Upload
doanque
View
261
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
RETORIKA DAKWAH DZAWIN NUR IKRAM
DALAM STAND UP COMEDY
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
DINDA TIARA ALFIANTI
NIM: 1112051000102
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016M
RETORIKA DA10Ⅳ AH DZAV/1N NUR IKRAⅣ I
DALAⅣISZ4NDしP CθMED.1/
SKItIPSI
Dittukan Kcpada Fakultas IImu Dakwah dan limu Kol■ unikasi
urituk Memenuhi Pcrsyaratan Melnpcrolcll Gclar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
C)lch:
Dinda Tiara Alfianti
Niln。 1112051000102
JURUSAN KOⅣIUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTASILⅣ IU DAKWAH DAN ILⅣ IU KOⅣIUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAⅣ I NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
143711/2016 ⅣI
Pembimbing:
NIP.195809101
Pl]IマCESAHAN PANITIA UЛ AN
Skripsi Dinda・ I` ifil〔 、Alianti yang bc」 udul ttTORIKA DAKWAH
DZAヽVIN NUR IKRAⅣ i tclah dittikan dalan siding munaqasyah Fakultas 1lmu
Dakwah dan IInlu】 (onlurlikasi UIN SyaHf Hidayatullah Jakarta pada haH senin,
25 Juli 2016.Skripsi il11 1じ |「11l ditcHIna scbagai salaL satu syarat rncmpcroleh gclar
Sattana Komunikasi lsI(、 111(S Kom.I)padajunlsan Komunikasi Pcnyiaran lslam.
Jakarta 25 Juli 2016
Sidang Mqnaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Meran gkap Alggota
Anggota
PenguJi I PcnguJl II
NIP,198306102009122001
Pembirylbing
NIP,197308221 8032001
Eitr重 1■塾理ュkhl・ al型LSiNIP.198306102009122001
195809101
LEⅣIBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. SIQ‐ipsiini mcrupakan karya asli saya yang dittukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan mcnlperoleh gelar strata satu(Sl)Universitas lslaln
Nege五 SyarifHidayatullah Jakarta.
Selnua sumbcr yang saya gunakan dalam penulisan ini,saya telah
cantumkan sesud dcngan ketentuan yang bcrlaku di UIN Syarif
I―Iidayatullah Jakarta.
」ika deikeIIludian ha五 terbukti bahwa karya inilnerupakan hasil plagiat
atau hasiljiplakan karya orallg ldn,maka saya bersedia mcnc五 ma sanksi
yang berlaku di UIN SyanfIIidayatullah Jakarta.
2.
うD
Ciputat, 1 Juni 2016
Dinda Tiara Alfianti
i
ABSTRAK
Dinda Tiara Alfianti
1112051000102
Retorika Dakwah Dzawin Nur Ikram dalam Stand Up Comedy
Dzawin Nur Ikram memang dikenal karena penampilan stand up comedy
nya yang berbeda dengan comica yang lain karena Dzawin sering menyelipkan
unsur dakwah di dalam penampilannya. Sejak kemunculannya di acara audisi
Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 4 yang disiarkan di Kompas TV, tahun 2014
lalu. Dan dakwahnya dengan melalui stand up comedy dapat diterima oleh
masyarakat, khususnnya para remaja. Dan dengan retorika dakwahnya melalui
stand up comedy tersebut, Dzawin berhasil memperoleh juara 3 dan sekarang
sering dipanggil diberbagai stasiun TV terkenal. Dengan retorika dakwah melalui
stand up comedy nya banyak remaja yang mulai tertarik dengan penampilan
Dzawin yang tidak terkesan menggurui dan monoton, di zaman sekarang ini
banyak remaja yang sudah malas untuk mendengarkan ceramah tetapi dengan
adanya penampilan stand up comedy Dzawin, secara tidak langsung remaja dapat
mendengarkan ceramah melalui stand up comedy.
Dari pemaparan di atas tersebut maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
Bagaimana retorika Dzawin Nur Ikram dalam mengemas materi dakwahnya
melalui stand up comedy? Apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam materi
stand up comedy Dzawin Nur Ikram?
Dalam melakukan penelitian ini untuk memperoleh hasil yang objektif, maka
penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati.
Dengan menggunakan metodologi deskriptif analisis bahwa data yang
dikumpulkan berupa kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dan yang diperoleh
dari hasil observasi, wawancara dengan narasumber dan dokumentasi yang akan
ditafsirkan oleh penulis.
Dari pengamatan penulis pada retorika dakwah dengan stand up comedy
Dzawin, Dzawin memiliki kemampuan mengemas materi semenarik mungkin
sehingga materi dakwah tersebut dapat mudah dipahami oleh penonton. Dalam
pembawaan materinya pun Dzawin menggunakan humor yang dengan mudah
membuat suasana terlihat lebih santai.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirabbil‟alamin, adalah kata yang pantas diiucapkan, dengan
memanjatkan puja serta syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kenikmatan dan anugerah-Nya. Shalawat serta salam semoga Allah limpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat, para
tabi‟ut tabi‟in, dan mudah-mudahan kepada kita semua.
Dengan ridho Allah SWT penulis mendapatkan kemampuan untuk
menyelesaikan skripsi ini, yang menjadi impian orang-orang terdekat, dan
khususnya impian penulis. Tidak ada satupun karya manusia yang tidak ada ikut
campur tangan manusia lainnya, dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
2. Suprapto, M.Ed, Ph. D, selaku Wakil Dekan I. Dr. Hj Roudhonah M.Ag.,
selaku Wakil Dekan II. Dan Dr. Suhaimi M.Si selaku Wadek III Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Bapak Drs. Masran, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam beserta Ibu Fita Faturohmah, M.Si, selaku Sekretaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Ibu Dr. Roudhonah, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi masukan-
masukan dalam penulisan skripsi ini.
iii
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mendidik serta memberikan beragam ilmu yang sangat bermanfaat.
6. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah membantu penulis dalam hal administrasi selama perkuliahan
dan penelitian skripsi ini.
7. Kepada Mama dan Ayah tercinta, Mama Evi Ruliati dan Ayah Alfian
Kartim yang telah memberikan kebahagiaan dan semangat penulis sejak
kecil hingga berhasil menjadi sarjana.
8. Dzawin Nur Ikram dan teman-teman komunitas Stand Up UIN Jakarta
yang sudah meluangkan waktu kepada penulis untuk diwawancarai walau
di tengah kesibukannya.
9. Kakak dan adik-adik tercinta, Virga Agesta, Ranti Dewi Asti dan Ibnu
Mahardika Sakhi. Yang selalu memberikan kebahagiaan dan semangat
kepada penulis.
10. Sahabat terbaik, sahabat seperjuangan Nurul Latifah, Noni Wildasari,
Savinatunnajah, Natasha Anissa dan Mutia Sholeha yang selalu belajar
bersama penulis sejak semester awal hingga akhir.
11. Teman-teman seangkatan seperjuangan kelas KPI D 2012, yang telah ikut
andil dalam memberikan bantuan dan dorongan semangat kepada penulis.
12. Keluarga besar KKN CETAR, Faqih, Arab, Dhiba, Azila, Tasha, Rinrin,
Noni, Irul, Ali, Latif, Fahmi, Tohir, Rahmat, Adila, Pandy, Fakhri, Syem.
Semoga tali persaudaraan kita tidak akan pernah terputus.
iv
13. Sahabat-sahabat tersayang Winda Rahmati dan Yunira Sugiani yang selalu
ada sebagai tempat keluh kesah dan selalu memberi semangat kepada
penulis.
14. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
Begitu besar ucapan terimakasih yang penulis sampaikan untuk mereka
tersayang, baik yang selalu disamping penulis maupun pelukan dari do‟a do‟a
yang dikirimkan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah
diberikan, Amin ya Rabbal‟alamin.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan.
Karena itu, kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat
memberikan kontribusi positif, memperluas wawasan keilmuan serta menambah
Khazanah perpustakaan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, 6 Juni 2016
Penulis
Dinda Tiara Alfianti
Nim: 1112051000102
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................i
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................6
D. Metodologi Penelitian ...............................................................7
E. Tinjauan Pustaka .......................................................................9
F. Sistematika Penulisan ...............................................................10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Retorika ...........................................................12
1. Pengertian Retorika ..............................................................12
2. Tujuan dan Fungsi Retorika .................................................14
3. Lima Hukum Retorika ..........................................................17
4. Pembagian Retorika .............................................................19
B. Dakwah dan Ruang Lingkupnya ...............................................20
1. Pengertian Dakwah ...............................................................20
2. Unsur-Unsur Dakwah ...........................................................22
C. Ruang Lingkup Stand Up Comedy ............................................30
1. Pengertian Stand Up Comedy ............................................30
2. Sejarah Singkat Stand Up Comedy ....................................32
BAB III PROFIL DZAWIN NUR IKRAM
A. Profil Dzawin Nur Ikram ..........................................................40
B. Karya-Karya dan Karir Dzawin Nur Ikram ..............................42
vi
BAB IV RETORIKA DAKWAH DZAWIN NUR IKRAM DALAM
STAND UP COMEDY
A. Retorika Dzawin Nur Ikram dalam Mengemas Materi Dakwah
melalui Stand Up Comedy .........................................................47
1. Model Retorika Dzawin Nur Ikram ...................................50
2. Penerapan Retorika dalam Stand Up Comedy Dzawin
Nur Ikram ...........................................................................52
B. Isi Pesan Dakwah Dzawin Nur Ikram .......................................56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................67
B. Saran – Saran.............................................................................68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh umat
Islam untuk menyebarkan dan menyiarkan ajaran Islam. Berdakwah merupakan
aktifitas lisan yang mampu dilakukan oleh umat muslim untuk mengajak
seseorang ke jalan Allah SWT. Semua manusia dapat berdakwah sesuai bidang
pekerjaannya masing-masing, seperti seorang dokter yang berdakwah dalam
mengobati pasien yang sakit, dengan cara memulai pengobatan dengan membaca
basmalah terlebih dahulu, lalu seorang guru yang berdakwah melalui
pendidikannya, begitu pula seorang pedagang yang berdakwah dengan cara
berdagang dengan cara yang jujur kepada pembelinya.
Dengan demikian kegiatan berdakwah merupakan kewajiban semua umat
muslim, seperti yang tercantum dalam Al-Qur‟an surat Ali Imran ayat 110:
ولى آمه كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهىن عه المنكر وتؤمنىن بالله
(١١١أهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم المؤمنىن وأكثرهم الفاسقىن )
“ kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik.” (QS. Ali Imran:110)
2
Selain itu berdakwah juga bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti
bernyanyi dengan lirik dan syair lagu yang Islami, bisa juga dengan menggunakan
acara hiburan Stand Up Comedy yang sekarang ini sedang marak disiarkan di
berbagai televisi. Seperti, Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV, Stand Up
Comedy Akademi di Indosiar, Stand Up Comedy Show di Metro TV, dan masih
banyak lagi.
Stand Up Comedy adalah sebuah genre di dalam komedi biasanya satu
orang di atas panggung melakukan monolog yang lucu dan memberikan
pengamatan, pendapat, atau pengalaman pribadinya, mengutarakan keresahan,
mengangkat kenyataan, memotret kehidupan sosial masyarakat, dan
menyuguhkan kembali kepada masyarakat dengan jenaka.1
Seorang komika (orang yang melakukan stand up comedy) yang baik
adalah komika yang tidak hanya menyampaikan materi yang jenaka saja hanya
untuk hiburan semata, melainkan juga harus memasukkan pesan moral yang baik,
sehingga apa yang disampaikan di atas panggung bukan hanya untuk menghibur
saja, melainkan juga dapat memberikan pelajaran dan nilai-nilai moral penting
bagi pendengarnya. Sehingga setelah menyaksikan acara stand up comedy
penonton bukan hanya terhibur melainkan juga dapat mendapat pelajaran penting
untuk diambil manfaatnya.
Dari sekian banyak komika yang dapat menarik perhatian penikmat stand
up comedy adalah Dzawin Nur Ikram (selanjutnya disebut Dzawin), Dzawin
adalah salah seorang komika yang mempunyai karakter pembeda, ia adalah satu-
1 Pandji Pragiwaksono, Merdeka dalam Bercanda, (Bentang: Jakarta, 2012), hal.xix.
3
satunya komika yang selalu menjadikan bahan lawakannya menjadi suatu metode
dakwah karena di dalamnya terdapat pesan-pesan agamis dan berbau dunia
pesantren. Berbeda dengan komika lainya yang biasanya hanya tampil agar
membut penonton tertawa saja, Dzawin memiliki ciri khas yang lain sehingga ia
sering dijuluki oleh juri-juri “Komika Syariah” sewaktu ia menjadi peserta dalam
acara Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 4 yang disiarkan di Kompas TV tahun
20014 lalu.2
Retorika adalah suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang
didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik.3 Dalam stand up comedy
seorang komika membutuhkan seni berbicara yang baik, hal itu sangat berkaitan
dengan retorika. Retorika atau kesenian dalam berbicara sangat berperan penting
dalam penampilan seseorang di atas panggung. Terlebih lagi seorang komika,
seorang komika yang baik pasti memiliki kesenian berbicara yang baik agar
penampilannya di atas panggung dapat menarik perhatian penonton yang
menyaksikannya. Jika seorang komika memiliki retorika yang baik, dapat
dipastikan pesan yang disampaikannya pasti akan cepat sampai ke hati para
pendengarnya. Begitu pula retorika yang dilakukan Dzawin di atas panggung, ia
menyampaikan pesan dakwah di dalam penampilan stand up comedy nya dan
menarik perhatian remaja untuk mendengarkan dakwah melalui acara stand up
comedy.
2
http://www.lpminstitut.com/2014/05/dzawin-berpesan-dalam-guyonan.html, Dikutip
pada tanggal 02 Mei 2016 pukul 17:00. 3 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT. Gramdedia Pustaka Umum, 2007),
cet-17, hal. 1.
4
Dengan materi dan retorikanya dalam berbicara di atas panggung, Dzawin
berhasil meraih juara 3 dalam acara tersebut. Dengan latar belakang
pendidikannya yang merupakan lulusan dari Pondok Pesantren Latansa dan
sekarang kuliah di UIN Jakarta, Dzawin mempunyai keinginan bahwa selain
untuk menghibur ia juga ingin memberikan pesan penting di dalam
penampilannya.4
Seperti di salah satu penampilannya ia berkata “cewek-cewek jaman
sekarang itu percaya sama yang namanya produk-produk kecantikan, biar keliatan
cantik. Eh kata siapa mbak? Lagian mbak, kalo mau cantik jangan pake produk
kecantikan. Mbak ambil wudhu, mbak pake jilbab, mbak cantik deh mbak. Emang
mbak uang tidak mengalir, tapi pahalanya mengalir mbak. Jaminannya bukan
pesiar, tapi surga.”5
Dan di penampilannya yang lain ia berkata “Jujur, waktu gua pertama kali
keluar pesantren bingung pa arti fashion, karena menurut gua pakaian itu ya yang
penting harus menutup aurat terserah mau bahannya jeans, spandek, lateks,
baliho, poster, banner kek ya sama aja gitu. Sekarang banyak banget cewek yang
pake celana hotpants, supaya keliatan gaul. Astaghfirullah sebenernya pake
pakaian apa aja yaudah terserah karena yang nilai pakaian kita itu cuma Allah,
asiiik….”6
Dengan kepandaian retorikanya, Dzawin dapat tampil stand up comedy
dengan cara yang berbeda dengan komika yang lain. Dzawin dapat menarik
4 Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 20016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan. 5
https://www.youtube.com/watcah?v=Mg1YJW12WHk&spfreload=10. Diakses pada
hari Juma‟at, 4 Maret 2016 Pukul 19:00. 6 https://www.youtube.com/watch?v=pKBA2WmhTvc. Diakses pada hari Jumat, 4 Maret
2016 pukul 19:00.
5
perhatian penonton dengan materinya yang tidak membosankan, dan mengandung
pesan penting di dalamnya. Jadi bukan hanya untuk melucu saja di atas panggung,
tetapi ada isi pesan dakwah dalam penampilan stand up comedy nya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik
mengangkat judul skripsi ini dengan judul “Retorika Dakwah Dzawin Nur
Ikram dalam Stand Up Comedy”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang yang telah dijabarkan oleh di atas, maka
penulis membatasi penelitian pada konteks retorika dakwah yang dilakukan oleh
Dzawin Nur Ikram melalui stand up comedy.
Sedangkan rumusan masalah yang diangkat pada penelitian skripsi ini
adalah:
1. Bagaimana retorika Dzawin Nur Ikram dalam mengemas materi
dakwahnya melalui stand up comedy?
2. Apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam materi stand up comedy
Dzawin Nur Ikram?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk mendapatkan pemahaman
yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial dengan
menginterprestasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan
sekeliling dan bagaimana makna tersebut memengaruhu perilaku mereka, bukan
6
mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas seperti yang dilakuka
peneliti kuantitatif dengan positivismenya.7
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana cara penyampaian Dzawin Nur Ikram dalam
materi berdakwahnya melalui stand up comedy.
b. Untuk mengetahu apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam materi
stand up comedy Dzawin Nur Ikram.
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang positif pada
khazanah keilmuan dalam bidang dakwah, melalui media cetak, khususnya
menempatkan retorika dakwah yang baik di dalam segala bidang sesuai dengan
ajaran Islam.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menambah
wawasan untuk Islam, mahasiswa dan elemen masyarakat luas serta para praktisi
dakwah dan menunjukan bahwa setiap muslim dapat berperan aktif dalam
mengembangkan retorika, salah satunya melalui stand up comedy yang baik.
7 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika,
2012), cet. Ke-3, h.10.
7
D. Metodologi Penelitian
Agar data yang diperoleh sesuai yang diperlukan, maka metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu
penelitian yang hasilnya berupa data-data deskriptif melalui fakta-fakta dari
kondisi alami sebagai sumber langsung dengan instrumen dari peneliti sendiri.8
Mengapa jenis penelitian ini yang dipilih? Karena penelitian ini bisa
menunjukkan data kualitas atau mutu dari sesuatu yang ada, berupa keadaan
proses, kejadian atau peristiwa dan lain-lain yang dinyatakan dalam bentuk
perkataan.9
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Dzawin Nur Ikram dan sebagai objeknya
adalah retorika dakwah Dzawin Nur Ikram dalam penampilannya melalui stamd
up comedy.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi menurut Cartwright & Cartwright mendefinisikan sebagai suatu
proses melihat, mengamati dan mencermati serta “merekam” perilaku secara
sistematis untuk suatu tujuan tertentu.10
8 Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2005),
hal. 4. 9
Nyoman Kuta Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Buadaya dan Ilmu Sosial
Humanioran Pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 21. 10
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, hal. 131.
8
Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah mengamati bagaimana retorika
dakwah Dzawin Nur Ikram dan apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam
materi stand up comedy Dzawin Nur Ikram. Dalam penelitian ini penulis
melakukan pengamatan denagn cara observasi langsung menyaksikan penampilan
stand up comedy Dzawin.
b. Wawancara
Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawanara, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
c. Dokumentasi
Pengambilan foto-foto dan rekaman acara stand up comedy yang
dilakukan penulis untuk menggambarkan bagaimana retorika dakwah yang
dilakukan oleh Dzawin.
E. Tinjauan Pustaka
Untuk menulis skripsi ini, penulis mengadakan tinjauan kepustakaan ke
Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk mengetahui apakah ada
kesamaan dengan judul skripsi yang serupa dengan judul yang diambil penulis
yaitu: Retorika Dakwah Dzawin Nur Ikram dalam Stand Up Comedy.
Setelah penulis menelusurinya ada beberapa judul skripsi yang terdahulu, ada
beberapa judul skripsi yang hampir mirip diantaranya:
9
1. Leiza Sixmansyah, Retorka Dakwah K.H. Muchammad Syarif Hidayat,
Skripsi S1, KPI, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Jakarta, 2014. Garis besar dari isi skripsi ini adalah menjelaskan tentang
aktifitas dakwah K.H.Muchammad Syarif Hidayat, beliau selalu
menyampaikan dakwah sesuai dengan keadaan masyarakat setempat dan
juga terkadang menyelipkan humor di dalam dakwahnya sesuai dengan
materi dakwahnya.11
2. Ari Pratama Putra, Retorika Dakwah K.H. Ahmad Damanhuri di Depok,
Skripsi S1, KPI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta,
2011. Garis besar dari skripsi ini adalah menjelaskan aktifitas dakwah
K.H. Ahmad Damanhuri, dan retorika beliau dengan menggunakan bahasa
sehari-hari dan intonasi yang berapi-api dengan diikuti bahasa tubuh agar
terlihat berwibawa.12
3. Dina Damayanti, Strategi Dakwah Ustadz Riza di Kalangan Remaja
Masjid Al-Ikhlas Bintaro Sektor Sembilan, Skripsi S1, KPI Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2011. Garis besar dari skripsi
ini adalah membahas bagaimana strategi dalwah ustadz Riza dengan
menggunakan stand up comedy untuk menarik minat remaja yang zaman
sekarang sedikit minatnya terhadap acara dakwah, karena dengan cara ini
lebih terlihat tidak menggurui dan tidak monoton.13
11
Leiza Sixmansyah, Retorika Dakwah K.H. Muchammad Syarif Hidayat, (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2014). 12
Ari Pratama Putra, Retorika Dakwah K.H. Ahmad Damanhuri di Depok, (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakrta, 2011). 13
Dina Damayanti, Strategi Dakwah Ustadz Riza di Kalangan Remaja Masjid Al-Ikhlas
Bintaro Sektor Sembilan, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta,
2015).
10
F. Sistematika Penulisan
Agar lebih mudah dalam penyusunan penelitian, dalam skripsi ini penulis
merumuskan sistematika penulisan “Retorika Dakwah Dzawin Nur ikram dalam
Stand Up Comedy” yang terdiri atas dari lima bab dan dari setiap bab terdiri dari
sub bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, pembatasan
masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasa teoritis retorika dan dakwah, terdiri dari ruang lingkup
retorika, yang membahas pengertian retorika, tujuan dan fungsi retorika,
lima hukum retorika. Ruang lingkup dakwah, yang membahas pengertian
dakwah, unsur-unsur dakwah, tujuan dakwah. Ruang lingkup stand up
comedy, yang membahas pengertian stand up comedy, sejarah singkat stand
up comedy di Indonesia, teknik penyampaian stand up comedy.
BAB III : Profil Dzawin Nur Ikram dan perjalananya selama menjadi
seorang komika memaparkan profil Dzawin Nur Ikram, meliputi riwayat
hidup, riwayat pendidikan, karya-karya dan aktifitasnya selama menjadi
komika.
BAB IV : Analisis Retorika Dakwah Dzawin Nur Ikram dalam Stand Up
Comedy. Hasil analisis yang akan diperoleh, meliputi bagaimana cara
penyampaian Dzawin Nur Ikram dalam metri dakwahnya melalui stand up
comedy. Dan pesan dakwah apa saja yang terkandung dalam materi stand up
comedy Dzawin Nur Ikram.
11
BAB V : Yang merupakan bagian akhir dari skripsi ini, terdiri dari
kesimpulan dan saran.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Retorika
1. Pengertian Retorika
Ditinjau dari segi bahasa retorika berasal dari bahasa Yunani yaitu rhetor yang
berarti seorang juru pidato, yang mempunyai sinonim orator.14
Dalam bahasa
Arab disebut fannul khitabah, sedangkan retorika menurut Encyclopedia Britania,
seperti yang dikutip Datuk Tombak Alam, retorika adalah kesenian menggunakan
bahasa untuk menghasilkan kesan yang diinginkan terhadap pembaca dan
pendengar.15
Definisi retorika menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah, keterampilan
berbahasa secara efektif dalam karang mengarang atau seni berpidato yang
muluk-muluk dan bombastis.16
Dalam arti yang sempit berarti retorika adalah
bagaimana seseorang menggunakan tutur bahasa yang baik dan jelas agar dapat
mempengaruhi orang lain dengan tujuan dan maksud tertentu.
Banyak para pakar yang mengungkapkan definisi retorika dari segi istilah,
beberapa pendapat antara lain:
a. Jalaluddin Rakhmat, berpendapat bahwa retorika adalah pemekaran bakat-
bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku
kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan pikiran.17
14
M.H. Israr, Retorika Dakwah Islam Era Modern, (Jakarta: CV. Firdaus, 1993), Cet. Ke-
1, hal.10. 15
Datuk Tombak Alam, Kunci Sukses Penerangan dan Dakwah, (Jakarta: PT. Rhineka
Cipta), hal. 36. 16
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka), Edisi ke-3, Cet. Ke-2, hal. 953. 17
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 1998), hal.5.
13
b. Gorys Keraf, berpendapat bahwa retorika adalahsuatu teknik pemakaian
bahasa sebagai seni, baik lisan maupun tertulis yang berdasarkan pada
pengetahuan yang bersusun baik.18
c. Wahidin saputra, berpendapat bahwa retorika adalah ilmu yang mempelajari
tentang bagaimana bertutur kata dihadapan orang lain dengan sistematis, logis,
untuk memberikan pemahaman dan meyakinkan orang lain.19
d. Dean J Champion, berpendapat bahwa retorika adalah seni berkomunikasi
secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara
langsung bertatap muka, oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan
dengan istilah pidato atau ceramah. Yang dapat meningkatkan kualitas
eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekedar
berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai (informatif),
menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia
mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah
retorika.20
e. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, retorika adalah keterampilan bahasa
secara efektif dalam karang-mengarang atau seni berpidato yang muluk-muluk
dan bombastis.21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, retorika menurut penulis
adalah seni berbicara yang dimiliki oleh seseorang untuk berbicara di hadapan
18
M.H. Israr, Retorika dan Dakwah Islam di Era Modern, (Jakarta: CV. Firdaus, 1993),
Cet ke-6, h.10. 19
Wahidin Saputra, Retorika Dakwah Lisan (Teknik Kitabah), (Buku Ajar Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h.2. 20
Dean J Champion, Metode dan Masalah Penelitian, (Bandung: Refika Aditama, 1998) 21
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka), edisi ke-2, hal. 953.
14
orang banyak yang bertujuan untuk memberikan informasi, hiburan, dan ajakan
yang baik kepada penonton yang menyaksikannya.
2. Tujuan dan Fungsi Retorika
a. Tujuan Retorika
Retorika pada awalnya berkaitan dengan persuasi, sehingga retorika adalah
seni penyusunan argumentasi dan pembuatan naskah pidato. Persuasi dapat
diartikan sebagai metode komunikasi berupa ajakan, permohonan, atau bujukan
yang lebih menyentuh emosi, yaitu aspek afeksi dari manusia.22
Ketika Aristoteles di sekitar abad ke-4 SM, menampilkan retorika sebagai
ilmu yang berdiri sendiri, dikatakan bahwa tujuannya adalah pesuasi, yang
dimaksudkan persuasi dalam hubungan ini adalah yakinnya penanggap tutur akan
kebenaran gagasan topik tutur.
Kemudian yang dimaksud dari retorika yang bertujuan berbicara kepada
massa dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) To inform, yaitu memberikan penerangan dan pengertian kepada massa, guna
memberikan penerangan yang mampu menanamkan pengertian dengan
sebaik-baiknya.
b) To convine, yaitu meyakinkan atau menginsyafkan
c) To Inspire, yaitu menimbulkan inspirasi dengan teknik dan sistem
penyampaian yang baik dan bijaksana.
d) To entertain, yaitu menggembirakan, menghibur atau menyenangkan dan
memuaskan
22
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), Cet ke-1, hal. 261.
15
e) To actuate ( to put into action), yaitu menggerakan dan mengarahkan mereka
untuk bertindak mereaisi dan melaksanakan ide yang telah dikomunikasikan
oleh orator dihadapan massa.23
Jadi tujuan dari retorika pada dasarnya adalah untuk mengajak atau
meyakinkan kepada penonton bahwa apa yang disampaikan oleh pembicara
(orator) adalah hal yang penting untuk didengarkan, karena di dalamnya terdapat
pesan untuk memberikan informasi, mengarahkan ke arah yang benar, dan juga
untuk menghibur massa.
b. Fungsi Retorika
Menurut Plato, retorika bertujuan untuk memberikan kemampuan dalam
menggunakan bahasa yang sempurna, dan merupakan jalan bagi seseorang untuk
memperoleh pengetahuan yang luas.24
Sedangkan menurut Aristoteles, menampilkan retorikas sebagai ilmu yang
berdiri sendiri, yang dikatakan tujuannya adalah untuk mempengaruhi orang
(persuasif).25
Aristotels menyebutkan tiga cara untuk mempengaruhi orang lain:
a. Ethos: anda harus bisa dan sanggup menunjukan pada khalayak bahwa anda
memiliki pengetahuan yang luas dan status terhormat.
b. Phatos: anda mampu menyentuh hati, khalayak (perasaan, emosi, harapan,
kebencian dan kasih sayang mereka).
23
T.A Latief Rosydy, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: PT.
Firma Rinbow, 1939), hal. 234-235. 24
Onong Uchana Effendi, Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditia Bakti, 2003),
hal.55. 25
I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Sejarah Pengantar, hal. 63.
16
c. Logos: anda harus meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti. Pada
situasi ini anda harus mendekati khalayak melalui otak atau pola pikir
mereka.26
I Gusti Ngurah Oka menjelaskan bahwa retorika adalah untuk:
a. Menyediakan gambaran yang jelas tentang manusia terutama dalam
hubungan kegiatan bertuturnya, termasuk ke dalam gambaran ini antara lain
gambaran proses kejiwaan ketika ia terdorong untuk bertutur ketika ia
mengidentifikasi pokok persoalan dan retorika bertutur ditampilkan.
b. Menampilkan gambaran yang jelas tentang bahasa atau benda yang bisa
diangkat menjadi topik tutur, misalnya gambaran tentang hakikatnya,
strukturnya, fungsi dan sebagainya.
c. Mengemukakan gambaran yang terperinci tentang masalah tutur misalnya,
dikemukakan tentang hakikatnya, strukturnya , bagian-bagian dan
sebagainya.
d. Bersama-sama dengan penampilan gambaran ketiga hal tersebut di atas
disiapkan pula bimbingan tentang:
a) Cara memilih topik
b) Cara-cara memandang dan menganalisa topik tutur untuk menentukan
sasaran ulasan yang persuasif dan objektif.
c) Pemilihan jenis tutur yang disesuaikan dan tujuan yang hendak dicapai.
d) Pemilihan materi bahasa serta penyusunan menjadi kalimat-kalimat yang
padu, utuh, mantap, dan bervariasi. Pemilihan gaya bahasa dan gaya tutur
dalam penampilan tuturnya.27
26
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), hal. 156.
17
3. Lima Hukum Retorika
Ada lima tahap penyusunan pidato atau yang sering dikenal dengan (the five
connons rethoric) atau lima hukum retorika. Menurut Aristoteles dalam buku
diksi dan gaya bahasa yang ditulis oleh Gorys Keraf, berikut pejelasannya.
a. Invension atau Heuresis, yaitu penemuan atau penelitian materi-materi.
Langkah ini sebenarnya mencakup kemampuan untuk menemukan,
mengumpulkan, menganalisis dan memilih materi yang cocok untuk pidato,
menurut Aristoteles argumen-argumen harus dicari melalui rasio, moral dan
afeksi. Karena ini dianggap sebagai bagian yang sangat penting.
b. Disposition atau Taxis atau Oikonomia, adalah penyusunan dan pengurutan
materi (argumen) dalam sebuah pidato.
c. Elocution atau Lexis, yaitu pengungkapan atau penyajian gagasan dalam
bahasa yang sesuai. Ada tiga hal yang menjadi dasar elucutio, yaitu
komposisi, kejelasan, dan langgam bahasa; kemegahan, hiasan pikiran
dengan upaya retorika.
d. Memoria atau Mneme yaitu menghafalkan pidato, latihan untuk mengingat
gagasan-gagasan dalam pidato yang sudah disusun.
e. Action Hypokrisis, yaitu menyajikan pidato, penyajian efektif dari sebuah
pidato akan ditentukan juga oleh suara, sikap, dan gerak-gerik tubuh.28
Ada 3 prinsip pidato atau yang biasa disebut trisila pidato yaitu:
a. Pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak (kontak).
27
I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Pengantar, hal. 65. 28
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1984),
Cet. Ke-7, hal 9-10.
18
b. Gunakan lambang-lambang audiktif atau usahakan agar suara anda
memberikan makna yang lebih baik kaya pada bahasa anda (olah vokal).
c. Berbicaralah dengan seluruh kepribadian anda: dengan wajah, tangan, dan
tubuh anda (olah visual).29
Dari tiga prinsip pidato di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pidato
adalah suatu bakat yang dapat dipelajari oleh seseorang yang ingin memiliki
retorika yang baik dengan cara menguasai trisila pidato tersebut.
4. Pembagian Retorika
Mengenai pembagian retorika P Dori Wuwur Hendrikus membagi kedalam 3
bentuk, yaitu:
1. Gaya retorika monologika atau monolog. Seni berbicara secara monolog
dimana hanya ada seorang saja yang berbicara, dalam model komunikasi
ini biasanya terjadi dalam proses pidato yang bersifat satu arah, sebab
hanya satu orang yang berbicara (komunikator), dan yang lain hanya
sebagai pendengar (komunikan).
2. Dialogika, seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau lebih
berbicara mengambil bagian dalam suatu proses pembicaraan. Gaya
retorika ini biasanya memang jarang ditemui dalam acara-acara pidato
atau orasi politik yang dihadiri banyak orang (massa) di sebuah lapangan
terbuka.
29
A.H. Hasanuddin, Rhetorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan, (Surabaya:
PT. Usaha Nasional, 1982), hal.5.
19
3. Pembinaan teknik berbicara. Efektifitas monologika dan dialogika
tergantung pada teknik bicara. Bahkan teknik bicara ini menjadi syarat
penting dalam retorika. Mulai dari bagaimana cara ia mengatur
pernafasan, teknik membina suara dan berbicara. Semua harus
diperhatikan dan diatur agar bicaranya bias menjadi efektif.30
Sedangkan menurut Jalaluddin Rakhmat, retorika dibagi menjadi tiga bentuk
yaitu:
a. Informatif
Pidato informatif, seperti namanya, bertujuan untuk menyampaikan informasi.
Pidato informatif merupakan upaya untuk menanamkan pengertian. Karena itu,
secara keseluruhan, pidato informatif harus jelas, logis, dan sistematis.
b. Persuasif
Pidato persuasif adalah pidato yang memiliki tujuan untuk menarik perhatian,
meyakinkan dan menyentuh atau menggerakkan hati pendengarnya untuk
mengikuti apa yang disampaikan oleh orator.
c. Rekreatif
Pidato rekreatif adalah pidato yang bertujuan untuk menggembirakan,
melepaskan ketegangan, menggairahkan suasana atau sekedar memberikan
selingan yang enak setelah rangkaian acara yang melelahkan. Pidato rekreatif
tidak selalu melucu. Orator dapat menceritakan pengalaman yang luar biasa,
eksotik, atau cerita yang aneh tetapi nyata atau aneh tetapi tidak nyata. 31
30
P. Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Beragumentasi,
Bernegosiasi, hal. 16-17. 31
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 1998), hal.89.
20
B. Dakwah dan Ruang Lingkupnya
1. Pengertian Dakwah
Dilihat dari segi bahasa kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu bentuk
isim masdar dari kata da’a-yad’u-da’watan yang artinya menyeru, memanggil,
mengajak dan menjamu.32
Toha Yahya Umar menegaskan, bahwa dakwah berasal
dari bahasa Arab yang berarti, seruan, panggilan atau undangan.33
Yang dimaksud
dakwah menurut Islam adalah, mengajak dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Allah, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka
di dunia dan di akhirat.
Sedangkan menurut istilah, dakwah mengandung beberapa makna yang
berbeda namun tujuan dan arti dakwah itu sendiri sama, sedangkan dakwah secara
terminology dapat kita lihat dari berbagai pendapat ulama, yaitu:
a. M. Arifin menyatakan bahwa dakwah adalah suatu kajian dalam seruan, baik
dengan lisan, tulisan maupun tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan
berencana untuk mempengaruhi orang lain agar timbul suatu pengertian,
kesadaran, penghayatan serta pengamalan ajaran agama tanpa adanya unsur
paksaan.34
b. Ahmad Mubarok, memahami dakwah sebagi upaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan, oleh karena itu dalam dakwah tidak hanya
terbatas pada aktifitas lisan semata, akan tetapi mencakup seluruh aktifitas
lisan maupun perbuatan yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan
32
Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penerjemah, 1973), hal. 127. 33
Toha Umar Yahya, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1983), Cet Ke-3, hal.1. 34
M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),
hal. 6.
21
kecenderungan dan ketertarikan terhadap Islam. Artinya tujuan dakwah
adalah bagaimana kita mengajak orang lain agar senantiasa mengamalkan
yang diperintahkan oleh Allah SWT, yang timbul dari kemauan mereka
sendiri.35
c. Quraish Shihab berpendapat, bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan
kepada jalan keinsyafan atau mengubah situasi yang kurang baik menjadi
lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.36
d. Sedangkan dakwah menurut H.N.S Nasrudin Latif, dakwah artinya setiap
usaha atau aktifitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeru,
mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah
SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariah serta akhlak islamiyah.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dakwah itu
menyampaikan dan memanggil serta mengajak manusia ke jalan Allah SWT,
untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dalam mencapai
kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat, sesuai dengan tuntutan dan contoh
Rasulullah SAW.
2. Unsur-Unsur Dakwah
a. Da’i
Da‟i secara bahasa diambil dari bahasa Arab, bentuk isim fa’il dari asal
kata da’a-yad’u-da’watan, artinya orang yang melakukan dakwah. Secara
35
Ahmad Mubarok, Dakwah Islam, (Bogor: Thariqul Izzah, 2002), Cet. Ke-1, hal.13. 36
Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran Fungsi Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1999), Cet. Ke-XIX, hal.194.
22
terminology, da‟i yaitu setiap muslim yang berakal mukallaf (akil baligh) dengan
kewajiban dakwah.37
Jadi da‟i adalah seorang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun
tulisan ataupun perbuatan baik secara individu, kelompok, berbentuk organisasi
ataupun lembaga. Kata da‟i ini secara umum sering disebut dengan sebutan
maubaligh atau muballighih (orang yang menyempurnakan agama Islam).38
Adapun syarat atau kemampuan yang harus dimiliki seorang da‟i adalah:
a) Memiliki pemahaman agama Islam secara tepat dan benar
b) Memiliki pemahaman hakekat gerakan dan tujuan dakwah
c) Memiliki akhlakul karimah
d) Mengetahui perkembangan pengetahuan yang relatif luas
e) Mencintai audiens atau mad‟u dengan luas
f) Mengenal kondisi dengan baik.39
Setiap muslim yang hendak menyampaikan dakwah, khususnya da‟i
seyogyanya memiliki kepribadian yang baik untuk menunjang keberhasilan
dakwah, bai kepribadian yang bersifat rohaniah (psikologis) atau kepribadian
yang bersifat jasmaniah (fisik).40
37
Quraish Shihab, membumian Al-Quran Fungsi Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1999), Cet. Ke, XIXI, hal. 194. 38
Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta: Grafindo, 2005),
Cet. Ke-1. h. 101. 39
Abdul Munir Mulkham, Idiologi Gerakan Dakwah, (Yogyakarta: Sipress, 1996), h.
237-239. 40
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), hal.
262.
23
b. Objek Dakwah (Mad’u)
Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima
dakwah, baik individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama
Islam maupun tidak, atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan.41
Objek dakwah adalah manusia yang dijadikan sasaran untuk menerima
dakwah yang sedang dilakukan oleh da‟i. keberadaan objek dakwah yang sering
dikenal dengan mad’u, yang sangat heterogen baik ideology, pendidikan, status
sosial, kesehatan dan sebagainya.42
Menurut Muhammad Abduh dalam buku manajemen dakwah karangan M.
Munir dan Wahyu Ilahi mad’u menjadi tiga golongan43
, yaitu:
a) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir secara
kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan
b) Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara
kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian
yang tinggi
c) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka senang
membahas sesuatu tapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak mampu
membahas secara mendalam
Sedangkan mad’u menurut Imam Habib Abdullah Haddad dapat dikelompokan
dalam delapan rumpun, yaitu44
:
41
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group), edisi ke-1, Cet. Ke-2, hal. 23. 42
Nurul Badrutamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta: Grafindo, 2005),
Cet. Ke-1, hal. 107. 43
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 23-24.
24
a. Para ulama
b. Ahli zuhud dan ahli ibadah
c. Penguasa dan pemerintah
d. Kelompok ahli perniagaan, industry dan sebagainya
e. Fakir miskin dan orang lemah
f. Anak, istri dan kaum hamba
g. Orang awam yang taat dan berbuat maksiay
h. Orang yang tidak beriman kepada Allah dan rasulnya
c. Materi Dakwah
Materi dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da‟i
pada mad‟u pada dasarnya bersumber dari al-Qur‟an dan Hadits sebagai sumber
utama45
yang meliputi akidah, syariah, dan akhlak. Hal yang perlu disadari bahwa
ajaran yang diajarkan itu bukanlah semata-mata beraitan dengan eksistensi dan
wujud Allah SWT, namun bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam agar
mampu memanifestasikan akidah, syariah, dn akhlak dalam ucapan, pikiran, dan
tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
Materi dakwah yang merupakan isi pesan atau isi dakwah yang
dikomunikasikan secara efektif kepada penerima dakwah harus disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat. Materi yang disampaikan oleh seorang da‟i
haruslah sesuai dengan kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu. Seorang
44
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2006),
Cet. Ke-2, ed. Rev, hal. 106. 45
Hasan Al Bana, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, (Surakarta: Era Inter Media,
1998), cet. 6
25
yang intelektualnya rendah disampaikan dengan bahasa dan contoh yang dapat
dimengerti oleh para mad‟u.
d. Metode Dakwah
Metode adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentng cara-cara atau jalan
yang ditempuh untuk mencapai tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien.
Efektif artinya antara biaya, tenagan dan waktu dapat seimbang. Sedangkan
efisien atau sesuatu yang berkenaan degan pencapaian suatu hasil. Jadi metode
dakwah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara berdakwah untuk
mencapai suatu tujuan dakwah yang efektif dan efisien.46
Sekurang-kurangnya ada tiga metode yang digambarkan dalam al-Quran yang
tertera dalam surat an-Nahl:
521
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (an-
Nahl:125)
Dakwah dengan hikmah, menurut pendapat M. Abduh dalam buku metode
dakwah yang dikarang oleh Munzier Suparta dan Harjani Hefni47
bahwa. Hikmah
46
Asmuni Syakir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993),
hal. 21. 47
Munzier Suparta dan Harjani,
26
adalah mengetahui rahasia-rahasia dan faedah di dalam arti ucapan yang sedikit
lafazh akan tetapi banyak makna ataupun diartikan meletakkan sesuatu pada
tempat atau semestinya.
Dakwah dengan nasehat yang baik, menurut pakar bahasa, nasehat
mengandung arti teguran atau peringatan. Menurut ashfani, dengan mengutip
pendapat Imam Khalil yang ditulis oleh A. Ilyas Ismail48
, menyatakan bahwa
nasehat adalah memberikan peringatan (al-tadzkir) dengan kebaikan yang dapat
menyentuh hati. Jadi, makna terpenting dari nasehat adalah mengingatkan
(tadzkir) dan membuat peringatan (dzikra) kepada umat manusia. Menurut Sayyid
Qutub nasehat yang baik, adalah nasehat yang dapat masuk dalam jiwa manusia
serta dapat menyejukan hati, bukan nasehat yang dapat memerahkan telinga
karena penuh dengan kecaman dan caci-maki yang tidak pada tempatnya.
Dakwah dengan dialog yang baik, perdebatan dengan cara yang baik
dengan bertujuan mencari kebenaran bukan kemenangan.Yaitu diskusi terbatas
pada iede. Dilakukan dengan menyerang daan menjatuhkan argumentasi-
argumentasi yang bathil, lalu memberikan argumentasi-argumentasi yang jitu dan
benar.49
Menurut Qutub, dakwah yang baik (jadal husna) adalah jadal yang tidak
mengandungunsur penganiayaan karena adanya unsur pemaksaan kehendak, juga
tidak mengandung unsur merendhkan dan melecehkan lawan dialog.
48
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Qutub, (Jakarta: Pemadani, 2006), Cet.
Ke-1, Hal. 249-250. 49
Anonim, Islam, Dakwah Dan Politik, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002), Cet, Ke-
1, hal. 33-36.
27
e. Media Dakwah
Media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan atau
menyalurkan materi dakwah.50
Dewasa ini, jenis-jenis media atau saran dakwah
sangat banyak jumlahnya antara lain, radio, video, rekaman, televisi, surat kabar,
majalah, tabloid dan bahkan jaringan informasi melalui komputer internet.
Media dakwah merupakan sarana untuk menyampaikan pesan agama dengan
mendayagunakan alat-alat atau temuan teknologi modern yang ada pada zaman
ini. dengan begitu banyaknya media dakwah yang tersedia. Maka seorang da‟i
memilih salah satu atau beberapa media saja sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai sehingga apa yang menjadi tujuannya dapat tercapai dengan efektif dan
efisien.
f. Tujuan Dakwah
Unsur lain yang tidak kalah pentingnyaa adalah tujuan dakwah, bagaimanapun
dakwah merupakan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, karena
tanpa tujuan dakwah yang disampaikan akan sia-sia. Menurut Asmuni Syukir
dalam buku dasar-dasar strategi dakwah Islam, tujuan dakwah terbagi menjadi
dua macam, yaitu:
1) Tujuan Umum Dakwah
Tujuan umum dakwah adalah mengajak manusia meliputi orang mu‟min
maupun orang kafir atau musyrik kepada jalan yang benar yang diridhai Allah
SWT. Agar dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat.
Kebahagiaan di dunia maupun di akhirat merupakan titik tujuan hidup manusia,
maka dakwah pun mengajak kita untuk mengarah kepada kebajikan.
50
Wardi Bactiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, h. 34.
28
2) Tujuan Khusus Dakwah
Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai perincian
daripada tujuan umum. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh
aktifitas dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa
yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara yang bagaimana
dan sebagaimana secara terperinci. Dibawah ini disajikan beberapa tujuan khusus
dakwah.
a. Mengajak ummat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu
meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT. Tujuan ini pun dibagi lagi
kedalam tujuan yang lebih khusus
a) Menganjurkan dan menunjukan perintah-perintah Allah
b) Menunjukan larangan-larangan Allah
c) Menunjukan keuntungan-keuntungan bagi kaum yang mau bertaqwa
kepada Allah
d) Menunjukan ancaman Allah bagi kaum yang ingkar kepadanya.
g. Hubungan Retorika dengan Dakwah
Hubungan retorika dengan dakwah sangatlah erat. Dalam komponen
kegiatan dakwah dan retorika memiliki keterkaitan. Terutama hal ini dapat dilihat
dari segi media yang digunakan.
Dalam bukunya “Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi” T.A
Latief Rosydi menyebutkan hubungan retorika dengan dakwah, kemampuan
dalam kemahiran menggunakan ahasa adalah masalah pokok dalam
menyampaikan dakwah. Karena itu dimana ada dakwah disana ada retorika.
29
Kesuksesan seorang da‟i dalam berdakwah lebih banyak ditunjang dan
ditentulan oleh kemampuan retorika yang dimiliki oleh da‟i tersebut. Berdasarkan
uraian di atas maka sangatlah jelas bahwa retorika dan dakwah sangat erat
hubungannya. Retorika dapat dikatakan sebagai alat dan saran untuk mencapai
tujuan dakwah tersebut. Dengan kata lain keberhasilan dan kegagalan da‟i dalam
berdakwah tergantung pada retorika nya karena retorika sama dengan pidato.
C. Ruang Lingkup Stand Up Comedy
1. Pengertian Stand Up Comedy
Stand Up Comedy merupakan bentuk dari seni komedi atau melawak yang
disampaikan secara monolog kepada penonton. Biasanya ini dilakukan secara live
dan komedia akan melakukan one man show. Meskipun disebut dengan Stand Up
Comedy, comedian tidaklah selalu berdiri dalam menyampaikan komedinya. Ada
beberapa comedian yang melakukanya dengan duduk di kursi persis seperti orang
yang sedang bercerita.
Stand Up adalah suatu seni pertunjukan yang dimaksudkan untuklangsung
memancing tawa dari penonton. Tidak seperti theatrical comedy, dimana
menciptakan comedy dari sebuah drama terstruktural dengan karakter-karakter
dan situasi tertentu.51
Para penampil ini biasanya disebut sebagai comic, stand up comic, stand
up comedian, atau hanya stand up saja. Biasanya, para comedian membawakan
cerita singkat yang lucu, jokes singkat (disebut dengan “bit”), dan one-liners,
51
Ramon Papana, Kiat Tahap Awal Belajar Stand Up Comedy Indonesia Kitab Suci,
(Jakarta: Media Kita, 2012), hal. 5.
30
yang lazimnya tipe ini disebut dengan aksi pertunjukan monologue, atau comedy
routine.
Stand Up Comedy seringnya ditampilkan di comedy clubs, bars, gedung
pertunjukan, kampus-kampus, dan gedung teater, tetapi tidak ada batasan di mana
seharusnya pertunjukan comedy itu digelar. Seringkali sekarang para comic
terkenal mengadakan pertunjukan di gedung besar, hall, ballroom, bahkan stadion
atau outdoor. Clean stand up comedy seringnya dibawakan oleh seorang
comedian professional di luar tempat pertunjukan yang biasanya, seperti
perkumpulan tertentu, acara-acara korporat, malam pengumpulan dana,
konferensi, bahkan tempat ibadah.
Dalam masalah penampilan, pertunjukan ini bisa dikatan tidaklah terlalu
susah mengaturnya. Begitu sederhananya pertunjukan ini, seorang comedian bisa
tampil meski dengan hanya memakai t-shirt dan celana pendek. Meski demikian,
tetaplah tidak mudah untuk menjadi pelaku Stand Up Comedy. Selain factor harus
bisa melucu, tekanan mental juga pasti akan hadir selama penampilan. Jika
lelucon yang diberikan tidak dimengerti tau bahkan tidak dianggap lucu, para
audiens tentu tidak akan tertawa dan yang lebih parah mereka malah mencibir
comedian yang tampil.
Para comic ini biasanya memberikan beragam cerita humor, lelucon
pendek atau kritik-kritik berupa sindiran terhadap sesuatu hal yang sifatnya
cenderung umum dengan berbagai macam sajian gerakan dan gaya. Beberapa
comic bahkan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan performa mereka di
atas panggung.
31
Dalam Stand Up Comedy, seorang comic seharusnya memiliki konsep atau
materi sebagai bahan lelucon. Dan tak mustahil jika terdapat lelucon yang berbau
cabul, rasis, dan vulgar di Stand Up Comedy. Mereka membuat script dan catatan
kecil dalam rangka untuk mempermudah mereka dalam berkomedi. Seiring
berjalannya waktu komunitas-komunitas dan pertunjukan Stand Up Comedy
menyebar keseluruhan dunia termasuk Indonesia.52
2. Sejarah Singkat Stand Up Comedy
a. Stand Up Comedy di Amerika
Stand up comedy mulai lahir sekitar tahun 1800an di Amerika yang saat itu
untuk pertama kalinya masih berwujud teater. Dahulu di Amerika ada sebuah
teater yang bernama The Minstrel Show yang diselenggarakan oleh Thomas
Darmouth “Daddy” Rice.53
The Minstrel Show memulai kiprahnya tapat sebelum terjadi perang saudara
di Amerika. Meskipun lawakannya masih berbentuk lawakan yang sangat simple,
akan tetapi justru mendapatkan animo yang sangat besar dari warga Amerika saat
itu terutama dari warga Amerika dengan kalangan menengah ke atas.
Pada saat itu mic belum lahir, para comic melucu dengan cara slapstick atau
yang lebih dikenal sekarang dengan physical joke. Meskipun begitu, acara ini
mampu bertahan hingga memasuki abad ke-20.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan The Minstrel Show semakin lama
justru semakin menjurus ke arah teater musikal bertema komedi pada segmen
52
Pandji Nugroho, Potret Stand Up Comedy: Strategi Menjadi Comedian Handal,
(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2011), hal. 1-4. 53
http://www.serupedia.com/2012/02.sejarah-dan-asal-usul-stand-up-comedy.html?m=1.
Diakses Pada Hari Minggu, 8 Mei 2016, Pukul 11.20.
32
pertamanya. Pada segmen kedua ada sebuah acara yang disebut The Olio yang
dibawakan oleh sebuah grup yang berjumlah dua orang bernama “The Endmen”
yang dalam aksinya mereka melakukan sejenis pidato yang dalam isinya bersifat
menyindir para politisi atau hanya sekedar membahas kehidupan sehari-hari. Dan
justru dari sinilah dimulainya awal kehidupan stand up comedy.54
Seiring berkembangnya teknologi maka ditemukanlah mic, Vaudeville
kembali berjaya melalui comic Will Rogers yang mana salah satu komedian
pertama yang menjadi Political Stand Up Comedy. Kemudian, seiiring
berkembangnya teknologi dengan munculnya radio dan televisi.
Dan pada akhirnya ada beberapa stasiun televisi yang bersedia ,e,buat
sebuah acara dengan format stand up comedy seperti, The Ed Sullivian Show, The
Tonight Show, hingga akhirnya pada tahun 1959 lahirlah sebuah acara The Steve
Allen Show yang menampilkan seorang comic bernama Lenny Bruce.
b. Stand Up Comedy di Indonesia
Seiring berjalannya waktu komunitas-komunitas dan pertunjukan Stand
Up Comedy menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Di kawasan asia
banyak comic-comic terkenal yang muncul dari seni Stand Up Comedy ini,
contohnya Akmal Saleh dari Malaysia, Paul Ogata dari Singapura, Johny Lever
dari India, Dany Cho dari Korea Selatan.
Ada beberapa nama, yang tidak bisa dilepas dari budaya Stand Up Comedy
di Indonesia. Menurut Pandji Pragiwaksono dalam bukunya Merdeka Dalam
54
http://suc.metrotvnews.com/article/kliping/30. Diakses Pada Hari Minggu, 8 Mei 2016,
Pukul 11:30.
33
Bercanda ada 7 nama yang tidak bisa terlepaskan dari Stand Up Comedy di
Indonesia. Berikut adalah 7 nama tersebut.
1) Warkop
Memang, ini bukan Stand Up Comedy, tapi evolusi menuju Stand Up
Comedy di Indonesia berawal 3 orang (awalnya 4 tapi kemudian meninggal)
Dono, Kasino, Indro yang memperkenalkan kepadaIndonesia komedi yang
mengandalkan ucapan. Bukan gesture dan slapstick. Untuk generasi muda, yang
hanya tau warkop dari film dan acaranya di TV, tentu akan bingung.
Sesungguhnya, format mereka yang merupakan idealism mereka bisa ditemui di
radio dan di panggung. Mas Indro pernah bilang “Panggung, adalah “sakral" bagi
kami”, disitulah idealism keluar. Ketika masuk ke film dan TV, mereka
menyuguhkan kebutuhan untuk pasar yang lebih luas.
Susah untuk mengklaim warkop adalah yang pertama di Indonesia unuk
mengenalkan komedi cerdas yang mengandalkan omongan, tapi pantas untuk
diakusi, merekalah yang berhasil mempenetrasi kultur.55
2) Taufik Savalas
Alasannya serupa dengan mengapa warkop masuk daftar ini, walau
almarhum masuknya ke Joke Telling, tapi evolusinya berawal juga dari sini.
Kalau Warkop adalh yang mengenalkan konsep komedi lewat ucapan, Almarhum
mengenalkan konsep komedi lewat ucapan, dan sendirian di panggung. Joke
Telling, berbeda dengan Stand Up Comedy. Joke Telling itu menceritakan
anekdot, lelucon umum, tebak-tebakan. Seperti “Ada orang Amerika, Jepang dan
55
Pandji Nugroho, Potret Stand Up Comedy: Strategi Menjadi Komedian Handal,
(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2011), hal. 31-34.
34
orang Indonesia masuk ke bar”, atau “Sapi, sapi apa yang bisa nempel di
tembooook? Sapi- dermaaaan”.
Sementara Stand Up Comedy itu monolog lucu yang menceritakan ulang
fenomena sosial yang ada di masyarakat. Mengambil sample dari kehidupan dan
diceritakan kembali kepada penonton. Oleh karena itu, Indro pada saat peluncuran
Kompas TV pernah berkata “Stand Up Comedy itu komedi yang serius, seperti
Skripsi. Ada analisa, ada pemikiran”.
Nah, almarhum Taufik Savalas waktu itu di TV dan di Comedy Cafe
melakukan Joke Telling, dan walau itu bukan stand up, tetapi beliau pertama kali
melucu sendiri di atas panggung.56
3) Ramon Papana
Bang Ramon adalah pendiri dan pemilik Comedy Cafe yang sejak 1997
sudah menyediakan cafe tersebut sebagai tempat open mic. Bisa dibayangkan
konsistensi dan keteguhan beliau. Bertahan walaupun Stand Up Comedy sendiri
belum membudaya. Beliau sendiri suka mengisi open mic dan juga bisa jadi
merupakan salah satu orang paling tepat untuk berguru Stand Up Comedy tanpa
kehadiran beliau, Sand Up Comedy tidak akan pernah punya rumah.
4) Iwel Wel
Welnadi atau lebih dikenal dengan nama Iwel Wel adalah pelawak
Indonesia. Iwel Wel lebih dalam menghibur penonton menggunakan cara Stand
Up Comedy. Awal karier di dunia lawak dengan mengikuti lomba lawak
56
Pandji Nugroho, Potret Stand Up Comedy: Strategi Menjadi Comedian Handal,
(Yogyakarta: Pustaka press, 2011), hal. 35-36.
35
RRI/TVRI se-Sumatera Barat. Awal karier di Ibu kota dilakukan dengan menimba
ilmu kepada S. Bagio, Eddy Sud, Serta personal radio SK.57
Menekuni sejak 98, Iwel akhirnya punya kesempatan untuk Stand Up di TV
nasional tahun 2005 untuk acara Bincang Bintang di RCTI. Awalnya, 6 Maret
2004 Iwel, pentas Stand Up di GKJ. Bulan Mei dia diminta TV7 (Sekarang
Trans7) untuk mengisi Stand Up di acara Jayus Plis Dong Ah, pertama tayang 21
Mei 2004. Di situ, Iwel menampilkan Stand Up Comedy sebagai opsi pilihan
komedi yang ditawarkan.
Berbekal dengan rekaman untuk program tersebut, Iwel datang ke RCTI
mencari Indra Yudhistira untuk menawarkan dirinya sebagai Comic. Dan setelah
itu, Iwel adalah orang pertama yang benar-benar membawa Stand Up Comedy dan
penetratif kepada kultur pop Indonesia.58
5) Indra Yudistira
Sewaktu di RCTI, mas Indra yang saat itu adalah kepala diisi produksi
RCTI meluncurkan program TV “Bincang Bintang” dengan produser Dicky
Setiawan, yang untuk pertama kalinya mendesain acara tersebut dengan Stand
Up Comedy dan Iwel sebagai Comic-nya.
Kini, beliau meninggalkan jabatan di RCTI sebagai Kepala Divisi
Produksi dan bergabung ke kompas TV sebagai Direktur Produksi dan
programming Kompas TV. Beliau mendorong ide agar ada acara TV yang
benar-benar tentang Stand Up Comedy. Meneruskan cita-citanta ketika di
57
http://id.wikipedia.org/wiki/Welnadi, (Diakses pada hari Kamis, 31 Maret 2016. Jam
21.48) 58
Pandji Nugroho, Potret Stand Up Comedy: Strategi Menjadi Comedian Handal,
(Yogyakarta: Pustaka Press, 2011), hal. 42-43.
36
Bincang Bintang dulu. Acara TV inilah yang akhirnya membuat booming Stand
Up Comedy di Indonesia.
6) Agus Mulyadi
Kontribusi Agus Mulyadi, terhadap Stand Up Comedy, akan terasa, ketika
acara TV Stand Up Show tayang di Metro TV setiap Kamis Jam 22.30. kalau
Kompas TV sifatnya pencarian bakat, di Metro TV bentuknya benar-benar show.
Di acara ini beberapa Comic tampil selama beberapa menit, bergantian dengan
yang lain. Agus Mulyadi, yang merupakan Manajer Produksi dan Kreatif Metro
TV sudah sejak lama ingin membuat acara TV Stand Up Comedy, tahun 2010, dia
pernah datang ke Twivate Concert sadaya dan menonton saya Stand Up. Tahun
ini, akhirnya terealisasi. Karena, akhirnya para comic punya tempat untuk
menunjukkan kemampuannya dan kelihatannya, Stand Up Comedy akan jelas
segera menjadi sebuah profesi.
7) Raditya Dika
Dika Angkasaputra Moerwani atau yang biasa dikenal dengan nama
Raditya Dika adalah seorang penulis asal Indonesia. Di Indonesia Raditya Dika
dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Tulisan – tulisan itu berasa dari blog
pribadinya kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan
yang masuk dalam best seller. Buku tersebut menamilkan kehidupan Raditya
Dika saat kuliah di Australia.
Raditya Dika sukses menjadi penulis dengan keluar dari arus utama. Dia
tampil dengan genre baru yang segar. Yang membuat beda dari penulis lainnya
adalah ide nama “binatang” yang selalu ia pakai dalam setiap bukunya. Dari buke
37
pertama hingga terbaru, semua judulnya mengandung nama binatang, bagi Radit
ini adalah selling point- nya. Menurutnya yang perlu dilakukan adalah terus
berekreasi dan bertindak kreatif. Baginya adalah kompetisi yang ada adalah kunci
berinovasi. Tekanan competitor bisa menjadi motivasi untuk terus memberikan
ide – ide baru dan menggali kemampuan.59
Sehingga saat ini, Raditya Dika adalah nama dengan pengaruh terbesar
dalam Stand Up Comedy di Indonesia. Ada yang bilang, karena banyaknya Comic
yang gayanya mirip Radit, jadi ada genre sendiri namanya Raditisme. Radit dan
pengaruhnya di Internet yang dengan cepat menyebarkan Stand Up Comedy
secara luas lewat bukan hanya video Youtube milik di, tapi juga video Youtube
lainnya. Untuk saat ini, Radit adalah orang yang benar – benar belajar tentang
Stand Up Comedy. Waktu dia kuliah di Australia, dia pernah ikutan seperti short
course tentang Stand Up Comedy. Bahan tersebut membuat dia jadi sumber ilmu
yang tepat untuk siapapun yang ingin belajar. Sekarang, dia nama terbesar yang
dimiliki Stand Up Comedy Indonesia.
Itulah, 7 nama yang tidak terlepaskan dari Stand Up Comedy di Indonesia.
Dulu Stand Up Comedy kurang mendapat respon dari masyarakat, mungkin pada
saat itu masyarakat cenderung lebih menyukai komedi yang berbentuk drama dua
orang atau lebih daripada Stand Up Comedy. Namun sekarang Stand Up Comedy
hadir untuk memberi alternatif hiburan di tengah semaraknya hiburan komedi
yang kelihatannya hanya “begitu – begitu saja”.
59
http://id.wikipedia.org/wiki/Raditya_Dika, (Diakses pada hari Jumat Tanggal 1 April
2016. Pukul 2:43).
38
Sejak kemunculan Stand Up Comedy di Indonesia pecinta Stand Up
Comedy mengambil bagian dengan membentuk komunitas pecinta Stand Up
Comedy. Di Indonesua kita kenal dengan Stand Up Comedy Indonesia (twitter
account: @standupindo). Stand Up Indo adalah sebuah komunitas yang didirikan
oleh beberapa orang yang sebelumnya sudah memiliki ketertarikan dengan dunia
Stand Up Comedy. Sebut saja Ernest Prakasa dan Ryan Adriandhy adalah dua
orang yang dipertemukan dalam audisi Stand Up Comedy Indonesia yang
diselenggarakan oleh Kompas TV. Mereke yang kemudian menjadi finalis acara
ini berpikir bahwa mereka mebutuhkan wadah untuk berlatih mempersiapkan diri
untuk menghadapi ajang ini. berawal dari pertemanan di jejaring sosial akhirnya
mereka melibatkan Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dika dan seorang penulis
humor Isman H. Suryaman untuk mendirikan komunitas ini. sebagai informasi
sebelum komunitas ini terbentuk Pandji dan Raditya Dika sudah lebih dulu
dikenal aksi – aksi Stand Up Comedy – nya melalui video yang mereka unggah
sendiri di kenal Youtube Mereka.60
60
Pandji Nugroho, Potret Stand Up Comedy: Strategi Menjadi Comedian Handal,
(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2011), hal. 60-64.
40
BAB III
PROFIL DZAWIN NUR IKRAM
A. Profil Dzawin Nur Ikram
Dzawin Nur Ikram adalah sosok pribadi yang kenal dengan jiwa sosial.61
Lahir di Bogor pada tanggal 22 Agustus 1991, akrab disapa dengan Dzawin.
Mulai meminati bidang dakwah sejak ia masih sekolah di Pondok Pesantren
Latansa, dan sering mewakili pondok pesantrennya untuk ikut serta dalam lomba
berdakwah. Yang paling membanggakan adalah pada tahun 2007, Dzawin
berhasil menjadi memperoleh peringkat 2 dalam lomba dakwah se-Provinsi
Banten yang diikuti oleh 35 orang peserta.62
Keluarga Dzawin dari kalangan yang biasa-biasa saja. Ayah Dzawin
bernama Bapak Kosasih dan ibundanya bernama Ibu Rosmaini63
, ayahnya sudah
meninggal dunia, sejak Dzawin kecil, sedangkan ibunya berprofesi sebagai guru
mengaji dan guru agama Islam di suatu sekolah. Menurut Bachrul, adik kelasnya
sewaktu di Pondok Pesantren, Dzawin adalah sosok kaka kelas yang pantas
menjadi panutan dan menginsipirasi karena sikapnya yang baik dan mempunyai
rasa perduli yang tinggi dengan lingkungan sosial sekitarnya.64
Setelah lulus dari Pondok Pesantren Latansa, Dzawin melanjutkan
pendidikan perguruan tinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta fakultas
61
Wawancara Pribadi dengan Bachrul, Pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus
UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan. 62
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan. 63
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan. 64
Wawancara Pribadi dengan Bachrul, Pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus
UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan.
41
Tarbiyah, jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Karena cita-citanya yang ingin
menjadi guru, dan suka berbicara di depan umum serta ingin mengikuti jejak sang
ibu yang berprofesi sebagai guru.
Di masa kuliahnya ia menemukan hal baru tentang berbicara di depan
orang banyak, dan kali ini diluar dari kebiasaanya berdakwah sewaktu ia
pesantren dulu, yaitu dunia stand up comedy. Ia mulai mengawali karir sebagai
comica berawal dari coba-coba mengisi acara stand up comedy yang diadakan
oleh organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang digelutinya, dan
dalam acara tersebut Dzawin berhasil membuat para penonton tertawa dengan
lelucon yang dia bawakan di atas panggung.65
Setelah berhasil dalam penampilannya tersebut, Dzawin mulai menyukai
pertunjukan komedi tunggal ini. kemudian, ia tertarik untuk belajar stand up
comedy lebih dalam lagi. Namun, pada awal perjalannya di dunia stand up
comedy, ia mendapat pengalaman buruk. Dzawin diundang untuk mengisi acara
ulang tahun Fakultas Adab dan Humaniora. Saat itu, tidak satupun penonton yang
tertawa dengan penampilannya. “ Diliatin orang dari lantai 1 sampai lantai 7,
mereka nggak ada yang ketawa, disitu ngerasa down banget karena gagal ngelucu.
Itu adalah pengalaman bomb (penampilan yang tidak lucu dalam stand up
comedy) yang pertama yang bikin malu banget,” kenangnya.66
Karena penampilan yang sempat gagal itu, Dzawin sempat vakum dari
stand up comedy. Setelah satu tahun, Dzawin akhirnya mencoba memulai
65
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan. 66
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.
42
kegiatan stand up comedy dengan bergabung di berbagai komunitas. Dzawin
bergabung dengan berbagai komunitas stand up comedy, seperti stand up comedy
Depok, Serpong dan sekarang bergabung di Komunitas Stand Up Comedy Bogor
dan Stand Up Comedy UIN Jakarta.
Setelah menjajaki beberapa komunitas, Dzawin mulai berani tampil
mengikuti ajang pencarian bakat Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 4 di
Kompas TV pada tahun 2014 lalu. Dzawin mengikuti audisi tersebut di Bandung.
Dari banyaknya kontestan yang mengikuti ajang pencarian bakat tersebut, hanya
45 finalis yang mendapat golden ticket, dan berhasi meraih juara 3.
Pada awalnya, Dzawin mencoba stand up comedy hanya mengikuti
omongan orang lain, yang penting lucu. Tetapi sekarang, ia mulai berpikir ketika
diberi waktu untuk berbicara harus ada pesan penting yang harus disampaikan.
Dan sampai saat ini ia masih sering tampil di berbagai acara stand up comedy baik
yang disiarkan di TV maupun juga yang tidak disiarkan di Televisi. Bebebapa
prestasi-prestasi yang sudah Dzawin torehkan selama hidupnya diantaranya:
B. Karya-Karya dan Karir Dzawin Nur Ikram
Prestasi:
1. Juara 2 lomba dakwah Tingkat Provinsi Banten pada tahun 2007
Acara lomba dakwah tersebut, ia ikuti untuk mewakilin Pondok
Pesantrennya sewaktu ia masih menjadi santri, ia sangat suka untuk berbicara di
depan orang banyak. Dan berkat hobi berdakwahnya tersebut, ia berhasil
memenangkan juara 2 dari 35 peserta.
43
2. Juara 3 Lomba Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 4 di Kompas TV pada
tahun 2014
Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 4 yang disiarkan di Kompas TV,
adalah ajang kompetisi stand up comedy yang diikuti oleh pelawak tunggal
berbakat melalui hasil seleksi dari seluruh wilayah di Indonesia yang
diselenggarakan oleh Kompas TV setiap tahun. Dan Dzawin mengikuti audisi ini,
di kota Bandung pada tahun 2014, dan dari audisi tersebut hanya 45 orang yang
berhasil mendapat golden ticket, dan setelah melalui berbagai tahap Dzawin
berhasil meraih juara 3 SUCI 4 Kompas TV.
3. Juara 1 Kompetisi Stand Up Comedy Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta
Kompetisi stand up comedy ini diselenggarakan oleh Dewan Mahasiswa
Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakart, diikuti oleh 40 orang. Dan
dalam kompetisi ini Dzawin berhasil memperoleh juara 1.
4. Juara 3 Kompetisi Stand Up Comedy Pesta Media pada tahun 2014
Acara kompetisi ini, diadakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang
digelar setiap tahun. Ada berbagai acara dalam pesta media ini, termasuk di
dalamnya kompetisi stand up comedy. Kompetisi ini diikuti oleh berbagai
kalangan mulai dari jurnalis, mahasiswa, comica, blogger, pemerhati media, dan
umum. Dan dalam kompetisi ini Dzawin berhasil memenangkan juara 3.
5. Juara 2 Kompetisi Stand Up Comedy XL Competition pada tahun 2015
Kompetisi ini diadakan oleh perusahaan XL pada tahun 2005 dan
diikutsertakan sebanyak 50 peserta dan Dzawin berhasil memperoleh juara 2
dalam kompetisi ini.
44
6. Harapan 2 Kompetisi Stand Up Comedy Piala BI 2013
Piala BI adalah acara kompetisi yang diadakan oleh Bank Indonesia, dan
pada tahun 2013 Piala BI mengadakan kompetisi di bidang stand up comedy dan
diikuti oleh 120 peserta.
Acara Televisi:
1. Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 4, Kompas TV 2014
Dalam acara ini Dzawin menjadi peserta dalam kompetisi stand comedy yang
diikuti oleh peserta dari berbagai kota, dan ia berhasil menjadi juara 3 dala
kompetisi ini.
2. SUPER, Kompas TV sejak Agustus 2014
SUPER adalah acara stand up comedy show yang disiarkan di Kompas TV,
yang isinya penampilan dari tiga comica untuk tampil stand up dalam acara
tersebut.
3. SUCI Playground, Kompas TV 2015
Acara ini adalah acara yang menampilkan para comedian yang berasal dari
jebolan Stand Up Comedy Indonesia, untuk menghibur para penonton dengan
materi lawakannya yang ditampilkan dengan stand up comedy.
4. Comic Story, Kompas TV 2015
Comic story adalah acara serial komedi situasi yang tayang di Kompas TV.
Serial komedi ini berbeda dari serial komedi lainnya karena menampilkan pemain
yang sebagian besar merupakan pelawak tunggal atau komika terbaik jebolan
kompetisi nasional di Indonesia.
45
Pengalaman Narasumber/ Bintang Tamu Stand Up Comedy TV:
1. Program Sebelas Dua Belas di Trans 7 pada tahun 2015
2. Program Stand Up Comedy Akademi 14 besar di Indosiar 2016
3. Program Stand Up Comedy akademi 16 besar di Indosiar 2016
4. Program Negeri ½ Demokrasi di TV One 2014
5. Program Stand Up Comedy Show di Metro TV 2015
Karya-Karya:
1. Menggelar Tour Stand Up Comedy 18 kota bertema Rule of Three
Tour stand up comedy ini diadakan di 18 kota di Indonesia dan diisi oleh
comica yang berhasil menjadi juara di kompetisi Stand Up Comedy Indonesia
di Kompas TV. Comica tersebut adalah Dzawin Nur Ikram, David, dan Abdur.
Dengan tampil masing-masing di atas panggung dengan durasi 40 menit untuk
menghibur masyarakat setempat.
2. Menulis Buku Stand Up Comedy
Buku ini bercerita tentang pengalaman Dzawin selama di Pondok Pesantren,
dan buku ini merupakan sebuah buku nonfiksi.
3. Tour Stand Up Comedy “Di Balik Tawa” yang digelar di 10 kota
4. Membuat Youtube Chanel
Dalam konteks berdakwah melalui stand up comedy, Dzawin adalah
comica yang baik. Dan bisa dibilang jika Dzawin berdakwah melalui stand up
comedy dapat efektif untuk anak muda zaman sekarang yang lebih tertarik
menonton acara stand up comedy daripada acara dakwah di Telivisi.67
Dalam
67
Wawancara Pribadi dengan Fidi, pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus
UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.
46
melakukan stand up comedy, Dzawin awalnya belum berniat untuk berdakwah.
Tetapi ia berpikir ketika ia bias berbicara di depan orang banyak bahkan melalui
Televisi nasional, kenapa ia harus berbicara hanya untuk melucu. Akhirnya
Dzawin termotivasi harus ada pesan yang disampaikan dan bermanfaat bagi orang
lain.68
68
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.
47
BAB IV
RETORIKA DAKWAH DZAWIN NUR IKRAM
DALAM STAND UP COMEDY
A. Retorika Dzawin Nur Ikram dalam Mengemas Materi Dakwah melalui
Stand Up Comedy
Retorika pada awalnya berkaitan dengan persuasi, sehingga retorika adalah
seni penyusunan argumentasi dan pembuatan naskah pidato. Persuasi dapat
diartikan sebagai metode komunikasi berupa ajakan, permohonan, atau bujukan
yang lebih menyentuh emosi, yaitu aspek afeksi dari manusia.
Menurut Dzawin, retorika adalah setiap ungkapan atau gaya seni berbicara,
setiap mubaligh atau orator ketika dia menyampaikan pesan kepada penontonnya
yang menjadi sasaranya sehingga mereka dapat mencerna dengan baik dan apa
yang orator sampaikan menyebabkan pendengarnya menjadi merasa mendapat
ilmu. Kemudian penonton bisa memetik hikmahnya kemudian termotivasi untuk
mengamalkannya, karena daya tarik dari retorika yang disampaikan orator
tersebut telah tepat pada sasarannya.
Kepandaian seseorang dalam berbicara dapat merubah jalan pikiran orang
lain ke dalam perbuatan yang lebih baik sesuai yang dikehendaki merupakan
suatu kepandaian berbicara. Dalam berdakwah, seorang da‟i juga dituntut agar
memahami betul apa yang diinginkan oleh mad‟u agar dakwah yang disampaikan
benar-benar sampai kepada masyarakat sehingga dapat merubah jalan pikiran
orang lain kepada ajaran yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam. Seni
48
berbicara yang baik akan memudahkan kepada pendengar untuk menerima dan
mememahi apa yang disampaikan oleh seseorang.69
Menurut Aristoteles, ada tiga cara untuk mempengaruhi orang lain dalam
retorika yaitu:
a. Ethos : anda harus bisa dan sanggup menunjukan pada khalayak bahwa
anda memiliki pengetahuan yang luas dan status yang terhormat.
b. Phatos : anda mampu menyentuh hati, khalayak (perasaan, emosi,
harapan, kebencian dan kasih sayang mereka).
c. Logos : anda harus meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti. Pada
situasi ini anda harus mendekati khalayak melalui otak atau pola pikir
mereka.
Melihat dari tiga aspek tersebut, Dzawin telah melakukan ketiganya untuk
mempengaruhi orang lain dalam retorika. Dimulai dari Ethos, Dzawin bisa dan
sanggup menunjukan pada khalayak bahwa ia memiliki pengetahuan yang luas
dan status yang terhormat di bidang stand up comedy. Dimulai dengan Dzawin
yang mengawali penampilan perdananya di sebuah acara kampusnya, kemudian
Dzawin berhasil menarik perhatian teman-teman kampusnya dengan
penampilannya.
Setelah mengawali karir stand up comedy nya di kampus dan mengikuti
banyak komunitas stand up comedy seperti Stand Up Comedy Depok, Serpong,
Stand Up Comedy Bogor dan Stand Up Comedy UIN Jakarta. Dzawin
memberanikan mengikuti ajang pencarian bakat Stand Up Comedy Indonesia
69
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.
49
(SUCI) 4 di Kompas TV pada tahun 2014 lalu. Dzawin mengikuti audisi tersebut
di kota Bandung, dan dari banyaknya kontestan yang mengikuti ajang pencarian
bakat tersebut, hanya 45 finalis yang mendapat golden ticket, dan dari 45 finalis
tersebut Dzawin berhasil meraih juara 3 di SUCI 4.70
Dan sejak saat itu, sampai sekarang ia masih sering tampil dan diundang di
berbagai acara stand up comedy baik yang disiarkan di TV maupun juga yang
tidak disiarkan di Televisi. Dan Dzawin berhasil meyakinkan masyarakat bahwa
beliau mempunyai ethos dalam penampilan stand up comedy nya.
Kemudian dari segi phatos, Dzawin mampu menyentuh hati dari
(perasaaan, emosi, harapan, kebencian dan kasih sayang) dari penonton yang
menyaksikan stand up comedy nya. Dimulai dari para juri Stand Up Comedy
Indonesia yang sangat menyukai materi stand up nya yang berbau Islam dan
Pondok Pesantren sehingga ia mempunyai julukan “Komika Syariah” yang
diberikan oleh para juri.71
Selain itu, Dzawin juga berhasil membuat teman yang bernaung di dalam
satu komunitas Stand Up UIN Jakarta menjadikannya panutan di dalam stand up.
Karena bukan hanya untuk melucu, Dzawin selalu memasukkan pesan penting di
dalam stand up nya. “Stand up nya Dzawin itu lucu dan bergizi. Bergizi karena
ada pesan penting yang disampaikan di dalam stand up nya” ucap fidi salah satu
teman Dzawin dalam komunitas Stand Up Comedy UIN Jakarta.72
70
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan. 71
(STAND UP DZAWIN LAPmi) 72
Wawancara Pribadi dengan Fidi, pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus
UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.
50
Fidi berpendapat bahwa ia sangat suka dengan penampilan stand up Dzawin,
karena Dzawin dapat stand up seakan-akan sedang mengobrol dengan
penontonnya sehingga penonton dapat tertawa dan terbawa suasana dalam
penampilannya.73
Dan ia selalu mudah menangkap pesan penting yang
disampaikan oleh Dzawin ketika Dzawin tampil di atas panggung. Menurutnya,
cara Dzawin menyampaikan pesan dakwah melalui stand up adalah cara yang
dangat efektif untuk anak muda zaman sekarang yang lebih sering menonton acara
seperti stand up comedy daripada acara ceramah dari ustad.
Lalu dari segi Logos, Dzawin dapat mempengaruhi khalayak dengan ilmu
dan pola pikir yang ia miliki. Dari latar belakang pendidikannya yang berasal dari
lulusan Pondok Pesantren Latansa di Banten dan sekarang menjadi mahasiswa di
Universitas Islam Negeri Jakarta, Dzawin sering memasukkan pesan-pesan
dakwah di dalam penampilan stand up nya. Mulai dari tentang kehidupan di
dalam pesantren sampai dengan tentang ajaran-ajaran agama Islam yang ia
pelajari selama menjadi santri di Pondok Pesantren.
1. Model Retorika Dzawin Nur Ikram
Seni berbicara merupakan rasa atau warna yang melengkapi setiap kata yang
terlontar dalam berkomunikasi, sehingga setiap tutur kata yang keluar dari lisan
menjadi indah untuk didengar bagi siapa saja yang mendengarkannya.
Mengenai pembagian bentuk retorika P. Dori Wuwur Hendrikus membagi ke
dalam 3, yaitu:
a. Gaya retorika monologika atau monolog. Seni berbicara secara monolog
dimana hanya ada seorang saja yang berbicara, dalam model komunikasi
73
Wawancara Pribadi dengan Fidi, pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus
UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.
51
ini biasanya terjadi dalam proses pidato yang bersifat satu arah, sebab
hanya satu orang yang berbicara (komunikator), dan yang lain hanya
sebagai pendengar (komunikan).
b. Dialogika, seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau lebih
berbicara mengambil bagian dalam suatu proses pembicaraan. Gaya
retorika ini biasanya memang jarang ditemui dalam acara-acara pidato
atau orasi politik yang dihadiri banyak orang (massa) di sebuah lapangan
terbuka.
c. Pembinaan teknik berbicara. Efektifitas monologika dan dialogika
tergantung pada teknik bicara. Bahkan teknik bicara ini menjadi syarat
penting dalam retorika. Mulai dari bagaimana cara ia mengatur
pernafasan, teknik membina suara dan berbicara. Semua harus
diperhatikan dan diatur agar bicaranya bias menjadi efektif.
Dari ketiga pengertian di atas retorika yang digunakan Dzawin Nur Ikram
adalah Monologika karena pemakaian gaya retorika seperti ini penampilan stand
up comedy Dzawin dapat berjalan dengan baik. Dan penonton dapat lebih paham
apa dan apa yang disampaikan lebih dapat menyerap pesan dakwahnya. Karena
pembicara hanya ada satu orang maka penonton akan lebih terfokus kepadanya.
Berbeda dengan Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Retorika Modern, beliau
membagi retorika menjadi 3 bentuk yaitu:
d. Informatif
Pidato informatif, seperti namanya, bertujuan untuk menyampaikan informasi.
Pidato informatif merupakan upaya untuk menanamkan pengertian. Karena itu,
secara keseluruhan, pidato informatif harus jelas, logis, dan sistematis.
52
e. Persuasif
Pidato persuasif adalah pidato yang memiliki tujuan untuk menarik perhatian,
meyakinkan dan menyentuh atau menggerakkan hati pendengarnya untuk
mengikuti apa yang disampaikan oleh orator.
f. Rekreatif
Pidato rekreatif adalah pidato yang bertujuan untuk menggembirakan,
melepaskan ketegangan, menggairahkan suasana atau sekedar memberikan
selingan yang enak setelah rangkaian acara yang melelahkan. Pidato rekreatif
tidak selalu melucu. Orator dapat menceritakan pengalaman yang luar biasa,
eksotik, atau cerita yang aneh tetapi nyata atau aneh tetapi tidak nyata.
Dilihat dari pengertian di atas, retorika yang digunakan Dzawin dalam
stand up comedy masuk ke dalam bentuk retorika rekreatif. Karena di dalam
penampilannya Dzawin bertujuan untuk membuat penonton terhibur dengan
membawakan cerita-cerita atau pengalaman yang dialami olehnya, seperti
menceritakan pengalaman pribadinya selama ia menjadi santri di Pondok
Pesantren dan dikemas menjadi sebua cerita yang lucu dan ia bawakan dalam
stand up comedy.
2. Penerapan Retorika dalam Stand Up Comedy Dzawin Nur Ikram
Penerapan stand up comedy yang efektif menurut Dzawin, yaitu dengan
mengetahui peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi saat ini atau dapat dikatakan
hal-hal yang sedang banyak dijadikan pembicaraan saat ini karena ini sesuatu
yang faktual dan akurat menjadi sebuah bahan retorika.
53
Menurut Dzawin bahwa dalam stand up ada faktor-faktor atau aspek dalam
stand up comedy yaitu lucu dan bermanfaat. Menurut Dzawin retorika dengan
stand up comedy juga sangat berhubungan karena stand up comedy adalah untuk
berbicara yang bertujuan untuk menghibur penonton dan retorika adalah sebagai
alat untuk bagaimana stand up comedy itu menjadi enak dan nyaman untuk
didengar dan dipahami oleh penonton. Saat stand up comedy seorang comica
harus memiliki seni dan gaya penyampaian maka disitulah retorika berperan untuk
keberhasilan stand up comedy itu sendiri.74
Penerapan retorika sangat penting demi menunjang keberhasilan dalam stand
up comedy. Penerapan retorika harus tepat pada tujuan dan sasaran mengingat
bervariasinya tingkat kesadaran dan kemampuan daya nalar masyarakat. Dalam
pelaksanaan retorika dakwah dengan stand up comedy Dzawin mempersiapkan
tahapan-tahapan, seperti menguasai dan menentukan topik yang akan dibahas, dan
penyampaian dengan gaya bahasa yang baik,serta bagaimana humor yang
membangunkan suasana penonton. Untuk memudahkan penulis dalam melakukan
jawaban terhadap penerapan retorika dakwah dalam stand up comedy yang
Dzawin gunakan, maka penulis membaginya dalam beberapa langkah, yaitu:
a. Di awal penampilan stand up comedy
Di awal penampilannya, Dzawin menyapa penonton dengan mengucapkan
salam terlebih dahulu dengan intonasi yang lumayan cepat sambil mengangkat
tangannya ke atas, setelah itu dilanjutkan dengan menanyakan kabar penonton
seperti berikut:
74
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.
54
“ya assalamualaikum, ini gimana kabarnya pada sehat ya? Alhamdulillah
Sehat kan? Sehat yaaaaa.”
Hampir di semua penampilan stand up comedy Dzawin melakukan salam
yang sama setiap mengawali penampilannya di atas panggung.
b. Pertengahan penampilan stand up comedy
Setelah mengawali penampilannya dengan menyampaikan salam dan
menyapa penonton, Dzawin menyampaikan materi dakwahnya melalui stand up
ccomedy kepada penonton sesuai dengan tema yang sudah ia tentukan. Seperti
berikut:
“ Kalo menurut gua penyakit itu bisa dibagi menjadi dua ya, yang pertama
penyakit fisik terus yang ke dua penyakit hati. Penyakit fisik itu bisa diobati
dengan obat-obatan, tapi sedangkan penyakit hati itu tidak bisa diobati dengan
amoxilin, parasetamol, alkohol, revanol,bahenol hmmm ga bisaaaa. penyakit
fisik itu ga bisa bikin kita masuk neraka, tapi penyakit hati sudah pasti bisa bikin
kita masuk neraka. Ga ada kan, orang ga jadi masuk surga karna punya panu di
pahanya.
iya penyakit hati salah satunya yaitu dengki. Dengki yaitu seneng ngeliat
orang lain susah, susah banget ngeliat orang lain lagi seneng. Liat orang lain
beli mobil baru “hemmm paling juga hasil korupsi”, liat orang beli motor baru
“yah paling juga boleh kredit”, liat tetangga punya istri baru “ah paling juga
second” hahaha ga boleh ya.
Dalam penampilannya, Dzawin menggunakan pemilihan bahasa yang
mudah dipahami dan dicerna oleh penonton. Menurut Dzawin seorang comica
55
harus cerdas dalam menata bahasa, memilih kata yang digunakan, serta
mengemasnya dengan sangat menarik sehingga penonton mau dan dengan mudah
menangkap pesan yang disampaikan oleh comica. Dalam dalam retorika, bahasa
lisan harus menggunakan kata-kata yang jelas, tepat, dan menarik.75
Sedangkan dalam penampilannya saat Dzawin dakwah melalui stand up
comedy, Dzawin selalu memperhatikan beberapa hal yaitu:
a. Vocal
1) Volume Dzawin dalam menyampaikan dakwahnya melalui stand up
bersifat sedang karena sudah menggunakan sound system yang
memang sudah tentu bisa diatur tinggi dan rendahnya suara. Tidak
sering juga Dzawin menggunakan volume yang agak tinggi dengan
melihat banyaknya penonton yang hadir.
2) Artikulasi Dzawin sangat jelas dalam pengucapan kata dan kalimat
saat stand up comedy.76
b. Fisik
1) Pose Dzawin sangat sederhana dan tenang saat penampilan stand up
nya. Dari segi penampilan, Dzawin menggunakan pakaian sesuai
tempat yang ia hadiri. Ketika acara tersebut santai, Dzawin hanya
menggunakan kaos dan celana jeans panjang. Namun ketika acaranya
formal Dzawin memakai kemeja atau baju koko serta celana panjang.
75
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan. 76
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.
56
2) Gesture (bahasa tubuh) Dzawin tidak berlebihan. Saat tampil stand
up Dzawin menggunakan bahasa tubuh sesuai dengan apa yang
disampaikan, karena bukan hanya dalam penggunaan bahasa, namun
bahasa tubuh menjadi pelengkap untuk menekankan pokok-pokok
tertentu.
3) Mimik Dzawin yang selalu ditampilkan adalah senyuman dengan
penuh keceriaan yang bersahabat. Karena saat tampil di atas
panggung seseorang harus menampilkan keceriaan untuk
menghidupkan suasana penonton.
Dalam menyampaikan stand up comedy, Dzawin selalu menggunakan
bahasa yang sederhana dan mudah dicerna oleh penonton. Sehingga apa yang
disampaikan dapat diambil pesannya secara langsung oleh penonton.
c. Di akhir penampilan stand up comedy
Setelah sukses di atas penggung stand up comedy, Dzawin menutup
penampilannya dengan memberikan salam dan membungkuk seraya melambaikan
tangan. Sambil mengatakan “ Nama gua Dzawin, Assalamualaikum Wr. Wb” dan
diiringi oleh tepuk tangan penonton.
B. Isi Pesan Dakwah Dzawin Nur Ikram
Penggunaan materi dakwah saat stand up comedy sebenarnya hanya
sebagai pelengkap saja. Tanpa materi dakwah sebenarnya isi stand up comedy
tetap mempunyai daya tarik yang kuat untuk penonton, jadi materi dakwah itu
bersifat sisipan, boleh ada atau tidak. Kembali lagi kepada karakter dan ilmu
57
pengetahun yang dimiliki oleh comica itu sendiri. Yang terpenting penonton
mendengarkan dan meresapi pesan yang disampaikan oleh comica dengan baik.
Menurut Dzawin, memasukkan materi dakwah di dalam stand up comedy
itu adalah hal yang cukup penting dalam penampilannya. Karena dia termotivasi
bukan hanya membuat penonton tertawa dan terhibur saja, melainkan ketika
penonton selesai menyaksikan penampilan stand up nya penonton dapat memetik
pelajaran dari apa yang disampaikan oleh Dzawin di atas panggung. Karena
sebenarnya apabila kita menyampaikan pesan dakwah terlalu serius maka akan
menciptakan suasana yang bisa membuat penonton bosan.77
Setiap muslim mempunyai kewajiban untuk menyampaikan dakwah kepada
muslim lainnya seperti Dzawin mengatakan “Ketika saya diberi kesempatan
beberapa menit, saya berpikir kenapa saya tidak menyapaikan sesuatu yang lebih
bermanfaat di dalam stand up comedy. Untuk itu ya saya termotivasi untuk
menyampaikan hal yang baik, sampaikanlah walau hanya satu ayat”.78
Untuk itu
dibeberapa penampilannya Dzawin menyelipkan pesan dakwah di dalam
penampilannya.
Dakwah menurut Dzawin adalah mengajak, menghimbau dan menganjurkan
manusia kepada kebaikan dan bagaimana kita mampu mensyiarkan walaupun
hanya satu ayat yang kita punya dengan menyampaikannya dengan baik. Dimulai
dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat agar senantiasa menjalankan perintah
Allah dan menjauhkan larangannya.79
77
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan. 78
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan. 79
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.
58
Adapun metode dakwah yang Dzawin gunakan lebih sering menggunakan
metode maui’zatul hasanah yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat
yang baik atau menyampaikan ajara-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang
sehingga nasihat dan ajaran Islam yang ia sampaikan itu dapat menyentuh hati
penonton.
Lalu tujuan dakwah sendiri menurut Dzawin salah satunya yaitu Amar ma‟ruf
Nahyi Munkar, pada intinya mengajak untuk ke jalan taqwa dan juga
memberikan penjelasan tentang hak dan batil. Dan tujuan Dzawin adalah untuk
menjadi motivator masyarakat dan mengajak untuk senantiasa menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarangNya.80
Dzawin menyatakan bahwa perkembangan dakwah saat ini sebenarnya sudah
sangat berkembang pesat terlebih di dukung dengan media-media komunikasi
yang terbuka untuk menyiarkan agama Islam, jadi tidak ada alasan bagi seseorang
untuk tidak menyampaik suatu risalah. Jika seseorang tidak mampu melakukan
dakwah dengan lisan maka berpeluang menyampaikan dakwah tersebut melalui
media-media yang ada pada saat ini.81
Dzawin termasuk salah satu comica yang cukup konsisten untuk
menyampaikan sesuatu yang baik dan bermanfaat dalam penampilan stand up
nya. Salah satunya dengan menyelipkan unsur dakwah di dalam penampilannya.
Oleh karena itu dakwah dapat dilakukan dan dikenalkan oleh siapa saja melalui
pekerjaan setiap orang dibidangnya masing-masing. Demi tersyiarnya agama
Allah di muka bumi serta tegaknya “Amar ma’ruf Nahyi munkar”. Oleh karena
80
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan. 81
Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00
di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.
59
itu dakwah seharusnya dilakukan dengan baik agar isi dakwah itu dapat
tersampaikan dengan baik oleh pendengarnya.
Berikut adalah beberapa isi pesan dakwah yang Dzawin sampaikan melalui
penampilan stand up comedy nya:
1. Tentang Pentingnya Menutup Aurat
“cewek-cewek jaman sekarang itu percaya sama yang namanya produk-
produk kecantikan, biar keliatan cantik. Eh kata siapa mbak? Lagian mbak, kalo
mau cantik jangan pake produk kecantikan. Mbak ambil wudhu, mbak pake
jilbab, mbak cantik deh mbak. Emang mbak uang tidak mengalir, tapi pahalanya
mengalir mbak. Jaminannya bukan pesiar, tapi surga.”82
Dan di penampilannya yang lain ia berkata
“Jujur, waktu gua pertama kali keluar pesantren bingung pa arti fashion,
karena menurut gua pakaian itu ya yang penting harus menutup aurat terserah
mau bahannya jeans, spandek, lateks, baliho, poster, banner kek ya sama aja gitu.
Sekarang banyak banget cewek yang pake celana hotpants, supaya keliatan gaul.
Astaghfirullah sebenernya pake pakaian apa aja yaudah terserah karena yang
nilai pakaian kita itu cuma Allah, asiiik….”83
Melihat dari materi tersebut, Dzawin memberitahukan kepada penonton
betapa pentingnya menutup aurat. Betapa banyak perempuan yang kurang akan
kesadaran untuk menutup aurat, dan lebih mementingkan penampilan agar terlihat
gaul daripada terlihat baik di mata Allah. Padahal jelas sekali dalam Al-Qur‟an
Surat Al-A‟raf ayat 26:
82
https://www.youtube.com/watcah?v=Mg1YJW12WHk&spfreload=10. Diakses pada
hari Juma‟at, 4 Maret 2016 Pukul 19:00. 83
https://www.youtube.com/watch?v=pKBA2WmhTvc. Diakses pada hari Jumat, 4
Maret 2016 pukul 19:00.
60
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan
pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat” (QS. Al-
A‟raf:26)
Di dalam ayat tersebut, menghimbau kepada umat manusia untuk menutup
aurat dengan pakain. Karena sebaik-baiknya pakaian adalah takwa kepada Allah
SWT. Yaitu melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kemudian bagi wanita tidak boleh memperlihatkan bagian tubuh selain telapak
tagan dan wajah. Rasulullah pernah bersabda :
“Sesungguhnya wanita jika sudah baligh maka tidak boleh nampak dari
anggota badannya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan ke muka dan
telapak tangan). (HR. Abu Dawud no.4104 dan Al-Baiqi no.3218).
2. Tentang Penyakit Hati
“ Kalo menurut gua penyakit itu bisa dibagi menjadi dua ya, yang pertama
penyakit fisik terus yang ke dua penyakit hati. Penyakit fisik itu bisa diobati
dengan obat-obatan, tapi sedangkan penyakit hati itu tidak bisa diobati dengan
amoxilin, parasetamol, alkohol, revanol,bahenol hmmm ga bisaaaa. penyakit
fisik itu ga bisa bikin kita masuk neraka, tapi penyakit hati sudah pasti bisa bikin
61
kita masuk neraka. Ga ada kan, orang ga jadi masuk surga karna punya panu di
pahanya.
iya penyakit hati salah satunya yaitu dengki. Dengki yaitu seneng ngeliat
orang lain susah, susah banget ngeliat orang lain lagi seneng. Liat orang lain
beli mobil baru “hemmm paling juga hasil korupsi”, liat orang beli motor baru
“yah paling juga boleh kredit”, liat tetangga punya istri baru “ah paling juga
second” hahaha ga boleh ya.
orang biasa kalo pergi liburan paling pergi ke pantai, ke gunung, ke tempat
rekreasi, sedangkan kalo orang dengki tinggal pergi ke pinggiran jakarta liat
orang susah bahagia dia. Ciieeeee rumahnya di pinggir kali, cieeee rumahnya di
samping rel, cieeee rumahnya di samping gua, yiahahaha sama-sama orang
susah”84
Dari materi stand up tersebut dapat dilihat bahwa Dzawin memberi tahu
kepada penonton bahwa penyakit hati adalah penyakit yang tidak baik dan tidak
dapat disembuhkan oleh obat apapun. Orang yang memiliki penyakit hati juga
akan masuk ke dalam neraka, karena penyakit hati adalah hal yang tidak boleh
dimiliki oleh seorang manusia.
Kemudian Dzawin juga menyebutkan contoh dari penyakit hati misalnya
adalah dengki. Dengki adalah perasaan senang melihat orang lain susah, dan
susah melihat orang lain senang. Dan hal ini dilarang oleh agama Islam seperti
diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhyallahu anhu ia berkata, Rasulullahu alaihi
wa sallam bersabda, “Kalian jangan saling mendengki, jangan saling najasy,
84
https://www.youtube.com/watch?v=ve6nFu9KrXc, Penyakit Hati Menyebabkan Masuk Neraka,
Diupload oleh Dzawin Ranger, Diakses pada 14 April 2016 Pukul 17:49 WIB.
62
jangan saling membenci, jangan saling membelakangi! Janganlah sebagian kalian
membeli barang yang sedang ditawar orang laing, dan hendaklah kalian menjadi
hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi
muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya. Takwa
itu disini-beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali-. Cukuplah keburukan bagi
seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap orang muslim, haram
darahnya, hartanya, dan kehormatannya”. (HR.Muslim 2564)
3. Tentang Sifat Riya
“riya itu kaya misalnya sekarang banyak kan cowok-cowok lagi jalan sama
pacarnya, terus ada pengemis dikasihlah uang sepuluh ribu terus ceweknya
bilang “kamu baik banget si sayang ngasih uang sepuluh ribu” iya nih ga ada
receh yuk jalan lagi yuk, eh udah jauh balik lagi minta kembalian sama
pengemisnya “mas, mas kembalianya mas” hahahaha
sesungguhnya riya itu adalah hal yang paling ditakuti oleh rosul. Rosul
pernah bersabda yang artinya sesungguhnya yang paling aku takutkan dari
umatku adalah syirik kecil atau riya. Karena riya itu bagaikan semut hitam,
berjalan di batu hitam di malam gelap gulita, gak keliatan. Susah ngeliatnya kaya
orang lagi di masjid ada pengumuman sodaqoh jariyah “ yak sumbangan berupa
karpet masjid dari bapak memet” ah riya tuh namanya ga boleh tuh namanya
pengen disebutin, “sumbangan berupa toa masjid dari bapak isqaq” ah ga boleh
tuh riya tuh. “sumbangan berupa uang satu juta rupiah dari hamba Allah” nah
gitu tuh harusnya ga usah disebutin, itu saya loh. Hahahahaha riya juga
jadinya”. 85
85
https://www.youtube.com/watch?v=ve6nFu9KrXc, diakses pada tanggal 15 April 2016
pukul 18:24 WIB.
63
Terlihat jelas bahwa dalam penampilan tersebut Dzawin menjelaskan tentang
sifat riya dan larangan berbuat riya lengkap dengan hadits dari Rasulullah SAW.
Dzawin juga memberikan contoh-contoh bagaimana sifat riya terjadi di
lingkungan masyarakat sehari-hari.
4. Tentang Menghindari Sifat Sombong
“Sekarang ini juga lagi ngetrend banget penyakit sombong ya. Sekarang
banyak banget orang beli hp lebih mengedepankan gengsi daripada fungsi ya.
Beli hp sampe 12 juta, itu kalo beli hp dua mending buat emak gua berangkat
umroh lebih bermanfaat.”86
Terlihat jelas disini, Dzawin menyampaikan bahwa sekarang ini orang
banyak yang bersifat sombong hanya demi mementingkan gengsi daripada fungsi.
Padahal jelas sifat sombong dilarang oleh Allah SWT, seperti yang tertulis di
dalam ayat Al-Qur‟an surat Al‟Araaf ayat 166 yang berbunyi:
Artinya : “Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang
mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera
yang hina” (QS: Al‟araaf: 166).
Di dalam ayat tersebut menjelaskan baggwa Allah tidak menyukai manusia
yang bersifat sombong. Dan derajat manusia yang sombong diibaratkan seperti
seekor kera yang hina dina.
5. Lebih Utama Bangun Malam Untuk Salat Tahajud Daripada Menonton Bola
86
https://www.youtube.com/watch?v=ve6nFu9KrXc, diakses pada tanggal 15 April 2016
pukul 18:24 WIB.
64
“ sekarang ini orang lebih suka bangun malam untuk nonton bola, daripada
solat tahajud. Bener kan? Gua pikir-pikir ini adalah banyak nya iklan yang
memicu kita untuk nonton bola ketimbang iklan yang memicu kita untuk solat
tahajud. Bener ga si? Ya ga? Emang disini ada yang pernah liat iklan tentang
tahajud? Masa ada iklan ekstra susu jahe untuk menemani solat tahajudmu
hehehe, atau jangan solat tahajud tanpa kacang garuda? Ga ada kaaaan?”87
Dari materi tersebut, Dzawin menyampaikan kepada penonton bahwa
sekarang ini, jarang orang yang bangun malam untuk salat tahajut. Orang lebih
mengutamakan bangun malam untuk menonton bola daripad salat tahajud.
Padahal nabi Muhammad SAW bersabda:
“Kerjakanlah shalat malam, karena shalat malam itu kebiasaan orang-orang
yang shaleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri
kepada Tuhan kalian, juga sebagai penebus pada segala kejahatan (dosa)
mencegah dosa serta dapat menghindarkan penyakit dari badan.” (HR.Imam
Tarmidji & Ahmad)
6. Pentingnya Salat Wajib
“Sebenernya yang paling ditunggu-tunggu pada saat bulan puasa yaitu hari
lebaran. Bener ga si hari lebaran? Biasanya tuh kalo hari lebaran, pagi-pagi itu
solat ied wuuuuu rame banget masjid. Bangun subuh-subuh setengah enam
langsung ke masjid, pake baju bagus, tapi ga solat subuh. Ini sebenernya yang
wajib sama yang sunah yang mana sih? Sebenernya yang wajib solat subuh, yang
sundah solat ied. Ini kenapa yang sunah dikerjain, yang wajib ketinggalan? Ya
87
https://www.youtube.com/watch?v=NGwU9hvTsGI, Antara Terbiasa dan Terpaksa.
Diakses pada tanggal 16 April 2016 pukul 19:20 WIB.
65
kan? Kalo solat ied dateng setengah enam solatnya dapet di depan, telat sedikit
dapet ditengah, telah lagi dapet di teras, telat lagi langsung pulang. Solat nya
udah selesai, hahahhaha.”88
Dari materi di atas, Dzawin menjelaskan bahwa orang terkadang lebih
mementingkan ibadah yang sunah daripada salat wajib. Adapun keutamaan sholat
diantaranya disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Abu Hurairah radhiyallahu
„anhu pernah mendengar Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
“Apa pendapat kalian bila ada sebuah sungai di depan pintu salah seorang
dari kalian, di mana dalam setiap harinya ia mandi di sungai tersebut sebanyak
lima kali, apa yang engkau katakan tentang hal itu apakah masih tertinggal
kotoran padanya?” Para sahabat menjawab, “Tentu tidak tertinggal sedikitpun
kotoran padanya.” Rasulullah bersabda, “Yang demikian itu semisal shalat lima
waktu. Allah menghapus kesalahan-kesalahan dengan shalat tersebut.” (HR. Al-
Bukhari no. 528 dan Muslim no. 1520)
88
https://www.youtube.com/watch?v=8qM0ADnMetQ, Gejala nge Blank. Diakses pada
hari Senin, 30 Juni 2016, pukul 14:45 WIB.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian skripsi ini dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan retorika dakwah dalam stand up comedy yang Dzawin gunakan
dibagi dalam tiga langkah, yaitu:
a. Di awal penampilannya, Dzawin menyapa penonton dengan
mengucapkan salam terlebih dahulu dengan intonasi yang lumayan cepat
sambil mengangkat tangannya ke atas, setelah itu dilanjutkan dengan
menanyakan kabar penonton.
b. Di pertengahan penampilan stand up comedy nya, Dzawin
menyampakian materi dakwahnya melalui stand up comedy kepada
penonton sesuai dengan tema yang sudah ia tentukan. Dengan pemilihan
bahasa yang mudah dipahami dan dicerna oleh penonton.
c. Selanjutnya dzawin mengakhiri penampilan stand up comedy nya dengan
memberikan salam dan membungkuk seraya melambaikan tangan kepada
penonton.
2. Dzawin termasuk salah satu comica yang cukup konsisten untuk
menyampaikan sesuatu yang baik dan bermanfaat dalam penampilan stand
up nya. Salah satunya dengan menyelipkan unsur dakwah di dalam
penampilannya.
3. Beberapa isi pesan dakwah yang disampaikan oleh Dzawin melalui stand up
comedy yaitu mengenai beberapa hal seperti sebagai berikut:
68
a. Pentingnya menutup aurat
b. Tentang penyakit hati
c. Buruknya sifat riya
d. Menghindari sifat sombong
e. Lebih utama bangun malam untuk salat tahajut daripada menonton bola
f. Pentingnya Salat wajib
B. Saran – Saran
Ada beberapa saran yang peneliti ajukan dalam pengembangan retorika
dakwah dengan stand up comedy yang Dzawin gunakan. Dalam hal ini penulis
mengajukan saran yakni:
1. Hendaknya cara penyampaian, gaya bahasa, dan bahasa tubuh yang
digunakan Dzawin di setiap tempat kegiatan stand up itu berbeda-beda agar
penonton tidak merasa bosan.
2. Hendaknya Dzawin selalu konsisten dan tetap istiqomah dalam menjalankan
dakwah islam melalui stand up comedy, dengan melakukan perbaikan secara
terus menerus, menjadi motivator untuk semua orang yang ingin berusaha
menjadi lebih baik.
3. Kepada segenap comica dan pembuat program acara stand up comedy agar
selalu mendukung program dan materi comica yang bersifat Islami dan berisi
pesan moral, serta pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Islam, Dakwah dam Politik. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002.
Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu , 2011.
Arifin, M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bumi Aksara, 1993.
Badruttamam, Nurul. Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher. Jakarta: Grafindo,
2005.
Bana, Hasan Al. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin. Surakarta: Era Inter
Media, 1998.
Champion, Dean J. Metode dan Masalah Penelitian. Bandung: Refika Aditama,
1998.
Damayanti, Dina. Strategi Dakwah Ustad Riza di Kalangan Remaja Masjid Al-
Ikhlas Bintaro Sektor Sembilan. jakarta: Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2015.
Effendi, Onong Uchana. Filsafat Komunikasi. Bandung : Cutra Aditia Bakti,
2003.
Hasanuddin, A.H. Rhetorika Dakwah dan Publisistik dalam kepemimpinan.
Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1982.
Hendrikus, P. Dori Wuwur. Retorika. Jakarta: CV. Firdaus, 1993.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba
Humanika, 2012.
Ismail, A. Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Qutub. Jakarta: Pemadani, 2006.
Israr, M.H. Retorika dan Dakwah Islam di Era Modern. Jakarta: CV. Firdaus,
1993.
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Utama, 1984.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 2005.
Mubarok, Ahmad. Dakwah Islam. Bogor: Thariqul Izzah, 2002.
Mulkham, Abdul Munir. Idiologi Gerakan Dakwah. Yogyakarta: Sipress, 1996.
Munir, M. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2000.
Nugroho, Pandji. Potret Stand Up Comedy: Strategi Menjadi Comedian Handal.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2011.
Papana, Ramon. Kiat Tahap Awal Belajar Stand Up Comedy Indonesia Kitab
Suci. Jakarta: Media Kita, 2012.
Pragiwaksono, Pandji. Merdeka Dalam Bercanda. Jakarta: Bentang, 2012.
Putra, Ari Pratama. Retorika Dakwah K.H. Ahmad Damanhuri di Depok. Jakarta:
Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta,
2011.
Rakhmat, Jalaluddin. retorika Modern: Pendekatan Praktis. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1998.
Ratna, Nyoman Kuta. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Rosydy, T.A Latief. Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi. Medan:
PT. Firma Rinbow, 1939.
Saputra, Wahiddin. Pengantar Ilmu Dakwah . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011.
Saputra, Wahidin. Retorika Dakwah Lisan (Teknik Kitabah). Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2006.
Shihab, Quraish. Membumikan Al-Quran Fungsi Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat. Bandung: Mizan, 1999.
Sixmansyah, Leiza. Retorika Dakwah K.H. Muchammad Syarif Hidayat. Jakarta:
Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta,
2014.
Suparta, Munzier. Metode Dakwa. Jakarta: Prenada media, 2006.
Syakir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.
Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000.
Yahya, Toha Umar. Ilmu Dakwah. Jakarta: Wijaya, 1983.
Yunus, Muhammad. Kamus arab Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penerjemah , 1973.
INTERNET :
http://suc.metrotvnews.com/article/kliping/30. Diakses pada hari Minggu, 8 Mei
2016, pukul 11:30.
http://www.lpminstitut.com/2014/05/dzawin-berpesan-dalam-guyonan.html.
Diakses pada hari Senin, 23 Mei 20016 pukul 13:01 WIB
http://www.serupedia.com/2012/02/.sejarah-dan-asal-usul-stand-up-
comedy.html?m=1. diakses pada hari Minggu, 8 Mei 2016 Pukul 11:20.
https://www.youtube.com/watcah?v=Mg1YJW12WHk&spfreload=10.Diakses
pada hari Jumat, 4 Maret 2016 pukul 19:00
https://www.youtube.com/watch?v=pKBA2WmhTvc. diakses pada hari Jumat, 4
Maret 2016 pukul 19:00
http://id.wikipedia.org/wiki/Welnadi. Diakses pada hari Kamis, 31 Maret 2016
pukul 21:48.
http://id.wikipedia.org/wiki/Raditya_Dika. Diakses pada hari Jumat, 1 april 2016
pukul 2:43.
https://www.youtube.com/watch?v=ve6nFu9KrXc, Penyakit Hati Menyebabkan
Masuk Neraka, Diupload oleh Dzawin Ranger, Diakses pada 14 April
2016 Pukul 17:49 WIB.
https://www.youtube.com/watch?v=ve6nFu9KrXc, diakses pada tanggal 15 April
2016 pukul 18:24 WIB.
https://www.youtube.com/watcah?v=Mg1YJW12WHk&spfreload=10. Diakses
pada hari Juma‟at, 4 Maret 2016 Pukul 19:00.
https://www.youtube.com/watch?v=pKBA2WmhTvc. Diakses pada hari Jumat, 4
Maret 2016 pukul 19:00.
KEPIIENTERIAN AGAⅣ IAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTASILⅣ IU DAKWAH DAN ILPIIU KOⅣ IUNIKASI
relcpon/Fa、 1(021)7432728/74703580Jl 】r H Juanda No 95 Ciputat 15412 1ndoncsiaWebs"el l旦ェ、、ldkt Щ窒kana acidE_mJ「 dakwah〔′lUk ШШ山曼理■■堅≧旦
Nomor: Un.01/F5/PP.00.9/279/2016
Lallap : 1(satu)bundCl
Hal : Bilnbingan Skripsi
――― ―――― Telp. :Judul Skripsi :
Jakalta,02 Februari 2016
Kepada Yth.Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag.Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN SyarifHidayatullah J akarta
Assalamu'qlaikum Wr. Wb.
Bersama ini kami sampaikanmahasiswa Fakultas llmu Dakwahsebagai berikut,
NamaNomor PokokJurusar/KonsentrasiSemester
outline dan naskah proposal skripsi yang diajukan olehdan llmu Komunikasi UN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dinda Tiara Alflanti
ll12051000102Komunikasi dan Penyiaran lslam
VIH(Delapan)082226051294 __Retorika Dakwah dengan Stand Up Comedy (Study KasusStand-Up Comedy Dzawin Nur Ikram).
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalampenyusunan dan penyelesaian skripsinya selama 6 (enam) bulan dari tanggal 02 Februari2016 s.d. 02 Agustus 20t6.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.
Wqssalamu' alaikum Wr. Wb.
an.Dekan,Wakil Dekan Bidang Akademik
Tclmbusan:
1.Dekan2.Ketua Jllrusan Komunikasi dan Penyiaran lslam(KPI)
Ii3亮53100ル
KEM[ENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAPI NEGERI(UIN)SYARIF ⅡIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTASILMU DAKWAH DAN ILMU KOPIUNIKASI
Jl. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat I5412 IndonesiaWebsi te : www.fdkuinj akarta.ac.id
Tclp/Fax:(62-21)7432728/74703580Emaili dakwah@た k uittakalta ac id
NomorLarnpiranIlal
NamaNomor Pokol<Ten-rpat/Tanggal LahirSemesterJurr,rsan/I(onsentras i
Alan-ratTeip.
Tembusan :
1. Waliil Dekan Bidang Akademik2. Ketua .lurusan/Prodi Kon'rr-rnikasi clan Peni,iaran Islam
Un.01/F5/PP,00.9/1112/2016
1zin Penelitian(Skripsi)
.lakarta.04 April 2016
Kepada Yth.Dzarvin N Lrr ilrrarrdi
Ten-rpat
A.s s' alct mu' ol o i ku m Lh'. LIt b.
Delian Fakr-rltas ilrnu Dakvnah dan lln.iu Komunikasi UIN Syaril'Hida1'atLrllahJakarta menerangkar-i btrhu,a :
Dinda Tiara Alianti
ll12051000102Jakarta、 12 Ⅳlarct 1994
VIII(Dclapan)
Iくonlunikasi dan Penyiaran lslanl
Jl.Maruga 2 Pal■ lulang 2 Ciptltat Tangscl
082226051294
adalah benar mahasiswa aktif pacla Iral<ultas Dakwah dan IlmLr Konrunikasi LllNS1'arif HiclavatLrllal-i Jakarta vang akan urelalisanahan penelitian/nrencari data clalanrrangka penr"tlisan sl<ripsi berjr-rdul Ratoriku Dcrktttrh Dzott,in \:ur lkrum clulcrtn ,\tuntlUp Contedy.
SehubLn-rgan densan itLr. dir-nohon l<iranya Bapak/lbLr/Sclr. clapat
menerima/rnengizinkan mahasisu a kar-ni tersebut dalam pelaksanaan kegiutlndirnaksud.
Demikian, atas kerjasama dan bantuannva kami mengucapkan terima kasih.
W'as's u I amtr' uI u i ku nt W'r. Wb
Dekan
Subhan,ⅣIA110199303
HASIL WAWANCARA DENGAN DZAWIN NUR IKRAM
Hari, tanggal : Kamis, 7 April 2016
Alamat : Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (kampus beliau)
Waktu : pukul 15.00 WIB
1. Bagaimana latar belakang keluarga ka Dzawin, Pendidikan serta pengalaman
kaka dalam Bidang Oranisasi?
Jawab : latar belakang saya, saya dari keluarga yang biasa-biasa saja.
Ayah saya sudah meninggal sejak saya kecil, sedangkan ibu saya seorang
guru Agama Islam di salah satu sekolah. Saya lahir di Bogor pada tanggal 22
Agustus 1991. Almarhum ayah saya bernama Kosasih dan ibu saya bernama
Rosmaini. Awal pendidikan saya sekolah di sekolah dasar Rimba di Bogor ,
setelah lulus dari sana saya melanjutkan SMP dan SMA di Pondok Pesantre
Latansa di Banten. Setelah itu saya melanjutkan ke perguruan tinggi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas
Tarbiyah. Dan selama kuliah saya ikut dalam organisasi IMM (Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah), GPPI, IMAPA, HIMABO (Himpunan
Mahasiswa Bogor), Stand Up UIN.
2. Apa yang dimaksud dakwah itu sendiri menurut ka Dzawin?
Jawab : dakwah itu mengajak dan menganjurkan kapada kebaikan dan
bagaimana kita bisa menyampaikan apa yang harus disampaikan walau
hanya satu ayat, di mulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat untuk
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
3. Apakah fungsi dakwah menurut ka Dzawin?
Jawab : tujuan dari dakwah salah satunya yaitu Amar ma’ruf Nahyi
Munkar, pada intinya mengajak untuk ke jalan taqwa dan juga memberikan
penjelasan tentang hak dan batil. Dan tujuan Dzawin adalah untuk menjadi
motivator masyarakat dan mengajak untuk senantiasa menjalankan perintah-
Nya dan menjauhi apa yang dilarangNya.
4. Menurut kaka apa yang dimaksud dengan retorika?
Jawab : retorika adalah setiap ungkapan atau gaya seni berbicara, setiap
mubaligh atau orator ketika dia menyampaikan pesan kepada penontonnya
yang menjadi sasaranya sehingga mereka dapat mencerna dengan baik dan
apa yang orator sampaikan menyebabkan pendengarnya menjadi merasa
mendapat ilmu. Kemudia penonton bias memetik hikmahnya kemudian
termotivasi untuk mengamalkannya, karena daya tarik dari retorika yang
disampaikan orator tersebut telah tepat pada sasarannya.
5. Menurut kaka apa fungsi dari retorika?
Jawab : fungsi retorika yaitu agar penonton senang dan mudah
memahami apa yang disampaikan oleh comica, tanpa retorika, stand up
comedy akan sangat hambar dan monoton sehingga penonton akan jenuh
mendengarnya, maka dengan retorika dapat dikemas sedemikian rupa agar
menarik perhatian penonton dan pesan dakwah juga dapat diterima dengan
baik.
6. Apa hubungan retorika dengan stand up comedy?
Jawab : retorika dengan stand up comedy juga sangat berhubungan
karena stand up comedy adalah untuk berbicara yang bertujuan untuk
menghibur penonton dan retorika adalah sebagai alat untuk bagaimana stand
up comedy itu menjadi enak dan nyaman untuk didengar dan dipahami oleh
penonton. Saat stand up comedy seorang comica harus memiliki seni dan
gaya penyampaian maka disitulah retorika berperan untuk keberhasilan stand
up comedy itu sendiri.
7. Seperti yang aku lihat di beberapa penampilan stand up comedy kaka, kaka
suka menyelipkan unsur dakwah dan hal-hal yang berbau islami dan
pesantren. Apakah ada tujuan kaka berdakwah melalui stand up comedy?
Jawab : sebenarnya awalnya tidak niat untuk berdakwah, Ketika saya
diberi kesempatan beberapa menit untuk berbicara di hadapan orang banyak,
apalagi di TV Nasional, saya berpikir kenapa saya tidak menyampaikan
sesuatu yang lebih bermanfaat di dalam stand up comedy. Untuk itu ya saya
termotivasi untuk menyampaikan hal yang baik, sampaikanlah walau hanya
satu ayat.
8. Bagaimanakah perkembangan dakwah sekarang ini menurut ka Dzawin?
Jawab : perkembangan dakwah saat ini sebenarnya sudah sangat
berkembang pesat terlebih di dukung dengan media-media komunikasi yang
terbuka untuk menyiarkan agama Islam, jadi tidak ada alasan bagi seseorang
untuk tidak menyampaik suatu risalah. Jika seseorang tidak mampu
melakukan dakwah dengan lisan maka berpeluang menyampaikan dakwah
tersebut melalu media-media yang ada pada saat ini
9. Menurut kaka pentingkah memasukan pesan dakwah di dalam materi stand up
comedy?
Jawab : Menurut saya, memasukkan materi dakwah di dalam stand up
comedy itu adalah hal yang cukup penting dalam penampilannya. Karena dia
termotivasi bukan hanya membuat penonton tertawa dan terhibur saja,
melainkan ketika penonton selesai menyaksikan penampilan stand up nya
penonton dapat memetik pelajaran dari apa yang disampaikan oleh Dzawin di
atas panggung. Karena sebenarnya apabila kita menyampaikan pesan
dakwah terlalu serius maka akan menciptakan suasana yang bisa membuat
penonton bosan.
10. Sebelum stand up apa yang kaka persiapkan sebelumnya?
Jawab : untuk persiapan si tentunya ya, seperti fisik kan itu sangat
penting, jika fisik kita tidak fit kita mana mungkin bisa melakukan aktivitas.
Judul dan materi yang akan disampaikan juga disiapkan. Lalu sering-sering
latihan (open mic), dan juga berdoa kepada Allah sebelum tampil.
11. Bagaimanakah cara kaka mengemas materi stand up comedy agar menarik
bagi penonton?
Jawab : Penyusunan materi stand up comedy yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh
seorang comica, agar penampilan stand up comedy tersebut terarah dan
terkonsep secara matang serta tingkat keberhasilannya juga baik. Saya
berusaha merangkai bahan tersebut menjadi sebuah pokok-pokok
penyampaian yang memiliki arah dan tujuan yang jelas, jadi penonton tidak
kebingungan untuk memahaminya. Maka dari itu penyusanan dan
penguasaan materi menjadi hal yang penting dalam stand up comedy.
12. Menurut kaka bagaimana penggunaan bahasa yang harus digunakan saat stand
up comedy?
Jawab : dalam stand up comedy seorang comica harus menggunakan
bahasa yang mudah dipahami dan dicerna oleh penonton. Maka dari itu
seorang comica harus cerdas dalam menata bahasa, memilih kata yang
digunakan, serta mengemasnya dengan sangat menarik sehingga penonton
mau dan dengan mudah menangkap pesan yang disampaikan oleh comica.
Dalam retorika, bahasa lisan harus menggunakan kata-kata yang jelas, tepat,
dan menarik.
13. Menurut kaka apa yang menyebabkan kegagalan dalam penampilan stand up?
Jawab : penyebab kegagalan dalam penampilan stand up comedy salah
satunya yaitu kurang persiapan seperti menyiapkan materi apa yang akan
dibahas sehingga comica akan jadi bingung sendiri apa yang ingin
disampaikanya dan juga tidak tahu kemana arah pembicaraan yang
dimaksud. Penguasaan diri yang kurang juga bisa membuat penampilan
gagal karna grogi melihat penonton yang jumlahnya banyak.
14. Apa pesan kaka pada calon-calon comica yang akan datang?
Jawab : Jangan mudah menyerah, jangan takut untuk berusaha. Usaha
akan selalu berbanding lurus dengan hasil. Jangan mimpi setinggi langit
kalau usahanya hanya sedengkul.
Dzawin Nur Ikram
Nama : Bachrul Alam
Hari/Tanggal : Kamis, 7 April 2016-05-30
Tempat : Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pekerjaan : Mahasiswa, Comica
1. Bagaimana sosok Dzawin Nur Ikram di mata anda?
Jawab : saya kenal Dzawin sejak masih di pondok pesantren. menurut
saya dia adalah sosok yang bisa jadi panutan. Dia adalah sosok yang
memberikan banyak inspirasi terutama dalam stand up comedy.
2. Bagaimana pendapat anda tentang stand up comedy Dzawin Nur Ikram?
Jawab : stand up nya Dzawin cukup bagus, enak meski diulang berkali-
kali dan ada selipan materi Islam di dalam stand up nya.
3. Apakah anda menyukai cara penampilan stand up comedy yang dilakukan
oleh Dzawin?
Jawab : Sangat suka, dan saya banyak belajar tentang stand up dari beliau.
4. Apakah anda suka menangkap isi dari pesan dakwah yang ada dalam
beberapa penampilan stand up comedy Dzawin Nur Ikram?
Jawab : karena isi pesannya selalu tersirat dalam materinya yang lucu,
saya langsung bisa menangkap apa isi pesan tersebut dengan jelas.
5. Apakah menurut anda cara Dzawin Nur Ikram berdakwah lewat Stand Up
Comedy sudah cukup efektif?
Jawab : sangat efektif untuk anak muda zaman sekarang, dan memberikan
pandangan tentang ajaran Islam dari Dzawin.
6. Apakah retorika yang Dzawin gunakan bagus, apa alasanya?
Jawab : sangat bagus, karena ia bisa dengan mudah mengajak penonton
larut dalam materi stand up nya dan ia juga memiliki seni berbicara yang
sangat bagus.
7. Apakah Dzawin sering berdakwah dan menyampaikan pesan islam di
dalam penampilan stand up nya?
Jawab : cukup sering, namun selain pesan dakwah Dzawin juga sering
menyampaikan pesan tentang sosial, masyarakat, bahkan politik.
Bachrul Alam
Nama : Fidi
Hari/ Tanggal : Kamis, 7 April 2016
Tempat : Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pekerjaan : Mahasiswa/ Comica
1. Bagaimana sosok Dzawin Nur Ikram di mata anda?
Jawab : Dzawin adalah sosok teman satu komunitas yang seru, asik,
menyenangkan dan juga selalu mengajarkan bagaimana menjadi comica
yang baik kepada teman satu komunitas Stand Up UIN.
2. Bagaimana pendapat anda tentang stand up comedy Dzawin Nur Ikram?
Jawab : stand up nya Dzawin itu lucu dan bergizi. Bergizi karena ada
pesan penting yang disampaikan di dalam stand up nya.
3. Apakah anda menyukai cara penampilan stand up comedy yang dilakukan
oleh Dzawin?
Jawab : sangat suka, karena Dzawin dapat stand up seakan-akan sedang
mengobrol dengan penontonnya.
4. Apakah anda suka menangkap isi dari pesan dakwah yang ada dalam
beberapa penampilan stand up comedy Dzawin Nur Ikram?
Jawab : iya saya selalu menangkap pesan pentingnya karena tersirat di
dalam penampilannya.
5. Apakah menurut anda cara Dzawin Nur Ikram berdakwah lewat Stand Up
Comedy sudah cukup efektif?
Jawab : sangat efektif, karena sekarang ini anak muda lebih tertarik untuk
menyaksikan stand up daripada menyaksikan ceramah dari ustad.
6. Apakah retorika yang Dzawin gunakan bagus, apa alasanya?
Jawab : retorika yang digunakan Dzawin sangat bagus, karena dia
mempunyai kemampuan beribicara di atas panggung seakan-akan sedang
mengobrol dengan penonton yang menyaksikannya dan tidak terkesan
menggurui.
7. Apakah Dzawin sering berdakwah dan menyampaikan pesan islam di
dalam penampilan stand up nya?
Jawab : iya cukup sering di beberapa penampilannya.
Fidi
Dzawin Saat Tampil Stand Up Comedy
Dzawin Bersama Teman-Teman Comica
DOKUMENTASI
Penulis Bersama Dzawin Nur Ikram