Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 1
Tabel. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013
Asesmen Ekonomi
Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan II-2013, ekonomi Kepulauan Riau
hanya mampu tumbuh 5,2% (yoy), atau melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang dapat mencapai 8,0% (yoy). Pertumbuhan ini juga lebih rendah dari
pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,8% (yoy).
Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga serta investasi yang melambat
menjadi penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi di periode laporan.
Tabel. Pertumbuhan Ekonomi Kepri Sisi Permintaan (yoy)
Pada sisi sektoral, seluruh sektor tumbuh melambat secara tahunan (yoy).
Perlambatan terutama pada Sektor Industri Pengolahan yang tumbuh melambat sebesar
4,79% (yoy), serta Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran yang tumbuh melambat sebesar
6,95% (yoy).
LAPANGAN USAHA Tahunan 2012
Tahunan
2013
2011 I II III IV 2012 I II
1. PERTANIAN 3.95% 2.77% 2.46% 3.07% 3.21% 2.88% 3.54% 1.74% 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1.52% 4.63% 7.01% 7.52% 7.86% 6.77% 6.81% 3.64% 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6.53% 7.10% 5.07% 7.44% 8.62% 7.06% 7.33% 4.79% 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 13.96% 11.05% 7.11% 5.56% 4.76% 7.05% 3.55% 2.66% 5. BANGUNAN 10.02% 11.01% 11.68% 10.56% 12.91% 11.55% 10.47% 6.00% 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7.01% 9.12% 10.97% 12.07% 12.58% 11.22% 10.35% 6.95% 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9.93% 9.02% 9.15% 7.87% 7.66% 8.41% 7.04% 4.62% 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 6.74% 7.76% 8.55% 8.75% 9.51% 8.65% 7.44% 5.27%
9. JASA-JASA 7.50% 7.91% 8.76% 7.48% 8.24% 8.10% 6.47% 4.18%
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 6.66% 7.61% 7.15% 8.55% 9.46% 8.21% 7.96% 5.17%
Sumber: Bank Indonesia
I II III IV I II
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4,3% 6,6% 10,5% 14,9% 9,1% 12,5% 9,0%
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 5,3% 5,7% 5,4% 6,5% 5,7% 5,7% 3,0%
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6,5% 5,6% 6,1% 5,8% 6,0% 7,5% 6,0%
Investasi 13,1% 11,6% 9,7% 10,1% 11,1% 10,3% 8,5%
Net Ekspor 0,7% -2,5% -0,5% -2,3% -1,2% 6,6% 3,9%
Ekspor Barang dan Jasa 7,5% 6,8% 3,9% 1,0% 4,8% 3,6% -1,1%
Dikurangi Impor Barang dan Jasa 10,8% 11,4% 6,0% 2,5% 7,6% 2,3% -3,3%
PDRB 7,6% 7,2% 8,6% 9,5% 8,2% 8,0% 5,2%
Sumber: BPS, diolah
20122012
2013Jenis Penggunaan
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 2
Asesmen Inflasi
Memasuki triwulan II-2013, inflasi di Provinsi Kepri mengalami peningkatan.
Inflasi Kepri pada triwulan laporan mencapai 4,07% (yoy), atau meningkat dibandingkan
dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,40% (yoy). Meskipun demikian, laju
inflasi tersebut masih di bawah level inflasi nasional yang mencapai 5,90% (yoy) untuk periode
yang sama.
Secara triwulanan, tekanan inflasi Kepri sedikit menurun. Inflasi triwulanan Kepri
tercatat sebesar 1,2% (qtq), sedikit turun dari triwulan sebelumnya yang mencapai 1,3% (qtq).
Dampak meningkatnya inflasi dari kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
dapat diminimalisasi dengan menurunnya tekanan inflasi dari kelompok Bahan Makanan yang
mencapai puncaknya di triwulan I-2013.
Tekanan inflasi terutama bersumber dari sisi penawaran. Peningkatan laju inflasi
terutama akibat gangguan pasokan bahan makanan, terutama pada sub kelompok Bumbu-
Bumbuan dan Buah-Buahan. Hal ini berdampak pada inflasi kelompok Bahan Makanan yang
masih berada di level tinggi dari 6,0% (yoy) di triwulan I menjadi 6,4% (yoy) di triwulan II. Di
sisi lain, kebijakan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi di akhir bulan Juni
turut menambah tekanan inflasi. Laju inflasi pada kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa
Keuangan meningkat signifikan menjadi 4,1% (yoy) dari 1,1% (yoy) pada triwulan
sebelumnya.Selanjutnya, kenaikan inflasi terjadi pada kelompok Makanan Jadi, Minuman,
Rokok dan Tembakau sebesar 0,9%.
Grafik Perkembangan Inflasi Kepri dan Nasional Grafik Perkembangan Inflasi Kepri
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2011 2012 2013
Nasional Kepulauan Riau Batam Tanjung Pinang
Inflasi, % yoy
Sumber: BPS, diolah
(2,0)
(1,0)
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2011 2012 2013
Inflasi Bulanan (mtm) Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Triwulanan (qtq)
%
Sumber: BPS, diolah
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 3
Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran Perbankan
Kinerja perbankan di Provinsi Kepri pada triwulan II-2013 masih positif, namun
mengalami perlambatan bila diukur secara tahunan. Hal ini sejalan dengan
melambatnya pertumbuhan ekonomi Kepri.
Total aset Bank Umum pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp37,85 triliun atau
mengalami peningkatan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 17,89% (yoy) menjadi
19,07% (yoy). Sementara itu penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami peningkatan
pertumbuhan dari 19,00% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 20,84% (yoy) pada
triwulan laporan atau mencapai sebesar Rp32,29 triliun. Adapun total kredit pada triwulan
pelaporan mencapai nilai sebesar Rp24,66 triliun, atau tumbuh melambat dari 20,93% (yoy)
menjadi 17,57% (yoy).
Sumber: Bank Indonesia
Untuk BPR, total aset pada triwulan laporan mencapai sebesar Rp3,56 triliun, yang
tumbuh melambat dari 13,94% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 8,89% (yoy).
Sementara itu, DPK yang mencapai sebesar Rp2,78 triliun juga mengalami perlambatan dari
11,96% (yoy) menjadi 6,85% (yoy) serta kredit yang mencapai sebesar Rp2,79 triliun tumbuh
melambat dari 26,06% (yoy) menjadi 19,76% (yoy).
-10,00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
0
10.000
20.000
30.000
40.000
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
2010 2011 2012 2013Aset (kiri) Simpanan (kiri)
Kredit (kiri) Pertumbuhan Aset (yoy, kanan)
%
Grafik Perkembangan Indikator Utama Bank Umum Provinsi Kepulauan Riau
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 4
Sumber: Bank Indonesia
Assesmen Sistem Pembayaran
Transaksi Tunai
Transaksi pembayaran tunai pada triwulan II-2013 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan
periode sebelumnya maupun periode yang sama pada tahun sebelumnya. Peningkatan aktivitas
ekonomi berpengaruh pada peningkatan penggunaan uang kartal di Provinsi Kepulauan Riau.
Sementara itu, volume dan nilai transaksi melalui instrumen uang giral mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan periode sebelumnya maupun periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Transaksi Non Tunai - Kliring
Jumlah warkat dan nominal transaksi non tunai secara kliring pada triwulan laporan
tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Jumlah warkat tercatat
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
0
1.000
2.000
3.000
4.000
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
2010 2011 2012 2013Aset (kiri) Simpanan (kiri)
Kredit (kiri) Pertumbuhan Aset (yoy, kanan)
Rp miliar %
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw.II
2010 2011 2012 2013
Inflow (Rp milyar) Outflow (Rp milyar) Net
Grafik Perkembangan Indikator Utama BPR Provinsi Kepulauan Riau
Grafik Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal di Kepulauan Riau
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 5
sebesar 125.791 lembar, menurun 3,68% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai
130.597 lembar. Sementara itu jumlah nominal transaksi mengalami peningkatan, yaitu dari
Rp3,33 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp4,03 triliun
Transaksi Non Tunai - RTGS
Selama triwulan berjalan, nilai transaksi dan jumlah warkat non tunai melalui bank
Indonesia RTGS di Provinsi Kepulauan Riau pada Triwulan II-2013 mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, total nilai transaksi tercatat sebesar
Rp22,56 triliun atau meningkat 20,14% dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq) dan 18,51%
dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (yoy). Seiring dengan peningkatan nilai
transaksi, volume transaksi juga meningkat dari 26.665 lembar pada triwulan I-2013 menjadi
28.936 lembar pada triwulan laporan.
Jika dilihat dari sebaran transaksi berdasarkan kabupaten/kota, sebagian besar
transaksi BI-RGTS Provinsi Kepulauan Riau terjadi di Kota Batam sebesar 89,64% dari total
transaksi, kemudian Kota Tanjungpinang sebesar 6,92% hal ini terkait dengan jumlah bank
dan aktivitas bisnis yang terkonsentrasi di kedua Kota tersebut, terutama di Kota Batam
Asesmen Perkembangan Keuangan Daerah
Realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah di wilayah Provinsi Kepulauan
Riau pada triwulan II tahun 2013 diperkirakan masih rendah. Sebagai indikasinya, realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang masih di
bawah 50%. Realisasi pendapatan pemerintah provinsi ini tercatat sebesar Rp274,95 miliar
atau baru mencapai 33,87% dari anggaran tahunan sebesar Rp 2,46 triliun. Sebagian besar
sumber realisasi pendapatan adalah dana transfer dari pemerintah pusat yang telah mencapai
Rp 825 miliar atau 45,74% dari alokasi dana transfer sebesar Rp 1,80 triliun.
Tabel Perkembangan Transaksi Kliring
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 6
Tabel Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
Sumber : Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau (diolah)
Sementara itu persentase realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bahkan
lebih rendah daripada realisasi pendapatannya. Per triwulan II-2013 belanja Pemprov. Kepri
baru terealisir sebesar 26,39% atau sebesar Rp 674 miliar dari alokasi belanja daerah sebesar
Rp 2,55 triliun. Rendahnya penyerapan belanja ini disebabkan karena belum selesainya
pengadaan barang-barang operasional dan pengerjaan proyek-proyek yang menggunakan
belanja modal.
Tabel Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
Sumber : Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau (diolah)
ANGGARAN
RP JUTA RP JUTA % RP JUTA %
PENDAPATAN 2.456.886 274.949 11,19 832.153 33,87
PENDAPATAN ASLI DAERAH 653.078 4.493 0,69 7.091 1,09
Pendapatan Pajak Daerah 597.242 - - - 0,00
Pendapatan Retribusi Daerah 1.870 - - - 0,00
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 53.966 4.493 8,33 7.091 13,14
PENDAPATAN TRANSFER 1.803.724 270.456 14,99 825.041 45,74
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan1.635.850 230.229 14,07 745.498 45,57
Dana Bagi Hasil Pajak 220.775 538 0,24 27.248 12,34
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 722.335 - - 379.214 52,50
Dana Alokasi Umum 656.068 218.689 33,33 328.034 50,00
Dana Alokasi Khusus 36.673 11.002 30,00 11.002 30,00
Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 167.874 40.227 23,96 79.543 47,38
Dana Penyesuaian 167.874 40.227 23,96 79.543 47,38
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 84 - - 21 25,00
Pendapatan Lainnya 84 - - 21 25,00
REALISASI TW.IPOS ANGGARAN
REALISASI TW.II
ANGGARAN
RP JUTA RP JUTA % RP JUTA %
BELANJA 2.554.465 184.257 7,21 674.050 26,39
BELANJA OPERASI 1.935.729 182.045 9,40 541.072 27,95
Belanja Pegawai 426.956 72.572 17,00 166.251 38,94
Belanja Barang 877.757 21.695 2,47 201.170 22,92
Belanja Hibah 323.429 87.738 27,13 166.561 51,50
Belanja Bantuan Sosial 120.549 40 0,03 5.125 4,25
Belanja Bantuan Keuangan 187.038 - - 1.966 1,05
BELANJA MODAL 382.699 1.717 0,45 30.149 7,88
Belanja Tanah 14.276 - - - 0,00
Belanja Peralatan dan Mesin 72.281 - - 15.255 21,11
Belanja Bangunan dan Gedung 79.963 - - 4.956 6,20
Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan 215.365 - - 9.938 4,61
Belanja Aset Tetap Lainnya 815 - - - 0,00
BELANJA TAK TERDUGA 1.000 495 49,50 575 57,50
Belanja Tak Terduga 1.000 495 49,50 575 57,50
TRANSFER 235.037 - - 102.253 43,51
Transfer Bagi Hasil ke Kab / Kota / Desa 235.037 - - 102.253 43,51
Bagi Hasil Pajak 235.037 - - 102.253 43,51
SURPLUS DEFISIT (97.579) 90.692 158.103
REALISASI TW.IPOS ANGGARAN
REALISASI TW.II
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 7
Masih rendahnya penyerapan anggaran belanja Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau ini
menyebabkan dana idle pemerintah daerah meningkat. Sesuai dengan siklus tahunan belanja
daerah yang akan lebih banyak terserap pada triwulan III dan IV-2013, diperkirakan realisasi
pemerintah daerah kabupaten juga berpola sama. Dampaknya dapat dilihat pada jumlah
simpanan pemerintah daerah di perbankan di wilayah Kepulauan Riau yang meningkat
dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan simpanan ini juga didorong oleh pembayaran Dana
Bagi Hasil yang dilaksanakan setiap akhir triwulan dengan pola sebagai berikut.
Pada akhir triwulan II tahun 2013, dana simpanan pemerintah daerah yang meliputi
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten / kota di Provinsi Kepulauan Riau tercatat
sebesar Rp 3,02 triliun. Jika dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun lalu, dana
simpanan ini naik 35,71%.
Sumber : Laporan Bank Umum (LBU)
Grafik Pergerakan Jenis Simpanan Pemda di Perbankan Kepri
Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Ketenagakerjaan
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau triwulan II tahun 2013 yang melambat
menjadi 5,17% (yoy) dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,3%
(yoy) tercermin pada angka penyerapan tenaga kerja triwulan I dan triwulan II 2013. Data BPS
menunjukkan pada bulan Februari 2013 jumlah pengangguran terbuka di Provinsi Kepulauan
Riau meningkat menjadi 6,39% dibandingkan posisi Agustus 2012 yang tercatat sebesar
5,37%.
Tabel Perkembangan Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Riau
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 8
Sumber : BPS Kepulauan Riau (diolah)
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia juga
menunjukkan tren yang sama. Pada triwulan I tahun 2013 mayoritas responden menyatakan
jumlah karyawan turun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara pada
triwulan II tahun 2013, lebih banyak responden yang menyatakan kenaikan dalam hal jumlah
karyawan. Jika dibandingkan dengan pergerakan PDRB menggunakan harga berlaku, hasil
survei SKDU ini bergerak cukup searah.
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Bank Indonesia
Pergerakan Penggunaan Tenaga Kerja
Kesejahteraan Masyarakat
Indeks Tendensi Konsumen
Berdasarkan Survei Tendensi Konsumen (STK), optimisme masyarakat konsumen di
Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II-2013 mengalami kenaikan dibanding triwulan
sebelumnya. Kenaikan optimisme ini tercermin pada Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang
naik dari 107,16 menjadi 109,44. Kenaikan ITK ini didorong oleh naiknya pendapatan rumah
tangga dan tingkat konsumsi beberapa komoditas tahan lama. Salah satu faktor yang
menahan laju naiknya ITK adalah turunnya indeks pengaruh inflasi terhadap konsumsi.
-100
-50
0
50
-40
-20
0
20
I II III IV I II III IV I II
2011 2012 2013
Pergerakan Tenaga Kerja PDRB qtq Berlaku (RHS)
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 9
Tren Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Kepualau Riau
Nilai Tukar Petani
Sementara itu dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP), kesejahteraan masyarakat Provinsi
Kepulauan Riau terutama petani cukup baik ditunjukkan dengan masih surplusnya NTP.
Meskipun berada dalam posisi surplus, angka NTP pada triwulan II sebesar 103,97 menurun
bila dibandingkan dengan NTP triwulan I tahun 2013 yang tercatat sebesar 104,49.
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau (diolah)
Nilai Tukar Petani Provinsi Kepulauan Riau
Tingkat inflasi di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 6,32% (yoy), dengan Inflasi
Kota Batam sebesar 5,61% (yoy) dan inflasi di Kota Tanjungpinang sebesar 9,42% (yoy). Jika
dilihat lebih dalam, angka inflasi Kelompok Bahan Makanan di Kota Batam tercatat sebesar
3,38% (yoy), sementara inflasi kelompok tersebut di Kota Tanjungpinang tercatat sebesar
5,97% (yoy). Kenaikan angka inflasi bahan makanan ini diperkirakan akan menambah jumlah
penduduk miskin di wilayah sekitar Kota Tanjungpinang. Dengan menggunakan asumsi hasil
-0,80%
-0,60%
-0,40%
-0,20%
0,00%
0,20%
0,40%
0,60%
0,80%
90
95
100
105
110
115
120
125
130
Tw. I Tw. II Tw. IIITw. IV Tw. I Tw. II Tw. IIITw. IV Tw. I Tw. II
2011 2012 2013
Pendapatan Rumah TanggaPengaruh inflasi thd tingkat konsumsiITKInflasi Kepri (rhs)
Sumber: BPS Kepulauan Riau data diolah
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 10
penelitian ADB, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri pada triwulan laporan sebesar 5,17%
diperkirakan akan menaikkan pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah sebesar 3,62%.
Sementara kenaikan harga bahan makanan di Kota Tanjungpinang mencapai 5,97%.
Untuk mencegah bertambahanya jumlah penduduk miskin pemerintah di wilayah
kepulauan Riau perlu mempercepat program pemberantasan kemiskinan termasuk
pembayaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), mendorong penyaluran Kredit
Usaha Rakyat (KUR), dan meningkatkan koordinasi pengendalian inflasi daerah.
Asesmen Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
Pada triwulan III-2013, laju pertumbuhan perekonomian Kepri diperkirakan sebesar
berada pada kisaran 7,94±1% (yoy), meningkat signifikan bila dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 5,17% (yoy). Dengan kondisi tersebut, Provinsi Kepulauan
Riau diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 7,50±1%, lebih rendah dari laju
pertumbuhan tahun 2012 yang tercatat sebesar 8,21% dengan asumsi masih belum pulihnya
perekonomian global.
Inflasi pada triwulan III-2013 diperkirakan akan mengalami peningkatan.
Peningkatan tersebut terutama karena kenaikan inflasi yang signifikan pada Bulan Juli 2013,
didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat pada Bulan Puasa dan menjelang Lebaran,
masih berlanjutnya dampak kenaikan harga BBM bersubsidi serta momentum liburan panjang
sekolah dan tahun ajaran baru.
Dengan memperhatikan asumsi-asumsi tersebut, laju inflasi Kepulauan Riau pada
triwulan III-2013 diperkirakan berada dalam kisaran 6,58 7,10% (yoy), mengalami
peningkatan cukup signifikan dibandingkan dengan periode triwulan III-2012 yang tercatat
sebesar 2,40% (yoy).
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 11
Asesmen Prospek Perekonomian Dan Inflasi Regional
Pertumbuhan perekonomian Kepulauan Riau pada triwulan II-2013 diperkirakan
mengalami sedikit peningkatan bila dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya (triwulan
I-2013). Masih belum membaiknya perekonomian global yang dipengaruhi krisis Eropa dan
ditambah pula dengan perlambatan ekonomi yang terjadi di China diduga akan menjadi faktor
pemicu yang menyebabkan perlambatan kinerja ekspor di Kepulauan Riau.
Meskipun demikian, daya tarik Kepulauan Riau sebagai salah satu tujuan pergerakan
arus modal global serta strategi BP Batam dalam melakukan promosi investasi diperkirakan
tetap akan membawa dampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian Kepulauan Riau,
terutama sekali bila dilihat dari rencana dan realisasi pembukaan industri baru di Batam oleh
investment grade
terkoreksi dan menurun peringkatnya pada awal Mei 2013 ini, namun kedekatan lokasi
Kepulauan Riau dengan Singapura sebagai kawasan perdagangan internasional masih tetap
menjadi daya tarik investor asing berinvestasi di Kepulauan Riau.
Perkiraan inflasi pada dua kota di Kepulauan Riau yang menjadi sampel pengukuran
inflasi Nasional oleh BPS, yaitu Kota Batam dan Kota Tanjungpinang terdapat kecenderungan
yang relatif sama khususnya di Kota Batam yang memiliki bobot yang lebih besar terhadap
inflasi Kepri (82%). Laju inflasi kota Batam pada triwulan II-2013 diperkirakan meningkat jika
dibandingkan laju peningkatan tahun sebelumnya, dimana proyeksi tahunan berada pada
kisaran 3,70-3,90% (yoy). Sedangkan, Kota Tanjungpinang pada triwulan II-2013 diperkirakan
mengalami perlambatan dengan proyeksi inflasi dalam kisaran 3,50-3,70 (yoy). Koreksi atas
laju inflasi di Kota Tanjungpinang diperkirakan karena membaiknya pasokan bahan makanan
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau
Pertumbuhan Nilai Ekspor dan Impor Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau ; Keterangan: (P)Proyeksi Bank Indonesia Batamdalam kisaran ±1%
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.II-2013 12
khususnya sub kelompok ikan segar dan sub kelompok sayur-sayuran karena faktor cuaca
yang kondusif.
Prakiraan Kecepatan Angin, Tinggi Signifikan dan Frekuensi Tejadinya Gelombang Laut
di Perairan Selat Malaka dan Laut Natuna Bulan Januari – Februari 2013
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika