19
USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA IMPLEMENTASI EKSPRESI ISLAM TERHADAP PENGARUH BUDAYA SETEMPAT SEBAGAI ARSITEKTUR BERBASIS KEARIFAN LOKAL (STUDI KASUS : MASJID SUNAN KALIJAGA DEMAK) TIM PENGUSUL : KETUA NIDN : 0630097301 ANGGOTA NIDN : 0605027503 UNIVERSITAS MARET 2013 1 Kode/Nama Rumpun : 426/Teknik Arsitektur

storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

USULANPENELITIAN DOSEN PEMULA

IMPLEMENTASI EKSPRESI ISLAMTERHADAP PENGARUH BUDAYA SETEMPAT

SEBAGAI ARSITEKTUR BERBASIS KEARIFAN LOKAL(STUDI KASUS : MASJID SUNAN KALIJAGA DEMAK)

TIM PENGUSUL :KETUA NIDN : 0630097301ANGGOTA NIDN : 0605027503

UNIVERSITASMARET 2013

1

Kode/Nama Rumpun : 426/Teknik Arsitektur

Page 2: storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iiDAFTAR ISI................................................................................................... iiiRINGKASAN.................................................................................................. ivBAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1. Latar Belakang........................................................................ 11.2. Perumusan Masalah................................................................ 41.3. Tujuan Penelitian.................................................................... 41.4. Target Luaran dan Kontribusi Penelitian................................ 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 52.1. Masjid .................................................................................... 52.2. Elemen-elemen Arsitektur Masjid.......................................... 92.3. Akulturasi................................................................................ 102.4. Masjid Kadilangu.................................................................... 10

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................ 123.1. Kualitatif Rasionalistik .......................................................... 123.2. Grounded Research Sebagai Pendekatan Perolehan Data...... 123.3. Langkah-langkah Penelitian................................................... 123.4. Alur Pikir Penelitian............................................................... 14

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN............................... 154.1. Anggaran Biaya ..................................................................... 154.2. Jadual Penelitian..................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16LAMPIRANLampiran 1. Justifikasi Anggaran PenelitianLampiran 2. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugasLampiran 3. Biodata ketua dan anggotaLampiran 4. Surat pernyataan ketua peneliti

RINGKASAN

Penelitian ini dilatarbelakangi dari keberadaan Masjid Sunan Kalijaga Demak yang memiliki arsitektur akulturasi dari budaya Islam dengan budaya setempat. Hal ini didukung dengan Sunan Kalijaga yang dalam syiarnya menggunakan pendekatan dengan budaya setempat sehingga masjid yang dibangunnya mencerminkan pendekatan tersebut.

Tujuannya untuk mengungkapkan ekspresi Islam pada bangunan arsitektur Masjid Sunan Kalijaga Demak dan untuk mengetahui makna – makna yang tersurat maupun tersirat dari elemen – elemen dekoratif pada bangunan masjid tersebut

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengidentifikasi bagian-bagian masjid, ornamen arsitektur masjid dan elemen – elemen dekoratif berupa visualisasi abstrak dan simbolis yang digunakan dalam arsitektur Masjid Sunan Kalijaga Demak. Langkah berikutnya melakukan analisis komparasi sehingga mendapatkan bagian arsitektur budaya Islam dan budaya setempat sehingga dapat menunjukkan implementasi ekspresi Islam pada arsitektur masjid tersebut.

Hasil yang diharapkan mengetahui ekspresi Islam dalam pengaruh budaya setempat dan menghasilkan arsitektur masjid Sunan Kalijaga Demak sebagai arsitektur berbasis kearifan lokal.

Kata Kunci : Implementasi, Ekspresi Islam, Kearifan Lokal

2

Page 3: storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

BAB I : PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Kota Demak lebih dikenal oleh khalayak umum dengan sebutan Kota Wali. Hal ini dikarenakan pada awal berdirinya kerajaan Demak merupakan pusat syiarnya agama Islam di pulau Jawa yang dilakukan oleh walisanga yang meliputi Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Dalam menjalankan syiar agamanya, para wali tersebut seringkali menggunakan dan bahkan mengakulturisasikan syiarnya dengan budaya setempat.

Salah satu wali yang dalam syiarnya memadukan dengan kebudayan setempat adalah Sunan Kalijaga. Upaya yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dalam memasukkan ajaran Islam kepada rakyat di tanah Jawa antara lain:1. Ajaran agama itu diperkenalkan kepada rakyat dengan cara memasukkan sedikit-demi

sedikit, agar masyarakat tidak kaget atau tidak menolak. Dihindarkan dengan cara-cara yang dapat menyinggung perasaan atau jiwa mereka yang sudah lama menganut kepercayaan-kepercayaan agama Hindu, Budha dan lainnya.

2. Apabila memungkinkan ajaran-ajaran agama Islam itu dikawinkan dengan kepercayaan ajaran agama Hindu dan Budha, sehingga rakyat tidak terasa bahwa dirinya telah merubah kepercayaan lamanya dengan kepercayaan atau ajaran agama Islam.

3. Adat-istiadat atau kebudayaan yang selama ini mereka hidupkan sesuai dengan ajaran Hindu, Budha atau kepercayaan nenek moyang yang ditinggalkan kepada mereka. Lalu oleh para wali, adat-istiadat atau kebudayaan itu seacara pelan-pelan diganti dengan bentuk upacara-upacara tradisional yang berbau ajaran Islam.

Jadi para wali tidak begitu saja memberantas adat-itiadat mereka dengan cara kasar yang dapat menimbulkan sikap antipati terhadap ajaran agama Islam (Imron Abu Amar, 1992). Akulturasi budaya ini berpengaruh terhadap arsitektur masjid yang dibangun oleh Sunan Kalijaga, yaitu Masjid Sunan Kalijaga di Demak.

Masjid Sunan Kalijaga Demak didirikan oleh Sunan Kalijaga pada tahun 1456 yang disebutkan di sebuah prasasti yang terdapat di pintu masjid sebelah dalam masjid, sehingga sampai sekarang telah berumur kurang lebih 547 tahun. Dalam Pasal 1 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, yang dimaksud dengan benda cagar budaya adalah benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, dan benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

Keberadaan masjid Sunan Kalijaga yang merupakan salah satu cagar budaya ini harus tetap dilestarikan dikarenakan memiliki nilai budaya dan historis yang tinggi yang sangat bermanfaat bagi generasi yang akan datang. Disisi lain dibidang ekonomi, masjid Sunan Kalijaga ini yang keberadaannya satu kompleks dengan makam Sunan Kalijaga sebagai salah obyek pariwisata religius di Kabupaten Demak yang telah memberikan kontribusi pendapatan daerah yang tinggi.

Menurut informasi  dari Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, selama tahun 2009 tercatat tercatat 1.034.358 orang yang mengunjungi  obyek wisata. Jumlah pengunjung ini terdiri atas 1.033.154 pengunjung dalam negeri dan 1.204 pengunjung dari  luar negeri yang berasal dari Perancis, Australia, Inggris, Jepang, Belanda dan negara lainnya. Ada dua obyek  wisata utama di Kabupaten Demak yang banyak mendatangkan pendapatan bagi daerah, yaitu obyek wisata Masjid  Agung Demak dan Makan Sunan Kalijaga Kadilangu. Selama tahun 2009 tercatat 440.128 pengunjung mendatangi obyek

3

Page 4: storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

wisata Masjid Agung Demak dengan jumlah uang yang masuk sebesar 440,13 juta rupiah. Sedang untuk  obyek wisata Makam Sunan Kalijaga Kadilangu tercatat ada 594.230 pengunjung dengan jumlah uang masuk  297,12 juta rupiah.

Komplek Makam Berdoa Air Gentong

  

  Penjualan Cinderamata Pintu Masuk Grebeg Besar

Gambar 1 : Kompleks Masjid Sunan Kalijaga DemakSumber : Dokumentasi peneliti

Makam Sunan Kalijaga banyak dikunjungi peziarah khususnya pada malam Jum'at Kliwon. Di tempat ini pula pada bulan Dzulhijah dilaksanakan penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga yang merupakan rangkaian dari gelar budaya grebeg besar.

Studi tentang masjid Sunan Kalijaga ini masih jarang dilakukan dan buku-buku referensi yang berhubungan dengan masjid ini masih sangat minim, sehingga masyarakat umum/penziarah yang datang untuk wisata religi sangat membutuhkan dengan pengetahuan dan informasi berkaitan dengan masjid ini. Sementara dari pihak Kasepuhan Ahli Waris Sunan Kalijaga dalam menjaga warisan Sunan Kalijaga ini tidak banyak literatur tertulis yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat/penziarah untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap warisan Sunan Kaliijaga ini. Hanya dengan bentuk wawancara dari ahli waris yang bisa menggambarkan seluk beluk semua warisan Sunan Kalijaga. Namun sejalan dengan umur dan kondisi fisik ahli waris, informasi yang dibutuhkan masyarakat berkaitan dengan warisan ini akan semakin sulit didapatkan.

Masjid Sunan Kalijaga Demak memiliki keunikan karena dibangun dengan memadukan budaya Islam dengan budaya setempat seperti Hindu-Budha dan lainnya yang sudah berkembang di masyarakat. Ekspresi Islam masjid telah berakulturasi dengan budaya setempat. Dari latar belakang inilah, maka perlu diadakan penelitian tentang ekspresi Islam masjid Sunan Kalijaga Demak yang ditampilkan oleh bagian-bagian bangunan, ornamen dan elemen dekoratifnya dari pengaruh budaya setempat sebagai arsitektur yang berbasis kearifan lokal.

1.2. Perumusan MasalahBentuk dasar bangunan, ornamen dan elemen dekoratif Masjid Sunan Kalijaga

Demak, yang dibangun oleh Sunan Kalijaga dengan mengakulturisasi budaya setempat, diduga masih dapat ditelusuri sebagai bentuk dari ekspresi Islami. Dengan demikian, maka perlu dilakukan penelitian tentang ekspresi Islami yang ada di masjid Sunan Kalijaga Demak, baik yang ditampilkan oleh bagian-bagian bangunan, ornamen dan elemen dekoratifnya. Permasalahan yang akan diteliti adalah:

4

Page 5: storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

1. Apakah ada bagian-bagian bangunan, ornamen dan elemen dekoratif pada bangunan Masjid Sunan Kalijaga Demak, mampu mengungkapkan ekspresi Islam dari bangunan tersebut ?

2. Apakah ada kriteria tertentu dalam menggunakan bagian-bagian bangunan, ornamen dan elemen dekoratif yang berekspresi Islam pada bangunan masjid Sunan Kalijaga Demak ?

3. Bagaimanakah makna yang terdapat di balik penggunaan bagian-bagian bangunan, ornamen dan keindahan elemen dekoratif pada bangunan Masjid Sunan Kalijaga Demak ?

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengungkapkan ekspresi Islami pada bangunan arsitektur Masjid Sunan Kalijaga Demak.

2. Dapat mengetahu kriteria bagian-bagian bangunan, ormanen, dan elemen – elemen dekoratif Masjid Sunan Kalijaga Demak yang berekspresi Islam.

3. Dapat mengetahui makna – makna yang tersurat maupun tersirat dari bagian-bagian bangunan, ornamen dan elemen – elemen dekoratif pada bangunan masjid Sunan Kalijaga Demak

1.4. Target Luaran dan Kontribusi PenelitianPenelitian yang kami ajukan ini sangat penting untuk dilakukan dikarenakan :

1. Penelitian akan mengkaji arsitektur budaya Islam dan budaya setempat yang telah mengakar di masyarakat. Pada saat ini hanya sedikit informasi atau literatur yang menggambarkan secara detail tentang kedua arsitektur budaya-bidaya tersebut.

2. Penelitian ini akan menjelaskan secara detail akulturasi budaya-budaya tersebut yang diterapkan dalam arsitektur bangunan Sunan Kalijaga yang telah berumur ratusan tahun ini, namun sampai sekarang masih berdiri kokoh dan terawat dengan baik.

Target luaran dari hasil penelitian ini adalah :1. Hasil penelitian ini akan memberikan pengetahuan baru sebagai literatur metodologi

yang bisa diterapkan di masjid-masjid lainnya di seluruh Indonesia yang memiliki kekhasan dan keunikan dalam akulturasi budaya arsitektur masjid seperti masjid Sunan Kalijaga Demak baik berupa publikasi ilmiah seperti jurnal (ISSN atau nasional), proseding maupun bentuk luaran lainnya.

2. Hasil penelitian ini memberikan tambahan literatur dalam pengayaan bahan ajar terutama mata kuliah Sejarah Perkembangan Arsitektur 1 (Arsitektur tradisional) dan Sejarah Perkembangan Arsitektur 2 (Arsitektur Nusantara).

Kontribusi yang didapatkan dari penelitian ini :1. Penelitian ini dapat memberikan tambahan literatur/pengetahuan tentang masjid

Sunan Kalijaga yang merupakan salah satu peninggalan warisan Sunan Kalijaga bagi Kasepuhan Ahli Waris Sunan Kalijaga Demak dalam mengelola peninggalan Sunan Kalijaga ini.

2. Hasil penelitian ini juga memberikan kontribusi bagi pemerintah daerah Demak dalam melestarikan dan mengembangkan kompleks masjid Sunan Kalijaga menjadi wisata religi yang dapat mendatangkan pendapatan daerah.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Masjid

2.1.1 Sejarah dan Pengertian MasjidPada awal perkembangan Islam di Mekkah belum ada tanda dibangunnya

Masjid, baru setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, masjid mulai

5

Page 6: storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

didirikan untuk pertama kalinya karena saat itu mulai diajarkan kepada masyarakat, yang pada awalnya adalah penyembah berhala, cara bersujud kepada Allah secara benar dan masjid itulah tempatnya. Sejak saat itu masjid menjadi pusat segala kegiatan Agama Islam.

Berdasar akar katanya masjid mengandung arti tunduk dan patuh, maka hakekat dari masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah semata. Oleh karena itu,masjid dapat diartikan lebih jauh, bukan hanya sekedar tempat ber sujud, pensucian, tempat salat dan bertayamum, namun juga sebagai tempat melaksanakan segala aktivitas kaum muslim berkaitan dengan kepatuhan kepada Tuhan (M. Quraish Shihab, 1997) .

Jadi jelas di sini bahwa sebenarnya masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah saja, namun juga sebagai pusat perkembangan dan pengetahuan Islam serta kegiatan-kegiatan lainnya yang bernafaskan Islam. Berdasarkan hal tersebut arsitektur masjid senantiasa menampilkan unsur seni sebagai perwujudan ekpsresi budaya Islam seperti menampilkan ragam hias dan elemen dekoratif pada bangunannya.

2.1.2 Bagian-bagian Bangunan Masjid Frehman (1997) menjelaskan bagian-bagian bangunan masjid terdiri : KubahKubah banyak dipakai oleh rumah ibadah dari berbagai agama. Akan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian dasar dari Kubah yang kita kenal. Pertama, kubah sebagai lengkung atap yang melengkung merupakan setengah bulatan. Kedua, kubah sebagai konstruksi langit- langit melengkung yang digunakan sebagai media atap.MenaraAda beberapa pengertian mengenai menara. Menara merupakan bangunan yang tinggi (seperti masjid, gereja) yang dibuat jauh lebih tinggi dari pada bangunan induknya. Menara diartikan juga sebagai struktur arsitektur yang ketinggiannya jauh lebih besar jika dibanding dengan ketebalannya. Ia dapat berdiri sendiri atau menempel pada bangunan lain. Menara pertama kali didirikan untuk kepentingan militer atau agama.Menara biasanya lebih tinggi dari bangunan sekitarnya. Ia dapat berdiri sendiri atau menempel pada bangunan lain. Kemudian bangunan tinggi ini dibangun untuk sesuatu yang lebih fungsional, untuk menempatkan lonceng pemanggil umat Kristiani pada gereja, tempat penyeru adzan tanda pemanggil umat muslim untuk beribadah pada masjid. Sebuah masjid memiliki menara yang biasa digunakan oleh seorang muadzim untuk mengumandangkan adzan tanda waktu shalat.TamanTaman sebagai penghubung antara manusia, alam dan bangunan (hablimminal ‘alam). Dengan bantuan taman maka terbentuklah jarak tertentu yang memberikan kesempatan untuk mengagumi masjid sebagai bangunan. Selain itu taman juga berperan penting sebagai pendukung arsitektur, sehingga dalam perkembangannya taman menjadi karya seni tersendiri yang ditata secara artistic. Taman juga digunakan sebagai peralihan unsur kontinuitas antara elemen dekoratif ukir-ukiran yang terdapat di dalam interior bangunan masjid yang didominasi motif tumbuh-tumbuhan, bunga-bunga dan daun-daun yang didilatasi.Aula Utama Tempat Shalat

6

Page 7: storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

Ruang utama pada bangunan masjid yang berupa ruangan yang luas digunakan untuk shalat dan melakukan aktifitas keagamaan lainnya seperti pengajian atau penyampaian dakwah Islam dalam majelis.Sebagai ruang shalat berjamaah, biasanya ruangan dibagi menjadi dua bagian baik dengn pembatas berupa tabir maupun hanya berupa batas-batas semu, dengan pembagian daerah untuk pria di bgian depan dan wanita dibagian belakang. Hal ini sesuai dengan syariat Islam mengenai pembagian shaf dalam salat berjamaah. Untuk mengantisipasi jumlah jamaah shalat yang sangat banyak, ruang utama ini biasanya ditunjang dengan serambi, baik yang beratap maupun tidak, di sekeliling luar ruang tersebut, dengan ukuran serambi yang lebih luas pada bagian belakang ruangan dibandingkan pada kedua sisinya.MihrabMerupakan tempat berdirinya imam saat melaksanakan shalat, yaitu sebuah bidang dinding yang mencekung kedalam sehingga seperti membentuk ruangan tanpa pintu. Dinding ini berada pada arah kiblat yang merupakan arah orientasi saat shalat.KiblatArah kiblat dianggap sebagai arah orientasi surgawi (Hablumminallah) yang didasarkan pada arah Ka’bah di Masjidil Haram, dimana umat Islam di seluruh penjuru dunia menghadap kea rah tersebut dapat melaksanakan salat. Hal ini mengandung hikmah bahwa dengan persatuan arah orientasi dalam beribadah, Islam akan melahirkan persatuan manusia di seluruh dunia untuk menciptakan perdamaian dan persatuan. Arah kiblat selain merupakan arah hadap saat salat, juga digunakan sebagai arah hadap jenasah pada waktu dikuburkan dan merupakan arah terbaik untuk berdoa.MimbarMimbar merupakan podium atau tempat duduk bagi khotib (penyampai khutbah). Pada umumnya berada di sisi kanan mihrab. Kedudukannya lebih tinggi dari seluruh ruangan dengan tujuan agar khotib yang menyampaikan khutbah dapat dilihat oleh seluruh jamaah. Arah hadap mimbar bertentangan dengan arah kiblat, karena khotib saat menyampaikan khutbah harus menghadap kea rah jama’ah.

2.1.3 Ornamen Pada MasjidPemakaian ornamen pada bangunan masjid sebenarnya tidak terlalu

menonjol sebab adanya pemahaman umat Islam tentang peraturan keagamaan yang menyatakan bahwa masjid harus ditampilkan dalam bentuk yang sesederhana mungkin, sehingga pemakaian ornament terbatas pada tempat-tempat tertentu saja, seperti pada mimbar dan serambi masjid.

Ada beberapa ornamen yang sering menjadi pilihan sebagai penghias bangunan masjid yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam, diantaranya adalah sebagai berikut (Michelle, 1997) :1. Geometri

Pola geometri muncul diilhami dari seni arsitektur Islam yang menyimbolkan sesuatu yang berasal dari Al – Quran yang memiliki struktur matematis yang tersembunyi di dalamnya, seperti bilangan ganjil yang sering muncul pada jumlah ayat dan surat di dalamnya.Konsep geometri d alam arsitektur Islam pada intinya adalah suatu penampilan yang diperoleh dengan adanya pengulangan unit dengan menekankan pada bentuk yang simetris disertai dengan perubahan skala dalam proses pengulangannya sehingga tecipta pola – pola matematis

7

Page 8: storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

tertentu seperti dalam elemen dekoratif pada pola lantai, dinding dan elemen masjid lainnya.

2. KaligrafiDalam Masyarakat Islam, kaligrafi dikenal sebagai seni menuliskan ayat-ayat suci Al-Quran. Sejak awal perkembangan bangunan masjid, kaligrafi menjadi pilihan utama elemen dekoratif bangunan sebagai pengganti hiasan yang berupa visualisasi manusia dan makhluk bernyawa lainnya. Kaligrafi ditampilkan dengan bentuk penulisan yang indah dengan kata-kata yang sebagian besar diambil dari Al-Quran.Dibalik penampilannya yang indah, pada dasarnya lafadh-lafadh Al-Quran yang ditampilkan melalui Kaligrafi telah memiliki nilai sendiri yang amat penting karena merupakan kutipan “kata-kata” Tuhan yang diungkapkan dalam bentuk yang mudah dipahami oleh manusia. Dengan kata lain tulisan-tulisan tersebut merepersentasikan secara visual sebuah realitas supranatural (Frehman, 1997).Cara penulisan kaligrafi mengalami perkembangan dari bentuk yang sederhana tnpa ornamentasi sampai dengan bentuk-bentuk yang lebih indah dan rumit. Ada beberapa tipe penulisan kaligrafi yang sering dipakai, diantaranya (Frehman, 1997).

3. AirPada awalnya, air hadir dalam agama Islam sebagai sesuatu yang suci dan mensucikan manusia dari hadas dan kotoran sehingga manusia dapat menghadap Tuhannya dalam keadaan yang bersih dan suci. Namun dalam perkembangannya air tidak hanya digunakan sebagai sarana bersuci (berwudlu) melainkan menjadi sebuah komponen esensial dalam dekorasi Islam yang juga merupakan sebuah ilustrasi kehadiran unsur alam (Hablumminal ‘alam) pada bangunan. Air dihadirkan sebagai elemen dekoratif seperti pada kolam dimana air dapat membuat pencerminan bangunan dan seluruh dekorasi lainnya.

4. Motif TumbuhanMotif tumbuhan digunakan pada Arsitektur Islam karena ornamen yang berupa perwujudan dari manusia dan hewan yang berupa patung, lukisan, dan lain-lainnya tidak diperbolehkan penggunaannya dalam ajaran Islam, karena dikhawatirkan akan mengundang perbuatan menyekutukan Tuhan.

5. CahayaIslam menganggap cahaya sebagai Nur Illahi dan unsur cahaya seringkali digunakan sebagai elemen pendukung dari elemen-elemen dekoratif lainnya agar tercipta suasanasakral dalam bangunan.

2.2 Elemen-elemen Arsitektur MasjidElemen dekoratif dengan pemaknaan dibalik keindahan visualnya muncul pula

pada bangunan ibadah. Dalam kasus ini, elemen dekoratif yang ditampilkan harus mudah dipahami oleh pengamatnya, karena kepekaan terhadap ekspresi dan lambang–lambang tersebut merupakan syarat agar manusia dengan sepenuhnya juga dapat merasakan pengalaman religius (Hartoko, 1984 : 52).

Suatu bangunan masjid memiliki ekspresi Islami yang salah satunya diungkapkan melalui elemen dekoratif bangunan. Namun, dalam penerapannya, Islam memiliki pandangan tersendiri mengenai penggunaan hiasan-hiasan pada bangunan ibadahnya. Seperti dijelaskan bahwa Islam bangkit untuk seluruh umat manusia agar beribadah kepada Allah saja, dan menghindarkan dari penyembahan kepada selain Allah. Ajakan

8

Page 9: storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

seperti itu sudah lama terjadi sejak Allah mengutus Rasul-Rasulnya untuk memberikan petunjuk kepada manusia melalui firman – Nya dalam surat An – Nahl ayat 36 : “ Sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (yang berseru) sembahlah Allah dan tinggalkanlah segala sesuatu yang disembah selain Allah ” (Muhammad bin Jameel Zeeno, 1416H : 142).

Islam mempunyai, elemen dekoratif boleh ditampilkan pada bangunan selama dapat menciptakan lingkungan yang menunjang kegiatan ibadah, karena disadari atau tidak cara berfikir dan bertindak kita akan banyak terpengaruh oleh lingkungan sekitar kita. Dengan lingkungan yang mendukung, beribadah akan menjadi lebih khusyuk. Salah satu cara menciptakan lingkungan tersebut yaitu dengan senantiasa menghadirkan hal-hal yang mengingatkan akan eksistensi Tuhan seperti lafad Al-Quran yang merupakan firman Allah pada tempat-tempat ibadah (Santoso, 2006 : 56).

2.3. AkulturasiMengenai pengertian tentang akulturasi, Koentjaraningrat (1990: 253-254)

mengemukakan bahwa: Akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri.

Perhatian terhadap saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk kedalam kebudayaan penerima, akan memberikan suatu gambaran yang konkret tentang jalannya suatu proses akulturasi (Koentjaraningrat, 1990: 253-254)

Djauhari Sumintardjo dalam bukunya Kompendium Sejarah Arsitektur, mengungkapkan bahwa akulturasi kebudayaan dari negara asing terhadap kebudayaan Indonesia digolongkan menjadi 3 golongan :1. Copy yakni peniruan kebidayaan secara keseluruhan tanpa ada perubahan-perubahan

(tidak disesuaikan potensi setempat).2. Eklektisme yakni peniruan unsur tertentu dari kebudayaan tertentu diterapkan dalam

kebudayaan kita tanpa ada perubahan-perubahan.3. Sinkretisme yakni perkawinan antara kebudayaan asing dengan kebudayaan kita, jadi

kebudayaan saling meleburkan diri. Dalam perkembangannya kemungkinan timbul suatu corak baru.

2.4. Masjid Sunan KalijagaSewaktu Sunan Kalijaga masih hidup, masjid Kadilangu itu masih berupa surau.

Setelah Sunan Kalijaga wafat dan digantikan oleh putranya yang bernama Sunan Hadi (putra ketiga) surau tersebut disempurnakan bangunannya sehingga berupa masjid seperti yang kita lihat sekarang ini.

Disebutkan di sebuah prasasti yang terdapat di pintu masjid sebelah dalam yang berbunyi “menika tiki mongso ngadekipun masjid ngadilangu hing dino ahad wage tanggal 16 sasi dzulhijjah tahun tarikh jawi 1456”, artinya ini waktunya berdiri masjid Kadilangu pada hari ahad wage tanggal 16 bulan dzulhijjah tahun tarikh Jawa 1456 (Imron Abu Amar, 1992 : 22)

9

Page 10: storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

Gambar 2 : Masjid KadilanguSumber : Dokumentasi Peneliti

BAB III. METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif rasionalistik dengan pendekatan grounded

research.3.1. Kualitatif Rasionalistik

Metodologi penelitian kualitatif rasionalistik berkandaskan pada cara berfikir rasionalisme. Penelitian rasionalistik adalah metode penelitian yang bertujuan mengidentifikasi sebuah fenomena dan menjelaskan mengapa sebuah fenomena dapat terjadi (Muhadjir, Noeng 1989).

Masjid Sunan Kalijaga adalah sebuah fenomena yang menarik untuk diungkap dan diteliti.

3.2. Grounded Research Sebagai Pendekatan Perolehan DataMetode grounded research ini dilakukan dengan cara interview dan observasi

yang dapat menangkap nuansa yang tak terungkap dengan metoda yang lebih distandarkan (Muhadjir, Noeng 1989).

Untuk itu diperlukan survey pendahuluan, untuk menyusun suatu desain penelitian (hipotesis kerja) yang berisi gambaran awal lokasi dan fenomena yang terjadi di lapangan. Penyusunan desain sementara ini tujuannya adalah untuk mendaatkan limitasi penelitian atau penetapan batas kawasan dan materi penelitian (Muhadjir, Noeng 1989).

3.3. Langkah–langkah Penelitian1. Pengumpulan Data :

Pengumpulan semua data terhadap fenomena masjid Sunan Kalijaga yang dilakukan dengan : Studi literatur :

- Mengumpulkan dan mempelajari teori yang berkaitan dengan masjid, Arsitektur, Bagian Bangunan, Ornamen, Elemen Dekoratif, Budaya Islam, Budaya Setempat, dan Akulturasi

10

Page 11: storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

- Mengumpulkan literatur berkaitan dengan Sejarah masjid Sunan Kalijaga, Peta-peta Kadilangu dan Gambar masjid Sunan Kalijaga

Observasi- Mengumpulkan data dengan melihat langsung ke masjid Sunan Kalijaga

Demak, menggambar, mengukur dan mensketsa bagian-bagian bangunan, ornamen dan elemen-elemen dekoratif masjid.

- Wawancara, mengajukan pertanyaan dan mengumpulkan informasi melalui wawancara dengan Yayasan Ahli waris Sunan Kalijaga, takmir masjid dan sesepuh /tokoh masyarakat Kelurahan Kadilangu..

- Dokumentasi, melakukan perekaman data langsung baik berupa foto maupun video masjid yang meliputi detail bangunan masjid dan keseluruhan masjid.

2. Identifikasi DataData-data yang didapatkan dilakukan identifikasi berkaitan dengan bagian-bagian

bangunan, ornamen dan elemen-elemen dekoratif yang berbudaya Islam dan yang berbudaya setempat (Hindu, Budha dan lainnya).

3. Analisa dataMengamati dan menganalisis data dengan metode komparatif yakni

membandingkan data masjid yang berbudaya Islam, yang berbudaya setempat atau yang telah mengalami akulturasi dari kedua budaya tersebut.

Hasil analisa ini akan dapat dirumuskan arsitektur masjid Sunan Kalijaga Demaka sebagai arsitektur masjid yang berbasis kearifan lokal.

11

Page 12: storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

3.4. Alur Pikir Penelitian

Diagram 1 : Alur Pikir PenelitianSumber : Diolah Peneliti

12

FENOMENA DI LAPANGAN :

Arsitektur masjid Sunan Kalijaga Demak sebagai simbol arsitektur IslamPengaruh budaya setempat terhadap arsitektur masjidAkulturasi budaya terhadap ekspresi Islam masjid

PERUMUSAN MASALAH :

Apakah ada bagian-bagian bangunan, ornamen dan elemen dekoratif pada bangunan Masjid Sunan Kalijaga Demak, mampu mengungkapkan ekspresi Islam dari bangunan tersebut ?

Apakah ada kriteria tertentu dalam menggunakan bagian-bagian bangunan, ornamen dan elemen dekoratif yang berekspresi Islam pada bangunan masjid Sunan Kalijaga Demak ?

Bagaimanakah makna yang terdapat di balik penggunaan bagian-bagian bangunan, ornamen dan keindahan elemen dekoratif pada bangunan Masjid Agung Demak ?

DATA OBYEK :

Sejarah masjid Sunan Kalijaga

Peta-peta KadilanguGambar masjid Sunan

KalijagaWawancaraPengabadian visual

METODOLOGI PENELITIAN:

Kualitatif RasionalistikMetode Komparatif

KAJIAN PUSTAKA :

MasjidArsitekturBagian BangunanOrnamenElemen Dekoratif Budaya IslamBudaya SetempatAkulturasi Budaya

ANALISA:

Komparasi budaya Islami dan setempat arsitektur masjidArsitektur masjid Sunan Kalijaga sebagai Arsitektur berbasis kearifan lokal

KESIMPULAN

Page 13: storage.kopertis6.or.idstorage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Workshop Reviewer... · Web viewAkan tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan gereja. Ada dua pengertian

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN4.1. Anggaran Biaya

Anggaran biaya yang dibutuhkan selama penelitian adalah : No Jenis pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)

1 Gaji dan upah (maks. 20%) 2.760.000,-2 Bahan habis pakai dan peralatan

(40-60%)7.645.000,-

3 Perjalanan (maks. 15%) 2.000.000,-4 Lain-lain (10-15%) 2.020.000,-

Jumlah 14.425.000,-

4.2. Jadwal PenelitianPenelitian ini direncanakan berlangsung selama 1 tahun, sejak persiapan hingga penyusunan laporan. Rincian jadwal selengkapnya disajikan dalam tabel berikut ini .

DAFTAR PUSTAKAAbu Amar, Drs, H. Imran, 1996, Sejarah Ringkas Kerajaan Islam Demak, Menara KudusFrehman, Martin; Hasan. 1997. The Mosque : History Architectural Development.Hartoko, Dick. 1984. Manusia dan Seni. Kanisius. YogyakartaKoentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka CiptaMichelle, George. 1997. Architecture of The Islamic World. Thomas and Hudson Ltd.

LondonMuhadjir, Noeng, 1989, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit Rake Sarasin, YogyakartaMuhammad bin Jameel Zeeno, Syekh, 1416 H. Bimbingan Islam Untuk Pribadi dan

Masyarakat. Departemen Agama, Wakaf, Da’wah dan Bimbingan IslamSantoso, B Mustofa. 2006. Vitamin Shalat. Dar Mizan. BandungShihab, M. Quraish, 1997, Wawasan Al Qur’an, Penerbit Mizan, BandungSumintardja, Djauhari, 1978, “Kompendium Sejarah Arsitektur” Jilid I, Bandung: Yayasan

Lembaga Penyelidikan Masalah BangunanUndang-undang Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1992/27; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3516)

13

No. Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Persiapan tim 2 Orientasi lapangan3 Pengumpulan data-data4 Pengolahan Data5 Analisa Data6 Penyusunan Laporan7 Laporan Akhir