general terhadap teori atau model riset pemasaran

lintas negara dengan mempertimbangkan kondisi sample yang heterogen.

probabilitas dapat diterima

Page 332: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

322 Riset Pemasaran Internasional

TUGAS PENELITIANDiskusikan ringkasan hasil riset marketing Internasional dengan strategi model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis suatu perusahaan local yang memiliki operasi bisnis secara Internasional!

TUGAS KELASApakah anda benar- benar telah memahami riset marketing Internasional secara luas dan terpadu, coba lakukan diskusi mendalam dengan mereferensi jurnal- jurnal penelitian Internasional?

579

TUGAS PENELITIAN

Diskusikan ringkasan hasil riset marketing Internasional dengan strategi model konfirmasi pada riset pemasaran yang telah berhasil yang menjadi acuan pada bisnis, sehingga dapat memajukan bisnis suatu perusahaan local yang memiliki operasi bisnis secara Internasional!

TUGAS KELAS

Apakah anda benar- benar telah memahami riset marketing Internasional secara luas dan terpadu, coba lakukan diskusi mendalam dengan mereferensi jurnal- jurnal penelitian Internasional?

Page 333: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

323Riset Pemasaran Internasional

DAFTAR REFERENSI

Allan C R., Buskirks, Bruce D., and Kaicker, Ajit., (1993), “Tangibilizing the Intangibles: Some Strategies for Services Marketing”, Journal of Services Marketing, Vol; 7, Issue: 3, p. 13- 17.

Alma, Buchari, (2005), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta CV, Cetakan ketujuh ( Edisi Revisi), 2005.

Alma, Buchari, (2005), Pemasaran Startejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta CV, Cetakan Kedua, 2005.

Andreassen, Tor Wallin., and Lindestad, Bodil (1998), “ Customer Loyalty and Complex Services: The Impact of Corporate Image on Quality, Customer Satisfaction and Loyalty for Customers with Varying Degrees of Service Expertise”, International Journal of Service Industry Management, Vol: 9, Issue: 1, p. 7-23.

Arikunto, Suharsimi, (2002), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cetakan keduabelas (Edisi Revisi V), 2002.

ASP, (2006), “Memilih Program Studi di Perguruan Tinggi”. Surat Kabar Harian KOMPAS, 1 Februari.

Balmer, John M T, (2006), “Corporate Marketing”, European Journal of Marketing, Vol.40, Number 7/8, p.730-741.

Barmet, Thomas., and Wehrly, Hans Peter, (2005), “Service Quality as an Important Dimention of Brand Equity in Swiss Services Industries”, Journal Managing Service Quality, Vol. 15, Issue: 2, p.132- 141.

BAN-PT, (2004), Informasi, Akreditasi dan Direktori Akreditasi Program Studi Perguruan Tinggi 2003/ 2004, 3 rd edn.

Bennett, Anthony R, (1997), “The Five Vs- a Buyer”s Perspective of the Marketing Mix”, Journal Marketing Intelligence & Planning, Vol. 15, Issue: 3, p.151- 156.

Bloemer, Josee., and Ruyter, Ko de., and Peeters, Pascal, (1998), “Investigating Drivers of Bank Loyalty: the Complex Relationship Betweeen Image, Service Quality and Satisfaction”, International Journal of Bank Marketing, Vol.16, Issue: 7, p.276- 287.

Brown- Jane Hemsley., and Oplatka, Izhar, (2006), “ University in a Competitive Global Marketplace: A Systematic Review of the Literatur on Higher Education Marketing”, International Journal of Public Sector Management, Vol.: 19, Issue: 4, P. 316- 338.

Brown, Tom., Hugstad, Paul., and Hugstad, Wendelyn, (1991), “ An Attribute Model of Faculty Development”, Journal of Marketing Education, Vol.13, No. 1, 26- 30.

Page 334: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

324 Riset Pemasaran Internasional

Cetin, Rubeena, (2004), “Planning and Implementing Institutional Image and Promoting Academic Programs in Higher Education”, Journal of Marketing for Higher Education, Vol.13.

Chalmers, A.F, 1983, “Apa itu yang dinamakan Ilmu?”, Hasta Mitra, Jakarta.Crampton, John., and Charles, (1986), Marketing Governmental and Social Service, New

York, USA: John Wiley and Sons.Chattanannon, Apisit., Lawley, Meredith., Trimetsoontorn, Jirasek.,

Supparerkchchaisakul, Numchai., and Leelayouthayothin, (2007), “Building Corporate Image Throught Societal Marketing Programs”, Journal Society and Business Review, Vol.2, Issue: 3, p.230- 253.

Collins, Amanda., and Robertson, Marlyn, (2003), “Issues in Marketing Enterprise Intitiatives Within a University Culture Framework”, Education and Training London 2003, Vol.45, Iss.6, pg.317, 7 pgs.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, (2003/ 2004), “Akreditasi Program Studi Perguruan Tinggi”.

Dirks, Arthur L, (1998), “ Higher Education in Marketing Theory”, Bridgewater, MA. An Independent Study Project, Graduate College of Education, Univ. Of Mass Boston. Published on- line by Authors. http:// webhost.bridgew.edu/ardirks/ald/papers/mktheor.htm.

Eusobio, Rossano., Andreu, Joan., and Belbeze, M. Pilar Lopez, (2006), “Measures of Marketing Performance: a Comparative Study from Spain”, International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol: 18, Issue: 2, p. 145- 155.

Faganel, Armand., and Macur, Mirna, (2006), “Competing Through Quality in Higher Education: The Case of Faculty of Management Koper”, University of Primorska Slovenia, http://www2.fm-kp.si/zalozba/ISBN/961- 6486- 71--3/ 125-139.pdf.

Ferdinand, Augusty, (2005), Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gerson, RF, (1994), Marketing Strategy for Small Business, Crip Publication.Ghozali, Imam., (2008), Model Persamaan Struktural Konsep & Aplikasi Dengan Program

AMOS 16.0, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Ghozali, Imam., (2004), Model Persamaan Struktuktural Konsep & Aplikasi Dengan

Program AMOS Ver.5.0, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Ghozali, Imam., dan Fuad., (2005), Structural Equation Modeling ( Teori, Konsep dan

Aplikasi dengan Program Lisrel 8.54), Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam, APLIKASI ANALISIS MULTIVARIATE DENGAN PROGRAM SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005

Page 335: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

325Riset Pemasaran Internasional

Ghozali, Imam & Castellan, John. STATISTIK NON-PARAMETRIK – Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2002.

Gregory, J., and Weiechmann, J.G., (1999), Marketing Corporate Image, Illionois USA: NTC Bussiness Books.

Gravetter, Frederick J& Wallnau, Larry B, “Essentials of Statistics for the Behavioral Sciences”, WADSWORTH, USA.

Gronroos, Christian., (1984), “ A Service Quality Model and Its Marketing Implications”, European Journal of Marketing, Vol.: 18, Issue: 4, p. 36- 44.

Gurbuz, Esen., (2008), “Retail Store Branding in Turkey: its Effect on Percieved Quality, Satisfaction and Loyalty”, EuroMed Journal of Business, Vol.: 3, Issue: 3, p.286- 404.

Hair, Joseph, F., Anderson, Rolpp E., tatham Ronald, L, Black, William, C., (1998), Multivariate Analysis, Prentice Hall, Third Edition, 1998.

Harvey, Janet A., (1996), “Marketing School and Customer Choice”, International Journal of Educational Management, Vol.:10, Issue: 10, p.26- 32.

Hasnawati, S., (2005), “Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan dan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Publik di BEJ”, Media Bulanan Manajemen Usahawan Indonesia, No: 09/ TH XXXIV.

Herce, Joel., and Swenson, Michael J, (1991), “Multidimentional Scalling: A Market Research Tool to Evaluate Faculty Performance in the Classroom”, Journal of Marketing Education, Vol.: 13, No.3, p.14- 20.

Indrajit, Eko R., dan Djokopranoto, Richardus. (2006), Manajemen Perguruan Tinggi Modern, Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Joni, T. Raka, (2006), “Mutu Pendidikan, Politik dan Dana”, Surat Kabar Harian KOMPAS, 3 Februari.

Judd, Vaughan C., (2003), “Achieving a Customer Orientation Using “people power”, the “5th P”, European Journal of Marketing, Vol.: 37, Issue: 10, p.1301- 1313.

Kotler, Philip Dkk, 2004,”Manajemen Pemasaran” , Sudut Pandang Asia, PT Indeks, Gramedia, Jakarta.

Kotler, Philip., (2003), Marketing Management, New Jersey: Pearson Education, Inc, Upper Saddle River, ELEVENTH EDITION., 2003.

Kotler, Philip., (2003), Manajemen Pemasaran: Perspektif Asia, Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Phlips., and March, (1991), “Opinion on Marketing and Education”, Marketing Decisions, Vol.: 29, Iss.2, p. 44.

Kotler, Philip., and Amstrong, (2001), Principle of Marketing, New York: Prentice Hall International Inc. A Division of Simon & Scuster, Englewood Cliffs.

Page 336: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

326 Riset Pemasaran Internasional

Kotler, Philip., Whalen, B, (1984), “ Kotler: Rethinking the Marketing Concept”, Marketing News Chicago, Vol.: 18, No.Iss 19, p.1.

Kotler, Philip., and Fox, Karen F. A, (1995), Strategy Marketing for Educational Institutions, New Jersey: Prentice- Hall. Inc. Englewood Cliffs, Second Edition, 1995.

Kotler Philip., Kartajaya, Hermawan., Huan, Hooi Den., and Liu, Sandra, (2005), Rethinking Marketing Sustainable Market-ing Enterprise di Asia, Jakarta: PT INDEK, Cetakan keempat, 2005.

Krejcie, R.V., Morgan, D.W, (1970), “Determining Sample Size for Research Activites”, Educational and Psychological Measurement, Vol.: 30, p. 607- 610.

Kelley, Liz Lee., Davies, Sara, and Kangis, Peter, (2002), “Service Quality for Customer Retention in the UK Steel Industry: Old Dogs and New Tricks?”, Journal European Business Review, Vol.: 14, Issue:4, p. 276- 286.

Li, Chung- Kai., and Hung, Chia- Hung, (2009), “Marketing Tactics and Parent’s Loyalty: The mediating Role of School Image”, Journal of Educational Administration, Vol.: 47, Issue: 4, p. 477- 489.

Li, Yanchen., Chou, Ting- Jui and Xingquan, Yan, (2009), “The Effect of Service Quality and Opprtunistic Behavior on Customer Share and Future Intentions in Business Market: The Pivotal Role of Trust”, School of Economic and Management, Southwest Jiaotong University, China.

Limakrisna, Nandan dan Susilo, Wilhelmus Hary (2012), MANAJEMEN PEMASARAN, Teori dan Aplikasi dalam Bisnis, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.

Lovelock, Christopher., and Wright, Lauren K, ( 2005), Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia, Edisi Bahasa Indonesia.

Lupiyoadi, Rambat., dan Hamdani, A, (2006), Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat, Edisi 2, 2006.

Malhotra, Naresh K, 2004, “Marketing Reseach An Applied Orientation”, Pearson Education International,Upper Saddle River, New Jersey.

Nasution, Nur, M, (2005), Manajemen Mutu Terpadu, Bogor, Jawa- Barat: Penerbit Ghalia Indonesia.

Ndubisi, Nelson Oly, (2007), “Relationship Marketing and Customer Loyalty”, Journal Marketing Intellegence & Planning, Vol.: 25, Issue: 1, p.98- 106.

Nguyen, Na., and LeBlanc, Gaston, (1998), “The Mediating Role of Corporate Image on Customer’s Retention decisions: an Investigation in Financial Service”, International Journal of Bank Marketing, Vol.: 16, Issue: 2, p. 52- 65.

Pagano, Marcello. Gauvreau, Kimberlee, (1993), PRINCIPLES OF BIOSTATISTICS, Wadsworth publishing Company, Belmond, California.

Page 337: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

327Riset Pemasaran Internasional

Pratisto, Arif, (2004), Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia.

Priyatno, Dwi, 2009, 5 Jam Belajar Olah data dengan SPSS 17, CV Andi Offset, Yogyakarta.

Rosenberg, Larry J., and Czepiel, John A, (1984), “A Marketing Approach for Customer Retention”, Journal of Customer Marketing, Vol.: 1, Issue: 2, p.45- 51.

Rowley, Jenifer, (1997), “Beyond Service quality Dimentions in Higher Education and Toward a Service Contract”, Journal Quality Assurance in Education, Vol.: 5, Issue: 1, Publisher: MCB UP Ltd.

Russel, Marilyn, (2005), “Marketing Education: A Review of Service Quality Perseptions Among International Student”, International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol.: 17, Issue: 1, p. 65- 77.

Ruyter, Ko de., and Wetzel, Marten, (2000), “The Role of Corporate Image and extention Similarity in Service Brand Extention”, Journal of Economic Psychology, 21 (2000), p.438- 469.

Sampson, Scott, (2005), “A Service Quality and Productivity: A Synergistic Perspective”, Journal Article References, http://soma.byu.edu/somad/?q=taxonomi_menu/1/2/11&from=340.

Santoso, Singgih , (2012), Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat , Jakarta, PT Elex Media Komputindo..

Santoso, Singgih , (2012), Panduan Lengkap SPSS Versi 20 , Jakarta, PT Elex Media Komputindo..

Santoso, Singgih dan Tjiptono Fandy, (2001), “Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, PT Gramedia, Jakarta

Santoso, Singgih, (2011), MASTERING SPSS Versi 19, PT Elex Media Komputindo, Jakarta .

Santoso, Singgih, (2012) , Panduan Lengkap SPSS Versi 20, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sarjono, Haryadi dan Julianita, Winda, (2011), SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar Aplikasi untuk Riset, Jakarta, Penerbit Salemba Empat.

Simamora, Bilson, (2004), RISET PEMASARAN, Falsafah, Teori dan Aplikasi, Jakarta, PT Gramedia Pusaka Utama.

Siregar, Sandi, (2005), Arsitektur Indonesia 2005, Ikatan Arsitek Indonesia, JakartaSteinmetz, L., and Donald, S, (1976), Managing the Small Bussiness, Ontario, Canada:

Richard D Irwin Inc.Sukardi, (2005), Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Page 338: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

328 Riset Pemasaran Internasional

Supranto,J & Limakrisna, Nandan, Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah untuk Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta, 2012.

Surip Diposumarto, Ngadino, (2012), METODOLOGI PENELITIAN, Teori dan Terapan, Jakarta, Penerbit Mitra Wacana Media.

Susilo, Wilhelmus Hary, Statistika & Aplikasi Untuk Penelitian Ilmu Kesehatan, CV. Trans Info Media, Jakarta, 2012.

Susilo, Wilhelmus Hary, dan Limakrisna, Nandan, Cermat Menyusun Kuisoner Penelitian Ilmu Keperawatan, CV. Trans Info Media, Jakarta, 2012.

Sutojo, Siswanto, (2004), Membangun Citra Perusahaan, Sebuah Sarana Keberhasilan Pemasaran, Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka.

Tadjudin (2000), http:// ban-pt.co.id/id. Pengantar.Walker, Rhett H., Johnson, Lester W., and Leonard, Sean, (2006), “Re-thinking the

conceptualization of Customer Velue and Service Quality within the Service Profit Chain”, Journal Managing Service Quality, Vol.: 16, Issue: 1, p. 23- 36.

Weinstein, AT, (1985), “Small Firms: Try These 10 Techniques to Increase Sales”, Marketing News Chicago, Vol.: 19, No.Iss6, p.3.

Yasril & Kasjono, Heru S, ANALISIS MULTIVARIAT UNTUK PENELITIAN KESEHATAN, Penerbit Mitra Cendikia, Yogyakarta, 2009

Yulius, Yudi, (2004), “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan Terhadap Citra Perguruan Tinggi Swasta serta Implikasinya terhadap Jumlah Mahasiswa Aktif ”, Ph.D Dissertation, Universitas Padjajaran.

Zeithaml, Valarie., and Bitner, Mary Jo. (2000), Service Marketing, Integrating Customer Focus Across the Firm, Boston USA: Irwin McGraw- Hill, Second Edition, 2000.

589

Weinstein, AT, (1985), “Small Firms: Try These 10 Techniques to Increase Sales”, Marketing News Chicago, Vol.: 19, No.Iss6, p.3.

Yasril & Kasjono, Heru S, ANALISIS MULTIVARIAT UNTUK PENELITIAN KESEHATAN, Penerbit Mitra Cendikia, Yogyakarta, 2009

Yulius, Yudi, (2004), “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan Terhadap Citra Perguruan Tinggi Swasta serta Implikasinya terhadap Jumlah Mahasiswa Aktif”, Ph.D Dissertation, Universitas Padjajaran.

Zeithaml, Valarie., and Bitner, Mary Jo. (2000), Service Marketing, Integrating Customer Focus Across the Firm, Boston USA: Irwin McGraw- Hill, Second Edition, 2000.

Page 339: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

329Riset Pemasaran Internasional

1

Cv

Dr. Ir. Wilhelmus Hary Susilo, MM IAI, IMARC

Nip.091.074. NIDN.0328056502.SERTIFIKAT.11103102004428.IMARC.20150122 Assoc. Professor (Head Lector) of Marketing Management, Architecture & Advance Biostatsitics ,

Departement of Postgraduate, Faculty of Economics University of Persada Indonesia Y.A.I

Diponegoro Street, 74, Central Jakarta, INDONESIA Phone: 087 878305059; E-mail: [email protected]

Employment History:

2016 Assistant Doctoral Programme of head of Department Postgraduated Faculty of Economics, Persada Indonesia University. JKT INA.

2016-present Members Indonesian Marketing Academy- IMARC- 20150122 2016-present Independent Trainer for LISREL and MULTIVARIATE ANALYSIS 2010-present Founder of Susilo & Ivy Independent, JKT INA. 2014 Academic Consultant of Postgraduate program University of President, Cikarang

West Java 2013-2015 Vice Dean Faculty of Economic, University of Persada Indonesia Y.A.I, Central Jakarta 2013-present Extraordinary Examination Lecturer of Doctoral Program Environmental Science

University of Indonesia, Central Jakarta 2013- 2014 Vice Head of Research Center University of Mercu Buana, Central Jakarta 2012 Researcher on BALITBANGDA KALTIM, Satellite City Development. 2011-present Extraordinary Lecturer University of Mercu Buana, Central Jakarta 2011-present Extraordinary Lecturer University of Pakuan Bogor, West Java. 2009-present Extraordinary Lecturer STIK Sint Carolus Central Jakarta. 2008-2011 Exc. Director of PT Indosari Murni, East Jakarta

Employment History:2016 Assistant Doctoral Programme of head of Department Postgraduated

Faculty of Economics, Persada Indonesia University. JKT INA.2016-present Members Indonesian Marketing Academy- IMARC- 201501222016-present Independent Trainer for LISREL and MULTIVARIATE ANALYSIS2010-present Founder of Susilo & Ivy Independent, JKT INA.2014 Academic Consultant of Postgraduate program University of

President, Cikarang West Java2013-2015 Vice Dean Faculty of Economic, University of Persada Indonesia

Y.A.I, Central Jakarta2013-present Extraordinary Examination Lecturer of Doctoral Program

Environmental Science University of Indonesia, Central Jakarta2013- 2014 Vice Head of Research Center University of Mercu Buana, Central

Jakarta2012 Researcher on BALITBANGDA KALTIM, Satellite City Development.2011-present Extraordinary Lecturer University of Mercu Buana, Central Jakarta2011-present Extraordinary Lecturer University of Pakuan Bogor, West Java.

Page 340: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

330 Riset Pemasaran Internasional

2009-present Extraordinary Lecturer STIK Sint Carolus Central Jakarta. 2008-2011 Exc. Director of PT Indosari Murni, East Jakarta2006 BEIJING, Continuing professional development Architecture

pilgrimage place Beijing.2005-present Associate Professor of Postgraduate Faculty of Economic, The

University of Persada Indonesia Y.A.I2003-2007 Dean Faculty of Planning and Civil Engineering UPI Y.A.I Jakarta 1998-2002 Vice Dean Faculty of Planning and Civil Engineering UPI Y.A.I

Jakarta 1996-1998 Exc. Director of PT Dayu Garis Persada, Central Jakarta1993-1996 Head of Architecture Departement, Faculty of Planning and Civil

Engineering, University of Persada Indonesia Y.A.I1993-1995 Technical Managers PT Arscipta Garis Persada, East Jakarta 1991-1993 Architect PT Wiratman and Asc. South Jakarta1990-1991 Architect PT Pillar Abhimantra, South Jakarta 1988-1989 Architect, Hotel & Motel Purwokerto

SUBJECT on Phd Lecturer1. Multivariate Data Analysis.2. Method on Research in Advance Business3. Colloqium of International Research on Consumer BehaviourEducational History:2010 Dr Postgraduate of Doctoral Program University of Persada Indonesia

Y.A.I (Doctoral Dissertation; “An Influence Service Marketing Mix and

Service Quality on Institution Image and Implication to Students Activity, in Architecture Program Faculty of Engineering Private University in Jakarta”)

2000 MM Magister of Management, University of Persada Indonesia Y.A.I (M.M. Thesis; “An Influence Strategic Training Human Resources

Development on Employee Work Quality Hotel of Menara Peninsula”)1990 Ir Bachelor’s degree in Architecture Gadjah Mada University

Yogyakarta, Indonesia (Bachelor’s thesis; “ Development on Rehabilitation Unit RSJ Hospital

in Magelang, Building Expression study with Psicological Thinking” )

Page 341: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

331Riset Pemasaran Internasional

Honors and Awards:2016.11 INA-TANGERANG-BANTEN- SCIENTIFIC ORATION-

at SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER BINA SARANA GLOBAL: MENUJU GLOBAL ENTREPRENEURSHIP BERBASIS EKONOMI KREATIF & KEMAJUAN IT YANG DIDUKUNG E- COMMERCE

2016.3 INA-SEMARANG- Participant on 2 days Workshop in UNDIP, Semarang about Experimental Research Methods in Marketing Management.

2015.5 ITALY-ROME- Reviewer for the International Journal MJSS, Rome, Italy

2015.4 INA- ROME- ITALY- Reviewer and Scientific Committee for the International Conference UMB, Jakarta

2014.11 INA- MALAY- Reviewer and Scientific Committee for the International Conference on Science, Engineering, Built Environment and Social Science 2014 (ICESEBS 2014)

2014 SOUTH KOREA- International Judge in Symposium South Korea2014.11 INA- Moderator International Seminar on Globalisation and

Internalisation Toward the ASEAN Economic Community (AEC2015) UPI YAI, Jakarta Indonesia.

2012.5 INA-BANDUNG- Reciever and Participant for Writing of Reference Books from Ministri of Education and Culture, Bandung, Indonesia

2011 INA-JKT- Head of Redaction Journal of MENARA, No.2 Vol.9. 2011. ISSN 1411-3651 University of Persada Indonesia Y.A.I.

2010 INA- JKT- Head of Redaction Journal of MENARA, No.2 Vol.8. 2010. ISSN 1411-3651 University of Persada Indonesia Y.A.I.

2009 INA-JKT- Section A- Permit on Building Planning and Design Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan DKI Jakarta

2006 BEIJING, TIONGKOK- Continuing professional development Architecture pilgrimage place Beijing.

2006 INA- BANDUNG- Mock-up housing construction Type 24+ for tsunami disaster in Aceh DPU RI

2004.9 INA-BALI Participant on Writing on Social Community Village, Director of Jenderal Pemberdayaan Sosial Indonesian Country

2004.7 INA- Design Competition on Pupet Musuem, Indonesian Institute of Architect.

Page 342: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

332 Riset Pemasaran Internasional

2004.3 INA- Head of Organizing Committee National Workshop and Exhibition of Technology Design and Planning Typical Housing in Housing Developmnet in Indonesia

2001.4 INA- JKT- Training for Acreditation Instrumnet for University, Departement of Education

2000.5 INA- JKT- Strata III, IV and V- Professional Planning and Design Project in Multidicipline, Indonesian Institute of Architect.

1993.9 INA- JKT- Gathering KOPERTIS WIL. III Jakarta1992.12 INA- JKT- Disimination City Planning Dinas Tata Bangunan dan

Pemugaran dan PSAI1988.6 INA- SEMARANG- Workshop on Change and Heritage in South

East ASEAN Cities in University of Diponegoro.1988 INA- SOLO- Service community in healthy housing, JUTA FT UGM

desa Jajar Surakarta.

Funded Competitive Research:Year2015-2017

2013

2012

2000

Organization and Role/ContributionMinistry of Education RI (75,000,000 IDR) to the team:Transformation spatial- cultural of Canal and Model of Manage as flood handling in Jakarta City.Ministry of Education RI (47,500,000 IDR) to the team:Implementation adaptive used model to sustainable public open space for people in Jakarta Old City.Ministry of Education RI (47,500,000 IDR) to the team:An Influence participation, social- economics factor and housing typology to healty housing and implication to healthy environmental in Jakarta.KOPERTIS WIL-III- Jakarta Indonesia (1,000,000 IDR) to the team:The Conservation of Old Building in Jakarta that Biulding by Pay Attantion the Wet-Tropical Climate, Study Insight Effect Tropical Climate to Designing Heritage Building in jakarta.

Page 343: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

333Riset Pemasaran Internasional

4

Funded Competitive Research: Year

2015-2017

2013

2012

2000

Organization and Role/Contribution Ministry of Education RI (75,000,000 IDR) to the team: Transformation spatial- cultural of Canal and Model of Manage as flood handling in Jakarta City. Ministry of Education RI (47,500,000 IDR) to the team: Implementation adaptive used model to sustainable public open space for people in Jakarta Old City. Ministry of Education RI (47,500,000 IDR) to the team: An Influence participation, social- economics factor and housing typology to healty housing and implication to healthy environmental in Jakarta. KOPERTIS WIL-III- Jakarta Indonesia (1,000,000 IDR) to the team: The Conservation of Old Building in Jakarta that Biulding by Pay Attantion the Wet-Tropical Climate, Study Insight Effect Tropical Climate to Designing Heritage Building in jakarta.

Other Funding Sources For Research: Year Funding Organization

2012

2012

2012

2012

BALIBANGDA Samarinda City East Kalimantan (to the team) Research outcome: Aima, Havidz, Susilo, Wilhelmus Hary and Anggita, Citra (2012): Final Report Feseability Study, District Samarinda Seberang, Loa Jana Ilir and Palaran Become new Satelitte City, 69 pages. (Private Founding) Research outcome: Susilo, Wilhelmus Hary (2012): Final Report The Potential of Beautiful Scenery Batang Hari River in Jambi Province, An Idea Megastructure Housing Stilt House Building, 14 pages. BALITBANGDA Jambi Province (to the team) Research outcome: Aima, Havidz, Susilo, Wilhelmus Hary and et.al (2012): Final Report Evaluation and Effectivity for Founding and Employee Performance in Jambi Provinve. (Private Founding) Research Outcome: Susilo, Wilhelmus Hary (2012): Final Report The successful on Service Business from the perpective: Customer

Other Funding Sources For Research:Year Funding Organization

2012

2012

2012

2012

2011

2011

BALIBANGDA Samarinda City East Kalimantan (to the team) Research outcome: Aima, Havidz, Susilo, Wilhelmus Hary and Anggita, Citra (2012): Final Report Feseability Study, District Samarinda Seberang, Loa Jana Ilir and Palaran Become new Satelitte City, 69 pages.(Private Founding) Research outcome: Susilo, Wilhelmus Hary (2012): Final Report The Potential of Beautiful Scenery Batang Hari River in Jambi Province, An Idea Megastructure Housing Stilt House Building, 14 pages.BALITBANGDA Jambi Province (to the team) Research outcome: Aima, Havidz, Susilo, Wilhelmus Hary and et.al (2012): Final Report Evaluation and Effectivity for Founding and Employee Performance in Jambi Provinve. (Private Founding) Research Outcome: Susilo, Wilhelmus Hary (2012): Final Report The successful on Service Business from the perpective: Customer oriented and Building Character to Level of Competitives Advantage in Higher Education Institution Postgraduate Prive University in Jakarta, 52 pages.(Private Founding) Research outcome: Susilo, Wilhelmus Hary (2012): Final Report The Correlation Between Modern Housing Prototypes Applied With Succesful Elements Waterfronts Project in Jakarta, , 24 pages.(Private Founding) Research outcome: Susilo, Wilhelmus Hary (2012): Final Report , 14 pages.

Page 344: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

334 Riset Pemasaran Internasional

Publications:Books (21)

Susilo, Wilhelmus Hary, Kusumaningsih, Chatarina Indriati, and Sr M Xaveriani, F.Ch, (2015): Quantitative Research on Nurshing Sciences, Data Analysis Approach With Structural Equation Modeling, Confirmatory Model Strategy for Un Observed Variables, Trans Info Media publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary, Purwanto, Wawan and Wiratih, Hernawati, (2015): Entrepreneurship & Bisnis Opportunity, Develop for competitive and inspirative business plan, IN MEDIA publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary, and Aima, Havids, (2014): Advance of Biostatistics and Research Aplication ,on Nursing Science Anaysis with Conduct Comparing Test, Multiple Linear Regression and Logistic Regression Apllied SPSS Program, Trans Info Media publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary, Kusumaningsih, Chatarina Indriati, Aima, Havids and Hutajulu, Johansen, (2014): Qualitative Reseach & Research Aplication in Nursing Science, Data Anaysis Approach with Fenomenology, Colaizzi Method and N Vivo Software, Trans Info Media publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary and Wiratih, Hernawati, (2014): Theory and Research Aplication in Human Resources, Understanding and Conducting mixed Method and Its Aplication with SPSS & LISREL, IN MEDIA publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary and Yulius, Yudi (2013): Marketing for Business of Service, Role of customer orientation, building character to institutions competitive, Theory and Aplication SPSS & LISREL in Marketing Reseach), IN MEDIA publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary, Wiratih, Hernawati, and Sujatini, Siti (2013): Feseability Research Management Satellite City and Its Aplication with SPSS & LISREL on Analysis of Variables in Sustainable Satelitte City, MEDIA BANGSA publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary, Sujatini, Siti and Winardi, (2013): Housing Condition, Architecture and Environmental and Its Aplication with SPSS & LISREL on level of community in Slum Housing Jakarta City, MEDIA BANGSA publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary, and Aima, Havids, (2013): Principles of Biostatistics and SPSS Aplication on Nursing Science, IN MEDIA publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary, (2013): Measurement Scale and Research Instrument, SPSS Aplication on Nursing Science Research,IN MEDIA publisher, Jakarta. In Indonesian.

Page 345: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

335Riset Pemasaran Internasional

Susilo, Wilhelmus Hary, (2013): Research in Nursing Science, Understanding and Used Quantitatif Method and Aplication with SPSS and LISREL, TIM publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary, and Limakrisna, Nandan, (2012): Developing Research quetionairre in Nursing Research, Trans Info Media publisher, Jakarta. In Indonesian.

Limakrisna, Nandan and Susilo, Wilhelmus Hary, (2012): Marketing Management, Theory and Aplied in Business, Mitra Wacana Media publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary, (2012): New interpretation and Social, Culture and Economic Value in Distric, Vernacular Architecture in INDONESIA , MEDIA BANGSA publisher, Jakarta. In Indonesian

Susilo, Wilhelmus Hary, et al, (2012): Increase Human Resources Aparatur Jambi Province with Distribution of Founding, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah publisher, Jakarta. In Indonesian.

D Surip, Ngadino and Susilo, Wilhelmus Hary, (2012): Marketing Researh, Aplied with SPSS and LISREL in Research of Service Marketing, Mitra Wacana Media publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary, and Limakrisna, Nandan, (2012): Advance Biostatistics Aplied with SPSS and LISREL in Nursing Science, Trans Info Media publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary, and Limakrisna, Nandan, (2011): Statistics and Aplication for Nursing Science Research, Trans Info Media publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary, and Winardi (2010): Study on Distric and Architecture, Vernacular Architecture west coast Sumatra, Indonesia, www.nulisbuku.com publisher, Jakarta. In Indonesian.

Susilo, Wilhelmus Hary, and Winardi (2010): Design and Planning Campuss Building in Urban Area, www.nulisbuku.com publisher, Jakarta. In Indonesian.

Articles:Refereed AUSTRIA (12) ICSS XIII, 2017Helsinki- (11) , Hybrid Model of Increasing Consumers Activities on Private

Universities at Jakarta, EURROPEAN JOURNAL OF MULTIDICIPLINARY STUDIES, JAN-APR 2017, VOL.4, Nr.4, ISSN 2414-8485 (Online), ISSN 2414-8377 (Print).

Page 346: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

336 Riset Pemasaran Internasional

Helsinki - (10)- (CS)- 11th International Conference on Social Sciences -20-21 January 2017, Aalto University -Helsinki Hybrid Model of Increasing Consumers Activities on Private Universities at Jakarta- VIRTUAL. EUSER EUROPEAN CENTER FOR SCIENCE EDUCATION AND RESEARCH Published 2017 Proceedings – Aalto University11th International Conference on Social Sciences Helsinki, 20-21 January 2017 Volume II ISBN 9786069318591 In cooperation, EUSER, European Center for Science Education and Research MCSER, Mediterranean Center for Social and Educational Research USEARCH, European Research and Publishing

Germany (9)- Coming Soon, HYBRID MODEL OF INCREASING CONSUMER ACTIVITIES THROUGH AN IMAGE AND THE BEST SERVICE QUALITY IN HIGHER EDUCATION INSTITUTIONS

INA-JKT – Wilhelmus Hary Susilo, (2016): Daya Saing Unggul Institusi PASCASARJANA PTS di Jakarta: Analisis Fokus pada Konsumen dan Korelasi Dimensi yang Superior, BUSINESS MANAGEMENT JOURNAL, Vol.12 No.1. Edisi Maret 2016, ISSN 1907-0896. UNIVERSITAS BUNDA MULIA.

POLAND(8)- LITHUANIA- Wilhelmus Hary Susilo, (2016): THE ROLE OF ENTREPRENEURSHIP COURSE TO GENERATE FUTURE ENTREPRENEURS (STUDENTS IN MASTER MANAGEMENT PROGRAM, MERCU BUANA UNIVERSITY JAKARTA), Actual Problems of Economics, Kyiv, Ukraine/Journal of International Studies, Poland-Lithuania/Journal of Islamic Financial Studies.

TURKEY(7)- Susilo, Wilhelmus Hary (2016): An Impact of Behavioral Segmentation to Increase Consumer Loyalty: Empirical Study In Higher Education Of Postgraduate Institutions At Jakarta ,Proceedings of the 5th International Conference on Leadership, Technology, Innovation and Business Management 2015 (ICLTIBM-2015) published on-line by Elsevier in “Procedia Social and Behavioral Sciences” publication, which is indexed in the Science Direct Database. Journal – Elsevier- Procedia - Social and Behavioral Sciences (2016) pp. 183-195. Vol/issue. 229. SBSPRO28049. DOI Information. 10.1016/j.sbspro.2016.07.128

India(6)- Susilo, Wilhelmus Hary (2015):Model of an Influence Communitization Marketing 3.0 and Behaviour Segmentation on Increase Consumer Value for Higher Education Institution Private University in Jakarta, International Journal of Applied Business and Economic Research, Vol.13. no:6 (2015) issue. (Scopus Index Journal and JEL Index).

Page 347: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

337Riset Pemasaran Internasional

INDIA(5)- Susilo, Wilhelmus Hary (2015):Economic Growth and social Factors on Satellite City in Samarinda City East Kalimantan, International Journal of Applied Business and Economic Research, Vol.13. no:7 (2015). (Scopus Index Journal and JEL Index.

Turkey(4)- Susilo, Wilhelmus Hary (2015): Analysis Hybrid Model: An Influencing Marketing 3.0 to Purchasing on Post Graduate Program Institution in Jakarta, International of Economics and Financial Issues, 2015, 5 (special Issue) 165-171.(Indexed by Scopus)

SWISS(3)- Susilo, Wilhelmus Hary (2015): Opportunity for New Entrepreneurial Ventures from Sustainable Public Open Space Adaptive Used Implementation (Case Study: Taman Fatahillah, Jakarta Old City), Apllied Mechanics and Material Vol. 747 (2015) pp.44-47.(Scopus Indexed)

ITALY(2)- Susilo, Wilhelmus Hary et al (2015): Role of Communitization Marketing 3.0 on Purchasing in Higher Education of Postgraduate Institution in Jakarta, Mediterranean Journal of Social Science, Vol.6 No.2. pp.125-132.(Indexed Scopus2014).

INA- Susilo, Wilhelmus Hary , (2015): Daya Saing Unggul Melalui Loyalitas dan Marketing 3.0 serta Dimensi Inovasi pada Program Pascasarjana di Jakarta, Jurnal KINERJA, Bisnis dan Ekonomi, Vol.19. No1. Maret Th2015. ISSN 0853-6672.

INDIA(1)- Susilo, Wilhelmus Hary (2014): An Entrepreneurial Mindset and Factor’ Effect on Entrepreneur’s Spirit in Indonesian, The SIJ Transactions on Industrial, Financial & Business Management (IFBM),Vol. 2, No.4, pp.227-232.

INA- Susilo, Wilhelmus Hary (2014): Factors Related with Level of Useful Founding Reciever and Increase Performance of Human Resources in Jambi Indonesia, Journal Economic & Business,Vol. XVII, No.2, pp.1-21.

INA- Susilo, Wilhelmus Hary (2014):Budaya Masyarakat dalam Membangun Rumah Vernakular di Pesisir Pantai, Studi di Padang Sumatra Barat, Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik, Vol.27. No.1 Tahun 2014.

INA-Sujatini, Siti and Susilo, Wilhelmus Hary (2012): Increasing Community Participation for Making Healty Housing and Environment in Paseban District Central Jakarta, Proceeding SNaPP 2012: Social, Economic and Humaniora, ISSN 2089-3590 Vol.3, No.1, Th.2012

INA- Susilo, Wilhelmus Hary and Winardi (2011): Management of Planning and Monitoring Building, Aplication on Urban Campuss Building, Journal of MENARA ,Vol. 9, No.2, pp.63-79.

Page 348: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

338 Riset Pemasaran Internasional

INA- Susilo, Wilhelmus Hary (2011): Healthy Housing in Green Stilt Vernacular Building in West Coast Sumatra Indonesia, Journal of MENARA ,Vol. 8, No.2, pp.65-76.

INA- Susilo, Wilhelmus Hary (2011): Observation in Cirebon City: The Potential of Tourism basic on Heritage Building Existence, Wednesday, 25 May 2011:12.38, Contributor article, www.dikti.

INA- Susilo, Wilhelmus Hary (2011): Healthy Housing and Environment Workshop, Tuesday, 10 May 2011:15.35, Contributor article, www.dikti.

INA- Susilo, Wilhelmus Hary (2004): Megastructure Buildings, Study of Alternative Function Spaces with Human Multiactivity, Journal of MENARA ,Vol. 2, No.1 ISSN:1411-3651, pp.69-76.

INA- Susilo, Wilhelmus Hary and Trikariastoto, ST, (2003): Preservation Heritage Building in Jakarta, Study on Tropical Climate on Designing, Journal of MENARA ,Vol. 1, No.5 ISSN: 1411- 3651, pp.15-31.

INA- Susilo, Wilhelmus Hary (2002): Campuss Building Faculty of Psicology UPI YAI, as a Model Urban Campuss, September 2002, DATAPRO, PP. 26-33.

INA- Susilo, Wilhelmus Hary (2002): Campuss Building Faculty of Psicology University of Persada Indonesia Y.A.I, Blanded Classic and Modern Architecture, September 2002, KONSTRUKSI, Consultant, Contractor, Agregate and Tools, PP. 37.

INA- Susilo, Wilhelmus Hary (2001): City of Democraties, The Study Design and Planning an Ideal City from Community Participation, January- February 2001, KONSTRUKSI, Consultant, Contractor, Agregate and Tools, PP. 72-73.

INA- Susilo, Wilhelmus Hary (2000): Strategic of Space in City Planning with Social Environment, August- September 2000, KONSTRUKSI, Consultant, Contractor, Agregate and Tools, PP. 74.

International Academic Conference Presentation:INA-JKT-(8) Susilo, Wilhelmus Hary (2016): THE ROLE OF ENTREPRENEURSHIP

COURSE TO GENERATE FUTURE ENTREPRENEURS (Students In Master Management Program, Mercu Buana University Jakarta)-INDEF- INTERNATIONAL CONFERENCE ON TAX, INVESTMENT AND BUSINESS, ARYADUTA HOTEL, JKT MAY 23- 25, 2016.

JAPAN- TOKYO-(7) Susilo, Wilhelmus Hary (2014): Buiding Entrepreneurial Mindset and Spirit in Indonesian, in International Conference “ on Business and Social Sciences”, ICBASS Tokyo Japan.

JAPAN TOKYO- (6) Sujatini, Siti, Dewi, Euis Puspita and Susilo, Wilhelmus Hary (2014): Sustainable Public Open Space Model in Jakarta (Study Cases: Paseban

Page 349: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

339Riset Pemasaran Internasional

Kampung and Taman Fatahillah In Jakarta Indonesia), in International Conference “ on Business and Social Sciences”, ICBASS Tokyo Japan.

INA-BALI (5) Susilo, Wilhelmus Hary (2014): Opportunity for New Entrepreneurial Ventures from Sustainable Public Open Space Adaptive Used Implementation, Case Study: Fatahillah Garden Jakarta Old City, in International Conference on Science, Engineering , and Build Environment (ICSEBS 2014), “Redefining Your Green Approaches in Research, Design and Project”, Bali, Inonesia.

INA-MALAY-BATAM-(4) Susilo, Wilhelmus Hary (2014): Analysis Hybrid Model Purchasing Through MARKETING 3.0 on Postgraduate Program Institution In Jakarta ,in The 1 st International Conference, “ on Engineering, Technology, and Applied Business (ICETAB 2014), Batam, Indonesia.

INA-JKT (3) Susilo, Wilhelmus Hary (2014): An Impact of Economical Growth and Social Factors on Satellite City in Samarinda City East Kalimantan in the International Seminar on “Globalisation and Internationalisation Toward The ASEAN Economic Community (AEC2015): Opportunity or Threat to Inodesia?, Jakarta, Indonesia.

INA-MAKASAR-(2) Susilo, Wilhelmus Hary (2013): The Potential Beauty of the Batang Hari River in Jambi Province , An Idea for a Stilt House Building of Mega Structure, in the International Conference on Climate Change and Local Wisdom, Living in Harmony Within our Build Environment, Makasar, Indonesia.

INA-BALI- (1) Susilo, Wilhelmus Hary (2013): Feasibility Study of Samarinda Seberang, Loa Janan Ilir and palaran as Satelitte City ,In International Seminar “BUSINESS, MANAGEMENT & ENVIRONMENT: A COMPREHENSIVE STUDY IN ASIAN ECONOMY”, Bali, Indonesia.

National Academic Conference Presentations:Susilo, Wilhelmus Hary (2014): Hybrid Model Effect of Model Marketing 3.0 to

Competitiveness Advantages in Institutions Pastgraduate Program in Jakarta. National Conference Management Research VIII, PPM “Inovation base on Local Policy”, Bali, Indonesia.

Susilo, Wilhelmus Hary (2014): Analysis of Multivariate Data, An Apllied Linear Multiple Regression on Reseach of Management Science, Medan, North Sumatra.

Susilo, Wilhelmus Hary (2012): An Effect Participation, Social Economics Factor and Housing Typologi to Growing Sipmle Housing and Implication to Healthy Environment in Jakarta , in National Seminar CITIES, “Urban Challance for the Future from Multiple Dimention, Economic, Social, Environment and Institution, PWK ITS, Surabaya, Indonesia.

Page 350: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

340 Riset Pemasaran Internasional

Susilo, Wilhelmus Hary (2012): The Succesful Business in Service from Perpective: Customer Orientation, Building Character Institutions to Level of Competitives Higher Education, Postgraduate, Private Universiti in Jakarta,, National Conference Management Research VI, PPM, “Toward Economic Community ASEAN 2015: Increase Domestic Competitive Advantages”, Jakarta, Indonesia.

Susilo, Wilhelmus Hary (2012): Increase of Participation of Community towar Healty Housing and Environment in Paseban District, Central Jakarta, in National Seminar Research and Community Services 2012 “Applied outcome of Research and Community Services to Acseleration Sustainable Development in Indonesia”, Bandung, Indonesia.

Susilo, Wilhelmus Hary (2011): Superior Service Quality and Institution Image as The Rocket, National Conference Management Research V, “Toward Economic Community ASEAN 2015: Increase Domestic Competitive Advantages”, Menado, Indonesia.

Susilo, Wilhelmus Hary (2011): Healthy Housing and Environment , in National Seminar Research and Community Services 2011 “Applied outcome of Research and Community Services to Development in Indonesia”, Bandung, Indonesia.

Susilo, Wilhelmus Hary (2011): Research Method, in National Lecturer Research Proposal Seminar , Jakarta, Indonesia.

Susilo, Wilhelmus Hary (2001): Design Method , in Seminar FTSP UPI YAI, Jakarta, Indonesia.

Susilo, Wilhelmus Hary (2000): Learning Strategic in Architecture Planning and Design Subject , in Seminar FTSP UPI YAI, Jakarta, Indonesia.

Susilo, Wilhelmus Hary (1999): Planning and Design Mosque Architecture , in Seminar FTSP UPI YAI, Jakarta, Indonesia.

Susilo, Wilhelmus Hary (1999): Basic Training Training and Leadership, in Seminar FTSP UPI YAI, Jakarta, Indonesia.

Supervisor and Promotor Program S-3/PHd/ Disertation1 Markoni/ NIM 1166390068 FE UPI Y.A.I

JAKARTA- 2013Supervisor- PROMOTOR

2 Siti Sujatini/ S3- ILMU LINGKUNGAN- UNIVERSITAS INDONESIA- 2013-2017

Examiner Team

3 Doni Martias/ NIM. 1166390099 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

Supervisor- PROMOTOR

4 Hanan Wihasto/ NIM. 1266390007 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

Supervisor- PROMOTOR

Page 351: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

341Riset Pemasaran Internasional

5 Genoveva/ NIM. 1266390023 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

Supervisor- PROMOTOR

6 Umin Kango/ NIM 1066390031 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

OPONEN Team

7 Franciscus Dwikotjo Sri Sumantyo/ NIM 11066390067 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

OPONEN Team

8 Tubagus Agus Khoironi/ NIM 11066390089 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

OPONEN Team

9 Freddy Pandapotan Simbolon/ NIM 12066390008 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

OPONEN Team

10 Senapan Budiono/ NIM 12066390011 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

OPONEN Team

11 etc

11

Susilo, Wilhelmus Hary (1999): Planning and Design Mosque Architecture , in Seminar FTSP UPI YAI, Jakarta, Indonesia.

Susilo, Wilhelmus Hary (1999): Basic Training Training and Leadership, in Seminar FTSP UPI YAI, Jakarta, Indonesia.

Supervisor and Promotor Program S-3/PHd/ Disertation 1 Markoni/ NIM 1166390068 FE UPI Y.A.I JAKARTA-

2013 Supervisor- PROMOTOR

2 Siti Sujatini/ S3- ILMU LINGKUNGAN- UNIVERSITAS INDONESIA- 2013-2017

Examiner Team

3 Doni Martias/ NIM. 1166390099 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

Supervisor- PROMOTOR

4 Hanan Wihasto/ NIM. 1266390007 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

Supervisor- PROMOTOR

5 Genoveva/ NIM. 1266390023 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

Supervisor- PROMOTOR

6 Umin Kango/ NIM 1066390031 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

OPONEN Team

7 Franciscus Dwikotjo Sri Sumantyo/ NIM 11066390067 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

OPONEN Team

8 Tubagus Agus Khoironi/ NIM 11066390089 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

OPONEN Team

9 Freddy Pandapotan Simbolon/ NIM 12066390008 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

OPONEN Team

10 Senapan Budiono/ NIM 12066390011 FE UPI Y.A.I JAKARTA 2014

OPONEN Team

11 etc

Page 352: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

342 Riset Pemasaran Internasional

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

Tempat & Tanggal Lahir

Agama

Status

Jabatan Akademik

:

:

:

:

:

Prof. Dr. Ir. YUDI YULIUS, MBA

Jakarta, 09 Juli 1965

Islam

Menikah, dengan 2 (dua) anak

Guru BesarPekerjaan : • Dosen Fakultas Ekonomi UPI Y.A.I

• Rektor UPI Y.A.IAlamat Kantor : Jl. Diponegoro No. 74, Jakarta PusatAlamat Rumah Jl. Metro Kencana IV SF 28/8

Pondok Indah, Jakarta SelatanRiwayat Pendidikan : 1983 – 1991

1993 – 1994

1997 – 2004

S-1 Bidang Arsitektur Universitas Trisakti

S-2 Bidang Keuangan Oklahoma City University

S-3 Bidang Manajemen Universitas Padjajaran

Riwayat Pekerjaan : 1996 – 1997

2003 – 2005

1997 – 2005

2005 – sekarang

Pembantu Ketua 1 STIE Y.A.I

Dekan Fakultas Ekonomi UPI Y.A.I

Pembantu Rektor I UPI Y.A.I

Rektor UPI Y.A.IKeorganisasian : 2005 – sekarang

2005 – 2010

2010 – 2015

2010 – Sekarang

2011 – 2015

2013 – 2018

2014 – Sekarang

2015 – Sekarang

2016 – Sekarang

Anggota Forum Rektor Indonesia

Ketua Kompartement IT Bidang Organisasi KADIN Indonesia

Ketua Kompartement Bidang Pendidikan dan SDM KADIN Indonesia

Anggota Dewan Kehormatan HIPMI Pusat

Bendahara Umum APTISI Pusat

Anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

Penanggung Jawab Tim Pendampingan Mitra Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB)

Ketua Pengawas Koperasi Teladan 383

Pengurus APTISI Pusat

Page 353: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

343Riset Pemasaran Internasional

2. Karya Ilmiah :

1) Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA. 2005■ Judul: “Penentu Kepuasan Pelanggan Untuk Mendorong Pangsa Pasar Produk

Buku Pendidikan pada Amara Books di Yogyakarta” (Customer satisfaction determinants in encouraging target market for education

books at Amara Books Yogyakarta)■ Journal: Widya Ekonomika■ Accredited: Terakreditasi SK. Dirjen Dikti Depdiknas Nomor 39/Dikti/

Kep/2002■ ISSN : 0251 - 2800■ Year VII 2 Desember 2005. ■ Pages: 41 – 50

2) Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA. 2005■ Judul: “Analisis Faktor Kepuasan Penumpang City Bus di Kota Madya

Yogyakarta” (Anallysis of city bus passengers satisfaction factors in Yogyakarta)■ Journal: Widya Ekonomika■ Accredited: Terakreditasi SK. Dirjen Dikti Depdiknas Nomor 39/Dikti/

Kep/2002■ ISSN : 0251 - 2800■ Pages: 56 – 65

3) Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA. 2006■ Judul: “Faktor yang Mempengaruhi Modal pada Perusahaan Manufaktur go

Public” (Factors determining capital in public manufacturing companies)■ Journal: Ekonomi Teleskop STIE Y.A.I■ Volume: 11 Edition: 10, 2006■ ISSN : 1411 - 3643■ Pages : 10 – 25

4) Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA. 2006■ Judul: “Analisis profitabilitas sebagai salah satu alat ukur kinerja keuangan

perusahaan” (Profitability analysis as one of the measurements of company performance)

Page 354: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

344 Riset Pemasaran Internasional

■ Journal: Ekonomi Teleskop STIE Y.A.I■ Volume: 11 Edition: 11, 2006■ ISSN : 1411 - 3643■ Pages: 41 – 51

5) Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA. 2007■ Judul: “Sistem Bagi Hasil (Keuntungan Kerugian) dan kaitannya dengan Agency

Cost” (Profit sharing system and its correlation with agency cost)■ Journal: Manajemen Fakultas Ekonomi UPI Y.A.I■ Volume: 2 Edition: 15, October 2007■ ISSN : 1410-9247■ Pages: 17 – 26

6) Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA. 2008■ Judul: “Implementasi Fungsi Manajemen” (Management function implementation)■ Reference book■ ISBN : 978 - 979 - 24 - 9203 - 50 - 2 ■ Publisher: Amara Books- Yogyakarta■ Year: 2008

7) Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA. 2008■ Judul: “Perspektif Manajemen Pemasaran.” (Marketing management perspective)■ Reference book■ ISBN : 978-979-3200-29-3■ Publisher: Amara Books- Yogyakarta■ Year: 2008

8) Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA. 2010■ Judul: “Pemasaran Jasa Pendidikan” (Suatu Paradigma baru pada Konsep dan Aplikasi Pemasaran Jasa Pendidikan

di Indonesia)■ ISBN : 978-602-8856-34-8■ Penerbit : Mitra Wacana Media

Page 355: RISET PEMASARAN INTERNASIONAL Dr.Ir. Wilhelmus Hary …

345Riset Pemasaran Internasional

9) Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA. 2012■ Judul: “Marketing Bisnis Jasa Pesan Orientasi Pelanggan Building Character

Terhadap Tingkat Daya Saing Institusi (Teori dan Aplikasi SPPS & LISREL, pada Riset Pemasaran)

(Suatu Paradigma baru pada Konsep dan Aplikasi Pemasaran Jasa Pendidikan di Indonesia)

■ ISBN : 978-602-7960-404

10) Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA. 2015■ Publikasi/Ilmiah pada Mediterranean Journal of Social Sciences, ISSN 2039-

9340 (print), ISSN 2039-2117 (online) Vol. 6 No. 2, March 2015, Roma, Italy 2015.

Role of Communitization Marketing 3.0 on Purchasing in Higher Education of Postgraduate Institutions in Jakarta.

11) Dr. Ir. Yudi Yulius, MBA, 2015■ Judul : “Manajemen Pemasaran (Model Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan)■ ISBN : 602401237-3

3. Pembicara Seminar

Yudi Yulius. 2008

• Title: “Pengaruh Kinerja Penciptaan Nilai Dan Korelasian Mahasiswa Terhadap Daya Saing, Serta Implikasinya Pada Citra Perguruan Tinggi (Suatu Studi Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Program Studi Magister Manajemen di DKI Jakarta)”

• (Impact of value creation performance and student correlation to competitive force, and the implication on the university’s image – a study on universities running magister of management programs in DKI Jakarta).

• Sebagai Pembicara pada Seminar di Fakultas Ekonomi UPI Y.A.I “Pemasaran Jasa Pendidikan”, Tahun 2011.

• Orasi Ilmiah dengan judul Model Pendidikan yang unggul di Indonesia, Tanggal 23 Mei 2012.

• Menulis Artikel/Narasumber pada Ikatan Keluarga Alumni Universitas Padjadjaran dengan judul “Membangun Citra Perguruan Tinggi di DKI Jakarta”, Tahun 2014.