Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH FORUM ENJINIRING I
DGA DARI EWS
IBT 1 GITET PAITON
Disusun oleh :
1. Nugroho Rohman NIP. 6593070Z2. Endah Yuliastuti NIP. 7604010P3B3. Irvan Khairil Solin NIP. 8106030P3B4. Otty Yolanda NIP. 8306035P3B
TIM CBM P3B JB RJTB
PT PLN (Persero)P3B Jawa BaliRegion Jawa Timur dan Bali
2007
DAFTAR ISI
I. Pemasangan EWS di IBT I GITET Paiton
I.1 Pendahuluan................................................................................................ 1
I.2 Fungsi Kerja EWS...................................................................................... 1
I.3 Paramater yang Diukur............................................................................... 1
I.4 Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi............................................ 3
I.5 Tampilan Output EWS................................................................................ 4
II. Analisa Dissolved Gas Analysis (DGA) pada EWS
II.1Data IBT 1 Paiton....................................................................................... 6
II.2Monitoring Dissolved Gas pada EWS........................................................ 6
II.3Pengambilan Sample Minyak dari Sampling Port Hydran® M2............... 7
II.4Analisa DGA menggunakan Hydran® M2................................................. 8
II.5Analisa DGA Offline.................................................................................. 8
III. Kesimpulan dan Saran
III.1 Kesimpulan.............................................................................................. 12
III.2 Saran........................................................................................................ 12
ii
PT PLN (Persero)P3B Jawa BaliRegion Jawa Timur dan Bali
I. Pemasangan EWS di IBT 1 GITET Paiton
1.1 Pendahuluan
Peralatan 500 kV adalah peralatan yang paling vital di sistem Jawa Bali, terutama
IBT sebagai instalasi yang menjadi tulang punggung sistem kelistrikan dan jika terjadi
gangguan dapat menyebabkan pemadaman meluas. Oleh sebab itu diperlukan suatu
deteksi dini untuk mengetahui kondisi trafo secara online dan kontinyu.
Pemasangan EWS (Early Warning System) di IBT 1 500/168/20.2 kV 500 MVA
GITET Paiton dilakukan pada tanggal 6 Maret 2005. Perkembangan selanjutnya, EWS
ini mendukung program pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Based
Maintenance). EWS ini dapat diakses melalui website secara online dari server P3B
Bidang Teknik (http://10.6.0.101/rmcs/index.asp).
1.2 Fungsi Kerja EWS
Fungsi utama dari peralatan ini antara lain monitoring, diagnostic, data stored
dan membuat konfigurasi peralatan monitoring. EWS dilengkapi dengan fasilitas :
1. Monitoring dissolved gas online
2. Monitoring moisture online
3. Monitoring parameter kunci dan trending
4. Kontrol sistem pendingin dan efisiensi
5. Pemodelan matematika online
6. Pemodelan beban dinamis online
7. Software untuk diagnosis dan rekomendasi DGA secara offline
8. Kemudahan komisioning dan set-up menggunakan software EWS
1.3 Parameter yang Diukur
Parameter-parameter yang dapat dimonitor melalui EWS yaitu :
1. Dissolved gas dalam minyak
2. Moisture dalam minyak
3. Temperatur minyak : Main tank dan OLTC
4. Arus beban
5. Temperatur winding hot spot
6. Kondisi ambient
7. Arus bocor Bushing
1
PT PLN (Persero)P3B Jawa BaliRegion Jawa Timur dan Bali
Gambar 1. Pemasangan EWS di IBT 1 Paiton
b. EWS Controller / DAUa. Sensor Gas, Moisture & Temperatur
c. Sensor arus bocor bushing d. Bushing Monitoring DAU
2
PT PLN (Persero)P3B Jawa BaliRegion Jawa Timur dan Bali
1.4 Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi
Gambar 2. Koneksi Jaringan EWS
Gambar 3. Arsitektur komunikasi EWS
3
PT PLN (Persero)P3B Jawa BaliRegion Jawa Timur dan Bali
1.5 Tampilan output EWS
Gambar 5. EWS Typical Output Screen (1)
Gambar 4. EWS Connected Analog Inputs
Gambar 6. EWS Typical Output Screen (2)
4
PT PLN (Persero)P3B Jawa BaliRegion Jawa Timur dan Bali
II. Analisa Dissolved Gas Analysis (DGA) pada EWS
2.1 Data IBT 1 Paiton
Merk : ELIN
Tipe : TDQ-565R55F9K-99
No. seri : 1679913
Buatan : Austria
Tahun operasi : 1997
Daya nominal : 500 MVA
Tegangan nominal : 500/168/20.2 kV
Arus nominal : P=577.46 A, S=1718 A, T=2658 A
Arus hubung singkat : 4.32/15.4/15.27 kA
Impedansi : 11-20 %
Vektor group : YN yn0 d11
Jenis minyak : Diala B
Macam pendingin : ONAN/ONAF 1/ONAF 2
2.2 Monitoring dissolved gas pada EWS
Sistem on-line monitoring untuk mengukur level dissolved gas dan moisture
dalam miyak isolasi, selanjutnya untuk mengevaluasi kondisi minyak, temperatur
bubbling, aging rate, dan deteksi dini untuk gangguan pada trafo. Sensor Hydran® M2
dilengkapi dengan detektor gas yang sensitif terhadap 4 gas, yang merupakan indikator
utama dalam deteksi gangguan dini pada peralatan elektrik : Hidrogen (H2), Karbon
monoksida (CO), Etilen (C2H4), dan Asetilen (C2H2). Detektor gas ini mengukur nilai
total dari ke-4 dissolved gas tersebut.
Gambar 7. EWS Alarms
5
PT PLN (Persero)P3B Jawa BaliRegion Jawa Timur dan Bali
Gambar 8. Sensor Hydran® M2
2.3 Pengambilan Sampel Minyak dari Sampling Port Hydran® M2
1. Buka sensor Hydran® M2, longgarkan sekrup penahan sampling port. Putar
protective bracket (searah jarum jam) untuk mengakses sekrup sensor.
2. Buka katup stopcock Luer dari syringe kaca dan pastikan syringe kedap udara.
3. Suntikkan dan atur ujung jarum syringe pada sampling port sensor.
4. Gunakan kunci Allen 5/32-in (4 mm), kemudian buka sekrup sensor secara
perlahan.
5. Pada umumnya, dengan tekanannya minyak akan mengisi syringe. Jika tidak
terjadi, tarik penyedot syringe secara perlahan.
Gambar 9. Pengambilan sample minyak melalui Sampling Port Hydran® M2
6. Jika syringe sudah dipenuhi minyak, tutup sekrup sensor. Jumlah minyak yang
diambil berdasarkan :
- 35 mL untuk sampel DGA
- 3 mL untuk analisa menggunakan HYDRAN® 103B
7. Tutup stopcock Luer dari syringe.
8. Lepaskan syringe dari sekrup sensor.
9. Kosongkan syringe, pastikan bahwa semua gelembung udara telah dibuang.
Pengambilan pertama ini bertujuan untuk membasahi dinding dalam syringe
dengan minyak sehingga hasil sampling yang akurat.
6
PT PLN (Persero)P3B Jawa BaliRegion Jawa Timur dan Bali
10. Ulangi langkah 3-8 untuk mengambil sampel minyak.
11. Buang gelembung udara dari syringe.
12. Kembalikan peralatan sensor seperti keadaan semula.
2.4 Analisa DGA menggunakan Hydran® M2
Untuk melakukan verifikasi hasil pembacaan Hydran® M2 menggunakan DGA
maka sampel minyak diuji di laboratorium minyak. Hydran® M2 akan memberikan
total nilai dari 4 gas yaitu Hidrogen (H2), Karbon monoksida (CO), Etilen (C2H4), dan
Asetilen (C2H2). Hasil pembacaan total nilai tersebut dapat dibandingkan dengan hasil
DGA (uji laboratorium) menggunakan rumus :
Pembacaan Hydran® M2 = 100% [H2] + 18% [CO] + 8% [C2H2] + 1.5% [C2H4]
2.5 Analisa DGA Offline
Data DGA IBT 1 Paiton yang dianalisa di Laboratorium Minyak RJTB sebanyak 5
buah (tahun 2003-2007). Kemudian dimasukkan manual ke aplikasi DGA untuk dilihat
trending DGA per metoda.
Tabel 1. Hasil Uji Laboratorium DGA Minyak Trafo
Ada 5 metode Gas In Oil Diagnostic :
a. Metoda Doernenburg
Hasil evaluasi berdasarkan metoda Doernenburg :
GasRasio Gas
2003 2004 2005 2006 2007
CH4/H2 7.67 0 0 0 0
Gas Konsentrasi Gas Terdeteksi (ppm)2003 2004 2005 2006 2007
H2 49.75 0 0 0 0CH4 382.12 24.71 1226.48 323.29 412.97
C2H2 0 0 0 14.88 0C2H4 24.4 0 0 9.62 9.52C2H6 7.58 0 13.43 28.37 6.1CO 0 0 24.73 18.63 20.52
CO2 3235.18 1361.32 7161.55 4244.11 5371.82C3H8 / C3H6 22.07 0 0 12.81 17.97
C4H8 28.95 106.86 257.42 193.82 342.01TDCG 463.85 24.71 1264.64 394.79 449.11
KONDISI 1 1 2 1 1
7
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2003 2004 2005 2006 2007
CH4/H2
C2H2/C2H4
C2H2/CH4C2H6/C2H2
0
1
2
3
45
6
7
8
9
2003 2004 2005 2006 2007
CH4/H2
C2H6/CH4C2H4/C2H6
C2H2/C2H4
PT PLN (Persero)P3B Jawa BaliRegion Jawa Timur dan Bali
C2H2/C2H4 0 0 0 1.55 0
C2H2/CH4 0 0 0 0.05 0
C2H6/C2H2 0 0 0 1.91 0
Grafik 1. Trending Menggunakan Metoda Doernenburg
Dari hasil evaluasi metode Doernenburg mulai tahun 2003 sampai dengan 2007 tidak
dapat memberikan rekomendasi (hasil uji DGA tidak terdefinisi).
b. Metoda Rogers
Gas2003 2004 2005 2006 2007
Rasio Kode Rasio Kode Rasio Kode Rasio Kode Rasio Kode
CH4/H2 7.67 2 0 5 0 5 0 5 0 5
C2H6/CH4 0.02 0 0 0 0.01 0 0.09 0 0.01 0
C2H4/C2H6 3.21 2 0 0 0 0 0.34 0 1.56 1
C2H2/C2H4 0 0 0 0 0 0 1.55 1 0 0
8
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
2003 2004 2005 2006 2007
CH4(%) =CH4/(CH4+C2H4+C2H2)
C2H4(%) =C2H4/(CH4+C2H4C2H2)
C2H2(%) =C2H2/(CH4+C2H4C2H2)
PT PLN (Persero)P3B Jawa BaliRegion Jawa Timur dan Bali
Grafik 2. Trending Menggunakan Metoda Roger
Dari hasil evaluasi metode Rogers menghasilkan analisa :
Tahun 2003 : terjadi thermal fault, core and tank circulating current
or over heating
Tahun 2004, 2005 : terjadi partial discharge
Tahun 2006 : terjadi partial discharge with tracking
Tahun 2007 : tidak terdefinisi
c. Metoda Duval
GasRasio Gas
2003 2004 2005 2006 2007
CH4(%) = CH4/(CH4+C2H4+C2H2) 0.94 1.00 1.00 0.93 0.98
C2H4(%) = C2H4/(CH4+C2H4C2H2) 0.06 0.00 0.00 0.03 0.02
C2H2(%) = C2H2/(CH4+C2H4C2H2) 0.00 0.00 0.00 0.04 0.00
Grafik 3. Trending Menggunakan Metoda Duval
Dari hasil evaluasi metode Duval menghasilkan analisa :
Tahun 2003 & 2006 : terjadi hot spot di bawah 200C
Tahun 2004, 2005 & 2007 : terjadi korona discharges
9
0
1
2
3
45
6
7
8
9
2003 2004 2005 2006 2007
C2H2/C2H4CH4/H2
C2H4/C2H6
PT PLN (Persero)P3B Jawa BaliRegion Jawa Timur dan Bali
d. Metoda IEC 599
Gas2003 2004 2005 2006 2007
Rasio Kode Rasio Kode Rasio Kode Rasio Kode Rasio Kode
C2H2/C2H4 0 0 0 0 0 0 1.55 1 0 0
CH4/H2 7.67 2 0 1 0 1 0 1 0 1
C2H4/C2H6 3.21 2 0 0 0 0 0.34 0 1.56 1
Grafik 4. Trending Menggunakan Metoda IEC 599
Dari hasil evaluasi metode IEC 599 menghasilkan analisa :
Tahun 2003 : terjadi temperature fault >700C
Tahun 2004 & 2005 : terjadi low energy partial discharge
Tahun 2006 : terjadi high energy partial discharge
Tahun 2007 : kondisi normal
e. Metoda GE
GasRasio Gas
2003 2004 2005 2006 2007
C2H4/C2H6 3.21 0 0 0.34 1.56
C2H2/C2H4 0 0 0 1.55 0
10
PT PLN (Persero)P3B Jawa BaliRegion Jawa Timur dan Bali
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
2003 2004 2005 2006 2007
C2H4/C2H6C2H2/C2H4
Grafik 5. Trending Menggunakan Metoda GE
Dari hasil evaluasi metode GE menghasilkan analisa :
Tahun 2003 & 2007 : terjadi high temperature fault
Tahun 2004 & 2005 : terjadi low temperature fault
Tahun 2006 : tidak terdefinisi
III. Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
1. Aplikasi DGA pada EWS hanya bersifat offline (secara software).
2. Terdapat perbedaan analisa dari masing-masing metoda DGA sehingga sulit
mengambil kesimpulan akhir dari kondisi minyak isolasi.
3. Trending DGA yang berubah-ubah secara drastis kemungkinan dari proses
pengambilan sampel minyak sampai dengan pengujian di Laboratorium.
3.2 Saran
1. Perlu diadakan training/workshop untuk memperdalam analisa kinerja EWS IBT
1 GITET Paiton.
2. Pengoptimalan fungsi EWS IBT 1 Paiton sebagai alat deteksi dini kondisi trafo
secara real-time dan mendukung CBM di RJTB.
3. Penerapan dan sosialisasi IK Pengambilan Sampel Minyak, serta pengadaan alat
uji DGA yang khusus untuk minyak trafo.
11