Upload
madenp
View
24
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Teori Akuntansi
Citation preview
BAB X PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
TINGKAT PENGUNGKAPAN
Dalam pengertian terluas kata tersebut, pengungkapan hanya berarti penyampaian
(release) informasi. Para akuntan cenderung menggunakan kata ini dalam pengertian yang agak
lebih terbatas, yaitu penyampaian informasi keuangan tentang suatu perusahaan di dalam laporan
keuangan, biasanya laporan tahunan. Istilah ini kadand-kadang dibatasi lebuh jauh hingga berarti
informasi yang tidak dimuat dalam laporan keuangan itu sendiri. Pengungkapan dalam
pemgertian tersempitnya, mencakup hal-hal seperti pembahasan dan analisis manajemen, catatan
kaki, dan laporan pelengkap.
Tingkatan pengungkapan
Tingkatan pengungkapan juga tergantung pada standar yang dianggap paling diingikan.
Tiga konsep pengungkapan yang biasanya diusulkan adalah pengungkapan yang memadai
(adequate), wajar (fair), dan lengkap (full). Yang paling banyak digunakan dari ketiga ungkan ini
dalah pengugnkapan yang memadai. Tidak ada perbedaan nyata diantara konsep-konsep ini jika
semuanya digunakan dalam konteks yang tepat. Tujuan yang positif adalah menyediakan
informasi yang signifikan dan relevan kepada pemakai laporan keuangan terbaik yang mungkin,
dengan pembatasan bahwa manfaatnya harus melebihi biayanya.
Standar untuk pengungkapan
Keputusan mengenai tingkatan pengungkapan yang tepat akan didasarkan pada
peningkatan kesejahteraan sosial yang akan dihasilkan oleh setiap penambahan pengungkapan.
Karakteristik kualitatif yang diyakini harus dimiliki informasi yang berguna, relevan, tepat
waktu, dan dapat dimengerti. Komparabilitas dapat diterapkan paling tidak dalam dua cara yang
berbeda, yang pertama adalah menyajikan pengungkapan yang cukup tentang bagaimana angka-
angka akuntansi diukur dan dihitung agar memungkinkan investor mengkonversi jumlah-jumlah
dari perusahaan-perusahaan yang berbeda menjadi ukuran-ukuran yang langsung dapat
diperbandingkan. Cara kedua untuk menerapkan komparabilitas adalah dengan membiarkan
investor membuat peringkat ordinal untuk beberapa masukan dalam model-model keputusan.
Data kuantitatif dalam memilih kriteria untuk memutuskan data kuantitaif apa yang
material dan relevan bagi investor dan kreditor, penekanannya haruslah pada informasi lain yang
memungkinkan dapat digunakan dalam model-model keputusan. Informasi nonkuantitatif,
informasi yang tidak dapat dinyatakan dalam ukuran-ukuran kuantitatif lebih sukar dievaluasi
dalam hal materialitas dan relevansinya karena informasi itu diberi bobot yang menngunakannya
dalam pengambilan keputusan.
Pengungkapan sukarela versus dipaksakan
Keengganan perusahaan untuk mengungkapakan lebih banyak informasi keuangan itu
antara lain dengan argumentasi :
1 Pengungkapan akan membantu pesaing dengan merugikan pemegang saham.
2 Serikat-serikat pekerja dikatakan memperoleh keuntungan dalam tawar-menawar upah
dengan adanya pengungkapan informasi keuangan yang lengkap.
3 Seringkali dinyatakan bahwa investor tidak dapat memahami kebijakan dan prosedur
akuntansi dan bahwa pengungkapan lengkap hanya akan menyesatkan bukan
menjelaskan
4 Sebuah argumentasi yang mengandung kebenaran adalah bahwa seringkali sumber-
sumber lain informasi keuangan mungkin tersedia untuk memberikan informasi tersebut
dengan biaya yang lebih rendah daripada jika diberikan perusahaan dalam laporan
keuangannya,
5 Tidak adanya pengetahuan tentang kebutuhan para investor juga diajukan sebagai alasan
untuk membatasi pengungkapan.
Regulasi pengungkapan
Salah satu dari tidak adanya pengungkapan adalah kegagalan pasar. Otoritas utama di
Amerika Serikat dalam hal ini adalah Securities and Exchange Commission (SEC). SEC
mencapai tujuan-tujuannya terutama melalui regulation S-X, Accounting Series Releases (ASR),
dan Staff Accounting Bulletins (SAB). Regulation S-X, yang mengatur bentuk dan isi laporan
keuangan, khusunya laporan tahunan yang dikenal dengan 10-K, yang diserahkan kepada SEC,
dikeluarkan pada tahun 1940 pada saat GAAP masih relatif sedikit.
BENTUK-BENTUK PENGUNGKAPAN
Lain data kuantitatif yang biasanya disajikan dalam laporan keuangan tradisional, banyak
manfaat yang terkandung dalam penyajian yang lebih rinci yang menyangkut beberapa segmen
perusahaan yang memperlihatkan diversifikasi produk atau geografis yang timbul dari
pertumbuhan normal atau merger dalam perkembangan perusahaan konglomerat.
Ramalan keuangan
Salah satu pandangan adalah bahwa akuntan hanya harus menyajikan informasi historis
dan kini yang memungkinkan investor membuat prediksi mereka sendiri tentang masa depan.
Proses ramalan itu memerlukan evaluasi yang subyektif selain analisis atas sejumlah besar
variabel dan asumsi dianggap bahwa investor dapat memahami evaluasi dan asumsi subyektif itu
hanya dengan membuat ramalan. Pandangan lainnya adalah bahwa manajemen mempunyai
sumberdaya yang jauh lebih unggul untuk membuat ramalan yang andal dan bahwa tersedianya
ramalan manajemen bagi masyarakat menambah efisiensi pasar keuangan.
Informasi apa yang harus diramalkan dan bagaimana keandalannya diukur. Ramalan angka
akuntansi yang paling sering disebut mungkin laba bersih dan laba per saham, tetapi angka-
angka ini mungkin lebih sukar diprediksi dan juga yang paling tidak bisa diandalkan. Fakta
bahwa proyeksi laba akuntansi tergantung pada banyak variabel dan subyektif dan pada banyak
asumsi mengenai perusahaan dan perekonomian. Pos-pos yang mungkin lebih andal dan mudah
untuk diprediksi mencakup perkiraan penjualan, penerimaan dan pengeluaran yang dianggarkan,
serta ukuran-ukuran yang berhubungan dengan perkiraan perubahan dalam harga dan permintaan
produk perusahaan, serta perkiraan perubahan dalam biaya tenaga kerja dan barang yang
biasanya diperoleh perusahaan.
Kebijakan akuntansi
Pengungkapan kebijakan akuntansi dapat membantu yaitu dengan memungkinkan
dicapainya penafsiran yang lebih baik atas laporan keuangan untuk setiap perusahaan dan
karenanya mempengaruhi keputusan investasi. Informasi tentang kebijakan akuntansi yang
digunakan perlu untuk mengahasilkan penyajian laporan keuangan yang wajar.
Perubahan akuntansi
Perubahan akuntansi mencakup perubahan dalam prinsip akuntansi, dalam estimasi
akuntansi dan dalam satuan usaha yang melaporkan. Pengungkapan perubahan-perubahan ini
seperti pengungkapan kebijakan akuntansi, esensial bagi keputusan investasi yang optimal.
Perubahan dalam laba bersih yang dilaporkan, yang disebabkan oleh perubahan dalam metode
akuntansi, tidak secara material mempengaruhi harga pasar saham pada saat pengungkapan
perubahan itu dilakukan.
Pengungkapan peristiwa pascalaporan
Ada dua jenis peristiwa yang relevan yang mungkin terjadi setelah tanggal laporan dan
sebelum selesainya laporan. Peristiwa jenis pertama ttimbul dari tidak cukupnya pengetahuan
selama periode akuntansi dan menghasilkan perubahan dalam estimasi nilai akibat pengetahuan
yang diperoleh setelah tanggal neraca. Peristiwa jenis kedua tidak mempunyai dampak langsung
pada laporan keuangan tahun sebelumnya, tetapi kemungkinan mempengaruhi secara material
keputusan yang didasarkan pada laporan ini. Peristiwa setelah tanggal neraca lainnya yang
mencerminkan “suatu evaluasi konkuren atas kondisi-kondisi baru “ biasanya tidak membawa
pada pengungkapan ataupun penyesuaian laporan keuangan.
METODE – METODE PENGUNGKAPAN
Metode – metode pengungkapan yang umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1 Bentuk dan susunan laporan formal
2 Terminologi dan penyajian yang teerinci
3 Informasi parentesis (dalam tanda kurung)
4 Catatan kaki
5 Laporan dan daftar (schedule) pelengkap
6 Komentar dan laporan auditor
7 Surat direktur utama atau ketua dewan komisaris
Bentuk dan Susunan Laporan Formal
Bentuk dan susunan laporan formal dapat diubah secara efektif untuk menampilkan jenis
informasi tertentu yang tidak dengan mudah diungkapkan dalam laporan tradisional.
a. Laporan Posisi. Dalam laporan posisi atau neraca, hubungan – hubungan yang relevan
dapat diungkapkan dengan mengatur kembali klasifikasi yang mendasar.
b. Laporan Rugi Laba. Dalam laporan rugi laba, bentuk penyajian yang berlainan dapat
menekankan konsep laba yang berbeda atau penafsiran data yang berbeda.
c. Laporan Arus Kas. Dalam laporan arus kas, khususnya jika klasifikasi yang relevan
dilakukan dengan hati – hati. Misalnya klasifikasi pengeluaran kas lebih relevan untuk
keperluan prediktif jika pengeluaran itu dikelompokkan menurut perilaku fungsionalnya,
seperti karakteristik tatap dan variabel.
Terminologi dan Penyajian yang Terinci
Pemilihan seberapa banyak informasi yang harus disajikan dan pos – pos mana yang
harus disajikan secara terpisah tergantung pada tujuan laporan dan materialistis pos tersebut.
Keringkasan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam laporan keuangan, tetapi pengungkapan
secara tepat informasi terinci harus didahulukan jika hal itu diperlukan agar laporan itu bernilai
bagi pengambilan keputusan.
Informasi Parentesis
Informasi yang paling sigifikan harus disajikan dalam tubuh laporan keuangan, bukan
dalam catatan kaki atau daftar pelengkap. Jika judul pos – pos dalam laporan tidak dapat dibuat
benar – benar deskriptif tanpa menjadi terlalu panjang, penjelasan atau definisi dapat disajikan
sebagai catatan parentesis (dalam tanda kurung) setelah judul dalam laporan tersebut.
Data non-kuantitatif lainnya yang dapat disajikan dalam catatan parentesis mencakup :
a. Indikasi tentang prosedur atau metode penilaian spesifik yang digunakan, agar pembaca
lebih memahami arti data tersebut.
b. Karakteristik khusus yang memberi arti yang lebih luas mengenai kepentingan relatif pos
tersebut, seperti fakta bahwa aktiva tertentu diagunkan atau bahwa kewajiban tertentu
mempunyai hak didahulukan.
c. Rincian mengenai jumlah satu atau lebih pos yang termasuk dalam klasifikasi yang lebih
luas yang tercantum dalam laporan.
d. Penilaian alternatif seperti harga pasar kini.
e. Referensi pada informasi terkait dalam laporan – laporan lain atau tempat lain di dalam
laporan.
Catatan Kaki
Laporan keuangan saat ini telah memunculkan apa yang bisa disebut sebagai era catatan
kaki. Di satu pihak, cara ini merupakan peningkatan dalam pelaporan karena menghasilkan
pengungkapan secara lebih lengkap peristiwa – peristiwa keuangan dan dat keuangan yang
relevan.Catatan kaki mempunyai tempat yang layak dalam pelaporan keuangan, tetapi ada
bahayanya jika terlalu mengandalkan catatan kaki sebagai metode pengungkapan atau jika
menggunakan catatan kaki sebagai alasan karena laporan formal tidak memadai.
a. Sifat dan tujuan catatan kaki
Tujuan menggunakan catatan kaki dalam laporan keuangan haruslah untuk
mengungkapkan informasi yang tidak dapat disajikan secara memadai dalam tubuh suatu laporan
tanpa mengurangi kejelasan laporan.catatan kaki tidak boleh digunakan sebagai pengganti
klasifikasi atau penilaian dan deskripsi yang semestinya di dalam laporan, juga tidak boleh
berkontradiksi atau mengulang informasi di dalam laporan.
b. Kebijakan akuntansi dan perubahan akuntansi
Dalam catatan kaki, metode – metode yang diguakan itu dapat diperlakukan secara lebih
lengkap daripada jika digunakan catatan parentesis. Pengungkapan yang lebih lengkap ini
penting bila perbedaan diantara beberapa metode yang lazim itu material – berarti, bila asumsi
dalam metode yang berbeda akan menjadi faktor yang signifikan dalam pengambilan keputusan.
Perubahan metode – metode mungkin lebih signifikan daripada metode – metode itu sendiri,
khusunya bila disajikan data komparatif. Postulat konsistensi menghendaki agar laporan
keuangan harus dapat diperbandingkan dari periode ke periode dan bahwa bila dilakukan
perubahan, dampak perubahan itu harus diungkapkan.
c. Hak kreditor untuk didahulukan
Jenis prioritas yang umum, seperti yang diberikan pada pemegang obligasi hipotik,
biasanya dapat dijelaskan secara singkat dan jelas di neraca dengan suatu referensi singkt ke
hipotik tersebut atau ke properti spesifik yang diberikan sebagai jaminan.
d. Aktiva kontijen dan kewajiban kontijen
Semua aktiva dan kewajiban harus diestimasi, jika memungkinkan, dan dimasukkan
dalam neraca dan dampaknya, jika ada, pada laba bersih harus dicerminkan dalam laporan rugi
laba.
e. Pembatasan pada pembayaran deviden
Kebanyakan pembayaran deviden oleh perseroan – perseroan besar dihubungkan dengan
laba berjalan, laba masa lalu, dan sumber daya kas yang tersedia. Biasanya tidak ada niat untuk
membayar deviden sampai keseluruhan jumlah yang secara legal diperbolehkan atau bahkan
sampai sebesar saldo laba. Oleh karena itu, suatu penjelasan dalam catatan kaki tentang
pembatasan deviden yang didasarkan pada saldo laba mungkin tidak terlalu relevan bagi investor
yang dapat memperkirakan bahwa deviden masa depan mungkin tidak akan melebihi laba masa
depan.
f. Hak – hak pemegang ekuitas
Sebagian dari hak – hak pemegang ekuitas jelas terlihat dalam klasifikasi dan deskripsi
neraca, dan hak – hak lainnya dapat diungkapkan dengan catatan parentesis yang tepat di dalam
laporan.
Salah satu jenis transaksi yang umum ditemui yang memengaruhi hak – hak masa depan
pemegang saham adalah pemberian opsi saham kepada para eksekutif.
g. Kontrak pelaksanaan.
Yang termasuk dalam kontrak jenis pelaksanaan adalah sewa guna usaha jangka panjang
dan komitmen pembelian. Walaupun pengkapitalisasian komitmen ini serta pencantumannya di
antara aktiva dan kewajiban neraca dapat membuat laporan lebih baik, sifat kontrak – kontrak ini
biasanya memerlukan informasi pelengkap juga.
h. Pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Penggunaan penting catatan kaki adalah untuk memberikan rincian tentang sifat transaksi
di antara pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa (related parties).
Laporan dan Daftar Pelengkap
Dalam banyak laporan tahunan sekarang ini, daftar – daftar pelengkap dicantumkan
dalam bagian yang terpisah dari laporan yang disebut pokok – pokok keuangan (financial
highlight) atau bagian serupa dalam laporan yang mendahului laporan keuangan formal. Dengan
menggunakan suatu bagian yang terpisah di dalam laporan, informasi yang disajikan di sana
ditempatkan dalam posisi sekunder setelah laporan dan catatan kaki, karenanya seringkali
dianggap kurang penting dibandingkan informasi dalam laporan dan catatan kaki.
Laporan pelengkap menjalankan fungsi yang berbeda dengan daftar pelengkap. Biasanya laporan
pelengkap menyajikan informasi tambahan atau informasi yang disusun dalam gaya yang
berbeda, dan bukan hanya informasi yang lebih terinci.
a. Laporan Auditor
Laporan auditor bukanlah tempat untuk mengungkapkan informasi keuangan yang
signifikan mengenai perusahaan. Tetapi laporan ini memang berfungsi sebagai metode untuk
mengungkapkan jenis – jenis informasi berikut :
1. Dampak material dari penggunaan metode akuntansi yang berbeda dengan yang lazim.
2. Dampak yang material dari perubahan dai satu metode akuntansi yang lazim ke metode
yang lazim lainnya.
3. Perbedaan pendapat antara auditor dan klien mengenai kelaziman satu atau lebih metode
akuntansi yag digunakan dalam laporan.
Pembahasan dan Analisis Manajemen serta Surat Direktur Utama
Idealnya informasi dalam P&AM mencakup hal – hal seperti :
1. Peristiwa dan perubahan nonkeuangan selama tahun tersebut yang memengaruhi operasi
perusahaan.
2. Harapan mengenai masa depan industri dan perekonomian serta perusahaan dalam
harrapan ini.
3. Rencana – rencana untuk pertumbuhan dan perubahan operasi dalam periode atau periode
– periode mendatang.
4. Jumlah dan dampak yang diharapkan dari pengeluaran modal dan upaya riset yang
sedang berjalan dan yang diantisipasi.
BAB XI KONSEP LABA
KONSEP LABA
Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran teramsuk pengukuran prestasi,
hasil usaha, laba maupun posisi keuangan. Salah satu isu berat dalam pengukuran adalah laba.
Laba merupakan informasi penting dalam laporan keuangan, karena :
1. Dasar perhitungan pajak yang akan di terima Negara
2. Dasar perhitungan deviden yang akan di bagikan kepada pemilik dan yang akan di tahan
perusahaan.
3. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pembuat keputusan
4. Sebagai dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahan lainnya di
masa yang akan dating
5. Sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi
4 (EMPAT) KONSEP PERHITUNGAN LABA
1. Pemikiran Klasik
Segala sesuatunya di catat, di klasifikasikan, di laporkan dll berdasarkan historical
cost accounting (data actual yang benar-benar terjadi) atau conventional cost accounting,
pemikiran ini biasa di sebut juga accounting income.
2. Pemikiran Neo Klasik
Konsep historical cost accounting tidak di gunakan karena adanya perubahan nilai
sehingga di kembangkan pendekatan baru dengan menyesuaikan dengan tingkat inflasi,
atau biasa di sebut juga General Price Level Adjusted Historical Cost Accounting.
Perhitungan labanya di sebut GPLA Accounting Income.
3. Pemikiran Radial
Current Value Income atau laba yang di peroleh dengan perhitungan Current Income,
yang di gunakan untuk mengestimasikan laba; nilai sekarang untuk masa yang akan
dating dengan tingkat bunga yang berlaku.
4. Pemikiran Neo Radial
Current Value , laba yang di peroleh di sesuaikan dengan tingkat harga umum
(kombinasi 2 dan 3) yakni General Price Level Adjusted Current Value, dengan
pehitungan labanya Adjusted Current Income yang tidak mengakui konsep konservatisme
karena keadaan untung/rugi langsung di akui, dan biasanya di gunakan oleh manajemen
atau investor.
LABA MENURUT KONSEP AKUNTANSI (ACCOUNTING INCOME)
Laba menurut akuntansi yaitu :
Perbedaan antara revenue yang di realisasi yang timbul dari transaksi pada periode
tertentu di hadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut.
Menurut Belkovi, laba mengandung 5 (lima) sifat yaitu :
1. Di dasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi ; ada bukti autentik (ada kuitansi,
transaksi jelas)
2. Di dasarkan pada konsep periodic ; ada pengakuan laba per periode
3. Di dasarkan pada prinsip revenue ; adanya realisasi pendapatan/ net assets
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang
di keluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu
5. Di dasarkan pada prinsip matching yaitu menandingi antara revenue dengan cost periode
yang bersangkutan untuk mendapatkan revenue periode tersebut
KEBAIKAN KONSEP LABA AKUNTANSI
1. Dapat terus menerus di telusuri dan di uji
2. Dapat di periksa/teruji (verifiability) yang menghasilkan bukti-bukti tertentu
3. Konservatisme ; karena yang di akui hanya laba yang di realisasi dan tidak
memperhatikan perubahan nilai
4. Dapat di gunakan sebagai alat kendali bagi manajemen, karena merupakan recording data
(ada catatan dan transaksi)
KELEMAHAN LABA AKUNTANSI
1. Tidak menujukan laba yang di peroleh dari adanya kenaikan nilai
2. Adanya perbedaan dalam metode perhitungan cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil
dan biaya
3. Adanya prinsip realisasi, historical cost, konservatisme dapat menimbulkan salah
pengertian terhadap data yang di sajikan.
Beberapa konsep laba, perhitungan laba serta mereka yang membutuhkannya di susun
Hendriksen (1992:155) dalam table sebagai berikut :
Konsep Laba Perhitungan Laba Peneerimaan Informasi
Value Added (Tambahan
Nilai).
Harga jual produksi dan jasa
perusahaan di kurangi harga
pokok barang /jasa yang di
jual.
Pegawai, pemilik, kreditor dan
pemerintah.
Laba Bersih Perusahaan
(Enterprise net Income).
Kelebihan hasil (revenue) dari
biaya, seluruh pendapatan
(gain) dn rugi. Biaya tidak
termasuk bunga, pajak dan
bagi hasil.
Pemegang, saham, pemegang
obligasi dan pemerintah.
Laba bersih bagi Investor. Sama seperti enterprise
income, tetapi setelah di
kurangi pajak penghasilan.
Pemegang saham, pemegang
obligasi dan kreditor jangka
panjang.
Laba bersih bagi pemegang
saham residual (residual
equity holders).
Laba bersih kepada pemegang
saham di kurangi deviden
saham preferen.
Pemegang saham biasa
(sekarang dan yang potensial)
terkecuali prioritas
pembayarab tidak terpenuhi.
KONSEP LABA EKONOMI (ECONOMIC INCOME)
Adam Smith, Marshal, dkk : Laba adalah income yang berasal dari kenaikan dalam
kekayaan, yang di hubungkan dalam konsep praktek bisnis dan biasanya terdapat modal tetap,
modal kerja, modal fisik dan laba serta menekankan pada konsep realisasi dalam pengakuan
income.
Van Bohm Bawerk : Income bukan saja unsure kas tetapi juga non moneter/ tidak terukur
dengan uang.Fisher , Menghitung laba ekonomi mencakup 3 tahap yakni :
1. Physical Income
Barang dan atau jasa dapat memberikan kepuasan terhadap seseorang dan pemenuhan
kebutuhan ; unsureable.
2. Real Income
Ukuran yang dapat di gunakan untuk real income adalah biaya hidup (cost of living)
bahwa kepuasan timbul karena kesenangan fisik yang timbul dari keuntungan yang di
ukur dengan pembayaran uang yang di lakukan untuk membeli barang dan atau jasa
sebelum dan atau setelah di konsumsi.
3. Money Income
Hasil uang yang di terima dan di maksudkan untuk konsumsi dalam pemenuhan
kebutuhan hidup.
Lindahl , menurutnya money income adalah interest yaitu penghargaan yang kontiniu
terhadap barang modal income; konsumsi di tambah saving.
Hick , Money Income merupakan jumlah maksimum yang dapat di konsumsikan pada
periode tertentu dan masih dapat mempertahankan modalnya tidak berkurang.
KONSEP CAPITAL MAINTENANCE
Laba yaitu setelah modal yang di keluarkan masih ada (return on capital/ capital
maintenance) atau biaya yang di keluarkan telah tertutupi (cost recovery). Konsep di nyatakan
dalam bentuk :
a. Uang (Financial Capital) atau units of moneter
b. Daya beli (General Purchasing Power) atau physical capital
Berdasarkan kedua konsep ini,konsep capital maintenance terbagi 4 yaitu :
1. Money Maintenance yang berasal dari pemikiran klasik yaitu financial capital yang di
ukur menurut unit uang, dan konsep modal yang di tanamkan harus tetap terpelihara.
Laba adalah perubahan net assets dengan mengkonservasikan setiap transaksi dalam
ukuran uang. Konsep ini sama dengan konsep Conventional Accounting.
2. General Purchasing power Money Maintenance berdasarkan pemikiran neo klasik yaitu
financial capital atau konsep financial yang di ukur dengan daya beli yang sama. Laba
adalah perubahan net assets dengan menyesuaikan transaksi modal dengan daya beli yang
sama, Konsep ini sama dengan General Price Level Adjusted historical Cost Accounting.
3. Productive Capacity Maintenance dari pemikiran radikal yakni konsep physical yang di
ukur menurut unit uang. Kapasitas produksi perusahaan di pertahankan. Konsep ini sama
dengan Current Value Accounting. Current value dapat di hitung dengan 3 metode :
a. Capitalization atau present value method adalah jumlah bersih arus kas yang di
harapkan di terima selama umur ekonomisnya yang di diskontokan pada saat
sekarang
b. Current Entry Price adalah jumlah kas atau active lainnya yang di butuhkan untuk
mendapatkan aktiva sejenis/sama (replacement cost)
c. Current Exits Price (Net Realization Value) yaitu jumlah kas yang di terima atau
utang yang di anggap lunas apabila assets tersebut di jual.
4. General Purchasing Power, Productive Capacity Maintenance berdasarkan pemikiran neo
radikal merupakan konsep physical capital yang di ukur dengan unit tenaga beli yang
sama kapasitas produksi fisik perusahaan di ukur dalam tenaga beli yang sama di
pertahankan. Konsep ini sama dengan GPLA Current Vaue Accounting.
LABA ACCOUNTIG DAN MONEY INCOME
1. Accounting Income
Accounting income adalah perbedaan antara realisasi penjualan yang berasal dari
transaksi perusahaan pada periode tertentu di kurangi dengan biaya yang di keluarkan untuk
mendapatkan penjualan/ penghasilan itu.
Modal (capital) adlah aktiva bersih, yang dapat meningkat akibat kenaikan laba. Laba
adalah arus kekayaan, sedangkan modal adlaah simpanan kekayaan. Modal di sebut Financial
capital, karena terfokus pada nilai uang dari aktva yang di kurangi kewajiban, dan Modal dapat
di katakana Physical capital yang lebih pada kemampuan fisik memproduksi barang dan jasa
bukan ppada nilai uangnya.
Dalam konsep Replacement Cost Income di kenal dua komponen yaitu :
a. Current Operating Profit yang di hitung dari pengurangan biaya pengganti
(Replacement Cost) dari penghasilan (X)
b. Realized Holding Gains and losses yang di hitung dari perbedaan antara replacement
cost dari barang yang di jual dengan biaya historis dari barang yang sama, laba rugi
ini dapat di bagi dua : yang di realisasikan dan accrued pada selama periode ini (y);
dan yang di relisasi pada periode ini tetapi accrued pada periode sebelumnya (z)
Semua dapat di tulis dengan rumus ( Pa = x + y + z )
2. Money Income
Money income berbeda dengan accounting income dalam hal :
a. Money Income di hitung berdasarkan replacement cost, sedangkan accounting
income berdasarkan historical cost
b. Money Income hanya mengakui gins yang accrued pada periode ini
Berdasarkan money income, income dapat di hitung dari : Accounting income (Pa) ;
Realisasi periode ini dan accrued pada periode sebelumnya (z) ; Holding gains dan losses
yang belum terealisasi (w). yang dapat di tulis dengan rumus :
( Pm = Pa – z + w )
Atau bias di hitung sebagai penjumlaha dari
a. Current operating profit atau x;
b. Realisasi dan accrued holding gain pada periode itu atau y;
c. Holding gains and loss yang belum di realisasikan yang accrued pada periode itu.
BAB XII AKUNTANSI INFLASI , MODEL PENILAIAN
DAN PENENTUAN LABA
AKUNTANSI INFLASI
Sejarah Akuntansi Inflasi
Akuntan di Inggris dan Amerika Serikat telah membahas dampak inflasi terhadap laporan
keuangan sejak awal 1900-an, dimulai dengan teori indeks jumlah dan daya beli. 1911 buku
Irving Fisher Kekuatan Pembelian Uang tersebut digunakan sebagai sumber oleh Henry W.
Sweeney pada tahun 1936 bukunya Akuntansi stabil, yang sekitar Konstan Purchasing Power
Akuntansi. Model oleh Sweeney digunakan oleh The American Institute Akuntan Publik untuk
1963 studi penelitian mereka (ARS6) Pelaporan Keuangan Dampak Perubahan Harga-Level, dan
kemudian digunakan oleh Dewan Prinsip Akuntansi (AS), Dewan Standar Keuangan (Amerika
Serikat ), dan Standar Akuntansi Komite Pengarah (Inggris). Sweeney menganjurkan
menggunakan indeks harga yang mencakup segala sesuatu dalam produk nasional bruto. Pada
bulan Maret 1979, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menulis Konstan Dolar
Akuntansi, yang menganjurkan menggunakan Indeks Harga Konsumen untuk Semua Urban
Konsumen (CPI-U) untuk menyesuaikan akun karena dihitung setiap bulan.
Selama Depresi Besar, beberapa perusahaan menyajikan kembali laporan keuangan
mereka untuk mencerminkan inflasi. Pada saat selama 50 tahun terakhir penetapan standar
organisasi telah mendorong perusahaan untuk melengkapi laporan keuangan berbasis biaya
dengan laporan yang disesuaikan tingkat harga. Selama periode inflasi tinggi di tahun 1970,
FASB sedang meninjau proposal rancangan untuk laporan disesuaikan tingkat harga ketika
Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) mengeluarkan ASR 190, yang membutuhkan sekitar 1.000
dari perusahaan terbesar AS untuk memberikan informasi tambahan berdasarkan pada biaya
pengganti. FASB menarik RUU.
Pengertian Akuntansi Inflasi
Menurut Drs. Ainun Na’im, Ak, pengertian Akuntansi Inflasi adalah sebagai berikut :
“Merupakan suatu proses data akuntansi untuk menghasilkan informasi yang telah
memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat perubahan harga, sehingga informasi yang
menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang berlaku.”
Tujuan dari Akuntansi Inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan
memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur jumlah,waktu,dan kemungkinan arus
kas masa depan.
Akuntansi Inflasi merupakan sutu metode untuk mengkoreksi,dengan menyatakan
kembali sepenuhnya laporan keuangan berdasarkan harga perolehan historis kedalam suatu cara
yang mencerminkan perubahan daya beli mata uang yang diukur dengan menggunakan angka
indeks. Akuntansi inflasi bukan sebagai pengganti akuntansi konvensional yang telah ada,
namun merupakan informasi tambahan bagi para pemakainya.
MODEL PENILAIAN DAN PENENTUAN LABA
Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode penentuan laba.
Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relevan yang digambarkan oleh
laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam laporan keuangan.
Metode pengukuran aktiva dan kewajiban dapat dibagi (Johnson,1977) sebagai berikut :
1 The entry value system dari harga umum yang terdiri dari:
a. Historikal cost
b. General price level
c. Replacement cost
d. Reproduction cost
2 The exit value system harga pasar atau current market value yang terdiri dari:
a. net realizable value
b. selling price
c. expected value
GENERAL PRICE LEVEL
Dalam metode General Price Level misalnya metode historical cost disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga sehingga pada masa inflasi GPL ini lebih besar daripada nilai historical
cost.
Keuntungan GPL adalah sebagai berikut :
Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan
Dapat meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar periode
Membantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang akan datang secara lebih baik
Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-
angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan.
Kelemahan GPL adalah sebagai berikut :
Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak bisa
disamaratakan
GPL tidak bermakna bagi perusahaan
Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kas
Rasio itu adalah indikator mentah
CURRENT COST ACCOUNTING
Menurut Edgar Edwards dan Philips Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar
konsep CCA ini. Menurut mereka yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka
mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada. Konsep dimana menyatakan nilai pos-pos
laporan keuangan dengan harga perolehan sekarang yaitu dengan harga perolehan dari pos yang
mempunyai umur dan kapasitas yang sama.
Kelebihan CCA :
Current cost menunjukan jumlah yang seharusnya dibayar oleh perusahaan dalam periode
berjalan untuk memperoleh aktiva atau jasa.
Current cost memungkinkan identifikasi dari penyimpangan laba atau rugi, sehingga
mencerminkan hasil-hasil keputusan manajemen asset dan dampak dari lingkungan atas
perusahaan yang tidak tercermin dalam transaksi rutin.
Current cost menggambarkan nilai aktiva pada perusahaan jika perusahaan melanjutkan
untuk memperoleh aktiva tersebut dan jika nilainya belum ditambah aktiva tersebut.
Penjumlahan aktiva yang dinyatakan dalam nilai sekarang lebih berarti dari pada
penambahan biaya historis yang terjadi pada periode yang berbeda.
Current cost memungkinkan pelaporan current operating profit,yang dapat digunakan
untuk meramalkan arus kas masa depan.
Kelemahan CCA :
Pengguna current cost adalah subyektif karena sangat sulit menentukan harga perolehan
sekarang yang pasti setiap saat.
Berikut ini adalah beberapa bentuk current cost :
a. Replacement cost
adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva baru atau
menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti ini hanya
diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap. Aktiva tetap disajikan
menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai. Penyusutan
dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa inflasi sering terjadi backlog depreciation
atau penyusutan yang bersaldo negatif. Dalam penyajiannya hutang ini harus disajikan nilai
diskontonya. Pada masa inflasi nilai dari replacement value ini lebih besar dari general price
level.
Metode ini dikritik dalam hal :
Subjektivitas penilaian atau taksiran harganya sehingga angka-angka yang timbul tidak
didasarkan pada transaksi yang sebenarnya.
Dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan
pembebanan ke laba rugi (misalnya penyusutan dan harga pokok produksi) lebih rendah
dari beban pada historical cost. Akhirnya income akan lebih tinggi dari historical cost.
Perubahan harga umum tidak tergambar dalam metode replacement cost ini, karena
hanya untuk aktiva tertentu. Oleh karenanya metode replacement cost ini dianggap bukan
merupakan metode akuntansi inflasi
Sukar melakukan perbandingan antar perusahaan yang saling berbeda. Walaupun ada
kritik ini, sebagai pihak menganggap bahwa metode ini paling mudah diterapkan dalam
akuntansi inflasi.
b. Reproduction cost
Adalah istilah lain yang hampir sama dengan replacement cost ini. Disini harga itu diukur
berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu dibuat atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki
itu tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi aktiva yang dibuat itu. Jika
suatu aktiva baru direproduksi tanpa menghiraukan perubahan teknologinya nilainya sama
dengan replacement cost. Dengan demikian secara umum apa yang berlaku pada metode
replacement cost berlaku juga pada reproduction cost.
c. Net Realizable Value
Harga pasar sekarang adalah harga atau kas yang di peroleh jika suatu aktiva dijual
sekarang. Namun, harga ini didasarkan pada prinsip likuidasi bukan prinsip going concern
sehingga menyalahi prinsip akuntansi. Salah satu metode current market value ini adalah net
realizable value.
NRV merupakan harga jual dikurangi taksiran biaya penjulan. Pada masa inflasi nilai dari
net relizable value ini lebih besar dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin
menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level. Penyusutan dalam
metode ini dihitung berdasarkan perbedaan antara harga jual aktiva itu pada awal dibandingkan
dengan pada akhir periode.
d. Selling Price
Di sini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga
laporan keuangan yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar daripada net realizable
value dan metode lain yang disebut sebelumnya.
e. Expected value
Metode ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih
kecil dibanding dengan metode lain karena expected value ini merupakan gambaran dari present
value kas di masa yang akan datang.
PENILAIAN DAN PERBANDINGAN TERHADAP MODEL AKUNTANSI
Dalam menilai dan membandingkan model penilaian akuntansi tersebut, model Present
Value sengaja tidak diikutkan karena beberapa kelemahan sebagai berikut.
a. Sukarnya menaksir penerimaan kas di masa yang akan datang.
b. Pemilihan tingkat diskonto yang sangat bervariasi
c. Alokasi arbitrer dari taksoran arus kas dalam menilai asset
d. Alokasi arbitrer dan taksiran arus kas dari masing-masing aktiva secara individual
Dalam menilai dan membandingkan model-model ini maka yang menjadi dasar penilaian
adalah.:
1 Kesalahan yang timbul akibat masalah waktu (timing error), Timing error timbul akibat
perubahan nilai yang terjadi dalam suatu periode tertentu, tetapi dicatat, diperhitungkan,
dan dilaporkan pada periode yang lain.
2 Kesalahan akibat alat ukur ( measuring unit errors), Kesalahan akibat alat ukur ini terjadi
apabila laporan keuangan tidak disajikan dengan menggunakan dan mempertimbangkan
tenaga beli dari mata uang tersebut.
3 Kesulitan dalam penafsiran (interpretability). Laporan keuangan harus dipahami tanpa
salah pengertian. Dalam menafsirkan laporan keuangan kita harus memahami masalah
pengertian dan penggunaanya. Dengan perkataan lain, agar model akuntansi dapat
dipahami maka kita harus menggunakan rumus : “Jika…………………,
maka………………….” atau (if……….them).
4 Relevansi. Informasi akuntansi harus relevan artinya harus bermanfaat bagi pemakainya
khususnya untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Namun, karena model
akuntansi yang ada masih memiliki makna yang masih kabur seperti masalah NOD dan
COG tadi, sulit bagi pembaca menjadikan informasi akuntansi itu relevan tanpa
menguasai ilmu akuntansi lebih mendalam
DAFTAR PUSTAKA
Eldon. S, Hendriksen, Teori Akuntansi, Ed. 4, Jilid I dan II (di terjemahkan oleh Marianus
Sinaga), Penerbit Erlangga, Jakarta, 1989.
Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, PT. Raja Grasindo Perkasa, Jakarta, 1997.
Hadribroto, Masalah Akuntansi, Buku 1, 2, dan 3, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1984.
Modul Perkuliahan Teori Akuntansi, Lembaga Penerbit FE-Unsri, Palembang, 2005.