8
RESUME PNEUMOCOCCAL CONJUGATE VACCINE ( PCV ) 1. Pengertian Imunisasi Imunisasi adalah proses dimana seseorang dibuat kebal atau resisten terhadap penyakit menular, biasanya dengan pemberian vaksin (WHO, 2013). Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (PERMENKES RI, 2013). Imunisasi adalah proses memicu sistem kekebalan tubuh seseorang secara artifisial yang dilakukan melalui vaksinasi (imunisasi aktif) atau melalui pemberian antibodi (imunisasi pasif) (Peter, 2002). Dapat disimpulkan bahwa, imunisasi merupakan pemberian kekebalan terhadap seseorang dengan melalui cara aktif maupun pasif, sehingga bila terpapar oleh penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. 2. Macam-Macam Imunisasi Imunisasi di bagi menjadi 2 macam, yaitu : a. Imunisasi wajib Merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu, yaitu imunisasi BCG

Resume Vaksin Pcv

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pneumococcal Conjugate Vaccine

Citation preview

Page 1: Resume Vaksin Pcv

RESUME PNEUMOCOCCAL CONJUGATE VACCINE ( PCV )

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah proses dimana seseorang dibuat kebal atau resisten terhadap

penyakit menular, biasanya dengan pemberian vaksin (WHO, 2013).

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan

penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (PERMENKES RI,

2013).

Imunisasi adalah proses memicu sistem kekebalan tubuh seseorang secara

artifisial yang dilakukan melalui vaksinasi (imunisasi aktif) atau melalui pemberian

antibodi (imunisasi pasif) (Peter, 2002).

Dapat disimpulkan bahwa, imunisasi merupakan pemberian kekebalan terhadap

seseorang dengan melalui cara aktif maupun pasif, sehingga bila terpapar oleh penyakit

tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.

2. Macam-Macam Imunisasi

Imunisasi di bagi menjadi 2 macam, yaitu :

a. Imunisasi wajib

Merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk seseorang

sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan

masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu, yaitu imunisasi BCG (Bacillus

Calmette Guerin), Hepatitis B, DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), Polio dan Campak

(PERMENKES RI, 2013).

b. Imunisasi pilihan

Jenis imunisasi pilihan dapat berupa imunisasi Haemophillus influenza tipe b

(Hib), Pneumokokus, Rotavirus, Influenza, Varisela, Measles Mumps Rubella,

Demam Tifoid, Hepatitis A, Human Papilloma Virus (HPV), dan Japanese

Encephalitis (PERMENKES RI, 2013).

Page 2: Resume Vaksin Pcv

3. Pengertian Vaksin

Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi

dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme

yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang bila diberikan kepada

seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi

tertentu (PERMENKES RI, 2013).

Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu

menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia (FI edisi IV, 1995).

Dapat disimpulkan bahwa, vaksin merupakan zat kuman yang dilemahkan

infeksiusnya yang mampu menimbulkan kekebalan spesifik terhadap suatu penyakit.

4. Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV)

a. Pengertian PCV

Pneumococcal Conjugate Vaccine merupakan suatu vaksin untuk mencegah

infeksi Streptococcus pneumoniae. Streptococcus pneumoniae adalah bakteri yang

dapat menyebabkan Invasive Pneumococcal Disease (IPD) yaitu meningitis, sepsis,

otitis media, bakteremia dan pneumonia. Saah satu jenis vaksin yang terdapat di

Indonesia adalah Synflorix (Ipd, Prevnar, & Pcv, 2011).

Synflorix merupakan vaksin PCV-10 yang sudah tersedia di Indonesia. PCV-

10 berarti pada Synflorix terdapat 10 antigen Pneumococcus. Synflorix dapat

melindungi anak dari 10 antigen/strain Pneumococcus. Perlu diketahui bahwa jumlah

strain bakteri Pneumococcus mencapai lebih dari 90 strain. Synflorix hanya

mempunyai efek proteksi terhadap 10 strain Pneumococcus sesuai dengan jumlah dan

jenis antigen yang terkandung di dalamnya. Meskipun demikian, 10 antigen yang

terkandung dalam Synflorix merupakan antigen paling sering yang menyebabkan

infeksi pada anak-anak. Sehingga diharapkan imunisasi tersebut mempunyai efek

dapat mencegah penyakit IPD (Ipd et al., 2011).

Adapun jumlah dan jenis antigen yang terkandung dalam Synflorix (pada

setiap 0,5 ml vaksin) adalah :

1) Pneumococcal polysaccharide serotype 1 : 1 microgram

2) Pneumococcal polysaccharide serotype 4 : 3 microgram

3) Pneumococcal polysaccharide serotype 5 : 1 microgram

4) Pneumococcal polysaccharide serotype 6B : 1 microgram

5) Pneumococcal polysaccharide serotype 7F : 1 microgram

Page 3: Resume Vaksin Pcv

6) Pneumococcal polysaccharide serotype 9V : 1 microgram

7) Pneumococcal polysaccharide serotype 14 : 1 microgram

8) Pneumococcal polysaccharide serotype 18C : 3 microgram

9) Pneumococcal polysaccharide serotype 19F : 3 microgram

10) Pneumococcal polysaccharide serotype 23F : 1 microgram

Synflorix berbeda dengan Prevenar-7 (yang hanya mengandung 7 antigen

(PCV-7)) dan Prevnar 13 (yang mengandung 13 antigen, PCV-13). Vaksin Prevnar 13

saat ini juga sudah tersedia di Indonesia (Ipd et al., 2011).

b. Tujuan diberikannya PCV

Imunisasi bertujuan untuk turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian

akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) (PERMENKES RI,

2013).

Adapun tujuan dari pemberian PCV khususnya Synflorix adalah untuk

mencegah terjadinya infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus pneumonia, seperti

meningitis, sepsis, otitis media, bakteremia dan pneumonia (Ipd et al., 2011).

c. Rekomendasi

Vaksin polisakarida konjugat (PVC) direkomendasikan pada :

1) Semua anak sehat usia 2 bulan–5 tahun.

2) Anak dengan risiko tinggi IPD termasuk anak dengan asplenia baik kongenital

atau didapat, termasuk anak dengan penyakit sickle cell, splenic dysfunction dan

HIV. Imunisasi diberikan dua minggu sebelum splenektomi.

3) Pasien dengan imunokompromais yaitu HIV/AIDS, sindrom nefrotik, multipel

mieloma, limfoma, penyakit Hodgkin, dan transplantasi organ.

4) Pasien dengan imunokompeten yang menderita penyakit kronis yaitu penyakit

paru atau ginjal kronis, diabetes.

5) Pasien kebocoran cairan serebrospinal.

6) Selain itu juga dianjurkan pada anak yang tinggal di rumah yang huniannya padat,

lingkungan merokok, di panti asuhan dan sering terserang akut otitis media.

(PERMENKES RI, 2013)

Page 4: Resume Vaksin Pcv

d. Jadwal dan dosis pemberian PCV

Synflorix diberikan dengan cara disuntikkan intramuscular (disuntikkan pada

otot) dipaha (anak di bawah 1 tahun) atau di lengan atas (anak besar/dewasa).

Imunisasi PCV diberikan 4 kali sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan oleh

IDAI. Dosis setiap pemberian adalah 0,5 ml (Ipd et al., 2011).

Menurut PERMENKES RI no. 42 thn 2013, jadwal dan dosis pemberian PCV

yaitu :

1) Vaksin PCV diberikan pada bayi umur 2, 4, 6 bulan dan diulang pada umur 12-15

bulan.

2) Pemberian PCV minimal umur 6 minggu.

3) Interval antara dua dosis 4-8 minggu.

4) Paling sedikit diberikan 2 bulan setelah dosis PCV ketiga.

5) Apabila anak datang setelah berusia lebih dari 7 bulan maka diberikan jadwal dan

dosis seperti pada tabel berikut ini :

Jadwal dan dosis vaksin polisakarida konjugat (PVC) untuk anak datang setelah

berusia lebih dari 7 bulan

Keterangan: (*) Interval dosis 1 dan 2 adalah 4 minggu. Dosis ketiga diberikan setelah 12 bulan,

paling sedikit 2 bulan setelah dosis kedua (#) Interval dosis 1 dan 2 minimal 2 bulan

(Rekomendasi IDAI, 2014)

Page 5: Resume Vaksin Pcv

e. Kontraindikasi

Efek samping yang cukup sering Efek samping yang jarang1) Nyeri, kemerahan, dan bengkak di

tempat suntikan2) Demam, suhu bisa mencapai 38 C

atau lebih3) Anak menjadi rewel4) Anak kehilangan nafsu makan

1) Reaksi alergi/anafilaksis

2) Diare

3) Menangis tanpa sebab yang jelas

(PERMENKES RI, 2013)

Synflorix PCV) sebaiknya tidak diberikan apabila :

1) Anak mempunyai riwayat alergi/hipersensitif terhadap zat aktif yang terkandung

di dalam vaksin. Tanda alergi adalah kulit kemerahan, gatal, sesak napas, atau

bengkak pada wajah dan bibir.

2) Anak sedang sakit infeksi yang ditandai dengan demam tinggi, suhu lebih dari 38

C. Apabila ada infeksi berat atau demam tinggi, imunisasi sebaiknya ditunda.

Apabila sakit ringan seperti pilek atau common cold, imunisasi dapat diberikan.

(Ipd et al., 2011).

Page 6: Resume Vaksin Pcv

DAFTAR PUSTAKA

http://www.elsevier.com/locate/vaccine

indonesian_ppsv.pdf

Ipd, P., Prevnar, V., & Pcv, I. (2011). Imunisasi PCV-10 : Synflorix, 1–2.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Imunisasi. Depkes RI : Jakarta.

Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Tahun 2014

Vaccine Information Statement (Interim) PCV13 Vaccine.pdf

Vaccine Information Statement.pdf

World Health Organization. Acute respiratory infection [online].; 2013