Upload
annisa-b-tribhuwaneswari
View
224
Download
2
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Review Case New Delhicollege assigment
Citation preview
Nama : Annisa B. Tribhuwaneswari
NRP : 3213203901
ANALISA STUDI KASUS Anthony D. King, (2004), Spaces of Global Cultures :
Architecture and Urbanism Identity, Routledge, London. Ch.9 Transnational Delhi Revisited : The Spatial Language of
Three Modernities
ARSITEKTUR KOTA - 142331
ALUR PERANCANGAN KOTA
JURUSAN ARSITEKTUR
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2014
SUDUT TINJAU
Delhi ditinjau sebagai lingkungan multibudaya, yang berkembang
sesuai dengan pemegang kekuasan dan birokrasi pada tiap periode
pergantian pemerintahannya.
perkembangan kota dipandang dari
fenomena perubahan sosial masyarakatnya
King (2004) mengenali fenomena ini melalui
tata bahasa yang terjadi pada penamaan
tempat, ruang, maupun jalan di Delhi
TATA
BAHASA
budaya
politik
ISU/MASALAH
Masalah timbul ketika sebuah lingkungan multi budaya muncul karena
peralihan pemerintahan yang didasari atas desakan politik.
Suatu perencanaan kota yang belum terealisasi
dengan matang, tertumpuk dengan perencanaan kota baru menghasilkan sebuah
rancangan kota yang memiliki sistem yang
berbeda – beda
‘pengkotak – kotakan’ yang terjadi
menyebabkan kesenjangan sosial maupun perkembangan suatu kota dengan bagian yang
seolah – olah terpisah – pisah sehingga dikaitkan
dengan keberlanjutan sebuah kota itu sendiri untuk perkembangan kedepannya.
Shahjahanabad
Old Delhi
Colonial
New Delhi
Post Colonial
New Delhi
DLF CITY
Milenium CIty
A N A L I S A
Ruang dari Old Delhi (Shahjahanabad) timbul oleh
karena berkumpulnya bangunan, halaman privat, dan
hunian – hunian;
Pergerakan yang terjadi merupakan pejalan kaki.
Pada periode ini Delhi berkembang seperti tipologi kota
– kota Islam pada umumnya, yaitu perencanaan kota
yang berdasarkan dengan Shari’ah, Al-Quran, sunnah,
dan tradisi yang terbangun dalam lingkungan Islami.
Hierarki kotanya tercipta berlapis – lapis sesuai dengan
tingkat privasi per-kelompok hunian. Old Delhi (Shahjahanabad)
Delhi terbentuk dibawah tangan pemerintahan kerajaan
Moghul yang merupakan sebuah kesultanan Islam,
dikenal sebagai Shajahanabad.
Arah perkembagan kota
Kota asli/kuno
A N A L I S A Bangsa Urdu, tercampur dengan
Hindi, Marathi (Saha).
Old Delhi merupakan kota benteng yang kelompok
bangunannya terjalin dengan sangat erat, jalan – jalannya sempit
dan hanya cukup untuk 2 – 3 orang. Hal ini terkait dengan privasi
yang diinginkan oleh masyarakatnya pada masa itu.
Tekait dengan kepentingan politik, perubahan yang
paling signifikan terjadi di tahun 1947, ketika masyarakat muslim hijrah ke Pakistan; pengaruh dari agama Hindu dan Sikh semakin menguat
mengakibatkan pemugaran dinding benteng, namun kota ini masih
dibatasi secara harfiah oleh jalan – jalan utama yang kemudian
didirikan mengelilingi kota lama tersebut.
1960
AREA KUMUH
2001
KONSERVASI
Old Delhi merupakan salah satu
contoh kasus kota yang berkembang
sesuai dengan pola pikir masyarakat
asli (pribumi) teradap modernisasi.
terpengaruh
Chandni Chowk, havelis, katra,
madrasas, bagh begum
A N A L I S A
COLONIAL NEW DELHI
KONSEP GARDEN CITY
= ‘KANTONG – KANTONG’
PERUMAHAN
TATA VISUAL = BRITISH IMPERIAL VISTA
TOPONIMI :
• NAMARAJA&RATU
• NAMA BANGSAWAN
• KOLONEL&MAYOR
ENCLAVE
COLONISATION based Political Situation
(Pengungsi)
TATA VISUAL = FOKUS & SCULPTURE
diganti dengan HINDI
TOPONIMI :
• NAMAPAHLAWAN
• TANGGAL PENTING
POST COLONIAL NEW DELHI
COLONIAL
NEW DELHI
HINDI-ENGLISH
COLONIALIST
A N A L I S A
Kota Kolonial New Delhi secara bahasa terpengaruh oleh pemerintahan yang saat itu
berkuasa, yaitu Inggris. Sistem tata sosial dikenali dari pentingnya sebuah tempat
maupun jalan dinamakan, semakin penting tempatnya maka semakin mendekati ke
anggota kerajaan penamaannya.
Sudut pandang Inggris dalam membangun sebuah kotanya didasari atas kriteria
prinsip dan aturan visual maupun spasial, sehingga tercipta sebutan British Imperial
Vista, dimana Inggris menata kota berdasarkan sekuen visual yang sesuai dengan
langgam arsitektural pada sebuah koridor.
Tidak seperti Old Delhi dimana pusat kota ditempati oleh bangsawan dengan
kedudukan tertinggi, kota Kolonial New Delhi memiliki hirearki kota dimana institusi
arsip pemerintah menjadi pusatnya, seperti the Archives, the Museum, the Oriental
Institute, dan the Library
Colonial New Delhi
Delhi Imperial Zone, dimana pengembangannya diintervensi secara kuat oleh pemerintah.
Area ini dipreservasi sebagai bakal investasi dari kota.
Konsep garden city oleh pemerintah Inggris dijaga sangat ketat, sehingga masih ada
keberadaannya hingga saat ini walaupun mulai terkontaminasi oleh modernisasi di area
selatannya.
Sosial masyarakat yang terjadi dikenali sebagai suatu kelompok – kelompok yang baru
berkembang maupun berpindah, hal ini ditandai dengan tata bahasa yang banyak
menggunakan istilah koloni, enclave, dan ekstensi.
A N A L I S A
Post Colonial New Delhi
DLF
CITY
AMERICAN-ENGLISH
CAPITALIST
ENTERTAINMENT
CENTER
GATED COMMUNITY
COLONISATION based
Interest
SECTORS per PHASED
Kota DLF atau kota Milenium berkembang dibawah naungan Delhi Land and Finance,
Kota yang berdiri di lahan kosong untuk menandai tumbuhnya era yang baru.
Kawasan perumahan elit mandiri dengan padat akan bangunan bertingkat (high-rise), sehingga
kebanyakan penghuninya merupakan kalangan menengah keatas yang menuntut ke-ekslusifan dan
tingkat privasi yang tinggi.
Artefak kota kebanyakan dihancurkan dan dibuat ulang (imitasi) seperti pada kasus Country Club
yang berdiri merupakan imitasi dari bangunan kolonial. Budaya bermukim yang terjadi hadir secara
berkelompok, sesuai dengan kompleks maupun kesamaan antar penghuninya.
DLF CITY/MILLENIUM CITY
A N A L I S A
Rashtrapati Bhavan Viceroy's House
All India War Memorial The India Gate
King's Way (Kolonial : English)
Rajpath (Post Kolonial: Hindi - English)
A N A L I S A
T O P O N I M I
A N A L I S A
T O P O N I M I
Connaught Place (Kolonial : English)
Rajiv Chowk (Post Kolonial: Hindi - English)
Queensway(Kolonial : English)
Janpath Devanagari/People Path
(Post Kolonial: Hindi - English)
Jenis Shahjahanabad Colonial New Delhi Post Independence DLF City
Jalan Chandni Chowk, Galis Kingsway,
Queensway, King
Edward, Clive,
Curzon, Willingdon
Jawarharlal, Nehru,
Mahatma Gandhi,
Tees/30
IOC Colonies, Friends
Colonies, Housing
Board Colonies
Hunian Havelis, Katra, Kothis,
Mahal (Istana), Kucha
Viceroy’s house, Vice
Regal Residence,
Bungalow, Compound
Rashtrapati Baswan Apartments, Estates,
Condominiums
Kuil/Institusi
Pemerintah/Pen
didikan
Mandirs, Gudswara,
Dharmsahala, Sarai,
Madarasas
Polo, The State Mahatma Gandhi Windsor Court
Toko Kharkana, Bazaars,
Dukan, Dhabas
The Mall, Race
Course,
- Megamalls, Plazas,
supermarket
Taman Bagh Begum Prince’s Park - Regency Park, Beverly
Park
Kavling Hata, Mohullas Delhi Imperial Zone Colony, Compound Sector 1, Sector 2
Pos Ketertiban Kotwai, Thana - - -
A N A L I S A Tabel 1.1 Tata bahasa penamaan sesuai dengan periodesasi pemegang kekuasaan di kota Delhi
S P A T I A L L A N G U A G E
Hindi Urdu Americans-English
Capitalist
Hindi English
K E S I M P U L A N
Melalui perencanaan kota yang berkembang, kota New Delhi dikenali sebagai kota yang tumbuh dengan baik. Keberlanjutan kotanya diatasi dengan penambahan infrastruktur yang terencana dan permukiman dengan sistem kluster. Masalah kesenjangan sosial tidak dapat dihindari dan terlihat sangat menonjol dengan berdirinya sebuah kota mandiri baru, namun hal ini tidak membayangi aktivitas kota Old Delhi yang memiliki cara pribumi tersendiri untuk menuju modernisasi.
LINGKUNGAN
MULTI BUDAYA TATA BAHASA DLF
CITY
COLONIAL
NEW DELHI
Shahjahanabad
Old Delhi dikenali melalui:
Terbagi dalam beberapa sektor
Terjadi karena
Politik
Ekonomi
Sosial
Masyarakat
Lingkungan multibudaya pada kota New Delhi dikenali dengan adanya perbedaan tatabahasa dalam sektor yang berbeda ditiap bagian kotanya. Perkembangan ini terjadi dikarenakan masuknya budaya baru melalui pendatang maupun pergantian pemerintahan yang terjadi di kota tersebut. Keberadaan dan pergantian ini tidak seolah – olah merusak identitas kota Delhi sebagai bagian dari akar masyarakat Hindi, hal ini dibuktikan dengan bentuk penamaan yang konstan dan terikat dengan penamaan Hindi walaupun telah terjadi percampuran akibat budaya Muslim maupun Eropa (Old Delhi – Colonial New Delhi).
Perkembangan kota ini cenderung ke arah kapitalis, dimana yang memiliki uang maupun statuslah yang akan berkuasa. Namun terjadi perbedaan, dimana Old Delhi semakin ke pusat kota maka pemiliknya semakin merupakan tokoh penting, sedangkan pada DLF dan kota kolonial, lokasi hunian strategis berada pada suatu cluster ekslusif yang cukup jauh dari hiruk pikuk kota. Persamaannya terletak pada, pola bermukim masyarakatnya yaitu kolonisasi, dimana penghuni menempati suatu tempat secara berkelompok sesuai dengan kesamaan maupun afiliasi antar lingkungannya.
IDENTITAS AWAL = HINDI
ISLAMIC-COLONIAL-AMERICANS Berkembang & berkombinasi dengan