Upload
autumn-yudha
View
118
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini transportasi menempati posisi penting dalam kehidupan
manusia, hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan jasa transportasi. Peningkatan tersebut mengakibatkan
persaingan yang ketat antar perusahaan transportasi sehingga perusahaan
harus dapat menarik minat konsumen supaya tertarik dengan sarana
transportasi yang di tawarkan.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah BUMN yang bergerak
dibidang angkutan darat yang menjual jasa pelayanan pada pengguna jasa
transportasi kereta api. Pesaing kereta api mulai dari transportasi darat seperti
bus dan travel, transportasi laut seperti kapal, dan sampai dengan transportasi
udara yaitu pesawat terbang.
Segmen pasar PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tidak hanya bagi
orang-orang dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah, tetapi juga
mengarahkan pemasarannya ke golongan menengah ke atas dengan
mengeluarkan produk kereta api yang disesuaikan dengan segmen pasar yang
dimasuki, sehingga kereta api merupakan sarana transportasi yang dapat
digunakan oleh semua golongan masyarakat.
Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop IV Semarang kereta api
dibagi menjadi 2 (dua) golongan yaitu kereta api penumpang dan kereta api
1
1
barang. Kereta api penumpang dibedakan menjadi 3 (tiga) kelas yaitu : kereta
api Eksekutif yang terdiri dari Argo Bromo Angrek, Argo Muria, Harina,
Rajawali. Kelas bisnis diantaranya Senja Utama, Fajar Utama, Kaligung.
Sedangkan kelas ekonomi yaitu Pandan Wangi, Blora Jaya, Tawang Jaya.
Karena banyaknya jenis dan tujuan kereta api maka PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) harus memperhatikan penetapan prosedur pembelian tiket
kereta api agar tidak terjadi antrian panjang saat pembelian ataupun untuk
meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya. Keputusan penentuan harga
juga sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh layanan jasa dinilai
oleh konsumen dan juga dalam proses membangun citra perusahaan. Semakin
mudah dan praktis tata cara pembelian tiket kereta api maka pelanggan akan
semakin puas dan ini menandakan adanya peningkatan dalam melayani
pelanggan sehingga diharapkan akan berdampak pada meningkatnya jumlah
pelanggan sehingga dapat meningkatnya pendapatan perusahaan.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan Tugas Akhir ini adalah mengenai prosedur
pembelian tiket oleh konsumen pada PT. Kereta Api (Persero) Daop IV
Semarang.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
2
Untuk mengetahui gambaran umum secara jelas dan obyektif
mengenai prosedur pembelian tiket oleh konsumen pada PT. Kereta
Api (Persero) Daop IV Semarang.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui secara rinci tentang prosedur pembelian tiket
oleh konsumen pada PT. Kereta Api (Persero) Daop IV Semarang.
2) Metode-metode yang dipakai dalam pembelian tiket pada PT.
Kereta Api (Persero) Daop IV Semarang.
2. Manfaat
Manfaat pelaksanaan Tugas Akhir ini dibagi menjadi dua yaitu:
a. Bagi Mahasiswa.
1) Mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja khususnya di PT.
Kereta Api (Persero) Daop IV Semarang.
2) Mahasiswa dapat menerapkan disiplin ilmu pengetahuan yang
didapatdi bangku perkuliahan yang dapat diaplikasikan di dunia
kerja secara nyata.
b. Bagi Universitas Diponegoro Semarang
Universitas dapat menjalin hubungan yang baik dengan instansi mitra
tempat pelaksanaan Tugas Akhir, sehingga diharapkan nantinya
instansi tersebut menjadi tempat terpilih untuk pelaksanaan penelitian
di tahun-tahun berikutnya.
3
Dasar Teori
1. Definisi Prosedur Pembelian Tiket
Kebutuhan akan informasi terutama informasi keuangan, sangat
dibutuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak
di luar perusahaan seperti kreditur, calon investor, kantor pajak, dan lain-
lainnya memerlukan informasi ini dalam kaitannya dengan kepentingan
mereka. Disamping itu pihak intern yaitu manajemen juga memerlukan
informasi keuangan untuk mengetahui, mengawasi dan mengambil
keputusan-keputusan untuk menjalankan perusahaan.
Untuk menjamin transaksi-transaksi perusahaan secara seragam
maka dibuatlah suatu prosedur. Adapun beberapa definisi mengenai
prosedur dan pembelian menurut beberapa pendapat diantaranya:
Menurut Mulyadi (2001:5) prosedur adalah suatu urutan kegiatan
klerikal, biasanya melibatkan beberaa orang dalam suatu departemen atau
lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Sedangkan menurut Cole, seperti yang telah diterjemahkan oleh
Baridwan (2002:3) pada buku yang berjudul Sistem Akutansi Penyusunan
Prosedur dan Metode, definisi prosedur adalah suatu urutan-urutan
pekerjaan kerani (clerical) biasanya melibatkan beberapa orang dalam
suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yangs
eragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi.
4
Dari beberapa definisi prosedur di atas dapat disimpulkan bahwa
prosedur merupakan suatu urutan yang tersusun yang biasanya melibatkan
beberapa orang dalam suatu bagian departemen atau lebih, yang disusun
untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi-transaksi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Sedangkan pengertian pembelian sendiri menurut Soemarso S.R
(2004:208) adalah akun yang digunakan untuk mencatat semua pembelian
barang dagang dalam suatu periode. Sedangkan menurut Bordnad dan
Hopwood (2003:417) pembelian merupakan sinonim dan pengadaan yang
diartikan sebagai proses bisnis memilih sumber, pemesanan dan
memperoleh barang dan jasa. Pembelian merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk pengadaan barang yang dibutuhkan perusahaan dalam
menjalankan usahanya dimulai dari pemilihan sumber sampai memperoleh
barang.
2. Cara Membeli dan Memesan Tiket Kereta Api
Sebenarnya, pembelian maupun pemesanan tiket kereta api bisa
dilakukan dengan beberapa cara, baik secara online maupun offline.
Pembelian dan pemesanan offline bisa dilakukan di stasiun tiap daerah
operasi (DAOP) seluruh Indonesia. PT KAI sebenarnya sudah
mengembangkan berbagai sistem pembelian dan pemesanan tiket untuk
memudahkan calon penumpang. Berikut ini merupakan beberapa prosedur
atau ketentuan cara pembelian dan pemesanan tiket kereta api.
5
a. Kelas Eksekutif dan Bisnis
Pembelian dan pemesanan tiket KA eksekutif maupun bisnis terbilang
sangat mudah dan dapat ditemui di banyak tempat. Berikut ini
merupakan beberapa tempat pembelian tiket kereta api kelas eksekutif
dan bisnis beserta prosedurnya.
1) Di Loket Stasiun PT KAI
Pembelian di loket stasiun dibuka mulai 3 jam sebelum
keberangkatan kereta api yang dimaksud. Pemesanan tiket kereta
api dilayani mulai 30 hari hingga 3 jam sebelum kereta tujuan
berangkat. Harga tiket disesuaikan dengan tarif kereta yang
dimaksud.
2) Pusat Reservasi
Pembelian maupun pemesanan tiket kereta api dilayani sejak 30
hari hingga 3 jam sebelum keberangkatan kereta bersangkutan.
Calon penumpang bisa langsung memesan tiket dan membayar
sesuai tarif kereta yang dimaksud. Penumpang pun bisa langsung
mendapatkan tiket yang diinginkan saat itu juga.
3) Agen
Agen melayani pembelian kereta api sejak 30 hari hingga 1 hari
sebelum keberangkatan kereta bersangkutan. Calon penumpang
bisa langsung mendatangi agen untuk membeli tiket dengan
membayar sesuai tarif tiket kereta ditambah ekstra charge. Maka,
calon penumpang bisa langsung mendapatkan tiket. Agen hanya
6
menjual tiket kereta api bagi penumpang dewasa dan anak-anak
tanpa pelayanan reduksi.
4) Call Center
Pembelian maupun pemesanan tiket kereta api dilakukan melalui
call center kereta api dengan nomor panggilan 121 atau (021)
21391121. Setelah menghubungi nomor tersebut, calon penumpang
akan mendapatkan kode bayar atau kode booking untuk digunakan
saat membayar melalui ebanking. Beberapa bank yang bisa
melayani pembayaran tiket kereta api sementara ini adalah ATM
Bank Mandiri, BII, BRI, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa
Tengah dan OCBC NISP. Batas waktu pembayaran maksimal 3
jam setelah mendapatkan kode booking. Jika melewati batas waktu
3 jam belum dibayar, pemesanan dianggap batal secara otomatis.
Struk pembayaran ATM akan ditukarkan ke loket penjualan di
stasiun yang sudah online. Call center melayani pemesanan sejak
30 hari hingga 1 hari sebelum kereta tujuan diberangkatkan.
Pemesanan tiket tersebut hanya untuk tiket dewasa serta anak-anak
tanpa pelayanan reduksi.
5) Loket PT Pos
PT Pos melayani pembelian tiket kereta api sejak 30 hari hingga 2
hari sebelum kereta bersangkutan berangkat. Pembelian dan
pemesanan dengan sistem ini akan dilayani di kantor pos yang
sudah online. Melalui sistem ini, calon penumpang bisa membayar
7
langsung tiket yang dibelinya dengan tarif tiket kereta api ditambah
ekstra charge. Setelah membayar, calon penumpang akan
mendapatkan bukti atau resi yang nantinya akan ditukarkan dengan
tiket KA. Tanda bukti tersebut telah memuat informasi mengenai
kereta api yang akan digunakan, tanggal keberangkatan, asal dan
tujuan, serta informasi kode booking yang akan digunakan oleh
pihak stasiun untuk mencetak tiket. Pembelian dan pemesanan tiket
melalui kantor pos, Alfamart ataun Indomaret ini pun hanya
melayani tiket kereta api dewasa dan anak-anak tanpa pelayanan
reduksi.
b. Kelas Ekonomi
Berbeda dengan kereta api kelas eksekutif dan bisnis, tempat
pembelian atau pemesanan tiket KA kelas ekonomi terkesan lebih
sedikit. Berikut ini merupakan ketentuan pembelian tiket KAkelas
ekonomi. Pada dasarnya, pembelian tiket kereta api ekonomi dilakukan
secara langsung di loket stasiun sebelum kereta tujuan berangkat.
Beberapa daerah operasi tempat pemberangkatan awal kereta api
melayani pemesanan tiket KA kelas ekonomi yang pelaksanaannya
diatur sesuai kebijakan tiap daerah operasi. Baru 3 daerah operasi yang
melayani penjualan tiket KA kelas ekonomi dengan sistem komputer
yaitu Daop 1 Jakarta, Daop 2 Bandung, dan Daop 8 Surabaya. Namun,
itu pun masih terbatas dan hanya dari stasiun awal pemberangkatan
kereta api.
8
Sekarang pemesanan tiket KA bukan hanya bisa dilakukan dengan
satu cara saja. Biasanya kita memesan tiket KA di stasiunnya langsung,
namun sekarang ada banyak cara untuk melakukannya. selain yang telah
disebutkan diatas sibawah ini ada keterangan yang lebih lanjut
Pesan Tiket KA via Contact Center Jika Anda tidak sempat untuk datang
membeli tiket langsung ke stasiun kereta Anda bisa langsung memesannya
melalui nomor telepon 121 jika menggunakan telepon rumah atau ke 021-
121 jika melalui handphone. Setelah menghubungi nomor telepon tersebut
Anda akan dapat kode booking yang selanjutnya Anda bisa membayar
tiketnya melalui ATM atau e-banking. Pembayaran dilukan maksimal tiga
jam setelah dapat kode booking.
Sistem pelayanan pemesanan tiket adalah:
a. Pemesanan tiket via Call Center KA dapat dilakukan dalam waktu 24
jam sehari dan 7 hari dalam seminggu, artinya konsumen dapat
melakukan reservasi kapan saja dengan melakukan dial ke nomor
13897 (13TYP) menggunakan telepon selular (saat ini CDMA belum
bisa).
b. Call Center secara sistem dapat melayani pemesanan tiket mulai H –
30 (tiga puluh) sampai dengan H – 1 (satu) sebelum keberangkatan
KA.
c. Pemesanan per transaksi yang dilakukan oleh Calon Penumpang untuk
1 (satu) tiket maksimal 4 (empat) tempat duduk untuk KA yang sama
dalam satu waktu (Nomer KA dan tanggal keberangkatan sama).
9
d. Penukaran tiket melalui fasilitas layanan perbankan ini hanya dapat
dilayani di loket Stasiun atau Pusat Pelayanan Reservasi tiket KA
(tidak dapat dilayani melalui Agen).
e. Apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada sistem ticketing, Call
Center tidak dapat melayani reservasi tiket KA, pelayanan penjualan
tiket secara manual hanya dapat dilayani di Stasiun.
Prosedur pemesanan adalah:
a. Konsumen melakukan reservasi tiket KA dengan melakukan panggilan
ke Call Center KA (dial 13897) menggunakan telepon selular atau ke
021-6916060, bisa juga 021-23507000.
b. Petugas yang melayani akan menanyakan informasi kepada konsumen
mengenai:
1) Nama dan alamat Calon Penumpang (sesuai KTP/SIM/Kartu
Identitas)
2) Nama dan Kelas KA yang dipesan
3) Tanggal dan Jam Keberangkatan KA
4) Stasiun asal dan tujuan penumpang
5) Jumlah penumpang
c. Setelah petugas Call Center berhasil melakukan proses reservasi,
kemudian dilanjutkan dengan mengirimkan SMS ke pemesan yang
berisi informasi tiket KA yang dipesan disertai kode pemesanan dan
jumlah transaksi yang harus dibayarkan ke Bank.
10
d. Konsumen membayar transaksi pemesanan tiket ke electronic channel
Bank Mandiri sebesar nilai transaksi tersebut sesuai kode pemesanan.
e. Jangka waktu pembayaran ke Bank adalah 3 (tiga) jam dari waktu
pemesanan dan apabila telah lewat dari 3 (tiga) jam dari waktu
pemesanan secara otomatis dianggap batal (proses secara otomatis
dalam sistem).
f. Apabila transaksi telah berhasil dibayarkan ke Bank secara otomatis
data tersebut akan terkirim ke PT. KAI dan tiket KA dapat dicetak.
Apabila tiket KA belum dibayar, maka secara sistem tidak dapat
dicetak.
Setelah konsumen membayar transaksi pemesanan tiket KA lewat fasilitas
Bank, selanjutnya dapat mengambil tiket KA di loket stasiun dengan
menyerahkan:
a. Struk ATM, apabila pembayaran via ATM Mandiri, atau
b. Kode pemesanan (untuk internet banking, SMS banking dan phone
banking).
Kesemuanya disertai dengan fotocopy KTP/ Kartu Identitas yang
berlaku atau mengisi formulir identitas sesuai dengan yang berangkat.
Dengan diserahkannya bukti pembayaran dari Bank Mandiri berupa struk
ATM atau kode pemesanan disertai fotocopy Kartu Identitas, petugas loket
berdasarkan kode pemesanan memastikan apakah transaksi sudah dibayar
dan nama penumpang yang akan berangkat sesuai dengan nama yang ada
11
difotocopy kartu identitas. Petugas loket melakukan pencetakan tiket
sesuai kode pemesanan.
Khusus untuk prosedur pembatalan dan penundaan/perubahan
waktu perjalanan bagi calon Penumpang kereta api dilakukan sesuai
dengan aturan yang berlaku. Pembatalan tiket (batal pembeli & batal
tunda) hanya bisa dilakukan melalui komputer tiketing, dan hanya dapat
dilakukan di tempat-tempat sbb :
a. Di Pusat Pelayanan Reservasi
b. Di Stasiun yang melayani tiket komputer
Pembatalan meliputi batal tunda sampai dengan H -1 dan batal pembeli
sampai dengan 3 jam sebelum keberangkatan KA dengan mengenakan
denda sesuai dengan aturan yang berlaku. Pembatalan karena force
majeure akan ditangani oleh PT. KAI dengan mengikuti ketentuan yang
berlaku. Kondisi force majeure ini diinformasikan kepada calon
penumpang melalui Call Center.
Untuk dapat menikmati fasilitas pemesanan tiket KA via Call
Center ini, pelanggan harus menjadi pemegang rekening Bank Mandiri.
Setiap kali transaksi menggunakan layanan ini, konsumen akan dikenai
biaya layanan sebesar Rp. 7.500,- pada saat membayar via
electronicchannel Bank Mandiri dan pulsa premium saat melakukan
reservasi via Call Center. Prosedur update payment melalui phone banking
Mandiri:
12
a. Nasabah / Calon Penumpang yang telah mendapat kode booking/Kode
Pembayaran dari PT Kereta Api menghubungi Call Mandiri di nomor
14000 atau di (021) 5297777.
b. Pilih jenis bahasa yang akan digunakan, no.1 untuk bahasa Indonesia,
no.2 untuk bahasa Inggris. Misalkan bahasa yang digunakan adalah
bahasa Indonesia.
c. Pilih Jenis Layanan, untuk layanan perbankan pilih nomor 1.
d. Pilih Jenis Transaksi No.1, untuk Transaksi Perbankan
e. Masukkan 16 digit nomor Kartu Mandiri, kemudian masukkan 6 digits
nomor PIN Call Mandiri.
f. Jika benar, sistem akan meyebutkan jumlah saldo rekening nasabah /
calon penumpang.
g. Untuk melakukan pembayaran Tiket Kereta Api, pilih no. 0, Customer
Service Call Mandiri akan langsung melayani Calon Penumpang /
nasabah. Sebutkan reservation number pemesanan.(kereta-api.com)
3. Definisi Kereta Api
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan
tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan
kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api
merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif
(kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian
kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian
kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu
13
memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya
sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha
memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama
angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.
Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi
umumnya yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta
kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah
kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur
tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan
khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan
dan ditarik dengan tenaga kuda.
Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot
membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang
menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick
membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan
memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George
Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan
balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu
lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan
demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang
lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.
Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa
penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor
14
listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan
cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan
kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien
dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya
teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api
magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang
dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress
Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi
sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis
mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.
4. Jenis-jenis Kereta Api
a. Dari segi propulsi (tenaga penggerak)
1) Kereta api uap
Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air
yang dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan
dengan kayu bakar, batu bara ataupun minyak bakar, oleh karena
itu kendaraan ini dikatakan sebagai kereta api dan terbawa sampai
sekarang. Sejak pertama kali kereta api dibangun di Indonesia
tahun 1867 di Semarang telah memakai lokomotif uap, pada
umumnya dengan lokomotif buatan Jerman, Inggris, Amerika
Serikat dan Belanda. Paling banyak ialah buatan Jerman.
15
2) Kereta api diesel
Lokomotif diesel adalah jenis lokomotif yang bermesin diesel dan
umumnya menggunakan bahan bakar mesin dari solar. Ada dua
jenis utama kereta api diesel ini yaitu kereta api diesel hidraulik
dan kereta api diesel elektrik
3) Kereta api rel listrik
Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang
bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta
rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan
merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL
Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda dengan lokomotif listrik. Di
Hindia Belanda, kereta rel listrik pertama kali dipergunakan untuk
menghubungkan Batavia dengan Jatinegara atau Meester Cornelis
pada tahun 1925. Pada waktu itu digunakan rangkaian kereta rel
listrik sebanyak 2 kereta, yang bisa disambung menjadi 4 kereta,
yang dibuat oleh Werkspoor dan Heemaf Hengelo. Pada tahun
1960-an kereta api dengan tenaga listrik sempat tidak digunakan
selama beberapa lama karena kondisi mesin lokomotif dan kereta
yang tidak memadai lagi. Pada tahun 1976, PJKA mulai
mendatangkan sejumlah kereta rel listrik dari Jepang. Kereta rel
listrik yang kini digunakan di Indonesia dibuat pada tahun 1976,
1978, 1983, 1984, 1986, 1987, 1994, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000
dan 2001. Pada saat ini juga digunakan sejumlah kereta rel listrik
16
yang merupakan hibah (hadiah) dari Pemerintah Kota Tokyo, dan
sejumlah kereta yang dibeli bekas dari Jepang. PT Inka yang
terletak di Madiun telah dapat membuat dua set kereta rel listrik
yang disebut KRL-I Prajayana pada tahun 2001. Kereta rel listrik
ini belum dibuat lebih banyak lagi, karena "tidak ekonomis" dan
dianggap sering mogok. Bagi PT Kereta Api, tampaknya lebih
ekonomis untuk membeli KRL bekas dari Jepang. Pada saat ini
kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi,
Depok dan Bogor, Tangerang, dan Serpong, serta trayek melingkar
dari Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah
Abang, ke Manggarai lagi dan sebaliknya. Di masa depan
direncanakan bahwa KRL akan melayani pula stasiun Cikarang.
Selain itu, jalur rel ganda dari Tanah Abang Menuju serpong telah
selesai beberapa tahun yang lalu, sedangkan dari Manggarai
sampai dengan Cikarang masih akan ditingkatkan menjadi Double-
Double-Track. Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk
untuk Kereta Jabotabek dan kereta Bandara.
b. Dari segi rel
1) Kereta api rel konvensional
Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang umum
dijumpai. Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang
diletakan di bantalan. Di daerah tertentu yang memiliki tingkat
ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang diletakkan di
17
tengah tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus
yang memiliki roda gigi, dan hanya ada di pulau Pulau Sumatera.
2) Kereta api monorel
Kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang
jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta
ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain
menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya
digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota
metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.
c. Dari segi di atas/ di bawah permukaan laut
1) Kereta api permukaan (surface)
Kereta api permukaan berjalan di atas tanah. Umumnya kereta api
yang sering dijumpai adalah kereta api jenis ini. Biaya
pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah
dibandingkan yang di bawah tanah atau layang. Umumnya lintasan
permukaan ini di Indonesia dibangun sebelum Perang Dunia II.
2) Kereta api layang (surface)
Kereta api layang berjalan di atas dengan bantuan tiang-tiang, hal
ini untuk menghindari persilangan sebidang, agar tidak
memerlukan pintu perlintasan kereta api. Biaya yang dikeluarkan
sekitar 3 (tiga) kali dari kereta permukaan dengan jarak yang sama,
misalnya untuk kereta api permukaan membutuhkan $ 10 juta
maka untuk kereta api layang membutuhkan dana $ 30 juta. Di
18
Jakarta ada satu lintasan dari Manggarai ke Kota lewat stasiun
Gambir. Pada lintas tengah ini, Manggarai - Kota, tidak ada pintu
perlintasan kereta api. Rencana semula untuk lintas timur
(Jatinegara - Senen - Kota) dan lintas barat (Manggarai - Tanah
Abang), juga akan dilayangkan namun keuangan tidak memadai,
sehingga hanya lintas tengah saja yang diselesaikan sementara ini.
Rencananya dari Senayan ke Kuningan terdapat lintas layang
monorel buatan Malaysia.
3) Kereta api bawah tanah (subway)
Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah
permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan
membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur
kereta api. Umumnya digunakan pada kota kota besar
(metropolitan) seperti New York, Tokyo, Paris, Seoul dan
Moskwa. Selain itu ia juga digunakan dalam skala lebih kecil pada
daerah pertambangan. Biaya yang dikeluarkan sangat mahal sekali,
karena sering menembus 20 m di bawah permukaan, kali -
bangunan maupun jalan, yaitu 7 (tujuh) kali lipat dari pada kereta
permukaan. Misalnya kalau untuk membangun dengan jarak yang
sama untuk permukaan membutuhkan $ 10 juta, maka yang di
bawah tanah memerlukan $ 70 juta. Di Jepang pembangunan lintas
subway telah dimulai sejak tahun 1905. Jakarta rencananya akan
19
dibangun subway segmen Dukuh Atas ke Kota dari Proyek
MassTransit Jakarta.
d. Dari segi penggunaan
1) Kereta api penumpang
Kereta api penumpang adalah kereta api yang digunakan untuk
mengangkut orang, dari satu stasiun ke stasiun lainnya antar kota.
Selain itu biasanya digunakan kereta khusus untuk makan, kereta
pembangkit dan kereta bagasi. Khusus untuk di Indonesia, kereta
api penumpang dapat dibagi menjadi 4 kelas:
a) Kereta api eksekutif
Kereta api eksekutif adalah kereta penumpang yang dilengkapi
dengan AC (Air Conditioner). Kereta api eksekutif juga
menyediakan sarana hiburan selama dalam perjalanan berupa
tayangan audio/video (Show On Rail). Selain sarana hiburan,
penumpang dapat juga memesan makanan dan minuman sesuai
dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik
di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi
(kereta makan) yang didesain sebagai mini bar yang dilengkapi
dengan fasilitas untuk berkaraoke. Kereta eksekutif dibagi
menjadi dua, yaitu kereta kelas argo dan kelas satwa. Kelas
Argo, merupakan kelas layanan tertinggi PT Kereta Api
(Persero), yaitu dengan kereta penumpang berkapasitas 50
orang per kereta. Penamaan kereta argo sebagian besar
20
menggunakan nama gunung yang berada dekat dengan kota
tujuan kereta tersebut. Misalanya, kereta api Argo Muria tujuan
Semarang, gunung Muria tidak jauh dengan kota Semarang.
Begitu pula dengan kereta api Argo Lawu tujuan Solo, Gunung
Lawu tidak jauh dengan kota Solo, tetapi Argo Dwipangga dan
Argo Parahyangan tidak menggunakan nama gunung.
Sedangkan kelas satwa berada di bawah kelas argo. Kereta
kelas satwa berkapasitas 52 orang setiap gerbongnya.
Penamaan kereta ini menggunakan nama-nama satwa ataupun
nama tokoh-tokoh dalam legenda Indonesia. Seperti, kereta api
Rajawali. Setiap kereta (bukan rangkaian kereta api, melainkan
kereta gerbong penumpang, namun, istilah gerbong penumpang
ini sebenarnya salah) memiliki setidaknya dua toilet di dekat
pintu masuk keluar kereta. Di dalam kereta juga ada fasiltas
keselamatan, seperti tabung pemadam kebakaran ataupun
emergency brake. Ada pula fasilitas lain seperti lampu baca di
setiap kursi. Format penomoran untuk kereta kelas eksekutif
yaitu K1 - xx (tahun pembuatan) x (jenis bogie) xx (nomor
urut). Misalnya : K1 95834 artinya kereta kelas 1 (eksekutif)
yang mulai dinas tahun 1995 dengan jenis bogie '8' urutan ke
34, ditambah huruf abjad yang artinya kereta itu milik dipo
tersebut. Misalnya K1 95834 SBI, artinya kereta itu milik dipo
Surabaya Pasar Turi. Format kedua yaitu K1 - x (jenis kereta)
21
xx (Tahun Dinas) xx (Nomor urut) XX atau XXX (Dipo
Induk). Contoh K1 - 0 94 01 SMC, artinya Kereta kelas 1
(Eksekutif) (K1) - Ditarik lokomotif (0) Mulai Dinas Tahun
1994 (94) dan urutan ke satu/pertama (01) berdipo induk
Semarang Poncol (SMC).
b) Kereta api bisnis
Kereta api bisnis adalah kelas kereta penumpang di bawah
kelas eksekutif. Khusus di Indonesia, kereta kelas bisnis ini
tidak dilengkapi dengan AC (Air Conditioner). Jumlah kursi
dalam kereta bisnis pun lebih banyak dibandigkan dengan
kereta api eksekutif, yaitu sebanyak 64 buah. Ada juga kereta
api kelas campuran, yaitu dalam satu rangkaian terdapat dua
kelas, yaitu eksekutif dan bisnis. Namun kereta eksekutif di
kelas campuran ini berbeda dengan kereta api kelas eksekutif
(kelas argo dan kelas satwa). Harga tiket lebih murah daripada
kelas argo atupun kelas satwa. Dan dalam satu rangkaian
terdapat satu kereta khusus makan (KM) atupun kereta makan
dan pembangkit (KMP). Format penomoran untuk kereta kelas
bisnis yaitu K2 - xx (tahun pembuatan) x (jenis bogie) xx
(nomor urut). Misalnya : K2 65534 artinya kereta kelas 2
(bisnis) yang mulai dinas tahun 1965 dengan jenis bogie '5'
urutan ke 34 ditambah abjad yang artinya kereta itu milik dipo
tersebut. Misalnya K2 78521 MN artinya kereta itu milik dipo
22
Madiun. Format kedua yaitu K2 - x (jenis kereta) xx (Tahun
Dinas) xx (Nomor urut) XX atau XXX (Dipo Induk). Contoh
K2 - 0 86 01 BD, artinya Kereta kelas 2 (bisnis ) (K2) - Ditarik
lokomotif (0) Mulai Dinas Tahun 1986 (86) dan urutan ke
satu/pertama (01) berdipo induk Bandung (BD). Kereta api
bisnis ini dibagi dua menjadi kereta api kelas campuran dan
kelas bisnis saja.
c) Kereta api ekonomi
Kereta api ekonomi adalah kelas kereta penumpang di bawah
kelas bisnis. Sama halnya dengan kereta kelas bisnis, kereta ini
tidak dilengkapi dengan Air Conditioner (AC). Satu kereta
penumpang ekonomi berkapasitas 106 orang. Kereta ini
menjadi idaman para penumpang pada saat hari raya ataupun
hari libur. Walaupun dalam setiap perjalanan, kereta ini harus
berhenti untuk mengalah dengan kereta api kelas atasnya.
Harga tiket kereta api kelas ekonomi pun sangat terjangkau.
Format penomoran untuk kereta kelas ekonomi yaitu K3 - xx
(tahun pembuatan) x (jenis bogie) xx (nomor urut). Misalnya :
K3 07525 artinya kereta kelas 3 (ekonomi) yang mulai dinas
tahun 2007 dengan jenis bogie '5' urutan ke 25 ditambah abjad
yang artinya kereta itu milik dipo tersebut. Misalnya K3 07525
SMC, artinya kereta itu milik dipo Semarang Poncol. Format
kedua yaitu K3 - x (jenis kereta) xx (Tahun Dinas) xx (Nomor
23
urut) XX atau XXX (Dipo Induk). Contoh K3 - 0 98 03 JAKK,
artinya Kereta kelas 3 (ekonomi) (K3) - Ditarik lokomotif (0)
Mulai Dinas Tahun 1998 (98) dan urutan ketiga (03) berdipo
induk Jakarta Kota (JAKK).
d) Kereta api ekonomi AC
2) Kereta api barang
Kereta api barang adalah kereta api yang digunakan untuk
mengangkut barang (kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu,
batubara ataupun mineral), ataupun kereta api trailer yang
digunakan untuk mengangkut peti kemas. Selain itu digunakan
gerbong khusus untuk mengangkut anak, ataupun tangki untuk
mengangkut minyak atau komoditas cair lainnya (bahan kimia dan
lain-lain). Selain itu terdapat kereta api trailer khusus yang
digunakan untuk mengangut tank dan perlengkapan militer lainnya
(meriam, rudal dan lain-lain).
1.5 Metode Penelitian
Agar diperoleh data yang baik dan memenuhi syarat, maka diperlukan metode
pengumpulan data yang tepat. Adapun metode pengumpulan data yang
diperlukan sebagai berikut :
1. Metode Interview
Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada informan atau seorang atau seorang
yang ahli atau berwenang dalam suatu masalah (Keraf, 2001:161).
24
Proses pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung
kepada manager komersial mengenai metode penetapan harga dan
pelayanan pada PT. Kereta Api (Persero) Daop IV Semarang.
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematis (Gorys Keraf ,2001:161).
Dalam Pengumpulan data peneliti melihat secara langsung di lapangan
bagaimana situasi dan kondisi obyek yang diteliti pada PT. Kereta Api
(Persero) Daop IV Semarang.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan cara pengumpulan data melalui
peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan juga termasuk buku-
buku tentang pendapat, teori, dalil atau hokum dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Penggunaan metode dokumentasi
ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data guna menyusun deskripsi
wilayah penelitian, disamping juga untuk melengkapi analisis data.
25
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Perkeretaapian Indonesia
Sehubungan dengan telah dirasakan dan dialami kesulitan prasarana
dan sarana transportasi di Pulau Jawa ditinjau dari sudut pertahanan dan
keamanan serta sudut ekonomi sejak awal abad ke-19, maka muncullah usul
yang diajukan oleh Kolonel Jhr. Van Der Wijk, seorang militer, pada tanggal
15 Agustus 1840. la mengusulkan agar di Pulau Jawa dibangun alat
transportasi baru, yaitu kereta api, yang di Eropa telah berhasil mengatasi
kesulitan serupa. Di negeri Belanda sendiri telah dibangun jaringan rel yang
membuktikan hasil yang cukup baik sebagai sarana pengangkutan. Menurut
dia, pemasangan jalan rel di Pulau Jawa akan mendatangkan keuntungan yang
tidak ternilai harganya bagi kepentingan pertahanan. Yang diusulkannya ialah
jalan rel yang terbentang dari Surabaya ke Jakarta melalui Surakarta,
Yogyakarta dan Bandung beserta simpangan-simpangannya. Sementara itu,
usul Van Der Wijk didukung oleh J. Trom, seorang insinyur kepala pada
Bagian Pengairan dan Bangunan. Trom sendiri berpendapat bahwa jalan rel
itu sebaikmya menghubungkan Surabaya dengan Cilacap.
Usul Van Der Wijk itu kiranya dipandang baik, sehingga pemerintah
Kerajaan Belanda mengeluarkan surat keputusan (Koninklijk Besluit) nomor
270 tertanggal 28 Mei 1842 yang menetapkan bahwa pemerintah akan
membangun jalan rel dari Semarang ke Kedu dan Yogyakarta/Surakarta.
26
26
Keputusan tersebut didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan sarana
transportasi tradisional berupa kereta yang ditarik sapi dan kerbau serta
meningkatkan daya angkut bagi barang-barang ekspor.
Pada tahun 1846 Gubernur Jendral Hindia Belanda J. J. Rochussen
(1845-1851) mengusulkan kepada pemerintah kerajaan di negeri induknya,
Belanda, agar menolak permohonan konsesi dari pihak swasta yang waktu itu
sudah ada yang tertarik pada penanaman modalnya dalam bidang transportasi.
la berpendapat bahwa pengadaan alat transportasi kereta api hendaknya
dilakukan oleh pemerintah. Untuk itu ia mengajukan agar pemerintah
menyediakan dana untuk biaya pemasangan jalan rel kereta api antara Jakarta
dan Bogor.
Bertolak belakang dengan usul Rochussen, Gubernur Jendral A. J.
Duymaer Van Twist (1851-1856) justru mengajukan usul agar pemerintah
kerajaan di Belanda mempertimbangkan usulan konsensi pihak swasta. Usul
Twist disetujui oleh parlemen Belanda yang memang waktu itu sedang
bergema keras suara kaum liberal yang mendukung kehadiran kaum swasta.
Sebagai jawaban atas usul-usul tersebut, pada tanggal 31 Oktober 1852
pemerintah kerajaan Belanda mengeluarkan surat keputusan (No. H22, Ind.
Stbl. 1853 No. 4) yang menetapkan pemberian kemudahan-kemudahan bagi
kalangan pengusaha swasta yang bermaksud untuk mendapat konsesi (izin)
pembukaan jalan rel atau usaha alat transportasi kereta api di Pulau Jawa.
Timbulnya permintaan konsesi dari pengusaha swasta telah
menimbulkan berbagai macam pendapat di kalangan pejabat pemerintah
27
Hindia Belanda, Gubernur Jendral Mr. L.A.J.W. Baron Sloet van den Beele
(1861-1866), akhirnya bersedia mengabulkan permintaan konsesi itu dengan
beberapa syarat tertentu. Persyaratan dimaksud antara lain supaya pembuatan
jalan rel itu disesuaikan dengan pengarahan Menteri Urusan Jajahan Hindia
Belanda Fransenvan De Putte yang menginginkan agar jalur jalan rel
Semarang-Solo-Yogyakarta diperluas dengan lintas cabang dari Kedungjati
menuju Ambarawa. Soalnya di Ambarawa terdapat benteng Willem I yang
penting artinya dari segi kemiliteran. Persyaratan lainnya yang wajib dipatuhi
adalah lebar sepur supaya disesuaikan dengan norma standar Eropa, yakni
1,435 mm. Akhirnya dengan adanya kebutuhan yang saling mengkait, maka
pada tahun 1862 untuk pertama kalinya pemerintah memberikan konsesi
kepada beberapa orang swasta yang kemudian mendirikan perusahaan kereta
api swasta Nederlanssch-Indische Spoorweg Maatschappij (NKM) yang
dipimpin oleh Ir. J. P. de Bordes.
Dalam rangka melaksanakan konsesi tersebut di atas, maka pada
tanggal 7 Juni 1864 di desa Kemijen (Semarang) diselenggarakan upacara
sebagai tanda pekerjaan pemasangan jalan rel dimulai. Ketika pada tanggal 10
Agustus 1867 lintas Semarang (Kemijen) ke Tanggung sepanjang 25 km
dibuka dan kereta api mulai dioperasikan untuk umum, ternyata masalah yang
dihadapi NTSM cukup besar. Perusahaan swasta ini dihadapkan pada
kesulitan finansial yang paling parah, karena sudah terlanjur salah merancang
sejak awal Ternyata pengeluaran yang harus dibiayai untuk pembangunan
jalan rel yang pertama ini jauh melebihi rencana anggaran yang diperkirakan
28
sebelumnya, sehingga timbul kekhawatiran di kalangan pimpinan NTSM.
Bahkan pada tahun 1868 pekerjaan pembuatan jalan rel di Jawa Tengah
terancam berhenti, sehingga NISM meminta bantuan kepada pemerintah.
Bantuan yang diberikan pemerintah berupa pinjaman modal tanpa bunga,
sehingga pembangunan jalan rel dimungkinkan untuk dilanjutkan terus sampai
ke Surakarta. Pemerintah mengabulkan permintaan bantuan keuangan NISM,
karena jalan rel tersebut dianggap sangat penting bagi kelancaran
pengangkutan produksi gula yang cukup banyak untuk diekspor waktu itu.
Selanjutnya, timbul lagi kesulitan keuangan dalam tubuh NISM yang
kembali mengacam terhentinya pembangunan jalan rel itu. Kali para
pengusaha yang mengontrak tanah-tanah perkebunan dan sangat memerlukan
jasa angkutan kereta api, dengan serta merta bersedia membayar uang muka
untuk muatan yang akan diangkutnya. Hal tersebut telah memungkinkan
seluruh pekerjaan pembangunan jalan rel Semarang-Yogyakarta dapat
diselesaikan pada tanggal 21 Mei 1873. Pada tahun itu juga kereta api
Semarang-Yogyakarta dioperasikan dan dibuka untuk umum. Di samping itu,
NISM membangun juga lintas jalan rel cabang ke Ambarawa yang
diisyaratkan dalam perjanjian konsesi. Lintas cabang ini dibangun dari
Kedungjati dan dibuka untuk umum pada tanggal 21 Mei 1873.
Konsesi bagi pemasangan jalan rel kereta api dan pengoperasian alat
angkut kereta api jalur Jakarta-Bogor diperoleh NISM berdasarkan surat
keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda (Gouvernenent atau GB) nomor 1
tanggal 27 Maret 1864 dan nomor 1 tanggal 19 Juni 1865 serta surat
29
keputusan raja Belanda (Koninklijk Besluit atau KB) tanggal 22 Juli 1868.
Konsesi ini diberikan, karena jalur rel kereta api Jakarta-Bogor itu dipandang :
1. Mempunyai nilai ekonorni yang cukup tinggi sebab bertalian erat dengan
pengangkutan hasil produksi tanamann ekspor dari wilayah Priangan,
seperti kopi dan kina.
2. Penting ditinjau dari sudut politik dan komunikasi pemerintah, sebab
Bogor menjadi tempat kedudukan Gubernur Jendral dan pusat administrasi
pemerintah.
Meskipun konsesi pemasangan jalan rel jalur Jakarta-Bogor telah
diperoleh NISM sejak tahun 1864, namun pelaksanaan pembangunannya baru
dimulai tahun 1869. Hal itu disebabkan oleh berbagai hambatan yang untuk
mengatasinya memerlukan waktu. Salah satu hambatan dimaksud adalah
terjadinya perubahan persyaratan konsesi, terutama yang menyangkut soal
teknis, yaitu ketentuan tentang lebar rel (spoorwijdte). Pada mulanya lebar rel
itu sama dengan lebar rel jalur Semarang-Yogyakarta, yaitu 1.435 mm namun
kemudian diubah menjadi 1.067 mm sesuai dengan keputusan Menteri Urusan
Jajahan Belanda de Wall tanggal 27 September 1869. Keputusan tersebut
didasarkan atas penelitian J. A. KooL, seorang insinyur kepala pada
perusahaan kereta api Belanda, dan N. H. Henket, seorang guru besar pada
sekolah politeknik di Delft (negeri Belanda) yang diberi tugas oleh de Wall
untuk menyelidiki kemungkinan membuat jalan rel di Pulau Jawa yang
lebarnya 1.000 mm atau 1.100 mm ditinjau dari segi ekonomi. Mereka
berpendapat bahwa jalan rel umum yang dilaksanakan oleh pihak swasta
30
dengan cara jaminan bunga, hendaknya dibuat lebih kecil ukurannya dengan
pertimbangan agar daya angkut terjamin dan penting dari sudut penghematan.
Pembangunan jalan rel jalur Jakarta-Bogor dimulai pada tanggal 15
Oktober 1869 yang pembukaannya ditandai oleh upacara yang dihadiri oleh
Gubernur Jendral P. Myer dan pelaksanaan pembangunannya dipimpin oleh
Ir. J. P. Hordes. Panjang jalan rel Jakarta-Bogor seluruhnya 58.506 m.
Sejak saat itu eksplotasi alat angkut kereta api menjadi incaran para
pengusaha untuk menanamkam modalnya. Dakm pada itu, ternyata kedua
lintasan jalan rel itu, yaitu Semarang-Yogyakarta di Jawa Tengah dan jalur
Jakarta-Bogor di Jawa Barat, benar-benar dapat memenuhi kebutuhan akan
alat transportasi yang sudah begitu mendesak.
Pembangunan Jalan Rel di Pulau Jawa
Dibangun pada bulan November 1871 oleh Menteri Urusan Jajahan
Belanda Mr. P. P. van Bosse, empat lintasan jalan rel di Pulau Jawa yaitu
Semarang-Surakarta-Yogyakarta menghubungkan Pasuruan di Jawa Timur
dengan Cilacap di Jawa Tengah.
Pembangunan Jalan Rel di Pulau Sumatera
Penelitian dan persiapan bagi pembangunan jaringan rel di
Sumatera Barat antara tahun 1873 sampai 1875, pelaksanaan pembuatan
jalan rel pada tahun 1887. Pembangunan jalan rel di Sumatera Barat
didasarkan atar pertimbangan ekonomi, yaitu dengan kegiatan
penambangan batubara di Ombilin, dekat Sawahlunto. Pengadaan kereta
31
api ditujukan untuk mengangkut hasil tambang dari tempat penambangan
ke pelabuhan di Teluk Bayur.
Pembangunan Jalan Rel di Sulawesi dan Kalimantan
Di Sulawesi jalan rel dibangun pada bulan Juli 1922 panjangnya 47
km, menghubungkan kota Ujungpandang (Makasar) dengan Takalar. Di
Kalimantan jalan rel yang dibangun untuk digunakan alat transportasi trem
yang mengangkut barang yang merupakan hasil hutan dan produksi
industri.
B. Lokasi Perusahaan
PT. Kereta Api Indonesia DAOP IV Semarang berlokasi di Jl. M. H.
Thamrin No. 3 Semarang.
C. Bidang Usaha
PT. Kereta Api Indonesia DAOP IV Semarang bergerak di bidang jasa
angkutan penumpang dan jasa angkutan barang. Daerah Operasi IV Semarang
memiliki enam stasiun besar, di antaranya adalah stasiun Semarang Tawang,
Stasiun Semarang Poncol, Stasiun Pekalongan, Stasiun Tegal, Stasiun
Bojonegoro dan Stasiun Cepu, sedangkan stasiun kereta api kelas menengah
di antaranya adalah Stasiun Kedungjati, Stasiun Gambringan, Stasiun Weleri,
Stasiun Comal dan Stasiun Pemalang. Gudang kereta api berada di Stasiun
Semarang Poncol, sedangkan dipo lokomotif berada tak jauh dari Stasiun
32
Semarang Poncol. Kereta api penumpang yang berada di bawah
pengoperasian DAOP 4 Semarang di antaranya adalah:
1. Kereta api Argo Muria dan Kereta api Argo Sindoro, kereta eksekutif argo
tujuan stasiun Gambir-stasiun Semarang Tawang;
2. Kereta api Harina, kereta campuran eksekutif dan bisnis tujuan stasiun
Bandung-stasiun Semarang Tawang;
3. Kereta api Rajawali, kereta campuran eksekutif dan bisnis tujuan Stasiun
Surabaya Pasarturi-Stasiun Semarang Tawang
4. Kereta api Kaligung Emas, kereta campuran eksekutif dan bisnis tujuan
Stasiun Tegal-Stasiun Semarang Tawang;
5. Kereta api Fajar Utama Semarang dan Kereta api Senja Utama Semarang,
kereta bisnis tujuan Stasiun Pasarsenen Jakarta-Stasiun Semarang Tawang
6. Kereta api Tawang Jaya, kereta ekonomi tujuan Stasiun Pasarsenen
Jakarta-Stasiun Semarang Poncol
7. Kereta api Tegal Arum, kereta ekonomi tujuan Stasiun Jakarta Kota-
Stasiun Tegal
8. Kereta api Kaligung, kereta komuter bisnis dan ekonomi tujuan Stasiun
Semarang Poncol-Stasiun Tegal sampai dengan Stasiun Slawi dan Stasiun
Brebes
9. Kereta api Pandanwangi, kereta komuter bisnis tujuan Stasiun
Solobalapan-Stasiun Semarang Poncol
10. Kereta api Blora Jaya Ekspres, kereta komuter bisnis tujuan Stasiun
Semarang Poncol-Stasiun Cepu sampai dengan Stasiun Bojonegoro
33
11. Kereta api Joglosemar, kereta komuter bisnis tujuan Stasiun Yogyakarta.
Lintas beroperasi Daop IV Semarang adalah:
1. Batas Timur DAOP 4 Semarang dengan DAOP 8 Surabaya terletak pada
kilometer 251+651 antara stasiun Bojonegoro dan Stasiun Babat pada
Jalur kereta api Gambringan-Lamongan.
2. Batas Barat DAOP 4 Semarang dengan DAOP 3 Cirebon pada kilometer
168+718 antara stasiun Tegal dan stasiun Brebes pada Jalur kereta api
Cirebon-Tegal.
3. Batas Selatan DAOP 4 Semarang dengan DAOP 5 Purwokerto pada
kilometer 167+717 antara stasiun Tegal dan stasiun Slawi pada Jalur
kereta api Tegal-Prupuk.
4. Batas Utara Daop 4 Semarang dengan DAOP 6 Yogyakarta pada
kilometer 140+633 antara Stasiun Gundih dan Stasiun Kedungjati pada
Jalur Brumbung-Gundih
Lintas tak beroperasi Daop IV Semarang:
1. Lintas Semarang Tawang - Semarang Gudang dari kilometer 0+000
sampai dengan kilometer 1+188.
2. Lintas Blora - Cepu dari kilometer 0+000 sampai dengan kilometer 2+300.
3. Lintas Demak - Kudus dari kilometer 0+000 sampai dengan kilometer
0+750.
4. Lintas Kedungjati - Ambarawa dari kilometer 0+700 sampai dengan
kilometer 18+752.
34
5. Lintas Brumbung - Demak dari kilometer 0+522 sampai dengan kilometer
2/232
D. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah total tenaga kerja pergolongan pada PT. Kereta Api Indonesia
DAOP IV Semarang, sebagai berikut:
1. Golongan IV/B = 1
IV/A = 1
2. Golongan III/D = 11
III/C = 14
III/B = 66
III/A = 206
3. Golongan II/D = 237
II/C = 168
II/B = 396
II/A = 1.721
4. Golongan I/D = 59
I/C = -
I/B = 58
I/A = -
Jumlah pegawai = 2.938
35
E. Jam Kerja
PT. Kereta Api Indonesia DAOP IV Semarang menetapkan jam kerja
yaitu lima hari kerja mulai hari : Senin sampai Jum'at dengan jam kerja pukul :
08.00-16.00 WIB, hari Sabtu dan Minggu libur.
F. Struktur Organisasi
Pengorganisasian merupakan suatu fungsi manajemen yang dipadang
sebagai alat yang dicapai oleh orang-orang atau anggota organisasi untuk
mencapai tujuan bersama secara efektif. Suatu perusahaan yang menginginkan
suatu kemajuan dan suatu sistem kerja yang teratur harus mempunyai susunan
organisasi yang teratur pula. Secara skematis dapat digambarkan struktur
organisasi pada PT. Kereta Api Indonesia DAOP IV Semarang, sebagai
berikut:
36
STRUKTUR ORGANISASI PERUMKA DAERAH OPERASI IV SEMARANG
KADAOP
KASI SINTELKUPT T&D KASITRAK KASI JLN REL & JOTKASIOP
HUMAS
KASI HARGA KA SHKK
WASTEK OPWASTEK JALAN REL & JOT
KAUR UMUM
KASUBAG DAOP
KAUR KEUANGAN
WASTEK STLWASTEK TRAK
KAUR PERS KAUR ANGGARAN
WASKOP CU
WASKOP SH
WASKOP TG
KASUBSI PERKA
KASUBSI OPNIS
KASUBSI OPKA
KASUBSI KERETA
KAUR PROGRAM T&B
KAUR TU T&B
KAUR INVEN T&B
WASI LOKO
WASI KERETA
KASUBSI OPSAR
KASUBSI LOKO
KASUBSI KERETA
KASI KONSTRUKSI
KASI PAD
KASI PROGRAM
KASIJAB
WASI JLN REL B
WASI JLN REL A WASI TELKOM
WASI SINYAL
KASUBSI SINYAL
KASUBSI TELKOM
KASUBSI PROGRAM
KASUBSI SARPEN
KASUBSI CAR BAR
KASUBSI PNPFI
KAUR HIGINE
KAUR KOL KERJA
KAUR PERKERETAA
PIAN
SSK/TSK/RLUKDT/KDK/KSDT/PUK
KS / KSB
37
G. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran adalah daerah tempat dipasarkan hasil produksi
suatu perusahaan atau dengan kata lain daerah tempat menjual barang hasil
produksi suata perusahaan.
Adapun daerah pemasaran atau daerah operasi PT. Kereta Api
Indonesia DAOP IV Semarang, meliputi:
1. Wilayah Barat
- Semarang - Weleri - Batang - Pekalongan - Pemalang - Tegal.
2. Wilayah Timur
- Semarang - Jumbung - Gubug - Gambrengan - Kredengan - Ndoplang -
Randublatung - Cepu - Bojonegoro. ,
3. Wilayah Selatan
- Semarang - Kedungjati.
38
BAB III
PEMBAHASAN
A. Prosedur Pembelian Tiket Kereta Api Daop IV Semarang
Prosedur adalah suatu tahap-tahap atau urutan-urutan pekerjaan tata
usaha yang satu dengan yang lainnya saling berinteraksi yang tidak dapat
dipisahkan biasanya melibatkan beberapa petugas didalam suatu bagian atau
lebih yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan yang seragam dan transaksi-
transaksi yang berulang-ulang dalam perusahaan. Dari suatu perusahaan
haruslah mempunyai prosedur pembelian karena kalau suatu perusahaan
prosedur pembeliannya tidak terkoordinasi dengan baik maka akan terjadi
kekurangan-kekurangan dan sangat menghambat perkembangan perusahaan
yang mengakibatkan kerugian perusahaan tersebut. Maka dari itu PT. Kereta
Api Indonesia Daop IV Semarang mempunyai prosedur pembelian yang
benar-benar terkoordinasi dengan baik dan diantaranya ada 3 ( tiga ), yaitu:
1. Prosedur Pemesanan Tiket
a. Penumpang datang ke pusat Reservasi Tiket mengisi blanko
pemesanan.
b. Blanko diberikan ke petugas loket, petugas loket akan memeriksa
apakah ada pesanannya
39
39
2. Prosedur Penundaan
Prosedur ini harus dilakukan oleh calon penumpang 1 ( satu ) hari sebelum
keberangkatan dengan biaya eksekutif Rp. 10.000, Bisnis Rp. 6.000 dan
Ekonomi Rp. 2000 dengan per tempat duduk.
3. Prosedur Pembatalan
a. Setiap pembatalan tiket biaya pengantaran tidak dikembalikan
b. Pembatalan sampai dengan satu hari sebelum keberangkatan akan
dikenakan 25 %. Pada hari keberangkatan sampai 3 jam sebelum
keberangkatan dikenakan 50%. Kalau pembatalan kurang dari 3 jam
yaitu tidak ada pengembalian bea atau hangus.
c. Pembatalan karena tidak terselenggaraan perjalanan oleh PT. Kereta
Api Indonesia maka bea dikembalikan sepenuhnya.
4. Kebijakan Pembelian Tiket Penumpang
Pada setiap perusahaan-perusahaan selalu menitik-beratkan kepada
pemasaran dan pembelian serta pelayanan konsumen-konsumennya,
karena perusahaan itu bahwa itu sangat mempengaruhi laba perusahaan.
Setiap perusahaan lebih suka dengan pembelian tunai dari pada pembelian
dengan tunai dapat mempercepat perputaran uang di dalam perusahaan.
Pada perusahaan PT. Kereta Api Indonesia Daop IV Semarang
menggunakan sistem cash and carry, karena pembelian dengan sistem ini
perusahaan lebih banyak keuntungan dari pada dasarnya kebijakan pembelian
dengan cash carry tidaklah merugikan pihak pembeli dan pihak perusahaan
juga, karena perusahaan dapat lebih cepat mendapatkan perputaran pembelian
40
dari sistem cash and carry. Dan dengan sistem ini pembelian memberikan
uang sesuai dengan harga yang tercetak pada tiket.
B. Reservasi Pembelian Tiket Kereta Api Daop IV Semarang
1. Pemesanan tiket kereta api melalui contact center
Penjualan atau pemesanan melalui sistem ini dilakukan di Contact
Center KA melalui nomor panggilan 121 (telepon rumah) dan 021- 121
(telepon genggam). Setelah itu penumpang akan mendapatkan kode
booking/ kode bayar yang selanjutnya penumpang dapat melakukan
pembayaran lewat e-banking dan ATM. Untuk saat ini bank yang dapat
melayani adalah ATM bank mandiri, BPR KS,BII, BRI, BPD DIY dan
Bank OCBC NISP selanjutnya akan dikembangkan melalui ATM bank
lainnya antara lain Bank Panin, BNI, CIMB Clicks dan lain-lain.
Pembayaran dilakukan maksimal 3 (tiga) jam setelah mendapatkan kode
booking. Resi pembayaran ATM kemudian ditukarkan ke loket penjualan
di statsiun yang sudah online dengan membawa KTP asli dan fotocopy.
Pemesanan tiket dianggap batal jika pembayaran melalui ATM tidak
dilakukan dalam periode waktu 3 jam tersebut. Pemesanan tiket melalui
Contact Center ini dilayani 40 hari sampai dengan 6 jam sebelum
keberangkatan KA yang bersangkutan. Pemesanan tiket tersebut hanya
untuk tiket dewasa dan anak tanpa pelayanan reduksi. Extra charge sebesar
Rp.7500,- (saat transaksi pembayaran).
41
2. Rail Agent
Rail Agent adalah badan usaha/perusahaan yang berbadan hukum yang
mewakili PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dalam memasarkan,
mempromosikan, dan melayani pemesanan karcis di daerah tertentu.
Prosedurnya adalah:
a. Datang ke lokasi Rail Agent tiket KA
b. Memesan tiket KA, sesuai keinginan.
c. Bayar sesuai jumlah yang tertera dalam tiket
d. Periksa kembali tiket sebelum meninggalkan Rail Agent.
Tabel 2.1
Rail Agent DAOP IV SEMARANG
No. Nama Stasiun Alamat
1 St. Tegal Jl.Kemiri 74 Pakembaran, Slawi
2 St. Pemalang Jl. Jend. Soedirman, Mulyoharjo, Pemalang, Pemalang
3 St. Pekalongan Jl. Gajah Mada, Bendan, Pekalongan Barat, Pekalongan
4 St. Weleri Karangdowo, Weleri, Kendal.
5 St. Semarang Poncol Jl. Imam Bonjol No.115 Semarang
6 St. Semarang Tawang Jl. Taman Tawang No 1 Semarang
7 St. Ambarawa Museum Kereta Api Jl. Stasiun No.1. Ambarawa
8 St. Ngrombo Jl. Raya Purwodadi-Solo
9 St. Jambon Desa Jambon, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan.
10 St. Randublatung JL STASIUN WULUNG RANDUBLATUNG
11 St. Cepu Jl Stasiun Kota 27. Lingkungan Cepu. Kota Cepu
42
12 St. Bojonegoro Jln. Stasiun KA Bojonegoro.
3. Pemesanan tiket melalui Drive thru
Para pengguna kendaraan roda empat, sekarang tidak perlu turun dari
kendaraan jika ingin memesan tiket kereta api. PT Kereta Api Indonesia
Daop IV Semarang sudah meluncurkan layanan pemesanan tiket dari
dalam kendaraan atau yang dikenal dengan layanan drive thru. Layanan
tiket sistem drive thru telah tersedia di beberapa kota seperti Jakarta,
Surabaya, dan Cirebon. Dengan layanan ini, para pengguna jasa
transportasi kereta api kelas eksekutif dan bisnis tidak perlu lagi pergi ke
stasiun untuk melakukan pemesanan tiket, karena cukup menuju tempat
layanan tiket drive thru yang tersedia. Selain ingin memberikan layanan
tambahan bagi pelanggan PT. Kereta Api (Persero) juga ingin lebih unggul
dari moda transportasi lain seperti pesawat, travel, dan bis. Sejauh ini
respon pengguna jasa kereta api sangat antusias. Sebab bisa lebih praktis
dalam memesan tiket, tidak perlu turun dari kendaraan. Saat ini di
Semarang baru ada satu unit layanan tiket drive thru di depan Stasiun
Tawang atau kantor Puskopka Jl Taman Tawang No 1. Pengendara roda
empat dapat memesan secara drive thru dimulai dengan mengarahkan
kendaraan ke loket drive thru melalui lintasan yang ditentukan. Setelah
transaksi pembelian selesai, pengendara dapat keluar melalui pintu khusus
drive thru yang tersedia. Layanan tiket drive thru dibuka setiap hari
43
dengan jam operasional layanan mulai pukul 07.00-20.00. Para calon
penumpang bisa melakukan pemesanan sesuai jam yang ditentukan
dengan mudah.
4. Mobile Ticketing Online
Selain drive thru, PT. Kereta Api (Persero) Daop IV Semarang juga
memiliki layanan mobil tiket keliling. Dua unit mobil ini sementara akan
beroperasi di kawasan Simpanglima, Carrefour Banyumanik, dan
Lawangsewu. Kepala PT KA Daop IV Semarang, Muhammad Sholeh
Kosasih mengatakan, sementara ini layanan tiket drive thru masih satu unit
di depan Stasiun Tawang. Jika nanti respon masyarakat mengharapkan
lebih, PT. Kereta Api (Persero) siap menambah penyediaan layanan tiket
sistem drive thru ini.
5. Pemesanan dan Pembelian Tiket KA Melalui Indomaret
a. Datang ke gerai Indomaret terdekat (baru dilayani di Indomaret yang
telah ditunjuk)
b. Pesan tiket sesuai dengan keinginan anda.
c. Bayar sesuai dengan jumlah struk.
d. Periksa kembali struk sebelum meninggalkan tempat pembelian.
e. Tukarkan struk di statsiun dengan tiket kereta api
Syarat dan ketentuannya adalah:
a. Lokasi gerai Indomaret yang menjual tiket kereta api lihat di
www.indomaret.co.id
b. Bawa KTP asli & photo copy saat menukarkan struk di statsiun
44
c. Extra charge Rp.7.500,- (Tercantum dalam struk).
6. Citos
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) bekerjasama dengan PT. CITOS
memberikan kemudahan kepada pelanggan kereta api untuk melakukan
reservasi tiket Kereta Api secara online di mana anda berada. Prosedurnya
adalah:
a. Datang ke mitra usaha CITOS
b. Pesan tiket sesuai keinginan anda.
c. Bayar sesuai jumlah yang tertera dalam struk
d. Periksa kembali struk sebelum meninggalkan tempat pembelian.
e. Tukarkan struk di statsiun dengan tiket KA.
Syarat dan ketentuannya adalah:
a. Mitra usaha CITOS lihat di : www.citosconnection.com
b. Bawa KTP asli dan fotocopy saat menukarkan struk di statsiun
c. Extra charge Rp.7.500,- (tercantum dalam struk)
d. Layanan Kereta Api Online kini sudah bisa dilakukan dengan cara
MUDAH, sebagai pelengkap usaha bisnis travel agent di tempat anda,
CITOS bekerjasama dengan PT. Kereta Api Indonesia memberikan
kesempatan untuk mengembangkan usaha ticketing khususnya layanan
reservasi ticketing KAI dengan menggunakan e-ticket.
45
C. Permasalahan dan Solusi/Alternatif Perbaikan yang terjadi pada
Prosedur Penjualan Tiket PT. KAI Daop IV Semarang
1. Permasalahan Pelayanan Tiket Di PT KAI Daop IV Semarang
PT Kereta Api Indonesia (persero) adalah salah satu badan usaha milik
negara (BUMN) lingkungan kementrian perhubungan yang dipimpin oleh
direksi dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan. Tugas pokok
dari PT Kereta Api Indonesia (persero) adalah menyelenggarakan
pengusahaan pelayanan jasa kereta api dalam rangka memperlancar arus
perpindahan orang atau barang secara masal guna menunjang pembangunan
nasional.
Sebagai sarana transportasi umum, kereta api memiliki peran yang
cukup penting di Indonesia. Dengan berbagai kelebihan yang dimiliknya
seperti tidak terkena macet dan terjangkau bagi kalangan mengengah kebawah
maka jasa transportasi kereta api memiliki banyak penumpang.
Sebagai sebuah sarana transportasi umum yang cukup diminati, kereta
api khususnya PT. KAI Daop IV Semarang memiliki beberapa masalah yang
sampai sekarang belum bisa teratasi.
Dewasa ini yang sering terjadi adalah ketidakmampuan PT KAI Daop
IV Semarang untuk mengatasi jumlah penumpang yang membludak, bahkan
banyak penumpang sampai naik ke atas kereta karena tidak kebagian tempat.
Selain itu masih juga digunakan lokomotif tua yang suku cadangnya sudah
tidak diproduksi lagi, sehingga menghambat proses perbaikan dari lokomotif
ini. Selain itu jumlah armada yang beroperasi masih dinilai kurang, terutama
46
di kelas ekonomi dan kelas bisnis. Sehingga jumlah calon penumpang di
stasiun akan menumpuk dan tidak semuanya mendapatkan tiket. Kualitas dari
gerbong untuk kelas ekonomi dan kelas bisnis pun masih dinilai rendah dan
tidak nyaman. Padahal jika melihat jumlah penumpang yang begitu banyak
seharusnya PT KAI Daop IV Semarang memberikan pelayanan kualitas yang
lebih baik.
Penggunaan sistem e-ticket pada kereta api yang dicanangkan oleh PT
KAI Daop IV Semarang pun belum begitu bisa dirasakan hasilnya. Hal ini
terlihat masih banyaknya calon penumpang yang membeli tiket langsung di
stasiun yang mengakibatkan stasiun akan penuh, terlebih ketika jadwal mudik
lebaran maupun waktu liburan khususnya liburan sekolah.
Dengan demikian, menurut hemat penulis, PT KAI Daop IV
Semarang, tidak mampu membuat para penumpang agar bisa masuk secara
tertib ke dalam kereta, para penumpang masih saja berdesak-desakkan untuk
masuk kedalam kereta. Padahal jika penumpang telah membeli tiket maka
mereka pasti akan mendapatkan tempat di kereta, hal ini tidak akan terjadi,
jika PT KAI menjual tiket sesuai dengan kapasitas tempat duduk kereta, oleh
karena itu seharusnya PT KAI bisa mengatasi masalah yang sangat mendasar
ini.
Menurut Sapto Hartoyo Kepala Humas PT. KAI Daop IV Semarang :
“Hal lain yang tak kalah penting adalah peningkatan kemudahan mendapatkan tiket; sekarang kami melayani H-30, yakni pemesanan tiket sudah dapat dilakukan sejak satu bulan sebelum keberangkatan. Selain itu, seperti yang dilakukan juga oleh perusahaan jasa penerbangan, kami berusaha memperluas distribusi penjualan dengan menjalin lebih banyak kerjasama dengan biro-biro perjalanan. Lebih dari itu, kami bermaksud memberi
47
rangsangan-rangsangan menarik, khususnya terhadap pelanggan group atau korporasi, misalnya dengan memberi gratis satu atau dua tiket bagi setiap pembelian 20 tiket”.(wawancara, 17 Desember 2012)
Lebih lanjut Sapto Hartoyo Kepala Humas PT. KAI Daop IV
Semarang, menyatakan bahwa :
“Masih terkait dengan layanan pada pelanggan, sekaligus berpromosi, kami menggencarkan sosialisasi dengan menyebar leaflet, brosur-brosur, serta advertising di koran-koran atau media massa yang lain. Termasuk dalam rangka sosialisasi, kami telah membuat website untuk melihat tempat duduk yang tersedia di kelas eksekutif dan kelas bisnis, yang juga berisi informasi tentang korporasi PT. KAI bagi yang berminat, baik para pengamat ekonomi, pengamat perkeretaapian, pelaku bisnis, dan lain-lain”.(wawancara, 17 Desember 2012)
Sebagai sarana transportasi umum yang cepat dan murah PT KAI
Daop IV Semarang seharusnya memperbaiki kinerja nya dalam memberikan
pelayanan kepada publik khususnya dari masalah pelayanan penjualan tiket.
Sehingga jika masalah itu dapat terselesaikan maka bukan tidak mungkin
kereta api akan menjadi pilihan utama bagi publik dalam hal sarana
transportasi umum.
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi PT. KAI tidak mampu
bersaing, yaitu faktor pelayanan dan keunggulan dan kelemahan.
a. Faktor pelayanan tiket dari PT KAI Daop IV Semarang
Faktor pelayanan dari PT KAI Daop IV Semarang, ticketing jika
dilihat kebanyakan orang akan membeli tiket langsung di stasiun sehingga
akan menyebabkan antrian panjang, hal ini hal ini menunjukkan kalau
pelayanan dalam pembelian tiket masih lambat. Seringnya terjadi
keterlambatan kereta, hal ini juga menunjukkan bahwa pelayanan dari PT
KAI Daop IV Semarang masih rendah. PT KAI Daop IV Semarang tidak
48
mampu mengatasi masalah keluar masuk penumpang yang tidak tertib,
dan juga penumpang yang naik ke atas kereta. Tentu hal itu sangat
berbahaya bagi keselamatan, dan juga akan menurunkan citra dari PT KAI
Daop IV Semarang sendiri jika masih terus terjadi.
b. Keunggulan dan kelemahan sistem informasi akuntansi penjualan tiket
Keunggulan sistem informasi akuntansi penjualan tiket pada PT.
Kereta Api (Persero) Daerah Operasi IV Semarang adalah terdapat pada
adanya backup sebagian data yang terdapat pada software yang di input
pada software operasi. Sedangkan untuk kelemahan sistem informasi
akuntansi penjualan tiket adalah Ada kalanya mengalami hambatan ketika
jaringan komputerisasi sulit diakses (error), oleh karenanya pelaksanaan
sistem informasi akuntansi penjualan tiket dialihkan dengan sistem manual
sehinga petugas di setiap loket stasiun KA akan mengalami kesulitan
untuk menentukan tempat duduk calon penumpang, karena tempat duduk
yang belum dan sudah terjual sulit terpantau oleh petugas loket, selain itu
kelemahan lainnya tidak dapat melihat data penjualan tiket pada dua
minggu dan bulan yang telah berlalu.
Menurut Sapto Hartoyo, selaku Humas PT. KAI Daop IV
Semarang menyatakan :
“Masih terjadi error dalam melakukan input data penjualan. Dalam situasi ini perusahaan harus lebih cepat dan tanggap apabila terjadi error pada sistem komputer yang diguanakan dalam aktivitas penjualan dan pelaporan data penjualan. Apabila hal ini tidak segera diperbaiki oleh perusahaan maka dapat dikhawatirkan mengakibatkan hilangnya data penjualan dan database penjualan perusahaan dan juga dapat menghambat kegiatan penjualan dan pelaporan penjualan. Dari masalah ini perusahaan harus menggunakan antivirus di komputernya dan selalu meng-update software
49
tersebut sehingga dapat meminimalisasi error yang terjadi tersebut”.(wawancara, 17 Desember 2012)
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaannya sistem informasi akuntansi penjualan tiket pada PT.
Kereta Api (Persero) Daerah Operasi IV Semarang mempunyai
keunggulan dan kelemahan sebagai berikut :
§ Keunggulan : Terdapat pada adanya backup sebagian data yang terdapat
pada software yang di input pada software operasi.
§ Kelemahan : 1). Ada kalanya mengalami hambatan ketika jaringan
komputerisasi sulit diakses, sistem informasi akuntansi penjualan tiket
dialihkan dengan sistem manual, ketika jaringan komputer terganggu
petugas di setiap loket stasiun kereta api akan mengalami kesulitan untuk
menentukan tempat duduk calon penumpang, karena tempat duduk yang
belum dan sudah terjual sulit terpantau oleh petugas loket. 2). Tidak dapat
melihat data penjualan minggu dan bulan yang telah lalu.
2. Alternatif Solusi/perbaikan untuk PT KAI
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh PT KAI Daop IV
Semarang agar bisa bersaing dengan perkeretaapian di wilayah lain.
a. Segi pelayanan, untuk masalah ticketing, PT KAI Daop IV Semarang
sendiri sudah mempunyai program e-ticket untuk para calon
penumpang, namun banyak masyarakat yang belum mengetahui hal
tersebut. Maka sosialisasi mengenai hal ini harus di tingkatkan
sehingga jika program ini sukses tidak perlu lagi ada antrian yang
50
begitu panjan distasiun dalam pembelian tiket. Selain itu PT KAI Daop
IV Semarang harus lebih bijak dalam mengeluarkan jumlah tiket yang
dikeluarkan hal ini agar tidak ada lagi penumpang yang naik keatas
kereta. Dan juga akan menimbulkan perasaan nyaman dari penumpang
yang telan mendapat tiket.
b. Keunggulan dan kelemahan untuk masalah pelaksanaan sistem
informasi akuntansi penjualan tiket pada PT. Kereta Api (Persero)
Daerah Operasi IV Semarang telah memadai. Hal ini dapat dilihat dari
sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas tinggi, selain
didukung oleh sumber daya manusia yang bermutu juga dilengkapi
dengan perlengkapan yang serba canggih seperti komputer yang
digunakan untuk proses pengolahan data penjulan tiket dan alat bantu
lainya yang mendukung dalam pelaksanaan penjulan tiket, serta
adanya dokumen/ formulir yang mampu membantu sebagai alat bukti
pendukung dalam proses penjualan tiket. Untuk prosedur yang terdapat
dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan tiket pada PT.
Kereta Api (Persero) Daerah Operasi IV Semarang telah sesuai dengan
SOP (Standar Operasional Prosedur) perusahaan dan juklak ticketing
serta STP Direksi No.135 tanggal 28 Januari 2002, selain itu prosedur
yang terdapat dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan
tiket tidaklah rumit, karena PT. Kereta Api (Persero) bergerak pada
bidang jasa.
51
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebenarnya, pembelian maupun pemesanan tiket kereta api bisa
dilakukan dengan beberapa cara, baik secara online maupun offline.
Pembelian dan pemesanan offline bisa dilakukan di stasiun Tawang maupun
Poncol. Daop IV Semarang sebenarnya sudah mengembangkan berbagai
sistem pembelian dan pemesanan tiket untuk memudahkan calon penumpang.
Selain di loket stasiun kereta api, kita juga dapat membeli tiket kereta api di
pusat reservasi, agen, call center, loket PT. POS, Indomaret dan Citos. bahkan
sekarang system KAI Online menggunakan e-ticket diselenggarakan secara
nasional dengan tujuan agar masyarakat pengguna jasa trasportasi kereta api
lebih mudah mendapatkan ticket tidak perlu antri berjubel-jubel di stasiun
kereta api lagi. Selain pembelian secara langsung kita juga dapat memesan
tiket kereta api terlebih dahulu, adapun cara memesannya dapat melalui
contact center, rail agent, PT. POS Indonesia, Indomaret, Alfamart, CIMB
Clicks.
Faktor-faktor yang mempengaruhi PT. KAI tidak mampu bersaing,
yaitu :
a. Faktor pelayanan tiket dari PT KAI Daop IV Semarang
Faktor pelayanan dari PT KAI Daop IV Semarang, ticketing jika
dilihat kebanyakan orang akan membeli tiket langsung distasiun sehingga
52
52
akan menyebabkan antrian panjang, hal ini hal ini menunjukkan kalau
pelayanan dalam pembelian tiket masih lambat. Seringnya terjadi
keterlambatan kereta, hal ini juga menunjukkan bahwa pelayanan dari PT
KAI Daop IV Semarang masih rendah. PT KAI Daop IV Semarang tidak
mampu mengatasi masalah keluar masuk penumpang yang tidak tertib,
dan juga penumpang yang naik keatas kereta. Tentu hal itu sangat
berbahaya bagi keselamatan, dan juga akan menurunkan citra dari PT KAI
Daop IV Semarang sendiri jika masih terus terjadi.
b. Keunggulan dan kelemahan sistem informasi akuntansi penjualan tiket
§ Keunggulan :
Terdapat pada adanya backup sebagian data yang terdapat pada
software yang di input pada software operasi.
§ Kelemahan :
1). Ada kalanya mengalami hambatan ketika jaringan komputerisasi
sulit diakses, sistem informasi akuntansi penjualan tiket dialihkan
dengan sistem manual, ketika jaringan komputer terganggu petugas
di setiap loket stasiun kereta api akan mengalami kesulitan untuk
menentukan tempat duduk calon penumpang, karena tempat duduk
yang belum dan sudah terjual sulit terpantau oleh petugas loket.
2). Tidak dapat melihat data penjualan minggu dan bulan yang telah
lalu.
53
B. Saran
Banyaknya cara pembelian maupun pemesanan tiket kereta api Daop IV
Semarang semakin mempermudah pelanggannya yang diharapkan menaikkan
keuntungan bagi perusahaan. Prosedur yang mudahpun menjadi salah satu
penentu dalam mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan. Berangkat
dari hal tersebut maka penulis memberi saran bagi pelaku bisnis serupa agar
menggunakan prosedur pembelian tiket seperti yang dimiliki oleh PT. Kereta
Api Indonesia Daop IV Semarang.
54
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, Hopwood, 2003, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keenam, Salemba. Empat, Jakarta.
Baridwan, Zaki, 2002, Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode,. Edisi 8, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Gorys Keraf. 2001. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba. Empat, Jakarta
Soemarso, S.R, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Ke Lima, Buku Ke Satu,. Salemba Empat, Jakarta.
55
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Ruang Lingkup...................................................................... 2
1.3. Tujuan dan Manfaat ............................................................. 2
1.4. Dasar Teori ........................................................................... 4
1. Definisi Prosedur Pembelian Tiket ................................ 4
2. Definisi Kereta Api ........................................................ 13
3. Jenis-Jenis Kereta Api .................................................... 15
1.5. Metode Penelitian ................................................................ 24
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1. Sejarah Perkeretaapian Indonesia ........................................ 26
2.2. Lokasi Perusahaan ............................................................... 32
2.3. Bidang Usaha ....................................................................... 32
2.4. Jumlah Tenaga Kerja ........................................................... 35
2.5. Jam Kerja ............................................................................. 36
2.6. Struktur Organisasi .............................................................. 36
2.7. Daerah Pemasaran ................................................................ 38
56
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Prosedur Pembelian Tiket Kereta Api Daop IV Semarang . 39
3.2. Reservasi Pembelian Tiket Kereta Api Daop IV Semarang 41
3.3. Permasalahan dan Alternatif Solusi/Perbaikan..................... 47
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan .......................................................................... 52
4.2. Saran .................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
57
PROSEDUR PEMBELIAN TIKET OLEH KONSUMEN PADA
PT. KERETA API (PERSERO) DAOP IV SEMARANG
TUGAS AKHIR
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Manajemen Pemasaran
Di Susun Oleh
NAMA : BAMEGA ADITYA CHANDRA
NIM : D0G 009 011
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN PEMASARAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
58