retinopati .docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/27/2019 retinopati .docx

    1/12

    1. Memahami dan Menjelaskan Retinopati Diabeticum4.1. Definisi

    Retinopati diabetes non proliferatif adalah cerminan klinis dari

    hiperpermeabilitas dan inkompetens pembuluh darah yang terkena. Kapiler

    membentuk kantung-kantung kecil menonjol seperti titik-titik yang disebut

    mikroaneurisma, sedangkan vena retina mengalami dilatasi dan berkelok-kelok. Retinopati diabetika terjadi karena diabetes mellitus yang tak terkontrol

    dan diderita lama. Pada makula terjadi hipoksia yang menyebabkan timbulnya

    angiopati dan degenerasi retina. Angiopati dapat menyebabkan

    mikroaneurisma dan eksudat lunak. Sedangkan mikroaneurisma dapat

    menimbulkan perdarahan. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya retinopati

    adalah :

    Terjadi karena adanya perubahan dinding arteri Adanya komposisi darah abnormal Meningkatnya agregasi platelet dari plasma menyebabkan terbentuknya

    mikrothrombin

    Gangguan endothelium kapiler menyebabkan terjadinyakebocoran kapiler, selanjutnya terjadi insudasi dinding kapiler dan

    penebalan membran dasar dan diikuti dengan eksudasidinding

    haemorhagic dengan udem perikapiler

    Perdarahan kapiler dapat terjadi di retina dalam sybhyaloid dimanaletaknya di depan jaringan retina. Hemoraghi tidak terjadi intravitreal

    tetapi terdapat dalam ruangvitreo retinal yang tersisa karena vitreus

    mengalami retraksi

    Aliran darah yang kurang lancar dalam kapiler-kapiler,sehingga terjadi hipoksiarelatif di retina yang merangsang

    pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah yang baru. Perubahan arteriosklerotik dan insufisiensi koroidal Hipertensi yang kadang-kadang mengiringi diabetes

    4.3. KlasifikasiSecara umum klasifikasi retinopati diabetik dibagi menjadi :

    1. Retinopati diabetik non proliferatif.Merupakan stadium awal dari proses penyakit ini. Selama menderita

    diabetes, keadaan ini menyebabkan dinding pembuluh darah kecil pada

    mata melemah. Timbul tonjolan kecil pada pembuluh darah tersebut

    (mikroaneurisma) yang dapat pecah sehingga membocorkan cairan dan

    protein ke dalam retina. Menurunnya aliran darah ke retina menyebabkanpembentukan bercak berbentuk cotton wool berwarna abu-abu atau

    putih. Endapan lemak protein yang berwarna putih kuning (eksudat yang

    keras) juga terbentuk pada retina. Perubahan ini mungkin tidak

    mempengaruhi penglihatan kecuali cairan dan protein dari pembuluh darah

    yang rusak menyebabkan pembengkakan pada pusat retina (makula).

    Keadaan ini yang disebut makula edema, yang dapat memperparah pusat

    penglihatan seseorang. (Lihat gambar).

  • 7/27/2019 retinopati .docx

    2/12

    Gambar Retinopati diabetik non proliferatif .

    2. Retinopati diabetik preproliferatif

    Gambar Retinopati diabetik preproliferatif .

    3. Retinopati diabetik proliferative.Retinopati nonproliferatif dapat berkembang menjadi retinopati proliferatif

    yaitu stadium yang lebih berat pada penyakit retinopati diabetik. Bentuk

    utama dari retinopati proliferatif adalah pertumbuhan (proliferasi) daripembuluh darah yang rapuh pada permukaan retina. Pembuluh darah yang

    abnormal ini mudah pecah, terjadi perdarahan pada pertengahan bola mata

    sehingga menghalangi penglihatan. Juga akan terbentuk jaringan parut

    yang dapat menarik retina sehingga retina terlepas dari tempatnya. Jika

    tidak diobati, retinopati proliferatif dapat merusak retina secara permanen

    serta bahagian-bahagian lain dari mata sehingga mengakibatkan

    kehilangan penglihatan yang berat atau kebutaan.

    Gambar Retinopati diabetik proliferatif.

    4.4. PatofisiologiRetina merupakan suatu struktur berlapis ganda dari fotoreseptor dan sel saraf.

    Kesehatan dan aktivitas metabolisme retina sangat tergantung pada jaringan

    kapiler retina.Kapiler retina membentuk jaringan yang menyebar ke seluruh permukaan

    retina kecuali satudaerah yang disebut fovea. Kelainan dasar dari berbagai bentukretinopati diabetik terletak pada kapiler retina tersebut. Dinding kapiler retina

  • 7/27/2019 retinopati .docx

    3/12

    terdiri dari tiga lapisan dari luar ke dalamyaitu sel perisit, membran basalis dan sel

    endotel.

    Sel perisit dan endotel dihubungkan oleh pori yang terdapat pada membran sel

    yangterletak diantara keduanya. Dalam keadaan normal, perbandingan jumlah

    sel perisit dan sel endotel kapiler retina adalah 1 : 1 sedangkan pada kapiler perifer 20 : 1.

    Sel perisit berfungsimempertahankan struktur kapiler, mengatur kontraktilitas,membantu mempertahankan fungsi barrier dan transportasi kapiler serta mengendalikan

    proliferasi endotel. Membran basalis berfungsi sebagai barrier dengan mempertahankan

    permeabilitas kapiler agar tidak terjadi kebocoran. Sel endotel saling berikatan

    satu sama lain dan bersama - sama dengan matriks ekstrasel dari membran basalis

    membentuk barrier yang bersifat selektif terhadap beberapa jenis protein dan

    molekul kecil.Perubahan histopatologis pada kapiler retinopati diabetik

    dimulai dari penebalanmembran basalis, hilangnya perisit dan proliferasi endotel dimana

    keadaan lanjut perbandingan antara sel endotel dengan sel perisit dapat mencapai 10 : 1.

    Patofisiologi retinopati diabetik melibatkan lima proses dasar yang terjadi di tingkat

    kapiler yaitu :

    1. Pembentukan mikroaneurisma2. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah3. Penyumbatan pembuluh darah4. Proliferasi pembuluh darah baru dan jaringan fibrosa di retina5. Kontraksi dari jaringan fibrosis kapiler dan vitreus.

    Penyumbatan dan hilangnya perfusi menyebabkan iskemia retina

    sedangkan kebocoran dapat terjadi pada semua komponen darah. Kebutaan

    akibat retinopati diabetik dapat terjadi melalui mekanisme berikut :

    1. Edema makula atau nonperfusi kapiler2. Pembentukan pembuluh darah baru pada retinopati proliperatif dan

    kontraksi jaringan fibrosis menyebabkan ablasio retina

    (retinal detachment )

    3. Pembuluh darah baru yang terbentuk menimbulkan perdarahan vitreus danpreretina

    4. Pembentukan pembuluh darah baru dapat menimbulkan glaukoma.Edema makula merupakan stadium yang paling berat dari retinopati

    diabetik non proliferatif. Pada keadaan ini terdapat penyumbatan kapiler

    mikrovaskuler dan kebocoran plasma yang lanjut disertai iskemik pada

    dinding retina (cotton wall spot), infark pada lapisan serabut saraf. Hal ini

    menimbulkan area non perfusi yang luas dan kebocoran darah atau plasma

    melalui endotel yang rusak. Ciri khas dari edema makula adalah cottonwall spot, intra retina mikrovaskuler abnormal (IRMA), dan rangkaian

    vena yang seperti manikmanik. Bila satu dari keempatnya dijumpai maka

    ada kecenderungan progresif.

    Retinopati diabetik non proliferatif dapat mempengaruhi fungsi

    penglihatan melalui dua mekanisme yaitu:

    1. Perubahan sedikit demi sedikit daripada pembentukan kapiler dari intraretina yang menyebabkan iskemik makular.

    2. Peningkatan permeabilitas pembuluh retina yang menyebabkan edemamakular.

    Kebutaan pada Retinopati Diabetik

  • 7/27/2019 retinopati .docx

    4/12

    Penyebab kebutaan pada retinopati diabetik dapat terjadi karena 4 proses

    berikut, antara lain:

    1) Retinal Detachment (Ablasio Retina)

    Peningkatan sintesis growth factor pada retinopati diabetik juga akanmenyebabkan peningkatan jaringan fibrosa pada retina dan corpus vitreus. Suatu saat

    jaringan fibrosis ini dapat tertarik karena berkontraksi, sehingga retina juga ikut

    tertarik dan terlepas dari tempat melekatnya di koroid. Proses inilah yang

    menyebabkan terjadinya ablasio retina pada retinopati diabetik.

    2) Oklusi vaskular retina

    Penyempitan lumen vaskular dan trombosis sebagai efek dari proses

    biokimiawi akibat hiperglikemia kronis pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya

    oklusi vaskular retina. Oklusi vena sentralis retina akan menyebabkan terjadinya vena

    berkelok-kelok apabila oklusi terjadi parsial, namun apabila terjadi oklusi total akandidapatkan perdarahan pada retina dan vitreus sehingga mengganggu tajam

    penglihatan penderitanya. Apabila terjadi perdarahan luas, maka tajam penglihatan

    penderitanya dapat sangat buruk hingga mengalami kebutaan. Perdarahan luas ini

    biasanya didapatkan pada retinopati diabetik dengan oklusi vena sentral, karena

    banyaknya dinding vaskular yang lemah.

    Selain oklusi vena, dapat juga terjadi oklusi arteri sentralis retina. Arteri yang

    mengalami penyumbatan tidak akan dapat memberikan suplai darah yang berisi

    nutrisi dan oksigen ke retina, sehingga retina mengalami hipoksia dan terganggu

    fungsinya. Oklusi arteri retina sentralis akan menyebabkan penderitanya mengeluh

    penglihatan yang tiba-tiba gelap tanpa terlihatnya kelainan pada mata bagian luar.Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat seluruh retina berwarna pucat.

    3) Glaukoma

    Mekanisme terjadinya glaukoma pada retinopati diabetik masih belum jelas.

    Beberapa literatur menyebutkan bahwa glaukoma dapat terjadi pada retinopati

    diabetik sehubungan dengan neovaskularisasi yang terbentuk sehingga menambah

    tekanan intraokular.

    4.5. Patogenesis

    http://decfinder.files.wordpress.com/2011/02/ablasio-retinal-rd.pnghttp://decfinder.files.wordpress.com/2011/02/ablasio-retinal-rd.png
  • 7/27/2019 retinopati .docx

    5/12

    Ada tiga proses biokimiawi yang diduga berkaitan dengan timbulnya retinopati diabetik

    yaitu jalur poliol, glikasi nonenzimatik dan pembentukan protein kinase C dan

    pembentukan reactive oxygen speciasi (ROS)

    Mekanisme terjadinya RD masih belum jelas, namun beberapa studi

    menyatakan bahwa hiperglikemi kronis merupakan penyebab utama kerusakan

    multipel organ. Komplikasi hiperglikemia kronis pada retina akan menyebabkanperfusi yang kurang adekuat akibat kerusakan jaringan pembuluh darah organ,

    termasuk kerusakan pada retina itu sendiri.Terdapat 4 proses biokimiawi yang terjadi

    pada hiperglikemia kronis yang diduga berhubungan dengan timbulnya retinopati

    diabetik, antara lain:

    1) Akumulasi Sorbitol

    Produksi berlebihan serta akumulasi dari sorbitol sebagai hasil dari aktivasi

    jalur poliol terjadi karena peningkatan aktivitas enzim aldose reduktase yang terdapat

    pada jaringan saraf, retina, lensa, glomerulus, dan dinding pembuluh darah akibat

    hiperglikemi kronis. Sorbitol merupakan suatu senyawa gula dan alkohol yang tidakdapat melewati membrana basalis sehingga akan tertimbun dalam jumlah yang

    banyak dalam sel. Kerusakan sel terjadi akibat akumulasi sorbitol yang bersifat

    hidrofilik sehingga sel menjadi bengkak akibat proses osmotik.

    Selain itu, sorbitol juga meningkatkan rasio NADH/NAD+ sehingga

    menurunkan uptake mioinositol. Mioinositol berfungsi sebagai prekursor sintesis

    fosfatidilinositol untuk modulasi enzim Na-K-ATPase yang mengatur konduksi

    syaraf. Secara singkat, akumulasi sorbitol dapat menyebabkan gangguan konduksi

    saraf.

    Percobaan pada binatang menunjukkan inhibitor enzim aldose reduktase(sorbinil) yang bekerja menghambat pembentukan sorbitol, dapat mengurangi atau

  • 7/27/2019 retinopati .docx

    6/12

    memperlambat terjadinya retinopatik diabetik. Namun uji klinik pada manusia belum

    menunjukkan perlambatan dari progresifisitas retinopati.

    2) Pembentukan protein kinase C (PKC)

    Dalam kondisi hiperglikemia, aktivitas PKC di retina dan sel endotel vaskularmeningkat akibat peningkatan sintesis de novo dari diasilgliserol, yang merupakan

    suatu regulator PKC dari glukosa. PKC diketahui memiliki pengaruh terhadap

    agregasi trombosit, permeabilitas vaskular, sintesis growth factordan vasokonstriksi.

    Peningkatan PKC secara relevan meningkatkan komplikasi diabetika, dengan

    mengganggu permeabilitas dan aliran darah vaskular retina.

    Peningkatan permeabilitas vaskular akan menyebabkan terjadinya ekstravasasi

    plasma, sehingga viskositas darah intravaskular meningkat disertai dengan

    peningkatan agregasi trombosit yang saling berinteraksi menyebabkan terjadinya

    trombosis. Selain itu, sintesis growth factor akan menyebabkan peningkatan

    proliferasi sel otot polos vaskular dan matriks ekstraseluler termasuk jaringan fibrosa,sebagai akibatnya akan terjadi penebalan dinding vaskular, ditambah dengan aktivasi

    endotelin-1 yang merupakan vasokonstriktor sehingga lumen vaskular makin

    menyempit. Seluruh proses tersebut terjadi secara bersamaan, hingga akhirnya

    menyebabkan terjadinya oklusi vaskular retina.

    3) PembentukanAdvanced Glycation End Product(AGE)

    Glukosa mengikat gugus amino membentuk ikatan kovalen secara non

    enzimatik. Proses tersebut pada akhirnya akan menghasilkan suatu senyawa AGE.

    Efek dari AGE ini saling sinergis dengan efek PKC dalam menyebabkan peningkatan

    permeabilitas vaskular, sintesis growth factor, aktivasi endotelin 1 sekaligus

    menghambat aktivasi nitrit oxide oleh sel endotel. Proses tersebut tentunya akan

    meningkatkan risiko terjadinya oklusi vaskular retina.

    AGE terdapat di dalam dan di luar sel, berkorelasi dengan kadar glukosa.

    Akumulasi AGE mendahului terjadinya kerusakan sel. Kadarnya 10-45x lebih tinggi

    pada DM daripada non DM dalam 5-20 minggu. Pada pasien DM, sedikit saja

    kenaikan glukosa maka meningkatkan akumulasi AGE yang cukup banyak, dan

    akumulasi ini lebih cepat pada intrasel daripada ekstrasel.

    4) PembentukanReactive Oxygen Speciesi (ROS)

    ROS dibentuk dari oksigen dengan katalisator ion metal atau enzim yang

    menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2), superokside (O2-). Pembentukan ROS

    meningkat melalui autooksidasi glukosa pada jalur poliol dan degradasi AGE.

    Akumulasi ROS di jaringan akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif yang

    menambah kerusakan sel.

    Kerusakan sel yang terjadi sebagai hasil proses biokimiawi akibat

    hiperglikemia kronis terjadi pada jaringan saraf (saraf optik dan retina), vaskular

    retina dan lensa. Gangguan konduksi saraf di retina dan saraf optik akan

    menyebabkan hambatan fungsi retina dalam menangkap rangsang cahaya danmenghambat penyampaian impuls listrik ke otak. Proses ini akan dikeluhkan

  • 7/27/2019 retinopati .docx

    7/12

    penderita retinopati diabetik dengan gangguan penglihatan berupa pandangan kabur.

    Pandangan kabur juga dapat disebabkan oleh edema makula sebagai akibat

    ekstravasasi plasma di retina, yang ditandai dengan hilangnya refleks fovea pada

    pemeriksaan funduskopi.

    Neovaskularisasi yang tampak pada pemeriksaan funduskopi terjadi karenaangiogenesis sebagai akibat peningkatan sintesisgrowth factor, lebih tepatnya disebut

    Vascular Endothelial Growt Factor(VEGF). Sedangkan kelemahan dinding vaksular

    terjadi karena kerusakan perisit intramural yang berfungsi sebagai jaringan

    penyokong dinding vaskular. Sebagai akibatnya, terbentuklah penonjolan pada

    dinding vaskular karena bagian lemah dinding tersebut terus terdesak sehingga

    tampak sebagai mikroaneurisma pada pemeriksaan funduskopi. Beberapa

    mikroaneurisma dan defek dinding vaskular lemah yang lainnya dapat pecah hingga

    terjadi bercak perdarahan pada retina yang juga dapat dilihat pada funduskopi. Bercak

    perdarahan pada retina biasanya dikeluhkan penderita dengan floaters atau benda

    yang melayang-layang pada penglihatan.

    4.6. Gambaran Klinis

    Pada retinopati diabetes nonproliferatif dapat terjadi perdarahan pada semua

    lapisan retina.

    Adapun gejala subjektif dari retinopati diabetes non proliferatif adalah:

    Penglihatan kabur Kesulitan membaca Penglihatan tiba-tiba kabur pada satu mata Melihat lingkaran-lingkaran cahaya Melihat bintik gelap dan cahaya kelap-kelipSedangkan gejala objektif dari retinopati diabetes non proliferative diantaranya

    adalah:

    MikroaneurismaMikroaneurisma merupakan penonjolan dinding kapiler terutama daerah

    vena, dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak di dekat

    pembuluh darah terutama polus posterior. Kadang pembuluh darah ini demikian

    kecilnya sehingga tidak terlihat. Mikroaneurisma merupakan kelainan diabetes

    mellitus dini pada mata .

    Gambar Mikroaneurisma dan Perdarahan Intraretina

  • 7/27/2019 retinopati .docx

    8/12

    Gambar Blot hemorrhages dan microaneurysms .

    Dilatasi pembuluh darah balikDilatasi pembuluh darah balik dengan lumennya yang ireguler dan

    berkelok-kelok. Hal ini terjadi akibat kelainan sirkulasi, dan kadang-

    kadang disertai kelainan endotel dan eksudasi plasma.

    Gambar Dilatasi pembuluh darah balik.

    Perdarahan (haemorrhages)Perdarahan dapat dalam bentuk titik, garis, dan bercak yang biasanya terletakdekat mikroaneurisma di polus posterior. Bentuk perdarahan dapat memberikan

    prognosis penyakit dimana perdarahan yang luas memberikan prognosis yang lebih

    buruk dibandingkan dengan perdarahan yang kecil. Perdarahan terjadi akibat

    gangguan permeabilitaspada mikroaneurisma atau pecahnya kapiler. 6,8,15

    Gambar Perdarahan pada retinopati diabetik nonproliferatif.

    Hard eksudatHard eksudat merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina. Gambarannya khusus

    yaitu ireguler dan berwarna kekuning-kuningan. Pada permulaan eksudat berupa

    pungtata, kemudian membesar dan bergabung.

  • 7/27/2019 retinopati .docx

    9/12

    Gambar Edema makula dan hard eksudat di fovea .

    Edema retinaEdema retina ditandai dengan hilangnya gambaran retina terutama di daerah

    makula. Edema dapat bersifat fokal atau difus dan secara klinis tampak sebagai retina

    yang menebal dan keruh disertai mikroaneurisma dan eksudat intra retina. Dapat

    berbentuk zona-zona eksudat kuning kaya lemak, berbentuk bundar disekitar

    kumpulan mikroaneurisma dan eksudat intra retina (lihat gambar 14).

    Edema makular signifikan secara klinis (Clinically significant macularoedema (CSME)) jika terdapat satu atau lebih dari keadaan dibawah ini:

    Edema retina 500 m (1/3 diameter diskus) pada fovea sentralis. Hard eksudat jaraknya 500 mdari fovea sentralis, yang berhubungan

    dengan retina yang menebal.

    Edema retina yang berukuran 1 disk (1500 m) atau lebih, dengan jarakdari fovea sentralis 1 disk.

    Gambar Funduskopi makula normal.

    Gambar Funduskopi edema makula.

  • 7/27/2019 retinopati .docx

    10/12

    Gambar Retinopati diabetik perdarahan intra retina yang banyak,

    mikroaneurisma,hard eksudat, cotton wool spot.

    Vision of normal and diabetic people.

    4.7. DiagnosisRetinopati diabetik didiagnosis berdasarkan :

    1. AnamnesisAdanya riwayat diabetes mellitus, penurunan ketajaman penglihatan yang

    terjadi secara perlahan-lahan tergantung dari lokasi, luas dan beratnya

    kelainan.

    2. Pemeriksaan Fisis Tes ketajaman penglihatan Dilatasi pupil

    3. Pemeriksaan Penunjang Fundal flourescein angiography Pemotretan dengan memakai film berwarna Oftalmoskopi

    Slit lamp biomicroscopy

    Ocular Coherence Tomography (OCT); suatu pemeriksaan yangmenyerupai ultrasound yang digunakan untuk mengukur tekanan

    intraocular.

    http://decfinder.files.wordpress.com/2011/02/retinopati-dm-vision.pnghttp://decfinder.files.wordpress.com/2011/02/retinopati-dm-vision.png
  • 7/27/2019 retinopati .docx

    11/12

    Digital retinal screening programs, sebuah program sistematik untukdeteksi dini penyakit mata termasuk retinopati diabetik.

    4.8. Pencegahan dan Pengobatan

    Pencegahan dan pengobatan retinopati diabetic merupakan upaya yang

    harus dilakukan bersama untuk mencegah atau menunda timbulnya retinopatidan juga untuk memperlambat perburukan retinopati. Tujuan utama

    pengobatan retinopati diabetic ialah untuk mencegah terjadinya kebutaan

    permanen. Metode pencegahan dan pengobatan retinopati diabetic saat ini

    meliputi :

    1.Kontrol glukosa darah

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pengontrolan kadar glukosa

    darah yang baik secara signifikan menurunkan resiko perkembangan

    retinopati diabetic dan juga progresivitasnya

    2.Kontrol tekanan darah

    3.Ablasi kelenjar hipofisis melalui pembedahan atau radiasi (jarang

    dilakukan)

    4.Laser koagulasiPerkembangan laser fotokoagulasi retina secara dramatis telah

    mengubah penanganan retinopati diabetic. Penggunaan cahaya yang

    terfokus untuk mengkauter retina telah dipraktiskan sejak beberapa

    tahun dan hasilnya telah dikonfirmasi melalui percobaan klinikal yang

    ekstensif untuk kedua penyakit NPDR dan PDR dan jjuga untuk

    beberapa tipe makulopati. Mekanisme kerja yang jelas tidak diketahuitapi telah dicadangkan bahwa fotokoagulasi lokasi sistemik mencegah

    pembebasan sesuatu yang belum diidentifikasi, factor vasoformatif

    pada penyakit proliferative. Penanganan ini harus dilakukan pada

    stadium awal. Foto koagulasi untuk NPDR dengan macula udem yang

    signifikan secara klinis disebut fotokoagulasi macula, manakala

    fotokoagulasi luas untuk PDR disebut fotokoagulas panp-retinal.

    4.9. Komplikasi

    Komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah:

    Perdarahan vitreus body Ablasio retina

    4.10. PrognosisPemahaman yang lebih baik terhadap retinopati diabetic melalui

    pangaplikasian metode investigasi yang lebih akurat, seperti angiografi fluorescein,

    indirek oftalmoskopi secara rutin, slit lamp mikroskop, foto fundus berseri

    pengguanaan ultrasound juga dianggap penting. Dengan metode ini juga angka

    kebutaan bisa dikurangi kecuali pada situasi masalah social atau masalah lain.

    Pendidikan pada pasien sangat penting untuk memperoleh perbaikan dalam prognosis

    pengobatan untuk pasien diabetes mellitus. Setelah 20 tahun, 75% daripada pasiendiabetic dengan PDR akan menjadi buta jika diobati dalam masa 5 tahun.

  • 7/27/2019 retinopati .docx

    12/12

    Kontrol optimal terhadap kadar glukosa darah dapat mencegah komplikasi

    retinopati yang lebih berbahaya. Pada mata yang mengalami edema makuler dan

    iskemik yang bermakna akan memiliki prognosis yang lebih jelek dengan atau tanpa

    terapi laser, daripada mata dengan edema dan perfusi yang relative baik.